Laporan Keanggotaan PT Mustika Minanusa Aurora dalam Seafood Savers Ringkasan perkembangan perbaikan perikanan oleh PT Mustika Minanusa Aurora Tarakan periode Juli – Desember 2015
Mohammad Budi Santosa – Fisheries Officer
Informasi Umum 1. Lokasi Jumlah petambak No
Nama Supplier
: Tarakan – Bulungan –Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara : 11 pembudidaya yang terdaftar di Program Seafood Savers Lokasi tambak
Luas tambak yang terdaftar di Program Seafood Savers
1
Suminto Halim
Sungai Bara, Kabupaten Bulungan
Petak 5 = 5 Ha Petak 6 = 2Ha Petak 7 = 5 Ha Petak 8 = 5 Ha Petak 9 = 10 Ha Total = 27 Ha
2
Akin Sugianto
Pulau Tias, Kabupaten Bulungan
Petak 6 = 25 Ha
3
Edy Sulianto / Akhu
Tanjung Tiram, Kabupaten Tana Tidung
Petak 1 = 20 Ha Petak 2 = 20 Ha Petak 3 = 5 Ha Petak 4 = 12 Ha Petak 5 = 6 Ha Petak 6 = 9 Ha Total = 72 Ha
4
Rusli / H Nurdin
Tias Binai, Kabupaten Bulungan
Petak 1 = 25 Ha Petak 2 = 25 Ha Petak 3 = 25 Ha Petak 4 = 25 Ha Total = 100 Ha
5
H. Amir
Sungai Bara, Kabupaten Bulungan
Petak 1 = 10 Ha Petak 2 = 10 Ha Petak 3 = 10 Ha Total = 30 Ha
6
Sinar Windu Mas
Tanjung Tiram, Kabupaten Tana Tidung
Petak 1A = 8 Ha Petak 12A = 7 Ha Total = 15 Ha
7
Peter G /Akiang
Pulau Tibi, Kabupaten Bulungan
Petak 1 = 25 Ha
8
H. Ramli
Pulau Tibi, Kabupaten Bulungan
Petak 1 = 10 Ha Petak 2 = 7 Ha Petak 3 = 5 Ha Total = 22 Ha
9
H. Iwan
Pulau Mangkudulis Kecil, Kab Tana Tidung
Petak 1 = 10 Ha Petak 2 = 6 Ha Total = 16 Ha
10
H. Aco / Pak Lama
Betayau, Kabupaten Tana Tidung
Petak 1 = 10 Ha Petak 2 = 10 Ha Petak 3 = 10 Ha Petak 4 = 10 Ha Total = 40 Ha
11
H. Japar
PasPayau, Kabupaten Tana Tidung
Petak 1 = 9 Ha Petak 2 = 9 Ha Petak 3 = 3 Ha Total = 21 Ha
Peta lokasi tambak-tambak supplier PT MMA yang terdaftar di Program SS
Peta lokasi tambak supplier PT MMA yang terdaftar di Program SS (©WWF – Indonesia)
2. Praktik budi daya - Nama komoditas - Metode budi daya - Kisaran harga
: udang windu / black tiger shrimp (Penaeus monodon sp.) : budidaya tradisional tanpa pakan tanpa aerasi : IDR.200.000 – 280.000 per kg
Tambak-tambak udang di wilayah Kalimantan Utara merupakan tambak tradisional yang dikelola tanpa menggunakan pakan buatan maupun bantuan mekanisasi mesin, karena pada tipe tambak seperti ini hanya mengandalkan pakan alami berupa plankton. Luas tambak di Kalimantan Utara berkisar antara 5 – 50 Ha per petak, namun biasanya yang digunakan sebagai media pemeliharaan hanya pada bagian parit di sekeliling tambak yang berukuran lebar 3-5 meter dan kedalaman 1-2 meter. Satu siklus budidaya dilakukan selama 3 – 4 bulan, dan panen akan dilakukan pada saat surut terendah air laut. Penjualan udang di Kalimantan Utara menganut sistem jual bebas artinya tidak ada keharusan pembudidaya untuk menjual hasil panennya kepada salah satu pembeli. Penjualan hasil panen udang dilakukan melalui 2 cara, yaitu dari pembudidaya langsung ke perusahaan prossesing, atau pembudidaya menjual udang terlebih dulu ke penampung/pengepul (middle man) kemudian penampung tersebut akan menjual kembali ke perusahaan prossesing udang di Tarakan.
Foto kondisi tambak – tambak udang di Kalimantan Utara
Tambak udang di Kaltara (difoto dari atas)
Parit tambak udang di Kota Tarakan
(©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
(©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
Tambak udang di daerah Sungai Bara, Kabupaten Bulungan (©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
Ukuran / size udang windu tradisional dari Kalimantan Utara dibandingkan dengan udang dari tambak semi intensif dan intensif
Foto ukuran udang windu tradisional dari Kaltara (©PT Mustika Minanusa Aurora Tarakan)
Skema sistem penjualan udang yang berlaku di Kalimantan Utara
3. Kapasitas produksi Kapasitas produksi PT MMA sekitar 3.600 ton per tahun (berupa produk udang frozen block). Berbagai produk yang dihasilkan oleh PT MMA antara lain :
4. Ringkasan pelaksanaan AIP dalam pemenuhan Standar ASC-Shrimp yang dilakukan oleh PT MMA periode Juli – Desember 2015 adalah sebagai berikut : Prinsip 1 : Mematuhi semua hukum dan perundangan yang berlaku lokal dan nasional -
-
Pelaksanaan studi High Conservation Value oleh WWF-Indonesia pada kawasan tambak dan hutan mangrove di Muara Sungai Bulungan Kalimantan Utara, sebagai bahan rekomendasi bagi Pemerintah Provinsi Kalmantan Utara dalam menyusun RTRW Provinsi Kalimantan Utara, khususnya dalam menentukan kawasan perlindungan mangrove dan kawasan budidaya di pesisir Kalimantan Utara. Pembuatan buku Log Book administrasi tambak, untuk menampung seluruh dokumentasi dan catatan budidaya serta pelaksanaan AIP di tambak
Prinsip 2. Penempatan Tambak pada Lokasi yang Sesuai secara Lingkungan Sembari Melindungi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Alami Penting -
-
Komitmen PT MMA untuk melakukan penyusunan dokumen Biological Ecological Impact Assesment (BEIA) dan Participatory Social Impact Assesment (PSIA) sebagai persyaratan mutlak untuk menuju sertifikasi ASC. Penanaman mangrove oleh PT MMA dan para pembudidaya yang terdaftar di program SS sebagai bagian dari rehabilitasi hutan mangrove, hingga bulan Desember 2015 telah ditanam sebanyak 11.604 pohon atau 1,16 Ha (atau 0,54% dari total luas lahan yang harus direhabilitasi sebesar 214 Ha) Komitmen pembudidaya untuk melakukan perbaikan praktik budidaya sesuai dengan standar ASC, misalnya dengan melengkapi persyaratan administrasi sesuai dengan ketentuan, melakukan pencatatan aktivitas budidaya, serta tidak mengeksploitasi hewan yang dilindungi
Prinsip 3: Bangun dan Operasikan Tambak Dengan Mempertimbangkan Masyarakat Sekitar -
Komitmen PT MMA untuk melakukan penyusunan dokumen Participatory Social Impact Assesment (PSIA) sebagai persyaratan mutlak untuk menuju sertifikasi ASC. Komitmen PT MMA untuk membantu para pembudidaya yang terdaftar dalam program Seafood dalam untuk memenuhi persyaratan administrasi budidaya tambak yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta memperhatikan keseimbangan aktivitas tambak dengan kehidupan masyarakat yang terdampak aktivitas budidaya
Prinsip 4. Operasikan Tambak dengan Praktik Buruh yang Bertanggung Jawab
-
Komitmen PT MMA untuk membantu pembudidaya yang terdaftar dalam Program Seafood Savers dalam memenuhi hak-hak dan kewajiban pekerja tambak sesuai dengan peraturan yang berlaku Komitmen PT MMA untuk membantu pembudidaya terdaftar dalam Program Seafood Savers dalam menyediakan lingkungan kerja yang nyaman dan menjamin keselamatan pekerja tambak
Prinsip 5. Kelola Kesehatan dan Kesejahteraan Udang dengan Tindakan yang Bertanggungjawab -
Pencatatan aktivitas budidaya untuk memastikasn seluruh proses budidaya yang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku Palaksanaan praktik budidaya udang dengan memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan
Prinsip 6. Kelola Asal Induk, Seleksi Stok dan Dampak Pengelolaan Stok -
Komitmen PT MMA dalam membantu pembudidaya untuk mendapatkan benur yang benar-benar bebas penyakit
Prinsip 7. Menggunakan Sumber Daya secara Efisien Lingkungan dan Bertanggungjawab -
Komitment PT MMA untuk membantu pembudidaya yang terdaftar dalam program Seafood Savers untuk mengelola tambak dan lingkungan sekitarnya secara bijak dan bertanggung jawab, misalnya dengan mengelola, mengukur dan mencatat kualitas air tambak, sampah dan bahanbahan yang ditambahkan kedalam tambak selama aktivitas budidaya
5. Keterangan tambahan a. PT MMA merupakan salah satu perusahaan inisiator program SS, mulai engage dengan WWF-ID sejak tahun 2006 melalui program rehabilitasi kawasan konservasi mangrove bekantan Kota Tarakan. Program ini merupakan kerjasama resmi antara WWF-ID dengan Pemerintah Kota Tarakan dan PT MMA untuk mengembangkan KKMB seluas 12 Ha (tahun 2006 – 2010) serta pengembangan kawasan mangrove di Boom Panjang Kota Tarakan (2008 – 2010).
Pengembangan Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan (KKMB) Kota Tarakan seluas 12 Ha
Foto KKMB sebelum perluasan (2006) (©PT Mustika Minanusa Aurora Tarakan)
Foto KKMB pasca perluasan (2014) (©PT Mustika Minanusa Aurora Tarakan)
Pengembangan kawasan hutan mangrove kota di Boom Panjang Kota Tarakan
Foto lokasi pengembangan hutan mangrove kota di Boom Panjang Kota Tarakan (©PT Mustika Minanusa Aurora Tarakan)
Foto peresmian manara pengawas mangrove di Boom Panjang Tarakan (©PT Mustika Minanusa Aurora Tarakan)
b. PT MMA dan WWF-ID telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Full Member SS pada bulan Juni 2015
Penandatangan Perjanjian Kerja Sama anggota antara PT MMA dengan Seafood Savers (©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
Penyerahan sertifikat anggota Seafood Savers kepada PT MMA (©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
c. Skema traceability system produk dari pembudidaya yang terdaftar dalam program SS
Skema peng-kode-an produk dari tambak yang terdaftar di SS Program (©PT Mustika Minanusa Aurora Tarakan)
Penempelan kode traceability sederhana pada produk yang siap diekspor (©PT Mustika Minanusa Aurora Tarakan)
d. Berbagai aktifitas penanaman mangrove di tambak yang dilakukan oleh MMA PT MMA secara aktif terlibat dalam kegiatan penanaman mangrove, baik yang dilakukan bersama dengan Pemerintah Kota Tarakan dan WWF-ID, maupun yang dilakukan secara mandiri oleh manajemen PT MMA. Kegiatan penanaman mangove yang pernah dilakukan PT MMA antara lain : 1. Penanaman mangrove di tambak Suminto di Sungai Bara Kabupaten Bulungan, pada tahun 2011 2. Penanaman mangrove sebanyak 1000 pohon di tambak Liago Kabupaten pada tanggal 02 September 2012 3. Pengembangan KKMB Tarakan tahun 2006- 2010, serta penanaman mangrove dalam rangka penghijauan kawasan hutan kota di KKMB dan Boom Panjang Tarakan tahun 2011 – 2014 4. Penanaman mangrove sebanyak 600 pohon di tambak Kelompok Tambak Mandiri Kota Tarakan pada bulan Juni 2013 5. Penanaman mangrove sebanyak 1100 pohon di tambak Liago Kaupaten Bulungan pada tanggal 21 Januari 2014 6. Penanaman mangrove di tambak pembudidaya yang terdaftar di Program SS dengan jumlah total sebanyak 4000 pohon, pada tahun 2014
Penanaman mangrove di KKMB Tarakan (©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
Penanaman mangrove di tambak Kelompok Tambak Mandiri Tarakan (©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
Penanaman mangrove di tambak Rusli Nurdin di Pulau Tias Kab Bulungan (©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
e. Keterlibatan MMA dalam studi gender dalam rantai perdagangan udang di Kalimantan Utara PT MMA menjadi lokasi utama dalam proses pengumpulan data studi gender dalam rantai perdagangan udang di Kalimantan Utara yang dilakukan oleh tim WOCAN dari Bangkok bersama tim OXFAM Indonesia. Kegiatan yang difasilitasi oleh PT MMA dalam studi ini antara lain : 1. Pelaksanaan FGD dengan para pekerja perempuan PT MMA, mulai dari staf bagian prosessing, keuangan, HRD hingga tenaga borongan 2. Pelaksanaan FGD dengan para pembudidaya yang terdaftar di Program SS 3. Pelaksanaan survei lapangan ketambak pembudidaya yang terdaftar di Program SS, yaitu Rusli Nurdin di Pulau Tias Kabupaten Bulungan 4. Pelaksanaan FGD dengan masyarakat sekitar tambak di Pulau Tias Kab Bulungan 5. Pelaksanaan FGD dengan keluarga pembudidaya di Kampung Karungan Kota Tarakan
FGD WOCAN dengan pembudidaya yang terdaftar di program SS (©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA) f.
FGD WOCANdengan keluarga pembudidaya di Kampung Karungan Tarakan (©WWF – Indonesia / M Budi SANTOSA)
Komitmen MMA untuk membiayai penyusunan dokumen PSIA dan BEIA Sebagai salah satu syarat untuk menuju sertifikasi ASC, PT MMA berkomitmen untuk mmbiayai penyusunan dokumen PSIA dan BEIA, dimana seharusny hal tersebut menjadi tanggung jawab dari pemilik tambak. Saat ini PT MMA masih menyelesaikan proses kontrak calon konsultan pelaksana PSIA dan BEIA. Diharapkan pada akhir bulan Maret 2016, dokumen-dokumen PSIA dan BEIA sudah tersedia.
Rincian evaluasi keanggotaan PT MMA berdasarkan Aquaculture Improvement Program (AIP) yang telah dilaksanakan:
Prinsip 1. Mematuhi semua hukum dan perundangan yang berlaku lokal dan nasional Kriteria 1.1: Dokumen kepatuhan terhadap persyaratan legal nasional dan lokal
1.1.1
Kepatuhan terhadap hukum dan perundangan lokal dan nasional yang berlaku
ACTION LEAD & PARTNERS
Bappeda Prov Kaltara, KLHK, KemenPU&AT R
AIP
Hasil Evaluasi
1. Koordinasi dengan pemerintah setempat untuk mensosialisasikan peraturan terkait dengan lahan tambak 2. Fasilitasi pembuatan prosedur operasional tambak 3. Fasilitasi pembuatan catatan operasional tambak
Pembudidaya memiliki SIUP tambak yang dikeluarkan oleh Bupati Bulungan tahun 2006 Prosedur operasional tambak sudah tersedia dan disimpan di logbook PT MMA Catatan operasional tambak berupa data tebar, kualitas air dan panen beberapa pembudidaya sudah tersedia Studi HCV sudah dilakukan oleh WWF-ID, presentasi sudah dilakukan di hadapan Pokja Penyusunan
Rencana Tindak Lanjut / Kendala
Advance
PRINSIP DAN INDIKATOR
Intermediate
Tahapan Seafood Savers
Pengawalan materi dalam RTRW Prov Kaltara agar tetap mengakomodirkepenti ngan konservasi namun tidak mematikan pembangunan di Provinsi Kaltara
1.1.2
Transparansi mengenai kepatuhan hukum
1. Sosialisasi kepada pemilik tambak SIUP dan sertifikasi CBIB 2. Fasilitasi pembuatan SIUP tambak 3. Pengadaan buku logbook administrasi pembudidaya, pelatihan pengisian dan monev
PRINSIP 2. PENEMPATAN TAMBAK PADA LOKASI YANG SESUAI SECARA LINGKUNGAN SEMBARI MELINDUNGI KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN EKOSISTEM ALAMI PENTING
Kriteria 2.1: Biodiversity Environmental Impact Assessment (B-EIA)
RTRW Prov Kaltara pada tanggal 17 Desember 2015 Hasilnya Pemerintah Provinsi Kaltara akan mengakomodir beberapa masukan dari laporan HCV dan Kajian Review Draft RTRW Prov Kaltara Buku logbook administrasi tambak telah tersedia dan disimpan di PT MMA Belum dilakukan sosialisasi tentang tata cara mendapatkan SIUP dan CBIB
1.
PT MMA
Bukti administrasi petambak seperti SIUP, IUP dan Surat bukti pembayaran pajak tambak telah diserahkan ke PT MMA untuk dimasukkan kedalam LogBook administrasi petambak
Sosialisasi tata cara mendapatkan SIUP dan sertifikasi CBIB bagi pemilik tambak Diskusi dengan DKP Tarakan tentang kemungkinan mengusulkan supplier PT MMA untuk disertifikasi CBIB
Pemilik tambak harus melakukan Penilaian Dampak Lingkungan Keberagaman Hayati (BEIA) dan mensosialisasikan hasilnya secara terbuka dalam bahasa yang dapat dipahami (Proses dan dokumen BEIA harus mengikuti panduan pada Lampiran I) Kriteria 2.2: Conservation of protected areas or critical habitats
1. Penyediaan konsultan penyusun B-EIA: 2. Pelaksanaan B-EIA 3. Sosialisasi hasil kajian BIEA kepada masyarakat sekitar lokasi pertambakan dan pihakpihak terkait
TOR penyusunan BEIA telah tersedia Drat kontrak konsultan penyusunan BEIA dari Univ Surya terlah tersedia, sedang dibahas oleh PT MMA
Penyusunan TOR studi BEIA Koordinasi dengan PT MMA terkait penyediaan anggaran studi BEIA Pelaksanaan studi BEIA
2.2.1
Penempatan tambak di Area Dilindungi/ Protected Area
Peta overlay lokasi tambak telah tersedia (PT MMA menggunakan peta overlay lokasi tambak yang disusun oleh WWF-ID)
Selesai
2.2.2
Penempatan tambak pada ekosistem mangrove maupun ekosistem lahan basah alami penting lainnya atau area yang memiliki nilai ekologis penting sesuai dengan yang ditentukan BEIA atau peraturan yang berlaku.
Fasilitasi pemilik tambak dengan peta overlay kawasan tambak yang akan disertifikasi dengan peraturan yang berlaku sebagai bukti bahwa lokasi tambaknya sudah sesuai dengan aturan peruntukan kawasan 1. Fasilitasi penyediaan dokumentasi tambak (surat, ijin, foto, dll) 2. Fasilitasi rehabilitasi mangrove di kawasan tambak
Peta overlay lokasi tambak telah tersedia (PT MMA menggunakan peta overlay lokasi tambak yang disusun oleh WWF-ID) PT MMA telah membuat nursery mangrove untuk penyediaan bibit mangrove dalam rangka rehabilitasi tambak, kapasitas produksi sebanyak 10.000 bibit tiap siklus PT MMA secara mandiri dan bersama pembudidaya telah
Pendataan kegiatan penanaman mangrove Penanaman mangrove secara sistematis dan berkelanjutan pada tambak
2.1.1
menanam mangrove sebanyak 9.304 pohon (sampai Oktober 2015) dan 600 pohon (November 2015) dan 1.700 pohon (Desember 2015) jadi total penanaman mangrove sebanyak 11.604 pohon atau 1,16 Ha, atau 0,54% dari total luas lahan yang harus direhabilitasi sebesar 214 Ha Kriteria 2.3: Pertimbangan habitat kritis untuk spesies terancam punah 2.3.1
Penempatan tambak pada habitat kritis bagi spesies langka atau masuk dalam Red List IUCN, peraturan nasional maupun peraturan lainnya.
2.3.2
Menjaga habitat kritis bagi spesies langka di dalam area tambak dan menerapkan upaya perlindungan di sekitar areal pertambakan tersebut.
1. Penyediaan konsultan penyusun B-EIA: 2. Pelaksanaan B-EIA 3. Sosialisasi hasil kajian BIEA kepada masyarakat sekitar lokasi pertambakan dan pihakpihak terkait 1. Penyediaan laporan kajian RSCIP yang pernah disusun oleh konsorsium WWFTelapak-WIIP pada tahun 2011 2. Sosialisasi kepada petambak tentang PP No. 7 tahun 1999 dan IUCN Red List 3. Penyediaan data temuan jenis hewan di
TOR penyusunan BEIA telah tersedia Drat kontrak konsultan penyusunan BEIA dari Univ Surya terlah tersedia, sedang dibahas oleh PT MMA
Penyiapan budget kegiatan oleh PT MMA
PT MMA menggunakan Laporan Kajian Dasar Budidaya Udang Windu di Pesisir Utara Kalimantan Timur, yang disusun oleh konsorsium WWFTelapak-WIIP pada tahun 2011, laporan telah tersedia PP No 2 tahun 1999 telah tersedia
SELESAI
lokasi sesuai hasil gap assesment ASC yang dilakukan oleh WWF-ID tahun 2014 4. Sosialisasi perlindungan habitat bagi pemilik tambak 5. Pembuatan dan pemasangan papan larangan merusak/mengambil/m engekeploitasi spesies yang dilindungi 6. Penandatangan komitment dari pemilik tambak untuk tidak merusak/menangkap/m embunuh spesies yang dilindungi serta membuka hutan mangrove untuk tambak baru
Kriteria 2.4: Ecological buffers, barriers and corridors
PT MMA akan menggunakan Laporan Kajian Dasar Budidaya Udang Windu di Pesisir Utara Kalimantan Timur, yang disusun oleh konsorsium WWFTelapak-WIIP pada tahun 2011; Laporan gap assesment ASC yang disusun oleh WWF-ID tahun 2014; dan Laporan Studi HCV pada kawasan tambak dan mangrove di Muara Sungai Bulungan Kalimantan Utara, yang disusun oleh WWF-ID tahun 2015 Belum dilakukan pembuatan dan pemasangan papan larangan eksploitasi hewan dlindungi Belum dibuatkan dan penandatanganan surat komitmen untuk tidak membunuh spesies dilindungi serta membuka tambak baru di habitat mangrove yang dilindungi
2.4.1
Coastal barriers: Minimal penghalang pantai permanen antara areal tambak dengan laut (dapat berupa konstruksi maupun penghalang alami)
1. Penyediaan bibit mangrove untuk penanaman di areal kawasan sempadan sungai 2. Penanaman mangrove dengan luasan sesuai rekomendasi hasil gap assesment ASC 3. Monev dan dokumentasi pertumbuhan mangrove 4. Penyediaan peta sketsa buffer pesisir sesuai peraturan perundangan yang berlaku
2.4.2
Riparian buffers: Lebar minimum vegetasi alami tak terjamah antara tambak dan lingkungan perairan.
2.4.3
Koridor: Lebar minimum vegetasi alami tak terjamah di areal tambak yang berfungsi menyediakan tempat gerak bagi manusia atau perlintasan spesies asli (satwa liar) menuju areal pertanian
Penyediaan peta sketsa buffer pesisir sesuai peraturan perundangan yang berlaku Penyediaan peta sketsa buffer pesisir sesuai peraturan perundangan yang berlaku
PT MMA telah membuat nursery mangrove untuk penyediaan bibit mangrove dalam rangka rehabilitasi tambak, kapasitas produksi sebanyak 10.000 bibit tiap siklus PT MMA dan pembudidaya telah menanam mangrove dengan jumlah total sebanyak 9440 pohon atau seluas 0,99 Ha (0,46% dari total luas yang harus direhabilitasi seluas 214 Ha) Belum dilakukan monev pertumbuhan mangrove di tambak Peta buffer tambak tersedia, diadopsi dari laporan gap assesment ASC yang disusun oleh WWF-ID tahun 2014 Peta buffer tambak tersedia, diadopsi dari laporan gap assesment ASC yang disusun oleh WWF-ID tahun 2014 Peta buffer tambak tersedia, diadopsi dari laporan gap assesment ASC yang disusun oleh WWF-ID tahun 2014
Penanaman mangrove di tambak-tambak dan lahan yang harus direhabilitasi sesuai dengan luasan yang dipersyaratkan Pelaksanaan monev pertumbuhan mangrove di tambak
SELESAI
SELESAI
Kriteria 2.5: Prevention of salinization of freshwater and soil resources 2.5.1
Kehilangan air yang diizinkan melalui perembesan air dari dalam kolam
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
2.5.2
Kemungkinan menggunakan air tanah tawar untuk menurunkan salinitas tambak
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
2.5.3
Nilai Daya Hantar Listrik (DHL) atau konsentrasi klorida air sumur yang digunakan untuk menurunkan salinitas air tambak; atau sumur yang berada di areal pertambakan dan permukaan badan air tawar yang berdekatan dengan areal pertambakan atau penerima air buangan dari tambak Requirement: DHL perairan < 1,500 µmhos/cm atau konsentrasi klorida perairan < 300 mg/L.
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
2.5.4
DHL atau konsentrasi klorida tanah pada ekosistem sekitar dan lahan pertanian
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
2.5.5
DHL atau konsentrasi klorida dari sedimen yang siap dibuang ke luar tambak. Nilai DHL atau Klorida lumpur yang akan dibuang tidak melebihi nilai pada tanah di area pembuangan lumpur
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
Tidak berlaku karena tidak menggunakan air tawar dari air tanah
PRINSIP 3: BANGUN DAN OPERASIKAN TAMBAK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASYARAKAT SEKITAR
Kriteria 3.1: Seluruh dampak terhadap masyarakat sekitar, pengguna ekosistem dan pemilik lahan diperhitungkan untuk dan sebagai, atau akan, dinegosiasikan dalam sikap yang terbuka dan akuntabel 3.1.1 Pemilik tambak harus melakukan Sosial Impact Assessment (p-SIA) secara partisipatif dan menyebarluaskan hasilnya secara terbuka dalam bahasa lokal (yang dimengerti masyarakat). Pemerintah daerah dan setidaknya satu organisasi masyarakat sipil yang dipilih oleh masyarakat harus memiliki salinan dokumen ini. Dokumen dan proses PSIA, dampak dan resiko analisis dilakukan secara partisipatif dengan masyarakat dan pemangku kepentingan sekitarnya. Unsur partisipatif yang tampak/muncul disertakan dalam laporan. Hasil yang disepakati antara petambak dan masyarakat sekitar tentang bagaimana mengelola risiko dan dampak termasuk dalam laporan. Kriteria 3.2: Penyelesaian Keluhan oleh pemangku kepentingan yang terkena dampak
PT MMA
1. Fasilitasi pembuatan resolusi konflik 2. Penyediaan laporan PSIA untuk tambak terpilih
Format resolusi konflik tersedia, disimpan di logbook di PT MMA Telah dilakukan pencarian calon konsultan pelaksana assesment BEIA dari Univ Surya
Penyusunan TOR kegiatan penyusunan dokumen PSIA Penyiapan budget oleh PT MMA
3.2.1
Pemilik tambak harus mengembangkan dan menerapkan kebijakan resolusi konflik diverifikasi bagi masyarakat setempat. Kebijakan tersebut harus menyatakan bagaimana konflik yang teridentifikasi dalam p-SIA dan keluhan baru akan dilacak secara transparan, mediasi ketiga pihak dapat menjadi bagian dari proses dan menjelaskan bagaimana menanggapi semua keluhan yang diterima. Kotak pengaduan, register keluhan dan penerimaan pengaduan menggunakan bahasa lokal.
Fasilitasi pembuatan dan sosialisasi resolusi konflik
Format resolusi konflik tersedia, disimpan di logbook di PT MMA Belum dilakukan sosialisasi resolusi konflik kepada pembudidaya dan pekerja tambak
SELESAI
3.2.2.
Area konflik atau sengketa dicatat dan dibagikan ke petambak, pemerintah daerah dan perwakilan masyarakat sekitar. Setidaknya 50% dari konflik harus diselesaikan dalam satu tahun dari tanggal yang diajukan, dan total 75% pada periode antara dua audit berturut-turut.
Fasilitasi pembuatan dan sosialisasi resolusi konflik
Format resolusi konflik tersedia, disimpan di logbook di PT MMA Belum dilakukan sosialisasi resolusi konflik kepada pembudidaya dan pekerja tambak
SELESAI
Fasilitasi pembuatan iklan lowongan pekerjaan bagi calon penjaga tambak
Format iklan lowongan pekerjaan penjaga tambak tersedia, arsip disimpan di logbook di PT MMA
Diskusi dengan pemilik tambak tentang format iklan lowongan pekerjaan penjaga tambak dan lokasi pemasangan iklan
Kriteria 3.3. Transparansi dalam menyediakan kesempatan kerja didalam masyarakat lokal 3.3.1
Pemilik tambak harus mendokumentasikan bukti iklan yang ditujukan untuk pekerja yang bisa mengakkses tambak dalam 1 hari perjalanan dan pekerja yang tidak dapat melakukan perjalanan ke dan dari rumah setiap hari.
3.3.2
Rekruitmen dilakukan sesuai dengan lowongan pekerjaan yang tersedia, dan berdasarkan profil dan kemampuan pekerja (keterampilan, pengalaman sesuai CV)
3.4.1
Tersedia Kontrak Kerja
3.4.2
Ketentuan Persyaratan Kontrak
3.4.3
Transparansi dan keterbukaan dalam melakukan negoisasi
Data informasi penjaga tambak Rusli Nurdin tersedia, disimpan di logbook di PT MMA Belum ada catatan rekrutmen dari pembudidaya
Pembuatan data administrasi pekerja tambak dari 10 orang supplier lainnya
Format kontrak pekerja tambak tersedia, disimpan di logbook di PT MMA Format kontrak pekerja tambak tersedia, disimpan di logbook di PT MMA Belum dibuatkan format notulensi pertemuan yang bisa diisi oleh pemilik maupun penjaga tambak
Diskusi dengan pemilik tambak tentang format kontrak pekerja Diskusi dengan pemilik tambak tentang format kontrak pekerja Pembuatan format notulensi pertemuan jika ada masalah
Fasilitasi pembuatan data pekerja tambak
Data informasi penjaga tambak Rusli Nurdin tersedia, disimpan di logbook di PT MMA
Pembuatan data administrasi pekerja tambak dari 10 orang supplier lainnya
1. Sosialisasi kepada pemilik dan penjaga tambak tentang pentingnya kontrak
Format kontrak pekerja tambak tersedia, disimpan di logbook di PT MMA
Diskusi dengan pemilik tambak tentang format kontrak pekerja
1. Fasilitasi pembuatan catatan informasi tentang pekerja tambak 2. Fasilitasi pembuatan catatan rekrutmen calon penjaga tambak 3. Fasilitasi pembuatan notulensi perekrutan penjaga tambak Fasilitasi pembuatan kontrak kerja pegawai tambak Fasilitasi pembuatan kontrak kerja pegawai tambak Pengisian notulensi hasil pertemuan antara pegawai tambak dengan pemilik tambak jika ada masalah yang dituliskan di logbook
PRINSIP 4. OPERASIKAN TAMBAK DENGAN PRAKTIK BURUH YANG BERTANGGUNG JAWAB Kriteria 4.1. Buruh anak dan pekerja muda 4.1.1.
Persentase pekerja terlatih di bidang keselematan dan kesehatan kerja, serta prosedur dan kebijakan yang relevan dengan pekerjaan. Peralatan keselamatan tersedia dan dipelihara dan bisa digunakan.
PT MMA
Kriteria 4.2. Buruh paksa, terikat dan diwajibkan 4.2.1.
Hak untuk pembayaran penuh penuh dan manfaat akhir
4.2.2.
Karyawan memiliki hak untuk menjaga dokumen identitas dan izin kerja.
kerja yang meliputi hak dan kewajiban pekerja 2. Pelatihan pembuatan kontrak kerja bagi pemilik dan pekerja tambak 3. Pembuatan kontrak kerja tertulis untuk pekerja tambak 4. Berlakunya kontrak kerja untuk pekerja tambak sesuai kesepakatan bersama 5. Mendampingi pemilik tambak untuk membuat catatan pembayaran gaji, bonus dan benefit lainnya terhadap pekerjanya 6. Fasilitasi pembuatan bukti tanda terima gaji dan benefit lainnya 7. Sosialisasi kepada pemilik dan penjaga tambak agar tidak melakukan kerja paksa (mempekerjakan orang untuk melunasi hutang) Sosialisasi kepada pemilik tambak agar pemilik tambak tidak menahan KTP asli pekerja
Belum dilakukan sosialisasi tentang kontrak kerja tertulis bagi pemilik dan pekerja tambak
PT MMA telah membuat format surat komitmen pemilik tambak untuk tidak mempekerjakan penjaga di bawah umur 18 tahun; tidak melakukan diskriminasi, tindakan kekerasan, pelecehan; komitmen untuk
Pembuatan dokumentasi sosialisasi agar pemilik tambak tidak menahan KTP pekerja
4.2.3.
Pekerja tambak memiliki kebebasan bergerak di luar jam kerja.
Kriteria 4.3: Diskriminasi di lingkungan kerja 4.3.1 Kebijakan Anti-diskriminasi di tempat kerja, tidak terbatas pada, bagaimana menghadapi diskriminasi di tempat kerja tetapi juga pekerja memperoleh akses yang sama terhadap semua pekerjaan yang berhubungan dengan jenis kelamin, usia, asal pekerja (lokal vs pendatang), ras atau agama. Perusahaan memiliki prosedur yang jelas dan transparan untuk menanggapi keluhan diskriminasi pekerja. 4.3.2 Jumlah kejadian diskriminasi
Sosialisasi kepada pemilik untuk tidak melarang pekerja untuk bepergian di luar jam kerja
1. Fasilitasi pembuatan kebijakan anti diskriminasi 2. Sosialisasi kebijakan anti diskriminasi kepada pemilik dan pekerja tambak 3. Monitoring pelaksanaan kebijaksanaan dengan random interview terhadap pekerja tambak Fasilitasi pembuatan catatan mengenai keluhan diskriminasi
tidak menahan gaji, tidak melarang berorganisasi, bersedia memberi waktu libur PT MMA telah membuat format surat komitmen pemilik tambak untuk tidak mempekerjakan penjaga di bawah umur 18 tahun; tidak melakukan diskriminasi, tindakan kekerasan, pelecehan; komitmen untuk tidak menahan gaji, tidak melarang berorganisasi, bersedia memberi waktu libur PT MMA telah membuat format surat komitmen pemilik tambak untuk tidak mempekerjakan penjaga di bawah umur 18 tahun; tidak melakukan diskriminasi, tindakan kekerasan, pelecehan; komitmen untuk tidak menahan gaji, tidak melarang berorganisasi, bersedia memberi waktu libur PT MMA telah membuat format surat komitmen pemilik tambak untuk tidak mempekerjakan penjaga di bawah umur 18 tahun; tidak melakukan diskriminasi, tindakan kekerasan,
Pembuatan dokumentasi sosialisasi agar pemilik tambak tidak melarang pekerja bepergian di luar jam kerja
Pembuatan format kebijakan anti diskriminasi, dokumentasi sosialisasi dan monev pelaksanaan
Pembuatan format kebijakan anti diskriminasi, dokumentasi sosialisasi dan monev pelaksanaan
pelecehan; komitmen untuk tidak menahan gaji, tidak melarang berorganisasi, bersedia memberi waktu libur Belum ada catatan perubahan upah/bonus pekerja tambak
Pembuatan catatan perubahan upah/bonus pekerja tambak (jika ada)
4.3.3
Kesetaraan dalam kesempatan kerja dan gaji. Semua pekerja yang dipekerjakan di tambak (dengan peran dan tingkatan yang sama) menerima gaji yang sama, tidak ada perbedaan gender, asal, ras atau agama, kesempatan promosi, pengaturan keamanan kerja dan kesempatan pelatihan untuk pekerjaan yang sama.
Fasilitasi pembuatan catatan tentang perubahan gaji pada periode waktu tertentu, catatan promosi dan pelatihan
4.3.4
Menghormati hak bersalin
Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak udang di Kaltara
Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak udang di Kaltara
Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak udang di Kaltara
1. Sosialisasi kepada pemilik tambak terhadap keharusan penyelenggaraan training untuk keselamatan kerja pekerja 2. Fasilitasi penyediaan alat-alat keselamatan kerja untuk petambak 3. Identifikasi badan yang memiliki otoritas untuk melakukan training keselamatan kerja 4. Pelaksanaan training
Belum ada sosialisasi keselamatan kerja di tambak PT MMA telah menyediakan peralatan keselamatan kerja berupa sepatu boot serta sarung tangan kain dan karet bagi pekerja di tambak Rusli Nurdin (10 pembudidaya lainnya belum tersedia) WWF-ID membantu menyediakan kotak P3K
Pelaksanaan training keselamatan kerja di tambak
Kriteria 4.4: Lingkungan kerja yang sehat dan aman 4.4.1.
Persentase pekerja terlatih di bidang keselematan dan kesehatan kerja, serta prosedur dan kebijakan yang relevan dengan pekerjaan. Peralatan keselamatan tersedia dan dipelihara dan bisa digunakan
keselamatan kerja
4.4.2.
Pemantauan kecelakaan dan insiden, serta tindakan korektif.
4.4.3.
Cakupan biaya medis
Fasilitasi pencatatan kecelakaan kerja dan tindakan korektif yang dilakukan 1. Memastikan bahwa tanggungan biaya pengobatan atas kecelakaan kerja tercantum dalam kontrak 2. Memastikan bahwa pemilik menanggung biaya pengobatan sesuai kontrak 3. Pendampingan pencatatan atas biaya pengobatan yang terlah ditanggung oleh pemilik
yang dipasang di rumah jaga tambak Rusli Nurdin (10 pembudidaya lainnya belum tersedia dan akan disediakan oleh PT MMA) PT MMA telah membuat format surat komitmen pemilik tambak tentang jaminan keselamatan kerja bagi pekerjanya (namun belum ditandatangani pemilik tambak) Tidak ada catatan kecelakaan kerja yang dilaporkan
PEmbuatan catatan kecelakaan kerja (jika ada)
Belum ada komitmen dan pernyataan tertulis dari pemilik tambak tentang jaminan keselamatan dan kecelakaan kerja
Fasilitasi diskusi masalah komitmen jaminan keselamatan kerja dengan pemilik tambak
Kriteria 4.5: Upah minimum dan adil atau "upah layak" 4.5.1
Tingkat upah minimum yang berlaku sesuai deskripsi spesifik pekerjaan / tugas mereka.
4.5.2
Pekerja tetap mendapat upah yang adil. Gaji yang diterima pekerja jika belum mencapai tingkat "upah yang adil", meningkat secara bertahap sehingga mencukupi untuk kebutuhan dasar seorang pekerja, ditambah pendapatan tambahan yang memungkinkan untuk tabungan dan / atau dana pensiun.
1. Melakukan sosialisasi kepada pemilik tambak untuk melakukan pencatatan sumbersumber penerimaan pekerja dan melakukan pemberian salinan tanda terima untuk setiap gaji maupun penerimaan lainnya yang kepada pekerja tambak 2. Melakukan pendampingan kepada pemilik tambak untuk menyimpan catatan pembayaran gaji termasuk potongan dan simpanan 3. Melakukan cross cek antara penerimaan total pekerja dengan UMR serta memastikan bahwa penerimaan pekerja tidak di bawah nilai UMR 1. Melakukan sosialisasi kepada pemilik tambak untuk melakukan pencatatan sumbersumber penerimaan pekerja dan melakukan pemberian salinan tanda terima untuk setiap gaji maupun penerimaan
Belum ada catatan tertulis tentang sumbersumber penerimaan pekerja tambak Wawancara dengan pemilik tambak dan pekerja tambak tentang jumlah total gaji yang diterima sudah dilakukan, namun belum dibuatkan notulensi dan belum disimpan di logbook
Pembuuatan catatan penghasilan pekerja tambak, serta meng-cross chek dengan upah minimum kota/kabupaten yang berlaku
Belum ada catatan tertulis tentang sumbersumber penerimaan pekerja tambak Wawancara dengan pemilik tambak dan pekerja tambak tentang jumlah total gaji yang diterima sudah
Pembuatan catatan penghasilan pekerja tambak, serta meng-cross chek dengan upah minimum kota/kabupaten yang berlaku
4.5.3.
Hukuman melalui pelanggaran hak atau upah pekerja.
4.5.4.
Ada mekanisme untuk menetapkan gaji dan tunjangan (termasuk, kombinasi gaji dan pengaturan pembagian hasil saat di panen).
lainnya yang kepada pekerja tambak 2. Melakukan pendampingan kepada pemilik tambak untuk menyimpan catatan pembayaran gaji termasuk potongan dan simpanan 3. Melakukan cross cek antara penerimaan total pekerja dengan UMR serta memastikan bahwa penerimaan pekerja tidak di bawah nilai UMR Melakukan sosialisasi ketentuan ASC tentang larangan melakukan kekerasan fisik dan pengurangan gaji kepada pemilik tambak 1. Fasilitasi penyusunan aturan dalam penetapan gaji pekerja 2. Fasilitasi penuangan aturan penetapan gaji dalam kontrak 3. Sosialisasi mekanisme penetapan gaji kepada pekerja
dilakukan, namun belum dibuatkan notulensi dan belum disimpan di logbook
Belum ada aktivitas
Belum ada catatan tertulis tentang sumbersumber penerimaan pekerja tambak Wawancara dengan pemilik tambak dan pekerja tambak tentang jumlah total gaji yang diterima sudah dilakukan, namun belum dibuatkan notulensi dan belum disimpan di logbook
Sosialisasi tentang larangan kekerasan fisik dan pengurangan gaji pekerja Pendokumentasian sosialisasi Pembuatan catatan penghasilan pekerja tambak Penyediaan data upah minimum kota/kabupaten yang berlaku
4.5.5.
Skema kontrak kerja berulang yang dilakukan untuk menghindari kontrak kerja penuh (tetap), dan akses pekerja untuk mendapatkan remunerasi yang adil.
Kriteria 4.6: Akses terhadap kebebasan berasosiasi dan hak untuk penawaran kolektif 4.6.1. Persentase pekerja dengan akses ke serikat pekerja, organisasi pekerja, dan / atau memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri dan kemampuan untuk berunding bersama [75] atau untuk memiliki akses ke perwakilan yang dipilih oleh pekerja tanpa campur tangan manajemen.
4.6.2
Anggota serikat atau organisasi pekerja tidak didiskriminasikan oleh majikan.
Kriteria: 4.7: Gangguan dan praktik disipliner dalam lingkungan kerja yang menyebabkan kerugian fisik sementara atau permanen dan/atau kerugian mental. 4.7.1. Keadilan tindakan-tindakan disipliner karyawan
Fasilitasi pembuatan kontrak kerja pegawai tambak
1. Sosialisasi hak pekerja tambak untuk berserikat 2. Fasilitasi pembuatan kontrak kerja yang secara eksplisit menyatakan hak kebebasan berserikat 3. Fasilitasi deklarasi pemilik tambak untuk memberikan kebebasan berasosiasi dan hak penawaran kolektif baik verbal maupun tertulis Melakukan monitoring untuk memastikan bahwa hak berserikat oleh pekerja diterima secara penuh
Wawancara dengan pemilik tambak dan pekerja tambak tentang kebebasan berserikat dan berasosiasi bagi pekerja tambak sudah dilakukan, namun belum dibuatkan notulensi dan belum disimpan di logbook
Pembuatan catatan dan notulensi tentang kebebasan berserikat bagi pekerja tambak Pembuatan format surat komitmen pemilik tambak untuk tidak mengekang kebebasan berserikat bagi pekerja
Belum ada aktivitas
Pembuatan catatan dan notulensi tentang kebebasan berserikat bagi pekerja tambak Pembuatan format surat komitmen pemilik tambak untuk tidak mengekang kebebasan berserikat bagi pekerja
Pembuatan catatan tindakan indisipliner yang dilakukan pekerja dan
Belum ada aktivitas
Pembuatan format surat komitmen pemilik dan pekerja tambak untuk
4.7.2.
Kebijakan dan prosedur disiplin yang adil dan transparan.
4.7.3.
Larangan pelecehan.
tindakan yang diambil untuk mencegah terulangnya tindakan tersebut Fasilitasi pembuatan kebijakan anti kekerasan dan tindakan indisipliner kasar yang disetujui oleh pekerja dan pemilik tambak Pembuatan catatan tindakan pelecehan dan gangguan pekerjaan (jika ditemukan kasus)
tidak melakukan tindakan kekerasan dan indisipliner
Belum ada aktivitas
Belum ada aktivitas
Pembuatan format surat komitmen pemilik dan pekerja tambak untuk tidak melakukan tindakan kekerasan dan indisipliner Pembuatan catatan tindakan pelecehan dan gangguan pekerjaan (jika ditemukan kasus)
Kriteria 4.8. Kompensasi lembur dan jam kerja 4.8.1.
Jumlah maksimum jam kerja biasa: Delapan jam / hari atau 48 jam / minggu (rata-rata maksimum periode lebih dari 17 minggu) termasuk jam "stand-by"; dengan setidaknya satu hari penuh (termasuk dua malam) libur setiap tujuh hari.
Fasilitasi pembuatan jadwal kerja tertulis yang ditandatangani pekerja
Jadwal kerja di tambak sudah dibuat oleh PT MMA, namun belum belum didskusikan dengan pemilik tambak
Fasilitasi diskusi tentang jadwal kerja tertulis dengan pemilik tambak
4.8.2.
Hak untuk meninggalkan tambak setelah selesai tugas melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
Fasilitasi pembuatan daftar hadir pekerja Monitoring pelaksaan kerja (cross cek dengan time sheet yang diisi oleh pekerja)
Draft surat komitmen untuk memberikan hak libur bagi pekerja sudah dibuat oleh PT MMA, namun belum didiskusikan dengan pemilik tambak
Fasilitasi diskusi tentang jadwal kerja tertulis dengan pemilik tambak
4.8.3.
Waktu libur yang merupakan hak karyawan, namun tetapi tidak diwajibkan untuk meninggalkan tambak, kecuali ada perjanjian kedua pihak, majikan dan karyawan, setuju bahwa hari libur tidak ditampung di tambak.
1. Memastikan bahwa hak pekerja untuk meninggalkan tambak selepas jam kerja dan juga hak untuk cuti tertuang dalam kontrak 2. Monitoring perolehan
Wawancara dengan pemilik tambak dan pekerja tambak tentang kebebasan cuti meninggalkan tambak diwaktu tertentu bagi pekerja tambak sudah dilakukan, namun belum
Pembuatan catatan dan notulensi tentang kebebasan cuti dan meninggalkan tambak di waktu-waktu tertentu bagi pekerja tambak
kedua hak tersebut melalui time sheet 4.8.4.
Transport diberikan kepada pekerja (dalam kasus di mana lokasi peternakan terpencil) untuk memungkinkan pekerja untuk menikmati relaksasi/libur di rumah, dengan keluarga atau di tempattempat rekreasi yang mereka pilih.
4.8.5.
Lembur bersifat sukarela, dan tidak lebih dari 12 jam / minggu.
4.8.6.
Lembur bersifat sukarela, dan tidak lebih dari 12 jam / minggu.
1. Sosialisasi kepada pemilik untuk penyediaan transportasi dalam waktu tertentu untuk relaksasi pekerja tambak 2. Fasilitasi pengakomodiran penyediaan fasilitas transportasi dalam kontrak Memastikan bahwa pekerja mendapatkan uang tambahan atau lembur untuk pekerjaan yang tidak tertera dalam kontrak
1. Fasilitasi pembuatan time sheet dan sosialisasi pengisian time sheet oleh pekerja 2. Fasilitasi pencatatan pembayaran uang lembur berdasarkan time sheet 3. Pengawasan pembayaran uang lembur berdasarkan kontrak
dibuatkan notulensi dan belum disimpan di logbook Pemilik tambak sudah menyediakan transportasi bagi pekerjanya, namun belum didokumentasikan dan disimpan di logbook
Pendokumentasian tentang penyediaan alat transportasi bagi pekerja tambak
Belum ada catatan tertulis tentang upah lembur bagi pekerja NOTE : secara adat dan kebiasaan tidak ada istilah “lembur” bagi pekerja tambak Belum ada catatan tertulis tentang upah lembur bagi pekerja NOTE : secara adat dan kebiasaan tidak ada istilah “lembur” bagi pekerja tambak
Pembuatan catatan upah lembur pekerja (jika ada)
Pembuatan catatan upah lembur pekerja (jika ada)
4.8.7
Hak untuk cuti hamil, termasuk istirahat harian atau pengurangan jam kerja untuk memenuhi kebutuhan perawatan anak.
Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak di Kaltara
Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak di Kaltara
Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak di Kaltara
1. Memfasilitasi pembuatan kontrak kerja yang adil dan transparan serta tidak mempraktekan skema magang yang berulang. Melakukan monitoring pelaksanaan kontrak kerja Tidak berlaku karena pekerja tambak tidak memerlukan ijin khusus
Format kontrak pekerja tambak tersedia, disimpan di logbook di PT MMA Belum dilakukan sosialisasi tentang kontrak kerja tertulis bagi pemilik dan pekerja tambak Tidak berlaku karena pekerja tambak tidak memerlukan ijin khusus
Perlu segera mendiskusikan tentang format kontrak dengan pemilik tambak, sebelum dimintakan persetujuan penjaga tambak
1. Fasilitasi pelatihan penyusunan kontrak kerja dengan memasukkan hak dan kewajiban pekerja yang telah disepakati bersama. 2. Fasilitasi pembuatan kontrak kerja dan kebijakan untuk pekerja tambak yang tertulis; 3. Memastikan bahwa salinan kontrak kerja dipegang oleh pekerja Tidak berlaku karena pekerja tambak tidak diberlakukan sistem percobaan
Format kontrak pekerja tambak tersedia, disimpan di logbook di PT MMA Belum dilakukan sosialisasi tentang kontrak kerja tertulis bagi pemilik dan pekerja tambak
Pembuatan format kontrak pekerja Diskusi dengan pemilik tambak tentang format kerja
Tidak berlaku karena pekerja tambak tidak diberlakukan sistem percobaan
Tidak berlaku karena pekerja tambak tidak diberlakukan sistem percobaan
Kriteria 4.9. Kontrak pekerja wajar dan transparan 4.9.1.
Indikator: Kontrak kerja kerja tidak dilakukan berulang-ulang, karena pemilik tambak menghindari kewajiban untuk memberikan hak sebagai karyawan tetap.
4.9.2.
Indikator: Semua pekerja memiliki izin yang sesuai dan berlaku untuk bekerja di negara itu.
4.9.3.
Pekerja sepenuhnya menyadari kondisi kerja mereka dan menegaskan kesepakatan mereka (lisan atau tertulis). Kebijakan dan prosedur kerja tertulis yang diperlukan bila ada lebih dari lima pekerja yang dipekerjakan.
4.9.4.
Masa Kerja Percobaan ditetapkan dalam kontrak .
Tidak berlaku karena pekerja tambak tidak memerlukan ijin khusus
4.9.5
Dalam hal dilakukan sub-kontrak kerja oleh pihak ketiga, pemilik tambak harus memastikan bahwa undangundang ketenagakerjaan, telah menghormati dan mentaati ketentuan jaminan sosial sesuai ketentuan ILO.
Tidak berlaku karena di tambak Kaltara tidak ada sub kontrak pekerja oleh pihak ketiga
Tidak berlaku karena di tambak Kaltara tidak ada sub kontrak pekerja oleh pihak ketiga
Tidak berlaku karena di tambak Kaltara tidak ada sub kontrak pekerja oleh pihak ketiga
Kriteria 4.10: Sistem pengelolaan pekerja yang wajar dan transparan 4.10.1.
Pemiliki tambak memastikan bahwa semua pekerja memiliki akses ke saluran komunikasi yang sesuai dengan manajer (pengelola tambak) mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak buruh dan kondisi kerja.
1. Sosialisasi pentingnya kotak saran/keluhan kepada pemilik tambak 2. Fasilitasi pembuatan kotak keluhan 3. Sosialisasi kotak keluhan kepada pekerja 4. Rekapitulasi keluhan minimal 2 kali dalam satu tahun 5. Pembahasan keluhan minimal 2 kali dalam setahun 6. Notulensi diskusi dan penyelesaian masalah
Kotak saran sederhana sudah dibuat oleh PT MMA, namun belum dipasang di tambak
Pemasangan kotak saran yang bisa digunakan sebagai sarana penghubung jika keluhan baik dari pekerja tambak maupun lingkungan sekitar tambak
4.10.2.
Manajemen (pengelola tambak) bertemu tenaga kerja setidaknya dua kali per tahun atas dasar agenda tertulis, serta ada catatan tertulis (notulen) pertemuan tersebut.
1. Pembuatan daftar keluhan berdasarkan apa yang disampaikan oleh pekerja pada kotak keluhan dan membuat catatan atas respon yang diberikan 2. Memastikan bahwa semua keluhan terespon oleh pemilik tambak dengan melakukan wawancara rutin ke
Kotak saran sederhana sudah dibuat oleh PT MMA, namun belum dipasang di tambak
Pemasangan kotak saran yang bisa digunakan sebagai sarana penghubung jika keluhan baik dari pekerja tambak maupun lingkungan sekitar tambak
pekerja tambak
4.10.3.
Rencana kerja dengan penjadwalan waktu untuk mengatasi keluhan dan masalah
4.10.4
Persentase keluhan yang diselesaikan dalam waktu tiga bulan setelah diterima.
Memfasilitasi pemilik tambak untuk melaksanakan aksi penyelesaian masalah berdasarkan keluhan dan membuat jadwal waktu dalam penyelesaian masalah tersebut Membuat secara tertulis kesepakatan antara pemilik dan pekerja terhadap penyelesaian keluhan
Belum ada aktivitas
Pelaksanaan AIP yang telah disusun
Belum ada aktivitas
Pembuatan format kesepakatan penyelesaian keluhan antara pemilik dan pekerja (kalau ada)
Design toilet layak pakai di tambak Rusli sudah tersedia Pembelian bahan pembuatan toilet layak pakai sudah dilakukan dengan dibiayai PT MMA, pembuatan dilakukan oleh pekerja tambak Rusli Pembuatan toliet layak pakai bagi pekerja tambak dilakukan oleh pekerja tambak Rusli Nurdin Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak udang di Kaltara
Pendokumentasian pembelian bahan dan pembuatan toilet layak pakai untuk disimpan di logbook
4.11: Kondisi hidup pekerja yang tinggal di tambak 4.11.1.
Kondisi hidup bagi pekerja yang ditampung di tambak, layak dan aman
Melakukan sosialisasi kepada pemilik tambak untuk menyediakan tempat tinggal dan MCK yang layak untuk pekerjanya beserta fasilitas air bersih
4.11.2.
Fasilitas yang memadai bagi perempuan.
Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak udang di Kaltara
Tidak berlaku karena tidak ada perempuan yang bekerja di tambak udang di Kaltara
PRINSIP 5. KELOLA KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN UDANG DENGAN TINDAKAN YANG BERTANGGUNGJAWAB Kriteria 5.1: Pencegahan penyakit 5.1.1.
5.1.2.
5.1.3.
Menyediakan dan menjaga rencana kesehatan operasional yang menangani: 1) patogen yang berasal dari lingkungan sekitarmemasuki tembak (contoh: kontrol predator dan vektor) 2) Patogen yang menyebar dari tambak ke lingkungan sekitar (contoh:filtrasi/sterilisasi limbah, dan sampah seperti pengelolaan udang yang mati) 3)Penyebaran patogen didalam tambak. Kritikal untuk menghindari kontaminasi silang, medeteksi dan mencegah kemunculan patogen, dan memonitor adanya tanda-tanda eksternal patologis dan hewan yang hampir mati. Proses filtrasi air masuk untuk meminimasi masuknya patogen. Memastikan bahwa semua inlet tambak dan kolam memiliki jaring, saringan, layar atau penghalang dengan ukuran mata jaring yang sesuai.
Survival Rate tahunan rata-rata (SR)[86] , yang meliputi tiga sistem berbeda.
PT MMA
1. Pembuatan SOP Pencegahan dan Penanganan Penyakit yang meliputi predator / vektor control, pencegahan infeksi patogen keluar tambak, dan pencegahan penyebaran penyakit di dalam tambak) 2. Training SOP kepada pekerja tambak 3. Monitoring dan pencatatan kesehatan udang (sampling rutin) 4. Melakukan pencegahan dan penanganan penyakit sesuai SOP
Catatan pengukuran kualitas air dan kondisi udang di tambak Rusli tersedia, disimpan di logbook PT MMA Belum ada catatan pengukuran kualitas air di tambak 10 orang supplier lainnya Belum ada SOP pencegahan dan penanganan penyakit di tambak
Pengukuran kualitas air di tambak suplier lainnya Penyusunan SOP pencegahan dan penanganan penyakit di tambak
Memastikan petambak menggunakan saringan ganda pada inlet dengan ukuran mata jaring yang sesuai (ukuran mata jaring lapis kedua lebih kecil untuk memastikan predator tidak bisa masuk dan udang yang dipelihara tidak bisa keluar) 1. Mendampingi petambak untuk double cek jumlah PL yang ditebar 2. Melakukan
Pembudidaya sudah menggunakan 2 lapis jaring untuk mencegah udang keluar
SELESAI
Catatan jumlah benur yang ditebar dan udang yang dipanen dari 6 orang pembudidaya sudah
Pembuatan catatan jumlah benur yang ditebar dan jumlah udang yang dipanen dari supplier
3.
4.
5.
6.
5.1.4.
Persentase postlarvae Specific Pathogen Free (SPF) [88] atau Specific Pathogen Resistant (SPR) [89] terhadap semua penyakit yang penting (misal apakah SPF-WSSV, atau SPF untuk beberapa virus) [90] .
1.
2.
3.
pendampingan kepada petambak untuk menghitung jumlah udang yang dipanen (Total biomassa panen / ukuran rata-rata udang) Melakukan pendampingan kepada petambak untuk melakukan kalkulasi SR setiap siklus Fasilitasi pencatatan dalam logbook monitoring tambak Melakukan pencatatan hasil panen termasuk kuantitas udang per variasi ukuran Fasilitasi pencatatan monitoring udang yang mati dan berat udang rata-rata yang mati beserta jumlahnya Fasilitasi petambak untuk meminta dan menyimpan bukti SPF dan SPR atas benih yang dibeli dari hatchery Memasukkan ciri-ciri penyakit OIE ((WSSV, IMNV, IHHNV, YHV, TSV) dalam SOP Pencegahan dan Penanganan Penyakit Petambak memiliki arsip SOP tersebut
tersedia pada sampai bulan September 2015, data disimpan di logbook PT MMA
lainnya
SOP pencegahan dan penanganan penyakit sudah tersedia, disimpan di LogBook
Sosialisasi SOP pencegahan dan penangaan penyakit udang di tambak
4. Melakukan monitoring kesehatan udang secara rutin dan melakukan pencatatan 5. Melakukan pelaporan apabila ada penyakit yang tidak diketahui kepada DKP setempat 5.2. Kontrol Predator 5.2.1 Kelonggaran untuk mengontrol predator mematikan dari spesies yang dilindungi atau terancam punah, yang masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN)[94], daftar nasional[95], atau daftar resmi lain[96]
5.2.2.
kelonggaran penggunaan tembakan atau bahan kimia terlarang untuk mengontrol predator.
1. Pembuatan list alat pengontrol predator dan membuat tempat penyimpanan alat-lat tersebut 2. Pengadaan list untuk hewan-hewan yang dilindungi dan memastikan petambak tidak membunuh hewan-hewan yang dilindungi
Pembudidaya sudah tidak menggunakan bahan kimia berbahaya di tambak, namun belum ada dokumentasi dan belum disimpan di logbook Surat komitmen dari pembudidaya untuk tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sudah tersedia, disimpan di logbook PT MMA Belum ada catatan tentang penggunaan tembakan terhadap predator, penggunaan bahan dan obat yang digunakan di tambak
Pembuatan catatan penggunaan tembakan terhadap predator, penggunaan bahan dan obat yang digunakan di tambak Pendokumentasian bahwa Pembudidaya sudah tidak menggunakan bahan kimia berbahaya di tambak
1. Memastikan bahwa petambak tidak menggunakan tembakan sebagai predator kontrol species yang dilindungi 2. Membuat list daftar
Pembudidaya sudah tidak menggunakan bahan kimia berbahaya di tambak, namun belum ada dokumentasi dan belum disimpan di
Pembuatan catatan penggunaan tembakan terhadap predator, penggunaan bahan dan obat yang digunakan di tambak
obat maupun bahan kimia yang digunakan dalam tambak 3. Mengidentifikasi obat maupun bahan kimia yang tidak diperbolehkan 4. Penghentian pemakaian obat maupun bahan kimia terlarang
5.2.3.
jika kontrol predator yang mematikan digunakan, program monitoring harus ada untuk mendokumentasikan jumlah kunjungan, jenis spesies, dan jumlah hewan.
Melakukan dokumentasi penanganan terhadap predator
logbook Surat komitmen dari pembudidaya untuk tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sudah tersedia, disimpan di logbook PT MMA Belum ada catatan tentang penggunaan tembakan terhadap predator, penggunaan bahan dan obat yang digunakan di tambak Wawancara dengan pemilik dan penjaga tambak tentang penanganan predator sudah dilakukan, namun belum ada dokumentasi dan belum disimpan di logbook
Pendokumentasian bahwa pembudidaya sudah tidak menggunakan bahan kimia berbahaya di tambak
Pendokumentasian dan pembuatan notulensi tentang penanganan predatordi tambak
Kriteria 5.3. Pengelolaan dan perlakuan penyakit 5.3.1.
kelonggaran penggunaan antibiotik atau pakan yang mengandung fungsi obat pada produk berlabel ASC.
1. Membuat daftar semua obat-obatan hewan, produk kimia dan biologi yang digunakan di tambak per siklus selama 12 bulan terakhir 2. Pembuatan tempat penyimpanan untuk saponin 3. Fasilitasi petambak untuk menghentikan pemakaian pestisida (dalam kasus ini Thiodan)
Belum ada catatan tentang penggunaan penggunaan bahan dan obat yang digunakan di tambak
Pembuatan catatan tentang penggunaan penggunaan bahan dan obat yang digunakan di tambak
5.3.2.
Kelonggaran penggunaan antibiotik yang dilarang berdasarkan daftar WHO, meskipun jika peraturan nasional membolehkan.
Training kepada petambak untuk prosedur penggunaan obat-obatan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan di tambak
Belum ada aktivitas
5.3.3.
Informasi penyimpanan dan penggunaan bahan kimia
Belum ada aktivitas
5.3.4.
penggunaan bahan kimia secara benar oleh pekerja tambak.
1. Pembuatan tempat penyimpanan khusus untuk input tambak 2. Pengawasan untuk pekerja tambak untuk selalu menyimpan obatobatan/bahan kimia pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan prosedur 3. Pembuatan label pada tempat penyimpanan pada masing-masing input 4. Memastikan bahwa logbook monitoring terdapat tabel perlakuan, jenis input yang diberikan dan dosis 5. Fasilitasi untuk pencatatan rutin setiap ada penambahan input di tambak 6. Memastikan bahwa input yang diberikan di tambak sesuai dengan peraturan yang berlaku 1. Pembuatan SOP penggunaan bahan
SOP penggunaan bahan kimia tersedia, disimpan di
Sosialisasi tentang obat yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan Pembuatan catatan penggunaan obat yang digunakan di tambak Pelaksanaan AIP yang telah disusun
SELESAI
5.3.5.
Kelonggaran penggunaan pestisida untuk mentreatment air yang dilarang atau dibatasi oleh Konvensi Rotterdam mengenai Prior Informed Consent (PIC), atau konvensi Stockholm tentang Persistent Organic Pollutant (POP) atau tergolong sangat berbahaya oleh WHO
5.3.6.
Kelonggaran pembuangan bahan kimia berbahaya tanpa proses netralisasi
5.3.7.
Penggunaan strain bakteri probiotik tidak termasuk penggunaan produk fermentasi untuk membibitkan sejumlah berikutnya.
PRINSIP 6. KELOLA ASAL INDUK, SELEKSI STOK DAN DAMPAK PENGELOLAAN STOK
kimia yang benar 2. Training SOP penggunaan bahan kimia 3. Pengadaan SOP di rumah jaga yang bisa diakses oleh semua pekerja 1. Pencatatan penggunaan bahan kimia yang diperbolehkan 2. Surat pernyataan dari pemilik maupun pekerja tambak untuk tidak menggunakan bahan kimia yang dilarang termasuk pestisida 1. Pencatatan penggunaan bahan kimia yang diperbolehkan 2. Surat pernyataan dari pemilik maupun pekerja tambak untuk tidak menggunakan bahan kimia yang dilarang termasuk pestisida
logbook PT MMA
Fasilitasi pembuatan catatan pada logbook tentang penggunaan probiotik di tambak (jika ditemukan kasus)
Belum ada aktivitas
Belum ada aktivitas
Pelaksanaan AIP yang telah disusun
Belum ada aktivitas
Pembuatan format catatan penggunaan bahan kimia yang digunakan (jika ada) Pembuatan format surat komitmen pembudidaya untuk tidak menggunakan bahan kimia yang dilarang dalam proses budidaya Pembuatan format catatan penggunaan probiotik di tambak (jika ada)
6.1. Keberadaan spesies udang eksotis atau diperkenalkan
6.1.1
Penggunaan spesies udang bukan asli setempat [104]
6.1.2.
Keberadaan tindakan pencegahan untuk mencegah pelepasan (escape) pada masa panen dan selama pemeliharaan termasuk
PT MMA, DKP Prov Kaltara, DKP Tarakan, Hatchery
1. Fasilitasi agar petambak menyimpan record bukti pembelian PL yang didalamnya terdapat nama species yang dibeli yaitu Penaeus monodon 2. Dokumentasi berupa foto species yang dibudidayakan 3. Melakukan identifikasi udang yang dibudidayakan berdasarkan kriteria identifikasi FAO, bisa dilakukan dengan asistensi dari mahasiswa perikanan 4. Pengumpulan dokumentasi/publikasi tentang species udang yang dibudidayakan di Tarakan 1. Melakukan pengukuran PL yang digunakan dan melakukan pencatatan 2. Menggunakan saringan ganda yang memiliki salah satu ukuran mata jaring yang lebih kecil dari ukuran PL yang ditebar 3. Fasilitasi penyediaan
Belum ada aktivitas
Pelaksanaan AIP yang telah disusun
Pembudidaya sudah menggunakan 2 lapis jaring untuk mencegah udang keluar Belum ada catatan pengukuran PL Belum ada data dari BMKG tentang pasang surut air laut Belum dilakukan monev
Penyediaan data pasang surut air laut dari BMKG Pengukuran PL yang ditebar di tambak Pelaksanaan inspeksi dan monev perkembangan AIP di tambak
6.1.3.
Escapes dan tindakan yang diambil untuk mencegah kejadian berulang
data dari BMKG Tarakan 4. Fasilitasi pembuatan catatan tambak pada daftar permanen untuk inspeksi periodik dan reguler terhadap ukuran mata jaring yang digunakan pada unit produksi 5. Fasilitasi kegiatan inspeksi di tambak untuk melihat perkembangan AIP Ketika escapees terdeteksi, catat seluruh tindakan yang diambil untuk mencegah kejadian berulang. Untuk audit pertama , catatan ini harus mencakup 1 siklus penuh (lihat pembukaan)
dan inspeksi perkembangan AIP di tambak
SELESAI
SELESAI
Belum ada aktivitas
Penyediaan bukti uji laboratorium atau surat bebas penyakit atas PL yang akan ditebar
Kriteria 6.2. Sumber/asal PL atau induk 6.2.1.
PL dan induk memiliki status bebas penyakit yang memadai dan sumber/asalnya memenuhi panduan importasi regional, nasional dan internasional (contoh. OIE, ICES)
1. Meminta bukti uji bebas penyakit dari hatchery atas PL yang dibeli atau melakukan pengujian mandiri 2. Menyimpan bukti pengujian bebas penyakit 3. Fasilitasi permintaan copy surat uji hasil bebas penyakit dari induk yang digunakan oleh hatchery
6.2.2.
Persentasi PL total dari hacheri tertutup (yaitu induk yang dibudidayakan di tambak)
1. Meminta surat keterangan dari hatchery untuk detail informasi asal usul induk yang digunakan (asal sumber induk, tempat penangkapan induk) 2. Penyimpanan surat keterangan paling tidak untuk pembelian PL pada 6 bulan terakhir
Belum ada aktivitas
Penyediaan surat asal PL dan induk yang digunakan
6.2.3.
Sumber/asal induk tangkapan alam
1. Meminta surat keterangan dari hatchery untuk detail informasi asal usul induk yang digunakan (asal sumber induk, tempat penangkapan induk) 2. Penyimpanan surat keterangan paling tidak untuk pembelian PL pada 6 bulan terakhir
Belum ada aktivitas
Penyediaan surat asal PL dan induk yang digunakan
6.2.4.
Kelonggaran untuk PL tangkapan alam selain aliran arus alami kedalam kolam.
Fasilitasi penyimpanan tanda terima pembelian PL dari hatchery
Belum ada aktivitas
Penyediaan surat asal PL dan induk yang digunakan
6.3.1
Kelonggaran untuk budidaya udang transgenik (termasuk anakan dari udang yang secara genetis direncanakan)
Tidak berlaku karena tidak menggunakan spesies udang yang transgenik
Tidak berlaku karena tidak menggunakan spesies udang yang transgenik
Tidak berlaku karena tidak menggunakan spesies udang yang transgenik
PRINSIP 7. MENGGUNAKAN SUMBER DAYA SECARA EFISIEN LINGKUNGAN DAN BERTANGGUNGJAWAB
Kriteria 7.1 Keterlacakan material mentah dalam pakan 7.1.1
Bukti keterlacakan dasar bahan-bahan pakan, termasuk sumber, spesies, negara asal dan metode penangkapan ditunjukkan oleh produser pakan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Menunjukkan rantai pertanggungjawaban dan keterlacakan produk perikanan dalam pakan melalui anggota ISEAL atau skema sertifikasi yang mematuhi ISO 65 yang juga memperhitungkan Kode Tindakan Perikanan Bertanggungjawab (Code of Conduct for Responsible Fisheries) dari FAO 7.2 Asal-usul bahan pakan akuatik dan darat
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
7.2.1a
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
7.1.2
7.2.1.b
Kerangka waktu untuk mendapatkan 100% (keseimbangan massa) tepung ikan dan minyak ikan yang digunakan dalam pakan didapatkan dari perikanan yang tersertifikasi oleh anggota ISEAL penuh yang memiliki pedoman yang secara spesifik mempromosikan keberlanjutan ekologis perikanan pakan. Nilai FishSource [124] [125], untuk perikanan dari mana 80% dari tepung ikan dan minyak ikan berasal (lihat Appendix III, pasal 3 untuk penjelasan penilaian FishSource) a. untuk Kriteria Fishsource 4 (penilaian biomassa pemijahan) b. untuk Kriteria Fishsource 1, 2, 3, 5
7.2.2
Persentase bahan non-laut dari sumber-sumber yang tersertifikasi oleh skema sertifikasi anggota ISEAL yang membahas keberlanjutan lingkungan dan sosial
7.3: Penggunaan bahan modifikasi genetik (GM) dalam pakan 7.3.1 Pakan yang mengandung bahan yang mengalami modifikasi genetik (GM) HANYA bila informasi mengenai penggunaan bahan-bahan GM dalam pakan udang dibuat tersedia secara mudah kepada pengecer dan konsumen akhir, termasuk: a. Pengungkapan laporan audit bila bahan-bahan organisme modifikasi genetik (GMO) digunakan dalam pakan yang diberikan kepada udang b. Pengungkapan bila bahan-bahan GMO digunakan kepada udang yang menerima sertifikasi ASC dalam rantai penyediaannya hingga tingkat pengecer. Pengungkapan penuh terhadap laporan auditor yang telah direvisi diterbitkan di dalam database yang mudah diakses di situs internet ASC. Database ini harus dibuat tersedia berdasarkan permintaan dari pengecer dan konsumen. c. Penggunaan alat komunikasi yang paling mencukupi, cepat, dan mudah digunakan untuk memberi informasi kepada pengecer mengenai semua produk yang tersertifikasi
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
7.3.2
Daftar (Catatan Kaki) bahan-bahan pakan tidak mengandung GMO
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
7.3.3
Keterlacakan pakan non-GMO (organisme modifikasi genetik) oleh produsen pakan dan oleh tambak
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
7.3.4
Sampel diambil secara acak oleh auditor dan pengujian PCR hasilnya negatif
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
7.4: Penggunaan ikan liar secara efisien untuk tepung ikan dan minyak ikan 7.4.1
Rasio Ekuivalen Ikan Pakan (Feed Fish Equivalence Ratio – FFER) [137]
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
7.4.2a
Rasio Konversi Ekonomi Pakan (Economic Feed Conversion Ratio – eFCR)
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan pakan buatan
7.4.2b
Efisiensi Retensi Protein (Protein Retention Efficiency - PRE)
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak menggunakan
Tidak berlaku karena dalam proses budidaya udang di Kaltara tidak
7.5: Kandungan kontaminan dalam limbah 7.5.1 Jumlah nitrogen (Total N) yang dilepaskan dari sistem budidaya per ton udang yang diproduksi Requirement: < 25.2 kg Total N /ton udang untuk L. vannamei. < 32.4 kg/ ton udang untuk for P. monodon.
pakan buatan
pakan buatan
menggunakan pakan buatan
1. Pembuatan logbook monitoring tambak yang mencakup monitoring data kualitas air, perlakuan (jenis perlakuan dan input yang diberikan) dan juga record tambak untuk jumlah tebar dan hasil panen, serta lay out lokasi tambak dan skema airan airnya 2. Memastikan bahwa tabel untuk pencatatan pergantian air harian sudah terdapat dalam logbook 3. Fasilitasi dokumentasi label pakan/pupuk yang mencantumkan kandungan N dalam pakan/pupuk yang tersedia dalam kemasan produk yang digunakan 4. Fasilitasi pembuatan peta lay out tambak 5. Fasilitasi penghitungan luasan tambak berdasarkan lay out yang ada 6. Fasilitasi pemasangan water level
Peta overlay lokasi tambak tersedia Logbook sudah tersedia, disimpan di PT MMA Catatan pengukuran kualitas air di tambak Rusli Nurdin sudah tersedia, disimpan di logbook Data tebar dan panen dari 6 orang supplier sudah tersedia, data disimpan di logbook
Pembuatan catatan aktivitas budidaya di tambak termasuk kualitas air, tanah dan kondisi kesehatan udang Pembuatan dokumentasi penggunaan pupuk di tambak Pemasangan papan water level di tambak
7.5.2
Jumlah fosfor (Total P) yang dilepaskan dari sistem budidaya per ton udang
measurement stick untuk mengetahui ketinggian air tambak sehingga bisa dilakukan penghitungan volume air tambak 7. Fasilitasi pencatatan volume air tambak harian berdasarkan pengamatan ketinggian air pada water level measurement 8. Fasilitasi pencatatan data tebar dan panen pada logbook monitoring 9. Fasilitasi rekapitulasi data setiap 12 bulan sekali untuk mengetahui siklus per 12 bulan sekali 10. Identifikasi sumber N tambak dari aquainput yang diberikan 11. Kalkulasi kandungan N berdasarkan input (pupuk maupun pakan) 12. Kalkulasi kandungan N yang dibuang sebagai limbah budidaya per ton udang yang dihasilkan 13. Fasilitasi pencatatan data tersebut dalam logbook Fasilitasi dokumentasi label pakan/pupuk yang mencantumkan kandungan
Belum ada aktivitas
Pendokumentasian pupuk yang digunakan di tambak
7.5.3
Penanganan dan pembuangan lumpur dan sedimen dari kolam dan kanal yang benar
7.5.4
Penanganan air buangan dari kolam teraerasi/ kolam IPAL
7.5.5
Persentase perubahan oksigen terlarut (DO) relatif pada DO saturasi pada perairan laut yang berjarak 200m dari titik buangan dari areal pertambakan (pada suhu dan salinitas tertentu)
N dalam pakan/pupuk yang tersedia dalam kemasan produk yang digunakan 1. Fasilitasi pembuatan rencana pembuangan dasar lumpur tambak a. Ketebalan yang akan diangkat b. Denah lokasi pembuangan 2. Memastikan bahwa lumpur dibuang sesuai rencana/ tidak pada sumber air secara langsung 3. Fasilitasi pembuatan denah pembuangan lumpur dasar tambak dan dokumentasi berupa foto yang menunjukkan lokasi pembuangan lumpur dasar tambak Tidak berlaku karena bukan tambak intensif 1. Fasilitasi pengukuran dan pencatatan kandungan DO paling tidak 2 kali/bulan pada pagi dan sore hari 2. Fasilitasi pengukuran dan pencatatan DO minimal 2 kali/bulan pada pagi dan sore hari pada perairan laut yang berjaran 200 m dari titik buangan limbah tambah
Belum ada aktivitas
Pelaksanaan AIP yang telah disusun
Tidak berlaku karena bukan tambak intensif
Tidak berlaku karena bukan tambak intensif
Belum ada aktivitas
Pelaksanaan AIP yang telah disusun
3. Fasilitasi pengukuran dan pencatatan kadar salinitas dan suhu pada waktu yang bersamaan dengan pengukuran DO 4. Melakukan kalibrasi rutin terhadap alat uji kualitas air terutama DO sesuai petunjuk pabrik 5. Melakukan kalkulasi selisih antara DO di tambak dan di luar tambak (tempat air buangan tambak mengalir) pada setiap kali pengamatan 6. Memastikan bahwa selisih DO ≤ 65% 7. Melakukan fasilitasi pengukuran DO pada saat auditor melakukan audit di tambak 7.6. Efisiensi energi 7.6.1.
Konsumsi energi (142) oleh sumber (143) selama periode 12 bulan
1. Membuat daftar kegiatan yang menggunakan energi 2. Fasilitasi penghitungan konsumsi energi dalam 12 bulan kegiatan 3. Fasilitasi penyimpanan dokumen bukti pembelian bahan bakar untuk aktivitas tambak 4. Pembuatan rekap konsumsi energi setiap siklus produksi
Belum ada aktivitas
Pelaksanaan AIP yang telah disusun
7.6.2.
Tuntutan energi kumulatif tahunan(megajoul/ton udang yang diproduksi) (144) selama 12 bulan
7.7. Penanganan dan Pembuangan bahan berbahaya dan sampah 7.7.1 Penyimpanan yang aman dan Penanganan bahan-bahan kimia dan bahan berbahaya
7.7.2.
Penanganan dan pembuangan sampah yang bertanggungjawab berdasarkan penilaian resiko dan kemungkinan daur ulang
1. Pembuatan kalkulasi kebutuhan energi kumulatif tahunan (megajoule / ton udang) 2. Penyimpanan data kalkulasi beserta buktibukti penggunaan energi
Belum ada aktivitas
Pelaksanaan AIP yang telah disusun
1. Melakukan identifikasi bahan kimia atau material berbahaya lainnya yang digunakan di tambak 2. Pembuatan prosedur penyimpanan dan penanganan bahan kimia di tambak 3. Pembuatan tempat penyimpanan bahanbahan terkait budidaya, dan pastikan para pekerja mengerti cara penanganan bahan tersebut. 4. Pelatihan prosedur penyimpanan dan penanganan material kimia dan material lainnya yang berbahaya 1. Pengadaan tempat sampah berdasarkan jenis sampah (tempat sampah untuk plastik; tempat sampah untuk
Pembudidaya sudah tidak menggunakan bahan kimia berbahaya di tambak, namun belum ada dokumentasi dan belum disimpan di logbook Surat komitmen dari pembudidaya untuk tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sudah tersedia, disimpan di logbook PT MMA Belum ada catatan tentang penggunaan tembakan terhadap predator, penggunaan bahan dan obat yang digunakan di tambak
Pembuatan catatan penggunaan tembakan terhadap predator, penggunaan bahan dan obat yang digunakan di tambak Pembuatan dokumentasi bahwa Pembudidaya sudah tidak menggunakan bahan kimia berbahaya di tambak
Tempat sampah untuk rumah jaga tambak Rusli Nurdin sudah tersedia Belum ada SOP penanganan sampah di
Pembuatan SOP penanganan sampah di tambak Pendokumentasian pengelolaan sampah
bahan kaca; tempat sampah organik) 2. Melakukan pengelolaan sampah berdasarkan panduan nasional 3. Pembuatan rencana/prosedur penanganan sampah dan limbah di tambak (termasuk rencana daur ulang)
tambak
di tambak