LAPORAN KARYA AKHIR ENERGI MANUSIA Diajukan Kepada Tim Penguji Laporan Karya Akhir Pendidikan Seni Rupa Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
OLEH: HENDRA ROTAMA 72789/2006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING Karya Akhir
ENERGI MANUSIA Nama
: Hendra Rotama
NIM
: 72789
Program Studi
: Pendidikan Seni Rupa
Jurusan
: Seni Rupa
Fakultas
: Bahasa dan Seni
Padang, 5 Agustus 2011 Disetujui untuk Ujian: Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Drs. Idran Wakidi.
Drs. Abd. Hafiz, M.Pd.
NIP.19540504.198010.2.002
NIP.19590524.198602.1.001 Mengetahui:
Ketua Jurusan Seni Rupa FBS UNP Padang
Dr. Ramalis Hakim, M.Pd. NIP.19550712.198503.1.002
HALAMAN PENGESAHAN
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Akhir Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
Judul
: Energi Manusia
Nama NIM Program Studi Jurusan Fakultas
: Hendra Rotama : 72789 : Pendidikan Seni Rupa : Seni Rupa : Bahasa dan Seni
Padang, 5 Agustus 2011
Tim Penguji: Nama/NIP
Tanda Tangan
1. Ketua
: Drs. Efrizal NIP. 19570601.198203.1.005
: 1.
2. Sekretaris
: Yasrul Sami B. S.SN. M.Sn. NIP. 19690808.200312.1.002
: 2.
3. Anggota
: Drs.H. Nurzal Zai
: 3.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, serta salawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia sehingga sampai ke dunia yang penuh ilmu pengetahuan. Dengan hidayah-Nya telah dapat menyelesaikan Karya Akhir ini dengan judul“Enegi Manusia ”. Pembuatan karya dan menulis laporan karya akhir ini, penulis banyak menerima bantuan baik moril maupun materil, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang. 2. Bapak Ketua dan Sekretaris Jurusan Seni Rupa. 3. Bapak Drs. Idran Wakidi dan Bapak Drs. Abd. Hafiz, M. Pd selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan arahan dan petunjuk dalam menyelesaikan Karya Akhir dan laporan. 4. Bapak Drs. Efrizal, Bapak Yasrul Sami B. S.SN. M.S.n dan Bapak Drs.H. Nurzal Zai selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan. 5. Bapak/Ibu staf pengajar Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang. 6. Ayah, Mama dan kedua adik penulis yang telah memberikan dorongan dan do`a sehingga dapat menyelesaikan karya akhir ini.
i
7. Seluruh teman-teman mahasiswa jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang. Akhirnya dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang setimpal dan karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Padang, agustus 2011
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang penciptaan ........................................................
1
B. Rumusan Ide Penciptaan ...........................................................
5
C. Orisinalitas .................................................................................
9
D. Tujuan dan Manfaat
BAB II
1. Tujuan ..................................................................................
11
2. Manfaat ................................................................................
12
KONSEP PENCIPTAAN A. Kajian Sumber Penciptaan.........................................................
13
B. Landasan Penciptaan .................................................................
17
1. Realisme ..............................................................................
18
2. Kartun ..................................................................................
19
3. Komik ..................................................................................
22
4. Karikatur ..............................................................................
23
C. Tema/Ide/Judul……………………………………………..…..
25
D. Konsep Perwujudan ...................................................................
25
BAB III PROSES PENCIPTAAN A. Perwujudan Ide-Ide Seni ...........................................................
27
B. Kerangka Berkarya ....................................................................
31
iii
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KARYA
BAB V
A. Hasil Karya ................................................................................
32
B. Pembahasan Karya ....................................................................
33
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
53
B. Saran ..........................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA
iv
Halam man Persembbahan “Allah ak kan meningg gikan orang g-orang yang beriman n di antara mu dan orang-oran ng yang dib beri ilmu pe engetahuan n beberapa a derajat. Dan D Allah menge etahui apa--apa yang kamu k kerja akan” (QS: All Mujaddalah: 11) Pelaja arilah ilmu, karena bellajar itu ba agi Allah m merupakan suatu s kelebihan,menuntutt ilmu meru upakan tasbih, menca ari ilmu merrupakan u itu suatu ibadah, me engajarkan n ilmu itu bagi b yang jihad, mengejar ilmu atu taqarru ub atau pen ndekatan diri kepada Tuhan membuttuhkan sua (Hadist Rasulullah) gan iman Jernihkan n hati deng Terangi p pikiran dengan ilmu Sem mpurnakan semuanya dengan am mal Ya a robby……...
T Terima ka asih wak ucapkan untuak ka duo d urang tuo wak...A Ayah dan M Mama...Big aktu parta amo masua ak kuliah, Big love...kok nda ingek wa m manitiak aia a mato nda,,,Ama n ttungkuihan n nasi taru uih,,,bia lah h modetu k kato Ayah h,,yang penting taru uih kuliah...itu ndak kapanah lupo nda
v
do..sampai kapanpun nda ingek....untuak kaduo adiak wak..Fardi dan Vetto ,,Ama ndak pernah melahirkan seorang pecundang,, Ama melahirkan super hero...hkkkhhkhkhkhkhkh.....seriussss mahhhh... Mokasi buat onda kanzen yang alah mangawanan wak pulang baliak buak aluang, bukanyo wak ndak setia,,tapi kanzen lah dijua dek ayah...untuk uda manjua baju balang2 merah hitam, kok
g ada baju
neey,, gw g bakalan bisa dapatin ide buat TA....T_T,,, Serius laiii..... Terimakasih
untuak
kawan2
seni
rupa
yang
lai
namuah
meluangkan waktunya untuk bersenang-senang......tomi, labuih, sison , randi, fauzan, si prof, vino, yongki,eka batato, fariko, habi, hamid, kaller, endang, ela, wulan, yanti, pika, dira, eri, ike , ita, oci cino, si wid, si id ,malta, arif sunguik, si zal orgen, yaser, sahed, mahmuik, si mas, si boy sandi, rio atuak buak aluang, da fran, da kiwi, da riri, da zik, mak etek ,cornelis, da anton, da dio, da haris, da roky, da rambang, da ma’i, alpret, deby, om dkv, aciak, nola, sadolah kawan yang samo pmeran TA, aisyah, camaik, hengki kamera, uda uda lain yang ndak tasabuik beserta kawan-kawan yang panah lalok di rumah wak ataupun samo maokok n mangopi, mooh banyak-banyak...untuk pilem naruto sipuden, lagu queen,
vi
michael learn to rock, lagu over the rainbow, syair Rumi, kahlil gibran, lagu padi, gigi, Spesial untuk jingga.... “seandainya Tuhan mengizinkan,aku akan berwudlu dengan air matamu, dan akan ku ukir namamu di dinding Ka’bah ”.... Penulis
minta ma’af sebesar besarnya apabila laporan TA ini tidak
begitu sempurna, berharap kesalahan yang terdapat dalam laporan ini menjadi sebuah pelajaran untuk
ke depannya.semua hal yang
tercantum di dalam halaman ini hanya lah sebuah kerinduan yang akan temui di esok hari,,tidak ada hal yang perlu penulis sesali atas ketidak sempurnaan penyelesaian karya maupun laporan,,,karena kesempurnaan hanyalah milik Allah S.W.T....dan tak ada satu pun warna, teknik dan gaya yang penulis ciptakan, semua adalah temuan-temuan yang pernah ada....itu berlaku untuk semua hal...karena sebagai manusia yang terlahir lemah, penulis tidak pernah mencipta,,mencipta bukanlah pekerjaan manusia...karena manusia hanya ciptaan,,,Wahai Engkau Yang Membolak balikan Hati...Temukan Kami Dengan Sebuah Rindu,,Karena Jiwa-Jiwa Kami Sangat Merindu Untuk Dikenali.... Enda agustus 2011
vii
viii
BAB l PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan Energi adalah kata-kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari hari. Energi itu sendiri sering menjadi kata kata ampuh bagi seseorang orang untuk menyemangati dirinya maupun melontarkan pujian pada orang lain. Sebuah senyuman dapat membangkitkan semangat yang tadi telah hilang. Di dalam energi rasa sangat berperan penting, rasa yang dimiliki merupakan modal awal untuk mencipitakan energi, seperti empati dan simpati. Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain. keikutsertaan merasakan perasaan . Hal yang mendasari terciptanya judul enegi berawal ketika penulis mengikuti kegiatan sosial untuk membantu korban
gempa di Malalak,
tepatnya pada tahun 2009. Jauh sebelum program sosial tersebut dilaksanakan, penulis dan keluarga juga ditimpa musibah yang sama, penulis kehilangan rumah dan beberapa perabotan didalamnya tidak bias dipakai lagi. Kejadian ini membuat mayarakat sumatera barat pada umumnya sangat terpukul. Ketika mendengar berita di televisi, bahwa korban yang
1
2
berjatuhan sangat banyak apalagi di daerah Pariaman dan sekitarnya. Agenda utama dalam program social tersebut adalah bagaimana mengembalikan keceriaan anak-anak pasca gempa. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari,berisi permainan yang belum pernah mereka mainkan, seperti main bola kertas lipat, membuat robot dari kertas dan bebrapa permainan lain yang memakai bahan sederhana. Hari pertama berjalan lancar, pada hari ke2 bahan makanan untuk mengikuti program tersebut habis dan harus menunggu sampai besok, karena jalan menuju lokasi tiba-tiba longsor dan mobil yang membawa bahan makanan terjebak longsor dan harus kembali ke padang. Penulis dan beberapa teman tidak terlalu menghiraukan hal tersebut, penulis tetap menjalankan agenda sesuai program. Ketika memasuki hari ke3, bahan makanan juga belum datang, penulis dan teman-teman lainnya tetap bersemangat menghibur anak-anak korban pasca gempa. Ketika mobil pembawa bahan makanan tiba dilokasi, bahan makanan tersebut langsung dimasak, dan penulis baru sadar bahwa sejak siang kemarin penulis belum ada makan nasi. Dari kejadian tersebut, penulis mencoba mencari apa yang sebenarnya membuat penulis bertahan lebih dari satu hari dengan kegitan yang sangat padat. Ternyata apa yang menjadi niat awal sangat mempengaruhi kelangsungan aktifitas kehidupan sehari-hari. Penulis sangat sadar keikhlasan didalam bertindak dapat memberikan energi yang sangat besar.
3
Pengalaman yang didapatkan di Malalak, mengajak penulis untuk memikirkan bagaimana seandainya niat yang tulus tersebut, dipergunakan untuk seluruh kegiatan apakah energi yang didapatkan cukup besar atau malah sebaliknya. Dalam pengertian di atas, dapat diartikan bahwa energi adalah unsur terpenting dalam kehidupan manusia, unsur yang mempengaruhi sikap seseorang dalam kehidupanya. Pada dasarnya energi tersebut tercipta dari niat dan kejernihan hati. Menurut Al Tirmidzi dalam Amiran Najar (2001 : 314): “Bagi seorang manusia, hendaknya menjelaskan apa yang sedang terjadi di dalam jiwanya
bukan malah mendustainya, seperti was-was (godaan kejiwaan),
mengakui niat yang salah di dalam jiwanya, agar hati menjadi ringan dan aktivitas kehidupanya berjalan dengan lancar. Sebab niat yang salah akan memberatkan hati dan mempersulit aktifitas. Pendapat Al Tirmidzi yang tak lain adalah seorang sufi pada abad ke III Hijriah, energi tercipta dari niat, niat akan sangat mempengaruhi tindakan kita. Senada dengan pendapat Andrew Mathews, energi adalah kekuatan untuk bertindak, dan dasar dari tindakan adalah niat. Dapat disimpulkan bahwa energi dalah hasil dari niat, hasil dari niat adalah tindakan dan sikap. Berarti energi adalah sikap dan tindakan manusia merespon keadaan, hal itulah yang menggerakan manusia dalam aktifitasnya. Einstein menjelaskan dalam kaitan antara materi dan energi memindahkannya dalam konteks lain: “Seperti seorang yang sangat kaya
4
(yaitu massa), namun tidak pernah membelanjakan atau membagikan satu persen pun (yaitu energi) tidak tahu seberapa kaya orang tersebut. Dalam pengertian energi, Einstein menguraikan tiga hal materi, energi dan makna. Dari hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa melihat, berfikir dan merasa adalah materi, sikap dan tindakan sama dengan pembebasan energi. Oleh sebab itulah penulis tertarik mengangkat judul energi ke dalam karya lukis, dimana energi yang penulis maksud adalah tentang sikap kita sebagai manusia di dalam menganalisa keadaan. Sebelum penulis mengangkat energi ke dalam karya lukis, penulis ingin memetakan energi tersebut bagi diri penulis pribadi. Dalam berjalannya waktu dan pencarian jati diri, penulis sering menemui bermacam-macam masalah. Namun sering kali masalah yang datang berupa pertanyaan-pertanyaan (dialektika personality) tidak menemui jawaban bahkan menuntun penulis kearah kerumitan yang tidak jelas, maka penulis sangat tertarik pada judul energi, karena dari sekian banyak penjelasan tentang energi, ada beberapa solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang sedang dialami manusia. Semua permasalahan yang di alami bisa dianalisa dan diatasi, dengan melihat kembali niat awalnya. Untuk mengetahui bagaimana energi tersebut tercipta, penulis mencoba belajar dari hal lain untuk memperbaiki diri dan menghasilkan perubahan sikap, disini penulis mencoba mempelajari kebiasaan penulis dan menganalisa hal tersebut, sebab telah penulis jelaskan bahwa energi adalah sikap dan tindakan untuk
merespon suatu keadaan, barulah penulis bisa
5
memahami keadaan dan orang lain. Proses tersebutlah yang coba penulis hadirkan ke dalam karya lukis. Penulis mencoba mewujudkan proses terciptanya energi tersebut melalui gaya kartun dan potret dengan teknik realis. Menurut penulis ada beberapa energi yang bisa disampaikan melalui karya kartun dan potret degan teknik realis. Pada dasarnya penulis ingin menghadirkan energi yang didapatkan ketika menghadapi suatu persoalan. Sikap dan tindakan di dalam merespon suatu keadaan tersebut yang penulis hadirkan ke dalam karya lukis, baik itu proses tercipta maupun sumber enegi tersebut. B. Rumusan Penciptaan Mungkin tidak banyak diantara kita mencoba menganalisa apa yang sebenarnya dialami, terkadang kita kurang mensyukuri apa yang menjadi milik kita, apakah itu tentang kegelisahan atau kegembiraan. Hal ini menantang penulis untuk memvisualkan proses atau sumber energi tersebut, sebab telah penulis uraikan bahwa energi adalah sikap dan tindakan manusia merespon keadaan. Energi ini sangat penting untuk penulis angkat, sering di hubungkan dengan nasib dan pembenaran terhadap keputusasaan suatu persoalan. Penulis mencoba memvisualisasikan keadaan yang penulis alami untuk menghasilkan sebuah sikap dan tindakan ( energi ). Dalam hal ini penulis berkesimpulan, untuk mengetahui bagaimana energi itu tercipta, penulis harus tahu terlebih dahulu sumber energinya. Dalam hal ini penulis mencoba menjelaskan sebatas yang diketahui, bagaimana niat sangat mempengaruhi apa yang kita alami, baik sesuatu yang
6
gagal maupun sesuatu yang berhasil. Penulis mencoba mengangkat proses dan sumber energi penulis secara pribadi. Hal ini sangat penting bagi penulis karena menyangkut kelangsungan aktivitas dalam hidup, di mana penulis mencoba mengungkapkan kegelisahan pribadi yang sekaligus juga dapat mewakili beberapa permasalahan yang dihadapi orang lain. Banyak diantara kita terkadang menjadi sangat keliru
dalam
memahami suatu keadaan. Sebelum seseorang melakukan komitmen terkadang muncul keraguan, yang dapat mengurungkan niat seseorang untuk melaksanakan sebuah komitmen, seperti ketika ingin memutuskan kebiasaan merokok, setiap itu pula timbul keraguan untuk berhenti merokok dan selalu terulang keraguan tersebut. Dalam semua inisiatif dan kreatif ada kebenaran yang mendasar, ketidaktahuan memupuskan ide dan rencana hebat, pada saat seseorang melakukan komitmen Illahi pun membantu. Segala hal terjadi demi membantu seseorang yang jika tidak melakukan komitmen semua itu tidak akan terjadi. Aliran peristiwa bermula terjadi keputusan, semua peristiwa dan pertemuan tak terduga, serta bantuan materi yang menguntungkan seseorang yang tak pernah dibayangkan akan muncul dalam hidupnya. Di sini penulis mencoba menjelajahi ruang batin pribadi, untuk dihadirkan menjadi sebuah karya. Penulis melakukan studi terhadap diri sendiri, studi terhadap masalah yang sedang dialami. Mempelajari kebiasaan kebiasaan penulis, dan mencoba menghindari kekakuan di dalam berkarya, melukiskan suatu yang wujudnya tidak dikenali sangatlah sulit.
7
Dalam menjelajahi gejolak batin bukanlah hal yang mudah, butuh kejernihan hati untuk melihat suatu masalah benar benar jelas, itulah yang penulis maksud dengan studi energi yaitu menjelajahi kebiasan dan perasan. Dalam menjelajahi dan mengidentifikasi kebiasaan perasaan penulis harus tahu hal yang mempengaruhi kebiasaan perasaan tersebut yaitu emosi. Satu jenis emosi saja dapat bercampur dengan emosi yang lain. Dibalik semua emosi tersebut tersimpan kecerdasan. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi, baik saat menghadapi diri sendiri maupun saat bersama orang lain. Hal tersebutlah yang merupakan unsur terpenting yang menciptakan energi. Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaanperasaan tersebut. Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga .Tidak ada standar test EQ yang resmi dan baku. Namun kecerdasan emosi dapat ditingkatkan, baik terukur maupun tidak. Tetapi dampaknya dapat dirasakan baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Banyak ahli berpendapat kecerdasan emosi yang tinggi akan sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup.
8
Sebuah persoalan dapat dicari jalan keluarnya. Dalam keadaan sehat, kegelisahan dapat datang dengan sendirinya, terkadang penulis menjadi heran, kenapa dalam keadaan serba berkecukupan, kegelisahan masih ada. Hal itu lah yang penulis pelajari, dan ternyata ada niat yang salah dari aktifitas penulis. Untuk mengetahui hal tersebut tidaklah mudah, hal yang sering penulis lakukan adalah mengakui niat yang salah tersebut secara lisan, baik dengan bercerita kepada orang yang dapat dipercaya maupun dalam berdo’a. Penulis berkesimpulan bahwa, ketika sebuah sikap, tindakan dan niat sudah salah, mengakuinya adalah solusi terbaik untuk membuka jalan penyelesaian masalah dan harus diyakini di dalam hati dan terucapkan oleh lidah, disanalah energi tersebut berperan. Ketika telah mengetahui sebuah kesalahan, permasalahan pun menjadi ringan dan aktifitas kehidupan dapat berjalan dengan lancar, karena energi adalah sikap dan tindakan manusia merespon keadaan.
9
C. Orisinalitas Dalam penciptaan karya, ada beberapa karya seniman lain yang penulis jadikan acuan di dalam berkarya, yaitu :
Gambar 1 Karya : I Nyoman Masriadi. Sumber google
Karya I Nyoman Masriadi ini menjadi salah satu acuan penulis dalam berkarya, teknik penggarapan dan penempatan objek dalam karya menjadi tolak ukur bagi karya penulis. Pada
karya yang penulis buat terdapat
perbedaan dengan karya Masriadi, penulis cendrung mengangkat figur diri dengan gaya kartun, namun pada penempatan terang gelap penulis mencoba mengikuti cara masriadi yang sangat menonjolkan pencahayaan, agar kesan objek lebih muncul. Karya Masriadi pada umumnya bercerita tentang gaya hidup masyarakat kota, namun penulis lebih cendrung bercerita tentang diri pribadi.
10
Dalam beberapa karya Min Jun penulis sangat banyak mendapat inspirasi di dalam berkarya, ide ide yang dihadirkan banyak berupa sindiran terhadap prilaku manusia. Manusia yang diceritakan dalam karya MinJun di distorsi bentuk wajahnya, dengan senyum yang berlebihan menandakan sebuah tidak tulusnya senyum tersebut. Dalam karya penulis, terdapat perbedaan pada penggarapan dan pemakaian objek, penulis tidak mengurangi atau melebihkan sesuatu yang ada pada objek, namun secara ide atau pesan yang disampaikan penulis banyak melihat acauan karya Yue Min Jun, sebab ada kesamaan ide yang ingin disampaikan. Pada karya Budi Buskarto ini menceritakan tentang kesendirian, warna yang dihadirkan disetiap karya adalah warna hijau, warna yang menjadi ciri khas pada setiap karyanya yang menyimbolkan tentang kesedihan yang dialami Budi. Ada beberapa karya Budi menceritakan kerinduanya terhadap pasangan hidup, hal ini sangat jelas terlihat pada beberapa karyanya. Dalam hal ini, ada beberapa kesamaan di dalam proses terciptanya ide. Penulis mencoba mengangkat kegelisahan yang dialami, namun dalam pewarnaan penulis tidak terlalu mengikuti konsep warna yang dipakai oleh Budi Kustarto. Penulis lebih cendrung menggunakan warna yang berbeda beda pada setiap karya, sedangkan Budi lebih dominan memakai wana hijau pada setiap karyanya. Agus Suwage adalah salah satu seniman yang penulis jadikan bahan rujukan, sebab dalam karya yang berjudul Suwage versus Suwage
11
menceritakan tentang pribadi yang berlawanan. Menurut Suwage sendiri karya tersebut menceritakan tentang pertentangan Suwage dengan dirinya sendiri. Karya Suwage tersebut menjadi bahan rujukan di dalam berkarya, namun secara keseluruhan Suwage cendrung memakai teknik ekspresionis dalam pembuatan karyanya. Dalam penggarapan karya, ada kesamaan dalam pancarian ide, yaitu konflik dalam diri yang menjadi inspirasi di dalam berkarya.
D . Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Dalam mewujudkan energi ke dalam karya lukis penulis bertujuan untuk: a.
Untuk melengkapi salah satu persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.
b.
Menghadirkan figur dengan objek kartun dan potret realis.
c.
Memberikan semacam pengetahuan tentang energi yang dimiliki manusia.
d.
Untuk melihat seberapa jauh energi penulis dan seberapa tahu orang tentang energi yang penulis ungkap ke dalam karya lukis.
12
2. Manfaat
a.
Melalui karya lukis yang penulis hadirkan, masyarakat dapat mengetahui energi yang ada pada mereka dengan objek figur kartun dan potret realis.
b.
Melalui karya lukis yang penulis hadirkan, penulis berharap masayarakat dapat mengetahui banyak hal di sekitar kita yang dapat dijadikan sumber energi.
c. Penulis berharap setelah karya lukis yang
bertemakan energi di
hadirkan ke ruang publik, masyarakat dapat mengetahui energi yang ada pada mereka. d. Melalui karya yang penulis angkat, masyarakat dapat mengetahui bahwa
hal
kecil
yang
terjadi
di
dalam
kehidupan,
dapat
mempengaruhi kelangsungan aktifitas sehari hari. e. Melalui karya ini, orang-orang disekitar penulis dapat mengetahui bahwa mereka memberikan energi yang cukup besar.
BAB II KONSEP PENCIPTAAN
A. Kajian Sumber Penciptaan. Secara umum kita sudah sering mengenal istilah energi, namun sebagian besar masih ada yang diartikan berbeda- beda, menurut Andrew Mathew ( 2000 : 173 ) ”Sebenarnya energi yang dimiliki manusia tidak dapat diartikan secara umum namun pemakaian kata energi itulah yang dipakai secara umum. Kekuatan untuk bertindak dan mengatakan ia atau tidak pada suatu sikap yang melahirkan energi, dan itulah energi tersebut.
Gambar 2 Karya :Yue Min Jun, sumber google
13
14
Energi kemampuan untuk melakukan kerja (misal untuk energi listrik dan mekanika), daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misal dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari), “Tenaga http://www. kamusbahasaindonesia.org/energi.com. diakases 7 juli 2011.” Enstein dalam Siler (2002 : 182). Dalam uasaha memahami apa itu energi, Albert Einstein memandang energi dalam konteks baru, bahwa energi dapat berlaku seperti benda padat. Pergeseran titik pandang ini membawanya menuju teori relatifitas yang paling terkenal, yang sering dinyatakan dengan E = MC2 (energi setara dengan massa dikali kuadrat kecepatan cahaya). ”Materi adalah energi baku”. Dalam secuil materi terkecil, selembar kertas atau sejumlah plutonium, tersimpan energi dalam jumlah besar. Energi ini tidak dapat dilihat atau dirasakan dalam keadaan padatnya, namun jika partikel-partikel subatomik bagian atom penyusun benda ini menjadi cair, timbul kekuatan yang sangat besar seperti yang kita lihat dengan mengamati energi yang dibebaskan oleh energi nuklir dan energi penunjang hidup yang dilepaskan matahari pada kita. Andrew Mathews ( 2000 : 124 ) : Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya. Dalam mencetuskan sebuah ide dalam penciptaan karya, penulis cendrung mengilustrasikan apa yang sedang penulis fikir dan rasakan pada
15
waktu itu. Penulis sangat jarang berencana atau menuliskan ide sebelum berkarya, hal itu penulis lakukan agar pada waktu merealisasikan sebuah ide penulis tidak terikat pada konsep yang mengekang. Penulis lebih memberikan ruang kepada pengembangan ide dan mencoba tidak terlalu kaku terhadap apa yang selama ini disebut dengan konsep, gagasan atau ide.
Gambar 3 Karya :Budi Kustarto,sumber google
Dalam mewujudkan energi ke dalam karya lukis, peristiwa yang penulis alami secara pribadi memberikan inspirasi di dalam berkarya, kejadian biasa yang dialami oleh orang lain seperti, kekecewaan karena patah hati, kegelisahan yang tak jelas, dan permasalahan dengan tema, menjadi modal awal di dalam berkarya.
16
Hal yang pertama kali menginspirasi penulis untuk mengangkat judul energi ke dalam karya lukis
adalah, ketika penulis mengalami masalah
dengan identitas di dalam karya, penulis sangat berharap karya tersebut menjadi media pembelajaranran dan bahan renungan. Banyak di antara karya penulis sebelum mengangkat judul energi, merupakan hasil tiruan dari karya seniman lainya, tidak ada yang bisa diceritakan dari karya tersebut. Penulis hanya mengikuti gaya lukisan yang sedang berkembang.
Gambar 4 Karya :Agus Suwage , sumber google
Hal tersebut menuntun penulis harus berfikir, bagaimana menghadirkan sebuah karya yang secara keseluruhan baik konsep maupun visual adalah pencarian ide dari penulis pribadi, bukan hasil tiruan atau mengolah ide yang
17
ditampilkan oleh seniman lain. Mulailah penulis mencari apa yang harus di ungkap ke dalam karya lukis. Dalam hal ini, penulis mencoba menuangkan perasaan penulis ke dalam karya lukis, setelah karya tersebut selesai penulis baru sadar dan sedikit mengerti apa yang penulis inginkan dalam hidup, yang penulis butuhkan adalah perubahan di dalam sikap, tindakan dan niat. Namun penulis sadar perubahan tersebut tidak akan tercipta tanpa peran orang tua dan semua orang yang penulis sayangi. Maka dari itu penulis sangat tertarik mengangkat judul energi, dengan harapan penulis dapat belajar dan memperbaiki diri dari karya yang penulis ciptakan serta belajar kepada pengalaman orang-orang di sekitar penulis untuk modal awal memperbaiki diri.
B. Landasan Penciptaan Dalam mewujudkan energi ke dalam karya lukis, penulis memakai sebuah simbol yang mewakili energi tersebut, simbol tersebut ada di dalam setiap karya. Simbol tersebut awalnya adalah batu, batu tersebut penulis abstraksi sedemikian rupa menjadi sebuah bentuk baru. Batu yang menjadi inspirasi penyimbolan energi, awalnya adalah mewakilkan pribadi penulis yang susah mendengar pendapat orang lain yang bertabiat berat dan keras seperti batu. Warna yang terdapat pada simbol energi mewakilkan dari mana energi tersebut berasal. Untuk mewujudkanya kedalam karya dengan
18
teknik realis, simbol tersebut hadir pada setiap karya untuk menjelaskan proses energi tersebut.
1. Realisme Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India. Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis
sebagai reaksi terhadap paham romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi. Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet. Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana,
19
dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude ( sangat hidup ). Perupa realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu. Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di zaman Renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic. Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yang kemudian membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme. Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme. Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrim memperlihatkan usaha perupa untuk menghadirkan konsep realisme. 2. Kartun Kartun ( cartoon dalam Bahasa Inggris ) berasal dari bahasa Italia, cartone, yang berarti kertas. Kartun pada mulanya adalah penamaan bagi
20
sketsa pada kertas alot ( stout paper ) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau lukisan dinding, gambar arsitektur, motif permadani, atau untuk gambar pada mozaik dan kaca. Namun seiring perkembangan waktu, pengertian kartun pada saat ini tidak sekadar sebagai sebuah gambar rancangan, tetapi kemudian berkembang menjadi gambar yang bersifat dan bertujuan humor dan satir. Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar
interpretatif
yang
menggunakan
simbol-simbol
untuk
menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya
mengungkap
esensi
pesan
yang
harus
disampaikan
dan
menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat. Kartun mempunyai sisi menarik yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan media komunikasi yang lain. Ketertarikan seseorang terhadap kartun menurut penelitian Priyanto Sunarto yang berjudul Metafora Visual Kartun Editorial pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957 disebabkan dalam mengungkapkan komentar, kartun menampilkan masalah tidak secara harfiah tetapi melalui metafora agar terungkap makna yang tersirat dibalik peristiwa. Metafora merupakan pengalihan sebuah simbol
(
topik ) kesistem simbol lain ( kendaraan ). Penggabungan dua makna
21
kata/situasi menimbulkan konflik antara persamaan dan perbedaan, hingga terjadi perluasan makna menjadi makna baru. Kartun bisa lahir dan selalu muncul dari peristiwa-peristiwa politik yang paling menentukan nasib suatu bangsa. Namun, justru ia melukiskannya dengan sangat ringan seraya bergurau dan memperoloknya. Ketertarikan seseorang terhadap kartun dibandingkan dengan media yang lain juga dikarenakan simbol-simbol tertentu dalam kartun yang menyebabkan kelucuan, selain itu isi kartun di media massa menceriterakan kehidupan sehari-hari. Jenis Kartun: a. Gag cartoon atau Kartun Murni Kartun merupakan gambar yang dimaksudkan hanya sekadar sebagai gambar lucu atau olok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual. Kartun murni biasanya tampil menghiasi halaman-halaman khusus humor yang terdapat di surat kabar atau terbitan lainnya. Satu jaringan pembuat kartun murni yang terkenal adalah Kokkang yang karyanya banyak dimuat diberbagai terbitan. b. Kartun Editorial Merupakan kolom gambar sindiran di surat kabar yang mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibahas di masyarakat. Sebagai editorial visual, kartun tersebut mencerminkan kebijakan dan garis politik media yang memuatnya, sekaligus
22
mencerminkan pula budaya komunikasi masyarakat pada masanya. Dewa Putu Wijana dalam disertasinya yang mengulas masalah aspek pragmatik dalam kartun, menyatakan bahwa kartun editorial merupakan visualisasi tajuk rencana surat kabar atau majalah yang membincangkan masalah politik atau peristiwa aktual. Oleh karena sifatnya inilah, kartun editorial sering disebut dengan kartun politik. Contoh kartun editorial yang terkenal di Indonesia adalah Oom Pasikom di harian Kompas dan Keong di harian Sinar Harapan. Beberapa kartunis terkenal yang intens dalam pembuatan kartun editorial antara lain Sibarani, G.M. Sudarta, Pramono, Johny Hidayat, Jaya Suprana, serta Dwi Koendoro. 3. Komik Merupakan perpaduan antara seni gambar dan seni sastra. Komik terbentuk dari rangkaian gambar yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita yang pada tiap gambar terdapat balon ucapan sebagai narasi cerita dengan tokoh/karakter yang mudah dikenal. Komik kartun yang populer pada saat ini adalah komik buatan Jepang, seperti komik Naruto, Conan, dan komik-komik lainnya. Komik Jepang tidak hanya menampilkan cerita anak, tetapi juga drama percintaan yang romantis. Komik buatan Jepang saat ini tengah merajai industri perkomikan di Indonesia. Mulai dari cerita yang lucu seperi Doraemon, Crayon Shinchan, Kobo Chan, cerita
23
laga, seperti Kungfu Boy, Dragon Ball, sampai cerita yang berbau romantis. Namun demikian, Indonesia juga memiliki komik-komik buatan dalam negeri yang tidak kalah kualitasnya, baik dari segi grafis maupun cerita. Beberapa dekade lalu, komik Panji Tengkorak karya Hans Jaladara, ataupun Bende Mataram, Gundala, sampai cerita Mahabarata pernah menghiasi dunia perkomikan di Indonesia. Pada saat ini perkembangan komik lokal cenderung tidak sehebat komik buatan Jepang. Komik-komik lokal tersebut masih tetap bertahan pada terbitan secara bersambung di koran-koran atau majalah. 4. Karikatur Merupakan perkembangan kartun politik, yaitu gambar lucu yang menyimpang dan bersifat satir atau menyindir, baik terhadap orang atau tindakannya. Ciri khas karikatur adalah deformasi atau distorsi wajah dan bentuk fisik, dan biasanya manusia adalah yang dijadikan sasaran agresi. Toety Heraty Noerhadi dalam tulisannya berjudul Kartun dan Karikatur sebagai Wahana Kritik Sosial menyatakan bahwa karikatur merupakan gambaran yang diadaptasi dari realitas, tokoh-tokoh yang digambarkan adalah tokoh-tokoh bukan fiktif yang ditiru lewat pemiuhan ( distortion ) untuk memberikan persepsi tertentu terhadap pembaca. Ia menambahkan bahwa perbedaan kartun dan karikatur terletak pada hal ini, yaitu tokoh yang digambarkan antara kartun dan karikatur berbeda.
24
Apabila tokoh kartun bersifat fiktif, maka tokoh dalam karikatur bersifat tiruan dari tokoh nyata yang telah melalui tahap pemiuhan. Dengan demikian akan terwujud gambar yang lucu tetapi juga terkandung pesan yang penting, sehingga pesan yang hendak disampaikan dalam kartun kepada masyarakat mudah untuk diterima. Tujuan Kartun : a. Kartun yang semata-mata sebagai hiburan antara lain Gag Cartoon dan komik b. Kartun yang bertujuan menyampaikan pesan kepada para penikmatnya, baik pesan politik, sosial, ataupun pendidikan. Misalnya adalah kartun yang ada di surat kabar, khususnya kartun editorial, karikatur, dan beberapa komik strip. Kartun yang ada di surat kabar atau terbitan lainnya merupakan salah satu bentuk kartun yang memiliki karakteristik sebagai media yang tidak hanya menghibur, tetapi juga cerdas dan aktual. Keabadian dari kartun disebabkan kartun senantiasa tampil sebagai sebuah media yang bersahaja. Ia bisa dibaca oleh siapa saja, dari segala umur dan kalangan, dan yang paling penting adalah
sifatnya
yang
menarik
dan
menghibur.
( http://www.kartun.com/pengertian kartun,. tanggal 18 juni 2011).
25
C. Tema / Ide / Judul Dalam mengangkat judul energi penulis telah menyiapkan 10 judul yaitu : a. Tempat di mana kita harus mengerti # 1 b. Paket energi c. Prihal pertukaran d. Teori, jingga dan rembulan di pagi hari. e. Membaca f. Dialog g. Ayah dan Mama h. Hysteria Kharismatik i. Kita bukan siapa-siapa j. Tempaat di mana kita harus mengerti # 2
D. Konsep Pewujudan Dalam karya lukis yang penulis hadirkan, terdapat beberapa gaya berbeda seperti figur manusia dikombinasikan dengan kartun, hal ini penulis lakukan untuk mempermudah isian dari karya tersebut dipahami. Dalam menampilkan figur kartun sengaja diangkat figur pribadi lengkap dengan pakaian yang penulis gunakan sehari hari, hal ini
ini bertujuan untuk
penciptaan karaketr panulis. Penulis sengaja memecah fokus objek pada karya, karena memberikan fokus pada suatu objek saja dapat menghilangkan peran objek lainnya. Penulis ingin menyampaikan saling terikatnya satu objek dengan objek lain dalam karya penulis. Pada pewujudan energi ke dalam karya lukis, penulis juga menghadirkan potret wajah yang dikombinasikan dengan kartun. Secara
26
keseluruhan kedua objek tersebut terpisah, hal ini penulis lakukan agar pewujudan energi tersebut sampai pada karya. Penulis mengangkat potret diri, orang tua dan orang orang yang penulis anggap memberikan energi kepada penulis. Dalam penggarapan potret wajah penulis tidak mengurangi atau melebihkan apa yang ada pada model potret yang penulis garap.
BAB III METODE / PROSES PENCIPTAAN
A. Pewujudan Ide-Ide Seni Dalam proses perwujudan karya akhir ini, penulis memilih karya lukis sebagai media ungkap, dengan objek figur kartun dan potret realis. Untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa tahapan yang dilalui dalam proses penciptaan karya akhir ini yaitu: 1. Persiapan Pada tahap awal penulis mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dalam penciptaan sebuah karya lukis. Baik itu persiapan diri maupun persiapan alat dan bahan dalam berkarya. a. Alat 1) Kuas Dalam menggunakan kuas dibutuhkan berbagai variasi ukuran yang berbeda untuk mencapai hasil yang maksimal. Variasi ukuran kuas disesuaikan dengan fungsi di dalam melukis. Mulai dari kuas detail sampai dengan kuas besar, dengan no ooo sampai 555. 2) Palet Digunakan untuk tempat menuangkan cat yang sudah di aduk. Palet yang penulis pakai adalah kaca.
27
28
3) Wadah plastik Kotak plastik digunakan untuk menyimpan warna yang telah diaduk, agar cat tidak terbuang dan menghindari pencarian warna yang berulang ulang.
b. Bahan 1) Cat Cat yang digunakan berbeda beda, tergantung kepada fungsi nya masing masing. Untuk dasar memakai cat tembok dicampur dengan cat genteng yang berbasis karet. Untuk melukis ada
beberapa cat yang penulis gunakan diantaranya mowilex,
kappie, maries, reves dan system. Semua cat tersebut meliputi warna merah, kuning, biru, putih dan hitam. Warna tersebut diolah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan warna yang diinginkan.
2) Kanvas Terbuat dari kain catton yang diregang di atas kanvas dan didasar, dengan cat tembok yang dicampur dengan cat genteng. Untuk menutupi pori pori sekaligus untuk menahan cat yang di pakai untuk melukis. 2. Pencarian ide Dalam proses menjelang pembuatan sebuah karya, seorang seniman harus mencari ide sebagai objek untuk karya yang akan dibuat.
29
Pencarian ide dapat dilakukan dengan melakukan penelitian ke lapangan ( Studi lapangan ). Mencari dan mengumpulkan referensi-referensi melalui buku karangan ilmiah, media cetak ( majalah, koran dll ), setelah mendapatkan ide berkarya, selanjutnya memikirkan bentuk karya apa yang akan dibuat, serta teknik yang akan digunakan dalam pembuatan karya. Setelah melakukan pengamatan, dalam berkarya penulis memilih diri pribadi dan orang di sekitar sebagai objek karya akhir. Karya akhir ini berbentuk bidang dua dimensi dan dipajang di dinding sebagai hiasan dengan ukuran tertentu. 3. Pewujudan ide Perwujudan ide merupakan cara mencurahkan ide yang telah ada kesebuah media berupa kanvas sehingga menghasilkan sebuah karya. Dalam perwujudan ide harus ada pertimbangan atas kemampuan dan tidak lari dari aturan teknis yang ada seperti unsur-unsur visual seperti titik, garis, bidang, tekstur, pencahayaan, ruang, bentuk, dan warna serta prinsip-prinsip seni rupa seperti, keseimbangan, kesatuan, irama, kontras, harmonis, pusat perhatian dan aksentuasi. Unsur visual dan prinsip seni rupa sangat mendukung terwujudnya suatu karya seni yang menarik dan memiliki nilai keindahannya. Unsur atau prinsip tersebut merupakan dasar dari berolah estetis seorang perupa/seniman. Selain itu, teknik yang digunakan disesuaikan dengan objek yang akan divisualisasikan.
30
Sketsa dirancang sebanyak mungkin dan sketsa yang dipilih divisualisasikan ke atas kanvas sesuai teknik yang telah dipilih sebelumnya. 4. Proses berkarya Setelah
ide
ditemukan
dan
sasaran
objek
yang
akan
divisualisasikan dalam bentuk karya telah ditemukan lalu dilanjutkan pada proses atau tahapan pembuatan proses berkarya : 1. Pengamatan terhadap permasalahan pribadi dan kejadian kejadian yang dialami orang-orang di sekitar penulis. 2. Mencoba memvisualkan masalah-masalah tersebut kebentuk sketsa. 3. Mengkonsultasikan sketsa tersebut kepada Dosen Pembimbing 4. Memindahkan sketsa yang sudah disetujui oleh Dosen Pembimbing, dengan membuat skala pada bidang kanvas. Setelah melakukan pemindahan sketsa, barulah warna dasar dari objek yang dibuat di pindahkan. 5. Mewarnai sesuai dengan yang diinginkan, sehingga objek yang dinginkan dapat terwujud di dalam kanvas.
5. Penyelesaian Penyelasaian merupakan suatu kegiatan finishing karya, yaitun dengan pemberian cat pelapis memperindah
karya
pada karya yang bertujuan untuk
dan
siap
untuk
dipajang.
31
Kerangka Berkarya
Pencarian Ide Berkarya
Pengamatan terhadap lingkungan sosial. Pengembangan Ide
Alternatif Sketsa
Memindahkan Sketsa Konsultasi Pembimbing Proses Bekarya
Finishing
Karya
Pameran dan Ujian Akhir
BAB IV HASIL KARYA DAN PEMBAHASAN
Untuk lebih mudahnya menangkap dan menelaah maksud dari karya ini, penulis akan membahas tiap karya sesuai dengan apa yang dirasakan pada waktu penciptaan karya tersebut. Karya yang diciptakan tidak terikat pada simbol dan warna yang mewakili secara keseluruhan namun lebih tertuju pada apa yang dirasakan pada waktu pembuatan karya, hal tersebut telah penulis paparkan pada Bab II. Dalam setiap karya yang penulis hadirkan ada beberapa karya yang saling terkait satu sama lain, karena keseluruhan karya berbicara tentang perjalanan kehidupan penulis. Penulis sangat menghindari pembahasan yang terlalu panjang dan terkesan mengada-ada, sebab akan memperumit penulis dalam memaparkan isi dari karya tersebut. Bagi penulis tidak ada warna yang menyimbolkan sesuatu, sebab semua warna yang ada dalam karya akhir ini tercipta dari spontanitas saja ketika penulis mengerjakan karya-karya tersebut. Hasil karya yang penulis kerjakan dapat dilihat dari foto-foto karya yang penulis lampirkan dalam lembaran berikut beserta pembahasan masing masing karya.
32
33
Karya 1
Tempat di mana kita harus mengerti # 1 2010 125 x 75 cm Akrilik di atas kanvas
34
Karya ini menceritakan tentang bagaimana memilah antara keinginan, kebutuhan dan harapan. Ada tiga buah batu yang masing masing menyimbolkan tentang keinginan, kebutuhan dan harapan. Dalam karya ini terdapat figur laki laki yang tertutup kepalanya dan berusaha melepaskan sesuatu yang menutupi kepalanya tersebut. Hal ini menceritakan bahwa figur tersebut berusaha untuk melepaskan keinginan- keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Terlalu banyak keinginan- keinginan yang menutup pandangan, sehinga tidak dapat membedakan apa keinginan dan kebutuhan. Hal ini tercipta dari pengalaman pribadi penilis, diman keinginankeinginan yang muncul dari dalam diri dapat mengelapkan mata, ketika penulis berfikir bhwa dengan memfokuskan diri untuk mengejar cita- cita adalah suatu yang harus diwujudkn dengan cara apapun, ternyata dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam karya yang berjudul “ tempat diman kita harus mengerti #1” ini, penulis ingin menyampaikan bahwa kainginan- kainginan uantuk mencapai citacita adalah
sesuatu yang wajar, namun terkadang dapat juga menjadi
penghalang cita-cita tersebut. Penulis berkesimpulan bahwa ketika keinginan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan. Kita dituntut untuk lebih mengerti terhadap keadaan yang terjadi disekitar, dengan harapan dan keinginan dapat terwujud tanpa harus memaksakan keinginan yang bersifat pribadi.
35
Karya 2
Paket energy 2010 140 x 140 cm Akrilik di atas kanvas
36
Paket energi adalah sebuah semangat yang di kumpulkan untuk memulai aktifitas baru. Dalam karya ini terdapat sosok figur kartun yang memegang benda, Benda tersebut penulis visualkan sebagai energi yang diperoleh dari orang sekitar, sebagai modal awal untuk menjalani aktifitas. Penulis mencoba menceritakan tentang perubahan, di mana sebelumnya penulis selalu larut dalam sebuah masalah yang membuat aktifitas menjadi terhambat. Penulis berkesimpulan, seandainya terus larut dengan masalah yang sama, akan menghambat aktivitas dalam kehidupan sehari hari. Oleh sebab itu penulis harus secepatnya melakukan perubahan, dengan mengumpulkan energi yang penulis dapatkan dari lingkungan sekitar.Energi yang dikumpulkan berupa saran, kritik dan pengalaman orang-orang Secara keseluruhan karya ini memakai warna lunak agar kesan lembut dapat ditampilkan dalam karya, figur kartun dengan expresi heran menambah datarnya emosi di dalam karya. Figur tersebut menggunakan pakaian sehari-hari sering penulis gunakan. Objek lain yang hadir adalah simbol energi, simbol tersebut mewakili energi yang didapat dari lingkungan sekitar.
37
Karya 3
Perihal pertukaran 2010 200 x140 cm Akrilik di atas kanvas
38
Karya yang berjudul prihal pertukaran merupakan cara ungkap yang di tampilkan melalui karya lukis. Objek yang ditampilkan pada karya ini adalah dua figur kartun. Figur tersebut memvisualkan diri penulis dan seorang wanita yang pernah mewarnai kehidupan penulis, walaupun hanya sebatas keinginan. Penulis tidak tahu apa yang dirasakan wanita tersebut, apakah sama dengan yang penulis rasakan. Dari dua figur tersebut terdapat boneka dan ice cream sebagai objek pendukung. Boneka itu terletak pada genggaman figur laki laki dan ice cream pada figur wanita. Figur laki laki bermaksud ingin memberikan sebuah boneka kepada figur wanita. Sebaliknya berharap boneka yang sama di berikan kepada figur laki laki, namun figur wanita memberikan ice cream sebagai balasanya. Hal ini merupakan proses terciptanya energi, di mana hasil dari kekecewaan menjadi pembelajaran untuk instropeksi diri di dalam meyikapi suatu persoalan. Pemakaian warna hijau menyimbolkan bahwa terdapat sebuah keinginan yang begitu tulus untuk melakukan pertukaran perasaan, warna hijau yang menjadi background tersebut menambah kesan bahwa begitu kuatnya keinginan yang diceritakan dalam karya.
39
Karya 4
Teori, jingga dan rembulan di pagi hari 2010 180 x80 cm Akrilik di atas kanvas
40
Secara visual penulis mengangkat sebuah ide ke dalam karya dengan gaya kartun. Karya ini adalah lanjutan dari karya ke tiga, dimana pada karya sebelumnya penulis menceritakan tentang proses energi. Dalam karya ini penulis menceritakan bagaimana hasil dari proses energi tersebut. Ketika mengalami kekecewaan penulis tidak larut di dalam memikirkanya. Tepatnya bagian atas karya memperlihatkan sosok figur laki laki dengan expresi kecewa, karena kehilangan boneka yang akan diberikanya kepada wanita yang ada pada karya sebelumnya, yang menjadi symbol perasaan. Kali ini lakilaki tersebut memiliki boneka yang lebih besar yang akan diberikanya kepada figur wanita baru yang bernama Jingga. Figur laki laki ingin mengenalkan dirinya kepada jingga melalai boneka yang lebih besar yang menjadi simbol ungkapan perasaannya. Kotak yang ada pada boneka tersebut adalah tempat menyimpan semua cerita tentang figur laki laki. Berawal dari itulah Jingga memahami figur lakil laki tersebut. Dari hal tersebut figur kaki laki mendapatkan semangat baru untuk menjalani aktifitas di dalam kehidupan, yang sebelumnya berkawan dengan kekecewaan.
41
Karya 5
Tempat dimana kita harus mengerti #2 2010 200 x 80 cm Akrilik di atas kanvas
42
Karya ini masih berkaitan dengan karya 3, disini kembali penulis menceritakan tentang perubahan. Secara keseluruhan karya ini sedikit berbeda dengan karya sebelumnya, penulis menambahkan karakter baru. Awal dari penciptaan karya ini terinspirasi oleh tokoh-tokoh yang ada pada komik Jepang yaitu Naruto. Komik tersebut identik dengan jurus jurus ninja yang biasa merubah tokoh tersebut ke dalam wujud lain. Dengan demikian penulis memvisualkan tokoh tokoh komik Naruto sebagai orang- orang yang mengenali penulis. Expresi wajah yang ada pada komik Naruto mewakili respon orang-orang disekitar penulis, terhadap perubahan yang penulis lakukan. Reaksi itu muncul akibat perubahan sikap yang penulis lakukan ketika memutuskan untuk tidak memikirkan masalah itu lagi Untuk itu penulis memotivasi diri melupakan masalah yang terjadi, hal tersebut divisualkan pada figur kartun laki-laki dengan gaya berubah wujud seperti perubahan wujud yang dilakukan oleh tokoh tokoh Naruto.
43
Karya 6
Membaca 2011 200 x 80 cm Akrilik di atas kanvas
44
Dalam karya yang berjudul membaca, penulis menceritakan bagaimana diri penulis, dengan membaca kebiasaan-kebiasaan penulis sendiri. Visual karya dibagi empat bagian di dalam kanvas. Tiap bagian menceritakan tentang pendapat penulis pribadi dalam masalah kegelisahan. Figur laki laki yang ada pada bagian pertama bercerita bahwa penulis bukanlah sosok super hero melainkan sosok yang belum dikenali, yang di simbolkan oleh figur dengan seluruh tubuhnya tertutup oleh kain. Pada bahagian selanjutnya penulis terinspirasi oleh cerita putri salju, yang harus menunggu seorang pangeran agar dapat merasakan kebahagiaan. Visualisasi putri salju yang menceritakan bahwa kehidupan bukanlah seperti yang diperankan oleh putri salju yang harus menunggu lama untuk bahagia. Figur selanjutnya bercerita tentang sosok yang selalu memberikan keceriaan kepada oaring lain, namun ia sendiri tidak pernah merasakan kebahagiaan tersebut. Untuk
itu penulis harus membuka diri dan mencoba
mengenali secara utuh, melalui visualisasi dengan empat figur yang sama yang memakai topeng setengah terbuka. Ketika topeng tersebut mulai terbuka, terlihatlah bagaimana keadaan sebenarnya. Akhirnya penulis mengerti apa dan bagaimana kondisi sebenarnya yang divisualkan dengan potret diri.
45
Karya 7
Hysteria kharismatik 2011 190 x 120 cm Akrilik di atas kanvas
46
Hysteria kharismatik adalah naik turunnya sebuah emosi secara drastis. Pada karya ini bercerita tentang sikap penulis yang sering berubah-ubah ketika sesuatu dianggap benar, seketika itu pula muncul pendapat dari dalam diri bahwa itu salah. Keragu-raguan ini muncul ketika penulis menanyakan kepada diri sendiri, apakah selama ini sikap penulis sudah benar, atau malah berlebihan dalam menanggapi suatu permasalahan. Rasa terkejut yang berlebihan ketika menghadapi suatu persoalan adalah suatu kebiasaan yang penulis alami. Penulis sangat mudah larut dalam sebuah persoalan, baik ketika menghadapi masalah pribadi maupun melihat dan mendengar permasalahan orang lain, seketika itu muncul anggapan bahwa apa yang penulis fikir dan rasakan adalah hal yang tidak penting. Ketika semua persoalan dianggap tidak penting, muncul kembali anggapan bahwa permasalahan tersebut penting untuk penulis fikirkan, baik yang penulis alami maupun ketika melihat permasalahan orang lain. Figur laki-laki yang memakai jilbab, penulis hadirkan sebagai sosok yang mencoba menutup keinginan di dalam dirinya yang pada waktu itu dianggap salah seketika pendapat tersebut berubah drastis, hal yang dianggap salah menjadi suatu hal yang biasa. Perubahan perasaan tersebut divisualkan dengan objek yang sama namun tidak memakai jilbab. Penegasan pada tatapan mata pada objek sebelumnya, sekarang tertutup oleh kaca mata. Timbullah keraguan yang tak jelas dalam memutuskan sebuah persoalan, yang penulis visualkan dalam bentuk expresif.
47
Karya 8
Dialog 2011 100 x 120 cm Akrilik di atas kanvas
48
Ketika mempelajari apa itu energi, penulis banyak belajar dari orang sekitar. Teman adalah salah satu yang memberikan energi kepada penulis. Apa yang mereka alami seolah olah menyuruh penulis untuk menpelajarinya. Dalam karya ini penulis mengangkat sebuah potret teman, menceritakan tentang pribadi yang bertentangan. Hal tersebut penulis ketahui ketika berdiskusi dengan teman tersebut. Semua hal yang dibicarakanya sangat berbeda dengan tindakannya. Pada bagian lain sisi karya, penulis menambahkan figur kartun, yang di visualkan sebagai sosok yang terluka, dan tidak sesuai dengan apa yang di bicarakan, penulis mencoba mempelajari hal tersebut, untuk penulis jadikan pembelajaran dalam kehidupan. Pada bagian lain terdapat bahagian abstrak yang didalamnya melayang simbol energi, simbol energi tersebut tampil dengan warna hitam yang menceritakan tentang bagaimana keadaan figur tersebut. Semua cerita yang diucapkan tidak pernah terwujud dan selalu mencari pembenaran untuk menutupi kesalahanya, itulah yang divisulkan dalam salah satu bahagian sudut karya.
49
Karya 9
Ayah dan Mama 2011 80 x 120 cm Akrilik di atas kanvas
50
Dalam karya ini penulis hanya ingin menyampaikan bahwa orang tua penulis memberikan energi yang sangat besar, bagi penulis pribadi orang tua adalah sosok yang patut penulis contoh, apapun mereka lakukan agar anak anak nya dapat bahagia, kerja keras yang tak mengenal waktu tanpa pernah mengeluh, itu semua dilakukan tanpa mengharapkan apa-apa, semata demi kebahagiaan keluarganya. Kegigihan mereka didalam mencari nafkah seolah-olah mengajarkan kepada penulis untuk mencontoh sikap mereka dalam menjalani hidup, pada bahagian bahu sebela kanan dari potret ayah, terdapat sosok boneka dengan kostum power ranger. Boneka tersebut menyimbolkan bagaimana sosok seorang Ayah di mata penulis, sosok pahlawan dalam keluarga. Warna merah yang ada pada sosok boneka menyimbolkan sosok berani.
51
Karya 10
Kita bukan siapa-siapa 2008 140 x 140 cm Akrilik di atas kanvas
52
Dalam karya ini penulis ingin menceritakan bagaimana keadaan yang dirasakan
ketika
penulis
kehilangan
sebuah
semangat,
ketika
sebuah
permasalahan datang tanpa diduga kita pun sering kehilangan control terhadap diri. Karya yang berjudul kita bukan siapa-siapa ini terdapat dua figur, adegan tersebut menceritakan bagaimana ketika kita merasakan kesedihan dan tidak ada seorang pun yang dapat memberikan jalan keuar, ternyata diri kita sendirilah yang dapat memberikan jalan keluar. Karya yang berjudul kita bukan siapa-siapa ini, terdapat dua figur yang pertama sosok figur yang seolah-olah terluka dan sedang dijahit oleh sesosok badut. Sosok badut tersebut penulis visualkan sebagai diri penulis yang lain, yang terlihat selalu bahagia dan terkesan tak mempunyai masalah, namun sebenarnya penulis hanya berperan sebagai badut bodoh yang mencoba mengobati dirinya sendiri.Warna biru yang sedikit mentah menambah kesan pedih di dalam karya, ditambah adegan badut yang menjahit dada figur laki-laki.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Seorang seniman merasakan sebuah kegelisahan tentang apa yang dilihat ditemui dan dialami disekitarnya. Kegelisahan tersebut kemudian di ungkapkan ke dalam berbagai bentuk karya seni. Pelukis melalui karya lukisan yang dihasilkan tentu tidak lepas dari pengaruh apa yang dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan oleh seniman. Penulis mencoba menangkap apa yang dialami oleh diri sendiri dan dari lingkungan sekitar dalam bentuk energi, untuk dituangkan ke dalam karya lukis. Hal tersebut telah penulis paparkan dalam laporan ini dan dapat diambil kesimpulan, bahwa energi adalah sikap dan tindakan manusia merespon keadaan, yang dapat mempengaruhi aktifitas kehidupan manusia. Sebuah permasalahan dapat dicari jalan keluarnya, dengan menganalisa niat awal kita sebelum bertindak. Energi yang penulis paparkan dalam laporan ini menjadi sebuah kekuatan dikala kita dihadapkan pada sebuah permasalahan dalam hidup, seperti rasa kecewa, sedih, putus asa, dan berbagai permasalahan yang dialami dapat menjadi sebuh energi. Dengan kembali melihat apa yang menjadi niat awal sebelum melakukan kegiatan, semua hal berawal dari sebuah niat. Ketika sebuah niat sudah berubah akan menimbulkan sebuah permasalahan, maka dari itu, melihat kembali niat awal akan memberikan jalan keluar untuk masalah tersebut.
53
54
Setelah semua karya selesai, penulis mendapat kesimpulan bahwa secara keseluruhan karya yang dihadirkan adalah catatan harian perjalanan penulis dari awal tahun 2010 sampai dengan sekarang. Semua hal yang dialami dan dirasakan terangkum dalam keseluruhan karya, dan hal itu terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu di dalam pembuatan karya.
B. SARAN Seorang seniman hendaknya mampu membaca permasalahan didalam dirinya, bukan hanya sibuk membahas permasalahan orang lain. Setelah memahami diri sendiri, barulah seorang seniman dapat mengungkapkan sebuah permasalahan kedalam karya nya, permasalahan pribadi yang di alami dapat mewakili permasalahan orang lain. Hal itu lah yang penulis maksud dengan memahami diri, dengan itu seorang seniman dapat memberikan energi kepada lingkunganya. Dengan merespon apa yang seniman ungkap kedalam karyanya masyarakat dapat memetik pelajaran dari apa yang di ungkap. Dan juga saran yang penulis sampaikan menyangkut dalam pembuatan dan penciptaan karya ini yaitu: 1. Diharapkan bagi mahasiswa jurusan seni rupa yang akan mengambil jalur karya akhir, setelah melihat dan membaca karya akhir penulis ini hendaknya dapat dijadikan masukkan dan perbandingan membuat karya-karya yang lebih baik dan dapat melahirkan karya dengan bentuk baru dan lebih kreatif. 2. Untuk mahasisiwa seni rupa yang akan melanjutkan karya akhir seni lukis nantinya, agar sebelum memulai suatu penggarapan karya supaya
55
mempersiapkan bahan dan alat terlebih dahulu dan segala sesuatu yang dirasa perlu untuk menunjang demi kelansungan pembuatan karya, agar tidak terjadinya penundaan didalam memulai pembuatan karya. 3. Untuk masa yang akan datang penulis mengharapakan seni lukis dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas, yang mampu dimanfaatkan sebagai ajang untuk berkreatifitas.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew Matthews. Being Happy. 2000. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Amir An-Najjar. Dr. Ilmu Jiwa dalam Tasawwuf. 2001. Jakarta. Imam Al-Ghazali. Cinta dan Kebahagiaan. 1984. Jakarta Pusat : PT. Tinta Mas Indonesia Imam Al-Ghazali. Kimia Kebahagiaan. 1984. Bandung : Mizan M. Hariwijaja, Sutan Surya. Big Bang Spirit. 2008. Jogjkarta. Tood Siller. Think Like A Genius. 2002. Bandung : Kaifa Zordon Josipovic, Judiht Black Stone. Zen Untuk Pemula. 2001-2002 : Kanisius http://www.kartun.com/pengertian kartun,. tanggal 18 juni 2011.