LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM INTERPRETASI LENSA AGROFORESTRY: PENDIDIKAN DAN EDUKASI WISATA AGROFORESTRY SENTUL ECO-EDU TOURISM FOREST
Oleh: Kelompok 5 Salvionita Br Tarigan (E34120020)
Mita Anindisa
(E34120026)
Rizki Kurnia Tohir
(E34120028)
Ade Indah M
(E34120050)
Maulana Ikhsan
(E34120084)
Lydia Octifani
(E34120085)
Haning Ratri S.
(E34120086)
Irfan Haidar
(E34120094)
Qisti Aulia S.
(E34120098)
Raina Lydiasari
(E34120116)
Asisten Winahyu Adyananda Putri (E34100060)
Dosen: Prof. Dr. Ir. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati S.Hut M,Si
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Sentul Eco-Edu Tourism Forest (SEETF) terletak di Kampung Sukamantri, Desa Karangtengah, Kecamatan Babakan Madang Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. SEETF ini dibentuk oleh kesepakatan kerja sama antara Indonesia dengan Korea untuk menjaga lingkungan hidup. Tujuan pembentukan Sentul Eco Edu Forest adalah untuk meningkatkan kerjasama “Green Partnership” sehingga wilayah ini didirikan berdasarkan prinsip menjaga lingkungan. SEETF memiliki kondisi alam yang masih hijau dan memiliki flora, fauna dan bentang alam yang relatif masih terjaga. Potensi yang dimiliki kawasan ini sangat berpotensi jika dikembangkan menjadi kawasan wisata yang menyajikan interpretasi alam untuk mengungkap semua potensi didalamnya. Kegiatan interpretasi ini dapat memberikan gambaran atau tuntunan kepada pengunjung mengeni infromasi atau pesan. Sehingga diharapkan pengunjung dapat membangun kesadaranya untuk ikut serta dalam menciptakan lingkungan hijau. Kawasan SEETF yang memiliki hutan tanaman, perkebunan dan pertanian sangat berpotensi untuk dijadikan wisata petanian dan kehutanan (Agroforestry) dimana wisata agroforestry ini merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha agro (pertanian) forestry (hutan) sebagai objek wisata. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman pengunjung dibidang pertanian. Pesan yang ingin disampaikan kepada pengunjung dari kegiatan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan kosong adalah dengan menjaga hutan agar tetap lestari masyarakat sekitar juga dapat meningkat kesejahteraanya dengan berkebun disekitar kawasan hutan.
TUJUAN Penulisan laporan ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil implementasi program mengenai “Lensa Agroforestry”, dan menerapkan ilmu tentang interpretasi alam
MANFAAT Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai acuan pengelola dalam pengembangan wisata di SEETF, praktikan bisa menerapkan ilmu interpretasi alam.
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 RENCANA AWAL INTERPRETASI PROGRAM A. DESKRIPSI PROGRAM Implementasi program interpretasi “Lensa Agroforestry: Pendidikan dan Edukasi Wisata Agroforestry Sentul Eco-Edu Tourism Forest”. Program interpretasi ini menitik beratkan pada kegiatan agroforestry dimana topik yang dipilih terdiri dari dua topik yaitu pinus dan sengon. Materi yang akan di sampaikan adalah sejarah penyadapan pinus dan sengon di indonesia, alat menyadap pinus, pengalaman menyadap pinus, produk akhir getah pinus dan sengon, manfaat getah pinus, cara menanam sengon yang baik, media tanam sengon.
B. SASARAN DAN WAKTU PELAKSANAAN Sasaran program interpretasi adalah pengunjung berusia 16-30 tahun, semua jenis kelamin, pelajar,
mahasiswa dan keluarga. Jumlah sasaran
berkisar antara 5-15 orang, program interpretasi dilaksanakan selama 1 hari dan dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2014.
C. SARANA PRASARANA PROGRAM Prorgam ini menggunakan beberapa sarana prasarana yang terdiri dari: No
Nama Barang
No
Nama Barang
1
Alat penyadap pinus
9
Makanan
2
Interpreter
10
Air minum
3
Buku panduan
11
Kuas
4
Shelter
12
Cat minyak
5
Jalan setapak
13
Sekop
6
Papan interpretasi
14
Polybag
7
Wisma cinta alam
15
Bibit sengon
8
Pot sengon
16
Media tanam sengon
D. SKENARIO PROGRAM Program dilakukan dari pukul 07.30-13.10 WIB di SEETF. Pengunjung datang ke lokasi dan langsung dibawa ke wisma cinta alam dan dibagikan flyer. Kemudian pengunjung tracking. Pengunjung akan mengunjungi 4 pos. Pos pertama yaitu pos pengamatan burung, dimana pengunjung mendapatkan binokuler dan field guide burung dan kemudian diajak pengamatan dan identifikasi burung. Pos 2 yaitu pos penanaman sengon, disini pengunjung menanam sengon dengan menggunakan berbagai media tanam. Pos 3 yaitu pos makan, disini pengunjung mendapatkan makanan yang berasal dari hasil agroforestry (jagung, singkong, ubi jalar, pisang dan kacang tanah). Pos 4 yaitu pos menyadap pinus disini pengunjung diajak untuk menyadap pinus. Setelah menyelesaikan keempat pos tersebut pengunjung kembali lagi ke wisma cinta alam.
E. BIAYA PROGRAM Program interpretasi membebankan biaya untuk pengunjung, dengan rincian sebagai berikut: NAMA PROGRAM/ BARANG
HARGA (Rp)
Registrasi
10.000
Penyewaan alat sadap
10.000
Peralatan tanam sengon
15.000
Makan dan minum
20.000
Jumlah
55.000
F. EVALUASI PROGRAM Dilakukan pada saat penutupan oleh interpreter dan atau dilakukan selama jalan pulang (trackback) ke wisma cinta alam dengan cara berbincang dengan pengunjung.
2.2 HASIL IMPLEMENTASI PROGRAM INTERPRETASI A. PELAKSANAAN PROGRAM Hasil Implementasi program interpretasi “Lensa Agroforestry: Pendidikan dan Edukasi Wisata Agroforestry Sentul Eco-Edu Tourism Forest” mengalami perubahan, diantaranya : 1. Topik awal salah satunya sengon mengalami penggantian menjadi tanaman buah, hal ini karena permintaan pengelola yang tidak membolehkan adanya penanaman sengon. 2. Materi yang disampaikan mengalami perubahan menjadi pengenalan macam-macam tumbuhan buah yang biasanya dijadikan tumbuhan agroforestry. Pengubahan yang terjadi hanya pada topik sengon, untuk topik pinus tetap berjalan sesuai denga perencanaan.
B. SASARAN DAN WAKTU PELAKSANAAN Sasaran program interpretasi yang didapatkan terdiri dari 5 orang pengunjung yang berasal dari latar belakang pendidikan sarjana angkatan 51 (4 orang) dan angkatan 49 (1 orang). Program sesuai dengan perencanaan yaitu dilaksanakan pada 1 hari dan pada tanggal 6 Desember 2014.
C. SARANA PRASARANA PROGRAM Pelaksanaan Program memiliki ketidaksesuaian pada beberapa sarana prasarana yang direncanakan di awal program. Sarana prasarana aktual yang digunakan adalah sebagai berikut: No
Nama Barang
No
Nama Barang
1
Alat penyadap pinus
7
Makanan
2
Interpreter
8
Air minum
3
Information center
9
Pupuk
4
Shelter
10
Bibit buah
5
Jalan setapak
11
fieldguide
6
Bino kuler
12
camera
Terdapat sarana prasarana yang di tambahkan yaitu Binokuler, Fieldgiude, Camera, bibit buah. Prasarana yang ditambahkan ini merupakan alat yang tidak dimasukan pada saat perencanaan, dan merupakan kesalahan dari perencana program.
D. IMPLEMENTASI SKENARIO PROGRAM Program yang direncanakan akan mulai dilaksanakan pukul 07.30 tidak sesuai dengan yang direncanakan, karena ada masalah mengenai alat transportasi yang digunakan. Pengunjung tiba di SEETF pukul 09.00 dan langsung diajak memasuki pusat informasi yang tersedia. Terdapat perbedaan urutan pos pada saat pelaksanaan yang semula pos diawali dengan pengamatan burung menjadi penyadapan, hal ini dikarenakan pengelola menyarankan dan menyediakan penyadap di bagian bawah berdekatan dengan pusat informasi, pos kedua menjadi pos pengamatan burung, karena pengunjung tiba di pos burung pukul 11.00 sehingga burung yang dapat diamati sedikit sekali, sehingga di perbanyak dengan materi pengenalan alat dan cara identifikasi burung. Karena pada saat penanaman waktu sudah menunjukan 13.00 sehingga untuk pos ketiga menjadi penanaman (bibit buah), disini pengunjung diajak bertanam dan di akhir penanaman di sematkan nama pengunjung di pohon (menjadi pohon asuh) dan diakhiri dengan makan makan hasil agroforestry. Kepulangan
pengunjung
yang
direncanakan
pukul
13.10
mengalami
kemunduran menjadi pukul 14.00.
E. BIAYA PROGRAM Biaya aktual yang harus dibayar pengunjung adalah sebagai berikut: NAMA PROGRAM/ BARANG
HARGA (Rp)
Transportasi
25.000
Penyewaan alat sadap
10.000
Makan dan minum
5.000
Jumlah
40.000
Pendapatan yang didapatkan dari pengunjung adalah Rp 40.000 x 5 orang = Rp 200.000,-. Dalam biaya program ini mengalami pengubahan karena pada saat penyusunan program kurangnya melakukan survey pasar terlebih dahulu.
F. HASIL EVALUASI PROGRAM Evaluasi dilaksanakann di akhir program dengan mewawancarai pengunjung. Pada saat perjalanan pulang (kegiatan sudah berakhir). Hasil yang diperoleh sebagai berikut: Nama Pengunjung Nursyahidah
M. Lukmanuddin
Gilang
Febry
Asep
Pendapat mengenai Program Seru rame, banyak ilmu yang bisa di dapat, disini lebih aplikatif, panitianya asik asik, menarik. Kekurangan, waktu ngaret sebelum keberangkatan karena masalah teknis Perjanalan tentang kehutanan cukup bgus, penyampaian materi cukup dijelaskan secata rinci. Bisa dijadikan sebagai ilmu baru. Kekurangannya jalur yang dilalui kurang lancar. Cukup menarik, sangat menarik malah. Tidak hanya jalan – jalan, tetapi belajar bagaimana menyadap pinus dan menanam yang baik. Edukasinya dapet banget. Kekurangan, jalurnya kurang menantang, tapi sudah cukup bagus, panitianya asik – asik. Acaranya cukup seru, cukup membuat capek. Untuk panitia saat menjelaskan cukup dimengerti. Baru pertama kali menyadap pinus. Kekurangan, rutenya biasa biasa aja, kurang ada tantangan. Untuk kedepannya cari lokasi yang lebih menantang Cukup menyenangkan, pengalaman pertama menyadap pinus. Cukup melelahkan ketika melakukan penyadapan dengan metode bor. Waktunya sedikit ngaret, perjalanan cukup menyenangkan tapi kurang menantang.
Evaluasi keseluruhan dari pengunjung tanggapan mengenai program cukup baik, menyenangkan dan edukatif. Tetapi ada beberapa kekurangan yang didapat dari pengunjung yaitu waktu keberangkatan telat dan jalur yang dilaluai kurang menantang. Evaluasi dai teknis mengenai transportasi yang harus dipastikan minimal sehari sebelum, koordinasi dengan pengelola supaya program yang di rencanakan sesuai dengan apa yang di implementasikan di lapang.
LAMPIRAN
Foto di dalam pusat informasi pinus
Pengunjung menyadap pinus
Pengunjung di pos burung
Foto program sadap
Persiapan pembagian bibit
Penanaman bibit buah
Pengunjung makan bersama
Foto pengunjung
Foto bersama pengunjung dan panitia