Gedung Nusantara II (Gedung Ex-PAU Ekonomi) Lantai 1 FISIP UI, Kampus UI Depok. Depok 16424 T: (021) 788 49181 F: (021) 788 49182
LAPORAN HASIL UJICOBA LAPANGAN CHILD PROTECTION RAPID ASSESMENT dalam Situasi Darurat Kabupaten Sleman, Yogyakarta - Juli 2011 PENGANTAR A. “Child Protection Rapid Assesment” (CPRA) adalah perangkat yang sedang dikembangkan di tingkat global yang digunakan untuk mengumpulkan informasi penting secara cepat mengenai kebutuhan dan prioritas intervensi perlindungan anak dalam komunitas di wilayah yang berada dalam situasi darurat kemanusiaan akibat bencana. B. Dalam kerangka kerja “Inter-agency Standing Commitee – Need Assessment Task-Force”, maka CPRA adalah asesmen Phase-II, yang dilakukan setelah assesment Phase-I dilakukan pada hari-hari pertama setelah bencana. C. Hasil yang diperoleh dan diolah berdasar kegiatan CPRA dituangkan dalam bentuk grafis dan tabel data. Lembaga pengguna laporan ini dapat memanfaatkan informasi dasar tersebut untuk kepentingan perencanaan respon yang sesuai untuk fase-II atau pelaksanaan asesmen lanjutan yang lebih spesifik sesuai dengan fokus kerjanya. D. Tujuan utama dari kegiatan ujicoba perangkat ini adalah pada aspek operasionalisasi perangkat, yaitu untuk melihat apakah perangkat yang telah diadaptasi tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kontekstual di Indonesia, yang dalam kasus ini, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pasca erupsi gunung Merapi akhir 2010. LAPORAN PELAKSANAAN E. Uji lapangan perangkat global “Child Protection Rapid Assesment” dalam situasi darurat di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dilakukan pada tanggal 28 Juni-6 Juli 2011, di wilayah-wilayah berikut: 1. Desa Umbulharjo 2. Desa Girikerto 3. Desa Purwobinangun 4. Desa Hargobinangun 5. Desa Wukirsari 6. Desa Glagaharjo 7. Wonokerto 8. Huntara Kuwang 9. Huntara Plosokerep
10. Huntara Kentingan 11. Huntara Banjarsari 12. Huntara Jetis Sumur 13. Huntara Gondang I 14. Huntara Gondang II 15. Huntara Gondang III 16. Huntara Mandiri 17. Huntara Dongkelsari F. Key Informants -pihak-pihak yang menjadi sumber informasi- dalam CPRA di ke-9 lokasi tersebut adalah: 1. Pengelola Kamp/Huntara 2. Pekerja social 3. Guru 4. Kepala wilayah (desa/dusun/dukuh) dan Aparatur Desa 5. Relawan Sosial 6. Pemuka Masyarakat 7. Tokoh Agama 8. Pengurus PKK 9. Kader Posyandu 10. Tokoh pemuda G. Hasil: 1. Operationalisasi perangkat Perangkat CPRA telah dimodifikasi/diadaptasi kembali berdasar masukanmasukan selama proses ujicoba. (Contoh perangkat terlampir) 2. Temuan Kunci hasil CPRA: Pada lampiran 3 adalah hasil olah data yang dipaparkan dalam kelompok masalah/resiko perlindungan anak di situasi darurat pada bagian lampiran 3, meliputi: a. Situasi dan Resiko anak terpisah dari (pengasuhan) keluarga b. Situasi lingkungan yang beresiko terhadap keselamatan anak c. Situasi/kasus kekerasan terhadap anak d. Situasi keterlibatan anak dalam tindak kekerasan
e. Situasi/kasus kekerasan seksual terhadap anak f. Situasi Kesejahteraan Psikososial anak dan pengasuh g. Situasi/kasus pekerja anak H. Lampiran/appendix: 1. Term of Reference ujicoba CPRA Indonesia 2011 2. Perangkat Assessmen 3. Data grafis hasil olahan
-
Apendix 1
KERANGKA ACUAN UJI LAPANGAN ASSESSMEN CEPAT PERLINDUNGAN ANAK DI SITUASI DARURAT INDONESIA 2011
LATAR BELAKANG Berangkat dari pengalaman penanganan perlindungan anak dalam situasi darurat di tingkat global, sejumlah tokoh lembaga PBB, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah internasional telah bekerjasama membangun instrumen yang dapat menghasilkan informasi yang kuat dan relevan untuk dijadikan landasan dalam pembuatan program perlindungan anak di situasi darurat yang dapat diprediksi, berkualitas, dan terkoordinasi pada tingkat lapangan. Pekerjaan tingkat global ini termasuk menghasilkan instrumen kunci, standar dan panduan; mendukung peningkatan kapasitas dari para mitra sektor pada tingkat lapangan dan regional; serta mengembangkan advokasi dan kebijakan yang dapat dibagi bersama. Instrumen ini saat ini sedang dalam tahap ujicoba lapangan, sebelum pada saatnya nanti ditetapkan sebagai instrumen standar respon perlindungan anak di setiap situasi darurat bencana yang muncul. Di Indonesia, yang terpilih menjadi tempat ujicoba pertama instrumen tersebut, Pusat Kajian Perlindungan Anak Universitas Indonesia (PUSKA PA UI) dengan dukungan UNICEF Indonesia, bersama dengan Direktorat Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Anak Kementerian Sosial RI, dan Columbia University (New York, AS) telah bersepakat untuk melaksanakan kegiatan Asesmen dan Uji Coba terhadap Instrumen Kajian Cepat Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat Bencana Alam, dengan wilayah yang terdampak bencana erupsi dan lahar dingin Merapi 2010/2011 ditetapkan sebagai lokasi uji lapangannya. TUJUAN:
Ujicoba lapangan dari instrumen ini juga diharapkan untuk: -
Membangun kapasitas kelembagaan di tingkat nasional dan daerah dalam hal pelaksanaan assesmen cepat untuk perlindungan anak dalam situasi darurat .
-
Menghasilan versi instrumen yang sesuai untuk konteks nasional dan lokal sebagai bagian dari rencana kesiapan untuk situasi darurat.
-
Memberikan masukan empiris tentang proses penyiapan tim dan adaptasi instrumen kepada mereka yang bekerja dalam bidang perlindungan anak pada tingkat global dan nasional.
GAMBARAN KEGIATAN I. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk assesmen cepat dengan menggunakan beberapa instrumen yang telah dirancang ditingkat global dan diadaptasi pada tingkat awal sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal (Indonesia), yang meliputi Interview Informan Kunci, Observasi langsung, dan Desk Review. J. Uji lapangan assessmen cepat perlindungan anak dalam situasi darurat akan dilakukan di Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta) yang terdampak erupsi gunung Merapi 2010, dan Kabupaten Magelang (Jawa Tengah) yang terdampak bajir lahar dingin pasca erupsi Merapi. K. Uji lapangan akan dilakukan oleh tim assessmen terlatih dari Universitas Indonesia (3 orang), Universitas Columbia – USA (3 orang), dan Kementerian Sosial RI (4 orang). SAMPLING FRAME Kelompok sasaran ujicoba lapangan assessmen cepat perlindungan anak dalam situasi darurat ini adalah komunitas yang terdampak erupsi Merapi yang pada saat ini tinggal di desa yang sebagian atau keseluruhan wilayahnya terkena dampak dan yang menempati hunian sementara di wilayah Kabupaten Sleman (DIY) dan Kabupaten Magelang (Jawa Tengah). Oleh karenanya 2 jenis unit analisisnya adalah 1) Desa; dan 2) Huntara/Kamp/TPA. Untuk Kab. Sleman desa yang dipilih adalah yang terkena dampak karena seluruh atau sebagian wilayahnya berada di dalam kawasan rawan bencana II dan III. Sedangkan di wilayah Kab. Magelang, desa yang dipilih adalah yang terkena dampak karena seluruh atau sebagian wilayahnya berada di kawasan rawan bencana I. KELUARAN Laporan temuan dari pelaksanaan ujicoba berikut rekomendasi untuk kepentingan pengembangan instrumen dan protokol assessmen cepat perlindungan anak dalam situasi darurat di tingkat global dan nasional. Instrumen assessmen cepat perlindungan anak dalam situasi darurat yang sesuai dengan konteks Indonesia dan lokal. Informasi mengenai potret situasi spesifik perlindungan anak di kedua wilayah sampling frame. KERANGKA WAKTU Keseluruhan tahap pelaksanaan ujicoba assessmen cepat perlindungan anak dalam situasi darurat ini, membutuhkan waktu 6 minggu, dengan perkiraan sebagai berikut:
21 – 24 June 27 Juni 28 Juni – 6 Juli 7-8 Juli 11 – 15 Juli 18 – 25 Juli
Adaptasi instrumen Penyiapan tim assesment dan pelatihan Penyiapan wilayah Kab. Sleman Assessment cepat wilayah Sleman Penyiapan wilayah Kab. Magelang Assessmen cepat wilayah Kab. Magelang Pengolahan & pelaporan hasil ujicoba lapangan
PENUTUP Kerangka acuan (TOR) ini merupakan panduan awal mengenai ujicoba lapangan ini, yang penuangannya ke dalam perencanaan kegiatan membutuhkan pemahaman lebih lanjut tentang konteks kewilayahan dan kemasyarakatan di kedua wilayah sasaran.
Appendix 2
Appendix 3