LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBINAAN PROGRAM STUDI TAHUN ANGGARAN 2011
KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNINERSITAS HASASANUDDIN
OLEH Dr. Hj. Nurhayati, M.Hum. Drs. H. Hasan Ali, M.Hum. Drs. H. Tamasse, M.Hum.
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR, 2011
s/.
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
2. Ketua Peneliti a. Nama b. Jenis Kelamin c. NIP d. Pangkat/Golongan e. Jabatan Fungsional f. Fakultas/Jurusan g. Perguruan Tinggi h. Pusat Penelitian i. Alamat Rumah j . Telepon
Kemampuan Berbicara Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Dr. Hj. Nurhayati, M.Hum. Perempuan 19601002 198601 2 001 Pembina/IVC Lektor Kepala Ilmu Budaya/Sastra Indonesia Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin Jl. Pampang II Lr. 6A No. 7 Makassar (0411)443766 08124216826
3. Jumlah Anggota Peneliti Nama Anggota I Nama Anggota II
3 orang Drs. H. HasanAli, M.Hum. Drs. Tammasse, M.Hum.
4. Biaya Penelitian
Rp 12.500.000 (Dua Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
Makassar, 12 Mei 2011 Mengetahui Jurusan/Program St Ketua,
Ketua-T-tnTPeneliti,
M.Hum. Drs NIP 1958081911 84031002
)r. Hj. Nurhayati, M.Hum. NIP19601002198601 2 0001
V ABSTRAK
NURHAYATI. Kemampuan Berbicara Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan berbicara mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin dari aspek kebahasaan dan nonkebahasaan serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik rating dan rekam. Sampel penelitian sebanyak 20 orang yang diambil secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbicara mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dari aspek kebahasaan rating tertinggi berada pada rating 3 masuk kategori cukup dengan 82 %. Untuk aspek nonkebahasaan berada pada rating 3 masuk kategori kategori cukup dengan 77%. Rata-rata kedua aspek ini adalah 80%. Dengan demikian kemampuan berbicara mahasiswa tersebut cukup. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan berbicara mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia adalah: 1) mahasiswa tidak memperoleh mata pelajaran secara khusus mata pelajaran keterampilan berbicara, 2) dosen masih kurang memberikan tugas diskusi kepada mahasiswa, dan 3) mahasiswa tidak berusaha untuk trampil dalam berbicara.
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan berdiri sendiri, akan tetapi saling
berkaitan
kemampuan
dengan
kemampuan
mendengarkan
atau
lain.
menyimak.
Misalnya,
berhubungan
Berbicara
dan
dengan
mendengarkan
merupakan kegiatan dua arah. Keefektifan berbicara juga ditentukan oleh sikap pendengarnya. Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang lebih banyak berkomunikasi secara lisan dibandingkan dengan cara lain. Separu dari kegiatan berbahasa kita adalah
berbicara, selebihnya barulah membaca dan menulis. Akan tetapi,
pelajaran berbicara di sekolah-sekolah maupun di perguruan tinggi kurang mendapat perhatign dan pembinaan. Demikian pula di Fakultas Sastra yang sangat
berkaitan
berkaitan
dengan
kemampuan
berbahasa
khususnya
kemampuan berbicara ini hanya ditempatkan pada salah satu pokok bahasan yang terdapat pada satu atau
dua mata kuliah. Akibatnya,
mahasiswa
kurang
menguasai kemahiran ini. Kemampuan berbicara perlu dimiliki oleh seseorang terutama mahasiswa sebagai calon ilmuan dan calon pemimpin. Orang pandai berbicara selalu tampil di depan.
Mahasiswa sebagai
calon
pemimpin
perlu
menguasai teknik-teknik
berbicara.
1
Tidak dapat disangkal bahwa seseorang secara alamiah dapat berbicara. Akan tetapi, jika seseorang itu disuruh berbicara secarah formal atau pada situasi resmi, sering timbul rasa gugup sehingga gagasan yang disampaikan menjadi kabur tidak beraturan dan akibatnya bahasanyapun tidak beraturan. Bahkan lebih para lagi banyak orang tidak berani mengemukan pendapat melalui kegitan berbicara. Di sisi lain banyak orang beranggapan bahwa setiap orang dengan sendirinya
dapat
berbicara.
Hal
ini
menyebabkan
pembinaan
kemampuan
berbicara terabaikan. Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia seharusnya memiliki kemampuan berbicara karena salah satu misi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Sastra Indonesia adalah mahasiswa dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan. Akan tetapi, kenyataan di dalaip kelas mahasiswa dalam
mengajukan pendapat tidak dapat
melakukannya dengan baik. Selain itu, dalam diskusi kelompok di kelas banyak dari mereka tidak dapat menjawab pertanyaan dari temannya maupun pertanyaan dari
dosen.
Apalah
jadinya
apabila
mahasiswa
sastra
Indonesia
sudah
menyandang gelar Sarjana Sastra Indonesia tetapi tidak dapat berbicara secara baik dan benar. Ada beberapa sebab sehingga hal ini terjadi, antara lain pengajaran keterampilan berbicara dalam kurikulum Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
tidak ada. Materi ini hanya ditumpang pada mata kuliah lainnya
Berdasarkan
kenyataan
di
atas
dihipotesiskan
bahwa
kemampuan
2
berbicara mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin rendah. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian kemampuan berbicara mereka dan mencarikan solusisolusi untuk keluar dari permasalahan ini.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian Ruang
lingkup
penelitian
adalah
keterampilan
berbahasa
khususnya
keterampilan berbicara dengan judul "Kemampuan Berbicara Mahasiswa Progran Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Mahasiswa yang diteliti adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Angkatan 2010.
Hasil penelitian ini akan memberikan masukan pada program studi untuk
pengembangan program studi pada umumnya dan pengembangan kurikulum pada khususnya.
1.3 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini: 1.3.1
Bagaimanakah kemampuan berbicara mahasiswa angkatan 2010 dari aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan?
1.3.2
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kemampuan berbicara mahasiswa angkatan 2010 Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2010 angkatan 2010?
1.4Tujuan Penelitian 1.4.1
Mendeskripsika kemampuan berbicara dari aspek kebahasaan mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2010.
1.4.2
Medeskripsikan
kemampuan
bebricara
dari
aspek
nonkebahasaan
mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2010 1.4.3
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kemampuan berbicara mahasiswa angkatan 2010 Jurusan Sastra Indonesia masuk dalam kategori kurang?
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini akan menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dan bagi mahasiswa urusan Sasra Indonesia Fakultas Sastra Unhas. 1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini menjadi rujukan bagi Jurusan Sastra Indonesia pengembangan
jurusan
terutama
pengembangan
kemampuan
untuk
berbicara
mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia
1.6 Signifikansi Penelitian Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Sastra Indonesia seharusnya menguasai keterampilan berbahasa Indonesia. Alangkah tragisnya apabila mahasiswa jurusan sastra Indonesia tidak dapat berbahasa dengan baik di depan umum. Hal ini akan berdampak kurang baik pada jurusan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Keterampilan Berbicara Kemampuan berbicara adalah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki
seseorang
terutama
mahasiswa.
Kemampuan
berbicara
bukanlah
diwariskan secara turun temurun walaupun secara alamiah manusia dapat berbicara, akan tetapi kemampuan berbicara perlu ditunjang dengan latihan yang intensif. Keterampilan berbicara menurut Tarigan (1987:86-87) suatu kegiatan berbahasa dengan lisan. Dalam berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui suara atau bunyi bahasa. Oleh karena itu, untuk dapat berbicara dengan baik maka kita harus menguasai teknik-teknik berbicara dan mengusai bahasa sebagai media komunikasi. Kemampuan berbicara menurut Arsjad (1992:606) tidaklah berdiri sendiri, tetapi
saling
berkaitan
dengan
kemampuan
lainnya.
Kegiatan
berbicara
berhubungan dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan adalah kegiatan komunikasi dua arah. berbicara
adalah
kemampuan
mengucapkan
kalimat
untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaian pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian (juncture).
6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Untuk
mengetahui
seberapa jauh
keterampilan
berbicara
mahasiswa
Jurusan Sastra Indonesia angkatan 2010 dengan menggunakan skala rating dengan 2 aspek, yaitu: Aspek Kebahasaan berupa: (1) Pengucapan vokal (2) Pengucapan konsonan (3) Penenpatian persendian (4) Penempatan tekanan (5) Penggunaan nada dan irama (6) Pilihan Kata (7) Penggunaan kalimat efektif Aspek nonkebahasaan berupa: (1) Keberanian (2) Kelincahan dan keramahan (3) Keterampilan dan ketertiban (4) Kelancaran (5) Kenyaringan dan kejelasan suara (6) Penalaran (7) Penguasaan topik 14
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Hasil penelitian kemampuan berbicara mahasiswa Jurusan sastra Indonesia dapat disimpulkan bahwa dari aspek kebahasaan rating tertinggi berada pada rating 3 masuk kategori cukup dengan 82 %. Untuk aspek nonkebahasaan berada pada rating 3 masuk kategori
kategori cukup dengan 77%. Rata
kedua aspek ini adalah 80%. 5.1.2
Faktor yang
memengaruhi kemampuan berbicara mahasiswa Jurusan
Sastra Indonesia adalah: 1) mahasiswa tidak memperoleh mata pelajaran secara khusus mata pelajaran keterampilan berbicara, 2) dosen masih kurang memberikan tugas diskusi kepada mahasiswa, dan 3) mahasiswa tidak berusaha untuk trampil dalam berbicara. 5.2
Saran Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Pihak jurusan sebaiknya memberikan pelatihan kemampuan berbicara pada mahasiswa. 2. Pihak jurusan sebaiknya memasukkan mata kuliah kemahiran berbicara ke dalam kurikulum. 3. Pihak jurusan menganjurkan pada dosen agar menggunakan metode diskusi dalam pembelajarannya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arsjad, Maidar. 1992. Pembinaan Kemampuan Berbicara Komunikasi Ilmiah Bagi Mahasiswa. Jakarta: Depdikbud.
sebagai
Sarana
Halim, Amran. 1984. Intonasi. Jakarta, Jambatan. Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta, Gramedia. Marsono. 1986. Fonetik. Yogyakarta, Gaja Madah Univerity Pres. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta, PT Raja Grapindo Persada. Moeliono, Anton M., dkk. 1988. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1987. Terknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung, Angkasa.
24