FKIP USM
Digitally signed by FKIP USM DN: cn=FKIP USM, o=FKIP, ou=FKIP,
[email protected], c=US Date: 2013.03.08 22:27:16 +07'00'
PENDIDIKAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING
Logo
MODEL PENGEMBANGAN METODE REALISTIKS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTA BANDA ACEH DAN ACEH BESAR (The Model of Realia Method Development in Teaching English to the Students of Private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar)
Oleh: Drs. Tarmizi Rajab, M. Pd (Ketua)/ NIDN: 0015075701 Drs. Anwar, S. Pd, M Pd/ NIDN: 0031126639 Sariakin, S.Pd, M. Pd/ NIDN: 00121068
Dibiayai oleh DIPA Kopertis Wilayah-I Tahun Anggaran 2012, dan Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Program Desentralisasi Penelitian Hibah Bersaing Nomor: 47/K1.1.2/KU.2/2012 Tanggal, 12 Maret 2012
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDA ACEH NOVEMBER 2012
v
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN HIBAH BERSAING 1. Judul: Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Banda Aceh dan Aceh Besar 2. Ketua Peneliti 2.1 Data Pribadi a. Nama Lengkap : Drs. Tarmizi Rajab, M. Pd b. Jenis Kelamin :L c. NIP/Golongan : 195707151985031003/ IV-a d. Strata/Jab. Fungsional : S2/ Lektor Kepala e. Jabatan Struktural : Staf Pengajar Kopertis Wil. I Dpk pada FKIP-USM Banda Aceh f. Fakultas/Jurusan : FKIP/ Program Studi Bahasa Inggris g. Bidang Ilmu : PENDIDIKAN h. Alamat Kantor : Lembaga Penelitian USM Batoh Lueng Bata i. Telp. : (0651) 26160 Fax. 21741 j. Email : Lemlit
[email protected] k. Alamat Rumah : Jln. Utama No.4 KRH – Rukoh Syiah Kuala Banda Aceh l. Telp./ Hp. : (0651) 7552874 / 081360874443 2.2 Mata Kuliah yang Diampu dan jumlah sks a. Mata Kuliah I : Teafl 2 sks b. Mata Kuliah II : Strategi Belajar Mengajar (SBM) 3 sks c. Mata Kuliah III : Reading 2 sks d. Mata Kuliah IV : Vocabulary 2 sks 2.3 Penelitian Terakhir a. Judul Penelitian I : Applying Short Passages in Teaching Reading Skill to the First Semester Students of the English Department of FKIPUSM Banda Aceh b. Judul Penelitian II : Applying Games in Teaching Vocabulary to the Students of Primary Schools c. Judul Penelitian III : Using Pictures in Teaching Oral Composition to Students of Primary School d. Judul Penelitian IV : Improving the Students’ Ability in Speaking Skill through Texts and Without Texts 3. Jangka Waktu Penelitian : 2 tahun 4. Lokasi Penelitian : Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh 5. Pembiayaan : Biaya diajukan ke Dikti Biaya dari Instansi Lain - Biaya Tahun ke 1 Rp. 50.000.000,Rp 0,- Biaya Tahun ke 2 Rp. 50.000.000,Rp.________ 0,Rp. 100.000.000,Rp. 0,Mengetahui Banda Aceh, 20 November 2012 Dekan FKIP-USM, Ketua Peneliti,
Drs. M. Isa Rani, M. Pd NIP. 196402061989031003
Drs. Tarmizi Rajab, M. Pd NIP. 195707151985031003
Menyetujui Ketua Lembaga Penelitian USM Banda Aceh, Ir. Lukmanulhakim, MP NIP. 196112311994031006
v
A. LAPORAN HASIL PENELITIAN
RINGKASAN DAN SUMMARY Adapun tujuan jangka panjang penelitian ini adalah lahirnya sebuah Silabus Desain Bahan Ajar yang aplikatif dalam bentuk Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar (The Model of Realia Method Development in Teaching English to the Students of Private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar). Jangka waktu penelitian diusulkan selama tiga tahun. Tahun pertama, difocuskan pada persiapan instrument dan rancang bangun penelitian serta hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan peneitian awal, guna melahirkan sebuah rumusan instrument penelitian yang valid dan reliable. Tahun kedua, menititik-beratkan pada perumusan model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh, guna lahirnya sebuah Design Silabus Bahan Ajar yang aplikatif, sederhana, dan mudah diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Tahun ketiga, diarahkan pada aplikasi dan revisi, guna lahirnya sebuah Design Silabus Bahan Ajar yang dapat dijadikan pegangan oleh Dosen dan Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh. Untuk mencapai tujuan dimaksud, peneliti mengumpulkan data dalam bentuk uji-coba (experimental teaching) pada Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris dari Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar dengan sampel Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh Tahun Ajaran 2011/2012. Kata Kunci: Model pengembangan, Silabus bahan ajar, Metode Realistiks
v
PRAKATA
Bismillahirrahmanirahiim. Pertama-tama, penulis mengucapkan puji-syukur kepada Allah Swt. atas limpahan Rahmat-Karunia-Nya, sehingga laporan hasil penelitian ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Selanjutnya, Salam-Rahmat penulis sanjung-sajikan buat Baginda Rasulullah, Nabi Besar Muhammad Saw., serta kepada Ahli dan Shahabat beliau sekalian, yang telah berhasil mengangkat harkat-martabat umat manusia, dari lembah jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, berbudaya, dan berperadaban. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas, melalui proyek Penelitian Hibah Bersaing, dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu kependidikan, seperti halnya penerapan berbagai metode pembelajaran kebahasaan, yang merupakan salah satu bagian yang tidak dapat diabaikan dalam koridor peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia yang sangat menentukan, sehingga pencitraan kebangsaan dalam berbagai aspek pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dapat diraih. Mudah-mudahan, melalui proyek Penelitian Hibah Bersaing ini, penulis dapat menyumbangkan ide-ide dalam hal memberikan kontribusi di bidang penerapan metode pembelajaran kebahasaan, dengan harapan nantinya akan dapat mendorong para Dosen dan Mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta (PTS), khususnya mereka yang belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis sangat tertarik dan sekaligus menelti sebuah judul: Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar (The Model of Realia Method Development in Teaching English for Students of Private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar).
Banda Aceh, 20 November 2012
TARMIZI RAJAB
v
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PENGESAHAN
i
A. LAPORAN HASIL PENELITIAN RINGKASAN DAN SUMMARY
ii
PRAKATA
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR (TAHAPAN WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN) DAFTAR LAMPIRAN
v vi
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
14
BAB IV METODE PENELITIAN
16
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
28
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
41
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
18
-
INSTRUMEN PENELITIAN/ RESEARCH INSTRUMENTS
46
-
TEACHING MATERIALS FOR SPEAKING CLASS
-
ARTICLE FOR JOURNAL
-
CURRICULUM VITAE/ PERSONALIA TENAGA PENELITI
64
-
PEMBIAYAAN DAN JUSTIFIKASI ANGGARAN
72
B PROCEEDING (PERTANYAAN DAN JAWABAN OLEH PENANYA DAN PENELITI
76
v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adapun judul penelitian ini adalah: “Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran
Bahasa
Inggris Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta
Kota Banda Aceh dan Aceh Besar” (The Model of Realia Method Development in Teaching English to the Students of Private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar). Target akhir dari hasil penelitian ini, antara lain adalah ditemukannya sebuah Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Kenapa hal ini yang menjadi target dari penelitian yang diusul oleh penulis? Pertanyaan ini adalah sangat beralasan. Alasan yang paling mendasar terhadap pertanyaan ini adalah mengacu kepada kenyataan di lapangan, di mana pada umumnya, para mahasiswa yang belajar bahasa Inggris, sebagai contoh mahasiswa yang belajar pada Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh. Mereka ini belum mampu berbahasa Inggris dengan baik. Padahal, mereka sudah belajar bahasa Inggris hampir duabelas tahun sejak Kelas IV Sekolah Dasar sampai menjelang tahun ketiga di Perguruan Tinggi. Bahkan yang paling aneh mereka itu belajar di Jurusan/ Program Studi Bahasa Inggris, namun mereka belum juga dapat berbahasa Inggris secara baik dan benar. Kalau demikian pasti di sana ada sesuatu yang salah (something wrong). Menurut hemat kami di sana pasti ada sesuatu yang salah. Kesalahan dimaksud setidak-tidaknya berupa kesalahan yang berkenaan dengan cara atau metode pembelajaran yang belum begitu tepat. Jadi, berangkat dari asumsi inilah, maka penulis beranggapan bahwa permasalahan yang paling mendasar di sini adalah bagaimana cara atau metode serta strategi yang paling jitu yang mungkin digunakan oleh seorang dosen dalam mengajar bahasa Inggris terhadap mahasiswa yang belajar pada Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Mengacu kepada argumen dan alasan di atas, maka peneliti dalam hal ini meyakini bahwa perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang cocok dan tepat sehingga mahasiswa dapat dengan mudah menguasai bahasa Inggris dengan baik,
v
benar dan lancar. Untuk itu, penulis telah melakukan penelitian tentang penerapan model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Insya Allah, hasilnya sangat memuaskan, yaitu dengan penerapan model pengembangan yang penulis lakukan, maka para Mahasiswa menunjukkan kemampuan dalam menggunakan bahasa Inggris dengan baik dan lancar sebagaimana yang diharapkan. Dalam kesempatan ini pula, perlu penulis utarakan bahwa, dengan menggunakan kerangka analisis yang peneliti peroleh dari preliminary study atau empirical study pada setiap tatap muka dalam proses belajar mengajar dari tahun ke tahun, terutama sejak tahun 2000 (pasca peneliti menamatkan Program Studi S2Bahasa Inggris pada Universitas Negeri Malang), ternyata bahwa pembelajaran dengan menggunakan media, para mahasiswa lebih bermotivasi belajarnya dibanding dengan tanpa menggunakan media pembelajaran. Dus, dalam hal penyiapan media pembelajaran, dalam hal ini model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan perangkat media yang nyata (real things) akan dapat mendongkrak kemampuan mahasiswa dalam menguasai bahasa Inggris dengan cepat. Mudah-mudahan, jika hal ini dapat terwujud, maka para mahasiswa yang belajar Bahasa Inggris, terutama mereka yang belajar pada Program Studi Bahasa Inggris di setiap Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar (secara transferable, juga dapat diasumsikan bahwa seluruh mahasiswa di lembaga Perguruan Tinggri baik Perguruan Tinggi Swasta maupun Perguruan Tinggi Negeri di seluruh wilayah Nusantara ini), nantinya akan sama hasilnya, yakni mampu berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Mudah-mudahan, usul penelitian ini dapat diterima. Itulah sebabnya peneliti bersama anggota akan berusaha untuk mewujudkan sebuah model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa yang belajar pada Program Studi Bahasa Inggris Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Semoga nantinya model pengembangan ini, akan dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa di program studi yang sama, baik Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di seluruh Wilayah Nusantara, karena studi ini merupakan studi uji-coba.
Kenapa penulis
berani mengungkapkan hal sedemikian? Karena studi ini berdasarkan studi uji-coba. Setiap hasil dari studi uji-coba, hasilnya dapat di-transfer kepada semua objek dan
v
subjek yang memiliki kondisi yang sama. Pendek kata, dengan lahirnya sebuah model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, maka akan menjadi rahmat bagi semua Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di PTN dan PTS lainnya di Nusantara ini, Insya Allah. Melihat kenyataan di lapangan terhadap kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Inggris yang sangat rendah, padahal mereka adalah mahasiswa yang belajar pada Program Studi Bahasa Inggris Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, maka penneliti menjadi sangat tertarik untuk mengadakan pengkajian secara mendalam, kenapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana pula cara mengatasinya. Dilatarbelakangi oleh kenyataan tersebut, lagi pula permasalahan ini sangat krusial, dan jika dibiarkan tanpa adanya upaya yang serius dari pihak guru atau dosen, terutama yang mengasuh bidang studi pembelajaran berbicara (speaking skill), maka dapat dipastikan bahwa mutu pendidikan semakin lama akan semakin rendah. Konon dalam hal ini bidang pendidikan kebahasaan, yaitu kemampuan berbicara, maka hasilnya akan sangat fatal. Dampaknya, akan lahir sebuah stigma yang menganggap bahwa, Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris dari Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar tidak mampu berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Hal ini sudah pasti sangat mengecewakan semua pihak. Dan pihak yang dipersalahkan dalam hal ini tidak lain adalah pihak akademisi yang berada pada garis depan, yaitu mereka yang mengasuh matakuliah bidang studi pembelajaran berbicara (speaking). Sejalan dengan hal tersebut di atas, permasalahan yang timbul adalah bagaimana upaya guru atau dosen untuk mengatasi kemampuan mahasiswa yang sangat rendah dalam penguasaan bahasa Inggris. Bagaimana cara atau metode mengajar yang jitu yang mungkin dapat diterapkan, sehingga mahasiswa dapat menguasai bahasa Inggris secara baik dan benar. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini dapat saja timbul berbarengan dengan kenyataan semakin rendahnya kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Inggris yang mereka tunjukkan dalam keseharian dalam pergaulan sesama mereka. Bagaimana seharusnya penanganan model pembelajaran bahasa Inggris yang harus diterapkan oleh guru atau dosen dalam proses belajar mengajar. Apakah ada model pembelajaran bahasa Inggris yang cocok yang dapat dikembangkan dalam sistem pembelajaran Mahasiswa, terutama bagi mereka yang
v
belajar pada Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar? Kalaulah ada bagaimana model pengembangannya? Jadi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka peneliti dalam hal ini merasa sangat menarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Banda Aceh dan Aceh Besar (The Model of Realia Method Development in Teaching English to the Students of Private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar).
1.2 Permasalahan Mengingat pentingnya sebuah permasalahan dari sebuah studi/ kajian penelitian, maka permasalahan dari studi ini dapat dirumuskan ke dalam 2 hal: 1) Apakah ada model pembelajaran yang mungkin dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris terhadap Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Universitas Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar? 2) Apakah model pengembangan metode realistiks dapat diterapkan secara efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Universitas Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar?
1.3 Hipotesa Sebelum penelitian ini dilaksanakan, maka peneliti terlebih dahulu merumuskan jawaban-jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan dalam permasalahan dari studi ini, yaitu: 1) Ada sebuah model pengembangan metode realistiks yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Universitas Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. 2) Model pengembangan metode realistiks dapat diterapkan secara efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Universitas Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar .
1.4 Tujuan Yang menjadi tujuan dari penelitian ini, antara lain adalah:
v
1) Untuk mengidentifikasi latar belakang permasalahan dalam pembelajaran bahasa Inggris yang mungkin dapat diterapkan kepada Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. 2) Merumuskan sebuah model pengembangan metode realistiks yang efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris yang bakal diperuntukkan bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
1.5 Populasi dan Sampel Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahsiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh, seluruh mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Muhammadiyah (UNMUHA) Banda Aceh, dan seluruh mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Abulyatama (UNAYA) Aceh Besar tahun akademik 2011/2012. Sedangkan sampel dari penelitian ini diambil secara acak dari seluruh Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh yang berada dalam Jadwal Mengajar Penulis. Adapun alasan kenapa Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh yang diambil sebagai sampelnya, antara lain adalah karena penulis mengikuti alur sifat dari penelitian ini, yaitu experimentalteaching yang hasilnya dapat ditransfer ke subjek yang sama di lembaga lain. Berdasarkan hal itulah, maka penulis dalam hal ini tidak ingin membuangbuang waktu dan tenaga serta dana. Sehingga penelitian ini penulis hanya memusatkan pada purposive sample yang representatif dan deciminative sifatnya.
1.6 Ruang Lingkup Ruang lingkup kajian penelitian ini dibatasi hanya pada pengembangan sebuah metode realistiks yang dapat diterapkan secara efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahsiswa Prgram Studi Bahasa Inggris di Universitas Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Dengan mengacu pada ruang lingkup ini, maka peneliti bersama dengan anggota dapat dengan fokus melaksanakan penelitian yang
v
hanya tertuju pada identifikasi latar belakang permasalahan dalam pembelajaran bahasa Inggris yang mungkin dapat diterapkan kepada Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, dan perumusan sebuah model pengembangan metode realistiks yang efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris yang bakal diperuntukkan bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
v
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1. Pembelajaran Keterampilan Bahasa Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam pembelajaran bahasa Inggris, terdapat empat
keterampilan (skills).
Keempat keterampilan tersebut adalah pertama
keterampilan mendengar (listening skill), kedua keterampilan berbicara (speaking skill), ketiga keterampilan membaca (reading skill), dan keempat keterampilan menulis (writing skill). Dari keempat keterampilan tersebut, maka keterampilan berbicara (speaking skill) adalah merupakan keterampilan kunci (key of skills). Oleh karena itu, maka keterampilan berbicara haruslah mendapat prioritas yang harus difokuskan dalam proses belajar mengajar. Keterampilan berbicara ini dapat saja tercapai jika dalam setiap sesi pembelajaran selalu dipraktekkan. Sebuah pemahaman yang sangat baik dari keterampilan berbicara adalah sesuatu yang sangat istimewa dari contoh penggunaan bahasa; belajar untuk membaca merupakan contoh istimewa dalam belajar secara keseluruhannya. Sebagai suatu hasil pembelajaran berbicara dapat dipengaruhi oleh pengembangan dan kecendrungan dalam proses mempelajari ilmu bahasa dan juga ilmu jiwa. Dalam kaitan pemahaman ini, Lado (1975) menyatakan bahwa, mempelajari bahasa haruslah diutamakan untuk mempelajari bahasa dari ilmu bunyi bahasa (phonology) daripada mempelajari ilmu ketatabahasaan (syntax) dan ilmu tentang arti atau makna bahasa (semantics), dan juga di samping mempelajari bahasa tersebut sebagai salah satu bagian pengetahuan, dan akhirnya mempelajari bahasa sebagai bagian dari keseluruhan sistem komunikasi dengan melibatkan kelompok masyarakat yang oleh Halliday menyebutnya dengan istilah pergerakan masyarakat. (the study of language has gone upward within language from phonology to syntax to semantics, and outward to study of language as part of cognition and finally to the study of language as part of the total communication system within society-what Halliday calls it as social semiotic). Pernyataan Halliday tersebut didukung pula oleh Finn (1985) yang menyatakan, “hal itu penting bahwa para guru yang mengajar mata pelajaran v
berbicara agar mampu melakukan pilihan yang cerdas mengenai metode dan juga kurikulum dalam rangka kemajuan dalam lapangan dan ilmu kebahasaan, ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan. (It is important that speaking teachers be able to make intelligent choices concerning with methods and curriculum in light of progress in such fields and linguistics, psychology, and sociology). Dari apa yang diungkapkan oleh Halliday dan juga Finn di atas, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran bahasa itu sangat erat hubungannya dengan metode pembelajaran. Pilihan yang cerdas dalam hal metode pembelajaran sangat memegang peranan penting. Untuk itu, para guru/ dosen yang mengajar bahasa hendaklah cerdas dalam hal menggunakan metode yang cocok dan metode yang sesuai dengan pengajaran bahasa. Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa di sana terdapat banyak tujuan dari keterampilan berbicara yang dapat diraih melalui proses kegiatan belajar-mengajar bahasa ataupun dialog. Di antara sekian banyak tujuan dari pembelajaran dari keterampilan berbicara, maka keterampilan ada dua keterampilan yang paling dominan dari mepelajari bahasa tersebut, antara lain adalah untuk keterampilan untuk berdialog dan keterampilan untuk mempelajari bahasa.
2.2. Beberapa Tujuan dari Pembelajaran Keterampilan Bahasa (Some Purposes in Teaching Language Skills) 2.2.1. Keterampilan Berbicara (Speaking Skill) 2.2.1.1 Pembelajaran Keterampilan Untuk Berdialog (Teaching Speaking for Dialogue) Sebelum kita membicarakan metode yang paling efisien dalam pengajaran bahasa, yang dalam hal ini pembelajaran berbicara, maka ada baiknya kita memperjelas mengenai model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris terhadap Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris FKIPUSM Banda Aceh. Dalam kaitan ini, Byrne (1980) menyatakan bahwa, “Dalam mempelajari berbicara, pengembangan Mahasiswa terhadap suatu rangkaian jawaban khusus dari bentuk-bentuk dari pola grafik. Ketika belajar berbicara dalam bahasa asli seseorang
v
harus terbiasa, dan mengenal bentuk huruf dalam bahasa alpabetnya yang asli dan dia akan ahli benar dalam hal membacanya sesuai dengan tuntunan yang diberikan. (In speaking, the students’ developing a considerable range of habitual responses to specific set of patterns of graphic shapes. When learning to speak his native language he has acquired essential space the direction habits, he can recognize the shapes of letters in his native language alphabet and has become skilled at speaking these in the direction his language prescribes). Berdasarkan penjelasan di atas, Byrne (1980) selanjutnya menyatakan bahwa, “Jika bahasa asing mempergunakan alpabet yang sama sebagaimana bahasa ibu dari Mahasiswa, dan hal itu adalah merupakan padanan bahasa (seperti sama halnya dengan bahasa Inggris dan Francis, atau bahasa Inggris dan bahasa German), prakteknya
yang
baik
dalam
hal
membiasakan
berbicara
akan
dapat
menghindarkannya dari kesukaran berbahasa asing. Untuk memperkuat pernyataannya, Byrne (1980) memberikan penjelasan yang lebih
detail
tentang
pengembangan
pembelajaran
keterampilan
berbicara
sebagaimana tertera berikut ini. Mahasiswa membutuhkan untuk diberi semangat keberanian untuk berbicara terhadap isi dari materi pembelajaran yang dilakukan dalam bahasa mereka sendiri. Arti bacaan semuanya yang membutuhkan konsentrasi dari unsure yang penting yang dibawa oleh pesan. Perhatian penuh terhadap masing-masing kata yang disajikan dari informasi yang dipikirkan tidak dapat diproses sama sekali, walaupun dalam bahasa aslinya. (Students need to be encouraged to speak for the content of the material as they do in their own language. Meaningful reading requires concentration upon the important elements which convey the message. Constant attention to each word presents such an overwhelming amount of information that the mind cannot process it all, even in the native language). Berdasarkan informasi di atas, penulis ingin mengkonter pendapat River (1971) yang menyatakan: Kita melihat bahwa bekerja bersama dengan para mahasiswa dari lapangan yang berbeda, berbicara dengan tipe teks yang berbeda (seperti dalam hal survey, hal buku teks, dan anlisis teoritis), dan menggunakan pendekatan pendekatan metodologi yang berbeda pula. Hal itu tak disimpulkan semuanya sama tentang wilayah persoalan dalam teks-teks tertentu. Para guru harus mempersiapkan teks bertahun-tahun yang silam, Jika sesuatu yang baru yang sedang diperkenalkan di sini dalam hal teks yang yang telah dikhususkan, maka analisis teks tersebut akan menjadi membingungkan terhadap pola grammar
v
seperti frasa kata benda dari subjek dan objek, bentuk-bentuk kohesi grammatical, dan permasalahan kosakata non-teknik. Berdasarkan apa yang diutarakan oleh River di atas, kita dapat memahami bahwa seorang guru harus benar-benar serius dalam hal mengajar berbicara kepada mahasiswa diarahkan kepada tujuan akademik. Artinya, kita harus mengajar mahasiswa untuk memahami wacana. Namun demikian, guru atau dosen harus mengajar mahasiswa untuk mengetahui bagaimana memahami wacana atau teks-teks secara oral
2.2.1.2. Pembelajaran Keterampilan Untuk Mempelajari Bahasa (Teaching Speaking for Language Learning) Dalam proses pembelajaran bahasa yang paling utama adalah mengajar keterampilan berbicara untuk mempelajari bahasa (teaching speaking for language learning). Untuk itu perlu adanya ukuran atau apa yang disebut dengan kriteria untuk memahami tugas-tugas yang ditugaskan kepada siswa atau mahasiswa. Menurut pendapat Weir (1990), Kriteria yang paling efisien dalam belajar adalah bahwa setelah sekian lama masa berlangsung belajar siswa atau mahasiswa dapat melakukan tugasa-tugas baru yang diberikan secara efektif kewpada mereka. Mengingat secara sederhana sudah sangat terbatas nilai yang tidak lagi perlu adanya bantuan dalam menerapkan pengetahuan terhadap tugas-tugas yang baru. Hanya yang paling berguna dalam belajar nama, dalam kenyataan, hal itu adalah belajar dengan memahami.. (The criterion of efficient learning is that after a long interval the matter learnt can be applied as effectively as necessary to new tasks. Simple memorizing has very limited value is that it is no help in applying the knowledge to new tasks. The only learning worth name, in fact, is learning by understanding). Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Webster di atas, kita dapat memahami bahwa dalam mengajarkan keterampilan bahasa (tidak hanya berbicara, tapi juga termasuk membaca, mendengar ataupun menulis), hal yang paling utama adalah untuk membuat siswa/ mahasiswa untuk mengetahui atau memahami isi wacana yang sedang diajarkan kepada mereka. Oleh karena itu, untuk memahami wacana, kita membutuhkan untuk memberikan ujian dalam hal pemahaman wacana. Dalam hal ini, dalam cara pembelajaran berbicara secara tradisional pemahaman itu adalah yang paling diutamakan. v
2.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Keterampilan Berbicara (Steps in Teaching Speaking Skill) Untuk memperoleh tujuan dari pembelajaran keterampilan berbicara (teaching speaking skill), setidaknya di sana ada tiga langkah yang harus diikuti oleh seorang gur/ dosen dalam proses belajar mengajarkan keterampilan berbicara.
2.3.1. Sebelum Berbicara (Pre-Speaking) Sebelum kegiatan pengajaran keterampilan berbicara kita lakukan, guru harus mengetahui bahwa ada sebuah strategi yang harus diterapkan untuk kegiatan mengajar keterampilan berbicara, yaitu kegiatan berbicara itu sendiri. Di sini, yang dimaksud adalah sebelum berbicara adalah sebuah cara yang paling baik untuk dilakukan sebelum pengajaran berbicara dilakukan. Guru harus memberi waktu kepada siswa/ mahasiswa untuk membaca sebuah teks atau wacana untuk sementara sebelum kegiatan belajar-mengajar dilakukan. Dalam kaitan ini, Byrne (1983) menyatakan bahwa, “Sebelum berbicara adalah merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat siswa/ mahasiswa berinisiasi untuk membaca sebelum mereka diajarkan” (Pre-speaking is an activity that aimed at initiating students to read before they are taught). Berdasarkan pernyataan Barr di atas, kita dapat memahami bahwa proses pembelajaran
berbicara
bahwa
berawal
dari
sebelum
siswa/
mahasiswa
memperhatikan dan membaca teks atau wacana yang diberikan kepada mereka. Prespeaking dapat dirancang sedemikian rupa guna untuk memberikan kepada pelajar suatu tujuan untuk menelaah sebuah kehidupan yang nyata yang secara umum kit abaca, karena kita ingin memperoleh sesuatu yang kita temukan apa yang telah terjadi dan apa yang bakal terjadi. Di samping itu, pre-speaking dirancang pula untuk menggerakkan para pelajar untuk mengupayakan berpikir terhadap topic yang bakal dibicarakan dari teks yang disajikan kepada mereka.
v
2.3.2. Ketika Kegiatan Berbicara (While Speaking Activity) Sebagaimana kita ketahui bahwa selama masa kegiatan berbicara guru berada sangat pasif, sementara kegiatan siswa/ mahasiswa sedang membaca wacana atau teks untuk memahami tugas-tugas yang diberikan. Menurut Harmer (1986), “Berbicara adalah merupakan suatu latihan yang dikuasai oleh mulut dan otak. Mulut melakukan kegiatan yang berhubungan dengan cara mengutarakan apa-apa yang harus disampaikan yang berupa pesan (message). Otak harus bekerja untuk menerima dan mengeluarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh mulut. Sedangkan mata dalam hal ini melihat dan melemparkan permasalahan yang dilihatnya kepada otak dan langsung disampaikan oleh mulut. Sehingga terjadilah komunikasi dalam proses belajar-mengajar. Bagaimanapun, objek dalam pembelajaran bahasa, sangatlah mudah bagi siswa/ mahasiswa dalam proses kependidikan. Artinya, tingkat tertentu pelajar berharap untuk berpartisipasi sebagaimana yang diinginkan” Pernyataan ini didukung pula oleh Byrne (1983) yang menyatakan, “Seorang siswa/ pelajar boleh jadi mencari apa yang bakal dibicarakan dalam bentuk literature teknik, atau mungkin pula dia berharap untuk berpidato dalam negerinya. Tingkat partisipasi yang berbeda-beda ini semua menerima tingkat yang berbeda-beda pula dari keterampilan dalam bahasa yang ditampilkan. Mereka juga menerapkan beberapa tingkah-laku dari kebahasaan dalam jenis yang berbeda-beda dari keterampilan yang dikuasainya, yang dalam istilah keterampilan dimaksud diberi nama yang berbeda-beda, yaitu: menulis (writing), berbicara (speaking), dikte (dictation), membaca keras (reading aloud), dan lain-lain.
2.3.3. Kegiatan Setelah Berbicara (Post Speaking Activity) Langkah ketiga dalam pembelajaran keterampilan berbicara adalah berbica (speaking). Dalam hal ini adalah berbicara yang merupakan sesuatu yang merupakan poin-poin utama sebagai kesimpulan dari apa yang telah dikerjakan selama masa proses belajar-mengajar yang baru dilakukan. Pada saat usai kegiatan belajar-mengajar keterampilan berbicara, dalam hal ini perlu dilakukan evaluasi dengan berbagai pertanyaan. Dalam hal ini Finn (1985) mengatakan, “Ketika kegiatan keterampilan berbicara sudah selesai dilakukan, maka tibalah saatnya untuk memberi pertanyaan dalam rangka evaluasi dan jawaban secara
v
perseorangan dan untuk membantu siswa/ mahasiswa untuk menghubungkan berbagai hal dengan dunia nyata yang bakal digantikan” (When speaking has been completed, it is time to put questions of evaluation personally respond and to help students to relate all kinds of things with the real world which is replaced). 2.4 Pembelajarn Keterampilan Membaca (Teaching Reading Skill) Sebagaimana kita ketahui bahwa pengembangan model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh, tidaklah bertumpu pada kegiatan keterampilan berbicara saja, tapi juga tidak terlepas dari keempat keterampilan. Akan tetapi focusnya adalah keterampilan berbicara dan keterampilan membaca. Sedangkan keterampilan mendengar dan menulis dapat dilakukan secara semultan pada saat kita melakukan kegiatan belajar mengajar dari kegiatan keterampilan berbicara dan keterampilan membaca. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat kita pahami bahwa untuk meningkatkan kemampuan siswa/ mahasiswa dalam hal menggunakan bahasa dengan baik dan benar, sangat tergantung pada kedua keterampilan berbicara dan keterampilan membaca tersebut. Paralel dengan pernyataan tersebut, Weir (1990) mengutarakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan siswa/ mahasiswa dalam hal berbicara perlu diajarkan mereka melalui teks dan juga tidak melalui teks. Dalam hal ini tujuan utama dari pengujian dalam hal berkomunikasi adalah untuk memberi tugas ujian yang sejauh mungkin untuk merefleksi pengajaran secara realistiks terhadap apa saja yang mencakup keterampilan yang diberikan kepada mereka. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa ujian yang dikembangkan itu sangatlah penting dalam paradigma pengembangan yang harus memiliki suatu kekuatan yang efektif dalam praktek bahasa dalam ruangan belajar-mengajar.
v
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan beberapa tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Sehingga hal-hal yang menjadi harapan dari penelitian ini dapat diperoleh oleh stakesholders yang konserns dengan hasil dan out-put penelitian ini. Di bawah ini dapat kita ikuti uraiannya sebagai-berikut:
3.1 Tujuan Penelitian Sebagaimana telah diuraikan pada Bab I di atas, bahwa yang menjadi tujuan utama dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengidentifikasi latar belakang permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bahasa Inggris, yaitu seluruh Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. 2) Untuk merumuskan sebuah model pengembangan metode realistiks yang efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris yang bakal diperuntukkan bagi Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
3.2 Manfaat Penelitian Berhubung penelitian ini bersifat kuantitatif yang dilaksanakan dalam bentuk uji-coba, maka hasilnya dapat di-transfer kepada seluruh objek dan subjek yang berada dalam kondisi dan persyaratan yang sama dengan kondisi dan persyaratan ujicoba yang dilakukan oleh peneliti terhadap mahasiswa yang diuji-cobakan dalam penelitian ini. Apapun hasil yang menjadi output dan outcome dari penelitian ujicoba ini, dapat didesiminasikan ke semua objek dan subjek yang setara dengan kondisi dan persyaratan yang dimiliki oleh objek dan subjek yang bakal dilaksanakan
v
penelitian ini. Sehingga hasil dari penelitian uji-coba ini akan bermakna ganda dan bernilai plus asalkan ia dilakukan sesuai dengan prinsip experimental design of study. Itulah sebabnya kenapa penelitian ini sangat signifikan untuk dilaksanakan. Di samping itu, hasil penelitian ini dirumuskan dalam sebuah output/ outcome yang diringkas dalam sebuah artikel dalam bentuk metodologi pembelajaran bahasa inggris yang dapat dipakai oleh guru atau dosen yang bergelut dengan pembelajaran, terutama yang mengasuh mata pelajaran kebahasaan. Untuk itu hasil penelitian ini akan dimuat dalam jurnal ilmiah Terakreditasi Nasional atau ISSN, seperti: 1) TEFLIN Journal ISSN: 0215-73X Peringkat : B No. Tgl, SK. 43/Dikti/Kep/2008 8 Juli 08 Penerbit : TEFLIN Alamat : Uni. Neg. Malang Gedung EG 104 Jl. Surabaya 6 Malang No. Telp/ Fax. : (0341) 567475/ 570566 Email:
[email protected] 2) JIP Alamat : Subag Sistem Informasi BAAKPSI Uni Neg Malang Gedung A2 Lantai II Jl. Surabaya 6 Malang No. Telp/ Fax : (0341) 552115 / 552115 Website: www.malang.ac.id Email:
[email protected] 3) Jurnal Al-Imam (Jurnal Pendidikan dan Pembinaan Ummat, Himpunan Imam Masjid dan Meunasah Provinsi Aceh). 4) Kata published by English Department, Faculty of Letters, Petra Christian University, Surabaya Indonesia, issn 5) Wacana Pendidikan, Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 6) Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreatifitas Intelektual Pendidikan), FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh, Demikian harapan dan dambaan dari penelitian ini, semoga beroleh tanggapan positif dari pengambil kebijakan, demi kemashlahatan generasi yang lebih berjaya di masa-masa mendatang.
v
BAB IV METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kajian uji-coba (experimental study). Hasil dari penelitian kajian uji-coba ini diharapkan berbentuk model pengembangan metode realistiks dalam hal pembelajarn bahasa Inggris bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Di samping itu, karena penelitian ini bersifat kajian ujicoba, maka hasilnya juga dapat di-transfer atau didesiminasikan kepada objek dan subjek yang sama dengan kondisi dari kegiatan penelitian yang dilakukan ini. Artinya, bila penelitian ini berhasil dilakukan secara baik dan sesuai dengan prosedur, maka hasilnya akan menjadi sangat bermanfaat baik bagi lembaga Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta di seluruh wilayah nusantara ini. Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa penelitian ini adalah merupakan sebuah upaya yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang diarahkan kepada peningkatan mutu dan kualitas dari kemampuan mahasiswa dalam hal berbicara atau menggunakan bahasa Inggris secara baik dan benar, terutama dalam hal keterampilan berbicara, baik melalui proses keterampilan berbiacara antara mahasiswa dengan dosen, maupun melalui proses keterampilan berbicara yang dilakukan antara sesama mahasiswa dengan berpedoman pada pola yang diajarkan lewat berbagai kegiatan dengan menggunakan media dan hal-hal atau benda-benda nyata (real things), termasuk melalui teks ataupun tanpa teks bagi mahasiswa yang belajar pada Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar Tahun Akademik 2011/2012. Sebagaimana disebutkan di atas, bahawa penelitian ini dilaksanakan kepada Mahasiswa yang belajar pada Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar Tahun Akademik 2011/2012. Adapun Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar
v
dimaksud adalah (1) Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh, (2) Universitas Muhammadiyah (UNMUHA) Banda Aceh, dan (3) Universitas Abulyatama (UNAYA) Aceh Besar. Ketiga universitas ini memiliki Program Studi Bahasa Inggris. Maka, dengan didasari pada fenomena kenyataan bahwa selama peneliti mengajar pada Program Studi Bahasa Inggris, terutama pada Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa dalam hal menggunakan bahasa atau berbicara dalam bahasa Inggris sangat kurang. Padahal, mereka sudah hampir dua belas tahun sudah mempelajari bahasa Inggris sejak dari Kelas IV Sekolah Dasar. Oleh karena itulah kenapa peneliti sangat tertarik dengan fenomena kenyataan ini, sehingga penulis ingin sekali mencoba untuk menemukan sebuah solusi yaitu sebuah model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bagi mereka. Dalam hal ini, peneliti dibantu oleh dua orang staf yang cakap dan punya keterampilan dalam bidang penelitian yang bersifat kuantitatif. Dan kami akan menempuh cara-cara atau hal-hal yang sangat memungkin untuk dilakukan selama penelitian berlangsung. Jadi, sesuai dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini mengacu kepada metode-metoda sebagai-berikut: 1) Lokasi Penelitian (dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar) 2) Metoda Penelitian (experimental research) 3) Populasi dan Sampel (seluruh mahasiswa prodi Bahasa Inggris dari ketiga PTS tersebut) 4) Teknik Pengumpulan Data (experimental teaching) 5) Pengolahan dan Analisis Data (menggunakan teknik dengan mengacu kepada prosedur penel) 6) Kesimpulan (lahirnya sebuah model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar). Berdasarkan harapan tersebut di atas, maka peneliti melaksanakan sebuah pengajaran uji-coba (experimental teaching kepada seluruh mahasiswa tesebut di atas dengan cara memilih sample yang sesuai dengan sifat penelitian uji-coba. Sehingga hasilnya dapat disimpulkan dalam sebuah kesimpulan dengan menggunakan acuan
v
rumusan yang disarankan oleh ahli dalam bidang experimental study, sebagaimana yang tergambar dalam uraian berikut ini. Berhubung penelitian ini bersifat kuantitatif dalam bentuk uji-coba (experimental study), maka desain dari kajian ini dapat dilakukan mengikuti pola sebagaimana disarankan oleh Ary (1979) sebagaimana tergambar dalam tabel 2 berikut: Tabel 2 Desain Metode untuk Kajian Uji-Coba (Experimental Study) Group
Independent Variable
Dependent
Variable (R)
I
kinescope film
achievement
II
classroom discussion
achievement
III
programmed booklet
achievement
test (R) test (R) test
Dengan mengikuti pola sebagaimana terlihat dalam tabel 2 di atas, maka kita akan melihat aspeks utama dari kajian uji-coba tersebut, yaitu (a) sebuah pertanyaan yang berguna bagi seorang peneliti untuk mencari sebuah jawaban – yaitu sebuah pertanyaan mengenai hubungan antara dua variable; (b) jawaban sementara (hypotheses) sebagai sebuah sifat dari hubungan antara dua variable; (c) pengenalan dari kondisi-kondisi uji-coba dan ukuran; (d) analisis data, dengan demikian, maka peneliti dapat menentukan apakah ada atau tidak ada suatu hubungan antara kedua variable tersebut.
4.1 Populasi dan Sampel Sebagaimana telah disebutkan pada Bab I di atas, bahwa populasi dan sample dari penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Bahasa Inggris Perguruan Tinggi Swasta Kota Banda Aceh dan Aceh Besar Tahun Akademik 2011/ 2012. Mengingat populasi dari penelitian ini sangat besar, maka sampelnya hanya diambil 3 (tiga) kelas Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris FKIP Semester Gasal 2011/ 2012 yang belajar di ketiga Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh, Universitas
v
Muhammadiyah (UNMUHA) Banda Aceh, dan Universitas Abulyatama (UNAYA) Aceh Besar. Sedangkan sampel dari penelitian ini diambil secara acak 3 (tiga) kelas dari seluruh Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh yang berada dalam Jadwal Mengajar Peneliti. Adapun alasan kenapa Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh yang diambil sebagai sampelnya, antara lain adalah karena penulis mengikuti alur sifat dari penelitian ini, yaitu experimentalteaching yang hasilnya dapat ditransfer ke subjek yang sama di lembaga lain. Berdasarkan hal itulah, maka penulis dalam hal ini tidak ingin membuangbuang waktu dan tenaga serta dana. Sehingga penelitian ini penulis hanya memusatkan pada purposive sample yang representatif dan deciminative sifatnya. Sesuai dengan maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini, maka metode penelitian mengacu kepada metode-metode sebagai-berikut: 1) Menentukan populasi dan sampel penelitian, yaitu Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh, Semester Gasal 2011/2012. 2) Menentukan Kelompok Mahasiswa Experimental Group (EG) dan Kelompok Mahasiswa Controlled Group (CG) dari ketiga lembaga tersebut di atas, 3) Melaksanakan penelitian lapangan (mengajar dalam bentuk uji-coba/ experimental teaching) kepada mahasiswa Semester III Program Studi Bahasa Inggris dari ketiga universitas tersebut di atas, 4) Pelaksanaan PBM experimental teaching diawali dengan pre-test yang disiapkan dalam bentuk Reality Method (Metode Realistiks), setelah itu barulah dilaksanakan PBM dengan dua cara yang berbeda, 5) Menerapkan metode realistiks kepada mahasiswa dalam kelompok uji-coba (EG) dan metode konvensi kepada mahasiswa dalam kelompok kontrol (CG). 6) Untuk mengetahui efektifitas dari uji-coba dimaksud, maka setelah 6 kali dilaksanakan pembelajaran uji-coba terhadap kelompok eksperimen (EG) dan kelompok kontrol, akhirnya diadakan post-test. 7) Pengolahan dan analisis data (menggunakan teknik yang mengacu kepada prosedur penelitian) dalam hal ini mengikuti saran dari Arikunto (1996:301): v
Mx − My
T =
∑x
2
+
∑y
2
N ( N −1) With the parameters:
8)
-
Mx
= Mean scores of the group X
-
My
= Mean score of the Group Y
-
∑x
2
= Total squared deviation of X
-
∑y
2
= Total squared deviation of Y
-
N
= Samples
Kesimpulan (lahirnya sebuah model pengembangan metode realistiks yang
efektif diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris di Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar). Sebagai gambaran dari hasil penelitian yang dilaksanakan dan didasari pada pengalaman penulis tentang kemampuan para mahasiswa yang belajar di Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dari ketiga lembaga dimaksud, Universitas Serambi Mekkah (USM), Universitas Muhammadiyah (UNMUHA), dan Universitas Abulyatama (UNAYA), berikut dapat dipelajari dari data yang diperoleh dengan mengikuti metodologi penelitian.
4.2 Prosedur Pengumpulan Data Dalam rangka memperoleh gambaran secara umum tentang data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu mengenai persiapan materi pembelajaran dan media yang sesuai dengan maksud model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Sehingga tujuan akhir dari penelitian ini adalah dalam rangka meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Untuk itulah materi pembelajaran dan media yang cocok dan sesuai harus terlebih dahulu dipersiapkan.
v
Berdasarkan Silabus KTSP mata pelajaran bahasa Inggris untuk SMA, dasardasar materi pembelajaran mengenai berbicara bahasa Inggris pada topik mengacu kepada suggestions, complaints, possibility, ordering, blaming, appointing, accusing, persuading, showing hope, preventing, asking planning, intention, predicting, speculating, and appreciatingkurikulum (Depdiknas, KTSP 2007). Mengacu kepada silabus KTSP tersebut di atas, maka dapat dilihat betapa banyak topic-topik yang tertera pada silabus dimaksud. Tidaklah mungkin semua topic tersebut dibahas dalam penelitian yang sederhana ini. Maka peneliti hanya membatsi dan memilih topik-topik seperti asking for suggestion, requesting, complaining, asking about and stating possibility, and giving order. Topik-topik ini dipilih dengan alasan agar dapat dipraktekkan dalam teknik pembelajaran yang dapat dikembangkan melalui role play (bermain peran). Dosen dalam hal ini dituntut agar benar-benar aktif dan kreatif, sehingga dapat menciptakan sittuasi dan kondisi yang menyenangkan. Dalam hal ini pula dosen harus merancang sedemikian rupa materi dan media pembelajaran yang menarik. Berhubung media itu merupakan alat bantu yang dapat memberikan kontribusi yang sangat banyak dalam meningkatkan minat mahasiswa dalam proses bealajar, terutama dalam hal berbicara, maka diharapkan agar semua dosen dapat menggunakan media yang sesuai dalam kegiatan dan tugas-tugas yang dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa media memiliki begitu banyak aspek bagi mahasiswa dalam belajar. Hal ini dapat diambil dari segi kontribusinya membantu pelajar dalam rangka menghindari mereka dari kebosanan, dan juga dapat memberikan pemahaman terhadap materi pembelajaran dengan mudah. Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh seseorang dari yang memberi kepada yang menerima dengan baik dan mudah tentang pemikiran, minat, dan motivasi. Oleh karena itu, dengan menggunakan media yang sesuai dan baik, maka segala kegiatan proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan lancar dan baik. Untuk mendukung pernyataan di atas, Sadiman, et al. (2006:6) menyatakan bahwa, ”it is clear that media plays an important role in supporting the success of learning teaching process in the classroom.” Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat digambarkan beberapa hal, yaitu (1) media dapat menjelaskan presentasi dari suatu tujuan dan informasi untuk
v
meningkatkan
proses
belajar-mengajar
yang
dilakukan,
(2)
media
dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian pelajar dan juga dapat memberikan motivasi bagi pelajar, (3) media dapat membantu keterbatasan, ruang lingkup dan waktu, ukuran benda, bahkan masa lampau, benda-benda yang sukan dibawa ke ruang kelas, dan lain-lain, (4) media dapat memberikan kesamaan dari pengalaman bagi pelajar tentang kegiatan-kegiatan masa lampau dari sekitar mereka.” Berdasasrkan penjelasan di atas, maka Doff (1988:129) menyatakan bahwa, “Flashcards are cards with simple pictures that can help up by the teacher or given out to students to use in pair and group work.” Pendeknya, flashcard atau kartu-kartu yang dipersiapkan dalam bentuk dua sisi adalah merupakan media permainan yang dapat digunakan oleh pelajar sebagai alat Bantu dalam proses belajar-mengajar. Dan kartu-kartu ini sengaja dipilih karena ia dapat digunakan dengan mudah oleh mahasiswa dalam hal melaksanakan tugastugas, seperti tugas presentasi. Mahasiswa dalam hal ini merasa sangat aman dan mudah untuk melakukan berbagai kegiatan yang diberikan kepada mereka dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, terutama saat melakukan tugastugas presentai. Untuk itu, dalam pelaksanaan penelitian ini, karena penulis membutuhkan beberapa data dan informasi, maka media seperti kartu permainan dan flashcards adalah salah satu alat bantu yang paling representatif dan cocok digunakan. Sehingga untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, maka melalui kartu permainan dimaksud peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, seperti teknik role play dalam proses pembelajaran uji-coba (experimental teaching). Dalam melakukan pembelajaran uji-coba, peneliti datang langsung ke kelas dalam rangka melaksanakan perkuliahan. Karena peneliti sebagai dosen yang mengasuh mata kuliah speaking, maka untuk kebutuhan penelitian ini, penulis hanya melakukan uji-coba untuk lima kali pertemuan sebagai-berikut:
3.2.1 Pertemuan Pertama Pada pertemuan yang pertama, peneliti datang ke kelas dan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang bakal dilakukan. Pada kesempatan ini, penulis terlebih dahulu menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar. Sebelum kegiatan dimulai terlebih dahulu penulis
v
memberikan pre-test, kemudian barulah penulis melakukan kegiatan proses pembelajaran. Adapun pre-test dimaksud berikut dapat diikuti pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) How are you? (chorally) 2) What is your name? (individually) 3) What is your hobby? (individually) 4) Do you like sport? (individually) 5) Do you like reading? (individually) 6) How about rreading? Do you like it? (individually) 7) Some people do not like swimming. How do you think? (individually) 8) Swimming is my hobby. So, what is your hobby? (individually) 9) Jumping is dangerous. Do you think so? (individually) 10) Reading is my hobby. What is your comment? (individually) Semua pertanyaan di atas disampaikan pada awal pertemuan dalam rangka perkenalan dan proses sosialisasi pembelajaran yang bakal dilakukan selama penelitian uji-coba. Setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut, peneliti melanjutkan dengan penjelasan-penjelasan yang dianggap perlu dan bagaimana pula hal-hal yang bakal dilakukan oleh mahasiswa yang dilibatkan dalam sistem penelitian ini. Dalam hal menghitung nilai-nilai mahasiswa, maka penulis menitik-beratkan pada tiga komponen, yaitu aksen, kosa-kata dan tata-bahasa yang digunakan mereka pada saat berbicara atau saat melakukan dialogue, baik sesama mereka atau antara mereka dengan dosen. Dalam pertemuan ini tidak ada media yang digunakan, mengingat pertemuan pertama ini kegiatan yang penting adalah memperkenalkan maksud dan tujuan dari kegiatan yang bakal dilakukan pada waktu-waktu yang akan datang. Jadi, kegiatannya adalah untuk memberi motivasi kepada mahasiswa. Namun, mengenai nilai-nilai yang dihitung bagi mahasiswa tetap diberikan dalam arti pemberian nilai yang bersifat post-test yang dilakukan pada akhir kegiatan perkuliahan. Hal ini bertujuan untuk melihat kemampuan dari mahasiswa setelah kegiatan pembelajaran dilakukan.
4.2.2 Pertemuan Kedua
v
Pada pertemuan kedua, peneliti memulai kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan game (permainan) yang disebut dengan ”WHAT IF?”. Pada awlnya, tes pendahuluan (pre-test) tetap dilakukan, yaitu pre-test tentang penggunaan ”Whatif?”. Pada kesempatan ini diberikan pertanyaan kepada masingmasing mahasiswa dengan memulai kata-kata ”What if?” dan mahasiswa menjawabnya dengan memberikan uraian singkat berdasarkan pikiran mereka. Nah, setelah memanggil nama-nama mereka, dengan terlebih dahulu membagi mereka ke dalam empat kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas lima orang mahasiswa. Dalam kesempatan ini, penulis memberikan arahan terhadap aturan bermain game, kemudian memulai permainan dengan pembagian mahasiswa ke dalam kelompok. Kelompok pertama tampil ke depan kelas dan mencoba untuk menampilkan permainan mereka. Jadi, setelah semua kelompok menampilkan kebolehan mereka, maka waktu yang tersedia untuk itu selesai. Dan penulis memberikan niali-nilai kepada mereka sebelum mereka meninggalkan setting permainan kelas. Berikut adalah arahan-arahan kepada mahasiswa dengan penggunaan ”What if?” yaitu dengan cara: 1. Membagi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok. 2. Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang: a) What if the world is dark for a day? b) What if you have the eyes behind your hands? c) What if someone say “I hate you”? d) What if I lost my special gift? e) What if you cannot read any word? f) What if someone comes to you and gives you a present? g) What if someone comes to you and gives you a medal but you do not do anything? 3. Menemukan jawaban terhadap masing-masing pertanyaan. 4. Beberapa kelompok menyampaikan hasil dari diskusi yang mereka lakukan. Setelah kegiatan belajar-mengajar selesai dilakukan, maka pada akhir pertemuan diberikanlah apa yang disebut dengan post-test tentang penggunaan ”What if?”.
4.2.3 Pertemuan Ketiga
v
Pada pertemuan ketiga, penulis memberikan pula permainan kartu (playing cards). Karena permainan kartu ini merupakan uji-coba yang agak lumayan mudah, maka penulis terlebih dahulu memberikan pre-test kepada mahasiswa dengan mengulangi pelajaran yang lalu, yaitu tentang penggunaan ”What if?” yang bertujuan adalah untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa dapat mengingat hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran terdahulu. Dalam pada itu, kiranya para mahasiswa sangat tertarik pada permainan terdahulu dengan perkataan ”What if?” dan bahkan ada di antara mereka yang mengusulkan untuk diulangi sekali lagi tentang permainan yang lalu tersebut. Namun, karena waktu yang membatasi, maka pelajaran dilanjutkan dengan yang lain, dengan didahului dengan pre-test tentang penggunaan kartu (playing cards). Setelah kegiatan pre-test dilaksanakan, maka hasilnya dikumpulkan dan dilanjutkan dengan kegiatan proses belajar-mengajar. Pada kesempatan ini, peneliti kembali memanggil nama-nama mahasiswa satupersatu berdasarkan pada daftar kehadiran. Tanpa membuang-buang waktu, penulis menjelaskan cara permainan dengan menggunakan kartu. Permainan ini tentulah berbeda dengan permainan terdahulu. Kalau pada permainan terdahulu caranya adalah dalam bentuk team atau berkelompok, akan tetapi pada permainan ini caranya adalah secara individual atau perseorangan. Di sini ada 18 buah pertanyaan yang disebut dengan istilah ”18 Q” Jadi, caranya adalah mahasiswa memilih salah satu kartu yang tersedia pada rak atau meja yang disediakan. Selanjutnya, ia menjelaskan tentang makna atau arti yang terdapat pada kartu yang dipilihnya tentang apa saja yang tertera pada kartu tersebut.
4.2.4 Pertemuan Keempat Sebelum kegiatan dimulai, terlebih dahulu diberikan pre-test tentang kemampuan mahasiswa membuat kartu sendiri dengan menirukan bentuk-bentuk dan ukuran-ukuran kartu yang dapat dijadikan media pembelajaran. Setelah hasil pre-test dikumpulkan, penulis memberi instruksi kepada mahasiswa untuk membuat kartu dengan mencantumkan apa saja yang mereka inginkan pada kartu mereka masingmasing. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membiasakan para mahsiswa untuk mempergunakan kartu sebagai media pembelajaran. Pada gilirannya, mereka menjelaskan apa maksud dari kartu dan isi kartu yang mereka buat kepada kelas.
v
Setelah usai kegiatan itu, maka pada akhir proses belajar-mengajar barulah diadakan kegiatan post-test.
4.2.5 Pertemuan Kelima Pada pertemuan ini, penulis menerapkan kartu permainan (card games). Sebagaimana biasa, setiap kegiatan uji-coba, pre-test selalu dilakukan terlebih dahulu. Juga sama halnya pada kesempatan ini, yaitu kartu permainan (card games) ini diberikan kepada masing-masing mahasiswa. Kartu ini di sisi depan terdapat gambar sedangkan disebelahnya terdapat beberapa pertanyaan. Pada
kesempatan
proses
belajar-mengajar,
masing-masing
mahasiswa
menjelaskan tentang pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di sebelah sisi kartu kepada kelas, dan kelas menanggapi dan bahkan mereka mengadakan debat tentang hal-hal yang yang mereka pikir perlu untuk mereka pertahankan. Dengan demikian, di samping kemampuan mereka dalam menguasai materi pembicaraan, mereka juga dapat meningkatkan dan memperlancar kemampuan berbicara. Berikut dapat kita peroleh kartu permainan (card games) sesuai dengan ukuran kantong (pocket sizes). Kartu permainan ini dapat diadop dari majalah-majalah, buku-buku gambar, ataupun dari kertas-kertas lepas dan ditempel pada kartun berwarna. Contohnya:
4.3 Prosedur Analisis Data Adapun prosedur anlisis data untuk memperoleh gambaran nilai-nilai yang diperoleh mahasiswa dari kegaiatn proses belajar-mengajar uji-coba, yang dilakukan selama masa pengajaran uji-coba (experimental teaching), guna untuk melihat nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai terendah dengan menggunakan
formula
“distribution of frequency” yang kemudian hasil test dianalisis berapa item yang oleh mahasiswa itu dapat dijawab dengan baik dan benar. Dalam hal ini, penulis menganalisis data dimaksud dengan menggunakan prosedur statistks yang cocok. Jadi, untuk maksud tersebut penulis mengikuti langkah-langkah sebagai-berikut:
v
1) The range scores 2) Class interval 3) Interval width 4) Using table distribution of frequency 5) The arithmetic mean (X) Untuk lebih jelas, pada langkah ini ada baiknya dijelaskan makna dari semua item tersebut di atas. Menurut Arikunto (2002:203), “the range score” (R) adalah perbedaan antara “the highest score” (H) dan “the lowest score” (L). Adapun rumus untuk menghitung R adalah R = H – L. Rumus ini dapat dipahami bahwa: R = menunjukkan the range score H = menunjukkan the highest score L = menunjukkan the lowest score Untuk menentukan kelompok (the group of frequency distribution) dari hasil test maka perlu dihitung sebuah class interval (k). Hal ini dihitung dengan menggunakan rumus yang disarankan oleh Arikunto (2002:204):
K =
R i
In which: K = jumlah kelas interval R = the range of score Menurut Arikunto (2002:206), “the length of interval” (panjangnya interval) dapat diperoleh dengan cara menggunakan formula i = I + (3,3) Log N. Sebagai tambahan, the Mean score (nilai rata-rata) (X) adalah nilai rata-rata yang diperoleh oleh mahasiswa. Sekarang, kita menghitung frequency distribution dengan menggunakan formual berikut: X =
∑ fx N
Di mana: X = Mean
∑ = Perkalian dari f dan x v
N = jumlah dari sampel (mahasiswa)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Insya Allah, setelah penelitian yang bersifat kajian uji-coba ini dilakukan secara seksama dengan mengikuti rambu-rambu dan ketentuan-ketentuan yang lazim dalam sebuah penelitian, maka hasil (luaran) penelitian ini akan menghasilkan: Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Sebagaimana telah diutarakan pada bagian terdahulu, bahwa hasil (luaran) penelitian ini akan dipublikasikan dalam Jurnal Terakrditasi Nasional dan ISSN: 1) TEFLIN Journal ISSN: 0215-73X Peringkat : B No. Tgl, SK. 43/Dikti/Kep/2008 8 Juli 08 Penerbit : TEFLIN Alamat : Uni. Neg. Malang Gedung EG 104 Jl. Surabaya 6 Malang No. Telp/ Fax. : (0341) 567475/ 570566 Email:
[email protected] 2) JIP Alamat : Subag Sistem Informasi BAAKPSI Uni Neg Malang Gedung A2 Lantai II Jl. Surabaya 6 Malang No. Telp/ Fax : (0341) 552115 / 552115 Website: www.malang.ac.id Email:
[email protected] 3) Jurnal Al-Imam (Jurnal Pendidikan dan Pembinaan Ummat, Himpunan Imam Masjid dan Meunasah Provinsi Aceh). 4) Kata published by English Department, Faculty of Letters, Petra Christian University, Surabaya Indonesia, issn 5) Wacana Pendidikan, Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 6) Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreatifitas Intelektual Pendidikan), FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh,
5.1 Sekilas tentang Lembaga Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh 5.1.1 Lokasi Peneliti perlu menjelaskan lokasi Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh. Sebagaimana kita ketahui bahwa Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh ini adalah merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berlokasi dalam Wilayah Kota Banda Aceh. Kantor Pusat Administrasi beralamat di Jalan Tgk. v
Imum Lueng Bata Desa Batoh. Di lokasi Kampus Pusat Administrasi ini terdapat 8 gedung utama yang terkonsentrasi dalam sebuah kampus, yaitu Gedung A yang berlantai 2 ini merupakan Kantor Pusat Administrasi dan sebuah Aula yang dapat digunakan sebagai tempat pertemuan yang berkapasitas sekitar 1.000 orang. Di sana terdapat Ruang Rektor dan Biro Rektor, dan di sini pula dilaksanakan kegiatan administrasi dan juga konsentrasi pengelolaan administrasi kelembagaan setingkat Rektorat. Sedangkan di depannya terdapat Gedung B yang merupakan Kantor Pusat Pengajaran dan Biro Akademik. Di gedung yang berlantai 3 ini dikelola berbagai kebutuhan akademik dan pengajaran. Sebagaimana diketahui bahwa di lingkungan Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh ada 7 Fakultas dengan 21 Program Studi setara S1, yaitu: 1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan 8 Program Studi, yaitu: a) Prodi Matematika b) Prodi Biologi c) Prodi Fisika d) Prodi Kimia e) Prodi Sejarah f) Prodi Dunia Usaha dan Koperasi g) Prodi Bahasa Indonesia h) Prodi Bahasa Inggris 2) Fakultas Tarbiyah (FATAR) dengan 2 Program Studi, yaitu: a) Prodi Pendidikan Agama b) Prodi Pendidikan Bahasa Arab 3) Fakultas Pertanian (FP) dengan 2 Program Studi, yaitu: a) Prodi Tanaman Pangan b) Prodi Pemberdayaan Tanah 4) Fakultas Teknik (FT) dengan 3 Program Studi, yaitu: a) Prodi Teknik Elekro b) Prodi Teknik Lingkungan c) Prodi Teknik Komputer 5) Fakultas Ekonomi (FEKON) dengan 2 Program Studi, yaitu: a) Prodi Ekonmi Pembangunan
v
b) Prodi Ekonomi Manajemen 6) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dengan 1 Program Studi, yaitu Kesehatan Masyarakat 7) Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan 1 Program Studi, yaitu Prpgram Studi Komunikasi 8) Di samping itu ada Program Studi PGSD 9) Dan Program Studi Penjaskes Lokasi Fakultas Ekonomi (FE) berada di Jalan Tgk. Imum Lueng Bata dan Lokasi Fakultas Kesehatan Masyarakat berada di Jalan Teuku Nyak Arief (Simpang Mesra) Jeulingke. Sedangkan Kantor Yayasan (YPSM) berlokasi di Simpang Surabaya Banda Aceh. Untuk kebutuhan penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada Program Studi Pendidikan Bahasa yang berada di bawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh.
5.1.2 Staf Pengajar Sebagaimana diketahui bahwa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh adalah sebuah prgram studi yang sangat tinggi animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan putera-puteri mereka di program studi ini. Hal ini terbukti bahwa dari tahun ke tahun begitu banyak para calon mahasiswa yang mendaftar, bahkan sampai empat rombel setiap semester. Berbicara mengenai staf pengajar, dapat dijelaskan bahwa ada staf pengajar tetap dan ada pula staf pengajar tidak tetap. Adapun staf pengajar tetap (Dosen Tetap) terdiri dari Dosen Diperbantukan (DPK), yaitu mereka-mereka yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diperbantukan melalui Kopertis Wilayah I Medan. Ada sebanyak empat orang staf pengajar (Dosen Kopertis) yang diperbantukan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh. Di samping itu terdapat sekitar sepuluh orang staf pengajar (Dosen Tetap Yayasan) yang juga mengajar pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh. Sedangkan selebihnya, yaitu sekitar lima orang lainnya adalah dosen luarbiasa yang berasal dari Universitas Syiah Kuala dan IAIN Jamiah Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh yang ikut melengkapi proses pembelajaran pada program studi Pendidikan
v
Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh. Sehingga keadaan proses pembelajaran setiap semester dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Adapun jumlah staf pengajar secara keseluruhan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh adalah sebanyak sembilan belas orang yang terdiri dari Dosen Tetap Kopertis empat orang tambah sepuluh orang Dosen Tetap Yayasan serta ditambah dengan lima orang Dosen Luar Biasa. Perlu diungkapkan di sini bahwa keempat Dosen Tetap Kopertis yang diperbantukan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh adalah DR. Razali Abdullah, M. Pd, Drs. Tarmizi Rajab, M. Pd, Drs. M. Usman, M. Pd, dan Sariakin, S. Pd, M. Pd. Sedangkan para staf pengajar lainnya dapat dilihat pada papan data.
5.1.3 Mahasiswa Adapun jumlah mahasiswa yang belajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 650 orang terdiri dari 200 orang laki-laki dan 450 orang perempuan. Secara umum mahasiswa yang belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh baik laki-laki maupun perempuan berasal dari daerah tingkat II dalam Provinsi Aceh.
5.1.4 Kurikulum Berbicara mengenai kurikulum adalah hal yang paling esensial dan strategis. Artinya, segala proses kegiatan pembelajaran akademik adalah terpusat pada kurikulum. Jadi, kurikulum adalah sangat penting dalam membantu staf pengajar dan mahasiswa dalam proses interaksi belajar-mengajar. Kurikulum juga merupakan pemandu yang menyediakan bagi staf pengajar alokasi waktu, proses poembelajaran, metode, tujuan dan evaluasi. Hal ini mengacu kepada Dictionary of Education (1989), ”curriculum is a guideline for the teacher that contain materials to teach,
methods, purposes and evaluation.” Selanjutnya, mengacu kepada kurikulum baru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka dapat dijelaskan bahwa setiap staf pengajar yang mengajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Serambi
v
Mekkah (USM) Banda Aceh selalu mengikuti pola KTSP yang disesuaikan, terutama para staf pengajar yang mengajar mata kuliah kependidikan, seperti mata kuliah Filsafat Pendidikan, Strategi Belajar Mengajar (SBM), dan lain-lain. Sebagai tambahan, penulis juga menyatakan apa yang telah dilakukan dalam hal teknik penggunaan metode realia (realistiks) yang menekankan pada penggunaan berbagai bentuk media yang nyata seperti penggunaan kartu permaian (playing cards), permaian (games), dan gambar dalam proses belajar-mengajar, terutama pada mata kuliah speaking. Di sini perlu penulis menjelaskan bahwa setiap proses belajar-mengajar staf pengajar sudah sangat familiar dengan penggunaan metode dan teknik pembelajaran mengacu kepada makna yang diamanatkan oleh KTSP. Dalam hal penggunaan metode model pembelajaran yang sedang diteliti oleh penulis adalah secara fleksibel, yaitu menggunakan kartu permainan dan juga gambar yang memungkinkan dapat disesuaikan dengan arti pengembangan sebuah metode yang sedang digarap.
5.2 Analisis Tes Dalam hal pemberian nilai kepada mahasiswa sebagai peserta tes, baik dalam bentuk pre-test maupun post-test, penulis menggunakan beberapa tingkatan criteria (some criteria levels). Sebagaimana telah penulis ungkapkan pada bagian terdahulu bahwa yang bakal jadi ukuran yang akan dinilai dari penelitian ini adalah bidang aksen (accent), bidang tatabahasa (grammar), dan bidang kosakata (vocabulary) yang digunakan oleh peserta tes dalam mata kuliah speaking yang sedang diteliti dalam bentuk uji-coba (experimental teaching). Jadi, penulis dalam hal menilai menggunakan tingkat criteria. Untuk itu perlu diuraikan tingkat criteria dimaksud mengacu
kepada
Aksen
(Accent),
Tatabahasa
(Grammar),
dan
Kosakata
(Vocabulary) sebagaimana tertera dalam tabel 5.2.1 berikut:
Tabel 5.2.1: Kriteria Nilai terhadap Aksen (Accent), Tatabahasa (Grammar), dan Kosakata (Vocabulary) Aksen (Accent) 10
Mahasiswa
Tatabahasa (Grammar) 10
Mahasiswa
Kosakata (Vocabulary) 10
Mahasiswa
yang buruk
yang tidak
yang sangat
aksen dalam
benar
kurang
v
percakapan
20
Mahasiswa
30
kosakata
dalam
dalam
percakapan
percakapan
20
Mahasiswa
20
Mahasiswa
yang lambat
yang kurang
yang sangat
dalam
baik
terbatas
percakapan
tatabahasa
kosakata
dalam
dalam
percakapan
percakapan
Mahasiswa
40
tatabahasa
30
Mahasiswa
30
Mahasiswa
yang
yang
yang
lumayan
lumayan baik
menggunakan
aksen dalam
tatabahasa
kosakata
percakapan
dalam
biasa dalam
percakapan
percakapan
Mahasiswa
40
Mahasiswa
40
Mahasiswa
yang baik
yang baik
yang sangat
aksen dalam
tatabahasa
kaya kosakata
percakapan
dalam
dalam
percakapan
percakapan
Selanjutnya, perlu diutarakan di sini bahwa peserta yang diambil dalam penilaian tes uji-coba (test of experimental teaching) terhadap pengembangan model metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar dapat dipelajari dari nilai pre-test dan post-test terhadap ketiga bidang (accent, grammar, and vocabulary) dari tabel 5.2.2 berikut:
5.2.2 Nilai Mahasiswa tentang Pre-Test dan Post-Test No
Kode
Nilai Aksen
Mahasiswa Pre-
Post-
Nilai Tatabahasa
Nilai Kosakata
Jumlah
Pre-
Pre-
Pre-
Post-
Post-
Post-
v
Test
Test
Test
Test
Test
Test
Test
Test
1
Aa
30
40
20
20
30
40
80
100
2
Bb
20
20
10
10
20
30
50
60
3
Cc
10
20
10
20
20
30
40
70
4
Dd
10
20
10
20
10
20
30
60
5
Ee
30
40
20
20
30
40
80
100
6
Ff
20
20
10
10
10
30
40
60
7
Gg
30
30
20
20
20
30
70
80
8
Hh
10
20
10
10
10
20
30
50
9
Ii
30
40
20
20
30
40
80
100
10
Jj
20
20
20
20
30
40
80
80
11
Kk
20
30
20
20
20
30
60
80
12
Ll
20
30
20
20
20
30
60
80
13
Mm
20
30
20
20
20
30
60
80
14
Nn
10
20
10
20
20
30
40
60
15
Oo
30
40
20
10
30
40
80
100
16
Pp
20
20
10
20
20
30
50
60
17
Qq
10
20
10
10
10
30
30
60
18
Rr
10
20
10
10
10
30
30
60
19
Ss
10
20
10
10
20
30
40
60
20
Tt
30
40
20
20
30
40
80
100
21
Uu
10
20
10
10
10
20
30
50
5.2.3 Hasil dari Pre-Test Berdasarkan tabel 5.2.2 di atas, maka hasil dari pre-test dapat disusun berdasarkan urutan dari nilai terendah ke nilai tertinggi sebagaimana berikut ini: 30
30
30
70
80
80
30 80
40 80
40
40
40
50
50
60
60
60
60
60
80
Dari jumlah nilai yang terdapat pada tabel 4.2.2 tersebut di atas, kita dapat melihat bahwa nilai tertinggi dari pre-test adalah 80 dan nilai terendah dari pre-test dimaksud adalah 30.
Untuk itu, maka urutan (the range of pre-test) dengan
menggunakan formula: R = H - L.
v
Jadi, R = 80 - 30 R = 50 Setelah menentukan nilai dari range, maka penulis menentukan pula jumlah interval, dan hasilnya adalah: i = I + 3.3 Log N i = I + 3.3 Log 23 i = I + 3.3 (1.361) i = I + 4.49 i = 5.49 Maka dengan demikian, jumlah dari interval dapat ditetapkan 5. Oleh sebab itu, dengan mengetahui jumlah interval 5, maka nilai dari kelas interval itu digunakan rumus:
P=
R i
P=
50 5
P = 10 Tabel 5.2.3: Distribusi Frekuensi dari Pre-Test Klas Interval
Fi
xi
fixi
30 - 39
5
34,5
172,5
40 - 49
4
44,5
178
50 - 59
2
54,5
109
60 - 69
5
64,5
323
70 - 79
1
74,5
74,5
80 - 89
6
84,5
507
23
1364
Berdasarkan pada frekuensi dari nilai mahasiswa di atas, dalam hal ini penulis harus menemukan rerata nilai. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
X =
=
∑ fixi ∑ fi 1364 23
v
= 59,3 5.3 Hasil dari Post-Test Berikut penulis memperagakan pula data hasil post-test yang diurut dari nilai terendah ke nilai tertinggi, yaitu sebagai-berikut: 60
60
60
80
100
100
60 100
60
60 100
60
60
70
80
80
80
80
80
80
100
Dari data hasil post-test di atas, kita dapat melihat bahwa nilai tertinggi adalah 100 sementara nilai terendah adalah 50. Di sini, penulis menentukan pula range (rentang) nilai post-test sebagaimana yang dilakukan pada rentang nilai pada pre-test, yaitu dengan menggunakan rumus berikut: R = H - L R = 100 - 50 R = 50 Setelah penulis menentukan rentang nilai sebagaimana tertera di atas, maka langkah selanjutnya adalah penulis menemukan pula jumlah interval, dan hasilnya adalah sebagai-berikut: i = I + 3.3 Log N = I + 3.3 Log 23 = I + 3.3 (1.361) = I + 4.49 i = 5,49
Dalam hal ini, jumlah interval adalah 5. Jadi, dengan mengetahui jumlah interval, maka penulis langsung dapat menentukan pula nilai klas interval dengan cara menggunakan rumus yang sama seperti rumus pada pre-test, yaitu:
P=
R i
P=
50 5
P = 10
v
Setelah nilai klas intervalnya diperoleh, maka sekarang kita melihat distribusi frekuensi terhadap nilai post-test sebagaimana terlihat pada tabel 4.3.1 berikut: Tabel 5.3.1 Distribusi Frekuensi dari Nilai Post-Test Klas Interval
Fi
xi
fixi
50 - 59
2
54,5
109
60 - 69
8
64,5
516
70 - 79
1
74,5
74,5
80 - 89
7
84,5
591,5
90 - 99
0
0
0
100 - 109
5
104,5
522,5
23
1813,5
Berdasarkan pada frekuensi dari nilai mahasiswa di atas, maka penulis harus menemukan nilai rerata. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama sebagaimana pada pre-test, yaitu sebagai-berikut:
X =
∑ fixi ∑ fi
=
1813,5 23
= 78,84 Jadi, berdasarkan pada sistem analisis statistika antara pre-test dan post-test diperoleh bahwa nilai rerata dari kedua test dimaksud terdapat perbedaan. Artinya, nilai dari pre-test adalah 59,3 sementara nilai dari post-test adalah 78,84. Dari data hasil yang telah dihitung dapat disimpulkan bahwa nilai dari post-test lebih besar atau lebih baik daripada nilai dari pre-test. Pendeknya, model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa perguruan tinggi swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar lebih baik untuk diterapkan oleh para staf pengajar atau dosen, terutama yang mengasuh mata kuliah speaking pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh.
5.4 Pembahasan
v
Setelah melaksanakan penelitian pada Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh dengan menerapkan model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, maka penulis kiranya dapat menyimpulkan bahwa para mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan penelitian uji-coba ini, menunjukkan kebolehannya dalam berbicara, terutama ketika dilakukan dalam bentuk kolektif, dengan menggunakan kartu permainan dan role play-games sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa secara individual masih ada mahasiswa yang belum menunjukkan kebolehannya akibat dari keterbatasan waktu yang tersedia. Sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa ada lima kali pertemuan dalam pembelajaran uji-coba, ada beberapa media yang diterapkan. Namun, media yang paling dominant adalah penggunaan kartu permainan dan role play-games dalam bentuk dan versi yang bervariasi. Dalam setiap pertemuan penulis menemukan bahwa media kartu permainan (playing cards) atau permanaian (role play-games) menunjukkan bahwa mahasiswa lebih bersemangat dan lebih menarik dalam kegiatan presentasi yang mereka lakukan dengan berbicara dalam bahasa Inggris. Dengan mempergunakan kartu dimaksud, mereka dapat menjelaskan sesuatu dalam bahasa Inggris secara sistematis dan dialogis tanpa kehilangan arah dan tujuan dalam proses presentasi. Dari satu pertemuan ke pertemuan lainnya, peneliti mengubah cara dan strategi dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan kemungkinan, sehingga mahasiswa merasa tidak terbebankan dalam melaksanakan tugas, seperti presentasi. Kadangkala, segala objek yang terdapat dalam ruang kelas dapat dijadikan media dalam kesempatan spontan yang dilakukan secara ramdom kepada para mahasiswa untuk mengutarakan ekspresi pikiran mereka. Bertanya secara spontan dan memberi penjelasan secara spontan secara individual dalam kesempatan tertentu dapat memotivasi mahasiswa dalam mengutarakan pendapat mereka dalam bahas Inggris, sehingga mereka merasa berani dan tidak merasa sukar, karena dibantu oleh media nyata (real things) yang terdapat dalam ruang kelas.
v
Kartu dan role play yang digunakan dapat memberi beberapa manfaat baik bagi dosen maupun bagi mahasiswa. Bagi dosen kartu itu mempermudah untuk memperoleh dan menciptakan sesuatu dan juga dapat memotivasi mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan bagi mahasiswa dapat membuat mereka berani dan termotivasi dalam mengutarakan ide-ide mereka secara terkontrol dalam bahasa Inggris. Dan kartu juga dapat mengingatkan dosen dan mahasiswa dalam hal topictopik yang sedang dibicarakan. Penerepan kartu dan role play dapat membawa beberapa keuntungan dalam belajar bahasa Inggris, terutama dalam hal berbicara. Maisarah (2010:40) dalam Skripsinya berjudul ”Developing Speaking Skill by Using Cards dan Role play to the Second Year Students of Junior High School” menjelaskan bahwa ”salah satu alasan yang paling utama dalam penggunaan kartu dan role play adalah kita belajar 50% dari apa yang kita lihat dan kita dengar”. Berdasarkan statemen di atas, maka dapat dipahami bahwa penggunaan kartu dalam proses belajarn-mengajar dapat membantu mahasiswa untuk belajar bahasa Inggris, karena mereka dapat melihat langsung hal-hal yang nyata (real objects). Dan, mengenai bunyi dapat didengar dari bunyi suara yang baik dan benar dari katakata yang diungkapkan secara baik dan benar dari dosen maupun dari teman-teman sekelas. Kartu dan role play juga dapat membantu mahasiswa untuk menangkap materi pembelajaran yang diajarkan oleh dosen secara mudah. Memperagakan kartu adalah cara yang baik dalam membantu mahasiswa untuk menguatkan ingatan mahasiswa dalam belajar berbicara, terutama dalam mata kuliah speaking. Sebagaimana diketahui, bahwa dosen harus mampu menggunakan media yang tersedia dalam kelas, guna untuk memanfaatkan media nyata (apa adanya) dalam kelas, dan dosen dengan mudah mengajak mahasiswa untuk melakukan kegiatan berbicara. Baik sekali jika guru membawa gambar-gambar menarik ke dalam kelas dengan mengolahnya dalam bentuk kartu permainan, sehingga dapat membuat mahasiswa menarik dan merasa mudah dalam melaksanakan presentasi. Dengan demikian akan memperlancar proses komunikasi baik antara mahasiswa dengan dosen, maupun antara sesame mahasiswa itu sendiri dalam kegiatan presentasi dimaksud.
v
Tujuan utama dari penggunan media nyata adalah mahasiswa dapat menyerap dan menguasai materi dari mata kuliah yang diajarkan. Selama masa proses belajarmengajar dosen harus mengetahui bahwa kartu-kartu yang digunakan haruslah terlebih dahulu diseleksi secara sekasama, sehingga memenuhi keinginan mahasiswa. Di samping itu, kartu juga harus sederhana dan mudah digunakan serta sesuai dengan ukuran penggunaannya. Selanjutnya, kartu dan role play itu haruslah merupakan representasi dari situasi dan dapat memotivasi mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris. Oleh karena itu diharapkan kepada dosen ataupun mahasiswa dalam mempersiapkan kartu hendaknya selalu mengacu kepada ketentuan yang berlaku. Sebagai kesimpulan sementara, mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh sangat menyukai dan menyenangi belajar bahasa Inggris, yaitu dalam hal belajar berbicara melalui model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Hal ini tercermin dari data hasil yang diambil dari nilai pre-test dan post-test. Nilai rerata dari pre-test adalah 59,3 dan nilai rerata dari post-test adalah 78,84. Artinya, dari kedua data ini dapat diringkaskan bahwa kartu permainan (playing cards) adalah sangat efektif dan bermanfaat digunakan dalam hal pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Pendeknya, penerapan model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berbicara dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar. Untuk itu, disarankan kepada para dosen yang mengasuh mata kuliah berbicara (Speaking) kiranya dapat selalu menggunakan media naya (real things/ real objects) yang terdapat baik di dalam kelas mauupun di luar kelas dalam hal kegiatan belajar-mengajar, terutama dalam hal kegiatan presentasi. Alhamdulillah, hasil penelitian ini untuk tahap awal, sudah dialih-bahasakan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk artikel, dan dalam waktu dekat ini akan dimuat pada jurnal ber ISSN seperti jurnal Al-Imam (Media Pendidikan dan
v
Pembinaan Ummat). Sedangkan untuk Jurnal terakreditasi seperti JIP dan TEFLIN akan dimuat dalam waktu dekat ini, dan untuk maksud tersebut, penulis sudah mengakes melalui email (bukti Email terlampir).
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam Bab ini penulis mengutarakan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari bagian terdahulu. Hasilnya mengenai efektifitas penggunaan model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar yang diterapkan pada saat penelitian terhadap mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh selama masa perkuliahan berlangsung dalam Semester Gasal/ Ganjil 2011/ 2012 (Waktu efektifnya adalah dari bulan April s.d Juli 2012), dan dilanjutkan lagi sampai pada pertengahan bulan November 2012. Kesimpulan ini mengacu kepada model pengembangan metode realistiks, yaitu dengan menggunakan kartu permainan (playing cards) dan role play-games) yang digunakan pada saat penelitian terhadap tiga bidang, yaitu aksen (accent), tatabahasa (grammar), dan kosakata (vocabulary) yang ditampilkan oleh mahasiswa dalam presentasi. Dengan selesainya pelaksanaan penelitian uji-coba (experimental teaching) dengan menggunakan kartu permainan (playing cards) dimaksud terhadap ketiga bidang tersebut di atas bagi mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh, maka dalam hal ini penulis dapat menggambarkan kesimpulan sebagai-berikut:
6.1 Kesimpulan: 1. Penerapan model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar menunjukkan hasil yang sangat efektif dan signifikan, sehingga dapat
v
didesiminasi (dapat di-transfer) kepada subjek dan objek yang memiliki sifat dan kriteria yang sama, tidak hanya pada Perguruan Tinggi Swasta tapi juga Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Nusantara ini. 2.Adapun model pengembangan yang peneliti terapkan dalam penelitian ini adalah penggunaan kartu permainan (playing cards) dan (role play games) yang bervariasi sebagai wujud presentasi dari metode realistiks (real things) dalam percakapan bahasa Inggris, terutama dalam hal mahasiswa melakukan presentasi secara individual. 3. Karena kartu itu dan role play adalah merupakan medium yang dapat digunakan dalam hal proses belajar-mengajar mata kuliah speaking, maka peneliti dapat dengan mudah mengajak mahasiswa untuk menciptakannya sesuai kebutuhan dan situasi serta kondisi yang memungkinkan untuk diterapkan dalam tugas-tugas presentasi. 4. Dengan menggunakan kartu dan role play, maka mahasiswa dapat dengan mudah pula untuk mengekspresikan ide-ide dalam mengutarakannya secara sistematis dengan menoleh kepada catatan yang tertera pada kartu yang berada di tangan mereka, sehingga mereka menjadi lebih percaya diri dalam berbicara dalam bahasa Inggris di depan kelas. 5. Kartu dan role play dapat memberi keuntungan, baik bagi dosen maupun bagi mahasiswa. Bagi dosen, kartu dapat memberi keuntungan secara mudah untuk memperoleh dan menciptakan juga dalam rangka memotivasi mahasiswa dalam belajar. Melalui kartu dan role play dosen juga dapat dengan mudah memberi arahan dan dorongan untuk meningkatkan daya tarik dan minat belajar para mahasiswa, sehingga mahasiswa akan menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mempelajari apa yang diarahkan oleh dosen mereka. Di samping itu, bagi mahasiswa dapat menggunakan kartu secara baik dan benar, karena melalui kartu mereka dengan mudah dapat mengingat dan bahkan menghafal kosakata, dan tatabahasa yang tertera pada kartu yang ada di tangan mereka. 6. Menggunakan kartu dalam permainan (using cards in playing) dapat meningkatkan daya kreatifitas bagi mahasiswa, terutama dalam hal menghafal perbendaharaan kata (kosakata) baik secara langsung maupun secara tidak langsung pada saat mereka melakukan presentasi. 7. Khusus mengenai role play, penulis dapat menggambarkan bahwa dari hasil pembahasan pada bagian terdahulu menunjukkan minat yang tinggi bagi mahasiswa
v
karena mereka akan ditantang oleh kawan-kawan mereka dalam kelas pada saat presentasi. 8. Dalam kesempatan presentasi, mahasiswa sangat merasa senang dan memiliki minat yang tinggi dalam berbicara dengan kemampuan dan gaya yang mereka miliki secara individual. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa teknik role play dapat meningkatkan daya tarik bagi mahasiswa dalam berbicara bahasa Inggris, apalagi dengan menggunakan kartu permainan. 9. Terakhir, sehubungan dengan kedelapan poin tersebut di atas, maka peneliti telah menyusun sebuah Desain Silabus Bahan Ajar untuk Pembelajaran mata kuliah Speaking bagi Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris FKIP – USM Banda Ache sebagai sample penelitian ini yang sekaligus mewakili semua mahasiswa Prodi Bahasa Inggris dari FKIP Universitas Muhammadiyah Banda Aceh dan FKIP Universitas Abulyatama Aceh Besar sebagai populasi dalam penelitian ini.
6.2 Saran: Dengan adanya kesimpulan tentang penggunaan kartu permainan dan role play yang diterapkan kepada mahasiswa semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh, maka dalam hal ini penulis merasa perlu untuk menyarankan hal-hal sebagai-berikut: 1. Dosen merupakan juru kunci yang melakukan proses belajar-mengajar dalam sebuah ruang kelas. Dalam hal ini, dosen hendaklah meningkatkan keinginan mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris dan memotivasi mereka untuk berbicara dalam bahasa Inggris secara sungguh-sungguh. 2. Dalam proses belajar-mengajar, dosen hendaklah menerapkan media atau alat bantu yang berguna dalam hal meningkatkan kemampuan mahasiswa berbicara bahasa Inggris. Sebagai salah satu cara atau teknik adalah menggunakan kartu permainan (playing cards) dan role play dalam tugas presentasi. 3. Dosen tidak boleh malas untuk mendorong mahasiswa untuk mengingat kosakata dan juga mendorong mahasiswa dalam memainkan peran (role play) dalam presentasi secara menarik dengan cara memanfaatkan benda nyata (real things) dalam kelas dengan menggunakan kata-kata yang biasa digunakan setiap hari.
v
4. Dalam hal penggunaan media diharapkan kepada dose untuk dapat menseleksi terlebih dahulu media yang sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ary, Donald, et al. 1979. Introduction to Research in Education. New York: Rinehart And Winston, Inc. Asher, M. and E. Nolan Woods. 979. Practice Test Proficiency. Middlesex, Nelson. Azar, Betty Scramper. 1992. Understanding and Using English Grammar. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Byrne, Donn. 1983. English Teaching Perspective. Singapore: Longman. Bright, J.A. and G.P. McGregor. 1986. Teaching English as a Second Language. London: Longmna Group, Ltd. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh Model Silabus Bahasa Inggris SMA/MA. Jakarta. Doff, Adrian. 1998. Teach English: A Training Course for Teachers. Cambridge: Cambridge University Press. Finn, Patrick J. 1985. Helping Children to Read. New York: Random House. Hadi, Sutrisno. 1980. Metodologi Research. Jogjakarta: Yayasan Penerbitan Universitas Gajahmada. Harmer, Jeremy. 1986. The Practice of English Language Teaching. London: Longman and New York. Hasibuan, Sofia. 1986. Economics. Jakarta: Penerbit PT Gramedia. Hatch, Evelyn and Farhady, H. 1982. Research Design and Statistics for Applied Linguistics.Massachusetts: Newbury House Publisher, Inc. Heaton, J.R. and K. Methold. 1973. Reading with Understanding. Jogjakarta: Penerbit Kanisius. Kreidler, C.J. 1970. Visual Aids for Teaching English to Speakers of The Language. New York: English Teaching Division Information, Centre Service, US Information Agency.
v
Lado, Robert. 1975. Language Teaching: A Scientific Approach. New York: McGraw Hill, Inc.
Maisarah. 2010. Developing Speaking Skill by Using Cards to the Second Year Students of Junior High School (An Experimental at the Islamic Boarding School Darul Hijrah Samahani Aceh Besar). Banda Aceh: Skripsi. Meras, Edmond A. 1962. A Language Teacher’s Guide. New York: Harper & Row. Nilsen, Don L.F. et al. 1993. English Conversation Practice. An Intensive Course in English Supplement. Jakarta: Binarupa Aksara. Oxford Rebecca L. 1986. Language Learning Strategies. New York: University of Alabama.Rajab, Tarmizi. 2006. Using Cloze Procedure in Teaching Reading Comprehension to Students of Junior High School (A Suggested Method Used to Gain the Games). Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, USM Banda Aceh. Rajab, Tarmizi. 2010. Using Pictures in Teaching Oral Composition to Students of Primary Schools. Jurnal Al-Imam, Banda Aceh. Rajab, Tarmizi. 2011. Improving the Students’ Ability in Teaching Speaking Skill through Texts And Without Texts (A Comparative Study Done to the Sixth Semester Students of the English Study Program of FKIP-USM Banda Aceh. Jurnal Al-Imam Banda Aceh. River, Wilga M. 1971. The Reading Skill: Teaching Foreign Language. London: Oxford University Press. Rodgers, Theodore S. and Jack C. Richards. 1993. Approaches and Methods in Language Teaching. A Description and Analysis. New York: Cambridge University Press. Sadiman, Arief S. et al. 2002. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sen, Ann Louise. 1983. Teaching Vocabulary Through Riddles. Volume XXI, Number 2, April 1983. Sudjiono, Anas. 1996. Penantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Taylor, Grant. 1967. English Conversation Practice. New York: McGraw-Hill Book Company. Wales, Hu Ch G. and Sharon Abrams. 1977. Special English for Business. London Collier Macmillan International, Inc.
v
Weir, Cyrill J. 1990. Curriculum Language Testing. New York: English Language Teaching, Prentice-Hall.
LAMPIRAN:
RESEARCH INSTRUMENTS The Model of Realia Method Development inTeaching English to the Students of Private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar By Tarmizi Rajab*) I. INTRODUCTION As an international language, the English language has four skills, i.e. listening, speaking, reading, and writing. These four skills should be taught in integrated form from the elementary schools until tertiary levels, except in the English Study Program of Teacher Training and Educational Faculty. It means, at the English Study Program, the four skills are handled discretely. Each skill of the language is taught in the certain class based on its nature of teaching-learning process with its own certain teaching methodology. Touching on the teaching instruments as the teaching methodology, here, the writer would like to express some highlights of the subject matter, namely concerning with the topic of the research, i.e. the Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Banda Aceh dan Aceh Besar (The Model of Realia Method
Development in Teaching English to the Students of Private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar), especially in terms of teaching-learning process based on the needs of the research proposal report program.
II. METHOD OF TEACHING In order to make the students be easily, simply, practically, and successfully in the speaking skill, the teacher should use a suitable method of teaching. Here, the teacher uses the realia method as the model that to be developed in the teaching learning of speaking skill to the students of the English Study Program of Teacher Training and Educational Science Faculty of Universitas Serambi Mekkah (USM) v
Banda Aceh, Universitas Muhammadiyah (UNMUHA) Banda Aceh, and Universitas Abulyatama (UNAYA) Aceh Besar. For the needs of this study, the writer defines the understanding of the method of teaching, i.e. realia method. Toward this term, Richards, Jack C., and Rodgers, Theodore S (1993:80) state about the understanding of the Regalia as stated in the following description: “Many proponents of communicative language teaching have advocated the use of authentic from life materials in the classroom. These might include language based realia, such as signs, magazines, advertisements, and newspapers, or graphic and visual sources around which communicate activities can be built, such as maps, pictures, symbols, graphs, and charts. Different kinds of objects can be used to support communicative exercises, such as a plastic model to assemble from directions.” Based on the statement above, we could understand that the realia is a method that concerning with the use of authentic materials in the classroom or out of the classroom settings which are possible enough to be encountered for the teachinglearning process interaction. As an addition, Savignon (1983) discusses techniques and classroom management procedures associated with a number of Communicative Language Teaching (CLT) classroom procedures (e.g. group activities, language games, role plays), but neither these activities nor the ways in which they are used are exclusive to CLT classroom.” According to Finocchiaro and Brumfit (1993:107-108), there are 11steps that can be done by the English teacher in terms of applying the teaching method in the speaking subject as follows: 1) Presentation of a brief dialog or several mini-dialogs, preceded by a motivation (relating the dialog situation(s) to the learners’ probable community experiences) and a discussion of the function and situationpeople, roles, setting, topic, and the informality or formality of the language which the function and situation demand. (At beginning levels, where all the learners understand the same native language, the motivation can well be given in their native tongue). 2) Oral practice of each utterance of the dialog segment to be presented that day (entire class repetition, half-class, groups, individuals) generally preceded by your model. If mini-dialogs are used, engage in similar practice. 3) Questions and answers based on the dialog topic(s) and situation itself (inverted wh, or or questions). 4) Questions and answers related to the students’ personal experiences that centered around the dialog theme.
v
5) Study one of the basic communicative expressions in the dialog or one of the structures which exemplify the function. You will wish to give several additional examples of the communicative use of the expression or structure with familiar vocabulary in unambiguous utterances or mini-dialogs (using pictures, simple oral objects, or dramatization) to clarify the meaning of the expression or structure. 6) Learner discovery of generalization or rule underlying the functional expression or structure. This should include at least four points: its oral and written forms (the elements of which it is composed, e.g. “How about + verb + ing?”); its position in the utterance; its formality or informality in the utterance; and in the case of a structure, its grammatical function and meaning. 7) Oral recognition, interpretative activities (two to five depending on the learning level, the language knowledge of the students, and related factors). 8) Oral production activities proceeding from guided to freer communication activities. 9) Copying the dialogs or mini-dialogs or modules if they are not in the class texts. 10) Sampling of the written homework assignments, if given. 11) Evaluation of learning (oral only), e.g. “How would you ask your friends to _____________? And how would you ask me to __________?”
III. COURSE DESIGN Talking about the course design, here, the researcher used the course design prepared in order to make him easy to do search the students’ achievement in the speaking ability. Following the teaching schedule, he could be able to detect the students’ levels of achievement by using some of the authentic materials or we could understand it by the terms of realia method (real things taken from the students’ daily habitual or environmental things of life. Everything has something to be manipulated into ways of teaching-learning occasion, interaction, and manipulation to be achieved by the students easily, simply, and practically. Being simplified and manipulated, those things could be actuated and used for the needs of teaching the conversation, dialogue, and discussion to pursue the students’ academic ability in using the English language practically, especially in terms of speaking skill that should be practically done by the students in order to make them to be familiar with speaking skill. For the needs of this teaching-learning process of the subject, the students follow the course based on the syllabus design provided by the teacher in the form of improving the students’ achievement in the speaking subject that is constructed in the Lesson Plan derived from the teaching syllabus model (attached). v
SYLLABUS Study Program Course Code Course Credit hours Prerequisite Unit Semester
: English : 1082020 : Speaking Subject (Functional Communication) :2 : None :3
Course Description : This course is designed to help the students to speak English clearly and comfortably engage in authentic conversations. The students are introduced to the language related to interpersonal functions in everyday life. The course also includes the forms that are polite, more informal or colloquial.
Standard Competency : The students are able to: 1. use the appropriate expressions required for everyday conversation 2. speak clearly and fluently 3. develop the strategies to improve their speaking skills
Meetings 2.
Basic Competencies
Indicators
1. To understand the expressions used in providing information
Students are able to : 1.identify the appropriate expressions for telling personal information, telling about routine activities, telling about past events, telling about future plans, describing things 2. give appropriate responses for
Learning experiences Discussion, Pronunciation practice, Making dialogue
Teaching Materials -
v
Telling personal information telling about routine activities telling about past events telling about future plans describing things
7
2. To understand the expressions used in asking someone to do things
8
3. To understand the expressions used in making request and offer
questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned The students are able to Discussion, : Pronunciation 1. identify the practice, appropriate Making expressions for dialogue Asking for and Giving direction, Asking to postpone, Asking to think about/ decide, Asking to join an activity, Telling not to worry, Telling to begin/stop doing something, Telling not to interrupt, Telling to hurry/not to hurry 2. give appropriate responses for questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned Students are able to : Discussion, 1. identify the Pronunciation appropriate practice, expressions for Making offering help, asking dialogue for favors, asking for permissions 2. give appropriate responses for questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given
v
- Asking for and Giving direction - Asking to postpone - Asking to think about/ decide - Asking to join an activity - Telling not to worry - Telling to begin/stop doing something - Telling not to interrupt - Telling to hurry/not to hurry
- Offering help - Asking for favors - Asking for permissions
9
10
4. To understand the expressions used in participating in a conversation
5. To understand the expressions used in expressing feelings
4. speak fluently and confidently using the expressions learned Students are able to : Discussion, 1. identify the Pronunciation appropriate practice, expressions for Making getting people’s dialogue attention, regulating other people’s speech, changing and returning to the topic of conversation, preventing a change and avoiding the topic of conversation, and reflecting 2. give appropriate responses for questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned Students are able to : Discussion, 1.identify the Pronunciation appropriate expressions practice, for expressing: Making apologizing, dialogue likes/dislikes, satisfaction/complaints, interest/disinterest, hopes/wants/wishes, care/concern, sorrow/regret, impatience/annoyance, indignation/anger, making condolences, making encouragements, thanking and replying to thanks 2. give appropriate responses for questions related to
v
-
-
-
Getting people’s attention Regulating other people’s speech Changing and returning to the topic of conversation Preventing a change and avoiding the topic of conversation Reflecting
Expressing: - apologizing - likes/dislikes, satisfaction/com plaints - interest/disintere st - hopes/wants/wis hes - care/concern - sorrow/regret - impatience/anno yance - indignation/ange r - condolences - encouragements - thanking and replying to thanks
the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned
v
LESSON PLAN Lecturer Study Program Course code Course Credit Hours Semester Meeting Time Allocation
: Tarmizi Rajab, Drs., M. Pd : English : : Speaking Subject (Functional Communication) :2 :3 : 1, 2, 3, 4 : 100 minutes
I. Standard Competency: The students are able to: 1. use the appropriate expressions required for everyday conversation 2. speak clearly and fluently 3. develop the strategies to improve their speaking skills II. Basic Competency: 1. To understand the expressions used in providing information
III. Indicators: The students are able to : 1. identify the appropriate expressions for telling personal information, telling about routine activities, telling about past events, telling about future plans, describing things 2. give appropriate responses for questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned
IV.IV. Teaching Materials: 1. Telling personal information 2. Telling about routine activities 3. Telling about past events 4. Telling about future plans 5. Describing things
V. Learning Strategies: Discussion, role play VI. Learning Activities: A. Pre-activity The lecturer opens the lesson and explains the materials B. Whilst-activity - The lecturer divides the class into 8 groups - Each groups discuss the materials given - The groups reports the results of discussions - Each students are given chance to practice the given expressions through role play v
C. Post-Activity The lecturer gives feedback to the students
VII. Tools/Teaching aids/Resources: Kasihani, Rachmajanti,S. 2006. Let’s communicate in English 1
VIII. Assessment 1. Attendance = 10 % 2. Mid test = 25 % 3. Final test = 25 % 4. Assignment = 20% 5. SEGA = 20 %
v
LESSON PLAN Lecturer Study Program Course code Course Credit Hours Semester Meeting Time Allocation
: Tarmizi Rajab, Drs., M. Pd : English : : Speaking Subject (Functional Communication) :2 :3 : 5, 6, 7 : 100 minutes
IV. Standard Competency: The students are able to: 1. use the appropriate expressions required for everyday conversation 2. speak clearly and fluently 3. develop the strategies to improve their speaking skills V. Basic Competency: 2. To understand the expressions used in asking someone to do things
VI. Indicators: The students are able to : 1. identify the appropriate expressions for asking for and giving direction, asking to postpone, asking to think about/ decide, asking to join an activity, telling not to worry, telling to begin/stop doing something, telling not to interrupt, telling to hurry/not to hurry 2. give appropriate responses for questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned
IV.IV. Teaching Materials: 1. Asking for and Giving direction 2. Asking to postpone 3. Asking to think about/ decide 4. Asking to join an activity 5. Telling not to worry 6. Telling to begin/stop doing something 7. Telling not to interrupt 8. Telling to hurry/not to hurry
V. Learning Strategies: Discussion, role play IX. Learning Activities: C. Pre-activity The lecturer opens the lesson and explains the materials D. Whilst-activity - The lecturer divides the class into 8 groups v
- Each groups discuss the materials given - The groups reports the results of discussions - Each students are given chance to practice the given expressions through role play C. Post-Activity The lecturer gives feedback to the students
X. Tools/Teaching aids/Resources: Matreyek, W. 1983. Communicating in English: Examples and models situation 1: Functions (37-52)
XI. Assessment 1. Attendance = 10 % 2. Mid test = 25 % 3. Final test = 25 % 4. Assignment = 20% 5. SEGA = 20 %
v
LESSON PLAN Lecturer Study Program Course code Course Credit Hours Semester Meeting Time Allocation
: Tarmizi Rajab, Drs., M. Pd : English : : Speaking Subject (Functional Communication) :2 :3 : 8, 9, 10 : 100 minutes
VII. Standard Competency: The students are able to: 1. use the appropriate expressions required for everyday conversation 2. speak clearly and fluently 3. develop the strategies to improve their speaking skills VIII. Basic Competency: 3. To understand the expressions used in making request and offer
IX. Indicators: The students are able to : 1. identify the appropriate expressions for offering help, asking for favors, asking for permissions 2. give appropriate responses for questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned
IV.IV. Teaching Materials: 1. Offering help 2. Asking for favors 3. Asking for permissions
V. Learning Strategies: Discussion, role play XII. Learning Activities: E. Pre-activity The lecturer opens the lesson and explains the materials F. Whilst-activity - The lecturer divides the class into 8 groups - Each groups discuss the materials given - The groups reports the results of discussions - Each students are given chance to practice the given expressions through role play C. Post-Activity The lecturer gives feedback to the students
v
XIII. Tools/Teaching aids/Resources: Matreyek, W. 1983. Communicating in English: Examples and models situation 1: Functions (60-63)
XIV. Assessment 1. Attendance = 10 % 2. Mid test = 25 % 3. Final test = 25 % 4. Assignment = 20% 5. SEGA = 20 %
v
LESSON PLAN Lecturer Study Program Course code Course Credit Hours Semester Meeting Time Allocation
: Tarmizi Rajab, Drs., M. Pd : English : : Speaking Subject (Functional Communication) :2 :3 : 11, 12, 13 : 100 minutes
X. Standard Competency: The students are able to: 1. use the appropriate expressions required for everyday conversation 2. speak clearly and fluently 3. develop the strategies to improve their speaking skills XI. Basic Competency: 4. . To understand the expressions used in participating in a conversation
XII. Indicators: The students are able to : 1. identify the appropriate expressions for getting people’s attention, regulating other people’s speech, changing and returning to the topic of conversation, preventing a change and avoiding the topic of conversation, reflecting 2. give appropriate responses for questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned
Teaching Materials: - Getting people’s attention - Regulating other people’s speech - Changing and returning to the topic of conversation - Preventing a change and avoiding the topic of conversation - Reflecting
V. Learning Strategies: Discussion, role play XV. Learning Activities: G. Pre-activity The lecturer opens the lesson and explains the materials H. Whilst-activity - The lecturer divides the class into 8 groups - Each groups discuss the materials given - The groups reports the results of discussions - Each students are given chance to practice the given expressions through role play v
C. Post-Activity The lecturer gives feedback to the students
XVI. Tools/Teaching aids/Resources: Bruder, M.N, 1993. Speaking naturally.Communication skills in American English (74-84)
XVII. Assessment 1. Attendance = 10 % 2. Mid test = 25 % 3. Final test = 25 % 4. Assignment = 20% 5. SEGA = 20 %
v
LESSON PLAN Lecturer Study Program Course code Course Credit Hours Semester Meeting Time Allocation
: Tarmizi Rajab, Drs., M. Pd : English : : Speaking Subject (Functional Communication) :2 :3 : 14, 15, 16 : 100 minutes
XIII. Standard Competency: The students are able to: 1. use the appropriate expressions required for everyday conversation 2. speak clearly and fluently 3. develop the strategies to improve their speaking skills XIV. Basic Competency: 5. To understand the expressions used in expressing feelings
XV. Indicators: The students are able to : 1. identify the appropriate expressions for expressing: apologizing, likes/dislikes, satisfaction/complaints, interest/disinterest, hopes/wants/wishes, care/concern, sorrow/regret, impatience/annoyance, indignation/anger, condolences, encouragements, thanking and replying to thanks 2. give appropriate responses for questions related to the topic given 3. make dialogue related to the topic given 4. speak fluently and confidently using the expressions learned
Teaching Materials: Expressing: - apologizing - likes/dislikes, satisfaction/complaints - interest/disinterest - hopes/wants/wishes - care/concern - sorrow/regret - impatience/annoyance - indignation/anger - condolences - encouragements - thanking and replying to thanks
V. Learning Strategies: Discussion, role play
v
XVIII. Learning Activities: I. Pre-activity The lecturer opens the lesson and explains the materials J. Whilst-activity - The lecturer divides the class into 8 groups - Each groups discuss the materials given - The groups reports the results of discussions - Each students are given chance to practice the given expressions through role play C. Post-Activity The lecturer gives feedback to the students
Teaching Materials: Matreyek, W. 1983. Communicating in English: Examples and models situation: 1 Functions (100-119) XIX. Assessment 1. Attendance = 10 % 2. Mid test = 25 % 3. Final test = 25 % 4. Assignment = 20% 5. SEGA = 20 %
v
TEACHING MATERIALS FOR SPEAKING CLASS (The Model of Realia Method Development in Teaching English to The Students of Private Universities in Kota Banda Aceh And Aceh Besar)
Tarmizi Rajab
University of Serambi Mekkah Teacher Training and Educational Science Faculty English Department Banda Aceh 2012
v
Preface It is irrefutable fact that, the students’ English ability, especially in speaking skill is still very low. Factually, they are the students of English department at private universities,
i.e.
University
of
Serambi
Mekkah
(USM),
University
of
Muhammadiyah (UNMUHA), and University of Abulyatama (UNAYA). The first two universities are located in Kota Banda Aceh, and the second one is located in Aceh Besar. Regarding to that fact that, the researcher becomes enthusiastic to study deeper about the title of this study namely, “The Model of Realia Method Development in Teaching English to the Students of Private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar” and how it occurred and how to deal with it. In terms of composing this simple Teaching Materials for Speaking Class, the writer would like to settle the results of the research, under the research study mentioned above. For the need of study, this is a significant focus that it would be worse if it continues and there is no way out from lecturers, particularly those who teach teaching subjects, it can be certainly said that the educational quality will be getting left-behind sooner or later. It is like a nightmare when we try to imagine the students of English department do not speak English well. What would the next generation be without qualified human resource? The next question is who is to blame when this fear happens. It must be aimed to lecturers who directly hold the front line in teaching, particularly those who teach about teaching skill subjects. Another concern is about the lecturers’ efforts to improve the students skill in speaking English. They have to think and then create the proper way in teaching, therefore the students master the language that they are learning correctly and accurately. Such a kind of question can also come up together with the fact that the students’ English ability is still low in speaking English showed in the daily conversation. How the lecturers should deal with the English teaching model in teaching and learning process. Is there any proper English teaching model that can be developed to the students teaching process, especially to teach the students of English department at private University in kota Banda Aceh and Aceh Besar? If it is there, how to develop the model of the method of teaching?
v
Based on the above question, the researcher is interested in doing a research title: Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar (The Model of Realia Method Development in Teaching English to the Students of
Private University in Kota Banda Aceh and Aceh Besar). In line with the above research questions, it is hoped that the purposes of this study will make a significant result which raise two targets, firstly to identify the background of the problem in teaching English to the students of private universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar. Secondly, to formulate the model of realia method development in teaching English that aimed at actualizing the students’ motivation in using the English language correctly and fluently. Since this study is under the experimental research in nature, so the results would be and could be transferable to the whole subjects and objects under the same condition and situation as what the experimental occasions that have been done toward the sample students of the research. Either the theoretical and methodological terms of the subject, or it is practically that, the output of this study would have a double meaning and more valuable provided with being done in the experimental design of the principles of the teaching materials for the subject of Speaking that is due to teach the English students of English Department of Teacher Training and Educational Science Faculty of the private universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar. The Writer,
Tarmizi Rajab
v
CONTENTS Preface ……………………………………………………………………..
iii
CONTENTS ……………………………………………………………….
vi
Lesson One : MODALS ……..……………………………………………
1
Lesson Two: QUESTION WORDS ………………………………………
4
Lesson Three : TWO-WORD VERBS ……………………………………
9
Lesson Four : INFINITIVES ……………………………………………..
15
Lesson Five : PRONOUNS ……………………………………………...
19
Lesson Six : COMMUNICATIVE FOCUS …………………………….
23
Lesson Seven : THE LANGUAGE OF DIALOGUES ………………….
26
Lesson Eight : SITUATIONAL CONVERSATION …………………….
30
Lesson Nine : PARTNERSHIPS ………………………………………..
37
Lesson Ten : INTERNATIONAL BUSINESS. …………………………
40
Lesson Eleven : APPROACHES AND METHODS IN LANGUAGE TEACHING ………………………………………….. Lesson Twelve : PRACTICE IN PAIRS
44
……………………………….
48
Lesson Thirteen : THE KING’S THREE DREAMS (Part One) …………
51
Lesson Fourteen : THE KING’S THREE DREAMS (Part Two) ..………
53
Lesson Fifteen : THE KING’S THREE DREAMS (Part Three) ………..
55
Lesson Sixteen : GENERAL REVIEW …………………………………..
57
REFERENCES ……………………………………………………………
58
RESEARCH – INSTRUMENTS …………………………………………
59
v
Lesson One MODALS In this Lesson One, the English conversation practices written by Nilsen, et al (1993) explain about using modals and their examples in Lesson One. Here, the lecturer will describe briefly about the use of can, could, shall, should, might, may, must, will, would. Example: Teacher : A small boy is climbing a tall tree. Student : He should be careful. He might fall. He might break an arm or a leg. Teacher : Tom lost his wallet. Student : He might find it his room. He can’t go home now. He may have to borrow some money from a friend. Next, the lecturer will name a general subject by giving another sentences. Examples: Teacher
: Ask your neighbour something about mathematicians and Geometry.
Student A : Can mathematicians understand the principles of geometry? Student B : Yes, they can. They understand and use them. Teacher : Ask about the kind of weather we are going to have Tomorrow. Student A : Will it rain tomorrow? Student B : No, I don’t think so. It probably won’t rain, but it might snow. Now, ask about: 1. most citizens and taxes 2. drivers and traffic laws 3. children and their parents 4. a trip around the world in a jet plane 5. the weather next winter 6. students practicing English 7. birds that sing 8. criminals and prison
v
9. Picasso and pictures 10. a dentist and a bad tooth 11. a broken arm and a doctor 12. a friend and a favour 13. an examination and a good grade 14. people and good manners 15. travellers and passports 16. flowers without water 17. poor eyesight and glasses 18. eight hour sleep and good health
The following step, the lecturer will state a subject and then call on you to tell something about it. Examples: Teacher
: sealed envelopes
Student A : sealed envelopes must be sent with a six cent stamp. Student B : We can send sealed envelopes to Canada for the same cost As to New York. Student C : A sealed envelope should not be opened until it is delivered. Teacher
: first class mail
Student A : I should send personal letters as first class mail. Student B : First class mail must be the most expensive. Student C : First class mail will be returned it it cannot be properly Delivered. Now, use modals by using the following words. 1. post cards
10. firearms
2. airmail to foreign countries
11. a return address
3. mail to Canada and Mexico
12. the Post office Window
4. second class mail
13. ZIP Code number
5. advertising materials 6. Parcel Post 7. 30 pounds 8. Railway Express
(Adapted from Nilsen, et al. 1993)
v
Lesson Two QUESTION WORDS In this Lesson Two, the lecturer will explain briefly about the concepts of the use of Question Words. Then, the lecturer instructs to the students in order to ask their neighbours to change the statements based on the lecturer’s statement into a why-question. Example: Teacher
: You travelled a great distance to the United States.
Student A : Why did you travel a great distance to the United States? Student B : In order to study English. Or : For schooling. Teacher
: Every city has a police force.
Student A
: Why does every city have a police force?
Student B : In order to protect its citizens. Or : For the protection of its citizens. Next, the students will do the changes of the given statements by following the given examples. 1. Children should drink milk. 2. Children must go to school. 3. Columbus started on a long voyage in 1492. 4. People need calcium. 5. American cities provide public schools. 6. People should visit the dentists regularly. 7. Many Englishmen carry umbrellas. 8. All of the states have traffic laws. 9. Foreign students from all over the world come to the United States. 10. Some blind peoples walk with dogs. 11. Dairies in many countries pasteurize their milk. 12. Some pioneers in the early history of the United States went west. 13. You should know the Post Office regulations. 14. Space scientists are planning a trip to the moon. 15. Little boys need a lot of soap.
v
16. People should read the newspaper regularly. 17. Many students go to the movies every week. Now, it is about the question word with how. This time change the teacher’s statement into a how question. Ask the question so that it can be answered with a pattern using by and an –ing verb form. Examples: Teacher
: We can avoid automobile accidents.
Student A
: How can we avoid accidents?
Student B
: By driving carefully.
Student C
: By paying attention.
Student D
: By not speeding.
Teacher
: Children learn from members of their families.
Student A : How do children learn from members of their families? Student B : By watching them. Student C
: By listening to them.
Student D
: By working with them.
Student E
: By playing with them.
Student F
: By imitating them.
Student G
: By obeying them.
Student H
: By not disobeying them.
Student I
: By following them.
Student J
: By being with them.
Next, the students are instructed to change the following words by using the above pattern-sentences. 1. Cities serve their residents. 2. Movie stars entertain us. 3. Television programs can educate us. 4. Everyone can learn a foreign language. 5. Mothers help their children. 6. Animals protect their young. 7. Symphony orchestras entertain large audiences. 8. Louis Pasteur helped humanity. 9. John Glenn got into the news.
v
10. Many men improve their living standards. In order to make the students could be able to master about this lesson, it is better to provide them with the reading text concerning with using the question words. Examples: Teacher
: Tourists
Student A : How do tourists travel from New York to London? Student B : They can travel by plane, or by ship, by luxury liner. By Jet. Teacher
: Columbus
Student A
: How did Columbus travel from Spain to the New World?
Student B
: By ship. By sailing westward.
Note: Substitute or add people and places in your classroom using the following words. 1. students from the campus to shopping centers. 2. students from Ann Arbor to Detroit. 3. people in the Shahara Dessert. 4. teachers to classes 5. some of the people in India 6. Charles Lindbergh 7. cowboys 8. long-distance runners 9. early American Indians 10. pioneers in the United States 11. salesmen in Detroit 12. people in this city 13. people in your city Drills: Make a summary of how and why questions: When the teacher makes a statement, convert it into a how or why question. Another student will answer using the correct grammatical construction called for by the question. Now, try to use a variety of patterns. Examples:
v
Teacher
: I mend my clothes.
Student A
: How do you mend your clothes?
Student B
: With needle and thread.
Or
: By taking them to the tailor.
Student A
: Why should you mend your clothes?
Student B
: To please my mother.
Or
: In order to look neat.
Next, use the words prepared below following the above patterns given. 1. Cowboys travel on the range. 2. Columbus came to America in 1492. 3. Eve tempted Adam. 4. Many students go to Paris. 5. Movies usually entertain us. 6. We read the newspapers every day. 7. We are improving our English rapidly. 8. The secretaries in the office write lots of letters every day. 9. We can increase our vocabularies quickly. 10. We are going home. 11. She is washing the table. 12. Mothers cook in the kitchen. Now, the teacher’s instruction should be covered by using the rest of question words (when, where, which, whose, whom, and what). (Adapted from Nilsen, et al., 1993).
v
Lesson Three TWO-WORD VERBS In this Lesson Three, the lecturer explains briefly about the concept and its use of the two-word verbs in sentences. Here, the teacher will name some common two-word verbs and some noun phrases which might be used with them. Compose a sentence using the words. Examples: Teacher
: look for – passport
Student
: I am looking for my passport.
Teacher
: set aside – work
Student
: She set aside her work when I came.
Now, let’s use the provided two word – verbs below by following the above patterns used. 1. turn off – radio 2. try on – shirt 3. hand in – test 4. talk over – problem 5. take over – country 6. call up – friend 7. check out – book 8. read over – composition 9. keep at – lessons 10. think over – proposal 11. hope for – letter 12. ask for – date 13. look at – the kite 14. come in – class \Now, the lecturer explains briefly about the separable two-word verbs, then, gives some examples.
v
Here, the lecturer introduces one of the interesting things about two-word verbs is that they do not always occur together. The following sentences which the lecturer will read use verbs of this kind. They are called separable. The noun phrase used with the two word verbs can either come between the two words or can follow them. The teacher will say the sentence with the noun phrase following the two words. Repeat each sentence, only change it so that the noun phrase separable the two-word verbs. Examples: Teacher : Whose turn is it to clear off the table? Student : Whose turn is it to clear the table off? Teacher : She forgot to wind up the clock. Student : She forgot to wind the clock up. Now, the students should follow the way of using the two word verbs in the form of separable by using the words prepared below. Do change them into separable as shown from the given examples above. 1. It will only take a minute to brush off the lint. 2. Would it be all right if I tried on this coast? 3. Reluctantly the young mother gave up her baby. 4. The director bawled out Mr. Winters. 5. Every night he cleans out the pool. 6. Please turn off the TV. 7. I’m going to try to get back my book. 8. On Tuesday you must hand in your report. 9. Especially in forests you should be careful to put out your cigarette. 10. You’ll probably feel better after you talk over the problem. Now, the teacher will explain briefly about separable two-word verbs used with pronouns. Here, the teacher will repeat the sentences, then, change the noun phrase to a pronoun. Examples: Teacher : Whose turn is it to clear the table off? Student : Whose is it to clear it off? Teacher : She forgot to wind the clock up. v
Student : She forgot to wind it up. Now, please change those sentences prepared following above patterns given. 1. It will only take a minute to brush the lint off. 2. Would it be all right if I tried this coat on? 3. Reluctantly the young mother gave her baby up. 4. The director bawled Mr. Winters out. 5. Every night he cleans the pool out. 6. Please turn the TV off. 7. I’m going to try to get my book back. 8. On Tuesday you must hand your report in. 9. Especially in forests you should be careful to put your cigarette out. 10. You’ll probably feel better after you talk the problem over. Now, the lecturer is explaining about the more separable two-word verbs. Here, you must put it between the two parts of the verb. Examples: Teacher : Let’s try to scrape off the old paint first. Student : Let’s try to scrape it off first. Teacher : You can rinse your shirt out in the hotel room. Student : You can rinse it out in the hotel room. Now, please change the provided sentences below by following the model above. 1. Help! I can’t turn off the water! 2. How soon will they have made up the schedule? 3. I have Tuesday off. 4. We’re responsible for putting on the program. 5. Let’s hurry and finish up this project. 6. Police were looking for the driver who ran down the pedestrian. 7. The recipe said to fold in the egg yolks. 8. It didn’t take the new president long to take over the company. 9. The criminals reluctantly gave up the money. 10. He turned over the deed to the new owners. 11. You mustn’t wind up your watch too tightly. 12. She didn’t feel like dressing her children up for the party. 13. Aunt Mary brought her children up on a farm.
v
14. It’s very hard to wake up thirty six Boy Scouts every morning. In the following step, the lecturer explains briefly about the non-separable two-word verbs. Be sure that the pronoun follows the two word verbs. Examples: Teacher
: He called on the student.
Student : He called on him. (Not he called him on). Teacher
: I’ll call for Sandra tonight at 09:00.
Student : I’ll call for her tonight at 09:00. Now, please write down the prepared sentences following the formula given above. 1. Angle insisted on having a big church wedding. 2. We called on Miss Tidwell. 3. She’s been going with Tom since December. 4. His mother said we could depend on Jack. 5. I think it was the first time she had ever waited on the manager. 6. The chocolate cake tastes like mint. 7. I always felt that he was launching at his wife. 8. He looks like his grandfather. 9. I go to the zoo to laugh at the monkeys. 10. He doesn’t know how to get down to business. 11. I wouldn’t dream of cheating. 12. It takes several weeks to really get over pneumonia. Now, the lecturer is describing the distinguishing separable and non-separable twoword verbs. Examples: Teacher : Call up Jane. Student
: Call her up. (It would be incorrect to say: **Call up her**)
Teacher
: I’m hoping for a letter in today’s mail.
Student
: I’m hoping for it in today’s mail. (It would be incorrect to say: ** I’m hoping it for in today’s mail **)
Now, please follow the above examples. 1. Did you pay for the watch? 2. Let’s call on Aunt Mary. 3. Don’t insist on overtime pay. 4. May I try on the dress? 5. She check out the book yesterday.
v
6. I need to rinse out my sweater. 7. I’ll drive away my new car this afternoon. 8. Let’s talk about a party. 9. She set down the groceries. 10. She turned over the class to a new teacher. 11. John drove by the new house. 12. Please read over my composition. 13. The truck ran over my bicycle. 14. He didn’t put out the campfire. 15. Did you subscribe to “The Daily?” 16. Sally is waiting for Dick. 17. The salesgirl didn’t wait on Janet. Now, as a class, re-tell the story. Here, some students are asked to tell about the things he or she knows to do so. Use the prepared words below following the above examples you like best. Examples: Teacher : Someone really made a mess here; I wonder who will clean up the mess. Student : Someone really made a mess here; I wonder who will clean it up. Teacher : He had the flu, but he got over the flu. Student : He had the flu, but he got over it. Now do the same ways as given toward the following sentences prepared below. 1. Old friends attend class reunions; running into old friends is most of the fun. 2. The traffic is very bad; I wonder what’s holding up the traffic. 3. Susan seems very happy; but I think John is just leading Susan on. 4. I’m not sure that’s going to rain; but it looks like rain. 5. When you have finished with the books, drop the books by my house. 6. He’s excited about the new proposal, but I’m not sure he can put over the new proposal. 7. My dress doesn’t fit well; I think I should take in my dress around the waist.If you have measles when you are young, you can usually get over the measleseasier.
(Adapted from Nilsen, et al., 1993).
v
Lesson Four INFINITIVES In this Lesson Four, the lecturer will discuss about the infinitives. Here, we can understand that some of the verbs in English which are commonly used with to plus another verb are decide, learn, intend, plan, need, like, try, hope, expect, promise, want, and have. The lecturer will give a clue. Examples: Teacher
: look up an old friend
Student A : Did Mrs. Powell want to look up an old friend? Student B : Yes, she did. She wanted to look up an old college friend. Or Student A : Who did Mrs. Powell plan to look up? Student B : She planned to look up her old friend, Mrs. Stantley. Or Student A : Why did Mrs. Powell decide to look up an old friend? Student B : She decided to look up an old friend in order to talk over old times. Teacher
: put out the dog
Student A : Did Mrs. Stantley try to put out the dog? Student B : No, she did not. Mrs. Stantley tried to quiet the dog. Or Student A : When did Mrs. Stantley try to put out the dog? Student B : She did not. She wanted Mrs. Powell and her dog to feel At home. Now, the students are instructed to imitate the ways on how the words provided below used in the sentences. 1. talk over old times 2. look her up 3. call up her friend 4. call on Mrs. Stantley that afternoon 5. ran up to her 6. look like a lion
v
7. eat up the meal 8. run out of dog food 9. take it out of here 10. get along with it 11. look at her friend 12. look after Now the lecturer will explain briefly about the practice with intend, plan, need, like, try, hope, expect, promise, want. Examples: Teacher
: My parents wanted me to study engineering.
Student A : My parents wanted me to study engineering. They planned for me to go to school. They expected me to study hard. Student B : I wanted to be a doctor. I like to help people. My parents needed me to work at home, but They finally promised to let me study medicine. (These patterns are to be continued with each student). Next, the teacher will make a statement. Change the teacher’s statement to a question using one of the above words. Another student should answer the question, also using the word. Examples: Teacher
: A doctor helps people.
Student A : Does a doctor want to help people? Student B : Yes, he wants to. He wants to help people. Teacher
: People often ask doctors to help them.
Student A : Do people need to ask doctors to help them? Student B : Yes, they often need to ask doctors to help them. Teacher
: Carlos is speaking English.
Student A : When did Carlos learn to speak English? Student B : He learnt to speak English last year. Teacher
: Mathematicians sometimes make mistakes.
Student A : Do mathematicians try to make mistakes? Student B : No, they try not to. Now, please use the sentences below by following the patterns above. 1. Mothers care for their children
v
2. Most teachers instruct their students patiently. 3. Police arrest careless drivers. 4. Husbands take care of their wives. 5. Columbus sailed for India. 6. Early settlers in California found gold. 7. We are speaking English. 8. Space scientists make trips to the moon. 9. A lazy person leaves the work to other people. 10. Citizens pay taxes in most countries. 11. Many prisoners escape from prison. 12. Careful drivers sometimes have accidents. 13. Dentists hurt their patients. 14. A careful janitor leaves a dirty floor. 15. A good wife always pleases her husband. (Adapted from Nilsen, et al., 1993).
v
Lesson Five PRONOUNS In this Lesson Five, the lecturer will describe briefly about the pronouns. We have to remember the use of pronouns. Here, we have to use one of the question words. Examples: Teacher
: in the eighteen century
Student A : When did Handel live? Student B : He lived in the eighteen century. Teacher
: a lawyer
Student A : What did his father want him to be? Student B : His father wanted him to be a lawyer. Now, based on the above patterns, we can compose the sentences following by using the following words. 1. Germany 2. a musician 3. any kind of musical instrument 4. clavichord 5. an uncle 6. in the attic 7. late at night 8. his older brother 9. stay up and read 10. his father found him 11. the servants were ordered 12. George had to promise 13. a few years later 14. to another city 15. a famous duke 16. several original compositions 17. the famous “Messiah” 18. a sad uncle
v
Now, the lecturer explains briefly about the use of one and ones as substitutes Examples: Teacher : This is a new building. Student : This is a new building and that is an old one. Teacher : A Cadillac is an expensive car. Student : A Cadillac is an expensive car; a Volkswagen is A cheap one. Teacher : This good coffee. Student : This is good coffee; that is bad coffee. Teacher : fifty states Student : There are fifty states in the United States. Teacher : original states Student : The original states were the ones in existence at the Close of the Revolutionary War. Now use the one or the ones: 1. original ones 2. recent additions 3. Alaska and Hawaii 4. in 1959 5. before 1959 6. used to be Texas 7. very proud 8. largest one 9. about twice the size 10. Rhode Island 11. border to border 12. the longest one 13. about 130 miles longer 14. the highest point 15. more than 2,000 feet 16. 282 feet below 17. the largest population 18. smallest population
v
19. about 60,000 more people 20. some good men Questions with pronouns Examples: Teacher : fifty states Student A : How many states are there? Student B : There are fifty states all together. Teacher
: thirteen
Student A : How many of the states were the original ones? Student B : There are thirteen original ones. Now use ones or one: 1. the original ones 2. two recent additions 3. Alaska and Hawaii 4. The longest one 5. the highest point 6. the lowest point 7. more than 20,000 feet 8. 282 feet below 9. largest population 10. smallest population 11. Texas 12. the largest one 13. the smallest one 14. some good ones (Adapted from Nilsen, et al., 1993).
v
Lesson Six COMMUNICATIVE FOCUS In this Lesson Six, the lecturer will explain briefly about the way how the students communicate one to another. In this case, there are two economic students, Ali and Ani are conversing on campus before their first class begins. Ali
: Say Ani, what do you think most Indonesian families spend their money
on? Ani
: It’s hard to say. Which families? Families belonging to which income group?
Ali
: I would say the majority of Indonesian families.
Ani
: Hmm …, you know … there are three income groups in Indonesia; The high-income group which is about 10 percent of the total population, The middle-income group, about 10 to 20%, and the rest – 70% to 80 – Belong to the low-income group.
Ali
: Auw common, you and your high talk. Percentage, and … oh … OK. Let’s make it simple…. The majority of Indonesian families.
Ani : All right. I think most Indonesian families spend their money on food And such household expenses as transportation, medicine, clothing and So on. Ali
: Are these facts based on your recent interview with the low-income group Families.
Ani
: Yeah, more or less, but I may be wrong in the figures concerning with the Percentage. Oh yes, the low-income group is classified into two: the Low low-income and the middle low-income …
Ali
: Never mind about the low, low, low-income what? But I gather one
v
Thing; you are very good at percentages … Did you say percentage? … Ani
: That’s the problem talking with you; you do not listen to others; you Only listen to yourself.
Ali
: Hey come on, gal. Don’t get excited over small things. Let’s get Something to eat. I’ll treat you this time. O.K?
Ani
: Treat me? Ha …, that doesn’t sound like you. Come to think of it. I’m hungry.
Assignments: 1. Read the model dialogue thoroughly. Without looking at the text. Try to retell the conversation in front of the class. Get as many points as possible. If the figures pertaining to the percentage are incorrect, try to correct them. 2. After you have read the text, divide the class into as many sub-topics as the text can contain. Then, divide the class again into as many groups as Possible based on the topics taken from the text. 3. As the students in the group form to make a summary, then, perform in Front of the classroom. 4. Finally, ask the student individually to tell the conclusion about the text in Front of the classroom. Now, the lecturer will explain briefly about the new topic, namely about writing activity. In this case, the following topic sentences lack clarity and limitation for paragraph writing. Each of the sentences fails to convey any single idea to be developed in a paragraph. In other words, the sentences are too general. Try to narrow the ideas down. There may be several corrections to one given topic. 1. Most students have difficulty mastering mathematics. 2. Going to the university is a serious business. 3. “Belief in God” is the first principle of the State Ideology, Pancasila.
v
4. Taxes have provided money for government expenditure. 5. One way to finance deficits is by loan finance or borrowing. 6. Indonesia has achieved self-sufficiency in the production of rice. Now, try to write five topic sentences of your own based on the reading passages of the dialogue texts provided above. Examples: “Becak” provides services for housewives going to nearby markets.. (Adapted from Hasibuan, 1986)
v
Lesson Seven THE LANGUAGE OF DIALOGUES In this Lesson Seven, the lecturer will explain briefly about the language of dialogues. In this case, the writer (or the teacher) should always keep the ‘social dimension’ in mind – that is, who is speaking to whom and the ‘social status’ of each speaker. Otherwise the students will have no possibility of learning the important distinctions between formal and informal speech. Examples: (Teacher to student) Teacher : Good morning. Student : Good morning. Teacher : How are you today? Student : Fine, thank you, and you? (Student to another student he knows well) Student I
: Hi.
Student II : Hi. Student I
: How’re you doing?
Student II
: Pretty good. How about you?
Student I
: Not bad.
Next, the lecturer will describe briefly about the following case. Here, he should also keep the social dimension in mind when determining when and to whom one can ask safely ask such questions as stated below. A : How old are you? And how much money do you make? B : I am 78 years old now. And I save only small money for my life. Next, there should be a variety of language samples. While consistency in format is admirable, the fact remains that some structures occur naturally and
v
frequently in conversation (Me, too. I don’t, do you?) and others are more likely to occur in exposition, narration, and description. After a long discussion, it was determined that many of the old buildings, which were beyond repair, should be torn down to make way for new constructions. Some textbook writers appear to assume that any language can be suitably presented in dialogue form. This simply is not the case. The language sample should short enough for the student to remember it easily but long enough to provide sufficient practice on the new structure. It is not always easy to decide about length, for there can never be an exact definition of what is too long and what is too short. Many students find memorizing dialogues of ten or more exchanges difficult and boring, and they lost interest in the rest of the lesson. On the other hand, a dialogue that has only one exchange will not contain enough material for drills and exercises. One technique for avoiding excessively long dialogue and prose passages is to break down the dialogue or reading into smaller, self-contained units that can be used as the basis for one or two drills. In this way the students can concentrate on the new language items and are not needlessly slowed up or confused because they can’t remember the details (the vocabulary or the situation) introduced in the language sample. In terms of devicing contexts, the writer (or the teacher) should be careful to include sentences that can be used for vocabulary development and communication activities – sentences that can be used as the basis for what Stevick calls a “Cummings device”. For example, the following question-and-answer might occur in a dialogue: S 1 : Where did you go last night? S 2 : To a movie. Such questions-and-answers can readily lend themselves to encouraging realistic conversation by providing alternate answers: To a movie, a game, a concert. I didn’t go anywhere. I stayed at home.
v
Amazingly enough, many of us have ignored the need for alternate responses in realistic language practice. If a student is supposed to give a “real” answer to question such as “Where did you go last night?” he ought to have the option of answering that he didn’t go anywhere. Let me conclude with a brief mention of promising new direction contextualization might take – a direction that, as far as I know, has received very little attention in the textbook currently available. Simply stated, it takes into account what John Carroll has called the “conditions of elicitation”. That is, it is concerned with the circumstances or conditions under which a speaker will produce a certain kind of sentence. Here, the need to consider “conditions of elicitation” was forcefully brought home to me by a story. I heart recently. Most ESL texts require the students very early to practice the identification pattern “This is a (book)”. Yet few of us have wondered just when and how often we actually use such a statement. Recently, it seems, an experienced ESL teacher found himself using this sentence and was so amazed that be immediately made not of it. “The teacher had gone to the post office to mail a book that was carefully wrapped in brown paper.” When he recovered from the shock of realizing what he had said it. The reason is clear enough. As Carroll has postulated, “Declarative sentences are normally uttered when the speaker perceives his own information as greater than that of his hearers. “Since the man behind the counter did not know what was in the package, he had to be told. The story has an obvious moral; should we ask our students to “make statement” simply in order to practice their form, or should we ask them to make statements in a context where a statement is naturally called for? What I am suggesting is that the ideal context might well go beyond the situation itself to specify the conditions under which the sentences in the language sample are suitable. Granted, such precise specification would be difficult, and it not be possible to achieve in every lesson.
(Adapted from Byrne, 1983)
v
Lesson Eight SITUATIONAL CONVERSATION In this Lesson Eight, the lecturer will apply the situational conversation. For the need of this study, the lecturer will apply some meetings that can be used to the students of this class action. Conversation A S 1 : Hello. How are you? S 2 : Pretty well, thanks. And you? S 1 : I’m fine, thanks. S 2 : It’s good to see you again. Conversation B S 1 : Where have you been lately? S 2 : I’ve been busy with extra work. S 1 : I’ve had a lot of work to do too. S 2 : Yes. I haven’t seen you for quite a while either. Conversation C S 1 : Hello. How’s everything? S 2 : Fine, thanks. How about you? S 1 : Just fine. What’s news? S 2 : Nothing much. Conversation D S 1 : I’m pleased to meet you. S 2 : The pleasure is mine. S 1 : I’ve heard John speak about you often. S 2 : Only good thing, I hope.
v
Conversation E S 1 : Look who’s here! S 2 : A re you surprised to see me? S 1 : Sure. I thought … ou were in Europe. S 2 : I was, but I got back yesterday Exercise 1: It’s good to see you again. Nice
: It’s nice to see you again.
Wonderful : It’s wonderful to see you again. Delightful : It’s delightful to see you again. Marvelous : It’s marvelous to see you again. Exciting
: It’s exciting to see you again.
Exercise 2 : It’s good to see you again. Meet you
: It’s good to meet you again.
Talk to you
: It’s good to talk to you again.
Be with you
: It’s good to be with you again.
Hear from you
: It’s good to hear from you again.
Have a conversation
: It’s good to have a conversation
With you
with you again.
Exercise 3 : It’s good to see you again. Them
: It’s good to see them again.
All of you
: It’s good to see all of you again.
Everyone
: It’s good to see everyone again.
John and her
: It’s good to see John and her again. v
Mary and him
: It’s good to see Mary and him again.
Exercise 4 : It’s good to see you again. Today
: It’s good to see you again today.
This week
: It’s good to see you again this week.
During our vacation
: It’s good to see you again during this vacation.
So soon again
: It’s good to see you so soon again.
After such a long time
: It’s good to see you again after such a long Time.
Exercise 5 : It’s good to see you again. Wonderful
: It’s wonderful to see you again.
Meet
: It’s wonderful to meet you again.
All of you
: It’s wonderful to meet all of you again.
So soon again
: It’s wonderful to meet all of you so soon Again.
Be with all of you
: It’s wonderful to be with all of you so soon Again.
Exercise 6 : Where have you been lately? Recently
: Where have you been recently?
Since June
: Where have you been since June?
This past week
: Where have you been this past week?
For the last month
: Where have you been for the last month?
Since school finished : Where have you been since school finished? Exercise 7 : v
Where have you been lately? John
: Where has John been lately?
All of you
: Where have all of you been lately?
Your friend and Mary : Where have your friend and Mary been lately? John and you
: Where have John and you been lately?
Everyone
: Where has everyone been lately?
Exercise 8 : Where have you been lately? Recently
: Where have you been lately?
All of you
: Where have all of you been recently?
Since last July
: Where have all of you been since last July?
That student
: Where has that student been since last July?
This past week
: Where has that student been since this past week?
Exercise 9 : I’ve been busy with extra work. Tied up
: I’ve been tied up with extra work.
With business
: I’ve been tied up with business.
We
: We’ve been tied up with business.
Completely involved
: We’ve been completely involved with Business.
With activities
: We’ve been completely involved with activities.
Exercise 10 : I’ve had a lot of work to do too. A great deal
: I’ve had a great deal of work to do too.
Finished
: I’ve had a great deal of work to finish too.
Also
: I’ve had a great deal of work to finish also. v
Too much
: I’ve had too much work to finish also.
Take care of
: I’ve had too much work to take care of also.
Exercise 11 : I haven’t seen you. For quite a while
: I haven’t seen you for quite a while.
Heard from you
: I haven’t heard from you for quite a while.
She
: She hasn’t heard from you for quite a while either.
Exercise 12 : I’m pleased to meet you. Delighted
: I’m delighted to meet you.
To make your acquaintance : I’m delighted to make your Acquaintance. Happy
: I’m happy to your acquaintance.
So soon
: I’m happy to make your acquaintance So soon.
To have the pleasure
: I’m happy to have the pleasure
Of meeting you
of meeting you so soon.
Exercise 13 : John speaks about you.
: I’ve heard him speak about you.
John mentions you.
: I heard him mention you.
John refers to you.
: I heard him refer to you.
John describes you.
: I heard him describe you.
John inquires about you.
: I heard him inquire about you.
John compliments you.
: I heard him compliment you.
Exercise 14 : I thought you were in Europe. v
The city
: I thought you were in the city.
At Sandy Beach
: I thought you were at Sandy Beach.
School
: I thought you were at school.
The office
: I thought you were at the office.
On the train to New York
: I thought you were on the train to NY.
Exercise 15 : I got back yesterday. Two days ago
: I got back two days ago.
Returned
: I returned two days ago.
Last Saturday
: I returned last Saturday.
Flew home
: I flew home last Saturday.
On Friday
: I flew home on Friday. (Quoted from Grant Taylor, 1967)
v
Lesson Nine PARTNERSHIPS In this Lesson Nine, the writer will explain briefly about the dialogue between two friends, Martin and Barbara. They are having lunch together in a restaurant. Martin
: Well, it’s been a long time, Barbara. What have you been doing?
Barbara : I’ve been pretty busy. You know, I went into business with my Friend, Jean. Martin : Oh, yes. How is it going? Barbara : Pretty well. We get along time quite well and the shop is beginning To attract more customers. Martin : Good. Are you two a partnership? Barbara : Yes. I’m very pleased about it. We seem to have the right combination. Jean’s background is in accounting. She’s the one who’s good at Keeping the books and ordering stock. Martin : And you? Barbara : Well, you know, I’ve always liked talking a lot – I guess I’m rather Good with customers. I enjoy selling. Martin : Sounds interesting. I guess it’s not too risky a business. Barbara : We haven’t had any problems, although I suppose all business can be Risky. Being partners, we are both liable. Martin : Did you both put the same amount of money into the business? Or do You mind my asking? Barbara : To tell you the truth, we didn’t invest the same amount of capital. But we’ve combined our resources very well, I think. It seems to be A good deal for both of us.
v
Martin : It sounds like it. That is one advantage of a general partnership. One Partner can invest less capital than the other – in fact, no money at all – But a partner can contribute important services or skills, sometimes Just a name or reputation. Barbara : Exactly. Martin : What kind of arrangement do you have for distribution of profits and Losses? Barbara : They’re equally shared. We hope to be in business for a long time. Martin : Good for you. You’ve really become very knowledgeable about Business. Barbara : Believe me, I’m still learning. The subject becomes quite technical. Martin : But I’m glad to hear you’re doing so well. Next time, you’ll take me To lunch. EXERCISE 1 : Structural Practice Notice this sentence: Jean is the woman who keeps the books. Use this structure to respond to the following cues: Example: Jean is a woman. She keeps the books. Jean is the woman who keeps the books. (Note the shift from a to the with singular nouns) 1. Jean is a woman. She used to be in accounting. 2. Barbara is a woman. She is Jean’s partner. 3. Barbara and Jean are friends. They run a shop. 4. Martin is a friend. He had lunch with Barbara. 5. Barbara is a partner. She is good at selling. v
6. Jean is a partner. She is good at ordering stock. 7. Barbara and Jean are partners. They have the right combination. 8. Partners are people. They share unlimited joint liability. EXERCISE 2 : Substitution Drill Statement: One partner can invest less capital than another. Example: cash One partner can invest less cash than another. 1. money
5. person
2. put in
6. may
3. the other
7. receive
4. more
8. time (Adapted from Wales et al., 1977)
v
Lesson Ten INTERNATIONAL BUSINESS In this Lesson Ten, the writer introduces the dialogue about the international business which is taken from Special English for Business by Wales et al (1977). The dialogue is between Dick and Jane. They are having dinner. Dick is an executive with an international computer company. Below, we can follow about the dialogue. Dick : That was a great dinner, Jane. Jane : Thanks. Well, now that we’re ready for the coffee, tell me your big news. Dick : How would you like to take a month’s trip to Europe and the Far East? Jane
: What? Are you joking?
Dick : No. First of all, let me explain that’s a business trip. Jane : A business trip? Dick : Yes, the company wants me to visit some of our operations and have Some meetings about this news computer. I’m developing. They feel If we combine expertise, we’ll advance more quickly on the idea. Jane : Oh, that’s terrible, Dick. Where would we be going? Dick : We’d go to about eight countries. We have eight development Laboratories. Actually, I’m just now beginning to realize how big The company is. We’re very much of a global company. Jane : But it’s basically an American company, isn’t it? I mean, the company Started here. It’s incorporated here, isn’t it? Dick : True. In that sense, we’re American. Every company has to be Incorporated somewhere. It could be here, but it could just as well be In Japan or Canada or Liberia. Legally, it’s subject to regulations of
v
The country in which it is incorporated, only getting certain rights Wherever it expands. But we are a true multinational corporation. Jane : What do you mean? Dick : Well, aside from our whole American operation, we’re in 126 countries Where we have 125,000 employees. We do business in 30 languages And in more than 30 currencies. We have plants in 13 countries and Eight development labs. Jane
: I’m convinced! You’re multinational. But you know, a lot of Industries – shipbuilding, aircraft, automobiles, in addition to computer can’t survive without selling abroad.
Dick : That’s right. And for the last seven or eight years, more than half of the Corporation’s net income has come from overseas business. So we are Really a part of the world community. Jane
: I think it’s very exciting.
Dick : It will be very exciting to see what’s happening at these different Development labs around the world. Jane : Internationalism is the trend of the times. Dick : Yes. I really feel that nations are tied to each other through business Operations. This internationalism may be our hope for a better world. We have to work together. Jane : Let’s pack! (Later) Jane : Honey, explain to me why you would sell a computer to a company In England when the company has a plant in England? Dick : Look, Jane. It’s not unusual even for a tractor company from Canada To manufacture tractors in the U.S. for sale in Canada, with a British v
Made engine. French transmission and Mexican axles. That’s part of International business. And besides, this is a special model. Jane : But isn’t it very complicated to sell the computer to this British company, With different currencies and all that? Dick : Well, I’ll tell you how we do it. Jane : Go ahead. Dick : OK. When we deliver the machine to the shipping company, we get A bill of lading. This is a receipt from the shipping company, and it’s Also the British company’s claim to the computer when it gets to England. Jane : All right. Then what? Dick : Then we write a draft or check, directing the British company to pay a Sum in British pounds to a third party in, say, 90 days. This is known As a “bill of exchange”. This includes the rate of exchange at the time And, in addition, the interest to be paid on the 90 day extension of credit. Jane
: Do you have a hard time getting the money?
Dick : Not at all. We take the draft, the bill of lading and any other necessary Papers to our New York bank. We sell the draft at discount – this Means for the face value, without the interest charge – and get dollars. So that’s it. Jane : But you got your money from the bank. How does the British company Pay? Who do the pay? Dick : Oh, the New York bank sends the draft and documents to its branch In London or to a British bank. They finish the transaction, usually by Accepting British pounds into a checking account in a London bank. Jane : Isn’t that complicating things? v
Dick : Well, look what happened. The U.S. supplied a computer, exported Merchandise and got back a checking account deposit in a London bank, Importing a claim on British goods and services. Jane
: Could the bank have gotten dollars?
Dick
: Sure, but then instead of importing a claim on British services and goods. We could have reduced the existing British claim on American goods And services.
Jane
: What’s wrong with that?
Dick
: It’s when some nations pile up continuing capital surpluses and others Continuing deficits that problems arise in international economics.
Jane
: Dick, I see that I have to do some heavy reading on this subject before We can continue.
Dick : Good idea, honey. (Adapted from Wales et al., 1977)
v
Lesson Eleven APPROACHES AND METHODS In this Lesson Eleven, the writer will describe briefly about the teaching and learning process by using approaches and methods in language teaching. Here, the writer adapts the Davies et al. who give sample lesson plans for use with Situational Language Teaching. Below, we can see the ways on how the speaking skill applied by the teacher, as follows: Teacher
(holding up a watch) Look. This is a watch. (2x) (pointing to a clock On wall or table). That’s a clock. (2x) That’s a clock. (2x) This is a Watch. (putting down watch and moving across to touch the clock or Pick it up). This is a clock. (2x) (pointing to a watch) That’s is a Watch. (2x) (picking up a pen) This is a pen. (2x) drawing large pencil on the board and mowing away) That’s a pencil. (2x) Take your pens. All take your pens. All take your pens. (students all pick up their Pens)
Teacher
: Listen. This is a pen. (3x) This. (3x)
Students : This. (3x) A student : This. (3x) Teacher
: This is a pen.
Students
: This is a pen. (3x)
Student
: (moving pen) This is a pen. (5x)
Teacher
: (pointing to the board) That’s a pencil. (5x) That. (3x)
Students
: That. (3x)
A student : That. (3x)
v
Teacher
: That’s a pencil.
Students
: (all pointing at the board) That’s a pencil. (10x)
Student
: (pointing at the board) That’s a pencil. (9x)
Teacher
: Take your books. (taking a book himself) This is a book. (5x)
Students
: This is a book. (5x)
Teacher
: (placing notebook in a visible place) Tell me ….
Student 1 : That’s a notebook. You can now begin taking objects out of your box, making sure they are as far as Possible nor new vocabulary items. Large objects may be placed in visible places At the front of classrooms. Smallest ones distributed to students. These procedures illustrate the techniques used in presenting new language items in situations. Drills are likewise related to “situations”. Pittman illustrates oral drilling or a pattern, using a box full of objects to Create the situation. The pattern being practiced is “There is a NOUN + of + (noun) in the box.” The teacher takes objects out of the box and the class repeats: There is a tin of cigarettes in the box. There is a packet of matches in the box. There is a reel of cotton in the box. There is a bottle of ink in the box. There is a packet of pins in the box. There is a pair of shoes in the box. There is a jar of rice in the box. The teacher’s kit, a collection of items and realia that can be used in situational language practice, is hence an essential part of the teacher’s equipment. Davies et al. likewise give detailed information about teaching procedures to be used with Situational Language Teaching. The response of activities they propose consists of:
v
1. Listening practice in which the teacher obtains his or her students’ attention and repeats an example of the patterns or a word in isolation clearly, several times, probably saying it slowly at least once (where … is … the … pen?) separating the words. 2. Choral imitation in which students all together or in large groups repeat what the teacher has said. This works best if the teacher gives a clear instruction like “Repeat” or “Everybody” and hand signals to mark time and stress. 3. Individual imitation, in which the teacher asks several individual students to repeat the model he or she has given in order to check their pronunciation. 4. Isolation, in which the teacher isolates sounds, words, or groups of words which cause trouble and goes through techniques 1 – 3 with them before replacing them in context. 5. Building up to a new model, in which the teacher gets students to ask and answer questions using patterns they already know in order to bring about the information necessary to introduce the new model. 6. Elicitation, in which the teacher, using mime, prompt words, gestures, etc. gets students to ask questions, make statements, or give new examples of the patterns. 7. Substitution drilling, in which the teacher uses cue words (words, pictures, numbers, names, etc.) to get individual students to mix the examples of the new patterns. 8. Question-answer drilling, in which the teacher gets one student to ask a question and another to answer until most students in the class have practiced asking and answering the new question form. 9. Correction, in which the teacher indicates by shaking his or her head, repeating the error, etc., that there is a mistake and invites the student or a different student to correct it. Where possible the teacher does not simply correct the mistake himself or herself. He or she gets students to correct themselves so they will be encouraged to listen to each other carefully. (Adapted from Davies et al. in Rodgers, et al., 1993)
v
Lesson Twelve PRACTICE IN PAIRS In this Lesson Twelve, the writer will describe briefly about speaking skill that is done in the form of practice in pairs. Here, the teacher of English often faced with the conflicting problems of teaching large classes and the need to give them massive practice in the structures of the language. What is more, few course books, if any, give sufficient practice material to ensure controlled oral drill to the point of saturation in the patterns that have been taught. Understandably, many teachers take the line of least resistance to these difficulties, and limit their oral work to a minimum of class repetition and a new scattered questions. Yet massive oral practice is possible with large numbers of learners and one device open to the teacher in such a situation is to set the students working orally in pairs. After all, the essence of language is communication; at its simplest, meaningful verbal intercourse between two people. Common patterns are found in seeking information (by question and answer), eliciting disagreement (by affirmation and negation) or eliciting verbal action (by commend and obeying). And these are some of the modes that the teacher can readily harness to paired language practice. This, at the reinforcement stage of language learning, gives a communication situation in its simplest form, yet with an optimum control over the resulting dialogue. Perhaps an example will best illustrate the advantages and potential of oral practice in pairs. Imagine the situation where the teacher has introduced defining
v
relative clauses – with who and whose (e.g. The man who brings the milk; The man whose car is outside; etc.). The learners have met and understood examples and seen how they work in context. Now is the time for practicing them and the line – of – least – resistance teacher sets a written exercise from the book. But this can hardly be called massive practice, and the ten or fifteen sentences each student writes (even if correct) can hardly be sufficient to drive home the new patterns to the point where the written exercise certainly has its place as a slightly different kind of reinforcement, but it should be preceded by oral drill. The paired practice is introduced by the teacher putting on the board: A nurse A librarian And asking: Where does a nurse work? (A nurse works in a hospital). Then, comes the new pattern in the question: Which one is the person who works in a hospital? (A nurse) and which one is the person who works in a library? Now the teacher adds to the board list familiar nouns which fit the pattern: a waiter, a secretary, a cashier, a shop assistant, a bus driver, a teacher, an actor, a hairdresser. Then he or she asks the class, Which one is the person who works in …. ? He or she asks five or six questions, if necessary writing up the place of work opposite each noun: A nurse
a hospital
A librarian
a library
A waiter
a restaurant (a café)
A secretary
an office
A cashier
a bank
A shop assistant
a shop
v
A bus driver
a bus
A teacher
a school (a college)
An actor
a theatre
A hairdresser
a hairdresser’s
Next, if necessary, a brief help towards the answer may be added: Examples: Which one is the person who brings our letters? Which one is the person who flies planes? Now, this second list is developed on the board by the addition of familiar nouns, and these are used to frame questions. Again, these words will be based on the above patterns. A postman
brings letters
A pilot
flies planes
A farmer
grows food
An author
writes books
A musician
make music
A window cleaner
cleans window
A dentist
looks after teeth
A florist
sells flowers
A tennis player
plays tennis
An architect
designs houses (buildings) (Adapted from Byrne, 1993)
v
Lesson Thirteen THE KING’S THREE DREAMS (Part One) In this Lesson Thirteen the writer presents three parts of the king’s three dreams in the form of dialogue. The first dream is about a strange dream. It is about a fox was hanging from the ceiling over his bed. Now, let us follow the dialogue happened of the first dream between told by a story-teller, king, doctor, and an old man. Story-teller: Many years ago there lived a king who had three dreams. He did not understand the meaning of these dreams and they worried him. After each dream he sent for the palace doctor. King
: I had a strange dream last night.
Doctor
: Perhaps you ate too much at dinner, Your Majesty. What did you dream?
King
: I dreamt that a fox was hanging from the ceiling over my bed. What does it mean?
Doctor
: I don’t know Your Majesty.
King
: If you can explain it, I will give you a bag of gold.
Story-teller : The doctor did not know anything about dream, so he went into the Forest where a wise old man lived in a cave. Doctor
: Old man, come out! I Want to talk to you.
Old man
: Well, what is it?
Doctor
: I want to know the meaning of a dream. If you can tell me, I will Give you a bag of gold.
Old man
: What was the dream and who dreamt it?
Doctor
: The king dreamt that a fox was hanging from the ceiling over his bed.
Old man
: That is easy to explain. A fox is a cunning animal. It cannot be Trusted. The dream means that the king must take care or his Enemies will cheat him.
Doctor
: Thank you, old man. I will bring you your gold next week.
v
Story-teller : The doctor returned to the palace and explained to the king the Meaning of his dream. The king was pleased and paid him the Bag of gold.
To send for
= memanggil
Ceiling
= langit-langit
Fox
= rubah
Cunning
= licik
Cave
= gua
(Adapted from Heaton, et al.,
1973)
v
Lesson Fourteen THE KING’S THREE DREAMS (Part Two) In this Lesson Fourteen, the writer will perform the king’s three dreams part two. Here, the story is continued as follows: Story-teller
: The next morning the king summoned the doctor again.
King
: I had another dream last night.
Doctor
: May I suggest that Your Majesty eat less fried food?
King
: No, you may not. All you may suggest is the meaning of the Dream. I dreamt there was a sword hanging from the ceiling over my bed.
Doctor
: I think I can explain that. May I have three days to think about it?
King
: Yes, and if you can explain it you may have another bag of gold.
Doctor
: Thank you, Your Majesty.
Story-teller : Once again the doctor went to see the wise old man. Doctor
: Old man! Old man! Old man! Come out. I want to talk to you.
Old man
: What is the matter today?
Doctor
: The king has had another dream. He dreamt that a sword was Hanging from the ceiling over his bed.
Old man
: The meaning is very simple. I am astonished that such a clever Doctor cannot find it out.
Doctor
: You have plenty of time to think about such things. I do not. Tell Me. Tell me the meaning.
Old man
: The dream means that there will be fighting in the land.
Doctor
: Of course. I should have thought of that. I shall not trouble you again.
Old man
: Good. May I have the bag of gold, please? You told me you Would bring it with you.
Doctor
: Gold! Gold! What nonsense. Ha! You have been dreaming, old man. You dreamt I would give you a bag of gold.
Story-teller : And with these words the doctor struck the old man and pushed Him away. Then he went back to the king and explained his
v
Dream. Suggest
= menyarankan
Sword
= pedang
Pushed
= mendorong
Struck
= menabrak
Plenty of time = banyak waktu
(Adapted from Heaton, et al., 1973)
v
Lesson Fifteen THE KING’S THREE DREAMS (Part Three) In this Lesson Fifteen, the story of the king’s three dreams is continued to the third part, namely about the king’s dream which signalling him to be pleased in the end of the happening the story. Now, let us follow about the third story of the three dreams. Story-teller
: A few days later the king had his third dream. He sent for the doctor.
King
: I have had another dream
Doctor
: Tell it to me, Your Majesty. I am sure I can explain it. I am getting very good at dreams.
King
: I dreamed that there were white birds flying above my bed.
Doctor
: Ah, yes, a very easy dream. Very easy. It means ……
King
: Well, well, what does it mean?
Doctor
: It means …… How silly of me! I knew the meaning a moment Ago. I’ll go back to my room and think, Your Majesty. Will There be another bag of gold if I ……….?
King
: Yes, yes, but be quick.
Story-teller
: The doctor went back to the forest and shouted for the old man.
Doctor
: Old man, come out. I’m sorry I hit you. Please come out. I need your help.
Old man
: Very well, I’ll come out. Now what do you want this time?
Doctor
: The king has had another dream.
Old man
: Ah! Tell me what the dream was.
Doctor
: He dreamt there were white birds flying above his bed.
Old man
: Ah, now I am happy. All our troubles are over. The dream Means that there will be no more cheating or fighting in the Land. There will be peace and gentleness.
Doctor
: Thank you, old man. Here is the bag of gold I promised you. And please forgive me for hitting you last time.
v
Old man
: I forgive you. You could not stop yourself. When the king Dreamt about the fox, you and everyone in the kingdom tried to Cheat people. When he dreamt about the sword, you hit me. Now he has dreamt about the white birds and all is well.
Silly
= bodoh
Shouted
= menjerit
Troubles
= gangguan
Peace
= keamanan
Kingdom
= kerajaan
(Adapted from Heaton, et al.,
1973)
v
Lesson Sixteen GENERAL REVIEW In this Lesson Sixteen, the writer explain generally about the above lessons by using realia methods. It means he uses pictures, cards, and every things exist in the classroom. Examples: Teacher : (holding a book, asking to the students) What is this? Students : (showing to the teacher’s holding thing, then, answering): That is a Pen. Teacher : Do you like this? (pointing to picture). Students : Yes, sir (seeing to the apple picture, then the students answer together). We like it very much. We like the apple very much. Teacher
: (continues to another authentic things, then, asking): Do you know this?, Do you know that?, What is this?, What is that? Etc.
Students : (following the teacher’s instruction, then doing and following it)
v
Article for Journal THE MODEL OF REALIA METHOD DEVELOPMENT IN TEACHING ENGLISH TO STUDENTS OF PRIVATE UNIVERSITIES IN KOTA BANDA ACEH AND ACEH BESAR By Tarmizi Rajab/Anwar/Sariakin*) ABSTRAK Adapun tujuan jangka panjang penelitian ini adalah lahirnya sebuah Silabus Desain Bahan Ajar yang aplikatif dalam bentuk Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Jangka waktu penelitian diusulkan selama tiga tahun. Tahun pertama, difocuskan pada persiapan instrument dan rancang bangun penelitian serta hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan peneitian awal, guna melahirkan sebuah rumusan instrument penelitian yang valid dan reliable. Tahun kedua, menititik-beratkan pada perumusan model pengembangan metode realistiks dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh, guna lahirnya sebuah Design Silabus Bahan Ajar yang aplikatif, sederhana, dan mudah diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Tahun ketiga, diarahkan pada aplikasi dan revisi, guna lahirnya sebuah Design Silabus Bahan Ajar yang dapat dijadikan pegangan oleh Dosen dan Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh. Untuk mencapai tujuan dimaksud, peneliti mengumpulkan data dalam bentuk ujicoba (experimental teaching) pada Mahasiswa Semester V Program Studi Bahasa Inggris dari Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar dengan sampel Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh Tahun Ajaran 2011/2012. Key Words: Model, Silabus, realia metode
INTRODUCTION As the matter of fact, the students’ English ability, especially in speaking skill is still very low. Ironically, they are the students of English department at private university in Kota Banda Aceh and Aceh Besar. Regarding to that fact, researcher becomes enthusiastic to study deeper about how it occurred and how to deal with it. This is a significant focus that it would be worse if it continues and there is no way out from lecturers, particularly those who teach teaching subjects, it can be certainly said that the educational quality will be getting left-behind sooner or later. It is like a nightmare when we try to imagine the students of English department do not speak English well. The next question is who is to blame when this fear happens. It must be aimed to lecturers who directly hold the front line in teaching, particularly those who teach about teaching skill subjects.
v
Another concern is about the lecturers’ efforts to improve the students skill in speaking English. They have to think and then create the proper way in teaching, therefore the students master the language that they are learning correctly and accurately. Such a kind of question can also come up together with the fact that the students’ English ability is still low in speaking English showed in the daily conversation. How the lecturers should deal with English teaching model in teaching and learning process. Is there any proper English teaching model that could be developed to the students teaching process, especially to the students of English department at private Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar? Based on the questions above, the researcher is interested in doing a research entitle: the model of realia method development in teaching English to the students of private university in kota Banda Aceh and Aceh Besar.
THE RESEARCH PROBLEM The writer would like to formulate the research problem of this study into a simple formulation, namely: “Do the fifth semester students of English Study Program of FKIP-USM Banda Aceh get higher scores in teaching speaking by using a model realia method development compared to teaching speaking by using other model methods?”
SPECIFIC PURPOSES Based on the above objective, the writer would like to formulate about the specific purpose of this research, i.e. they are: 1. Creating the valid and reliable research instrument that could be used to identify the background of the problem in teaching English to the students of private universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar. 2. Formulating the Design Syllabus of Teaching Materials in the form of the model of realia method development in teaching English aimed to the students of private Universities in kota Banda Aceh and Aceh Besar 3. Finding out the applicable Teaching Materials that could be the model of realia method development in teaching English to Students of Private
v
Universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar, especially for the students of the English Speaking Class.
THE SIGNIFICANCE OF THE STUDY Since this research is quantitative which is done in experimental study, then the result would be transferred to whole subject and object on the same condition as the experiment that have been done to the sample students in this research. Whatever the output of this research is, it will be disseminated to whole subject and object under the same condition. Furthermore, the output of this experimental research would have a double meaning and more value provided with being done in experimental design of study principle. This proposal is hoped to be considered positively by the decision maker for the sake of next generation own it to be much better.
THE EXPECTED OUTPUT OF THE STUDY The expected output based on this research title is to find out a model of realia method development in teaching English to the students of private universities in Banda Aceh and Aceh Besar, especially for the students of the English speaking class. Why does it become the research aim proposed by the researcher? The basic reason to this question is referred to the fact, generally the students who learn English, for instance, the students of the English department, especially at the Teacher Training and Educational Science – Serambi Mekkah University Banda Aceh could not sufficiently speak English well. Meanwhile, they have learned English for almost twelve years started from sixth grade of Elementary school until the third year in university. Considering about the real phenomenon, the researcher assumes that there must be something wrong with the teaching method. Based on his assumption, the writer considers that the most important thing to do here is how to figure out the proper way that the lecturers should use the method in teaching application at private universities in Kota Banda Aceh and Aceh Besar.
OTHER NECESSARY INFORMATION In accordance with the plan, this research would take two years and divided into two stages. Each stage is going to be lasting for one year. In stage one, the team will deal with preparation such as preparing instrument, setting and the indicator
v
system of success determination, included with several things related to this research. In stage two, the team will process and analyze the data. It is aimed at formulating the data collection as shown in the chart 1 below.
Chart 1 : Activities for the Specific Purposes Nos. 1
Years First year
Purpose
Outcome
Preparing a valid and reliable Creating research instrument.
a
valid
and
reliable research instrument that could be used in doing the research.
2
Second year
Formulating Syllabus
the of
Design There is a model of realia Teaching method development that
Materials in the form of the could be used in teaching model
of
development
realia
method English to the students of
in
teaching the English Department of
English aimed to the students FKIP-USM Banda Aceh as of private Universities in kota the research sample. Banda Aceh and Aceh Besar 3
Third year
Finding out the applicable There
is
an
applicable
Teaching Materials that could model method of realia that be used as the model of realia could be used by the method
development
teaching English.
in English Speaking Class in the
form
of
Teaching
Materials.
RESEARCH SUBSTANCE The main focus of this research is to investigate, to formulate, and to find out the model of realia method development that could be applied easily and simply in teaching English to the students of private university in Banda Aceh and Aceh Besar. The research results that could be deciminated to all subjects who are under the same
v
conditions of this research. It means the research results will possibly applied in teaching and learning process, especially to
the students who learn English in
English department at Private university in Kota Banda Aceh and Aceh Besar as the sample of this study.
THE ORIENTATION OF THE LIBRARY STUDY 1. Teaching the Language Skills As we all know, there are four skills in teaching English. They are listening, speaking, reading and writing skill. From the four skills, speaking is called the key of skill. Thus, the speaking skill should be the first priority that has to be focused in teaching and learning process. This skill would be successful when it is applied in every teaching and learning session. A good understanding of the speaking skill is something special that can be a model of language use. Learning to read a special sample in learning as a whole. As a result of teaching, speaking can be influenced by the development and tendency in language learning process and psychology. Dealing with the statement, Lado (1975) mentioned that, “The study of language has gone upward within language from phonology to syntax to semantics, and outward to study of language as part of cognition and finally to the study of language as part of the total communication system within society-what Halliday calls it as social semiotic.” Halliday statement was also supported by Finn (1985) states that “It is important that speaking teachers be able to make intelligent choices concerning with method and curriculum in light of progress in such fields and linguistics, psychology, and sociology.” From Halliday and Finn statement, it can be understood that language teaching is closely related to the method of teaching. The smart choice in teaching method plays an extremely important role. Therefore, the lecturers who teach language should be smart in using the proper method in teaching language. Based on the above explanation, we finally understand that there are a lot of purposes from speaking skill that can be gained through the process of teaching and learning or dialogue. From all purposes of teaching speaking skill, there are two main
v
dominant aspects that are related to it. They are the skill in dialogue and the skill in learning language.
2. Teaching Speaking for Dialogue Before talking about the efficient method in teaching English, in this case teaching speaking, it would be better to clarify about the model of realia method development in teaching English toward the fifth semester students at the Faculty of teacher training and education, university of Serambi Mekkah Banda Aceh. In relation to this case, Byrne (1980) states that “in speaking, the students’ developing a considerable range of habitual responses to specific set of pattern of graphic shapes. When learning to speak his native language he has acquired essential space the direction habit, he can recognize the shapes of letters in his native language alphabet and has become skilled at speaking these in the direction his language prescribes” Byrne then explains more that if a foreign language uses the same alphabet as in students’ mother tongue, that is the language equivalent (as in English to French or English to German). By having good practices in getting used to speaking English will avoid the students from the difficulties in learning foreign language. Byrne also give details in his explanation about the development of teaching speaking skill as follows: “Students need to be encouraged to speak for the content of the material as they do in their own language. Meaningful reading requires concentration upon the important element which conveys the message. Constant attention to each word presents such an overwhelming amount of information that the mind cannot process it all, even in the native language.” Based on the above information, the writer would like to mention River (1971) opinion: As we can see, we work together with students coming from the different field, talking with different text (stated in the survey, text book and theoretical analysis), and using different methodology approach as well. It can not be concluded that all are the same about the field of problem in certain text. The teachers had prepared text in years and if there are new thing that are being introduced about certain texts, then the text analysis will be confused toward the grammar such as in phrases from subject to object, the form of grammatical cohesion and non technical vocabulary.
v
Based on what was explained by River, we are aware that a lecturer must be paying full of attention to the teaching of speaking. In case a lecturer has to teach the students to understand texts, he still has to figure out how to make them understand it orally as well.
3. Teaching Speaking for Language Learning The most important thing in language teaching process is teaching speaking for language learning. Therefore, there must be a measurement or what is called as criterion to understand the tasks given to the students. According to Weir (1990): The criterion of efficient learning is that after a long interval the matter learnt can be applied as effectively as necessary to new tasks. Simple memorizing has very limited value is that it is no help in applying the knowledge to new tasks. The only learning worth name, in fact, is learning by understanding. Dealing with Webster statement above, we understand that in teaching language skill (not only speaking, but also reading, listening or writing) is the main thing to make the students recognize and understand the text content that is being taught. Thus, a test is needed for the students to be able to understand the given text. In this case, the traditional way in teaching speaking is mainly focused.
STEPS IN TEACHING SPEAKING SKILL To gain the purpose of teaching speaking skill, there are at least three steps that have to be followed by a lecturer, they are:
1. Pre-speaking Activity Before teaching speaking skill, a lecturer has to know that there is a strategy that has to be applied to teach speaking skill, it is speaking itself. What is meant by “speaking itself” is speaking activity before the class begins. A lecturer has to give time to students in order to read a text before they start learning. Concerning with this matter, Byrne (1983) stated that pre-speaking is an activity that aimed at initiating students to read before they are taught. Based on the Byrne statement above, we understand that the teaching of speaking skill is actually begun before the students pay attention and read the given text. Pre-teaching activity can be designed in such a way to let the students to review the information within the text in general, knowing what had happened and what v
would happen. Besides, pre-teaching is also aimed to invite the students to think about the possibility of the text contents.
2. While Speaking Activity As we all know, during the speaking activity, a lecturer is in a position of silence while the students are reading text to understand the tasks given to them. According to Harmer (1986), “speaking is a practice which is controlled by mouth and brain. Mouth concern with the activities related to uttering any message. Brain has to cooperate to receive and produce the message uttering by mouth. While eyes would see problems and send them to brain and is uttered by mouth. Therefore, there will be communication in teaching and learning process. In general, the students is willing to participate in teaching and learning process, especially in language class where they want to express their ideas to people.” This statement is also supported by Byrne (1983): “A student might be looking for of what is going to talk about, in the form of technical literature or may be he hopes to give a speech in his home country. The different participation level will also affect the level of receiving the message. They also apply some linguistic behaviors in different kind of skills. In skill term, they are called: writing, speaking, dictation and reading aloud.
3. Post Speaking Activity The third step in speaking skill teaching is “speaking”. In this case, speaking becomes the main point as the conclusion of what have been done during teaching and learning process. At the time the teaching speaking skill is finished, there must be an evaluation by several questions. Finn said “when speaking has been completed, it is time to put questions of evaluation personally respond and to help students to relate all kinds of things with the real world which is replaced”.
RESEARCH METHODOLOGY This research is an experimental study. The output of this research is expected to be a model of realia method development to the students of English department at private university in Kota Banda Aceh and Aceh Besar. Besides, the
v
output can also be transferred to the same object and subject. It means that if this research succeed, it would be useful for the students all over Indonesia. This research is a teaching process which is directed to upgrade the students’ quality in speaking or using the language correctly as well as in reading through the teaching using text to the students of English department at private university in Banda Aceh and Aceh Besar, academic year 2011/2012. In doing this research, the researcher is assisted by two qualified staffs who have experienced in qualitative research. In accordance with the expected output, the researchers refer to the following methods: 1. Research location (in Kota Banda Aceh and Aceh Besar) 2. Research methodology (experimental research) 3. Population and sample ( all students of English department of the three Universities, i.e. University of Serambi Mekkah Banda Aceh, University of Muhammadiyah Banda Aceh, and University of Abulyatama Aceh Besar) 4. The technique of data collection (experimental teaching) 5. The processing and data analysis (using panel procedures) 6. Conclusion (the finding of a model of realia method development in teaching English to the students of private university in Kota Banda Aceh and Aceh Besar). Since this research is quantitative in the form of experimental study, thus the research design is done by referring to the pattern as suggested by Ary (1979) as can be seen in the following chart 2.
Chart 2: Independent and Dependent Variables Group
Independent variable
Dependent Variable
(R)
I
Kinescope Film
Achievement Test
(R)
II
Classroom discussion
Achievement Test
v
(R)
II
Programmed booklet
Achievement Test
By following the design as shown in table 2, we can see the main aspects of that experimental research, they are: (a) a useful question to a researcher to figure out the answer- that is a question about the correlation between two variables; (b) hypothesis as a characteristic of the correlation between two variables; (c) the introduction of experiment condition and measurement; (d) data analysis, by having this, the researcher will be able to determine the whether there is a correlation between two variable or not.
RESEARCH RESULTS The experiment of teaching speaking by using model realia method development to the fifth semester students of English Study Program of FKIP-USM Banda Aceh was done from May 03, 2012 until June 06, 2012. There are only two classes of the fifth semester students of English Study Program of FKIP-USM Banda Aceh of more than 80 students. But, for the need of this project, the writer just took 21 students as the controlled group and 21 students as the experimental group. After that, she then gave a pre-test and a post-test to both controlled group and experimental group. Prior to starting the teaching learning process, the writer gave them a pre-test that aimed at measuring their basic achievement about the speaking ability before they were taught and applied the theory and the way how to speak fluently and correctly using the realia methods and other methods. At the end of the experiment, they were provided with a pre-test and post-test in order to identify how far the teaching learning process affects the students’ achievement toward the subject matter. The results of the pre-test and the post-test are processed and analyzed in two stages, namely: 1. Analyzing the achievement of the two groups of students who were taught by using model realia method. 2. Proving the writer’s hypothesis as stated in the first chapter of this study.
v
To work with the data, the writer found the mean score of the two groups that obtained by each student. Then, the mean score of the two groups were analyzed by comparing the both mean scores of the two groups. To prove the writer’s hypothesis of her study the writer used the formula t-test with significant level is 5% or level of validity (reliability) is 95%. The students’ scores of pre test and post test achieved by the students in experimental group can be seen in the following table 1. Table 1: The Students’ scores of Pre Test and Post Test in Speaking By Using Model Realia Method (Experimental Group) Nos. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Students’ Codes 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152
Pre Test 70 65 60 70 65 70 55 60 60 65 70 50 65 65 70 70 65 55 55 50 75
Post Test 80 80 80 80 80 80 65 75 80 70 80 60 70 80 75 70 70 70 70 65 80
Table 2: The Students’ scores of Pre Test and Post Test in Speaking By Using Other Methods (Controlled Group) Nos. Students’ Codes Pre Test Post Test 1 111 60 70 2 112 70 70 3 113 50 60 4 114 50 60 5 115 45 60 6 116 80 80 7 117 60 80 8 118 65 65 9 119 65 70
v
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131
70 65 60 55 55 60 60 60 60 55 60 60
70 70 70 65 70 70 65 70 70 60 60 75
Below, the researcher just displayed the students’ scores into a table that describes about the results of pre-test and post-test that is easily compared between the two groups as shown in table 3. Table 3: The Scores of Students’ Pre Test and Post Test by Using Model Realia Development and Other Methods in Teaching Speaking Skill
Speaking Using Other Methods Subject X1 X2 X 1 60 70 10 2 70 70 0 3 50 60 10 4 45 60 15 5 80 80 0 6 60 80 20 7 65 65 0 8 65 70 5 9 70 70 0 10 65 70 5 11 60 70 10 12 55 65 5 13 55 70 15 14 60 70 10 15 60 70 10 16 60 65 5 17 60 70 10 18 60 70 10 19 55 60 5 20 60 60 0 21 60 75 5 21 1255 1540 410
Speaking Using Model Realia Subject Y1 Y2 Y 1 70 80 10 2 65 80 15 3 70 80 10 4 65 80 15 5 70 80 10 6 55 65 10 7 60 75 15 8 60 80 20 9 65 70 5 10 70 80 10 11 50 60 10 12 65 70 5 13 65 80 15 14 70 75 5 15 70 70 0 16 65 70 5 17 65 70 5 18 55 70 15 19 55 70 15 20 50 65 15 21 75 80 5 21 1335 1550 485
With the parameters: X1 = The pre test score of other method group
v
X2 = The post test score of other method group X
= Deviation of Score X1 and X2
Y1 = The pre test score of other method group Y2 = The post test score of other method group Y
= Deviation of score Y1 and Y2
S
= The Samples or subjects Based on the data from all tables above, we can understand that both group
students have different achievement, either in individual form or in group form. The data analyzed using the formula as suggested by Arikunto (1996:305) that is: Mx =
∑X
and My =
N
∑X N
As the results, the mean of each group is as follows: 1. The mean score of students treated the other method in teaching speaking using other methods (controlled group) is : Mx =
∑X
Mx =
N
410 21
Mx = 1,9
2. The mean score of students treated the model realia method in teaching Speaking skill (experimental group) is: My =
∑X
My =
N
485 21
My = 2,2
PROVING HYPOTHESIS As it has been mentioned above that the hypothesis of her study is that the result of teaching speaking by using model realia method is better than teaching speaking by using other methods. In this case, to see whether or not the hypothesis is accepted or rejected, the writer used the hypothesis proving formula, namely the t-test as suggested by Arikunto (1996:301) as follows:
t =
Mx − My
∑x
2
+
∑y
N ( N − 1)
2
t =
(1,9 − 2,2) 410 + 485 21 (21 − 1)
t =
− 1,901 895 420
v
t =
10,01 3,19
t = 3,14
db = (Nx + Ny - 2) = 21 + 21 - 2 = 40
The critical value of t (t-table) with significant level of 5% and degree of freedom 40 is 2,68. The criteria to accept or reject the hypothesis offered by Sudijono are: 1. Hypothesis null or Null hypothesis (Ho) is accepted if the t-count equal to ttable or t-count is greater than t-table. 2. Hypothesis alternative or Alternative hypothesis (Ha) is rejected if t-count is smaller than t-table. The calculated value of t-count is 3,14. Since the result of t-count (t-test) is greater than t-table, the hypothesis is accepted. It means, the result of teaching speaking by using model realia method is better than the result of teaching speaking skill by using other methods.
FINDINGS After doing the teaching in an experimental study to the fifth semester students of English Study Program of FKIP-USM Banda Aceh from May 03, 2012 until June 06, 2012, the writer processed and analyzed the research results by using a simple calculation. In another words, after doing an experimental teaching at the fifth year students of the mentioned class above, it can be understood clearly about the results of the research. Here, the writer applied the the model realia method in teaching speaking skill to the students of the fifth year students of the English Study Program of FKIP-USM (Experimental Group), while the there was no use of the model realia method or the writer applied other methods for the second group (Controlled Group). Through these two different ways or methods, we could find out that, the students’ scores of the fifth semester students of the mentioned class, that is, teaching speaking skill by using model realia method get higher scores compared to the students who are taught speaking skill by using other methods.
CONCLUSIONS AND SUGGESTIONS After having discussions as given above, the writer can conclude that teaching speaking skill to the fifth semester students of the English Study Program of FKIPUSM Banda Aceh by using model realia method development gave a much better
v
result compared to teaching speaking skill by using other methods to the same subjects. Here, it is fairly suggested that those who want to teach speaking skill to the same subjects as done by the researcher, should apply the model realia method as well as others under the same conditions.
BIBLIOGRAPHY Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ary, Donald, et al. 1979. Introduction to Research in Education. New York: Rinehart and Winston, Inc. Asher, M. and E. Nolan Woods. 979. Practice Test Proficiency. Middlesex Nelson. Azar, Betty Scramper. 1992. Understanding and Using English Grammar. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Bright, J.A. and G.P. McGregor. 1986. Teaching English as a Second Language. London: Longmna Group, Ltd. Byrne, Donn. 1983. English Teaching Perspectives. New York: Longman. Finn, Patrick J. 1985. Helping Children to Read. New York: Random House. Hadi, Sutrisno. 1980. Metodologi Research. Jogjakarta: Yayasan Penerbitan Universitas Gajahmada. Harmer, Jeremy. 1986. The Practice of English Language Teaching. London: Longman and New York. Hatch, Evelyn and Farhady, H. 1982. Research Design and Statistics for Applied Linguistics. Massachusetts: Newbury House Publisher, Inc. Kreidler, C.J. 1970. Visual Aids for Teaching English to Speakers of The Language. New York: English Teaching Division Information, Centre Service, US Information Agency. Lado, Robert. 1975. Language Teaching: A Scientific Approach. New York: McGraw Hill, Inc. Meras, Edmond A. 1962. A Language Teacher’s Guide. New York: Harper & Row. Oxford Rebecca L. 1986. Language Learning Strategies. New York: University of Alabama. Rajab, Tarmizi. 2011. Improving the Students’ Ability in Teaching Speaking Skill through Texts and Without Texts (A Comparative Study Done to the Sixth Semester Students of the English Study Program of FKIP-USM Banda Aceh. Jurnal Al-Imam, Nomor 3 Januari 2011, ISSN 20855672. Banda Aceh. Richards, Jack C. And Theodore S. Rodgers. 1993. Approaches and Methods in Language Teaching. A description and analysis. New York: Cambridge University Press.
v
River, Wilga M. 1971. The Reading Skill: Teaching Foreign Language. London: Oxford University Press. Sudjiono, Anas. 1996. Penantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sen, Ann Louise. 1983. Teaching Vocabulary Through Riddles. Volume XXI, Number 2, April 1983. Weir, Cyrill J. 1990. Curriculum Language Testing. New York: English Language Teaching, Prentice-Hall.
v
CURRICULUM VITAE IDENTITAS DIRI Nama : Nomor Peserta : NIP/NIK : Tempat dan Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Status Perkawinan : Agama : Golongan/Pangkat : Jabatan Fungsional Akademik: Perguruan Tinggi : Alamat : Telp./Faks : Alamat Rumah : Aceh Telp./HP : Alamat e-mail :
Tahun Lulus 1984 1999
Tahun 1 2006
2006
2007
2007
2007
Drs. Tarmizi Rajab, M. Pd 091111800257 195707151985031003 Meulaboh, Aceh Barat, 15 Juli 1957 Laki-laki Perempuan Kawin Belum Kawin Duda/Janda Islam Pembina/IV-A Lektor Kepala Universitas Serambi Mekkah Jln. Tgk. Imum Lueng Bata, Batoh, Banda Aceh 0651 – 26160 Jln. Utama N.4 KRH Rukoh Syiah Kuala Banda 0651-7552874 / 081360874443
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/ Bidang Studi S1 Universitas Syiah Kuala Pendidikan Bahasa Inggris S2 Universitas Negeri Malang Pendidikan Bahasa Inggris
PELATIHAN PROFESIONAL Pelatihan 2 Pelatihan Metodologi Penelitian Dosen Kopertis dan Yayasan Kerja Sama DIKTI Depdiknas dengan USM Banda Aceh, Tanggal 20 s/d 24 Desember 2006 Pelatihan Penyusunan Kum Jabatan Fungsional Bagi Dosen PTS Kopertis Wil I Tanggal 20 Nop 2006, Di Banda Aceh Pelatihan dan Loka Karya Pembuatan Proposal Penelitian dan Pengabdian kpd Masyarakat Bagi Dosen USM Banda Aceh Lokakarya Penyusunan Proposal Penelitian Dosen Muda dan Studi Kajian Wanita, Tanggal 20 Maret s/d 23 Maret 2007. di RKU USM Banda Aceh. Pelatihan Peningkatan Sistem PPL dan Lab Microteachng, Program Hibah Kompetitif Dikti Depdiknas 2007, Tanggal 27 s/d 30 Nop 2007
Penyelenggara 3 Dikti dan LP2M USM
Koperti Wil I
LP2M USM
LP2M USM
Ditnaga Dikti kerja sama dengan FKIP USM
v
2008
Pelatihan Pengolahan Data Statistik Penelitian Dosen Universitas Serambi Mekkah, Pada Tanggal 5 Januari 2008 Di Lab. Microteaching FKIP USM Banda Aceh
Jabatan Ketua Lemlit USM 2000 s.d. 2005 Staf Pengajar Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh Staf Pengajar MKDU Anggota Tim Akreditasi Universitas Serambi Mekkah Anggota Tim Penyusun Portofolio FKIP USM
Mata Kuliah Teafl Reading Extensive Reading
Vocabulary
Educational Research Seminar in LT
Cross Cultural Understanding (CCU)
LP2M USM
PENGALAMAN JABATAN Institusi Tahun .... s/d ..... Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh 10 Oktober 2000 s/d 05 Mei 2005 Program Studi Pendidikan Bahasa Tahun 1992 s/d Sekarang Inggris FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
Universitas Syiah Kuala
Universiats Banda Aceh
Serambi
Tahun 2006/2008 s/d Sekarang Tahun 2008 Mekkah
Tahun 2008 FKIP Universitas Serambi Mekkah
PENGALAMAN MENGAJAR Jenjang Institusi S1 Prodi Bahasa Inggris FKIP USM Banda Aceh S1 Prodi Bahasa Inggris FKIP USM Banda Aceh S1 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP USM Banda Aceh S1 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP USM Banda Aceh S1 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP USM Banda Aceh S1 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP USM Banda Aceh S1 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-USM Banda Aceh
Tahun ... s/d .... 1992 s/d Sekarang 1992 s/d Sekarang 1992 s/d Sekarang 1992 s/d Sekarang
1992 s/d 2007
2000 s/d Sekarang
2001 s/d Sekarang
v
PENGALAMAN MEMBIMBING MAHASISWA Tahun Pembimbingan/Pembinaan 1993 s/d Membimbing PPL Mahasiswa S1 mulai dari Smt. Ganjil 1993/1994 Sekarang dan Smt. Genap 1993/1994 1993 s/d Membimbing Mhs Menulis Skripsi (Tugas Akhir) Sekarang 1993 s/d Menjadi Pembimbing dan Perwalian Akademik Mahasiswa Sekarang 1993 s/d Membimbing dan pengkajian proposal seminar mahasiswa sekarang 1993 s/d Supervisor Program Pengalaman Lapangan Mahasiswa S1 FKIP Sekarang USM Banda Aceh dari Unit UPT-PPL FKIP-USM Banda Aceh
PENGALAMAN PENELITIAN/ KARYA ILMIAH (5 Tahun Terakhir) Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana 2008 Applying Short Passages in Teaching Ketua Mandiri Reading Skill to the First Semester Students of English Department of FKIP-USM Banda Aceh (Jurnal Serambi Ilmu Volume 5 Nomor 2 ISSN 1693-4849) 2009 How to Improve Your English Ketua through Integrating Skills (Usul Mandiri Penelitian Fundamental) 2010 Applying Games in Teaching Vocabulary to the Students of Ketua Mandiri Primary Schools (Jurnal Al-Imam No,1 Januari 2010 ISSN 2085-5672) 2010 Using Pictures in Teaching Oral Composition to Students of Primary Ketua Mandiri Schools (Jurnal Al-Imam No. 2 Juli 2010 ISSN 2085-5672) 2011 Improving the Students’ Ability in Speaking Skill through Texts and Mandiri without Texts (Jurnal Al-Imam No, 3 Ketua Januari 2011 ISSN 2085 – 5672) B. Makalah/Poster Tahun Judul Penyelenggara Pemakalah pada International Seminar (English in Growth Centre Kopertis 2008 Functional Settings) Wilayah I NAD – SUMUT, December 3rd, 2008 di Aula Kopertis Wil. I Medan - Sumut Pemakalah pada Seminar Pendidikan Upaya Lembaga Mitra 2009 Mengoptimalkan Berbagai Instrumen dalam Proses Pendidikan dan
v
Pembelajaran Menuju Pendidikan Kompetitif, dan Bermartabat
2010
2011
Berkualitas, Pelatihan Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, 14 Juni 2009 di Politeknik, Lhokseumawe, Aceh Utara Pemakalah pada Lokakarya dalam rangka Dewan Kemakmuran Mempersaudarakan Masjid Aceh – Pulau Pinang Masjid Aceh KOMTAR, Pulau Pinang, Malaysia, 07 Juli 2010 Pemakalah Pembanding (Oral) pada The ASEAN Oleh Forum Masjid Mosque Conference, Bangkok, Thailand Serantau (FORSIMAS) di Bangkok, Thailand, 24-25 February 2011, Gedung Islamic Centre, Thailand
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi Tahun Judul 2003 s/d Anggota Dewan Redaksi Jurnal ISSN 1693Sekarang 4849 FKIP USM PESERTA SEMINAR/ LOKAKARYA 2004 Seminar hasil Penelitian Dosen USM, Tanggal 8 Nopember 2004 2005 Pemateri Seminar Hasil Penelitian Dosen USM Banda Aceh, Tanggal 12 Nopember 2005 2006 Tim Juri Penulisan Karya Ilmiah , Tgl 4 Mei 2006 2006 Ketua Panitia Seminar Hasil Penelitian Dosen USM Tgl. 15 Nopember 2006 2007 Pemateri Seminar Hasil Penelitian Dosen Universitas Serambi Mekkah, Tgl 10 Nopember 2007. 2008 Peserta Seminar Hasil Penelitian Dosen USM, Tanggal 19 Maret 2008 209 Anggota Panitia Pembekalan Akreditasi Program Studi dan Eps-BED di Lingkungan Universitas Serambi Mekkah, Tanggal 8 Mei 2009, di Lab. Microteaching FKIP USM 2009 Peserta Seminar Hasil Penelitian Dosen USM, Tanggal 7 Maret 2009. Lab. Microteaching
Penerbit/Jurnal Jurnal Serambi Ilmu ISSN 1693-4849
LP2M USM LP2M USM
IMABIO USM LP2M USM LP2M USM
LP2M USM Univ. Serambi Mekkah
LP2M USM
v
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Tahun Judul Kegiatan 2005 Supervisor Mahasiswa PPL, S1 dan D3 Semester Genap, Tanggal 15 Maret s/d 15 Juni 2005, Smt Genap 2005. 2006 Supervisor Mahasiswa PPL, S1 dan D2 PGSD, Tanggal 1 Agustus s/d 3 11 Desember 2006. Semester Ganjil 2007 Supervisor Mahasiswa PPL, S1 dan D3 Semester Genap, Mulai Tanggal 3 Maret s/d 3 Juni 2007. 2008 Supervisor Mahasiswa PPL, S1 dan D3 Semester Genap, Tanggal 3 Maret s/d 3 Juni 2008. 2008 Supervisor Mahasiswa PPL, S1 dan D2 PGSD, Tanggal 21 Juli s/d 3 18 Nopember 2008. Semester Ganjil 2009 Supervisor Mahasiswa PPL, S1 dan D3 Semester Genap, Tanggal 9 Maret s/d 11 Mei 2009
TAHUN 1993 s/d Sekarang
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH Organisasi PGRI Provinsi Nad
Jabatan Anggota
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Currikulum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya. Banda Aceh, 20 November 2012 Ketua Peneliti,
Drs. Tarmizi Rajab, M. Pd NIP. 195707151985031003
v
CURRICULUM VITAE Anggota 1. N a m a 2. Jenis Kelamin 3. Tempat/Tgl. Lahiramat 4. Alamat
: : : :
5. Pekerjaan
:
Drs. Anwar, S.Pd., M.Pd Laki-laki Aceh Utara, Thn. 1966 Jln. Amaliah No. 56 Peniti Banda Aceh, Kelurahan Peniti Kota Banda Aceh Staf Pengajar Kopertis Wilayah I Dpk. pada. FKIP USM Banda Aceh 132 005 757 Penata III-C Lektor Manajemen Pendidikan (S2)
6. N I P. : 7. Pangkat/Golongan : 8. Jabatan Fungsional : 9. Bidang Keahlian : 10.Riwayat Pendidikan No. Pendidikan
Ijazah Tahun
Spesialisasi Akuntansi Ekonomi Kop. Bhs.Inggris (Cumloude) Manajemen Pend
1. 2. 3. 4. 5.
SD Neg. Lhok Sukon SMP Neg. Lhok Sukon SMA Neg. Lhok Sukon FKIP Unsyiah FKIP USM
1980 1983 1986 1991 2000
6.
Pasca Sarjana UN Malang
2002
11. Pengalaman Penelitian (5 Tahun Terakhir)
NO. 1
2
3.
4.
JUDUL PENELITIAN Prilaku Buruk Siswa dan Pengelolaannya (Studi Kasus pada SMU Laboratorium Universitas Negeri Malang) Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten/Kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Tahun 2003) Sistem Penerapan Prinsip Hubungan Manusiawi dalam Meningkatkan Efesiensi Kerja pada Perusahaan Jamu Tradisional PT. Iskandar Tani Banda Aceh Studi Prilaku Menyimpang dan Usaha Menemukan Metoda Pencegahan Berdasarkan PP NAD No. 5 tentang Pelaksanaan Syariat Islam pada Remaja SMA Negeri Kota Banda Aceh
TAHUN
SUMBER BIAYA
2001
TMPD
2003
Pemda NAD
2004
Mandiri
2005
DIKTI
v
5.
6.
7.
8.
Sistem Penanganan Gejolak Prilaku Pegawai PT. PIM Aceh Utara dalam Menghadapi Penutupan Operasi Perusahaan Konsep Penerapan Syariat Islam dalam Pencegahan Prilaku Menyimpang pada Remaja SMA Kota Banda Aceh Profesionalisme Mengajar Dosen FKIP di Lingkungan Universitas Swasta Provinsi Nad Peranan Pelajar Islam Indonesia (PPI) dalam Pembinaan Moral Generasi Muda Kabupaten Aceh Besar
2005
USM
2007
Dikti Fundamental (Anggota) Dikti Dosen Muda (Ketua) Anggota Dikti
2007
2009
Banda Aceh, 20 November 2012 Anggota Peneliti
Drs. Anwar, S.Pd., M.Pd NIP.132 005 757
v
CURICULUM VITAE 1. 2. 3. 4.
Nama : Sariakin, S.Pd.,M.Pd Jenis Kelamin : Laki-:Laki Tempat/Tgl. Lahir : Sido Bangun, 12 Oktober 1970 Alamat : Jln. Muhammadiyah Lr. Sehat Batoh Telp/HP. 085277938888 5. Pekerjaan : Staf Pengajar Kop. Wil I Dpk. Pd. FKIP USM 6. NIP : 132 163 002 7. Pangkat/Golongan : III-d/Penata Tkt. I 8. Jabatan Fungsional : Lektor (III-d) 9. Bidang Keahlian : Bahasa Inggris 10. Riwayat Pendidikan No. Pendidikan 1. Sarjana Pend. Bhs. Inggris USM 2. Pascasarjana Univ. Neg. Malang
Ijazah Tahun 1996 2005
Speialisasi Pend. Bahasa Inggris Manajemen Pendidikan
11. Pengalaman Penelitian (5 TahunTerakhir) No. JUDUL PENELTIAN TAHUN 1. Kontribusi Kecerdasan Intelektual 1996 (IQ) dan Spiritual (SQ) Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kota Batu 2. Implementasi Metode Quantum 2008 Teaching Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa SMP Kota Banda Aceh
SUMBER BIAYA BBPS-DIKTI
DIKTI
Banda Aceh, 20 November 2012 Anggota Peneliti
Sariakin, S.Pd.,M.Pd NIP. 132 163 002
v
TAHAPAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN No
KEGIATAN
I 1
2
II 3 4
1
2
WAKTU PELAKSANAAN (BULAN/MINGGU IV V 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 III
3
4
1
Persiapan a. Penyiapan keperluan penelitian 1
b. Pendataan kembali sampel penelitian c. Penyusunan instrumen penelitian d. Pengadaan instrumen penelitian Pelaksanaan Penelitian a. Pengedaran instrumen penelitian
2
b. Pengumpulan (Instrumen penelitian) c. Pemeriksaan instrument d. Pengolahan data penyusunan laporan penelitian a. Diskusi/konsultasi penelitian b. Penyusunan dan pengetikan laporan
3
c. Penyusunan laporan akhir d. Pengadaan dan pengiriman pertanggungjawaban ke Dikti e. Penyusunan naskah publikasi (jurnalTerakreditasi) dan LPM Universitas
v
PEMBIAYAAN Perkiraan biaya untuk kedua tahap penelitian ini adalah sebagai-berikut: Perkiraan Biaya Tahun I sampai Tahun II: No
Uraian
Tahun I
Tahun II
Pelaksana Rp. 16.000.000,-
1
(Gaji dan Upah)
Rp.
16.500.000,-
2
Peralatan
Rp.
5.450.000,-
3
Bahan
(material Rp.
11.000.000,-
Rp. 11.000.000,-
4
penelitian)
Rp.
13.750.000,-
Rp. 14.250.000,-
5
Perjalanan
Rp.
1.300.000,-
Rp.
1.300.000,-
6
Pertemuan/lokakarya/Seminar
Rp.
2.000.000,-
Rp.
2.000.000,-
habis
pakai
Rp.
5.450.000,-
Laporan/Publikasi
JUMLAH
Rp.
TOTAL
Rp.
50.000.000,- Rp. 50.000.000,100.000.000,- (Seratus
Juta
Rupiah)
JUSTIFIKASI ANGGARAN Perkiraan Biaya Tahun I No
Uraian
I
Bahan habis pakain
Tahun I
1 Kertas HVS 80 gr 20 rim @ Rp.30.000
Rp.
600.000
2 Kertas CD 12 rim @ Rp.20.000
Rp.
240.000
3 Bahan transparansi OHP 2 rim @ Rp.300.000
Rp.
600.000
v
4 Tinta printer Canon BJ-03 5 buah @ Rp.200.000
Rp. 1.000.000
5 Disket 3,5 inch (1,44 MB) 6 box @ Rp.65.000
Rp.
350.000
6 Compact Disk 4 box @ Rp.75.000
Rp.
300.000
7 Alat tulis 4 set @ Rp.50.000
Rp.
200.000
8 Kaset perekam 25 buah @ Rp.5.000
Rp.
120.000
9 Sewa computer 4 bh X Rp.100.000 X 12 bulan
Rp.
800.000
10 Fotocopy data skunder
Rp.
600.000
11 Cuci cetak film 4 roll @ Rp.75.000
Rp.
300.000
12 Tabulasi dan analisis data
Rp.
800.000
13 Penulisan laporan
Rp. 1.400.000
14 Penggandaan draft laporan 15 X @ Rp.75.000
Rp. 1.190.000
15 Penggandaan laporan akhir 25 X @ Rp.100.000
Rp. 2.500.000
Sub Jumlah II
Rp.11.000.000
Peralatan 1 Camera Digital Sonny 2 buah @ Rp.2.725.000
Sub Jumlah III
Rp. 2.725.000
Rp. 5.450.000
Perjalanan
1 Perijinan
Rp.
850.000
2 Transportasi 3 orang X 2 kali pp X Rp.400.000
Rp. 4.800.000
3 Akomodasi dan konsumsi Observasi lapangan
Rp. 3.600.000
(12 hari X 3 orang X Rp.100.000) 4 Akomodasi dan konsumsi Pengambilan Data
Rp. 4.500.000
(15 hari X 3 orang X 100.000)
Sub Jumlah IV
Rp. 13.750.000
Honor Tim Peneliti
1 Ketua Tim (Rp.600.000 X 10 bulan)
Rp.
6.000.000
2 Anggota tim peneliti (Rp.250.000 X 10 bulan X
Rp. 7.500.000
3 3 orang)
Rp. 3.000.000
Emunerator (3 orang X Rp.100.000 X 10 bulan)
Sub Jumlah V
Rp. 16.500.000
Lain-Lain 1 Biaya Telepon Kantor Rp.150.000 X 12 bulan
Rp. 1.500.000
v
2 Pulsa handphone (Rp.100.000 X 6 orang X 3
Rp. 1.800.000
3 orang)
Rp. 6.300.000
Seminar Publikasi
Sub Jumlah
Rp. 9.600.000
JUMLAH
Rp. 50.000.000
Perkiraan Biaya Tahun II No
Uraian
I
Bahan habis pakain
Tahun I
1 Kertas HVS 80 gr 20 rim @ Rp.30.000
Rp.
600.000
2 Kertas CD 12 rim @ Rp.20.000
Rp.
240.000
3 Bahan transparansi OHP 2 rim @ Rp.300.000
Rp.
600.000
4 Tinta printer Canon BJ-03 5 buah @ Rp.200.000
Rp. 1.000.000
5 Disket 3,5 inch (1,44 MB) 6 box @ Rp.65.000
Rp.
350.000
6 Compact Disk 4 box @ Rp.75.000
Rp.
300.000
7 Alat tulis 4 set @ Rp.50.000
Rp.
200.000
8 Kaset perekam 25 buah @ Rp.5.000
Rp.
120.000
9 Sewa computer 4 bh X Rp.100.000 X 12 bulan
Rp.
800.000
10 Fotocopy data skunder
Rp.
600.000
11 Cuci cetak film 4 roll @ Rp.75.000
Rp.
300.000
12 Tabulasi dan analisis data
Rp.
800.000
13 Penulisan laporan
Rp. 1.400.000
14 Penggandaan draft laporan 15 X @ Rp.75.000
Rp. 1.190.000
15 Penggandaan laporan akhir 25 X @ Rp.100.000
Rp. 2.500.000
Sub Jumlah II
Rp. 11.000.000
Peralatan 1 Camera Digital Sonny 2 buah @ Rp.2.725.000
Sub Jumlah
Rp.
2.725.000
Rp. 5.450.000
v
III
Perjalanan
1 Perijinan
Rp.
850.000
2 Transportasi 3 orang X 2 kali pp X Rp.400.000
Rp. 4.800.000
3 Akomodasi dan konsumsi Observasi lapangan
Rp. 3.600.000
(12 hari X 3 orang X Rp.100.000) 4 Akomodasi dan konsumsi Pengambilan Data
Rp. 4.500.000
(15 hari X 3 orang X 100.000)
Sub Jumlah IV
Rp. 13.750.000
Honor Tim Peneliti
1 Ketua Tim (Rp.600.000 X 10 bulan)
Rp.
6.000.000
2 Anggota tim peneliti (Rp.250.000 X 10 bulan X 3
Rp.
7.500.000
3 orang)
Rp.
3.000.000
Emunerator (3 orang X Rp.100.000 X 10 bulan)
Sub Jumlah V
Rp. 16.500.000
Lain-Lain 1 Biaya Telepon Kantor Rp.150.000 X 12 bulan
Rp.
1.500.000
2 Pulsa handphone (Rp.100.000 X 6 orang X 3
Rp.
1.800.000
3 orang)
Rp.
6.300.000
Sub Jumlah
Rp.
9.600.000
JUMLAH
Rp. 50.000.000
Seminar Publikasi
v
B. PROCEEDING (Pertanyaan dan Jawaban dari dan oleh Penanya dan Peneliti): Dalam Seminar Hasil Penelitian Hibah Bersaing Program Desentralisasi Penelitian Tanggal, 27 September 2012 yang berlangsung di AULA MR. T. H. Moehammad Hasan – USM, ada beberapa pertanyaan yang diangkat oleh para peserta seminar, antara lain adalah: 1. Pertanyaan: Mengapa peneliti memilih judul penelitian “Model Pengembangan Metode Realistiks dalam Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar? (Dr. Razali Abdullah, M. Pd dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIPUSM). (Jawaban : Penulis sengaja memilih judul ini karena melihat kenyataan di lapangan bahwa para Mahasiswa sudah hampir 12 tahun belajarn bahasa Inggris, namun mereka masih saja belum bisa berbicara secara benar dan lancar. Hal ini tentu saja ada sesuatu yang salah (something wrong) dalam proses pembelajaran. Untuk itu, peneliti ingin mengetahui penyebab yang mendasar dari penerapan metode belajar-mengajar yang selama ini diterapkan oleh guru/ dosen).
2. Pertanyaan: Apa tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini? (Dr. T.M. Jamil dari FKIP-Unsyiah).
(Jawaban : Karena penelitian ini bernuansa Hibah Bersaing yang harus melahirkan produk, maka tujuan utama dari penelitian ini adalah peneliti ingin
v
mengetahui sekaligus mencari solusi, yang akhirnya dapat melahirkan sebuah Desaign Silabus Bahan Ajar dalam bentuk sebuah model pengembangan metode realistiks yang dapat dipergunakan oleh guru/ dosen dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dalam Kota Banda Aceh dan Aceh Besar).
3. Pertanyaan: Apa manfaat dari penelitian ini bagi dunia Pendidikan di Indonesia? (Dr. Fauzuddin dari FKIP-USM). (Jawaban : Karena penelitian ini bersifat penelitian uji-coba (experimental teaching), maka hasilnya dapat ditransfer (transferable) ke subject atau object lain, dan di tempat lain, asal saja memenuhi syarat, yaitu
semua kondisi dan
persyaratannya harus sama (under the same conditions).
Dan itulah sebabnya,
peneliti dalam hal ini memfokuskan pelaksanaan penelitian pada Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh. Sehingga hasilnya dapat dipergunakan di seluruh Lembaga Perguruan Tinggi, tidak hanya di PTS, tapi juga di PTN seluruh wilayah Nusantara ini).
4. Pertanyaan: Apa upaya yang Anda lakukan agar hasil penelitian Hibah Bersaing ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan perguruan tinggi lain di Indonesia? (Drs. M. Isa Rani, M. Pd dari FKIP-USM). (Jawaban : Salah satu upaya yang kami lakukan agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan perguruan tinggi di seluruh wilayah nusantara Indonesia antara lain adalah kami akan memuatnya dalam jurnal, baik yang ber ISSN ataupun yang terakreditasi. Untuk Jurnal yang ber ISSN, peneliti sudah memuatkannya pada Jurnal Al-Imam. Sedangkan untuk Jurnal Terakreditasi dalam waktu dekat ini, Insya Allah akan dimuat di Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) atau di TEFLIN (bukti pengiriman drafnya terlampir) dalam bahasa Inggris). Bukti pemuatannya lihat email terlampir.
5. Pertanyaan: Apa yang menjadi harapan Anda dari hasil penelitian ini? (Drs. Abubakar Ajalil, M.Si dari FKIP-USM).
v
(Jawaban : Karena penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, maka harapan peneliti kepada semua steakholders, terutama para dosen yang mengasuh mata kuliah Speaking, kiranya dapat menggunakan Bahan Ajar Speaking yang sudah dipersiapkan oleh peneliti kepada para Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), baik Perguruan Tinggi Swasta, mapun Perguruan Tinggi Negeri di seluruh wilayah Nusantara ini. Asalkan kondisi dan situasinya sama seperti subyek penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Mudah-mudahan, hasilnya akan sama pula, Insya Allah.
v