LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE G-20 SPEAKERS’ CONSULTATION TANGGAL 23 – 29 FEBRUARI 2012 DI RIYADH – KERAJAAN SAUDI ARABIA
I.
PENDAHULUAN Pengiriman Delegasi DPR-RI ke The Third G-20 Speakers’ Consultation
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pimpinan DPR-RI Nomor : 33/PIMP/III/20112012 tentang Penugasan Delegasi DPR-RI untuk Menghadiri 3rd Consultative Meeting of the Speakers of the Parliaments of the G20 Member States di Riyadh, Arab Saudi. Delegasi DPR-RI terdiri dari : 1. DR. H. Marzuki Alie (Ketua Delegasi/Ketua DPR-RI/F-PD) 2. DR. M. Hidayat Nur Wahid, MA (Anggota Delegasi/Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR-RI/F-PKS) 3. Ir. H. Azam Azman Natawijana (Anggota Delegasi/Anggota BKSAP/Komisi VI/F-PD) 4. Nazarudin Kiemas (Anggota Delegasi/Anggota BKSAP/Komisi VII/F-PDIP) 5. H. Agus Sulistiyono, SE (Anggota Delegasi/Anggota BURT/Komisi VII/F-PKB).
1
II.
JALANNYA SIDANG
The Third G-20 Seoul Speakers’ Consultation diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton - Riyadh. Pertemuan ini dihadiri oleh sekitar 200 orang dari 14 Delegasi Parlemen negara anggota G-20, beberapa parlemen negara lain serta undangan sebagai observers, yaitu dari Hongaria, Yordania, Kazakhstan, Malaysia, Maroko, Uni Emirat Arab (UEA) dan juga Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU). Pertemuan konsultasi ketua-ketua Parlemen negara-negara G-20 yang pertama kali diadakan di Ottawa – Kanada pada tahun 2010 dan yang kedua diadakan di Seoul – Republik Korea pada tahun 2011. Untuk pertemuan konsultasi ke-3 Ketua-ketua parlemen negara-negara G20 di Riyadh ini membahas tiga topik yang kemudian dibagi ke dalam 5 sesi pembahasan, yaitu: Global Dialogue of Cultures (Sesi 1 dan 2), Financial Crisis and its Impact on Global Economy (Sesi 3), dan Energy for Sustainable Development (Sesi 4 dan 5).
Hari Pertama tanggal 25 Februari 2012 Sidang G-20 Speakers’ Consultation di Riyadh - Arab Saudi dibuka secara resmi oleh tuan rumah yaitu Ketua Parlemen Arab Saudi (Shura Council), H.E. Dr. Abdullah bin Mohammed Ibrahim Al-Sheikh, pada tanggal 25 Februari 2012 pukul 08.15 waktu setempat. H.E. Dr. Abdullah Alsheikh dalam pidato pembukaannya menyatakan hal-hal sebagai berikut : a. Terkait dengan krisis ekonomi dan finansial yang melanda dunia saat ini, perlu adanya upaya-upaya bersama untuk mencari solusi demi meminimalisir dampak negatifnya. b. Terdapat kaitan erat antara lingkungan dan pembangunan untuk menciptakan pembangunan yang berkesinambungan dimana energi merupakan bahan dasar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkesinambungan tersebut.
2
c. Arab Saudi saat ini merupakan salah satu negara yang telah berhasil mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam Millennium Development Goals (MDGs). d. Arab Saudi juga merupakan negara utama yang mendukung dialog antar agama dan kebudayaan. e. Melalui dialog antar agama dan kebudayaan yang intensif akan dapat tercapai keharmonisan dan kerukunan antar peradaban yang dapat menurunkan ketegangan serta konflik dalam masyarakat internasional.
Gambar 1 : Ketua Parlemen Arab Saudi (Shura Council), H.E. Dr. Abdullah bin Mohammed Ibrahim Al-Sheikh, sedang memimpin sidang.
Selanjutnya, Sesi 1 yang diketuai oleh Ketua Shura Council Arab Saudi, H.E. Dr. Abdullah bin Mohammed Ibrahim Al-Sheikh, menghadirkan 2 pembicara yakni dari Turki dan Italia. Dalam komentar/intervensi di sesi ini, Delegasi Indonesia, yang diwakili oleh Dr. M. Hidayat Nur Wahid, MA, menyampaikan hal-hal sebagai berikut : o Indonesia telah sejak lama aktif dan berpartisipasi dalam upaya dialog antarkebudayaan. Bahkan, Indonesia menjadi sebuah bukti nyata bagaimana 3
dialog antarkebudayaan dilakukan. Indonesia yang menjadi tempat dari berbagai agama, hidup harmonis meskipun jumlah penduduk Indonesia 90% beragama Islam. Lebih dari 300 etnis yang hidup dengan beragam bahasa dan tradisi masing-masing hidup dalam iklim demokratis dimana masing-masing bisa menyampaikan pandangan mereka dan berpartisipasi dalam tata kelola. o Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa Islam dan demokrasi adalah sejalan dan tidak bertentangan. Sehingga, Islamphobia tidak semestinya terjadi, dan oleh karenanya dialog untuk menangkal Islamphobia harus terus dilakukan. Pernyataan
Parlemen
Italia
yang
mengungkapkan
bahwa
Islam
telah
berkembang cepat di Eropa, sehingga dialog antarkebudayaan maupun antaragama menjadi sebuah hal yang dibutuhkan perlu direspon sebagai hal yang positif. Namun, sebenarnya Islam dan demokrasi sendiri telah berkembang sejak lama dengan keberadaan sejumlah negara di Eropa yang mayoritas penduduknya beragama Islam tetapi tetap mampu melaksanakan praktik demokrasi yang baik seperti di Albania, maupun Bosnia Herzegovina.
Gambar 2 : Ketua BKSAP, Dr. Hidayat Nur Wahid, MA sedang menyampaikan intervensi di sesi 1.
Memasuki Sesi 2 yang diketuai oleh Ketua Senat Kanada, Hon. Noel A. Kinsella, menghadirkan 3 pembicara yaitu dari Saudi Arabia, Presiden IPU dan Argentina.
4
Dalam sesi ini, Delegasi Parlemen Hongaria, Yordania dan Hongaria menyampaikan komentar/intervensinya.
Untuk Sesi 3 yang membahas tentang Krisis finansial dan dampaknya terhadap perekonomian dunia, diketuai oleh Wakil Ketua Parlemen Uni Eropa, Hon. Mep Mag Othmar Karas, dengan menghadirkan pembicara yaitu dari Parlemen Brasil, India, China dan Meksiko. Dalam komentar/intervensi di sesi ini, Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Ir. H. Azam Azman Natawijana menyampaikan hal-hal sebagai berikut : o Terkait krisis Eropa, solusi untuk mempersiapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung rencana fiskal yang kredibel menjadi sebuah kebutuhan yang harus dilakukan oleh negara maju yang berutang. Langkah-langkah kebijakan untuk menangani krisis juga pernah dilakukan oleh Indonesia pada saat krisis 1997. Namun, langkah-langkah yang dilakukan sebenarnya tidak muncul dari level domestik. Dana talangan yang dikucurkan organisasi finansial internasional seperti IMF saat itu menerapkan solusi yang serupa terhadap kondisi moneter Indonesia. Intervensi-intervensi tersebut justru tidak sesuai dengan kondisi domestik Indonesia. Oleh karenanya, Indonesia menekankan pentingnya merestrukturisasi tata kelola organisasi finansial internasional seperti IMF agar lebih memenuhi aspirasi keseimbangan antara negara berkembang dan negara maju sebagai suatu keharusan. o Indonesia yakin bahwa krisis akan berakhir melalui penerapan kebijakankebijakan yang tepat, cepat, kolektif, terkoordinasi dan konkret. Untuk melakukannya, parlemen memiliki peran dan tanggung jawab terkait. Di Indonesia, DPR-RI menetapkan pembahasan RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) sebagai bagian dari Prolegnas 2012. DPR RI juga telah memberlakukan UU Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membentuk otoritas monitoring dalam kegiatan keuangan bank dan non-bank. Dalam konteks ini, Parlemen harus dapat menjadi jawaban dari apakah demokrasi itu menimbulkan kesejahteraan atau tidak.
5
Gambar 3 : Anggota Delri, Ir. H. Azam Azman Natawijana sedang menyampaikan intervensi di Sesi 3.
Hari Kedua tanggal 26 Februari 2012
Diawali dengan Sesi 4 yang diketuai oleh Wakil Ketua Federation Council Rusia, H.E. Ilyas Umakhanov, telah menghadirkan 2 pembicara yaitu dari Jepang dan Indonesia. Dalam statement-nya, Ketua DPR-RI/Ketua Delri, Dr. H. Marzuki Alie, menyampaikan hal-hal sebagai berikut : o
Bahwa kebutuhan energi saat ini semakin tak terhindarkan di saat industri membutuhkannya, dan manusia, terkait dengan pertambahan jumlah penduduk juga menuntut kebutuhan energi yang semakin tinggi. Situasi saat ini hampir tidak berubah dari tahun 1990 di mana konsumsi energi primer global mencapai lebih dari 80%. Sementara di Indonesia, konsumsi energi meningkat 7% per tahunnya, dengan dominasi energi fosil mencapai 95%. Sementara penggunaan energi baru dan terbarukan baru mencapai 4%.
o
Oleh karenanya, upaya untuk mencari dan mengembangkan penggunaan energi baru dan terbarukan serta efisiensinya sangat diperlukan. Indonesia
6
sendiri memiliki sekitar 40% sumber daya panas bumi dunia, lebih dari 75.000 MegaWatt sumber daya tenaga air, 50.000 MW sumber daya biomass, 334,5 TSCF sumber daya gas, 104.8 miliar ton sumber daya batu bara serta potensi besar lainnya dari angin dan matahari. Namun, pemanfaatan energi baru dan terbarukan ini masih sangat minim. Untuk mendukungnya, dukungan teknis maupun finansial diperlukan. Indonesia mengundang kontribusi langsung maupun investasi dari para anggota G-20 untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan ini, khususnya di Indonesia. o
Indonesia juga menyiapkan sejumlah langkah untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan ini. Indonesia telah mendirikan Dirjen Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi di Kementerian ESDM pada 2010, Pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan peraturan terkait insentif dan kewajiban untuk pengembangan bisnis energi baru dan terbarukan tersebut.Ke depan, Indonesia percaya bahwa tantangan global hanya dapat dijawab dengan aksi bersama yang dalam konteks ini dilakukan melalui memanusiakan
bisnis
energi
dan
membuka
kesempatan
untuk
pengembangan energi baru dan terbarukan serta penggunaan teknologi yang bersih dan terjangkau untuk maju.
7
Gambar 4. Ketua DPR-RI/Ketua Delri saat menyampaikan statement di Sesi 4.
Di sesi terakhir yaitu di Sesi 5, Ketua DPR-RI, Dr. H. Marzuki Alie, didaulat memimpin sesi ini dengan menghadirkan 2 pembicara yaitu Rusia dan Saudi Arabia.
8
Gambar 5 : Ketua DPR-RI/Ketua Delri sedang memimpin Sesi 5 The Third G-20 Speakers’ Consultation.
Dalam bagian penyampaian intervensi di sesi ini, Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Nazarudin Kiemas menyampaikan hal-hal sebagai berikut : o Energi fosil mendikte pertumbuhan ekonomi karena mekanisme harganya. Oleh karenanya, stabilitas pasar energi fosil sangat diperlukan terutama di kawasan strategis energi. Oleh karenanya, konflik, unjuk kekuatan atau penggunaan kekerasan dalam sengketa di kawasan strategis sumber daya energi dapat mengganggu
stabilitas harga
energi yang pada
ujungnya
mengancam
pertumbuhan ekonomi global. Untuk itu, Indonesia menyerukan penggunaan cara-cara yang demokratis seperti dialog dalam menangani dan menjembatani berbagai perbedaan yang ada di kawasan tersebut.
Sehingga, energi dapat
menjadi faktor pendukung rezim sustainable development. o Untuk membangun pasar energi, transparansi menjadi salah satu kuncinya. Untuk itu, pasar yang terbuka menjadi sebuah kebutuhan. Namun demikian,
9
negara masih perlu melakukan intervensinya untuk menstabilisasi pasar energi, mengingat pasar tersebut tidak bersifat pasar bebas.
Gambar 6 : Anggota Delri, Nazarudin Kiemas sedang menyampaikan intervensi di sesi 5.
PERTEMUAN-PERTEMUAN BILATERAL
Di sela-sela sidang, Delegasi DPR-RI dan Ketua DPR-RI dalam kapasitasnya sebagai Presiden PUIC serta dalam rangka menindaklanjuti keputusan-keputusan PUIC ke-7 di Palembang, telah mengadakan beberapa pertemuan dengan Delegasi Parlemen negara anggota G-20 lain dan juga beberapa pihak observers yaitu dengan :
1.
Ketua Parlemen Turki, H.E. Cemil Cicek, tanggal 25 Februari 2012 pukul 13.00.
Hasil pertemuan pada intinya Indonesia dan Turki sepakat bekerjasama untuk merealisasikan hasil-hasil resolusi dari Konferensi ke-7 PUIC di Palembang yang baru lalu, diantaranya Kunjungan Ketua-ketua Parlemen PUIC ke Gaza dan 10
menjajagi
kunjungan
Parlemen
PUIC
ke
Parlemen
Uni
Eropa,
juga
merealisasikan MoU yang pernah ditandatangani antara Ketua DPR, Dr. Marzuki Alie dan Ketua Parlemen Turki sebelumnya, H.E. Mehmet Ali Sahin.
Gambar 7 : Pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Turki, H.E. Cemil Cicek
2.
Presiden IPU, H.E. Abdelwahad Radi, tanggal 25 Februari 2012 pukul 13.45. Hasil pertemuan ini antara lain mengenai dukungan IPU untuk memperoleh status PUIC di PBB, dan kesediaan IPU untuk kerjasama dengan PUIC. Presiden IPU juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas dukungan DPR RI sehingga beliau dapat terpilih sebagai Presiden IPU.
11
Gambar 8 : Pertemuan bilateral dengan Presiden IPU, H.E. Abdelwahad Radi
3.
Wakil Ketua Parlemen Uni Eropa, Hon. Mep Mag Othmar Karas, tanggal 25 Februari 2012 pukul 14.15. Hasil pertemuan antara lain perlunya penguatan dimensi Parlemen dalam setiap pengambilan
kebijakan/keputusan
oleh
Pemerintah.
Indonesia
berharap
Delegasi parlemen Uni Eropa yang hadir di forum G-20 ini dapat menjembatani pertemuan antara parlemen PUIC dan Parlemen Uni Eropa di masa datang, dan kerjasama
antara Sekjen
Parlemen
Uni Eropa dengan
Sekjen
PUIC.
Gambar 9 : Pertemuan bilateral dengan Wakil Ketua Parlemen Uni Eropa
12
4.
Ketua Majelis Shura, H.E. Dr. Abdullah bin Mohammed Ibrahim Al-Sheikh, tanggal 26 Februari 2012 pukul 09.30.
Hasil pertemuan pada intinya membahas realisasi beberapa hasil resolusi Konferensi
ke-7
PUIC
di
Palembang
seperti
pembicaraan
mengenai
penambahan kuota haji bagi jamaah haji Indonesia, masalah Tenaga Kerja Indonesia serta pengiriman delegasi ke Gaza dimana pihak Parlemen Arab Saudi menyampaikan dukungan penuh. Selain itu, anggota Delri, Dr. Hidayat Nur Wahid, MA juga telah melakukan informal meeting dengan Ketua Parlemen UEA dan Malaysia terkait follow-up hasil Konperensi Parlemen OKI terutama mengenai pengiriman delegasi para Ketua Parlemen OKI ke Gaza, dan mereka mendukung realisasi program tersebut.
Gambar 10 : Pertemuan Bilateral antara Delegasi Ketua DPR-RI dengan Ketua Parlemen Arab Saudi
13
III.
JOINT COMMUNIQUE SEBAGAI HASIL AKHIR SIDANG
Sidang G-20 di Riyadh ini akhirnya menghasilkan sebuah Joint Communique (terlampir). Pembahasan oleh Drafting Committee Joint Communique dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Februari 2012. Delegasi Indonesia diwakili oleh Ketua Badan Kerja-Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Dr Hidayat Nur Wahid, MA. Dalam pembahasan Drafting Committee tersebut, Delegasi Indonesia secara aktif mengusulkan berbagai masukan yang kemudian 90 % dari usulan Indonesia tersebut dapat diterima peserta sidang, sebagai berikut : o
Pada poin 1: Menekankan esensi development sebagai bagian dari tujuan dialog antarkebudayaan,
sekaligus mempertegas peran
kerja
sama
antarparlemen (...and to focus on the area of cooperation among peoples, parliaments and states...) sebagai bagian dari upaya kerja sama untuk menjalankan nilai-nilai kemanusiaan bersama dan universal. Delegasi juga menekankan bahwa upaya tersebut dapat mewujudkan kesepahaman dalam makna yang positif (positive understanding); o
Pada poin 3: Delegasi Indonesia memperluas pelaku-pelaku yang bisa memberikan kontribusi untuk mendukung dialog antarmasyarakat dan kebudayaan yakni dari Pemerintah dan institusi internasional, menjadi parlemen, media dan masyarakat sipil (parliaments, media and civil society);
o
Pada poin 6: Delegasi Indonesia menekankan bahwa upaya untuk menciptakan perdamaian yang adil dan komprehensif di Timur Tengah sekaligus wilayah yang bebas senjata nuklir adalah penting tidak hanya untuk
perdamaian
dan
stabilitas
global
tetapi
juga
kesejahteraan
(prosperity); o
Pada poin 10: Delegasi Indonesia menegaskan bahwa parlemen memiliki peran dalam menangani krisis, melalui penambahan kalimat terakhir yakni: ‘In this context, parliaments have an important role to play’;
o
Pada poin 13: Delegasi menambahkan usulan kalimat “...Custodian of the Two Holy Mosques King Abdullah bin AbdulAziz and the people of the 14
Kingdom of Saudi Arabia...” sebagai pihak yang perlu mendapat ucapan terima kasih dari peserta sidang. o
Joint Communique tersebut kemudian diadopsi oleh seluruh peserta sidang the 3rd G-20 Speaker’s Consultation Meeting sebagai hasil akhir pertemuan tersebut.
IV.
LAIN-LAIN
Kegiatan-kegiatan lain yang diikuti oleh Delegasi DPR-RI adalah mengunjugi Gedung Parlemen Arab Saudi; melakukan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Riyadh dan sekitarnya; serta melakukan pertemuan dengan Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami (World Muslim League), DR. Abdullah bin Abdul Mohsin Al Turki, dalam rangka menindaklanjuti keputusan Konferensi ke-7 PUIC di Palembang. Dalam pertemuan antara delegasi DPR-RI dengan masyarakat Indonesia di Riyadh dan sekitarnya pada tanggal 26 Februari 2012 malam, telah dibahas berbagai isu aktual yang menarik serta perkembangan politik di Tanah Air.
15
Gambar 11 : Pertemuan Delegasi DPR-RI dengan Masyarakat Indonesia di Riyadh - Saudi Arabia
Sedangkan pada saat pertemuan dengan Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami (World Muslim League),
tanggal 27 Februari 2012 siang, Ketua Delri sekaligus
sebagai Presiden PUIC menyampaikan agar ditingkatkannya kerjasama dalam mempromosikan Islam dan untuk melaksanakan resolusi sidang Parlemen negaranegara OKI di Palembang bulan Januari 2012 lalu. Ketua DPR-RI juga mengusulkan agar diselenggarakan konferensi internasional mengenai dialog antar agama dan budaya di Bali - Indonesia. Sekjen Rabithah menyambut baik usulan-usulan Ketua Delri tersebut dan akan berkoordinasi dengan pihak RI untuk menindaklanjuti usulan tersebut.
16
Gambar 12 : Pertemuan Bilateral dengan Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami (World Muslim League)
Pada hari terakhir di Riyadh, Delri sempat berkunjung ke Sekolah Indonesia Riyadh (SIR). Dalam kesempatan tersebut pihak penanggung jawab SIR melakukan audiensi dengan Delegasi DPR-RI tentang kendala-kendala yang dihadapi SIR saat ini yaitu tentang status izin sekolah, biaya sekolah, kondisi siswa yang kebanyakan anak-naka TKW, kondisi gedung sekolah yang kurang memadai, dan sebagainya. Di akhir pertemuan, Ketua Delri menyatakan akan menindaklanjuti masukan-masukan yang disampaikan oleh pihak SIR.
17
Gambar 7 : Delegasi DPR-RI ketika meninjau Sekolah Indonesia Riyadh (SIR)
V.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Diantara anggota G-20, Indonesia mempunyai kedudukan sangat strategis. Pada saat krisis yang melanda benua Eropa saat ini dan sebagian dunia lainnya, Indonesia tetap memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun demikian dalam forum ini Delegasi Indonesia menyerukan Eropa, terutama Yunani, untuk segera menyelesaikan masalah krisis ekonominya, karena kalau tidak ditangani, dampaknya akan menyebar kemana-mana. 2. Dalam konteks salah satu tema sidang di Riyadh kali ini (Global Dialogue of Cultures), Indonesia juga telah menjadi panutan (role model) bagi negaranegara di dunia umumnya dan negara G-20 khususnya dimana di Indonesia terdapat keharmonisan serta kerukunan serta budaya toleransi yang tinggi antar umat agama dan antar budaya. Selain itu Indonesia juga telah menjadi
18
bukti nyata bahwa praktek demokrasi dan nilai-nilai Islam dapat berjalan berdampingan. 3. Di sesi 2, Ketua DPR-RI menjelaskan bahwa Indonesia memiliki berbagai potensi energi dimana Indonesia memiliki sekitar 40% sumber daya panas bumi dunia, lebih dari 75.000 MegaWatt potensi sumber daya tenaga air, 50.000 MW potensi sumber daya biomass, serta potensi-potensi energi lainnya seperti dari angin dan matahari. Oleh karena itu, Indonesia mengundang kontribusi langsung maupun investasi dari para anggota G-20 untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan ini, khususnya di Indonesia. 4. Delegasi DPR-RI sangat aktif berperan dalam mengikuti Sidang The Third
G-20 Speakers’ Consultation 2012 ini, baik dalam sebagai Pembicara pada Sesi 4, penyampaian intervensi/komentar dalam sesi 1, 3 dan 5 maupun di dalam pembahasan Joint Communique sebagai hasil utama dari sidang ini. Delegasi Indonesia telah menyampaikan beberapa masukan yang signifikan dimana pokok-pokok usulan Delri hampir 90 % dapat diterima floor dan dimasukkan Komunike Bersama tersebut. 5. Sebagai Presiden Parlemen negara-negara OKI (PUIC) yang sekarang, di sela-sela sidang Ketua DPR-RI juga telah melakukan berbagai pertemuan bilateral guna mensosialisasikan dan menindaklanjuti hasil-hasil resolusi dari Konferensi ke-7 PUIC di Palembang terutama program-program PUIC seperti rencana Kunjungan Ketua-ketua Parlemen PUIC ke Jalur Gaza – Palestina, menjalin hubungan dan kerjasama dengan Parlemen negara-negara Barat dalam hal ini dengan Parlemen Uni Eropa, serta penggalangan dukungan untuk status PUIC sebagai observer di Perserikatan Bangsa Bangsa. 6. Sidang G-20 Speakers’ Consultation berikutnya (yang keempat) akan diadakan di Mexico.
19
VI.
PENUTUP Demikian Laporan Delegasi DPR-RI ke pertemuan The Third G-20 Speakers’
Consultation yang telah berlangsung dengan baik dan lancar. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Anggota Parlemen Arab Saudi yaitu Hon. Prof. Abdullah M. Aldhafiri yang selalu mendampingi Delegasi DPR-RI selama berada di Riyadh dan Jeddah. Sebagai penutup dari laporan ini, Delegasi Ketua DPR-RI juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kesuksesan dalam menghadiri sidang ini terutama kepada Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dubes RI dan KUAI di Riyadh, Konsul Jenderal RI di Jeddah dan Konsul Jenderal RI di Dubai (selama transit) beserta para Staf atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan kepada Delegasi. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua dalam mengemban tugas pengabdian kepada bangsa dan negara.
Jakarta, 12 Maret 2012 KETUA DELEGASI / KETUA DPR-RI, TTD DR. H. MARZUKI ALIE
20