Kode 351 / Kesehatan Masyarakat LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) BERBASIS MEDIA SOSIAL ONLINE UNTUK MUNURUNKAN ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE
Tahun ke-2 dari rencana 2 tahun
TIM PENGUSUL dr. Zaenal Sugiyanto,M.Kes (NIDN.0610076501) Tiara Fani,SKM (NIDN.063018901)
Dibiayai oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI , (BATCH I) melalui DIPA DIKTI No. 029/K6/KM/SP2H/PENELITIAN_BATCH-I/2015
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG NOVEMBER, 2015
i
ii
Ringkasan Pencegahan Demam Berdarah belum bisa dilakukan dengan vaksin karena belum tersedia. Satu-satunya cara mencegah penularan penyakit ini adalah memutus rantai penularan dengan memberantas vektor atau nyamuk penularnya (Aedes Aegypti).Di Indonesia, kendala utama program adalah partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih rendah. Keberhasilan kegiatan PSN dapat diukur dengan meningkatnya angka bebas jentik (ABJ) yang diperoleh dari pemeriksaan jentik secara berkala (PJB). Untuk menjaga suatu daerah pemukiman aman dari ancaman penyakit DBD maka ABJ harus dipertahankan≥95 sampai waktu tak tertentu..Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pencegahan demam berdarah dengue untuk menurunkan angka kejadian penyakit demam berdarah dengue, khususnya di Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang. Keluaran kegiatan penelitian ini yaitu
sebuah model upayapenurunan angka kejadian penyakit demam berdarah dengue melalui pengembangan teknologi yang sering mereka gunakan seperti: SMS, Blackberry Messenger dan
Twitter
yang
dapat dimanfaatkan untuk upaya
pemberdayaan masyarakat berupa reminder, mengirim pesan kesehatan, bahkan bias dikembangkan untuk system kewaspadaan dini terhadap kasus DBD. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Sasaran penelitian ini masyarakat wilayah
dan kader kesehatan
di
Kecamatan Ngaliyan. Penelitian tahap 2 (tahun ke-2) menggunakan
metode kuantitatif
untuk menggambarkan pengetahuan , perilaku kader dan
praktek pencegahan DBD oleh kader dan kualitatif untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara sebelum dan setelah adanya penerapan model dengan kegiatan meliputi : membuat software media sosial berbasis online, uji coba model tahap 1, mengidentifikasi kekurangan model, memperbaiki kekurangan model, memeriksa jentik nyamuk (ABJ) sebagai data awal, penerapan model baru yang telah diperbaiki, pemeriksaan jentik nyamuk (ABJ) setelah penerapan model baru, diuji efektifitas program dengan membandingkan angka bebas jentik sebelum dan sesudah penerapan model. Hasil penelitian tahun kedua sudah dibuat model pemberdayaan berbasis media sosial online, dilakukan uji coba masih didapatkan kekurangan belum ada laporan iii
survei jentik nyamuk dari kader dan web informasi tentang demam berdarah dengue, sudah dilakukan upaya perbaikan model dan pembuatan web untuk informasi tentang penyakit demam berdarah , dilakukan penyebaran kuesener terhadap kader kesehatan Sebagian besar kader melakukan PSN atau memberi penyuluhan tentang DBD 58(85,3%), responden melakukan pencegahan DBD dengan cara pemantauan jentik berkala 50(73,5%), penyuluhan tentang DBD dan PSN 36 (52,9%) dan pelaporan kasus DBD 24 (35,3%. Setelah dibuatkan web informasi tentang penyakit DBD sebagian besar kader bisa menjawab dengan benar pengertian, penyebab, gejala, penularan , tempat berkembangnya penyakit DBD. Setelah penerapan model pemberdayaan masyarakat berbasis media sosial online terjadi peningkatan angka bebas jentik (ABJ) dari 86 menjadi 92. Saran model
pemberdayaan masyarakat untuk pemberantasan sarang
nyamuk berbasis media sosial online dapat diterapkan di Puskesmas atau Dinas Kesehatan . Web tentang
informasi penyakit DBD bisa meningkatkan
pengetahuan kader dan masyarakat.
iv
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga Laporan Akhir
Penelitian Hibah Bersaing Model
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Berbasis Media Sosial Online Untuk Menurunkan Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Direktorat Jendral Perguruan Tinggi yang telah memberikan anggaran untuk penelitian ini. 2. KOPERTIS WILAYAH VI 3. Rektor Universitas Dian Nuswantoro, Dr.Ir Edi Noersasongko, M.Kom, yang telah memberikan dukungan dan ijin dalam penelitian ini. 4. Dekan
Fakultas
Kesehatan
UDINUS,
Dr.dr.
Sri
Andarini
Indreswari,M.Kes yang telah memberikan dukungan dan ijin dalam penelitian. 5. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kota Semarang yang telah memberikan ijin dalam penelitian. 6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang yang telah memberikan ijin dalam penelitian. 7. Kepala UPDC Pendidikan Kecamatan Ngaliyan yang telah memberikan ijin penelitian. Semoga laporan kemajuan penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam menurunkan angka kesakitan demam berdarah dengue.
v
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...i RINGKASAN…………………………………………………………………….ii PRAKATA.............................................................................................................. v DAFTAR ISI........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL..................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ ix BAB 1. PENDAHULUAN ...................................Error! Bookmark not defined. A.
LATAR BELAKANG.............................Error! Bookmark not defined.
B.
Urgensi/Keutamaan penelitian ................Error! Bookmark not defined.
C.
Temuan atau Inovasi ..............................Error! Bookmark not defined.
D.
Penerapannya...........................................Error! Bookmark not defined.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..........................Error! Bookmark not defined. A.
Definisi Demam berdarah Dengue. ........Error! Bookmark not defined.
B.
Diagnosis DBD........................................Error! Bookmark not defined.
D.
Epidemiologi DBD..................................Error! Bookmark not defined.
E.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ..Error! Bookmark not defined.
F.
MEDIA SOSIAL......................................Error! Bookmark not defined.
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIANError! Bookmark not defined. BAB 4. METODE PENELITIAN.......................Error! Bookmark not defined.5 B.AB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN............Error! Bookmark not defined.1 BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.......................................... .43 Bab 7. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................44 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................47
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Pengertian Penyakit DBD Tabel 2. Gejala Penyakit DBD Tabel 3. Penyebab Penyakit DBD Tabel 4. Cara Penularan Penyakit DBD Tabel 5. Tempat berkembangnya nyamuk Tabel 6. Yang bukan pencegahan DBD Tabel 7. Tidak termasuk 3 M Tabel 8. Kebiasaan tidur siang Tabel 9. Kebiasaan menggantung pakaian Tabel 10. Kebiasaan menggunakan pakaian panjang Tabel 11. Kebiasaan menggunakan obat nyamuk Tabel 12. Kebiasaan menggunakan abate Tabel 13. Rumah difoging Tabel 14. Tanaman pengusir nyamuk Tabel 15, Ikan pemakan jentik Tabel 16. Pemantauan jentik Tabel 17. Kegiatan yang dilakukan dalam pencegahan DBD Tabel 18. Kendala pelaksaan pemantauan jentik Tabel 19. Kendala penyuluhan DBD Tabel 20. Pemakain HP Tabel 21. Media sosial yang dapat merubah perilaku Tabel 22. Frekuensi kontainer positif jentik sebelum penerapan mode Tabel 23. Frekuensi kontainer positif jentik setelah penerapan mode
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Spesifikasi SMS Gateway
Gambar 2.
Keterkaitan data base
Gambar 3.
Menu tampilan Vidio
Gambar 4. Gambar Informasi DBD Gambar 5. Broadcast SMS Gambar 6. SMS Masuk Gambar 7. SMS Keluar Gambar 8. Menu Kontak
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Lampiran 2. Penggunaan Anggaran Lampiran 3. Foto Kegiatan Lampiran 4. Out put Kegiatan
ix
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengue dianggap penyakit yang ditularkan nyamuk yang paling umum dan paling penting virus di dunia saat ini. Ada sekitar 2,5 miliar orang berisiko untuk tertular virus dengue, dan sampai 50 juta – 100 juta terinfeksi dan 22.000 atau 2,5% kematian setiap tahunnya, yang sebagian besar adalah anak-anak. (WHO, 2004) Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah mengalami letusan demam berdarah dengue. Sementara itu lebih kurang 500.000 kasus tiap tahun dirawat di rumah sakit karena sindrom demam berdarah dengue/dengue syok dengan sekitar 10% diantaranya meninggal dunia. (Guzman MG and Gustavo K,2001)
Tahun 2007 CFR DBD di Indonesia sebesar 1% dengan IR
71,78/100.000 penduduk dan pada tahun 2008 CFR DBD sebesar 0,86% dengan IR 60,02/100.000 penduduk. (WHO, 2004) Sebenarnya vaksin untuk mencegah DBD maupun obat terhadap virus penyebabnya belum tersedia. Satu-satunya cara mencegah penularan penyakit ini adalah memutus rantai penularan dengan memberantas vektor atau nyamuk penularnya (Aedes Aegypti). Nyamuk ini tersebar di rumah , sekolah, maupun tempat-tempat umum lainnya. Di Indonesia pada umumnya pengendalian nyamuk penular (vektor) DBD masih mengalami kendala. Kendala utama adalah partisipasi masyarakat dalam pembrantasan sarang nyamuk (PSN) masih rendah. Keberhasilan kegiatan PSN dapat diukur dengan meningkatnya angka bebas jentik (ABJ) yang diperoleh dari pemeriksaan jentik secara berkala (PJB). Untuk menjaga suatu daerah pemukiman aman dari ancaman penyakit DBD maka ABJ harus dipertahankan sampai waktu tak tertentu. Untuk itu diperlukan kegiatan PSN yang berkesinambungan, dan PSN ini merupakan program pemerintah yang paling diandalkan daripada insektisida yang berupa pangasapan (fogging) dengan Malathion dan penaburan Abate Temephos. Sebab kedua cara penanggulangan dengan menggunakan zat kimia ini belum memberikan hasil yang optimal, dalam arti tidak dapat menaikkan ABJ riil sama atau lebih besar dari 95. Padahal nilai ABJ yang kurang dari 95 berarti virus dengue masih mempunyai peluang menular (Depkes RI, 1995). (Sitorus dan Ambarita, 2004).) TPA rumah tangga yang paling banyak ditemukan jentik atau pupa Aedes aegypti adalah TPA rumah tangga yang berasal dari bahan dasar logam. Jenis TPA rumah tangga yang paling banyak ditemukan jentik atau 1
pupa Aedes aegypti adalah TPA jenis tempayan. Jenis TPA yang ditemukan positif jentik Aedes aegypti yang berada di dalam atau di luar rumah ada 3 yaitu drum, bak mandi, dan ember plastik (Sitorus dan Ambarita, 2004. Pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M secara berkesinambungan belum bisa dilaksanakan karena partisipasi masyarakat yang masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya pencarian model pembrantasan yang efektif yang bisa diterapkan khususnya di Semarang dan umumnya di Indonesia. Handphone sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Sampai awal tahun 2013, jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia diperkirakan mencapai 100 juta, sementara jumlah kartu SIM telepon seluler yang beredar di negara ini ditaksir sekitar 250 juta unit (Kompas, 28/3/2013). Sedangkan pengguna telepon seluler di Indonesia yang memakai layanan teknologi 3G mencapai sekitar 20 persen dari total pemilik ponsel di Indonesia. Sedangkan berdasarkan data yang dihimpun oleh Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), hingga akhir 2011 lalu jumlah pelanggan selular Indonesia jauh lebih besar ketimbang jumlah penduduk Indonesia. Jika dibandingkan antara jumlah pengguna ponsel di Indonesia yang mencapai 250 juta, dengan jumlah penduduk yang hanya 240 juta, Indonesia memiliki penetrasi seluler sebesar 110 persen. Angka tersebut disebabkan karena tidak sedikit penduduk Indonesia yang memiliki dua jenis telepon genggam untuk berkomunikasi, GSM dan CDMA. Tren ini tentu saja sangat mungkin untuk dimanfaatkan sebagai media penyebarluasan informasi, reminder, bahkan untuk mendapatkan report kasus di Masyarakat. Di Philipina sudah diaplikasikan pelaporan kasus ibu hamil dari petugas kesehatan di desa ke pelayanan kesehatan terdekat dengan menggunakan SMS, serta reminder untuk pemeriksaan ibu hamil. Hal ini ditempuh karena sekarang hampir semua masyarakat menggunakan handphone dan selalu di tangan (on hand). Hal serupa dilakukan oleh Program EMAS USAID untuk maternal health di beberapa proyek percontohan di Jawa Tengah. Seiring dengan penggunaan teknologi komunikasi berupa smartphone dan tablet, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penggunaan social media. Media sosial adalah media yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, membuat jaringan personal online, membuat nyata jaringan online mereka diketahui oleh orang lain, masyarakat umum, maupun organisasi, dalam suatu dialog, berbagi pesan, mencampur berbagai hal, dan 2
membuat media. Sosial media dapat berupa pesan di message board dan forum, weblogs, wikis (tipe dari website yang memungkinkan pengguna untuk mengedit dan membuat halaman), situs video dan foto, musik, situs campuran, situs berita social dimana pengguna dapat melakukan penilaian terhadap artikel, meninggalkan komentar dan debat, social bookmarking dan tagging, microblogs, atau kombinasi dari banyak hal. (Collin et al., 2010; Lenhart & Madden, 2007; Lefebvre, 2009). Media social yang paling popular di Indonesia adalah Facebook, Youtube, Twitter, Google+ dan Whatsapps. Pada bulan Januari 2012, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 51.515.480 orang. Indonesia menjadi negara dengan pengguna Facebook terbanyak keempat di bawah Amerika Serikat, Brasil dan India tercatat mulai dari tahun 2012 lalu. Hal ini mendorong peneliti untuk menfaatkan handphone dan social media untuk media pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan DBD. Berdasarkan data yang pernah dirilis oleh APJII atau Jasa Internet Indonesia menyebutkan angka 63 juta untuk pengguna internet di Indonesia. Sementara berdasarkan data yang dilansir oleh www.internetworldstats.com menyebutkan angka 55 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2012. Penggunaan media sosial yang besar ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan upaya sosialisasi program dan pemberdayaan masyarakat secara serempak seperti pemberantasan sarang nyamuk. Peneliti ini akan melakukan kegiatan selama dua tahun. Pada tahun pertama akan dilakukan Pemeriksaan jentik nyamuk (ABJ) di masing-masing rumah sebagai data awal. Kemudian akan dilakukan identifikasi upaya (model) yang telah dilakukan masyarakat, sekolah dan puskesmas dalam memberantas penyakit demam berdarah dengue dengan melihat kelemahan/kekurangan upaya (model) yang telah dilakukan masyarakat, sekolah dan puskesmas dalam memberantas penyakit demam berdarah dengue. Pada akhir penelitian tahap 1 akan dibuat model baru yang cocok untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue dengan memanfaatkan media sosial. Pada tahun kedua, akan dilakukan uji coba model baru untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue dengan mengidentifikasi
kelemahan/kekurangan
model , kemudian memperbaiki
kelemahan/kekurangan model dan pemeriksaan jentik nyamuk (ABJ) di masing-masing rumah sebagai data awal. Eksperimen akan dilakukan dengan menerapan model baru yang 3
telah diperbaiki. Untuk menguji efektifitas model maka akan dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk (ABJ) di masing-masing rumah setelah penerapan model baru dan disimpulkan efektifitas program B. Urgensi/Keutamaan penelitian 1. Kasus Demam berdarah menyerang semua propinsi di Indonesia dan setiap tahun selalu ada terutama musim hujan serta potensial menyebabkan wabah. 2. Penyakit Demam Berdarah sering menimbulkan kematian terutama yang mengalami DSS (Dengue Syok Syndrom). 3. B4elum ada obat atau vaksin untuk mengobati penyakit demam berdarah. 4. Selama ini berbagai upaya pemberdayaan masyarakat banyak menemui kendala terutama terkait dengan peran serta masyarakat yang rendah. Media sosial dinilai mempunyai
kemungkinan
besar
untuk
dimanfaatkan
sebagai
sarana
untuk
meningkatkan peran serta masyarakat tersebut.
C. Temuan atau Inovasi Penemuan model pemberantasan demam berdarah dengue di Kota Semarang dengan memanfaatkan sosial media untuk meningkatkan peran serta masyarakat. D. Penerapannya Model ini akan diterapkan pada masyarakat dengan tingkat penggunaan gadget dan social media yang tinggi. Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang dinilai tepat karena lokasi ini banyak terdapat perumahan yang dihuni oleh golongan menengah. Partisipasi untuk melakukan pemantauan jentik berkala di daerah semacam ini rendah sehingga perlu upaya inovatif dengan memanfaatkan teknologi.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Demam berdarah Dengue. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu dari banyak penyakit yang disebabkan oleh virus
yang ditandai dengan demam dan disertai dengan perdarahan.
Penyabab DBD adalah virus dengue, yang termasuk dalam group B arthopode borne virus (arboviruses). Akibat yang ditimbulkan oleh infeksi virus dapat bervariasi, mulai dari tanpa gejala (silent dengue infection) hingga yang paling berat yaitu Dengue Syock Syndrome (DSS). DBD merupakan salah satu manifestasi berat dari infeksi berat dari infeksi virus dengue. Secara klinis DBD dibedakan atas empat derajat : 1. Derajat 1. : demam disertai gejala tidak khas 2. Derajat 2 : tanda derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan / atau perdarahan ditempat lain. 3. Derajat 3 : ditemukan kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan nadi cepat dan halus, tekanan nadi menurun atau hipotensi disertai kulit yang dingin dan lembab, penderita menjadi gelisah 4. Derajat 4 : renjatan berat dengan nadi yang tak teraba dan tekanan darah tak terukur B. Diagnosis DBD Demam Berdarah Dengue (DBD). Ini termasuk demam akut, manifestasi perdarahan, jumlah platelet rendah (100.000 / mm3 atau kurang), dan bukti obyektif dari kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas vaskuler.(WHO,2007)
DBD perdarahan dapat
berupa petechaie, epistaksis, ecchymosis, perdarahan gingiva atau gastrointestinal dan hypermenorrhea. (Gould EA, Solomon T, 2008), C. Penularan DBD Terdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Yang berada di dalam dan disekitar rumah. Nyamuk aedes tersebut dapat menularkan virus dengue kepada manusia baik secara langsung yaitu setelah menggigit orang yang sedang mengalami viremia, maupun secara tidak langsung setelah melalui masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8 – 10 hari (extrinsic 5
incubation period). Pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari (intrinsic incubation period) sebelum menjadi sakit setelah virus ke dalam tubuh .Pada nyamuk sekali virus masuk ke dalam dan dapat berkembang biak di dalam tubuhnya, maka nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya. Sedangkan pada manusia, penularan hanya dapat terjadi pada saat tubuh dalam keadaan viremia yaitu antara 3-5 hari. 1.
Faktor yang mempengaruhi timbul Faktor-faktor yang mempengaruhi Timbulnya Wabah. (DepKes RI, 1995) a. Herd Immunity yang rendah Yang dimaksud dengan herd immunity atau kekebalan masyarakat di sini adanya daya tahan masyarakat terhadap penyebaran penyakit infeksi. Dengan demikian jika kekebalan masyarakat rendah, maka masyarakat mudah terserang penyakit. Sementara itu apabila jumlah penderita meningkat dengan pesat maka timbullah keadaan wabah. Akan tetapi dapat pula terjadi kasus penurunan kekebalan sebagian besar anggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh : 1) Bila sebagian dari anggota masyarakat tidak kebal lagi 2) Bila anggota masyarakat yang tidak memiliki kekebalan berkelompok pada suatu
daerah tertentu , sehingga kelompok tersebut akan mudah terkena
penyakit. 3) Tingginya kesempatan orang-orang yang tidak kebal untuk nerkontak satu sama lainnya . Timbulnya wabah disini ialah karena orang yan kebal tidak lagi berfungsi sebagai persai (pelindung) bagi yang tidak kebal. b. Patogenisiti Yang dimaksud dengan patogenisiti adalah kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul penyakit. Secara umum disebutkan bahwa semakin besar kemampuan kuman menimbulkan penyakit, maka semakin besar pula kemungkinan penyakit tersebut menjadi wabah. c. Lingkungan yang buruk Yang dimaksud dengan kondisi lingkungan disini adalah seluruh kondisi yang terdapat disekitar organism tetapi mempengaruhi kehidupan dan ataupun perkembangan organisme tersebut. Berubahnya lingkungan menjadi buruk pada dasarnya karena ekosistem yang telah ada tidak mampu lagi menyerap perubahan 6
yang terjadi. Dalam keadaan seperti ini akan timbul banyak masalah, salah satu diantaranya adalah mendorong timbulnya wabah. Secara umum lingkungan dibedakan atas tiga macam, yaitu : lingkungan fisik, biologis dan lingkungan sosial. 2. Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) Dalam makalahnya yang berjudul Epidemiologi dan penangulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia saat ini , Tomas Suroso dan Ali Imran Umar pada dasarnya upaya pengendalian nyamuk tersebut, yaitu dengan pembrantasan sarang nyamuk (PSN), sebab pada dasarnya pembrantasan nyamuk dewasa harus disertai dengan pembasmian jentik (larva) Aedes Aegypti, karena jentik akan menjadi nyamuk dewasa dalam bebapa hari. Selama masih ada nyamuk dewasa dan dan orang yang mengidap virusnya akan terjadi penularan ulang. Jentik ini dapat diberantas dengan meniadakan tempat perindukannya sehingga nyamuk tidak berkesempatan berkembang biak. Karena Aedes Agypti berkembang biak di air bersih tergenang yang tidak langsung berhubungan dengan tanah., maka PSN ini terdiri dari : a. Menguras bak mandi, jamban dan tempat penampungan air lainnya sekurangkurangnya seminggu sekali (karena perkembangan dari telur sampai nyamuk 7-10 hari. b. Menutup rapat tempat penampungan air (misalnya : tempayan,drum) sehingga nyamuk tidak bisa masuk. c. Membersihkan pekarangan atau halaman dari kaleng , botol, ban bekas, tempurung , dan barang lain yang dapat menampung air agar tidak menjadi sarang nyamuk. d. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung misalnya, secara berkala. e. Mencegah atau mengeringkan air yang tergenang di atap atau talang f. Menutup lubang pohon atau bamboo dengan tanah. g. Membubuhi garam dapur pada air perangkap semut. Disamping
cara
diatas,
untuk
mencegah
penyakit
DBD
biasanya
dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa dan memeriksa jentik secara berkala. Cara inilah kemudian 7
dikenal dengan metode “3M Plus”, yaitu menutup , menguras, menimbun, plus beberapa langkah yang telah disebutkan. 22(Van der Schaar HM, 2008) Menurut Thomas Suroso dan I Made Djaja keberhasilan Kegiatan PSN upaya pendukung seperti : a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat luas yang berkesinambungan , dan yang diintensifkan selama satu bulan yaitu pada waktu pelaksanaan kampanye PSN. b. Karena usaha PSN sebenarnya sejalan dengan kampanye ketertiban, kebersihan dan keindahan (K3) yang juga menjadi program pemerintah, maka perlu mengintegrasikan PSN ke dalam kampanye K3. c. Mengadakan program penyediaan air bersih (PAB) disertai usaha pemeliharaan kebersihannya. d. Mengintegrasikan Sekolah(UKS)dan
usaha
PSN
Peningkatan
ke
dalam
Kesehatan
program Lingkungan
Usaha
Kesehatan
(PKL)
dengan
menambahkan kegiatan pemeriksaan jentik saat kunjungan puskesmas ke sekolah, tempat-tempat umum dan rumah-rumah. e. Penanggulangan fokus, yaitu kunjungan ke rumah kasus DBD untuk penyuluhan (disertai pemeriksaan jentik) di rumah kasus dan rumah-rumah sekitarnya. D. Epidemiologi DBD V8ektor penyakit ini adalah virus Aedes aegygti yang banyak terdapat di perkotaan, dan
Aedes albopictus di pedesaan. Penyebaran penyakit DBD pada dasarnya bukan saja
terjadi secara geografis akan tetapi juga secara vertical. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa belakangan banyak dilaporkan kasus pada usia dini( masa bayi) dan usia dewasa yang disertai syok. Sebelumnya DBD belum pernah dilaporkan sebagai penyebab kematian. Akan tetapi setelah ditemukan kasus DBD yang sisertai syok di Filipina pada tahun 1953 maka penyakit ini kemudian merupakan penyakit yang ditakuti karena banyak menimbulkan kematian. Bagi para praktisi yang terlibat langsung dalam penanggulangan penyakit ini,masih sering timbul pertanyaan. Banyak penderita dengan keadaan klinis yang berat dapat
8
disembuhkan dengan cara sederhana,akan tetapi sebaliknya penderita yang dikategorikan ringan dapat berkembang menjadi berat. Teori klasik secondary heterologous dari Helstead yang menjelaskan terjadinya penyakit DBD melalui jalur teori imunologi sampai sekarang masih tetap dianut. Sebagian besar (80%) kasus DBD di Indonesia terjadi pada anak usia di bawah 15 th, namun proporsi kasus yang terjadi pada orang dewasa kemudian cenderung meningkat. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan perubahan beberapa gambaran klinis DBD pada anak selama kurun waktu sepuluh tahun sejak 1975, juga terjadi pergeseran usia penderita kearah yang lebih tua. Sementara itu musim penularan DBD berkaitan dengan musim hujan. Peningkatan insiden wabah DBD nampaknya terjadi setiap lebih kurang 5 tahun. Jumlah penderita DBD meningkat antara bulan September sampai pebruari yang mencapai puncaknya pada pada bulan januari. Di daerah urban penduduk padat puncak penderita ialah bulan juni/juli bertepatan dengan awal musim kemarau . Sedangkan menurut Soroso , kepadatan nyamuk Aedes Aegypti akan meningkat pada waktu musim hujan , dimana terdapat banyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Dengue dianggap penyakit yang ditularkan nyamuk yang paling umum dan paling penting virus di dunia saat ini. Baru-baru ini, penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan utama masyarakat internasional. Ada sekitar 2,5 miliar orang berisiko untuk tertular virus dengue, dan sampai 50 juta infeksi dan 22.000 kematian setiap tahunnya, yang sebagian besar adalah anak-anak.1 Virus dengue (DENV) adalah arbovirus yang menyebabkan demam berdarah (DF), demam berdarah dengue (DBD) dan demam berdarah shock syndrome (DSS) pada manusia.Virus dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes betina, terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Ada banyak karakteristik yang membuat Aedes vektor sangat efisien untuk transmisi virus, termasuk makan dan kebiasaan hidup. Nyamuk Aedes adalah menggigit siang hari dan yang lebih disukai adalah darah manusia dan mampu menggigit beberapa orang selama satu makan darah. Nyamuk Aedes terdapat banyak di perkotaan dan berkembang biak di perairan stagnan ditemukan dalam wadah, seperti ban bekas, kaleng dan sampah lainnya. Distribusi dan kejadian DENV telah meningkat 30 kali lipat dalam 50 tahun terakhir karena distribusi nyamuk meningkat, urbanisasi meningkat, kondisi hidup yang buruk dengan 9
kontrol nyamuk yang tidak memadai dan perjalanan meningkat (WHO 2007 ), Guzman dan Kouri 2001). Virus dengue ditularkan dan lazim di negara-negara tropis dan subtropis di seluruh dunia dan karena karakteristik reproduksi dari vektor nyamuk itu sendiri. E. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pemberdayaan masyarakat adalah upaya memampukan masyarakat Pengembangan masyarakat adalah kegiatan menghidupkan tenaga masyarakat agar mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuannya. Langkah-langkah dari pengembangan masyarakat ini meliputi: 1. pendekatan tingkat desa, 2. survei diri (community self survey, CSS) 3. perencanaan 4. pelaksanaan dan penilaian 5. pemantapan dan pembinaan. Sejalan dengan langkah-langkah strategi pendekatan edukatif, beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah-sebagai berikut. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat Penyuluhan kepada masyarakat dilakukan dengan melibatkan tokoh-tokoh formal maupun informal yang ada, tentang maksud dan tujuan program yang akan dilaksanakan. Menunjukkan manfaat dari program itu bagi kepentingan mereka baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Menunjukkan ke-percayaan dari penyelenggara program terhadap kemampuan masyarakat yang diharapkan mau berperan serta di dalamnya. Sejauh mungkin, memberi kesan bahwa mereka bukan sebagai objek dalam pekerjaan itu, melainkan sebagai subjek. Mengenal dan menentukan masalah melalui survei diri Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengenal dan menentukan masalah yang secara nyata mereka rasakan melalui kegiatan survei diri, untuk kemudiah merencanakan,
melaksanakan,
serta
menilai
kegiatan
dari
upaya
penanggulangan/pemecahannya. Mengupayakan agar masalah pembuangan tinja dan limbah cair muncul sebagai masalah yang perlu segera ditanggulangi, bukan semata-mata dari sisi pan-dang provider, melainkan juga dari sisi pandang atau atas dasar pe-mahaman dan kesadaran dari masyarakat. 10
Membentuk dan memanfaatkan organisasi masyarakat Membentuk dan memanfaatkan organisasi masyarakat yang terdiri dari berbagai unsur yang ada di masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi rekan penyelenggara program sejak dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi atau pemeliharaannya. Mengikut-sertakan mereka dalam setiap langkah kegiatan program sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan. Menjelaskan secara transparan kepada mereka mengenai pengelolaan sumber dana serta sarana yang dilakukan. Mendidik kader kesehatan Program peningkatan sanitasi pembuangan tinja dan limbah cair di suatu daerah dilaksanakan secara terus-menerus, untuk waktu yang tidak terbatas. Oleh karena itu, kader kesehatan sukarela dari daerah setempat yang dididik oleh petugas kesehatan diharapkan dapat berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta pemeliharaan pada penanggulangan masalah-masalah selanjutnya. Membuat studi banding ke daerah percontohan (pilot project) Untuk menanamkan keyakinan pada masyarakat tentang kebenaran pernyataan dari penyelenggaraan program, program itu harus dilaksanakan pada suatu daerah percontohan dalam lingkup daerah yang tidak terlalu luas. Program di daerah percontohan itu dilaksanakan secara intensif, terpantau, dan terkendali sehingga dapat berhasil dengan baik. Pelaksanaan program serta hasilnya di daerah tersebut akan dilihat dan dijadikan acuan atau contoh bagi kelompok masyarakat lain di se-kitarnya. F. MEDIA SOSIAL Media social adalah media yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, membuat jaringan personal online, membuat nyata jaringan online mereka diketahui oleh orang lain, masyarakat umum, maupun organisasi, dalam suatu dialog, berbagi pesan, mencampur berbagai hal, dan membuat media. Sosial media dapat berupa pesan di message board dan forum, weblogs, wikis (tipe dari website yang memungkinkan pengguna untuk mengedit dan membuat halaman), situs video dan foto, musik, situs campuran, situs berita social dimana pengguna dapat melakukan penilaian terhadap artikel, meninggalkan komentar dan debat, social bookmarking dan tagging, microblogs, atau kombinasi dari banyak hal. (Collin et al., 2010; Lenhart & Madden, 2007; Lefebvre, 2009).
11
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Umum Penelitian Membuat Model Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Berbasis Media Sosial Online Untuk Menurunkan Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue.
B. Tujuan Khusus Penelitian 1.
Membuat software media sosial berbasis online
2.
Uji coba model baru untuk menurunkan angka
penyakit demam berdarah
dengue. 3.
Maengidentifikasi kelemahan/kekurangan model yang diterapkan
4.
Memperbaiki kelemahan/kekurangan model.
5.
Pemeriksaan jentik nyamuk (ABJ) di masing-masing rumah sebagai data awal.
6.
Penerapan model baru yang telah diperbaiki .
7.
Pemeriksaan jentik nyamuk (ABJ) di masing-masing rumah setelah
penerapan
model baru. 8.
Dibandingkan hasil ABJ sebelum ada Kader DBD dengan ABJ sesudah ada Kader DBD.
9.
Disimpulkan efektifitas program.
12
C. Manfaat Penelitian 1.
Sebagai salah satu model yang bisa dipakai untuk menurunkan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue.
2. Menggunakan media Sosial Berbasis Online lebih disenangi masyarakat dan lebih cepat dalam menyampaikan pesan, laporan dan reminder kepada masyarakat.
13
BAB 4 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian Quasi Experiment (penelitian eksperimen semu) dengan rancangan Non Randomized One Group Pretest- Posttest Design, untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara sebelum dan setelah adanya penerapan model.
3.2 Langkah Penelitian Kegiatannya meliputi : a. Membuat software media sosial berbasis online b. Uji coba model baru untuk menurunkan angka
penyakit demam berdarah
dengue. c. Maengidentifikasi kelemahan/kekurangan model yang diterapkan d. Memperbaiki kelemahan/kekurangan model e. Pemeriksaan jentik nyamuk (ABJ) di masing-masing rumah sebagai data awal f. 1Penerapan model baru yang telah diperbaiki . g. Pemeriksaan jentik nyamuk (ABJ) di masing-masing rumah setelah penerapan model baru h. Dibandingkan hasil ABJ sebelum ada Kader DBD dengan ABJ sesudah ada Kader DBD i. Disimpulkan efektifitas program
3.3 Metode yang Digunakan
14
KERANGKA KONSEP
Pelayanan Kesehatan : -Pengobatan -Perawatan
Perilaku : -Pengetahuan -Sikap -Praktik PSN
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD), ABJ (Angka Bebas Jentik
Lingkungan : sarang nyamuk -Genangan jernik(container) -Kepadatan nyamuk
-Larvasida -Menggantung pakaian
air jentik
-Mobilitas penduduk -Adanya barangbarang bekas.
-Tidur siang -Obat anti nyamuk Genetik -Daya tahan -Gizi
15
Model Analisis Perilaku Guru dalam pelaksanaan pembrantasan sarang nyamuk Demam berdarah di sekolah tahun 2007 (Studi Kasus di SD Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Aji Kota Semarang) Di danai oleh Departemen Pendidikan Propinsi Jateng
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pemberdayaan
Tingkat
masyarakat untuk
Prevalensi
Demam
Peran Interleukine 12
untuk
Berdarah Dengue (DBD) di Kota
pemberantasan
Semarang , didanai Balitbang Kota
sarang
Semarang tahun 2011
berbasis
media
Hasil penelitian :
sosial
online
Hasil Penelitian :
1. Ada pengaruh adanya barang –
untuk menurunkan
1. (96,0%) guru mempunyai pengetahuan yang baik .
barang
angka
kesakitan
dengan
demam
berdarah
Immunologi (TNF Peran meniran
prevalensi DBD di Kota Semarang
Peran dengue
ekstrak tahun
alpha) tahun 2015 (phyllanthus nirur
dengan p=0,014 dengan Probabilitas
manggis 2014
untuk
linn)
93,4%,
larvasida
jentik
mencegah Dengue
2. Ada pengaruh pemberian anti
nyamuk
Aedes
Syok
larvasida
Aegypti
tahun
pada Tikus Balc
2. (80%) guru mempunyai sikap yang baik 3. (98%) guru mempunyai praktik 3.4. yangProses baik. penelitian 4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan praktik.
bekas
berserakan
Tempat Penampungan air
pada
atau
Tempat
Penampungan Air dengan prevalensi
2014
nyamuk
mencegah Dengue Syok
Syndrom
pada Tikus Balc berdasarkan parameter
untuk
Syndrom
berdasarkan
DBD di Kota Semarang dengan
parameter
Prevalensi
Immunologi (TNF
0,032
probabilitas 68%
dengan
alpha) tahun 2016
16
4. Proses penelitian pada Tiap Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Identifikasi faktorfaktor yang mempengar hi angka kesakitan DBD
Upaya –upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka DBD
Kendala-kendala yang timbul dalam upaya menurunkan angka kesakitan DBD Identifikasi Media sosial online yang sering digunakan masyarakat
Kelebihan Rumusan model pemberdaya an masyarakat untuk pembrantasa n sarang nyamuk berbasis media sosial online untuk menurunkan angka kesakitan DBD (rancangan software)
17
Uji coba Tahap 1 model (Uji coba software)
Kelemahan
Uji coba Tahap II model
3.5. Instrumen Penelitian 1. Wawancara dengan kuesener kepada kader kesehatan tentang Penggunaan Media Komunikasi, Pengetahuan tentang DBD, Perilaku Pencegahan DBD, Pesan Kesehatan Terkait DBD. 2. Uji coba model pemberdayaan masyarakat untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) berbasis media sosial online
18
BAB. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Membuat software media sosial berbasis online 1. Spesifikasi SMS gateway yang dikembangkan Sistem SMS Gateway dan media sosial untuk monitoring dan pendidikan demam berdarah dengue dibuat berbasis web. Tujuan sistem dibuat dengan berbasis web untuk memudahkan user bisa mengirim dan mengakses dimanapun saat membawa handphone. Sistem SMS Gateway memudahkan semua warga dan kader dapat mengirim informasi ( kasus demam berdarah, laporan kegiatan PSN, survei jentik dan menerima pesan secara mudah menggunakan handphone regular. Tujuan Sistem SMS Gateway adalah untuk memudahkan proses transaksi dan informasi menjadi cepat sampai tujuan yang diharapkan. Manfaat dan tujuan sistem ini : a. Sebagai media pendamping penyebaran informasi kader kepada warga b. Sebagai media pelaporan kader dalam pemantauan ABJ c. Sebagai media pelaporan kejadian kasus DB berbasis pemberdayaan
19
- Jadwal pertemuan kader - Jadwal survei jentik - Umpan balik survei jentik
- Jadwal PSN - Umpan Balik hasil PSN
- Informasi Kasus DBD - Jadwal PSN - Umpan Balik PSN
Gambar 1. Spesifikasi SMS Gateway
20
- Laporan Kasus DBD Per RT - Jadwal PSN - Laporan Survei Jentik Per RT
-Rekapitulasi Hasil Survei jentik RT - Jadwal Pertemuan Kader -Informasi kasus DBD per RT
Berdasarkan bagan integrasi tersebut sebagai operator adalah Dinas Kesehatan Kota, sehingga server sistem dan modem ada di Dinas Kesehatan Kota. Media komunikasi yang dipakai adalah SMS, email dan facebooks. Sedangkan user dalam sistem ini adalah : ∑
Masyarakat
∑
Kader
∑
Kelurahan
∑
Puskesmas
∑
Sekolah
2. Untuk kerja sistem adalah sebagai berikut : a. SMS dari Server ke masyarakat, kader , sekolah , kelurahan dan puskesmas 1). Masyarakat a). Reminder (pengingat) jadwal untuk PSN b). Umpan balik hasil survei jentik di rumahnya. 2) .Kader a) Reminder (pengingat) jadwal untuk survei jentik b) Informasi kasus DBD c) Informasi jadwal pertemuan kader. 3) . Puskesmas a). Rekapitulasi hasil survei jentik setiap RT b) Informasi jadwal pertemuan kader c) Informasi kasus DBD per RT. 4). Sekolah a). Informasi jadwal PSN b). Informasi kasus DBD. b. SMS dari pengguna ke server 1). Warga a) Warga melaporkan kejadian DBD di sekitar rumahnya. b) Untuk Laporan hasil Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumahnya. 21
c) Menambah data keluarga 2) . Kader a). Kader melaporkan kejadian DBD di wilayah RT/RW. b) Untuk laporan hasil survei jentik di wilayah RT/RW c). Menambah data kader di wilayah RT/RW. 3). Puskesmas a). Puskesmas melaporkan kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas. b). Untuk laporan rekapan hasil survei jentik dari masing-masing RT/RW c). Informasi jadwal pertemuan kader/informasi kesehatan untuk kader 4) . Kelurahan a). Kelurahan melaporkan kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas b), Rekapitulasi laporan rekapan hasil survei jentik seluruh RW di wilayah kerjanya. c). Pengumuman untuk warga 5). Sekolah Dasar a). Sekolah Dasar melaporkan kejadian DBD di wiayah kerja puskesmas. b). Melaporkan hasil kegiatan Pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekolah.
22
OUTBOX: id updateinDB receivingdatetime text sendernumber coding UDH SMSCnumber
INBOX: id updateinDB receivingdatetime text sendernumber coding UDH SMSCnumber
USER: id idreg username
password kantor level IP Browser Logtime
DB: Id_abj Idkader namawarga tanggal WARGA: id Idwarga Idkader
Namawarga Alamat Telepon
KADER: id idkader namakader hp email kdkelurahan RT RW
KELURAHA N: kdkelurahan kdkecamatan kdpuskesmas nmkelurahan telepon
KECAMATA N: kdkecamatan nmkecamatan
Gambar 2. keterkaitan database yang digunakan :
23
ABJ: Id_abj Idkader tanggal jumlah
PUSKESMA S: kdpuskesmas nmpuskesmas telepon
Berikut hasil sistem pengembangan dari sistem surveilans DBD berbasis SMS gateway : 1. Halaman depan untuk menu utama atau dashboard
2. Halaman kader management untuk pengelolaan data kader (penambahan, update kader dan penghapusan kader)
24
3. Halaman penulisan atau pengiriman pesan
25
B. Situs Web media informasi (pendidikan) demam berdarah dengue Alamat web : dbdpemberdayaan.com 1. Vidio cara pemeriksaan jentik nyamuk
Gambar 3. Menu tampilan vidio informasi demam berdarah
26
2. Informasi penyakit demam berdarah dengue
Gambar 4. Gambar informasi penyakit DBD
C. Uji coba model 1. Broadcast SMS
27
a. Gambar 5. Broadcast SMS Hasil uji coba menu ini bisa mengirimkan SMS secara serentak kepada kelompok kader RT, kader RW , Puskesmas dan sekolah. 2. SMS Masuk
Gambar 6. SMS masuk 28
Hasil uji coba menu SMS masuk bisa menampilkan SMS dari kader RT , RW, sekolah yang melaporkan warga di lingkungannya yang menderita DB atau rumahnya yang positif jentik menurut kelurahan. 3. SMS Keluar
Gambar 7. SMS keluar Hasil uji coba dengan menu Kotak Keluar bisa menampilkan menampilkan tujuan SMS dan Isi pesan yang dikirim
29
4. Menu Kontak
Gambar 8. Menu Kontak Hasil uji coba Menu kontak bisa menampilkan nama kontak, no HP dan kelompok kontak kader RT , kader RW , guru UKS sekolah. 5. Menu Laporan (Statistik)
30
Gambar 9. Menu Laporan Hasil ujicoba menu laporan bisa menampilkan Laporan kasus DBD dan jentik positif perKecamatan berdasarkan laporan kader satu kelurahan. D. Analisis data penelitian dari kuesener 1. Karakteristik Responden Sebagian besar kader berpendidikan SLTA 38 (55,9%) dan mempunyai aktivitas sebagai Pokja 41 (60,3%) 2. Penggunaan Media Sosial Sebagian besar
kader menggunakan handphone setiap saat 38 (55,9%) dan menggunakan
handphone untuk SMS dan telepon 39 (57,4%), jenis HP untuk SMS dan Telepon ada 39(57,4%). Kendala penyuluhan tentang DBD sulit bertemu warga 27 (39,7%), penilaian tentang penggunaan media sosial dan HP dalam mengirim informasi tentang DBD mungkin , karena masyarakat sekitar sudah menggunakan tehnologi informasi 43 (63,2%). Penyebaran informasi tentang DBD melalui media soaial dapat merubah perilaku , akan banyak merubah perilaku merubah perilaku masysrakat tentang pencegahan DBD. 3. Pesan Kesehatan terkait DBD Untuk pertanyaan tentang pesan kesehatan yang akan disampaikan kepada kader adalah :59 (86,8%) himbauan untuk melakukan
3M + dan himbauan untuk melakukan PSN 52
(76,5%).Untuk pertanyaan pesan /himbauan tentang DBD tersebut sebaikanya disampaikan lewat media : SMS 56 (82,5%), BBM 23 (33,8%) dan email 12 (17,6%).
31
4. Pengetahuan Kader Tabel 1. Pengertian penyakit DBD No 1
Aktifitas
N
%
Penyakit yang menyerang system pencernaan (lambung,usus)
1
1.5
2
Penyakit yang menyerang Sistem Pernapasan (paru-paru)
1
1.5
3
Penyakit yg menyerang system peredaran darah (trombosit)
59
86.8
Total
61
89.7
Sebagian besar responden menjawab benar 59 (%) Tabel 2. Gejala Penyakit DBD
No 1 2 3
Aktifitas
N
%
panas, muntah, diare
2
2.9
panas, batuk, sesak napas panas,mimisan, bintik merah pd tangan, syok Total
1
1.5
60
88.2
63
92.6
Sebagian besar responden menjawab benar 60 (88,2%) Tabel 3. Penyebab penyakit DBD
Aktifitas
No 1 2
N
Bakteri
% 5
7.4
Virus
57
83.8
Total
62
91.2
Sebagian besar menjawab benar 57 (83,8) Tabel 4. No 1 2
Cara Penularan penyakit DBD
Aktifitas
N
Lewat Udara
% 2
2.9
Lewat gigitan nyamuk
61
89.7
Total
63
92.6
Sebagian besar menjawab benar 61(89,7)
32
Tabel 5. . Tempat berkembangnya nyamuk DBD
No 1 2 3
Aktifitas
N
Tempat penampungan air kotor (selokan) Tempat penampungan air bersih Dalam tubuh hewan sepert ianjing dan kucing Total
% 5
7.4
56
82.4
2
2.9
63
92.6
Sebagian besar menjawab benar 56 (82,4%) Tabel 6. Yang bukan pencegahan DBD
No 1 2 3 4
Aktifitas
N
%
Memakai/menggunakan obat nyamuk Memakai pakaian panjang Membunuh tikus
3
4.4
1
1.5
55
80.9
4
5.9
63
92.6
Melakukan kegiatan 3M+ Total
Sebagian besar menjawab benar 55 (80,9) Tabel 7. Yang tidak termasuk dalam 3M +
No 1 2 3 4 5
Aktifitas Menguras tempat penampungan air Menutup pintu dan jendela ketika tidur Menimbun barang bekas Memelihara ikan pemakan jentik menggunakan abate Total
N
% 2
2.9
43
63.2
13
19.1
1
1.5
1
1.5
60
88.2
Sebagian beasr menjawab benar 43 (60,2%)
33
5. Perilaku Pencegahan DBD Tabel 8. Kebiasaan tidur siang
No 1 2 3 4
Aktifitas
N
%
Tidak pernah
4
5.9
Kadang-kadang
40
58.8
Sering
3
4.4
Selalu
15
22.1
Total
62
91.2
Sebagian besar menjawab kadang-kadang 40 (58,8) Tabel 9. .Kebiasaan mengantung pakaian
No 1 2 3 4
Aktifitas
N
%
Tidak pernah
15
22.1
Kadang-kadang
44
64.7
3
4.4
Sering Selalu
1
1.5
Total
63
92.6
Sebagian besar menjawab kadang-kadang 44 (64,7%) Tabel 10. Kebiasaan memakai pakaian panjang
No 1 2 3 4
Aktifitas
N
Tidak pernah
% 2
2.9
Kadang-kadang
41
60.3
Sering
10
14.7
Selalu
10
14.7
Total
63
92.6
Sebagian besar menjawab kadang-kadang 41 (60,3%) Tabel 11. Kebiasaan menggunakan obat nyamuk
No 1 2 3 4
Aktifitas
N
%
Tidakpernah
22
32.4
Kadang-kadang
28
41.2
Sering
7
10.3
Selalu
6
8.8
Total
63
92.6
Sebagian besar menjawab kadang-kadang 28 (41,2%)
34
Tabel 12. Kebiasaan menggunakan abate
No 1 2 3 4
Aktifitas
N
%
Tidak pernah
28
41.2
Kadang-ka34dang
26
38.2
Sering
5
7.4
Selalu
4
5.9
Total
63
92.6
Sebagian besar menjawab tidak pernah 28(41,2%) Tabel 13. Rumah pernah di foging
No 1 2 3
Aktifitas
n
%
Tidak pernah
28
41.2
pernah, beberapa tahun sekali
30
44.1
pernah, beberapa bulan sekali Total
4
5.9
62
91.2
Sebagian besar menjawab pernah, beberapa tahun sekali 30 (44,1%) Tabel. 14. Tanaman pengusir nyamuk
No 1 2 3
Aktifitas
N
%
Tidak punya
46
67.6
punya, 1 pohon
12
17.6
5
7.4
63
92.6
punya, beberapa pohon Total
Sebagian besar menjawab tidak punya 48 (67,6%) Tabel 15. Ikan pemakan jentik
No 1 2 3 4
Aktifitas Tidak Punya, 1 bak penampungan air punya, beberapa bak punya, semua bak Total
N
% 37
54.4
15
22.1
6
8.8
3
4.4
61
89.7
Sebagian besar menjawab tidak punya 37 (54,4%)
35
6. Informasi tentang praktek pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Kader Kesehatan Tabel 16. Pemantauan jentik berkala atau penyuluhan No 1 2
Aktifitas
N
Ya Tidak
% 58 2 60
Total
85.3 2.9 88.2
Sebagian besar kader melakukan PSN atau memberi penyuluhan tentang DBD 58(85,3%) Tabel 17. Kegiatan yang dilakukan dalam pencegahan DBD. No 1 2 3
Aktifitas Pemantauan Jentik Berkala Penyuluhan tentang DBD dan PSN Pelaporan Kasus DBD
N
% 50
73.5
36
52.9
24
35.3
Tabel 18. Kendala Pelaksanaan pemantauan jentik berkala. No 1 2 3 4 5
Aktifitas N % Petugas Kurang 26 38.2 Warga sulit disurvei 31 45.6 Pelaporan rumit 5 7.4 Kesadaran Warga 1 1.5 PetugasTidak 1 1.5 Bergantian 6 Saat Pelaporan kurang 1 1.5 diperhatikan Sebagian besar kader menyatakan kendala pelaksanaan pemantauan jentik berkala adalah warga sulit disurvei 31 (45,6%) dan petugas kurang 26 (38,2%)
36
Tabel 19. Kendala penyuluhan tentang DBD. No 1 2 3 4 5 6
Aktifitas Waktu terbatas Media Terbatas Sulit bertemu warga Kesadaran warga kurang Rumah sering kosong Warga Keras Kepala
N
% 22 8 27
32.4 11.8 39.7
1
1.5
1 1
1.5 1.5
Sebagian besar kader menyatakan kendala penyuluhan tentang DBD adalah sulit bertemu warga 22 (32,4%) dan sulit bertemu warga 27 (39,7%) dan media terbatas 8 (11,8%). Tabel 20. Bagaimana penilaian anda tentang penggunaan media sosial dan HP dalam mengirim informasi tentang DBD No 1 2 3
4
Aktifitas Tidak Mungkin Mungkin, tetapi perlu kondisi tertentu Mungkin, Karena Masyarakat sekitar sudah menggunakan teknologi tsb. Lainnya Total
N
% 1
1.5
12
17.6
43
63.2
2 58
2.9 85.3
Sebagian besar responden menyatakan penggunaan media sosial dan HP dalam mengirim informasi tentang DBD mungkin masyarakat sudah menggunakan tehnologitersebut43(63,2%).
37
Tabel 21. Apakah penyebaran info tentang DBD melalui media sosial dapat merubah perilaku ? No 1
2
3 4
Aktifitas Tidak akan merubah perilaku masyarakatt tentang pencegahan DBD Akan sedikit merubah perilaku masyaraka ttentang pencegahan DBD Akan banyak merubah perilaku masyaraka tttg pencegahan DBD Tidak Menjawab Total
N
% 1
1.5
24
35.3
29
42.6
4 58
5.9 85.3
Sebagian besar kader menyatakan penyebaran informasi tentang DBD akan banyak merubah perilaku tentang pencegahan DBD masyarakat didapatkan 29 (42,6%) 7. Hasil survei jentik
Tabel 22. Frekuensi kontainer positif jentik sebelum penerapan model
1. 2. 3. 4. 5.
F n=194 27 6 2 1 21
Jenis container yang positif jentik Bak Mandi Tandon air Dispenser Sampah/barang bekas Kontainer lainnya
27/194 x 100% = 86%
38
% 13,9 3,1 1,0 0,5 10,8
Angka Bebas Jentik (ABJ) =
Tabel 23. Frekuensi kontainer positif jentik setelah penerapan model
Jenis container yang positif jentik 1. Bak Mandi 2. Tandon air 3. Dispenser 4. Sampah/barang bekas 5. Kontainer lainnya
F n=125
%
10 5 1 1 8
8,0 4,0 0,8 0,8 6,4
Angka Bebas jentik (ABJ) = 15/125 x 100% = 92%
Sistem SMS Gateway dan media sosial untuk monitoring dan pendidikan demam berdarah dengue dibuat berbasis web. Tujuan sistem dibuat dengan berbasis web untuk memudahkan user bisa mengirim dan mengakses dimanapun saat membawa handphone.12 Sistem SMS Gateway memudahkan semua warga dan kader dapat mengirim informasi ( kasus demam berdarah, laporan kegiatan PSN, survei jentik dan menerima pesan secara mudah menggunakan handphone regular. Tujuan Sistem SMS Gateway adalah untuk memudahkan proses transaksi dan informasi menjadi cepat sampai tujuan yang diharapkan.13
39
Bab. 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Spesifikasi SMS gateway yang dikembangkan The program was designed by XAMPP database server software, Macromedia dreamweaver for design the system interface, Gammu SMS for SMS gateway center 2. Hasil uji coba SMS gateway bisa digunakan oleh kader kesehatan, hal tersebut ditunjang Sebagian besar kader menggunakan handphone setiap saat 38 (55,9%) dan menggunakan handphone untuk SMS dan telepon 39 (57,4%), jenis HP untuk SMS dan Telepon ada 39(57,4%). Kendala penyuluhan tentang DBD sulit bertemu warga 27 (39,7%) dan karena masyarakat sekitar sudah menggunakan tehnologi informasi 43 (63,2%). Penyebaran informasi penyakit demam berdarah dengue bisa merubah perilaku 29 (42,6%) 3. Kelemahan model (SMS Gateway) belum ada format laporan survei jentik (ABJ) dari kader dan belum ada Blog untuk informasi tentang kesehatan seperti demam berdarah, cara survei jentik. 4. Memperbaiki model dengan menambahkan format laporan survei jentik (ABJ) dari kader kesehatan dan No HP Kader dan blok untuk informasi tentang kesehatan seperti demam berdarah. 5. Pemeriksaan survei jentik untuk menghitung ABJ sebelum penerapan program adalah 86 6. Pada penerapan Model (SMS Gateway) menu Broadcast , menu masuk, menu keluar dan laporan bisa digunakan untuk kader kesehatan , sekolah, puskesmas untuk mengirim laporan survei jentik dan laporan kasus DBD serta bisa mengirimkan informasi jadwal survei jentik. 7. Pada penerapan blog informasi DBD didapatkan data bisa meningkatkan
40
Pengetahuan kader sebagian besar kader bisa menjawab dengan benar pengertian penyakit DBD, penyebab , penularan DBD dan tempat perindukan nyamuk DBD 8. Pemeriksaan survei jentik untuk menghitung ABJ setelah penerapan program adalah 92 9. Berdasarkan adanya peningkatan angka ABJ dari 86 menjadi 92 dapat disimpulkan model pemberdayaan berbasis media sosial online dinilai efektif. Saran 1. Model Pemberdayaan Masyarakat untuk pemberantasan sarang nyamuk berbasis media soial online bisa diterapkan oleh kader kesehatan , guru UKS , petugas puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk
melaporkan kasus DBD dan laporan survei jentik serta
mengingatkan jadwal Pemberantasan Sarang Nyamuk. 2. Blog informasi Demam Berdarah Dengue dapat meningkatkan pengetahuan dan kader tentang penyakit demam berdarah dengue.
41
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO, Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control, 2nd edition. Geneva, 2007: World Health Organization. 2. Sumarmo Poerwo Soedarmo. , Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia. (1998) Dalam: Sri Rejeki H. 3. WHO, Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah , Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004. 4. Guzman MG and Gustavo K, Dengue: an update. The Lancet. 2 (2001): 33-42. 5. Halstead S , Dengue. Lancet. 370, 2007 : 1644-1652. 6. Gavin Screaton , Protein Membran Prekursor (PRM) , Imperial College London, 2010 7. Rico-Hesse R, Harrison L, Nisalak A, Vaugh DW, Kalayanarooj S, Green S, Rothman AL and Ennis FA, Molecular evolution of dengue type 2 virus in Thailand. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene 58, (2007) : 96-101. 8. McBride WJH and Bielefeldt-Ohmann H, Dengue viral infections; pathogenesis and epidemiology. Microbes and Infection. 2, 2000 :1041-1050 9. Sujan Shresta , Manosa Binding Lectin (MBL), Walter Reed Army Institut Penelitian dan University of Copenhagen, Denmark, Science Daily 2011 10. Chaturvedi UC, Agarwal R, Elbishbishi EA and Mustafa AS, Cytokine cascade in dengue hemorrhagic fever: implications for pathogenesis. FEMS Immunology and Medical Microbiology. 28 , 2000 : 183-188. 11. Abbas AK, Lichtman AH and Pillai S, Cellular and Molecular Immunology. 6th Ed. Saunders Elsevier, 2007 12. Lei Huan Yao et al, Immunopathogenesis of Dengue Hemorrhagic fever , American Journal of Infectious Disease , 2008 13. Restrepo BN, Ramirez RE, Arboleda M, Alvarez G, Ospina M, Diaz FJ, Serum Levels of Cytokines in Two Ethnic Groups with Dengue Virus Infection. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. 79(5), 2007 : 673677.
42
14. Dominique L. Piché, Immunopathogenesis of Dengue Hemorrhagic Fever, Journal of Young Investigators, 2009 15. Raghupathy R, Chaturvedi UC, Al-Sayer H, Elbishbishi EA, Agarwal R, Nagar R, Kapoor S, Misra A, Mathur A, Nusrat H, Azizieh F, Khan MAY and Mustafa AS. Elevated levels of IL-8 in dengue hemorrhagic fever. Journal of Medical Virology. 56 (3) 1998 : 280-285. 16. (Ashley St John, Duke-NUS Graduate Medical Schoolin Singapura) 17. Gould EA, Solomon T, "Pathogenic flaviviruses". The Lancet 371 (9611), 2008 : 500–9. doi:10.1016/S0140-6736(08)60238-X. PMID 18262042. Dominique L.P, Immunopathogenesis of the Dengue Hemorrhagic Fever, Journal of Young Invertigator,Mount Allison University, Volume 9 2009. 18. Word Health Organization (WHO), Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue & Demam Berdarah Dengue. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004 19. Thomas Suroso dan Ali Imron Umar , Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue , 1998 20. DepKes RI, Petunjuk Teknis Pembinaan Pelaksanaan PSN DBD di Sekolah (Bagi Tim Pembina UKS , Jakarta 1995 21. Van der Schaar HM, Wilschut JC and Smit JM, Role of antibodies in controlling dengue virus infection. Immunobiology. 10, 2008 : 1018. 22. Heinz FX, Stiasny K and Allison SL, The entry machinery of flaviviruses. Archives of Virology Supplementum 18, 2004 :133–137. 25 23. Charnsilpa W, Takhampunya R, Endy T, Mammen M, Libraty D and Ubol S, Nitric oxide radical suppresses replication of wild-type dengue 2 viruses in vitro. Journal of Medical Virology. 77(1), 2005 : 89-95. 24. Rothman et al, Immunology and Immunopathogenesis of Dengue Disease, Academic Press, San Diego 2003 , 60 : 397-419 25. Khanam S, Etemad B, Khanna N and Swaminathan S, Induction of neutralizing antibodies specific to dengue virus serotypes 2 and 4 by a bivalent antigen composed of linked envelope domains III of these two serotypes. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. 74(2), 2006 : 266-277.
43
26. Normile D (2007) Tropical diseases. Hunt for dengue vaccine heats up as the disease burden grows. Science .317:1494-1495 27. Halstead, S, Neutralization and antibody-dependent enhancement of dengue viruses. Adv. Virus Res.60, 2003 : 421-467. 28. Martina BE, Koraka P, Osterhaus AD,
Dengue Virus Pathogenesis: an Integrated
View". Clin. Microbiol. 2009 Rev. 22 (4): 564–81. 29. Johnson AJ and Roehrig JT, New mouse model for dengue virus vaccine testing. Journal of Virology 73, 1998 :783-786. 30. Gubler DJ and Kuno G, eds, Dengue and dengue haemorrhagic fever. New York: CAB International, 1997 :175-98. 31. Kathy S. Wang, David A. Frank, and Jerome Ritz. Blood, Vol 95 No. 10 pp. 3183:3190 "Interleukin-2 enhances the response of natural killer cells to interleukin-12 through upregulation of the interleukin-12 receptor and STAT4". 32. Baeyens, KJ et al. (1999)
Jan Vilaek and Tae H. Lee, Tumor Necrosis Factor, The
American Society for Biochemistry and Molecular Biology, Inc.Printed in U.S.A.No. 12, 1991 , pp. 7313-7316 33. Jan Vilaek and Tae H. Lee (1991) , Tumor Necrosis Factor, Vol. 266, No. 12, Issue of April 25, 1991 pp. 7313-7316,1991 The Journal Biological Chemistry 34. Shigeo Koyasu and Kazuyo Moro, Type 2 innate immune responses and the natural helper cell, Immunology 132, 2011, 475-481 35. Loems Ziegler-Heitbrock, et al, Nomenclature of monocytes and dendritic cells in blood, The American Society of Hematology Volume 116 , 2010 36. James Whitehorn and Jeremy Farrar, Dengue , British Medical Bulletin , Oxford University Press , 2010; 95: 161–173 37. Duke Medicine News and Communications, Duke-NUS Researchers Identify New Cell that Attacks Dengue Virus, May 2011. 38. Kobporn Boonnak, Kaitlyn M. Dambach, Gina C. Donofrio Boonrat Tassaneetrithep,1,3 and Mary A. Marovich, Cell Type Specificity and Host Genetic Polymorphisms Influence Antibody-Dependent Enhancement of Dengue Virus Infection, Journal of virology 2011, 85(4):1671. DOI: 10.1128/JVI.00220-10 44
39. Intergovermental Panel on Climate Change, Insiden Demam Berdarah Dengue di Indonesia , 1996 40. Edson Marchiori et al, Pulmonary hemorrhage syndrome associated with dengue fever, High-resolution computed tomography findings a case report, Orphanet Journal of Rare Diseases 2009, 4:8 doi:10.1186/1750-1172-4-8 41. Jarman Richard, Factor Influencing Dengue virus Isolation by C6/36 Cell Culture and Masquito Inoculation of Nested PCR
Positive Clinical, American Society of
Microbiology, 2009 42. Collin, P., Rahilly, K., Third, A., & Richardson, I. (2010). Literature review: Benefits of social networking services. Sydney, Australia: CRC for Young People, Technology and Wellbeing. 43. Lefebvre C. (2009). Integrating cell phones and mobile technologies into public health practice: A social marketing perspective. Health Communication Practice, 10(4), 490– 494. 44. Lenhart, A., & Madden, M. (2007) Social networking websites and teens: An overview. Washington,
DC:
Pew
Internet
&
American
Life
Project.
Retrieved
from
http://www.pewinternet.org/Reports/2007/Social-Networking-Websites-and-Teens.aspx 45. Dwi
Andi
Susanto.
Jumlah
pengguna
Facebook
di
Indonesia
menyusut.
http://www.merdeka.com/teknologi/jumlah-pengguna-facebook-di-indonesiamenyusut.html. Diakses tanggal 31 Mei 2013 46. Operator
Optimalkan
Teknologi
3G.
http://tekno.kompas.com/read/2013/05/27/03081059/operator.optimalkan.teknologi.3g 47. Jumlah
Pengguna
Internet
di
Indonesia
dan
Dunia
(2013)
http://artikelbahasaindonesia.org/artikel-pendidikan/jumlah-pengguna-internet-diindonesia-dan-dunia-2013/ 48. Indonesia, Surga Industri Seluler. http://mizan.com/news_det/indonesia-surga-industriseluler.html.
45
Lampiran 1. Biodata ketua dan anggota
A. Identitas Diri 1
Nama Lengkap (dengan gelar)
dr. Zaenal,Sugiyanto,M.Kes
L
2
Jenis Kelamin
L
3
Jabatan Fungsional
Lektor
4
NPP/NIK/Identitas lainnya
0686.11.1997.115
5
NIDN
0610076501
6
Tempat dan Tanggal Lahir
Semarang 10 Juli 1965
7
Alamat Rumah
Jl.Candi Mutiara Timur IV/1359 Smg
8
Nomor Telepon/Faks/ HP
08122820192
9
Alamat Kantor
F. Kesehatan UDINUS Jl. Nakula I No.511 Semarang
10
Nomor Telepon/Faks
024 – 3549948
11
Alamat e-mail
[email protected]
12
Lulusan yang Telah Dihasilkan
S-1= 67 orang; S-2= Orang; S-3= Orang
13
Mata Kuliah yg Diampu
1.Ilmu Penyakit Menular 2. Vaksin dan Imunisasi 3. Manajemen Logistik 4. Patologi Penyakit 5. Ilmu Penyakit dan laboratorium
D. Riwayat Pendidikan 46
Nama Perguruan Tinggi
S-1
S-2
S-3
Universitas Diponegoro
Universitas Diponegoro
Universita
Diponegor Bidang Ilmu
Kedokteran Umum
Megister
Ilmu
Kesehatan Kedoktera
Masyarakat Tahun Masuk
1984
2001
2011
Tahun Lulus
1991
2006
Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi
Retardasi intra uterin
Analisis Perilaku Dokter dalam mengisi kelengkapan dokumen rekam medis rawat inap
2.7. Nama Pembimbing
dr.
Sholeh
Khosim, dr. Harbandinah,SKM
DSAK
/ Promotor
E. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
Pendanaan
Judul Penelitian
Sumber*
Jml
(Juta
Rp) 1
2005
Studi Manula
Kualitatif (Studi
Kebugaran Departemen Kasus
Panti Pendidikan
Wreda Kota Semarang Tahun Propinsi 2005) (Didanai oleh Departemen 47
7.500.000
Pendidikan Nasional Propinsi Jateng Jateng )
2
2007
Analisis Perilaku Guru dalam Departemen
9.000.00
pelaksanaan pembrantasan sarang Pendidikan nyamuk
Demam
berdarah
di Propinsi
sekolah tahun 2007 (Studi Kasus Jateng di SD Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Aji Kota Semarang) Di danai
oleh
Departemen
Pendidikan Propinsi Jateng 3
2010
Analisis Praktikun Pendidikan Dirjend
9.500.000
Kesehatan Reproduksi Remaja Pendidikan oleh
Guru
Konseling
Bimbingan Pada
SMP
dan Tinggi yang
berbasis Agama di Kota APDM Semarang (Didanai Dikti)
4
2011
Faktor-faktor
yang Balitbang
mempengaruhi Prevalensi Dengue Semarang
Tingkat Kota
Demam (DBD)
Berdarah Semarang di
Kota
, didanai Balitbang
Kota Semarang .
48
49.500.000
F. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber*
1
2009
Penyuluhan Dalam
Bahaya
Rangka
Puskesmas Ngablak
Jml (Juta Rp)
Merokok Puskesmas
Rp.
Pencanangan Ngablak
1.500.000
Bebas Asap
Rokok 2
2010
Revitalisasi
Usaha
Kesehatan UDINUS
Sekolah (UKS) di Wilayah Puskesmas
Karang
Kerja Dinas Malang Pendidikan
Kecamatan Mijen Kota Semarang 3
2011
, Rp. 2.000.000
Kecamatan
IBM Calon Tenaga Kerja Indonesia UDINUS
Rp. 2.500.000
(TKI) Ke Negara yang Endemis Flu A H1N1
G. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
49
No.
Tahun
Judul Artikel Ilmiah
1.
2009
Analisis
Volume/
Perilaku
Pelaksanaan
Nama Jurnal
Nomor Guru
Pembrantasan
dalam Vol
8
, VISIKES
sarang Nomer 1
nyamuk Demam Berdarah di Sekolah Tahun 2009 ( Studi Kasus di SD Wilayah Kerja Puskesmas Tambakaji Kota Semarang 2.
2012
Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Vol
12
, VISIKES
Mutu Pelayanan di TPPRJ di Rumah Nomer 1 Sakit Bhakti
Wiratama Semarang
periode Tahun 2011
H. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Nama
Pertemuan
Seminar
Ilmiah
/ Judul
Artikel Waktu
Ilmiah
dan
Tempat
I. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No
Judul Buku
Tahun
Jumlah Halaman
J. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir 50
Penerbit
No.
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
K. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul/Tema/Jenis
Tahun
Tempat
Respons
Penerapan
Masyarakat
Penyusunan Naskah Perda 2009
Kota
Baik
Penanggulangan
Semarang
Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan 1
Demam
Berdarah 2
Penyusunan naskah Perda 2010
Kota
Penanggulangan HIV/AIDS
Semarang
Baik
Kota Semarang 3
Penyusunan
Kegiatan 2011
Kota
Penanggulangan Tb Paru
Semarang
51
Baik
52
Anggota Peneliti
a. Identitas Diri
53
54
55
56
Lampiran 2
57