Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
BAB
II
METODOLOGI
2.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Studi Lokasi studi ini adalah di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Studi dilakukan selama 5 (lima) bulan hari kerja (Juni hingga Oktober 2009), mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan akhir.
2.2. Pendekatan Metodologi Pendekatan metodologi yang digunakan dalam Kajian Inventarisasi Potensi
Sumber
daya
Alam
di
Kabupaten
Pelalawan
dengan
mempertimbangkan profil dan karakteristik stakeholder dan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar lokasi studi yang ada di Kabupaten Pelalawan. Kegiatan ini mengacu kepada azas profesionalisme, akademik, objektifitas dan rasionalitas. Dalam kaitan ini pendekatan metodologi dirancang dan disesuaikan dengan proses dan program kegiatan yang dilakukan. mencakup;
Secara proses
garis
besar
metode
pengumpulan
data
pelaksanaan sekunder
kegiatan
dan
ini
literatur,
pengamatan langsung di lapangan, pengumpulan data primer dengan cara penyebaran kuisioner, serta pengevaluasian terhadap metode dan aktivitas eksploitasi sumber daya alam yang sudah dilakukan. Untuk proses dan program kegiatan pengambilan data digunakan pendekatan metodologi yang paling dapat menjamin pencapaian tingkat akurasi, representasi dan efisiensi data yang tinggi disamping kesesuaian data dengan alat dan metode analisis yang digunakan. Untuk kegiatan 12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
pengumpulan data di masyarakat digunakan metodologi partisipasi. Sasaran
yang
hendak
dicapai
dengan
menggunakan
pendekatan
metodologi di atas adalah supaya rumusan yang dihasilkan dapat memenuhi kriteria, dapat diimplementasikan, dipertanggungjawabkan dan mendapat pengakuan dari stakeholders.
2.3. Metode Kajian Metode yang digunakan dalam kajian inventarisasi potensi sumber daya alam dilakukan dengan pengumpulan data yang dikelompokan atas dua bagian, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung baik dengan cara pengukuran/pengambilan sampel, perhitungan, pengamatan langsung dan wawancara terhadap objek yang terdapat dilapangan.
Gambar 2. 1. Wawancara dengan Aparatur Kecamatan Kerumutan 12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Data yang dimaksud meliputi: 1. Keadaan Kependudukan, Sosial Ekonomi, Sosial Budaya Kependudukan Informasi yang disajikan mencakup jumlah dan komposisi penduduk, perbandingan jenis kelamin (sex ratio), jumlah kepala keluarga dan kepadatan penduduk. Sosial Ekonomi Informasi yang disajikan mencakup jenis mata pencaharian dan tingkat pendapatan; sarana dan prasarana ekonomi; pusat kegiatan perekonomian lokal; pola penggunaan dan pemilikan sumber daya lahan; serta manfaat sumber daya alam bagi masyarakat. Sosial Budaya Informasi yang disajikan mencakup adat istiadat dan pola kebiasaan, pranata sosial dan orientasi nilai budaya, agama dan sarana peribadatan, tingkat pendidikan masyarakat, serta sikap dan persepsi masyarakat
terhadap
laju
pertumbuhan
pembangunan
dan
ketersediaan Sumber daya alam.
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Gambar 2. 2. Wawancara dengan Masyarakat
Tabel 2. 1.
No 1.
Metode Pengumpulan Data Sosial Ekonomi dan Budaya
Parameter Kependudukan (Demografi)
Metode
Data kependudukan/monografi desa di kantor kecamatan setempat
a. Ekonomi rumah tangga
b. Ekonomi sumber daya alam (pola pemilikan & penguasaan sumber daya, pola
Wawancara mendalam dengan penduduk setempat/kuisioner Data potensi desa di kantor kecamatan setempat, wawancara
a. Struktur, tingkat kepadatan, pertumbuhan penduduk dan agama yang dianut 2.
Sosial Ekonomi
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
No
Parameter
Metode
penggunaan lahan) c. Perekonomian lokal dan regional (kesempatan kerja & berusaha, nilai tambah, pendapatan penduduk, pendapatan asli daerah, pusat pertumbuhan ekonomi, prasarana & sarana perekonomian, fasos dan fasum, aksesibilitas wilayah) 3.
mendalam dengan penduduk setempat (kuisioner) Data potensi desa di kantor kecamatan setempat, data perekonomian di kantor Pemda setempat, wawancara mendalam dengan penduduk setempat/kuisioner.
Sosial Budaya a. Kebudayaan, proses sosial, pranata sosial, warisan budaya, pelapisan sosial, kekuasaan dan wewenang
Data statistik desa di kantor kecamatan setempat, wawancara mendalam dengan penduduk setempat/kuisioner
2. Potensi Sumber Daya Alam Hasil Perikanan Metode
yang
digunakan
adalah
metode
survey
dan
pengumpulan data statistik terkait dengan perikanan. Hasil keseluruhan data akan diidentifikasi secara kualitatif dan kuantitatif. Data meliputi data pendukung seperti keadaan perairan secara umum (fisika,Biologi, Kimia), keadaan DAS serta vegetasi sepanjang DAS, keadaan masyarakat nelayan, jenis alat tangkap nelayan. Data yang dikumpulkan diharapkan akan menghasilkan korelasi antara satu dengan yang lain sehingga didapat rumusan mengenai potensi perikanan secara keseluruhan dan terintegrasi. Pengamatan Kualitas Air (fisika,Biologi, Kimia) meliputi : 12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
a. Kimia fisika Perairan, dianalisis berdasarkan standar baku mutu PP. 82 Tahun 2008 mengai baku mutu kualitas air tawar. Dan KepMenLH No.51 tahun 2004 mengenai Baku mutu kualitas air laut dan biota Laut. b. Biologi perairan, analisa flankton dan benthos Hasil pengamatan kualitas perairan dimaksudkan untuk mengetahui keadaan perairan, tingkat pencemaran serta dapat dijadikan pedoman untuk menarik kesimpulan terkait dengan potensi sumber daya alam hasil perikanan di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
Gambar 2. 3. Pengambilan Plankton
3. Potensi Sumber Daya Alam Hasil Peternakan
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Metode yang digunakan adalah metode pengamatan langsung dan pengumpulan data statistik mengenai bidang terkait (Peternakan). Kondisi yang akan dikaji adalah sebaran jenis ternak serta aspek pendukungnya seperti ketersediaan pakan alami maupun buatan. Keseluruhan data akan diidentifikasi, selanjutnya data ditabulasikan dalam bentuk tabel secara persentase yang akan dikaitkan dengan tingkat permintaan pasar. Secara keseluruhan data yang dianalis akan didapat kesimpulan mengenai jenis ternak yang berpotensi terkait dengan permintaan pasar. 4. Potensi Sumber Daya Alam Hasil Pertanian Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode deskriptif dan analisis, yaitu suatu metode untuk mengkaji kondisi,
usahatani
dan
aspek
pendukungnya.
Penelitian
deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian atau memberikan gambaran hubungan antar fenomena, membuat prediksi serta implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Masalah yang berkaitan dengan potensi pertanian adalah mengkaitkan atau menghubungkan kondisi cuaca yang ada serta keadaan lahan dengan jenis usaha pertanian
maupun
perkebunan.
Sehingga
didapat
suatu
pendekatan permasalahan atau pola tanam dalam satu dekade bulan, triwulan maupun tahunan. Pendekatan ini diharapkan menemukan potensi jenis vegetasi yang paling aktual atau berpotensi dalam wilayah kajian. Sebaran jenis pertanian dan pola tanam akan dioferlay kedalam bentuk tabular maupun data spasial dengan pendekatan GIS (Geografis Information
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
System) yang outputnya berupa peta sebaran jenis pertanian di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau.
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
5. Potensi Sumber Daya Alam Hasil Hutan Merupakan informasi yang berkaitan dengan keanekaragaman fauna dan flora baik budidaya/non budidaya yang ditinjau dari segi ekonomis maupun fungsi ekologis serta manfaatnya bagi masyarakat. Data dikumpulkan dan dianalisa berdasarkan data statistik yang didapat di instansi terkait serta pengamatan dilapangan yang menggambarkan kondisi tegakan hutan di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. hasil akan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir terkait dengan hasil produksi hutan (flora dan fauna). 6. Keadaan Geologi dan Pertambangan Merupakan informasi yang mengarah kepada keadaan geologi, jenis tanah, jenis batuan serta bentang wilayah sehingga akan didapat Informasi sumber daya mineral secara teknis geologi. Kualitas dan karakteristik tanah, serta potensinya untuk pertanian sangat ditentukan oleh formasi geologi dan litologi (sifat batuan). Lapukan batuan yang dapat berlangsung secara fisik dan kimia akan menghasilkan mineral tertentu. Sehingga jenis mineral yang dihasilkan ada yang merupakan cadangan hara bagi tanaman. Secara umum sumber daya alam dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu: (1) Sumber Daya Alam Hayati dan (2) Sumber Daya Alam Non-Hayati, termasuk di dalamnya air dan mineral. Pada pelaporan yang berkaitan dengan kegiatan Inventarisasi Potensi Sumber Daya Alam, hanya akan dibahas mengenai sumber daya alam non hayati (nir hayati) menyangkut
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
mengenai kandungan (potensi), jenis dan keterdapatannya yang pada tahap laporan awal ini, hanya disinggung mengenai metode alat dan pengukuran serta luaran yang akan dihasilkan.
Air Tanah Bawah Permukaan Adalah air yang terdapat di bawah tanah dengan kedalaman dan pada lapisan tertentu yang keberadaan serta kondisinya sangat tergantung pada kondisi geologi dan perilaku masyarakat. Metode/ alat: Pada tahap eksplorasi awal untuk mengetahui keterdapatan dan penyebarannya dapat diketahui dengan menggunakan alat Ground Probing Rada (GPR) atau disebut juga Subsurface Interface Radar (SIR) atau dapat pula diketahui dengan menggunakan metode geofisik lainnya seperti Geolistrik dengan berbagai jalur rangkaian/ lintasan. Prinsip kerja Teknik
penggunaan
metoda
SIR
adalah
sistim
“Electromagnetic Subsurface Profiling” (ESP), yaitu dengan cara
memanfaatkan
pengembalian
gelombang
elektromagnet yang dipancarkan melalui permukaan tanah dengan perantaraan antena. Pemancaran dan pengembalian gelombang elektromagnet ini relatif cepat sekali yaitu dalam satuan waktu “Nanosecond”. Kedalaman penetrasi dari metoda SIR ini sangat tergantung kepada sifat kelistrikan media yang diselidiki seperti : konduktivitas listrik dan konstanta dielektrik. Kedua sifat listrik tersebut berkaitan erat dengan sifat fisik tanah atau batuan yang 12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
antara lain kandungan kadar air dan sifat kegaramannya. Berdasarkan pengalaman, metoda
SIR ini
penetrasinya
akan mencapai 25 - 30 meter apabila digunakan pada daerah yang kadar kegaramannya relatif kecil. Alat yang digunakan pada SIR/GPR adalah: a) Penentuan posisi (Global Positioning System merk Garmin IIIplus) b) Model Control Module, Sirveyor 20 beserta Komputer c) Model Transducer (deep probing, 80 Mhz dan 200 Mhz) d) Model Transducer (shalow probing, 1 GHz (General purpose) e) Alat penunjang lain berupa kabel-kabel dan power supply
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Gambar 2. 4. Georadar tipe SIR-20 dan perangkat penyertanya, seperti control module dan tranducer
Pengoperasian Tahap
Persiapan,
merupakan
penyiapan
lahan
untuk
lintasan georadar yang sebelumnya sudah ditentukan pada pekerjaan pemetaan geologi permukaan. Penyiapan lahan yang dimaksud adalah membuka daerah dengan mengurangi vegetasi penutup dan membuat relatif datar. Selain itu yang paling penting pada tahap ini adalah kalibrasi peralatan. Tahap
Pengambilan
Data,
dilakukan
dengan
cara
menggerakan tranduser yang terdiri dari alat pemancar dan penerima sepanjang lintasan yang telah ditentukan.
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Gambar 2. 5. Proses pengambilan data Georadar di lapangan
Sinyal
atau
gelombang
yang
dipancarkan
ke
bawah
permukaan (pemilihan panjang gelombang yang akan digunakan disesuaikan dengan tujuan kegiatan yang ingin diperoleh) akan menyebar dan sebagian akan dipantulkan karena adanya perbedaan sifat kelistrikan media bawah permukaan. Sinyal yang dipantulkan kembali akan segera terekam secara digital pada komputer dalam bentuk penampang yang menerus seperti yang terlihat pada ilustrasi cara kerja di bawah ini.
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Gambar 2. 6. Ilustrasi cara kerja & proses pengambilan data Georadar
Tahap Pemprosesan dan Interpretasi Data; merupakan tahapan yang penting, karena pada tahap ini data citra (image) yang terekam pada control module diproses dengan menggunakan software dari tipe GPR 2.0 untuk dipisahkan secara ‘scattered method’ dengan maksud memperjelas pola
tampilan
dengan
membedakan
tingkat
konduktifitasnya. Pada tahapan ini pula dilakukan proses koreksi
kedalaman,
antara
panjang
gelombang
yang
digunakan dengan kondisi kedalaman sesungguhnya (telah ditentukan pada tahap kalibrasi) juga penghitungan jarak setiap titik ikat dalam lintasan (Gambar dibawah ini).
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
10 m 0ns
100
200
10 m
0ns
100
200
Gambar 2. 7. Pemprosesan citra (image) dari citra yang belum terkoreksi (a) hingga citra yang telah terproses dan terkoreksi (b)
7. Pemanfaatan lahan Gambaran mengenai pemanfaatan lahan di Kabupaten Pelalawan diaplikasikan dengan Sistem Informasi Geografis (Geographic Information
System/GIS)
yang
merupakan
sistem
informasi
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
berbasis
komputer
yang
digunakan
untuk
mengolah
dan
menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). GIS mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada
suatu
titik
tertentu
di
bumi,
menggabungkannya,
menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada GIS merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi GIS dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Secara garis besar tahapan kegiatan yang dilakukan dalam kajian ini adalah dapat digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut :
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Gambar 2. 8. Diagram Alir Tahapan Kegiatan Yang Dilakukan Dalam Kajian
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Fungsi analisa spasial yang dipakai yaitu fungsi overlay, fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya. Hasil akhirnya adalah informasi distribusi dan luas areal, rekomendasi pemanfaatan lahan di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Selain itu proses GIS (Geografic Information System) dimaksudkan untuk menunjukkan sebaran potensial sumber daya alam seperti perkebunan, perikanan, pertanian
dll.
Sehingga
proses
sistem
informasi
geografis
menghasilkan output berupa peta serta dapat disusun dalam bentuk laporan dokumen pemetaan sumber daya alam dan lingkungan pesisir Kabupaten Pelalawan.
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Gambar 2. 9. Pengambilan titik koordinat dengan metode waypoint
2.4. Metode Pengumpulan Data 2.4.1. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Primer Pengumpulan
data
primer
dilakukan
dengan
mengadakan
pengamatan/pengukuran komponen dan parameter yang terkait dengan aktivitas dan program yang ada dan terkait pemanfaatan sumber daya alam di Kabupaten Pelalawan, baik secara langsung maupun tidak langsung di lapangan. Jenis data primer yang akan dikumpulkan meliputi data informasi apresiasi masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya alam di Kabupaten Pelalawan, yang semuanya dikumpulkan dengan metode: Quisioner, Metode PRA (Partisipotory Rural Appraisal) dan Wawancara Mendalam. Pengambilan data primer ini dilakukan di beberapa kecamatan penelitian dengan melibatkan masyarakat di lokasi wilayah. Secara detail teknik pengumpulan dara primer dilakukan melalui metode sebagai berikut: a. Metode
Partisipatif,
menggunakan
yaitu
pendekatan
pengamatan pengamatan
lapangan berpartisipasi
dengan serta
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
mempelajari dan mengamati langsung di lapangan data-data yang dibutuhkan. b. Kuisioner, yaitu dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan untuk responden. Kuisioner ini disebarkan kepada 20 orang stakeholer yang ada di beberapa kecamatan penelitian. Secara umum ada dua kelompok pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner ini yaitu: (1) Karakteristik Responden; umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, rata-rata penghasilan dan penataran atau pelatihan yang diikuti selama lima tahun terakhir, (2) Perilaku Komunikasi; keterdekatan terhadap media masa dan akses terhadap jaringan komunikasi. c. Wawancara mendalam (Indepth interview) pada berbagai pihak baik tokoh formal maupun informal. Tokoh formal meliputi: 1. Kepala Desa; 2. Ketua Badan Perwakilan Desa 3. Camat; 4. Bappeda Kabupaten Pelalawan; 5. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pelalawan; 6. Perguruan Tinggi di Riau; 7. LSM. Sementara tokoh informal, antara lain adalah: 1. Tokoh Agama; 2. Tokoh Masyarakat 3. Ketua himpunan nelayan.
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
Gambar 2. 10. Interview
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
2.4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari literatur, laporan-laporan dan data statistik yang diperoleh dari instansi terkait baik di tingkat Propinsi Riau maupun di Kabupaten Pelalawan. Data statistik, laporan dan publikasi lainnya yang relevan yang diperoleh dari perpustakaan dan istansi-instansi terkait. Data sekunder yang akan dikumpulkan antara lain adalah: 1. Data Perikanan di Kabupaten Pelalawan untuk 5 tahun terakhir termasuk data tentang produksi hasil tangkapan nelayan ikan. 2. Data Peternakan di Kabupaten Pelalawan untuk 5 tahun terakhir. 3. Data Pertanian di Kabupaten Pelalawan untuk 5 tahun terakhir. 4. Data Perkebunan di Kabupaten Pelalawan untuk 5 tahun terakhir. 5. Data Kehutanan di Kabupaten Pelalawan untuk 5 tahun terakhir. 6. Data Pertambangan di Kabupaten Pelalawan untuk 5 tahun terakhir. 7. Data dari Dept. Koperasi di Kabupaten Pelalawan tentang perkembangan lembaga-lembaga ekonomi. 8. Data harga komoditi di tingkat Kabupaten Pelalawan dari Dinas Perdagangan. 9. Laporan-laporan
survey
di
wilayah
Kabupaten
Pelalawan
(Biologi, Sosial dan Ekonomi). 12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
10. Data dari Bappeda untuk masing-masing wilayah studi untuk mendapatkan informasi tentang renstra wilayah terkait dengan pembangunan berbasis masyarakat yang ada di wilayah tersebut.
2.4.3. Analisis Data Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengolahan data yang disajikan dalam bentuk tabel. Data yang terkumpul akan di olah dalam bentuk informasi dengan sistim informasi geografi (GIS) dan laporan. Penggunaan GIS (Geografic Information System) dimaksudkan untuk menunjukkan peta sebaran potensi sumber daya alam ditiap region Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau. Laporan dan peta yang disusun, akan terus dikomunikasikan dengan pemberi pekerjaan sebagai bagian dari quality control studi ini. Dalam hal ini antara peta dan laporan merupakan suatu kesatuan yang utuh dan saling melengkapi. _______________ ______
12
Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009
2.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Studi.............................................................11 2.2. Pendekatan Metodologi...................................................................................11 2.3. Metode Kajian.................................................................................................12 2.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................................29 2.4.1. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Primer..........................................29 2.4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Sekunder......................................32 2.4.3. Analisis Data ...........................................................................................33
12