LAPORAN AKBR PENELITIAN STUDI IMPLEMENTAS! PE~DANPE~AATANPERANGKATLUNAKLEGAL
DAN FREE OPEN SOURCE SOFTWARE (FOSS) PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN
Oleh: Prastuti Sulistyorini, S.T, M.Kom, Victorianus AS, S.E, M.Si, Tri Pudji Wahjuningsih, S.E, M.Si
Dibiayai Oleh : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan Sesuai Dengan Surat Rekomendasi Penelitian Nomor: 070/145/VI/2010 Tanggal: 21 Juni 2010
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) WIDY A PRA T AMA TAHUN2010
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul a. Judul penelitian
b. Lingkup Penelitian c. K.atagori Penelitian
: Studi Implementasi Pemakaian dan Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Free Open Source Software (FOSS) Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan : Bidang Ekonomi :Umum
2. Ketua Peneliti a. Nama lengkap dan gelar b. Jenis Kelamin c. Jabatan Fungsional d. Pekerjaan e. Alamat instansi
3. Jwnlah Anggota Peneliti
: Prastuti Sulistyorini, S.T, M.Kom : Perempuan : Lektor : Dosen : STMIK Widya Pratama Pekalongan
a. Nama lengkap dan gelar b. Jenis Kelamin c. Jabatan Fungsional d. Pekerjaan e. Alamat instansi
: Duaorang : Victorianus AS, S.E, M.Si :Laid- Laki : Lektor : Dosen : STMIK Widya Pratama Pekalongan
a. Nama lengkap dan gelar b. Jenis KeJamin c. Jabatan Fungsional d. Pekerjaan e. Alamat instansi
: Tri Pudji Wahjuningsih, S.E, M.Si : Perempuan : Lektor : Dosen : STMIK Widya Pratama Pekalongan
4. Lokasi Penelitian 5. Jumlah biaya yang diusulkan
: Seluruh SKPD di Iingkungan Kota Pekalongan : Rp. 7.500.000
Pekalongan, Maret 2011
11
ABSTRACT
'
Pekalongan city as one of government Institution, has used communication and information technology in order to make good government governance. Free open source and proprietary software has applied in every district of Pekalongan City. To make efficiency, legal software migration team has established. This team based on free open source software. It is a fact that Pekalongan Government support the Go Open Source which stated by central government. Migration process is not only to change operating system platform but also changing behaviour and paradigm. This research conducted as a descriptive one, by interviewing and analysing from respoendents. Taking sample technique calculated by slovin formula. Based on the research, the conclusions is the percentage of successful implementation based on policy, planning, institution, infrastructure and human resource, application, reachment dimension. The obtraction of migration legal software. Key word : Implementation, Legal Software, Free Open Source Software, Migration .
.
111
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah I
memberikan Rahmat dan HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Penelitian ini kami lakukan sebagai kepedulian terhadap kemajuan Kota Pekalongan didalam menerapkan Program Free Open Source (FOSS) dan pelaksanaan Tri Dharma Pendidikan Tinggi, dimana penelitian ini dibiayai oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintah Kota Pekalongan. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Pimpinan Bappeda Kota Pekalongan berserta staff. 2. Pimpinan SKPD Kota Pekalongan 3. Pimpinan STMIK Widya Pratama Pekalongan yang telah memberikan dukungan kepada Tim. 4. Ketua P3M STMIK Wldya Pratama yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada Tim. 5. Seluruh Tim Peneliti dan rekan- rekan kerja STMIK Widya Pratama. 6. Ternan-ternan dan semua rekan yang tidak dapat kami sampaikan satu persatu yang telah mendukung penelitian kami. Besar harapan kami penelitian ini berguna bagi perkembangan Kota Pekalongan juga sebagai masukan untuk kebijakan-kebijakan selanjutnya. Dalam kesempatan ini pula kami menghaturkan maaf sebesar besarnya jika ada tindakan maupun perkataan kami yang tidak berkenan. Demikian pengantar dari kami, terima kasih. Peka1ongan, Maret 2011 Tim Peneliti
IV
DAFTARISI
Halaman Halaman Judul ................................. ........................................................ Halaman Pengesahan .... .......... .. ..... ..... ... .. ........... .... ... .. ......................... .. Abstract.................................................................................................... Kata Pengantar .... ...... ... .. ... .... ...... ................ ......... ..... ...... ...... .. .... ........ ..... Daftar lsi .. .. ....................... ........... .... .. .. ... .. .. ....................... ......... ... ...... .... Daftar Galnbar ......................................................................................... Daftar Tabel ............................................................................................. BAB.
BAB
BAB
,
BAB
BAB
I. Pendahuluan
1.1. Latar BeJakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
1.2. Rumusan Masalah .................................................... 1.3. Tujuan Penelitian .. .. .. .. . .. . .. . . .. . .. . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . ... 1.4. Manfaat Penelitian .................................................... 1.5.KerangkaPemikiran ..................................................
8 8 9 10
II. Kajian Pustaka 2.1. Pengertian Free Open Source Sofware (FOSS) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.2. Keuntungan dan kelemahan FOSS................................. 2.3. Penegakan Perangkat Lunak Legal dengan Migrasi ke OSS .... 2.4. Kendala Migrasi Open Source Software................................... 2.5. Dimensi Impementasi FOSS di pemerintahan ..........................
11 12 14 17 18
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ........................................................................ . 3.2. Obyek Penelitian ..................................................................... . 3.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... . 3.4. Sumber Data ............................................................................ . 3.5.Penetapan sampel dan responden ............................................. . 3.5 PengoIan dan Anal isis Data ..................................................... .
20 20 20 21 21 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Umum ................................................. ..................... 4.2. Hasil Kuesioner Kepala SKPD ................................................ 4.3. Hasil Kuesioner Staffkomputer di SKPD ............................... 4.4. Pembahasan ............................................................................. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesi.mpulan ............................................................................. 5.2. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
v
•
i n 111 iv v v1 vn
23 24 44 .54 59 60
..
DAFTARGAMBAR I
Halaman 1. Kerangka pemikiran .. ...... .. .. .. .. .. .. .. .. .... .... .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
Vl
10
DAFfAR TABEL Halaman Tabel 25 1. Tabel1. Kebijakan Terkait Open Source di lnstansi ............................ . 2. Tabel2. Jwnlah Anggaran Terkait Open Source di Instansi ................ . 27 29 3. Tabel3. Rencana Keija ........................................................................ . 4. Tabel4. Rencana Keija yang belum terlaksana ................................... . 31 32 5. Tabel 5. Jumlah Pelaksana ................................................................... . 6. Tabel 6. Jwnlah komputer Server ........................................................ . 33 7. Tabel 7. Daftar Jwnlah SDM yang memiliki kemampuan kompuetr .. . 34 8. Tabel 8. Daftar Jwnlah SDM Terkait Open Source ............................ . 35 36 9. Tabel9. Daftar Jumlah SDM Tidak Menguasai Komputer ............... .. 37 10. Tabel 10. Daftar jumlah SDM sudah menggunakan Open Source ... . 11. Tabel11. Daftar Jwnlah SDM menguasai komputer belum meng38 Gunakan Open Source ...................................................... . 12. Tabell2. Daftar Sofware Aplikasi Open Source yang telah atau 39 Sedang dikembangkart ...................................................... . 13. Tabel13. Daftar Sistem Operasi atau Aplikasi Open Source Umum 40 14. Tabel14. Daftar Sistem Operasi/Aplikasi berlisensi/Belum ........... . 41 42 15. Tabel15. Sofware Aplikasi yang Kompatibel deng Open Source ... . 43 16. Tabel 16.Daftar Pengurangan Biaya pemerintah Pusat ................... .. 17. Tabel17. Rekapitulasi Kuesioner untuk pertanyaan Perencanaan ... . 54 18. Tabel18. Rekapitulasi Kuesioner untuk pertanyaan Kebijakan ....... . 55 19. Tabel 19. Rekapitulasi Kuesioner untuk pertanyaan Infrastruk:tur ... . 56 57 20. Tabel 20. Rekapitulasi Kuesioner untuk pertanyaan Pencapaian..... .
Vll
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data personil tim peneliti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Halaman 64
Lampiran 2. Surat ijin Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . ..
65
Lampiran 3. Daftar Kuesioner . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
66
viii
BABl PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Demikian pesatnya perkembangan Teknologi Infonnasi (TI), baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya di dunia telah mendorong pergerakan dan perubahan perilaku kehidupan masyarakat organisasi maupun perekonomian di suatu Negara, tidak terkecuali di Indonesia. Dilihat dari tiga komponen utama (hardware, software, dan brainware) dalam usaha pemanfaatan TI ini, yang dinilai akan paling membebani organisasi di Indonesia dalam implementasinya adalah masalah ketersediaan hardware dan software yang sebagian besar atau hampir seluruhnya masih merupakan komponen impor. Untuk masalah ketersediaan hardware, memang organisasi masih akan membutuhkannnya melalui cara impor. Sedangkan untuk pengadaan software sebenarnya sudah tersedia solusi altematif yang menjanjikan bagi usaha penghematan biaya implementasi teknologi jenis ini, yaitu dengan menggunakan open source software, yang dalam perkembangannya telah mempengaruhi banyak perubahan dalam perilaku para praktisi dan tenaga TI di dunia Dengan semakin banyaknya organisasi yang telah memberikan perhatian
yang
mengembangkan
besar
untuk
kemampuan
memanfaatkan anggota-anggotanya
1
TI di
maupun
dalam
bidang
sistem
•
infonnasi, tentu telah menyebabkan mereka semakin mengenal jenis perangkat lunak yang beredar beserta kemampuan yang di.milikinya. Tetapi tanpa disadari, banyak pula
diantara organisasi tersebut yang telah
menggunakan perangkat lunak yang beredar luas tanpa membeli lisensi pemakaian seperti yang telah dipersyaratkan dalam hukum dan peraturan nasional maupun intemasional. Upaya pemerintah dalam usaha penegakan hukum ini tercennin dengan diluncurkannya program yang fokus dari Dewan yang TIK Nasional yaitu flagship
(DeTIKNas),
Legal Software, dengan tujuan untuk
menggalakan penggunaan perangkat lunak open source, free software maupun yang proprietary. Upaya lain pemerintah untuk mendukung gerakan OSS ini terlihat jelas yaitu dengan mengeluarkan aturan-aturan seperti INPRES No.6 Tahun 2001, tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, yang merupakan salah satu kerangka kebijakan dan strategi pengembangan teknologi perkembangan
industri
infonnas~
informasi
pemerintah akan mendorong
content
dan
aplikasi,
dimana
pendayagunaan perangkat lunak open source perlu mendapat perhatian khusus. Diikuti deklarasi bersama pencanangan program Indonesia, Go Open Source! Oleh lima lembaga llnstitusi pemerintah pada Tahun 2004 yang merupakan upaya bersarna dalam menggalang berbagai stakeholder perguruan
tinggi,
pebisnis,
pemerintah
dan
komunitas
untuk
mengembangkan dan memanfaatkan perangkat lunak legal yang berbasis
open source software. Selanjutnya Peraturan Presiden No.7, Tahun 2005
2
..
tentang RPJMN 20042009, adanya : "Program peningkatan penggunaan open source system ke seluruh institusi pemerintah dan lapisan masyarakat". Terbitnya Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika No. 05/SE/M.KOMINF0/10/2005. Serta adanya surat edaran MENPAN No. SE/01/M.PAN/3/2009 yang berisikan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah sudah menggunakan software legal dan open source software dengan di tahun 2011
Free/Open Source Software (FOSS) atau perangkat lunak bebas dan open source (PLBOS) telah menjadi sebuah fenomena intemasional. Dalam beberapa tahun terak.hir, FOSS mengalami perubahan besar dari sebuah kata yang relatif tidak dikenal menjadi sebuah kata popular terbaru. Saat ini, FOSS (Free or Open Source Software) tumbuh pesat dengan berbagai sistem dan aplikasinya menjadi solusi altematif dari pemakaian proprietary software. Dengan sifatnya yang "open" memberikan keuntungan lebih bagi pengguna OSS, karena memungkinkan pengguna komputer memakainya tanpa perlu membayar lisensi penggunaan yang terlalu mahal kepada pemegang hak ciptanya, selain itu pengguna juga dapat memodifikasi program yang tersedia sesuai dengan keinginannya. Beberapa sifat OSS seperti biaya investasi yang relatif Iebih rendah, kualitas kinerja dan keamanan yang lebih baik, lokalisasi, dan kebebasan, merupakan beberapa faktor kelebihan dari OSS ini. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dan diperbaiki.
3
'
Beberapa negara, baik negara maju maupun negara berkembang, telah menerapkan OSS ini. Dari studi kasus beberapa negara tersebut, dapat disimpulkan bahwa umumnya pemerintahlah yang menjadi motor penggerak pemanfaatan OSS melalui pemberian insentif maupun kebijakan-kebijakan yang memihak penggunaan OSS secara nasional. Sejumlah negara menyadari bahwa pemanfaatan OSS dapat menjadi salah satu cara untuk mendorong industri perangkat lunak lokal dan menurunkan biaya pengadaan perangkat lunak dalam Jingkungan pemerintahan. Beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar untuk melirik upaya migrasi ke open source sebagai platform utama, diantaranya adalah (1 ). Kemandirian : Pemilihan perangkat lunak open source menjadikan pengguna memiliki akses terhadap sumber kode, sehingga memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada pengguna individu atau instansi. Pengguna dapat memilih, mengganti dan mengembangkan pak.et perangkat lunak, berganti platform atau vendor yang berbeda dengan tanpa menimbulkan masalah, (2). Untuk kondisi Indonesia,
kelebihan open
source adalah adanya penghematan biaya bagi para pengguna. Komponen biaya yang dapat dihemat, antara lain, biaya bayar lisensi perangkat lunak, biaya yang harus keluar karena gangguan virus, biaya yang harus dikeluarkan ketika data hilang karena kesalahan program disistem atau biaya paket perangkat lunak, up-grade dan service, (3). Dari sisi biaya lisensi saja dapat dibayangkan berapa biaya yang dapat dihemat apabila diterapkan dalam jumlah jutaan komputer. Berbagai alasan teknis, seperti skalabilitas
4
..
penggunaan open source kini sudah sangat meluas, kinerja open source yang mampu berjalan dengan normal di mesin dengan kemampuan rendah, kehandalan yang dimiliki sistem operasi ini sudah tidak diragukan lagi, maupun keamanan sistem di mana open source merupakan sistem yang terbuka, maka sangat kecil kemungkinan untuk dimasuki program yang dapat merusak sistem. Menindaklanjuti
Surat
Edaran
MENPAN,
Nomor
SE/01/M.PAN/03/2009, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Pekalongan diwajibkan menerapkan pemakaian dan pemanfaatan perangkat lunak legal dan free open source software. Kewajiban tersebut tertuang dalarn kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan yang terdiri dari : 1.
Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 12A Tahun 2010 tentang Migrasi Perangkat Lunak Legal Berbasis Free Open Source (FOSS) Pemerintah Kota Pekalongan
2.
Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 020/024 Tahun 2010 tentang Kewajiban Pemakaian dan Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Free Open Source Software (FOSS) di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan.
3.
Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 020/026 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Migrasi Perangkat Lunak Legal Berbasis Open Source Software (FOSS) Pemerintah Kota Pekalongan.
5
4.
Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 020.05/102 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Perangkat Lunak Legal Berbasis Open Source Software (FOSS) Pemerintah Kota Pekalongan.
5.
Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tahun 20 I 0 tentang Pembentukan Tim Migrasi Perangkat Lunak Legal Berbasis Open Source Software (FOSS) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Pekalongan. Program migrasi ke open source software (OSS) adalah pekerjaan
dengan tingkat kenunitan yang bervariasi. Dapat mudah dan sederhana, dapat juga sulit dan nun it. Dan, bagi yang bukan spesialisasinya pada topik ini, hal ini dapat menjadi kendala yang cukup serius. Proses migrasi bukanlah suatu proses yang hanya dilakukan untuk mengganti platform
Operating System (OS) dan aplikasi lainnya ke platform Open Source belaka. Proses migrasi lebih jauh daripada itu, proses migrasi juga merupakan proses perubahan paradigma dan kebiasaan. Beberapa kutipan seperti yang disampaikan Kepala Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekom) Depdiknas, Lilik Gani pada Seminar Nasional "Pengguna Open Source Software dan IGOS Center" di Jakarta, seperti dilansir Antara adalah Diakuinya, sulit mengubah kebiasaan pengguna komputer yang sudah terbiasa memakai sistem operasi microsoft windows ke sistem yang lain yang berbasis OS seperti Linux. IGOS atau Ubuntu meski untuk mendapatkannya tak perlu membayar.
6
Dari hasil wawancara dengan beberapa peserta kegiatan TOT dan Pelatihan OSS program pelatihan dari Pemerintah Kota Pekalongan, memperlihatkan persamaan kendala-kendala yaitu tidak familiar terhadap piranti OSS tersebut. Kendala lainnya, kurangnya pemahaman mengenai open source, kesadaran tentang software legal, kompatibilitas data aplikasi, pendampingan sumber daya manusia yang terbatas, koordinasi antar unit yang kurang, serta belum menyadari besamya penghematan yang dapat diperoleh dari Total Cost of Ownership (TCO) OSS yang jauh dibawah TCO Proprietary. Menurut kuesioner IOSA Implementasi
Open
Source
perencanaan,
kelembagaan,
dapat
Tahun
2010,
bahwa keberhasilan
dilihat dari
infrastruktur
dan
dimensi
SDM,
kebijakan,
Aplikas~
dan
pencapaian. Karena Pemerintah Kota Pekalongan telah menerapkan pemakaian dan pemanfaatan perangkat lunak legal dan free open source
software, maka penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui tingkat
keberhasilan implementasi pemakaian dan pemanfaatan perangkat lunak legal dan Free Open Source Software (FOSS) di lingkungan SKPD Pemerintah Kota Pekalongan yang dinilai dari dimensi kebijakan, perencanaan, infrastruktur dan SDM, aplikasi, dan pencapaian, serta untuk mengetahui kendala - kendala yang ada dalam implementasi pemakaian dan pemanfaatan Free Open Source Software (FOSS) di lingkungan SKPD Pemerintah Kota Pekalongan. Sedangkan perubahan kebiasaan terjadi karena adanya perubahan software yang biasa digunakan oleh pengguna.
7
Dimana perubahan ini menuntut adanya upaya untuk mempelajari software baru tersebut. Tanpa adanya kesadaran akan pentingnya proses migrasi ini dilakukan, maka perubahan kebiasaan ini hanya akan menjadi alasan untuk menolak proses migrasi ini.
1.2
Perumusan Masalab Berdasarkan latar belakang diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui : 1.
Pencapaian keberhasilan implementasi pemakaian dan pemanfaatan perangkat lunak legal dan Free Open Source Software (FOSS) yang dilihat dari dimensi kebijakan, perencanaan, infrastruktur dan sumber daya manusia, aplikasi dan pencapaian.
2.
Kendala - kendala yang ada dalam implementasi pemakaian dan pemanfaatan Free Open Source Software (FOSS) di lingkungan SKPD Pemerintah Kota Pekalongan.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : I. Mengetahui keberhasilan implementasi pemakaian dan pemanfaatan perangkat lunak legal dan Free Open Source Software (FOSS) di lingkungan SKPD Pemerintah Kota Pekalongan yang dinilai dari dimensi kebijakan, perencanaan, infrastruktur dan SDM, aplikasi, dan pencapaian.
8
2. Mengetahui kendala - kendala yang ada dalam implementasi pemakaian dan pemanfaatan Free Open Source Software (FOSS) di lingkungan SKPD Pemerintah Kota Pekalongan.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dapat memberikan masukan kepada Walikota, sampai sejauh mana keputusan tentang kewajiban pemakaian dan pemanfaatan perangkat lunak legal dan free open source software (FOSS) di lingkungan SKPD Pemerintah Kota Pekalongan telah dijalankan. 2. Dapat memberikan rekomendasi kepada Walikota tentang pencapaian keberhasilan implementasi pemakaian dan pemanfaatan perangkat lunak legal dan Free Open Source Software (FOSS) di lingkungan SKPD Pemerintah Kota Pekalongan yang ditinjau dari dimensi kebijakan, perencanaan, kelembagaan, lnfrastruktur dan SDM dan pencapaian.
9
1.5
Kerangka Pemikiran
KEBIJAKANPEMERINTAH PUSAT TERKAIT DENGAN FOSS
KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN
APAKAH IMPLEMENTASI BERHASIL
TINJAUAN KEBERHASILAN : - Kebijakan - Perencanaan - Kelembagaan - Infrastruktur dan SDM - Aplikasi - Pencapaian
REKOMENDASI
, HASIL DAN EV ALUASI
10
BAB2 KAJIAN PUSTAKA
2.1. Free Open Source Software Banyak pemerintah yang awalnya tertarik ke free dan open source software (FOSS) karena penggunaannya dapat mengurangi biaya pembelian
piranti lunak. Tetapi FOSS tidak hanya piranti lunak yangfree (atau tanpa membayar atau bebas royalti). FOSS juga berarti piranti lunak dimana kode sumbernya juga terbuka, dapat ditingkatkan, dan didistribusikan dengan bebas. Pendukung FOSS mengatakan bahwa karaktemya yang terbuka membuat review dan pengujian dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien, yang pada akhimya membuat piranti lunak lebih stabil dan handal. Untuk negara berkembang, terdapat keuntungan strategi, ekonomi dan sosial dalam mengadopsi FOSS. Keuntungan Strategik yaitu : I. Mengembangkan industri/kapasitas lokal. 2. Mengurangi impor/menghemat devisa. 3. Meningkatkan keamanan nasional. 4. Mengurangi pelanggaran hak cipta.
.S. Memungkinkan lokalisasi. Sedangkan keuntungan Ekonomi, yaitu : 1. Meningkatkan persaingan. 2. Mengurangi Total Biaya Kepemilikan (Total Cost of Ownership). 3. Meningkatkan keamanan. 11
4. Tidak tergantung ke vendor tertentu. Keuntungan Sosial, yaitu : Meningkatkan akses informasi. Secara urnurn program yang dinamakan free software (perangkat lunak bebas) atau open source software (perangkat lunak sumber terbuka) adalah program yang lisensinya mernberi kebebasan kepada pengguna menjalankan program untuk apa saja, mempelajari dan memodiftkasi program, dan mendistribusikan penggandaan program asli atau yang sudah dimodiftkasi
tanpa
barns
membayar
royalti
kepada
pengembang
sebelumnya. OSS identik dengan Free Software. Perlu digarisbawahi, defmisi free disini bukan berarti gratis, namun free disini berarti bebas. Bebas ini dijabarkan menjadi empat buah, yaitu: 1. Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja. 2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta
dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 3. Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali basil salinan perangkat lunak tersebut sehingga dapat membantu sesama. 4. Kebebasan
untuk
meningkatkan
kinerja
program,
dan
dapat
menyebarkannya ke khalayak urnum sehingga semua menikmati keuntungannya.
12
2.2. Keuntungan dan Kelemaban FOSS a.
Keuntungan menggunakan FOSS
Di samping rendahnya biaya, ada beberapa alasan mengapa masyarakat, organisasi publik,atau bisnis secara agresif mengadopsi
FOSS, antara
lain: I.
Keamanan (Security).
2.
Ketersediaan!Kestabilan (Realibility/Stability).
3.
Standar terbuka dan tidak tergantung vendor
4.
Mengurangi ketergantungan terhadap impor.
5.
Meningkatkan kemampuan mengembangkan perangkat lunak lokal.
6.
Pembajakan, HaKI (Hak atas Kekayaan lntelektual) dan WTO (World Trade Organization)
7. b.
Bahasa dan budaya lokal (localization)
Kelemahan FOSS Dengan berbagai kelebihannya, FOSS saat ini belum tentu cocok untuk semua keadaan. Ada beberapa bidang yang masib membutuhkan penyempumaan produk FOSS. Adapun kelemahannya diantaranya : 1.
Aplikasi Bisnis belum lengkap. Meskipun saat ini telah terdapat banyak: projek FOSS dalam berbagai tingkatan pengembangan, tetap masih ada bidang yang belum tersedia produk dengan fitur lengkap, khususnya di dunia bisnis.
13
--
------~-
--
-
--
----
-
- - - - - - - ·
-
2. Interoperabilitas dengan Sistem Proprietary Sistem FOSS, khususnya untuk desktop, tidak sepenuhnya kompatibel dengan sistem proprietary. Bagi organisasi yang telah berinvestasi secara besar besaran pada software proprietary dan format penyimpanan data, mencoba mengintegrasikannya solusi FOSS dapat menjadi pilihan yang mahal. Mengubah standar proprietary ak:an membuat lebih buruk persoalan ini, karena standar proprietary sering tidak ditujukan untuk berintegrasi dengan solusi altematif. 3. Dokumentasi dan Tampilan Sistem atau aplikasi FOSS yang telah ada saat ini masih banyak yang lemah dalam hal kelengkapan dokumentasi dan kemudahan bagi pengguna (userfriendliness), dibandingkan dengan yang ditemukan
dalam
program
proprietary.
Fokus utama para
pengembang awal FOSS adalah kegunaanya (fungsionalitas). Membuat program yang dapat bekerja dengan baik jauh lebih penting daripada kemudahan dan tampilan. Selain kekurangan dokumentasi bermutu tinggi, juga ada isu seputar GUI (Graphical User Interface) dari FOSS. Karena elemen GUI pada banyak: sistem FOSS tidak berupa elemen tunggal tapi merupakan koleksi projek-projek berlainan yang menyatu secara bersamaan.
14
2.3. Penegakan Perangkat Lunak Legal Dengan Migrasi Ke OSS Pembajakan software menjadi masalah di hampir semua negara di dunia. Bahkan di negara maju yang secara teori mampu membeli lisensi software, nilai pembajakannya masih tinggi, sekitar 21% di Amerika Serikat dan 36% di Uni Eropa. Di negara negara berkembang yang penghasilannya rendah harga software dinilai mahal, sehingga angka pembajakan software sangat tinggi, misalnya di atas 80% untuk Indonesia. Pembajakan software dan lemahnya hukum dapat merugikan suatu negara dalam banyak hal. Sebuah negara yang perlindungannya terhadap HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) rendah menjadi tidak menarik bagi investor asing. Beberapa upaya pemerintah dalam usaha penegakan perangkat lunak legal yaitu: (1). Menerbitkan UU No. 19Th. 2002 tentang Hak Cipta yang menyebutkan bahwa program komputer merupakan salah satu jenis ciptaan yang harus dilindungi kepemilikannya, (2). Men-deklarasikan bersama Gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS), pada tanggal 30 Juni 2004, ditandatangani secara bersama-sama oleh Menristek, Menkominfo, Men PAN, Menteri Kehakiman dan HAM dan Mendiknas untuk mengajak seluruh komponen masyarakat Teknologi Informasi untuk melakukan langkah nyata dalam mendorong penggunaan perangkat lunak legal berlisensi maupun tanpa lisensi yang lebih dikenal dengan Open Source
Software
(OSS),
(3).
Mengeluarkan
Surat
Edaran
Nomor
SE/01/M.PAN/03/2009 tentang "Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan
15
Open Source Software (OSS)", yaitu : Seluruh Instansi Pemerintah diwajibkan menggunakan perangkat lunak open source atau legal. Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar untuk melirik upaya migrasi ke open source sebagai platform utama, antara lain: I.
Kemandirian. Pemilihan perangkat lunak open source menjadi pengguna memiliki akses terhadap sumber kode, sehingga memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada pengguna individu atau instansi. Pengguna dapat memilih, mengganti dan mengembangkan paket perangkat lunak, berganti platform atau vendor yang berbeda dengan tanpa menimbulkan masalah.
2.
Kesempatan mengejar ketertinggalan. Dengan sifatnya yang memiliki sumber kode terbuka, ini mengakibatkan para pengembang lokal (Indonesia) dapat lebih cepat dalam mengembangkan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dampak dari pengembangan perangkat I unak open source ini adalah percepatan kesempatan penyediaan lapangan kerja bagi tanaga ahli teknologi informasi (TI) yang dapat menyumbang kepada Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan.
3.
Untuk
kondisi
Indonesia,
kelebihan
open source adalah adanya
penghematan biaya bagi para pengguna. Komponen biaya yang dapat dihemat, antara lain, biaya bayar lisensi perangkat lunak, biaya yang harus keluar karena gangguan virus, biaya yang harus dikeluarkan ketika data hilang karena kesalahan program disistem atau biaya paket perangkat lunak, up-grade dan service. Dari sisi biaya lisensi saja dapat dibayangkan berapa biaya yang dapat dihemat apabila diterapkan dalam jumlah jutaan komputer.
16
4.
Berbagai alasan teknis, seperti skalabilitas penggunaan open source kini sudah sangat meluas, kinerja open source yang mampu berjalan dengan normal di mesin dengan kemampuan rendah, kehandalan yang dimiliki sistem operasi ini sudah tidak diragukan lagi, maupun keamanan system di mana open source merupakan system yang terbuka, maka sangat kecil kemungkinan untuk dimasuki program yang dapat merusak sistem.
2.4. Kendala Migrasi Open Source Software Dalam menerapk.an suatu sistem yang baru, walau sangat bennanfaat, tentu pada awalnya ak.an menghadapi berbagai kesulitan. Dalam proses migrasi perangkat lunak legal ke open source tentunya akan menghadapi beberapa permasalahan. Pertama, adanya resistensi dari pengguna yang sudah terbiasa dengan produk perangkat lunak proprietary yang digunakan sebelumnya. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang menyulitk.an dan proses adaptasinya akan memakan waktu. Mengubah kebiasaan yang sudah berlangsung lama bukanlah sesuatu usaha yang mudah. Kedua adalah kemudahan untuk mendapatkan software illegal yang dibeberapa tempat penjual perangkat lunak. Walau saat ini banyak komputer yang dijual telah dilengkapi (dibundel) dengan suatu system operasi, aplikasi lain yang berjalan di atasnya yang sesuai dengan kebutuhan masih ada yang menggunakan software illegal. Selama ada kemudahan dan ketersediaan perangkat lunak illegal akan sulit melakukan migrasi dengan perangkat lunak open source. Permasalahan yang ketiga adalah adanya
17
anggapan kendala dalam kompabilitas dengan hardware dan software lainnya.
l.S. Dimensi Implementasi Open Source Software Di Pemerintahan Keberhasilan implementasi Open Source Software di lingkungan pemerintah menurut Indonesia Open Source Award Tahun 2010, dilihat dari beberapa dirnensi : I.
Kebijakan, secara formal didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan atau peraturan atau ketetapan atau pedoman/petunjuk yang terkait dengan penggunaan perangkat lunak komputer sumber terbuka (open source) di setiap instansi. Adapun kebijakan yang dilaksanakan meliputi : diterbitkannya Surat Keputusan,
aturan-aturan. adanya rencana
irnplementasi dan penggunaan Open Source pada tugas sehari-hari 2.
Perencanaan yang dimaksud adalah rencana kerja yang terkait dengan implementasi open source software. Rencana kerja tersebut tentunya perlu memperhatikan keselarasan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun rencana TIK nasional. Adapun keberhasilan perencanaan dilihat dari sosialisasi Open Source, Pelatihan Open Source, dan adanya unit kerja yang bertugas mengimplementasikan Open Source.
3.
Kelembagaan yang dimaksud adalah adakah unit kerja atau bagian dari instansi yang ditugaskan
untuk mengirnplementasikan teknologi
informasi yang terkait dengan open source.
18
4.
Infrastruktur dan SDM. Infrastruktur yang dirnaksud adalah kondisi infrastruktur
teknologi
mencakup
perangkat
keras
pemrosesan
infonnasi (server, workstation, dan peripheral), jaringan komunikasi, koneksi internet dan software infrastruktur teknologi (sistem operasi, tool sistem) untuk implementasi open source software. Sumber Daya Manusia adalah bagairnana kondisi pegawai yang sudah menggunakan komputer, memiliki ketrampilan TIK, menggunakan software open source dan sudah dilatih dalam implementasi open source. Adapun keberhasilan dilihat dari infrastruktur dan SDM meliputi : penyediaan kumpulan software yang sehubungan dengan implementasi Open Source, adanya pelatihan khusus kepada SDM yang berkaitan langsung dengan penerapan Open Source dan spesiftkasi komputer yang memadai. 5.
Aplikasi(software) meliputi software sistem operasi dan software aplikasi open source yang sedang dikembangkan secara khusus untuk kebutuhan instansi.
6.
Pencapaian, merupakan gambaran tingkat (prosentase) kesiapan instansi dalam implementasi open source software. Pencapaian ini dilihat dari peningkatan pelayanan publik setelah implementasi Open Source, kepuasan ketja setelah irnplementasi Open Source, dan apakah dengan irnplementasi Open Source dapat mempercepat peketjaan.
19
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, yaitu pengambilan kesimpulan dilakuk:an melalui wawancara yang mendalam dan analisa kuesioner yang di dapat dari responden.
3.2. Objek Penelitian Obyek penelitian ini adalah staff komputer seluruh SKPD di lingkungan pemerintah Kota Pekalongan yang berjumlah sekitar 500 oramg.
3.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengwnpulan data dilakukan dengan menggunakan :
a Kuesioner, yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan tertutup yang disampaikan kepada staff komputer seluruh SKPD untuk memperoleh jawaban tentang perencanaan, kebijakan, infrastruktur dan pencapaian yang terkait Free Open Source Software (FOSS), serta kendala-kendala yang ada dalam proses migrasi. b. Wawancara, yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan terbuka yang disampaikan kepada Kepala SKPD wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara lebih detail mengenai perencanaan,
20
kebijakan, anggaran, infrastruktur, dan aplikasi yang terkait Free Open
Source Software (FOSS).
3.4. Sumber Data Sumber data yang digunakan yaitu 3.4.1.
Data primer Pengumpulan data primer diperoleh secara langsung dari Kepala SKPD dan staff komputer SKPD melalui pengisian kuesioner yang dibagikan kepada seluruh SKPD di lingkungan pemerintah Kota Pekalongan.
3.4.2.
Data sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari penelusuran buku literatur dan download jurnal dari internet sehubungan dengan perangkat lunak legal dan Free Open Source Software (FOSS).
3.5.
Penetapan Sampel dan Responden 3.5.1.
Penentuan sampel Penentuan sampel yang diambil dengan menggunakan teknik
purposive
sampling
method,
dimana
pengambilan
sampel
ditentukan secara sengaja I sesuai dengan masalah penelitian.
21
3.5.2.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode yang dikembangkan oleh Slovin (Umar, 2000, p: 146) dengan runms sebagai berikut :
N n =
1 + N.e
2
Keterangan : n
=
ukuran sampel
N
=
ukuran populasi
e
=
prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diijinkan. Prosentase yang diambil yaitu sebesar 5 %.
Berdasarkan data yang didapat, jumlah populasi yang ada di SKPD kota Pekalongan adalah 500 responden. Jika dihitung dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan : 500 n =
= I
222 dibulatkan menjadi 225.
+ 500 (0,05i
3.6. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilaksanakan dengan cara tabulasi dan analisa data dilakukan secara deskriptif.
22
BAB4 BASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Umum.
Masa waktu pengisian jejak pendapat adalah selama 2 bulan. Wawancara mapun penyebaran kuesioner dilakukan secara acak (random) kepada semua SKPD di lingkungan pemerintah Kota Pekalongan. Jumlah SKPD yang diteliti sebanyak 28 SKPD, yaitu Badan Pelayanan dan Perijinan Terpadu (BBP'l), Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian, Perdagangan, UKM dan Koperasi, Kantor Catatan Sipil, Dinas Tenaga KCJja dan Transmigrasi,
Badan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
KB,
Kantor
Kepegawaian Daerah, Badan Pertanahan, Sekretariat DPRD, BAPPEDA, Bagian Umum, Bagian Perekonomian, Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Administrasi Pembangunan, Bagian
Organisas~
Bagian Hukum, Bagian
PDE, Humas dan Protokol, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Tata Ruang, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Perhubungan, Komunikasi dan lnformatika, Dinas Petemakan, Perikanan dan Kelautan, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga, RSUD Bendan, Perpustakaan dan Arsip Daerah, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja. Yang diteliti adalah Kepala dan staff komputer diseluruh SKPD.
23
Penelitian ini dilakukan dengan mengirimkan dokumen yang berisi daftar pertanyaan yang nantinya akan diisi oleh responden dan dalam waktu 3 minggu akan diambil oleh peneliti. Jumlah kuesioner yang disebarkan sejumlah 225 kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari kuesioner untuk 28 Kepala SKPD dan kuesioner 255 untuk staff komputer di SKPD. Jumlah kuesioner untuk kepala SKPD yang kembali adalah 50% (I4 SKPD) yang belum kembali sebanyak 50% (14 SKPD) karena belum diisi oleh responden atau belum diambil karena keterbatasan waktu peneliti. Jumlah kuesioner untuk staff komputer yang kembali adalah 76,4% (I72 Staf) yang belum kembali sebanyak 23,6% (53
stat). Kuesioner yang telah masuk akan dianalisis untuk penarikan kesimpulan.
Untuk
kuesioner
kepala
SKPD tidak diolah dengan
menggunakan aplikasi SPSS karena bentuk pertanyaannya bersifat terbuka, sedangkan kuesioner yang ditujukan kepada staff komputer dari data-data yang masuk diolah dengan penggunakan apliaksi SPSS versi I 0.
4.2. Basil Kuesioner Kepala SKPD. I.
Dari pertanyaan : Sebutkan kebijakan atau surat keputusan yang terkait dengan penerapan open source di instansi, didapat hasil sebagai berikut : dari 28 Kepala SKPD, yang mengisi sebanyak 42,8% (12 SKPD),
sedangkan yang tidak mengisi sebanyak 7,2% (2 SKPD), dan yang tidak kern bali sebanyak 50% ( 14 SKPD).
24
Tabel I menunjukkan
kebijakan atau surat keputusan yang terkait dengan penerapan open source di instansi. Tabel 1. Kebijakan Terkait Open Source Di Instansi
1
Nama Kebijakan
Instansi
No
SK Walikota No. 020/024 Tahun
Kantor Lingkungan Hidup
2010,
SK
050/136.1
Kepala
Kantor
No.
Tahun 2010 Tentang
Pembentukan Tim Migrasi KLH 2
SK Walikota No. 020/024 Tahun
Dinas Jndagkop & UMKM
2010, SK Kepa1a Dinas Tentang Pembentukan Tim Teknis Open Source Indagkop & UMKM
3
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
-
Transmigrasi 4
SK Walikota No. 020/024 Tahun
Dinas Kesehatan
2010 5
Bagian Humas dan Protokol
-
6
BPPKB
SK Walikota No. 020/024 Tahun 2010
7
SK Walikota No. 020/024 Tahun
DPUPT
2010,
SK
020153712010
Kepala
Dinas
No.
Ten tang
Pembentukan Tim Migrasi DPUPT
8
SK Walikota No. 020/024 Tahun
SatpolPP
25
2010, SK Walikota No. 020/026, Surat
Edaran
MENPAN
No.
SE/01/MPAN/3/2009, SK Kepala Satpol PP No. 020/SK.ll/IV/2010 Tentang Pembentukan Tim Migrasi Satpo!PP 9
KKD
SK Walikota No. 020/024 Tahun 20 l 0, SK Walikota No. 020/026, SK
Kepala
Kantor
Tentang
Pembentukan Tim Migrasi KKD 10
Sekretariat DPRD
Surat
Sekda
No.
55.6/01580
Tanggal 18 Mei 2009 Tentang Pengembangan TIK. 11
Bagian Tata Pemerintahan
SK Walikota No. 020/024 Tahun 20 I 0, SK Walikota No. 020/026, Surat
Edaran
MENPAN
No.
SE/01/M.PAN/3/2009, Surat Edaran Kominfo
No.
05/SE/M.Kominfo/1 0/2005. 12
Pakta Integritas Pemakaian dan Pemanfaatan
Perangkat
Lunak
Legal 13 14
Dishubkominfo
SK Walikota No. 020/024 Tahun 2010,
26
SK
Kepala
Dinas
No.
050/1117
Tim
Migrasi
Dishubkominfo
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 89,3% (25 SKPD) telah memahami adanya kebijakan yang terkait dengan penerapan open source, sebanyak 10,7% bel urn memahami sebanyak 10,7% (3 SKPD). 2.
Dari pertanyaan : Sebutkan anggaran (untuk pengadaan hardware, pengadaan software OS, pembuatan aplikasi, Sosialisasi, Pelatihan, Perawatan. Instalasi, Penyusunan Laporan, pengadaan peralatan komunikasi, dll) yang terkait dengan implementasi open source di instansi, didapat data sebagai berikut : dari 28 Kepala SKPD, yang sudah menetapkan anggaran sebanyak 50% (7 SKPD), sedangkan yang belum menentapkan anggaran 50% (7 SKPD). Tabel 2 menunjukkan jumlah anggaran terkait dengan penerapan open source di instansi. Tabel 2. Jumlah Anggaran Terkait Open Source Di Instansi Instansi
No
Anggaran
1
Kantor Lingkungan Hidup
-
2
Dinas lndagkop & UMKM
Untuk Sosialisasi dan Pelatihan Rp. 40. Juta
3
Dinas
Tenaga
Ketja
dan
Pengadaan Hardware Rp. 35 Juta
Transmigrasi 4
Dinas Kesehatan
-
5
Bagian Humas dan Protokol
-
6
BPPKB
Pemwatan
27
Rp.
9.600.000,
Pengadaan Hardware yaitu 47 Set Telecenter Rp. 634.500.000, 1 Set Laptop Rp. 15.000.000 7
DPUPT
Perawatan Penyusunan 10.000.000,
Rp.
12.500.000,
Laporan
Rp.
Pengadaan Peralatan
Komunikasi Rp. 50.000.000
8
Satpo!PP
Pengadaan Software OS Windows XP Original Rp. 950.000
9
KKD
-
10
Sekretariat DPRD
-
II
Bagian Tata Pemerintahan
-
12
-
13
Pemeliharaan Rp. 300.000
14
Pembu.atan Aplikasi Rp. 40 juta,
Dishubkominfo
Pengadaan Peralatan Komunikasi Rp. 62juta
Dari Tabel tersebut diatas ditunjukkan 50% (7 SKPD), yang belum
menetapkan anggaran terkait dengan penempan open source sebanyak 50% (7 SKPD). Jumlah SKPD yang telah menetapan anggaran untu.k sosiaUsasi dan pelatihan sebanyak sebesar 3,6% (1 SKPD), yang belum menetapkan anggaran sebanyak 96,4% (27 SKPD).
Ke 27
SKPD tersebut belum menganggarkan untuk sosialisasi dan pelatihan karena masih berkoordinasi dengan bagian PDE. Jumlah SKPD yang
28
telah menetapkan anggaran untuk pengadaan hardware sebanyak 7,2% (2 SKPD), yang belum menetapkan sebanyak 92,8% (26 SKPD). Jumlah SKPD yang telah menetapkan anggaran untuk pengadaan OS sebanyak 3,6% ( 1 SKPD), yang belum sebanyak 96,4% (27 SKPD). Jumlah SKPD yang telah menetapkan anggaran untuk pemeliharaan sebanyak 10, 7o/o(3 SKPD), yang bel urn sebanyak 89,3% (25 SKPD). Jumlah SKPD yang telah menetapkan anggaran uotuk pembuatan aplikasi sebanyak 3,6% (1 SKPD), yang belum sebanyak 96,4% (27 SKPD). Jumlah SKPD yang telah menetapkan uggaran untuk pengadaan peralatan komunikasi sebanyak 7,2% (2 SKPD), yang belum belum menetapkan sebanyak 92,8% (26 SKPD).
3.
Dari pertanyaan : Sebutkan rencana kerja (untuk sosialisasi, pelatihan, instalasi, migrasi,
pengadaan
barang,
pengadaan jasa, evaluasi
pelaksanaan) yang telah dilaksanakan terkait dengan implementasi open source, didapat hasil sebagai berikut : Tabel 3. Rencana Kerja Yang Telah Terlaksan Terkait Open Source Di lnstansi No 1
lnstansi
Terlaksana/jumlah
Kantor Lingkungan Hidup
Sosia1isasi dan Pelatihan (17 orang), lnstalasi (8 unit), Migrasi (8 unit)
2
Dinas Indagkop & UMKM
3
Dinas
Tenaga
Kerja
Sosia1isasi dan Pelatihan (50 orang)
dan
Transmigrasi
29
Sosia1isasi dan Pelatiban (83 orang)
4
Dinas Kesehatan
Sosialisasi (35 orang), Pelatihan (69 orang), Migrasi (128 unit)
5
Bagian Humas dan Protokol
-
6
BPPKB
Sosilisasi dan Pelatihan, lnstalasi , Migrasi
7
Sosilisasi dan Pelatihan, Instalasi ,
DPUPT
Migrasi 8
Sosilisasi dan Pelatihan, Instalasi ,
Satpol PP
Migrasi, Pengadaan OS Windows ( I unit) 9
Sosialisasi dan Pelatihan, Instalasi
KKD
(7
unit),
Migrasi
(
7
unit),
Pengadaan Barang ( 4 unit) 10
Sekretariat DPRD
Sosilisasi dan Pelatihan
] ]
Bagjan Tata Pemerintahan
InstaJasi ( 4unit). Migrasi ( 4 unit)
12
-
13
-
14
4.
Sosilisasi dan Pelatihan
Dishubkominfo
Dari pertanyaan : Sebutkan rencana kerja Sebutkan rencana kerja
(untuk sosialisasi, pelatihan, instalasi, migrasi, pengadaan barang, pengadaan jasa, evaluasi pelaksanaan) yang belurn terlaksana terkait dengan implementasi open Source, didapat data sebagai berikut :
30
Tabel 4. Rencana Kerja Yang Belurn Terlaksan Terkait Open Source Di Instansi lnstansi
No
Belum Terlak.sana/jumlah
1
Kantor Lingkungan Hidup
-
2
Dinas Indagkop & UMKM
-
3
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
Pengadaan Barang
Transmigrasi Dinas Kesehatan
-
5
Bagian Humas dan Protokol
-
6
BPPKB
-
7
DPUPT
-
8
Satpol PP
Evaluasi Pelaksanaan
9
KKD
-
10
Sekretariat DPRD
Instalasi, Migrasi
11
Bagian Tata Pemerintahan
-
4 I
12
Sosialisasi dan Pelatihan, Instalasi, Migrasi
13
Sosialisasi dan Pelatihan, Instalasi, Migrasi
14
5.
Dishubkominfo
Instalasi dan Migrasi
Dari pertanyaan : Sebutkan Jurnlah Pelaksana yang terkait dengan irnplementasi open source, didapat data sebagai berikut :
31
•
Tabel 5. Jumlah Pelaksana Terkait Open Source Instansi
Tugas/jumlah
I
Kantor Lingkungan Hidup
Instalasi dan Migrasi ( 2 orang)
2
Dinas Indagkop & UMKM
Tutor ( 2 orang)
3
Dinas
Tenaga
dan
Kerja
-
I Transmigrasi
4
' Dinas Kesehatan
6 orang
5
I Bagian Humas dan Protokol
Admin (3 orang)
6
BPPKB
13 orang)
7
DPUPT
-
8
SatpoiPP
7orang
9
KKD
Tim Migrasi ( 4 orang), Operator ( 20 orang),
Administrator/Maintenance
( I orang) lO
Sekretariat DPRD
Operator ( 3 orang)
11
Bagian Tata Pemerintahan
Instalasi ( I orang)
12
-
13
Administrsi ( 10 orang)
14
Dishubkominfo
1 orang
6. Dari pertanyaan : Sebutkan jumlah komputer server yang telah menggunakan sistem operasi open source ( pengadaan baru maupun basil migrasi dari software legal), didapat data sebagai berikut :
32
Tabel 6. Jumlah Komputer Server Terkait Open Source Di Instansi No
lnstansi
Jumlah
I
Kantor Lingkungan Hidup
-
2
Dinas Indagkop & UMKM
6
3
Dinas
Tenaga
dan
Kerja
-
Transmigrasi 4
Dinas Kesehatan
13
5
BagW1 Humas dan Protokol
-
6
BPPKB
2
7
DPUPT
10
Satpol pp
7 (5 PC, 2 Laptop)
9
KKD
-
10
Sekretariat DPRD
-
11
Bagian Tata Pemerintahan
-
8
12
3
13
l
14
7
I
I
Disbubkominfo
Dari pertanyaan : Berapa jumlah SDM laki-laki dan perempuan di instansi yang mampu mengoperasikan komputer ?, didapat data sebagai berikut :
33
Tabel 7. Daftar Jumlah SDM Memiliki Kemampuan Komputer No
Instansi
1
2
Jumlah SDM
Kantor Lingkungan Hidup
9 (L), 6 (P)
Dinas Indagkop & UMKM
15(L), 14(P)
I
3
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
7 (L), 3 (P)
Transmigrasi Dinas Kesehatan
75 (L), 126 (P)
5
Bagian Humas dan Protokol
8 (L), 7 (P)
6
BPPKB
14(L), 14(P)
7
DPUPT
22 (L), 6 (P)
8
SatpolPP
11 (L), 4 (P)
9
KKD
12 (L), 12 (P)
10
Sekretariat DPRD
13 (L), 6 (P)
4
I
I
11 I Bagian Tata Pemerintahan
9 (L), 1 (P)
12
5 (L), 4 (P)
13
7 (L), 3 (P)
14
6 (L)
Dishubkominfo
8. Dari pertanyaan : Berapa jumlah SDM laki - laki dan perempuan yang mampu mengoperasikan komputer yang telah menggunakan open source, didapat data sebagai berikut :
34
Tabel 8. Daftar Jumlah SDM Terkait Open Source Instansi
No
Jumlah SDM
1
Kantor Lingkungan Hidup
6 (L), 5 (P)
2
Dinas Indagkop & UMKM
10 (L), 7 (P)
3
Dinas
Tenaga
Kerja
dan
-
Transmigrasi 4
Dinas Kesehatan
75 (L), 126 (P)
5
Bagian Humas dan Protokol
3 (L), 2 (P)
6
BPPKB
5 (L), 1 (P)
7
DPUPT
8 (L)
SatpoiPP
1 I (L), 4 (P)
9
KKD
2 (L)
10
Sekretariat DPRD
4 (L)
II
Bagian Tata Pemerintahan
4 (L), 1 (P)
8 I
12
3 (L), l (P)
13
I (L)
I4
6 (L)
Disbubkominfo
9. Dari pertanyaan: Sebutkan Jumlah SDM yang tidak menguasai komputer ( TI ), didapat data sebagai berikut :
35
Tabel9. Daftar Jumlah SDM Tidak Menguasai Komputer No
Instansi
Jumlah SDM
1
Kantor Lingkungan Hidup
1 (sopir), I (stafTU)
2
Dioas Indagkop & UMKM
I88 (staf & tenaga lapangao)
3
Dioas
Tenaga
Kerja
dan
-
Traosmigrasi 4
Dinas Kesehatao
2 (Sekretariat), 1 (bidang yankes), 2 (bidang promkes), I (bidaog kesga), 80 (UPTD Dinas Kesehatao)
5
Bagian Humas dan Protokol
2 (Administrasi)
6
BPPKB
1 (Eselon III), 1 (Eselon IV), 7 (stat)
7
5 (adrninistrasi), 27 (Teknik), 295
DPUPT
(Tenaga Kebersihan)
8
SatpolPP
4
(TV),
I
(Bangtas),
4
(Operasional) 9
KKD
-
10
Sekretariat DPRD
14 (stat)
11
Bagian Tata Pemeriotahan
3
I2
2 (pengantar surat), I (sopir)
13
15 (stat), I (Kasi)
I4
Disbubkominfo
46
10. Dari pertanyaan : Sebutkan Jumlah SDM yang menguasai komputer dan sudah menggunakan open source, didapat data sebagai berikut : 36
Tabel 10. Da:ftar Jumlah SDM Sudah Menggunakan Open Source No
Instansi
1 2
Jumlah SDM
Kantor Lingkungan Hidup
7 (TU), 4 (Teknis Lapangan)
Dinas lndagkop & UMKM
17 (Stat)
I
3
Dinas
Tenaga
dan
Kerja
-
Transmigrasi 4
Dinas Kesehatan
4(Sekretariat), 5(Promkes),
3
(Yankes),
4(Kesga),
6(P2PI,
I 01 (UPTD Dinkes) 5
Bagian Humas dan Protok:ol
5 (Adrninistrasi)
6
BPPKB
6
7
DPUPT
2(administrasi), 6 (Teknik)
8
SatpoiPP
15
9
KKD
-
Sekretariat DPRD
4
Bagian Tata Pemerintahan
5
10
II
I
12
4
13
1
14
Dishubkominfo
6
11. Dari pertanyaan : Sebutkan Jumlah SDM yang menguasai komputer tapi belum menggunakan open source, didapat data sebagai berikut :
37
Tabel 11. Daftar Jumlah SDM Menguasai Komputer Belum Menggunakan Open Source No
Instansi
Jumlah SDM
1
Kantor Lingkungan Hidup
4 orang
2
Dinas Indagk.op & UMKM
12 orang
3
Dinas
Tenaga
dan
Kerja
I orang
Transmigrasi 4
Dinas Kesehatan
-
5
Bagian Humas dan Protokol
II orang
6
BPPKB
21
7
DPUPT
20
8
Satpol PP
-
9
KKD
-
10
Sekretariat DPRD
15
11
Bagian Tata Pemerintahan
5
12
4
13
ll
14
Dishubkominfo
113
12. Dari pertanyaan: Sebutkan software aplikasi Open Source yang telah atau sedang dikembangkan secara khusus untuk kebutuhan instans~ didapat data sebagai berikut :
38
Tabel 12. Daftar Software Aplikasi Open Source yang telah atau sedang dikembangkan lnstansi
No
Software Aplikasi
I
Kantor Lingkungan Hidup
-
2
Dinas Indagkop & UMKM
-
3
Dinas
Tenaga
dan
Kerja
-
Transmigrasi 4
Dinas Kesehatan
Simpus
5
Bagian Humas dan ProtokoJ
-
6
BPPKB
-
7
DPUPT
-
8
Satpol PP
-
9
KKD
-
10
Sekretariat DPRD
-
11
Bagian Tata Pemerintahan
-
12
-
13
-
14
-
Dishubkominfo
13. Dari pertanyaan : Sebutkan sistem operasi dan atau aplikasi Open Source umum yang tersedia bebas (seperti Linux, OpenOffice, dJl.) yang telah digunakan di instansi, didapat data sebagai berikut:
39
Tabel 13. Daftar Sistem Operasi atau Aplikasi Open Source umum No
Instansi
Software
1
Kantor Lingkungan Hidup
Ubuntu 9.10, Open Office org 3.2
2
Dinas Indagkop & UMKM
Ubuntu 9.10, Open Office org 3.1, Firefox. Gimp
3
Dinas
Tenaga
Ketja
dan
Ubuntu 9.10
Transmigrasi 4
Dinas Kesehatan
-
5
Bagian Humas dan Protokol
Ubuntu 9.10, Open Office
6
BPPKB
Mozilla
7
DPUPT
Ubuntu, Open Office
8
Satpol PP
Ubuntu, Gimp, Fire Fox. Open office, Brasero
9
KKD
Ubuntu, Open Office
10
Sekretariat DPRD
Ubuntu
II
Bagian Tata Pemerintahan
Ubuntu I 0.04, Open Office, VLC, Firefox. Banshee, 7-zip
12
Ubuntu, Open Office
13
Ubuntu, Open Office
14
Dishubkominfo
Ubuntu, Open Office
14. Dari pertanyaan: Sebutkan sistem operasi dan atau aplikasilprogram yang telah berlisensi dan belum berlisensi yang digunakan di instansi, didapat data sebagai berikut :
40
Tabel 14. Daftar Sistem Operasi/Aplikasi Berlesensi/Belum No
Instansi
1
Software/LisensilJumlah
Kantor Lingkungan Hidup
Win
XP
Home/Lisensi/I,
Win
Vista/Lisensi/3, Win 7/Lisensi/ Dinas lndagkop & UMKM
2
SIMDA/Lisensi/1, SIMAK/Lisensi/I, MARKET!Lisensi/1,WDP!Lisensi/I
3
Dinas
Tenaga
Ketja
dan
Microsoft/Belum Lisensil-
Transmigrasi 4
Win XP Home Basic/Lisensi/24,
Dinas Kesehatan
Win 7 Home Basic/Lisensi/26 5
Bagian Humas dan Protokol
-
6
BPPKB
Wm/Lisensi/16,
Wm!Belum
Lisensi/3 I
7
DPUPT
Win
XP!BeJum
Lisensil-
,MS.Office/Belum Lisensil-
8 9
-
SatpoiPP
jKKD
Win
XP/Belum
Lisensi/5,
Vista/Betum
Win
Lisensi/1,
MS.Office!Belum Lisensi/6 I
tO
Sekretariat DPRD
Windows/Belum/8
II
Bagian Tata Pemerintahan
Win/Belum/1, MS. Office/Belum/2
12
Win/Belum/2
I3
Win
XP/Lisensi/3,
XP/Belum/1
41
Win
114
I Dishubkominfo
15. Dari pertanyaan : Sebutkan software tidak dapat dijalankan (running) di software open source, didapat data sebagai berik:ut : Tabel15. Software Aplikasi Yang Tidak Kompatibel Dengan Open Source No
lnstansi
Software/Jumlah
I
Kantor Lingkungan Hidup
-
2
Dinas lndagkop & UMKM
SIMDA/1, SIMAK/1, MARKET/I, WDP/1
3
Dinas
Tenaga
Keija
dan
-
Transmigrasi 4
PWS
Dinas Kesebatan
Gizi/1,
Aplikasi
laporan
obat/1, PSG Kadarzi/1, SIMDA Keuangan/1, SIMAK/BMN/1
5
Bagian Humas dan Protokol
-
6
BPPKB
Aplikasi
Pencatatan
Aplikasi
KDRT/1,
Penanggulangan
Kemiskinan/1
7
DPUPT
-
8
SatpolPP
-
9
KKD
Aplikasi Keu/1, Aplikasi Pajak/1, Aplikasi Barang/1
10
Sekretariat DPRD
SIMDA/-
11
Bagian Tata Pemerintahan
-
42
12
SIMDABMD/1
13
Video Editing! I
14
-
Dishubkominfo
16. Dari pertanyaan : Dengan diterapkan OPEN SOURCE, sebutkan pengurangan biaya yang terjadi dan besamya
( selama kurun waktu
2008 - 2009 ), didapat data sebagai berikut : Tabel 16. Daftar Pengurangan Biaya Pemerintah Pusat No
Instansi
Biaya Sebe1um/Sesudah
1
Kantor Lingkungan Hidup
2
Dinas Indagkop & UMKM
3
Dinas
Tenaga
Kerja
-1-1dan
-1-
Transmigrasi
4
Dinas Kesehatan
-1-
5
Bagian Humas dan Protokol
-1-
6
BPPKB
-1-
7
DPUPT
-1-
8
SatpolPP
Biaya Lisensi Win XP Ori Rp. 950.000/Rp.O
9
KKD
-1-
10
Sekretariat DPRD
-1-
11
Bagian Tata Pemerintahan
Biaya
Lisensi
Win
XP
Rp.
900.000/Rp. 0-, Biaya Lisensi MS.
43
Office
2007
Rp.
2.742.150/Rp. 0 12
-1-
13
Biaya
Pemeliharaan
Rp.
300.000/Rp. 100.000 14
Dishubkominfo
-/1
4.3. Hasil Kuesioner staff komputer selurub SKPD. 4.3.l.Pertanyaan yang terkait dengan PERENCANAAN. 1. Dari pertanyaan : Apakah anda mendapat sosialisasi open source didapat basil sebagai berikut : Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
1
94
54.7
54.7
54.7
2
78
45.3
45.3
100.0
Total
172
100.0
100.0
Perencanaan Valid
Valid
Yang menyatakan telah mendapatkan sosialisasi open source ada 54,7% dan yang belum mendapatkan sosialisasi open source sebanyak 45,3%, dari basil survey diketabui bahwa bingga saat ini proses sosialisasi di setiap SKPD sedang berjalan.
2. Dari pertanyaan: Apakah anda mendapatkan pelatiban open source didapat basil sebagai berikut :
44
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
I
69
40.1
40.1
40.1
2
103
59.9
59.9
100.0
Total
172
100.0
100.0
Perencanaan Valid
Valid
Yang menyatakan telah mendapatkan pelatihan open source sebanyak 40, 1% dan yang bel urn mendapatkan pelatihan open source sebanyak 59,9%, dari wawancara di beberapa SKPD memang pada saat pelatihan tiap SKPD hanya dipilih beberapa orang, jadi tidak semua mendapat pelatihan.
3. Dari pertanyaan : Apakah komputer kerja anda telah di instalisasi OPEN SOURCE, didapat basil sebagai berikut : Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
1
105
61.0
61.0
61.0
2
67
39.0
39.0
100.0
Total
172
100.0
100.0
Perencanaan Valid
Valid
Yang menyatakan bahwa komputer kerjanya telah diinstalasi open source ada 61% dan yang belum terinstalasi ada 390/o. 4. Dari pertanyaan : Apakah ada unit kerja atau bagian dari instansi yang ditugaskan untuk mengimplementasikan teknologi informasi
45
dan komunikasi yang terkait dengan Open Source, didapat basil sebagai berikut : Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
I
131
76.2
76.2
76.2
2
41
23.8
23.8
I 00.0
Total
172
100.0
100.0
Perencanaan Valid
Valid
Dari pertanyaan tersebut 76,2% menyatakan ada unit khusus yang ditugaskan di tiap SKPD untuk mengimplementasikan teknologi informasi yang terkait dengan open source dan 23,8% menyatakan
tidak. ada unit khusus didalam mengimplementasikan open source.
4.3.2. Pertanyaan yang terkait dengan KEBIJAKAN I. Oari pertanyaan : Apakah ada Surat Keputusan ataupun peraturan tertulis sebubungan dengan diterapkan OPEN SOURCE di Instansi, didapatkan basil sebagai berikut : Cumulative Kebijakan Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
I
124
72.1
72.1
72.1
2
48
27.9
27.9
100.0
Total
172
100.0
100.0
46
Yang menyatakan
bahwa adanya surat keputusan tentang
penerapan open source di instansi ada 72, 1% sedangkan sisanya 27,CJO/o menyatakan belum ada. 2. Dari pertanyaan : Apakah instansi memiliki rencana (plan) agar penerapan OPEN
SOURCE dapat tercapai sebelum 2011,
didapatkan basil sebagai berikut: Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
1
134
77.9
77.9
77.9
2
38
22.1
22.1
100.0
Total
172
100.0
100.0
Kebijakan Valid
Yang menyatakan bahwa instansi memiliki rencana penerapan open source sebelum 2010 ada 77,9% dan yang menyatakan belum memiliki rencana tersebut ada 22, I% 3. Dari pertanyaan : Apakah Saudara telah menggunakan dan memanfaatkan perangkat lunak legal dan free open source software dalam menjaJankan tugas sebari - hari di instansi, didapat basil sebagai berikut : Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
1
87
50.6
50.6
50.6
2
85
49.4
49.4
100.0
Total
172
100.0
I 00.0
Kebijakan Valid
47
Yang menyatakan telah memanfaatkan open souce ada 50,6% dan yang belum ada 49,4 %.
4.3.3.Pertanyaan yang terkait dengan INFRASTRUKTUR dan SDM I. Dari pertanyaan : Apakah ada komputer khusus yang menyediakan kumpulan software OPEN SOURCE di instansi anda, didapatkan basil sebagai berikut : Cumulative ln.frastruktur Valid
I
Frequency
Percent
81
47.1
Valid Percent
Percent
47.1
47.1 100.0
'
2
91
52.9
52.9
Total
172
100.0
100.0
Yang menyatakan bahwa ada komputer khusus yang menyediakan software open source ada 47, I% dan yang menyatakan bahwa belum tersedianya software open source ada 52,9 %. 2. Dari pertanyaan : Apakah ada fasilitas pendukung (misal media penyimpanan seperti CD/DVD, harddisk, flashdisk, dll.) yang disiapkan khusus untuk: implementasi Open Source, didapatkan basil sebagai berikut : Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
1
82
47.7
47.7
47.7
2
90
52.3
52.3
100.0
Total
172
100.0
100.0
ln.frastruktur Valid
48
Yang menyatakan adanya fasilitas pendukung untuk implementasi ada 47,7% dan yang menyatakan tidak ada fasilitas pendukung ada 52,3%. 3. Dari pertanyaan : Apakah ada SDM yang ditugaskan secara mandiri untuk mengikuti pelatihan OPEN SOURCE, didapatkan hasilsebagai berilcut: Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
1
131
76.2
76.2
76.2
2
41
23.8
23.8
100.0
Total
172
100.0
100.0
Infrastruktur Valid
.
Yang menyatakan adanya SDM yang dttugaskan secara mandiri untuk pelatihan open source ada 76,2% dan 23,8% belum. 4. Dari
pertanyaan
:
Apakah
komputer
kerja
anda
masih
menggunakan software Sistem Operasi (SO) legal seperti Windows dll., didapatkan hasil sebagai berikut: Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
1
\SO
87.2
87.2
87.2
2
22
12.8
12.8
100.0
Total
172
100.0
100.0
lnfrastruktur Valid
.
Komputer kerja yang masih menggunakan ststem operasi seperti windows
masih
87,2%
menggunakan open source.
49
sedangkan
sisanya
12,8%
sudah
5. Dari pertanyaan: Apakah komputer kerja anda telah menggunakan sistem operasi Open Source ( pengadaan baru maupun hasil migrasi dari software proprietary seperti Windows dll.), didapatkan hasil
sebagai berikut : Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
I
100
58.1
58.1
58.1
2
72
41.9
41.9
100.0
Total
172
100.0
100.0
lnfrastruktur Valid
Yang menyatakan bahwa komputer kerjanya telah menggunakan sistem operasi open source ada 58,1% dan yang belum menggunakan 41 ,<)0/o. 6. Dari pertanyaan : Apakah komputer kerja anda menggunakan 2 (dua) software Sistem operasi Windows dan program I aplikasi Open Source? Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
1
67
39.0
39.0
39.0
2
105
61.0
61.0
100.0
Total
172
100.0
100.0
lnfrastruktur
Valid
Komputer kerja yang menggunakan 2 software ada 39% dan yang tidak menggunakan ada 61%.
50
Apakah spesiftkasi komputer kerja anda
7. Dari pertanyaan memadai?
Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
l
136
79.1
79.1
79.1
2
36
20.9
20.9
100.0
Total
172
100.0
100.0
lnfrastruktur Valid
.
Spes1fikas1 komputer yang memada1 ada 79,1% dan yang t1dak memadai ada 20.9"/o.
4.3.4. Pertanyaan yang terkait dengan PENCAPAlAN 1. Dari pertanyaan : Apakah dengan menggunakan OPEN SOURCE dapat meningkatkan pelayanan publik, didapat data sebagai berikut: Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
1
60
34.9
34.9
34.9
2
112
65.1
65. 1
100.0
Total
172
100.0
100.0
Pencapaian Valid
Yang
menyatakan
bahwa
penggunaan
open
source
dapat
meningkatkan pelayanan publik ada 34,9% dan 65,1% menyatakan belum dapat. 2. Dari pertanyaan : Apakah dengan menggunakan OPEN SOURCE dapat meningkatkan kepuasan kerja anda, didapat data sebagai berikut:
51
Cumulative Pencapaian Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
I
48
27.9
27.9
27.9
2
124
72.1
72.1
100.0
Total
172
100.0
100.0
Yang menyatakan bahwa menggunakan open source dapat meningkatkan kepuasan kerja ada 27,9% dan yang belum dapat meningkatkan kepuasan kerja ada 72, I% 3. Dari pertanyaan: Apakah dengan menggunakan OPEN SOURCE dapat mempercepat kerja anda, didapat data sebagai berikut : Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
1
44
25.6
25.6
25.6
2
128
74.4
74.4
100.0
Total
172
100.0
100.0
Pencapaian Valid
Yang menyatakan bahwa open source dapat mempercepat kerja ada 25,6% dan yang menyatakan tidak dapat mempercepat kerja ada 74,4%.
4.3.5. Kendala dan Masukan Proses Migrasi 1. Dari pertanyaan : Apakah ada kendala dalam proses didapat data sebagai berikut :
52
migras~
Kendal a Valid
Valid
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
hardware tdk cocok
19
20.9
20.9
20.9
kurang latihan
20
22.0
22.0
42.9
keterbatasan OS
5
5.5
5.5
48.4
lebih lambat
4
4.4
4.4
52.7
SDM
12
13.2
13.2
65.9
31
34.1
34.1
100.0
91
100.0
100.0
tidak biasa dgn FOSS Total
Beberapa kendala yang terjadi dalam implementasi open source software diantaranya adalah hardware tidak cocok (20.9%), kurang pelatihan(22%), SDM kurang (13,2%), dan tidak terbiasa dengan menggunaan open source software (34,1%). 2. Dari pertanyaan : Mohon masukan agar proses migrasi dapat berjalan lancar, didapat data sebagai berikut: Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Percent
Pendamping
14
15.4
15.4
15.4
latihan lagi
46
50.5
50.5
65.9
FOSS hrs lbh canggih
7
7.7
7.7
73.6
Spec komp tdk memadai
14
15.4
15.4
89.0
dukungan pimpinan
8
8.8
8.8
97.8
ditindak tegas
2
2.2
22
100.0
91
100.0
I 00.0
Masukan Valid
Valid
Total
53
Beberapa masukan agar proses migrasi open source software berhasil baik diantaranya perlu pendampingan(l5.4%), dan perlu pelatihan Lagi (50,5%).
4.4. Pembahasan Dengan melihat sebaran data dari hasil penelitian didapat bahwa keberhasilan implementasi pemakaian dan pemanfaatan perangkat lunak legal dan Free Open Source Software (FOSS) di lingkungan SKPD Pemerintah Kota Pekalongan yang dinilai dari dimensi :
l.
Perencanaan. Dari seluruh pertanyaan yang terkait dengan perencanaan di dapat hasil sebagai berikut :
Tabel.l7. Rekapitulasi Kuesioner Untuk Pertanyaan Terkait Perencanaan Jawaban
Prosentase
Jawaban
Prosentase
YA
YA
TIDAK
Tidak
l(Sosialisasi)
94
54,7%
78
45,3%
2(Pelatihan)
69
40,1%
103
59,9%
3(Komp.terinstalasi OS)
105
61%
67
39%
4(Pembentukan Tim Migrasi)
131
76,2%
67
23,8%
Total
399
Prosentase
58%
Pertanyaan
Berdasar tabel rekapitulasi tersebut diatas menunjukkan bahwa dengan adanya kebijakan penggunaan dan pemanfaatan perangkat lunak open 54
source di lingkungan SKDP Pemerintah Kota Pekalongan hingga saat ini telah berjalan dengan baik, terbukti 58% responden memberikan jawaban ya, yang berarti bahwa 54,7% responden telah mendapatkan sosialisasi tentang open source, 61% responden mengatakan bahwa komputer di SKPD telah di instalasi software open source, 76,2% responden menyatakan bahwa telah ada unit kerja yang ditugasi untuk melakukan implementasi penggunaan dan pemanfaatan software open source di SKPD masingmasing. Namun dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa pemberian pelatihan komputer terkait dengan open source belum dapat menjangkau seluruh pegawai di SKPD (barn 40,1%).
2.
Kebijakan. Dari seluruh pertanyaan yang terkait dengan kebijakan di dapat basil sebagai berikut : Tabel.l8. Rekapitulasi Kuesioner Untuk Pertanyaan Terkait Kebijakan Jawaban
Presentase
Jawaban
Prosentase
YA
YA
TIDAK
TIDAK
1(SK/Peraturan)
124
72,1%
48
27,9%
2(Rencana Penerapan)
134
72,9%
38
21,1%
3(Penggunaan OS)
87
50,6%
85
49,4%
Total
345
Pertanyaan
Prosentase
66,91'/o
55
Berdasar tabel rekapitulasi tersebut diatas menunjukkan bahwa 66,9% dari 28 SKPD yang disurvey menjawab YA, hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan software open source secara bertahap telah di implementasikan dengan baik oleh SKPD, karena 72,1% responden di SKPD memahami adanya Surat Keputusan/Peraturan Tertulis terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan perangkat lunak open source, 72,9% telah mempunyai rencana kerja untuk menerapkan open source software di lingkungannya, 50,6% responden telah menggunakan open source untuk membantu melaksanakan tugas sehari-hari.
3.
Infrastruktur dan Somber Daya Manusia. Dari seluruh pertanyaan yang terkait dengan infrastruktur dan sumber daya manusia di dapat hasil sebagai berikut : Tabel.l9. Rekapitulasi Kuesioner Untuk Pertanyaan Terkait lnfrastruktur dan SDM Jawaban
Prosentase
Jawaban
Prosentase
YA
YA
TIDAK
TIDAK
l(Komputer Khusus OS)
8l
47,1%
91
52,<)0/o
2(Fasilitas Pendukung)
82
47,7%
90
52,3%
3(Keikutsertaan SDM Dim Pelatihan)
131
76,2%
41
23,8%
4(Penggunaan Non OS)
150
87,2%
22
12,8%
5(Komputer Menggunakan OS)
100
58,1%
72
41,9%
Pertanyaan
56
6(Dual Boot)
67
39%
105
61%
7(Spesifikasi Memadai)
136
79,1%
36
20,9%
Total
747
Prosentase
62%
Berdasar tabel rekapitulasi tersebut diatas menunjukkan bahwa 62% responden yang disurvey menjawab YA, hal tersebut menunjukkan bahwa insfrastruktur maupun sumber daya manusia cukup memadai untuk penerapan open source software, namun perlu dilakukan evaluasi dan monitoring di lingkungan SKPD secara berkala mengingat masih ada SKPD yang masih menggunakan software non open source (seperti windows, MS. Office) yang
legal
maupun tidak
legal
(87,2%) agar percepatan
irnplementasi penggunaan dan pemanfaatan software open source dapat berjalan baik.
4.
Pencapaian Dari seluruh pertanyaan yang terkait dengan pencapaian di dapat basil sebagai berikut : Tabel.20. Rekapitulasi Kuesioner Untuk Pertanyaan Terkait Pencapaian Pertanyaan
Jawaban
Prosentase
Jawaban
Prosentase
YA
Ya
TIDAK
Tidak
1(Peningkatan Pelayanan Publik)
60
34,4%
ll2
65,1%
2(Peningkatan Kepuasan Kerja)
48
27,9%
124
n,I%
57
•
3(Mempercepat Kerja)
44
Total
152 29,5%
Prosentase
Berdasar tabel rekapitulasi tersebut diatas menunjukkan bahwa hanya 29,5% responden yang disurvey menjawab menggunakan open source software dapat meningkatkan pelayanan publik, kepuasan kerja dan mempercepat kerja Sedangkan yang menjawab tidak meningkatkan pelayanan publik, kepuasan kerja dan mempercepat proses kerja sejumlah 70,5%. Hal tersebut karena para responden pada saat ini masih dalam taraf belajar menggunakan open source sehingga belum dapat mengetahui manfaat menggunakan open source software diantaranya dari segi keamanan (Security), kestabilan (Realibility/Stability), meningkatkan
mengurangi
kemampuan
ketergantungan
mengembangkan
terhadap
perangkat
impor,
lunak lokal.
pembajakan, HaKI (Hak atas Kekayaan lntelektual), bahasa dan budaya lokal
(localization)
disamping
biaya yang rendah
meningkatkan kinerja program.
58
dan
kebebasan
BAB5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis bab sebelumnya, dapat diambil kesirnpulan bahwa : I. Prosentase keberhasilan implementasi penggunaan dan pemanfaatan software open source dari dimensi perencanaan adalah 58%, menandakan bahwa rata-rata respondeD
berpendapat bahwa perencanaan telah
dilakukan. 2. Prosentase keberhasilan implementasi penggunaan dan pemanfaatan software open source dari dirnensi kebijakan adalah 66, 90/o, menandakan bahwa rata-rata responden berpendapat bahwa kebijakan dilaksanakan. 3. Prosentase keberhasilan irnplementasi penggunaan dan pemanfaatan software open source dari dimensi infrastruktur dan SDM adalah 62%, menandakan bahwa rata-rata responden berpendapat bahwa infrastruktur dan SDM memadai. 4. Prosentase keberhasilan implementasi penggunaan dan pemanfaatan software open source dari dirnensi pencapaian adalah 29,5%, menandakan bahwa rata-rata responden berpendapat bahwa adanya open source tidak meningkatkan pelayanan publik, kepuasan kerja dan mempercepat proses kerja.
59
..
5. Kendala yang terjadi dalam migrasi open source software diantaranya adalah hardware yang telah dimiliki SKPD tidak compatible, pelatihan belum menjangkau semua SKPD, sumber daya manusia kurang, dan karena belum terbiasa dengan menggunaan open source software. 6. Total Cost Of Ownership (Total Biaya Kepemilikan) dan Return On Investment (Pengembalian Investasi) dalam implementasi penggunaan open source software belum dapat dihitung karena setiap SKPD tidak dapat memberikan rincian biaya. pengurangan biaya operasi, pengurangan
kesalahan proses, maupun pengurangan biaya telekomunikasi. 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh diatas, beberapa saran yang dapat diberikan adalah : 1. Biaya kepemilikan teknologi informasi atau software harus dihitung agar dapat bijak menekan pengeluaran SKPD pada khususnya dan pemerintah Kota Pekalongan pada umumnya, maka setiap SKPD harus membuat rencana anggaran terkait misalnya anggaran terkait dengan biaya pengadaan software, hardware, biaya pelatihan, biaya pemeliharaan,
biaya
listrik,
biaya
bandwidth
jaringan,biaya
keseluruhan infrastruktur (router, switch, kabel), biaya upgrade berkala tahunan, biaya aplikasi, biaya asuransi. 2. Tingkat
pengembalian
invetasi
(ROI)
harus
dihitung
dapat
mengetahui manfaat I keuntungan yang berwujud maupun tidak berwujud dari investasi teknologi informasi maupun software di
60 I
SKPD pada khususnya dan pemerintah Kota Pekalongan pada umumnya,
maka
setiap
pengurangan
biaya,
pengurangan
kesalahan
SKPD
misalnya proses,
harus
menghitung
pengurangan ataupun
besarnya
biaya
pengurangan
operasi, blaya
telekomunikasi. 3. Agar proses migrasi open source software berhasil baik diantaranya perlu dilakukan pendampingan. pelatihan yang lebih sering, evaluasi serta monitoring secara berkala untuk. menjamin bahwa proses migrasi tidak mengganggu jalannya pelayanan publik.
61
DAFfAR PUSTAKA
David Wheeler, 2009, Open Source Software, http://www.dwheeler.com Jogiyanto, H.M, 2002. Analisa dan Desain Sistem /nformasi : Pendekatan
Terstruktur, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Slngarimbun, M & Effendi S. 1989. "Me lode Penelitian Survey". LP3IS. Jakarta. Peraturan Walikota Pekalongan Nomor: 9 Tahun 2010, Tentang Panduan Umum
Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Pemerinlah Kola Pekalongan, 9 Maret 2010. Salinan Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 12A Tahun 2010 tentang
Migrasi Perangkat Lunalc Legal Berbasis Free Open Source (FOSS) Pemerinlah Kola Pelralongan Salinan Keputusan Walikota Pekalongan Nomor: 020/024 Tahun 2010, Tenlang
Kewajiban Pemalcaian dan Pemanfaalan Peranglral Lunak Legal dan Free Open Source Software (FOSS) Di Lingkungan Pemerintah Kola Pelralongan, 1 Februari 2010 Salinan Keputusan Walikota Pekalongan Nom or : 020/026 Tahun 2010, Tentang
Pembentukan Tim Migrasi Perangkat Lunak Legal Berbasis Free Open Source Software (FOSS) Pemerintah Kola Pelralongan, 8 Februari 2010. Salinan Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tahun 2010 tentang Pembentulran Tim Migrasi Perangkat Lunalc Legal Berbasis
Open Source Software (FOSS) Satuan Ke1ja Peranglrat Daerah (SKPD) Kola Pelra/ongan.
62
http://articles.techrepublic.com.com/51 00-22_11-6058525.html http://software.intel.com/en-us/artlcles/total-cost-of-ownership-faktor-to-consider/
•
63
PERSONALIA PENELITI
1. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
: Prastuti Sulityorini, M.Kom
b. Jenis Kelamin
: Perempuan
c. NPPY
; 960401.720216.010
d. Disiplin Ilmu
: Sistem Informasi
.e. _Pangkat/Golonga.n
; lliD I Lektor
f. Pekerjaan
: Dosen
g. FakuJtas/Jumsan
: Sistem Informasi
h. Penelitian Yang Pemah Dilakukan :
1. Rekayasa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Produk Unggulan Kota Pekalongan Dengan Metode Promethee.
2.
Desain Sistem Jnfonnasi Akuntansi Persediaan Barang Berbasis Komputer Pada Perusahaan Dagang
3.
Studi Peran Serta Wanita Dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah Melalui Teknologi Informasi Di Kota Pekalongan.
4.
Analisis Peranan Sistem lnformasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam Proses Pengambilan Keputusan Bagi
Manajer Dalam Organisasi 2.
•
Bendahara merangkap Anggota a. Nama Lengkap
: Tri Pudji Wahjuningsih. M.Si.
b. Jenis Kelamin
: Perempuan
c.NPPY
: 990801.691103.021
d. Disiplin Ilmu
: Manajemen
e. Pangkat/Golongan
: llld I Lektor
f. Pekerjaan
: Dosen
g. Fakultas/Jurusan
: Ekonomi Manajemen
h. Penelitian Yang Pemah Dilakukan :
1. Analisis Pengaruh Stress Ketja Terhadap Kinetja Dosen Di Wilayah Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah. 2. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi
Pada
Mahasiswa
STMIK
Widya
Pratama
Pekalongan.
3. Studi Peran Serta Wanita Dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah Melalui Teknologi Informasi Di Kota Pekalongan.
J. Anggota a. Nama Lengkap
: Victorianus Aries S, M.Si.
b. Jenis Kelamin
: Laki-Laki
c. NPPY
: 970925.720325.017
d, Disiplin Dmu
;Manajemen
e. Pangkat/Golongan
: Illd I Lektor
f. Pekerjaan
: Dosen
g. Fakultas/Jurusan
: Ekonomi Manajemen
h. Penelitian Yang Pemah Dilakukan : 1. Analisis Pengaruh Perubahan Harga Kertas Terhadap Volume Penjualan Buku TuJis pada Kondang Maju Surakarta 2. Analisis Pengaruh Motivasi, Kompensasi Terhadap Kinerja Dosen dan Karyawan dengan Lingkungan Kerja sebagai Variabel Moderasi pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ( STMIK ) Widya Pratama Pekalongan 3. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Komitmen Organisasional Dengan Komunikasi Vertikal Sebagai Variabel Moderating ( Studi Pada Perguruan Tinggi Swasta di KOPERTIS Wilayah V1 Jawa Tengah )
4. Studi Peran Serta Wanita Dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah Melalui Teknologi Informasi Di Kota Pekalongan.
•
PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
•
Jalan Mataram No.1 Telp. (0285) 423223 Pekalongan 51111
SURAT REKOMENQASI RESEARCH I SURVEY Nomor: 070/145/VI/2010 I.
DASAR
Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah nomor : 070/265/2004 tanggal 20 Februari 2009.
II.
MENARIK
1. Surat Kepala Bappeda Kota Pekalongan Nomor 070/1691 Tanggal 21 Juni 2010 Per1hal Rekomendasl Rlset 2. Surat dari Kepala Kantor Kesbang Unmas Kota Pekalongan Nomor : 070/149/VI/2010 Tanggal 21 Junl 2010.
lli. Yang bertandatangan di bawah inl Kepala BAPPEOA Kota Pekalongan bertindak atas nama Walikota Pekalongan menyatakan DQAK KEBERATAN atas RESEARCH/SURVEY dl wllayah Kota Pekalongan yang dllaksanakan oleh :
1. Nama 2. Instansi 3. Pekerjaan 4. Alamat 5. Penanggungjawab 6. Maksud Tujuan
7. Lokasi 8. Lamanya
pelaksanaan
Prastutl Sullstyorinl, M.Kom, dkk STMIK Widya Pratama Pekalongan Peneliti STMIK Widya Pratama Pekalongan Prastuti SuHstyorinl, M.Kom Mencari data untuk penelitian dengan judul Studi Implementasl Pemakalan dan Pemanfaat:an Perangkat Lunak Legal dan Free Open Source Software (FOSS) pada SKPO di Ungkungan Pemer1ntah Kota Pekalongan Kota Pekalongan Junl - Oktober 2010
Dengan ketentuan sebagal berikut ; a. Pelaksanaan research/survey tidak dlsalah gunakan untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabllan pemerlntah; b. Sebelum research/survey, supaya lapor dahulu kepada pengawas wllayah/camat setempat; c. Apablla masa berlakunya Surat Rekomendasl lnl telah habis sedang pelaksanaannya .belum selesal, maka perpanjangan waktu harus dlajukan kern bali kepada Kepala BAPPEDA Kota Pekalongan; d. Setelah research/survey selesai, harus menyerahkan hasifnya kepada Kepala BAPPEDA Kota Pekalongan.
IV.
Surat Rekomendasi inl akan dicabut dan dlnyatakan tldak berlaku lagi, apabila pemegang surat ini tidak menaati ketentuan-ketentuan seperti tersebut di atas. Dlkeluarkan dl Pada tanggal
: Pekalongan : 21 Juni 2010
KEPALA BAPPEDA KOTA PEKALONGAN Kabid. Penelltian, Pengembangan, Statlstik dan Pengendalian TEMBUSAN Diklrim Kepada Yth ; 1. Walikota Pekalongan (sebagai laporan);
;: 5d~:···;;~~~t~1is~ii~~ri~i;·M:i<~~~ dkk, tsb; \.* 4.
Arslp.
., •
NAMASKPD NAMA PENGISI QUESIONER UMUR JENIS KELAMIN JABATAN
PERENCANAAN NO 1 2 3 4
PERTANVAAN Apakah anda mendapat sosialisasi OPEN SOURCE ? Apakah anda mendapat pelatihan OPEN SOURCE? Apakah komputer kerja anda telah di instalisasi OPEN SOURCE ? Apakah ada unit kerja atau bagian dari instansi yang ditugaskan untuk mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi yang terkait dengan Open Source
VA
TIDAK
VA
TIDAK
VA
TIDAK
KEBIJAKAN NO 1
PERTANVAAN Apakah ada Surat Keputusan ataupun peraturan tertulis sehubungan dengan diterapkan OPEN SOURCE di lnstansi ?
2
Apakah instansi memiliki rencana (plan) agar penerapan OPEN SOURCE dapat tercapai sebelum 2011 ? Apakah Saudara telah menggunakan dan memanfaatkan perangkat lunak legal dan free open source software dalam menjalankan tugas sehari - hari di instansi?
3
IN~RASTRUKTUR
NO 1
2
3
4
•
5
6 7
DAN SDM
PERTANVAAN Apakah ada komputer khusus yang menyediakan kumpulan software OPEN SOURCE di instansi anda? Apakah ada fasilitas pendukung (misal media penyimpanan seperti CD/DVD, hard disk, flashdisk, dll.) yang disiapkan khusus untuk implementasi Open Source? Apakah ada SDM yang ditugaskan secara mandiri untuk mengikuti pelatihan OPEN SOURCE ? Apakah komputer kerja anda masih menggunakan software Sistem Operasi (SO) legal seperti Windows dll.? Apakah komputer kerja anda telah menggunakan sistem operasi Open Source ( pengadaan baru maupun hasil migrasi dari software proprietary seperti Windows dll.)? Apakah komputer kerja anda menggunakan 2 ( dua ) software Sistem operasi Windows dan program I aplikasi Open Source? Apakah spesifikasi komputer kerja anda memadai?
PENCAPAIAN NO
•
1 2
3
PERTANYAAN Apakah dengan menggunakan OPEN SOURCE dapat meningkatkan pelayanan publik ? Apakah dengan menggunakan OPEN SOURCE dapat meningkatkan kepuasan kerja anda ?
Apakah dengan menggunakan OPEN SOURCE dapat mempercepat kerja anda?
KUESIONER TERBUKA
•
1.
Apakah ada kendala dalam proses migrasi? Sebutkan
2.
Mohon masukan agar proses migrasi dapat berjalan lancar
VA
TIDAK