IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENG AN A CAME D AL AM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SDN PURWANTORO 5 MALANG
D E MI C GA
Oleh: Anton Prayitno
Abstrok: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi atau deskripsi t'entang efektivitas matematika -dengan menggunakan
pembelajaran academic game yang lebih dikenal dingan pemielajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). penelitian ini menggunakan pendekatan action research dengan 2 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksaan, observasi, dai refreksi. subyel daram penelitian ini adalah siswa kelas vI sDN purwantoro 5 Malang dengan instrument yang dipakai adalah observasi, angket dan tes. Hasit jenelilian menunjukkan bahwa nilai siswa mengalami peningkatan setiap siklus, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran acidemi. gu*" meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas vI sDN purwaitoro 5 Maling. Kata Kunci: Kooperatif fGT Hasil Belajar
Kemajuan suatu bangsa sangat Indonesia perlu terus dilakukan untuk ditentukan oleh kualitas Sumber Daya menciptakanduniapendidikanyangadaptif Manusia, sedangkan kualitas Sumber
Daya
terhadap perubahan zaman
\lanusia tergantung pada kualitas Berbagai upaya yang telah ditempuh . pendidikannya. Peran pendidikan sangat untukmeningtatt
penting untuk menciptakan
masyarakatyang
cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.
Oleh harus
karena itu, pembaharuan pendidikan seialu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Kemajuan bangsa
indonesia dapat dicapai melalui
penataan
antara lain: pembaharuan dalam kurikulum, model pem-belajaran, penilaian, dan lain sebagainya. Salah satu unsur yang sering aikaji aalam hubungannya dengan keaktifan dan hasil belajar siswa adalah model yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran Selama inikegiatan pembehjaran
rendidikan yang baik, dengan adanya di sekolah.
berbagaiupayapeningkatanmutupendidikan yang berlangsung di dalam kelas model iiharapkan dapat menaikkan harkat dan pembelajaran yang digunakan berpusat nartabat manusia Indonesia. Untuk kepada guru, sehingga siswa cenderung nencapainya, pembaharuan pendidikan di kurang uttlf. Banyak cara yang dapat :-rron Prayitno adalah dosen Fakultas Keguruan dan llmu pendidikan a iy er s i t as l[/is nuw ar dh an a Mal ang
26
26
LIKITHAPRADNYA SEPTEMBER 2OO9 TH. 13 VOL 2
dilaksanakan agar siswa menjadi aktif, salah satunya yaitu dengan merubah paradigma pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat
pembelajaran, melainkan
sebagai
pembimbing, motivator, dan fasilitator.
guru SDN Purwantoro 5 Malang masih menerapkan model pembelajaran konvensional yang mengarah pada hafalan siswa, sehingga berdasarkan refleksi dari tahun pelajaran sebelumnya perolehan hasil
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
belajar menunjukkan hasil belajar kognitif
siswalah yang dituntut untuk aktif sehingga
siswayang masih rendah. Perolehan tersebut
guru tidak merupakan peran utama pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran matematika, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan model pembelaja.an harus mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir logis, kritis, dan kreatif. Kenyataan yang teqjadi hingga saat ini, hasil belajar matematika siswa masih rendah,
baik jenjang pendidikan dasar maupun j enjang menengah. Rendahnya hasi I belaj ar
matematika siswa menurut hasil survei IMSTEP-JIC A (Development of Science And Mathematics Teaching for Primary and Second Education in Indonesia (IMSTEP) - Japan International Cooperation Agency (JICA)) dikarenakan dalam proses pembelajaran matematika guru umumnya terlalu berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal. Dalam kegiatan pembelajaran, guru biasanya menjelaskan konsep secara informatif, memberikan contoh soal, dan memberikan soal-soal latihan. Guru merupakan pusat kegiatan, sedangkan siswa selama kegiatan pembelaj aran cenderung pasif. S iswa hanya mendengarkan, mencatat penjelasan, dan mengerjakan soal. Dengair demikian pengalaman belajaryang telah mereka miliki tidak berkembang. Berdasarkan temuan penulis, bahwa
disebabkan proses belajar siswa yang menegangkan bagi siswa. Supaya terjadi Pembe aj aran A lo if, Kr e at if, In ov at if , Efe h il dan Menyenangkan bagi siswa, guru harus tahu masalah-masalah apa yang dialami siswa dan apa penyebab dari masalah tersebut, lalu dicari solusi yang tepat untuk I
masalah-masalah tersebut.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif Efektif, dan Menyenangkan adalah konsep*konsep materi pembelajaran harus dipelajari siswa dalam pemhaman konseptual, menemukan konsep sendiri, dan mampu memecahkan masalah. Hal ini dikarenakan matematika mempunyai objek yang bersifat abstrak.
'Sifat abstrak inilah yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam
belajar matematika. Selain itu, belajar matematika siswa belum konstektual, sehingga pengertian siswa tentang konsep sangat lemah. Jenning dan Dunne (1999)
mengatakan bahwa, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan
matematika ke dalam situasi kehidupan real. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata
anak dengan ide-ide matematika dalam
li Prayitno, Implementasi Pembelajaran Matematika DenganAcademic Game Dalam ngkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Purwantoro 5 Malang
:enbelajaran di kelas penting dilakukan agar :.enbelajaran bermakna. Menurut Van de I:::r e[-Panhuizen (2000), bila anak belajar
::atematika terpisah dari pengalaman
:;:eka
sehari-hari maka anak akan cepat
dan tidak dapat mengaplikasikan -.::ematika. Berdasarkan pendapat di atas,
-:a
:en
b,e
laj aran matematika di kelas ditekankan
:':a keterkaitan antara konsep-konsep -.itematika dengan pengalaman anak sehari-::r Selain itu, perlu menerapkan kembali . . - S€p matematikayang telah dimiliki anak r::
:
i,
kehidupan sehari-hari atau pada bidang penting dilakukan.
. -iangat
Dengan adanya
tuntutan ;e-"lembangan terhadap matematika dan :
iain dengan kondisi seperti diatas, maka :,ar. -r diupayakan mencari pemecahannya. *.
"s:
j.:.-ai
--.
dengan cita-cita dan harapan dari
-ln pendidikan nasional, guru perlu :,'::.iki beberapa prinsip mengajar yang :r::acu pada peningkatan kemampuan -i=::-al siswa didalam merangsang strategi
:r-:.:elajaran ataupun melaksanakan :cr: :e laj aran. Peningkatan potensi intemal *, :.salnva dengan menerapka jenis-jenis ,::-.::;i pembelajaran yang memungkinkan riiir";3. marnpu mencapai kompetensi secara t':- -:- uruh dan konstektual. Salah satu pendekatan dalam '**-ela,iaran yang berbasis kompetensi ;.:;r :-: menempatkan siswa sebgai subjek iirt .r- \akni lebih banyak mengikutserakan ,",,:. talam proses pembelajaran. Oleh i--::.:. r:u pemilihan metode pembelajaran :s:ed kepada peserta didik untuk -ianpeluang kreatif didalam kesiatan :,rr- :": . :-; 3ian. merupakan langkah awal yang
- ,-: :enuju ,,
-:e:::si
keberhasilan mencapai
1'ang telah ditentukan. Relevansi
IJpaya
Zj
dari teori konstruktivis, siswa secara aktif membangun pengetahuan sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada
pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kelompok dengan academic game yang di kompetisikan yang lebih dikenal dengan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tburnaments
gGD.
Model Pembelajaran TGT merupakan
bentuk pembelajaran kooperatif dimana setelah siswa belajar secara individual, untuk selanjutnya dalam kelompok masing-masing anggota kelompok mengadakan turnamen dengan anggota kelompok lainnya sesuai
dengan tingkat kemampuannya (Hopkin,
1989 datan Noornia, 1997). Model ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan memiliki peran pembelajaran
re
inforc e menr. Mode I ini meliputi : apersepsi,
orientasi, lomba (turnamen), dan refleksi. Dengan pembelajaran kooperatif model TGT
ini penulis beranggapan bahwa dengan metode ini dapat mengintegrasikan potensi wilayah ke dalam sumber pengalaman belajar siswa karena siswa diharapkan membawa bahan dari lingkungan sekitar untuk digunakan sebagai bahan pelajaran, setelah itu masing-masing anggota kelompok
saling bertanya dan saling memberikan penjelasan kepada anggota kelompok yang
lainnya. Sehingga diharapkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Mengingat pentingnya metode pembelajaran yang tepat bagi proses belajar mengajar, penulis merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas guna membantu
menyelesaikan perrnasalahan pendidikan
siswa. Untuk itu penulis memilih topik "Implementasi
penelitian tentang
Pembelajaran Matematika Dengan academic game Terhadap Kemampuan Belajar Siswa Kelas VI SDN Purwantoro 5 Malang" Mengacu pada pendekatan penelitian
tindakan kelas yang dipilih, maka dibuat upaya dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
a. Observasi kelas untuk menentukan strategi yang tepat dalam rangka penerapan pembelajaran Kooperatif dengan peta konsep
.
b. Menelaah strategi yang cocok untuk menerapkan pembelajaran kooperatifdengan peta konsep, sehingga dapat dikembangkan menjadi suatu model pembelajaran yang aplikatif di kelas.
c. Mengimplementasikan model pembelajaran ke dalam kelas, melalui tahapan sebagai berikut:
a.
memberi pelajaran singkat mengenai luas gabungan bangun datar (siklus I) dan
Volume bangun ruang (siklus II) menggunakan media manipu latif (tahap
orientasi masalah)
b.
memasukkan berbagai macam aktivitas di kelas agar siswa mendapatkan konsep
yang representative (pembelajaran model TGT)
c.
:. ,;
LIKITHAPMD.\'i-.l
28
Mendemonstrasikan beberapa anggota
kelompok untuk yang berhubungan denngan materi pelaj aran
d. menilaiLKS (tahap evaluasi) Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau deskripsi tentang efektivitas matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tburnaments QGn.
TH. 13 VOL 2
Tinjauan Pustaka Pem belaj aran kooperatif
Menurut S lar in (2008) belajar kooperatif (Cooperarit'e Learning) adalah metode belajar mengajar lang di desain untuk mengembangkan kerjasama dan tanggungjawab sisrva. lvletode ini dirancang untuk mengurangi persaingan yang banyak ditemui di kelas dan cenderung mengarah ke
pola "kalah dan menang". Definisi belajar di atas menjelaskan bahrva belajar kooperatif
merupakan model pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama antar siswa
dalam kelompok untuk mencapai tujuan belajar.
Kerja kelompok merupakan salah satu
strategi untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar, karena strategi ini banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja bersama memecahkan masalah untuk mencapai tujuan. Diharapkan siswa semakin menyukai pelajaran matematika. Keaktifan siswa untuk bertanya kepada guru, menjawab . pertanyaan guru, serta menuliskan jawaban di papan tulis atas inisiatif sendiri, dan bekerja sama dalam kelompok diharapkan
bertambah sehingga dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran pada umumnya (Rachmadi Widdiharto, 2004: 14). Pada pembelajaran matematika di
kelas, belajar matematika dengan kerja kelompok merupakan kelompok kerja yang kooperatif lebih dari kompetitif, meskipun pada suatu keadaan khusus hal tersebut dapat
terjadi. Pada kegiatan ini sekelompok siswa
belajar dengan porsi utama adalah mendiskusikan tugas-tugas matematika yang
diberikan gurunya, saling membantu menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah
:..!on Prayitno, Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Academic Game Dalam Upava r!:,tingkatkan Hasil Belajar Siswa SDN purwantoro 5 Malans
Pembelajaran kooperatif menekankan
merupakan tipe pembelajaran kooperatif
:ada kehadiran teman sebaya yang
yang menggabungkan kegiatan belajar
:erinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah
kelompok dengan kompetisi kelompok. Aktivitas belajar dengan permainan
:eman dalam menyelesaikan sdatu masalah. ).{enurut Arends (2004), model pembelajaran
(,3operatif mempunyai ciri-ciri
:-
yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa
:
siswa bekerja dalam kelompok dengan
dapat belajar lebih rileks disamping
bekerjasama untuk menyelesaikan materi
menumbuhkan tanggung j awab, kerj asama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
belajar.
:.
Ada 5 komponen utama model
kelompok dibentuk dari siswa yang
pembelajaran dalam TGT, yaitu:
mempunyai kemampuan akadem is tinggi, sedang dan rendah, serta berasal dari ras,
I
budaya, suku, jenis kelamin yang
)
Pembelajaran kooperatif tipe kams j;,nes Tburnament (TGT) adalah salah satu : :3 atau model pembelajaran kooperatif r .;-.9 mudah diterapkan, melibatkan aktivitas
:"..::-uh siswa tanpa harus ada perbedaan ,-:::s. melibatkan peran siswa sebagai tutor ..:::\a dan mengandung unsur permainan
:::
penguatan/ reinforcement. TGT
guru
menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pembelajaran langsung, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas
: :. i mpu lkan bahwa pembelajaran
Fembelajaran kooperatif model TGT
(Penyaj ian/presentas i
Pada awal pembelajaran,
penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripara individu.
Berdasarkan uraian diatas, dapat kooperatif :erupakan model pembelajaran dimana .-s*a saling bekerjasama dalam kelompok ::n saling membantu dalam memahami -:ateri pelajaran. Dengan pembelajaran -. : :peratif memungkinkan siswa belajar ,::ih aktif, serta dapat memenuhi kebutuhan ! ;1\'a secrara optimal guna pencapaian tujuan -q'ajar. Dalam hal ini siswa bekerjasama dan :rlajar dalam kelompok serta bertanggung :'." ab pula terhadap kegiatan belajar siswa ::: dalam kelompoknya.
C I as s - P re s ent a t i on
kelas)
berbeda.
:
29
ini siswa harus
benar-benar
memperhatikan dan memahami materi
yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada
' 2)
saat kerja kelompok dan pada saat game, karena skor game akan menentukan skor
kelompok. Team(Kelompok) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa yang anggotanya heterogen
dilihat dari hasil akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game dan tumamen. Pada tahap ini siswa belajar bersama dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan tugas dan soai yana diberikan. Siswa diberikan kebebasan
30
LIKITHAPMDNYA SEPTEMBER 2OOg TH.
untuk belajar bersama dan saling membantu dengan teman dalam kelompok untuk mendalami materi pelaj aran. Selama belaj ar kelompok, guru
berperan sebagai fasilitator dengan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas, serta
memandu berfungsinya kelompok belajar.
3) Game Qtermainan) Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang dirancang untuk
menguj i pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana Kebanyakan gqme
bemomor. Siswa memilih kartu bernornor yang memuat satu pertanyaan, kemudian kelompok yang berperan sebagai pemain
mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Kelompok lain diperbolehkan merebut pertanyaan yang
tidak dapat dijawab atau jawabannya salah. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. .
4)
Tburnament (pertandingan/kompetisi)
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerj akan lembar kerja. Tumamen pertama guru membagi siswa ke
dalam beberapa meja turnamen. Siswa masing-masing kelompok dari tingkat akademik tertinggi sampai tingkat terendah dikelompokkan bersama siswa dari kelompok lain yangmempunyai tingkat akademik sama untuk membentuk satu kelompok turnamen
]3
VOL 2
yang homogen. Siswa dari masing-masing kelompok bertanding untuk menyumbangkan
poin tertinggi bagi kelompoknya. Dalam
turnamen
ini, siswa yang
memiliki
kemampuan akademik sedang atau rendah dapat menjadi siswa yang mendapat poin tertinggi dalam kelompok tumamennya. poin
dari perolehan setiap anggota kelompok diakumulasikan dalam poin kelompok.
Anton Prayitno, Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Academic Game Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Purwantoro 5 Malang
JI
Berikut bagan pelaksaan turnamen dalamTGT:
KELOIIPOKA
A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sgtang Sedang \pndah
KELOMPOKC
KELOMPOK B
c-l
B-t B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
c-2 c-3
Tinggi Sedang
c-4
Sedang Rendah
Gambar. Bagan Penempatan peserta turnamen (Robert E. Slavin, 2008)
r) Team-recognize (penghargaankelompok)
Dalam pembelajaran kooperatif, penghargaan diberikan untuk kelompok bukan individu, sehingga keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan
setiap anggotanya.
Penghargaan
kelompok diberikan atas dasar rata-l:ata poin kelompok yang diperoleh dari game dan turnamen dengan kriteria yang telah ditentukan, sebagai berikut:
LIKITHAPMDNYA SEPTEMBER 2OO9 TH.
]3
VOL 2
Tabel. Kriteria Penghargaan Kelompok
Rata-rata poin kelompok
Penghargaan Kelompok
40
Kelgmpok B.aik (G o o d k am)
at
45
Kelompok Hebat(Gre
50
Kelompok Super (Super Team)
Team)
Sumber: Robert E. Slavin (2008)
Guru kemudian mengumumkan
2) Belajarkelompok Pada langkah ini diperlukan beberapa
kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila
perangkat pembelajaran yaitu buku paket
rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan sesuai poin yang diperoleh.
Langkah
langkah
dalam
pembelajaran kooperatif TGT mengikuti siklus berikut:
l)
Pemberian materi pelajaran
Pada langkah ini diperlukan beberapa perangkat pembelajaran, yaitu materi pelajaran, dan Lembar Kerja Siswa. Kegiatan pokok dalam langkah ini adalah
di kelas dengan memberikan diskusi materi
mempresentasikan pelajaran
pelajaran. Presentasi pelajaran dibuka dengan memanfaatkan media belajar yang cocok dengan materi yang akan dipelajari. Guru menanyakan secara aktif konsep-konsep secara visual atau dengan
memanipulasi contoh. Mengevaluasi pemahaman siswa dengan memberikan pertanyaan secara acak dan melanjutkan ke konsep berikutnya setelah siswa menangkap ide utama.
'
siswa,lembar LKS Selama belajar kelompok, siswa berada dalam tim, tugas anggota tim yaitu menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu tim untuk menguasai materi tersebut. Disamping itu, guru memberikan aturan dasar yang berkaitan dengan bagian bekerja sama dalam tim.
3) Turnamen akademik Dalam langkah ini diperlukan perangkat pembelajaran, yaitu lembar pertanyaan
bernomor, lembar kunci jawaban bernomor, satu set kartu bernomor, lembar pencatat skor.
Kompetisi pada meja turnamen dari 3 atau 4 anggota tim yang berkemampuan seimbang. Nomor meja tumamen diganti dengan nama atau huruf agar siswa tidak tahu mana meja yang tinggi dan yang rendah.
Anton Prayitno, Implementasi Pembelaiaran Matematika Dengan Academic Game Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Purwantoro 5 Malang
Upaya
33
Bagan dari permainan dengan tiga orang dalam satu meja turnamen adalah sebagai berikut:
PEMBACA 2.
Mengambil satu kartu dari tumpukryr kartu yang telah
3. 4.
diacak Membaca dengan keras pertanyaan Mencoba menj awab pertanyaan
PENANTANG PERTAMA
l. 2.
Ikut mencoba menjawab soal
PENANTANG KEDUA
l. 2.
Menantang memberi
beda dengan PEMBACA dan
jawaban yang beda dengan
PEMBACA. Jika ingin atau
3.
tidak menantang. Lewat
Ikut mencoba menjawab soal Menantang memberi jawaban yang
3.
PENANTANG PERTAMA. Mengambil dan membacajawaban soal yang sesuai dan menentukan pemenang
Gambar. Bagan permainan dengan tiga orang pemain dalam satu meja
Jika setiap siswa telah menjawab, menantang atau lewat penantang sebelah
kanan pembaca, memcocokan jawabn pada kunci yang sesuai dan mebaca dengan keras. Pemain yang menjawab benar dapat menyimpan kartu tersebut. Jika salah, maka mendapat hukuman untuk mengembalikan kartu yang
l)
kartunya habis. Ketika permainan berakhir, pemain mencatat jumlah kartu yang dimenangkan pada lembar pencatat skor. Metode penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan
dimenangkan pada paknya. Jika tidak ada
pendekatan tindakan kelas. Lebih lanjut dijelaskan oleh Carr dan Kemmis (1936)
yang menjawab benar, maka kartu
dalam Natawijaya (1997) penelitian tindakan
dikembalikan pada pak.
(action research) adalah suatu bentuk
Pemindahan
penelaahan atau inkuiri melalui refleksi dan dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan
Untuk babak berikutnya semuanya pindah posisi ke kiri." Permainan berlangsung terus hingga wakhr habis atau
tertentu (misalnya: guru, anak didik, dan kepala sekolah) dalam situasi sosial termasuk
34
LIKITHAPMDNYA SEPTEMBER 2OO9 TH. 13 VOL 2
pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari: a)
materi pelajaran. Mencermati refleksi ini,
maka dalam PTK nanti akan disusun sendiri LKS sesuai strategiyang dipilih.
praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, b) pemahaman mereka mengenai praktek-praktek tersebut,
3) Hasil belajar kognitif
masih rendah. pada tahun sebelumnya pencapaian nilai rata-
c) situasi kelembagaan tempat praktel{praktek itu di laksanakan.
rata tes hasil belajar adalah
Prosedur penelitian
a.
kualitas pemahaman konsep agar
Observasi
berdampak pada peningkatan hasil
Berdasarkan observasi sebagai refleksi awal pada tahun pelajaran sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
l) guru
55.
Mencermati refleksi ini, maka dalam PTK nanti pembelajaran lebih memperhatikan
melakukan
pendekatan
pembelajaran konvensional, yang selalu didominsai oleh guru sementara siswa
hanya sebagai pendengar yang baik. Sehingga siswa kesulitan menangkap materi pelajaran. Mencermafi refleksi ini, maka dalam penelitian tindakan kelas nanti akan menggunakan pendekatan pembelajaran dengan metode kooperatif TGT untuk memenuhi kebutuhan siswa, yaitu belajar dari hal yang konkrit berupa pengalaman sehari-hari , belajar secara berkelompok dengan teman-temannya yang memiliki latar belakang yang berbeda dan mengandung unsur permainan. Hal ini diharapkan proses pembelajaran dapat bermakna dan efektif. 2) Penggunaan LKS yang monoton, dan kurang sesuai dengan kebutuhan siswa. LKS yang digunakan adalah LKS buatan guru sendiri. Walaupun LKS sudah bagus namun, sering berdampak kurang munculnya kreatifitas guru dalam menyusun kalimat (terlalu bertele-tele) dan alat bantu belajar siswa. Hal ini membuat siswa kesulitan memahami
belajar.
b.
Pelaksanaan PTK a) Siklus I
(1) Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi:
a. Menetapkan kelas yang
akan di PTK kan
dan memahami permasalahan yang terjadi di kelas tersebut serta dipadukan dengan hasil refleksi awal seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya.
b.
" -
Menyusun rencana pembelajaran sesuai
dengan strategi pembelajaran dengan
metode TGT. Kegiatannya meliputi Iangkah-langkah sebagai berikut: Menyusun rencana pembelajaran yang di dalamnya memuat skenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu
metodeTGT
-
Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan pembelaj aran yang telah ditetapkan, dan
disesuaikan dengan topik yang akan diajarkan,yaitu Luas dan Volume.
c.
-
Menyusun instrumen pengumpul data, langkah-langkahnya sebagai berikut:
Menyusun lembar observasi kegiatan pembelajaran selama pemberian tindakan
berlangsung, disertai dengan pedoman
observasi. Masing-masing indikator
Anton Prayitno, Implementasi Pembelajaran Matemalika DenganAcademic Game Dalam Upaya Meningkatl,.an Hasil Belajar Siswa SDN Purwantoro 5 Malang
keberhasilan dilengkapi dengan deskriptor sekaligus dengan skornya.
-
Menyusun lembar observasi kinerja guru selama memberikan tindakan. Lembar observasi ini nantinya akan digunakan sebagai pedoman penilaian oleh observer.
-
Menyusun soal tes untuk mengetahui
Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti setelah pembelajaran kooperatif model TGT siklus I berakhir. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengkaji hasil analisis dan untuk selanjutnya dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan tindakan pada siklus II. Tahap ini merupakan tahap mengamati secara rinci segala hal yang telah
dilaksanakan setelah pemberian tindakan, sehingga akan tampak seberapa besar
menetapkan tindakan perbaikan pada siklus II. Langkah pelaksanaan tindakan pada siklus
dalam meningkatkan hasil belajar. Post tes
pelaksanaan tindakan, yaitu berupa perbaikan
dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus
II. (2) Tahap Pelaksanaan Tindak Tahap ini merupakan implementasi dari rencana tindakan berupa rangkaian kegiatan pembelajaran kooeratif model TGT.
Alokasi siklus I masing-masing 2x35 menit selama 3 pertemuan ditambah 2x30 menit untuk melaksanakan post tes. begitu juga siklus II, masing-masing 2x30 menit serlama 3 pertemuan ditambah 2x30 menit untuk
dilakukan di kelas. Dari hasil ini dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasi dan
II
adalah sama, kecuali pada tahap
tindakan dari kekurangan yang terjadi pada tindakan siklus I. b) Siklus
II
Seperti telah disampaikan diatas, bahwa pada siklus ini perencanaan dan pelaksanaan tindakan ditentukan berdasarkan
hasil refleksi siklus I.
instrumen Penelitian Beberapa instrumen penelitian yang
melak-sanakan post tes.
digunakan adalah lembar observasi untuk
(3) Tahap Observasi
tes, dan jurnal kegiatan pembelajaran.
Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Observasi ini digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung. Observasi ini dibantu oleh 2 orang pengamat (observer) dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disediakan.
L
(4) Tahap Refleksi
keberhasilan tindakan. Pre tes dilaksanakan sebelum' tindakan dilaksanakan untuk mengetahui 'pengetahuan awal siswa. Post tes
keberhasilan tindakan
i
35
kegiatan siswa dan guru, soal pretes dan post
Disamping beberapa instrumen penelitian
seperti yang telah disampaikan, juga diperlukan pedoman wawancara untuk mengevaluasi kebenaran data yang diperoleh (triangulasi data) Jenis data, instrumen data,
kiteria keberhasilan tindakan pembelajaran akan disampaikan pada Tabel berikut:
36
LIKITHAPMDNYA SEPTEMBER 2OO9 TH.
]3
VOL 2
Tabel. Jenis Data, Instrumen Data, Kriteria Keberhasilan Tindakan Pembelaiaran. No.
2
Jenis Data
Instrumen Data
Indikator Keberhasilan
Aktivitas siswa
Lembar Obsewasi
hasil belajar siswa
Soal pretes dan postes
Skor postes siklus
bentuk soal pertanyaan
dan skor postes siklus
tertulis
siklus
Skor siswa telah mencapai 70% atau lebih
Secara
I meningkat. dari pretes II meningkat dari
I klasikal
Siswa telah mencapai nilai
minimal 75 J.
Refleksi
angket
minimal 75o/ogrxu menyatakan setuju terhadap pembelajaran model TGT
Analisis Data
tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi berupa kalimat
Analisis dilakukan secara deskriptif
pernyataan.
kualitatif berdasarkan hasil observasi dan
Dari kelima langkah tersebut di atas,
selanjutnya menetapkan pedoman
terhadap proses dan hasil belajar siswa
peningkatan hasil belajar kognitif siswa
dengan langkah sebagai berikut:
dengan indikator sebagai berikut:
1. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah
Hasil belajar kognitif, dinyatakan meningkat jika skor post tes siklus I
terkumpul.
2. Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk pernyataan.
3.
Melakukan inferensi,
yaitu
"
meningkat dari pretes dan skor post tes siklus meningkat dari siklus I, dengan standar
II
nilai belajar diatas 75. Deskripsi Penelitian 1. Siklus
I
menyimpulkan apakah dalam tindakan pembelajaran kooperatif'model TGT terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa atau tidak berdasarkan Tes Hasil Belajar siswa (THB)
pertemuan untuk post tes. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senen
4. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan
tanggal28 September 2009 mulai jam 07.00-
Pembelajaran siklus I berlangsung kali pertemuan, dan satu kali
selama tiga
langkah-langkah perbaikan untuk siklus
08.30 Kegiatan diawali dengan salam,
berikutnya.
berdoa dan absensi siswa. Pada pertemuan ini semua siswa hadir. Tempat duduk diatur berkelompok yang terdiri dari empat dan ada
5. Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis Tes Hasil Belajar siswa (TFIB) yang disesuaikan dengan
yang lima kelompok. Selanjutnya peneliti
Anton Prayitno, Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Academic Game Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Purwantoro S lttalang
an )t
memberikan standar kompetensinya dengan
poin terhadap kelompokyang bisa menjawab
membacakan tujuan pendidikan, lalu menyampaikan topik yang akan dipelajari.
pertanyaan secara
Kegiatan pembelajaran dilanj utkan dengan
t"*ouillr,"muan
ke-3 dilaksanaknn pada tanggal 30 September 2009. Peneliti membuka dengan salam dan
eksplorasi untuk menggali pengetahuan awal siswa melalui pertanyaan "ada berapakan sisi dari persegi panjang?" Siswa merespon dengan jarvaban sam4 empat sisi. peneliti memberi pujian bagus. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi pelajaran dengan pendekatan metode TGI dalam pertemuan
secara individu menerapkan rumus yang sudah dipelajari pada pertemuan I dan 2, lalu menerangkan kepada murid satu persatu soal mengenai luas bagun datar. Kemudian murid diminta mengerjakan soal yang diberikan
inipeneliti menerangkan rumus luas berbagai
peneliti secara berkelompok, peneliti
bangun dari luas persegi panjang selama 35 menit secara individu dengan komunikasi total. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
menghimbau kepada anggota kelompok bahwa dalam mengerjakan soal tidak boleh bekerja sama dengan kelompok lain. Kemudian seiap anggota kelompok mempesentasikan jawaban dari soal yang diselesaiakan anggotanya, dan kemudian anggota yang lainnya mendengarkannya. Peneliti memberikan informasi bahwa pertemuan ini akan ada pertandingan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, dimana peneliti akan memberika beberapa pertanyaan di kartu lalu setiap
pemberian LKS pada siswa tentang luas jajaran genjang, layang-layang dan belah ketupat, siswa diminta menuliskan rumus luas dari bidang datar. Peneliti Peneliti melihat siswa mengerjakan tugas, sambil mengawasi kerja siswa didalam kelompok. Selanjutnya peneliti mengakiri pertemuan dengan salam.
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 29 September 2009, mulai jam 07.00-08.30, peneliti mengawali pelajaran dengan salam kemudian dilanjutkan dengan
pemberian pretes secara tertulis tentang menyelesaikan soal yang berkaitan dengan luas jajaran genjang, layang, dan belah ketupat. Kemudian peneliti menerangkan luas lingkaran dari luas persegi panjang selama 30 menit, lalu siswa diberi LKS tentang penyelesaian soal matematika. Kemudian siswa menj elaskan j awabannya. Sebelum mengakhiri pertemuan guru memberikan permainan secara berkelompok tentang materi yang sudah diberikan, peneliti memonitoring dan mengevalua'si permainan tersebut. Selanjutnya peneliti memberikan
absensi siswa kemudian peneliti menunjukan
kblompok menjawab pertanyaan yang sesuai dengan pertanyaan di kartu. Bagi kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar, maka kelompok tersebut mendapatkan point dan ditambah dengan point-pointyang sudah terkumpul pada pertemuan sebelumnya.
Pertemuan ke-4 peneliti melakukan post tes secara tertulis siklus I, nilai rata-rata kelas cukup bagus yaitu 60.
Bila ditinjau dari indikator yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajarn
ini berhasil, terutama bila
ditunjau dari pretes ke post tes. nilai rata-rat pretes 55 meningkat post tes menjadi 60.
LIKITHAPRADNYA SEPTEMBER 2OO9 TH.
38
Hasil Refleksi Pada Siklus
]3
VOL 2
kompetensi tentang materi pelajaran
I
dengan memperagakan bagun datar dan bangun ruang.
Kelebihan-kelebihan yang ditemukan
3. Siswa diberi tugas memahami
selama melaksanakan tindakan diterapkan
4.
dan dikembangkan dan sebaliknya
kelemahan yang muncul peneliti perbaiki
materi
pada pertemuan berikutnya. Siswa yang mendapat nilai pretes dan post tes terendah akan lebih diperhatikan pada
siklus II.
pada pertemuan berikutnya. Paparan hasil
refleksi dapat dijabarkan sebagai berikut.
siswa saat pembelajaran
sudah mulai nampak jika dibandingkan sebelum diadakan PTK
2. Siswa disiplin mengerjakan tugas 3. Siswa nampak bergembira selama mengikuti pembelajaran di karenakan didalam pembelajaran ada permainan akademik. Kegembiraan ini berdampak kepada semangat belajar siswa, sehingga
hasil postesnya meningkat dari pretes (rata-rata pretes 55 meningkat menjadi rata-rata post tes 60)
b. 1
.
2.
Kelemahan Interaksi siswa dalam proses belajar pada awalnya kurang, namun pada pertemuan berikutnya tidak terj adi Tidak semua langkah yang disusun dalam RPP pertemuan pertama terlaksana.
3. Kurang mampu
mengelola waktu
c. Rencana Perbaikan Tindakan 1. Sebelum melaksanakan implementasi
segala keperluan
pembelaj aran
dipersiapkan dengan matang.
2.
II Pembelajaran siklus II
Kelebihan
^. L Partisipasi
2. Siklus
Peneliti memberikan
indikator
berlangsung selama dua kali pertemuan, dan
satu kali pertemuan untuk post tes. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 5 Oktober 2009 mulai jam
07.00 -08.30. Kegiatan diawali dengan salam, berdoa dan absensi siswa. Pada pertemuan ini semua siswa hadir. Tempat duduk diatur berkelompok yang terdiri dari
empat dan ada yang lima kelompok. Selanjutnya peneliti memberikan standar kompetensinya dengan dengan membacakan
tujuan pembelajaran, lalu menyampaikan "topik yang akan dipelajari. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan eksplorasi untuk menggali pengetahuan awal siswa melalui pertanyaan " Sebutkan rumus volume balok?" Siswa merespon dengan
jawaban sama. Selanjutnya peneliti menerangkan materi pelajaran dengan pendekatan metode TGI dalam pertemuan ini peneliti menjelaskan cara mencari rumus volume prisma segitiga dan volume tabung yang diturunkan dari volume balok selama 35 menit secara individu dengan komunikasi total. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pemberian LKS pada kelompok tentang soal
yang diberikan. Peneliti melihat kelompok mengerjakan tugas, sambil membimbing
Anton Prayitno, Implementasi pembetajaran Matematika DenganAcademic Game Daram (Jpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN purwantoro 5 Malans
siswa agar menyelesaiakan soal di LKS dengan benar dan tepat. peneliti selalu memberi motivasi kepada kelompok belajar, bagi siap yang mendapatkan nilaibagus akan mendapatkan hadiah. Selanjutnya peneliti mengakiri pertemuan dengan salam Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada
tanggal 6 Oktober 2009, mulaijam 07.0_ 08-30, peneliti mengawali pelajaran dengan salam. Sebelum menerangkan materi selanjutnya, peneliti memberi same mengenai volume prisma dan volume tabung
lingkaran. Kemudian peneliti menerangkan tujuan pencapaian dalam perterhuan t..ukhi, ini dan dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai mencarivolume limas dan volume kerucut dengan komunikasi total selama 35
menit. Kemudian siswa dalam kelompok diberi LKS tentang soal kalimat mengenai volume limas dan kerucut, Ialu diminta mempersentasikan hasil keqia kelompok di depan kelas, dan lalu peneliti menutup
39
mengikuti pembelajaran, apalagi dengan adanya permainan kartu. Kegembiraan
ini berdampak kepada semangat belajar siswa, sehingga hasil postesny arata_rata kelas 77
4. Peneliti telah berusaha memperbaiki kinerjanya dari hasilrefleksi siklus I
5. Peneliti telah memberi motivasi yang cukup bermakna bagi siswa, dalam bentuk pemberian reward berupa hadiah bagi siswa yang berprestasi.
6. Peneliti selalu mengadakan diskusi dengan para observer di akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.
b. Kelemahan
l.
Siswa kadang ramai berebut perhatian peneliti.
2.
Tidak semua langkah yang disusun dalam
RPP pertemuan pertama siklus ke
II
terlaksana, namun pada pertemuan
pelajaran sambi I membagikan hadiah Pertemuan ke-3 peneliti melakukan post tes secara tertulis siklus II, nilai ratarata kelas cukup bagus yaitu 75. Bila ditinjau
.3. Kurang mampu mengelolawaktu, karena ' terlalu lama dalam mengajar bahasa
dari indikator yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajarn ini berhasil, terutama bila ditunjau dari pretes
c. Rencana Perbaikan Tindakan
ke post tes. nilairata-ratapretes 60 meningkat post tes menjadi 77 .
Hasil Refleksi Pada Siklus
berikutnya lancar
isyarat
l.
dipersiapkan dengan matang.
II
2.
a. Kelebihan
1. Partisipasi siswa
mulai nampakjika dibandingkan siklus I
2. Siswa dalam kelompok disiplin mengerjakan tugas
selama
Siswayang mendapat nilai pretes dan post tes terendah akan lebih diperhatikan pada
pembimbingan individual.
saat pembelajaran sudah
3. Siswa nampak bergembira
Sebelum melaksanakan implementasi
segala keperluan pembelajaran
Hasil dan Pembahasan
l.
Perolehan Proses Belajar
a. Aktivitas siswa
dalam menyeleseikan
LKS
40
LIK]THAPMDNYA SEPTEMBER
Aktivitas
2OOg
Nilai rata-rata kelas lAari
it
]3 VOL 2
TH.
sis*al
Siklus Il Penyelesaian LKS
Menemukan konsep rumus rumus bagun datar dan ruang
Menyelesikan soal'matematiki
b. Hasil belajar kognitif selama 2 siklus dapat peneliti sampaikan pada table. No
Jenis Evalu
Siklus
I
Siklus
II
perbandingan
rata-rata hasil
asi
Pretes SK
or mi ni
Tes
5k or
ma
Ma ksi ma
I
I
30
))
nostes
Postes
Pretes
Nit
S kor
SK
NiI
o/ /o
ai rat
yang dica pai
or
Ke tun
ksi
al rat a-
tas
ya ng
ksi
mini
ma
rat
an
dic
mal
I
a
ap
70
60
ai 40
a-
rat
)f
)J
Ma
Dari tabel I dan 2 di atas nampak bahwa ketrampilan kognitif siswa berupa pemahaman dan kemudian mempertahankan
daya ingatnya tentang pengukurn dengan mencari dan menghitung luas segi banyak sederhan4 dan volume yang dilaksanakan siswa yang tertuang dalam LKS dan post tes meningkat dari siklus I ke siklus ke tI dan
skor mencapai 77. Dalam indikator
Postes
Siklus
SK
sk
Nil
sk
sl@r
Nil
Yo
or
or ai Ma rat
or
Mak
ai
Ke
ya ng
sima
rat
tun
a-
I
a-
tzls
ma
rat
dic
I
a
ap
70
60
rat
I
Siklus
II
asa
n
ai 70
85
77
60
11
5 Malang.. berhasil, dengan demikian, penulis berhasil mengatasi Purwantoro
masalah pembelajaran yang dihadapi siswa kelas VI di SDN Purwantoro 5 Malang.
Simpulan dan saran
Dari hasil penelitian
dapat
keberhasilan apabila skor rata-rata diatas 75
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa SDN Purwantoro 5 Malang meningkat
pembelajaran dinyatakan berhasil. Dari perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan: "Metode pembelajaran academic game dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI pada pokok bahasan Luas dan Volume di SDN
lebih baik dengan pembelajaran koperatif model TGT. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, penerapan pembelajaran academic game mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VI SDN Purwantoro 5 Malang pada pokok bahasan
Luas dan Volume. Oleh karena itu
4l
Anton Prayitno, Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Academic Game Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Purwantoro 5 Malang
disarankan:
-
Agar hasil belajar kognitif siswa lebih bagus lagi, hendaknya pada setiap pembelajaran dibiasakan menggunakan tehnik pembelajaran dengan bermain agar tampil menarik dan tidakmenoton.
-
Daftar Pustaka
Anita Lie. 2005. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Guru perlu menambah wawasannya tentang teori beiajar dan model-model
Arends Richard I. 2004. Classroom Instruction and Management. NewYork: Mc.Grow Hill BookCo.
pembelaj aran yang inovatif.
Erman Suherman, Turmudi, Didi Suryadi, dkk.
2003. Strategi Pembelajaran
Matematika
Kontemporer. Bandung: UPI. Jennings. Sue & R. Dunne.1999. Mal& Stor ie s. Real Stories. Real-li.fe Stor ies. http://www.ex.ac.uk/ telematics/T3lmaths/actar0 I .htm-di akses pada tanggal 13 september 2009
Muslimin Ibrahim, Fida Rachmadiarti, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Natawijaya, R (1997). Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP Bandung "
Rachmadi Widdiharto. 2004. Strategi
Pembelajaran www. p 4 tkmat
e
mat i ka. c om/
download/SMP/ Mo d e I P e m b e I aj ar an. p df-P
r,'
ksgp
tanggal 18 Juli 2009. Robert E. Reys, Marilyn N. Suydam. 1998.
Helping Children
Learn edition.US A:
mathematics fifth Allyn & Bacon Robert E. Slavin. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon. Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Banduns: Nusa Media.