LANTING Journal of Architecture
ISSN 2089-8916
Volume 6, Nomor 1, Februari 2017
DEWAN REDAKSI Pimpinan Redaksi Naimatul Aufa, M.Sc. Sekretaris Redaksi Dila Nadya Andini, M.Sc. Anggota: J.C. Heldiansyah, M.Sc. Reviewer: Prof. Dr. Rusdi H. A., M.Sc. Dr. Budi Prayitno, M.Eng. Dr.-Ing. Ir. Gagoek Hardiman Dr. Bani Noor Muchamad, MT. Dr. Ira Mentayani, MT. Desain Cover, Setting dan Tata Letak: J.C. Heldiansyah, M.Sc. Alamat Redaksi Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jalan A. Yani Km.36 Banjarbaru – Kalimantan Selatan 70714 Email:
[email protected] http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/lanting DITERBITKAN OLEH: Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Dekan: Dr. –ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT. Ketua Program: Dr. Bani Noor Muchamad, MT. LANTING Journal of Architecture terbit pertama kali bulan Februari 2012. Dewan Redaksi menerima sumbangan artikel terpilih di bidang teknik arsitektur untuk dimuat pada LANTING Journal of Architecture. LANTING Journal of Architecture diterbitkan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan Februari dan Agustus. Artikel yang diterbitkan bulan Februari diterima Dewan Redaksi paling lambat akhir bulan Oktober dan yang diterbitkan bulan Agustus diterima dewan redaksi paling lambat akhir bulan April
LANTING Journal of Architecture
ISSN 2089-8916
Volume 6, Nomor 1, Februari 2017
DAFTAR ISI EDITORIAL Pusat Perawatan Kucing di Banjarbaru Adelia Puspita Sari dan Prima Widia Wastuty
Halaman 1-12
Akademi Kuliner Banjarbaru Annisa Wulandari dan M. Deddy Huzairin
13-22
Perpustakaan Pusat Universitas Lambung Mangkurat Dewa Widhi Putra dan Indah Mutia
23-35
Gedung Olahraga Basket di Kabupaten Tabalong Diah Purwaningsih dan Mohammad Ibnu Saud
36-41
Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Di Banjarbaru Fahrina Supianida dan Gusti Novi Sarbini
42-52
Taman Kupu-Kupu Sultan Adam di Banjarbaru Wardiyanti Sariwati dan Dila Nadya Andini
53-61
Zara Fashion Store Banjarbaru Oneal Lony Laxmybay dan Ira Mentayani
62-70
Pusat Kecantikan Wanita di Banjarbaru Winda Ayu Safitri dan Dila Nadya Andini
71-80
Pusat Kuliner Khas Banjar Di Martapura Nisa Anasandi Noor dan Bani Noor Muchamad
81-90
Pusat Kerajinan Tangan di Banjarmasin Hikmatus Silvia Harlina dan Ira Mentayani
91-100
Eiger Flagship Store Banjarbaru Fauzi Alvi dan Mohammad Ibnu Saud
101-109
Pusat Kebugaran Dan Kecantikan di Banjarmasin Agung Satriya dan Nurfansyah
110-118
Redesain Pusat Perbelanjaan Kandilo di Kabupaten Paser Elda Fitrawati dan Anna Oktaviana
119-128
Pusat Rehabilitasi Penyandang Tuna Daksa di Banjarbaru Faisal Roosandy dan Pakhri Anhar
129-139
Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin Gabriella Octaviria Noormalia Hetrani Putri dan Mohammad Ibnu Saud
140-146
Planetarium Siring Laut Kotabaru Adiyat Nur dan Akbar Rahman
147-154
Resort Dan Wedding Venue di Pantai Rindu Alam Kabupaten Tanah Bumbu Riesky Amalia dan Dila Nadya Andini
155-164
Sanggar Tari Tradisional di Amuntai Ahmad Wahyuni dan J. C. Heldiansyah
165-177
Pusat Kecantikan dan Perawatan Tubuh di Desa Sungai Alang Winda Trisnayanti dan Nurfansyah
178-185
E-Sport Community Center Banjarbaru Bayu Nur Imam dan Bani Noor Muchamad
186-196
Kawasan Taman Wisata Kalsel Park Reza Renaldi dan M. Tharziansyah
197-206
Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Muhammad Rizki Hidayat dan Indah Mutia
207-216
LANTING Journal of Architecture
ISSN 2089-8916
Volume 6, Nomor 1, Februari 2017
EDITORIAL
Konsep Deatil Arsitektural Kalsel Park (Sumber: Reinaldi, 2016)
LANTING Journal of Architecture sudah memasuki tahun keenam penerbitan. Pada terbitan kali ini, LANTING Journal of Architecture khusus mewadahi artikel hasil perancangan 22 (dua puluh dua) mahasiswa Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat. Sehingga redaksi meminta maaf kepada rekan-rekan peneliti yang ingin menerbitkan artikelnya di jurnal ini. Namun, di tahun ini mulai dirintis jurnal khusus untuk Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat, sehingga pada tahun depan LANTING Journal of Architecture akan kembali fokus pada hasil penelitian rekan-rekan peneliti, khususnya penelitian terkait lahan basah. Semoga beberapa artikel yang dihadirkan LANTING Journal of Architecture kali ini dapat menambah referensi pembaca setia Jurnal Lanting. Demikian editorial LANTING Journal of Architecture kali ini. Terimakasih kami ucapkan kepada para kontributor dan pihak-pihak terkait. Sampai jumpa di LANTING Journal of Architecture selanjutnya. Banjarbaru, 1 Februari 2017 Ketua Redaksi
LANTINGJournal of Architecture, Volume 6, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 23-35 ISSN 2089-8916
PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Dewa Widhi Putra Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
[email protected] Indah Mutia Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
[email protected]
Abstrak Perpustakaan Pusat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) merupakan tempat penyimpanan dan pencarian sumber informasi akademik dan non akademik. Tujuan perancangan Perpustakaan Pusat ULM adalah bagaimana desain perpustakaan yang menarik minat baca dengan kemudahan pencarian informasi. Permasalahan arsitektural terkait dengan tujuan desain adalah bentuk, konektivitas fisik dan visual, dan pencahayaan serta penghawaan ruang. Program yang dijadikan sebagai solusi adalah optimasi bangunan, dimana terdapat pertimbangan nilai efektif antara kebutuhan estetika, kemudahan sistem, view dan aksesibilitas serta kualitas pencahayaan dan penghawaan. Hasil dari perancangan adalah sebuah perpustakaan yang memberikan kemudahan pencarian informasi berbasis teknologi dengan desain yang unik serta memiliki pencahayaan dan penghawaan yang baik. Kata Kunci : Perpustakaan, Kemudahan, Optimasi Abstract Central Library of Lambung Mangkurat University is a place of storage and information resources of academic and non academic. The design objective of Central Library of LMU is how to design library that interests the reading interests with the ease of information searching. Problems related to the architectural design objective are form, physical and visual connectivity, and lighting as well as vaporization space. The program solution is the building optimization, where there is an effective value judgment between the aesthetic needs, the ease of the system, view and accessibility and quality of lighting and vaporization. The result of the design is a library that provides ease of information searching based technology with a unique design and a good lighting and vaporization. Keywords: library, ease, optimization
PENDAHULUAN Universitas Lambung Mangkurat (ULM) merupakan Universitas Negeri terbesar dan tertua di Kalimantan Selatan. ULM terdiri atas12 fakultas, 34 program studi, 13 program pascasarjana dan 26.537 orang mahasiswa aktif termasuk pascasarjana serta 1.034 orang dosen. Visi ULM adalah menjadi Universitas Terbaik di Kalimantan Selatan, jajaran 10 PT terbaik di Indonesia, dan 100 PT terbaik di Asia Tenggara. Beragam fasilitas diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut, yaitu fasilitas yang sesuai dengan perkembangan jaman dan mampu memenuhi serta meningkatkan sumberdaya manusianya. Pada tahun 2015 ULM mendapat dana hibah dari proyek IDB
(Islamic Development Bank) untuk melakukan pembenahan dengan penambahan fasilitas 12 gedung baru, salh satunya adalah gedung Perpustakaan Pusat ULM. Perpustakaan ULM yang ada pada saat ini bisa dikatakan masih merupakan perpustakaan semi modern. Fasilitas pada bangunan perpustakaan yang ada masih minim, selain ruang baca, hanya ada aula dan tempat berkumpul mahasiswa. Berdasarkan tabulasi data pengunjung perpustakaan pada tahun 2015, jumlah pengunjung Perpustakaan Pusat ULM adalah 55.276 kunjungan pertahun. Artinya ada kurang lebih 217 kunjungan perhari terhitung hari senin sampai jumat dalam satu 23
minggu. Dibandingkan jumlah mahasiswa aktif ULM, daya kunjung mahasiswa ke perpustakaan pusat kurang dari 1% perharinya. Melihat permasalahan diatas, maka pembangunan gedung baru Perpustakaan Pusat ULMperlu disesuaikan dengan perkembangan jaman. Hal ini dibutuhkan untuk menarik minat mahasiswa dalam mencari informasi baik akademik maupun non akademik. Perencanaan dan perancangan Perpustakaan Pusat ULM di Banjarmasin ini diharapkan dapat mewujudkan visi misi ULM.
Permasalahan Arsitektur Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, kurangnya daya kunjung mahasiswa pada perpustakaan dikarenakan kurangnya fasilitas dan akses pencarian informasi yang tidak terperbaharui. Berhubungan dengan permasalahan arsitektural, maka dirumuskan masalah perancangan berupa; “Bagaimana rancangan Gedung Perpustakaan Pusat ULM yang dapat menarik minat kunjung mahasiswa, melalui tatanan ruang luar dan dalamnya, serta kemudahan akses berbasis teknologi.” TINJAUAN PUSTAKA Pada New Oxford American Dictionary (McKean,2010), “library” berarti sebuah bangunan atau ruangan yang berisi koleksi buku, jurnal, dan beberapa film dan rekaman musik bagi orang untuk membaca, meminjam, atau merujuk. Berdasarkan buku Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan (Trimo, 1992), perpustakaan adalah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian (research) bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pada pedoman Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan (2009), definisi dari perpustakaan adalah suatu institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, kultural, dan rekreasi. Menurut Basuki (1991) pada buku Pengantar Ilmu Perpustakaan, fungsi perpustakaan yang ada di masyarakat pada umumnya dibagi menjadi lima, antara lain: a. Sebagai sarana simpan karya manusia b. Fungsi informasi c. Fungsi rekreasi d. Fungsi pendidikan e. Fungsi kultural Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berhubungan dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya dengan memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di perguruan tinggi. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Yang termasuk dalam perpustakaan perguruan tinggi antara lain: Perpustakaan Jurusan Perpustakaan Fakultas Perpustakaan Bagian Perpustakaan Institute Perpustakaan Sekolah Tinggi Perpustakaan Politeknik Perpustakaan Akademi Perpustakaan Program Nongelar Perpustakaan perguruan tinggi sebenarnya termasuk dalam kelompok perpustakaan khusus. Dalam berbagai terbitan berupa direktori perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi juga dimasukan ke dalam kelompok perpustakaan khusus. Namun berdasarkan tradisi, perpustakaan perguruan tinggi digolongkan sebagai kelompok sendiri. Berdasarkan Libraries and Learning Resource Centres (Edwards, 2002), perencanaan perpustakaan universitas memiliki beberapa standar ruang, antara lain: Area perpustakaan adalah 8-10% dari luas total area universitas,
24
Ruang kantor perpustakaan adalah 12% dari total luas perpustakaan, Satu ruang pembaca untuk setiap 3-4 pelajar masing-masing sekitar 1 m2 per orang, Untuk fasilitas komputer sekitar 20-25% dari total area perpustakaan, Rak sepanjang 1 meter untuk memuat sekitar 100 buku, 75% dari total koleksi berada di rak terbuka pada area belajar, 50-60% pada area penelitian, Area sirkulasi sebesar 20% dari total luas ruang perpustakaan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan (2010), antara lain: Gedung. Perpustakaan menyediakan gedung dengan ruang yang cukup untuk koleksi, staf, dan penggunanya. Perpustakaan harus menyediakan ruang sekurang-kurangnya 0.5 m2 untuk setiap mahasiswa. Ruang koleksi. Area koleksi seluas 45% yang terdiri dari ruang koleksi buku, multimedia, dan majalah ilmiah. Ruang pengguna. Ruang pengguna seluas 30% yang terdiri dari ruang baca dengan meja baca penyekat, ruang baca khusus, ruang diskusi, lemari katalog/komputer, meja sirkulasi, tempat penitipan tas, dan toilet. Ruang staf. Ruang staf perpustakaan seluas 25% terdiri dari ruang pengelolahan, ruang penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan buku yang baru diterima, dapur, dan toilet. Perkembangan Perpustakaan
bantu jaringan komputer, namun koleksi tetap dalam bentuk cetak; 5. Perpustakaan digital, sebagian besar koleksi dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui internet, sebagian ada versi cetaknya; 6. Perpustakaan maya, seluruh koleksi dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui internet, tidak ada versi cetaknya. Berdasarkan Libraries and Learning Resource Centres (Edwards, 2002), perpustakaan universitas mengalami perkembangan sebagai berikut:
Gambar 1. Perkembangan Penataan Ruang Perpustakaan (Sumber: Edwards, 2002)
Berdasarkan jurnal pustakawan Indonesia volume 10 (Susanto, Setyo, Edy, 2010), ada beberapa istilah terkait dengan bagaimana cara mendapatkan informasi dari perpustakaan bedasarkan perkembangannya, yaitu sebagai berikut; 1. Perpustakaan Kuno, tidak memakai katalog; 2. Perpustakaan tradisional, koleksi buku dengan katalog yang tidak tersusun baik; 3. Perpustakaan semi moderen, ada katalogisasi, pengindeksan dan klasifikasi (manual dan automasi); 4. Perpustakaan moderen, sistem pelayanan full automation, denganmenggunakan alat 25
Gambar 2. Perkembangan Perletakan Ruang dan Bentuk Perpustakaan Universitas (Sumber: Edwards, 2002)
Perpustakaan Digital Layanan perpustakaan digital merupakan perpaduan dalam komputasi, penyimpanan, dan komunikasi mesin digital dengan perangkat lunak yang diperlukan untuk mereproduksi, menyalin, dan memperluas layanan yang diberikan perpustakaan tradisional yang menggunakan kertas dan bahan lainnya dalam mengumpulkan, menyimpan, membuat katalog, menemukan dan menyebarkan informasi. (Gladney, 1994). Perpustakaan digital merupakan seperangkat sumber elektronik dan kemampuan teknis terkaitnya untuk menciptakan, mencari, dan menggunakan informasi juga merupakan perluasan dan penguatan sistem penyimpanan informasi dan sistem pemanggilnya yang mampu mengolah data digital dalam berbagai bentuk (teks, citra, bunyi, atau obyek bergerak) dan berada dalam jaringan yang terdistribusikan. (Borgman, 1996). Pada dasarnya prinsip perpustakaan digital sama dengan perpustakaan pada umumnya, yaitu tetap adanya kegiatan pengembangan koleksi, pengolahan, pemeliharaan dan pelayanan bahan pustaka. Perbedannya adalah pada perpustakaan digital sebagain besar dokumen atau data perpustakaannya berbentuk data digital begitu pula sistem pelayanannya. Disampaikan oleh Cleveland (1998), karakteristik perpustakaan digital bersumber dari beberapa jurnal antara lain: 1. Perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang mewakili perpustakaan tradisional yang menyediakan baik koleksi digital dan koleksi tradisional, termasuk koleksi media. Sehingga perpustakaan tersebut memangkas biaya koleksi elekronik dan biaya kertas. 2. Perpustakaan digital juga termasuk didalamnya adalah materi digital yang sebenarnya berada diluar perpustakaan ssecara fisik namun memiliki link dari perpustakaan digital lainnya. 3. Perpustakaan digital juga akan berisi segala proses dan pelayanan yang menjadi tulang belakang dan jaringan
syaraf dalam perpustakaan digital. Walaupun, beberapa tradisional proses yang akan membangun pola kerja perpustakaan digital, yang akan disempurnakan dan ditingkatkan untuk mengakomodasi perbedaan antara media digital yang baru dan media tradisional. Menurut Yulie Astin (2012), untuk memasukkan informasi buku ke dalam database perpustakaan digital dapat dilakukan melalui proses digitalisasi. Proses digitalisasi dibedakan menjadi tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Scanning 2. Editing 3. Uploading Metode Perancangan Menurut Pena (1999), “Keseluruhan dari proses merancang mencakup dua tahap, yaitu analisis dan sintesis”. Tahap analisis adalah tahap penyusunan program, tahap ini akan menghasilkan permasalahan arsitektural. Sedangkan pada tahap sintesis, adalah tahap perumusan solusi dari permasalahan arsitektural dalam bentuk rancangan. Menyusun program adalah analisis, sementara kegiatan merancang merupakan sintesis. Dalam tahap penyusunan program, terdapat 5 langkah utama yang selalu dipegang oleh perancang. Tahap-tahap ini adalah (1) menetapkan tujuan, (2) mengumpulkan dan menganalisis fakta, (3) konsep programatis, (4) identifikasi kebutuhan, dan yang terakhir sebagai hasil dari tahap penyususnan program adalah (5) perumusan permasalahan arsitektural.
Gambar 3. Proses Metode Perancangan (Sumber: Penulis, 2016)
PEMBAHASAN
26
Lokasi dan Analisis Proyek pembangunan Perpustakaan Pusat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini didasari oleh TOR masterplan / rencana pembangunan kawasan kampus ULM yang sudah disusun oleh pihak ULM dan tim IDB. Lokasi proyek pembangunan nantinya akan dianalisis secara khusus oleh penulis, pertimbangan sesuai ataukah tidaknya lokasi untuk dijadikan kawasan pengembangan mahasiswa dimana akan terbangun perpustakaan pusat univeristas. Gambar 5. Kawasan ULM & Pemilihan Site (Sumber: Penulis, 2016)
Gambar 4. Rencana Masterplan ULM (Sumber: Penulis, 2016)
Pada TOR tersebut, tapak pembangunan Perpustakaan Pusat ULM berlokasi di kampus induk Unlam di Jl. H. Hasan Basry, Banjarmasin, tepatnya di area belakang kampus, dengan luas area 39.000 m2.
Pertimbangan mengapa dari pihak Unlam memilih lokasi pembangunan di sana adalah mengaktifkan dan mengembangkan lahan di belakang kampus. Area ini memiliki potensi akses dari permukiman sekitar yang mudah, dan potensi akses dari dan ke sungai. Pada area terpilih memungkinkan terciptanya akses atau gerbang baru yang terakses langsung ke sungai atau daerah perairan. Mengingat pengelolaan kawasan pinggir sungai di Kota Banjarmasin merupakan ciri khas unik masyarakat Banjarmasin. Selain itu, segala kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan minat bakat mahasiswa dapat dipusatkan pada area baru yang lebih kondusif, didalamnya termasuk perpustakaan pusat. Kawasan pengembangan mahasiswa akan menjadi kawasan khusus yang tidak mengganggu kawasan fakultas (kawasan khusus akademis). Aksesibilitas Pada analisis kawasan, Aksesibilitas menjadi fokus analisis pertama berdasarkan tujuan desain perpustakaan dimana kemudahan pencarian informasi menjadi tujuan utama desain.
27
pengembangan dermaga/waterfront.
Gambar 6. Pencapaian Fisik ke Site Perpustakaan ULM (Sumber: Penulis, 2016)
Pada saat ini, site dapat dicapai hanya melalui jalur kawasan ULM dari Jl. Brig. Jend. Hasan Basri.
kawasan
Gambar 8. Output Pencapaian Fisik (Sumber: Penulis, 2016)
Dari pembuatan pencapaian diatas maka pada site tercipta 2 zona dimana ada zona A pada bagian Utara site dan zona B pada bagian Selatan site yang terpisahkan oleh aksesibilitas yang sudah ditentukan berdasarkan analisis diatas. Kebisingan Kawasan pengembangan mahasiswa tentu akan menjadi sumber kebisingan untuk kawasan sekitarnya. Maka dari itu analisis kebisingan menjadi salah satu yang utama dalam mendesain perpustakaan yang berada dalam kawasan ini agar tetap nyaman saat mahasiswa beraktivitas di dalamnya.
Gambar 7. Kemungkinan Pencapaian ke Site Perpustakaan (Sumber: Penulis, 2016)
Terdapat 9 kemungkinan akses yang dapat dibuat untuk masuk ke dalam site. Berikut analisis kelebihan dan kekurangan untuk setiap kemungkinan akses. Dari data diatas, diputuskan bahwa akses H & I yang akan diterapkan pada desain. Pemilihan H & I dianggap paling sesuai dengan tujuan desain yg memudahkan segala akses bagi mahasiswa untuk mencari informasi, karena terakses langsung ke kawasan ULM. Akses A dan B merupakan potensi yang bisa menjadi pengembangan kawasan ULM untuk memiliki akses dari sungai berbentuk dermaga/waterfront, maka dari itu pada site nantinya akan dedesain akses yang memutar dari akses I/H mendekati akses C kemudian kembali ke akses I/H. Desain aksesibilitas pada site disiapkan untuk memungkinkan jika suatu saat nanti akan ada
Gambar 9. Barisan Vegetasi Meredam Kebisingan (Sumber: Penulis, 2016)
Kebisingan pada area ruang terbuka (zona B) akan menjadi sumber kebisingan bagi area bangunan (zona A). Maka dari itu perlu dilakukan peredaman kebisingan dengan menggunakan barisan vegetasi pada area perbatasan antara area terbuka dan area bangunan. View 28
Untuk mencapai tujuan desain dimana ruang luar dapat mengundang mahasiswa untuk berkunjung ke perpustakaan, view ke kawasan dan ke arah bangunan perlu dianalisis untuk menghasilkan desain ruang luar yang baik. Desain ruang luar yang baik diharapkan dapat memberikan kemudahan view ke perpustakaan dan tentunya akan menarik minat kunjung mahasiswa ke perpustakaan.
demikian view ke arah site dari titik E (view E) tidak akan terhalang oleh bangunan apapun. Matahari dan Angin Analisis matahari dan angin dilakukan berkaitan dengan penempatan tiga masa pada area bangunan. Fungsi tiga bangunan yang ada akan berkaitan dengan jam produktif bangunan.
Gambar 12. Jalur Matahari dan Arah Angin (Sumber: Penulis, 2016) Gambar 10. View In dari Sekitar Site Sumber: Penulis, 2016
Terdapat 5 view dari jalan-jalan yang ada pada sekitar site.
Site berada di Kota Banjarmasin dengan letak geografis 3o15’ sampai 3o22’ Lintang Selatan dan 114o32’ Bujur Timur. Matahari beredar dibagian utara site dari kisaran bulan Maret hingga bulan Juni. Pada bulan Juli hingga Februari, garis edar matahari bedara di selatan site.Angin pada site berhembus kencang dari segala arah karena tidak ada pohon besar di sekitar site.
Gambar 11. Wajah Kawasan Mengarah ke 1 Titik View (Sumber: Penulis, 2016)
Titik E, adalah titik dimana site pertama kali dapat terlihat dari kawasan ULM yang telah terbangun. Titik itu juga merupakan pertigaan yang menjadi akses utama ke eksisting kawasan. Maka dari itu dipilih titik E sebagai sumber view terbaik.Dari titik view E dibuat garis-garis lurus ke arah kawasan bangunan. Dengan garis-garis tersebut, ruang-ruang pada site dapat dibentuk menghadap ke titik view E, baik kawasan maupun bangunan. Hal ini didukung oleh rencana pembuatan open space untuk olahraga mahasiswa di depan site. Dengan
Gambar 13. Bayangan Pohon dan Bangunan Menciptakan Ruang Teduh (Sumber: Penulis, 2016)
Masa bangunan yang berada di barat site akan mendapatkan panas matahari sore 29
lebih banyak dari bangunan lainnya. Bayangan yang dihasilkan dari bangunan saat sore hari akan jatuh pada sisi timur setiap bangunan. Hal ini berhubungan dengan terbitnya matahari di sebelah timur Maka dari itu perletakan yang ditetapkan adalah sebagai berikut, perpustakaan pada bagian tengah, general lecture theatre pada bagian barat, dan student centre pada bagian timur. Pelaku dan Aktivitas Pada Perpustakaan Pusat ULM terdapat 2 pelaku utama, yaitu pengunjung dan pengelola. Pengunjung terdiri dari dosen, mahasiswa dan umum. Pengelola terdiri dari kepala perpustakaan, pustakawan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan (2010). Perpustakaan ULM akan menerapkan sistem manual dan digital, dengan demikian dapat meningkatkan kenyamanan aktivitas perpustakaan dengan pelayanan yang beragam dan tentunya kemudahan pencarian informasi. Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Perpustakaan Universitas, setidaknya ada 3 pengelola yaitu pustakawan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Perbandingannya adalah 1 pustakawan, 1 tenaga administrasi, 2 tenaga teknis. Untuk kepala perpustakaan akan bertugas mengawasi seluruh kegiatan pengelola. Jam operasional perpustakan berdasarkan SNI minimal 54 jam per minggu. Aktivitas akademik ULM berlangsung dari hari Senin sampai Jumat atau 5 hari kerja. Untuk aktivitas non akademik berlangsung setiap hari atau 7 hari kerja. Perpustakaan ULM akan dapat dikunjungi setiap hari (kecuali minggu). Untuk 6 hari kerja artinya perpustakaan paling tidak buka 9 jam/hari dari jam 8 hingga jam 5 sore untuk akses aktivitas secara langsung/manual. Sesuai dengan tujuan desain perpustakaan yang dapat memudahkan pencarian informasi, tentu aktivitas utama perpustakaan (membaca, meminjam dan mengembalikan buku) diharapkan dapat dilakukan setiap saat atau 24jam/hari setiap hari. Hal ini dapat dilakukan dengan sistem automasi/digital.
Kebutuhan Berdesarkan ketetapan dari Rektorat ULM, Perpustakaan Pusat ULM akan dibangun dengan luas lantai 2495 m2. Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan (2010) akan menjadi rujukan luas dan kebutuhan tiap ruang perpustakaan. Tentunya dengan penyesuaian penerapan teknologi digital yang ada. Menurut rujuakan yang telah disebutkan pada tinjauan pustaka, ruang koleksi perpustakaan merupakan areal seluas 45% dari luas perpustakaan dengan isi ruang koleksi buku, ruang multimedia, dan ruang majalah ilmiah. Maka dari itu diperoleh, 45% dari 2495 m2 adalah 1122,75 m2. Ruang pengguna perpustakaan merupakan areal seluas 30% dari luas perpustakaan dengan isi ruang baca dengan meja baca penyekat, ruang baca khusus, ruang diskusi, ruang kelas/training, lemari katalog/komputer, meja sirkulasi, tempat penitipan tas, dan toilet.Maka dari itu diperoleh, 30% dari 2495 m2 adalah 748,50 m2. Ruang staf perpustakaan merupakan areal seluas 25% dari luas perpustakaan Dengan isi ruang pengolahan, ruang penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan buku yang baru diterima, musholla, dapur, dan toilet.Maka dari itu diperoleh, 25% dari 2495 m2 adalah 623,75 m2. Konsep Programatik Konsep program yang ditetapkan menjadi solusi perancangan adalah optimasi.
30
Gambar 14. Konsep Programatik (Sumber: Penulis, 2016)
Gambar 15. Skematik Kawasan (Sumber: Penulis, 2016)
Untuk mencapai tujuan desain perpustakaan yang menarik minat kunjung mahasiswa, memudahkan pencarian informasi, dan nyaman, maka konsep programatik optimasi bangunan dapat digunakan sebagai program pemecahan masalah untuk mencapai tujuan desain. Optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk mengoptimalkan sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat sesusatu secara optimal. Menarik artinya gubahan bentuk interior maupun eksterior bangunan nantinya harus cukup baik dalam menarik minat kunjung orang yang melihat bangunan.Mudah yang dimaksud disini adalah sistem pelayanannya (sistem automasi/digitasi), yang didukung oleh bentuk ruang berdasarkan akses maupun view ke maupun dalam bangunan. Kemudian penghawaan dan pencahayaan pada bangunan harus cukup baik agar pengunjung yang datang tetap merasa nyaman berlama-lama mencari informasi di dalam bangunan.
Pembentukan komponen kawasan pada skema diatas berdasarkan pada analisis site, Ruang terbuka yang terletak tepat di depan tiap bangunan memungkinkan kemudahan visual dari simpang empat jalan komplek ULM ke setiap bangunan. Area parkir dibuat sedekat mungkin dengan setiap bangunan untuk kemudahan pencapaian pengendara bermotor. Area parkir diberi barisan pohon peneduh. Perletakan masa bangunan dari kiri ke kanan adalah General Lecture Theater, Perpustakaan Pusat ULM, dan Student Center. Bangunan yang ada pada kawasan saling dihubungkan untuk kemudahan akses fisik. Bangunan pada kawasan dibuat memutari area terbuka dan terhubung ke jalan di pinggir sungai. Memungkinkan pengembangan waterfront tepi sungai. Skematik Siteplan dapat dilihat pada gambar berikut,
Konsep Skematik 1. Skematik Tapak Skematik desain tapak Perpustakaan Pusat Universitas Lambung Mangkurat dapat dilihat pada gambar berikut;
31
Gambar 16. Rencana Siteplan (Sumber: Penulis, 2016)
2. Skematik Bentuk dan Fisik Bangunan Bentuk dan fisik bangunan ditujukan dapat menarik minat kunjung mahasiswa dengan segala kemudahan akses fisik dan visual di dalamnya. Segala skematik yang telah dijelaskan pada bab 3 tentang analisis fisik/wujud bangunan dapat diterapkan secara nyata pada bangunan. Bangunan akan dikoneksikan dengan dua bangunan disekitarnya. Pada samping kiri dikoneksikan dengan General Lecture Theater (GLC) dan pada samping kanan dikoneksikan dengan Student Centre (SC).
Ramainya sirkulasi akan memberikan kesan perpustakaan yang padat pengunjung. Dengan begitu, perpustakaan akan dapat menarik untuk dikunjungi dengan bantuan kemudahan aksesibilitas/konektivitas. Lantai dasar menyatu dengan lantai panggung dan merupakan akses sirkulasi sekaligus tempat berkumpul serta ruang baca terbuka untuk mahasiswa. Ruang terbuka ini menyatu dan serupa dengan ruang terbuka hijau yang terletak tepat di depan bangunan. Pada area lantai dasar ini dibuat taman sebagai unsur eksterior yang masuk ke dalam bangunan. Selain itu terdapat pula taman vertikal pada tiang penopang utama beserta bidang transparan pada atap diatasnya. Hal ini akan menguatkan unsur eksterior masuk ke dalam bangunan sekaligus memberikan ruang untuk istirahat mata pengguna perpustakaan.
Gambar 18. Potongan Skematik Kawasan (Sumber: Penulis, 2016)
Gambar 17. Skema Fisik & Bentuk (Sumber: Penulis, 2016)
Lantai dasar pada bangunan yang berfungsi sebagai tempat berkumpul mahasiswa dibuat terbuka sebagai jalur atau akses sirkulasi antar bangunan GLC dan SC.
Selain penjelasan skematik pada bab 3, poin dibawah ini akan menjelaskan lebih lanjut penerapan segi teknis skematik pada desain nantinya; Bangunan dibuat panggung untuk mempertahankan kondisi rawa. Memperlihatkan penguasaaan bidang keilmuan lahan basah di Universitas Lambung Mangkurat sesuai dengan visi misi nya. Split level diterapkan untuk menciptakan batas-batas ruang tanpa dinding masif sehingga dapat memberikan koneksi visual. Koneksi visual akan memberikan kemudahan informasi dalam bangunan. Balkon mengelilingi sisi dalam bangunan dibuat melebar memberikan kemudahan sirkulasi sekaligus kesenggangan ruang baca dan koleksi buku. Balkon dibuat untuk meminimalisir luas lantai dasar atau 32
mengecilkan bangunan tanpa mengurangi kapasitas ruang pada bangunan. 3. Skematik Struktur Skematik desain struktur untuk memenuhi kebutuhan bentuk dan fisik bangunan dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini,
Gambar 21. Skema Cahaya Pantul (Sumber: Penulis, 2016)
Gambar 19. Skema Struktur (Sumber: Penulis, 2016)
Berikut penjelasan skematik struktur dari gambar di atas; Bangunan yang berdiri diatas tanah rawa menjadi alasan pemilihan pondasi peilkap beton dengan beberapa peil panjang yang memancang tanah rawa. Struktur penopang di sisi-sisi bangunan memungkinkan tidak adanya kolom tambahan kecuali kolom utama ditengah, sehingga koneksi visual dari tiap sudut perpustakaan tidak terhalang. Struktur penopang pada sisi-sisi bangunan merupakan struktur rangka baja profil. Material tiang utama pada tengah bangunan adalah baja lapis beton, baja sebagai struktur penopang utama, beton sebagai pemberi kesan kokoh. 4. Skematik Pencahayaan Berikut adalah gambar pencahayaan pada bangunan.
skematik
Gambar 20. Skema Cahaya Masuk Bangunan (Sumber: Penulis, 2016)
Cahaya yang masuk ke bangunan merupakan cahaya pantul dari luar bangunan. Hal ini disebabkan oleh pemilihan bentuk desain yang melebar ke atas. Desain yang melebar ke atas menciptakan kanopi lebar yang akan melindungi area lantai dasar, lantai 1, dan balkon dari sinar matahari langsung. Dengan begitu, koleksi buku-buku dalam perpustakaan dapat terjaga, kemudian termal bangunan jelas akan lebih rendah dibandingkan jika bangunan dimasuki oleh radiasi sinar matahari langsung. Material kaca menggunakan sun energy glass akan mengurangi 80% panas masuk ke bangunan, tanpa mengurai intensitas cahaya pantul yang masuk. Sinar pantul lebih tidak menyilaukan dibandingkan sinar matahari langsung. Cahaya pantul yang masuk ke bangunan dibuat semaksimal mungkin dengan menciptakan bidang transparan yang luas pada fasad bangunan. Bentuk bidang transparan yang miring dibuat menyesuaikan dengan bentuk lantai dan balkon serta penutup atap yang melebar ke atas. 5. Skematik Penghawaan Secara umum penghawaan pada bangunan menggunakan AC unit pada ruangruang baca, koleksi, maupun administrasinya. Penggunaan AC unit akan memberikan kenyamanan termal yang optimal bagi bangunan dengan daya kunjung yang tinggi, dan diharapkan memudahkan kontrol penggunaan penghawaan buatan. Kemudian untuk mengurangi beban penggunaan AC unit pada bangunan, bagian tengah bangunan yang void diberikan atap yang terbuka. Angin yang mengalir dari bagian 33
bawah bangunan (lantai dasar yang terbuka) ke bagian tengah bangunan akan menurunkan beban termal bangunan.
variasiruang dari yang biasa seperti ruang baca pada umumnya, hingga yang unik dan dinamis.
Gambar 22. Aliran Udara Dalam Bangunan (Sumber: Penulis, 2016)
6. Skematik Interior Interior yang dihadirkan pada perpustakaan nantinya harus dapat memberikan kemudahan informasi dan tentunya menarik serta nyaman bagi pengguna.
Gambar 24. Varian Area Baca (Sumber: Penulis, 2016)
Selain 2 contoh konsep ruang yang akan dihadirkan pada perpustakaan diatas, pada bagian lantai dasar bangunan juga dapat menjadi ruang baca santai. Pada lantai dasar yang beralaskan rumput sintetis (dapat dilihat pada gambar 4.12), kegiatan membaca dapat dilakukan sambil tiduran, duduk lesehan, bersandar disudut dan lain-lain. Pada intinya, interior dan eksterior perpustakaan didesain sebaik mungkin memberikan berbagai varian ruang baca dan kemudahan akses pencarian sumber informasi. KESIMPULAN
Gambar 23. Susunan Rak pada Ruang Koleksi (Sumber: Penulis, 2016)
Pada ruang koleksi, rak-rak buku dibuat mengikuti alur sirkulasi dan memecah ke semua sudut pada bangunan. Rak dibuat terputus atau tidak terlalu panjang sehingga memberikan kemungkinan akses sirkulasi ke setiap sudut bangunan menjadi lebih mudah. Pengguna perpustakaan nantinya merupakan mahasiswa dan masyarakat dengan berbagai selera dan kenyamanan tersendiri dalam membaca atau mencari informasi. Maka dari itu ruang baca pada perpustakaan direncanakan memiliki
Sebagai perguruan tinggi terbesar dan tertua di Kalimantan Selatan, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memiliki tujuan menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi baik dari segi akademis maupun non akademis. Hal ini tentu akan tercapai dengan adanya pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana. Berdasarkan hal tersebut, Gedung Perpustakaan Pusat ULM hadir untuk mewujudkan tujuan ULM. Gedung Perpustakaan Pusat ULM dengan konsep program optimasi bangunan (estetika, sistem, dan utilitas) befungsi sebagai tempat pencarian dan penyimpanan sumber 34
informasi akademis maupun non akademis Universitas Lambung Mangkurat. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam proses rancangan Gedung Perpustakaan Pusat ULM ini adalah bagaimana rancangan gedung perpustakaan yang dapat menarik minat kunjung mahasiswa, melalui tatanan ruang luar dan dalamnya, serta kemudahan akses berbasis teknologi terkini. Dalam proses perumusan sintesa, penulis menyatakan bahwa permasalahan rancangan perpustakaan dapat diselesaikan dengan konsep optimasi. Optimasi yang dimaksud adalah dilakukan pertimbangan optimal dari perencanaan yang berkaitan dengan sistem (pelayanan dan aksesibilitas fisik serta visual), estetika (eksterior dan interior) dan utilitas (pencahayaan dan penghawaan). Penerapan sistem yang baik akan menghasilkan kemudahan, estetika yang baik akan menghasilkan keindahan, dan utilitas yang baik akan menghasilkan kenyamanan. Pertimbangan yang optimal dari ketiga hal tersebut dapat menarik bagi mahasiswa untuk berkunjung dan mencari informasi di Gedung Perpustakaan Pusat ULM. DAFTAR PUSTAKA Astin, Yulie. (2012) Perpustakaan Digital eLibrary, https://waiyuelai0907.wordpress.com/2 012/11/23/perpustakaan-digital-elibrary/ (diakses 18 Januari 2016) Baan, Iwan. (2009) Tama University Library / Toyo Ito by Iwan Baan, http://www.archdaily.com/22711/tamaart-university-library-toyo-ito-by-iwanbaan (diakses 20 December 2015)
Ottawa: Universal Dataflow and Telecommunications Core Programme, and Institutions (IFLA). Edwards, B. (2002). Libraries and Learning Resource Centres. New York: Architectural Press. Gladney, rt. al. (1994) Perpustakaan digital, https://www.academia.edu/3095466/P erpustakaan-Digital (diakses 18 Januari 2016) McKean, E. (2010). New Oxford American Dictionary. United Kingdom: Oxford University Press. Marshall, D. C. (2012) University of Indonesia Central Library / Denton C. Marshall, http://www.archdaily.com/221155/univ ersity-of-indonesia-central-librarydenton-corker-marshall (diakses 19 Januari 2016) Nasional, M. P. (2000). Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Pasal 12 ayat 2. Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. (2000). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Pasal 12 Ayat 2. Pena, W. (1977). Problem Seeking. New York: John Wiley and Sons, Inc. (2009). Perpustakaan Perguruan Tinggi. SNI 7330. Susanto, S. E. (2010). Desain Standar Perpustakaan Digital. Jurnal Pustakawan Indonesia. Trimo, S. (1992). Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Basuki, S. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Borgman. (1996) Perpustakaan digital, https://www.academia.edu/3095466/P erpustakaan-Digital (diakses 18 Januari 2016) Cleveland, G. (1998). Digital Libraries : Definitions, Issues and Challenges. 35
PETUNJUK PENULISAN 1.
2. 3.
4.
5.
6.
7. 8.
9.
10. 11. 12.
Setiap artikel yang dikirimkan dapat berupa 'laporan' suatu penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya atau berasal dari hasil review sebuah buku. Artikel minimal mengandung materi dan urutan: 1) judul artikel dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; 2) nama pengarang, lembaga, dan alamat untuk dihubungi; 3) abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; 4) pendahuluan; 5) metodologi; 6) temuan dan kajian atas temuan yang diperoleh; 7) kesimpulan dan atau rekomendasi; 8) ucapan terima kasih (jika diperlukan); dan 9) kepustakaan. Artikel menggunakan bahasa ilmiah baku, baik dalam bahasa Inggris atau Indonesia. Naskah diketik dalam satu spasi, menggunakan font Arial; ukuran 11 inch; dan menggunakan program Word for Windows, maksimal 15 halaman, dengan ukuran kertas A4 (210 x 297 mm). Judul artikel ditulis dengan huruf kapital rata tengah, menggunakan font Arial ukuran 12 pt bold. Judul dirangkai dalam 13 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam bahasa Inggris. Nama penulis ditulis di bawah judul dengan menggunakan font Arial ukuran 11 pt bold, sedangkan gelar penulis tidak perlu dicantumkan, tetapi harus mencantumkan instansi tempat penulis bekerja atau melakukan penelitian, serta alamat untuk dihubungi. Abstrak merupakan intisari dari isi artikel, sehingga di dalam abstrak harus tercantum secara jelas latar belakang penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan analisis, serta kesimpulan akhir. Abstrak dan keywords ditulis dengan spasi tunggal, huruf yang digunakan adalah arial, ukuran huruf 10 pt dan ditulis miring atau dengan format Italic dan ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sub Judul dan artikel menggunakan format dua kolom dengan jarak antar kolom 0.5 cm. Sub judul ditulis dengan huruf kapital menggunakan font Arial ukuran 11 pt bold dengan format center. Artikel ditulis dengan format rata kanan kiri, menggunakan first line 1 cm, serta menggunakan font Arial ukuran 11 pt. Format margin yang digunakan adalah margin atas 25,4 mm, margin bawah 25,4 mm, margin kanan 25,4 mm, dan margin kiri 25,4 mm. Spasi yang digunakan spasi satu dengan format dua kolom. Judul tabel/ gambar harus lengkap tetapi tidak boleh terlalu panjang, maksimal 13 kata. Judul tabel/gambar harus mengandung beberapa unsur, yaitu: jenis, letak/ lokasi, dimensi waktu, serta rincian mengenai satuan, wilayah, serta keterangan lain. Penulisan judul tabel/gambar menggunakan huruf tebal dan besar, dengan alignmen rata tengah. Judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan Judul Gambar diletakkan di bawah gambar. Jarak antara tabel/ gambar dengan paragraf sebelumnya maupun sesudahnya adalah 1 spasi. Huruf di dalam tabel/gambar berukuran lebih kecil yaitu 10 pt. Penulisan sumber pada tabel/gambar menggunakan ukuran huruf yang sama yaitu 10 pt diletakkan di bawah tabel pada tepi batas kiri tabel, sedangkan untuk gambar diletakkan dibawah gambar sebelum judul gambar dengan alignmen tengah. Jenis font yang digunakan tetap sama yaitu Arial. Untuk kutipan, pada akhir kutipan diberi nomor kutipan sesuai dengan catatan kaki yang berisi referensi kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang dikutip) Rumus‐rumus hendaknya ditulis sesederhana mungkin untuk menghindari kesalahan pengetikkan. Ukuran huruf dalam rumus paling kecil 10 pt. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka Daftar pustaka ditulis dengan spasi tunggal menggunakan font Arial dengan ukuran 10 pt. Jarak antara pustaka yang satu dengan lainnya adalah 1 spasi. Jika satu judul buku penulisannya lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya penulisannya masuk ke dalam (indent) sebesar 1 centimeter. Susunan untuk satu referensi : Nama. (Tahun). Judul. Kota Terbit, Penerbit. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam bentuk file digital dengan format *.doc atau *.docx Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain. Redaksi berhak menolak dan mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapakan akan dikembalikan.