iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
LANGKAH-LANGKAH EFISIENSI ENERGI LISTRIK MENUJU KEMANDIRIAN ENERGI
Oleh: Utis Sutisna STT Wiworotomo Purwokerto ABSTRACT
Recently periodic extinction of electricity was caused by lack of electric energy supplies. The financial loss is very large, not only for stopped production sector but also from demage of system and production tools. This condition certainly causes bad effects for bussiness sector in Indonesia. The low growth of electric energy supplies (6%-9% per year) is not enough to meet demand of national electric energy. To overcome this lack of energy supplies, it needs to do strategic and practical steps. One of them is inciting efficient consumption of electric energy. In order to obtain appropriate results, the efficiency steps must be performed according to user characteristics of electric energy such as electric motors, lighting, etc. PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini sering terjadi pemadaman listrik secara bergilir hampir di seluruh wilayah Indonesia. Alasan klasik untuk masalah ini adalah kurangnya daya energi listrik yang tersedia untuk memenuhi permintaan pelanggan, terutama saat-saat beban puncak terjadi. Ini menunjukkan bahwa penyediaan tenaga listrik di Indonesia masih belum cukup. Kelangkaan pasokan energi kali ini tampaknya cukup serius. Hal itu ditunjukkan oleh defisit daya listrik yang mencapai 1.044 MW atau 5% dari total kapasitas terpasang pada sistem kelistrikan Jawa-Bali sebesar 20.880 MW. Dengan defisit yang cukup besar itu, pemadaman listrik yang dilakukan serentak di Jawa dan Bali bisa mencapai lima hari atau lebih. Kerugian yang ditimbulkan sangat besar tidak hanya bagi sektor produksi yang terhenti, tapi juga dari nilai kerusakan sistem dan alat produksi. Hal ini tentu menjadi sangat tidak menguntungkan bagi dunia usaha Indonesia. Krisis energi yang terjadi sekarang sebetulnya merupakan dampak lanjutan dari kebijakan energi murah pada zaman Orde Baru. Pada zaman rezim Orde Baru, salah satu instrumen untuk memurahkan harga sandang dan pangan adalah harga BBM murah, khususnya minyak tanah. Padahal minyak tanah adalah bahan bakar yang setara dengan avtur, yaitu bahan bakar untuk pesawat terbang. Akibat kebijakan kerosin murah, masyarakat pun beralih ke minyak tanah untuk kebutuhan masak dan penerangan. Kondisi tersebut tampaknya tidak berubah sampai sekarang. Terkait dengan terbatasnya ketersediaan kemampuan sumber daya energi listrik ini, maka diperlukan langkah-langkah yang komprehensif dari semua elemen guna menjaga keberlangsungan ketersediaan energi listrik. Diantaranya adalah dengan melakukan penghematan penggunaan sumber daya energi listrik di semua sisi. KONDISI SISTEM KELISTRIKAN NASIONAL
Total pembangkit kelistrikan yang dimiliki Indonesia saat ini adalah sebesar 25.218 MW, yang terdiri atas 21.769 MW milik PLN dan 3.450 MW milik swasta. Kondisi tersebut sampai dengan saat ini masih menyisakan banyak persoalan, 122
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
diantaranya adalah rendahnya pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang rata-rata hanya 6%-9% per tahun, sehingga sangat kurang untuk dapat memenuhi permintaan akan energi listrik nasional. Berdasarkan data dari Departemen Dalam Negeri, dari jumlah 66.215 desa di Indonesia baru 79% yang telah mendapat pasokan listrik dari PLN. Ketergantungan Terhadap Bahan Bakar Minyak
Persoalan lain adalah tingkat ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan pembangkit tenaga listrik, apalagi dengan kondisi harga BBM yang sudah mencapai diatas US$ 100. Sebelum tahun 1980 porsi pemakaian BBM berkisar 77%, pada 1993 54%, dan pada 1997 21%. Tetapi, masih relatif tingginya pada 2005 melonjak kembali menjadi 37,4%. Dan pada 2006 porsi penggunaan BBM saja meleset dari target 22% menjadi 32%. Sejak APBN 2008 disahkan, pemerintah telah berulang kali melakukan revisi akibat kenaikan harga BBM tersebut. Berdasarkan ajuan APBNP terakhir, pemerintah mengajukan subsidi energi sebesar Rp 161 triliun, di mana Rp 106 triliun untuk subsidi BBM dan Rp 55 triliun untuk subsidi listrik (PLN). Dengan kenaikan harga BBM yang terus-menerus bisa diduga bahwa ajuan APBNP tersebut akan berubah lagi. Ini karena subsidi energi makin bengkak, mencapai sekitar Rp 300 triliun. Secara umum penggunaan BBM sebagai bahan bakar pembangkit listrik tentu akan memberatkan biaya produksi listrik nasional karena BBM merupakan bahan bakar yang mahal. Kondisi ini tentu pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemampuan PLN untuk menyuplai listrik. Cadangan BBM Indonesia hanya 0,36 % cadangan minyak dunia, sedangkan cadangan gasnya 1,4 % cadangan gas dunia, dan cadangan batu bara 3,1 % cadangan batu bara dunia. Adapun cadangan terbesar Indonesia ada pada panas bumi, 40 % potensi panas bumi dunia. Cadangan panas bumi ini mencapai 27 gigawatt, sedangkan yang terpakai baru 5 %-nya saja. Sebagai gambaran, kebutuhan listrik di Indonesia sekitar 25 gigawatt, dan ini artinya cadangan panas bumi ini amat signifikan untuk mengatasi kekurangan energi nasional. Di pihak lain, sejak makin populernya biodiesel dan alkohol sebagai bahan bakar alternatif, para investor mulai berusaha membangun industri bahan bakar yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tersebut. Amerika Serikat, misalnya, sudah bertekad memenuhi 17 % kebutuhan bahan bakarnya dengan biofuel pada 2017. Semua tanaman berkarbohidrat, khususnya kedelai dan jagung, diarahkan untuk membuat biofuel. Itulah sebabnya, harga jagung dan kedelai dunia sekarang naik karena produsen terbesarnya (Amerika) akan mengkonversi kedua bahan makanan itu menjadi biofuel. Rencana Pembangunan Sistem Kelistrikan Nasional
Untuk mengantisipasi permasalahan keamanan pasokan energi nasional, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Perpres ini mengatur kebijakan penyediaan energi nasional melalui; (1) penjaminan ketersediaan pasokan energi dalam negeri, (2) pengoptimalan produksi energi, dan (3) pelaksanaan konservasi energi. Konservasi energi di sektor ketenagalistrikan berarti upaya penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benarbenar diperlukan. Konservasi energi di sektor ketenagalistrikan dapat dilihat dari dua sisi yaitu; (1) dalam penyediaan energi di sektor ketenagalistrikan, dan (2) dalam pemanfaatan energi listrik. Hal ini dapat diterjemahkan bahwa program pemerintah 123
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
kedepan untuk mengantisipasi permasalahan listrik nasional harus memberdayakan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, terutama yang murah. Potensi konservasi energi yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan tenaga listrik diantaranya adalah: biofuel, biogas, biomassa, panas bumi, panas surya, angin, ombak laut, nuklir dan lain sebagainya. Tetapi dalam jangka waktu dekat ini pemerintah berdasarkan Perpres No.71/2006 memfokuskan diri untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara (PLTU Batubara). Jumlah PLTU yang akan dibangun sampai dengan 2010 sebesar 12.375 MW (termasuk out going), terdiri dari 8.301 MW di Jawa-Bali (12 lokasi) dan 4.605 MW di luar Jawa-Bali (29 lokasi). Untuk mendukung hal tersebut pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 70/2006 tentang pembebasan bea masuk atas impor barang modal dalam rangka usaha penyediaan tenaga listrik oleh swasta. Tabel 1 Proyeksi tambahan pembangkit listrik per jenis pembangkit dan bahan bakar (MW)
Sumber: PLN (dalam Tryfino, Maret 2007) KARAKTERISTIK PEMAKAI ENERGI LISTRIK DAN LANGKAHLANGKAH EFISIENSI Motor-motor listrik dan penerangan adalah pemakai daya listrik yang besar dalam industri. Walaupun terdapat aneka jenis motor listrik untuk memenuhi kebutuhan daya yang besar dalam industri biasanya dipakai motor induksi 3 fasa, sedangkan untuk penerapan daya yang kecil digunakan motor induksi 1 fasa. Motor DC juga sekarang banyak digunakan dalam industri dengan bantuan penyearah. Beban penerangan juga merupakan pemakai energi listrik yang banyak dalam industri agar diperoleh kenyamanan dalam pekerjaan. Untuk mengetahui cara penghematan energi listrik dengan baik dalam pemakaiannya, maka sebaiknya kita mengetahui karakteristik dari peralatan pemakai daya listrik tersebut. Motor-Motor Listrik
Pada umumnya motor-motor listrik (motor induksi) mempunyai berbagai kerugian seperti : rugi-rugi tembaga, rugi-rugi inti, rugi rugi gesekan dan rugi rugi lilitan. 124
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
Apabila daya dimasukkan kesuatu beban listrik, yang mempunyai berbagai kerugian inti besi (iron core loasses), seperti motor-motor induksi, maka daya total yang disampaikan bertambah kecil oleh efek kerugian tersebut, sehingga faktor daya (power factor) akan menjadi rendah, yang mengakibatkan daya yang digunakan hanya sebagian saja (dari daya yang dimasukkan), setara dengan faktor daya dari daya itu. Dengan demikian daya tidak dimanfaatkan secara penuh, sedangkan pihak lain kerugian-kerugian tembaga didasarkan pada aliran arus total, oleh karena itu efisiensi sistem menjadi rendah. Kondisi faktor daya rendah dapat dikoreksi dengan pemasangan suatu beban kapasitor yang dapat berubah ubah sesuai dengan perubahan beban induktif. Dalam pengiritan listrik, efisiensi dan power factor yang diinginkan adalah setinggi tingginya dalam kaitannya dengan motor-motor listrik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efek terhadap efisiensi motor yaitu : - Desin motor - Pembebanan motor - Voltase Sekarang sudah banyak dijual di pasaran motor-motor induksi yang tinggi efisiensinya (efisiensi energi) untuk berbagai pemakaian dengan waktu pengembalian investasi yang baik sekali. Pembebanan motor arus disesuaikan secara cermat dengan beban yang didesain untuk dipikul motor. Motor yang terlalu kecil akan panas, dan lama-kelamaan menyebabkan kerusakan isolasi, sebaliknya motor terlalu besar akan bekerja pada faktor daya yang rendah dan efisiensi yang lebih rendah dari pada motor yang ukurannya tepat. Performansi suatu motor dipengaruhi secara langsung oleh voltase yang diterapkan. Operasi yang melampaui ± 10 % dari voltase yang diizinkan pelat nama motor hendaknya dihindarkan. Kira-kira 20 % dari energi poros yang disampaikan motor-motor listrik ke peralatan yang digerakkannya terbuang begitu saja. Dan besaran itu, 12,5 % dapat langsung disebabkan oleh methode-methode trotel konvensional. Dari pada penerapan trotel, disarankan memakai penggerak putaran yang dapat disesuaikan. Penggerak putaran yang dapat disesuaikan paling umum tanpa harus mengganti motor adalah dengan menggunakan kendali putaran frekuensi variable voltase variable. Telah dltaksir bahwa 80 % dari energi yang terbuang sia-sia tersebut dapat direbut kembali dengan menggunakan kendali-kendali tersebut. Penerangan (Lighting)
Kebutuhan penerangan suatu industri merupakan beban listrik yang besar yang mempengaruhi besarnya tagihan listrik. Untuk itu desain penerangan yang irit listrik perlu diterapkan. Ada beberapa persyaratan dasar yang harus dipenuhi suatu desain penerangan yang efisien pemakaian listriknya yaitu : 1. Penetapan intensitas cahaya yang perlu bagi tugas tertentu yang dilakukan 2. Pemakaian sumber cahaya paling efisien untuk menghasilkan intensitas tersebut. 3. Pemusatan cahaya hanya pada tempat dimana tugas tertentu sedang dilakukan. 4. Membatasi pemakaian cahaya hanya di daerah dimana tugas tertentu sedang dilakukan. Dari persayaratan ini, langkah-langkah suatu upaya pengiritan listrik bagi suatu sistem penerangan adalah : 1. Menciutkan tingkat penerangan (intensitas) yang lebih besar dari pada yang diperlukan di semua tempat didalam dan diluar gedung. 125
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
2. Memakai lampu fitting (fixtures, luminaires) yang lebih efisien dari pada yang telah dipakai. 3. Melakukan pengendalian secara manual atau otomatis terhadap berbagai peralatan penerangan di daerah tertentu. 4. Melakukan perawatan secara teratur. 5. Menggalakkan program "sadar listrik" yang intensif bagi semua staf dan karyawan untuk mendapatkan partisipasi mereka yang aktif dalam mengendalikan beban listrik bagi penerangan. SMenurunkan ketinggian dari lampu-lampu yang memberi penerangan umum adalah cara efektif untuk menciutkan pemakaian daya untuk penerangan. Pemakaian lampu neon/TL (fluourescent) dan lampu HID (natrium tekanan tinggi dan Halid logam), dapat dipertimbangkan bagi suatu penghematan pemakaian listrik. Pemakaian lampu pijar sebaiknya digunakan dalam jumlah yang sedikit tetapi setiap lampu mempunyai jumlah watt yang lebih tinggi. Apabila fungsi gedung adalah sedemikian rupa hingga penerangan di semua atau sebagian dari kawasan / ruang gedung tersebut dapat dipadamkan untuk beberapa waktu, maka terdapat peluang untuk mengirit pemakaian listrik dengan pemasangan berbagai kendali. Sistem kendali harus didasarkan pada penggunaan ruang. Didalam ruangan dimana para penghuninya dimaksudkan mengendalikan sendiri penerangannya, alat kendali (control device) haruslah ditempatkan sedemikan rupa hingga memberi kemudahan untuk mengaktifkannya. Efisiensi dari sebuah sumber cahaya juga bergantung pada sejauh mana berbagai perlengkapan dirawat dengan baik. Sebuah lampu yang menghasilkan 20 lumens per watt apabila terpasang dalam keadaan sebenarnya, mungkin hanya menyinarkan 10 lumens jika terbalut oleh lapisan debu. Lampu dan reflektor yang kotor dapat mengurangi cahaya sehingga menyebabkan timbulnya keinginan untuk menambah lampu lain yang lebih besar wattnya. Ini berarti suatu pemborosan yang sebenarnya tidak perlu terjadi apabila lampu-lampu dan reflektornya selalu dalam keadaan bersih. Bola lampu juga harus diganti jika mulai berkurang cahayanya (menyuram) sebelum terbakar. LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS
Terkait dengan terbatasnya ketersediaan kemampuan sumber daya energi listrik oleh pihak PLN, maka tidak hanya kepada industri, tapi kepada semua lapisan masyarakat pemakai energi listrik juga diharapkan untuk dapat melakukan langkahlangkah penghematan penggunaan sumber daya listrik yang antara lain dapat dilakukan dengan beberapa tahap: Penghematan Energi Pencahayaan (Tahap Perencanaan) 1. Memanfaatkan cahaya alami sebaik-baiknya untuk pencahayaan siang hari 2. Menggunakan lampu yang efisien. 3. Menggunakan Armature yang merefleksikan cahaya sebanyak mungkin 4. Menggunakan kondensator untuk lampu fluorescent (TL) 5. Hendaknya menggunakan warna yang lebih muda/ terang untuk dinding ruangan dan langit-langit. 6. Agar digunakan saklar yang lebih banyak untuk memungkinkan pengaturan penyalaan sesuai dengan kebutuhan pemakai. 7. Agar digunakan saklar waktu untuk mempermudah pengaturan penyalaan lampu taman/ halaman, teras, sudut atau koridor. 126
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
8. Penerangan lampu hendaknya tidak terlalu tinggi dan disesuaikan letaknya dengan objek atau tempat yang harus diterangi. Penghematan Energi Pencahayaan (Tahap Pengoperasian) 1. Memadamkan lampu-lampu listrik apabila ruangan tidak dipakai. 2. Memadamkan lampu yang tidak diperlukan pada siang hari udara cerah. 3. Mengurangi penerangan listrik yang berlebih sampai batas-batas yang wajar. 4. Dalam mengatur letak perabot-perabot atau barang lain, agar diusahakan tidak menghalangi masuknya cahaya langit ke dalam ruangan. 5. Menyalakan lampu halaman/ taman apabila hari benar-benar telah mulai gelap jika malam sudah menjelang larut, hendaknya lampu-lampu tersebut dikurangi. Matikan jika hari sudah mulai terang kembali. Penghematan Energi Pencahayaan ( Tahap Pemeliharaan) 1. Membersihkan secara periodik bola lampu/tabung lampu beserta reflektornya agar supaya bersih. Lampu dan reflektor yang kotor dapat mengurangi cahaya sehingga menyebabkan timbulnya keinginan untuk menambah lampu lain yang lebih besar wattnya. Ini berarti suatu pemborosan yang sebenarnya tidak perlu terjadi apabila lampu-lampu dan reflektornya selalu dalam keadaan bersih. 2. Membersihkan secara periodik kaca jendela. Kaca jendela yang bersih akan meneruskan cahaya lebih banyak. Penghematan Energi Sistem Tata Udara 1. Menggunakan kapasitas AC yang tepat dan efisien. 2. Mematikan AC bila runagan kosong dalam jangka waktu relatif lama. 3. Menggunakan alat pengukur waktu (timer) agar AC beroperasi hanya pada saat yang dibutuhkan. Kontrol temperature dengan termostat. 4. Menggunakan gorden, krey ataupun awning pada bagian ruangan yang terkena sinar matahari langsung. 5. Sedapat mungkin menghindarkan rumah (terutama sisi dinding kamar tidur) terkena terpaan sianar matahari langsung menjelang sore, karena menyebabkan panas terperangkap di dinding dan mengalir ke dalam ruang tidur sehingga AC tidak cukup dijalankan secara ekonomis 6. Mengusahakan agar pintu dan jendela selalu tertutup tetapi sirkulasi udara di luar cukup dingin. 7. Mempertimbangkan menggunakan fan (kipas angin) bila temepratur diluar cukup dingin. 8. Memasang fan control pada ”High” hanya bila diperlukan sirkulasi udara lebih banyak. 9. Mengindari menempatkan sesuatu yang menghalangi sirkulasi udara. 10. Membersihkan filter AC, Coil kondensator dan sirip AC secara teratur. Penghematan Energi Pada Pompa Air 1. Menggunakan bak penampungan air (menyimpan air di posisi atas) 2. Menggunakan water level control atau pelampung 3. Menggunakan air secara hemat dan cegah kebocoran air pada kran dan pipa. 4. Sering terjadi pompa bekerja terus menerus, padahal tidak ada pemakaian. Penyebabnya adalah sebagai berikut : - Rele tekan (Pressure switch) tidak bekerja. - Instansi pipa air di dalam bangunan ada yang bocor 127
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
-
ISSN 1978-2497
Kran air tidak ditutup sempurna atau rusak.
Penghematan Energi Pada Mesin Cuci 1. Menggunakan mesin cuci sesuai dengan kapasitas. Kapasitas yang berlebih mengakibatkan perlambatan peerputaran mesin dan menambah beban pemakaian listrik. Kapasitas yang kurang menyebabkan tidak efisien, karena mesin cuci tersebut menggunakan energi yang sama. 2. Penggunaan pengering cucian diusahakan hanya pada cuaca mendung/hujan. Bila cuaca cerah, sebaiknya dikeringkan dengan memanfaatkan sinar matahari (energi alami yang sangat efisien dan tidak mengeluarkan biaya). Penghematan Energi Pada Lemari Pendingin 1. Pintu lemari es ketika menutup harus selalu tertutup rapat. 2. Karet isolasi pada pintu/kabinet secepatnya diperbaiki apabila rusak, karena dapat menyebabkan pertukaran kalor dengan udara luar. 3. Isi lemari es harus sesuai dengan kapasitas. Isi lemari es yang melebihi kapasitas (hingga sesak) menyebabkan sirkulasi udara dingin dalam lemari es terhambat. 4. Harus dihindari penempatan bahan makanan/minuman yang masih terlalu panas. Jika dirasakan masih terlalu panas, didinginkan dulu diluar dengan udara luar. Diusahakan bahan makanan/minuman yang akan dimasukkan ke dalam lemari es temperaturnya sama dengan temperatur udara luar. 5. Penempatan lemari es harus jauh dari sumber panas (kompor, sinar matahari langsung), hal ini dimaksudkan agar sistem pendinginan bekerja efektif dan efisien. 6. Diusahakan lemari es ditempatkan minimal 15 cm dari tembok, karena penempatan yang terlalu rapat akan menghalangi sirkulasi udara ke kondensor. Penghematan Energi Pada Setrika Listrik 1. Mengatur penggunaan tingkat panas yang disesuaikan dengan bahan yang diseterika (sutera, wol, polyester, katun dan sebagainya). 2. Membersihkan sisi besi bagian bawah seterika yang bersentuhan langsung dengan kain yang diseterika sehingga penghantaran panas berlangsung baik. 3. Menyeterika sekaligus banyak pakaian, tidak hanya untuk satu atau dua potong pakaian. 4. Mematikan seterika bila akan ditinggal cukup lama. Contoh Penghematan Energi Lainnya 1. Mematikan magic jar atau magic com bila nasi sudah tersisa sedikit. Bila nasi yang tersisa sedikit tetap dihangatkan, maka keesokan harinya nasi menjadi terlalu kering. Artinya, listrik untuk menghangatkan nasi menjadi sia-sia. 2. Melepaskan kabel peralatan listrik bila peralatan sedang tidak digunakan. 3. Bila peralatan listrik yang menggunakan sistem remote sedang tidak digunakan, sebaiknya tidak mematikannya hanya dengan remote control tetapi mematikan dari tombol on-off atau melepaskan tusuk kontak. 4. Memelihara dengan baik secara rutin peralatan listrik. Misalnya, kisi-kisi pendingin AC dibersihkan. 5. Sisi pendingin AC ataupun sisi belakang kulkas dengan pendingin atau benda lain agar ada jarak yang cukup untuk sirkulasi udara.
128
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
Contoh cara cerdas mengurangi kebutuhan energi untuk pendingin udara ruangan, misalnya: Semula matahari sore menerpa sisi luar bangunan rumah. Untuk mengurangi terpaan sinar matahari, pemilik rumah menanam tanaman merambat di sisi dinding bangunan. Dengan demikian, bangunan tidak lagi diterpa langsung oleh sinar matahari sore sehingga ruangan tidak terlalu panas dan tidak diperlukan energi untuk AC penyejuk ruangan. Kini menjadi tugas seluruh elemen bangsa bersama dengan pemerintah untuk bisa menciptakan kondisi agar penghematan energi lebih digalakkan. Krisis mengajarkan pada kita untuk lebih sadar akan pentingnya mengubah pola konsumsi kita guna menjaga kesinambungan ketersediaan energi listrik dalam kehidupan kita dan generasi mendatang, sekaligus untuk lebih kreatif menciptakan dan memanfaatkan energi alternatif yang lebih murah. KESIMPULAN
Kelangkaan pasokan energi listrik menimbulkan kerugian yang sangat besar tidak hanya bagi sektor produksi yang terhenti, tapi juga dari nilai kerusakan sistem dan alat produksi. Hal ini tentu menjadi sangat tidak menguntungkan bagi dunia usaha Indonesia. Rendahnya pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang rata-rata hanya 6%9% per tahun sangat kurang untuk dapat memenuhi permintaan akan energi listrik nasional. Untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan energi ini, maka perlu dilakukan langkah-langkah strategis dan praktis, diantaranya adalah menggalakkan pola pemakian energi listrik secara efisien. Agar diperoleh hasil yang tepat, langkah-langkah efisiensi dilakukan sesuai dengan karakteristik dari pemakai energi listrik tersebut, seperti motormotor listrik, penerangan dan sebagainya. Langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan dalam penghematan energi listrik diantaranya adalah penghematan energi pencahayaan (tahap perencanaan, tahap pengoperasian dan tahap pemeliharaan), penghematan energi pada sistem tata udara, penghematan energi pada pompa air, penghematan energi pada mesin cuci, penghematan energi pada lemari pendingin, penghematan energi pada strika listrik dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Cyrillus I. Kerong, “Krisis energi, ironi sangat besar bagi Indonesia”, Harian Bisnis Indonesia, 27 Februari 2008. http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema= PORTAL Eddy Warman, Ir., “Karakteristik Pemakai Energi Listrik”, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara http://www.library.usu.ac.id Merry Magdalena, “Teknologi Efisiensi Energi Tekan Biaya Produksi”, Sinar Harapan, 22 Agustus 2008. http://www.sinarharapan.co.id Tryfino, ” Permasalahan dan Prospek Listrik Nasional”, Economic Review No. 207 Maret 2007. Wahyudin Munawir, “Menuju Kemandirian Energi”, Koran Tempo, 27 Maret 2008. http://korantempo.com/korantempo/2008/03/27/Opini/krn,20080327,52.id.html 129
iteks Intuisi Teknologi dan Seni
ISSN 1978-2497
http://www.bni.co.id http://www.jombangkab.go.id/e-gov/layanan/pln.doc
130