Darmawan 1
Langkah Indonesia menuju kemenangan Muhammad Irfan Muzhaffar Darmawan Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 28 Agustus 2012
Pada tahun 1900, saya lahir dari keluarga sederhana di Desa Suripan, Semarang. Orangtua saya berasal dari Sidoarjo, tapi keduanya merantau ke Semarang. Tetapi, pada umur 10 tahun atau saat saya duduk di kelas lima, kedua orangtua saya tidak bisa bekerja lagi, mereka harus melawan tentara Belanda yang memaksa penduduk desa untuk pindah ke desa lain. Desa Suripan rupanya berada di tengah-tengah jalan Anyer-Panarukan. Desa itu harus digusur untuk dijadikan Pangkalan militer di Jawa Tengah. Dengan jeritan saya katakan “Berhenti menghancurkan!” sambil mengepalkan tangannya dengan kuat dan mendorongnya ke depan. Lalu, infantri Belanda yang dibawah hanya tertawa-tawa saja dan mengatakan “Haha, ik zal u graag zeggen, het Nederlands-Indische volk is dom”. Lalu, ada orang yang lewat memegang pundak saya dan mengatakan dengan sedih kepada saya “Itu artinya sama saja dengan saya dengan senang hati akan mengatakan, masyarakat Hindia Belanda bodoh”.
Darmawan 2 Saya juga memkikirkan tentang tadi dengan sedih yang membuat memacu kemarahan! Rupanya, Belanda lama-lama keterlaluan dan banyak menyiksa orang di desa. Untungnya, kedua orangtua saya tidak termasuk karena keduanya pasukan yang mengungsi. Tapi, belanda makin lama keterlaluan! Mereka merubuhkan rumah kesehatan kita! Dan mulai banyak orang meninggal. Ibu saya mengidap TBC, dan 2 tahun kemudian. Ia dipanggil oleh tuhan pada tahun 1917. Bapak saya juga menderita demam berdarah, tapi untungnya ia kuat dan sembuh 2 minggu setelahnya.
Setelah lulus sekolah, Komandan Harsono memilih semua orang dewasa muda yang jago perang dan kuat menjadi pasukan. “Pasukan siap?” teriak Komandan Harsono. Kita teriak “Siap melawan Belanda!!!”. Ahirnya mimpi saya terkabulkan, pengalaman berperang dengan belanda! “Nederlanders zullen sterven! Belanda akan mati” teriak semua pasukan.
Pada tahun 1940 Desa Suripan sudah lemah kalau disuruh melawan belanda tanpa Pasukan Harsono. Kapten Sterlijken langsung menyuruh pasukan granat Belanda untuk melemparkan granat ke Desa itu. Semua orang panik, dan granat yang pertama dilempar merubuhkan saya dan rumah saya dan juga SD saya dulu. Lalu sekumpulan orang desa berteriak “SD hancur! SD
Darmawan 3 hancur!” saya langsung menangis. Banyak orang desa yang berduka cita karena didalamnya masih ada murid dan juga ibu guru saya. Seluruh berita itu terdengar walaupun saya didalam rongsokan bangunan ini. Tapi malam-malam dada saya terkena rongsokan dan saya langsung tak sadarkan diri.
Setelah beberapa hari, saya baru terbangun karena suara dari palu. Saya terbayang kalau hanya saya yang hidup, tetapi seorang desa tiba-tiba menggoyangkan tubuhku tiba-tiba dan berkata “Kamu berada di Tenda Kesehatan. Jadi, saat kamu tak sadarkan diri, Belanda kemarin melempar granat selama 2 jam, lalu suara ledakan berhenti. Rongsokan desa itu dibersihkan selama 2 hari. Setelah desa sudah bersih rata, suara mesin lama-lama terdengar, yang tadinya terkira pasukan berkuda. Kapten Sterlijken datang dengan mobil mewahnya yaitu Rolls-Royce Phantom III. Lalu dilempari tanah oleh beberapa orang desa itu, tetapi mereka yang melempar langsung ditembak olehnya lewat kaca mobil dan terbunuh. Ia turun dari mobilnya dengan gagah dan langsung senang melihat Desa Suripan rata seperti tanah yang sangat besar yang baru saja dibeli olehnya, ia amat sangat senang. Para budak dari desa itu secepatnya langsung disuruh membangun pangkalan militer. “
Saya terkejut saat mendengar cerita itu, pikiran saya langsung sadar dan terkejut karena terlihat ada gudang senjata punya
Darmawan 4 Belanda. Saya berlari mengambil 10 granat dan saya berteriak “Serang!!!” dan mulailah perang. Komandan Harsono dan pasukannya juga ikut berperang karena saya juga termasuk pasukannya. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Penduduk desa dan pasukan mengamuk dibawah langit helikopter-helikopter dan melempar granat ke atas kabin helikopter dan berhasil menjatuhkan dengan keras helikopter sebanyak 40 buah. Kapten Sterlijk membalas tembakan dengan Sniper. Salah satu orang desa mengatakan “Belanda akan mat.....”.Orang itu terkena peluru sniper Kapten Sterlijk, Suuuuiiiiit, duuuaaaarrrr! “Aaaaah” teriak orang desa itu. Tertembaklah orang desa itu oleh peluru sniper dari Kapten Sterlijk. Semua orang panik, darahnya mengucur dengan kencang dan ia langsung pucat. Setelah beberapa saat, ia wafat.
Kita langsung terkejut kalau helikopternya Kapten Sterlijken jatuh. Tapi ia terjun dengan parasut. Saya tembak parasutnya dan ia menjerit. Lalu, baru kelihatan kalau Kapen Sterlijk dan semua pasukan terjun payung tanpa senjata. Lalu kita menembak mati seluruh pasukan Belanda serta Kapten Sterlijken. Lalu, pasukan mengatakan lagi “Nederlanders is dood!!! Belanda sudah mati!!!”
Darmawan 5 Langsung, Desa Suripan bebas, walaupun hancur dan dibuat menjadi pangkalan militer belanda. Setelah itu, Belanda menyerah dan harta yang ditinggal belanda dirampas dam dikeluarkan untuk membuat kembali Desa. Lalu, pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka! Pada tahun 1955 setelah selesai membuat kembali desa, Desa Suripan makmur dan tentram. “Semua orang bahagia...”
Pada tahun 1984 saat saya berumur 84 tahun, tanggal 20 Oktober saya terkena stroke dan serangan jantung. Saya dibawa ke RSCM secepatnya, tapi esok hari badan saya terasa lemas dan menggigil. “Saya lihat tanggal hari ini 21... Oktober seribu sem....bilan ra....tus dela...pan... puluh em...pa..t.. p-p-pukul 7 k-k-kurang satu m-menit. Ba-ba-badan s-s-s-saya le....mas. K-k-kalau engk-kkau Tu..han m-m-mau men...jem..p..ut s-s-saya, j-j-jemputlah s..a..ya. J-j-jangan lu...pa..kan s-sa..y..a Tu..han..” kata Saya. 10 detik kemudian saya lihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan saya langsung menutup mata.