236
LAMPIRAN Lampiran I
Tabulasi Data Derajat Kepentingan Kebutuhan Pelanggan
no.
Kemudahan Perawatan
Fase Mengayun Halus
Kemudahan Pengaturan (Alignment)
Ruang Gerak Lebih
Kenyamanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
3.0 4.0 4.0 5.0 4.0 5.0 4.0 4.0 4.0 5.0 4.0 3.0 4.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.0 4.0 3.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0
4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0 3.0 3.0 4.0 5.0 4.0 5.0 3.0 5.0 3.0 5.0 3.0 5.0 5.0 3.0 4.0 4.0 5.0 5.0 5.0
5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 3.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 3.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0
4.0 3.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 3.0 4.0 5.0 4.0 4.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
237
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
4.0 4.0 4.0 4.0 3.0 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0 5.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 5.0 4.0 5.0 4.0 5.0 4.0 5.0 4.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0 5.0
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 4.0 4.0 5.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 3.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
238
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
4.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 4.0 5.0 4.0 5.0 4.0
5.0 5.0 5.0 5.0 3.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
5.0 5.0 4.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0
5.0 5.0 5.0 5.0 3.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0
5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
239
Lampiran II Nilai Rho
240
Lampiran III Nilai Rho
241
Lampiran IV Kuesioner Kebutuhan Pelanggan
242
Lampiran V Kuesioner Bobot Kebutuhan Pelanggan
243
Lampiran VI Cara Penggunaan Expert Choice 2000 METODE PENGAMBILAN KEPUTUS AN DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 2000 ( AHP ) 1. Jalankan program ec2000.exe Klik File Æ New untuk membuka file baru. 2. Buatlah nama file yang akan dibuat. 3. Setelah muncul window Goal Description, ketik tujuan utama, dalam kasus ini adalah teknologi terbaik ( selected technology ). 4. M asukkan nama teknologi yang akan dibandingkan dengan mengklik icon Add Alternative
.
5. M asukkan semua nama alternatif dengan cara yang sama dengan langkah 4. ( teknologi A – C ). 6. M asukkan kriteria perbandingan dengan mengklik kanan Goal dan pilih Insert Child of Current Node, dapat juga dengan menggunakan shortcut Ctrl+H. 7. Ubahlah nama default dengan nama – nama kriteria yang telah ditentukan. Setelah memasukkan nama yang pertama, kemudian enter untuk memasukkan kriteria selanjutnya. 8. M asukkan nilai perbandingan terhadap setiap alternatif, klik bagian mutu, kemudian arahkan cursor kas yang tab comparison s”.
, “Pairwise numerical
244
9. M asukkan nilai perbandingan untuk masing – masing alternatif, nilai yang dimasukkan berdasarkan prioritas yang telah ditentukan sebelumnya, cursor digeser ke kiri dan ke kanan sesuai dengan nilai perbandingan antara alternatif yang dibandingkan. 10. M asukkan semua angka perbandingan tersebut. 11. Setelah semua nilai telah dimasukkan, kembali ke layar Model View untuk memasukkan nilai perbandingan untuk kriteria lainnya. Simpan nilai perbandingan terlebih dahulu dengan menekan Yes apabila muncul window dengan pernyataan record judgement. 12. Ulangi langkah 9 hingga 11 untuk memasukkan semua nilai untuk kriteria yang lain. 13. M asukkan nilai perbandingan untuk semua kriteria dengan cara yang sama dari langkah 9, hanya saja klik Goal untuk memasukkan nilai tersebut. 14. Ketika kembali ke layar utama, Hasil pada kolom layar kanan menunjukkan nilai yang diperoleh oleh setiap alternatif, makin tinggi nilai yang dihasilkan, maka proritas pertama dijatuhkan pada alternatif tersebut. 15. Untuk melihat seberapa penting hubungan antar alternatif, dapat terlihat pada layar dengan ikon “Pairwise verbal comparison”
, di layar tersebut
akan ditunjukkan seberapa penting hubungan antar alternatif.
245
16. Tab
“Pairwise graphical comparison”, yang berlambangkan garis
biru merah menunjukkan grafik preferensi antar mobil. 17. Tab
“ Priorities derived from pairwise comparison” , untuk
menunjukkan proritas setiap alternatif tergantung dengn kriteria yang dipilih. 18. Apabila ingin
menunjukan
hasil
perbandingan
antar
kriteria,
klik
ViewÆ PrioritiesÆ Local. 19. Untuk memperlihatan grafik secara menyeluruh, dari segi Performance, Dynamic, Gradient, dan Head to head, maka klik Sensitivity-GraphsÆ ”Open Four Graphs”.
246
Lampiran VII Pemodelan Tiga Dimensi Pemodelan 3D dilakukan dengan menggunakan data antropometri orang Indonesia yang digunakan sebagai acuan dimensi pemodelan tiap komponen , lihat tabel . Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software CATIA ( computer aided three dimension application ). M asing – masing komponen akan disimpan sebagai file CATpart ( catia part document ) yang kemudian akan digabungkan sebagai assembly dalam software Autodesk Inventor 2010 professional menjadi file aim ( autodesk inventor assembly ). Tabel anthopometri masyarakat Indonesia Pria Dimensi Tubuh Tinggi Tubuh Posisi berdiri
5%
X
1.532 1.632
Wanita 95%
S.D
1.732
61
5%
X
95%
S.D
1.464 1.563 1.662
60
Tebal Paha
117
140
163
14
115
140
165
15
Jarak dari Pantat ke Lutut
500
545
590
27
488
537
586
30
(poptiteal) ke Pantat
405
450
495
27
488
537
586
30
Tinggi Lutut
448
496
544
29
428
472
516
27
(poptiteal)
361
403
445
26
337
382
428
28
Lebar Panggul
291
330
371
24
298
345
392
29
Jarak dari Lipat Lutut
Tinggi Lipat Lutut
Ket: Gx = Nilai rata – rata (mean), T = Nilai standar deviasi (SD), 5% = nilai 5 persentil, 95% = nilai 95 persentil
247
Tabel antropometri kaki orang Indonesia Pria
Wanita
Dimensi Tubuh 5th
50th 95th S.D 5th
50th 95th S.D
Panjang Telapak Kaki
230
248
266
11 212
230
248
11
Panjang Telapak Lengan Kaki
165
178
191
8 158
171
184
8
kelingking
186
201
216
9 178
191
204
8
Lebar kaki
82
89
96
4
81
88
95
4
Lebar Tangkai Kaki
61
66
71
3
49
54
59
3
Tinggi M ata Kaki
61
66
71
3
59
64
69
3
Tinggi Bagian Tengah kaki
68
75
82
4
64
69
74
3
49
52
55
2
46
49
52
2
Panjang Kaki sampai jari
Jarak Horisontal Tangkai M ata Kaki
Ket : Panjang telapak kaki = 15.2% Tinggi badan pria dan 14.7% Tinggi badan wanita. Dari pendekatan tersebut diusahakan interpolasi anthopometri dengan koefisien variasi yang sesuai. S oket Komponen soket
adalah bagian yang paling penting dalam pembuatan
protesa bagi pasien amputasi, karena soket harus dibuat khusus dengan kondisi stump atau bagian tubuh yang tersisa. Pada penelitian ini pemodelan dilakukan tanpa melakukan pengukuran terhadap kondisi stump pasien namun menggunakan asumsi pasien dengan idial stump. Ciri – ciri idial stump adalah :
248
•
Panjang stump 1/3 distal atau 2/3 proximal
•
Bentuk conus atau kerucut
•
MT maximal
•
Otot kencang / tidak fleby
•
ROM maximal
•
Tidak ada gangguan sensibilitas
•
Tidak ada luka
Berdasarkan kriteria tersebut maka pemodelan soket akan dibuat dengan bentuk yang disederhanakan karena tidak menggunakan pengukuran stump pasien. Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi.
Gambar pemodelan soket
249
Polycentric knee Polycentric knee merupakan suatu perakitan dari bagian atas dan bagian bawah yang dihubungkan dengan empat bar yang menggunakan pin sebagai sumbu rotasinya. Untuk perancangan komponen ini kami menambahkan sistem pegas yang berguna untuk menambahkan stabilitas dalam fase ayunan.
Gambar Polycentric knee Sumber : alibaba.com
Dari data gambar kemudian dirubah ke segmen – segmen modular komponen untuk memudahkan pemodelan 3 dimensi-nya dengan ditambahkan sistem pegas. pemodularan ditunjukkan pada gambar dibawah.
250
Gambar modularisasi komponen polycentric knee Sebelum melakukan pemodelan untuk polycentric knee terlebih dahulu diperlukan data sistem polycentric knee yang digunakan sebagai acuan. Penulis menggunakan referensi dari Charles W. Radcliffe ( 2003 ) yang ditunjukkan pada gambar dibawah.
Gambar sistem Polycentric Knee Sumber : Radcliffe ( 2003 )
251
Lutut bagian atas Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi.
Gambar Pemodelan lutut bagian atas
S ambungan piramid Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi.
252
Gambar Pemodelan sambungan piramida Lutut bagian bawah Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi.
Gambar 4. Pemodelan lutut bagian bawah
253
Batang ganda Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi . Jumlah komponen batang ganda adalah dua namun hanya perlu sekali dilakukan permodelan karena bisa dijadikan dua komponen dengan cara copy kemudian paste.
Gambar Permodelan batang ganda
Batang tunggal Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi.
254
Gambar Pemodelan batang tunggal Pin panjang dan pin pendek Untuk komponen pin tidak perlu dilakukan permodelan karena pada CATIA tersedia fasilitas katalog yang memungkinkan mengambil komponen yang sesuai dengan standar yang ada. Untuk komponen ini kami menggunakan pin yang menggunakan JIS ( Japan international standart ). Kemudian setelah dipilih komponen dimasukkan pada menu part design workbench .
Gambar Pengambilan data katalog
255
Gambar Pin standar JIS Sistem pegas Sistem pegas berguna untuk memberikan gaya balik pada protesa sehingga memberikan gerakan yang halus pada keseluruhan gait cycle. Sistem pegas yang kami gunakan mengadopsi sistem shockbreaker. Komponen pegas terdiri dari tabung pegas, batang pegas, dan pegas. Permodelan dilakukan pada software CATIA V5 dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi.
Gambar sistem pegas
256
Rotator Berfungsi sebagai alignment untuk menyesuaikan posisi protesa agar sesuai dengan center of gravitation. Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi . kemudian dimasukkan empat buah sekrup dari katalog CATIA V5 dan dimasukkan ke dalam produck workbench.
Gambar pemodelan rotator
Gambar empat alignment pins
257
Endoskletal shank Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi.
Gambar pemodelan endoskeletal shank S ambungan shank Sambungan shank befungsi selain untuk penghubung antara shank dengan feet, juga untuk alignment komponen feet agar sesuai dengan center of gravitation. Pemodelan dimulai dengan gambar dua dimensi pada menu sketch untuk menggambar bentuk serta menentukan dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench gambar dua dimensi tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi. kemudian dimasukkan empat buah sekrup dari katalog CATIA V5 dan dimasukkan ke dalam produck workbench.
258
Gambar pemodelan sambungan shank
Gambar empat alignment pins Energy storage feet Pemodelan untuk energy storage feet cukup kompleks karena terdiri dari komonen – komponen yang melengkung, karena itu kita mulai dengan membuat acuan pada menu wireframe and surface . lalu kemudian diubah ke bentuk tiga dimensi pada menu part design workbench.
259
Gambar pemodelan energy storage feet Piramid kaki Pemodelan dimulai pembuatan surface acuan dengan gambar dua dimensi pada menu wireframe and surface untuk menggambar bentuk serta menentukan
260
dimensi – dimensi komponen. kemudian pada menu part design workbench acuan tersebut tersebut dirubah kedalam model tiga dimensi.
Gambar pemodelan piramid kaki Untuk merakit komponen – komponen energy storage diperlukan skrup yang diambil dari katalog CATIA V5 dan kemudian dimasukkan kedalam product workbench.
Gambar sekrup pada kaki
261
Lampiran VIII S urat Keterangan Penelitian
262
Lampiran IX KMK
263
Lampiran X KMK
264
Lampiran XI KMK