SURVAY PENDIDIKAN
Mengapa perlu survay? REPUBLIK INDONESIA
KEMENTRIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PROYEK PEMULIHAN SOSIAL EKONOMI DAERAH (P2SED)
LAMPIRAN PENDUKUNG (ANNEXES)
PROYEK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (PEL) DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS DAN TERTINGGAL DEPUTI BIDANG OTONOMI DAERAH DAN PENGEMBANGAN REGIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL JAKARTA, NOPEMBER 2004
Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi di masyarakat terutama di daerah Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Aceh, mengakibatkan sektor pendidikan kurang berfungsi optimal. Pembakaran sekolah mengakibatkan anak tidak punya tempat belajar. Kekerasan dan permusuhan mengakibatkan anak mendapat pembelajaran yang tidak benar. Membiarkan hal ini, akan membuat anak tumbuh tidak benar dan akan berdampak besar terhadap kehidupan bangsa dikemudian hari, sebab mereka akan tumbuh menjadi petarung seperti yang dikemukakan oleh Nolte (2003), anak yang dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki, dibesarkan dengan permusuhan, belajar berkelahi, dibesarkan dengan ketakutan, belajar gelisah, dibesarkan dengan iri hati, belajar kedengkian. Perilaku masyarakat dewasa akan menjadi pembelajaran dengan menggunakan praktik permusuhan dan kekerasan sebagai hidden curricullum. Upaya pemulihan dan pembangunan pendidikan harus segera dilakukan, namun, seiring dengan diberlakukannya UU otonomi daerah dan dikeluarkannya SK Menteri Pendidikan Nasional tentang Komite Sekolah, maka seluruh rencana pemulihan pendidikan dan pengembangannya sebaiknya memperhatikan aspirasi masyarakat. Bahkan, untuk tidak mengulangi kesalahan yang selama ini terjadi, yaitu masyarakat digunakan sebagai objek bukan sebagai subjek pendidikan, maka pemulihan dan pengembangan pendidikan di daerah pascakonflik sebaiknya diserahkan sepenuhnya pada masyarakat. Pemerintah dapat mengambil peran sebagai penentu arah kebijakan secara nasional, kontrol mutu, dan intervensi pada bidang-bidang yang tidak dapat diselesaikan oleh masyarakat. Merubah konsep berpikir masyarakat pendidikan dari model yang selalu menerima (suply) menjadi perencana Annexes Survey Pendidikan
Hal 1 dari 33
dan sekaliguas sebagai pelakasana (demand) sangat sulit, tetapi harus diupayakan. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan sistem pendidikan yang berbasis kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan potensi dan kemampuan masyarakat. Masalahnya kebanyakan masyarakat tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan, sehingga perlu dibuat instrumen survay kebutuhan pendidikan di daerah pascakonflik.
Apa tujuan pendidikan?
dilakukan
survay
kebutuhan
Sebelum pengembangan program dilakukan, terlebih dahulu dilakukan survay kebutuhan pendidikan yang tujuannya untuk; • mendapatkan data tentang profil pendididikan yang akurat di daerah pascakonflik • menganalisis kesenjangan antara profil pendidikan yang ada dengan keadaan yang seharusnya. Kesenjangan ini disebut kebutuhan pelayanan pendidikan. • mengidentifikasi kemampuan masyarakat di daerah pascakonflik dalam pengembangan perencanaan, dan pelaksanaan pemulihan pelayanan pendidikan secara mandiri.
Siapa yang pendidikan?
melakukan
Survay
kebutuhan
Yang melakukan survay kebutuhan pendidikan daerah pascakonflik adalah, • Masyarakat setempat di bawah koordinasi komite sekolah Komite sekolah membentuk tim kecil maksimal 5 orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang angota dari unsur masyarakat serta 2 (dua) orang anggota dari unsur sekolah. Kualifikasi tim paling tidak berijasah SLTP. • Dinas Pendidikan Kabupaten Kota Tim survay dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota merupakan bagian melekat dari sistem organisasi yang ada di instansi tersebut.
Annexes Survey Pendidikan
Hal 2 dari 33
Apa alat atau instrument yang digunakan untuk melakukan survay kebutuhan pendidikan?
Instrumen yang digunakan ada tiga jenis, yaitu Daftar isian tentang profil pendidikan dan Panduan Wawancara. Daftar isian digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif tentang profil pendidikan di tingkat sekolah (Form 1.1). Panduan diskusi (Form 1.2) digunakan sebagai pedoman menggali informasi dengan cara bersemuka dan diskusi. Seperti namanya, yaitu panduan, pertanyaan-pertanyaan lanjutan dimungkinkan berkembang saat diskusi. Angket Terbuka (Form 1.3) digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pendidikan berbasis luar sekolah terutama dalam kebutuhan lifeskills.
Siapa saja informan dalam survay kebutuhan pendidikan?
Para informan survay adalah terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok unsur sekolah dan unsur masyarakat. Khusus unsur sekolah, perlu memperhatikan keterwakilan guru, tenaga administrasi, dan siswa. Sementara keterwakilan unsur-unsur yang ada pada masyarakat, misal, perempuan, pemuda, guru, yayasan, siswa, ketokohan, pemerhati pendidikan, dan kelompok yang bertikai akan digunakan sebagai dasar penetapan informan unsur masyarakat.
Bagaimana alur pendidikan?
proses
survay
kebutuhan
Survay kebutuhan pendidikan di desa berdada di bawah koordinasi komite sekolah. Survay pada satu satuan sekolah langsung berada di bawah koordinasi komite sekolah pada satuan sekolah tersebut. Bila di satu desa terdiri dari beberapa sekolah, dapat dibentuk forum komite sekolah mengkoordinasikan survay kebutuhan pendidikan di desa tersebut. Alur pelaksanaan survay kebutuhan pendidikan di desa dapat dilihat pada Diagram-1.
Annexes Survey Pendidikan
Hal 3 dari 33
Diagram-1. pendidikan.
Rapat Komite Sekolah
Alur
pelaksanaan
Pembenutkan Tim Survey
Sekolah (Form -1)
Survay
coaching Instrumen
Pengambilan Data
Survay kebutuhan pendidikan mencakup kebutuhan pendidikan formal (jalur persekolahan) dan non-formal. Kebutuhan pendidikan formal merupakan kebutuhan– kebutuhan penyelenggaraan pendidikan persekolahan yang bermutu. Terkait dengan P2SED pendidikan formal yang akan menjadi sasaran program adalah pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs). Kebutuhan pendidikan non formal merupakan kebutuhan pendidikan non-jalur persekolahan seperti pemberantasan buta aksara, pendidikan anak dini usia, life skills. Namun terkait dengan P2SED, program yang akan diidentifikasi lebih difokuskan pada kebutuhan pendidikan life skills.
Masyarakat (Form -2)
Analisis Data
Anallisis Data Hasil : Kesenjangan
Pembanding : RIPS & SPM
kebutuhan
Hasil : Peringkat Kebutuhan Menurut %
RAPAT KOMITE SEKOLAH
Pembanding : Analisis Kelayakan
Bagaimana pendidikan?
melakukan
Tabel-1. Teknik pengambilan data kebutuhan pendidikan PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN NON FORMAL
FORM 1.1
FORM 1.2
Warga Sekolah Keterwakilan Warga Sekolah
Warga Masyarakat : Usia Produktif Putus/sudah Sekolah Pemuda, Perempuan /janda Tidak mempunyai pekerjaan tetap
Instrumen Pendidikan Non Formal (Life Skills)
Action Plan
Action Plan
kebutuhan
Data yang akan diambil berasal dari dua sumber utama, yaitu dari sekolah dan masyarakat. Instrumen, sampel, dan objek yang akan diambil dari kedua sumebr dapat dilihat pada Tabel-1
PRIORITAS KEBUTUHAN
Pendidikan Formal (Sekolah)
survay
Sample
POKJA
Objek KOMITE SEKOLAH
MUSRENBANGDES
MUSRENBANGMAT
Teknik Pengambilan Data Analisis Data
Annexes Survey Pendidikan
Hal 4 dari 33
Akses, Mutu, Manajement
Studi Fase Datfa Pengamatan Langsung Wawancara Deskriptif
Annexes Survey Pendidikan
Life Skills
Penyebaran Angket Wawancara
Deskriptif
Hal 5 dari 33
I. Observasi langsung Instrumen yang digunakan dalam survay kebutuhan pendidikan formal (persekolahan) adalah Form-1 profil sekolah. Data yang didapat dicatat dalam profil yang tersedia. Setiap sekolah mengembangkan profil sendiri. Profil awal yang hasil tim identifikasi akan menjadi base data awal untuk dijadikan pijakan pengembangan sekolah. Base data ini juga akan sangat berguna untuk mengukur ketercapaian target-target tahunan yang dikembangkan dalam action paln. Petugas melakukan pengamatan langsung pada objek yang tertera dalam Daftar isian pada sekolah yang ada di desa, kemudian menuliskannya pada tabel yang tersedia. Sebagian data didapat dari data administrasi sekolah tetapi harus dilakukan pengecekan langsung atas keakuratan data. Sebagai contoh, data tentang guru dapat dilihat pada data administrasi sekolah, tetapi perlu pendalaman dengan cara mengklarifikasinya pada satu atau dua orang informan guru atau siswa. Hal yang sama di lakukan juga pada data-data lainnya. Untuk data akses seperti infra struktur, selain menggunakan data administrasi sekolah, kemudian diverifikasi langsung pada subjeknya. Misal, data tentang jumlah ruang belajar dapat dilihat dalam adminstrasi sekolah, tapi kualitas bangunan harus diamati langsung. Selanjutnya, untuk menghindari kesalahan dalam pengisian data profil, petunjuk ringkas yang tercantum pada Form-1 dapat dijadikan acuan. II. Diskusi Secara khusus petugas survay mengumpulkan perwakilan masyarakat dan sekolah untuk hadir dalam Rapat Komite Sekolah untuk mengikuti sesi diskusi terbuka. Pada saat diskusi terbuka, masyarakat dikelompokkan menurut unsur-unsurnya. Setiap issu yang termuat Annexes Survey Pendidikan
Hal 6 dari 33
dalam panduan diskusi dilontarkan tim, lalu peserta diminta memberi respons Diharapkan, setiap jawaban pertanyaan merupakan hasil diskusi kelompok. Instrument yang digunakan dalam diskusi adalah form 1.2 III. Angket Terbuka Tim yang dibentuk membagi angket (form 1.3) kepada masyarakat. Pemilihan sampel lebih diutamakan pada pemuda putus/tidak sekolah, berusia produktif, tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dalam pengisian Daftar Isian, petugas harus bertanya secara mendalam tentang alasan pengisian kebutuhan, sehingga kelak bila keinginannya terkabul, paling tidak diyakini bahwa benar-benar sangat dibutuhkan oleh yang bersangkutan. Pertanyaan-pertanyaan pemancing sebelum mengisi skala prioritas dalam Angket misal: • Keterampilan apa yang paling ingin anda kuasai? • Mengapa memilih itu? • Apa sumber daya alam memungkinkan untuk menerapkan bidang keterampilan tersebut? • Setelah menguasai keterampilan tersebut apa membuka usaha sendiri atau mencari pekerjaan sesuai keterampilan tersebut? Setelah yakin bahwa responden memang membutuhkan keterampilan tersebut, baru dipersilahkan mengisinya dalam angket.
Bagaimana melakukan analisis data? Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan menghitung. Data kuantitaif ini akan digunakan sebagai pembanding atas analisis data kualitatif. Data kualitatif dianalisis dengan memperhatikan keterkaitan antar informasi.
Annexes Survey Pendidikan
Hal 7 dari 33
1. Analisis kebutuhan pendidikan Formal
2. Analisis kebutuhan pendidikan non-formal
Untuk identifikasi kebutuhan pendidikan khusus persekolahan instrumen yang dianalisis adalah Form 1.1, Form 1.2, Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan/atau rencana induk pengembangan sekolah (RIPS) jangka panjang. Membandingkan kondisi nyata (profil) dengan kondisi yang seharusnya akan menghasilkan data tentang kesenjangan pendidikan. Namun, tidak semua kesenjangan ini merupakan kebutuhan pendidikan, sebab belum tentu akan mencapai tujuan pendidikan setempat. Untuk itu, dengan membandingkan kesenjangan dengan SPM atau dengan RIPS akan menghasilkan kebutuhan pendidikan. Kemudian, data kualitatif yang didapat melalui diskusi, yaitu ranking skala prioritas yang sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dapat digunakan sebagai dasar penetapan usulan-usulan yang akan difasilitasi.
Khusus analisis kebutuhan pendidikan non-formal instrumen yang dianalisis adalah Form 1.3. Pertama, data di masukkan dalam tabulasi data responden (Tabel 1) dan tabulasi data kebutuhan (Tabel 2). Tabulasi ini sangat penting dan wajib karena memaksa data berbicara dan kelihatan ringkas sehingga mudah dipahami.
Bila skala prioritas masyarakat ternyata membangun sekolah. Sebaiknya tidak diakomodir dalam P2SED, sebab saat ini Depdiknas menyediakan alokasi dana yang cukup besar untuk pembangunan USB. Untuk itu, usulan pembangunan sekolah sebaiknya diajukan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk didanai melalui APBD dan APBN. Contoh: Base data jumlah guru matematika di SMPN 2 Kec. Sidamanik Kabupaten Simalungun= 1 orang, Jumlah rombel kelas I= 3 kelas, kelas II= 3 kelas, kelas III= 3. Jumlah jam mengajar matematika yang tersedia = (3 x 3) x 5 jam perminggu = 45 jam perminggu. Kelebihan jam mengajar matematika = 45 jam – 24 jam = 21 jam pelajaran perminggu. Kekurangan guru = 1 orang Catatan: Ketentuan: jam mengajar guru SMP adalah minimal 18 jam dan maksimal 24 jam perminggu.
Annexes Survey Pendidikan
Hal 8 dari 33
Tabel 1. Tabulasi data responden No Nama
Jenis Usia Status kelamin L P K T- K
Pendidikan
SD SLTP SLTA 1 2 3 . . Catatan: Isi A pada kolom pendidikan bila DO, B bila tamat,
S1
Pekerjaan Alamat yg pernah ditekuni
Dari tabulasi Tabel 1 akan diketahui: 1. Jumlah responden : ........... orang 2. Jenis Kelamin : L = ..... orang P = ..... orang 3. Usia : ≤ 12 thn = ...... orang 13-15 thn = ..... orang 16-18 thn = ..... orang 19-21 thn = ..... orang 22-24 thn = ..... orang 25-27 thn = ..... orang 28-30 thn = ..... orang ≥ 30 thn = ...... orang 4. Status : Kawin = ..... orang : Blm kw = ..... orang 5. Pendidikan : DO SD =...... orang Tamat SD = .... orang DO SLTP =..... orang Tamat SLTP = .. orang DO SLTA = ....orang Tamat SLTA = .. orang DO PT = ... orang Annexes Survey Pendidikan
Hal 9 dari 33
Tamat PT =... orang 6. Lokasi Dusun Sarimatondang-1 : ........ orang Dusun Sarimatondang-2 : ........ orang 7. Jenis Pekerjaan yang pernah ditekuni (dibuat daftar sesuai data yang ada) Langkah selanjutnya adalah melakukan kedua dan analisi data (Tabel 2).
Tabulasi
Tabel 2. Tabulasi Kebutuhan (CONTOH) No Kode 1 2 3 4 5
Jenis Kebutuha n Kursus menjahit Kursus membuat janur Kursus Las Kursus sablon Kursus X
Tally
Jumlah/ frekwensi Absolut 35
Frekwensi relatif (%) pembulatan 30
Urutan prioritas
15
13
4
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
30
26
2
10
9
5
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II
27
23
3
117
100
-
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
Jumlah
1
Ket: Frekwensi absolut adalah banyak orang yang memilih Frekwensi relatif adalah persentasi dari frekwensi absolut. Contoh: (35 orang/117 orang) x 100% = 30% (dibulatkan) Dari Tabel 2, dapat diketahui pendidikan prioritas keterampilan yang dibutuhkan masyarakat di desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun adalah, 1) 35 (30%) kegiatan kursus menjahit, 2) 30 (26%) kursus las, dst
Tabel No
3.
Analisis kelayakan prioritas pendidikan keterampilan.
Indikator
kebutuhan
Penilaian 1 2
3
4
1 Kesediaan biaya 2 Kemanfaatan program 3 Ketersediaan tutor 4 Ketersediaan tenaga penyelenggara 5 Dukungan sarana prasarana 6 Dukungan tokoh masyarakat 7 Kemungkinan kesesuaian waktu Jumlah
Keterangan: • Nilai • Nilai • Nilai • Nilai
1 2 3 4
apabila apabila apabila apabila
tidak mendukung kurang mendukung cukup mendukung sangat mendukung
Berdasar Tabel 3. maka dapat diputuskan apakah program akan diusulkan dengan kriteria berikut, • Program tidak layak bila jumlah skor keseluruhan ≤ 7 • Program kurang layak bila jumlah skor keseluruhan 8 – 14 • Program cukup layak bila jumlah skor keseluruhan 15 – 21. • Program sangat layak bila jumlah skor keseluruhan 22 – 28. Akhirnya, sekor yang didapat dibandingkan dengan skala prioritas yang didapat dari hasil diskusi dengan kelompok masyarakat sebelumnya (hasil form 1.2). sesuai
antar
analisis
dengan
hasil
Semakin
diskusi,
maka
kemungkinan keberhasilan program akan tinggi.
Selanjutnya, dilakukan analisis kelayakan untuk menentukan jenis program yang akan diusulkan. Suatu program dapat diusulkan bila mempunyai kekuatankekuatan berdasar analisis kelayakan (Tabel 3) Annexes Survey Pendidikan
Hal 10 dari 33
Annexes Survey Pendidikan
Hal 11 dari 33
(Format 1.1) PROFIL SEKOLAH TAHUN AJARAN 20.../20.. (PER 31 JULI 20..)
A.
A. Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah : ....................................... 2. Alamat/Desa : ....................................... Kabupaten : ....................................... Kecamatan : ....................................... Propinsi : ................(Kode Pos.......) Telepon : ............ / ........................ 3. Nama Yayasan **) : ....................................... 4. Status Sekolah **) : Disamakan/Diakui/Terdaftar *) 5. SK Kelembagaan : ............Tanggal ............... 6. NSS (12 Digit) : ....................................... 7. Tipe Sekolah : A / B / C / D / E *) 8. Tahun didirikan/ Beroperasi : .................................... 9. Status tanah : Sertifikat/Hibah/Akte Jual beli ..*) 10. Luas Tanah : ....... M2 11. Nama Kepala Sek :........................................ 12. No. SK Kep. Sek :................tanggal ............ 13. Masa Kerja KS
:.. Tahun … Bulan (di sek. Ini)
14. No. Rek/Nama Bank : ....................................... Catatan : *) = Coret yang tidak perlu **) = Khusus untuk sekolah swasta
Data Guru dan Siswa 1. Jumlah Guru
No
Status Kepegawaian
Mata Pelajaran
Jumlah Kurang Berlebih
PNS GTY GTT GKP GKD 1
Pend. Agama Islam
2
Pend. Agama Kristen
3
Pend. Agama Katolik
4
Pend. Agama Hindu
5
Pend. Agama Budha
6
PPKN
7
Bahasa Indonesia
8
Bahasa Inggris
9
Matematika
10
Fisika
11
Biologi
12
IPS-Geografi
13
IPS-Sejarah
14
IPS-Ekonomi
15
PKK
16
Keterampilan
17
BP/BK
18
Penjaskes
19
Muatan lokal
20
Guru Kelas (SD) Jumlah
Keterangan : PNS (Pengawai Negeri Sipil)/GTY (Gurut Tetap Yayasan)/GTT (Guru Tidak Tetap)/ GKP (Guru Kontrak Pusat)/ GKD (Guru Kontrak Daerah)
2. Perkembangan Sekolah 4 Tahun Terakhir
No
Annexes Survey Pendidikan
Hal 12 dari 33
Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar (rombel)
1.
Kelas 1
2.
Kelas 2
2000/2001 pria
Annexes Survey Pendidikan
wanita
2001/2002 pria
rombel
Keterangan
wanita rombel
Hal 13 dari 33
3.
No
3. Peserta Diklat MGMP Mata Pelajaran PKG
Kelas 3 Jumlah Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar (rombel)
1.
Kelas 1
2.
Kelas 2
3.
Kelas 3
2002/2003 pria
wanita
2003/2004 pria
Keterangan
rombel
Status Masa Kerja
Pendidikan Tertinggi Bid. Kepeg Tahun Strata Studi
Mapel Mapel yg Tahun yang diikuti pelatihan diajarkan dalam (5 th pelatihan terakhir)
1. 2. 3. 4. 5.
Data Pelatihan 1. Peserta Diklat PKG-C Status
No
Nama
wanita
rombel
Jumlah
B.
No
Nama Kepeg
Masa Kerja Tahun
Pendidikan Tertinggi Bid. Strata Studi
6.
4. Peserta Diklat MGMP Mata Pelajaran Non PKG Mapel yang diajarkan
Mapel yg diikuti dalam pelatihan
Tahun pelatihan (5 th terakhir)
No
Nama
1. 2.
1.
3.
2.
4.
3.
5.
4.
6.
5.
Status Masa Kerja
Pendidikan Tertinggi Bid. Kepeg Tahun Strata Studi
Mapel Mapel yg Tahun yang diikuti pelatihan diajarkan dalam (5 th pelatihan terakhir)
6.
2. Peserta Diklat Non PKG-C Status No
Nama Kepeg
Masa Kerja Tahun
Pendidikan Tertinggi Bid. Studi Strata
5. Peserta Diklat Action Research Mapel yang diajarkan
Mapel yg diikuti dalam pelatihan
Tahun pelatihan (5 th terakhir)
No
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
Annexes Survey Pendidikan
Hal 14 dari 33
Status
Masa Kerja
Kepeg
Tahun
Nama
Annexes Survey Pendidikan
Pendidikan Tertinggi Bid. Strata Studi
Mapel yang diajarkan
Mapel yg diikuti dalam pelatihan
Hal 15 dari 33
Tahun pelatihan (5 th terakhir)
6. Peserta Pelatihan Manajemen Kepala Sekolah Status No
Nama Kepeg
Masa Kerja Tahun
Pendidikan Tertinggi Bid. Strata Studi
Jabatan (5 th terakhir)
Tahun pelatihan dalam pelatihan
Keterangan
Status Nama Kepeg
Masa Kerja Tahun
Pendidikan Tertinggi Bid. Strata Studi
Jabatan
sarana
20.
Bangsal Kendaraan
Tahun pelatihan dalam pelatihan
Jumlah
dan
Keterangan
1.
Daftar Kebutuhan Pelatihan 1 ……..……………………….. 2 ……..……………………….. 3 ……..………………………..
Jumlah
…………… orang …………… orang …………… orang
Jumlah Jenis Ruangan
1.
Ruang Kelas
2.
Ruang Perpustakaan
3.
Ruang Serbaguna
4.
Ruang Tata Usaha
5.
Ruang Kepala Sekolah
6.
Ruang Guru
7.
Ruang BP/BK
8.
Ruang UKS/OSIS
Daftar Kebutuhan Rehab Ruangan 1 ……..……………………….......... Ruang 2 ……..……………………….......... Ruang 3 ……..……………………….......... Ruang 4 ……..……………………….......... Ruang
2. Infrastruktur No
Ruang
Luas 2 m
Jenis Ruangan Ruang
C. Data Fasilitas Sekolah 1. Ruangan
9.
Gudang
22.
7. Peserta Pelatihan Preventif Prasarana Pendidikan
No
KM/WC Murid
19.
21.
1.
No
18.
Pemanfatan Ruang Dipakai
Tidak
Kondisi
Jarang
Baik
RR
RB
1.
Pagar Depan
(m)
2.
Pagar Samping
(m)
3.
Pagar Belakang
4.
Tembok Penahan
5.
Tiang Bendera
6.
Resevoir/menara Air
Luas m2
Pemanfatan Ruang Dipakai Tidak Jarang Baik
(m) (m2) (buah) (m3)
7.
Bak Sampah permanen (bh)
8.
Saluran Primer
(m)
9.
Saluran Keliling
(m)
10.
Gorong-gorong
(m)
11.
Tempat Parkir
(m2)
12.
Jalan Masuk
(m2)
13.
Selasar Penghubung tertutup (m)
14.
Selasar Penghubung
(m)
Ruang Laboratorium IPA Jumlah
10.
Ruang Kantin/Koperasi
11. 12.
Ruang Ibadah Ruang Keterampilan/Kesenian
13.
Rumah Dinas Kepsek
14.
Rumah Penjaga
15.
Mess Guru
16.
Mess Murid
17.
KM/WC Guru
Annexes Survey Pendidikan
Daftar Kebutuhan Infrastruktur 1 ……..………………………..................................... 2 ……..………………………..................................... 3 ……..………………………..................................... 4 ……..………………………..................................... 5 ……..………………………..................................... 6 ……..……………………….....................................
Hal 16 dari 33
Annexes Survey Pendidikan
Hal 17 dari 33
Kondisi RR
RB
3. Perabot No 1. 2. 3. 4. 5.
Perabot untuk
6. 7.
Ruang BP/BK
8.
Ruang UKS
9.
12.
Ruang Kantin Ruang Ibadah Rumah Penjaga Rumah. Dinas Kepsek
13.
Mess Guru
14.
Mess Murid
11.
(set)
Ber lebih
Kurang
Beri Tanda Cek (V) yntuk yang sesuai
Kondisi Baik
RR
Keterangan
RB
Ruang Kelas Ruang Perpustakaan Ruang Serbaguna Ruang. Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang. Tata Usaha
10.
Sumber Air Bersih :
Jumlah
Ada
Sumur dengan Pompa Listrik PAM Tadah .............................
1. 2. 3.
Hujan
Kuantitas/Debit Air Cukup
Sedikit/kecil
Tidak
Mengalir Kualitas Air Baik
Tidak Baik (Keruh, Berbau dll ).
Daftar Kebutuhan Rehab Sanitasi dan Air Bersih
…………… …………… …………… …………… …………… ……………
buah buah buah buah buah buah
1
..............................................................................
2
..............................................................................
3
..............................................................................
4
..............................................................................
5
..............................................................................
5. Listrik
4. Sanitasi dan Air Bersih Ruang/ Fasilitas
Sumur tanpa Pompa
Listrik
Daftar Kebutuhan Perabot 1 ……..……………………….. 2 ……..……………………….. 3 ……..……………………….. 4 ……..……………………….. 5 ……..……………………….. 6 ……..………………………..
No
Tidak Ada
Jumlah
Jumlah
Ruang
m2
PLN ............KVA Kondisi Ruang Baik
RR
RB
Pemanfaatan dipakai
Keterangan
tidak
WC - Siswa Putra WC - Siswa Putri
Annexes Survey Pendidikan
Hal 18 dari 33
............KVA
Beri Tanda Cek (V) yntuk yang sesuai dan tulis dengan KVA yang tersedia
No
WC - Guru
Generator
Fasilitas
1.
Lampu TL
2.
Lampu Pijar
Jumlah
Annexes Survey Pendidikan
Kondisi Pemanfaatan Keterangan Berfungsi Tidak Baik RR RB
Hal 19 dari 33
3.
Stop Kontak Sistem Pengamanan ada/tidak Instalasi Listrik ada/tidak
4. 5.
19 Biologi, kelas 1 20 Biologi, kelas 2 21 Biologi, kelas 3 22 IPS-Geografi, kelas 1 23 IPS-Geografi, kelas 2
Daftar Kebutuhan Lainnya
24 IPS-Geografi, kelas 3
....................................................................................................................
25 IPS-Sejarah, kelas 1
.................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... ....................................................................................................................
26 IPS-Sejarah, kelas 2 27 IPS-Sejarah, kelas 3 28 IPS-Ekonomi, kelas 1 29 IPS-Ekonomi, kelas 2 30 IPS-Ekonomi, kelas 3 31 PKK, kelas 1 32 PKK, kelas 2 33 PKK, kelas 3
6.a. Buku Paket/Suplemen (SLTP/SLTA)
34 Ketrampilan, kelas 1 35 Ketrampilan, kelas 2
Jumlah No
Jenis
Penerbit
Eks
Kurang Berlebih Keterangan
36 Ketrampilan, kelas 3
1
Pend. Agama …, kelas 1
2
Pend. Agama …, kelas 2
3
Pend. Agama …, kelas 3
4
PPKN Kelas 1
5
PPKN Kelas 2
1
Pend. Agama …, kelas 4
6
PPKN Kelas 3
2
Pend. Agama …, kelas 5
7
Bahasa Indonesia, kelas 1
3
Pend. Agama …, kelas 6
8
Bahasa Indonesia, kelas 2
4
Pend. Agama …, kelas
9
Bahasa Indonesia, kelas 3
6.a. Buku Paket/Suplemen (SD) No
Jenis
5
PPKN Kelas 4
10 Bahasa Inggris, kelas 1
6
PPKN Kelas 5
11 Bahasa Inggris, kelas 2
7
PPKN Kelas 6
12 Bahasa Inggris, kelas 3
8
Bahasa Indonesia, kelas 1
13 Matematika, kelas 1
9
Bahasa Indonesia, kelas 2
14 Matematika, kelas 2
10
Bahasa Indonesia, kelas 3
15 Matematika, kelas 3
11
Bahasa Indonesia, kelas 4
16 Fisika, kelas 1
12
Bahasa Indonesia, kelas 5
17 Fisika, kelas 2
13
Bahasa Indonesia, kelas 6
18 Fisika, kelas 3
14
Bahasa Inggris, kelas 4
Annexes Survey Pendidikan
Hal 20 dari 33
Annexes Survey Pendidikan
Penerbit
Jumlah Eks
Kurang
Berlebih
Hal 21 dari 33
Keterangan
3.
Ensiklopedia
1
15
Bahasa Inggris, kelas 5
16
Bahasa Inggris, kelas 6
2
17
Matematika, kelas 1
3
18
Matematika, kelas 2
4
19
Matematika, kelas 3
20
Matematika, kelas 4
21
Matematika, kelas 5
22
Matematika, kelas 6
23
IPA kelas 4
24
IPA kelas 5
25
IPA kelas 6
>4 4.
1 Buku Pengetahuan Umum
2 3 4 >4
5.
Buku Agama
1
26
IPS-Geografi, kelas 1
2
27
IPS-Geografi, kelas 2
3
28
IPS-Geografi, kelas 3
4
29
IPS-Sejarah, kelas 1
>4
30
IPS-Sejarah, kelas 2
31
IPS-Sejarah, kelas 3
32
IPS-Ekonomi, kelas 1
33
IPS-Ekonomi, kelas 2
34
IPS-Ekonomi, kelas 3
35
Ketrampilan, kelas 1
36
Ketrampilan, kelas 2
37
Ketrampilan, kelas 3
Daftar Kebutuhan Buku Perpustakaan 1 ……..……………………….. …………… 2 ……..……………………….. …………… 3 ……..……………………….. …………… 4 ……..……………………….. …………… 5 ……..……………………….. …………… 6 ……..……………………….. ……………
7. Alat Penunjang KBM No
6.b. Buku Perpustakaan No 1.
Jenis
Jumlah
Jml Buku
Judul
/Judul
Buku Sastra
Pemanfaatan Sering
Sedang
Keteran-gan
Jarang
1. 2. 3.
Fisika
2
4.
Biologi
3
5.
IPS Bahasa Inggris
6.
>4 Buku Referensi
7.
1
Daftar Kebutuhan Alat Penunjang KBM 1. .................................................................................................. 2. .................................................................................................. 3. .................................................................................................. 4. ..................................................................................................
2 3 4 >4
Annexes Survey Pendidikan
Pemanfatan Alat Kondisi Keterangan Jenis Alat Jumlah Peraga Dipakai Tidak Jarang Baik RR RB Bahasa Indonesia Matematika
1
4
2.
Judul/Eks Judul/Eks Judul/Eks Judul/Eks Judul/Eks Judul/Eks
Hal 22 dari 33
Annexes Survey Pendidikan
Hal 23 dari 33
Alat Mesin Kantor No
Jenis Alat Peraga
1.
Mesin Tik
2.
Brankas
3.
Mesin Stensil
4.
Filling Cabinet
Jumlah
Pemanfatan Alat Dipakai Tidak Jarang Baik
Kondisi RR
Keterangan RB
5. Daftar Kebutuhan Alat Penunjang KBM 1. .................................................................................................. 2. .................................................................................................. 3. .................................................................................................. 4. ..................................................................................................
PETUNJUK PENGISIAN PROFIL SEKOLAH Seluruh isian dalam format harap diisi lengkap, bila tidak dapat mengisi karena tidak ada data/informasi maka beri tanda min (-). Pada kolom “keterangan” dapat diisi dengan informasi tambahan. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam “Petunjuk Pengisian” ini telah dianggap jelas. Setelah diisi dan diverifikasi maka profil sekolah tersebut harus ditandatangani dan diberi cap oleh Kepala Sekolah.
Identitas Sekolah
Diisi lengkap. Butir 3 dan 4 hanya diisi oleh sekolah swasta. Butir 6, Nomor Statistik Sekolah (NSS), 12 digit.
Data Guru dan Siswa. 1. Jumlah Guru o Diisi dengan angka. o Satu guru hanya dihitung pada 1 (satu) mata pelajaran yaitu mata pelajaran pokok yang diajarkan. Khusu untuk SD/MI satu guru dihitung hanya pada satu kelas yang diajar. Annexes Survey Pendidikan
Hal 24 dari 33
2. Perkembangan sekolah 4 tahun terakhir o Diisi dengan angka. C. Data Pelatihan. Nomor 1-5 o Nama, diisi nama guru yang mengikuti pelatihan. o Status kepegawaian, diisi dengan memilih salah satu pilihan yang sesuai. PNS = Pegawai Negeri Sipil, GTY = Guru Tetap Yayasan, GTT = Guru Tidak Tetap, GKP = Guru Kontrak Pusat, GKD = Guru Kontrak Daerah yang didanai dari APBD I dan II. o Masa kerja adalah masa kerja guru dihitung mulai mengajar. o Pendidikan tertinggi, Strata; contoh : S1, D2, PGSLP dll, Bidang Studi; contoh : Matematika, Bahasa Indonesia, bahasa Inggris dll. o Tahun pelatihan adalah tahun guru tersebut pernah mengikuti pelatihan Nomor 6-7 o Jabatan, contoh : kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru. D. Data Fasilitas Sekolah. 1. Ruangan (diisi dengan angka) o Jumlah ruang; contoh, 6 ruang kelas luas m2 = 378 artinya sekolah mempunyai 6 ruang kelas yang luas ke enam ruang tersebut 378 m2 o Pemanfaatan ruang, tulis dengan angka misal dipakai = 5 tidak (dipakai) = 1, jarang (dipakai) = 0. o Kondisi adalah kondisi ruangan tersebut termasuk pencahayaan, fentilasi, lantai, tembok, langit-langit, pintu, jendela. Baik adalah layak pakai tanpa perlu perbaikan. Rusak Ringan (RR) artinya terdapat Annexes Survey Pendidikan
Hal 25 dari 33
o
kerusakan ringan dan masih layak pakai, perbaikan tidak mendesak. Rusak Berat (RB) artinya terdapat kerusakan yang mendesak untuk diperbaiki dan tidak layak pakai. Contoh : Baik = 3, RR= 2 RB = 1. Bila memerlukan tambahan atau rehabilitasi ruang maka tulis pada “Daftar kebutuhan dan rehab ruang” misal : Pembangunan RKB 1 ruang Rehab WC murid 3 ruang
Infrastruktur (diisi dengan angka) Contoh : pagar samping (m) = 0, kurang = 50, berlebih = 0 tidak permanen = 50. Kondisi baik = 0, RR = 0, RB = 50, artinya pagar samping tidak ada yang permanen, hanya ada yang tidak permanen dan dalam kondisi rusak berat sepanjang 50 m. Bila memerlukan tambahan infrastruktur maka tulis pada, “Daftar kebutuhan infrastruktur”, Contoh : 1. Pembangunan pagar samping 50 m. 2. Perataan lapangan upacara 1500 m2. 3. Perabot (Diisi dengan angka) o Jumlah (set) mengacu pada buku “Pembakuan Perabot SD dan SLTP/SLTA” bila perabot sudah mencukupi pada kolom ”kurang” dan “berlebih” diisi dengan angka “0”. o Bila memerlukan perbaikan atau tambahan perabot, maka tulis pada “Daftar Kebutuhan Perabot”. Contoh: 1. Pengadaan kursi dan meja siswa 10 set. 2. Perbaikan rak perpustakaan 2 buah. 4. Sanitasi dan Air bersih.
Annexes Survey Pendidikan
Hal 26 dari 33
Baris no. 1-3 cara pengisian sama dengan butir D1. Sumber air bersih, kuantitas/debit air, kualitas air beri tanda cek (“v”) untuk yang sesuai.
o o
5. Listrik. Sumber listrik beri tanda cek (“v”) untuk yang sesuai dan tuliskan kapasitas pasokan dalam KVA = Watt. o Baris no. 1-5 diisi dengan angka kecuali no. 4 dan 5 untuk kolom jumlah, coret yang tidak sesuai. 6a. Buku Paket/Suplemen o Buku paket atau buku suplemen adalah buku siswa. o Keterangan berlebih dan kurang dihitung dengan jumlah siswa, dengan rasio 1 : 1 (1 buku untuk 1 siswa). o Pendidikan Agama ditulis agama yang mayoritas di sekolah tersebut. o
6b. Buku Perpustakaan. o Buku perpustakan berdasarkan jenisnya.
dikelompok
Contoh : Jenis Buku
Judul Buku
Buku Sastra
5 0 10 1 2
Jml Buku/ Judul 1 2 3 4 >4
Serin g 5 8 1
Pemanfaatan Sedang Jarang 1 -
2 1
Artinya, sekolah memiliki 5 judul buku sastra yang jumlahnya masing-masing hanya 1 eksemplar, 5 judul buku Annexes Survey Pendidikan
Hal 27 dari 33
tersebut sering dibaca (lebih 20 dari kali dipinjam/dibaca oleh siswa/guru pertahun). Terdapat 10 judul buku yang masingmasing judul sebanyak 3 eksemplar 8 judul sering dibaca, 2 judul jarang dibaca (kurang dari 10 kali, dipinjam/dibaca oleh siswa/guru pertahun). Terdapat satu judul buku yang jumlahnya 4 eksemplar, buku tersebut masuk dalam kategori pemanfaatannya sedang (antara 10 s/d 20 kali dipinjam/dibaca oleh siswa/guru pertahun). 7. Alat Penunjang KBM o
Diisi dengan angka.
8. Alat Mesin Kantor o
Diisi dengan angka.
E. Sumber Dana untuk Operasional Sekolah. o
Diisi dengan angka dan sesuai dengan RAPBS Tahun Ajaran terakhir.
F. Tingkat Penguasaan Siswa. o
Diisi dengan angka dari nilai rata-rata “Tes Hasil Belajar (THB)”.
G. Data Perkembangan Siswa. o o o
Diisi dengan angka. Angka Partisipasi Kasar SD, SLTP maupun SLTA kecamatan dimana sekolah ini berada. No. 2-5 data perkembangan siswa sekolah ini.
Annexes Survey Pendidikan
Hal 28 dari 33
(Format 1.2) Panduan Diskusi a. Peserta dikelompokkan menurut unsur yang ada seperti kelompok pemuda, kelompok guru, kelompok perempuan dll. b. Tim pemandu menjelaskan tujuan diskusi, yaitu untuk mendapat prioritas kebutuhan pendidikan menurut versi masyarakat c. Alat yang dibutuhkan daftar Tabel seperti di bawah, tetapi masih kosong, belum diisi kebutuhan. Dan gambar-gambar dari karton seperti yang tertera di bawah sebanyak mungkin. d. Setiap jawaban kelompok harus disertai argumen. Misal: menurut pemuda: kebutuhan mereka adalah lapangan basket di sekolah, kondisi saat ini: pemuda tidak punya tempat untuk menyalurkan hoby dan energi positifnya. Dengan demikian memnempelkan tanda gambar tidak puas pada kolom kondisi saat ini. alasannya: agar juga dapat digunakan pemuda untuk berlatih. Kemudian pemandu memberi peluang pada tim lain untuk memberi komentar atas pendapat kelompok pemuda. Demikian seterusnya sampai didapat kesepakatan pada satu issu Berikutnya pemandu masuk pada issu lain e. Pemandu harus mampu membuat suasana tidak tegang, sebab diharapkan melalui diskusi ini nilai-nilai kebersamaan, menghargai, demokrasi yang terkoyak saat konflik dapat tumbuh kembali. f. Diakhir diskusi pemandu membacakan kembali skala prioritas kebutuhan menurut masyarakat. g. Kemudian dijelaskan bahwa rumusan skala prioritas hasil diskusi akan dianalisis dengan Annexes Survey Pendidikan
Hal 29 dari 33
menggunakan hasil identifikasi kebutuhan profil sekolah (form 1.1) dan Angket terbuka (form 1.2) sebagi unit analisis.
Manajemen
Keterangan: 1. Jenis: Lingkari dan/atau sebutkan! 2. Kondisi saat ini; ISI : Puas
Biasa Kebutuhan
Akses
Pembangunan Sekolah Baru
TK, SD, SLTP, SMU, SMK
Pembangunan Fasilitas lain Renovasi RKB
LAB, Perpust , …....
Renovasi Kantor Sekolah, dan fasilitas lain Tenaga Kependidikan
Furnitur, ruang ADM,…......
Tenaga NonKependidikan
Mutu
Sebutkan Jenisnya
Komite sekolah
Transparansi, Demokrasi, Keaktifan, Keterwakilan
Kondisi saat ini
Pering kat
Life Skills
Keterampilan pertanian dll
Kasek, Kacabdin, …...
Membuat pupuk kompos
Ruang Belajar
Guru Mapel: Matematika, Fisika, Biologi, B. Indon...... Tenaga TU, Pustakawan, Laboran, Penjaga Sekolah Beasiswa
Sumber Peserta Didik Lapangan O.Raga Dll.. Kondisi Psikologis anak Kesiapan menghadapi UAN/UAS Pelatihan guru
Metode mengajar, CAR,
Buku
Suplemen, referensi
Alat KBM
Mat, Fis, Bio, B.Ing, Geo, O.Raga….. Mesin tik, Stensil…..
Alat Kantor
MPMBS, TU, ….
Komitmen Pimpinan Daerah Kapasitasitas Pelaku Pendidikan Dll….
Tdk Puas
Aspek
Pelatihan
Volley, basket, dll
Jam tambahan
Dll….
Annexes Survey Pendidikan
Hal 30 dari 33
Annexes Survey Pendidikan
Hal 31 dari 33
(Format 1.3)
Angket Terbuka
Daftar isian ini bertujuan untuk merngumpulkan data tentang kebutuhan keterampilan yang paling mendesak dan sumber belajar yang dapat mengajarkan suatu pengetahuan atau keterampilan. I. IDENTITAS RESPONDEN Nama : ........................................ Tempat dan Taggal lahir : ........................................ Jenis Kelamin : ........................................ Status Perkawainan : ........................................ Tingkat Pendidikan : ........................................ Pekerjaan yg pernah ditekuni : ........................................ Alamat : ........................................ II. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN Saya ingin keterampilan
Saya dapat melatih
1............................................
1.........................................
2............................................
2...........................................
3............................................
3............................................
4............................................
4............................................
5............................................
5............................................
Catatan: No 1 s.d. No 5 diisi sesuai skala prioritas
Annexes Survey Pendidikan
Hal 32 dari 33
Survai Kebutuhan dan Regulasi dalam Pengembangan Sektor Swasta 1. Latar Belakang Daerah sebagai basis pembangunan diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan seluruh potensi sumberdaya yang dimiliki tanpa harus meninggalkan fungsi sebagai negara kesatuan Republik Indonesia. Di lain pihak, perubahan struktural yang serba cepat tersebut juga melahirkan situasi transisi yang sulit diprediksi dan reorientasi kehidupan bernegara yang berdampak pada timbulnya efek ketegangan komunal di daerah-daerah. Kondisi ini menyebabkan terjadinya konflik-konflik sosial dan kekerasan yang bersifat horizontal dan vertikal yang mengarah pada munculnya berbagai kerusakan infrastruktur maupun kehidupan sosial-budaya-ekonomi masyarakat bahkan adanya kemungkinan munculnya gejala disintegrasi dan ancaman separatisme bagi Indonesia. Konflik-konflik yang terjadi tersebut sangat mempengaruhi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, memperburuk kondisi infrastruktur ekonomi yang ada seperti rusaknya barang publik dan keemungkinan tidak berfungsinya pelayanan publik (antara lain; pelayan kesehatan, pendidikan, kependudukan, transportasi, sanitasi dan air bersih dsb) menghambat upaya percepatan pembangunan serta jalannya transisi dan konsolidasi demokrasi. Selain itu, instabilitas sosial politik di berbagai wilayah tersebut juga mempengaruhi persepsi masyarakat internasional mengenai kondisi keamanan Indonesia sebagai negara tujuan investasi dan bisnis.
yang sarat dengan konflik dan kekerasan tidak dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu disadari perlu sebuah acuan bagaimana proses revitalisasi perlu dilakukan segera sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Salah satu bagian dari proses revitalisasi tersebut adalah adanya kebutuhan sarana dan prasarana baik yang bersifat materiel maupun non materiel. Dalam pelaksanaan revitalisasi, perlu diketahui rersources based sebagai basis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dalam pengembangan sector swasta atau bisnis. Untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan sector bisnis, diperlukan berbagai macam data dan informasi yang harus dicari dan ditelaah dalam rangka untuk penetapan strategic pengembangan sector bisnis. Berdasarkan kondisi di atas, maka penanganannya dilakukan melalui program Pemulihan Sosial Ekonomi Daerah (P2SED). Berbeda dengan program-program lainnnya, maka kegiatan ini didisain melalui pemberdayaan masyarakat (community driven development), dengan focus kepada sector kesehatan dan pendidikan serta pengembagan sector privat. Oleh karena itu, pelaksanaan pemulihan tersebut membutuhkan data dan informasi yang harus dikumpulkan untuk pengembangan sector bisnis. Namun demikian dari sekian banyak data dan informasi yang tersedia, maka perlu dilakukan pemilahan dalam jangka pendek. 2. Tujuan Secara umum disain survey pengembangan sector privat dalam pelaksanaan Program Pemulihan Sosial Ekonomi Daerah (P2SED) bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang factor pendorong dan penghambat dalam usaha pengembangan sector swasta. Secara khusus pedoman ini bertujuan untuk ;
Di sisi lain, pemerintah dan masyarakat juga menyadari bahwa proses konsolidasi demokrasi dalam sebuah masyarakat Annexes PSD Survey (Kebutuhan dan Regulasi)
Hal 1 dari 5
a. Menghimpun data dan informasi tentang potensi pendorong dan penghambat pengembangan sektor privat.
4. Komposisi tenaga manusia lainnya
7. Infrastruktur (jalan, pelabuhan, tersediannya cargo dsb)
terminal,
8. Jumlah bank dan lembaga keuangan 9. Sentra industri dan pemasok bahan baku industri
3. Data Yang Disurvey Adapun data yang diperlukan dalam pengembangan sektor swasta sebagai berikut;
10. Jumlah pasar dan penyebarannya
rangka
11. Pasar sasaran eksport
a. Regulasi yang menyangkut hal-hal sbb;
di
luar
kabupaten/kota
dan
12. Industri besar penunjang pasar
1. Restribusi 2. Daftar negatif list usaha di daerah
4. Tehnik Pengumpulan Data
3. Pola bantuan kredit UKM
Untuk dapat terkumpulnya data tersebut, maka metodologi pengumpulannnya dapat dilakukan dengan ;
4. Gangguan lingkungan tingkat
kelurahan,
6. Ijin usaha dan ijin operasional usaha 7. Lokalisasi daerah usaha sehubungan dengan tata ruang 8. dan peraturan daerah lainnnya terhadap dunia usaha b. Potensi usaha yang menyangkut hal-hal sbb; 1. Jumlah pengusaha kecil, sedang dan besar dan penyebaran 2. Jenis usaha dan penyebarannya 3. Asosiasi, Kadinda dan forum bisnis yang ada dan aktivitasnya Annexes PSD Survey (Kebutuhan dan Regulasi)
sumberdaya
6. Gross domestik product
Tersedianya data dan informasi potensi swasta yang dibedakan atas usaha kecil menengah dan besar.
5. Pungutan-pungutan baik kecamatan dan kabupaten
dan
5. Jumlah penduduk dan komposisi demografi
b. Tersedianya data dan informasi dari yang bersifat regulasi dan bersifat infrastruktur usaha. c.
kerja
Hal 2 dari 5
a. Statistik daerah, BPS daerah, Kantor Indag, kantor PMD b. Wawancara langsung kepada pengusaha setempat c.
Pengamatan langsung dilapang
5. Pelaksanaan dan Petugas Perlu dilakukan jadual pelaksanaan survey secara mekanistik dengan membentuk team petugas survey pendataan. Team terdiri dari Ketua dan Sekretaris serta anggota. Perumusan survey dapat meminta bantuan tenaga dinas terkait, umumnya format data sudah baku pada kantor statistik.
Annexes PSD Survey (Kebutuhan dan Regulasi)
Hal 3 dari 5
6. Pembiayaan Seluruh kegiatan dari survey data serta monitoring dan evaluasi, dibebankan kepada dana bantuan P2SED dan atau bantuan donator bila ada.
Annexes PSD Survey (Kebutuhan dan Regulasi)
Hal 4 dari 5
Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan (Village Social Mapping ) I.
Apa itu P2SED ? P2SED adalah sebuah program pembangunan pemerintah yang dilaksanakan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat di daerah-daerah yang telah ditentukan.
II.
Apa yang di Desa/Kelurahan ?
Maksud
Pemetaan
Apa saja yang perlu dipetakan Sosial Desa/Kelurahan?
Annexes Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan
hal 1 dari 6
Pemetaan
Data yang berhubungan dengan kondisi penduduk (demografi) Desa/Kelurahan seperti: umur, jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian (pekerjaan), sebarannya.
Data yang berhubungan dengan Jenis tempat tinggal penduduk seperti: jenis perumahan, sedang, sederhana, mewah, jenis kendaraan dan sebagainya.
Data yang berhubungan dengan jenis Struktur tanah, alam dan geografis seperti: jenis tanah, pertanian, sawah, ladang, pegunungan, pantai dan sebagainya.
Data yang berhubungan dengan Sumber Daya Alam Desa/Kelurahan seperti: Potensi Pertambangan, Potensi Hutan, Kayu, Potensi Perikanan, Potensi Wisata, Potensi Pertanian dan lain sebagainya.
Data yang berhubungan dengan hubungan kekerabatan, relasi sosial dan institusi yang ada di Desa/Kelurahan seperti : Jenis organisasi yang ada, jumlah organisasi, model organisasi, kebiasaan yang berlaku di masyarakat, kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat yang dilakukan secara berkala dan lain sebagainya.
Data yang berhubungan dengan jenis prasarana yang menyangkut kepentingan masyarakat luas (public services) seperti : Jumlah panjang dan jenis jalan, fasilitas umum (MCK), jumlah rumah ibadah, sekolah, rumah sakit dan lainnya.
Mengapa Pemetaan Sosial Desa/Kel perlu dilakukan? Pemetaan Sosial Desa/kel dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data yang menyangkut kondisi dan situasi sosial desa/kel terkini. Informasi dan Data ini sangat diperlukan untuk masukan kepada masyarakat desa, kecamatan, kabupaten dan umum dalam melihat potensi desa/kel yang ada, kekurangannya, kebutuhan hingga permasalahanya. Informasi dan data hasil pemetaan ini juga sangat diperlukan untuk merencanakan pembangunan, usulan kegiatan dalam P2SED dan sebagai data awal untuk membandingkan hasil kemajuan dan pelaksanaan kegiatan P2SED termasuk pembangunan lainya paska kegiatan.
dalam
Beberapa hal yang perlu dilakukan pemetaan dalam Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan untuk mendapatkan gambaran, data yang akurat, valid dan terkini tentang kondisi sosial Desa/Kelurahan melalui cara-cara survey, wawancara, diskusi,sensus, pemetaan dan cara lainya adalah :
Sosial
Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan adalah salah satu rangkaian kegiatan dalam program P2SED yang dilaksanakan di Desa/Kelurahan dengan melakukan survey, pemetaan, wawancara, sensus, diskusi dan lainya untuk mendapatkan informasi dan data akurat dan valid dan terkini tentang kondisi sosial Desa/Kelurahan. III.
IV.
Annexes Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan
hal 2 dari 6
VIII. V.
Siapa yang harus melakukan Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan?
Pemetaan Sosial Desa/Kel dilakukan dengan cara survey, wawancara, diskusi, pemetaan, FGD, PRA dan lain sebagainya. Dalam melakukan Pemetaan Sosial Desa/Kel maka pelaku pemetaan menggunakan dua (2) sumber data dan informasi yaitu :
Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan perangkat Desa/Kelurahan yang bersangkutan karena berhubungan dengan seluruh data dan informasi mengenai Desa/Kelurahan tersebut. Biasanya data dan informasi menyangkut kondisi sosial Desa/Kelurahan dapat dilihat dan tertuang dalam buku administratif Desa/Kelurahan yang disebut monografi Desa/Kelurahan atau Profil Desa/Kelurahan. Namun karena sering didapati kondisi data dan informasi yang kurang up to date karena berbagai sebab maka Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan dalam Program P2SED dilakukan oleh Fasilitator Kecamatan yang di bantu oleh masing-masing Fasilitator Desa/Kel, Perangkat Desa dan Orang Desa/kel yang berkenan. VI.
Dimana Pemetaan dilakukan?
Sosial
VII.
Kapan Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan dilakukan? Pemetaan Sosial Desa/Kel dilakukan sebelum kegiatan P2SED dilaksanakan khususnya sebelum diadakan Musrenmat III yaitu pada saat pengajuan usulan kegiatan masing-masing Desa/Kel atau antar desa ke Kecamatan.
Data Primer yang berasal dari survey lapangan, pengamatan langsung, wawancara, sensus, FGD dan lainya.
Sedangkan data sekunder berasal dari Monografi Desa, Hasil Sensul. Laporan kegiatan, proyek yang menyangkut dan berlokasi di desa/kel dimaksud, bukubuku dan data serta informasi lainya yang tertulis.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam pemetaan sosial disesuaikan dengan kebutuhan dan cara pemetaan dilakukan, misalnya Tape Recorder atau questionare untuk wawancara. Hasil pemetaan akan dituangkan dalam bentuk tulisan dan format-format tertentu yang didisain khusus sesuai dengan kebutuhan.
Desa/Kelurahan
Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan dilakukan di seluruh desa/kelurahan yang terdapat dalam sebuah kecamatan yang menjadi lokasi program P2SED.
Bagaimana Pemetaan Sosial Desa/Kel dilakukan?
IX
Langkah-Langkah dalam Melakukan Pemetaan Sosial Desa 1.
Perencanaan dan Persiapan Sebelum terjun kelapangan (desa/kel) untuk melakukan pemetaan maka setiap pelaku pemetaan harus melakukan persiapan-persiapan dan perencanaan yang baik agar pelaksanaan pemetaan dapat dilakukan sesuai dengan target, rencana dan hasil yang diharapkan. Beberapa persiapan yang mesti di perhitungkan dan dilakukan antara lain :
Annexes Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan
hal 3 dari 6
Rekrut dan Bentuk Tim Pemetaan yang dapat membantu saudara, yaitu FD dan beberapa relawan.
Annexes Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan
hal 4 dari 6
Buat perencanaan waktu, sasaran dan cara melaksanakan pemetaan secara bersama dengan Tim dan dapat diterapkan.
Pastikan Tim Saudara (FD dan Relawan) yang akan terlibat siap membantu dan melaksanakan tugasnya dengan baik.
Beri ”pelatihan” atau penjelasan dan contohcontoh cara melakukan pekerjaan bagi para FD dan Tim, seperti cara bertanya, menggali data mengisi format dan lainya.
2.
Buat perencanaan waktu, sasaran dan cara melaksanakan pemetaan secara bersama dengan Tim. Pastikan waktu yang disepakati dapat ditepati dan dilaksanakan Tim. Pastikan alat-alat dan prasarana yang dibutuhkan telah tersedia dan siap digunakan ( seperti format2, kuestionare, tape, tustel,dll). Lakukan konsolidasi sekali lagi sebelum Tim turun dan menyebar ke lapangan.
diperhatikan dan dilakukan dalam pelaksanaan pemetaan adalah :
Laksanakan pemetaan sesuai dengan yang direncanakan bersama dari yang paling mudah dahulu seperti mencari dan melihat kondisi data sekunder yang ada di desa (monografi desa).
Sesuaikan pelasaksanaan dengan kondisi lapangan, artinya mana yang bisa dilakukan itu dilakukan terlebih dahulu dan tidak mesti berurutan.
Gunakan seluruh sumber informasi dan data yang dapat diakses baik data primer maupun sekunder.
Perhatikan waktu yang tersedia dan sesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab lainya.
Buat catatan-catatan yang diperlukan untuk setiap kegiatan yang akan, telah dan sedang dikerjakan.
Pelaksanaan Pelaksanaan Pemetaan Sosial Desa/Kel yang dilakukan oleh sebuah Tim dengan FK sebagai penanggung jawab diusahakan dapat dijalankan dengan baik dan benar agar supaya tidak terjadi pengulangan pekerjaan. Oleh karena itu persiapan pelaksanaan kegiatan pemetaan akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemetaan. Apabila persiapan dirasakan telah memadai maka pelaksanaan kegiatan pemetaan dapat dilakukan. Beberapa hal yang mesti
Annexes Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan
hal 5 dari 6
Annexes Pemetaan Sosial Desa/Kelurahan
hal 6 dari 6
Pemetaan Sumber Daya Kabupaten/Kota (Resources Mapping)
I.
Apa itu P2SED ? P2SED adalah sebuah program pembangunan pemerintah yang dilaksanakan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat di daerah-daerah yang telah ditentukan.
II.
IV.
Apa saja yang perlu Pemetaan Sosial Kabupaten/Kota?
Mengapa Pemetaan Sosial Sumber Kabupaten/Kota perlu dilakukan ?
Daya
Pemetaan Sumber Daya Kabupaten/Kota dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data yang menyangkut kondisi dan situasi sosial desa/kel terkini. Informasi dan Data ini sangat diperlukan untuk masukan kepada masyarakat desa, kecamatan, kabupaten dan umum dalam melihat potensi desa/kel yang ada, kekurangannya, kebutuhan hingga permasalahanya. Informasi dan data hasil pemetaan ini juga sangat diperlukan untuk merencanakan pembangunan kab/kota dan didukung dengan informasi dan data potensi desa/kelurahan. Disamping
Annexes Pemetaan Sumberdaya Kabupaten
Hal 1 dari 6
dipetakan Sumber
dalam Daya
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam PemetaanSosial Sumber Daya Kabupaten/Kota untuk mendapatkan gambaran, data yang akurat, valid dan terkini tentang kondisi sosial, sumber daya yang ada dan tersedia dalam lingkup wilayah administratif kab/kota melalui cara-cara survey, wawancara, diskusi, sensus, pemetaan dan cara lainya adalah:
Apa yang di Maksud Pemetaan Sumber Daya Kabupaten/Kota? Pemetaan Sumber Daya Kabupaten/Kota adalah salah satu rangkaian kegiatan dalam program P2SED yang dilaksanakan di Kab/Kota dengan melakukan survey, pemetaan, wawancara, sensus, diskusi dan lainya untuk mendapatkan informasi dan data akurat dan valid dan terkini tentang kondisi sosial Kab/kota dan sumber daya yang ada.
III.
itu informasi dan data tentang sumber daya yang ada dapat dijadikan sebagai bahan usulan kegiatan dalam P2SED sekaligus sebagai data awal untuk membandingkan hasil kemajuan dan pelaksanaan kegiatan P2SED termasuk pembangunan lainya paska kegiatan.
Data yang berhubungan dengan kondisi penduduk (demografi) Kab/kota seperti: umur, jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian, (pekerjaan), sebaranya.
Data yang berhubungan dengan Jenis tempat tinggal penduduk dan propreti yang dimiliki seperti: jenis perumahan, sedang, sederhana, mewah, jumlah kendaraan umum, pribadi, jenis dan sebagainya.
Data yang berhubungan dengan jenis Struktur tanah, alam dan geografis seperti: jenis tanah, pertanian, sawah, ladang, pegunungan, pantai dan sebagainya.
Data yang berhubungan dengan Sumber Daya Alam Desa/Kelurahan seperti: Potensi Pertambangan, Potensi Hutan, Kayu, Potensi Perikanan, Potensi Wisata, Potensi Pertanian dan lain sebagainya.
Data yang berhubungan dengan hubungan kekerabatan, relasi sosial dan institusi yang ada di
Annexes Pemetaan Sumberdaya Kabupaten
Hal 2 dari 6
Desa/Kelurahan seperti : Jenis organisasi yang ada, jumlah organisasi, model organisasi, kebiasaan yang berlaku di masyarakat, kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat yang dilakukan secara berkala dan lain sebagainya.
V.
Data yang berhubungan dengan jenis prasarana yang menyangkut kepentingan masyarakat luas (public services) seperti : Jumlah panjang dan jenis jalan, fasilitas umum (MCK), jumlah rumah ibadah, sekolah, rumah sakit dan lainnya. Siapa yang harus melakukan Pemetaan Sosial Sumber Daya Kab/Kota? Pemetaan Sosial Sumber Daya Kab/Kota sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan perangkat Kab/Kota yang bersangkutan karena berhubungan dengan seluruh data dan informasi mengenai Kab/Kota tersebut. Biasanya data dan informasi menyangkut kondisi sosial Kab/Kotadapat dilihat dan tertuang dalam buku administratif Kab/Kota yang disebut monografi Kab/Kotaatau Profil Kab/Kota. Namun karena sering didapati kondisi data dan informasi yang kurang up to berbagai sebab maka Pemetaan Sosial date karena Kab/Kota dalam Program P2SED dilakukan oleh KM. Kab/Kota yang di bantu oleh masingmasing Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Desa/Kel, Perangkat Desa dan Orang Desa/kel yang berkenan.
VI.
VII.
Kapan Pemetaan Sosial Kab/Kota dilakukan ? Pemetaan Sosial Kab/Kota dilakukan sebelum kegiatan P2SED dilaksanakan khususnya sebelum diadakan Musrenbang Kab I yaitu pada saat pengajuan usulan kegiatan masing-masing Dinas, LSM, PT, Kecamatan ke Kab/Kota.
VIII.
Bagaimana dilakukan ?
Pemetaan
Sosial
Kab/Kota
Pemetaan Sosial Kab/Kota dilakukan dengan cara survey, wawancara, diskusi, pemetaan, FGD, PRA, land mapping dan lain sebagainya. Dalam melakukan Pemetaan Sosial Kab/Kota maka pelaku pemetaan menggunakan dua (2) sumber data dan informasi yaitu :
Data Primer yang berasal dari survey lapangan, pengamatan langsung, wawancara, sensus, FGD dan lainya.
Sedangkan data sekunder berasal dari Profil Kab/Kota, Hasil Sensul. Laporan kegiatan, proyek berlokasi di Kab/Kota dimaksud, buku-buku dan data serta informasi lainya yang tertulis.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam pemetaan sosial disesuaikan dengan kebutuhan dan cara pemetaan dilakukan, misalnya Tape Recorder atau questionare , teodolit, uji lab dan lainnya. Hasilnya akan dituangkan dalam bentuk tulisan dan formatformat tertentu yang didisain khusus sesuai dengan kebutuhan.
Dimana Pemetaan Sosial Kab/Kota dilakukan ? Pemetaan Sosial Kab/Kota di seluruh yang menjadi lokasi program P2SED.
Annexes Pemetaan Sumberdaya Kabupaten
Kab/Kota
Hal 3 dari 6
Annexes Pemetaan Sumberdaya Kabupaten
Hal 4 dari 6
Langkah-Langkah dalam Melakukan Pemetaan Sosial Kab/Kota 1.
Perencanaan dan Persiapan Sebelum terjun kelapangan untuk melakukan pemetaan maka setiap pelaku pemetaan harus melakukan persiapan-persiapan dan perencanaan yang baik agar pelaksanaan pemetaan dapat dilakukan sesuai dengan target, rencana dan hasil yang diharapkan. Beberapa persiapan yang mesti di perhitungkan dan dilakukan antara lain :
Rekrut dan Bentuk Tim Pemetaan yang dapat membantu saudara, yaitu , FK, FD dan beberapa relawan.
Buat perencanaan waktu, sasaran dan cara melaksanakan pemetaan secara bersama dengan Tim dan dapat diterapkan.
Pastikan Tim Saudara ( FK, FD dan Relawan) yang akan terlibat siap membantu dan melaksanakan tugasnya dengan baik.
2.
Pelaksanaan Pelaksanaan Pemetaan Sosial Kab/Kota yang dilakukan oleh sebuah Tim dengan KM kab/kota sebagai penanggung jawab diusahakan dapat dijalankan dengan baik dan benar agar supaya tidak terjadi pengulangan pekerjaan. Oleh karena itu persiapan pelaksanaan kegiatan pemetaan akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemetaan. Apabila persiapan dirasakan telah memadai maka pelaksanaan kegiatan pemetaan dapat dilakukan. Beberapa hal yang mesti diperhatikan dan dilakukan dalam pelaksanaan pemetaan adalah :
Laksanakan pemetaan sesuai dengan yang direncanakan bersama dari yang paling mudah dahulu seperti mencari dan melihat kondisi data sekunder yang ada di Kab/Kota (kab/kota dalam angka, profil dll).
Beri ”pelatihan” atau penjelasan dan contohcontoh cara melakukan pekerjaan bagi para FK, FD dan Tim, seperti cara bertanya, menggali data mengisi format dan lainya.
Sesuaikan pelasaksanaan dengan kondisi lapangan, artinya mana yang bisa dilakukan itu dilakukan terlebih dahulu dan tidak mesti berurutan.
Buat perencanaan waktu, sasaran dan cara melaksanakan pemetaan secara bersama dengan Tim.
Gunakan seluruh sumber informasi dan data yang dapat diakses baik data primer maupun sekunder.
Pastikan waktu yang disepakati dapat ditepati dan dilaksanakan Tim.
Pastikan alat-alat dan prasarana yang dibutuhkan telah tersedia dan siap digunakan ( seperti format2, kuestionare, tape, tustel,dll).
Perhatikan waktu yang tersedia dan sesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab lainya.
Buat catatan-catatan yang diperlukan untuk setiap kegiatan yang akan, telah dan sedang dikerjakan.
Lakukan konsolidasi sekali lagi sebelum Tim turun dan menyebar ke lapangan.
Annexes Pemetaan Sumberdaya Kabupaten
Hal 5 dari 6
Annexes Pemetaan Sumberdaya Kabupaten
Hal 6 dari 6
Peran Pemuda Dalam Program Pemulihan Sosial Ekonomi Daerah (P2SED)
terlibat sebagai pelaku konflik, di sisi lain pada saat damai pemuda jugalah yang paling aktif melakukan kegiatan rekonsiliasi.
TUJUAN LATAR BELAKANG Populasi pemuda yang merupakan segmen dari penduduk mempunyai posisi yang sangat strategis dalam konteks pembangunan sumber daya manusia. Mereka adalah agen perubahan sosial masa depan yang masih berpotensi untuk dilakukan peningkatan kualitasnya baik melalui pendidikan maupun pelatihan. Fakta sosial menunjukkan bahwa keberadaan mereka kurang beruntung, antara lain karena telah mengalami dampak negatif akibat konflik sosial. Pemuda di daerah konflik atau pasca konflik masih mengalami gangguan psikologis karena perasaan damai belum hilang disamping itu belum optimalnya upaya dari pemerintah daerah untuk menggarap maslah pemuda sebagai sebuah hal yang penting dan perlu. Dalam P2SED ini, pemuda merupakan unsur yang penting untuk membangun rekonsiliasi dan perdamaian antara pihak-pihak yang bertikai dan mereka juga merupakan kelompok yang rentan terhadap kemungkinan munculnya konflik baru. Program Pemulihan Sosial Ekonomi Daerah (P2SED) secara umum bertujuan untuk meletakkan pijakan dan memberikan dukungan dalam pelaksanaan strategi pembangunan social ekonomi daerah berdasarkan pemberdayaan dan keswadayaan masyarakat, serta diarahkan pada peningkatan kapasitas pemerintah daerah, lembaga social kemasyarakatan dan masyarakat di daerah-daerah yang membutuhkan pemulihan social ekonomi di daerah-daerah yang terkena konflik maupun terkena dampak konflik. P2SED memberikan perhatian khusus kepada pemuda dengan mengalokasikan 5% dari dana bantuan untuk kegiatan pemuda. Perhatian khusus tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa pemuda memiliki posisi strategis di wilayah konflik pada saat atau sesudah konflik. Pada saat konflik, pemuda yang lebih banyak Annexes Pedoman Pemuda
Hal 1 dari 4
Mendorong peran aktif pemuda untuk berpartisipasi ke dalam menjaga perdamaian dan kegiatan rekonsiliasi melalui interaksi yang lebih intensif antara komunitas yang terlibat konflik. Membantu pemuda agar memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber dana dan sumber daya di pemerintahan daerah. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan rekonsiliasi yang diprakarsai oleh pemuda di bidang olah raga, social, seni/budaya dan ekonomi Memperkuat kelompok pemuda yang sudah ada dengan menyediakan manajemen training dan bantuan pendanaan.
Ruang Lingkup Kegiatan Pemuda Dalam P2SED Musyawarah Pemuda di Tingkat Desa I : Melakukan penetapan wakil pemuda desa untuk diutus ke Musyawarah pemuda tingkat kecamatan. Jumlah wakil perdesa 2 orang( 1 perempuan, 1 laki-laki) Melakukan identifikasi kebutuhan kegiatan pemuda tingkat desa Menetapkan usulan kegiatan pemuda tingkat desa yang akan diusulkan ke Musrenbangdes. Musyawarah Pemuda I dilaksanakan setelah pelatihan FD/Fkel yang bertujuan untuk desiminasi P2 SED bagi kelompok pemuda atau merupakan ajang persiapan.
Annexes Pedoman Pemuda
Hal 2 dari 4
Musyawarah Pemuda Tingkat II dihadiri oleh wakil-wakil pemuda yang telah dipilih melalui Musyawarah Pemuda I. MP II bertugas mengidentifikasi lebih jauh kebutuhan pemuda untuk rekonsiliasi dan menyusun proposal. MP II dilaksanakan sebelum verifikasi oleh Musrenbangdes II. Disamping itu MP II juga bertujuan untuk membahas dan menetapkan usulan pemuda. Usulan yang disetujui oleh Musyawarah Pemuda kemudian diajukan ke MAD II untuk di rangking. Proses selanjutnya mengikuti prosedur umum pelaksanaan P2SED. Musyawarah Pemuda III dilakukan setelah Musyawarah antar Desa III. Musyawarah ini memiliki mandat untuk membentuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan merencanakan secara rinci pelaksanaan proposal-proposal yang telah disetujui untuk didanai dari dana kecamatan. Anggota TPK berasal dari peserta yang hadir di dalam Musyawarah Pemuda. TPK memiliki mandat untuk melaksanakan kegiatan pemuda yang berasal dari usulan musyawarah pemuda.
3.
Untuk mengurangi segregasi sosial karena jarak, perlu diutamakan proposal yang menekankan pada upaya menjembatani interaksi pemuda lintas komunitas dan wilayah
4.
Mengutamakan pemberdayaan terhadap kelompok yang sudah ada.
5.
Menghindari proposal-proposal yang justru dapat meningkatkan potensi konflik karena SARA.
Wakil-wakil pemuda (tokoh pemuda) yang duduk di Musyawarah Pemuda merupakan hasil dari konsultasi publik yang dilakukan oleh Fasilitator Kecamatan. Konsultasi publik dilakukan setelah MAD I dan MD I. FK melakukan konsultasi publik dengan tokoh formal (Kepala Desa, Camat), tokoh masyarakat, tokoh pemuda, organisasi kepemudaan dan LSM di wilayah setempat untuk mendapatkan list tokoh pemuda yang akan diundang ke musyawarah pemuda. Dasar pemilihan wakil tokoh pemuda adalah wilayah (Dusun/Desa). Hal ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih keterwakilan karena begitu banyaknya kelompok pemuda.
Musyawarah Pemuda di Tingkat Kecamatan : Musyawarah Pemuda Tingkat Kecamatan beranggotakan wakil-wakil pemuda dari seluruh desa di kecamatan yang bersangkutan. Forum yang berada di tingkat kecamatan ini bertugas mengidentifikasikan kebutuhan pemuda, menetapkan kriteria proposal yang dapat didanai,meverifikasi dan menyeleksi proposal yang akan diajukan ke forum MAD II untuk di-ranking dan membentuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Jumlah proposal yang disetujui oleh Musyawarah Pemuda disesuaikan antara alokasi dana dengan kebutuhan dan proposal yang diterima.
Jenis Kegiatan Partisipatif Pemuda Untuk membangun rekonsiliasi dan perdamaian khususnya di kalangan pemuda di daerah pasca konflik dan terutama di daerah lokasi sasaran P2SED maka ada beberapa jenis kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai sebuah jembatan penghubung bagi terciptanya rekonsiliasi dikalangan pemudanya, yaitu antara lain : Kesenian (musik atau panggung hiburan), olah raga (sepak bola atau volly) atau juga kerja bakti antar desa. Atau bila dimungkinkan dengan melakukan perkawinan antar komunitas.
Ada 5 Kriteria Umum Proposal Pemuda Yang Dapat Didanai 1.
Proposal dapat berupa usulan kegiatan olah raga, seni/budaya, ekonomi, kegiatan sosial.
2.
Usulan kegiatan menitikberatkan pada upaya mendorong interaksi positif antara komunitas pemuda dan umum yang pernah terlibat konflik (lintas komunitas, desa dan kecamatan)
Annexes Pedoman Pemuda
Hal 3 dari 4
PENDANAAN Alokasi dana untuk membiayai usulan kegiatan pemuda sebesar 5% dari alokasi dana hibah kecamatan.
Annexes Pedoman Pemuda
Hal 4 dari 4
PEDOMAN PEMBERDAYAAN IBU DAN JANDA KORBAN KONFLIK (BIJAK)- P2SED
A. LATAR BELAKANG Struktur masyarakat Indonesia yang sangat mejemuk sangat potensial memunculkan konflik. Secara historis, berbagai konflik yang bersumber dari rasa kesukuan, faktor ekonomi, stagnasi yang bercampur dengan pengaruh kolonial pernah terjadi dan mengancam kedaulatan Indonesia. Dalam masa pemerintahan terdahulu, konflik merupakan fenomena yang laten. Hal ini terjadi karena gejala konflik dalam masyarakat cenderung dikelola dengan pendekatan keamanan yang menggunakan pola-pola represif yang diikuti dengan pemberian konsesi ekonomi sehingga persoalan-persoalan yang menjadi akar konflik kemudian teredusir dan tersimpan laten dalam masyarakat dibawah kendali negara yang sangat kuat dan dominan. Secara umum pergolakan dan pertikaian massal yang terjadi di berbagai wilayah pada dasarnya bersumber pada akumulasi kekecewaan rakyat di daerah terhadap arah dan kecenderungan pembangunan yang kurang melibatkan peran masyarakat lokal serta mengabaikan rasa keadilan masyarakat lokal. Karena dinamika konflik antara satu daerah dengan lainnya memiliki nuansa yang berbeda dan akar penyebab yang relatif bervariasi, maka diperlukan kepekaan terhadap dinamika dan konteks spesifik-lokal itu dalam menentukan langkah intervensi yang akan ditempuh oleh pemerintah. Salah satu kelompok masyarakat yang paling menderita dikarenakan konflik adalah perempuan, khususnya perempuan kepala keluarga. Jumlah kepala rumah tangga perempuan di Indonesia, baik sebagai janda maupun perempuan lajang berusia 45-59 tahun, saat ini terus meningkat. Data tahun 1999' Annexes Pedoman Janda
menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang dikepalai perempuan mencapai 13.2%. Tingkat perceraian yang relatif tinggi mencapai 12% merupakan salah satu penyebab kondisi ini. Selain itu, migrasi laki-laki dari pedesaan dan konflik berkepanjangan di wilayah tertentu yang menyebabkan terbunuhnya kaum laki-laki meninggalkan beban keluarga pada perempuan1. Perempuan kepala keluarga tidak hanya menanggung beban atas dirinya, tetapi juga anggota keluarga lainnya. Perwakilan keluarga yang dikepalai oleh perempuan cenderung diberikan kepada anak laki-laki atau keluarga dekat laki-laki lainnya. Akibatnya, daya tawar perempuan kepala rumah tangga di sebagian besar wilayah Indonesia pada umumnya lemah. Perempuan kepala rumah tangga mudah termarginalisasikan ketika mengakses pelbagai sumberdaya, termasuk sumberdaya pembangunan yang diarahkan secara khusus untuk penanggulangan dampak konflik. Akibat dari ketidakberdayaan perempuan kepala keluarga adalah keadaan rumah tangga mereka umumnya relatif lebih miskin dibandingkan rumah tangga yang dikepalai laki-laki. Sementara itu, pelbagai proyek pembangunan pemerintah yang diarahkan untuk penanggulangan konflik belum sepenuhnya mampu menjangkau rumah tangga yang dikepalai perempuan, khususnya perempuan kepala keluarga korban konflik. Penyebabnya, pelbagai kendala baik yang sifatnya teknis seperti kurangnya penguasaan terhadap metode pengorganisasian rakyat khususnya perempuan maupun kendala struktural yaitu rendahnya posisi perempuan kepala keluarga dalam struktur sosial masyarakat. Berdasarkan pengalaman tersebut, dikembangkanlah Program
1. Indikator sosial gender – Biro Pusat Statistik, 2000
Hal 1 dari 10
Page 1 of Pedoman 10 Annexes Janda
Hal 2 dari 10
Pemberdayaan Ibu dan Janda Korban Konflik (BIJAK) dalam Program Pemulihan Sosial Ekonomi Daerah (P2SED) ini. B. TUJUAN Secara umum program ini bertujuan memperkuat posisi tawar ibu dan janda (perempuan kepala keluarga) korban konflik yang berada di lokasi P2SED agar memiliki posisi dan status sosial yang setara dengan anggota masyarakat lain serta terlibat dalam proses pengambilan keputusan di pelbagai tingkatan, sehingga memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya yang ada, termasuk sumberdaya P2SED. Secara khusus tujuan program ini adalah: •
Memfasilitasi perempuan mengorganisir dirinya.
•
Memfasilitasi perempuan kepala keluarga untuk mengakses pelbagai sumberdaya
•
Memfasilitasi perempuan kepala keluarga untuk mampu terlibat dalam proses pengambilan keputusan di pelbagai tingkatan.
•
Mendokumentasikan proses pengorganisasian perempuan kepala keluarga
kepala
keluarga
untuk
C. STRATEGI PROGRAM Ketidakberdayaan ibu dan janda (perempuan kepala keluarga) korban konflik secara hakiki bersifat multidimensional karena menyentuh segala aspek kehidupan baik bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Selain itu, juga bersifat kontekstual dan dinamis karena ketidakberdayaan tersebut berubah secara historis dalam konteks kehidupan masyarakat tertentu. Keadaan saling pengaruh antara berbagai aspek yang melingkupi ketidakberdayaan tersebut yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung, dan merupakan sebuah lingkaran yang sulit
Annexes Pedoman Janda
Hal 3 dari 10
dicari ujungnya karena jalinan/kelindan sebab akibat yang tak berkesudahan. Langkah strategis yang dipilih dalam Bijak untuk mematahkan lingkaran persoalan ibu dan janda korban konflik adalah mengoperasionalisasikan Bijak sesuai dengan situasi dan kondisi lokal dan dikembangkan dalam hidup keseharian ibu dan janda itu sendiri. Titik tolaknya adalah penempatan perempuan kepala keluarga sebagai subjek otonom yang menjadi pusat gerakan. Mereka menjadi jangkar dari tatanan antar hubungan, baik itu hubungan dengan dirinya sendiri, hubungan dengan anggota komunitas, maupun juga relasi-relasi kesadaran (aspek kognitif) subjek dengan tatanan sosialnya, maupun relasi-relasi material (aspek instrumental) antara subjek dengan alamnya. Partisipasi subjek di dalam proses pemberdayaan dirinya sendiri pada hakikatnya terkait erat dengan perubahan pola pikir. Tipifikasi perempuan dalam domain kekuasaan patriarki, secara niscaya melahirkan sebuah kesadaran sosial yang dimistifikasikan sehingga menyebabkan ketidaktahuan kelompok perempuan korban konflik terhadap akar-akar ketidakberdayaan yang membelitnya. Counter hegemonic project sebagai strategi dekonstruksi atas realitas dominasi patriarki maupun struktur-struktur kekuasaan lainnya yang tidak adil merupakan prasyarat bagi penumbuhan kesadaran kritis. Kesadaran kritis ini dibutuhkan kaum perempuan korban konflik untuk melacak secara historis akar-akar ketidakberdayaan, mendiskripsikan ketidakberdayaan yang dialaminya serta menetapkan kepentingan-kepentingannya dalam rangka membebaskan diri dari situasi ketidakberdayaan. Strategi program yang Bijak dalam rangka menumbuhkan kesadaran kritis tersebut adalah analisis sosial. Perempuan korban konflik itu sendiri menjadi subjek penganalisis dan sekaligus objek analisis sosial. Dengan demikian, analisis sosial menjadi bagian dari proses learning by capacity dan learning by doing (belajar memperkaya kapasitas pengetahuan sekaligus belajar meningkatkan ketrampilan melalui beragam tindakan relevan).
Annexes Pedoman Janda
Hal 4 dari 10
Proses pembelajaran sosial perempuan korban konflik merupakan lingkaran refleksi-aksi yang diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan akan otonomi diri sehingga perempuan korban konflik tersebut berani memecahkan sendiri apa yang menjadi masalahnya sekaligus mempertanggungjawabkannya (akuntobilitas sosial). Untuk semua itu, Bijak yang merupakan salah satu sub komponen dalam program P2SED tidak hanya mendorong munculnya perubahan pola pikir, tetapi juga perubahan pola tindakan. Bijak diarahkan untuk mengubah pola tindakan perempuan kepala keluarga korban konflik, dari penonton pembangunan menjadi "aktor" gerakan sosial. Mereka menentukan tujuannya sendiri, menguasai sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi hidupnya sendiri. Perempuan korban konflik berjuang untuk memperoleh dan memiliki akses terhadap beragam sumberdaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup. Misalnya: ruang-ruang kehidupan baik wilayah fisikal maupun imajiner, waktu senggang, pengetahuan dan ketrampifan, informasi yang memadai, organisasi sosial, jaringan kerja sosial, alat-alat produksi dan sumberdaya finansial. Kunci keberhasilan Bijak terletak pada terciptanya kemandirian dan kebebasan ibu dan janda korban konflik dalam berjuang mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya. Dengan demikian, Bijak menjadi bagian dari program P2SED yang di di peruntukkan bagi ibu dan janda korban konflik dalam rangka mengakses beragam sumberdaya. Bijak dioperasionalisikan secara fleksibel dengan membebaskan perempuan kepala keluarga korban konflik untuk menentukan sendiri kegiatankegiatannya sesuai dengan situasi lokal. Namun demikian, perjuangan kaum perempuan korban konflik ini bukan tindakan spontan, parsial bahkan individual yang berjalan sendiri-sendiri. Bijak mensyaratkan adanya tindakan kolektif melalui organisasi sosial maupun jaringan kerja sosia) dalam kerangka tatanan masyarakat demokratis. Untuk itu, dalam pelaksanaan Bijak diterapkan strategi pengorganisasian Annexes Pedoman Janda
Hal 5 dari 10
masyarakat atau community organizing (CO) sebagaimana disyaratkan di dalam Petunjuk Teknis Pelaksanan (PTP) Program P2SED. Bijak tidak berhenti pada persoalan-persoalan lokal yang murni bersifat publik. Bijak juga mendorong tumbuhnya peran aktif pemerintah khususnya melalui pelayanan publik yang mempermudah perempuan korban konflik mengakses sumberdaya yang dibutuhkannya, maupun melalui pengembangan pelbagai peraturan yang melindungi kepentingan perempuan korban konflik. Bijak merupakan sebuah sub komponen dari Program Pemulihan Sosial Ekonomi Daerah (P2SED) yang bersifat berkesinambungan, dengan tekanan pada penempatan Bijak sebagai proses stimulasi atas terjadinya proses-proses sosial pada konteks tertentu dan pelembagaan proses-proses sosial tersebut. Stimulasi proses-proses sosial dilakukan dengan memberikan bantuan dana maupun bantuan tenaga pendamping masyarakat. Dana bantuan Bijak digunakan untuk membiayai kegiatan perempuan korban konflik, meliputi: o
sub-proyek investasi infrastruktur,
o
sub-proyek pengadaan sumber mata pencaharian,
o
sub-proyek pengadaan beasiswa dan biaya sekolah bagi anggota keluarga perempuan korban konflik,
o
pengadaan pangan bagi perempuan korban konflik
keluarga
yang
dikepalai
Prosedur pencairan dana P2SED kepada kelompok-kelompok perempuan korban konflik peserta Bijak diatur sebagaimana prosedur Pendanaan P2SED. D. LINGKUP KEGIATAN •
Pengidentifikasian kebutuhan;
Annexes Pedoman Janda
masalah,
potensi
dan
Hal 6 dari 10
Rencana kegiatan yang akan dikembangkan dalam Bijak harus sesuai dengan kondisi, masalah dan kebutuhan perempuan korban konflik atau sesuai dengan aturan yang terdapat dalam program P2SED.. Untuk itu pada tahap awal pelaksanaan Bijak harus dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan sebagai acuan dalam merencanakan kegiatan. • Penumbuhan kelompok-kelompok basis Pengorganisasian masyarakat (community organizing) dalam Bijak diwujudkan melalui pengembangan kelompokkelompok basis, beserta kader-kader lokal yang bersifat permanen. • Pengembangan kader lokal Pengembangan kader lokal sangat penting untuk kesinambungan kegiatan proyek. Karena para pemimpin lokal itu yang akan memimpin untuk melanjutkan kegiatan bila proyek telah berakhir. Pengembangan kepemimpinan perempuan harus disiapkan sejak awal, karena ada tantangan budaya yang masih menghambat perempuan menjadi pemimpin. Oleh sebab itu program harus mentransfer secara bertahap keterampilan dan informasi yang diperlukan kepada para kader lokal. • Perencanaan kegiatan kelompok Para ibu dan janda korban konflik yang tergabung dalam kelompok-kelompok basis akan merencanakan secara mandiri kegiatan Bijak sesuai dengan permasalahan, kebutuhan, kemampuan dan potensi yang ada. Kegiatan yang dipilih oleh setiap kelompok basis bersifat terbuka, dengan syarat tidak melanggar daftar negatif dalam program P2SED. • Pelatihan Kegiatan yang dikembangkan sebagai konsekuensi penempatan Bijak dalam kerangka proses belajar sosial adalah pelatihan, baik sebagai upaya pengembangan Annexes Pedoman Janda
Hal 7 dari 10
kapasitas pengetahuan maupun peningkatan ketrampilan. Pelatihan-pelatihan Bijak meliputi: pelatihan keterampilan teknis, pelatihan keterampilan manajerial, pelatihan pengembangan diri dan kemandirian. • Penanganan persoalan khusus Ketidakberdayaan perempuan korban konflik di setiap lokasi P2SED memiliki latar belakangnya sendiri-sendiri, misalnya: trauma kekerasan paska konflik etnik atau agama dan pengambilalihan aset produksi secara paksa sebagai dampak konflik. Lingkup kegiatan ini antara lain trauma counseling dan bantuan khusus bagi perempuan korban konflik akibat kekerasan antar etnis dan agama. Selain itu, persoalan seperti upaya memperoleh hak penguasaan tanah dan kekayaan lainnya juga akan difasilitasi melalui program ini. • Pengembangan jaringan/kemitraan Pengembangan jaringan/kemitraan sangat penting untuk membangun kekuatan yang lebih besar terutama dalam memperkuat posisi tawar perempuan korban konflik. Pengembangan jaringan/kemitraan dapat dilakukan untuk beberapa hal antara lain jaringan informasi, pemasaran, bahan baku maupun untuk keperluan advokasi kebijakan yang mendukung perempuan korban konflik. • Pelembagaan Bijak Jaminan kesinambungan Bijak terletak pada terlembagakannya sistem dan mekanisme Program P2SED. Karena Proses Bijak mengikuti siklus P2SED, maka proses Bijak akan berjalan efektif jikalau dalam proses implementasi Bijak diwujudkan dengan pendekatan keswadayaan, partisipasitif, demokratis, egaliter, gotong royong (kerjasama) sebagaimana di syaratkan oleh program P2SED., • Pengembangan kemandirian kelompok
Annexes Pedoman Janda
Hal 8 dari 10
Kesinambungan Bijak juga tergantung dari berkembangnya kemandirian kelompok basis. Kemandirian kelompok harus dikembangkan sejak tahun pertama pelaksanaan Bijak, sampai dengan tahun ketiga pada saat proyek P2SED mencapai closing date. • Bantuan pendampingan Kegiatan pendamping dalam Bijak merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan tenaga pendamping lapangan selama pelaksanaan program. Kegiatan pendamping sangat diperlukan baik oleh masyarakat penerima program maupun oleh tenaga pendamping lapangan. Ada beberapa manfaat pendampingan antara lain: untuk menyampaikan informasi, menggali permasalahan dan kebutuhan, mencari solusi. Selain itu, juga untuk mempererat komunikasi, membangun rasa saling percaya, serta proses belajar bersama masyarakat dan Fasilitator Desa (FD). • Bantuan dana Proses Bijak digerakkan dengan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) atau dana khusus perempuan sebesar 3% yang berada di Kecamatan maupun Kabupaten/Kota. Dana bantuan Bijak pada hakikatnya merupakan hibah kepada kelompok-kelompok ibu dan janda (Perempuan kepala keluarga) korban konflik. Dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai semua kegiatan kelompok basis yang tidak bertentangan dengan daftar kegiatan yang dilarang (negative list) oleh program P2SED. • Pendokumentasian Seluruh kegiatan Bijak akan didokumentasikan dengan menggunakan pelbagai media komunikasi yang di gunakan dalam program P2SED. Dokumentasi Bijak ini ditujukan untuk mengkampanyekan Bijak dan juga memberikan input balik kepada kelompok-kelompok basis tentang proses Bijak yang sudah mereka jalankan.
Annexes Pedoman Janda
Hal 9 dari 10
E. PARTISIPAN PROGRAM Partisipan utama Bijak adalah ibu dan janda, khususnya perempuan kepala keluarga korban konflik. Perempuan kepala keluarga korban konflik artinya perempuan yang menjadi tumpuan utama keberlangsungan hidup keluarganya, baik ada atau tanpa anggota keluarga laki-laki dalam keluarga dikarenakan suaminya meninggal akibat konflik baik etnis maupun agama yang berada di daerah tujuan/sasaran program P2SED. F. PROSEDUR PELAKSANAAN BIJAK DALAM P2SED Pelaksanaan Bijak dalam P2SED dilakukan melalui musyawarah khusus perempuan dihadiri khusus oleh kelompok perempuan saja difasilitasi oleh FD dan aparat Pemerintah Desa/Kelurahan setempat. Kegiatan ini dilakukan sebelum pelaksanaan Musrenbang Desa/Kelurahan II. Musyawarah khusus perempuan dilakukan dalam rangka membahas gagasangagasan dari kelompok perempuan dan menetapkan usulan kegiatan yang merupakan aspirasi khusus dari kelompok perempuan sebagai bagian usulan desa/kelurahan. Usulan hasil musyawarah tersebut selanjutnya dilaporkan ke forum Musrenbang Desa/Kelurahan II untuk disyahkan sebagai usulan khusus perempuan di Musrenbang Kecamatan Kedua. Hasil yang diharapkan melalui pertemuan ini adalah: (i)
Pembahasan dan penetapan usulan kegiatan yang merupakan aspirasi kelompok perempuan.
(ii)
Memilih 5 (lima) orang wakil perempuan yang akan hadir di Musrenbang Desa/Kelurahan Kedua dan Musrenbang Kecamatan Kedua.
Annexes Pedoman Janda
Hal 10 dari 10
SURVEY KESEHATAN
Lampiran 1
Seorang fasilitator tidak boleh:
Fasilitator
Apa sih fasilitator itu?
Hal yang panting dan harus selalu diingat adalah bahwa seorang fasilitator bukanlah guru ! Peran seorang fasilitator adalah "Memandu dan membantu suatu kelompok untuk
mencari dan menemukan sesuatu".
Dengan menggunakan berbagai alat bantu (tools) seorang fasilitator dapat membantu kelompok dalam :
Mengenali masalah-masalah yang penting yang dialami oleh kelompok. Menganalisa masalah masalah tersebut. Mencari cara-cara dan kemungkinan mengatasinya.
Annexes Survey Kesehatan
Memilih opsi-opsi (memilih dari sejumlah pilihan yang memungkinkan) yang paling sesuai. Mengembangkan dan membuat perencanaan pelaksanaan atas opsi yang telah mereka sepakati bersama. Melaksanakan kegiatan yang telah mereka rencanakan. Memonitor dan mengevaluasi atas kegiatan kegiatan yang telah mereka lakukan.
Memberikan pendapat sendiri. Mengarahkan kelompok yang difasilitasi. Menyuntikkan informasi karena seorang fasilitator harus membiarkan kelompok menemukannya sendiri. Memberi nasihat atau mengusulkan apa yang harus dilakukan oleh kelompok. Mengira-ngira atau menduga-duga tentang tanggapan yang bakal diterima atas suatu kegiatan. Memperbaiki kekeliruan kelompok.
Jika kita sebagai seorang fasilitator memberikan informasi dari luar selarna tahap identifikasi masalah awal, maka fasilitator akan beresiko untuk mengarahkan kelompok. Akan tetapi dapat dibuat pengecualian yaitu bila kelompok atau peserta secara jelas menanyakan informasi teknis yang spesifik agar mereka dapat melanjutkan diskusi atau jika informasi tersebut tidak benar. Kasus seperti ini mungkin terjadi selarna tahap analisis atau perencanaan. Sebagai seorang fasilitator dengan menggunakan pendekatan partisipatori tidak berarti mengurangi peran sebagai seorang fasilitator. Yang perlu dilakukan oleh seorang fasilitator adalah memberikan dorongan dan stimulan agar semua anggota masyarakat yang hadir berkeinginan dan berkemauan untuk melibatkan diri dalam proses. Seorang fasilitator juga harus dapat dan berusaha untuk menciptakan suatu kondisi dimana masyarakat dapat menemukan informasi yang mereka perlukan melalui upaya mereka sendiri. Dengan demikian,
Hal 1 dari 106 Annexes Survey Kesehatan
Hal 2 dari 106
para peserta akan mengembangkan rasa percaya diri dan keyakinan bahwa mereka dapat melakukan sesuatu. Hal ini sangat penting dan diperlukan untuk mereka agar dapat menganalisis masalah dan mencari jalan keluarnya Seorang fasilitator bukanlah seorang pemimpin yang mengarahkan dan membawa masyarakat ke tujuan yang baik menurutnya (menurut fasilitator). Akan tetapi fasilitator hanya membantu kelompok yang difasilitasi agar lebih mengerti akan situasi yang kini tengah membelenggu mereka, dan mengumpulkan informasi yang masuk diakal mereka demi untuk memperbaiki situasi tersebut. Hal ini penting karena satu-satunya penyelesaian yang paling sesuai adalah yang dihasilkan dan disepakati oleh kelompok itu. Sebagai orang luar, fasilitator tidak akan dapat menyelami situasi mereka sebagaimana yang mereka rasakan. Dengan alasan ini, masukan yang berasal dan mereka sendiri adalah lebih penting dari pikiran dan perasaan fasilitator. Kelompok sendirilah yang akan menjawab pertanyaan pertanyaan dari masyarakat luas dan mengutarakan alasan-alasan atas keputusan yang mereka ambil dan sepakati. Sebagai catatan akhir jangan sepelekan potensi yang belum pernah disadap yang tersembunyi di dalam diri para peserta dan tetaplah beri mereka peluang untuk membuat kejutan bagi diri mereka sendiri dan juga bagi si fasilitator. Hal yang fasilitator:
penting
untuk
diingat
oleh
seorang
Semua peserta adalah sama derajatnya dan sama pentingnya. Kegiatan kegiatan dalam suatu pendekatan partisipatori dikembangkan sedemikian rupa sehingga partisipasi yang datang dan setiap anggota kelompok diperlakukan sama pentingnya. Selain cara pada itu seorang fasilitator harus membawakan diri sebagai sejawat yang sama tingkatannya dengan mereka. Dengan demikian, fasilitator tidak boleh mengenalkan diri sebagai tokoh yang mempunyai kekuasaan besar. Informasi harus dapat mengalir dari
Annexes Survey Kesehatan
Hal 3 dari 106
fasilitator ke peserta dan dari peserta ke fasilitator. Dengan saling memberi dan menerima informasi, fasilitator dan kelompok akan tetap berada dalam tingkatan yang sama. Disinj jelas, bahwa kemampuan mendengarkan adalah suatu hal yang sangat penting.
Tidak ada satu jawaban-pun yang mutlak benar.
Kegiatan dengan pendekatan partisipatori sifatnya terbuka. Artinya sernua ide adalah sah dan diterima dan tidak mengenal satu hasil atau jawban yang paling benar. Keputusan yang diambil oleh kelompok mencerminkan sesuatu yang benar bagi kelompok sehingga kelompok tersebut bersedia mempertahankannya.
Menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung. Jika tujuannya adalah untuk mencapai
kesepakatan mengenai prioritas kegiatan, atau perencanaan untuk memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat, para peserta harus dapat bekerja sama dengan baik. Oleh sebab itu sesi partisipatif harus dimulai dari kegiatan yang menyenangkan, sesuatu yang bisa mencairkan es kebekuan dan menggantinya dengan suasana yang dapat membuat orang tertawa. Fasilitator harus dapat menjaga suasana santai sepanjang masa proses perencanaan. Di berbagai budaya terdapat permainan-permainan dan nyanyian-nyanyian yang bisa digunakan untuk menggugah semangat kelompok.
Bagaimana mengatasi orang yang mempunyai watak dominan. Walaupun pendekatan partisipatori dirancang
khusus untuk merangsang partisipasi penuh, dan membuat sulit bagi peserta dengan kepribadian kuat untuk mendominasi. Namun demikian selalu ada saja proses kerja kelompok menjadi berhenti karena ada seorang anggota yang ingin menguasai jalan pikiran kelompok. Jika ini terjadi, carilah keterangan apakah orang tersebut memang telah diangkat sebagai pemimpin kelompok mereka, atau hanya seorang pesaing atau seorang yang agresif yang tidak mempunyai pengaruh di kelompok itu. Pesaing atau
Annexes Survey Kesehatan
Hal 4 dari 106
orang agresif itu dapat dibawa ke samping dan diyakinkan akan pentingnya kerja kelompok, atau mereka diberi tugas-tugas tertentu agar selalu sibuk sementara kerja kelompok berjalan terus. Jika orang tersebut adalah pemimpin masyarakat, dekati mereka secara resmi atau secara pribadi sejak awal proses perencanaan tersebut, jelaskan kepada mereka proses yang dikehandaki, dan coba mintakan dukungannya. Mudah-mudahan kita dapat meyakinkannya dan anggota masyarakat dapat berpartisipasi secara setara untuk menghasilkan pengembangan kepribadian dan perbaikan untuk sennua.
Fasilitator yang baik
Sikap dan Perilaku Fasilitator yang baik Fasilitator yang baik
Keterangan
Bersikap sabar
Aspek utama partisipatori adalah proses belaiar. Jika kurang sabar melihat proses yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita telah mengambil alih kesempatan belajar masyarakat Karena pelaku utama di dalarn kegiatan partisipatori adalah masyarakat, maka kita lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar. Hanya dengan
Mendengarkan mendominasi
dan
tidak
Menghargai dan Rendah Hati
Annexes Survey Kesehatan
Cara
masyarakat
Mau belajar
menghargai adalah Hal 5 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Keterangan dengan menuniukkan minat yang sungguhsungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Penghargaan itu bukan hanya kepada kepribadian orang per orang, namun juga kepada masyarakat secara keseluruhan. Kita sebagai orang luar sering menganggap keadaan masyarakat miskin, serba ketinggalan, sehingga sikap rendah hati perlu kita sadari. Seorang fasilitator pendekatan partisipatori perlu memiliki semangat belajar. Banyak hal yang bias dipelajari di dalam suatu masyarakat, baik itu adat istiadatnya, tata nilai, dan hukum tradisional yang berlaku, teknologi lokal, serta semua bagian dari perkembangan masyarakat tersebut. Kita tidak dapat bekerja sama dengan masyarakat apabila tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka. Seringkali,orang luar menganggap masyarakat Hal 6 dari 106
Fasilitator yang baik
Bersikap sederajat
Bersikap akrab dan melebur Annexes Survey Kesehatan
Keterangan
Fasilitator yang baik
yang serba ketinggalanlah yang perlu belajar, padahal kita bisa juga belajar mengenai 'mengapa' suatu masyarakat mengalami ketinggalan, bagaimana cara mereka menghadapi keadaan tersebut, dlsb. Seringkali kita membandingkan keadaan masyarakat miskin dengan lingkungan lain yang dianggap lebih maju. Hal itu perlu dihindari dengan mengembangkan sikap kesederajatan agar kita diterima sebagai teman atau ‘mitra kerja’ oleh masyarakat. Sebaiknya kita menghindari adanya ‘benteng' perbedaan antara orang luar dan masyarakat. Dengan demikian, akan terhindari sikap sebagai tamu, sebab kita akan bekerja langsung di tingkat masyarakat.
Hubungan
masyarakat sebaiknya dilakukan dengan informal, akrab, dan santai, sehingga suasana kesederajatan pun tercipta. Masyarakat biasanya senang apabila kita tidak sungkan untuk melebur kedalam kehidupan mereka, termasuk berpakaian tidak menyolok, saling berbagi makanan, tinggal di rumah mereka, dan menolong diri sendiri selama bersama masyarakat (mengambil air mandi dan mencuci sendiri). Suasana gembira dan penuh humor akan sangat membantu menciptakan keakraban ini.
Tidak Menggurui
dengan Hal 7 dari 106
Keterangan
Annexes Survey Kesehatan
Meskipun di dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya menunjukkan kesungguhan di dalam bekerja bersama masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan menghargainya. Hal 8 dari 106
Fasilitator yang baik
Keterangan
Fasilitator yang baik
berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda pendapat, untuk
Penghargaan ini juga akan diberikan apabila kita memiliki wawasan yang cukup tentang pekerjaan bersama masyarakat.
Bersikap terbuka Berwibawa
Meskipun di dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya menunjukkan kesungguhan di dalam bekerja bersama masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan menghargainya. Penghargaan ini juga akan diberikan apabila kita memiliki wawasan yang cukup tentang pekerjaan bersama masyarakat.
Tidak Memihak, Menilai, dan Mengeritik
Di tengah masyarakat sering kali terjadi pertentangan pendapat. Kita tidak boleh menilai dan mengeritik semua pendapat, juga tidak boleh bersikip memihak. Secara netral kita
Annexes Survey Kesehatan
Hal 9 dari 106
Keterangan
Annexes Survey Kesehatan
Sebaiknya fasilitator, perlu mengembangkan suasana keterbukaan secara luwes di antara orang luar dengan masyarakat, maupun di antara masyarakat itu sendiri. Seringkali keseganan, malu, bahkan takut, menyebabkan masyarakat mengemukakan hal yang bukan sebenarnya. Biasanya masyarakat akan lebih terbuka apabila telah tumbuh rasa percaya kepada fasilitator yang dalan hal ini sebagai ‘orang luar’. Juga jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar masyarakat memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar.
Hal 10 dari 106
Fasilitator yang baik
keterangan
Bersikap positif
Seorang fasilitator sebaiknya selalu membangun suasana positif. Artinya kita mengajak masyarakat untuk memahami keadaan dirinya dengan menonjolkan potensipotensi yang ada, bukan sebaliknya, mengeluhkan keburukan-keburukan. Perlu diingat, potensi terbesar setiap masyarakat adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan.
Lampiran 2
Diagram –1.
D A T A
Sumber Bacaan
I N V E N T A R I S
Berbuat Bersama Berperan Setara, Acuan Penerapan Participatory Rural Appraisal, Driya Media
D E S A
Alur Proses Identifikasi Kebutuhan Kesehatan Masyarakat
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS SITUASI
Klasifikasi Kesejahter
Pemetaan Sosial
Transect walk (Rating scale)
Timeline
Suster Tanaka
Diagram Venn
PLENO PERUMUSAN KEBUTUHAN KESEHATAN
* Pengelompokan Masalah * Analisis Masalah – Pemecahan Masalah
RENCANA KERJA/
PLENO TINGKAT KECAMATAN
PHAST, Participatory Hygiene and Sanitation Transformation Series, WHO-SIDA-UNDPDEPKES, 2001
Annexes Survey Kesehatan
Hal 11 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 12 dari 106
Tabel –1. LANGKAH 1. Persiapan
KEGIATAN 1.
6.
Pelatihan tambahan Fasilitator (Desa, Kecamatan) Orientasi bagi Fasilitator Kab & TPKM dan BPP Pertemuan antara Fasilitator, TPKM dan Aparat Desa Pemahaman bersama Pende-katan Partisipatori dalam penggerakan Peran Serta Masyarakat Kesepakatan Proses Identifikasi Kebutuhan Kesehatan Masyarakat Inventaris data komunitas
7.
Keadaan sosial masyarakat
2. 3. 4.
5. 2. Identifikasi masalah dan analisis situasi
3. Perumusan kebutuha n 3.
Rencana kerja/ Action Plan
Tabel –2. Kelompok Diskusi dan Informasi yang Diharapkan dalam Proses Identifikasi Kebutuhan Kesehatan Masyarakat
Kerangka Kerja Identifikasi Kebutuhan Kesehatan
8.
Pemetaan keadaan masyarakat dan kesehatan 9. Pengenalan perkembangan keadaan pelayanan dan program kesehatan 10. Masalah Kesehatan di Masyarakat 11. Pengenalan kelembagaan di masyarakat 12. Penilaian tingkat kepuasan terhadap pelayanan kesehatan 13. Penelurusan keadaan kesehatan masyarakat dan lingkungan 1. Pengelompokan masalah 2. Analisis masalah/ pemecahan masalah 3. Prioritas kebutuhan Perencanaan kegiatan berdasarkan kebutuhan yang prioritas
Annexes Survey Kesehatan
METODE/ INSTRUMEN 1. Modul Pelatihan Fasilitator 2. Materi orientasi untuk Fasilitator Kab, TPKM dan BPP 3. Materi Fasilitator, Peran, Tugas dan Fungsi ( Lamp 1) 4. Materi Pendekatan Partisipatori (Lamp. 3) 5. Diagram Alur Identifikasi Kebutuhan Kesehatan Masyarakat (Lamp. 2)
No 1
Aktivitas/ Tools
Disk usi Cam pura n
Pertemuan dengan Aparat Desa
Format Inventaris data Komunitas (Lamp. 4) Klasifikasi kesejahteraan (Lamp. 5) Pemetaan masyarakat (Lamp.6 dan 11) Timeline (Lamp. 7)
Pere mpu an
Lakilaki
Peng ungsi
Dilakuk an Hanya bila ada sarana
Keterangan/ Informasi yang diharapkan Diskusi antara TPKM, Aparat Desa dan Fasilitator Desa, tentang : − Penjelasan program-program kesehatan − Hambatan masyarakat untuk berpatisipasi − Strategi pelaksanaan kegiatan
Suster Tanaka (Lamp. 8, 9 dan Lamp. 12) Diagram Venn (Lamp. 10) Rating scale Transect walk Pleno desa
Pleno kecamatan
Hal 13 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 14 dari 106
No
Aktivitas/ Tools
2
Data Inventaris Desa
3
Klasifikasi Kesejahtera an
Disk usi Cam pura n
X
Annexes Survey Kesehatan
Pere mpu an
Lakilaki
Peng ungsi
Dilakuk an Hanya bila ada sarana
Keterangan/ Informasi yang diharapkan Menggunakan Monografi Desa dan Peta Sosial Informasi yang didapat : - Kondisi Geografi desa, transportasi dan waktu tempuh ke fasilitas layanan kesehatan - Penduduk, menurut kelompok usia, sasaran program, pendidikan dan mata pencaharian - Kondisi permukiman, Keberadaan Sumber Air Bersih dan Sanitasi lingkungan - Potensi / Risiko KLB penyakit - Ketersediaan Sarkes & Tenaga Kesehatan terlatih - Cakupan program pada sasaran Masy. Desa - Penyakit-penyakit akibat langsung dan tidak langsung sebagai dampak konflik Strata sosial-ekonomi menurut masyarakat
Hal 15 dari 106
No
Aktivitas/ Tools
4
Pemetaan Masyarakat
5
Riwayat program (Timeline)
Disk usi Cam pura n X
X
Annexes Survey Kesehatan
Pere mpu an
Lakilaki
Peng ungsi
Dilakuk an Hanya bila ada sarana
Keterangan/ Informasi yang diharapkan •
Akses Masyarakat berdasarkan strata sosialekonomi ke Fasilitas kesehatan (1 bulan terakhir) • Jumlah masy. Yang dapat akses ke Fasilitas Kesehatan • Jumlah Rumah Tangga menurut tingkat sosialekonomi, dengan akses rendah ke : − Tenaga Kesehatan, dan tenaga kesehatan khusus bidan − Sarana air bersih/ sanitasi − Kendalakendala yang dihadapi dalam mengakses SAB/Sanitasi, dan Sarkes • Akses masyarakat ke pelayanan kesehatan • Akses ibu hamil ke bidan/ dukun beranak • Keberadaan kader kesehatan − Upaya yang pernah dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan akses masyarakat dalam pelayanan kesehatan − Program-program berkaitan dengan kesehatan yang pernah dilakukan
Hal 16 dari 106
No 6
Aktivitas/ Tools
Disk usi Cam pura n
Transect Walks
Pere mpu an
Lakilaki
X
X
Peng ungsi
Dilakuk an Hanya bila ada sarana
Keterangan/ Informasi yang diharapkan Mengunjungi clusters kaya dan miskin sejauh mungkin. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan: − Waktu menunggu − Ketersediaan obatobatan − Keramahan petugas − Kebersihan fasilitas − Keberhasilan / keefektifan Upaya, kesembuhan
No 7
Aktivitas/ Tools
Disk usi Cam pura n
Diagram Venn
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap bidan desa dan dukun beranak: − Frekuensi kedatangan − Keramahan dan ke-efektifan pelayanan
Annexes Survey Kesehatan
Hal 17 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Pere mpu an
Lakilaki
X
X
Peng ungsi
Dilakuk an Hanya bila ada sarana
Keterangan/ Informasi yang diharapkan Perempuan dan lakilaki melakukan secara terpisah untuk kemudian membandingkan hasilnya − Siapa saja yang biasa memberikan informasi kesehatan (adakah lembaga yang melakukan)? − Seberapa dekat (kedekatan) masyarakat dengan lembagalembaga dimaksud ? − Siapakah yang paling dipercaya dalam memberikan informasi kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dll
Hal 18 dari 106
No 8
Aktivitas/ Tools
Disk usi Cam pura n
Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat (Suster Tanaka 1 dan 2)
Annexes Survey Kesehatan
Pere mpu an
Lakilaki
Peng ungsi
X
X
X
Dilakuk an Hanya bila ada sarana
Keterangan/ Informasi yang diharapkan Umum. o Jenis pelayanan kesehatan yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat o Alasan mengapa masyarakat memilih / datang ke pelayanan tersebut o Siapa yang memiliki kendali untuk memutuskan anggota keluarga untuk berobat / meminta pertolongan kesehatan ke tempat tertentu Kesehatan Maternal & Neonatal. Jenis pelayanan kesehatan yang biasanya dimanfaatkan oleh ibu hamil (saat memeriksa kondisi kehamilan, saat melahirkan dan masa nifas, dan bayinya) Alasan mengapa ibu hamil memilih/ datang ke pelayanan tersebut Masalah dan penyakit ibu hamil, bayi dan anakanak Usaha apa yang telah ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Dan alasannya Bagaimana agar ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai
Hal 19 dari 106
No
Aktivitas/ Tools
9
Pertemuan Pleno Masyarakat Desa
10
Pertemuan Pleno Masyarakat Kecamatan
Disk usi Cam pura n X
X
Annexes Survey Kesehatan
Pere mpu an
Lakilaki
Peng ungsi
Dilakuk an Hanya bila ada sarana
Keterangan/ Informasi yang diharapkan •
Memperkuat informasi yang didapat selama pengumpulan data di lapangan dan proses diskusi dengan kelompok terfokus. • Diharapkan tersusun kebutuhan kesehatan yang prioritas dari masyarakat. Diharapkan muncul rencana kerja bersama di tingkat kecamatan, untuk kegiatan-kegiatan yang relevan.
Hal 20 dari 106
Lampiran 3
III. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KESEHATAN A. Tindak lanjut. 1. Data hasil Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Kesehatan dari Desa-desa dikirimkan ke tingkat Kecamatan, selanjutnya akan diolah dan dianalisis oleh Badan Penyantun Puskesmas (BPP) di tingkat kecamatan, dan ditetapkan kegiatan intervensi yang mana yang spesifik hanya dibutuhkan di satu desa tertentu dan kegiatan intervensi mana yang akan dilakukan di beberapa desa, karena permasalahan dan kebutuhannya sama. 2. Selanjutnya BPP akan menyerahkan hasil rumusan usulan desa dan antar desa, kepada Tim Verivikasi (TV) untuk diverivikasi, dan usulan-usulan kesehatan (Desa dan Antar desa / kecamatan) yang dinyatakan layak oleh TV, akan dibawa ke Forum Musrenbangmat II, yang selanjutnya akan membahas, memilih, memutuskan dan menetapkan peringkat Usulan Desa/Kelurahan dan Usulan Antar Desa/Kelurahan. 3. Usulan Desa/Kelurahan dan Usulan Antar Desa/Kelurahan, yang telah dibuat peringkatnya dalam Forum Musrenbangmat II, selanjutnya disempurnakan dengan desain dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Untuk usulan kegiatan kesehatan yang memerlukan penanganan / intervensi khusus, perlu dikonsultasikan ke tingkat kabupaten untuk klarifikasi, peninjauan lapangan ataupunkonsultasi pada tenaga akhli bila dipandang perlu, sebelum dibuat desain dan RAB-nya.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 21 dari 106
Pendekatan Partisipatori
kegiatan yang terencana.
Pengembangan masyarakat yang partisipatif adalah suatu pengembangan yang berpusat pada potensi masyarakat itu sendiri melalu proses pendekatan ganda yaitu pemberdayaan dan
Pengembangan Masyarakat ? Pengembangan masyarakat adalah suatu proses perubahan yang menyangkut perkembangan atau peningkatan beberapa faktor yang mempengaruhi standard dan kualitas hidup suatu kelompok masyarakat. Suatu perubahan yang telah direncanakan biasanya bertujuan untuk meningkatkan faktor-faktor tertentu terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan dasar yang akan menunjang peningkatan kualitas hicup suatu kelompok masyarakat Sedangkan suatu perubahan yang tidak direncanakan dapat berakibat negatif seperti menurunnya kondisi lingkungan, kekuasaan dan kontrol yang terpusat, hilangnya status, dan lain sebagainya.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 22 dari 106
Apa yang masyarakat?
dimaksudkan
dengan
partisipasi
Dalam penggunaan maupun manfaat yang didapat bagi masyarakatnya. Partisipasi adalah suatu proses keterlibatan masyarakat di semua tahapan proses perkembangan yang ada di kelompok masyarakat itu sendiri, mempelajari situasi mereka sendiri dan juga membuat keputusan sendiri dalam:
Menganalisa situasi Membuat perencanaan Melaksanakan Mengelola Memonitor dan mengevaluasi Menemukan pendistribusian manfaat pengembangan yang dilakukan supaya kesetaraan
•
darl ada
Apakah Pendekatan Partisipatori itu? •
•
Pendekatan partisipatori adalah suatu pendekatan yang dapat memobilisasi sumber daya yang ada dalam masyarakat itu sendiri baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya, dan meningkatkan kemampuan masyarakat sehingga cepat mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain, dan juga hal-hal ataupun kekuatan-kekuatan yang menindas secara perlahan dapat dihilangkan. Pendekatan partisipatori adalah pendekatan yang dapat mendorong setiap orang dalam suatu kelompok tertentu berpartisipasi secara aktif dalam suatu proses
Annexes Survey Kesehatan
•
Hal 23 dari 106
•
yang terjadi dalam 'kelompok tersebut, tanpa memandang umur, jenis kelamin, kelas sosial, maupun latar belakang pendidikan. Pendekatan partisipatori terutama sangat berguna untuk meningkatkan keikutsertaan perempuan yang di banyak kelompok masyarakat karena latar belakang budaya tidak berani atau segan untuk mengungkapkan pendapat atau pandangan mereka atau karena mereka tidak bisa membaca atau menulls. Pendekatan partisipatori dapat membantu membangun rasa percaya diri dan rasa tanggung jawab atas apa yang telah diputuskannya sendiri. Selain itu dengan partisipatori, proses pernbuatan keputusan dan analisa menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Pendekatan partisipatori dibuat untuk perencanaan di tingkat masyarakat dimana masyarakat dapat saling belajar dan mengembangkan rasa hormat satu terhadap yang lainnya juga menghormati pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang.
Prinsip-Prinsip Partisipatori Pinsip prinsip pendekatan partisipatori ini lebih dikenal dengan prinsip-prinsip yang dianut pada metode PRA atau pengkajian pedesaan secara cepat yang untuk saat ini pendekatan ini telah banyak berkembang termasuk metode yang akan digunakan dalam proyek WSLIC 2 ini. Akan tetapi kebanyakan dari prinsip-prinsipnya masih sama yaitu:
Prinsip Mengutamakan (Keberpihakan)
Yang
Terabaikan
Sering terjadi di banyak kelompok masyarakat bahwa ada sebagian besar
Annexes Survey Kesehatan
Hal 24 dari 106
lapisan masyarakat yang tetap terpinggirkan atau tidak pernah diikutsertakan dalam kegiatan pembangunan yang berlangsung di lingkungan atau tempat hidup mereka. Dalam hal ini mereka yang biasanya terabaikan atau terpinggirkan adalah perempuan dan kaum miskin. Oleh karena itu prinsip paling utama dalam pendekatan partisipatori ialah mengutamakan masyarakat yang terabaikan tersebut agar memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dari kegiatan-kegiatan pembangunan yang berlangsung. Keberpihakan terhadap golongan masyarakat yang terabaikan ini bukan berarti bahwa golongan masyarakat lainnya (elite masyarakat) perlu mendapat giliran untulk diabaikan atau tidak diikutsertakan. Keberpihakan ini lebih pada upaya untuk mencapai keseimbangan perlakuan terhadap berbagai golongan yang terdapat di suatu masyarakat, dengan mengutamakan golongan paling miskin agar kehidupannya meningkat.
Prinsip Pemberdayaan (Penguatan Masyarakat) Pendekatan partisipatori bermuatan peningkatan kemampuan masyarakat. Kemampuan masyarakat ditingkatkan melalui proses pengkajian keadaan, pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan, sampai pada pernberian penilaian dan koreksi terhadap kegiatan yang berlangsung. Dengan kata lain masyarakat memiliki akses (peluang/kesempatan) dan kontrol (kemampuan memberikan keputusan dan memilih) terhadap berbagai keadaan yang terjadi di seputar kehidupannya. Dengan demikian, mereka bisa mengurangi berbagai ketergantungan terhadap bantuan
Annexes Survey Kesehatan
Hal 25 dari 106
'orang luar', terutama bila bantuan tersebut merugilkan (melemahkan posisi masyarakat).
bersifat
Prinsip Masyarakat sebagai Pelaku Orang Luar Sebagai Fasilitator Pendekatan partisipatori menempatkan masyarakat sebagai pusat dan kegiatan pembangunan, Orang luar harus menyadari bahwa perannya adalah sebagai 'fasilitator' dan bukannya 'guru, 'penyuluh' atau bahkan 'instruktur' atau 'tenaga ahIi’. Hal seperti ini mudah untuk diucapkan tetapi tidak mudah untuk dilakukan karena adanya anggapan bahwa masyarakat desa atau miskin itu bodoh. Bahkan sering kali ada anggapan bahwa kemiskinan itu. disebabkan oleh kebodohan. Untuk itu perlu sikap rendah hati serta kesediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai narasumber utama dalam memahami keadaan masyarakat itu. Kalaupun pada awalnya peran orang luar lebih besar, harus diusahakan agar secara bertahap peran itu bisa berkurang dengan mengalihkan prakarsa kegiatan-kegiatan partisipatori pada warga masyarakat itu sendiri.
Prinsip Saling Belajar dan Menghargai Perbedaan Prinsip dasar pendekatan partisipatori lain adalah pengakuan akan pengalaman dan pengetahuan lokal dan tradisional masyarakat. Hal ini bukanlah berarti bahwa masyarakat selarnanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 26 dari 106
Kenyataan memperlihatkan bahwa dalam banyak hal perkembangan pengalaman dan pengetahuan tradisional masyarakat tidak sempat mengejar perubahan-perubaha n yang terjadi dan tidak lagi dapat memecahkan masalah-masalah yang berkembang. Namun sebaliknya telah terbukti pula bahwa pengetahuan "modern' yang diperkenalkan oleh ‘orang luar' tidak juga dapat memecahkan masalah mereka karena tidak atau kurang cocok. Bahkan dalarn banyak kasus, malah menciptakan masalah yang lebih besar lagi. Karenanya harus dilihat bahwa pengalaman dan pengetahuan masyarakat dan pengetahuan orang luar saling melengkapi dan sama bernilainya, dan bahwa proses partisipatori adalah ajang komunikasi antara kedua sistern pengetahuan itu untuk melahirkan sesuatu yang lebih baik dan yang penting lebih sesuai untuk kelompok masyarakat itu sendiri.
Prinsip Santai dan Informal Kegiatan partisipatori harus dilakukan dalam suasana yang santai, luwes, terbuka, tidak memaksa, dan informal. Situasi yang santai ini akan menimbulkan hubungan akrab,
Annexes Survey Kesehatan
karena orang luar akan berproses masuk sebagai anggota masyarakat, bukan sebagai 'tamu asing' yang oleh masyarakat harus disambut dengan segala protokol. Terkadang menjadi tradisi bagi masyarakat desa untuk menerima kedatangan orang di luar kelompoknya dengan semacam penyambutan, seperti berkumpulnya para tokoh adat dan pernerintahan desa, jamuan dan tarian adat. Barangkali suasana santai dan informal lebih cocok disebutkan sebagat salah satu tip untuk fasilitator, tetapi hal ini menjadi prinsipil karena sering dilanggar. Hal lain yang penting untuk diingat pada pendekatan partisipatori adalah kegiatan partisipatori ini diharapkan untuk sama sekali tidak mengganggu kegiatan sehari-hari masyarakat. 'Orang luar' diam hal ini 'fasilitator' harus memperhatikan jadwal kegiatan masyarakat bukan sebaliknya masyarakat harus mengikuti jadwal orang luar dalam kegiatan partisipatori ini.
Prinsip Triangulasi Salah satu kegiatan partisipatori adalah usaha mengumpulkan dan mengumpulkan menganalisis data secara sistematis bersama masyarakat. Usaha itu akan memanfaatkan berbagai sumber informasi yang ada. Namun kita tahu, tidak semua sumber informasi itu senantiasa bisa dipercaya ketepatannya. Untuk mendapatkan informasi yang kedalamannya bisa diandalkan kita bisa menggunakan triangulasi yang merupakan bentuk pomeriksaan dan pemeriksaan ulang (check and re-check) informasi. Triangulasi dilakukan antara lain melalui penganekaragaman keanggotaan tim (keragaman disiplin ilmu atau pengalaman), penganekaragaman sumber informasi (keragaman latar belakang golongan ilmu atau pengalaman),
Hal 27 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 28 dari 106
penganekaragaman sumber informasi (keragaman latar belakang golongan masyarakat, keragaman tempat, jenis kelamin), dan variasi teknik. A. Keragaman teknik partisipatori Setiap teknik atau alat (tool) partisipatori mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak semua informasi yang diperlukan dapat diperoleh, dibahas dan dimanfaatkan dengan satu atau dua teknik atau tool saja. Karenanya, bersama masyarakat kita harus bisa melihat bagaimana teknik-teknik atau tools partisipatori dapat saling melengkapi, sesuai dengan proses belaiar yang diinginkan dan cakupan informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan pengembangan program. B. Keragaman sumber informasi Suatu kelompok masyarakat selalu memiliki bentuk hubungan yang kompleks (rumit) dan memiliki berbagai kepentingan yang sering berbeda bahkan bertentangan. Informasi yang berasal dari sumber tunggal atau terbatas tidak jarang diwarnai oleh kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok tertentu. Karena itu, sangan perlu mengkaji silang informasi dari sumber informasi yang berbeda asalkan relevan atau berhubungan. Informasi dari kelompok elit masyrakarat perlu dikaji silang dengan informasi dari masyarakat biasa, demikian juga informasi dari kelompok laki-laki perlu dikaji silang dengan pendapat perempuan, juga informasi dari sumber lainnya saling dikaji silang, seperti dan kelompok kaya dan miskin, kelompok mudan dan tua dan sebagainya.
C.
Keragaman Partisipatori
latar
belakang
Tim
Fasilitator
Pelaksanaan kajian dengan teknik-teknik partisipatori bisa dilakukan oleh perorangan (misalnya petugas lapangan dalam menjalankan kegiatannya) maupun secara khusus oleh suatu tim yang terdiri dari sejumlah orang (misalnya dalam kegiatan kajian keadaan yang cukup luas untuk perencanaan kegiatan atau evaluasi kegiatan yang sudah berlangsung sekian lama). Dalam hal penerapan fasilitasi oleh suatu tim, dianjurkan bahwa tim terdiri dari individu dengan keragaman latar belakang, baik dan segi pendidikan, pengalaman, ketrampilan dan jenis kelamin. D. Prinsip Mengoptimalkan hasil Dalam upaya. mengumpulkan informasi seringkali ada keinginan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan ternyata banyak dari informasi tersebut yang tidak diperlukan atau tidak dipergunakan. Walaupun sudah banyak teknis partisipaton yang dipergunakan untuk mengkaji, tetapi tim fasilitator sering kali merasa bahwa informasi yang terkumpul belum lengkap alau belum mendetail. Oleh karena itu Tim fasilitator pada saat persiapan perlu merumuskan secara jelas jenis dan tingkat kedalaman
Annexes Survey Kesehatan
Hal 29 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 30 dari 106
informasi yang dibutuhkan. Hanya, jangan lupa bahwa kebutuhan informasi tim pemandu semestinya menyerap juga pendapat masyarakat tentang informasi-informasi yang menurut masyarakat itu lebih penting dari pada yang dirumuskan oleh tim fasilitator. Berikut ini adalah penjabaran dari prinsip mengoptimalkan atau memperoleh hasil informasi yang tepat guna menurut pendekatan partisipatori: Lebih baik kita ‘tidak tahu lentang apa yang tidak perlu kita ketahui' (ketahui secukupnya saja). Lebih baik kita 'tidak tahu
apakah informasi itu bisa disebut benar seratus persen, tetapi diperkirakan bahwa informasi itu cenderung mendekati kebenaran' (dari pada kita tidak tahu sama sekali)
E. Prinsip Orientasi Praktis Pendekatan partisipatori berorientasi praktis, yakni pengembangan kegiatan. Untuk itu dibutuhkan informasi yang sesuai dan memadai, agar program yang dikembangkan bisa memecahkan masalah dan meningkatkan
kehidupan masyarakat. Karena itu pendekatan partisipatori bukanlah kegiatan yang dilakukan demi kegiatan itu sendiri akan tetapi lebih sebagai alat atau metode yang dimanfaatkan untuk mengoptimalkan program-program yang dikembangkan bersama masyarakat. Penerapan pendekatan partisipatori tidak hanya sekedar menggali informasi dari masyarakat, tetapi membuat keputusan dan juga menindak lanjuti ke dalam kegiatan bersama.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 31 dari 106
F. Prinsip Keberlanjutan dan Selang Waktu Kepentingan-kepentingan dan masalah-masalah masyarakat tidaklah tetap, tetapi berubah dan bergeser menurut waktu sesuai dengan berbagai perubahan dan perkembangan baru yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri. Karenanya pemahaman masyarakat bukanlah suatu usaha yang sekali dilakukan kemudian selesai, namurn merupakan kegiatan berlanjut. Pendekatan partispatori bukanlah 'paket kegiatan' yang selesai setelah kegiatan penggalian informasi dianggap cukup, dan orang luar yang memfasilitasi kegiatan keluar dari desa. Pendekatan partisipatori adalah suatu metode yang harus dijiwai dan dihayati oleh lembaga dan para pelaksana di lapangan, agar program yang mereka kembangkan secara terus menerus berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar partisipatori yang mencoba menggerakkan potensi masyarakat secara optimal.
G. Prinsip Belajar Dari Kesalahan Melakukan kesalahan dalam kegiatan partisipatori adalah sesuatu yang wajar. Yang terpenting bukanlah kesempurnaan dalam penerapannya, yang tentu sukar untuk dicapai, melainkan penerapan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada. Kemudian, kita belajar cari
Annexes Survey Kesehatan
Hal 32 dari 106
kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang terjadi, agar pada kegiatan berikutnya menjaci lebih baik. Satu hal yang paling penting diingat adalah bahwa kegiatan partispatori bukanlah kegiatan 'coba-coba' (trial and error) yang tanpa perhitungan. Kita harus meminimalkan dan mengurangi kesalahan. H. Prinsip terbuka Prinsip ini menganggap bahwa pendekatan partisipatori bukanlah suatu pendekatan atau metode yang kaku. Diharapkan bahwa teknik-teknik dan alat yang digunakan dapat dikembangkan dan bervariasi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setempat.
'Visi dan tujuan Pendekatan Partisipatori' Pengertian ‘visi’ adalah ‘pandangan' terhadap keadaan masyarakat atau kehidupan yang melahirkan keinginan mendalam (cita-cita) untuk melakukan sesuatu. Dengan memaha mi pengertian partisipatori serta prinsip-prinsip dasarnya, sebernarnya telah tergambarkan apa yang menjadi tujuan berkembang dan digunakannya pendekatan partisipatori. Ketimpangan dalam masyarakat yang disebabkan oleh pembangunan masih sangat besar. Tujuan dari pendekatan partisipatori adalah adanya suatu perubahan sosial dan pemberdayaan (penguatan) masyarakat agar ketimpangan itu dapat dihilangkan atau dikurangi. Kesejahteraan seharusnya dinikmati secara adil dan merata.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 33 dari 106
Beberapa catatan penting dari tujuan pendekatan partisipatori adalah: Pemberdayaan masyarakat sebagai perilaku serta perubahan sosial.
perubahan
Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk 'merubah' masyarakat agar menjadi lebih mampu untuk menganalisis keadaannya sendiri, kemudian memikirkan apa yang bias dilakukan untuk memperbaiki keadaannya, serta mengembangkan potensi-potensi dan ketrampilan mereka untuk meningkatkan kehidupan. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat terjadi apabila perubahan perilaku masyarakat terjadi. Perubahan perilaku yang diharapkan oleh pendekatan partisipatori adalah perubahan perilaku yang membuat masyarakat kuat dan mandiri serta mengerti hal-hak dan kewajiban mereka. Pendidikan masyarakat sebagai orang dewasa Perubahan perilaku memerlukan pendidikan. Pengertian pendidikan di sini tidaklah sama dengan pendidikan formal di sekolah. Melainkan sebagai pembelajaran yang dilakukan oleh orang dewasa melalui kegiatan bersama. Sesuai dengan prinsip pendekatan partisipatori 'orang luar' tidak bertindak sebagai 'guru' melainkan sebagai fasilitator belajar untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dengan demikian, pendekatan partisipatori mempunyai 2 (dua) tujuan utama yaitu :
Annexes Survey Kesehatan
Hal 34 dari 106
Tujuan
praktis
(tujuan
jangka
pendek)
adalah menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai sarana proses belajar tersebut.
Berbagai Bentuk dan Tingkat Partisipatori Bentuk dan Partisipatori Partisipasi pasif
Tingkat
Tujuan strategis (Tujuan jangka panjang) adalah untuk
memberdayakan masyarakat dan perubahan sosial serta meningkatkan standar dan kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran. Unsur unsur Pendekatan Partisipatori Melihat berbagai hal tersebut di alas, maka dapat disimpulkan bahwa unsure-unsur utama dari pendekatan partisipatori terdiri dari:
Proses
belajar,
pengetahuan).
(saling
bertukar
pengalaman
dan
Partisipasi informasi
pada
pemberian
Alat belajar, (teknik-teknik dan alat tools partisipatori). Hasil belajar atau output belajar, yang diharapkan (tercapainya tujuan jangka pendek yaitu rencana program, serta tercapainya tujuan jangka panjang yaitu tercapainya ke arah pemberdayaan masyarakat yang sekaligus berarti perubahan dan peningkatan kondisi dan kualitas hidup masyarakat atau terjadi perubahan sosial).
Annexes Survey Kesehatan
Hal 35 dari 106
Partisipasi dengan konsultasi
Annexes Survey Kesehatan
Ciri-cirinya Masyarakat hanya berpartisipasi sebagai pendengar, mendengarkan apa yang telah diputuskan atau bahkan apa yang telah terjadi. Biasanya merupakan pengumuman yang dilakukan oleh pengelola proyek tanpa merninta atau mendengarkan reaksi atau pendapat masyarakat. Informasi yang diberikan biasanya hanya diketahui oleh orang atau ahli dari luar. Masyarakat berpartisipasi hanya untulk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para periset yang biasanya menggunakan kuesioner. Masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk mempengaruhi hasilnya karena hasil dari survei tidak didiskusikan ataupun dicek kembali dengan masyarakat. Masyarakat berpartisipasi untuk memberikan pendapat atau pandangan dan 'orang luar' mendengarkan pendapat atau pandangan mereka. Kemudian 'orang luar' tersebut akan menyimpulkan baik masalah maupun cara penanggulangan masalahnya, Hal 36 dari 106
Bentuk dan Partisipatori
Tingkat
Partisipasi karena ada insentif
Partisipasi dalam fungsi
Annexes Survey Kesehatan
Bentuk dan Partisipatori
Ciri-cirinya dan bahkan memodifikasinya berdasarkan pendapat dan pandangan masyarakat. Proses konsultasi semacam ini tidak memberikan kesempatan pada masyarakat untuk membuat keputusan, dan juga orang luar biasanya tenaga ahli tidak ada keharusan untuk menggunakan pendapat masyarakat sebagai pertimbangan. Masyarakat berpartisipasi memberikan sumber daya seperti tenaga dan sebagai gantinya mereka alkan mendapat makanan ataupun bayaran/ uang atau dalarn bentuk lain. Partisipasi seperti ini banyak dijumpai, akan tetapi pada umumnya kegiatan semacam ini tidak akan berlanjut apabila sudah tidak ada insentif yang disediakan lagi. Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk memenuhi tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, oleh proyek yang seringkali melibatkan promosi dan suatu kegiatan yang diprakarsai oleh organisasi dari luar. Keterlibatannya biasanya bukan pada tahap awal proyek akan tetapi lebih sering dijumpai terjadi pada akhir
Hal 37 dari 106
Partisipasi interaktif
Mobilisasi sendiri
Annexes Survey Kesehatan
Tingkat
Ciri-cirinya proyek dimana pada saat itu banyak hal telah diputuskan. Institusi semacam ini cenderung untuk tergantung pada pemrakarsa dari luar, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk bisa menjadi mandiri. Masyarakat berpartisipasi dalam membuat analisa bersama yang akan membawa pada pernbuatan rencana aksi dan pembentukan institusi lokal ataupun penguatan institusi yang telah ada. Pendekatan partisipatori ini cenderung untuk melibatkan metode-metode dari berbagal disiplin, untuk melihat berbagai perspektif dan memanfatkan proses pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, Kelompok masyarakat ini memiliki kontrol atas keputusan-keputusan yang mereka buat, dan oleh karenanya masyarakat merasa perlu untuk memelihara struktur dan kegiatan kegiatan yang ada. Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif yang tidak tergantung pada insititusi luar untuk merubah sistim yang ada di masyarakat itu sendiri. Mereka membuat kontak dengan institusi luar
Hal 38 dari 106
Bentuk dan Partisipatori
Tingkat
Lampiran 4.
Ciri-cirinya untuk mendapatkan sumber daya dan bantuan teknis yang mereka perlukan, tetapi mereka masih tetap memiliki kontrol atas penggunaan dan pemanfaat sumber daya tersebut. Mobilisasi mandiri seperti itu dan juga kegiatan bersama belum tentu dapat merubah distribusi kekayaan dan kekuasaan yang tidak merata.
Source: Pretty (1994), adapted from Adnan et al (1992) Sumber Bacaan
Berbuat Bersama Berperan Setara, Acuan Participatory Rural Appraisal, Driya Media
Penerapan
PHAST, Participatory Hygiene and Sanitation Transformation Series, WHO-SIDA-UNDP-DEPKES, 2001 Pengelolaan Yang Berkesinambungan Dalam Program Penyediaan Air Bersih, IRC-UNICEF-YAYASAN DIAN DESA
INVENTARIS DATA KOMUNITAS DI DAERAH PASKA KONFLIK I.
UMUM. Nama Desa / Kelurahan Kecamatan Kabupaten / Kota Propinsi Jumlah Dusun / RW, dan RW, dan RT : .........
II.
KONDISI GEOGRAFIS DESA / KELURAHAN:
1. Karakteristik daerah : 1. Perdesaan : Pertanian / Persawahan / Perkebunan / Pantai Hutan / Pegunungan 2. Perkotaan : Daerah kumuh (slum area), Perdagangan, Perkantoran, Permukiman, Lainnya ......... ............................................................... ............................................................... 2. Sarana / alat transportasi umum yang ada, dari Desa / kelurahan, menuju sasaran / tujuan : Menuju Arah Ke Dusundusun (....Dusun) Ke Kecamatan / Ke Puskesmas Ke Puskesmas TT Ke RSUD
Annexes Survey Kesehatan
Hal 39 dari 106
: ........................................ : ........................................ : ........................................ : ........................................ RT : ...........................Dusun /
R-4 ........ Ds
Annexes Survey Kesehatan
R-2 (Bermotor/Ti dak) .............Ds/. ...........Ds
PB
Lainnya
Jalan Kaki
............D s
............Ds
............ Ds
Hal 40 dari 106
Kabupaten
2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur :
Ke Tempat Rujukan Terdekat Lainnya
3. Waktu Tempuh (< 2Jam, > 2 Jam) Menuju Arah Ke Dusundusun • < 2 Jam • > 2 Jam
R-4
......... Ds ......... Ds
R-2 (Bermotor /Tidak) ......... Ds ......... Ds
PB
......... Ds ......... Ds
Lainnya
......... Ds ......... Ds
Jalan Kaki ......... Ds ......... Ds
Ke Pusk/Pusk TT • < 2 Jam • > 2 Jam Ke Kabupaten/Ke RS * < 2 Jam * > 2 Jam Ke Tempat Rujukan Terdekat Lainnya • < 2 Jam • > 2 Jam
Jumlah Laki-laki
Jumlah Perempuan
Total
3. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan sasaran program kesehatan reproduksi : Prakiraan Jumlah Sasaran Program Kespro
III. DATA PENDUDUK 1. Jumlah Penduduk * Jumlah Penduduk : Total ...........................Jiwa, ......................... KK : L....................... Jiwa, P. .....................Jiwa * Jumlah Pengungsi : Total .. .......................Jiwa, ......................... KK :L .......................Jiwa, P. .....................Jiwa Annexes Survey Kesehatan
Jumlah penduduk Menurut Umur 0-1 thn 1-4 thn 5-9 thn 10-19 thn 20-34 thn 35-49 thn 50-65 thn > 65 thn TOTAL
Hal 41 dari 106
Maternal (Bumil, Melahirkan & Nifas) Bayi Baru Lahir / Neonatus (0-28 hari) Bayi (1-11) bulan Anak Balita (1-4) tahun Pra Sekolah (5-6) tahun Usia Sekolah & Remaja (SD-SLTA) WUS (15-49) tahun PUS USILA (>55 tahun)
Annexes Survey Kesehatan
Jumlah Prakiraa n Sasaran
Satuan Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Pasanga n Orang
Hal 42 dari 106
IV. DATA KONDISI PERMUKIMAN DAN SANITASI LINGKUNGAN
4. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan: Tingkat pendidikan
JML lakilaki
JML Perempuan
Total
Buta Huruf Latin Tidak Tamat Pendidikan 9 tahun (Wajar) / Sederajat (Formal) Tamat Pendidikan 9 tahun (Wajar)/ Sederajat (Formal) Tamat SLTA Tamat Perguruan Tinggi
Tempat Tinggal
Annexes Survey Kesehatan
Jumlah Lokasi (Unit)
Jumlah KK
Rumah Tinggal Tetap Rumah Tinggal Sementara (RTS) Barak / Asrama / Penampungan Lainnya
5. Komposisi jumlah penduduk menurut mata pencaharian (usia > 15 tahun): Jenis Mata Pencaharian Penduduk Buruh : * Buruh Tani / Penggarap * Buruh Bangunan * Buruh Pabrik * Buruh Perkebunan * Buruh Nelayan * Lepas Lainnya Karyawan & Purnawirawan * PNS CPNS / TNI / Polisi * Perusahaan/Swasta * Kontrak Kerja (Guru,Dr,BdD,ll) * Purnawirawan (Negeri/Swasta) Wira Usaha / Mandiri : * UKM * Pengusaha Besar * Tenaga Ahli / Konsultan Lainnya Menganggur (Usia > 15 thn)
1. Data tempat tinggal penduduk (non pengungsi/ pengungsi)
JML laki-laki
JML Perempuan
2. Data sarana jamban di pelbagai tatanan : Total
Type Jamban dan Kondisinya 1 Tersedia Jamban, Semua Type * Jamban Saniter * Jamban Tidak Saniter * MCK Umum * Lainnya 2. Tidak tersedia Jamban (BAB sembarang tempat)
Hal 43 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Satuan
Masy. / Keluar ga
SARK ES
Sekol ah
X
X
TTU Lain nya
KK/Unit/ Lokasi KK/Unit/ Lokasi KK/Unit/ Lokasi Unit/Lokas i KK/Unit/ Lokasi KK/Unit/ Lokasi
Hal 44 dari 106
4. Data Kondisi Lingkungan Permukiman Penduduk, Potensial sebagai Tempat Perindukan Vektor
3. Data Sarana Air Bersih (SAB) di pelbagai tatanan Ketersediaan Sarana
Satuan
1. Data Tatanan (Total): * Keluarga * SARKES * Sarana Pendidikan / Sekolah * TTU (Pasar, terminal, dll) 2. Tersedia SAB dalam Semua Bentuk : * Sumur terbuka dengan Perlindungan * Sumur Terbuka, tanpa Perlindungan * Air Kolam, Danau, Sungai, Lainnya * Mata air tanpa perlindungan (± Perpipaan) * Mata air dgn Perlindungan (± Perpipaan) ke Lokasi * SPT/SPL Dangkal * SPT / SPL Dalam * PAH * PAM * Kran Umum * Hidran Umum (membeli dari Pengecer Keliling) * Sumber apapun lainnya 3. Yang tidak mempunyai Sumber air bersih
KK/Unit/ Lokasi KK Unit Unit/Lokasi
X X
X
Unit/Lokasi
X
X
Annexes Survey Kesehatan
Masy ./ Klg
SARK ES
Seko lah
TTU Lainnya
X
X X
X X X
Ditemukannya Lokasi Potensial Sebagai Tempat Perindukan Vektor Penyakit Lokasi Genangan Air Keruh Lokasi Genangan Air Jernih Lokasi Sarang Lalat (timbunan sampah) Lokasi Sarang Binatang Liar (Anjing, kucing, Tikus, ular) Lainnya
X
Satuan
Jumlah
Keterangan
Lokasi/Dusun Lokasi/Dusun Lokasi/Dusun Lokasi/Dusun Lokasi/Dusun
5. Data Potensi / Risiko terjadi Outbreak Penyakit menular berpotensi Wabah
KK/Unit/ Lokasi KK/Lokasi
Ditemukannya Vektor-2 Penyakit Pd Lokasi Potensial sebagai Tempat Perindukannya Nyamuk Malaria (Anopheles)
KK/Lokasi KK/Lokasi
Nyamuk DBD (Aedes Aegepty)
KK/Lokasi
Lalat, Serangga Lainnya (kecoa, dll) Tikus, Kucing & Anjing Liar, ular, dll
KK/Lokasi KK/Lokasi KK/Lokasi KK/Lokasi KK/Lokasi KK/Lokasi
V.
KK/Lokasi KK/Lokasi
Satuan
Jumlah
Keterangan
Lokasi/D usun Lokasi/D usun Lokasi/D usun Lokasi/D usun
SARANA PELAYANAN KESEHATAN, KETERSEDIAAN TENAGA TERLATIH DAN KONDISI FUNGSINYA. 1. Data sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah desa / kelurahan ini.
Hal 45 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 46 dari 106
Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan
Satuan
Rumah Sakit (Pem. / Swasta)
Unit
Puskesmas dgn Perawatan / TT
Unit
Puskesmas
Unit
Puskesmas Pembantu
Unit
Klinik-24 Jam (Swasta)
Unit
Praktek Dokter Berkelompok / Perorangan BP Swasta
Berfungsi (+ /-)
Unit
Rumah Bersalin
Unit
2. Data Profesi kesehatan, Kader dan Pengobat Tradisional lainnya, yang ada di Desa / kelurahan / Kelurahan ini, dan latihan yang sudah didapat Tenaga Kesehatan di Sarana Kesehatan Semua Bidan (BdD, Puskesmas Pusk TT, RS BPS, lainnya) Semua Bidan (BdD, Puskesmas Pusk TT, RS, BPS, lainnya) Diantaranya Bidan yg berada di lokasi terpencil/sulit merujuk Perawat (Pusk, Pustu, lainnya) Perawat (Pusk, Pustu, lainnya) Sanitarian
Klp / Orang Unit
Klinik Bersalin
Praktek Bidan Swasta (BPS)
Jumlah
Orang
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) : * Pondok Bersalin Desa / kelurahan
Unit
* Posyandu (KIA/KB)
POS
Dokter Umum, Dokter Gigi
* Pos Obat Desa / kelurahan
POS
* Pos UKK
POS
Petugas Gizi Masyarakat Kader Kesehatan Desa / kelurahan Dukun Bayi
* GSI (Masyarakat Siaga)
Klp
* Posyandu Usila
POS
Unit
/
/
Dokter Umum Dokter Umum, Dokter Gigi
Pengobat Tradisinal
Jumlah
Terlatih
Juml ah
APN/APD/APBA KIP/K, Konseling Post Trauma LSS Emergensi Survailance Epidemiologi Survailance Epidemiologi Emergensi KIP/K, Konseling Post Trauma Survailance Epidemiologi Survailance Gizi P3K / P3P Pengenalan Tanda-2 Bahaya M,& N, Rujukan P3P / P3K, Penyu-luhan Kesehatan
Lainnya ..................... (sebutkan)
Annexes Survey Kesehatan
Hal 47 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 48 dari 106
Ketera ngan
3. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Esensial. Sarana Kesehatan yg berlokasi di Desa ini. Polindes / Bidan di Desa Puskesmas Pembantu Puskesmas
Ruang Perawatan Puskesmas.
Nakes Esenasial
Tersedia
Dibut uhkan
Keteran gan
Data Cakupan Program Pada Sasaran Masy. Di Desa / kelurahan
Bidan (Di Desa) Perawat Dokter Perawat Bidan Sanitarian Dokter Gigi Imunisator Ptugas Gizi Dokter Perawat Bidan Pembantu Umum
Annexes Survey Kesehatan
Satuan
Orang Orang Orang Bayi Anak Akseptor Orang Orang Orang Orang
Target (%)
MATERNAL & NEONATAL : * K1 * K4 * PN * KN * Imunisasi Bayi Lengkap
4. Jumlah anggota masyarakat Desa / kelurahan yg memanfaatkan pelayanan kesehatan (1 bulan terakhir): BULAN ....................................., Data Jumlah Masyarakat Desa / kelurahan yg Berkunjung ke Sarkes untuk Mendapatkan Pelayanan KIA : * Bumil * Bufas * Bayi * Anak Balita KB Pengobatan / Konsultasi : * Pengobatan Umum * Pengobatan Gigi * Koseling Keswa / Post Trauma Rujukan ke RS / Klinik Khusus Lainnya
5. Data cakupan program di desa / kelurahan, s/d bulan terakhir tahun berjalan (thn : ) Bulan ........................................
Lakilaki
Perempuan
X X
Cakupan Akseptor KB, berbagai jenis * Pill * Suntikan * IUD * Implant * MOW * MOP Unmet Need Cakupan Program Gizi : * Pemberian Vit. A, Pada Bayi * Pemberian Vit A, Pada Anak Balita * Pemberian Vit A, Pada Ibu Nifas * Cakupan Pemberian Kapsul Iodium (Daerah Endemis) * TTD pada WUS (Bumil / Non Bumil) Lainnya :
%
Pencapaian (%)
% % % %
% % % %
%
%
% % % % % % %
% % % % % % %
% %
% %
% %
% %
/ %
%
/ %
Orang Orang
Hal 49 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 50 dari 106
6. Data kasus penyakit yang banyak / masih diderita masyarakat di desa / kelurahan, pada fase paska konflik (1 bulan terakhir), berdasarkan data di masyarakat dan fasilitas kesehatan BULAN : ......................................... Jenis Penyakit 1. Trauma Dampak Konflik : * Belum Sembuh * Sembuh dengan Cacat, Tanpa Gangguan Fungsi * Sembuh dengan cacat, Ada Gangguan Fungsi * Masalah / Gangguan Psikologis, Ringan, Berat, Phenomena Phantoom, Gangguan Permanen) 2. Penyakit-2 Menular (AKUT) * Diare & Penyakit Infeksi Perut Lainnya * Malaria (berbagai jenis) * Demam Berdarah Dengue (DBD)
Satuan
Orang
* PPOM / COPD
Orang
* Peny. Kulit (Scabies, Jamur, dll) * Kecacingan * Lainnya, sebutkan..................... 4. Gangguan Gizi : * Balita Gizi Buruk
Orang
* Maternal Gizi Buruk (KEP, Anemia Berat, KEK) * Lainnya, sebutkan ...................
Orang
Orang Orang Orang
Orang Orang Orang
7. Data kasus dampak kekerasan terhadap perempuan (KtP), dampak konflik, berdasarkan data masyarakat dan institusi kesehatan. S/D Bulan ......................................
Orang Orang
Korban KtP, dan Masalah yg diakibatkannya 1. Jumlah / Prevalensi Korban KtP * Gangguan Psikologis (Ringan/ berat, Percobaan bunuh diri, dll)
Orang Orang
* Campak
Orang
Satuan
Jumlah
Keterangan
Orang Orang
Orang * Kehamilan tak diinginkan * Kejadian Unsafe Abortion * Infanticide
Orang
* PMS/IMS, HIV/AIDS *)
Orang
* Infeksi Mata Merah (Konjungtivitis) * Rabies
Orang
Annexes Survey Kesehatan
Perempuan
Orang Orang
* ISPA
* Gondong (Mump, Parotitis Epidemica) * Hepatitis (Icterus, Kuning)
Lakilaki
3. Penyakit-2 Lainnya * TB Paru Menular
* Bayi / Anak, ditelantarkan/ Dibuang * Anak, tidak
Orang
Hal 51 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Orang Kasus Kasus Kasus Orang
Hal 52 dari 106
diinginkan * Bayi, Anak diadopsi / Panti Asuhan * Perkembangan Jiwa Anak Terganggu (Kelainan) * Lainnya 2. Penanganan Korban KtP * Korban KtP mendapat pertolongan memadai * Korban diasingkan/m’asingka n diri /Tidak ada penanganan * Korban meninggal karena Komplikasi / Suicide
Lampiran 5 :
Orang
PROSES KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN
Anak
1.
Nama Desa / kelurahan
Orang
2.
Nama Kecamatan Kabupaten
Kasus
3.
Jumlah hadir
4.
Jumlah laki-laki yang hadir
:
5.
Kelompok masyarakat yang terlibat (beri tanda ‘9’ pada pilihan)
:
6.
Tanggal
:
7.
Jam Mulai
:
8.
Jam Selesai
:
9.
Nama Fasilitator
:
perempuan
: dan
:
yang
:
Orang
Orang
Non pengungsi Pengungsi
Kategori Tingkatan Kesejahteraan
(diperoleh dari masyarakat)
Indikator (dari masyarakat)
Mampu
Menengah
Tidak Mampu
Pola makan Aset/ Kepemilikan
Annexes Survey Kesehatan
Hal 53 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 54 dari 106
Analisis hasil temuan :
Komposisi Rumah Tangga * Pekerjaan Akses terhadap pelayanan Pendidikan formal dan non-formal Rasa aman sosial dan psikologis dalam masyarakat Lain-lain**
* Termasuk bila kepala rumah tangga seorang Perempuan ** Periksa tentang kesehatan, suku dan kelompok agama, kelas sosial Komposisi masyarakat berdasarkan klasifikasi kesejahteraan : Pertanyaan Jumlah dan Persentase (%) Rumah Tangga Kaya Jumlah dan persentase (%) Rumah Tangga miskin Jumlah dan persentase (%) Rumah Tangga Menengah
Annexes Survey Kesehatan
Jumlah KK
%
KK KK
Hal 55 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 56 dari 106
LAMPIRAN 6
PEMETAAN MASYARAKAT 1. 2. 3.
Nama Desa kelurahan
/
Jenis Fasilitas Yankes RS Kab / Pemerintah: RS Swasta Puskesmas Non TT Pusk. Perawatan / TT Klinik-24 Jam (Swasta)
:
Nama Kecamatan dan Kabupaten
:
Jumlah perempuan hadir
: yang
4.
Jumlah laki-laki yang hadir
:
5.
Kelompok masyarakat yang terlibat (beri tanda ‘9’ pada pilihan)
:
6.
Tanggal
:
7.
Jam Mulai
:
8.
Jam Selesai
:
9.
Nama Fasilitator
:
Annexes Survey Kesehatan
1. Akses Keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraan, ke Fasilitas Kesehatan (satu bulan terakhir) Bulan .......................................
Non pengungsi pengungsi
Hal 57 dari 106
Keluarga Kaya
Keluar ga Miskin
Keluarga Menengah
Satuan KK KK KK KK
KK
Praktek Dokter Berkelompok / Perorangan Klinik Bersalin
KK
Puskesmas Pembantu
KK
Balai Pengobatan Swasta
KK
Bidan Praktek Swasta (BPS) Rumah Bersalin / Polindes Posyandu
KK
Dukun Beranak
KK
Annexes Survey Kesehatan
Ketera ngan
KK
KK KK
Hal 58 dari 106
Bidan (Di Desa, Bidan Pusk, Bidan RS, BPS Perawat Dukun Beranak Kader Kesehatan Tabib / Pengobat tradisional Lainnya ……………………. (sebutkan)
Jumlah rumah tangga (lihat juga Lampiran .2) Kelompok
Jumlah
Rumah tangga kaya Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga
4.
2. Sarana pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau masyarakat desa / kelurahan (lihat juga Lampiran 1) Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan * RS Kab / Pemerintah * RS Swasta * Puskesmas Non TT * Klinik-24 Jam (Swasta) * Praktek Dokter Berke-lompok / Perorangan * Klinik Bersalin * Puskesmas Pembantu * Balai Pengobatan Swasta * Bidan Praktek Swasta (BPS) * Rumah Bersalin * Polindes * Posyandu
Dokter Annexes Survey Kesehatan
Jumlah
* jauh / sulit geografis / sulit biaya dari sarana kesehatan 5. Jumlah rumah tangga dengan akses rendah* terhadap bidan atau dukun beranak Kelompok RT berdasarkan kriteria
3. Jumlah tenaga kesehatan yang dapat dijangkau (diakses) masyarakat desa / kelurahan Jenis Tenaga Kesehatan
% % % %
Jumlah rumah tangga dengan akses rendah* terhadap sarana/tenaga kesehatan (lihat juga Llampiran 1 dan 3)
Kelompok RT berdasarkan kriteria Rumah tangga kaya Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga
Jumlah
%
Jauh dari Bidan
Jauh dari Dukun Beranak
Rumah Tangga Kaya Rumah Tangga Miskin Rumah Tangga Menengah Total Jumlah Rumah Tangga *) Akses rendah, karena jauh, sulit, biaya (Lihat juga lampiran 3, No. 1)
% Masyarakat Sasaran % Hal 59 dari 106
6.
Jumlah ibu hamil berdasarkan tingkatan risiko*)
Annexes Survey Kesehatan
Hal 60 dari 106
Kelompok RT berdasarkan kriteria
Jumlah Ibu hamil beresiko tinggi dan sedang
Jumlah ibu hamil Beresiko rendah
Rumah tangga kaya Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga dengan Bumil *) Harus dijelaskan, bahwa semua kehamilan berisiko, karena sewaktu-waktu dapat terjadi situasi yang tidak diprediksi sebelumnya (emergensi, komplikasi, dll)
* jauh dari sarana air dan air sangat kurang 9. Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan sarana air bersih Kelompok RT berdasarkan Jumlah kriteria Rumah tangga kaya Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga 10. Sumber alternatif yang digunakan untuk kebutuhan air minum Rumah Tangga Jenis sumber
Apakah aman? (Ya/Tidak)
7. Jumlah rumah tangga yang memiliki / dapat akses pada Sarana / Sumber Air Bersih (SAB)* Kelompok RT berdasarkan kriteria Jumlah Rumah tangga kaya Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga * : Perlu dijelaskan kriteria / syarat –syarat Air dikatakan bersih 8. Jumlah rumah tangga dengan akses rendah* terhadap sarana air bersih Kelompok RT berdasarkan kriteria Rumah tangga kaya Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga
Annexes Survey Kesehatan
Jumlah
Hal 61 dari 106
11. Jumlah Rumah Tangga yang memiliki dan membangun sendiri sarana sanitasi pribadi Kelompok RT berdasarkan kriteria Rumah tangga kaya
Jumlah
Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga
Annexes Survey Kesehatan
Hal 62 dari 106
12. Jumlah Rumah Tangga yang memanfaatkan sarana Jamban Umum Masyarakat * Kelompok RT berdasarkan kriteria Rumah tangga kaya
Analisis hasil temuan :
Jumlah
Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga * 13. Jumlah Rumah Tangga tanpa akses terhadap sarana jamban Kelompok RT berdasarkan kriteria Rumah tangga kaya
Jumlah
Rumah tangga menengah Rumah tangga miskin Total jumlah rumah tangga Lihat juga Lampiran 1.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 63 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 64 dari 106
Lampiran 7
TIME LINE – PROGRAM DAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN 1. Nama Desa kelurahan
/
:
2. Nama Kecamatan dan Kabupaten
:
3. Jumlah perempuan yang hadir
:
4. Jumlah laki-laki yang hadir
:
5. Kelompok masyarakat yang terlibat (beri tanda ‘9’ pada pilihan)
:
6. Tanggal
:
7. Jam Mulai
:
8. Jam Selesai
:
9. Nama Fasilitator
:
1. Riwayat perkembangan program Promosi Kesehatan No
Tahun
Nama kegiatan / program
Penyelenggara atau pelaksana
Lokasi
Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. dst 2. Riwayat perkembangan program/sarana air bersih (SAB) dan Jamban No
Non pengungsi pengungsi
Tahun
Nama kegiatan/pro gram
Penyelenggara atau pelaksana
Lokasi
Jumlah
1. 2.
3. 4. 5. dst 3. Riwayat perkembangan program Kesehatan Lingkungan. No
Tahun
Nama kegiatan/pro gram
Penyelenggara atau pelaksana
Lokasi
Jumlah
1. 2. 3. 4. 5.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 65 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 66 dari 106
Analisis hasil temuan :
4. Riwayat perkembangan program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular No
Tahun
Nama kegiatan/prog ram
Penyelenggara atau pelaksana
Lokasi
Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. dst
5. Riwayat perkembangan program KIA, KB & Gizi No
Tahun
Nama kegiatan/prog ram
Penyelengg ara atau pelaksana
Lokasi
Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. dst
6. Riwayat perkembangan program Pengobatan No
Tahun
Nama kegiatan/pro gram
Penyelengg ara atau pelaksana
Lokasi
Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. dst
Annexes Survey Kesehatan
Hal 67 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 68 dari 106
Lampiran 8
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT (SUSTER TANAKA 1) 1. Nama Desa kelurahan
/
:
2. Nama Kecamatan dan Kabupaten
:
3. Jumlah perempuan yang hadir
:
4. Jumlah laki-laki yang hadir
:
5. Kelompok masyarakat yang terlibat (beri tanda ‘9’ pada pilihan)
:
6. Tanggal
:
7. Jam Mulai
:
8. Jam Selesai
:
9. Nama Fasilitator
:
Annexes Survey Kesehatan
Daftar kebiasaan tempat anggota keluarga berobat atau berkonsultasi / merujuk masalah kesana : Berobat ke Angg. Keluarga
PUSKESMAS/ DOKTER
PERAWAT/ PUSTU
BIDAN / POSYANDU / POLINDES
DUKUN
.......... (lainnya)
Bapak
Ibu
Bayi dan Anak Balita
Non pengungsi Pengungsi
Anak-2 dan Remaja
Anggota Keluarga (lainnya)
Hal 69 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 70 dari 106
Alasan atau pertimbangan yang diungkapkan masyarakat, mengapa berobat atau berkonsultasi / merujuk masalah kesana : Berobat ke
PUSKESMAS/ DOKTER
Alasan
PERAWAT/ PUSTU
BIDAN / POSYANDU / POLINDES
DUKUN
Analisis hasil temuan :
.......... (lainnya)
Bapak
Ibu
Bayi dan Anak Balita Anak dan Remaja
Lainnya
Annexes Survey Kesehatan
Hal 71 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 72 dari 106
Lampiran 9
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT (SUSTER TANAKA 2) 1. Nama Desa kelurahan
/
1. MATERNAL DAN WUS
:
2. Nama Kecamatan dan Kabupaten
:
3. Jumlah perempuan yang hadir
:
4. Jumlah laki-laki yang hadir
:
5. Kelompok masyarakat yang terlibat (beri tanda ‘9’ pada pilihan)
:
6. Tanggal
:
7. Jam Mulai
:
8. Jam Selesai
:
9. Nama Fasilitator
:
Kebiasaan tempat ibu hamil, anak dan bayi periksa dan meminta pertolongan, berkonsultasi / merujuk masalah kesana :
PUSKESM AS/ DOKTER
BIDAN / POSYAN DU
PERAWA T/ PUSTU
DUKUN BERAN AK
.......... (lainny a)
Pemeriksaan Kehamilan Melahirkan
Non pengungsi Pengungsi
Pemeriksaan Nifas & Bayi Baru Lahir Rujukan masalah Kehamilan, Persa linan, Nifas, Bayi baru lahir (komplikasi/emerge nsi) Sakit
(nama penyakit)
Pelayanan KB PUS / WUS (istri / suami)
Annexes Survey Kesehatan
Hal 73 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 74 dari 106
•
Pemerik saan Kehamil an
•
Melahirk an
BAYI PUSKESMAS DOKTER
BIDAN
PERAWAT/ PUSTU
DUKU N BERA NAK
.......... (lainnya)
Pemantauan Tumbuhkem bang Dan imunisasi Sakit
(nama penyakit)
Anak-anak PUSKESMA S DOKTER
BIDA N
PERAWAT / PUSTU
DUKUN BERANA K
.......... (lainnya )
Pemantauan Tumbuhkemban g,
Pemerik saan Nifas & Bayi Baru Lahir • Masalah Kehamilan , Melahirk an dan Nifas • Sakit
BAYI : • Pemerik saan Tumbuh Kemban g dan Imunisa si
Sakit
(nama penyakit)
•
Sakit
Alasan yang diungkapkan masyarakat memilih tempat / fasilitas atau tenaga kesehatan PUSKESMAS DOKTER
BIDAN
PERAWA T/ PUSTU
DUKUN
LAINNYA
Ibu Hamil :
Annexes Survey Kesehatan
Hal 75 dari 106
ANAK : • Pemant auan Tumbuh Kemban g • Sakit
Annexes Survey Kesehatan
Hal 76 dari 106
Lampiran 10
BAGAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN (DIAGRAM VENN)
WUS • KB (Wani ta) • KB (Pria) •
10. Nama Desa kelurahan
Sakit
Annexes Survey Kesehatan
Hal 77 dari 106
/
:
11. Nama Kecamatan dan Kabupaten
:
12. Jumlah perempuan yang hadir
:
13. Jumlah laki-laki yang hadir
:
14. Kelompok masyarakat yang terlibat (beri tanda ‘9’ pada pilihan)
:
15. Tanggal
:
16. Jam Mulai
:
17. Jam Selesai
:
18. Nama Fasilitator
:
Annexes Survey Kesehatan
Non pengungsi Pengungsi
Hal 78 dari 106
Organisasi dan individu penting yang disebutkan berkenaan dengan informasi kesehatan Isu Jumlah yang diberikan oleh laki-laki non pengungsi Jumlah yang diberikan oleh perempuan non pengungsi Jumlah yang diberikan oleh laki-laki pengungsi Jumlah yang diberikan oleh perempuan pengungsi
Jumlah
Arti penting dan jarak hubungan organisasi/individu bagi laki-laki non pengungsi Paling penting
Kurang penting
1. 2.
Paling dekat
1.
Paling penting
Kurang penting
3.
4.
4.
5.
5.
6. 1. 2. 3. 4
6. 1. 2 3. 4.
2.
Paling dekat
1. 2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7. 8.
Kurang dekat
7. 8.
Arti penting dan jarak hubungan organisasi/individu bagi lakilaki pengungsi Paling penting
Kurang
Annexes Survey Kesehatan
1.
2.
3.
Kurang dekat
Arti penting dan jarak hubungan organisasi/individu bagi perempuan non pengungsi
Hal 79 dari 106
1. 2.
Paling dekat
1. 2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
Annexes Survey Kesehatan
Kurang
7.
Hal 80 dari 106
penting
8.
dekat
8. Alasan berdasarkan urutan kedekatan
Arti penting dan jarak hubungan organisasi/individu bagi perempuan pengungsi Paling penting
Kurang penting
1. 2.
Paling dekat
1. 2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7. 8.
Kurang dekat
Alasan Laki-laki non pengungsi
Perempuan non pengungsi
Laki-laki pengungsi
7. Perempuan pengungsi
8.
Alasan berdasarkan urutan terpenting. Alasan Laki-laki non pengungsi
Perempuan non pengungsi Laki-laki pengungsi Perempuan pengungsi Annexes Survey Kesehatan
Hal 81 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 82 dari 106
Lampiran 11
MANUAL PELATIHAN WAWANCARA RUMAH TANGGA
Perhatikan bangunan rumah dan luas tanah : 1. Dalam klasifikasi kesejahteraan rumah tangga ini diklasifikasikan sebagai: (Tuliskan klasifikasi rumah tangga ini berdasarkan klasifikasi kesejahteraan yang telah dilakukan).
2. Perhatikan atap, dinding dan lantai terluas dari rumah tersebut dan tuliskan di buku anda. Jika lainnya maka sebutkan • • •
Jenis atap terluas : (Beton, Genting, Sirap, Seng, Asbes, Ijuk/Rumbia, Lainnya) Jenis dinding terluas : (Tembok, kayu, bamboo, lainnya) Jenis lantai terluas : ( Bukan tanah, dari tanah)
3. Luas tanah yang dimiliki • Sebutkan dalam angka jumlah total luas tanah yang dimiliki oleh anggota rumah tangga, dalam …… m 2 • Kalau memang tidak memiliki tanah, tuliskan : Tidak
Ada
Latar Belakang Demografis 1. Berapakah jumlah anggota dalam rumah tangga ini? • Tuliskan dalam angka jumlah anggota rumah
•
Annexes Survey Kesehatan
Hal 83 dari 106
tangga yang ada, dan hanya anggota rumah tangga yang tinggal dan makan dari dapur yang sama saja.
Jumlah anggota keluarga :
Annexes Survey Kesehatan
Orang
Hal 84 dari 106
2. Urutkan jenis kelamin dan usia dari seluruh anggota keluarga dimulai dari yang termuda, Tuliskan P untuk perempuan dan L untuk laki-laki. Sebagai contoh, sebuah rumah tangga yang memiliki empat anggota : • ayah 36 tahun, ibu 32 tahun, anak laki-laki berumur 2 tahun, serta anak perempuan berumur 7 bulan, • maka tuliskan seperti berikut : P 0 (7 b), L 2, P 32, L
36.
Jika anak berumur di bawah 1 tahun maka tuliskan dalam tanda kurung berapa bulan. Tuliskan b untuk bulan. 3. Berapakah umur dan apakah jenis kelamin dari kepala rumah tangga? Contoh : Kepala Rumah Tangga adalah Suami, berusia 36
tahun, maka ditulis
L36 (Laki-laki, usia 36 tahun).
4. Apakah tingkat pendidikan terakhir dari kepala rumah tangga? • Tuliskan apakah kepala rumah tangga “lulus” atau “tidak lulus” tingkat pendidikan tertentu. • •
Contoh : Lulus SMA
Jika tidak pernah sekolah maka tuliskan “tidak
sekolah”.
Sebutkan pula bilamana ada.
pendidikan
informal
responden,
Sanitasi dan Air Bersih : 1. Apakah sumber air minum utama bagi rumah tangga ini? • PDAM • Sumur • Air Sungai
Annexes Survey Kesehatan
Hal 85 dari 106
• •
Air hujan Lainnya
2. Berapa jauh / jarak sumber air minum tersebut dari rumah tangga • Tuliskan jarak ke sumber air minum dalam : ……………………….. meter. • Jika sumber air tersebut di dalam rumah maka tuliskan ”di dalam rumah”. 3. Berapa pengeluaran untuk air bersih per minggu? rumah tangga harus membeli • Jika
•
/ mengeluarkan biaya untuk memperoleh air bersih, maka tuliskan jumlah total biaya perminggu : Rp. ………….. Jika tidak mengeluarkan biaya maka tuliskan : Rp. 0,00 ”
4. Jenis jamban yang digunakan oleh anggota rumah tangga ini, tuliskan : • Jamban Saniter • Jamban bukan saniter • Memanfaatkan Jamban Umum / MCK • Tidak menggunakan jamban (BAB ”sembarangan”) Pemanfaatan pelayanan kesehatan 1. Catat jenis kelamin dan usia anggota rumah tangga yang memiliki keluhan kesehatan dalam satu bulan terakhir, tuliskan jenis kelamin dan usia. • Contoh: P 32, L 2 (yang dimaksud dalam hal ini adalah seorang ibu berumur 32 tahun dan anak lakilaki berumur 2 tahun pernah sakit atau cedera dalam satu bulan terakhir) • Jika tidak ada yang sakit, cedera, tuliskan “tidak ada” 2. Dari anggota rumah tangga yang sakit tersebut, berapa yang berobat ke tenaga medis professional, tuliskan umur dan jenis kelamin
Annexes Survey Kesehatan
Hal 86 dari 106
• • •
L 2, Berarti anak laki-laki yang berusia 2 tahun berobat sedangkan ibu yang berusia 32 tahun tidak Jika tidak ada yang berobat maka tuliskan “tidak ada”. Jika lebih dari satu maka tuliskan masing-masing jenis kelamin dan usia.
3. Dari anggota rumah tangga yang sakit tersebut, berapa
yang tidak berobat ke tenaga medis professional, tuliskan jenis kelamin dan usia: • P32, berarti seorang perempuan (disini : Ibu), usia 32 tahun • Jika semua berobat maka tuliskan “tidak ada” • Jika ada dan lebih dari satu maka tulis masing-masing jenis kelamin dan usia.
4. Mengapa anggota keluarga tersebut tidak berobat? Tuliskan alasan dengan singkat namun jelas. • Contoh: “karena puskesmas terlalu jauh”. • Jika responden tidak tahu maka tuliskan “tidak tahu”. • Tuliskan “N/A” jika pertanyaan tidak dapat ditanyakan atau tidak relevan. • Jika jawaban lebih dari satu maka tuliskan semua jawaban. (Tanyakan semua kunjungan ke pemberi jasa kesehatan dalam satu bulan terakhir. Ulangi pertanyaan-pertanyaan diatas, sehingga anda mendapatkan data semua anggota keluarga yang berobat) 5. Apakah jenis kelamin dan usia dari anggota rumah tangga yang berobat tersebut? • Tuliskan jenis kelamin dan usia dari anggota rumah tangga yang berobat tersebut: L2 • Jika lebih dari satu maka tanyakan siapa yang terakhir berobat.
6. Kemanakah responden berobat? Tuliskan kemana orang tersebut berobat. • •
Dukun pengobat Pengobat non professional
Annexes Survey Kesehatan
Hal 87 dari 106
• • • • • • • • • •
Ke Apotik (beli obat saja) Polindes / Bidan di Desa BP / Klinik Swasta Puskesmas pembantu Puskesmas Dokter Praktek Swasta RSUD Kabupaten RS Swasta di Kabupaten RS Rujukan di tingkat Propinsi Lainnya
7. Siapakah yang mengambil keputusan untuk berobat atau
tidak? Tuliskan yang mengambil keputusan kala itu, misalnya kepala rumah tangga.
8. Apa keluhan yang dirasakan? Tuliskan keluhan kala itu. • •
Jika responden mengerti benar jenis penyakitnya maka tuliskan, contohnya “malaria”. Namun jika tidak maka tuliskan saja gejalanya,
Contoh “ demam”.
9. Berapakah total biaya yang harus dibayar? Tuliskan total biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan ini termasuk : • biaya periksa, obat dan laboratorium, namun tidak termasuk biaya transportasi 10. Berapakah biaya transportasi yang harus dibayar? • Tuliskan biaya transportasi pulang pergi. • Jika si pengantar (keluarga, petugas
kesehatan) atau si ibu (dari bayi / balita) juga harus membayar maka tambahkan pula biaya transportasi pengantar.
11. Apakah anda menemui kesulitan dalam memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan tersebut? Tuliskan jika memang ada kesulitan. • Contoh: bidan desa tidak tinggal di desa dan hanya ada beberapa jam saja dalam seminggu.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 88 dari 106
•
Sejak konflik tidak ada lagi dokter di puskesmas ini, juga dokter gigi
12. Seberapa puaskah anda dengan pelayanan yang diberikan? Tuliskan apakah responden merasa : • Sangat puas, • Cukup puas, • Tidak puas, • Sangat tidak puas. • Tuliskan “tidak tahu” kalau memang jawabnya tidak tahu.
Kesehatan Ibu dan Anak dan Imunisasi 1. Berapakah jumlah wanita usia subur (WUS) yang ada di rumah tangga ini? • Tulis jumlah wanita usia subur yang ada di •
rumah tangga ini. Dari contoh di atas diketahui ada “1” (Satu). Jika tidak ada maka tuliskan “tidak ada”
2. Pertanyaan selanjutnya harus ditanyakan kepada WUS tersebut dan mengenai anaknya, • Tuliskan jumlah anak yang dimiliki wanita tersebut, •
contoh: 2
Jika tidak punya anak maka tuliskan “tidak ada”
3. Tanyakan pada masing-masing wanita yang termasuk
dalam kelompok WUS disini, berapakah usia anda ? Tuliskan usianya. Contoh: 32
4. Tanyakan tingkat pendidikan terakhirnya : Apakah tingkat pendidikan terakhir anda? • Contoh: lulus SLTP.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 89 dari 106
5. Berapa kali anda hamil (termasuk kehamilan saat ini, keguguran dan bayi meninggal ketika dilahirkan)? Tuliskan berapa kali wanita usia subur tersebut hamil: • Contoh 4 • Jika tidak pernah maka tulis “tidak pernah” Jika tidak pernah maka wawancarai wanita usia subur lainnya dan kembali ke pertanyaan 1 s/d 5.
6. Berapakah jumlah anak anda? Tuliskan jumlah anak yang dimiliki WUS ini, • Contoh: 2, • Jika tidak punya anak maka tuliskan “tidak ada”
7. Apakah saat ini anda sedang hamil? • Tuliskan “ya”, atau “tidak” •
Pertanyaan 8 s/d 17, adalah pertanyaan tentang anak balita wanita ini, dimulai dari yang termuda. Contoh : P0(7b). 8. Apakah jenis kelamin dan berapakah usia anak ini? 9. Berapa kalikah anda mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan selama mengandung anak ini? • Siapakah yang memberikan pelayanan
kehamilan? Berapa kali wanita ini mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan selama mengandung anak ini. Contoh: 3 • Jika tidak pernah maka tulis “tidak pernah” 10. Tuliskan dari siapakah wanita tersebut mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan, misalnya : •
• • •
Bidan di desa.
Dokter / SpOG Dukun, dll
11. Selama masa kehamilan anak ini, berapa kalikah anda mendapatkan suntikan di lengan atas anda? (Suntikan TT)
Annexes Survey Kesehatan
Hal 90 dari 106
• •
Tuliskan berapa kali wanita ini mendapatkan suntikan TT selama mengandung anak ini. Contoh: 2 Jika tidak pernah maka tuliskan “tidak pernah”
12. Siapakah yang menolong proses kelahiran anak ini? Tuliskan pihak yang menolong proses kelahiran anak ini. • Contoh: bidan di desa • Dukun Beranak • Bibi (Jika yang membantu persalinan anggota •
keluarga namun orang tersebut bukanlah bidan ataupun dukun beranak)
Berapakah jumlah kapsul vitamin A yang diberikan pada anak ini tahun lalu?
13. Tuliskan berapa kali anak ini mendapatkan kapsul vitamin A selama tahun lalu. • Contoh: 2 kali • Jika anak tersebut tidak pernah mendapatkan kapsul vitamin A maka tulis “tidak pernah” 14. Apakah anak ini mendapatkan vaksinasi Hepatitis B ? • Jika sudah, tuliskan : Ya • Jika belum, tuliskan : Tidak
17. Tuliskan berapa kali anak ini mendapatkan imunisasi tetesan polio. • Contoh: 2. • Jika anak ini tidak pernah mendapatkan imunisasi tetesan polio maka tuliskan “tidak pernah”
Dalam contoh ini, tidak ada wanita usia subur lainnya, namun masih ada satu anak lagi yaitu L2, maka ulangi pertanyaan 8 s/d 16 untuk anak laki-laki yang berusia 2 tahun. Ulangi pertanyaan 8 s/d 16, hingga anda memperoleh data dari seluruh wanita usia subur dan anak balita mereka.
DAFTAR PERTANYAAN Perhatikan bangunan rumah dan luas tanah : 1. Dalam klasifikasi kesejahteraan rumah tangga ini diklasifikasikan sebagai:
15. Apakah anak ini mendapatkan vaksinasi BCG ? • Jika sudah, tuliskan : Ya • Jika belum, tuliskan : Tidak 16. Berapa kalikah anak ini mendapatkan suntikan (DPT, Campak) ? Tanyakan dan tuliskan berapa kali anak ini mendapatkan suntikan di lengan kirinya. • Contoh: 3 • Jika anak ini tidak pernah mendapatkan suntikan di lengan kirinya maka tuliskan : “tidak pernah”. • Atau mungkin juga tidak lengkap, maka tuliskan apa adanya, misalnya 1 X • Berapa kali anak ini mendapatkan imunisasi tetes polio?
2. Perhatikan atap, dinding dan lantai terluas dari rumah tersebut dan tuliskan di buku anda. Jika lainnya maka sebutkan
Annexes Survey Kesehatan
Annexes Survey Kesehatan
Hal 91 dari 106
3. Luas tanah yang dimiliki
Hal 92 dari 106
2. Berapa jauh / jarak sumber air minum tersebut dari rumah tangga Latar Belakang Demografis 1. Berapakah jumlah anggota dalam rumah tangga ini?
3. Berapa pengeluaran untuk air bersih per minggu?
2. Urutkan jenis kelamin dan usia dari seluruh anggota keluarga dimulai dari yang termuda, Tuliskan P untuk perempuan dan L untuk laki-laki.
4. Jenis jamban yang digunakan oleh anggota rumah tangga ini, tuliskan :
3. Berapakah umur dan apakah jenis kelamin dari kepala rumah tangga?
4. Apakah tingkat pendidikan terakhir dari kepala rumah tangga?
Pemanfaatan pelayanan kesehatan 1. Catat jenis kelamin dan usia anggota rumah tangga yang memiliki keluhan kesehatan dalam satu bulan terakhir, tuliskan jenis kelamin dan usia.
2. Dari anggota rumah tangga yang sakit tersebut, berapa
yang berobat ke tenaga medis professional, tuliskan umur dan jenis kelamin.
Sanitasi dan Air Bersih : 1. Apakah sumber air minum utama bagi rumah tangga ini?
3. Dari anggota rumah tangga yang sakit tersebut, berapa
yang tidak berobat ke tenaga medis professional, tuliskan jenis kelamin dan usia
Annexes Survey Kesehatan
Hal 93 dari 106
Annexes Survey Kesehatan
Hal 94 dari 106
4. Mengapa anggota keluarga tersebut tidak berobat? Tuliskan alasan dengan singkat namun jelas.
(Tanyakan semua kunjungan ke pemberi jasa kesehatan dalam satu bulan terakhir. Ulangi pertanyaan-pertanyaan diatas, sehingga anda mendapatkan data semua anggota keluarga yang berobat) 5. Apakah jenis kelamin dan usia dari anggota rumah tangga yang berobat tersebut?
10. Berapakah biaya transportasi yang harus dibayar?
11. Apakah anda menemui kesulitan dalam memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan tersebut? Tuliskan jika memang ada kesulitan.
12. Seberapa puaskah anda dengan pelayanan yang diberikan? Tuliskan apakah responden merasa :
6. Kemanakah responden berobat? Tuliskan kemana orang tersebut berobat.
Kesehatan Ibu dan Anak dan Imunisasi 1. Berapakah jumlah wanita usia subur (WUS) yang ada di rumah tangga ini?
7. Siapakah yang mengambil keputusan untuk berobat atau
tidak? Tuliskan yang mengambil keputusan kala itu, misalnya kepala rumah tangga.
8. Apa keluhan yang dirasakan? Tuliskan keluhan kala itu.
9. Berapakah total biaya yang harus dibayar? Tuliskan total biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan ini
Annexes Survey Kesehatan
Hal 95 dari 106
2. Pertanyaan selanjutnya harus ditanyakan kepada WUS tersebut dan mengenai anaknya,
3. Tanyakan pada masing-masing wanita yang termasuk dalam kelompok WUS disini, berapakah usia anda ? Tuliskan usianya.
4. Tanyakan tingkat pendidikan terakhirnya : Apakah tingkat pendidikan terakhir anda?
Annexes Survey Kesehatan
Hal 96 dari 106
5. Berapa kali anda hamil (termasuk kehamilan saat ini, keguguran dan bayi meninggal ketika dilahirkan)? Tuliskan berapa kali wanita usia subur tersebut hamil
6. Berapakah jumlah anak anda? Tuliskan jumlah anak yang dimiliki WUS ini,
12. Siapakah yang menolong proses kelahiran anak ini? Tuliskan pihak yang menolong proses kelahiran anak ini.
13. Tuliskan berapa kali anak ini mendapatkan kapsul vitamin A selama tahun lalu.
7. Apakah saat ini anda sedang hamil?
Pertanyaan 8 s/d 17, adalah pertanyaan tentang anak balita wanita ini, dimulai dari yang termuda. Contoh : P0(7b). 8. Apakah jenis kelamin dan berapakah usia anak ini?
9. Berapa kalikah anda mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan selama mengandung anak ini?
10. Tuliskan dari siapakah wanita tersebut mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan, misalnya :
Annexes Survey Kesehatan
11. Selama masa kehamilan anak ini, berapa kalikah anda mendapatkan suntikan di lengan atas anda? (Suntikan TT)
Hal 97 dari 106
14. Apakah anak ini mendapatkan vaksinasi Hepatitis B ?
15. Apakah anak ini mendapatkan vaksinasi BCG ?
16. Berapa kalikah anak ini mendapatkan suntikan (DPT, Campak) ? Tanyakan dan tuliskan berapa kali anak ini mendapatkan suntikan di lengan kirinya.
Annexes Survey Kesehatan
Hal 98 dari 106
Lampiran 12
PROBING UNTUK SUSTER TANAKA
17. Berapa kali anak ini mendapatkan imunisasi tetes polio?
Untuk menggunakan Format Suster Tanaka:
Dalam contoh ini, tidak ada wanita usia subur lainnya, namun masih ada satu anak lagi yaitu L2, maka ulangi pertanyaan 8 s/d 16 untuk anak laki-laki yang berusia 2 tahun.
•
Jangan mulai menanyakan dengan sakit (direct), tetapi mualailah dengan pertanyaan misalnya : o Kalau musim hujan biasanya anak-anak terjangkit penyakit apa ? (apa saja tulis di flip chart, buat list), o Kalau orang tua? (tulis dalam list)
•
Kemudian lakukan dengan menanyakan : o “Bagaimana pada musim panas?” Lakukan seperti diatas.
•
Tanyakan adakah dalam tahun ini penyakit yang tidak berkaitan dengan musim?, Baru masuk ke prosedur suster Tanaka.
Ulangi pertanyaan 8 s/d 16, hingga anda memperoleh data dari seluruh wanita usia subur dan anak balita mereka.
PROBE UNTUK PANAS: • • • •
Biasanya terjadi kapan dan berapa lama? Biasanya diberi obat apa? Selain obat adakah cara untuk menurunkan panas? Selain panas, apa lagi yang dirasakan atau ada penyakit lain yang menyertainya?
PROBE UNTUK PANAS MENGARAH KE CAMPAK • • •
Annexes Survey Kesehatan
Hal 99 dari 106
Apakah panas disertai dengan timbulnya bintik-bintik merah sekaligus disertai dengan batuk, pilek dan mata merah (bersamaan)? Apakah imunisasinya lengkap, pernahkah mendapatkan imunisasi campak ? Untuk mengetahui tindakan pertama apa yang dapat mereka lakukan dan kemana mereka mencari pertolongan, tanyakan :
Annexes Survey Kesehatan
Hal 100 dari 106
Apa yang dilakukan, bila anak atau seseorang menderita panas tinggi ? Minum banyak ? tetap berikan Asi pada bayi ? o Bagaimana dengan batuk sesak dan napas cepat (> 40 / menit) ?, Segera dibawa ke Dukun, Bidan, Puskesmas , Dokter, Tidak dibawa, diobati sendiri dengan obat batuk dan madu ? Apa alasan membawa kesana (ke dukun, ke bidan, ke puskesmas, ke dokter) ?
o
•
•
Bagaimana dengan batuk sesak dan napas cepat (> 40 / menit) ?, Apakah segera dibawa ke Dukun, Bidan, Puskesmas , Dokter, Tidak dibawa, diobati sendiri dengan obat batuk dan madu ? Apa alasan membawa kesana (ke dukun, ke bidan, ke puskesmas, ke dokter) ?
MALARIA. Untuk menjaring panas, dengan kecurigaan Malaria :
PNEMONIA. Untuk menjaring panas disertai batuk-pilek kemungkinan karena pnemonia, tanyakan pula : •
Adakah yang pernah menjumpai anak dengan panas tinggi, disertai batuk-pilek ? • Adakah sesak napas dan napas cepat (catatan frekuensi napas bisa > 40 / menit) ? • Apakah ada penarikan dinding dada kebawah ketika menarik napas? Bila ada yang pernah mengalami atau melihat : • Apakah ada keluarga atau orang lain didekatnya yang menderita sakit batuk dan panas ? • Berapa umur dan berat badan anak saat itu ? Apakah dia “kecil” dibandingkan dengan usianya ? • Bagaimana lingkungan tempat tinggalnya ? kumuh, tidak layak, padat huni ? • Apakah anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap saat bayi Untuk mengetahui tindakan pertama apa yang dapat mereka lakukan dan kemana mereka mencari pertolongan, tanyakan : • Apa yang dilakukan, bila anak atau seseorang menderita panas tinggi ? Minum banyak ? tetap berikan Asi pada bayi ?
Annexes Survey Kesehatan
•
Hal 101 dari 106
• • • • • • • • • • • •
Sama seperti diatas untuk panas, Adakah pada saat panas diselingi dengan rasa dingin dan menggigil? Apakah serangan panas dan menggigil, datangnya berkala ? Adakah disertai sakit kepala, mual, muntah ? Apakah sebelumnya ada rasa lesu, lemah, pucat, tidak nafsu makan ? Apakah biasanya suka “:begadang” sampai larut malam di tempat terbuka, atau bekerja diluar rumah sejak pagi hari / subuh ? Apakah lubang angin kamar tidur / rumah tidak ditutup dengan kasa-kasa nyamuk ? Apakah tidur tidak menggunakan kelambu ? Apakah kelambu tidak dicelup dengan obat anti nyamuk (permetrin) ?, Ataukah kamar tidak disemprot dengan obat nyamuk sebelum tidur ?, atau tidak memakai obat gosok anti nyamuk ? Kemanakah bila seseorang menderita penyakit malaria akan berobat ?, ke tabib ?, ke Bidan?, ke perawat?, ke puskesmas?, ke dokter? Lainnya? Apa yang harus dipatuhi bila seseorang mendapatkan pengobatan malaria? Tahukah bagaimana mencegah seseorang tertular penyakit malaria?
Annexes Survey Kesehatan
Hal 102 dari 106
•
Tahukah bagaimana agar seorang penderita malaria tidak menularkan penyakitnya pada orang-orang sekitarnya ?
Untuk mengetahui apakah masyarakat tahu ancaman MALARIA terhadap kesehatan masyarakat disana, tanyakan ? • Di sekitar yang sakit, adakah orang lain yang sakit serupa ?, • Berapa orang pernah berpenyakit serupa ? Banyakkah ? Apakah sering kambuh ? • Apakah ada semak belukar di sekitar permukiman? Banyakkah nyamuk disana ? • Atau tempat-tempat genangan air? • Apakah di tempat genangan air, dijumpai jentik-jentik nyamuk ? • Tahukah bahaya penyakit malaria, kalau menyerang banyak penduduk? Kalau menyerang ibu hamil ?, • Tahukah bagaimana mencegah penyebaran penyakit malaria di masyarakat? DEMAM BERDARAH DENGUE (DENGUE HAEMORAGIC FEVER) Pancing dengan pertanyaan terbuka: • Apakah panasnya mendadak ? • Bagaimana ciri panasnya (Panas naik, turun, naik lagi : Panas punggung onta) • Adakah bintik-bintik merah pada tubuh? • Selain itu apa? (Mimisan? Mual, Nyeri di ulu hati?) Jika panas bukan termasuk penyakit yang paling sering tetap ditanyakan apa ada atau banyak yang menderita panas dengan gejala seperti di atas, jika ada ditulis di analisa temuan. DIARE PADA ANAK-ANAK
Annexes Survey Kesehatan
Hal 103 dari 106
Tanyakan pada mereka : • Apa yang mereka tahu kalau Bayi / Anak BAlita Diare ? Mau tambah kecakapan ? Tambah pinter ? atau memang sebenarnya sakit ? • Apa saja penyebab diare yang masyarakat tahu ? Kuman / Virus ?. Keracunan Makanan ? Kecacingan ? Karena Sakit (panas, dll) ? • Apa gejala yang tampak menonjol pada anak diare ? Bab encer teus menerus, anak demam, cengeng, hilang nafsu makan ? • Tanda apa yang harus dikenali, bahwa diare sudah cukup berat ? Anak kehausan, semakin lemah, kulit keriput karena kehilangan air (dehydrasi) ? • Apa penyebab kematian akibat diare sebenarnya ? Kumannya ? kehabisan cairan tubuh, berakibat buruk pada kesehatan dan dapat berakhir dengan kematian ? Untuk tahu apakah mereka dapat mengatasi diare yang terjadi di keluarga ? • Tahukah pertolongan pertama sebelum mendapatkan pengobatan ? tahukan oralt ? cara membuat, bahanbahan penggantinya ? • Bagaimana dengan pemberian ASI pada bayi ? • Apa yang harus diketahui, untuk mencegah terulangnya kejadia diare di masa yang akan dating ? DIARE PADA ORANG DEWASA Tanyakan pada mereka : • Masih banyakkah orang dewasa yang terkena diare, sampai dehidrasi berat ? • Apakah ketersediaan air bersih mencukupi untuk seluruh penduduk di lingkungan itu ? Apakah kecukupan air bersih sepanjang tahun ? Sulitkah mendapatkan air bersih di musim kemarau ? • Adakah perilaku masyarakat, yang mendorong terjadinya diare dan bahkan wabah diare di masyarakat ? BAB di tempat yang benar, Cuci tangan dengan sabun setelah
Annexes Survey Kesehatan
Hal 104 dari 106
•
cebok dengan tangan, memasak makanan dengan benar, minum air matang, menutup makanan agar tidak dihinggapi lalat, dsb Adakah gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah Diare agar tidak terulang ?
o •
Untuk mengetahui kesadaran berobat penderita TB Paru o Apakah mereka segera mencari pengobatan ke Puskesmas ? o Apakah mereka minum obat yang diberikan secara teratur sampai selesai ? o Apakah mereka tidak meludah sembarangan ? Menutup mulut ketika batuk dan bersin ? o Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan rumahnya (cukup sinar matahari, bersih, ventilasi cukup baik, dll.
•
Untuk menjaring Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM/COPD). o Apakah batuk disertai sesak napas o Apakah rasa sesak lebih nyata saat mengeluarkan udara (ekspirasi) o Adakah penyakitnya sering kambuh dalam kondisi lingkungan yang memburuk (tempat tinggal tidak layak huni, pengap, penuh sesak, dll) o Apakah sakitnya sudah cukup lama ?
SAKIT KULIT Untuk mengarah ke infeksi kulit biasa • Apakah ada gatal-gatal • Apakah ada nanah / kudisan • Adakah bercak dikulit • Ada luka? Seperti apa? Untuk mengarah ke kusta • Apakah ada bercak putih atau merah atau berupa benjolan yang disertai dengan mati rasa ?(test dengan ujung jarum pentul) • Apakah ada bercak disertai dengan cacad pada tangan dan kaki? Jika penyakit kulit tidak termasuk penyakit yang sering, ditanyakan juga apakah ada orang yang menderita penyakit seperti kusta dan dimasukkan ke dalam analisis temuan. PENYAKIT BATUK PADA ORANG DEWASA. Batuk dengan sesak napas •
Untuk menjaring TB (tuberculosis) o Bagaimana dengan mereka yang batuk (apakah beriak selama > dari 3 minggu)? o Adakah demam-demam yang lama (± 1 bulan) o Adakah mereka yang batuk itu disertai penurunan berat badan dan hilangnya nafsu makan? o Adakah batuk disertai dengan keringat pada malam hari? o Perrnahkah batuk disertai dengan darah ?
Annexes Survey Kesehatan
Hal 105 dari 106
Adakah keluhan sesak napas, nyeri dada ?
KIA : Ibu hamil • Untuk menggali ke arah keracunan kehamilan (toxemia gravidarum) o Adakah ibu hamil disertai dengan kejang, kaki bengkak dst, (tekanan darahnya tinggi) • Untuk mengetahui kematian ibu hamil dan kematian bayi o Adakah ibu melahirkan yang anaknya meninggal, atau o Ibu yang melahirkan itu sendiri yang meninggal Tanyakan kemungkinan disebabkan apa ibu meninggal ? (perdarahan, panas tinggi, kejangkejang, lainnya ?)
Annexes Survey Kesehatan
Hal 106 dari 106
•
Untuk mengetahui kondisi kekurangan darah / anemi pada ibu hamil o Apakah ibu merasakan lesu, lelah, letih, lemah, dan lalai ? o Adakah pusing-pusing, mata berkunang-kunang ? o Apakah bayi yang dilahirkannya kecil, walaupun cukup bulan ? Harus diprobing pada saat diskusi tentang penyakit ibu Bayi baru lahir • Untuk menggali ke Tetanus Neonatorum o Apakah ada bayi baru lahir yang kejang, o Apakah bayi tidak mau / tidak bisa menetek dan mulut mencucu (seperti mulut ikan) ? o Siapa yang menolong kelahiran bayi tersebut ? • Gejala tetanus pada bayi baru lahir : o Kejang o Bayi tidak mau menetek o Mulut mencucu o Tali pusat kotor (atau terinfeksi) o Bisa menyebabkan kematian. Harus ditanyakan pada saat diskusi tentang penyakit pada bayi PENYAKIT PADA ANAK-ANAK. •
Pada saat diskusi penyakit pada usia anak-anak harus ditanyakan gejala malnutrisi / gangguan gizi : o Apakah banyak anak yang sangat kurus bila dibandingkan dengan teman seusianya? o Apakah ada anak yang kurus dengan perut yang buncit dan kulitnya keriput? o Apakah ada anak yang bengkak-bengkak pada kaki sampai muka?
Annexes Survey Kesehatan
Hal 107 dari 106
•
Gejala malnutrisi (kurang gizi pada anak-anak dapat berupa) o Ringan sampai sedang : Berat badan kurang dibandingkan yang seharusnya menurut umur (dapat dilihat di KMS berada di pita kuning) o Gannguan Berat Badan, dapat berupa : Marasmik Badan sangat kurus, kulit keriput, rambut jagung, wajah seperti orang tua Kwarsiorkor Badan, muka dan kaki maupun tangan bengkak karena kekurangan protein (gemuk tetapi berisi cairan) Kombinasi keduanya
•
Menggali ke arah kecacingan pada anak-anak o Apakah anak tampak kurus ? o Bagaimana timbangan berat badannya ? kurang dari normal ? o Apakah perutnya buncit ? Pucat ?, Kulit keriput ? o Apakah anak menunjukkan gejala lesu, lemah, mengantuk ? o Adakah keluhan sering sakit perut, mulas, mencret ? o Pernahkah keluar cacing bersama kotoran / BAB, atau mungkin termuntahkan (keluar melalui mulut) ? o Apakah anak-anak lainnya dalam keluarga menunjukkan gejala yang sama ?
POLIO UNTUK ANAK-ANAK: • Pancing dengan pertanyaan terbuka • Adakah anak-anak yang panas dan disertai kelumpuhan mendadak pada kaki? (mungkin polio)
Annexes Survey Kesehatan
Hal 108 dari 106
PENJELASAN MENU KEGIATAN
LAMPIRAN 13
MENU KEGIATAN
No
1 Penggerakan Peran Serta Masyarakat
PENJELASAN MENU KEGIATAN
*
Penggerakan peran serta masyarakat dalam kesehatan, adalah :
dalam kesehatan, melalui Pendekatan
Suatu upaya pengembangan yang berpusat pada potensi masyarakat itu sendiri, melalu
Partisipatori
prosespendekatan ganda yaitu pemberdayaan dan kegiatan yang terencana. *
Pendekatan partisipatori, adalah : Suatu proses keterlibatan masyarakat di semua tahapan proses perkembangan yang ada di kelompokmasyarakat itu sendiri, mempelajari situasi mereka sendiri dan juga membuat keputusan sendiri dalam: - Menganalisis Situasi - Membuat Perencanaan - Melaksanakan - Mengelola - Memonitor dan Mengevaluasi Menemukan pendistribusian manfaat darl pengembangan yang dilakukan supaya ada kesetaraan
Orientasi / Pelatihan * Orientasi bg Dewan KesehatanKabupaten/ (District Health Committee)
A Dewan Kesehatan Kabupaten / DKK (District Health Committee) 1 DKK merupakan suatu badan yang dibentuk oleh Bupati sebagai forum komunikasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten dgn masyarakat setempat. Forum Komunikasi dilaksanakan 4 (empat) kali dalam setahun 2 Anggota DKK terdiri dari 8 - 10 orang yg anggotanya berasal dari unsur Dinas Kesehatan. Lembaga swadaya masyarakat, yang peduli kesehatan, ahli di bidang kesehatan, organisasi profesi, swasta, perwakilan anggota organisasi wanita, maupun DPRD Komisi Kesra pengambilan keputusan yang pluralistik dalam perencanaan dan alokasi sumber daya 2 Bekerjasama dengan pihak-pihak relevan di Dinas Kesehatan dan Sektor lain terkait untuk memberikan penjelasan pedoman keseluruhan untuk implementasi P2SED 3 Merupakan forum ntuk mengemukakan issue kesehatan, menetapkan kebijakan kesehatan, untuk mencapai konsensus & untuk mengajukan prioritas kesehatan, termasuk dlm P2SED C Orientasi DKK, untuk peran dan fungsinya dalam P2SED : * Memberikan input-input tentang P2SED, Konsep, Tujuan, Proses penyelenggaraan dan
No
MENU KEGIATAN
PENJELASAN MENU KEGIATAN pelaksanaannya serta hasil-hasil yang diharapkan akan dicapai * Menyepakati bersama, rumusan peran, tugas dan fungsi DKK dalam Pelaksanaan P2SED * Merumuskan langkah-langkah tindak lanjut dalam pelaksanaan P2SED di Kabupaten
* Pelatihan bagi anggota-2 BPP
A Badan Penyantun Puskesmas (BPP) * Badan Peduli Kesehatan Masyarakat (BPKM) atau Badan Penyantun Puskesmas (BPP) adalah suatu organisasi masyarakat yang merupakan mitra kerja Puskesmas yang berfungsi sebagai penyantun dan pemberi masukan kepada Puskesmas * BPP beranggotakan tokoh masyarakat yg peduli kepada pembangunan kesehatan di wilayahnya. Anggota BPP merupakan perwakilan masyarakat, dipilih dari dan oleh masyarakat. dan mengingat kepentingannya dlm P2SED, dapat disertakan unsur kesehatan di dalamnya. * Jumlah Anggota dalam P2SED disarankan minimal 9 orang, 4 diantaranya akan merangkap fungsinya sebagai Tim Teknis Kesehatan, yg terdiri atas 2 orang dari unsur kesehatan (bukan Ka. Puskesmas) dan 2 orang lain unsur masyarakat. * Keberadaan unsur pemerintah (kesehatan) masih diperlukan dalam upaya mendampingi masyarakat ketika mengidentifikasi kebutuhan kesehatannya, lambat laun kepesertaan unsur pemerintah dapat berangsur ditiadaka * Sesuai dengan kebutuhan Jumlah Tim Teknis Kesehatan, maka penambahan jumlah anggota BPP, ditambahkan dengan kelipatan 4 (satu Tim TTK) B Pelatihan BPP diberikan dalam rangka : * Memberikan masukan-masukan dan ketrampilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam P2SED * Dilaksanakan oleh KM Kabupaten, bersama dengan DKK
* Tambahan materi pelatihan bagi Tim Teknis Kesehatan (TTK) Kecamatan
A. Tim Teknis Kesehatan (TTK) Kecamatan, * Terdiri atas 4 orang, masing-masing 2 orang dari unsur kesehatan dan 2 orang dari wakil masyarakat peduli kesehatan * Bilamana dibutuhkan, dalam satu kecamatan dapat dibentuk lebih dari satu TTK B Pelatihan bagi TTKK * Merupakan tambahan materi dalam menjalankan tugasnya memfasilitasi dan memberikan feed-back pada masyarakat, tentang kebutuhan kesehatan masyarakat
No
MENU KEGIATAN
* Pelatihan bagi Tim Penggerak Kesehatan
PENJELASAN MENU KEGIATAN
A Tim Penggerak Kesehatan Masyarakat. (TPKM) * Terdiri atas Kader-2 Kesehatan Desa (Kader Posyandu, dll), Masyarakat Desa Peduli Kesehatan, Fasilitator Desa,Petugas Kesehatan di Desa (BdD, Perawat pustu), PLKB, B Pelatihan bagi TPKM * Pelatihan diberikan dalam upaya pemberdayaan mereka dalam kemampuannya mengidentifikasi kebutuhan kesehatannya, implementasi pendekatan partisipatori dalam menggerakkan masyarakat desa berperan serta memenuhi kebutuhannya secara mandiri. * Pelatihan bagi TPKM dilaksanakan oleh BPP dan TTK Kecamatan
b Survey Kesehatan Berbasis
*
Komunitas
Suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat secara langsung, untuk mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor penyebab / latar belakang masalahnya, menganalisis dan menentukan kebutuhan kesehatannya.sendiri
*
Untuk mendukung (back-up) data hasil survey masyarakat, TPKM dibantu aparat desa mengumpulkan data inventaris komunitas (desa).
c Revitalisasi UKBM*
*
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), adalah bentuk Peran Serta Masyarakat
Revitalisasi UKBM* (Posyandu, Polindes,
dalam kesehatan, sebagai hasil suatu upaya pemberdayaan masyarakat dalam kesehatan,
Kemitraan Bidan dan Dukun, GSI, POD,
dapat diwujudkan dalam bentuk :
UKK, UKS, Pokmair, TPKJM, dll)
- Kegiatan di Posyandu - Pengelolaan Pondok Bersalin Desa (Polindes) - Kegiatan kemitraan bidan dan dukun, dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Reposisi peran dukun dalam pertolongan persalinan, tidak lagi menolong langsung persalinan tetapi sebagai mitra bidan, dalam "merawat" ibu dan bayi baru lahir.) - Gerakan Sayang Ibu (GSI) - Pos Obat Desa (POD) - Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) - UKS - Kelompok Pemakai Air, Kesehatan Lingkungan - Team Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM), dll.
d Kegiatan Warga Siaga
*
* Pelayanan P3K, P3P * Rujukan Emergensi/Komplikasi Maternal & Neonatal
Merupakan upaya swadaya masyarakat, yang berperan saat kondisi emergensi, kerusuhan / Bencana, Kejadian Luar Biasa (KLB)
*
Siap Antar Jaga (SIAGA) adalah kondisi kesiapan / kesamaptaan masyarakat, untuk dapat : mengambil keputusan segera, dalam rangka mengatasi / menanggulangi masalah kesehatan
No
MENU KEGIATAN
PENJELASAN MENU KEGIATAN
* Kesehatan Balita (MTBS) dan Gangguan
yang sifatnya darurat, gawat, perlu tindakan / pertolongan segera, contohnya: :
Gizi
- Memberikan Pertolongan Pertama sebelum memperoleh pelayanan kesehatan dari petugas
* Rujukan kasus emergensi lain
kesehatan, dan
* Kondisi Wabah / KLB /Bencana/
.- Segera merujuk, misalnya pada kasus penyakit, kecelakaan, anak sakit, Ggn Gizi Berat,
Kerusuhan massal
Kedaruratan pada ibu hamil, melahirkan, nifas, bayi baru lahir, serta kondisi kedaruratan /
* Penyuluhan Kesehatan olehMasyarakat
kegawatan lainnya. - Memberikan pertolongan pertama pada Balita Sakit, termasuk memberikan suplementasi gizi, melalui PMT dan sejenisnya. - Siaga menghadapi Bencana Massal (Alam / kerusuhan, man made disaster) , baik dalam koordinasi pertolongan pertamanya, evakuasi dan komunikasi dengan pihak relevan - Menguasai materi / bahan penyuluhan, yang diperlukan masyarakat *
Untuk membentuk Warga Siaga, perlu adanya upaya pemberdayaan masyarakat, melalui penyuluhan, pelatihan, dan pembinaan berkelanjutan, dll
2 Kegiatan Inovatif pelayanan Kes-masy di lokasi
*
terpencil /Masyarakat Terasing
Inovatif dimaksud, adalah langkah strategis yang paling efektif dan efisien yg sifatnya sangat spesifik lokal dlm melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat di lokasi terpencil/geografis, dan atau pada sasaran masyarakat terasing (kesenjangan faktor Sosial-budaya)
*
Pada setiap lokasi, dimungkinkan untuk dikembangkan pendekatan yang spesifik daerah atau situasi - Dengan sarana transportasi khusus - Dengan bantuan / didukung bahan kontak kebutuhan pokok - Dikerjakan oleh Unit Kesehatan Swasta, atau cara-cara lain spesifik lokal
3 Mengembangkan upaya-upaya inovatif, dalam
Inovasi pengadaan tenaga kesehatan desa :
rangka menjamin kesinambungan pelayanan
Mengingat sulitnya menjamin ketersediaan tenaga kesehatan yang dapat ditugaskan di desa secara
kesehatan dasar bagi masyarakat khususnya di
berkesinambungan, maka selain mempekerjakan tenaga kesehatan terutama Bidan dengan
desa-desa terpencil dan sulit, antara lain dengan
cara kontrak kinerja bertarget (Targeted Performance based Contract), dapat dilakukan dgn cara
mendidik calon tenaga kesehatan yang berasal
*
Menyekolahkan anak desa setempat melalui beasiswa P2SED
dari desa-desa yang bersangkutan
*
Selanjutnya dikembalikan ke desanya kembali untuk bertugas selama masa perjanjian yang ditetapkan dalam ikatan dinas
*
Diutamakan untuk tenaga Bidan di Desa, yang dididik dengan tambahan Kurikulum / Materi Lokal tentang Tugas-tugas di Desa.
4 Kontrak Tenaga Kesehatan Berbasis Kinerja
*
Model kontrak untuk tenaga-tenaga kesehatan yang bekerja di lokasi-lokasi tertentu, di
No
MENU KEGIATAN
PENJELASAN MENU KEGIATAN
(Targetted PerformanceBased Contract / TPC)
daerah pasca konflik (sebagai tenaga pengganti / substitusi, sepanjang mutasi tenaga dari tempat lain sulit dimungkinkan), *
Kespesifikan model adalah, petugas kesehatan akan dibayar apabila benar-benar berada di lokasi untuk memberikan layanan kesehatan pada masyarakat, dan selain mendapatkan penghasilan tetap / dasar, juga akan mendapatkan penghasilan lainnya berdasarkan kinerja bertarget (Targeted Performance based Contract),
5 Kontrak Pelayanan Kesehatan Bagi KK
*
Untuk menjamin bahwa masyarakat miskin atau rentan, akan memperoleh Yankes maka
Miskin dan Masyarakat Rentan Lainnya,dengan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk sasaran ini, dikontrakkan pada BAPEL
Badan Penyelenggara / Bapel JPKM / JPK-
JPKM / JPK-Gakin, yang akan menyerahkan pelayanan kesehatan tersebut kepada institusi
Gakin,
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan (tingkat pertama / lanjutan) .dengan sistem yg berlaku *
6 Kupon transportasi, untuk : * Tenaga Kesehatan , ke lapangan untuk
Pedoman Penyelenggaraan, akan mengikuti Pedoman yang telah ada.
Kupon transportasi, digunakan oleh : *
pelayanan khusus
Nakes, mengunjungi lokasi lapangan dalam wilayah kerjanya yang sulit dijangkau atau ke lokasi yg tidak ada tenaga kesehatan menetap disana, untuk memberikan layanan kesehatan dasar secara berkala atau dalam kondisi tertentu, perlu pelayanan / bantuan tenaga kesehatan, yang sifatnya segera (tenaga perbantuan dari puskesmas, kabupaten, misalnya dalam KLB, Kerusuhan)
* Rujukan Kasus Emergensi /Komplikasi
*
Kasus emergensi dari desa (Masyarakat miskin, rentan/pengungsi), yang harus dirujuk ke Puskesmas, Puskesmas Perawatan, Sarana rujukan lain / swasta terdekat, RS Kabupaten / Swasta terdekat
Nilai / Biaya transportasi diganti sesuai dengan kondisinya (Umumnya), sebagaimana telah diatur sebelumnya. 7 Pemberantasan Vektor/Agent Penyakit
Suatu upaya untuk memberantas vektor / Agent Penyakit menular, melalui pembasmian,
Menular :
pencegahan, dan peniadaan tempat perindukannya :
* Pengadaan alat dan bahan pembasmi vektor
*
Sprayer, Alat Fogging, dan insektisida / malathion, dll, untuk penyemprotan nyamuk
*
Abate untuk basmi jentik Aedes Aegepty, permetrin untuk mencelup kelambu (membunuh
/ Agent penyakit
(Anopheles, A.Aegepty, Culex), Lalat, serangga,dll nyamuk), Kaporit untuk basmi kuman penyebab diare, dll
* Pembasmian sarang / perindukan Vektor
*
Pada tempat yang luas, diserahkan pada komponen lain (Infrastuktur), dibuat drainage, pada lokasi yang kecil, dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri, dengan bantuan dukungan biaya operasional kerja
No
MENU KEGIATAN
8 Perbaikan Sarana Fisik Kesehatan & Logistiknya.:
PENJELASAN MENU KEGIATAN *
Pembangunan Fisik Sarana Kesehatan :bersama pengadaan tenaganya kembali, akan segera memulihkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan berfungsinya sistem rujukan.
* Sarana Posyandu
- Posyandu adalah milik masyarakat, penggantuan sarana / perlengkapan posyandu, berupa :
* Polindes, Sarana Kesehatan (Puskesmas,
Timbangan Ibu, Dacin, Kantong menimbang, meja/kursi (5 meja, 10 kursi), KMS Balita,
Puskesmas Pustu, PuskesmasPerawatan/TT,
Bahan Penyuluhan. Dll
* Percontohan Sarana Air Bersih / Sanitasi
- Rehabilitasi / renovasi bangunan Polindes, sekaligus diupayakan agar memenuhi standar minimal, sehingga dpt dimanfaatkan selain rumah tinggal, juga pelayayanan dan persalinan - Proses rehabilitasi / renovasi Pustu, Puskesmas, Puskesmas perawatan, harus mengikuti ketentuan standar teknis untuk bangunan fasilitas kesehatan. Renovasi segera dan penempatan tenaganya, akan memulihkan pelayanan kesehatan dan sistem rujukan, dalam upaya memulihkan status kesehatan masyarakat. - Renovasi bangunan kesehatan dasar milik Institusi Swasta dapat dilakukan sendiri oleh pemiliknya, walaupun untuk kondisi tertentu dapat dipertimbangkan untuk dibantu, sepanjang mereka memberikan pelayanan pd masyarakat dengan baik, tanpa diskriminasi - Sebelum dana rehabilitasi teranggarkan dapat terrealiser, maka layanan dpt diberikan di bangunan umum lainnya, kecuali untuk tindakan dan pertolongan persalinan, tindakan-2 medis lainnya. Apabila terpaksa menggunakan ruangan lain bukan bangunan kesehatan, perlu diperhatikan pembuangan limbah / sampah medisnya, untuk mencegah terjadinya kontaminasi lingkungan oleh limbah medis. - Pembuatan Model Sarana Air Bersih (SPT Dangkal/Dalam, PAH, Perpipaan, dll) dan percontohan model jamban saniter
* Logistik Kesehatan (Alat & Obat)
- Kekurangan alat-alat kesehatan esensial dan ketersediaan obat-obatan esensial, untuk - pelayanan kesehatan dasar perlu dibantu dari Proyek, agar tidak mengganggu penyelenggaraan pelayanan
* Peralatan Kesehatan Tambahan,
Alat dan bahan pemeriksaan tambahan, spesifik untuk kebutuhan pelayanan kesehatan
Khusus daerah rawan konflik 9 Survailance :
- masyarakatt daerah konflik Merupakan bagian dari Sistem Kewaspadaan Dini terhadap timbulnya masalah kesehatan
* Penyakit Menular, potensi wabah
berpotensi Wabah / KLB dan masalah gizi masyarakat, dalam Fase Pasca Konflik.
* Gizi
*
Upaya pengamatan secara terus menerus, atas kejadian penyakit menular dan atau status gizi masyarakat, diwaspadai adanya kecenderungan peningkatan jumlah secara mencolok
*
Kegiatan pengamatan , difokuskan pada kejadian penyakit menular berpotensi Wabah dan kasus dengan masalah gizi (BGT, BGM, KEK, KEP, Anemi berat)
No
MENU KEGIATAN
10 Kegiatan Pelatihan Tenaga Kesehatan
PENJELASAN MENU KEGIATAN *
Kegiatan Pelatihan Tanaga Kesehatan bertujuan untuk memulihkan kembali fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan.: - KIP/K Post Trauma (Sasaran : Bidan, Perawat, Dokter Puskesmas dan RS) - Asuhan Persalinan Normal / Aman (Wajib, semua bidan harus sudah terlatih) - Ketrampilan penanganan kedaruratan (Live Safing Skill), hanya untuk Bidan di Desa yang - sulit merujuk / di daerah terpencil - Asuhan Pasca Keguguran (APK/Post Abortion Care) MTBS, pelatihan menejemen penanganan balita sakit secara terpadu - Pelatihan Manajemen Kasus dengan Kedaruratan Medik untuk Dokter dan Perawat - Pelatihan Manajemen Kasus dengan Kedaruratan Medik Maternal dan Neonatal untuk Tim PONED Puskesmas Perawatan dan Tim PONEK RS Kabupaten / RS Rujukan Swasta, - Pelatihan surveilance, bagi petugas puskesmas (Dokter, Dokter Gigi, Perawat, Sanitarian, Gizi, Bidan) dan bila masih diperlukan petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten
*
Pelatihan Menejemen Program-2 P2M, - Penatalaksanaan ProgramPenanggulangan Malaria - Penatalaksanaan Program Penanggulangan TB penatalaksanaan program Penanggulangan DBD - Penatalaksanaan Program Penanggulangan Diare - Penatalaksanaan program Penanggulangan PMS, HIV/AIDS, Penatalaksanaan program Penanggulangan Penyakit-penyakit Menular Endemis Lokal / - Lainnya (Filariasis, Rabies, dll)
PENJELASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
LAMPIRAN 14
MENU KEGIATAN
MANUAL
PELAKSANA
1 Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam kesehatan, melalui Pendekatan Partisipatori a. Orientasi / Pelatihan
Propinsi & Pusat
* Orientasi bg Dewan KesehatanKabupaten/
Tahapan Pelatihan :/ Orientasi * Persiapan :
(District Health Committee)
- Inventarisasi Anggota DKK - Menyiapkan bahan-bahan / Materi P2SED * Orientasi dalam P2SED - Reorientasi pada Peran, Tugas dan Fungsinya secara umum - Pengenalan P2SED - Peran, Tugas dan Fungsinya dalam P2SED - Praktek menjalankan tugas-tugas sebagai pelatih dan melakukan pembinaan lapangan
* Pelatihan bagi anggota-2 BPP
Kabupaten (KM Kab, DKK dan
Tahapan Pelatihan * Persiapan
Dinkes Kabùpaten /
- Inventarisasi Anggota-Anggota BPP
Kota)
- Penetapan anggotan Tim TTK - Menyiapkan Materi P2SED - Menyiapkan Bahan-2 Pelatihan & Studi Kasus Masalah Kesehatan desa dan antar desa * Pelaksanaan .- Reorientasi pada Peran, Tugas dan Fingsinya secara umum - Pengenalan P2SED - Input Materi tentang Peran, Tuigas dan Fingsi BPP dalam P2SED '- Latihan dalam Identifikasi masalah dan kebutuhan kesehatan - Latihan dalam pelaksanaan Tugas-tugasnya dalam P2SED
MENU KEGIATAN
PELAKSANA
* Tambahan materi pelatihan bagi Tim Teknis Kesehatan (TTK) Kecamatan
Kabupaten (KM Kab, DKK dan Dinkes Kabùpaten / Kota)
MANUAL Tahapan Pelatihan * Lanjutan Pelatihan - Tambahan Input tentang Peran, Tugas dan Fungsi anggota BPP, sebagai Anggota Tim Teknis Kesehatan - Praktek dalam menjalankan peran, tugas dan fungsinya sebagai TTK Di Kelas dan di Lapangan / praktek - Praktek melakukan inventarisasi data masalah & kebutuhan kesehatan (dalam rangka pendampingan pada TPKM, bila diperlukan)
* Pelatihan bagi Tim Penggerak Kesehatan Masyarakat (TPKM)
BPP, TTK Kec,
Tahapan Pelatihan
Puskesmas)
* Persiapan - Inventarisasi Keberadaan dan kompetensi Kader-2 Kesehatan Desa - Ïnventarisasi Anggota Masyarakat Peduli Kesehatan - "Recruiting" Calon Anggota TPKM Desa (Nakes Desa, Kader Kesehatan, Fasilitator Desa dan Masyarakat Peduli) - Persiapkan bahan / materi untuk Identifikasi masalah kesehatan * Pelaksanaan - Pengenalan P2SED - Input Materi Identifikasi Masalah Kesehatan - Praktek Simulasi pengumpulan data, FGD, proses analisis data. Rumusan Kebutuhan kesehatan - Praktek Lapangan (Terintegrasi dengan proses pelatihan TTK)
b Survey Kesehatan Berbasis Komunitas
TPKM TKK
* Manual disusun oleh proyek P2SED, dilampiri dengan format 1 s/d 12 * Dilaksanakan oleh TPKM * Difasilitasi oleh TTK
c Revitalisasi UKBM* (Posyandu, Polindes, Kemitraan Bidan dan Dukun, GSI, POD, UKK, UKS, Pokmair, TPKJM, dll)
TPKM, BPP,
* Upaya untuk penguatan kembali UKBM, diprioritaskan pada UKBM
DKK
yang pernah ada sebelumnya, dan keberadaan UKBM di bidang
TOGAMA Masy Desa
kesehatan Jiwa (TPKJM) dirasakan sangat diperlukan * Selain manual-manual UKBM, yang penting disini adalah bagaimana
MENU KEGIATAN
PELAKSANA setempat
MANUAL menghimpun kembali masyarakat peduli kesehatan, kader kesehatan untuk bersepakat kembali mengaktifkan kegiatan-kegiatan peran serta yang pernah digiatkan sebelumnya * Peran TPKM dan BPP sangat besar, dengan menggunakan pendekatan partisipatori, diharapkan masyarakat tergerakkan kembali untuk mau berperan dalam UKBM, sekaligus upaya rekonsiliasi sosial * Agar UKBM cepat berfungsi kembali, sekaligus mendorong terjadinya kontak-kontak sosial antar masyarakat, khususnya yang pernah terpisah karena konflik, Proyek atas dasar pengusulan masyarakat, sebaiknya mempertimbangkan realisasinya * Keberhasilan mewujudkan berfungsinya kembali keberadaan UKBM, selain akan mendukung upaya perbaikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, juga mendorong terjadinya interaksii masyarakat pelaku kegiatan-kegiatan sosial menuju kesejahteraannya
d Kegiatan Warga Siaga
TPKM, BPP,
* Pelayanan P3K, P3P
DKK
* Rujukan emergensi / Komplikasi M & N
TOGAMA
* Kesehatan Balita (MTBS)
* Persiapan Pelatihan : - Mempersiapkan calon peserta pelatihan, untuk setiap jenis ketrampilan teknis bagi Kader-2 Warga Siaga, modul pelatihan untuk setiap jenis - pelatihan, tenaga pengajar dari Puskesmas, Dinkes, LSOM,
* Rujukan kasus emergensi lainnya
- Modul dan Manual, menggunakan yang telah ada
* Kondisi Wabah / KLB / Bencana massal
* Pelaksanaan Pelatihan,untuk masing-'2 jenis ketrampilan Warga Siaga
* Penyuluhan Kesehatan oleh Masyarakat
(di kelas dan di lapangan / praktek) * Peserta yang telah terlatih melakukan kegiatan penyiapan & penggerakan peran serta warga, penyuluhan, didukung dengan upaya mobilisasi sumberdaya masyarakat, melakukan P3K/P3P, bila ada kasus, dll. * Pembinaan Pasca Latih, untuk kesinambungan kegiatan Warga Siaga
2 Kegiatan Inovatif pelayanan kesehatan Masy. di lokasi terpencil / Masyarakat Terasing
Puskesmas, Dinas Kesehatan, Unit Kesehatan Swasta / LSOM
* Tidak Perlu Manual Khusus, tetapi menggunakan pedoman yg telah ada, mengingat bahwa lokasi-2 konflik, pd umumnya mempunyai program pelayanan kesehatan daerah terpencil dan pelayanan masyarakat terasing * Perlu diingatkan kembali, bahwa prinsipnya masyarakat di desa-desa terpencil, Masyarakat Terasing, mempunyai hak yang sama untuk
MENU KEGIATAN
PELAKSANA
MANUAL memperoleh layanan kesehatan yang berkualitas secara merata * Yang penting dan perlu diingatkan kembali adalah bagaimana petugas kesehatan secara fisik, sosial budaya, mampu menjalin komunikasi dlm rangka menjangkau mereka dgn pelayanan kesehatan yang berkualitas c Untuk menjalin kontak dengan masyarakat terasing, dapat dipertimbangkan untuk pengadaan bahan kontak, berupa keperluan hidup sehari-hari, misalnya : Gula, garam beryodium, sabun, sikat gigi, bahan makanan instant, buku-buku pelajaran, dll * Untuk transportasi petugas kesehatan, mungkin diperlukan biaya khusus * Pada lokasi / kondisi tertentu, pelayanan dapat dilakukan oleh unit-unit kesehatan swasta / LSOM
3 Mengembangkan upaya-upaya inovatif, dalam
Dinas Kesehatan
Tahapan Pelaksanaan :
rangka menjamin kesinambungan pelayanan
Kabupaten,
* Identifikasi kebutuhan Nakes Desa diperoleh dr data inventarisasi Desa
kesehatan dasar bagi masyarakat khususnya di
Poltekes,
* Menetapkan Kurikulum Lokal yang dibutuhkan bagi tenaga-2 kesehatan
desa-desa terpencil dan sulit, antara lain dengan Pemerintah Daerah mendidik calon tenaga kesehatan yang berasal
Kabùpaten / Kota)
dari desa-desa yang bersangkutan
yang akan bekerja di perdesaan / lokasi khusus (tambahan Kur wajib) * Mengadakan kontrak kerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan * Penetapan Syarat-syarat mengikuti program Pendidikan Ikatan Dinas * Seleksi dan penetapan calon peserta didik ikatan dinas * Penandatanganan Ikatan Dinas, Hak&Kewajiban Calon Peserta Ikatan Dinas, Pedoman Ikatan Dinas, akan mengacu / memodifikasi dari hasil proyek SM-PFA, HP5. * Pendidikan sesuai dengan kurikulum * Penempatan pada Pos / Desa yang membutuhkan.
4 Kontrak Tenaga Kesehatan Berbasis Kinerja
DKK, BPP
* Akan menggunakan Manual Kontrak Tenaga Bidan di Desa. Berbasis
Bertarget. (Targetted Performance Based
kinerja bertarget , untuk daerah pasca konflik (sebagai tenaga pengganti/
Contract / TPC)
substitusi, sepanjang mutasi tenaga dari tempat lain sulit dimungkinkan), * Kespesifikan model adalah, petugas kesehatan akan dibayar apabila
MENU KEGIATAN
PELAKSANA
MANUAL benar-benar berada di lokasi untuk memberikan layanan kesehatan pada masyarakat, dan selain mendapatkan penghasilan tetap / dasar, juga akan mendapatkan penghasilan lainnya berdasarkan kinerja
5 Kontrak Pelayaqan Kesehatan Bagi KK
DKK, Dinas
Miskin dan Masyarakat Rentan Lainnya,dengan
Kesehatan, JPK
Badan Penyelenggara / Bapel JPKM / JPK-
Gakin
Gakin,
* Manual untuk pelaksanaan kontrak, bagi Bapel akan menggunakan Pedoman Penyelenggaraan JPK-Gakin * Bapel akan mendapatkan kotrak kerja berdasarkan perhitungan kapita * Bapel akan bekerjasama dengan PPK (Bidan di Dsa, Puskesmas, RS, Unit-unit Kesehatan milik Swasta, dll)
6 Kupon transportasi, untuk :
DKK, Dinkes Kab,
* Nakes, ke lapangan untuk pelayanan khusus BPP, Puskesmas * Rujukan Kasus Emergensi / Komplikasi
Kasus rujukan
* Kupon transportasi, digunakan oleh Tenaga Kesehatan dan Rujukan Kasus Emergensi: * Perencanaan Kebutuhan : - Identifikasi kebutuhan kunjungan lokasi oleh tenaga kesehatan secara rutin, selama satu tahun - Prakiraan kejadian KLB/kebutuhan dukungan tenaga kesehatan insidentil dalam setahun - Prakiraan kebutuhan merujuk kasus emergensi umum M&N / tahun * Perencanaan kebutuhan dana dalam setahun, diperhitungkan berdasarkan hasil identifikasi
7 Pemberantasan Vektor/Agent Penyakit Menular : BPP, DKK * Pengadaan : Sarana penyemprotan, fogging, bahan (larvacide, kaporit, malathion, permetrin, insecticide, dll)
Suatu upaya untuk memberantas vektor / Agent Penyakit menular : * Lokasi perindukan vektor, diketahui dari hasil identifikasi masalah / kondisi lingkungan permukiman penduduk / pengungsi * Jenis vektor diketahui dari hasil temuan di tempat-tempat perindukannya
* Pembasmian sarang / perindukan vektor * Jenis bahan / insektisida, dan cara-cara pembasmian, akan dilakukan mengacu hasil temuan di lapangan * Kegiatan yang akan dilakukan dan kebutuhan biayanya, diperhitungkan berdasarkan hasil temuan lapangan * Tergantung besaran masalah kesehatan lingkungan, kegiatan akan
MENU KEGIATAN
PELAKSANA
MANUAL dilakukan oleh masyarakat sendiri dalam kegiatan Sub Komponen Kesehatan, atau dirujuk pada komponen lain yang relevan, dalam upaya memperbaiki kondisi lingkungan dalam upaya pembasmian sarang-sarang vektor dan vektornya ataukah oleh
8 Perbaikan Sarana Fisik :
Masyarakat Desa,
* Sarana Posyandu
Pihak ke-3, difasilitasi
* Polindes
oleh TPKM, BPP,
* Percontohan SAB, Model Jamban Saniter
DKK, Dinkes Kab
* Sarana Kesehatan (Pustu, Puskesmas/TT)
/ Kota
* Logistik Kesehatan (Alat & Obat) * Pengadaan Peralatan Kesehatan Tambahan, Khusus daerah rawan konflik
* Rehabilitasi Fisik Sarana Kesehatan : - Rencana kebutuhan renovasi fisik bangunan, akan diketahui dari hasil identifikasi di lapangan, baik oleh masyarakat atau provider kesehatan - Renovasi dan pengadaan sarana kegiatan Posyandu, dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan bantuan dana dari P2SED (timbangan Ibu, Dacin, Kantong menimbang, meja/kursi, dll - Polindes, adalah fasilitas milik masyarakat, dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa, perbaikan bangunan dan alatnya perlu didukung proyek,renovasi bangunan dpt dikerjakan masyarakat desa. PenemPenempatan kembali Bidan di Desa dan renovasi bangunan secepatnya, diharapkan dapat secepatnya memulihkan kondisi pelayanan kesehatan masyarakat desa - Gambar denah Polindes tersedia, renovasi dapat dilakukan oleh masyarakat di desa Rehabilitasi Bangunan Pustu, Puskesmas, Ruang Rawat Inap dan - (bagian-2 bangunan), harus mengikuti persyaratan. Untuk Puskesmas, Pustu, Ruang Rawat Inap, telah tersedia gambarnya, - Renovasi bangunan Pustu, Puskesmas, Tempat Perawatan Pusk, dapat dilakukan oleh pihak ketiga dengan kontrak kerja. - Pada ruangan darurat yang digunakan sebagai tempat pelayanan sementara menunggu rehabilitasi fisik bangunan dari dana yang ada, perlu dilengkapi dengan pembuangan limbah medis secara ama (SPAL, Septic tank, dll), yang dimungkinkan untuk diusulkan apabila hal tersebut diperlukan
MENU KEGIATAN
PELAKSANA
MANUAL
- Alat-alat kesehatan esensial dan ketersediaan obat-obatan esensial yang kurang, perlu dibantu dari Proyek, agar tidak mengganggu penyelenggaraan pelayanan - Alat dan bahan pemeriksaan tambahan, spesifik untuk kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat daerah konflik, apabila hal itu benar dibutuhkan 9 Survailance Penyakit Menular potensi wabah, Gizi
Puskesmas, Dinkes
* Untuk pelaksanaan Survailance, akan menggunakan manual yang ada.
Kabùpaten / Kota)
* Survailance diarahkan pada penyakit menular potensi wabah dan masalah gizi masyarakat
10 Kegiatan Pelatihan Nakes : * Pelatihan Teknis dan Menejemen Program
* Pelatihan Teknis Nakes, diselenggarakan oleh Org.Profesi,contohnya :
Out Sourcing, oleh
- KIP/K Post Trauma (Sasaran : Bidan, Perawat, Dokter Puskesmas)
JNPK, Org. Profesi
- Asuhan Persalinan Normal / Aman (Wajib, semua bidan harus dilatih) - Ketrampilan penanganan kedaruratan (Live Safing Skill), untuk Bidan di Desa yang sulit merujuk / di daerah terpencil - Pelatihan Asuhan Pasca Keguguran (Post Abortion Care) - Pelatihan Menejemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) - Pelatihan Penanganan Kasus dengan Kedaruratan Medik untuk Dokter dan Perawat Idem, untuk kasus emergensi M & N, bagi Dokter, Bidan & perawat. Pelaksanaan pelatihan dilakukan oleh pihak ketiga / out sourcing (JNPK/Org. Profesi)
Dinas Kesehatan Kabùpaten / Kota,
* Pelatihan Menejemen Program-2 P2M sesuai dengan kebutuhan setempat, meliputi antara lain program-2 Penanggulangan Penyakit :
MENU KEGIATAN
PELAKSANA Propinsi
MANUAL - Malaria - TB - DBD - PMS, HIV/AIDS - Rabies - Filariasis - Penyakit-2 Menular / Endemik lainnya Pelatihan dilakukan oleh Instansi Kesehatan (Dinas Kesehatan Kabupaten / Propinsi), bekerjasama dengan tenaga ahli di bidangnya, menggunakan manual yang ada.
* Survailance
Dinas Kesehatan Kabùpaten / Kota, Propinsi
* Pelatihan surveilance, bagi petugas puskesmas (dokter, perawat, Sanitarian, Gizi, Bidan) menggunakan manual yang ada.