LAMPIRAN DAFTAR REFERENSI
INFORMASI BANTUAN Anggota Konsil LSM Indonesia dan pihak lain bisa menghubungi
Sekretariat
Konsil
LSM
Indonesia
apabila mempunyai pertanyaan. Sekretariat Konsil
LSM Indonesia menawarkan pelatihan dan asistensi teknik
kepada
LSM
anggota
dan
LSM
lain
di
Indonesia. Infomasi dapat diperoleh di Sekretariat Konsil melalui kontak berikut:
Konsil LSM Indonesia Jl. Kerinci XII No 11, Kel Gunung, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120 Telp/Fac: +62-21-7257322 Email:
[email protected] Website: http://konsillsm.or.id Facebook: Konsil Lsm Ind Twitter: @LSM_Akuntabel
110
KONSIL LSM INDONESIA
LAMPIRAN 1 16 Prinsip Kode Etik Konsil LSM Indonesia Kongres Nasional LSM Indonesia pada Juli 2010 telah mengesahkan Kode Etik Konsil LSM Indonesia dan
pada Kongres II Konsil LSM Indonesia, September
2013, Kode Etik tersebut kembali disempurnakan. Meski saat ini Kode Etik ini hanya mengikat anggota
Konsil LSM, namun harapannya Kode Etik ini dapat diterapkan dan diakui oleh seluruh LSM Indonesia menjadi Kode Etik LSM Indonesia.
16 Prinsip dalam Kode Etik Konsil LSM Indonesia: 1. Non-Pemerintah adalah suatu posisi secara kelembagaan
dimana
Lembaga
Swadaya
Masyarakat (LSM) tidak menjadi bagian atau berada di bawah, atau mewakili kepentingan lembaga-lembaga
pemerintah
lembaga-lembaga negara lainnya.
dan/atau
2. Non-Partisan adalah suatu posisi secara kelembagaan dimana LSM tidak menjadi bagian atau berafiliasi dengan partai politik dan tidak men-
jalankan politik praktis dalam arti mengejar jabatan politik.
3. Anti Diskriminasi adalah suatu sikap dan tin-
dakan secara individual maupun kelembagaan STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
111
LSM yang tidak melakukan pembedaan, pem-
batasan, pengucilan yang dibuat atas dasar jenis
kelamin, suku, ras, warna kulit, agama dan kepercayaan,
afiliasi
politik,
kelompok/golongan,
bentuk tubuh, kemampuan tubuh, usia, status sosial ekonomi dan orientasi seksual yang mem-
punyai dampak atau tujuan mengurangi atau meniadakan
pengakuan,
pemanfaatan,
atau
penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, sipil, agama/ kepercayaan atau bidang lainnya.
4. Penghormatan terhadap HAM adalah suatu
sikap dan tindakan secara individual maupun kelembagaan yang bertujuan untuk mempromosikan, menghormati, dan melindungi hak asasi
setiap orang yang terlibat dalam organisasi maupun program berdasarkan prinsip-prinsip
universal HAM. Hak asasi manusia yang dimak-
sud adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan
keberadaan
manusia
sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan
dilindungi
oleh
negara,
hukum,
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 5. Keberpihakan
pada
Masyarakat
Marginal
adalah suatu sikap dan tindakan secara kelembagaan dan individual yang mengutamakan pem-
112
KONSIL LSM INDONESIA
belaan
dan
perlindungan
terhadap
hak-hak
masyarakat yang mengalami marginalisasi baik secara ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, hukum, gender serta orientasi seksual.
6. Nirlaba mengandung pengertian bahwa tujuan
mendirikan LSM adalah untuk melayani kepentingan masyarakat, bukan untuk mencari dan mengumpulkan keuntungan atau laba yang akan dibagi-bagikan
kepada
pendiri,
maupun pelaksana organisasi.
pengurus
7. Kerelawanan adalah suatu sikap dan tindakan secara kelembagaan dan individu yang tidak
menjadikan imbalan atau kedudukan sebagai tujuan.
8. Keberlanjutan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup adalah suatu sikap dan tindakan organisasi dan individu untuk terlibat aktif dalam
upaya menjaga, merawat, mengelola sumber daya
alam
berkelanjutan.
dan
lingkungan
hidup
secara
9. Anti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme adalah suatu sikap dan tindakan secara individual dan kelembagaan yang mencegah dan menentang perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain dengan menyalah gunakan kewenangan yang dimiliki yang merugikan keuangan lembaga, STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
113
negara, dan/atau sumber lain. Anti kolusi adalah
suatu sikap dan tindakan secara individu dan kelembagaan
yang
rahasia/persekongkolan
menentang untuk
kerjasama
maksud
tidak
terpuji yang berakibat merugikan organisasi.
Anti nepotisme adalah suatu sikap dan tindakan secara
individual
yang
menentang
tindakan
penyalahgunaan kekuasaan dengan memilih atau mengangkat dan
kerabat
teman-teman
atau
sendiri
sanak
untuk
saudara
memegang/
mendapatkan jabatan/kekuasaan.
10. Transparansi adalah bahwa Konsil LSM Indone-
sia menjamin dan mengembangkan keterbukaan
informasi dan pertanggungjawaban kepada pihak
internal dan eksternal organisasi termasuk akses para pemangku kepentingan untuk memantau kinerja dan pengambilan keputusan organisasi.
11. Partisipasi adalah Konsil LSM Indonesia melibatkan semua unsur organisasi, komunitas dan pemangku kepentingan secara bermakna dalam proses
pengambilan
pemantauan organisasi. 12. Independensi otonom
dan
adalah
bebas
keputusan
Konsil dari
dan
LSM
proses
Indonesia
pengaruh
dan
kepentingan-kepentingan pemerintah, partai poli-
tik, lembaga penyandang dana, sektor bisnis dan siapapun yang dapat menghilangkan indepen114
KONSIL LSM INDONESIA
densi, kemandirian dan kemampuan LSM dalam bertindak bagi kepentingan umum.
13. Anti Kekerasan adalah sikap dan tindakan Konsil LSM Indonesia baik secara kelembagaan
maupun individu untuk tidak melakukan dan menentang
perlakuan
yang
mengakibatkan
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
psikis/ mental, fisik, seksual, dan ekonomi, terhadap
setiap
masyarakat, gender.
orang
atau
termasuk
kelompok
kekerasan
dalam
berbasis
14. Keadilan dan Kesetaraan Gender adalah proses
untuk menjadi adil bagi perempuan, laki-laki, jenis kelamin dan gender lainnya, untuk menga-
tasi diskriminasi gender dalam mencapai kesetaraan gender. Kesetaraan gender adalah suatu kondisi
kelamin
dimana dan
perempuan,
gender
laki-laki,
lainnya
jenis
sepenuhnya
menikmati hak-hak yang setara dan kondisi yang
setara dalam mewujudkan hak-hak asasi manusia. Ini merujuk pada kebutuhan untuk mentransformasikan norma, nilai, sikap, perilaku, dan
persepsi yang kesemuanya itu menjadi syarat untuk mencapai status yang setara
15. Pengelolaan Keuangan yang Akuntabel, dimaksudkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan dan sumber-sumber keuangan yang mengacu STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
115
pada prinsip standar keuangan yang berlaku umum,
dan
tidak
menggunakan
dana
yang
bersumber dari hutang luar negeri, perusahaan perusak lingkungan dan/ atau pelanggar HAM,
dana kejahatan korupsi, dan pencucian uang. Dalam penggunaan dana lembaga mengutamakan kepentingan kelompok dampingan.
16. Kepentingan Terbaik Untuk Anak. Maksudnya
adalah suatu sikap dan tindakan baik secara individu maupun kelembagaan yang menghormati,
menghargai dan melindungi kepentingan terbaik untuk anak.
116
KONSIL LSM INDONESIA
LAMPIRAN 2
STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
117
118
KONSIL LSM INDONESIA
STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
119
120
KONSIL LSM INDONESIA
STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
121
122
KONSIL LSM INDONESIA
STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
123
124
KONSIL LSM INDONESIA
STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
125
DAFTAR REFERENSI 1. Deklarasi Tokyo tahun 1985 memberikan arahan bahwa akuntabilitas
merupakan
suatu
kewajiban
dari
individu-
individu atau otoritas yang dipercaya mengelola sumber-
sumber daya publik untuk memberikan keterangan sejelasjelasnya, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Juga, Ledvina V. Carino mengatakan, sebagai sebuah evolusi
kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang atau kelompok orang yang berada pada jalur otoritas untuk dapat mempertanggungjawabkan secara benar sesuai dengan tugasnya.
2. Carmencita T. Abella dan MA. Amor L. Dimalanta, Gover-
nance, Organizational Effectiveness and the Nonprofit Sector: Country Report (Philippine), kumpulan makalah untuk Kon-
ferensi Asia Pacific Philanthrophy Consortium (APPC), Makati City, Philippine, 5-7 September 2003.
Alin, Fadumo, etc, How to build a good small NGO. Maeve Moynihan (Ed). Diakses dari http://www.humanitarianforum.org/ data/files/resources/715/en/building_NGOs.pdf (8 April 2014).
Australian Australian Council for International Development (ACFID) Code of Conduct
Balderrama, Dick, National Coordinator PHILSSA (Partnership of
Philippine Support Service Agencies), Good NGO Governance, power point presentation, 11 Mei 2011
Charnovits, Steve, Akuntabilitas LSM dalam Tata-pemerintahan
Global, Akuntabilitas LSM: Politik, Prinsip dan Inovasi, Pokja Akuntabilitas dan LP3ES, 2006, hal 34-35.
Ebrahim, Alnoor, “Accountability In Practice: Mechanisms for NGOs”, World Development, Vol. 31, No. 5, hal. 813–829, 2003
126
KONSIL LSM INDONESIA
Frans Toegimin, Presentasi tentang Struktur Organisasi. Guide to the 2010 HAP standard in Accountability and Quality Management, HAP 2013.
Herlina, L., 2012, Akuntabilitas LSM Indonesia : Antara Tuntutan dan Tanggapan. Jurnal Akuntabilitas OMS, I, 11-22
http://id.scribd.com/doc/7019124/Community-Participation diaskes pada 24 Oktober 2013.
http://www.who.or.id/eng/contents/aceh/wsh/books/es/ES12CD. pdf diaskes pada 24 Oktober 2013.
Ibrahim, Rustam (penyunting), “Kode Etik LSM & Undang-undang Organisasi Masyarakat Sipil”, Pokja Akuntabilitas OMS, Juni 2010
Davidson, Sara, “Pengukuran Dampak dan Akuntabilitas Dalam
Situasi Darurat: Panduan Cukup Baik”, World Vision International, 2008
Kumara, Eko, “Akuntabilitas Keuangan : Pengendalian Internal dan Pengelolaan Keuangan Organisasi Nirlaba”, Jurnal Akuntabilitas OMS, II, Februari – Juni 2014
Kode Etik Konsil LSM Indonesia, hasil Kongres LSM Indonesia 2013
Masaoka, Jan. All Hands on Board: The Boards of Director in All-Volunteer
Organization.
Nonprofit Boards.
BoardSource:
Building
Effective
Oxfam GB Accountability Starter Pack.
STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM
127
Parliamentary and health service ombudsman. Piryadi K, Presentasi Survey Pengaduan, Konsil LSM-Kinerja, 2011.
World Vision Complaint handling process. Pedoman
Perilaku
Konsorsium
Madani (KPMM) Padang
Pengembangan
Masyarakat
Transparansi dan Akuntabilitas NGO (TANGO), Satunama & Tifa Trivunovic, Marjana, “Melawan Korupsi LSM: Mengkaji Ulang
Pendekatan Konvensional”, Jurnal Akuntabilitas OMS, II, Februari – Juni 2014
128
KONSIL LSM INDONESIA