69
Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) P1U2
P7U2
P7U3
P8U2
P3U3
P2U3
P9U1
P5U3
P6U1
P6U3
P9U3
P5U2
P2U1
P4U3
P1U3
P8U3 P4U2
FILTER P1U1
P5U1
P9U2
P8U1
P7U1
PIPA INLET
TANDON P4U1
P3U2
P6U2
P3U1
P2U1
70
Keterangan : P1U1 = Perlakuan 1 ulangan ke-1 P1U2 = Perlakuan 1 ulangan ke-2 P1U3 = Perlakuan 1 ulangan ke-3 P2U1 = Perlakuan 2 ulangan ke-1 P2U2 = Perlakuan 2 ulangan ke-2 P2U3 = Perlakuan 2 ulangan ke-3 P3U1 = Perlakuan 3 ulangan ke-1 P3U2 = Perlakuan 3 ulangan ke-2 P3U3 = Perlakuan 3 ulangan ke-3 P4U1 = Perlakuan 4 ulangan ke-1 P4U2 = Perlakuan 4 ulangan ke-2 P4U3 = Perlakuan 4 ulangan ke-3 P5U1 = Perlakuan 5 ulangan ke-1 P5U2 = Perlakuan 5 ulangan ke-2 P5U3 = Perlakuan 5 ulangan ke-3
P6U1 = Perlakuan 6 ulangan ke-1 P6U2 = Perlakuan 6 ulangan ke-2 P6U3 = Perlakuan 6 ulangan ke-3 P7U1 = Perlakuan 7 ulangan ke-1 P7U2 = Perlakuan 7 ulangan ke-2 P7U3 = Perlakuan 7 ulangan ke-3 P8U1 = Perlakuan 8 ulangan ke-1 P8U2 = Perlakuan 8 ulangan ke-2 P8U3 = Perlakuan 8 ulangan ke-3 P9U1 = Perlakuan 9 ulangan ke-1 P9U2 = Perlakuan 9 ulangan ke-2 P9U3 = Perlakuan 9 ulangan ke-3
71
Lampiran 2. Dokumentasi wadah penelitian
A
B
72
Lampiran 3. Prosedur Histologi Gonad 1.
Sampel atau jaringan dimasukkan kedalam larutan fiksasi untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan dan mengawetkan jaringan. Larutan fiksatif. Fiksatif yang digunakan adalah buuin dan paraformaldehide 4 %. Sebelum perendaman dilakukan, jaringan gonad disayat-sayat terlebih dahulu dengan tujuan agar larutan fiksasif tersebut dapat masuk didalam jaringan secara merata.
2.
Dehidrasi; Sampel dipindahkan secara bertahap kedalam alkohol 70%, 80%, 90% dan 95%, masing-masing selama 24 jam. Setelah itu, sampel dipindahkan kedalam alcohol 100% selama semalam.
3.
Clearing; Sampel dipindahkan kedalam alcohol 100% baru selama 1 jam. Setelah itu dipindahkan dalam alcohol – xyloi : paraffin (1:1) selama tiga perempat jam (didalam oven) pada suhu 65-70oC.
4.
Embedding; Sampel dipindahkan kedalam paraffin I, II dan paraffin III, masing-masing selama tigaperempat jam.
5.
Blocking; Sampel dikeluarkan dari paraffin lalu dicetak dalam cetakan dan didiamkan selama semalam.
6.
Pemotongan jaringan; Sampel dipotong setebal 5-6µm, selanjutnya potongan sampel diapungkan dalam air agar sampel jaringan terenggang. Dengan gelas benda yang bersih sampel jaringan diangkat dari air.
7.
Pewarnaan jaringan; Setelah disayat maka dilakukan proses hidrasi. Gelas benda berisi berisi jaringan dimasukkan dalam xylol I, xylol II, alcohol 100%, 95%, 90%, 80% dan 70% masing-masing selama 3 menit. Setelah itu dicuci 2 kali. Selanjutnya diwarnai dengan hematoxylin selama tujuh menit, cuci dengan air, kemudian dicuci dengan cosin dan dicuci lagi dengan air selama beberapa detik. Setelah dicuci kembali dilakukan dehidrasi. Caranya yaitu memasukkan gelas benda yang berisi jaringan dalam alcohol 70%, 85%, 90%, 100%, xylol, masing-masing selama 2 menit.
73
8.
Selanjutnya ditetesi dengan Canada balsam atau Entellan dan langsung ditutup dengan gelas tutup. Sampel dibiarkan semalaman agar kering dan tidak ada udara antara gelas tutup dan gelas benda. Selanjutnya sampel dapat diamati dibawah mikroskop.
74
Lampiran 4. Prosedur pengukuran gradien osmotik 1. Menyalakan main power (terletak dibelakang dekat kabel main power) 2. Posisi handle sampel di atas 3. Pemanasan alat selama 15-20 menit dengan indikasi lampu spontcryst result dan no cryst menyala secara bergantian. Tunggu sampai mati hanya lampu sampel yang menyala. 4. Zero set: a.
Menyiapkan akuades dan masukkan ±50 µm dalam tabung sampel, masukkan ke sensor.
b.
Menekan tombol zero sampai keluar angka 0.000
c.
Menurunkan handle sampel tunggu sampai display 0.000 dan lampu result menyala
d.
Mengangkat handle
e.
Membilas sensor dengan akuades dan bersihkan dengan tissue
5. Kalibrasi: a.
Menyiapkan cairan standar kalibrasi dan masukkan ± 50 µm dalam tabung sampel dan masukkan ke sensor.
b.
Menekan tombol Cal sampai keluar angka 0.300
c.
Menurunkan handle sampel tunggu sampai display 0.300 dan lampu result menyala
d.
Mengangkat handle
e.
Membilas sensor dengan menggunakan akuades dan bersihkan dengan tissue
6. Sampel: a.
Menyiapkan cairan sampel dan masukkan ± 50 µm dalam tabung sampel dan masukkan ke sensor.
b.
Menekan tombol sampel
c.
Menurunkan handle sampel tunggu sampai pengukuran selesai dan lampu resultnya menyala
d. e.
Mengangkat handle
Membilas sensor dengan menggunakan akuades
7. Setelah selesai melakukan pengukuran:
75
a.
Membersihkan sensor menggunakan tissue yang dibasahi akuades
b.
Pada saat tidak digunakan sensor harus ditutup dengan tabung kososng (handle dalam posisi turun)
c.
Mematikan main power : OFF
d.
Mencabut aliran listrik dari pusat listrik.
76
Lampiran 5. Prosedur pengukuran kadar glukosa darah a. Darah ikan diambil dengan menggunakan injeksi yang telah diisi dengan cairan antikoagulan untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. b. Darah diambil dari pembuluh darah dibagian pangkal ekor kemudian dimasukkan darah tersebut kedalam tabung Ependroft c. Disentrifuise dengan kecepatan 12000 rpm selama 15 menit d. Setelah terbentuk lapisan-lapisan yang terdiri dari lapisan plasma yang jernih dibagian atas, kemudian diambil sebanyak 10 µl lapisan plasma dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi 1 ml reagen (glucose liquicolor) kemudian divortex agar homogen. e. Diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar kemudian baca nilai absorbannya pada spektrofotometer dengan λ 500 nm.
77
Lampiran 6.
Diameter telur ikan nila pada perlakuan terbaik (H=100T 4:10 ppt) dan control (H=0T4:10 ppt) selama pemeliharaan
Diameter telur minggu ke-0
Perlakuan H (100T4:10 ppt
Diameter telur minggu ke-2
Perlakuan G (0T 4:10 ppt)
78
Diameter telur minggu ke-4
Perlakuan H (100T4:10 ppt)
Perlakuan G (0T 4:10 ppt)
Diameter telur minggu ke-6
Perlakuan H (100T4:10 ppt)
Perlakuan G (0T 4:10 ppt)
79
Diameter telur ikan nila minggu ke-8
Perlakuan H (100T4:10 ppt)
Perlakuan G (0T4:10 ppt)
80
Lampiran 7. Osmolaritas tubuh dan media pemeliharaan ikan nila pada masingmasing perlakuan selama penelitian Perlakuan A (T0;S0 B (T0;S10) C (T0;S20) D (T50;S0) E (T50;S10) F (T50;S20) G (T100;S0) H (T100;S10) I (T100;S20)
Osmol tubuh minggu ke0 2 4 0,341 0,331 0,361 0,343 0,37 0,349 0,244 0,259 0,322 0,341 0,223 0,213 0,343 0,38 0,31 0,343 0,244 0,28 0,341 0,334 0,331 0,343 0,275 0,344 0,343 0,335 0,426
Rataan 6 0,327 0,377 0,312 0,235 0,308 0,259 0,262 0,401 0,441
0,340 0,365 0,298 0,224 0,333 0,261 0,309 0,340 0,401
Osmol media 0,066 0,208 0,505 0,066 0,208 0,505 0,066 0,208 0,505
81
Lampiran 8. Sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan nilai HSI (%) ikan nila setelah pemberian tiroksin dan dipelihara pada beberapa media salinitas. ANOVA SK
Corrected Model Intercept A (Tiroksin) B (Salinitas) A*B) Error Total
Type III Sum of Squares 5.786a 51.723 .359 1.154 4.273 1.815 59.324
Db
8 1 2 2 4 18 27
JK
Fhit
.723 7.174 51.723 513.048 .179 1.779 .577 5.724* 1.068 10.597* .101
F0,05
1,92 2,48 3,26 2,11
Uji Lanjut Faktor A (Tiroksin) Tiroksin 0 100 50 Sig.
N 9 9 9
Subset 1 1.2744 1.3344 1.5433 .105
Uji Lanjut Faktor B (Salinitas) Salinitas 20 0 10 Sig
N 9 9 9
Subset 1 1.1844 1.2989 .454
2
1.6689 1.000
Sig.
.000 .000 .197 .012 .000
82
Lampiran 9.
Sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan nilai diameter telur (mm) ikan nila setelah pemberian tiroksin dan dipelihara pada beberapa media salinitas.
ANOVA SK
Corrected Model Intercept A (Tiroksin) B (Salinitas) A*B) Error Total
Type III Sum of Squares .013a 61.593 .002 .009 .002 .048 61.653
Db
JK
Fhit
F0,05
8 1 2 2 4 18 27
.002 61.593 .001 .005 .000 .003
.592 23226.374 .362 1.715 .146 .592
1,92
Uji Lanjut Faktor A (Tiroksin)
Tiroksin 0 50 100 Sig.
N 9 9 9
Subset 1.4989 1.5133 1.5189 .446 Uji Lanjut Faktor B (Salinitas)
Salinitas 20 0 10 Sig.
N 9 9 9
Subset 1.4844 1.5222 1.5244 .135
2,48 3,26 2,11
Sig.
.044 .000 .825 .006 .216
83
Lampiran 10. Sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan nilai GSI ikan nila setelah pemberian tiroksin dan dipelihara pada beberapa media salinitas. ANOVA SK
Corrected Model Intercept A (Tiroksin) B (Salinitas) A*B) Error Total
Type III Sum of Squares 2.632a 112.404 .049 1.771 .813 2.277 117.313
Db
JK
Fhit
F0,05
8 1 2 2 4 18 27
.329 112.404 .025 .885 .203 .126
2.601 888.67 .194 6.999* 1.606
1,92 2,48 3,26 2,11
*menunjukkan berbeda nyata Uji Lanjut Faktor A (Tiroksin) Tiroksin 0 50 100 Sig.
N 9 9 9
Subset 1.9878 2.0411 2.0922 .564
Uji Lanjut Faktor B (Salinitas) Salinitas 20 0 10 Sig
N 9 9 9
Subset 1 1.6989
1.000
2 2.1067 2.3156 .229
Sig.
.044 .000 .825 .006 .216
84
Lampiran 11. Sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan nilai tingkat konsumsi oksigen (TKO) ikan nila setelah pemberian tiroksin dan dipelihara pada beberapa media salinitas.
ANOVA SK
Corrected Model Intercept A (Tiroksin) B (Salinitas) A*B) Error Total
Type III Sum of Squares .010a 2.296 .002 .007 .000 .009 2.314
Db
8 1 2 2 4 18 27
JK
Fhit
.001 2.296 .001 .004 9.882E-5 .000
2.507 4819.274 2.169 7.442* .207
F0,05
Sig.
1,92 2,48 3,26 2,11
*menunjukkan berbeda nyata Uji Lanjut Faktor A (Tiroksin) Tiroksin
N
Subset
0
9
.2803
50
9
.2929
100 Sig.
9
.3017 .064
Uji Lanjut Faktor B (Salinitas) Salinitas 0 20 10 Sig
N 9 9 9
Subset 1 .2713 .2926 .054
2 .2926 .3110 .090
.050 .000 .143 .004 .931
85
Lampiran 12. Sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan nilai retensi protein (RL) ikan nila setelah pemberian tiroksin dan dipelihara pada beberapa media salinitas.
ANOVA SK
Corrected Model Intercept A (Tiroksin) B (Salinitas) A*B) Error Total
Type III Sum of Squares 12.797a 5788.163 8.158 3.405 1.235 1.177 5802.137
Db
JK
8 1 2 2 4 9 18
1.600 5788.163 4.079 1.702 .309 .131
Fhit
F0,05
Sig.
12.233 44263.288 31.192* 13.019* 2.361*
1,92
.001 .000 .000 .002 .131
2,48 3,26 2,11
Uji Lanjut Faktor A (Tiroksin) Tiroksin 0 50 100 Sig.
N
Subset 2
1 17.1217
6 6 6
3
17.9050 1.000
1.000
18.7700 1.000
Uji Lanjut Faktor B (Salinitas) Salinitas
N
20 0 10 Sig
9 9 9
Subset 1 17.3267
1.000
2 18.1417 18.3283 .395
86
Lampiran 13. Sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan nilai Retensi Lemak (RL) ikan nila setelah pemberian tiroksin dan dipelihara pada beberapa media salinitas.
ANOVA SK
Corrected Model Intercept A (Tiroksin) B (Salinitas) A*B) Error Total
Type III Sum of Squares 314.338a 5031.717 298.818 2.727 12.793 58.742 5404.796
Db
JK
8 1 2 2 4 9 18
Fhit
39.292 5031.717 149.409 1.364 3.198 6.527
6.020 770.926 22.891* .209 .490
F0,05
Sig.
1,92
.007 .000 .000 .815 .744
2,48 3,26 2,11
Uji Lanjut Faktor A (Tiroksin) Tiroksin 0 50 100 Sig.
N 1 11.6733
6 6 6
3
16.8333 1.000 Uji Lanjut Faktor B (Salinitas)
Tiroksin 0 50 100 Sig.
Subset 2
N 6 6 6
Subset 16.2467 16.7117 17.2000 .552
1.000
21.6517 1.000
87
Lampiran 14. Sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan pertumbuhan ikan nila setelah pemberian tiroksin dan dipelihara pada beberapa media salinitas.
ANOVA SK
Corrected Model Intercept A (Tiroksin) B (Salinitas) A*B) Error Total
Type III Sum of Squares .154a 14.564 .034 .067 .053 1.502 16.220
Db
8 1 2 2 4 18 27
JK
.019 .231 14.564 174.543 .017 .203 .033 .400 .013 .159 .083
Uji Lanjut Faktor A (Tiroksin) Tiroksin 0 50 100 Sig.
N 9 9 9
Subset .6844 .7567 .7622 .596
Uji Lanjut Faktor B (Salinitas) Salinitas 0 20 10 Sig.
N 9 9 9
Fhit
Subset .6644 .7633 .7756 .451
F0,05
1,92 2,48 3,26 2,11
Sig.
.980 .000 .818 .676 .956