LAMPIRAN 1. Pakem wayang a. Pertarungan Anak Arjuna -
Sinopsis Setelah perang Mahabharatha. Yudhistira dilakukan aswamedha
yaga. Para korban kuda bebas berkeliaran dan siapa saja yang menangkap itu akan dianggap musuh Yudhistira dan Arjuna harus mengalahkannya. Kuda itu pergi ke Manipur. Babruvahana, putra Arjuna dan Chitrangada dan pangeran Manipur mengetahui bahwa ayahnya datang untuk menerima dia dengan penghargaan jatuh tempo. Tapi Arjuna marah dan mengatakan kepadanya "saya datang sebagai wakil dari Yudhistira. Akulah musuh Anda bukan teman Anda, Anda harus melawan saya". Arjuna memarahi anaknya dengan kata-kata pahit. Ulupi istri Arjuna dan ibu tiri untuk Babruvahana datang ke babruvahana dan memberitahu dia untuk melawan ayahnya. Babruvahana bertarung dengan Arjuna. Kedua pertarungan sengit. Babruvahana menembak panah yang membunuh Arjuna. Kemudian babruvahana pingsan. Chitrangada datang untuk mengetahui bahwa suaminya dibunuh dan anaknya terluka. Chitrangada datang ke medan dan berduka kematian Arjuna. Chitrangada menyalahkan Ulupi
untuk
membuat
Babruvahana
bertarung
dengan
Arjuna.
Babruvahana mendapatkan kembali kesadaran dan mengetahui bahwa ia membunuh ayahnya bersiap untuk melakukan bunuh diri. Tapi Ulupi datang dan berhenti dia dan mengatakan kepadanya "ini adalah ilusi yang diciptakan oleh saya, Arjuna tidak bisa dikalahkan oleh Indra sendiri. Kematian Arjuna disebabkan oleh kutukan Vasus sebagai Arjuna telah membunuh kakeknya Bisma dengan cara yang tidak adil". Ulupi kemudian menghidupkan Arjuna dengan permata yang dapat menghidupkan kembali orang mati. Arjuna bangun dan senang melihat kedua, Ulupi dan Chitrangada dan Ulupi menjelaskan tentang penyebab kematiannya. Arjuna senang dengan apa Ulupi lakukan. Babruvahana meminta Arjuna
69
untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi, Chitrangada dan Babruvahana. (Ensiklopedia Wayang Indonesia, 1999). -
Setting
Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada dan harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut: Unsur Garis Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang. Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang berfungsi sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam membentuk kontur motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang. Unsur Warna Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu pada tokoh-tokoh wayang. Unsur Wanda/ karakter Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai kerena ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang digunakan wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir batin wayang pada kondisi mental tertentu. Unsur Ruang Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang bersifat tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis komposisi wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh pada waktu dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam pertunkjukan wayang member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga seni rupa. Juga peralihan, kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi yng sesuai dengan porsinya dalam membangun kllimaks sebuah komposisi wayang merupakan irama seni rupa.
70
Unsur Keseimbangan Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak teraga seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara menyeluruh. Hal ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya adalah gerakan tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian pertunjukan wayang adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti. Keseimbangan juga menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan musik, posisi dan posisi, karakter (wanda) dan cerita musik, piranti, control gerak dan keseimbangan komposisi secara keseluruhan. Unsur Klimaks Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus yang diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon. Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu dan kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi berlainan sifat dan karakternya. Selain itu busana wayang yang digunakan tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu menghidupkan perwatakan, memberikan kemungkinan gerak demi kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam wayang membantu mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias tersebut sangat berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam menghidupkan suasana pertunjukan. Rias juga dapat mewujudkan ide pembuat wayang melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu yang kuat. Tata cahaya: pada pertunjukan wayang peranan lampu sangat penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana
71
pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan adegan cerita. Dekorasi Panggung Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan unsur seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokoh-tokoh wayang. (Amir, Hasim, 1994: 91- 92). -
Tokoh
Dalang : Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian penonton dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria, karena pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang harus duduk bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan wayang, dan juga memimpin seniman- seniwati yang duduk dibelakangnya dengan aba- aba tersamar, berupa wangsalan atau pertunjukan sasatra yang diselipkan dalam narasinya, berupa gerak-gerik wayang. Temasuk nyayian, dedongan, kepyakan. Secara tradisonal ada beberapa kelas dalang, yaitu (a) mereka yang baru mendalang, (b) yang sudah pandai mendalang, (c) yang sudah menguasai semua isi pedalangan, (d) yang telang menguasai teknik pendalangan, (e) dalang sejati disamping telah menguasai isi pendalangan juga dapat memberi suri teladan kepada masyarakat dalam kehidupan seharihari, seorang yang arif, bijaksana, patut dihormati.
Sinden: Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gending-
gending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan dengan karakter suaranya sendiri.
72
Arjuna : Arjuna seorang satria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru
menuntut ilmu. Arjuna memilki sifat perwatakan: cerdik, pendiam, teliti, sopan santun, berani, dan suka melindungi yang lemah. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia muksa (mati sempurna) bersama ke-empat saudaranya.
Ulupi (Istri tua Arjuna) Dewi Ilupi seorang putri cantik jelita, luhur budinya, bijaksana; sabar,
cinta kasih terhadap sesama, setia dan sangat berbakti baik terhadap suami maupun orang tuannya.
Babruvahana Ksatria yang perkasa, tangguh, punya pendirian yang kuat, setia pada
pendirian.
Pendekar Sakti Pendekar sakti adalah seorang tokoh dalam wayang yang mempunyai
kesaktian yang tinggi dan biasanya muncul dalam sebuah lakon pada saat goro-goro, biasanya menjadi tokoh yang kerap membantu dalam sebuah pertarungan.
Chuntranggada Adalah seorang dewi cantik yang mempunyai watk kalem, mampu
mengayomi dan memberikan ketenangan bagi siapa saja yang berada didekatnya.
Irawan Irawan adalah putra Arjuna, salah satu dari lima satria Pandawa, dengan
dewi Ulupi. Irawan lahir di pertapaan Yasarata dan sejak kecil tinggal di pertapaan bersama ibu dan kakeknya. Ia berwatak tenang, jatmika, tekun, dan wingit. Pengawal Kerajaan Adalah
seorang
pamomong,dalam
tokoh cerita
yang
biasanya
juga
wayang
biasanya
pengawal
73
sebagai
seorang
kerajaan
ini
mempunyai watak yang arif, tidak gegabah, serta sering menjadi pelindung/ penjaga bagi si empunya (Amir, Hasim, 1994: 38- 68). -
Kostum
Dalang
: kain jarik, slop, keris, kendit, breskap,
blankon, kalung kantil.
Sinden
: jarik, kemben, slendang, kendit, konde.
Arjuna
: Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat
Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung), keris.
Ulupi (Istri tua Arjuna)
: Jamang, sumping, rambutnya digelung
tekuk, tidak berbusana (tidak pakai baju).
Babruvahana
: jamang, sumping, kelat bahu, sabuk
kamus.dodot (jarik besar)
Pendekar Sakti
: Gelang, dodot(jarik besar), kelat bahu,
cincin.
Chuntranggada
: Gelung keling, kalung, gelang katuk,
sabuk kamus, dodot( jarik besar), sampur, keroncong.
Irawan
: jamang, sumping, gelung, dodot(jarik
besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang, keris,
bermata jaitan,
berhidung mancung, bersanggul kadal menek, bersunting kembang kluwih, berkalung putran bentuk bulan sabit, bergelang, berpontoh dan berkeroncong. berkain katongan dan bercelana cindai.
Pengawal Kerajaan -
: Gelang, dodot(jarik besar), kelat bahu1.
Musik Karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan dengan istilah
Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan 1
Bedasarkan hasil wawancara langsung dengan Dalang Eyang Ladi pada hari Kamis, 22 Agustus 2013 dikediaman beliau, Krajan Purworejo Suruh. 74
pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik pengiring yang digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa elemen dalam musik karawitan, seperti : 1. Alat musik Alat musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang terbuat dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai jenis gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau cordophone),
gender,
demung(semacam
gender
besar),
gambang
(intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter, kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul, saron, boning, dan gong. 2. Pesinden Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini, sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada. Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.
b. Sayembara Drupadi - Sinopsis Kisah drupadi diawali dari sayembara yang diadakan oleh ayahnya, prabu Drupada. Isi sayembara: siapa bisa mengankat busur dan memanahkan anak panah pada cakra yang terus berputar, dia yang berhak
75
mempersunting drupadi. Pada hari sayembara, banyak para ksatria yang tidak mampu menjawab tantang itu, sampai kemudian Karna berhasil melakukannya. Sayang, drupadi enggan bersuamikan seorang anak kusir. Maka majulah seorang brahmana yang sanggup menjawab tantangan itu, dia adalah arjuna. Namun karena Arjuna mengikuti sayembara atas nama Pandawa, akhirnya drupadi menjadi istri bagi kelima pandawa (poliandri). Dari kelima suaminya itu drupadi beroleh lima orang putra: Pratiwinda, Sutasoma, Srutakirti, Satanika, Srutakama (Ensiklopedi, 1999). -
Setting
Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada dan harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut: Unsur Garis Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang. Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang berfungsi sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam membentuk kontur motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang. Unsur Warna Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu pada tokoh-tokoh wayang. Unsur Wanda/ karakter Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai kerena ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang digunakan wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir batin wayang pada kondisi mental tertentu. Unsur Ruang Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang bersifat tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis komposisi wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh
76
pada waktu dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam pertunkjukan wayang member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga seni rupa. Juga peralihan, kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi yng sesuai dengan porsinya dalam membangun kllimaks sebuah komposisi wayang merupakan irama seni rupa. Unsur Keseimbangan Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak teraga seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara menyeluruh. Hal ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya adalah gerakan tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian pertunjukan wayang adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti. Keseimbangan juga menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan musik, posisi dan posisi, karakter (wanda) dan cerita musik, piranti, control gerak dan keseimbangan komposisi secara keseluruhan. Unsur Klimaks Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus yang diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon. Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu dan kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi berlainan sifat dan karakternya. Selain itu busana wayang yang digunakan tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu menghidupkan perwatakan, memberikan kemungkinan gerak demi kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam wayang membantu mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias tersebut sangat berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam menghidupkan
77
suasana pertunjukan . Selain itu rias mewujudkan ide pembuat wayang melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu yang kuat. Tata
cahaya:
pada
pertunjukan
wayang
peranan
lampu
sangat
penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan adegan cerita. Dekorasi Panggung Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan unsur seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokohtokoh wayang. (Amir, Hasim, 1994: 91- 92).
Tokoh Dalang Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai
pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian penonton dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria, karena pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang harus duduk bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan wayang,
dan
juga
memimpin
seniman-
seniwati
yang
duduk
dibelakangnya dengan aba- aba tersamar, berupa wangsalan atau pertunjukan sasatra yang diselipkan dalam narasinya, berupa gerak-gerik wayang. Temasuk nyayian, dedongan, kepyakan. Secara tradisonal ada beberapa kelas dalang, yaitu (a) mereka yang baru mendalang, (b) yang sudah pandai mendalang, (c) yang sudah menguasai semua isi pedalangan, (d) yang telang menguasai teknik pendalangan, (e) dalang sejati disamping telah menguasai isi pendalangan juga dapat memberi suri teladan kepada masyarakat dalam kehidupan sehari- hari, seorang yang arif, bijaksana, patut dihormati.
78
Sinden
Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gendinggending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan dengan karakter suaranya sendiri.
Arjuna
Arjuna adalah putra Prabu Pandudewananta, raja negara Astinapura dengan Dewi Kunti/Dewi Prita. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara satu ayah, yang dikenal dengan nama Pandawa. Arjuna seorang satria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru menuntut ilmu. Arjuna memilki sifat perwatakan: cerdik, pendiam, teliti, sopan santun, berani, dan suka melindungi yang lemah. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia muksa (mati sempurna) bersama ke-empat saudaranya.
Bima
Bima memilki sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, patuh dan jujur. Ia mempunyai keistimewaan ahli bermain gadah dan memiliki berbagai senjata, antara lain: kuku pancanaka, gada rujakpala, alugala, bargawa (kapak besar), dan bagawasta. Sedangkan ajian yang dimiliki: aji bandungbandawasa, aji ketuk lindu, dan aji belabak pangantol antol.
Dewi Kunti
Sifat Dewi Kunti adalah penuh kasih sayang, setia dan wingit.
Karna Karna memilki perwatakan: pemberani, tau harga diri, setia, perajurit
ulung, tekuh dalam pendirian. Selain sakti, Karna juga memiliki keahlian dalam menggunakan senjata panah.
Dewi Drupadi Dewi Drupadi berwajah sangat cantik, luhur budinya, bijaksana, sabar,
teliti dan setia.
Duryudana 79
Duryudana berwatak jujur, mudah terpengaruh karena dungunya, dan menyenangi sesuatu yang serba enak dan bergelimang dengan kemewahan. Selain itu, keahlian lainnya adalah pandai bermain gada dan kebal dari segala macam senjata berkat daya kesaktian minyak kala yang membasuhi/ membaluri seluruh tubuhnya. (Amir, Hasim, 1994: 38- 68) -
Musik Karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan dengan istilah
Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik pengiring yang digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa elemen dalam musik karawitan, seperti : 1. Alat musik Alat Musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang terbuat dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai jenis gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau cordophone),
gender,
demung(semacam
gender
besar),
gambang
(intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter, kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul, saron, boning, dan gong. 2. Pesinden Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini, sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada.
80
Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.
c. Episode Wahyu Cakraningrat -
Sinopsis Wahyu Cakraningrat adalah wahyu yang dianggap sebagai syarat untuk
mendapat kekuasaan dan tahta suatu kerajaan. Beberapa dalang sering mendambahkan, siapa yang dapat menguasai Wahyu Cakraningrat, kelak keturunannya akan dapat menguasai tanah Jawa. Sebenarnya, Wahyu Cakranigrat adalah penjelmaan Batara Cakranigrat. Wahyu ini, dalam dunia pewayangan akhirnya didapat oleh Abimanyu, salah seorang putera Arjuna. Dalam lakon ini usaha Abimanyu untuk memperoleh Wahyu Cakraningrat mendapat saingan dari putera Prabu Anomduryudana bernama Lesmana Mandrakumara, serta putra Prabu Krisna bernama Samba Wisnu Brata. Karena Samba ternyata gagal mendapat wahyu itu, dan Krisna tahu bahwa yang berolehnya adalah Abimanyu, Raja Dwarawati itu lalu menikahkan Abimanyu dengan salah seorang putrinya, Dewi Sti Sundari. Prabu Krisna berharap dengan perkawinan itu, keturunannya (cucunya) kelak akan memperoleh kekuasaan. Namun, harapan Krisna itu tidak dapat terlaksana karena Siti Sundari ternyata mandul, tidak berputra. Abimanyu hanya berputra tunggal, hasil perkawinannya dengan Dewi Utari, adik Seto, Utara, dan Weratsangka, putri bungsu Prabu Matswapati dari Wirata. Putra Abimanyu yang lahir sesudah Abimanyu gugur dalam baratayuda, itu diberi nama Parikesit. Karena Wahyu Cakraningrat yang diperoleh Abimanyu itulah maka Parikesit dapat menduduki tahta kerajaan astina kelak, sesudah baratayuda selesai. Dalam pewayangan Parikesit juga dianggap sebagai orang yang menurutkan raja-raja yang berkuasa dipulau Jawa. Perkawinan Abimanyu
dengan
Dewi
Utari
sebenarnya
sesuai
dengan
Wahyu
Cakraningrat yang disandangnya. Dalam pedalangan penyanddang Wahyu
81
Cakaningrat memang harus kawin dengan dengan penyandang Wahyu Hidayat, yakni Dewi Utari. (Ensiklopedi, 1994) -
Setting
Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada dan harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut: Unsur Garis Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang. Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang berfungsi sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam membentuk kontur motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang. Unsur Warna Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu pada tokoh-tokoh wayang. Unsur Wanda/ karakter Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai kerena ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang digunakan wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir batin wayang pada kondisi mental tertentu. Unsur Ruang Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang bersifat tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis komposisi wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh pada waktu dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam pertunkjukan wayang member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga seni rupa. Juga peralihan, kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi yng sesuai dengan porsinya dalam membangun kllimaks sebuah komposisi wayang merupakan irama seni rupa.
82
Unsur Keseimbangan Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak teraga seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara menyeluruh. Hal ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya adalah gerakan tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian pertunjukan wayang adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti. Keseimbangan juga menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan musik, posisi dan posisi, karakter (wanda) dan cerita musik, piranti, control gerak dan keseimbangan komposisi secara keseluruhan. Unsur Klimaks Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus yang diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon. Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu dan kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi berlainan sifat dan karakternya. Selain itu busana wayang yang digunakan tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu menghidupkan perwatakan, memberikan kemungkinan gerak demi kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam wayang membantu mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias tersebut sangat berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam menghidupkan suasana pertunjukan . Selain itu rias mewujudkan ide pembuat wayang melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu yang kuat. Tata
cahaya:
pada
pertunjukan
wayang
peranan
lampu
sangat
penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana
83
pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan adegan cerita. Dekorasi Panggung Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan unsur seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokohtokoh wayang. (Amir, Hasim, 1994: 91- 92). -
Tokoh
Dalang
Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian penonton dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria, karena pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang harus duduk bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan wayang, dan juga memimpin seniman- seniwati yang duduk dibelakangnya dengan abaaba tersamar, berupa wangsalan atau pertunjukan sasatra yang diselipkan dalam narasinya, berupa gerak-gerik wayang. Temasuk nyayian, dedongan, kepyakan. Secara tradisonal ada beberapa kelas dalang, yaitu (a) mereka yang baru mendalang, (b) yang sudah pandai mendalang, (c) yang sudah menguasai semua isi pedalangan, (d) yang telang menguasai teknik pendalangan, (e) dalang sejati disamping telah menguasai isi pendalangan juga dapat memberi suri teladan kepada masyarakat dalam kehidupan sehari- hari, seorang yang arif, bijaksana, patut dihormati.
Sinden
Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gendinggending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan dengan karakter suaranya sendiri.
84
Abimanyu
Abimanyu memilki daya dalam segala hal, mendapat Wahyu Cakraningrat. Selain itu sifat Abimanyu yaitu, halus, baik tingkah lakunya, ucapannya tenang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya, dan pemberani.
Somboputro
Memiliki sifat dan perwatakan ; jujur dan terpercaya, bertanggung jawab, dan cakap. Karena itu apabila ada masalah yang harus dirundingkan atau diselesaikan, Bathara Sambolah yang diminta menyelesaikannya. Ia sangat sakti, dan apabila bertiwikrama dari tubuhnya akan keluar prabawa hawa yang dapat menundukkan lawannya.
Mandrakumara/ lesmana
Seorang ksatria yang mempunyai sifat tenang, kalem, tapi mempunyai sifat madat pula (tidak menikah)
Ibunda Abimanyu( Dewi Sumbadra)
Seorang putri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya. Ia merupakan sosok ideal priyayi putri Jawa.
Sri adiknya Mandrakumara
Sri yang nama lainnya adalah lesmanawati memiliki watak yang satun, lembut, cantik serta penyabar.
Penasehat Mandrakumara
Memiliki
watak
setia,
pamomong
dan
juga
patuh
kepada
mandrakumara. (Amir, Hasim, 1994: 38- 68) -
Kostum
Dalang
: kain jarik, slop, keris,
kendit, breskap, blankon, kalung kantil.
Sinden
: jarik, kemben, slendang,
kendit, konde.
Abimanyu
: Jamang, sumping, gelung,
dodot (jarik besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang dan keris.
85
Sombroputro
: Jamang, sumping, dodot
(kain besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang, dan keris.
Mandrakumara/ Lesmana
: Jamang, sumping, rambut
terurai samapi punggung, dodot (kain besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang, cicin, dan keris.
Ibunda Abimanyu(Dewi Sumbrada) : Jamang, sumping, dodot, cincin.
Sri adiknya Mandrakumara
: Gerudo, gelang, kelat bagu,
kalung, dodot (kain besar), sabuk kamus, keroncong (gelang kaki), selendang, sumping.
Penasehat Mandrakumara
:
Jamang, sumping, dodot
(kain besar), dan keris. 2 -
Musik Karawitan vokal atau
lebih dikenal dalam karawitan dengan
istilah Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik pengiring yang digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa elemen dalam musik karawitan, seperti : 1. Alat musik Alat musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang terbuat dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai jenis gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau 2
Bedasarkan hasil wawancara langsung dengan Dalang Eyang Ladi pada hari Kamis, 22 Agustus 2013 dikediaman beliau, Krajan Purworejo Suruh.
86
cordophone), gender, demung(semacam gender besar), gambang (intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter, kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul, saron, boning, dan gong. 2. Pesinden Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini, sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada. Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.
87