Lampiran 1. Konflik-konflik Status, Kepemilikan, Dan Pemanfaatan Lahan Di Dalam Kawasan Hutan Di Propinsi Lampung, Tahun 1999. No. 1 1
2.
3.
Reg. 1 Luas Lokasi Pal Beton
Reg. 2 Luas Lokasi Pal Beton
Reg. 3 Luas Lokasi Pal beton
Lokasi 2 Way Pisang 18.700 Ha Dati II Lampung Selatan 397 Pal (B 320 s/d B 621-1) (B 1-62 s/d B 36)
Pmt. Taman 2.790 ha Dati II Lampung Selatan 225 Pal (B 96 s/d B 320)
Gn. Rajabasa 4.900 ha Dati II Lampung Selatan 1.314 Pal (B1 s/d B. 1.315)
Dasar 3 - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai KHP - HP tetap: 6.321 Ha - HPK:12.779 Ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - RTRWP Lampung Sesuai Pemda No. 10 Tahun 1993 yang telah dipaduserasikan TGHK Menhut no. 67/Kpts-I/1991
-
-
-
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai KHP seluas 18.700 ha - HP tetap: 6.321 Ha - HPK:12.779 Ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRW - HPT seluas 2.705 Ha - HPK selouas 85 Ha
-
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan lindung 4.900 ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP
-
-
-
-
Uraian Masalah 4 Kawasan HPK seluas 12.379 ha habis pemukiman dan garapan HPT seluas 6.321 Ha masuk dalam HTI PT. Dharmala Hutan Lestari dan sudah ditanami 2.200 Ha namun mengalami pengerusakan oleh masyarakat Ada 2 (dua) desa masing-masing desa Karang sari dan Tataan (Kecamatan Penegahan) menuntut lahan sampai kawasan HPT supaya keluar menjadi hak milik Sebagian telah digunakan untuk proyek Rawa Seragi dan diland Reformkan untuk sawah-sawah. Terdapat di desa-desa: mandalasari, Bukit Rasa, Sukapura, Sidodadi (terdapat didlm KH) Seluruh kawasan tidak ada vegetasi dan telah menjadi pemukiman Pencadangan area: Komopta Polri 1000 ha PT Prima Wira Nugraha 100 Ha PT. Lampung Indah Sejahtera Abadi: 100 Ha PT. Batu Penjuru Makmur: 50 Ha Terdapat lahan usaha transmigrasi tahun 1974 asal banyuwangi dan jember Rekomendasi gurbenur untuk PT. Lampung Indah Sejahtera Abadi, Pt. Prima Wira Nugraha untuk budidaya hortikultura terdapat potensi tata air potensi wisata yanga da belum digarap secara profesional terdapat desa disekitar kawasan yakni; Rajabasa, Canti
Penanganan Masalah 5 - telah dilakukan pertemuan di Tk. I tanggal 6 Nopember 1997 membahas tuntutan 2 desa dengan kesimpulan: # lokasi yang dimohon masyarakat berada dalam kawasan HPT diluar desa induk # Prnsip didukung tapi bila tidak bisa dilepas akan dilakukan HKm # lahan yang diminta masyarakat telah diberikan ke DHL melalui surat Menhutbun no. 388/KptsII/1996 - Peninjauan Lapangan atas SPT dinas no. 824 Tanggal 28 feb 1998 peninjauan di batalkan karena suasana di lapangan panas dan ada pemilihan kepala desa - Redesain
-
-
-
-
-
Keterangan 6 Pernah diberikan HPH kultur kepada PT. Jaka Utama Jaya oleh Kepala Dinas Kehutanan no. 002/PH/1974 tanggal 29 feb 1974 Menhut memerintahkan mencabut dengan surat no 562/menhut-II/89 tgl 26 April 1989 Pencabutan oleh kepala dinas kehutanan dengan surat no. 30/3/1990 tanggal 18 Agustus 1990 Terdapat didesa-desa: Mandalasari, Bukit Rasa, Suka Pura, Sidodadi (terdapat dlm KH)
-
-
1
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi seluas 2.900 ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi seluas 6.400 ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP
4.
Reg. 4 Luas Lokasi Pal beton
Rawa Seragi 2.900 ha Dati II Lampung Selatan -
5.
Reg.5 Luas Lokasi Pal beton
Way Ketibung I 6.400 ha Dati II Lampung Selatan 159 Pal (B 1.179 s/d 1.020
6.
Reg.6 Luas Lokasi Pal beton
Way Buatan 1.050 ha Dati II Lampung Selatan 230 Pal (B 1 s/d 1B)
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung 1.050 ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP
7.
Reg.9 Luas Lokasi
Tn. Way Kambas 1.200 ha Dati II Lampung Tengah (saat ini Kabupaten Lampung Timur)
- Diusulkan sbg kawasan reservasi pada Tahun 1935 - Ditetapkan sbg kawasan cagar alam No.771 berdasarkan Staadblad van Nederlansch-Indie 1937 No.38 - Pada Tahun 1939, wilayah Kuala Penet I dan Penet V dikeluarkan dari kawasan - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP
Agar dalam peta TGHK/RTRWP diputihkan
- termasuk areal persawahan proyek rawas eragi yang sudah ada persetujuan prinsip pelepasan dari Menteri Pertanian - sudah berubah menjadi persawahan dan di land reform - terdapat desa didalam kawsan yakni Trimoro Mukti, Titi wangi, Rawa Selapan, Bali Agung
-
-
- digarap masyarakat dan telah berkembang pemukiman (desadesa) yakni, sidodai, Sidoasri, Beringin Kencara, Sinar Palembang, Sinar Pasman - terdapat persoalan tanh di desa trans Tanjungan dengan PT. DHL terkait areal HTI - terdapat areal pabrik tepung tapioka PT. Langgeng Cakra Lestari seluas 30 ha. Yang sudah ijin prinsip menhut namun pelaksanaan areal pengganti belum diserahkan - terdapat umbulan/talang sederhana - perambah hutan tahun 1980 sebanyak 455 KK - hampir seluruh kawasan telah diusahakan masyarakat dalam bentuk tanaman tahunan/cengkeh dan tanaman semusim padi - pernah ada pemohon tambang golongan “C” an. Sdr. Man Hasan seluas 200 ha, namun belum terealisasi - masalah gangguan gajah - masalah batas dengan masyarakat yang dekat perusahaan perkebunan pisang - Klaim tanah adat
-
-
-
-
pada TA. 1996/1997 masuk dalam kegiatan proyek pengelolaan kawasan lindung
-
-
terdapat desa disekitar kawasan yakni; Karang Sari, Sidodadi, Sidomulyo, Rajabasa Lama
2
8.
Reg. 8 Luas Lokasi Pal Beton
Way Rumbia 47.920 ha Dati II Lampung Tengah -
9.
Reg.9b Luas Lokasi Pal paralon
Gunung Seminung 420 ha Dati II Lampung Barat 75 Pal (B.1 s/d B.75)
10
Reg. 15 Luas Lokasi
Muara Sekampung 37.500 ha Dati II Lampung tengah
11.
Reg. 17 Luas Lokasi Pal beton
Batu Serampok 1.595 ha Dati II Lampung selatan 323 Pa (B1 s/d B80)
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi seluas 49.920 ha - Besluit Lampung no. 98/D/1958 tanggal 8 Desember 1958 dilepas 18.517 Ha untuk trans - SK Gurbernur nomor 102/B/5/III/70 tanggal 4 Desember 1970 telah dilepas untuk transmigrasi seluas 7.190 ha - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung 420 ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung 1.050 ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP
- Terdapat HPH Kultur Wilangsari - Telah dilepas untuk keperluan land An. Yus Kartono/Ali Cs atas SK Menhut No. 176.21.I . 1993 seluas 350 ha - HPTI Agro Dangluang SK Menhut no. 388 namun tidak berjalan - Terdapat 28 desa di dalam kawasan untuk dilepas dengan jumlah KK = 9.142 KK
- Sudah dikoordinasikan di Tingkat I - Upaya Redesign terhadap HPK
Terdapat Desa didalam kawasan pada kec. Yakni sbb: - Seputih suradaya. # Rajawali, rawabatik, Gaya Baru VIII, beringin jaya, Cempaka Ilir, cabang - Rumbia: # Bina Karya I, Bina Karya II, Bina Karya III, Bina Karya IV, Bina Karya V - Purbolinggo: # kalipasir
- penebangan oleh oknum untuk mengambil kayu atas laporan masyarakat irigasi ke sungai/persawahan desa Sukabanjar akan terganggu
-
-
- alih fungsi kawasan ke fungsi persawahan prosesnya belum tuntas - masalah baru alih fungsi dari irigasi ke areal tambak udang - permohonan konversi sudah diajukan masyarakat memberikan dana ke pemda untuk pengukuran - dalam proses untuk pelepasan ini justru dari kehutanan belum mengadakan survei karena belum ada pendanaan untuk itu sehingga belum ada rekomendasi. Pertimbangan teknis pelepasan dari kehutanan - belum ada penyelesaian pelepasan dari kehutanan - adanya penambangan golongan C oleh PT. RIP dan PT B. Sari Kencana - Pada akhir-akhir ini banyak yang dibuka olrh masyarakat - Penambangan oleh PT. Bata Makmur - Hampir Seluruh Areal telah digarap
-
-
- Penambangan pasir dan Batu oleh PT. Sari Karya telah dihentikan
-
terdapat desa di dalam kawasan yankni pada kecamatan jabung: # labuan Ratu, Mulyosari, Sumure Kucing, purworejo, Kedung Ringin, Rejo Mulyo, Adi Rejo, Gn. Mekar, Pasir Bakti, Asahan, Marga Batu, Sumberjaya.
-
Terdapat desa didalam kawasan yakni pada kecamatan ketibung antara lain: neglasari, suban, merbau, mataram, babatan, karang rejo Belum terdeteksi kemungkinan persoalan kebun kopi kawasan hutan lidung
3
12.
Reg. 17B Luas Lokasi Pal Beton
Bukit Serarukuh 1.596 ha Dati II Lampung Barat 221 Pal (B1 s/d B 221)
13.
Reg. 18 Luas Lokasi Pal Beton
Titi Bungur 4.000 ha Dati II Lampung Selatan 167 Pa (B1 s/d B 167)
14.
Reg. 19 Luas Lokasi Pal Paralon
Gunung Betung 22.244 ha Dati II Lampung Selatan 1.314 Pal (B1 s/d 1.315)
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung 1.050 ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung 1.050 ha - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati II Lampung - perda no. 10 Tahun 1993 tentang padu serasi dengan RTRWP - Besluit resident Lampung no. 16 tanggal 17 Juli 1925 ditunjuk sebagai kawasan hutan lindung (tahura) - Perda no 10 tahun 1993 paduserasi + TGHK
-
-
-
- pencurian tanaman jati dan sengon oleh masyarakat - pada areal yang masuk KHP telah merupakan perladangan dan/ persawahan - terdapat desa di dalam kawasan pada kec.: sbb: Natar: Tri Rahayu, Sidorejo, bangun rejo, Sinar Beringin Beringin Tataan: Sinar Bandung - Penggarapan lagi lahan hutan oleh gerakan tani serikat islam - Ada kekeliruan penetapan batas #Tanaman reboisasi diluar #Tanah masyarakat di dalam - Pemusnahan tanaman kopi reg. 19 tahun 1996/1997 610 ha - Pemasangan jalur listrik sepanjang 1,5 km - RCTI, TVRI - Masalah yang terakhir adanya penjarahan pada tanaman reboisasi - Pengrusakan pos jagawana - Pengkaplingan lahan - Jual beli lahan #desa cipadang #padang cermin - Penjarahan desa sukadadi oleh warga masyarakat diluar desa, masuk ke HL sekitar 1Km s/d 2 km dari batas kawasan - Terjadi perusakan papan-papan laranagn dan himbauan diambil, pos diratakan dan kayunya diambil (lap. Masyarakat desa sukadadi bulan desember 1998)
- persetujuan menhut bahwa Reg. 18 Titi bungur dikelola oleh PT. Inhutani
-
- Prinsip keberatan oleh kanwil surat no. 27 14/98 tgl 25 agt 1995 - Sudah diinformasikan ke kanwil kehutanan - Sudah dilaksanakan anggaran 1996/1997 610 ha - Tokoh masyarakat sudah dibina untuk aktif dalam pengamanan hutan namun kekuatan masyarakat dari luar menyerbu kawasan - Sebenarnya sudah ada kelompok tani di empat desa yaitu: Bogorrejo, Sukadadi, pampangan. Dikhawatirkan akan terjadi benturan antar masyarakat sekitar hutan dengan para penjarah. - Selain itu masyarakat desa kebagusan (dusun triharjo)mengajukan pengesahan kelompok tani HKm yang dibina desa tersebut.
-
Masyarakat desa sekitar rimba sosialisasi HKm Terdapat desa disekitar kawasan , yakni pada kecamatan padang cermin: Padang manis, Muara Tiga, Lawang Agung.
4
15.
Reg. 20 Luas Lokasi Pal paralon
Pmt. Kuboato 4.400 ha Dati II Lampung Selatan 1.314 Pal (B1 s/d B 1.315)
16.
Reg. 21 Luas Lokasi Pal Beton Pal Paralon
17.
Reg. 22 Luas Lokasi Pal Beton
Perintian Batu 7.412 ha Dati II Tgm 170 Pa (B1 s/d B124) 2.66 Pa (B1 s/d B 266) Way Waya 9.565 ha Dati II Lampung Tengah 505 Pal (B1.597 s/d B1.724) -
Pal Paralon
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-I/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
18.
Reg. 22B Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Kubu Nicik 7.9219,46 ha Dati II Lampung Barat 611 Pal (SM1 s/d SM 611) 337 Pal (B68 s/d B 163)
- Besluit resident Lampung no. 80 tanggal 8 Maret 1930 ditunjuk sebagai TNBSS - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
19.
Reg. 24 Luas Lokasi Pal beton Pal parlon
20
Reg. 25 Luas Lokasi Pal beton Pal pralon
Bukit Punggur 20.381 ha Dati II Lampung Utara 480 Pal (B1 s/d B480) Gunung Tanggang 3.380 ha Dati II Lampung Selatan 279 Pal (B1 s/d B279) -
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
terdapat desa disekitar kawasan yakni pada kecamatan padang cermin, antara lain: banjar, Bunursebrang, Hanauberak, Peryandingan, Sukajaya.
- aadanya penambangan emas secara liar
- penghentian kegiatan oleh dinas kehutanan dengan surat no. 522.2210.2.95 tanggal 15 juli 1995 - rapat koordinasi lingkup pemda tgl 25 april 1995 ttg penambangan emas
-
- persoalan kebun kopi di dalam kawasan hutan
-
-
- areal kegiatan HKm oleh PT. Inhutani V - Terjadi pencurian kayu dan perambahan lahan baru untuk kebun/ladang - Terdapat potensi tambang emas, granit, batu marmer dan lainnya - Terdapat penambangan emas yang tidak jela sperijinannya di KHL tersebut - masyarakat di inclave way haru mohon jalan melewati TNBS - terjadi pencurian kayu
- Telah dibentuk kelompok-kelompok tani - Bekerjasama dengan pesantren untuk membangun HKm - Pernah melakukan penelitian oleh kecamatan
-
- bupati telah mengajukan permohonan ke menhut melalui gurbenur - pemohon hanya sebatas menyampaikan surat permohonan tetapi biaya yang ditimbulkan untuk itu belum jelas sedangkan untuk tim dishut kelokasi belum ada anggarannya 9dalam rutin tidak ada) karena seharusnya dari pemohon - telah dilakukan reboisasi
-
-
terdapat desa disekitar kawasan pada kecamatan kasul yakni: desa itih ringkih
-
-
terdapat desa disekitar kawasan pada kecamatan cermin yakni: Desa Baturaja, Banding agung, maja
- terdapat areal kebun kopi di KHL - perambahan dan penguasaan lahan oleh amsyarakat
- terdapat areal kebun kopi di KHL - perambahan dan penguasaan lahan oleh masyarakat
Terdapat desa disekitar kawasan, yakni pada kecamatan kalirjo antara lain: sendang mulyo, sendang baru
5
21.
Reg. 26 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Serkung Peji 690 ha Dati II Lampung Selatan 134 Pal (B1 s/d B41) Pmt. Sulah 3.380 ha Dati II Lampung Selatan 550 Pal
22.
Reg. 22 Luas Lokasi Pal beton
23
Reg. 28 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
24
Reg. 30 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon Pal Kayu
25
Reg. 31 Luas Lokasi Pal beton
26.
Reg. 32 Luas Lokasi Pal beton
Bukit Rindingan 6.960 ha Dati II Lampung Selatan 388 Pal (B1779 s/d B 2122)
27
Reg. 34 Luas Lokasi Pal beton Pal pralon
Tangkit tebak 6.960 ha Dati II Lampung Utara 374 Pal (B 409 s/d B 782) -
Pematang Neba 13.220 ha Dati II Lampung Selatan 571 Pal (B1 s/d B145) Gn. Tanggamus 3.380 ha Dati II Tanggamus 67 Pal (BHL 2112 s/d BHL2179) 288 Pal (BHL 2907 s/d BHL2678) 498 Pal (BHL 2679 s/d BHL2179) Pmt. Arahan 1.505 ha Dati II Lampung Selatan 24 Pal (BHL 1 s/d BHL 3335)
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
- Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 307 tanggal 31 Maret 1941 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
- terdapat areal kebun kopi di KHL - perambahan dan penguasaan lahan oleh amsyarakat
-
-
- terdapat areal kebun kopi di KHL - perambahan dan penguasaan lahan oleh masyarakat
-
-
terdapat desa disekitar kawasan pada kecamatan Cukuh balak yakni: Desa Kecamarga , Putih Doh
- terdapat areal kebun kopi di KHL - perambahan dan penguasaan lahan oleh masyarakat
-
-
terdapat desa disekitar kawasan pada kecamatan pagelaran, yakni desa tamansari
- terdapat areal kebun kopi di KHL - perambahan dan penguasaan lahan oleh masyarakat
-
-
- terdapat areal kebun kopi di KHL - perambahan dan penguasaan lahan oleh masyarakat
-
-
- Terdapat areal kebun kopi di KHL - Perambahan dan penguasaan lahan oleh masyarakat
-
-
- Terdapat areal kebun kopi di KHL - Penjarahan dan pengaplingan lahan - Pengrusakan tanaman reboisasi - Penebangan liar
- Rehabilitasi
-
Taerdapat desa di dalam kawasan pada kecamatan bukit kemuning, yakni Desa Dwikora
6
28.
Reg. 35 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Way Ketibung 3.800 ha Dati II Lampung utara 374 Pal (B 409 s/d 782) -
- Besluit resident Lampung no. 99 tanggal 7 pebruari 1933 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
29
Reg. 37 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Way Kibang 30.000 ha Dati II Lampung Tengah 595 Pal (BHP 1774 409 s/d BHP 1824 = B HP 1-HP 545)782) -
- Besluit resident Lampung no. 99 tanggal 7 Pebruari 1933 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
30
Reg. 38 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Gunung Balak 25.620 ha Dati II Lampung Tengah 1000 Pal (B 1 s/d 171) -
- Besluit resident Lampung no. 99 tanggal 7 pebruari 1993 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
31.
Reg. 39 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Kota Agung 102.110 ha Dati II Lampung Selatan 634 Pal (B HL 1043 = B H_1 s/d B HL 500) 425 Pal (B HL 2907 s/d BHL 3332)
- Besluit resident Lampung no. 657 tanggal 7 Desember 1935 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
- Terdapat areal eks HPH Kultur Daya Karya Kalianda yang masih dikuasai perusahaan - Terdapat areal pinjam pakai kebun percobaan UNILA - Tuntutan masyarakat ingin dilepas - Terdapat areal lembaga penelitian hutan bogor berupa tanaman kemiri - Terdapat areal Eks HPH Kultur PT. Hanni Yadicc yang dikuasai PT. DHL untuk HTI - Terdapat potensi tambang marmeryang belum diolah sepenuhnya walau sudah ada ijin prinsip menteri (masih proses) - Terdapat areal yang dulu untuk penenpatan Transos (Ds. Pancasila/relung helok) - Terdapat kantor kecamatan perwakilan, telah berkembang persawahan semi teknis - Upaya pengukuran detail mulai dilakukan pemda Ltengah - Perusakan, penjarahan HTI PT. DHL - terdapat areal untuk camping ground Pramuka Saka Wana Bhakti LT - Penjarahan dan pengkaplingan lahan - penebangan tanaman reboisasi. Puluhan truk tiap hari masuk kawasan - upaya pengamanan sulit dilakukan - tuntutan desa-desa yang masih ada - kemungkinan terjadi konflik antar penjarah, masyarakat - Penjarahan dan pengkaplingan lahan - penebangan tanaman reboisasi. Puluhan truk tiap hari masuk kawasan - upaya pengamanan sulit dilakukan - tuntutan desa-desa yang masih ada - kemungkinan terjadi konflik antar penjarah, masyarakat
- Redesain
-
- penghentian ppenjarahan - pembangunan HTI (sulit) - Redesign
-
-
Redesign Reboisasi Usulan untuk HKm Masuk Agenda TPF
- Redesign
Terdapat desa didalam kawasan pada kecamatan Ketibung yakni desa sumberagung, tarahan tanjungan, way sulam, talang jawa,karang pucung
Terdapat desa didalam kawasan pada kecamatan, yakni sbb #MetroKbang: Morgototo, Kibang, margajaya, Sumberagung, Purbosembodo #sekampung: Karyamukti, Umbul Brebes, #batanghari: Buana Sakti #sukadana: Jayaguna, Umbul sinar Baru
Desa sidorejo, bandar agung, itik rindai, penengahan, purwokencono, mojopahit - Terdapat desa didalam kawasan pada kecamatan yakni sebagai berikut: #labuan maringgai: itik randai, bandar agung #jabung: pematang tahalo, brawijaya, baoh, giri mulya, peniangan, griraya, sidodadi, sidorejo -
7
32
Reg. 40 Luas Lokasi Pal beton
Pal paralon 33.
Reg. 41 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
34
Reg. 42 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
35
Reg. 43 Luas Lokasi
Gedong Wani 102.110 ha Dati II Lampung Selatan 634 Pal (B HL 1043 = B H_1 s/d B HL 500) 425 Pal (B HL 2907 s/d BHL 3332) Saka 12.00 ha Dati II Lampung utara 124 Pal (B 1 s/d B 232) Rebang 13.151,50 ha Dati II Lampung Utara 459 Pal (B 1 s/d B 250) Titi Bungur II 8.200 ha Dati II Lampung Selatan -
Pal beton Pal paralon
36.
Reg. 43B Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Krui Utara 14.030 ha Dati II Lampung Barat 696 Pal (B 1224 s/d B 1920) -
- Besluit resident Lampung no. 372 tanggal 12 Juli 1937 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
- Idem Reg. 35 dan 37 - Terdapat areal eks. HPH Kultur PT LPF, PT Mitsugoro - Terdapat areal tanaman lamtorogung LIPI - Areal HTI PT DHL dijarah dan dirusak serta dikapling oleh masyarakat terorganisir
- Penghentian penjarahan telah ada dialog2 dgn para tokoh masyarakat tsb, dengan pemda dan kehutanan laporan telah disampaikan ke menhutbun - Pembangunan HTI - Redesign - Upaya Represi tidak mungkin
-
Terdapat desa didalam kawsan pada kec. Tj. Bintang, yakni Desa Wawasan, jaya Agung, Sinar Rejeki, Purwo Tani, Sidoarjom Sinar Ogan, Jati Baru, kertosari, Sidodadi Asri, margodadi, rejomulyo, bangun sari.
- Besluit resident Lampung no. 32 tanggal 19 Januari 1938 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Lindung - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 645 tanggal 10 Oktober 1939 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung - Besluit resident Lampung no. 646 tanggal 10 Oktober 1938 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
-
-
-
belum terdeteksi secara detil, tapi mungkin sudah jadi kebun kopi terletak diperbatasan dengan sumsel
- Terdapat konflik lahan akibat kekeliruan skala dalan SK Menhut - Ada keinginan dan upaya masyarakat untuk dapat menguasai areal ini - Telah dikelola PT inhutani V
-
-
- Telah berubah menjadi perdesaan (permukinan, persawahan dan ladang) - Fasilitas ekonomi (pasar, tokotoko,dsb) perhubungan (jalan aspal,jembatan dsb) kantor-kantor dan sarana prasarana lainnya terdapat didesa-desa definitif - Tuntutan untuk proses pelepasan - Terdapat tanaman jati/ sengon - Sebagian dirambah untuk perkebunan kopi, jenis tanamnya rawan erosi - Terjadi penebangan liar dan pencurian kayu dari hutan alam yang tersisia
- Redesign TGHK (HPHK)
-
- Reboisasi - Kegiatan Kawasan Lindung - Perlu sosialisasi HPHKm
Terdapat desa disekitar kawasan pada kecamatan sbb #Belalau: Argomulyo, Hulung, kanali, Luas #Balik Bukit: Bahway #Perwakilan Sukau: Pagar Dewa #Perwakilan Sekincau: Busungan, Rahayujaya, Sidomulyo
- Besluit resident Lampung no. 117 tanggal 19 Maret 1935ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
Terdapat desa didalam kawasan pada kecamatan Sukoharjo, yakni desa Waringinsari, Adiluwih, Sukoharun, Bandungsari
-
8
37.
38.
Reg. 44 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Reg. 45 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Muara II 32.375 Ha Dati II Lampung Utara 909 Pal (B 1 s/d B 909)
Sungai Buaya 43.100 Ha Dati II Lampung Utara 1106 Pal (B 1 s/d B 1105)
- Besluit resident Lampung no. 249 tanggal 12 April 1940 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
- Besluit resident Lampung no. 249 tanggal 12 April 1940 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
- Terdapat konflik lahan dengan masyarakat yang mengklaim terhadap perluasan register 44 oleh beberapa kelompok pada areal yang sama #Negeri besar: 5000 ha #rading kembang: 1200 ha #Gn. Terang: 500 Ha # Gn. Terang: 2.600 Ha # Gn. Terang: 8.500 ha # Gn. Terang: 500 ha total: 18.300 ha - Areal perluasan telah ditanami karet, gmelina dsb oleh HTI - Telah diadakan pembahasan dengan para penggugat baik dengan inhutani V maupun pemda tk II tapi masyarakat tidak puas - Masyarakat minta dialog langsung dengan kakanwil dephutbun, dialog tgl 22 des 1998 menyepakati beberapa butir: #areal perluasan tersebut dulunya bukan register, tapi eks HPH yang menurut TGHK dan RTRWP dijadikan kawasan hutan #masyarakat penggugat tidak pernah merasa melepaskan hak-nya #terhadap areal sengketa masyarakat dapat berusaha tani yang diatur bersama PT Inhutani #kanwil hutbun segera menyampaikan masalah ini kepada menhutbun untuk penyelesaian - Terdapat klaim masyarakat desa talang batu (dusun talang gunung) - terjadi penjarahan, pengkaplingan dan jual beli lahan oleh oknumoknum tidak bertanggungjawab - terdapat penambangan oleh PT BNIL sejak tahun 1991, namun belum tuntas juga, areal ini ditanami singkong - terdapat tuntutan masyarakat desa translok sekitar hutan terhadap kawasan sekitar desa - adanya permohonan pelepasan 60 ha untuk terminal dan penyebrangan kecamatan Simpang pematang
-
-
-
-
- sudah diadakan dialog antara perusahaandengan masyarakat desa talang batu, namun belum ada kesepakatan final, baru tahap kesepakatan, tidak saling serang antar masyarakat dengan karyawan perusahaan
-
9
39
Register 45B Luas Lokasi Pal beton
Bukit rigis 8.265 ha. Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat
- Besluit Residen No.117 tanggal 19 Maret 1935 - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
40.
Reg. 46 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Way hanakau 20.195 Ha Dati II Lampung Utara 780 Pal (B 1 s/d B780) -
- Besluit resident Lampung no. 249 tanggal 12 April 1940 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
41
Reg. 47 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Way terusan 105.000 Ha Dati II Lampung Tengah 174 Pal (B 1545 s/d B 1718)
- Besluit resident Lampung no. 249 tanggal 12 April 1940 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
- Sebanyak 2000 kk perambah bertanam kopi didalam kawasan - Seluas 6.265 ha telah terkonversi olah masyarakat menjadi lahan pertanian - Rawan kebakaran - Areal merupakan daerah hulu DAS Tulang bawang, sumber air PLTA way besay - Seluas 350 hektar merupakan wilayah definitive Desa Sukapura dan sudah berupa pemukinan padat - Terdapat perambahan oleh masyarakat pendatang membentuk desa serupa indah, yang disponsori oleh oknum-oknum - Terdapat konflik dengan transmigrasi, dari pihak trans mengeluarkan SKT-SKT padahal areal ini sudah jelas batas-batas kawasannya serta ada kesepakatan batas antara kanwilhut dengan kanwil trans, namun dilanggar oleh transmigran - Rawan terhadap kebakaran, penjarahan baru serta pengkaplingan - Areal ini merupakan wilayah HPT-II. Budi Lampung sejahtera dan PT Inhutani V - Tuntutan-tuntutan dalam era reformasi makin gencar - Dilepas untuk pembangunan perkebunan tebu dan industri gula, tambak udang - Proses penyelesaian kewajiban perusahaan belum sepenuhnya dilaksanakan, terutama perkembangan bagi puluhan ribu KK perambah serta peserta plasma dalam perusahaan tersebut - Terdapat potensi tanaman HTI yang siap panen diareal ini yang rawan penjarahan - Areal pengganti PT. BSS siareal perluasan ini sudah dibebaskan kembali diduduki masyarakat
- Pernah dilakukan pengosongan kawasan pada tahun 1994-1997 - Masyarakat kembali masuk kawasan pada 1998-1999 -
-
-
-
-
-
terdapat desa didalam kawasan pada kec. Pakuan ratu, yakni desa tanjung serupa, serupa indah, bandung sari
10
- Permasalahan bandar udara branti, sudah ada ijin prinsip pelepasan mehut, namun harus ada areal pengganti - Terdapat areal pembebasan untuk pembangunan perusahaan karyawan kehutanan Lampung oleh koperasi rimbawan - Sudah berupa perkampungan Sumber: Datashet Kanwil Kehutanan Propinsi Lampung, 1999; khusus Register 9 dan Register 45b datanya diperbaharui. 42.
Reg. 48 Luas Lokasi Pal beton Pal paralon
Branti 1.168 Ha Dati II Lampung Selatan -
- Besluit resident Lampung no. 249 tanggal 12 April 1940 ditunjuk sebagai Kawasan hutan Produksi - Keputusan Menteri Kehutanan no. 67 Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang TGHK Propinsi Dati I Lampung
-
-
terdapat desa didalam kawasan pada kecamatan Natar yakni; desa branti raya, Handuyang, Sinar Jati, Sukadamai, Bancarrejo, Purwosari, Kresnowidodo, Pancasila, Trimulyo.
11
Halaman 1 dari 26
KUESIONER PENELITIAN KONFLIK LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN Di Hutan Lindung Bukit Rigis Lampung Barat Propinsi Lampung
Sebelum memulai wawancara agar…..!: 1. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. 2. Menanyakan kesediaannya untuk menjadi responden Dalam memulai wawancara agar!: Menanyakan kepada responden; Terhadap semua informasi yang mereka berikan apakah responden ingin identitasnya dirahasiakan? (1) Ya.
(2) Tidak perlu.
Propinsi/kabupaten
: Lampung/Lampung Barat
Kecamatan
: Sumberjaya / Way Tenong
Desa
: ……………………………..…………………………..
Pemangku
: …………………………………………………………
Nama Kawasan Hutan
: Hutan Lindung Bukit Rigis
Pewawancara
:
Waktu wawancara (tgl, pukul)
:Tgl………………………/Pukul …………..
Catatan !:
Halaman 2 dari 26
A. JATIDIRI/IDENTITAS RESPONDEN Kode Peubah
Uraian
01
Nama Responden
02
Jenis kelamin
(1) Laki-laki
03
Umur
……………….Tahun………bulan
04
Suku/etnis
05
Status kependudukan
06
Agama
07
Kedudukan di dalam keluarga
1) Kepala RT, 2) Istri, 3) ……………
08
Status dalam perkawinan
(1) Belum Menikah
(2) Menikah
(3) Cerai Hidup
(4) Cerai Mati
(2) Perempuan
(1) Setempat
(2) Pendatang
09
Lama tinggal di desa (Sejak/Tahun)
09a
Asal tempat sebelumnya (desa/wilayah)
10
(X17) Lama tinggal di talang/kawasan (Sejak/tahun) (X16) Pendidikan formal terakhir ( dan hitung
……………/…………….tahun (1) Permanen; (2) Non permanen Jenjang pendidikan terakhir……………….
lama mengikuti pendidikan formal)
Lama tempuh……………………….Tahun
11
12
Pekerjaan Utama
13
Pekerjaan Sampingan
14
Jumlah anggota keluarga
15
Jumlah tanggungan keluarga (Lihat Tabel B halaman 2 !!)
16
……………………………………(Jiwa)
Alamat (Desa, dan alamat rumah) Permanen Non permanen
17
Status di desa (di kelompok/organisasi) Keterlibatan Formal
1. 2. 3.
Non formal
1. 2. 3.
18
……………………………………(Jiwa)
Organisasi yang manakah saudara terlibat paling aktif?
Halaman 3 dari 26
B. KARAKTERISTIK ANGGOTA RUMAHTANGGA RESPONDEN B.
Karakteristik Rumah Tangga 1)
1. Anggota Rumah Tangga Nama
Umur (tahun)
L/P
Asal
01
02
03
04
01
L/P
Lokal/Pendatang
02
L/P
Lokal/Pendatang
03
L/P
Lokal/Pendatang
04
L/P
Lokal/Pendatang
05
L/P
Lokal/Pendatang
06
L/P
Lokal/Pendatang
07
L/P
Lokal/Pendatang
08
L/P
Lokal/Pendatang
09
L/P
Lokal/Pendatang
10
L/P
Lokal/Pendatang
11
L/P
Lokal/Pendatang
12
L/P
Lokal/Pendatang
No
1) 2) 3) 4)
Hubungan dengan KRT 05
2)
Pendidikan Formal 3) terakhir
Status 4) Perkawinan
Suku/Etnik
Lama Tinggal di desa (tahun)
06
07
08
09
Anggota rumah tangga adalah semua orang yang tinggal di dalam satu rumah dan makan dari satu dapur, serta mereka yang tinggal di luar rumah akan tetapi kehidupan mereka bergantung dari rumah tangga yang bersangkutan. Kode : (1) Kepala rt (2) Istri/Suami (3) Anak Laki-laki (4) Anak Perempuan (5) Menantu (6) Cucu (7) Orang Tua/Mertua (8) Famili Lain (9) Pembantu rt (10) Lainnya Kode : (1) Tidak pernah sekolah (2) Belum usia sekolah (3) TK (4) SD / M. Ibtidaiyah (5) SLTP Umum/kejuruan/M. Tsanawiyah (6) SMU/kejuruan/M. Aliyah (7) Diploma I/II(8) Diploma III/Sarmud (9) Diploma IV/S1(10) S2/S3 Kode : (1) Belum Kawin (2) Kawin (3) Cerai Hidup (4) Cerai Mati
Halaman 4 dari 26
C. PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN LAHAN RESPONDEN
C.1 Pemilikan Lahan Diluar Kawasan Plot
Luas (hektar) 1)
(X19)
Sejak Kapan (Tahun)/ Sudah berapa tahun
Asal Usul lahan 2)
Status lahan saat ini 4)
Jenis tumbuhan dominan
(X20)
Produksi pertahun (berat/ volume per hektar)
Alasan pemilihan tumbuhan 4)
1 2 3 4 Total Keterangan: 1) Berdasarkan jenis tumbuhan dominan, berapa harga lahan saat ini: Rp……….………. Per hektar 2) Darimanakah asal-usul/sejarah lahan pertanian yang saudara miliki? (1) Membuka lahan hutan dengan inisiatif sendiri, (2) Membuka lahan hutan dengan dorongan kelompok, (3) Membuka lahan hutan atas seijin pihak kehutanan, (4) Warisan orang tua, (5) Tanah adat, (6) Membeli dari orang lain (sebutkan siapa………………..), (7) Menyewa dari orang lain (sebutkan siapa………………..) 3) Bagaimanakan status penguasaan lahan nya? (1) Hak Milik (2) Menyewa dari orang lain. (3) Sakap/garap/pakai bagi hasil, (4) Lainnya sebutkan ……………… 4) (X20) Apabila lahan tersebut milik sendiri, bagaimanakah status hukum kepemilikan lahan pertanian Saudara yang berada di luar kawasan saat ini: (1) Sertifikat HM/HGU/HGB (Oleh BPN) (2) Akte Tanah (Oleh Camat atau PPAT) (3) Surat Keterangan Tanah (oleh Perwatin) (4) Surat jual beli atau ganti lahan garapan, bukti girik, bukti Pajak PBB (5) Tanpa surat keterangan satupun 5) Menurut persepsi responden, apakah dengan luas lahan pertanian yang dimiliki saat ini sudah cukup utuk memenuhi kebutuhan rumah tangga? YA atau TIDAK. 6) (X22) Jika YA, berapakah tambahan luas lahan pertanian minimal yang dibutuhkan agar bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga? ……………………….. hektar.
Halaman 5 dari 26
7) (X21) Berapakah pendapatan rumah tangga yang diperoleh dari usaha pertanian dan non pertanian dari luar lahan kawasan hutan? Hitung jumlah realnya Rp. ………………../bulan. (Diperoleh dari selisih perhitungan: Tabel 6a-6b)
6. Karakteristik Ekonomi Rumah Tangga 6a. Sumber Penghasilan 01
Penghasilan perbulan dari : Item
Rangking
Pendapatan
A. Hasil Pertanian Rp.
•
Kopi
•
Buah-buahan
•
Padi
•
Singkong
•
Pisang
•
Lombok
• • •
Sayur-sayuran
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kacang Tanah
Rp.
Lainnya
Rp.
B. Hasil Hutan •
Kayu (termasuk Fee)
Rp.
•
Sarang Burung Walet
Rp.
•
Madu
Rp.
•
Lainnya
Rp.
C. Hasil Berburu dan Perikanan •
Pancing
Rp.
•
Jala
Rp.
•
Berburu
Rp.
•
Pasang Jerat
Rp.
D. Hasil Non-pertanian •
………………………….
•
………………………….
Rp.
•
…………………………
Rp.
Total Pendapatan
Rp.
Rp.
Keterangan
Halaman 6 dari 26
02.
Penghasilan tak tetap (misalnya: pertukangan, dsb) Frekuensi dalam satu tahun
Item
Pendapatan bersih per rumah tangga
1.
Rp.
2.
Rp.
3.
Rp. Total Pendapatan Tidak Tetap
Keterangan
Rp.
Berikan penjelasan secara deskriptif mengenai kegiatan untuk memperoleh penghasilan tidak tetap di atas
b. Pengeluaran Rumah Tangga 01
Perkiraan total pengeluaran Rumah Tangga per bulan : a. Total : Rp ……………………… (Tanyakan rinciannya!) b. Rincian : No.
Jenis Pengeluaran
Biaya/bulan (Rp)
1
Makanan dan minuman
Rp
2
Pendidikan
Rp
3
Listrik
Rp
4
Air/PDAM
Rp
5
Alat-alat pertanian
Rp
6
Kesehatan
Rp
7
Transportasi
Rp
8
Pakaian
Rp
9
Rokok
Rp
10
Pajak
Rp
11
Perbaikan rumah
12
Lainnya… Jumlah Pengeluaran
Rp
Keterangan
Halaman 7 dari 26
CATATAN: (berisi catatan tambahan untuk pertanyaan C.1.1 s/d C.1.6)
C.2 Lahan Di Dalam Kawasan 1. Bagaimanakah bentuk penggunaan lahan sebelumnya (sebelum digarap) Jenis vegetasi/pohon dominan Tenam Campaka Gelam Lainnya, sebutkan
Tahun 65
70
75
80
85
90
95
00
01
02
03
1. Medang 2. Cemara 3. …………… …. Keterangan: 1) Agar direkam kapan perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi pertanian dengan melihat jenis komoditas pertanian yang dibudidayakan. 2) Untuk mengetahui pohon/komoditas yang dominan, pengisian setiap kolom tahun dilakukan secara rangking: 1,2,3,4 dst.
2. Penggunaan Lahan Kawasan Dalam Setahun Terahir PLot
Luas (hektar)
Sejak Kapan Asal (Tahun)/Sudah Usul berapa tahun lahan1)
Jenis tumbuhan dominan
Produksi Alasan pertahun pemilihan (berat/volume tumbuhan 2) per hektar)
1 2 3 4 Total Keterangan: 1) Asal-usul lahan garapan di dalam kawasan: 1) Membuka lahan hutan dengan inisiatif sendiri, 2) Membuka lahan hutan dengan dorongan kelompok, 3) Membuka lahan hutan atas seijin pihak kehutanan, 4) Warisan orang tua, 5) Membeli/Ganti rugi garapan dari orang lain (sebutkan siapa……………………………) 6) Menyewa dari orang lain (sebutkan siapa…………………………………………..), 7) Dulunya adalah lahan garapannya yang saat ini dibuka kembali (reopening)
Halaman 8 dari 26
2) Pertanyaan tentang paratik pertanian? (Pertanyaan ini juga untuk mengukur praktik ekosentris responden selama bertani di dalam kawasan melengkapi x13) •
•
•
Bagaimanakah sistem oleh tanah responden di lahan garapan yang ada di kawasan? (Untuk mengukur praktik responden dalam teknik konservasi tanah) .............................................. ....................................................................... ....................................................................... .......................................................................................... .......................................... Bagaimanakah cara responden mengatasi hama penyakit tanaman ? (Untuk mengukur kepedulian petani thdp pendekatan PHT). ............................................................................... ............................................................................................................................................... ... ............................................................................................................................................... ... Pupuk dan pestisida apa saja yang dipergunakan? Berapa dosisnya>.................................... ............................................................................................................................................... ... ............................................................................................................................................... ...
3) (X2) Berapa harga setempat komoditas dominan per berat/volume: Rp. ……………. (Per kg) / (per m3). Jika diketahui, berapa harga pasar sesungguhnya?: Rp. …………. (Per kg) / (per m3). Hitung produktifitas per hektarnyanya : (Total panen x harga setempat)/luas lahan= Rp. ……………….. per hektar. 4) Berapakah harga beras yang biasanya Saudara konsumsi = Rp. ………………per kg. 5) Berapakah konsumsi beras untuk rumah tangga Saudara setiap bulannya: …………..…kg/bulan 6) (X3) Darimanakah sumber responden dalam memperoleh informasi harga komoditi utama yang dibudidayakan? (Boleh pilih lebih dari satu) 1) Perusahaan, 2) Pedagang pengumpul, 3) Pasar desa, 4) Kerabat/tetangga. 7) (X4) Siapakah yang selama ini membeli/menampung komoditas utama tersebut? (Boleh pilih lebih dari satu) (1) Perusahan (sebutkan siapa)…………………….., (2) Pasar Desa, (3) Pedagang pengumpul (sebutkan siapa?)………………, (4) Lainnya (sebutkan)………. 8) (X5) Untuk mencapai lahan garapan yang anda kelola di dalam kawasan, apakah prasarana transportasi berikut tersedia ? (Boleh pilih lebih dari satu) 1) Jalan segala cuaca (dapat ditempuh baik musim hujan dan kemarau), 2) Jalan kering (tidak dapat/sulit ditempuh pada musim hujan). 3) Jalan setapak
Halaman 9 dari 26
9) Dengan moda transportasi apakah responden mencapai lokasi lahan garapan tersebut? (Boleh pilih lebih dari satu) 1) Berjalan kaki 2) Kendaraan roda dua 3) Kendaraan roda empat 4) Kendaraan air 10) Berdasarkan moda yang paling sering dipergunakan, berapakah rata-rata waktu tempuh yang diperlukan untuk mencapai lokasi lahan garapan di dalam kawasan:………………..…(jam/menit) 11) (X6) Apakah motivasi atau yang melatar-belakangi responden dalam mengkonversi lahan ke dalam bentuk penggunaan saat ini? (Boleh pilih lebih dari satu) (1) Untuk dijual (berorientasi pasar) (2) untuk keperluan sendiri/keluarga (subsisten) (3) Atas saran/ajakan keluarga/kerabat/tetangga. Jelaskan mengapa?............................................................................................................... ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………….. 12) (X1) Selama mengelola lahan di dalam kawasan, apakah anda pernah mengalami peristiwa bencana alam seperti berikut? (Boleh pilih lebih dari satu) 1) Kebakaran hutan. 2) Erosi dan longsor. 3) Banjir dan penggenangan. 4) Serangan penyakit dan hama tanaman. 13) Selama mengelola lahan di dalam kawasan, apakah Saudara pernah mengalami gangguan satwa liar? (1) YA (2) TIDAK. Jika YA, sebutkan kerugiannya (Boleh lebih dari satu): 1) Rusaknya ladang. 2) Rusaknya rumah. 3) Korban Jiwa/luka manusia. 4) Korban kematian satwa. 14) Sebutkan satwa apakah yang paling sering menggangu? ........................................................ Seberapa seringkah gangguang tersebut menyerang Saudara (Pilih satu saja): 1) Setiap hari 2) Beberapa hari dalam seminggu 3) Beberapa hari dalam sebulan 4) Beberapa hari dalam enam bulan terakhir 5) Sekali-kali dalam setahun CATATAN: (Beri catatan enumerator terhadap pertanyaan 2.1 s/d 2.11 di bawah ini !! )
Halaman 10 dari 26
3. Investasi Non Pertanian di Dalam Lahan Kawasan Yang Digarap PLot
Bentuk investasi 1)
Sejak Kapan (Tahun)/Sudah berapa tahun
Berapakah nilai investasi (Rp)
Keterangan
1
a. …. a. …. b. …. b. …. c. …. c. …. 2 a. …. a. …. b. …. b. …. c. ….. c. …. 3 a. …. a. …. b. …. b. …. c. …. c. …. 4 a. …. 1) …. b. …. 2) …. c. …. 3) …. Keterangan: 1) Bentuk investasi: (a) Rumah tempat tinggal, (b) Gubug ladang, (c) Jalan masuk, (c) Lainnya sebutkan…….. CATATAN: ………………..
D. PERSEPSI DAN PERBEDAAN STRUKTURAL D.1 Perbedaan Struktural 1) Berkaitan dengan pengelolaan hutan lindung Bukit Rigis oleh pemerintah. Tipe partisipasi apakah yang paling sering diminta oleh pemerintah selama ini kepada Saudara dalam program/proyek pengelolaan hutan? (Pilih satu saja!) (X7) (1) Manipulatif dan dekoratif (Keberadaan masyarakat dibentuk oleh pemerintah dan untuk kepentingan sesaat oleh pemerintah. Misal: Kelompok dibentuk karena ada bantuan/distribusi bibit dari pemerintah dan kelompok hanya eksis selama proyek berlangsung). (2) Pasif (Masyarakat hanya diberitahu kegiatan apa yang sedang dilakukan tanpa memiliki kemampuan untuk mengubah apa yang akan terjadi). (3) Memberi informasi dan konsultasi (Masyarakat lebih berperan sebagai agen informasi; lembaga pemerintah mengendalikan proses analisis masalah dan mendefinisikan serta mendesain solusi permasalahan; pengambilan keputusan dalam menyusun desain pembangunan tidak diserahkan kepada masyarakat). (4) Insentif material (Masyarakat berpartisipasi hanya dalam pelaksanaan dalam kaitannya dengan insentif material. Misalnya masyarakat setempat disertakan untuk berpartisipasi menyediakan tenaga kerja dan untuk partisipasi tersebut mereka mendapat insentif berbentuk upah kerja). (5) Fungsional ( Pemerintah melibatkan masyarakat sebagai cara untuk mencapai tujuan program/proyek, terutama dalam upaya menghemat biaya. Misalnya meminta masyarakat berpartisipasi dalam menyediakan tenaga kerja sukarela; namun masyarakat berpeluang untuk turut serta secara bersama mengatur pengelolaan sumberdaya yang tersedia.)
Halaman 11 dari 26
(6) Interaktif (Kegiatan diinisiasi oleh lembaga pemerintah bekerjasama dengan masyarakat; Terkadang kegiatan dalam rangka merespon permintaan masyarakat; Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama, pengembangan rencana tindak dan perumusan kegiatan atau penguatan kelembagaan untuk pelaksanaan dan pengelolaan; Masyarakat dapat mempengaruhi determinasi bagaimana menggunakan sumberdaya yang tersedia akan dipergunakan). (7) Self-mobilization/Mandiri (Kegiatan diinisiasi oleh masyarakat sendiri; Hubungan kerja dengan lembaga pemerintah dibangun oleh masyarakat berdasarkan kebutuhan mereka; Pengelolaan sumberdaya hutan secara otonom diatur oleh masyarakat).
Catatan tambahan: Dari tipe partisipasi yang dipilih, berikan contoh kegiatannya? …………………………………………………………………………………………………………………….. Apakah responden puas dengan tipe partisipasi yang mereka jalani selama ini? Jelaskan mengapa…………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… Tipe partisipasi apa yang diinginkan oleh responden?............................................................................ …………………………………………………………………………………………………………… ………… 2) (X8) Tingkat Kesejahteraan Responden adalah tingkat kesejahteraan keluarga dengan menggunakan Indikator Keluarga Sejahtera yang ditetapkan oleh BKKBN. Agar enumerator melakukan analisis tingkat kesejahteraan dengan dipandu oleh check list di bawah ini. INDIKATOR
Tingkat KESRA Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikatorindikator Keluarga Sejahtera Tahap I. Indikator Keluarga Sejahtera Tahap I adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tatapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya yaitu kebutuhan akan pendidikan, Keluarga Berencana, Interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transfortasi. Keluarga Sejahtera Tahap II adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah dapat memenuhi •
• • • • •
Melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-masing. Makan dua kali sehari atau lebih Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan. Lantai rumah bukan dari tanah. Kesehatan ( anak sakit atau PUS ingin ber KB dibawa ke sarana / petugas Kesehatan).
Seluruh indikator Keluarga Sejahtera I ditambah dengan indikator sebagai berikut : • Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut
SKOR 1
2
3
Halaman 12 dari 26
masing-masing. Makan daging / ikan / telur sebagai lauk-pauk paling kurang sekali dalam seminggu. • Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terahkir. • Luas lantai tiap penghuni rumah satu 8 m2. • Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terahkir, sehingga dapat melaksanakan fungsi masing-masing. • Keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap. • Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa yang berumur 10 s/d 60 tahun. • Anak usia sekolah (7 s/d 15 tahun) bersekolah. • Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai kontrasepsi. Seluruh indikator Keluarga Sejahtera Tahap I dan II ditambah indikator sebagai berikut : • Upaya keluarga untuk meningkatkan / menambah pengetahuan agama. • Keluarga mempunyai tabungan. • Makan bersama paling kurang sekali sehari. • Ikut serta dalam kegiatan masyarakat. • Rekreasi bersama / penyegaran paling kurang dalam 6 bulan. • Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, majalah. • Angota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi. •
Seluruh indikator Keluarga Sejahtera Tahap I, II dan III ditambah dengan indikator sebagai berikut : • Memberikan sumbangan secara teratur ( waktu tertentu ) dan sukarela dalam bentuk materiil kepada masyarakat. • Aktif sebagai pengurus Yayasan / Instansi.
seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
Keluarga Sejahtera Tahap III adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan, serta berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan lain sebagainya. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus ; adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
4
5
3) (X9) Keberdayaan responden adalah kegiatan pemberdayaan yang pernah diikuti responden dalam kaitan dengan penanganan konflik pengelolaan status dan fungsi kawasan hutan Bukit Rigis. Kegiatan tersebut haruslah kontinu diindikasikan oleh adanya proses yang pernah dan sedang berlangsung. Apakah Saudara pernah mengikuti pendampingan-pendampingan berikut? (Boleh pilih lebih dari satu) a. Pendampingan hukum dan berhasil. b. Penguatan pengorganisasian kelompok untuk menangani konflik dan berhasil. c. Penguatan usaha ekonomi rumah tangga dan berhasil melepas ketergantungan ekonomi. (Skor: 5=a-b-c; 4= a-b; 3=a-c; 2=b-c; dan 1=a atau b atau c.)
Halaman 13 dari 26
Catatan untuk pertanyaan no 3: Pendampingan Hukum: 1) Apa konfliknya……………….. 2) Siapa pendampingnya……………….. 3) Mulai kapan pendampingan………………….hingga……………………. 4) Apa bentuk penyelesaiannya: (a) Fasilitasi, (b) negosiasi, (c) mediasi, (d) Arbitrasi, (e) Ligitasi 5) Apa hasil yang dicapai hingga saat ini………………..
Pendampingan Pengorganisasian Kelompok: 1) Apa tujuan khususnya……………….. 2) Siapa pendampingnya……………….. 3) Mulai kapan pendampingan………………….hingga……………………. 4) Apa hasil yang dicapai hingga saat ini………………..
Pendampingan penguatan usaha ekonomi rumah tangga: 1) Apa tujuan khususnya……………….. 2) Siapa pendampingnya……………….. 3) Mulai kapan pendampingan………………….hingga……………………. 4) Apa bentuk penyelesaiannya: (a) Fasilitasi, (b) negosiasi, (c) mediasi, (d) Arbitrasi, (e) Ligitasi 5) Apa hasil yang dicapai hingga saat ini………………..
4) (X10) Saudara menggarap/bertani di dalam kawasan hutan. Apakah dalam penetapan status dan fungsi kawasan Hutan Lindung Bukit Rigis selama ini, Saudara merasa … (Pilih satu saja) 1) Responden samasekali belum tahu tentang status dan fungsi kawasan hutan Bukit Rigis. 2) Responden tahu kawasan dari pihak ketiga, tetapi tidak pernah diberitahu tentang penetapan satus dan fungsi kawasan oleh pemerintah. 3) Responden hanya diberitahu oleh pemerintah tanpa diberi kesempatan bertanya jika masyarakat tidak sepakat dengan status dan fungsi kawasan. 4) Responden diajak bicara tetapi kepentingan masyarakat masih diabaikan (tidak ditindaklanjuti) oleh pemerintah. 5) Responden diajak bicara dan kepentingannya diperhatikan/dipenuhi oleh pemerintah. Jika diajak bicara atau diberitahu oleh pemerintah, seingat saudara kapan pertama kali itu dilakukan?.................................................................................................................................... Jika ada penjelasan lain, tambahkan disini…………………………………………………........ ……………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………
Halaman 14 dari 26
D.2 Persepsi 1) (X11). Tindakan represif oleh pemerintah. Bagaimanakah cara yang PERNAH dilakukan pemerintah dan yang PALING MENCEMASKAN Saudara dalam penanganan status dan fungsi hutan bukit rigis? (Pilih satu saja) (1) Pemindahan/penurunan masyarakat secara persuasif. (2) Pengabaian masyarakat di dalam kawasan tanpa memberikan solusi dan kepastian hukum. (3) Pemindahan/penurunan masyarakat dengan cara intimidasi non fisik. (4) Penebangan/pemusnahan kebun garapan masyarakat di dalam kawasan. (5) Pemindahan masyarakat secara paksa dan secara fisik ke luar dari kawasan hutan. Berikan penjelasan atas jawaban yang dipilih: • Apa yang dipahami responden terhadap pernyataan yang dipilih? ............... ............................
•
Berikan uraian/rekaman sejarah/peristiwa tindakan pemerintah yang pernah responden ketahui dan/atau alami di kawasan hutan lindung Bukit Rigis........ .............................................
2) (X12) Persepsi tentang status kawasan hutan negara. Pernyataan verbal responden akan pemahamannya tentang STATUS kawasan hutan lindung bukit rigis dan keingintahuannnya.” (Pilih satu saja) (1) Saya tidak tahu dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung dan semua itu adalah urusan negara dan bukan urusan saya. (2) Saya tahu tapi amat tidak paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. (3) Saya tahu tapi tidak paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. (4) Saya tahu dan paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. (5) Saya tahu dan amat paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung.
Penelusuran silang oleh enumerator, mintakan penjelasan responden terhadap pemahaman mereka atas pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa yang dimasud STATUS? ………………….
•
Apa yang dimaksud KAWASAN? …………..
•
Apa yang dimaksud HUTAN? …………………
•
Apa yang dimaksud HUTAN LINDUNG? ………………..
Halaman 15 dari 26
3) (X13). Persepsi tentang fungsi lingkungan dari hutan. Berikan pilihan pernyataan verbal responden mengenai pemahamannya tentang fungsi kawasan hutan lindung Bukit Rigis. (Pilih satu saja) (1) Saya tidak tahu dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung dan semua itu adalah urusan negara dan bukan urusan saya. (2) Saya tahu tapi amat tidak paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. (3) Saya tahu tapi tidak paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. (4) Saya tahu dan paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. (5) Saya tahu dan amat paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernyataan yang dipilih?......... .......................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................
Tanyakan, apakah responden pernah mendengar istilah fungsi ekologis, ekonomi, dan sosial? Jika pernah uraikan pemahaman mereka! ................................................................................................................................................... Kapan mereka pertama kali mendengar istilah itu?................................................................... Siapa yang memberitahukannya?.............................................................................................
4) Persepsi tentang desentralisasi pengelolaan kawasan hutan (X14). Apa responden pahami tentang DESENTRALISASI/OTONOMI pengelolaan kawasan hutan lindung? Uraikan dengan singkat................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Untuk enumerator: Apakah kata kunci berikut terdapat dalam penjelasan responden ttg desentralisasi/otonomi PSDH? (a) Pemda Propinsi atau pusat hanya mengatur PSDH. (b) PSDHL oleh pemda kabupaten. (c) Masyarakat berhak dan bertanggung jawab ikut mengelola. (d) Tidak mengerti tentang desentralisasi/otonomi PSDH. (Skor: 5 = a-b-c; 4 = b-c, 3 = b atau c, 2 = a-b, 1 = d. )
Halaman 16 dari 26
5) (X15). Keterlibatan aktif responden dalam berdialog dan negosiasi. Berapa kalikah responden pernah mengikuti dialog/negosiasi/pertemuan untuk membahas perbedaan? …………………..kali Menurut pendapat Saudara, frekuensi keterlibatan dialog tersebut dapat dikatakan: (1) Tidak pernah (2) Amat jarang (3) Jarang (4) Sering (5) Amat sering Apakah ada dialog dan negosiasi yang menghasilkan kesepakatan? Sebutkan peristiwanya ……………………………………………………………………………………….kapan………………… dan apa hasilnya……………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………… Adakah pihak ketiga yang membantu/memfasilitasi dialog/negosiasi, sebutkan siapa saja, sejak kapan, dan apa saja kegiatan nya ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… 6) (X18) Kosmopolitansi responden. Tingkat keterbukaan responden terhadap dunia luas dan pembaharuan yang ditentukan berdasarkan jumlah macam informasi yang digunakan. Selama ini dari mana sajakah informasi (berupa peraturan, dokumen-dokumen sejenis, peta-peta) yang diperoleh responden dalam memahami otonomi, status dan fungsi kawasan hutan lindung Bukit Rigis. (Boleh pilih lebih dari satu): a. Media masa/buku yang didapat secara mandiri. b. Teman dekat/tetangga/tokoh masyarakat setempat, c. Pendamping d. Lembaga penelitian/perguruan tinggi/dinas pemerintah. e. Tidak pernah memperoleh informasi. (Skor: 5 = empat sumber selain e; 4 = tiga sumber selain e; 3 = dua sumber selain e; 2 = satu sumber selain e, 1 = e)
Catatan lapangan enumerator terhadap pertanyaan D.2.1 s/d D.2.6:
Halaman 17 dari 26
E. ETIK LINGKUNGAN 1) (X23) Etik Antroposentris adalah paham dan keyakinan responden bahwa manusia adalah dominan terhadap alam dan oleh karenanya alam dapat dimanfaatkan semata-mata kehidupan dirinya. Berikan pernyataaan ini : “Manusia adalah khalifah diatas bumi ini, bumi beserta isinya diciptakan oleh Tuhan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan umat manusia.” Lalu tanyakan keyakinan responden: (Pilih salah satu) (1) Amat meyakini (2) Meyakini (3) Tidak meyakini (4) Amat tidak meyakini (5) Menolak paham tersebut Jelaskan alasan dari pernyataan yang dipilih:
Enumerator lakukan pemeriksaan silang dengan pola hidup dan pola konsumsi SDA, beri catatan dibawah ini:
2) Etik Ekosentris (X24) adalah paham dan keyakinan responden bahwa manusia adalah bagian dari alam dan oleh karenanya pemanfaatan sumberdaya alam harus memperhatikan kepentingan mahluk lain. Berikan pernyataaanini : “Manusia hidup menyatu dengan alam dan setara dengan mahluk lainnya. Pemenuhan kebutuhan manusia wajib memperhatikan kebutuhan mahluk lain dan kebutuhan hidup mereka di masa mendatang”. Lalu tanyakan keyakinan responden: (Pilih salah satu) (1) Menolak paham tersebut (2) Amat tidak meyakini (3) Tidak meyakini (4) Meyakini (5) Amat meyakini Jelaskan alasan dari pernyataan yang dipilih:
Enumerator lakukan pemeriksaan silang dengan pola hidup dan pola konsumsi SDA, beri catatan dibawah ini:
Halaman 18 dari 26
3) Manifestasi etik lingkungan responden (X25) adalah perilaku/praktik (berdasarkan paham dan keyakinan responden tentang keterkaitan antara tata sosial seseorang/kelompok terhadap kelestarian lingkungan hidup disekitarnya) yang dilihat dari kegiatan mereka dalam PSDA. (Agar dilengkapi semuanya)
Indikator dan spesifikasinya 1. Topografi, kemiringan lahan yang diusahakan 1.1 Lebih dari 45% 1.2 30-45% 1.3 3-30% 1.4 0-3% 2. Usaha pencegahan erosi Sama sekali tidak dilakukan Hanya dilakukan di lahan miring Dilakukan juga di lahan datar 3. Jenis tanaman yang ditanam Di lahan miring Tanaman semusim (Padi, palawija, dan semacamnya) Tanaman keras (kayu-kayuan) atau tanaman tahunan 3.2 Di lahan datar 3.2.1 Tanaman semusim (Padi, palawija, dan semacamnya) 3.2.2 Tanaman keras (kayu-kayuan) atau tanaman tahunan 4. Cara membersihkan lahan (land clearing) Menebas dan membakar hutan Menggunakan herbisida Membakar rumput dan tumbuhan pengganggu lainya Ditebas tetapi tidak dibakar 5. Cara mengolah tanah Dibajak dan digaru Dibajak Digaru Dicangkul Di injak-injak pakai ternak/manusia Tidak diolah, hanya dibersihkan 6. Penggunaan pupuk Pupuk buatan kimiawi Dosis melebihi anjuran Dosis sesuai anjuran Pupuk alami, organik (pupuk kandang, pupuk hijau) Tidak pernah pakai pupuk 7. Penggunaan pestisida Pestisida buatan, kimiawi Dosis melebihi anjuran Dosis sesuai anjuran Pestisida alami Tidak pernah menggunakan pestisida 8. Golongan pestisida kimiawi yang digunakan Golongan yang tidak diperbolehkan Golongan yang diperbolehkan Total Skor Minimum = 0, maksimum = 20 SKOR = 1; Jika total nilai berada antara 16-20 = sangat baik; SKOR = 2; Jika total nilai berada antara 12-16 = baik; SKOR = 3; Jika total nilai berada antara 8-12 = sedang; SKOR = 4; Jika total nilai berada antara 4-8 = buruk; SKOR = 5; Jika total nilai berada antara 0-4 = sangat buruk;
Skor 0 1 2 3 0 1 2
0 1 0 1 0 0 1 2 0 1 1 1 2 3
0 1 2 3
0 1 2 3 0 1
Halaman 19 dari 26
4) ESKALASI KONFLIK (X26). Peningkatan perbedaan yang menyebabkan bergesernya tipe konflik dari tanpa konflik menjadi konflik terbuka. Dalam menghadapi perbedaan/konflik tentang status lahan, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, bagamanakah bentuk konflik yang pernah terjadi: Indikator dan spesifikasinya 1. Tanpa Konflik Kesan umum masalah status, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis adalah baik. Setiap kelompok/pihak hidup berdampingan secara damai. Jika ada perbedaan selalu dibicarakan secara transparan 1) Tidak ada perbedaan kepentingan yang terjadi. 2) Perilaku masyarakat dengan pemerintah selama ini selaras. 2. Potensi Konflik 1) Terjadi perbedaan kepentingan yang dangkal dan tidak prinsipal. 2) Perilaku masyarakat dengan pemerintah selama ini selaras, dan selalu ada pemecahan. 3. Konlik Laten
Skor
1
2
Sifatnya tersembunyi dan, seperti telah disebutkan di atas perlu diangkat kepermukaan sehingga dapat ditangani secara efektif. 1) Terjadi perbedaan kepentingan yang mendalam/prinsip antara masyarakat dan pemerintah terhadap masalah masalah status, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis. 2) Perilaku antara masyarakat dengan pemerintah selaras tetapi tidak ada pemecahan perbedaan pandangan 4. Konflik Permukaan Memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya karena kesalahfahaman mengenai sasaran, yang dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi. 1) Terjadi perbedaan kepentingan yang dangkal/tidak prinsipal antara masyarakat dan pemerintah terhadap masalah masalah status, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis. 2) Perilaku antara masyarakat dengan pemerintah bertentangan dan terjadi konfrontasi secara terbuka.
3
4
5. Konflik Terbuka Adalah yang berakar dalam dan sangat nyata dan memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya. 1) Terjadi perbedaan kepentingan yang mendalam/prinsipal antara masyarakat dan pemerintah terhadap masalah masalah status, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis. 2) Perilaku antara masyarakat dengan pemerintah bertentangan dan terjadi konfrontasi secara terbuka.
5
Halaman 20 dari 26
LEMBAR TAMBAHAN (Ambil 3 responden dari setiap site)
F. PETA KONLIK F.1. Pihak Lain Yang Diangggap Memiliki Perbedaan Kepentingan (POLARISASI KONFLIK). Pihak lain yang berbeda kepentingan. Pemerintah daerah. LSM, Perguruan tinggi. Swasta
Kelompok masyarakat Lainnya sebutkan
Nama Lembaganya
Isu/akar perbedaan
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… …… ……. ……. ……
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… …… ……. ……. ……
1)
Sejak kapan terjadinya (Tahun) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… …… ……. ……. ……
Keterangan: 1) Isu/akar perbedaan (Boleh lingkari lebih dari satu diurut berdasarkan perbedaan yang paling dominan): 1) Status lahan, 2) Tata batas, 3) Akses untuk menggarap, 4) Isu lingkungan: (a) erosi, (b) kebakaran hutan, (c) gangguan satwa, (d) banjir, (e) tanah longsor, (e) lainnya sebutkan……………. CATATAN: Buatlah sejarah eskalasi dan deeskalasi konflik yang terjadi berdasarkan tahun dan peristiwa! Tahun
Peristiwa
Keterangan Tambahan ……………………………
Halaman 21 dari 26
F.2. Gaya/Sikap Dalam Mengelola Perbedaan CATATAN: Pertanyaan dibawah kotak ini diajukan kepada setiap isu/akar perbedaan yang terjadi yaitu: 1) Status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 2) Penetapan tata batas batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 3) Hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis 1) Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini Pernyataan responden
Saya menjauhi ketidak-sepakatan dan selalu menghindari diskusi terbuka tentang perbedaan
Saya yakin dengan posisi dan pandangan/pendapat saya dan menggunakan kekuatan/kemampuan saya agar pandangan/pendapat saya diterima pihak lain Saya mencoba untuk mengakomodasi (memenuhi) kepentingan orang/pihak lain dan rela mengorbankan kepentingan diri sendiri.
Gaya Pengel olaan Konflik (1) Saling menghindar (2) Kompetitif /represif (3) Akomodatif
Untuk menghindari kebuntuan, saya mengusulkan jalan keluar yang sama-rata dan seimbang antara harapan saya dan harapan pihak lain.
Kompromi
Saya mencoba membawa kepentingan semua pihak dalam iklim kerjasama yang terbuka untuk menghasilkan jalan keluar bersama.
Kolaborasi
(3)
(5)
Skor tingkat ketegasan responden dalam memilih gaya 1,0 = Tidak mungkin 1,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 1,4 = Tergantung 1,6 = Kemungkinan besar dilakukan 1,8 = Pasti dilakukan 2,0 = Tidak mungkin 2,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 2,4 = Tergantung 2,6 = Kemungkinan besar dilakukan 2,8 = Pasti dilakukan 3,0 = Tidak mungkin 3,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 3,4 = Tergantung 4,6 = Kemungkinan besar dilakukan 5,8 = Pasti dilakukan 4,0 = Tidak mungkin 4,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 4,4 = Tergantung 4,6 = Kemungkinan besar dilakukan 4,8 = Pasti dilakukan 5,0 = Tidak mungkin 5,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 5,4 = Tergantung 5,6 = Kemungkinan besar dilakukan 5,8 = Pasti dilakukan
2) Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini Pernyataan responden
Saya menjauhi ketidak-sepakatan dan selalu menghindari diskusi terbuka tentang perbedaan
Saya yakin dengan posisi dan pandangan/pendapat saya dan menggunakan kekuatan/kemampuan saya agar pandangan/pendapat saya diterima pihak lain Saya mencoba untuk mengakomodasi (memenuhi) kepentingan orang/pihak lain dan rela mengorbankan kepentingan diri sendiri.
Gaya Pengel olaan Konflik (1) Saling menghindar (2) Kompetitif /represif (3) Akomodatif
Skor tingkat ketegasan responden dalam memilih gaya 1,0 = Tidak mungkin 1,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 1,4 = Tergantung 1,6 = Kemungkinan besar dilakukan 1,8 = Pasti dilakukan 2,0 = Tidak mungkin 2,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 2,4 = Tergantung 2,6 = Kemungkinan besar dilakukan 2,8 = Pasti dilakukan 3,0 = Tidak mungkin 3,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 3,4 = Tergantung 4,6 = Kemungkinan besar dilakukan 5,8 = Pasti dilakukan
Halaman 22 dari 26
Untuk menghindari kebuntuan, saya mengusulkan jalan keluar yang sama-rata dan seimbang antara harapan saya dan harapan pihak lain.
(3) Kompromi
Saya mencoba membawa kepentingan semua pihak dalam iklim kerjasama yang terbuka untuk menghasilkan jalan keluar bersama.
(5) Kolaborasi
4,0 = Tidak mungkin 4,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 4,4 = Tergantung 4,6 = Kemungkinan besar dilakukan 4,8 = Pasti dilakukan 5,0 = Tidak mungkin 5,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 5,4 = Tergantung 5,6 = Kemungkinan besar dilakukan 5,8 = Pasti dilakukan
3) Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini Pernyataan responden
Gaya Pengel olaan Konflik
Saya menjauhi ketidak-sepakatan dan selalu menghindari diskusi terbuka tentang perbedaan
(1) Saling menghindar
Saya yakin dengan posisi dan pandangan/pendapat saya dan menggunakan kekuatan/kemampuan saya agar pandangan/pendapat saya diterima pihak lain Saya mencoba untuk mengakomodasi (memenuhi) kepentingan orang/pihak lain dan rela mengorbankan kepentingan diri sendiri.
(2) Kompetitif /represif (3) Akomodatif
Untuk menghindari kebuntuan, saya mengusulkan jalan keluar yang sama-rata dan seimbang antara harapan saya dan harapan pihak lain.
Kompromi
Saya mencoba membawa kepentingan semua pihak dalam iklim kerjasama yang terbuka untuk menghasilkan jalan keluar bersama.
Kolaborasi
(3)
(5)
Skor tingkat ketegasan responden dalam memilih gaya 1,0 = Tidak mungkin 1,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 1,4 = Tergantung 1,6 = Kemungkinan besar dilakukan 1,8 = Pasti dilakukan 2,0 = Tidak mungkin 2,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 2,4 = Tergantung 2,6 = Kemungkinan besar dilakukan 2,8 = Pasti dilakukan 3,0 = Tidak mungkin 3,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 3,4 = Tergantung 4,6 = Kemungkinan besar dilakukan 5,8 = Pasti dilakukan 4,0 = Tidak mungkin 4,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 4,4 = Tergantung 4,6 = Kemungkinan besar dilakukan 4,8 = Pasti dilakukan 5,0 = Tidak mungkin 5,2 = Kemungkinan kecil dilakukan 5,4 = Tergantung 5,6 = Kemungkinan besar dilakukan 5,8 = Pasti dilakukan
F.3. Pihak lain yang dianggap memiliki kesamaan kepentingan dan turut berupaya 1. Pihak lain yang memilik kesamaan kepentingan Pihak lain yang Kesamaan kepentingan Pemerintah daerah LSM, Perguruan tinggi Swasta
Kelompok masyarakat
Nama Lembaganya
Isu/akar persamaan
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
…… …. ….. ……. …… …… …… …. …. ……. …… ……
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… ……
1)
Sejak kapan terjadinya (Tahun) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… ……
Halaman 23 dari 26
Lainnya sebutkan
1) ……. 2) ……. 3) ……
1) ……. 2) ……. 3) ……
1) ……. 2) ……. 3) ……
Keterangan: 4) Isu/akar perbedaan (Boleh lingkari lebih dari satu diurut berdasarkan perbedaan yang paling dominan): 1) Status lahan, 2) Tata batas, 3) Akses untuk menggarap, 4) Isu lingkungan: (a) erosi, (b) kebakaran hutan, (c) gangguan satwa, (d) banjir, (e) tanah longsor, (e) lainnya sebutkan……………. 5) Apakah kepentingan anda dan kelompok anda dibantu oleh pihak tersebut?YA atau TIDAK. Jika YA, sebutkan nama pihaknya……………………………………………………………………. CATATAN: Buatlah sejarah perjuangan yang terjadi berdasarkan tahun dan peristiwa! Tahun
Peristiwa
Keterangan Tambahan ……………………………
2. (Kaitkan dengan pertanyaan No. A-18, halaman 2) Apakah kepentingan anda selaku individu terlindungi oleh organisasi/kelompok anda ? a. Amat dibantu b. Dibantu c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah Berikan contoh apa saja yang pernah dibantu? …………………………………………………………
F.4 Upaya Responden Terhadap Penyelesaian Konflik. CATATAN: Pertanyaan dibawah kotak ini diajukan kepada setiap isu/akar perbedaan yang terjadi yaitu: 1) Status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 2) Penetapan tata batas batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 3) Hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis
Halaman 24 dari 26
1) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini ……... (Pilih satu yang utama)
(1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding.
(2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan.
(3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis.
(4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan.
(5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan. 2) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini ……. (Pilih satu yang utama) 1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding. 2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan. 3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis. 4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan. 5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan. 3) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini …….(Pilih satu yang utama) 1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding. 2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan. 3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis. 4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan. 5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan. G. PILIHAN STRATEGI PENANGANAN KONFLIK 1) Terhadap perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis. (Pilih satu saja)
(1) Saya merasa sulit untuk memulai KOMUNIKASI karena masing-masing pihak sulit untuk saling bertemu untuk mengetahui perbedaan yang terjadi. Saya memerlukan pihak ketiga yang netral untuk membantu menjembatani komunikasi agar penyelesaian perbedaan bisa dimulai. (KONSILIASI). (2) Saya merasa sulit untuk melakukan pertemuan dengan pihak lain untuk menyampaikan perbedaan yang saya miliki. Saya memerlukan pihak ketiga yang netral untuk membantu memfasilitasi PERTEMUAN termasuk menyusun agenda waktu dan tempat, bentuk pertemuan, peran masing-masing pihak, dan mempersiapkan agar jika mungkin pertemuan tersebut bisa menghasilkan kesepakatan. (FASILITASI)
Halaman 25 dari 26
(3) Saya menginginkan masing-masing pihak secara sukarela untuk bertatap muka langsung untuk sama-sama mengidentifikasi perbedaan, saling memahami perbedaan kepentingan dan kebutuhan, mencoba untuk menemukan berbagai pilihan penyelesaian konflik, dan saling menawarkan syarat, kondisi, dan manfaat dari setiap kesepakatan yang ingin dicapai. (NEGOSIASI). (4) Saya merasa sudah tidak bisa lagi bertemu dengan pihak lain karena perbedaan kepentingan yang terjadi sudah terlalu parah. Saya memerlukan pihak yang netral yang bisa memediasi tapi tidak mencampuri proses pengambilan keputusan. (MEDIASI) (5) Saya ingin perbedaan ini diselesaikan secara hukum tapi dilakukan diluar proses peradilan umum. Saya membutuhkan seorang ahli hukum (Arbiter) yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri tapi harus bisa diterima oleh semua pihak yang berbeda kepentingan, untuk memberikan putusan mengenai konflik yang terjadi yang kemudian penyelesaiannya melalui arbitrase. (ARBITRASE). (6) Saya amat meyakini kebenaran kepentingan saya, dan saya melihat tidak ada jalan lain bahwa perbedaan dengan pihak lain harus diselesaikan melalui jalur Peradilan Umum. Saya memerlukan pengacara dan saksi ahli yang bisa mendukung dan memperjuangkan kepentingan saya.(LIGITASI). Pertanyaan tambahan: •
•
Apakah responden sudah memahami pilihan yang akan ditempuh? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………….. Apakah responden sudah mempertimbangkan resiko biaya, kelestarian hubungan dengan pihak lawan, dan kekuatannya dalam mempengaruhi hasil yang diharapkan? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ...........................................................................................................................
2) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Konsiliasi. Fasilitasi. Negosiasi. Mediasi. Arbitrase. Ligitasi.
Pertanyaan tambahan: •
Apakah responden sudah memahami pilihan yang akan ditempuh? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………….. Apakah responden sudah mempertimbangkan resiko biaya, kelestarian hubungan dengan pihak lawan, dan kekuatannya dalam mempengaruhi hasil yang diharapkan? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ...........................................................................................................................
3) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini (1) Konsiliasi.
Halaman 26 dari 26
(2) (3) (4) (5) (6)
Fasilitasi. Negosiasi. Mediasi. Arbitrase. Ligitasi.
Pertanyaan tambahan: •
Apakah responden sudah memahami pilihan yang akan ditempuh? ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………..
Apakah responden sudah mempertimbangkan resiko biaya, kelestarian hubungan dengan pihak lawan, dan kekuatannya dalam mempengaruhi hasil yang diharapkan? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ .........................................................................................................................
WAWANCARA SELESAI PASTIKAN SEMUA INFORMASI SUDAH DITANYAKAN DAN DICATAT JANGAN LUPA UCAPKAN TERIMA KASIH BANYAK
Halaman 1 dari 12
KUESIONER PENELITIAN CONFLICT MANAGEMENT STYLE KONFLIK LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN Di Hutan Lindung Bukit Rigis Lampung Barat Propinsi Lampung
Sebelum memulai wawancara agar…..!: 1. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. 2. Menanyakan kesediaannya untuk menjadi responden Dalam memulai wawancara agar!: Menanyakan kepada responden; Terhadap semua informasi yang mereka berikan apakah responden ingin identitasnya dirahasiakan? (1) Ya.
(2) Tidak perlu.
Propinsi/kabupaten
: Lampung/Lampung Barat
Kecamatan
: Sumberjaya / Way Tenong
Desa
: ……………………………..…………………………..
Pemangku
: …………………………………………………………
Nama Kawasan Hutan
: Hutan Lindung Bukit Rigis
Pewawancara
:
Waktu wawancara (tgl, pukul)
:Tgl………………………/Pukul …………..
Catatan !:
Halaman 2 dari 12
A. JATIDIRI/IDENTITAS RESPONDEN Kode
Peubah
Uraian
01
Nama Responden
02
Jenis kelamin
(1) Laki-laki
03
Umur/tanggal lahir
……………….Tahun………bulan
04
Suku/etnis
05
Status kependudukan
06
Agama
07
Status dalam perkawinan
(2) Perempuan
(1) Setempat
(2) Pendatang
(1) Belum Menikah
(2) Menikah
(3) Cerai Hidup 08
Alamat rumah
(4) Cerai Mati
……………… ……………… …………….
09
Lama tinggal di desa (Sejak/Tahun)
10
Asal tempat sebelumnya (desa/wilayah)
11
(X17) Lama tinggal di talang/kawasan (Sejak/tahun)
……………/…………….tahun (1) Permanen; (2) Non permanen
12
Pekerjaan Utama
(1) PNS
(2) Swasta
(3) Pensiunan PNS (4) Lainnya (sebutkan) 13
Diangkat/ sejak tahun
……………..
14
Nama Lembaga/instansti/unit tempat
Nama………..
bekerja saat ini
Bidang/Biro…. Subbid/Seksi………
15
Alamat lembaga
Desa…………………………… Kecamatan …………………… Kota …………………………… Kabupaten ……………………
16
Pangkat/golongan saat ini (jika ada)
Halaman 3 dari 12
17. URAIKAN SEBANYAK MAKSIMAL 5 RIWAYAT JABATAN TERAKHIR (Catatan: Status sbg staf tetap dihitung sbg jabatan) No.
Nama Jabatan
Terhitung mulai Tanggal
1
Hingga Tanggal
Unit Kerja/Bidang/Seksi Nama……….. Bidang/Biro…. Subbid/Seksi……… Nama………..
2
Bidang/Biro…. Subbid/Seksi……… Nama………..
3
Bidang/Biro…. Subbid/Seksi……… Nama………..
4
Bidang/Biro…. Subbid/Seksi……… Nama………..
5
Bidang/Biro…. Subbid/Seksi……… Catatan: Jabatan ke 5 adalah jabatan saat ini. 18
Berapa jumlah staf yang saudara pimpin
(1) …………………… orang
pada jabatan saat ini
(2) Tidak ada
19. Gambarkan struktur organisasi tempat anda bekerja saat ini:
Halaman 4 dari 12
20. Uraikan dengan ringkas TUPOKSI Bidang/Seksi unit kerja anda saat ini: 1) ………………………………………. 2) ….. 3) ….. 4) …. 5) ….. 6) ………………………………. 21. Pekerjaan Sampingan jika ada: 1) ……………………… Sejak tahun………… 2) …………………….. Sejak tahun ……….. 3) …………………….. Sejak tahun ……….. 4) ……………………. Sejak tahun………… 22. Jika ada, sebutkan keterlibatan anda dalam organisasi diluar unit kerja saudara No.
23
Nama organisasi
Jabatan dalam Organisasi
Sejak
Hingga
Organisasi yang manakah saudara terlibat paling aktif?
24. RIWAYAT PENDIDIKAN No
Pendidikan
1 2
SD SMP
3
SMA
4 5 6 7 8
Diploma S1 S2 S3 Gelar kehormatan (Proff)
Tahun masuk
Tahun Lulus
Penyelenggara/Tempat
Halaman 5 dari 12
B. PETA KONFLIK SEBELUM MEMULAI PERTANYAAN BERIKUT, RESPONDEN DITANYA DULU APA BAGAMANAKAH SEPENGETAHUAN MEREKA TENTANG MASALAH PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT RIGIS, DAN DAS WAY BESAY, SUMBERJAYA, DAN WAY TENONG JIKA MEREKA TIDAK TAHU SAMA SEKALI, PEWAWANCARA AGAR BERCERITERA TENTANG HAL TERSEBUT DIATAS TERMASUK INDIKASI KONFLIK YANG ADA. B.1. Gaya/Sikap Dalam Mengelola Perbedaan (AGAR RESPONDEN MENJAWAB ATAS DASAR JABATAN PROFESINYA) CATATAN: Pertanyaan dibawah kotak ini diajukan kepada setiap isu/akar perbedaan yang terjadi yaitu: 1) Status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 2) Penetapan tata batas batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 3) Hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis 1) Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini Pernyataan responden
Saya menjauhi ketidak-sepakatan dan selalu menghindari diskusi terbuka tentang perbedaan
Gaya Pengel olaan Konflik (1) Saling menghindar
Saya yakin dengan posisi dan pandangan/pendapat saya dan menggunakan kekuatan/kemampuan saya agar pandangan/pendapat saya diterima pihak lain Saya mencoba untuk mengakomodasi (memenuhi) kepentingan orang/pihak lain dan rela mengorbankan kepentingan diri sendiri.
(2) Kompetitif /represif (3) Akomodatif
Untuk menghindari kebuntuan, saya mengusulkan jalan keluar yang sama-rata dan seimbang antara harapan saya dan harapan pihak lain. Saya mencoba membawa kepentingan semua pihak dalam iklim kerjasama yang terbuka untuk menghasilkan jalan keluar bersama.
(4) Kompromi
(5) Kolaborasi
Skor tingkat ketegasan responden dalam memilih gaya 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,2 2,4 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8
= Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan
Halaman 6 dari 12
2) Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini Pernyataan responden
Saya menjauhi ketidak-sepakatan dan selalu menghindari diskusi terbuka tentang perbedaan
Gaya Pengel olaan Konflik (1) Saling menghindar
Saya yakin dengan posisi dan pandangan/pendapat saya dan menggunakan kekuatan/kemampuan saya agar pandangan/pendapat saya diterima pihak lain Saya mencoba untuk mengakomodasi (memenuhi) kepentingan orang/pihak lain dan rela mengorbankan kepentingan diri sendiri.
(2) Kompetitif /represif (3) Akomodatif
Untuk menghindari kebuntuan, saya mengusulkan jalan keluar yang sama-rata dan seimbang antara harapan saya dan harapan pihak lain. Saya mencoba membawa kepentingan semua pihak dalam iklim kerjasama yang terbuka untuk menghasilkan jalan keluar bersama.
(4) Kompromi
(5) Kolaborasi
Skor tingkat ketegasan responden dalam memilih gaya 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,2 2,4 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8
= Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan
3) Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini Pernyataan responden
Saya menjauhi ketidak-sepakatan dan selalu menghindari diskusi terbuka tentang perbedaan
Gaya Pengel olaan Konflik (1) Saling menghindar
Saya yakin dengan posisi dan pandangan/pendapat saya dan menggunakan kekuatan/kemampuan saya agar pandangan/pendapat saya diterima pihak lain Saya mencoba untuk mengakomodasi (memenuhi) kepentingan orang/pihak lain dan rela mengorbankan kepentingan diri sendiri.
(2) Kompetitif /represif (3) Akomodatif
Untuk menghindari kebuntuan, saya mengusulkan jalan keluar yang sama-rata dan seimbang antara harapan saya dan harapan pihak lain. Saya mencoba membawa kepentingan semua pihak dalam iklim kerjasama yang terbuka untuk menghasilkan jalan keluar bersama.
(4) Kompromi
(5) Kolaborasi
Skor tingkat ketegasan responden dalam memilih gaya 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,2 2,4 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8
= Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan = Tidak memberikan komentar = Kemungkinan kecil dilakukan = Tergantung = Kemungkinan besar dilakukan = Pasti dilakukan
Halaman 7 dari 12
4) Apakah pandangan saudara tersebut sesuai dengan kepentingan TUPOKSI lembaga/unit tempat anda bekerja? a. TIDAK SESUAI (jika memilih ini, pindah ke pertanyaan 6) b. SESUAI (Jika memilih ini pindah kepertanyaan 5) 5) Apakah pandangan dan kepentingan anda selaku individu terlindungi oleh lembaga/unit tempat anda bekerja? a. Amat dibantu b. Dibantu c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah Berikan contoh apa saja yang pernah dibantu? ………………………………………………………… ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ......... 6) Apa yang anda lakukan jika pandangan anda tidak sesuai dengan TUPOKSI lembaga/unit tampat anda bekerja? ….. ………………………………………………………………. …………………………………………………………….. ……………………………………………………………….. B.2. PIHAK LAIN YANG DIANGGGAP MEMILIKI PERBEDAAN KEPENTINGAN (POLARISASI KONFLIK). Pihak lain yang berbeda kepentingan. Pemerintah daerah. LSM, Perguruan tinggi. Swasta Kelompok masyarakat Lainnya sebutkan
Nama Lembaganya
Isu/akar perbedaan 1)
Sejak kapan terjadinya (Tahun)
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… …… ……. ……. ……
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… …… ……. ……. ……
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… …… ……. ……. ……
Keterangan: 1) Isu/akar perbedaan (Boleh lingkari lebih dari satu diurut berdasarkan perbedaan yang paling dominan): 1) Status lahan, 2) Tata batas, 3) Akses untuk menggarap, 4) Isu lingkungan: (a) erosi, (b) kebakaran hutan, (c) gangguan satwa, (d) banjir, (e) tanah longsor, (e) lainnya sebutkan……………. CATATAN: BERDASARKAN SEPENGETAHUAN RESPONDEN, Buatlah sejarah eskalasi dan deeskalasi konflik yang terjadi berdasarkan tahun dan peristiwa!
Halaman 8 dari 12
Tahun
Peristiwa
Keterangan Tambahan ……………………………
B.3. PIHAK LAIN YANG DIANGGAP MEMILIKI KESAMAAN KEPENTINGAN DAN TURUT BERUPAYA 1. Pihak lain yang memilik kesamaan kepentingan Pihak lain yang Kesamaan kepentingan Pemerintah daerah LSM, Perguruan tinggi Swasta Kelompok masyarakat Lainnya sebutkan
Nama Lembaganya
Isu/akar persamaan 1)
Sejak kapan terjadinya (Tahun)
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3)
…… …. ….. ……. …… …… …… …. …. ……. …… …… ……. ……. ……
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… …… ……. ……. ……
…… …. ….. ……. …… …… …… …… …… ……. …… …… ……. ……. ……
Keterangan: 1) Isu/akar perbedaan (Boleh lingkari lebih dari satu diurut berdasarkan perbedaan yang paling dominan): 1) 2) 3) 4)
Status lahan, Tata batas, Akses untuk menggarap, Isu lingkungan: (a) erosi, (b) kebakaran hutan, (c) gangguan satwa, (d) banjir, (e) tanah longsor, (e) lainnya sebutkan…………….
2) Apakah kepentingan anda dan kelompok anda dibantu oleh pihak tersebut?YA atau TIDAK. Jika YA, sebutkan nama pihaknya……………………………………………………………………. CATATAN: BERDASARKAN SEPENGETAHUAN RESPONDEN, Buatlah sejarah eskalasi dan deeskalasi konflik yang terjadi berdasarkan tahun dan peristiwa
Halaman 9 dari 12
Tahun
Peristiwa
Keterangan Tambahan ……………………………
B.4 Upaya Responden Terhadap Penyelesaian Konflik. CATATAN: Pertanyaan dibawah kotak ini diajukan kepada setiap isu/akar perbedaan yang terjadi yaitu: 1) Status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 2) Penetapan tata batas batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 3) Hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis 1) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini ……... (Pilih satu yang utama)
(1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding.
(2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan.
(3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis.
(4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan.
(5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan.
2) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini ……. (Pilih satu yang utama) 1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding. 2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan. 3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis. 4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan. 5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan. 3) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini …….(Pilih satu yang utama)
Halaman 10 dari 12
1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding. 2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan. 3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis. 4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan. 5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan. C. PILIHAN STRATEGI PENANGANAN KONFLIK 1) Terhadap perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis. (Pilih satu saja)
(1) Saya merasa sulit untuk memulai KOMUNIKASI karena masing-masing pihak sulit untuk saling
(2)
(3)
(4) (5)
(6)
bertemu untuk mengetahui perbedaan yang terjadi. Saya memerlukan pihak ketiga yang netral untuk membantu menjembatani komunikasi agar penyelesaian perbedaan bisa dimulai. (KONSILIASI). Saya merasa sulit untuk melakukan pertemuan dengan pihak lain untuk menyampaikan perbedaan yang saya miliki. Saya memerlukan pihak ketiga yang netral untuk membantu memfasilitasi PERTEMUAN termasuk menyusun agenda waktu dan tempat, bentuk pertemuan, peran masing-masing pihak, dan mempersiapkan agar jika mungkin pertemuan tersebut bisa menghasilkan kesepakatan. (FASILITASI) Saya menginginkan masing-masing pihak secara sukarela untuk bertatap muka langsung untuk sama-sama mengidentifikasi perbedaan, saling memahami perbedaan kepentingan dan kebutuhan, mencoba untuk menemukan berbagai pilihan penyelesaian konflik, dan saling menawarkan syarat, kondisi, dan manfaat dari setiap kesepakatan yang ingin dicapai. (NEGOSIASI). Saya merasa sudah tidak bisa lagi bertemu dengan pihak lain karena perbedaan kepentingan yang terjadi sudah terlalu parah. Saya memerlukan pihak yang netral yang bisa memediasi tapi tidak mencampuri proses pengambilan keputusan. (MEDIASI) Saya ingin perbedaan ini diselesaikan secara hukum tapi dilakukan diluar proses peradilan umum. Saya membutuhkan seorang ahli hukum (Arbiter) yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri tapi harus bisa diterima oleh semua pihak yang berbeda kepentingan, untuk memberikan putusan mengenai konflik yang terjadi yang kemudian penyelesaiannya melalui arbitrase. (ARBITRASE). Saya amat meyakini kebenaran kepentingan saya, dan saya melihat tidak ada jalan lain bahwa perbedaan dengan pihak lain harus diselesaikan melalui jalur Peradilan Umum. Saya memerlukan pengacara dan saksi ahli yang bisa mendukung dan memperjuangkan kepentingan saya.(LIGITASI).
Pertanyaan tambahan: •
•
Apakah responden sudah memahami pilihan yang akan ditempuh? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….. Apakah responden sudah mempertimbangkan resiko biaya, kelestarian hubungan dengan pihak lawan, dan kekuatannya dalam mempengaruhi hasil yang diharapkan? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... .................................................................................
Halaman 11 dari 12
2) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Konsiliasi. Fasilitasi. Negosiasi. Mediasi. Arbitrase. Ligitasi. Pertanyaan tambahan: •
Apakah responden sudah memahami pilihan yang akan ditempuh? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….. Apakah responden sudah mempertimbangkan resiko biaya, kelestarian hubungan dengan pihak lawan, dan kekuatannya dalam mempengaruhi hasil yang diharapkan? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... .................................................................................
3) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini (1) Konsiliasi. (2) Fasilitasi. (3) Negosiasi. (4) Mediasi. (5) Arbitrase. (6) Ligitasi. Pertanyaan tambahan: •
Apakah responden sudah memahami pilihan yang akan ditempuh? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….. Apakah responden sudah mempertimbangkan resiko biaya, kelestarian hubungan dengan pihak lawan, dan kekuatannya dalam mempengaruhi hasil yang diharapkan? ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
D. KEIKUTSERTAAN DALAM RENCANA PENYELESAIAN SENGKETA DIMASA MENDATANG 1) Dalam rangka penyelesaian masalah/konflik tersebut sebelumnya, apakah saudara bersedia hadir jika diundang duduk bersama dan berunding dengan pihak2 yang berbeda kepentingan? 1) Bersedia dan akan menghadiri langsung. 2) Bersedia, namun jika berhalangan saya akan mewakilkan kepada staf/kolega sejabat yang mengerti tentang masalah tersebut. (Sebutkan namanya……………., dan yakinkan apakah wakilnya akan bersedia datang?) 3) Tidak bersedia, karena sdh berapa kali saya bertemu namun tidak pernah ada penyelesaian yang dihasilkan.
Halaman 12 dari 12
2) Jika anda bersedia hadir dalam pertemuan/perundingan, apakah anda bersedia dan komitmen menghadiri pertemuan tersebut secara terus-menerus dengan tanpa meninggalkan pertemuan? (selama 2 s/d 3 hari) 1) YA 2) Ragu-ragu 3) Jika anda bersedia bertemu, apakah anda menargetkan hasil pertemuan harus berupa kesepakatan semua pihak? 1) YA 2) TIDAK 4) Jika kemungkinan hasilnya adalah sepakat untuk tidak sepakat, apakah anda tetap ingin hadir? 1) YA 2) TIDAK 5) Jika kemungkinan hasilnya adalah sepakat untuk tidak sepakat, apakah anda tetap berkeinginan untuk hadir dalam pertemuan/perundingan berikutnya? 1) YA 2) TIDAK
WAWANCARA SELESAI PASTIKAN SEMUA INFORMASI SUDAH DITANYAKAN DAN DICATAT JANGAN LUPA UCAPKAN TERIMA KASIH BANYAK
Halaman 1 dari 11
KUESIONER PENELITIAN KONFLIK LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN Di Hutan Lindung Bukit Rigis Lampung Barat Propinsi Lampung
PETUNJUK PENGISIAN TABULASI A. JATIDIRI/IDENTITAS RESPONDEN Kode Peubah
Uraian
01
Nama Responden
02
Jenis kelamin
(1) Laki-laki
03
Umur
……………….Tahun………bulan
04
Suku/etnis
05
Status kependudukan
06
Agama
07
Kedudukan di dalam keluarga
1) Kepala RT, 2) Istri, 3) ……………
08
Status dalam perkawinan
(1) Belum Menikah
(2) Menikah
(3) Cerai Hidup
(4) Cerai Mati
(2) Perempuan
(1) Setempat
(2) Pendatang
09
Lama tinggal di desa (Sejak/Tahun)
09a
Asal tempat sebelumnya (desa/wilayah)
10
(X17) Lama tinggal di talang/kawasan (Sejak/tahun) (X16) Pendidikan formal terakhir ( dan hitung
……………/…………….tahun (1) Permanen; (2) Non permanen Jenjang pendidikan terakhir……………….
lama mengikuti pendidikan formal)
Lama tempuh……………………….Tahun
11
12
Pekerjaan Utama
13
Pekerjaan Sampingan
14
Jumlah anggota keluarga
……………………………(Jiwa)
15
Jumlah tanggungan keluarga (Lihat Tabel B)
Usia 15 tahun ke bawah ……………(Jiwa)
16
Alamat (Desa, dan alamat rumah) Permanen Non permanen
17
Status di desa (di kelompok/organisasi) Keterlibatan Formal
1. 2. 3.
Non formal
1. 2. 3.
18
Organisasi yang manakah saudara terlibat paling aktif?
Halaman 2 dari 11
C. PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN LAHAN RESPONDEN
C.1 Pemilikan Lahan Diluar Kawasan 1) (X19) Luas penguasaan lahan pertanian di luar kawasan : …………………hektar (Cukup hitung luas totanya saja dalam hektar) 2) (X20) Apabila lahan tersebut milik sendiri, bagaimanakah status hukum kepemilikan lahan pertanian Saudara yang berada di luar kawasan saat ini: (1) Sertifikat HM/HGU/HGB (Oleh BPN); SKOR = 1 (Status lahan luar kawasan amat pasti, dorongan kebutuhan lahan tambahan amat rendah) (2) Akte Tanah (Oleh Camat atau PPAT); SKOR = 2 (Status lahan luar kawasan pasti, dorongan kebutuhan lahan tambahan amat rendah) (3) Surat Keterangan Tanah (oleh Perwatin); SKOR = 3 (Status lahan luar kawasan pasti, dorongan kebutuhan lahan tambahan rendah) (4) Surat jual beli atau ganti lahan garapan, bukti girik, bukti Pajak PBB. SKOR = 4 (Status lahan luar kawasan tidak pasti, dorongan kebutuhan lahan tambahan tinggi) (5) Tanpa surat keterangan satupun. SKOR = 5 (Status lahan luar kawasan amat tidak pasti, dorongan kebutuhan lahan tambahan amat tinggi). 3) (X21) Berapakah pendapatan rumah tangga yang diperoleh dari usaha pertanian dan non pertanian dari luar lahan kawasan hutan? (Cukup hitung pendapatan per bulannnya saja, skoring dilakukan kemudian) Pendapatan per bulan (Rp) = Total Penghasilan (Rp/bulan) – Total Pengeluaran (Rp/bulan) = Rp…………………../bulan. 4) (X22) Menurut responden, berapakah tambahan luas lahan pertanian minimal yang dibutuhkan agar bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga? ……………………….. hektar. (Cukup diisi luas hektarnya, skor dilakukan kemudian)
C.2. Pengelolaan Lahan Di Dalam Kawasan 1) (X1) Selama mengelola lahan di dalam kawasan, apakah anda pernah mengalami peristiwa bencana alam seperti berikut? (Boleh pilih lebih dari satu) Beri nilai: SKOR = 5, jika responden menyatakan tidak pernah ada bencana antropogenik. SKOR = 4, jika responden memilih satu buah bencana antropogenik. SKOR = 3, jika responden memilih dua buah bencana antropogenik. SKOR = 2, jika responden memilih tiga buah bencana antopogenik . SKOR = 1, jika responden memilih empat buah bencana antropogenik.
Halaman 3 dari 11
2) (X2) Berapa harga setempat komoditas dominan: Rp. ……………. (Per kg). Hitung PRODUKTIVITAS KOMODITI dominan per hektar = (Total panen x harga diterima) luas lahan = Rp. ……………….. per hektar. Hitung KONVERSI PRODUKTIVITAS komoditi dominan dalam sekala beras = Produktifitas komoditi dominan (Rp/hektar) Harga beras yang dikonsumsi per (Rp/kg) = ………………kg/hektar.(Angka ini dijadikan sbg X2) Berapakah konsumsi beras untuk rumah tangga Saudara setiap bulannya: …………..…kg/bulan Lalu hitung RASIO KECUKUPAN PANGAN per kapita = (Konversi Produktivitas/Konsumsi beras per bulan) Jumlah anggota RT termasuk KK
= ……………. kk/ kapita
3) (X3) Darimanakah sumber responden dalam memperoleh informasi harga komoditi utama yang dibudidayakan? (Boleh pilih lebih dari satu) 1) Perusahaan, 2) Pedagang pengumpul, 3) Pasar desa, 4) Kerabat/tetangga. SKOR = 5 (amat terbuka), jika responden memilih empat pilihan. SKOR = 4, (terbuka) jika responden memilih tiga pilihan. SKOR = 3, (terbatas) jika responden memilih dua pilihan. SKOR = 2, (amat terbatas) jika responden memilih satu pilihan. SKOR = 1, (tertutup) jika responden tidak mempunyai sumber informasi harga. 4) (X4) Siapakah yang selama ini membeli/menampung komoditas utama tersebut? (Boleh pilih lebih dari satu) (1) Perusahan (2) Pasar Desa (3) Pedagang pengumpul (4) Lainnya. Beri nilai: SKOR = 5 (Pengaruh pasar amat kuat, regional, dan banyak pilihan pembeli), jika responden memilih keempatnya (1, 2 , 3 dan 4). SKOR = 4 (Pengaruh pasar amat kuat dan regional ), jika responden memilih angka 1, 2, dan 3. SKOR = 3 (Pengaruh pasar kuat dan regional), jika responden memilih angka 1 dan 2. SKOR = 2 (Pengaruh pasar amat kuat namun lokal), jika responden memilih angka 2 dan 3. SKOR = 1 (Pengaruh pasar kuat namun lokal), jika responden memilih angka 2 atau 3 saja. 5) (X5) Untuk mencapai lahan garapan yang anda kelola di dalam kawasan, apakah prasarana transportasi berikut tersedia ? (Boleh pilih lebih dari satu) 1) Jalan segala cuaca (dapat ditempuh baik musim hujan dan kemarau), 2) Jalan kering (tidak dapat/sulit ditempuh pada musim hujan). 3) Jalan setapak Beri nilai: SKOR = 5, jika responden memilih angka 1. SKOR = 4, jika responden memilih angka 1 dan 2. SKOR = 3, jika responden memilih angka 2. SKOR = 2, jika responden memilih angka (1, 2, dan 3), atau (1 dan 3), atau (2 dan 3) SKOR = 1, jika responden memilih angka 3 saja.
Halaman 4 dari 11
6) (X6) Apakah motivasi atau yang melatar-belakangi responden dalam mengkonversi lahan ke dalam bentuk penggunaan saat ini? (Boleh pilih lebih dari satu) (1) Untuk dijual (berorientasi pasar) (2) untuk keperluan sendiri/keluarga (subsisten) (3) Atas saran/ajakan keluarga/kerabat/tetangga. Beri nilai: SKOR = 5, jika responden memilih 1, 2, dan 3. SKOR = 4, jika responden memilih 1 dan 2. SKOR = 3, jika responden memilih 1 dan 3. SKOR = 2, jika responden memilih 2 dan 3 SKOR = 1, jika responden memilih 2
D. PERSEPSI DAN PERBEDAAN STRUKTURAL D.1 Perbedaan Struktural 1) (X7) Tipe partisipasi apakah yang paling sering diminta oleh pemerintah. (Pilih satu saja!) (1) SKOR = 1. Partisipasi Manipulatif dan dekoratif (2) SKOR = 2. Partisipasi Pasif (3) SKOR = 3. Partisipasi Memberi informasi dan konsultasi (4) SKOR = 4. Partisipasi Insentif material (5) SKOR = 5. Partisipasi Fungsional (6) SKOR = 6. Partisipasi Interaktif (7) SKOR = 7. Partisipasi Self-mobilization/Mandiri 2)
(X8) Tingkat Kesejahteraan Responden adalah tingkat kesejahteraan keluarga dengan menggunakan Indikator Keluarga Sejahtera yang ditetapkan oleh BKKBN. Agar enumerator melakukan analisis tingkat kesejahteraan dengan dipandu oleh check list di bawah ini. Cukup jelas. Beri: SKOR = 1, jika responden adl Keluarga Pra Sejahtera SKOR = 2, jika responden adl Keluarga Sejahtera Tahap I SKOR = 3, jika responden adl Keluarga Sejahtera Tahap II SKOR = 4, jika responden adl Keluarga Sejahtera Tahap III SKOR = 5, jika responden adl Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
3)
(X9) Keberdayaan responden adalah kegiatan pemberdayaan yang pernah diikuti responden dalam kaitan dengan penanganan konflik pengelolaan status dan fungsi kawasan hutan Bukit Rigis. SKOR = 5; jika responden mendapat tiga pendampingan a, b, dan c SKOR = 4; jika responden mendapat dua pendampingan a dan b. SKOR = 3; jika responden mendapat dua pendampingn a dan c; SKOR = 2; jika responden mendapat dua pendampingan b dan c; SKOR = 1; jika responden mendapat satu pendampingan hanya a atau b atau c.
4) (X10) Saudara menggarap/bertani di dalam kawasan hutan. Apakah dalam penetapan status dan fungsi kawasan Hutan Lindung Bukit Rigis selama ini, Saudara merasa … (Pilih satu saja) 1) SKOR = 1. Responden samasekali belum tahu tentang status dan fungsi kawasan hutan Bukit Rigis. 2) SKOR = 2. Responden tahu kawasan dari pihak ketiga, tetapi tidak pernah diberitahu tentang penetapan satus dan fungsi kawasan oleh pemerintah. 3) SKOR = 3. Responden hanya diberitahu oleh pemerintah tanpa diberi kesempatan bertanya jika masyarakat tidak sepakat dengan status dan fungsi kawasan. 4) SKOR = 4. Responden diajak bicara tetapi kepentingan masyarakat masih diabaikan (tidak ditindaklanjuti) oleh pemerintah. 5) SKOR = 5. Responden diajak bicara dan kepentingannya diperhatikan/dipenuhi oleh pemerintah.
Halaman 5 dari 11
D.2 Persepsi 1) (X11). Tindakan represif oleh pemerintah. Bagaimanakah cara yang PERNAH dilakukan pemerintah dan yang PALING MENCEMASKAN Saudara dalam penanganan status dan fungsi hutan bukit rigis? (Pilih satu saja) (1) SKOR = 1. Pemindahan/penurunan masyarakat secara persuasif. (2) SKOR = 2. Pengabaian masyarakat di dalam kawasan tanpa memberikan solusi dan kepastian hukum. (3) SKOR = 3. Pemindahan/penurunan masyarakat dengan cara intimidasi non fisik. (4) SKOR = 4. Penebangan/pemusnahan kebun garapan masyarakat di dalam kawasan. (5) SKOR = 5. Pemindahan masyarakat secara paksa dan secara fisik ke luar dari kawasan hutan. 2) (X12) Persepsi tentang status kawasan hutan negara. (1) SKOR = 1. Saya tidak tahu dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung dan semua itu adalah urusan negara dan bukan urusan saya. (2) SKOR = 2. Saya tahu tapi amat tidak paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. (3) SKOR = 3. Saya tahu tapi tidak paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. (4) SKOR = 4. Saya tahu dan paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. (5) SKOR = 5. Saya tahu dan amat paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. 3) (X13). Persepsi tentang fungsi lingkungan dari hutan. (1) SKOR = 1. Saya tidak tahu dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung dan semua itu adalah urusan negara dan bukan urusan saya. (2) SKOR = 2. Saya tahu tapi amat tidak paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. (3) SKOR = 3. Saya tahu tapi tidak paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. (4) SKOR = 4. Saya tahu dan paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. (5) SKOR = 5. Saya tahu dan amat paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. 4) (X14). Persepsi tentang desentralisasi pengelolaan kawasan hutan Apa responden pahami tentang DESENTRALISASI/OTONOMI pengelolaan kawasan hutan lindung? Identifikasi apakah terdapat kata kunci berikut dalam penjelasan responden ttg desentralisasi/otonomi PSDH? (a) Pemda Propinsi atau pusat hanya mengatur PSDH. (b) PSDHL oleh pemda kabupaten. (c) Masyarakat berhak dan bertanggung jawab ikut mengelola. (d) Tidak mengerti tentang desentralisasi/otonomi PSDH. Lalu beri: SKOR = 5 ; jika ada tiga kata kunci a, b, dan c. SKOR = 4 ; jika ada dua kata kunci b dan c. SKOR = 3 ; jika ada satu kata kunci b atau c. SKOR = 2 ; jika ada dua kata kunci a dan b; atau satu kata kunci hanya a. SKOR = 1 ; Jika kata kunci hanya d.
Halaman 6 dari 11
5) (X15). Keterlibatan aktif responden dalam berdialog dan negosiasi. Cukup Jelas. Beri skor sesuai dengan jawaban responde. (1) Tidak pernah; SKOR = 1 (2) Amat jarang; SKOR = 2 (3) Jarang; SKOR = 3 (4) Sering; SKOR = 4 (5) Amat sering; SKOR = 5 6) (X16) Pendidikan formal terakhir ………….. (Cukup jelas) (1) SKOR = 1 ; Tidak pernah sekolah (2) SKOR = 2 ; Belum usia sekolah (3) SKOR = 3 ; TK (4) SKOR = 4 ; SD / M. Ibtidaiyah atau drop out (5) SKOR = 5 ; SLTP Umum/kejuruan/M.Tsanawiyah atau drop out (6) SKOR = 6 ; SMU/kejuruan/M. Aliyah atau drop out (7) SKOR = 7 ; Diploma I/II (8) SKOR = 8 ; Diploma III/Sarmud (9) SKOR = 9 ; Diploma IV/S1 7) (X17) Lama tinggal/bertani di talang/kawasan.: ……………….tahun. (Cukup dihitung lamanya berapa tahun, skoring dilakukan kemudian) 8) (X18) Kosmopolitansi responden. Tingkat keterbukaan responden terhadap dunia luas dan pembaharuan yang ditentukan berdasarkan jumlah macam informasi yang digunakan. Sumber informasi responden dalam memahami otonomi, status dan fungsi kawasan hutan lindung Bukit Rigis. (Boleh pilih lebih dari satu): a. Media masa/buku yang didapat secara mandiri. b. Teman dekat/tetangga/tokoh masyarakat setempat, c. Pendamping d. Lembaga penelitian/perguruan tinggi/dinas pemerintah. e. Tidak pernah memperoleh informasi. Beri nilai: SKOR = 5; Jika responden mendapat empat sumber selain e; SKOR = 4; Jika responden mendapat tiga sumber selain e; SKOR = 3; Jika responden mendapat dua sumber selain e; SKOR = 2; Jika responden mendapat satu sumber selain e, SKOR = 1; Jika responden hanya memilih e.
E. ETIK LINGKUNGAN 1) (X23) Etik Antroposentris adalah paham dan keyakinan responden bahwa manusia adalah dominan terhadap alam dan oleh karenanya alam dapat dimanfaatkan semata-mata kehidupan dirinya. (1) Amat meyakini; SKOR = 1 (2) Meyakini; SKOR = 2 (3) Tidak meyakini; SKOR = 3 (4) Amat tidak meyakini; SKOR = 4 (5) Menolak paham tersebut; SKOR = 5
Halaman 7 dari 11
2) (X24) Etik Ekosentris adalah paham dan keyakinan responden bahwa manusia adalah bagian dari alam dan oleh karenanya pemanfaatan sumberdaya alam harus memperhatikan kepentingan mahluk lain. (Cuku jelas,
(1) (2) (3) (4) (5)
Menolak paham tersebut; SKOR = 1 Amat tidak meyakini; SKOR = 2 Tidak meyakini; SKOR = 3 Meyakini; SKOR = 4 Amat meyakini; SKOR = 5
3) (X25) Manifestasi etik lingkungan responden adalah perilaku dan praktik (berdasarkan paham dan keyakinan responden tentang keterkaitan antara tata sosial seseorang/kelompok terhadap kelestarian lingkungan hidup disekitarnya) yang dilihat dari kegiatan mereka dalam PSDA. (Agar dilengkapi semuanya) (Jumlahkan total skor terlebih dahulu (antara Minimum = 0, hingga maksimum = 20, lalu beri nilai skor akhir). Kriteria penilaian: SKOR = 5; Jika total nilai berada antara 0-4 = sangat buruk; SKOR = 4; Jika total nilai berada antara 4-8 = buruk; SKOR = 3; Jika total nilai berada antara 8-12 = sedang; SKOR = 2; Jika total nilai berada antara 12-16 = baik; SKOR = 1; Jika total nilai berada antara 16-20 = sangat baik; 4) (X26) ESKALASI KONFLIK. Peningkatan perbedaan yang menyebabkan bergesernya tipe konflik dari tanpa konflik menjadi konflik terbuka. (Cukup Jelas, tulis angka skor yg terpilih: 1, 2, 3, 4, atau 5)
Halaman 8 dari 11
LEMBAR TAMBAHAN (Ambil 3 responden dari setiap site)
F. PETA KONLIK F.1. Pihak Lain Yang Diangggap Memiliki Perbedaan Kepentingan (POLARISASI KONFLIK). (Buat tabel frekuensi)
F.2. Gaya/Sikap Dalam Mengelola Perbedaan 1) (G1). Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini (Pilih salah satu SKOR dalam kisaran 1,0 hingga 5,8, lalu masukkan ke Table) 2) (G2) Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini (Pilih salah satu SKOR dalam kisaran 1,0 hingga 5,8, lalu masukkan ke Table) 3) (G3) Dalam menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini (Pilih salah satu SKOR dalam kisaran 1,0 hingga 5,8, lalu masukkan ke Table)
F.3. Pihak lain yang dianggap memiliki kesamaan kepentingan dan turut berupaya 1. Pihak lain yang memilik kesamaan kepentingan (Buat Tabel Frekuensi) 2. (SK) (Kaitkan dengan pertanyaan No. A-18, halaman 2) Apakah kepentingan anda selaku individu terlindungi oleh organisasi/kelompok anda ? a. Amat dibantu b. Dibantu c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
Halaman 9 dari 11
F.4 Upaya Responden Terhadap Penyelesaian Konflik. CATATAN: Pertanyaan dibawah kotak ini diajukan kepada setiap isu/akar perbedaan yang terjadi yaitu: 1) Status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 2) Penetapan tata batas batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, 3) Hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis
1) (UR-1) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini ……... (Pilih satu yang utama)
(1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding.
(2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan.
(3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis.
(4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan.
(5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan. 2) (UR-2) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini ……. (Pilih satu yang utama) 1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding. 2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan. 3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis. 4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan. 5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan. 3) (UR-3) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini …….(Pilih satu yang utama) 1) Perbedaan tersebut tidak berkesudahan dan belum dilakukan penyelesaian yang nyata; baik saya maupun pihak lain yang berbeda kepentingan tidak berinisiatis untuk berunding. 2) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut (misal: secara lisan, tertulis, atau melakukan unjuk rasa) namun tidak mendapat tanggapan yang dapat menyelesaikan. 3) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut namun mendapat tanggapan yang menekan dan anarkis. 4) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian tetapi tidak memuaskan. 5) Saya pernah menyatakan perbedaan tersebut dan mendapat tanggapan penyelesaian dan memuaskan.
Halaman 10 dari 11
G. PILIHAN STRATEGI PENANGANAN KONFLIK 1) (PK-1) Terhadap perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus status lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis. (Pilih satu saja)
(1) Saya merasa sulit untuk memulai KOMUNIKASI karena masing-masing pihak sulit untuk
(2)
(3)
(4) (5)
(6)
saling bertemu untuk mengetahui perbedaan yang terjadi. Saya memerlukan pihak ketiga yang netral untuk membantu menjembatani komunikasi agar penyelesaian perbedaan bisa dimulai. (KONSILIASI). Saya merasa sulit untuk melakukan pertemuan dengan pihak lain untuk menyampaikan perbedaan yang saya miliki. Saya memerlukan pihak ketiga yang netral untuk membantu memfasilitasi PERTEMUAN termasuk menyusun agenda waktu dan tempat, bentuk pertemuan, peran masing-masing pihak, dan mempersiapkan agar jika mungkin pertemuan tersebut bisa menghasilkan kesepakatan. (FASILITASI) Saya menginginkan masing-masing pihak secara sukarela untuk bertatap muka langsung untuk sama-sama mengidentifikasi perbedaan, saling memahami perbedaan kepentingan dan kebutuhan, mencoba untuk menemukan berbagai pilihan penyelesaian konflik, dan saling menawarkan syarat, kondisi, dan manfaat dari setiap kesepakatan yang ingin dicapai. (NEGOSIASI). Saya merasa sudah tidak bisa lagi bertemu dengan pihak lain karena perbedaan kepentingan yang terjadi sudah terlalu parah. Saya memerlukan pihak yang netral yang bisa memediasi tapi tidak mencampuri proses pengambilan keputusan. (MEDIASI) Saya ingin perbedaan ini diselesaikan secara hukum tapi dilakukan diluar proses peradilan umum. Saya membutuhkan seorang ahli hukum (Arbiter) yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri tapi harus bisa diterima oleh semua pihak yang berbeda kepentingan, untuk memberikan putusan mengenai konflik yang terjadi yang kemudian penyelesaiannya melalui arbitrase. (ARBITRASE). Saya amat meyakini kebenaran kepentingan saya, dan saya melihat tidak ada jalan lain bahwa perbedaan dengan pihak lain harus diselesaikan melalui jalur Peradilan Umum. Saya memerlukan pengacara dan saksi ahli yang bisa mendukung dan memperjuangkan kepentingan saya.(LIGITASI).
2) (PK-2) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus penetapan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini. (1) Konsiliasi. (2) Fasilitasi. (3) Negosiasi. (4) Mediasi. (5) Arbitrase. (6) Ligitasi. 3) (PK-3) Selama menghadapi perbedaan pandangan/kepentingan dengan pihak lain tentang kasus hak masyarakat atas akses pengelolaan lahan kawasan hutan lindung Bukit Rigis, selama ini (1) Konsiliasi. (2) Fasilitasi. (3) Negosiasi. (4) Mediasi. (5) Arbitrase. (6) Ligitasi.
WAWANCARA SELESAI PASTIKAN SEMUA INFORMASI SUDAH DITANYAKAN DAN DICATAT JANGAN LUPA UCAPKAN TERIMA KASIH BANYAK
Lampiran - 5 : Data Hasil Overlay Peta Penutupan Lahan Tahun 2000 dengan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan Propinsi Lampung.
KAWASAN
HUTAN O
Hp
Hs
Hrp
O
0,60
0,11
HL
5.951,54
46.081,81
2.411,60
34.230,34
129.971,82
51.482,09
TN TNL
0,20
CAL
Hms
Ht
3.409,75
Pt
1.135,18
16.834,70
235.928,90
43.236,69
Tr
Sw
TIDAK ADA DATA Tm
T
0,39
0,05
0,01
634,87
195.781,87
347,29
1.367,25
1.723,73
64.459,00
667,92
237,00
Tb
Pm
A
Rw
Jumlah 0,43
18,20
Tad 0,02
Jumlah 0,02
JUMLAH TOTAL 1,80
2.707,45
237.689,54
25.504,09
25.504,09
317.685,60
2.475,74
127.312,71
5.170,80
368.412,41
0,00
10.820,25
2.753,97
2.753,97
0,00
0,00
2.753,97
9.688,38
0,00
0,00
9.688,38
10.067,44
13.747,88
65.249,50
71.607,08 28.825,18
1.495,58
75.403,45
1.662,61
71.620,19
5.425,43
10.579,94
6.867,85
184.725,41
140.037,63
0,00 263.376,96
82.718,87
0,00
3.409,75
18.377,30
147.010,53
589.848,35
3.224,90
6.121,52
79.759,74
352.398,94
143,39 233.071,07
133,40
1,07
Aw
5.170,80
9.238,63
14.379,23
Pc
0,00
512,50
54.442,86
Pk 0,15
35.697,43
13,11
20.512,08
S
0,04
54.491,97
AIR Jumlah
Br
10.820,25
HP 3,82
B
47,02
9.238,63
HPT
Jumlah 0,71
9.688,38
TAHURA
APL
Hmp
0,57
10.819,68
CA
NON HUTAN
Hrs
3.994,24
67.684,76
4.823,39
509,74
320,73
1.264,76
15.615,67
628,63
13,59
41.046,44
33.477,67
1.269.978,62
64.341,69
35.630,90
9.702,81
1.149,65
0,00
359.655,79
41.213,71
141.219,11
65,98 1.613.520,31
0,00
70.808,97
37.758,49
9.702,81
1.149,65
41.385,37
10.833,03
10.833,03
21.734,27
96.809,81
3.503,73
3.503,73
171.933,73
65.436,94 12,04
118,44 97.363,87
4.705,10
1.662,61
211,42
2.127.708,80
0,00 84.266,79
84.266,79
327,81 151.107,83
2.656.949,29
0,00 129.278,46
0,00
129.278,46
76.016,88 2.396.701,00 327,81 3.376.076,10
Sumber : Badan Planologi Kehutanan (2002) 3.376.076,10 Kode
Keterangan
Hp
Hutan Lahan Kering Primer
Pk
Perkebunan
Tb
Pertambangan
HL
Hrp
Hutan Rawa Primer
Pm
Pemukiman
Tr
Transmigrasi
TN
Hrs
Hutan Rawa Sekunder
Pt
Pertanian Lahan Kerin Lanud
Airport
Hs
Hutan Lahan Kering Sekunder
Rw
Rawa
Tad
Hmp
Hutan Mangrove Primer
S
Savana
A
Hms
Hutan Mangrove Sekunder
Sw
Sawah
Aw
Awan
B
Semak/Belukar
T
Tanah Terbuka
HP
Br
Belukar Rawa
Tm
Tambak
HPT
Hutan Produksi Terbatas
Pc
Pertanian Lahan Kering Campur Semak
Tr
Transmigrasi
APL
Areal Penggunaan Lain
Hutan Lindung Taman Nasional
TNL
Taman Nasional Laut
Tidak Ada Data
CA
Cagar Alam
Tubuh Air
CAL
Cagar Alam Laut
TAHURA
Taman Hutan Raya Hutan Produksi Tetap
Page 1
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Nama Responden Karmani Misman Tamim Misran Usep Muhajir Lesmono Rusdi Salafudin Samid Midiyanto Solihin Maman Kasmiah Maskan Khoirul Huda Sarman Ujang Supriyatna Samiun Amas Murdiman Wahono Sadiono Olih Musman Uus Herman Sukmana Aceng Usup. B Endang Usup. A Lili Padli Jahri Suroso Muhadi Asep Trisbaya Sutrisno Imam Widi Adi Sutarkim Kamin Sudarman Sutarman Misni Sulistiono Erikson Silaban Eko Budiono Abdul Casmita Jumadi Erwanto Muayat wagimin Gimin Idi Nasihin Mursidi
X6
X10 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 4 4 0 4 4 5 4 4 4 4 1 3 1 1 4 1 2 2 5 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 3 5 5
X15 1 1 1 4 4 5 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 5 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 4 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2
2 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 4 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 3 5 1 4 4 4 1 1 1 1 4 4 2 2 3
X22 2 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 1 0 2 0 0 0 0 2 2 0 3 1 2 1 0 0 0 2 0 1 1 1 1 2 0 1 1 0 0 2 1,5 1,5 2 1 1 1 1 1 0 2 1 0
X25
X26.1 4 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 4 1 1 4 3 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3
56 57 58 59 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
Supardi Yoyo Subinar Ifan Daryana Sukarna Komarudin Ahidin Ruswanda Herman Amilin Sutisman Yoyo Sumitro Makir Idin Nahrudin Yaya Hajarnaya Tata Rukanta Johari Sutarman Kardijan Odoh Yamat Kadir Mukhtar Subari Bambang Sutedjo Suwandi Harsono Suyono Mat Liyas Muhidin Engkos Kosasih Kosim Lijaya Rustandi Kusuranto Sutarman Rasmanto Sajudin Endang Karmana Ading Suwarna Edi Sarwadi Ating Haryono Rukanta Warmanto Sahman Anta Kusuma Ahyat Juwan
4 4 4 4 4 1 1 2 1 1 1 2 1 3 2 2 1 1 2 3 5 1 2 1 1 1 1 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 2 1 1 0 1 2 3 4 5 Total
2 43 29 7 14 5 100 Total
1 1 2 4 3 2 2 2 5 3 2 4 3 2 2 2 2 2 4 2 1 3 2 1 2 2 1 1 1 2 4 2 3 2 0 3 2 2 4 4 5 4 5 1 2 2 2 0 1 2 3 4 5
1 16 53 13 12 5 100 Total
2 4 2 2 2 2 1 2 1 4 2 1 2 1 4 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 4 4 2 0 4 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 3 0 1 2 3 4 5
1 50 27 7 14 1 100
0 0 1 0 3 0 1,5 1 0 0 0 2 2 0 2,5 1,75 2 2 2 0 0 0 3 2 2 2 0 0 0 0 1,5 2,5 0 0 0 0 0 1 1 1 1,5 1 0 0,5 0,5 1 0 46,000 -46,000 70,000
0 <=0.5 >0.5-1
94,000 6 100
>1,5-2 >2 Total
3 3 2 4 2 1 1 2 3 2 1 2 3 1 1 2 2 3 3 1 3 3 3 4 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 0 3 1 2 3 5 3 2 2 2 2 2 1
46,000 0,000 70,000 3,000 94,000 6,000
0 1 2 3 4 5 Total
1 14 52 28 4 1 100 Total
3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 0 1 2 3 4 5
0 36 38 23 3 0 100
P R E L I S
2.30
BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2000 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\DATA\DATA.PR2: !PRELIS SYNTAX: Can be edited SY=C:\DATA\DATA.PSF OU MA=KM SM=data.cor XM XB XT
Total Sample Size =
100
Univariate Summary Statistics for Continuous Variables Variable -------X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14
Mean ---3.970 995.827 2.550 1.050 2.310 2.030 4.170 2.330 2.580 2.340 3.340 2.970 3.260 2.830
St. Dev. -------0.717 970.433 0.702 0.359 0.950 1.267 1.544 0.779 1.986 1.075 1.320 1.096 1.060 1.407
T-Value ------55.361 10.262 36.339 29.258 24.310 16.023 27.002 29.902 12.993 21.764 25.307 27.100 30.754 20.107
Skewness --------1.968 1.824 0.177 6.038 1.428 0.916 -0.190 0.259 0.057 0.824 -0.815 -0.550 -0.956 -0.379
Kurtosis -------9.337 3.434 0.817 48.278 2.371 -0.225 -0.368 -0.216 -1.632 0.330 -0.128 -0.401 0.336 -1.421
Minimum Freq. Maximum Freq. ------- ----- ------- ----0.000 1 5.000 16 0.000 6 5000.000 1 0.000 1 4.000 9 0.000 1 4.000 1 1.000 12 5.000 7 0.000 2 5.000 5 1.000 5 7.000 7 1.000 12 4.000 7 0.000 20 5.000 31 0.000 1 5.000 5 0.000 3 5.000 16 0.000 1 5.000 3 0.000 1 5.000 4 0.000 1 5.000 5
1
X15 1.860 1.119 X16 4.450 0.999 X17 21.610 16.141 X18 2.860 1.092 X19 0.578 0.747 X20 1.550 1.617 X21*********394328.433 X22 0.873 0.991 X23 1.860 0.652 X24 3.970 0.643 X25 2.230 0.815 X26 1.930 0.844
16.617 44.556 13.388 26.192 7.736 9.588 -4.093 8.806 28.543 61.758 27.372 22.869
1.032 1.910 0.596 0.189 1.489 0.633 0.502 1.112 1.040 -3.466 0.352 0.443
-0.071 0.000 8.413 1.000 -0.756 0.000 -0.198 0.000 1.701 0.000 -1.158 0.000 1.963********* 1.616 0.000 5.874 0.000 19.159 0.000 0.924 0.000 -0.720 1.000
1 5.000 1 9.000 6 54.000 1 5.000 36 3.000 36 5.000 1********* 46 5.000 1 5.000 1 5.000 1 5.000 36 4.000
1 2 3 9 1 2 1 1 1 9 1 3
Test of Univariate Normality for Continuous Variables Skewness Variable Z-Score P-Value X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26
-5.925 5.656 0.752 10.165 4.819 3.458 -0.808 1.095 0.244 3.172 -3.145 -2.234 -3.580 -1.579 3.799 5.817 2.398 0.803 4.958 2.531 2.053 4.023 3.824 -8.022 1.470 1.830
0.000 0.000 0.452 0.000 0.000 0.001 0.419 0.273 0.808 0.002 0.002 0.025 0.000 0.114 0.000 0.000 0.016 0.422 0.000 0.011 0.040 0.000 0.000 0.000 0.141 0.067
Kurtosis Z-Score P-Value 5.276 3.589 1.554 7.554 2.983 -0.361 -0.773 -0.336 -60.770 0.830 -0.110 -0.876 0.840 -10.253 0.024 5.105 -2.295 -0.290 2.477 -5.297 2.690 2.404 4.501 6.379 1.688 -2.121
0.000 0.000 0.120 0.000 0.003 0.718 0.439 0.737 0.000 0.407 0.912 0.381 0.401 0.000 0.981 0.000 0.022 0.772 0.013 0.000 0.007 0.016 0.000 0.000 0.091 0.034
Skewness and Kurtosis Chi-Square P-Value 62.933 44.869 2.979 160.389 32.116 12.090 1.250 1.312 3693.043 10.751 9.900 5.758 13.523 107.627 14.432 59.897 11.018 0.728 30.719 34.464 11.450 21.960 34.880 105.040 5.011 7.849
0.000 0.000 0.225 0.000 0.000 0.002 0.535 0.519 0.000 0.005 0.007 0.056 0.001 0.000 0.001 0.000 0.004 0.695 0.000 0.000 0.003 0.000 0.000 0.000 0.082 0.020
2
Histograms for Continuous Variables X1 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 0 0.0 0.500 0 0.0 1.000 0 0.0 1.500 2 2.0 2.000 0 0.0 2.500 11 11.0 3.000 0 0.0 3.500 70 70.0 4.000 16 16.0 4.500 X2 Frequency Percentage Lower Class Limit 35 35.0 0.000 33 33.0 500.000 12 12.0 1000.000 9 9.0 1500.000 2 2.0 2000.000 1 1.0 2500.000 5 5.0 3000.000 2 2.0 3500.000 0 0.0 4000.000 1 1.0 4500.000 X3 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 0 0.0 0.400 0 0.0 0.800 0 0.0 1.200 51 51.0 1.600 0 0.0 2.000 0 0.0 2.400 39 39.0 2.800 0 0.0 3.200 9 9.0 3.600 X4 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 0 0.0 0.400 95 95.0 0.800 0 0.0 1.200
3
3 0 0 0 0 1
3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0
1.600 2.000 2.400 2.800 3.200 3.600
X5 Frequency Percentage Lower Class Limit 12 12.0 1.000 0 0.0 1.400 60 60.0 1.800 0 0.0 2.200 20 20.0 2.600 0 0.0 3.000 0 0.0 3.400 1 1.0 3.800 0 0.0 4.200 7 7.0 4.600 X6 Frequency Percentage Lower Class Limit 2 2.0 0.000 43 43.0 0.500 0 0.0 1.000 29 29.0 1.500 0 0.0 2.000 7 7.0 2.500 0 0.0 3.000 14 14.0 3.500 0 0.0 4.000 5 5.0 4.500 X7 Frequency Percentage Lower Class Limit 5 5.0 1.000 15 15.0 1.600 0 0.0 2.200 2 2.0 2.800 41 41.0 3.400 0 0.0 4.000 17 17.0 4.600 0 0.0 5.200 13 13.0 5.800 7 7.0 6.400
4
X8 Frequency Percentage Lower Class Limit 12 12.0 1.000 0 0.0 1.300 0 0.0 1.600 50 50.0 1.900 0 0.0 2.200 0 0.0 2.500 31 31.0 2.800 0 0.0 3.100 0 0.0 3.400 7 7.0 3.700 X9 Frequency Percentage Lower Class Limit 20 20.0 0.000 20 20.0 0.500 0 0.0 1.000 14 14.0 1.500 0 0.0 2.000 5 5.0 2.500 0 0.0 3.000 10 10.0 3.500 0 0.0 4.000 31 31.0 4.500 X10 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 16 16.0 0.500 0 0.0 1.000 53 53.0 1.500 0 0.0 2.000 13 13.0 2.500 0 0.0 3.000 12 12.0 3.500 0 0.0 4.000 5 5.0 4.500 X11 Frequency Percentage Lower Class Limit 3 3.0 0.000 10 10.0 0.500 0 0.0 1.000 11 11.0 1.500 0 0.0 2.000 18 18.0 2.500
5
0 42 0 16
0.0 42.0 0.0 16.0
3.000 3.500 4.000 4.500
X12 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 0 0.0 0.500 12 12.0 1.000 0 0.0 1.500 16 16.0 2.000 0 0.0 2.500 34 34.0 3.000 0 0.0 3.500 34 34.0 4.000 3 3.0 4.500 X13 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 8 8.0 0.500 0 0.0 1.000 12 12.0 1.500 0 0.0 2.000 26 26.0 2.500 0 0.0 3.000 49 49.0 3.500 0 0.0 4.000 4 4.0 4.500 X14 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 32 32.0 0.500 0 0.0 1.000 1 1.0 1.500 0 0.0 2.000 20 20.0 2.500 0 0.0 3.000 41 41.0 3.500 0 0.0 4.000 5 5.0 4.500
6
X15 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 0 0.0 0.500 50 50.0 1.000 0 0.0 1.500 27 27.0 2.000 0 0.0 2.500 7 7.0 3.000 0 0.0 3.500 14 14.0 4.000 1 1.0 4.500 X16 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 1.000 0 0.0 1.800 0 0.0 2.600 70 70.0 3.400 16 16.0 4.200 0 0.0 5.000 11 11.0 5.800 0 0.0 6.600 0 0.0 7.400 2 2.0 8.200 X17 Frequency Percentage Lower Class Limit 17 17.0 0.000 15 15.0 5.400 16 16.0 10.800 9 9.0 16.200 9 9.0 21.600 8 8.0 27.000 8 8.0 32.400 5 5.0 37.800 3 3.0 43.200 10 10.0 48.600 X18 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 7 7.0 0.500 0 0.0 1.000 31 31.0 1.500 0 0.0 2.000 36 36.0 2.500
7
0 16 0 9
0.0 16.0 0.0 9.0
3.000 3.500 4.000 4.500
X19 Frequency Percentage Lower Class Limit 52 52.0 0.000 11 11.0 0.300 11 11.0 0.600 8 8.0 0.900 8 8.0 1.200 2 2.0 1.500 2 2.0 1.800 1 1.0 2.100 2 2.0 2.400 3 3.0 2.700 X20 Frequency Percentage Lower Class Limit 36 36.0 0.000 29 29.0 0.500 0 0.0 1.000 2 2.0 1.500 0 0.0 2.000 12 12.0 2.500 0 0.0 3.000 19 19.0 3.500 0 0.0 4.000 2 2.0 4.500 X21 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 -1217350.000 6 6.0 -980925.000 9 9.0 -744500.000 22 22.0 -508075.000 25 25.0 -271650.000 24 24.0 -35225.000 8 8.0 201200.000 2 2.0 437625.000 0 0.0 674050.000 3 3.0 910475.000
8
X22 Frequency Percentage Lower Class Limit 46 46.0 0.000 2 2.0 0.500 22 22.0 1.000 6 6.0 1.500 18 18.0 2.000 2 2.0 2.500 3 3.0 3.000 0 0.0 3.500 0 0.0 4.000 1 1.0 4.500 X23 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 0 0.0 0.500 22 22.0 1.000 0 0.0 1.500 70 70.0 2.000 0 0.0 2.500 5 5.0 3.000 0 0.0 3.500 1 1.0 4.000 1 1.0 4.500 X24 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 0 0.0 0.500 1 1.0 1.000 0 0.0 1.500 1 1.0 2.000 0 0.0 2.500 3 3.0 3.000 0 0.0 3.500 85 85.0 4.000 9 9.0 4.500 X25 Frequency Percentage Lower Class Limit 1 1.0 0.000 0 0.0 0.500 14 14.0 1.000 0 0.0 1.500 52 52.0 2.000 0 0.0 2.500
9
28 0 4 1
28.0 0.0 4.0 1.0
3.000 3.500 4.000 4.500
X26 Frequency Percentage Lower Class Limit 36 36.0 1.000 0 0.0 1.300 0 0.0 1.600 38 38.0 1.900 0 0.0 2.200 0 0.0 2.500 23 23.0 2.800 0 0.0 3.100 0 0.0 3.400 3 3.0 3.700
Correlation Matrix
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23
X1 -------1.000 -0.004 -0.168 0.006 -0.031 -0.066 -0.105 0.054 -0.193 -0.013 -0.139 -0.053 0.024 0.005 0.020 0.047 0.222 -0.057 0.037 -0.029 -0.055 0.002 -0.182
X2 --------
X3 --------
X4 --------
X5 --------
X6 --------
1.000 -0.123 0.009 0.149 -0.023 -0.072 0.250 0.016 0.152 -0.219 0.003 -0.070 0.057 -0.033 0.082 0.253 0.072 -0.172 -0.051 -0.271 -0.036 -0.044
1.000 0.291 0.105 0.072 -0.031 -0.188 0.001 0.098 0.189 -0.083 -0.045 -0.078 0.112 -0.040 -0.166 0.036 0.131 0.051 0.241 -0.036 -0.073
1.000 0.073 0.063 -0.034 -0.023 -0.041 0.086 0.092 0.004 0.045 -0.083 0.093 -0.063 -0.005 0.095 0.079 0.144 0.096 0.032 -0.143
1.000 0.043 -0.105 0.024 -0.123 0.024 -0.053 -0.059 -0.161 -0.149 0.298 -0.031 0.338 -0.026 0.165 -0.092 -0.074 0.069 -0.043
1.000 -0.163 0.072 0.085 -0.089 -0.024 0.073 0.167 0.122 -0.018 0.125 -0.113 0.040 -0.154 -0.038 -0.129 0.055 0.201
10
X24 X25 X26
0.020 -0.023 -0.004
0.163 -0.004 0.192
0.059 -0.224 0.151
0.182 -0.109 0.145
-0.167 -0.028 0.267
0.038 0.120 0.352
X8 --------
X9 --------
X10 --------
X11 --------
X12 --------
1.000 -0.001 0.178 0.086 0.154 0.079 0.181 -0.062 0.145 0.320 0.257 0.101 -0.025 0.042 0.104 0.092 0.141 -0.057 0.174
1.000 -0.008 0.005 0.217 0.235 0.162 -0.036 -0.021 -0.255 0.154 -0.217 -0.037 -0.015 0.078 0.087 0.140 0.010 -0.180
1.000 -0.025 0.360 0.232 0.212 0.074 0.101 0.023 0.290 -0.149 -0.068 0.050 0.032 -0.003 0.190 0.129 0.038
1.000 0.014 -0.122 -0.192 0.190 -0.117 0.058 0.124 0.303 0.252 0.210 0.339 0.044 0.119 0.143 0.130
1.000 0.546 0.612 0.293 0.382 -0.135 0.494 -0.050 -0.088 0.002 -0.043 0.079 0.285 0.234 0.162
X14 --------
X15 --------
X16 --------
X17 --------
X18 --------
1.000 0.126 0.386 -0.161 0.458 -0.091 -0.052 -0.060 -0.054 0.007 0.184 0.228 0.083
1.000 0.111 0.165 0.265 0.101 -0.018 -0.128 -0.032 0.111 0.008 0.135 0.235
1.000 -0.087 0.318 0.048 -0.017 0.094 -0.013 0.113 0.068 0.033 0.313
1.000 -0.095 0.103 -0.076 -0.189 -0.038 -0.027 -0.042 -0.029 0.157
1.000 -0.031 0.010 0.063 0.004 0.086 0.138 0.196 0.285
Correlation Matrix
X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26
X7 -------1.000 -0.005 0.178 0.111 -0.172 0.242 0.152 0.130 -0.068 0.074 -0.319 0.158 -0.195 -0.188 0.063 -0.114 -0.006 -0.097 -0.128 -0.161
Correlation Matrix
X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26
X13 -------1.000 0.511 0.252 0.356 -0.198 0.442 -0.044 0.081 -0.054 0.073 0.039 0.234 0.234 0.179
11
Correlation Matrix
X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26
X19 -------1.000 0.353 0.368 0.228 -0.106 -0.106 0.037 0.115
X20 --------
X21 --------
X22 --------
X23 --------
X24 --------
1.000 0.041 0.364 -0.041 0.016 -0.059 0.058
1.000 -0.031 -0.134 -0.035 0.106 -0.067
1.000 0.050 0.073 0.268 0.131
1.000 -0.034 0.061 0.055
1.000 0.071 0.089
Correlation Matrix
X25 X26
X25 -------1.000 -0.020
X26 --------
X1 -------3.970
X2 -------995.827
X3 -------2.550
X4 -------1.050
X5 -------2.310
X6 -------2.030
X7 -------4.170
X8 -------2.330
X9 -------2.580
X10 -------2.340
X11 -------3.340
X12 -------2.970
X13 -------3.260
X14 -------2.830
X15 -------1.860
X16 -------4.450
X17 -------21.610
X18 -------2.860
X19 -------0.578
X20 X21 --------------1.550-161403.420
X22 -------0.873
X23 -------1.860
X24 -------3.970
1.000
Means
Means
Means
Means
12
Means X25 -------2.230
X26 -------1.930
Standard Deviations X1 -------0.717
X2 -------970.433
X3 -------0.702
X4 -------0.359
X5 -------0.950
X6 -------1.267
X8 -------0.779
X9 -------1.986
X10 -------1.075
X11 -------1.320
X12 -------1.096
X14 -------1.407
X15 -------1.119
X16 -------0.999
X17 -------16.141
X18 -------1.092
X20 X21 --------------1.617 394328.433
X22 -------0.991
X23 -------0.652
X24 -------0.643
Standard Deviations X7 -------1.544 Standard Deviations X13 -------1.060 Standard Deviations X19 -------0.747 Standard Deviations X25 -------0.815
X26 -------0.844
The Problem used
58704 Bytes (= 0.1% of available workspace)
13
L I S R E L
8.30
BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2000 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\DATA\DATA.SPJ: ANALISA DATA Observed Variables X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 Covariance Matrix From File C:\DATA\DATA.COR SY Sample Size = 100 Relationships X15 = X10 X12 X13 X14 X26 = X6 X10 X15 X22 X25 X6 = X1 X2 X3 X4 X5 X10 = X7 X8 X9 X12 = X16 X17 X18 X13 = X16 X17 X18 X14 = X16 X17 X18 X15 = X11 X22 = X19 X20 X21 X25 = X23 X24 Path Diagram Number of Decimals = 5 Admissibility Check = Off Iterations = 500 Method of Estimation: Maximum Likelihood End of Problem
14
Sample Size =
100
W_A_R_N_I_N_G: Total sample size is smaller than the number of parameters. Parameter estimates are unreliable. ANALISA DATA Covariance Matrix to be Analyzed
X6 X10 X12 X13 X14 X15 X22 X25 X26 X1 X2 X3 X4 X5 X7 X8 X9 X11 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X23 X24
X6 -------1.00000 -0.08913 0.07340 0.16712 0.12185 -0.01838 0.05538 0.12047 0.35153 -0.06571 -0.02315 0.07215 0.06332 0.04254 -0.16267 0.07173 0.08536 -0.02429 0.12493 -0.11303 0.03957 -0.15380 -0.03773 -0.12942 0.20089 0.03832
X10 --------
X12 --------
X13 --------
X14 --------
X15 --------
1.00000 0.36021 0.23186 0.21214 0.07352 0.03162 0.12892 0.03763 -0.01284 0.15203 0.09773 0.08639 0.02432 0.11084 0.17820 -0.00814 -0.02534 0.10065 0.02343 0.29047 -0.14919 -0.06799 0.04972 -0.00346 0.19029
1.00000 0.54586 0.61222 0.29297 -0.04309 0.23406 0.16152 -0.05257 0.00278 -0.08340 0.00385 -0.05888 0.24177 0.15365 0.21694 0.01411 0.38159 -0.13542 0.49445 -0.04977 -0.08751 0.00212 0.07892 0.28546
1.00000 0.51063 0.25233 0.07276 0.23416 0.17863 0.02365 -0.07016 -0.04481 0.04514 -0.16105 0.15167 0.07851 0.23476 -0.12159 0.35589 -0.19769 0.44193 -0.04361 0.08075 -0.05366 0.03861 0.23392
1.00000 0.12580 -0.05373 0.22825 0.08343 0.00490 0.05719 -0.07824 -0.08299 -0.14902 0.12961 0.18062 0.16213 -0.19152 0.38552 -0.16123 0.45758 -0.09104 -0.05172 -0.06012 0.00683 0.18410
1.00000 -0.03220 0.13536 0.23546 0.01988 -0.03263 0.11188 0.09304 0.29763 -0.06790 -0.06231 -0.03581 0.18981 0.11114 0.16467 0.26479 0.10136 -0.01842 -0.12751 0.11134 0.00814
X3 --------
Covariance Matrix to be Analyzed
X22 X25 X26 X1 X2
X22 -------1.00000 0.26820 0.13116 0.00167 -0.03604
X25 --------
X26 --------
X1 --------
X2 --------
1.00000 -0.02042 -0.02265 -0.00426
1.00000 -0.00351 0.19170
1.00000 -0.00367
1.00000
15
X3 X4 X5 X7 X8 X9 X11 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X23 X24
-0.03614 0.03231 0.06923 -0.11442 0.10411 0.07776 0.33861 -0.01289 -0.03772 0.00434 0.22753 0.36425 -0.03138 0.05030 0.07323
-0.22351 -0.10883 -0.02779 -0.12773 -0.05712 0.01037 0.14261 0.03290 -0.02921 0.19553 0.03738 -0.05867 0.10630 0.06126 0.07117
0.15095 0.14508 0.26666 -0.16128 0.17373 -0.18047 0.13041 0.31338 0.15740 0.28521 0.11508 0.05812 -0.06698 0.05547 0.08919
-0.16761 0.00589 -0.03069 -0.10480 0.05405 -0.19337 -0.13853 0.04725 0.22151 -0.05702 0.03706 -0.02919 -0.05518 -0.18200 0.01994
-0.12332 0.00947 0.14892 -0.07158 0.24961 0.01594 -0.21873 0.08227 0.25329 0.07231 -0.17154 -0.05126 -0.27147 -0.04356 0.16342
1.00000 0.29080 0.10528 -0.03123 -0.18750 0.00072 0.18869 -0.03963 -0.16636 0.03559 0.13133 0.05120 0.24146 -0.07290 0.05934
Covariance Matrix to be Analyzed
X4 X5 X7 X8 X9 X11 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X23 X24
X4 -------1.00000 0.07257 -0.03372 -0.02348 -0.04111 0.09171 -0.06341 -0.00532 0.09537 0.07947 0.14363 0.09569 -0.14254 0.18171
X5 --------
X7 --------
X8 --------
X9 --------
X11 --------
1.00000 -0.10511 0.02415 -0.12302 -0.05268 -0.03140 0.33790 -0.02590 0.16490 -0.09238 -0.07387 -0.04339 -0.16652
1.00000 -0.00512 0.17833 -0.17237 0.07433 -0.31905 0.15802 -0.19525 -0.18752 0.06311 -0.00622 -0.09656
1.00000 -0.00091 0.08624 0.14472 0.32033 0.25667 0.10115 -0.02526 0.04166 0.09191 0.14096
1.00000 0.00493 -0.02088 -0.25507 0.15429 -0.21694 -0.03744 -0.01474 0.08680 0.14038
1.00000 -0.11725 0.05797 0.12448 0.30337 0.25233 0.21002 0.04416 0.11930
Covariance Matrix to be Analyzed
X16 X17 X18 X19 X20 X21 X23 X24
X16 -------1.00000 -0.08675 0.31770 0.04841 -0.01720 0.09400 0.11330 0.06844
X17 --------
X18 --------
X19 --------
X20 --------
X21 --------
1.00000 -0.09483 0.10273 -0.07647 -0.18941 -0.02733 -0.04203
1.00000 -0.03068 0.00973 0.06255 0.08574 0.13786
1.00000 0.35271 0.36805 -0.10630 -0.10617
1.00000 0.04105 -0.04123 0.01604
1.00000 -0.13408 -0.03495
16
Covariance Matrix to be Analyzed X23 -------1.00000 -0.03424
X23 X24
X24 -------1.00000
ANALISA DATA Number of Iterations = 11 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) Structural Equations
X6 =
- 0.058048*X1 - 0.024161*X2 + 0.041283*X3 + 0.049237*X4 + 0.036436*X5, Errorvar.= 0.98798 , R² = 0.012019 (0.11158) (0.11226) (0.11830) (0.11514) (0.11198) (0.15430) -0.52024 -0.21522 0.34896 0.42764 0.32539 6.40312
X10 = 0.11689*X7 + 0.17877*X8 - 0.028820*X9, Errorvar.= 0.95495 , R² = 0.045048 (0.10967) (0.10792) (0.10967) (0.14914) 1.06583 1.65657 -0.26278 6.40312 X12 = 0.24496*X16 - 0.075341*X17 + 0.40948*X18, Errorvar.= 0.69385 , R² = 0.30615 (0.097188) (0.092570) (0.097260) (0.10836) 2.52049 -0.81388 4.21016 6.40312 X13 = 0.23061*X16 - 0.14402*X17 + 0.35501*X18, Errorvar.= 0.73257 , R² = 0.26743 (0.099863) (0.095118) (0.099937) (0.11441) 2.30927 -1.51414 3.55233 6.40312 X14 = 0.26056*X16 - 0.10402*X17 + 0.36494*X18, Errorvar.= 0.71579 , R² = 0.28421 (0.098713) (0.094022) (0.098786) (0.11179) 2.63953 -1.10635 3.69424 6.40312 X15 =
- 0.038401*X10 + 0.24854*X12 + 0.18866*X13 - 0.077508*X14 + 0.19343*X11, Errorvar.= 0.85544 , R² = 0.14989 (0.10222) (0.10958) (0.10890) (0.10928) (0.10216) (0.13360) -0.37568 2.26811 1.73238 -0.70924 1.89341 6.40312
X22 = 0.15388*X19 + 0.31412*X20 - 0.10091*X21, Errorvar.= 0.84740 , R² = 0.15260 (0.11735) (0.10921) (0.10991) (0.13234) 1.31122 2.87630 -0.91816 6.40312
17
X25 = 0.063776*X23 + 0.073354*X24, Errorvar.= 0.99087 , R² = 0.0091277 (0.10999) (0.10999) (0.15475) 0.57983 0.66691 6.40312 X26 = 0.37178*X6 + 0.065984*X10 + 0.26303*X15 + 0.15761*X22 - 0.15159*X25, Errorvar.= 0.78112 , R² = 0.25060 (0.097603) (0.097646) (0.097356) (0.097622) (0.097603) (0.12199) 3.80909 0.67575 2.70178 1.61449 -1.55314 6.40312
Reduced Form Equations X6 = 0.0*
- 0.058048*X1 - 0.024161*X2 + 0.041283*X3 + 0.049237*X4 + 0.036436*X5 + 0.0*X7 + 0.0*X8 + 0.0*X9 + 0.0*X11 (0.11158) (0.11226) (0.11830) (0.11514) (0.11198) -0.52024 -0.21522 0.34896 0.42764 0.32539 + 0.0*X16 + 0.0*X17 + 0.0*X18 + 0.0*X19 + 0.0*X20 + 0.0*X21 + 0.0*X23 + 0.0*X24
, Errorvar.= 0.98798, R² = 0.012019
X10 = 0.0*X1 + 0.0*X2 + 0.0*X3 + 0.0*X4 + 0.0*X5 + 0.11689*X7 + 0.17877*X8 - 0.028820*X9 + 0.0*X11 + 0.0*X16 + 0.0*X17 (0.10967) (0.10792) (0.10967) + X17 + 1.06583 1.65657 -0.26278 + 0.0*X18 + 0.0*X19 + 0.0*X20 + 0.0*X21 + 0.0*X23 + 0.0*X24, Errorvar.= 0.95495, R² = 0.045048
+
X12 = 0.0*X1 + 0.0*X2 + 0.0*X3 + 0.0*X4 + 0.0*X5 + 0.0*X7 + 0.0*X8 + 0.0*X9 + 0.0*X11 + 0.24496*X16 - 0.075341*X17 (0.097188) (0.092570) 2.52049 -0.81388 + 0.40948*X18 + 0.0*X19 + 0.0*X20 + 0.0*X21 + 0.0*X23 + 0.0*X24, Errorvar.= 0.69385, R² = 0.30615 (0.097260) 4.21016 X13 = 0.0*X1 + 0.0*X2 + 0.0*X3 + 0.0*X4 + 0.0*X5 + 0.0*X7 + 0.0*X8 + 0.0*X9 + 0.0*X11 + 0.23061*X16 - 0.14402*X17 (0.099863) (0.095118) 2.30927 -1.51414 + 0.35501*X18 + 0.0*X19 + 0.0*X20 + 0.0*X21 + 0.0*X23 + 0.0*X24, Errorvar.= 0.73257, R² = 0.26743 (0.099937) 3.55233
18
X14 = 0.0*X1 + 0.0*X2 + 0.0*X3 + 0.0*X4 + 0.0*X5 + 0.0*X7 + 0.0*X8 + 0.0*X9 + 0.0*X11 + 0.26056*X16 - 0.10402*X17 (0.098713) (0.094022) 2.63953 -1.10635 + 0.36494*X18 + 0.0*X19 + 0.0*X20 + 0.0*X21 + 0.0*X23 + 0.0*X24, Errorvar.= 0.71579, R² = 0.28421 (0.098786) 3.69424 X15 = 0.0*X1 + 0.0*X2 + 0.0*X3 + 0.0*X4 + 0.0*X5 - 0.0044889*X7 - 0.0068651*X8 + 0.0011067*X9 + 0.19343*X11 (0.012669) (0.018738) (0.0051397) (0.10216) 196* -0.35431 -0.36638 0.21533 1.89341 + 0.084196*X16 - 0.037834*X17 + 0.14046*X18 + 0.0*X19 + 0.0*X20 + 0.0*X21 + 0.0*X23 + 0.0*X24 (0.046978) (0.034245) (0.062085) 1.79223 -1.10481 2.26247
93008
, Errorvar.= 0.93008, R² = 0.075706
X22 = 0.0*X1 + 0.0*X2 + 0.0*X3 + 0.0*X4 + 0.0*X5 + 0.0*X7 + 0.0*X8 + 0.0*X9 + 0.0*X11 + 0.0*X16 + 0.0*X17 + 0.0*X18 + 0.15388*X19 + 0.31412*X20 - 0.10091*X21 + 0.0*X23 + 0.0*X24, Errorvar.= 0.84740, R² = 0.15260 (0.11735) (0.10921) (0.10991) 1.31122 2.87630 -0.91816 X25 = 0.0*X1 + 0.0*X2 + 0.0*X3 + 0.0*X4 + 0.0*X5 + 0.0*X7 + 0.0*X8 + 0.0*X9 + 0.0*X11 + 0.0*X16 + 0.0*X17 + 0.0*X18 + 0.0*X19 + 0.0*X20 + 0.0*X21 + 0.063776*X23 + 0.073354*X24, Errorvar.= 0.99087, R² = 0.0091277 (0.10999) (0.10999) 0.57983 0.66691 X26 = 6106*
- 0.021581*X1 - 0.0089826*X2 + 0.015348*X3 + 0.018305*X4 + 0.013546*X5 + 0.0065325*X7 + 0.0099904*X8 (0.041868) (0.041803) (0.044166) (0.043074) (0.041783) (0.013328) (0.019078) -0.51546 -0.21488 0.34750 0.42497 0.32421 0.49014 0.52366 - 0.0016106*X9 + 0.050878*X11 + 0.022146*X16 - 0.0099517*X17 + 0.036947*X18 + 0.024252*X19 + 0.049508*X20 (0.0067881) (0.032812) (0.014828) (0.0097316) (0.021300) (0.023828) (0.035165) -0.23727 1.55056 1.49351 -1.02262 1.73460 1.01783 1.40787 - 0.015904*X21 - 0.0096678*X23 - 0.011120*X24, Errorvar.= 1.02874, R² = 0.013038 (0.019927) (0.017798) (0.018146) -0.79812 -0.54321 -0.61280
19
Correlation Matrix of Independent Variables X1 -------1.00000 (0.15617) 6.40312
X2 --------
X2
-0.00367 (0.11043) -0.03323
1.00000 (0.15617) 6.40312
X3
-0.16761 (0.11197) -1.49689
-0.12332 (0.11127) -1.10831
1.00000 (0.15617) 6.40312
X4
0.00589 (0.11043) 0.05331
0.00947 (0.11044) 0.08573
0.29080 (0.11501) 2.52856
1.00000 (0.15617) 6.40312
X5
-0.03068 (0.11048) -0.27773
0.14892 (0.11165) 1.33382
0.10528 (0.11104) 0.94811
0.07257 (0.11072) 0.65544
1.00000 (0.15617) 6.40312
X7
-0.10480 (0.11104) -0.94384
-0.07158 (0.11071) -0.64649
-0.03122 (0.11049) -0.28262
-0.03372 (0.11049) -0.30516
-0.10511 (0.11104) -0.94660
1.00000 (0.15617) 6.40312
X8
0.05405 (0.11059) 0.48873
0.24961 (0.11382) 2.19303
-0.18750 (0.11236) -1.66880
-0.02348 (0.11046) -0.21255
0.02415 (0.11046) 0.21860
-0.00512 (0.11043) -0.04637
X9
-0.19337 (0.11248) -1.71919
0.01594 (0.11045) 0.14433
0.00072 (0.11043) 0.00656
-0.04111 (0.11052) -0.37192
-0.12302 (0.11126) -1.10566
0.17833 (0.11217) 1.58977
X11
-0.13853 (0.11149) -1.24258
-0.21873 (0.11304) -1.93494
0.18869 (0.11238) 1.67903
0.09171 (0.11089) 0.82695
-0.05268 (0.11058) -0.47634
-0.17237 (0.11206) -1.53819
X16
0.04725 (0.11055) 0.42736
0.08227 (0.11080) 0.74243
-0.03963 (0.11052) -0.35863
-0.06341 (0.11065) -0.57305
-0.03140 (0.11049) -0.28419
0.07433 (0.11074) 0.67124
X17
0.22151 (0.11311) 1.95839
0.25329 (0.11392) 2.22342
-0.16636 (0.11195) -1.48603
-0.00532 (0.11043) -0.04816
0.33790 (0.11657) 2.89880
-0.31905 (0.11592) -2.75243
X1
X3 --------
X4 --------
X5 --------
X7 --------
20
X18
-0.05702 (0.11061) -0.51547
0.07231 (0.11072) 0.65309
0.03559 (0.11050) 0.32210
0.09537 (0.11093) 0.85975
-0.02590 (0.11047) -0.23441
0.15802 (0.11180) 1.41339
X19
0.03706 (0.11051) 0.33540
-0.17154 (0.11204) -1.53100
0.13133 (0.11138) 1.17912
0.07947 (0.11078) 0.71739
0.16490 (0.11192) 1.47334
-0.19525 (0.11252) -1.73530
X20
-0.02919 (0.11048) -0.26420
-0.05126 (0.11058) -0.46357
0.05120 (0.11058) 0.46300
0.14363 (0.11156) 1.28741
-0.09238 (0.11090) -0.83302
-0.18752 (0.11236) -1.66898
X21
-0.05518 (0.11060) -0.49892
-0.27147 (0.11443) -2.37240
0.24146 (0.11361) 2.12543
0.09569 (0.11094) 0.86261
-0.07387 (0.11073) -0.66709
0.06311 (0.11065) 0.57037
X23
-0.18200 (0.11225) -1.62144
-0.04356 (0.11054) -0.39410
-0.07289 (0.11072) -0.65835
-0.14254 (0.11155) -1.27784
-0.04339 (0.11054) -0.39256
-0.00622 (0.11043) -0.05635
X24
0.01994 (0.11045) 0.18053
0.16342 (0.11190) 1.46046
0.05934 (0.11063) 0.53639
0.18171 (0.11224) 1.61894
-0.16652 (0.11195) -1.48742
-0.09656 (0.11095) -0.87033
X17 --------
X18 --------
Correlation Matrix of Independent Variables X8 -------1.00000 (0.15617) 6.40312
X9 --------
X9
-0.00091 (0.11043) -0.00828
1.00000 (0.15617) 6.40312
X11
0.08624 (0.11084) 0.77804
0.00493 (0.11043) 0.04467
1.00000 (0.15617) 6.40312
X16
0.14472 (0.11158) 1.29698
-0.02088 (0.11046) -0.18906
-0.11725 (0.11119) -1.05452
1.00000 (0.15617) 6.40312
X17
0.32033
-0.25507
0.05797
-0.08675
X8
X11 --------
X16 --------
1.00000
21
(0.11596) 2.76244
(0.11397) -2.23810
(0.11062) 0.52407
(0.11085) -0.78261
(0.15617) 6.40312
X18
0.25667 (0.11401) 2.25127
0.15429 (0.11174) 1.38082
0.12448 (0.11128) 1.11858
0.31770 (0.11587) 2.74185
-0.09483 (0.11093) -0.85484
1.00000 (0.15617) 6.40312
X19
0.10115 (0.11100) 0.91130
-0.21694 (0.11300) -1.91982
0.30337 (0.11540) 2.62882
0.04841 (0.11056) 0.43787
0.10273 (0.11101) 0.92539
-0.03068 (0.11048) -0.27770
X20
-0.02526 (0.11047) -0.22865
-0.03744 (0.11051) -0.33882
0.25233 (0.11389) 2.21550
-0.01720 (0.11045) -0.15577
-0.07647 (0.11075) -0.69043
0.00973 (0.11044) 0.08808
X21
0.04166 (0.11053) 0.37691
-0.01474 (0.11044) -0.13346
0.21002 (0.11284) 1.86121
0.09400 (0.11092) 0.84745
-0.18941 (0.11239) -1.68522
0.06255 (0.11065) 0.56534
X23
0.09191 (0.11090) 0.82874
0.08680 (0.11085) 0.78310
0.04416 (0.11054) 0.39951
0.11330 (0.11114) 1.01945
-0.02733 (0.11047) -0.24739
0.08574 (0.11084) 0.77358
X24
0.14096 (0.11152) 1.26395
0.14038 (0.11151) 1.25885
0.11930 (0.11121) 1.07270
0.06844 (0.11069) 0.61830
-0.04202 (0.11053) -0.38022
0.13786 (0.11148) 1.23668
Correlation Matrix of Independent Variables X19 -------1.00000 (0.15617) 6.40312
X20 --------
X20
0.35271 (0.11710) 3.01206
1.00000 (0.15617) 6.40312
X21
0.36805 (0.11767) 3.12772
0.04105 (0.11052) 0.37139
1.00000 (0.15617) 6.40312
X23
-0.10630 (0.11105) -0.95719
-0.04123 (0.11053) -0.37302
-0.13408 (0.11142) -1.20338
X19
X21 --------
X23 --------
X24 --------
1.00000 (0.15617) 6.40312
22
X24
-0.10617 (0.11105) -0.95604
0.01604 (0.11045) 0.14520
-0.03495 (0.11050) -0.31627
-0.03424 (0.11050) -0.30988
1.00000 (0.15617) 6.40312
Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 157 Minimum Fit Function Chi-Square = 287.49203 (P = 0.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 255.98523 (P = 0.00000) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 98.98523 90 Percent Confidence Interval for NCP = (59.06642 ; 146.81277) Minimum Fit Function Value = 2.90396 Population Discrepancy Function Value (F0) = 1.20714 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.72032 ; 1.79040) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.087686 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.067735 ; 0.10679) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.0018392 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 7.85348 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (7.36666 ; 8.43674) ECVI for Saturated Model = 8.56098 ECVI for Independence Model = 9.20191 Chi-Square for Independence Model with 325 Degrees of Freedom = 702.55675 Independence AIC = 754.55675 Model AIC = 643.98523 Saturated AIC = 702.00000 Independence CAIC = 848.29117 Model CAIC = 1343.38824 Saturated CAIC = 1967.41474 Normed Fit Index (NFI) = 0.59079 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.28454 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.28540 Comparative Fit Index (CFI) = 0.65438 Incremental Fit Index (IFI) = 0.76081 Relative Fit Index (RFI) = 0.15291 Critical N (CN) = 70.26553
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.082711 Standardized RMR = 0.082360
23
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.83410 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.62910 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.37309 The Modification Indices Suggest to Add the Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate X10 X12 8.5 0.32 X12 X13 11.1 0.36 X12 X14 16.7 0.44 X13 X12 11.1 0.38 X13 X14 8.7 0.33 X14 X12 16.7 0.46 X14 X13 8.7 0.32 X22 X25 8.2 0.29 X15 X5 11.3 0.35 The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance Between and Decrease in Chi-Square New Estimate X13 X12 11.1 0.26 X14 X12 16.7 0.32 X14 X13 8.7 0.24 X13 X12 11.1 0.26 X14 X12 16.7 0.32 X14 X13 8.8 0.24 X16 X12 13.0 -0.55 X16 X13 11.1 -0.54 X16 X14 19.7 -0.78 X16 X16 19.2 2.14 X17 X16 10.0 -0.79 X18 X12 26.3 -0.58 X18 X13 14.9 -0.44 X18 X14 13.6 -0.44 X18 X16 30.0 1.12 X18 X17 9.6 -0.50 X18 X18 21.6 1.05 X24 X16 8.7 -0.58 X24 X17 8.1 1.16 X24 X18 10.9 -0.42
The Problem used
750408 Bytes (= Time used:
1.1% of Available Workspace)
3.172 Seconds
24
1
Lampiran 8-A. Tabulasi Analisis Deskriptif Tabel 1. Analisis deskriptif peubah informasi pasar (X 3 ) Peubah
Skor
X3
,00
1
1,00
0
2,00
51
3,00
39
4,00
9
5,00
0
Total
Frekuensi
Persen
100
Deskripsi Skor
1,0 SKOR = 5 (amat terbuka), jika responden memilih empat pilihan. 0 SKOR = 4, (terbuka) jika responden memilih tiga 51,0 pilihan. 39,0 SKOR = 3, (terbatas) jika responden memilih dua pilihan. 9,0 SKOR = 2, (amat terbatas) jika responden memilih 0 satu pilihan. SKOR = 1, (tertutup) jika responden tidak mempunyai sumber informasi harga. 100,0 Sumber informasi harga pasar: (1) Perusahaan, (2) Pedagang pengumpul, (3) Pasar desa, dan (4) Kerabat/tetangga.
Tabel 2. Analisis deskriptif peubah sarana pendukung (X 5 ) Peubah
Skor
X5
1,00
12
2,00
60
3,00
20
4,00
1
5,00
7
Total
Frekuensi
Persen
100
Deskripsi Skor
12,0 SKOR = 5, jika responden memilih angka 1. SKOR = 4, jika responden memilih angka 1 dan 2. 60,0 SKOR = 3, jika responden memilih angka 2. 20,0 SKOR = 2, jika responden memilih angka (1, 2, dan 1,0 3), atau (1 dan 3), atau (2 dan 3) SKOR = 1, jika responden memilih angka 3 saja. 7,0
100,0
Untuk mencapai lahan garapan yang anda kelola di dalam kawasan, apakah prasarana transportasi berikut tersedia : (1) Jalan segala cuaca (dapat ditempuh baik musim hujan dan kemarau), (2) Jalan kering (tidak dapat/sulit ditempuh pada musim hujan), dan (3) Jalan setapak.
Tabel 3. Analisis deskriptif peubah penerimaan kotor komoditas utama yang dihitung setara dengan beras yang dikonsumsi responden (X 2 ) Peubah
Skor
X2
1
34
2
3
3
63
Total
Frekuensi
Persen
100
Deskripsi Skor
34,0 Skor 1 = Defisit (penerimaan kotor komoditas utama yang dihitung setara dengan beras 3,0 yang dikonsumsi responden, kurang dari total 63,0 konsumsi beras rumah tangga per tahun) Skor 2 = Berimbang (penerimaan kotor komoditas utama yang dihitung setara dengan beras yang dikonsumsi responden, sama dengan total konsumsi beras rumah tangga per tahun) 100,0 Skor 3 = Surplus (penerimaan kotor komoditas utama yang dihitung setara dengan beras yang dikonsumsi responden, lebih besar dari total konsumsi beras rumah tangga per tahun)
2
Tabel 4. Analisis deskriptif peubah tingkat partisipasi responden (X7) Peubah X7
Skor
Frekuensi
1,00
5
2,00
15
Persen
5,0 SKOR = 1. Partisipasi Manipulatif dan 15,0
3,00
2
2,0
4,00
41
41,0
5,00
17
17,0
6,00
13
13,0
7,00 Total
7 100
Deskripsi Skor
7,0 100,0
dekoratif SKOR = 2. Partisipasi Pasif SKOR = 3. Partisipasi Memberi informasi dan konsultasi SKOR = 4. Partisipasi Insentif material SKOR = 5. Partisipasi Fungsional SKOR = 6. Partisipasi Interaktif SKOR = 7. Partisipasi Selfmobilization/Mandiri
Tabel 5. Analisis deskriptif peubah tingkat keberdayaan responden (X 9 ) Peubah X9
Skor
Frekuensi
Persen
Deskripsi Skor
,00
20
20,0
1,00
20
20,0
2,00
14
14,0
SKOR = 5; jika responden mendapat tiga pendampingan a, b, dan c SKOR = 4; jika responden mendapat dua pendampingan a dan b. SKOR = 3; jika responden mendapat dua pendampingn a dan c; SKOR = 2; jika responden mendapat dua pendampingan b dan c; SKOR = 1; jika responden mendapat satu pendampingan hanya a atau b atau c. Pendampingan: a) Pendampingan hukum dan berhasil. b) Penguatan pengorganisasian kelompok untuk menangani konflik dan berhasil. c) Penguatan usaha ekonomi rumah tangga dan berhasil melepas ketergantungan ekonomi.
3,00
5
5,0
4,00
10
10,0
5,00
31
31,0
Total
100
100,0
Tabel 6. Analisis deskriptif peubah tingkat ordinasi responden (X 10 ) Peubah X10
Skor ,00
Frekuensi 1
Persen 1,0
1,00
16
16,0
2,00
53
53,0
3,00
13
13,0
4,00
12
12,0
5,00
5
5,0
Total
100
100,0
Deskripsi Skor SKOR = 1. Responden samasekali belum tahu tentang status dan fungsi kawasan hutan Bukit Rigis. SKOR = 2. Responden tahu kawasan dari pihak ketiga, tetapi tidak pernah diberitahu tentang penetapan satus dan fungsi kawasan oleh pemerintah. SKOR = 3. Responden hanya diberitahu oleh pemerintah tanpa diberi kesempatan bertanya jika masyarakat tidak sepakat dengan status dan fungsi kawasan. SKOR = 4. Responden diajak bicara tetapi
3
kepentingan masyarakat masih diabaikan (tidak ditindaklanjuti) oleh pemerintah. SKOR = 5. Responden diajak bicara dan kepentingannya diperhatikan/dipenuhi oleh pemerintah.
Tabel 7. Analisis Deskriptif persepsi tentang status kawasan hutan negara (X 12 ) Peubah X12
Skor Frekuensi ,00 1 1,00 12 2,00 16 3,00 34 4,00 34 5,00 3 Total 100
Persen Deskripsi Skor SKOR = 1. Saya tidak tahu dengan yang dimaksud 1,0 STATUS kawasan hutan lindung dan 12,0 semua itu adalah urusan negara dan 16,0 bukan urusan saya. 34,0 SKOR = 2. Saya tahu tapi amat tidak paham dengan 34,0 yang dimaksud STATUS kawasan hutan 3,0 lindung. 100,0 SKOR = 3. Saya tahu tapi tidak paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. SKOR = 4. Saya tahu dan paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung. SKOR = 5. Saya tahu dan amat paham dengan yang dimaksud STATUS kawasan hutan lindung.
Tabel 8. Analisis deskriptif persepsi tentang fungsi lingkungan dari hutan (X 13 ) Peubah X13
Skor Frekuensi ,00 1 1,00 8 2,00 12 3,00 26 4,00 49 5,00 4 Total 100
Persen Deskripsi Skor SKOR = 1. Saya tidak tahu dengan yang dimaksud 1,0 FUNGSI kawasan hutan lindung dan 8,0 semua itu adalah urusan negara dan 12,0 bukan urusan saya. 26,0 SKOR = 2. Saya tahu tapi amat tidak paham dengan 49,0 yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan 4,0 lindung. 100,0 SKOR = 3. Saya tahu tapi tidak paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. SKOR = 4. Saya tahu dan paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung. SKOR = 5. Saya tahu dan amat paham dengan yang dimaksud FUNGSI kawasan hutan lindung.
4
Tabel 9. Analisis deskriptif persepsi tentang desentralisasi pengelolaan kawasan hutan (X 14 ). Peubah X14
Skor ,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frekuensi 1 32 1 20 41 5 100
Persen 1,0 32,0 1,0 20,0 41,0 5,0 100,0
Deskripsi Skor Identifikasi apakah terdapat kata kunci berikut dalam penjelasan responden ttg desentralisasi/otonomi PSDH? (a) Pemda Propinsi atau pusat hanya mengatur PSDH. (b) PSDH oleh pemda kabupaten. (c) Masyarakat berhak dan bertanggung jawab ikut mengelola. (d) Tidak mengerti tentang desentralisasi/otonomi PSDH. Lalu beri: SKOR = 1 ; Jika kata kunci hanya d. SKOR = 2 ; jika ada dua kata kunci a dan b; atau satu kata kunci hanya a. SKOR = 3 ; jika ada satu kata kunci b atau c. SKOR = 4 ; jika ada dua kata kunci b dan c. SKOR = 5 ; jika ada tiga kata kunci a, b, dan c.
Tabel 10. Analisis deskriptif tingkat pendidikan responden (X 16 ) Peubah X16
Skor 1,00 4,00 5,00 6,00 9,00 Total
Frekuensi 1 70 16 11 2 100
Persen 1,0 70,0 16,0 11,0 2,0 100,0
Deskripsi Skor Pendidikan formal yang ditempuh: SKOR = 1 ; Tidak pernah sekolah SKOR = 2 ; Belum usia sekolah SKOR = 3 ; TK SKOR = 4 ; SD / M. Ibtidaiyah atau drop out SKOR = 5 ; SLTP Umum/kejuruan/M.Tsanawiyah atau drop out SKOR = 6 ; SMU/kejuruan/M. Aliyah atau drop out SKOR = 7 ; Diploma I/II SKOR = 8 ; Diploma III/Sarmud SKOR = 9 ; Diploma IV/S1
Tabel 11. Analisis deskriptif lama tinggal di kawasan (X 17 ), Peubah X17
Skor Frekuensi Persen 1,00 6 6,0 2,00 9 9,0 3,00 59 59,0 4,00 26 26,0 Total 100 100,0
Deskripsi Skor Skor = 1 , responden tidak menjawab, cenderung riwayat kedatangannya tidak ingin diketahui orang lain Skor =2, Berdasarkan lama tinggal, kedatangannya terjadi pada periode Transmigrasi BRN (thn 51-53) Skor = 3, Berdasarkan lama tinggal, kedatangannya terjadi pada periode pasca Transmigrasi BRN hingga tahun 1994 (sebelum BATB Reg 45 dibuat). Skor = 4, Berdasarkan lama tinggal, responden datang setelah BATB 1994 dibuat.
5
Tabel 12. Analisis deskriptif kosmopolitansi responden (X 18 ) Peubah X18
Skor Frekuensi ,00 1 1,00 7 2,00 31 3,00 36 4,00 16 5,00 9 Total 100
Persen Deskripsi Skor Sumber informasi responden dalam memahami 1,0 otonomi, status dan fungsi kawasan hutan lindung 7,0 Bukit Rigis. (Boleh pilih lebih dari satu): 31,0 a) Media masa/buku yang didapat secara 36,0 mandiri. 16,0 b) Teman dekat/tetangga/tokoh masyarakat 9,0 setempat, c) Pendamping 100,0 d)
Lembaga penelitian/perguruan tinggi/dinas pemerintah. e) Tidak pernah memperoleh informasi. Beri nilai: SKOR = 5; Jika responden mendapat empat sumber selain e; SKOR = 4; Jika responden mendapat tiga sumber selain e; SKOR = 3; Jika responden mendapat dua sumber selain e; SKOR = 2; Jika responden mendapat satu sumber selain e, SKOR = 1; Jika responden hanya memilih e.
Tabel 13. Analisis deskriptif keterlibatan aktif responden dalam berdialog dan negosiasi (X 15 )
Peubah
X15
Skor
Frekuensi
Persen
,00
1
1,0
1,00
50
50,0
2,00
27
27,0
3,00
7
7,0
4,00
14
14,0
5,00
1
1,0
Total
100
100,0
Deskripsi skor
Tidak menjawab; SKOR = 0 Tidak pernah; SKOR = 1 Amat jarang; SKOR = 2 Jarang; SKOR = 3 Sering; SKOR = 4 Amat sering; SKOR = 5
Tabel 14. Analisis deskriptif peubah penguasaan lahan diluar kawasan (X 19 ) Peubah X19
Skor
Frekuensi
1,00
36
2,00
27
3,00
18
4,00
9
5,00
4
6,00
6
Total 100
Persen
Deskripsi Skor
36,0 Skor 1 = Tidak memiliki lahan pertanian di luar kawasan 27,0 Skor 2 = Memiliki lahan seluas 0 hingga 0,5 18,0 hektar Skor 3 = Memiliki lahan seluas 0,51 hingga 1 9,0 hektar 4,0 Skor 4 = Memiliki lahan seluas 1,1 hingga 1,5 6,0 hekatr Skor 5 = Memiliki lahan seluas 1,51 hingga 2 hektar 100,0 Skor 6 = Memiliki lahan seluas lebih besar dari 2 hektar
6
Tabel 15. Analisis deskriptif peubah status kepemilikan lahan pertanian yang dikuasai di luar kawasan (X 20 ) Peubah X20
Skor 1,00
Frekuensi 29
2,00
2
3,00
12
4,00
19
5,00
2
6,00
36
Total
100
Persen
Deskripsi Skor
29,0 SKOR = 1 Sertifikat HM/HGU/HGB (Oleh BPN). (Status lahan luar kawasan amat pasti, 2,0 dorongan kebutuhan lahan tambahan 12,0 amat rendah). 19,0 SKOR = 2 Akte Tanah oleh Camat atau PPAT. (Status lahan luar kawasan pasti, 2,0 dorongan kebutuhan lahan tambahan 36,0 amat rendah), SKOR = 3 Surat Keterangan Tanah oleh Perwatin. (Status lahan luar kawasan pasti, dorongan kebutuhan lahan tambahan rendah) SKOR = 4 Surat jual beli atau ganti lahan garapan, bukti girik, bukti Pajak PBB. (Status lahan luar kawasan tidak pasti, 100,0 dorongan kebutuhan lahan tambahan tinggi) SKOR = 5 Tanpa surat keterangan satupun. (Status lahan luar kawasan amat tidak pasti, dorongan kebutuhan lahan tambahan amat tinggi). SKOR = 6 Tidak memiliki lahan di luar kawasan.
Tabel 16. Analisis deskriptif peubah pendapatan rumah tangga di luar kawasan (X 21 ) Peubah X21
Skor
Frekuansi
1,00
70
2,00
4
3,00
26
Total
100
Persen
Deskripsi Skor
70,0 4,0 Skor = 1, Defisit Skor = 2, Seimbang 26,0 Skor = 3, Surplus 100,0
Tabel 17. Analisis deskriptif peubah persepsi tingkat kebutuhan lahan pertanian tambahan (X 22 ) Peubah X22
Skor ,00
Frekuensi 46
1,00
2
2,00
22
3,00
5
4,00
19
5,00
6
Total
100
Persen
Deskripsi SKor
46,0 Skor 0 = Tidak menjawab dan tdk bsa mengestimasi 2,0 Skor 1 = Butuh lahan 0 hingga 0,5 hektar 22,0 Skor 2 = Butuh lahan 0,51 hingga 1 hektar 5,0 Skor 3 = Butuh lahan 1,1 hingga 1,5 hekatr Skor 4 = Butuh lahan 1,51 hingga 2 hektar 19,0 Skor 5 = Butuh lahan lebih besar dari 2 hektar 6,0 100,0
7
Tabel 17. Analisis deskriptif peubah etik antroposentris (X 23 ) Peubah X23
Skor
Frekuensi
,00
1
1,00
22
2,00
70
3,00
5
4,00
1
5,00
1
Total 100
Persen
Deskripsi Skor
1,0 Saya berkeyakinan berkeyakinan bahwa manusia adalah dominan terhadap alam dan 22,0 oleh karenanya alam dapat dimanfaatkan 70,0 semata-mata untuk kehidupan dan 5,0 kesejahteraan dirinya. SKOR = 1, Amat meyakini. 1,0 SKOR = 2, Meyakini. 1,0 SKOR = 3, Tidak meyakini. SKOR = 4, Amat tidak meyakini. SKOR = 5, Menolak paham tersebut. 100,0 Catatan: satu responden tidak menjawab.
Tabel 18. Analisis deskriptif peubah etik ekosentris (X 24 )
Peubah X24
Skor
Frekuansi
,00
1
1,00
1
2,00
1
3,00
3
4,00
85
5,00
9
Total
100
Persen
Deskripsi Skor
1,0 Saya berkeyakinan bahwa manusia adalah bagian dari alam dan oleh karenanya 1,0 pemanfaatan sumberdaya alam harus 1,0 memperhatikan kepentingan mahluk lain. SKOR = 1, Menolak paham tersebut. 3,0 SKOR = 2, Amat tidak meyakini. 85,0 SKOR = 3, Tidak meyakini. 9,0 SKOR = 4, Meyakini. SKOR = 5, Amat meyakini. 100,0 Catatan: satu responden tidak menjawab.
Tabel 19. Analisis deskriptif peubah etik lingkungan (X 25 )
Peubah X25
Skor
Frekuansi
,00
1
1,00
14
2,00
52
3,00
28
4,00
4
5,00
1
Total
100
Persen
Deskripsi Skor
1,0 Manifestasi etik lingkungan responden dalam penanganan konflik adalah perilaku praktek 14,0 (berdasarkan paham dan keyakinan responden 52,0 tentang lingkungan hidup disekitarnya) yang 28,0 dilihat dari kegiatan mereka dalam PSDA. 4,0 SKOR = 1; Jika total nilai berada antara 16-20 = 1,0 sangat baik; SKOR = 2; Jika total nilai berada antara 12-16 = baik; SKOR = 3; Jika total nilai berada antara 8-12 = sedang; 100,0 SKOR = 4; Jika total nilai berada antara 4-8 = buruk; SKOR = 5; Jika total nilai berada antara 0-4 = sangat buruk; Catatan: satu responden tidak menjawab.
8
Tabel 20. Analisis deskriptif peubah eskalasi konflik (X26) Peubah X26
Skor
Frekuensi
Persen
Deskripsi skor
1,00
36
36,0
2,00
38
3,00
23
4,00
3
38,0 Skor = 1, Tanpa konflik 23,0 Skor = 2, Potensi konflik Skor = 3, Konflik laten 3,0 Skor = 4, Konflik permukaan 0 Skor = 5, Konflik terbuka
5,00
0
Total
100
100,0
Keterangan 1. Tanpa Konflik Kesan umum masalah status, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis adalah baik. Setiap kelompok/pihak hidup berdampingan secara damai. Jika ada perbedaan selalu dibicarakan secara transparan 1) Tidak ada perbedaan kepentingan yang terjadi. 2) Perilaku masyarakat dengan pemerintah selama ini selaras. 2. Potensi Konflik 1) Terjadi perbedaan kepentingan yang dangkal dan tidak prinsipal. 2) Perilaku masyarakat dengan pemerintah selama ini selaras, dan selalu ada pemecahan. 3. Konlik Laten Sifatnya tersembunyi dan, seperti telah disebutkan di atas perlu diangkat kepermukaan sehingga dapat ditangani secara efektif. 1) Terjadi perbedaan kepentingan yang mendalam/prinsip antara masyarakat dan pemerintah terhadap masalah masalah status, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis. 2) Perilaku antara masyarakat dengan pemerintah selaras tetapi tidak ada pemecahan perbedaan pandangan 4. Konflik Permukaan Memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya karena kesalah-fahaman mengenai sasaran, yang dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi. 1) Terjadi perbedaan kepentingan yang dangkal/tidak prinsipal antara masyarakat dan pemerintah terhadap masalah masalah status, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis. 2) Perilaku antara masyarakat dengan pemerintah bertentangan dan terjadi konfrontasi secara terbuka. 5. Konflik Terbuka Adalah yang berakar dalam dan sangat nyata dan memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya. 1) Terjadi perbedaan kepentingan yang mendalam/prinsipal antara masyarakat dan pemerintah terhadap masalah masalah status, akses, dan tata batas kawasan hutan lindung Bukit Rigis. 2) Perilaku antara masyarakat dengan pemerintah bertentangan dan terjadi konfrontasi secara terbuka.
LAMPIRAN 9. DAFTAR KELOMPOK PENERIMA IZIN HKM DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT, JUNI 2006. No
Nama Klp HKm
No SK
Lokasi Hamparan
Pekon, Kecamatan
Luas hamparan (Ha) 244,5
Jumlah anggota Klp (Org) 65
1
KMPH Sumber Sari
503.522/514/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
2
KMPH Lirikan
503.522/513/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
Simpang Sari, Kec. Sumberjaya Tugusari, Sumberjaya
290
92
3
KMPH Laksana Bawah
503.522/512/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
Tugusari, Sumberjaya
142,5
70
4
KMPH Ulu Petai Lestari
503.522/511/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
Tugusari, Sumberjaya
150
109
5
KMPH Mekarsari Jaya
503.522/510/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
Tugusari, Sumberjaya
270,5
54
6
KMPH Laksana jaya
503.522/509/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
Tugusari, Sumberjaya
184,5
115
7
KMPH Simpang Kodim
503.522/525/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
Tugusari, Sumberjaya
97,5
79
8
KMPH Tritunggal
503.522/524/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
90
97
9
KMPH Gunung Raya
503.522/522/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis
776,75
317
10
KMPH Abung Jaya
503.522/523/IV.05.2/2006
2077,9
800
11
KMPH Sido Makmur
503.522/513/IV.05.2/2006
HL,Reg 45B Bukit Rigis dan Reg 34 Tangkit Tebak HL,Reg 45B Bukit Rigis
Tribudisyukur, Sumberjaya Muara Jaya II, Sumberjaya Pura jaya, Sumberjaya
362,611
271
12
KMPH Wana Mulya
503.522/516/IV.05.2/2006
367,64
203
13
503.522/517/IV.05.2/2006
185,74
138
14
KMPH Wana Marga Rahayu KMPH Wana Jaya
Puramekar, Sumberjaya Ciptawaras, Sumberjaya Semarangjaya, Sumberjaya Mekarjaya, Sumberjaya
721
419
15
KMPH Wana Makmur
503.522/519/IV.05.2/2006
1576,82
627
16
KMPH Ribang Alam
503.522/513/IV.05.2/2006
3535,56
1390
17
KMPH Asahan Lestari
503.522/521/IV.05.2/2006
169,902
214
18
KMPH Air Pakuan
503.522/527/IV.05.2/2006
Purawiwitan, Sumberjaya Muarajaya I, Sumberjaya Muarajaya II, Sumberjaya Sukapura, Sumberjaya
389,19
223
19
KPH Way Lipung/Argomulyo
503.522/526/IV.05.2/2006
Luas dan Argomulyo, Kec. Belalau TOTAL
296,5
170
11929,113
5453
503.522/518/IV.05.2/2006
HL, Reg 39 Kota Agung Utara HL,Reg 45B Bukit Rigis HL, Reg 39 Kota Agung Utara HL, Reg 34 Tangkit Tebak HL, Reg 39 Kota Agung Utara HL,Reg 45B Bukit Rigis HL,Reg 44B Way Tenong Kenali HL,Reg 43B Krui Utara
Data diolah dari Dinas Kehutan dan PSDA Kabupaten Lampung Barat.
Masa berlaku izin
5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006 5 tahun, sejak 30 Juni 2006
LAMPIRAN 10. HASIL UJI STATISTIKA ANALISIS NILAI TENGAH BERPASANGAN
The SAS System
15:07 Thursday, June 16, 2005
57
The GLM Procedure Class Level Information Class KLP
Levels 4
Values Kab Kec LSM Masy
Data for Analysis of G1 G3 Number of Observations Read Number of Observations Used
41 41
Data for Analysis of G2 Number of Observations Read Number of Observations Used
41 40
NOTE: Variables in each group are consistent with respect to the presence or absence of missing values.
1
The SAS System
15:07 Thursday, June 16, 2005
58
The GLM Procedure Dependent Variable: G1
Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
3
12.97945025
4.32648342
4.54
0.0083
Error
37
35.25079365
0.95272415
Corrected Total
40
48.23024390
Source KLP
Source KLP
R-Square
Coeff Var
Root MSE
G1 Mean
0.269114
20.67103
0.976076
4.721951
DF
Type I SS
Mean Square
F Value
Pr > F
3
12.97945025
4.32648342
4.54
0.0083
DF
Type III SS
Mean Square
F Value
Pr > F
3
12.97945025
4.32648342
4.54
0.0083
2
The SAS System
15:07 Thursday, June 16, 2005
59
The GLM Procedure Dependent Variable: G3
Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
3
0.57435385
0.19145128
0.25
0.8635
Error
37
28.77784127
0.77777949
Corrected Total
40
29.35219512
Source KLP
Source KLP
R-Square
Coeff Var
Root MSE
G3 Mean
0.019568
17.07207
0.881918
5.165854
DF
Type I SS
Mean Square
F Value
Pr > F
3
0.57435385
0.19145128
0.25
0.8635
DF
Type III SS
Mean Square
F Value
Pr > F
3
0.57435385
0.19145128
0.25
0.8635
3
The SAS System
15:07 Thursday, June 16, 2005
60
The GLM Procedure Tukey's Studentized Range (HSD) Test for G1 NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher Type II error rate than REGWQ.
Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 37 Error Mean Square 0.952724 Critical Value of Studentized Range 3.80389 Minimum Significant Difference 1.204 Harmonic Mean of Cell Sizes 9.509434 NOTE: Cell sizes are not equal.
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping
Mean
N
KLP
A A A A A
5.4400
10
LSM
5.3143
7
Kab
4.2889
9
Masy
4.2267
15
Kec
B B B B B
4
The SAS System
15:07 Thursday, June 16, 2005
61
The GLM Procedure Tukey's Studentized Range (HSD) Test for G3 NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher Type II error rate than REGWQ.
Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 37 Error Mean Square 0.777779 Critical Value of Studentized Range 3.80389 Minimum Significant Difference 1.0879 Harmonic Mean of Cell Sizes 9.509434 NOTE: Cell sizes are not equal.
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping
Mean
N
KLP
A A A A A A A
5.3714
7
Kab
5.2133
15
Kec
5.0600
10
LSM
5.0444
9
Masy
5
The SAS System
15:07 Thursday, June 16, 2005
62
The GLM Procedure Dependent Variable: G2
Source
DF
Sum of Squares
Mean Square
F Value
Pr > F
Model
3
8.66274603
2.88758201
2.83
0.0518
Error
36
36.67225397
1.01867372
Corrected Total
39
45.33500000
Source KLP
Source KLP
R-Square
Coeff Var
Root MSE
G2 Mean
0.191083
21.36071
1.009294
4.725000
DF
Type I SS
Mean Square
F Value
Pr > F
3
8.66274603
2.88758201
2.83
0.0518
DF
Type III SS
Mean Square
F Value
Pr > F
3
8.66274603
2.88758201
2.83
0.0518
6
The SAS System
15:07 Thursday, June 16, 2005
63
The GLM Procedure Tukey's Studentized Range (HSD) Test for G2 NOTE: This test controls the Type I experimentwise error rate, but it generally has a higher Type II error rate than REGWQ.
Alpha 0.05 Error Degrees of Freedom 36 Error Mean Square 1.018674 Critical Value of Studentized Range 3.80880 Minimum Significant Difference 1.263 Harmonic Mean of Cell Sizes 9.264706 NOTE: Cell sizes are not equal.
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping
Mean
N
KLP
A A A A A
5.5111
9
LSM
4.8571
7
Kab
4.4800
15
Kec
4.2444
9
Masy
B B B B B
7
1
Lampiran 10A. Analisis Deskritif Gaya Mengelola Konflik GMK terhadap Status Lahan
Frequency Valid
Saling menghindar Kompetitif/rep resif Akomodatif Kompromi Kolaborasi Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
2,4
2,4
2,4
4
9,8
9,8
12,2
4
9,8
9,8
22,0
15 17 41
36,6 41,5 100,0
36,6 41,5 100,0
58,5 100,0
GMK terhadap Tata Batas
Frequency Valid
Missing Total
Kompetitif/repr esif Akomodatif Kompromi Kolaborasi Total System
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
7,3
7,5
7,5
1 12 24 40 1 41
2,4 29,3 58,5 97,6 2,4 100,0
2,5 30,0 60,0 100,0
10,0 40,0 100,0
GMK terhadap akses
Frequency Valid
Saling menghindar Kompetitif/repr esif Akomodatif Kompromi
Missing Total
Kolaborasi Total System
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
2,4
2,5
2,5
4
9,8
10,0
12,5
2
4,9
5,0
17,5
17 16 40
41,5 39,0 97,6
42,5 40,0 100,0
60,0 100,0
1 41
2,4 100,0
2
Kesesuaian dg Tupoksi
Frequency Valid
Tidak sesuai dengan tupoksi Sesuai dengan tupoksi Total
Missing Total
System
Percent
Valid Percent
6
14,6
18,8
18,8
26
63,4
81,3
100,0
32 9
78,0 22,0
100,0
41
100,0
Keterlindungan secara individu
Valid
Missing Total
2,00 3,00 4,00 5,00 Total System
Frequency 1 2 19
Percent 2,4 4,9 46,3
Valid Percent 3,8 7,7 73,1
4 26 15 41
9,8 63,4 36,6 100,0
15,4 100,0
Cumulative Percent 3,8 11,5 84,6 100,0
Upaya responden terhadap konflik Status
Valid
1,00 2,00 4,00 5,00 Total
Missing Total
System
Frequency 11 4 19 6
Percent 26,8 9,8 46,3 14,6
Valid Percent 27,5 10,0 47,5 15,0
40 1 41
97,6 2,4 100,0
100,0
Cumulative Percent 27,5 37,5 85,0 100,0
Upaya responden terhadap konflik Tata Batas
Valid
1,00 2,00 4,00 5,00
Missing Total
Total System
Cumulative Percent
Frequency 14 3
Percent 34,1 7,3
Valid Percent 36,8 7,9
Cumulative Percent 36,8 44,7
17
41,5
44,7
89,5
4 38 3
9,8 92,7 7,3
10,5 100,0
100,0
41
100,0
3
Upaya responden terhadap konflik Akses
Valid
Missing
1,00 2,00 4,00 5,00 Total System
Total
Frequency 2 3
Percent 4,9 7,3
Valid Percent 5,0 7,5
16 19 40
39,0 46,3 97,6
40,0 47,5 100,0
1
2,4
41
100,0
Cumulative Percent 5,0 12,5 52,5 100,0
Pilihan cara penanganan thdp konflik status
Valid
Konsiliasi Fasilitasi Negosias i Mediasi Arbitrase Total
Frequency 2 11
Percent 4,9 26,8
Valid Percent 4,9 26,8
Cumulative Percent 4,9 31,7
24
58,5
58,5
90,2
3 1 41
7,3 2,4 100,0
7,3 2,4 100,0
97,6 100,0
Pilihan cara penanganan thdp konflik tata batas
Valid
Konsiliasi Fasilitasi Negosias i Mediasi Arbitrase Total
Frequency 8 9
Percent 19,5 22,0
Valid Percent 19,5 22,0
Cumulative Percent 19,5 41,5
19
46,3
46,3
87,8
3 2
7,3 4,9
7,3 4,9
95,1 100,0
41
100,0
100,0
Pilihan cara penanganan thdp konflik akses
Valid
Konsiliasi Fasilitasi Negosias i Mediasi Total
Frequency 3 12
Percent 7,3 29,3
Valid Percent 7,3 29,3
Cumulative Percent 7,3 36,6
23
56,1
56,1
92,7
3 41
7,3 100,0
7,3 100,0
100,0
4
Kebersediaan untuk berunding
Valid
Missing Total
Tidak bersedia Bersedia hadir langsung Bersedia hadir diwakili Total System
Frequency 4
Percent 9,8
Valid Percent 10,3
Cumulative Percent 10,3
28
68,3
71,8
82,1
7
17,1
17,9
100,0
39 2
95,1 4,9
100,0
41
100,0
Komitmen untuk tetap hadir
Valid
Missing Total
Ragu-ragu Ya Total System
Frequency 6 31 37 4 41
Percent 14,6 75,6 90,2 9,8 100,0
Valid Percent 16,2 83,8 100,0
Cumulative Percent 16,2 100,0
Lampiran 11. FORM KONFIRMASI KESEDIAAN LANGSUNG/BERWAKIL Semiloka Pengembangan Model Konflik Lingkungan Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis Bersama ini kami konfirmasikan bahwa (mohon pilih satu): (1) Kami bersedia berpartisipasi dalam Semiloka dan bertindak atas nama lembaga yang kami pimpin. (2) Karena sesuatu dan lain hal, kami belum dapat berpartisipasi dalam Semiloka dan kami tidak memiliki wakil/utusan pengganti. (3) Karena sesuatu dan lain hal, kami belum dapat berpartisipasi dalam Semiloka dan untuk itu kami mengutus nama berikut di bawah ini sebagai wakil pengganti yang bertindak atas nama lembaga yang kami pimpin. Demikian konfirmasi kesediaan dari kami. Partisipan Langsung: Nama
: ………………………………………………………………………………………..
Jabatan
: ………………………………………………………………………………………..
Instansi
: ………………………………………………………………………………………..
Alamat Instansi
: ……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………..
Nomor telp/fax yang bisa dihubungi:…………………………………………………………………..
Tandatangan
: ………………………………………………………………………………………..
Partisipan Utusan (Hanya diisi jika kebersediaan diwakilkan): Nama
: ………………………………………………………………………………………..
Instansi/Asal desa
: ………………………………………………………………………………………..
Alamat
: ……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………..
Nomor telp/fax yang bisa dihubungi:………………………………………………………………….. Tandatangan
: ………………………………………………………………………………………..
Lampiran 12. Matriks Perbedaan Kepentingan Masyarak at Petani Kawasan
Dishut prop/Pusat Kec & Pekon
Dishutpro p/pusat
Penyelesaian masalah status, akses, tata batas hanya untuk kepentingan Dishut. Tidak menyelesaik an kasus penebangan liar. Tidak ada kepastian tentang HKm definitif
Masyarakat Petani Kawasan
Dishutkab Lambar
Dishutkab Lambar
Tidak mematuhi tata batas.
Kec. & Pekon
BPLH Lambar
Aparat kecamatan dan pekon tidak pernah memberikan bimbingan.
Watala
Yacili
Pungli kepada petani HKm terutama yang ijinnya belum terbit.
Propinsi dan Pusat kurang mendukung akses bagi masyarakat. Sistem tanam GERHAN tidak sesuai dengan kondisi Sumberjaya.
Dishut tidak serius menangani tata batas, status, akses, ilegal logging, kebakaran hutan, banjir. Dishut tidak transparan mengelola retribusi hasil hutan.
Polisi/ TNI
Oknum Polri/TNI melakukan illegal logging.
Tidak serius menangani kebakaran hutan dan banjir.
Oknum Polri/TNI melakukan illegal logging
ICRAF
PLTA
BPN Lambar
UPTD Bk Rigis
Akademis i/Pakar Pergurua n Tinggi
Bapeda Lambar
DPRD Kab Lambar
Tidak peduli dengan ketersediaan air masyarakat.
Status lembaga ini tidak jelas
Tata batas lahan pengganti PLTA tidak jelas dan mendudukita nah marga
1
Dishut melakukan penyalah gunaan PAD
BPLH Lambar Polisi/TNI
Tidak serius menyelesaia n tata batas, status, dan akses. Akses hanya untuk kepentingan dinas kehutanan Bata batas tidak tuntas Beda paham tentang fungsi hutan.
Watala
Yacili
ICRAF
Tidak mendukung akses bagi masyarakat Tidak ada aksi terhadap kerusakan lingkungan di Bukit Rigis. Tidak mendukung akses bagi masyarakat
Tidak mendukung penyelesaian tata batas.
PLTA BPN Lambar
Oportunis terhadap permaslahan kawasan hutan.
Dishut tidak menyelesaik an tata batas kawasan.
UPTD Bk.rgs
Oknum Dinas Kehutanan melakukan illegal logging.
Akademisi/ pakar PT
Tidak menuntaskan masalah status, tata batas, akses kawasan
Oportunis terhadap permaslahan kawasan hutan. Oknum Polri/TNI melakukan illegal logging
Oportunis terhadap permaslahan kawasan hutan. Tidak memperhatik an penigkatan ekonomi masyarakat.
Terlalu banyak penelitian saja.
Bapeda Lambar DPRD Kab. Lambar
Lemah persepsi ttg akses
2
1
Lampiran 13. Panduan Sistem Analisis Sosial dan Aplikasinya Dalam Upaya Penyelesaian Konflik
Disadur oleh: Gamal Pasya Dari: •
Sistem Informasi Sosial/Pemangku Kepentingan; Terjemahan (DFID-WN, 2003) • The Social Analysis Systems (Chevalier, J.M., 2003)
Diadopsi Pada Semiloka Pengembangan Model Kognitif Bagi Penanganan Konflik Lingkungan Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Sumberjaya - Lampung Barat, 24-27 Mei 2005
World Agroforestry Centre - Bappeda Propinsi Lampung
2
DAFTAR ISI
Tahap Pendahuluan: • Analisis Harapan •
Analisis Konstruksi Pikiran Tentang Konflik
•
Analisis Konstruksi Kesepakatan dan Kesalah-pahaman
Tahap 1: Analisis Dasar Masalah •
Analisis Pohon Masalah
•
Analisis Faktor Pemacu
•
Analisis Rentang Waktu
Tahap 2: Analisis Profil Para Pihak •
Analisi Kekuatan, Kepentingan, dan Legitimiasi.
•
Analisis Pihak Kuat-Lemah
Tahap 3: Analisis Posisi Para Pihak •
Analisis Posisi, Kepentingan, dan Kebutuhan
Tahap 4: Analisis Upaya Penanganan Konflik •
Analisis Skenario Ideal Diurai
•
Analisis Sekario Pilihan
•
Analisis What If
•
Analisis Mengukur Dukungan
3
Pendahuluan: • Analisis Harapan • Analisis Konstruksi Pikiran Tentang Konflik • Analisis Konstruksi Kesepakatan dan Kesalahpahaman (Hari kesatu, 24 Mei 2005)
4
I. ANALISIS HARAPAN; TEHNIK JARINGAN RADAR (Radar Webbing) Waktu: 30 menit Tujuan :
1. menangkap dan mengevaluasi harapan-harapan peserta 2. mengajak membangun visi, dan mengetahui sejauh mana harapan peserta Dengan menggunakan tehnik ini, ada 3 sisi yang akan dilihat, yaitu: 1. 2. 3.
Masalah dan konflik status lahan di dalam kawasan HL Bukit Rigis Masalah dan konflik batas kawasan HL Bukit Rigis Masalah dan konflik akses pengelolaan lahan di dalam kawasan HL Bukit Rigis
Tahapan : 1.
Gambar segitiga. Ujung aksis terluar, diberi judul : Konflik Status Lahan, Konflik Batas, dan Konflik Akses Pengelolaan. Tujuan lokakarya ini adalah belajar lebih banyak tentang ketiga hal ini. Akan baik sekali jika segitiga ini diberikan warna tertentu (misal hitam) sehingga bisa dibedakan dengan segitiga di dalamnya yang akan digambarkan kemudian dengan warna yang berbeda.
2.
Langkah berikutnya, gambarkan garis yang menghubungkan ketiga titiktitik sudut dari segitiga tersebut dan bertemu di tengah ( sebagai titik tengah). Jika kita mau menggunakan skor sampai dengan 10, maka titik tengahnya diberikan skor 0 sedangkan titik luar diberikan skor 10. Sesuai dengan harapan anda, skor 0 adalah tanpa pengetahuan, sedangkan skor 10 adalah kondisi ideal. Lalu masing-masing partisipan diminta memberi skor yang mencerminkan pengetahuannnya terhadap ketiga konflik tersebut.
3.
Masing-masing partisipan diminta menyiapkan selembar kertas dan menulis namanya di pojok kanan atas (kertas ini agar dikumpulkan ke fasilitator untuk kemudian dilakukan penilaian lagi setelah semiloka). Lakukan penilaian terhadap pengalaman kita sekarang (current competency level) bagi masing-masing aspek penilaian tersebut. Lakukan penilaian ini secara individual, juga lakukan penilaian secara kelompok dengan menghitung rata-rata skor dari seluruh parftisipan. (Jangan isi skor 0 atau 10. Jika anda mengisinya, maka lokakarya ini tidak ada gunanya dan anda dipersilahkan pulang.)
4.
Tarik garis yang menghubungkan ketiga titik-titik tersebut sehingga berbentuk segitiga baru di dalam segitiga hitam yang telah tergambar pada langkah pertama. Berilah warna hijau untuk segitiga ini.
5.
Gambarkan harapan anda, mau sampai di mana anda pada masingmasing aspek selama 3 hari lokakarya ini? berilah skor pada masingmasing aspek dan tarik garis yang menghubungkan skor-skor tersebut
5
sehingga membentuk segitiga baru. Segitiga ini disebutkan dengan harapan pembelajaran (learning expectation). Berilah warna hijau segitiga tersebut. 6.
Hitung persentase perkembangan dalam tiga wilayah ini (Konflik status, konflik batas, dan konflik akses pengolahan lahan)
Konflik Status 10
7
3
3 4 7 9 10 10
Konflik Akses Gambar 1.
Konflik Batas
Ilustrasi metode jaringan radar untuk mengukur kemajuan proses pembelajaran. Keterangan: - Segitiga terdalam = tingkat pengetahuan saat ini (sebelum semiloka) - Segitiga tengah = tingkat kemampuan harapan - Segitiga luar = tingkat kemampuan ideal
Langkah berikutnya di akhir semiloka: • Mintalah partisipan menilai akan pemahaman mereka setelah mengikuti semiloka. • Lalu menghitung presentase perkembangan partisipan dalam memahami konflik yang ada. Untuk masing-masing aksis tersebut, akan dihitung berapa persen naik/turunnya. Langkah yang ditempuh adalah ssebagai berikut: o Tingkat kemajuan pemahaman konflik batas = (9-7)/10 x 100% = ........% o Tingkat kemajuan pemahaman konflik status = (7-3)/10 x 100% = ........% o Tingkat kemajuan pemahaman konflik akses = (4-3)/10 x 100% = ........% • Hitung juga persentase kemajuan agregat seluruh peserta. (Untuk ini dilakukan oleh fasilitator).
6
2. ANALISIS KONSTRUKSI; PEMAHAMAN LOKAL TENTANG ARTI KONFLIK Waktu : 30 menit Tujuan: 1.
2.
3.
Teknik analisis konstruksi merupakan teknik psikologi klinis untuk mengkontruksi pikiran yang kemudian diidentifikasikan secara nominal. Teknik ini mulai dipergunakan oleh para ahli psikologi klinis mulai tahun 1950-an. Untuk mendapat gambaran secara interaktif dan dinamis tentang pemahaman dan persepsi partisipan tentang arti konflik, mengkontruksi pikiran, membandingkan konstruksi pikiran antar partisipan terhadap ranah tertentu. . Untuk melakukan penilaian terhadap kadar atau tingkatan kesepakatan/ketidak sepakatan dan pemahaman/salah paham yang muncul anatr perorangan atau antar kelompok.
Langkah-langkah: 1.
2.
3. 4. 5.
6.
Mintalah partisipan untuk menuliskan kata-kata atau istilah sinonim lokal (persamaan kata dalam bahasa LOKAL) dengan KONFLIK. Misalnya: amuk, amarah..... dll. Berdasarkan hasil curah-pendapat tersebut, lali mintalah partisipan membuat 9 kolom dan mengelompokkan istilah-istilah yang memiliki makna yang sama dalm satu kolom. Pengelompokkan dibuat secara sistematis mulai dari konflik yang sifatnya lunak (letakkan di kiri) hingga yang paling keras. (Lihat baris ke-1, tabel) Lalu peringkatkan sinonim tersebut berdasarkan kecendrungan eskalasi konflik dari 1 sampai 9. (Contoh ilustrasi, baris ke-2, tabel). Lalu mintalah partisipan memberi skor berdasarkan sifat konflik, mulai dari tertutup, permukaan, terbuka. (Isilah baris ke-3, tabel) Lalu dengan cara yang sama, lakukan pengulangan skoring untuk penambahan kriteria berikut: a. Kebutuhan rentang waktu untuk penyelesaian: Jangka pendek Jangka Panjang. (Isilah baris ke-4, tabel). b. Kecenderungan jumlah orang yang terlibat konflik: Satu orang banyak orang. (Isilah baris ke-5, tabel). c. Kecenderungan cakupan ruang konflik secara spasial : Lokal lintas wilayah. (Isilah baris ke-6, tabel). d. Kebutuhan upaya resolusi konflik: Solusi informal solusi formal.(Isilah baris ke-7, tabel) Lalu lakukan uji konstruksi pikiran terhadap konflik status lahan, konflik batas, dan konflik akses di kawasan HL bukit rigis. Berdasarkan konstruksi pikiran partisipan, saat ini dimanakan posisi ketiga konflik tersebut (baris ke-8, 9, dan 10, tabel) berada pada rentang konstruksi pikiran tentang makna konflik (baris ke-1, tabel), lalu berilah tanda bintang „* “.
7
3
4
5 6 7 8 9 10
7. 8.
4
5
6
Perang
3
Amuk
2
Carok
Cekcok, pertengkaran
1
Tinggi
Perselisihan, perseteruan, pertikanan Perkelahian, tawuran, baku hantam
Amarah
Eskalasi (rendah tinggi) (Tertutup Permukaan Terbuka) Jangka pendek Jangka panjang Satu orang banyak orang Lokal lintas wilayah Solusi informal solusi formal Konflik status Konflik batas Konflik akses
2
Sedang
Permusuhan
1
Rendah
Mutung
Konstruksi pemahaman lokal
No Kelompok
7
8
9
*..?? *..?? *..??
Setelah itu ajaklah peserta melihat bagaimana posisi ketiga konflik tersebut terhadap kriteria-kriteria eskalasi, sifat, waktu penyelesaian, keterlibatan, ruang spasial, hingga solusi. Berdasarkan konstruksi CATATAN UNTUK PENYIMPULAN: pemahaman lokal, yang memiliki nilai di tengah (3 s/d 7) adalah unsur ranah yang berpeluang untuk dilakukan MEDIASI, NEGOSIASI, atau FASILITASI.
8
3. ANALISIS KONSTRUKSI; KESEPAKATAN DAN KESALAHPAHAMAN Waktu: 30 menit Tujuan : Membandingkan pandangan para pihak yang satu dengan yang lainnya, menuju diagnosa dari tingkatan ketidaksepakatan/kesalahpahaman, mengenai pokok persoalan yang ada. Tahapan : (dilakukan pembagian kelompok, kriteria pembagian kelompok ditentukan atas kesepakatan peserta). Peserta yang kemudian menjadi dua (2) kelompok ini, bermain peran bahwa pada kenyataannya mereka merupakan dua kelompok dengan kepentingan yang berbeda. Tabel 2. Bagan Skenario Ketidaksepakatan dan Kesalahpahaman Kesalahpahaman Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Kesepahaman
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Peserta sepakat tetapi tidak mengetahuinya Skenario 4
Peserta sepakat, tetapi salah satu tidak mengetahuinya Skenario 5
Peserta sepakat dan kedua-duanya mengetahuinya Skenario 6
Peserta tidak sepakat tetapi tidak mengetahuinya
Peserta tidak sepakat tetapi salah satu tidak mengetahuinya
Peserta tidak sepakat dan kedua-duanya mengetahuinya
Dalam mengembangkan pengelolaan hutan lindung yang dihubungkan dengan akses mengelola kawasan, masalah tata batas dan status kawasan, maka kita punya beberapa tujuan : 1. Hak kelola 2. Pelestarian 3. Kesejahteraan 4. Kedamaian/ketenangan 5. 6. 7. 8. 9. Kedua kelompok harap menuliskan tujuan tersebut dan membuat daftar prioritas dari tujuan - buat pula perkiraan prioritas kelompok lawan - masing-masing kelompok menuliskan hasil kelompoknya pada papan tulis dengan format yang telah disediakan (Hasil diskusi ditabulasikan dan di beri skor)
9
Analisis Dasar Masalah: • Analisis Pohon Masalah • Analisis Faktor Pendesak • Analisis Rentang Waktu (Hari Kedua, 25 Mei 2005)
10
1. Tehnik Pohon Masalah (Problem Tree)
Waktu: 120 menit Bahan : Kertas metaplan, layar, alat tulis. Tujuan : 1. Mengetahui hubungan sebab-akibat antara permasalahan dan dampak secara bertingkat. 2. Adalah penting untuk memahami perbedaan pandangan antar para pemangku kepentingan terhadap penyebab dan akibat dari suatu masalah.
Jika membayangkan sebuah pohon, masalah pokok ada ditengah-tengah, penyebab dari masalah ada pada bagian akar, sedangkan akibat (ramifikasi) dari masalah ada di cabang-cabang pohon. Dari pokok masalah yang ada, kita bisa mengembangkannya menjadi akibat-akibat primer dan skunder. Demikian juga sebab, bisa dikembangkan menjadi sebab-sebab primer dan skunder. Sebelum mengembangkan tehnik pohon masalah, yang perlu diperhatikan adalah, sebenarnya masalah tersebut tidak terjadi dengan sendirinya secara bersamaan. Selalu saja ada alur sejarah masalah; salah satu bentuk pengembangan alur sejarah adalah ketika semua peristiwa kunci kita perlakukan sebagai peristiwa pokok. Setiap peristiwa kita analisa sendiri-sendiri. Dengan demikian akan menjadi banyak pohon-pohon masalah, pada suatu alur sejarah. Langkah-langkah: 1. Seluruh peserta di bagi kedalam 3 kelompok TOPIK MASALAH yaitu Konflik Status, Konflik Batas, dan Konflik Akses. PembAgian kelompok secara stratifikasi dan sebaiknya ada keterwakilan dari setiap pihak. Masing-masing kelompok bekerja secara terpisah, didampingi seorang fasilitator dan seorang nara sumber yang memahami tentang topik tersebut. 2. Masing-masing fasilitator pada masing-masing kelompok menyiapkan gambar pohon masalah; batang pohon masalah ditulis topik konfliknya. Lihat ilustrasi berikut. ATAU bisa saja pohon masalah dibuat dalam bentuk diagram alur bertingkat. 3. Lalu masing-masing peserta diminta menulis maksimal 5 – 6 akar masalah terpenting pada kertas metaplan, kemudian ditempel ke akar pohon masalah. Setiap metaplan HANYA BERISI SATU AKAR MASALAH. 4. Dalam menulis akar masalah, upayakan bahwa akar masalah tersebut adalah akar yang hingga saat ini BELUM DITANGANI, ATAU SEDANG TAPI SULIT DITANGANI. 5. Demikian juga, dengan cara serupa setiap peserta diminta maksimal 5-6 akibat terpenting yang ditimbulkan berkaitan dengan akar masalah. Akibta tersebut adalah akibat yang hingga saat ini BELUM DITANGANI, ATAU SEDANG TAPI SULIT DITANGANI.
11
6. Atas kesepakatan peserta, fasilitator dapat mengembangkan akar masalah menjadi sebab primer dan skunder. Demikian juga, akibat bisa dikembangkan menjadi akibat primer dan sekunder. Hubungan pengaruh sebab akibat bisa langsung dan tidak langsung; khusus pada diagram alur, jika itu terjadi beri bentuk garis yang berbeda antara keduanya. 7. Lalu mintalah masing-masing peserta menuliskan usulan pemecahan masalah yang berkaitan dengan setiap akar masalah dan akibat yang ditimbulkan. 8. Agar hindari: a. Menulis lebih dari satu akar masalah pada satu meta plan b. Menulis akar masalah dan dampak dalam satu metaplan. Dampak harus ditulis dalam metaplan terpisah. c. Mempuat beberapa metaplan yang berisi akar masalah yang sama, atau berisi dampak yang sama. Akibat? Akibat? Akibat?
Akibat?
Pemecahan?
Akar masalah?
Gambar 2.
Konflik status lahan
Akar masalah?
Akar masalah?
Pemecahan?
Akar masalah?
Pohon masalah Konflik Status Lahan di Dalam Kawasan HL (pohon serupa juga dikembangkan untuk konflik batas dan konflik akses.
12
(Ilustrasi diagram alur pohon masalah satu tingkat….)
Konflik Status Lahan
Akar level 1
Akar level 1
Akar level 1
Akar level 1
(Ilustrasi diagram alur pohon masalah lebih dari satu tingkat….)
Konflik Status Lahan
Akar level 1
Akar level 1
Akar level 1
Akar level 1
Akar level 2
Akar level 2
Akar level 2
Akar level 2
Gambar 3.
Ilustrasi Pohon Masalah Dengan Diagram Alur Bertingkat Tunggal Dan Jamak.
13
2. FORCE FIELDS ANALYSIS: Analisis Daya Pemacu dan Peredam Waktu: 60 menit. Tujuan: Untuk memahami pandangan para pihak tentang faktor pemacu yang mencetuskan masalah/konflik. Analisis ini juga bertujuan mengurai hal-hal yang dapat meredam masalah sehingga tidak berkembang semakin buruk. Prinsip-prinsip Force Fields Analysis: 1. Faktor pemacu yang dapat menimbulkan dampak negatif kadang-kadang dapat dibatasi oleh faktor peredam yang mampu memberikan dampak yang berlawanan, misalnya dampak positif yang bisa menghetikan masalah berkembang menjadi semakin buruk. 2. Para pemangku bisa memiliki pandangan yang berbeda tentang faktor pencetus dan faktor peredam terjadinya suatu masalah/konflik. Langkah-langkah: 1. Gambarlah garis horizontal yang melambangkan inti masalah pada masing-masing kelompok topik sengketa (dalam hal ini Kelompok Konflik Status, Konflik Batas, dan Konflik Akses). 2. Bidang di atas garis horizontal diisi dengan batang/poligon faktor pencetus. 3. Bidang di bawah garis horizontal diisi dengan batang/poligon faktor peredam. 4. Lakukan rating terhadap semua faktor pencetus dan peredam dengan menggunakan sekala: 1 (lemah) s/d 5 (kuat).
5 3
Faktor Pencetus
Konflik Status Lahan
Faktor Peredam
3 5
14
5. Lalu lihat hubungan antara faktor pencetus dan peredam. Hubungan antara keduanya disebut balancing loop (simpal keseimbangan). 6. Masing-masing pemangku kepentingan dapat menyiapkan analisis mereka lalu kemudian mereka saling membandingkan hasilnya. Tips bagi fasilitator: 1. Jika partisipan tidak sepaham terhadap faktor-faktor tertentu yang menjadi pencetus dan peredam, maka lakukan pengambilan keputusan dengan cara menentukan sejauh mana pentingnya faktor tersebut lalu sepakati untuk dibahas kemudian hari. 2. Ketika membandingkan hasil analisis antar pemangku kependingan, yakinkan bahwa karakteristik antar kelompok adalah berbeda (misal antar kelompok masyarakat petani dan pemerintah), dan yakinkanlah pula bahwa anggota yang ada di dalam satu kelompok memiliki karakter yang sama (misal kelompok masyarakat petani semua anggotanya harus petani).
15
3. Timeline Analysis; Analisis Rentang Waktu Waktu: 60 Menit Tujuan: Analisis rentang waktu ditujukan untuk membantu mengidentifikasi berbagai kejadian yang menciptakan berbagai situasi pencetus konflik dan untuk memahami bagaimana masalah/konflik berevolusi sepanjang waktu. Apa saja prinsip-prinsip yang dapat membantu pelaksanaan teknis analisis ini: 1. Untuk lebih terkait dengan masalah/konflik, diperlukan pemahaman tentang akar situasi dan kejadian paling awal yang menjadi penyebab asal-muasal timbulnya konflik. 2. Para pemangku kepentingan mungkin saja memiliki perbedaan ingatan tentang tempat, waktu, dan kejadian yang paling awal hingga konflik saat ini terjadi. Langkah-langkah: 1. Identifikasi masalah dan situasi yang akan dianalisis (dalam hal ini Konflik Status Lahan, Konflik Batas, dan Konflik Akses). 2. Rekam tempat, nama dan tanggal (bisa bulan dan tahun) suatu kejadian yang menjadi awal situasi konflik seperti saat ini terjadi. 3. Berikan judul kejadian pada metaplan, lalu lengkapi dengan data-data seperti: tanggal/bulan/tahun, masalah pada kejadian saat itu, nama atau para pemangku kepentingan yang terlibat, dan apa saja tindakan mereka saat itu. 4. Dengan metode seperti butir (3) sebelumnya, buat daftar kejadian/perubahan berikutnya yang menjadi rangkaian peristiwa yang terkait dengan situasi konflik saat ini. 5. Lakukan langkah (3) dan (4) tersebut terutama bagi kejadian-kejadian yang terpenting hingga tenggat waktu sampai pada saat sekarang. 6. Rangaki semua metaplan berurutan secara kronologis (chronological order). Untuk menyederhanakan analisis, perlakukan kejadian-kejadian kecil (yang tidak begitu signifikan pengaruhnya terhadap situasi konflik saat ini) sebagai kejadian sekunder (satellites events or changes). 7. Masing-masing pemangku kepentingan agar menyiapkan Analisis Tenggat Waktu masing-masing , lalu kemudian saling membandingkan dan saling melengkapi.
16
Contoh kartu metaplan tunggal: Judul Kejadian: Tanggal: Pemangku Kepentingan:
Penataan Batas Kawasan Hutan Produksi Tetap Sindang Keramat 26 Agustus, 1984 Departemen Kehutanan, Masyarakat, Pihak Swasta
Kejadian: • Departemen Kehutanaan bersama pihak ketiga (kontraktor) melakukan penataan batas di lapang. Masyarakat menolak kegiatan itu karena merasa tidak dilibatkan, sedangkan di lapangan masih ada masalah tumpang tindih klaim antara lahan kawasan dan non kawasan yang menjadi milik masyarakat. Di sisi lain, terdapat pihak swasta yang memiliki konsesi HGU pada kawasan hutan produksi tersebut yang masih disengketakan oleh masyarakat.
Contoh Analisis Rentang Waktu yang disusun dari rangkaian kartu metaplan jamak: Konflik Tata Batas Kawasan Hutan Produksi Tetap Sindang Keramat. Agustus 1984: Des 1984:
Maret 85:
Agustus 1985:
Penataan Batas dilakukan oleh Departemen kehutanan, terjadi penolakan oleh masyarakat. Dephut mengerahkan jagawana dibantu kepolisian untuk mengosongkan kawasan. Terjadi peristiwa kontra aksi oleh masyarakat di lapang. Insiden tidak terhindarkan, rebanyak 2 orang masyarakat meninggal dunia dan 15 cedera berat-ringan. Di pihak petugas, 2 orang cedera ringan. Dilakukan perundingan antara pemangku kepentingan terkait. Masyarakat menolak hasil perundingan karena keputusan di ambil secara sepihak. Masyarakat dibantu oleh lembaga mediasi.
(…dst…)
Gambar 4. Contoh Kartu Analisis Rentang Waktu
17
Analisis Profil Para Pihak: • Analisis Kekuatan, Kepentingan, dan Legitimas • Analisis Hubungan Antara Yang Kuat- Yang Lemah (Hari Ketiga, 26 Mei 2005)
18
1. Tehnik Analisa Kekuatan, Kepentingan dan Legitimasi (Analisys of Power, Interests, dan Legitimacy = PIL) Waktu: 60 menit Tehnik ini sering juga disebut dengan tehnik Analisis Stakeholder (pemangku kepentingan) atau Teknik Analisis PIL (Power, Interest, Legitimacy). Tehnik ini akan melihat kekhasan (saliency) dan posisi para pemangku kepentingan, dan berdasarkan kekhasan dan posisi yang dimiliki mereka akan dilakukan konstruksi terhadap kekhasan itu. Tujuan : 1. Memberikan gambaran bagi para pemangku kepentingan yang nyata (aktual) maupun potensial untuk terlibat dalam situasi atau rencana tertentu. 2. Menggunakan indeks kekhasan (saliency) sebagai kriteria pelibatan pemangku kepentingan dalam menyelesaikan konflik. Deskripsi operasional:
Pemangku Kepentingan (stakeholder): adalah mereka yang sangat berpengaruh atau dipengaruhi oleh persoalannya Kekuatan (Power): kemampuan untuk memenangkan kepentingannya dengan menggunakan kekuatan ekonomi dan keuangan, politik, fisik dan daya paksa, informasi dan komunikasi yang dimiliki. Disarankan oleh fasilitator untuk melihat kekuatan dalam konteks spesifik proyek yang bersangkutan. Misalnya NGO biasanya mempunyai kekuatan di bidang komunikasi dan informasi. Jika kemampuan komunikasi dan informasi itu sangat mempengaruhi situasi, baru bisa dikatakan sebagai kekuatan. Kepentingan (Interest): mengindikasikan tinggi rendahnya dampak yang mungkin timbul dari situasi atau proyek terhadap kepentingan para pemangku kepentingan. Tambahkan tanda (+) atau (-) untuk mengindikasikan apakah dampak keseluruhan dapat digolongkan positif (menguntungkan) atau negatif (merugikan). Jika kepentingannya rendah (I=Low), maka tidak usah diberi (+) atau (-). Legitimasi/keabsahan: adalah pengakuan dari pihak lain atas status, respect/penghargaan, dan klaim (yang bisa diaplikasikan pada situasi tertentu) yang ada pada suatu pemangku kepentingan. Pada masing-masing kekhasan (P, I, dan L) terdapat beberapa indikator yang melekat seperti terdapat dalam tabel berikut:
19
KEKHASAN (SALIENCY)
INDIKATOR POWER (P) (mencakup kepemilikan seperangkat sumberdaya yang dapat dipergunakan suatu pemangku untuk melawan pemangku lain dalam rangka mewujudkan kepentingannya)
• •
• •
Kekuatan finansial dan ekonomi Kewenangan politis (kantor, peran dan organisasinya diakui secara kelembagaan dan perundangan yang berlaku) Kemampuan untuk menggunakan kekuatan dan tekanan kepada pihak lain yang menjadi korban Penguasaan informasi dan komunikasi
INTEREST (I) (merupakan peluang keuntungan/kerugian yang diterima pemangku apabila dia mempertahankan kepentingannya; diukur dari selisih kualitatif antara manfaat – biaya selama mempertahankan kepentingannya)
•
Beri indikator kualitatif “I-“ apabila biaya sosial mempertahankan kepentingan tinggi, sementara manfaat sosial rendah. Beri indikator kualitatif “I+“ apabila manfaat sosial mempertahankan kepentingan tinggi, sementara biaya sosial rendah.
LEGITIMACY (L)
• • • •
Status diakui Respektasi diperolah dari pihak lain Memiliki prestise. Hak dan tanggungjawabnya diakui.
•
Gambar 5. Indikator Kekhasan PIL
Tabel. Indeks Kekhasan (saliency) Pemangku Kepentingan. Tingkat Tingkat I
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Tingkat 5
Kombinasi PIL Mempunyai Power yang sangat kuat, Interest terpengaruh, dan Legitimacy tinggi. Mempunyai Power yang sangat kuat, Interest terpengaruh, tetapi Legitimacy/klaim lemah atau tidak diakui. Mempunyai Power yang sangat kuat, Legitimacy tinggi, namun Interest tidak terpengaruh. Tidak mempunyai Power atau sangat lemah, Interest terpengaruh, dan Legitimacy/klaim tinggi atau diakui. Mempunyai Power yang sangat kuat, tapi Interest tidak terpengaruh, dan Legitimacy rendah atau tidak diakui. Power sangat lemah, Interest terpengaruh, namun Legitimacy/klaim tidak diakui. Tidak mempunyai Power atau sangat lemah, Interest terpengaruh, dan Legitimacy/klaim tidak diakui pemangku kepentingan yang tidak mempunyai ketiganya (Power, Interest, dan Legitimacy).
Tipologi Kekhasan
Klasifikasi
PIL
Dominan
PI
Bertenaga
PL
Berpengaruh
IL
Rentan
P
Dorman/ Tidur
L
Berperhatian
I
Marginal Lain-lain
20
Diagram Venn dari ketujuh indikator kekhasan pemangku kepentingan tersebut adalah sebagai berikut:
Power
Interest P, Dorman/Tidur
I, Marjinal PI, Bertenaga
PIL, Dominan PL, Berpengaruh
IL, Rentan
L, Berperhatian
Non stakeholder
Legitimacy
Gambar 5. Diagram Venn Kekhasan (saliency) Pemangku Kepentingan.
Langkah-langkah analisis: 1. Bersama-sama partisipan, buatlah tabel Kekhasan Pemangku Kepentingan. Contoh ilustrasi pada tabel berikut. Tabel.
Kekhasan Pemangku Kepentingan dengan Diagnosis PIL. Contoh Kasus: KONFLIK STATUS LAHAN (imajiner).
Para Pemangku kepentingan (1) Dinas Kehutanan Kab BPN PLTA LSM Aparat Pekon Masyarakat Baplan
Kekuatan (Power – P) (2)
Kepentingan Legitimasi (Interest-I) (Legitimacy_L) (3)
(4)
Kategori PIL (5)
21
2. Pada kolom-1 buatlah daftar para pihak yang berkepentingan untuk masingmasing kasus konflik (Status, Batas, dan Akses), lalu masukkan kedalam tabel. 3. Pada kolom-2, indikasikan tinggi-rendahnya kekuatan yang dapat digunakan oleh pemangku tersebut pada situasi konflik yang ada. Beri nilai rendah bagi pemangku yang tidak dapat mendayagunakan kekuatan mereka pada situasi konflik. 4. Pada kolom-3, indikasikan dampak yang mungkin muncul dari situasi konflik terhadap kepentingan (I) para pemangku; jangan lupa untuk memberi tanda (+) untuk dampak positif, dan tanda (-) untuk dampak negatif. 5. Pada kolom-4, indikasikan apakah klaim yang diajukan oleh seorang pemangku kepentingan secara luas dianggap absah (L) atau tidak. Beri nilai rendah (low) jika klaimnya tidak diakui atau amat lemah. 6. Lalu pada kolom-5, diskusikan kategori PIL pemangku kepentingan berdasarkan indeks kekhasan. Contoh pada ilustrasi tabel lengkap, sebagai berikut. Tabel.
Kekhasan Pemangku Kepentingan dengan Diagnosis PIL. Contoh Kasus: KONFLIK STATUS LAHAN (imajiner)
Para Pemangku kepentingan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
(1) Dinas Kehutanan Kab BPN PLTA LSM Pemerintah Pekon Masyarakat Baplan cq. UPTD IPH
Kekuatan (Power – P)
Kepentingan (Interest-I)
Legitimasi (Legitimacy_L)
Kategori PIL
(2) Rendah
(3) Tinggi (+)
(4) Tinggi
(5) I+L
Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi
Rendah Tinggi (-) Rendah Tinggi (+) Tinggi (+) Tinggi (-)
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
PL I-L PL I+L I+ PI-L
7. Lalu buatlah Diagram Venn Kekhasan Pemangku Kepentingan. Diagram Venn ini dipergunakan untuk melihat potensi konflik atau kerjasama akan terjadi.
22
Power
Interest P (Dorman) PI (Bertenaga)
I (Marjinal) 6+,
PIL (Dominan) 7-, PL (Berpengaruh); 2, 4,
IL (Rentan) 1+, 3-, 5+
L (Berperhatian)
Legitimacy
Gambar 6. Simulasi Diagram Venn Kekhasan (saliency) Pemangku Kepentingan Konflik Status Lahan.
8. CATATAN UNTUK PENYIMPULAN: Berdasarkan hasil diagnosis PIL tersebut, antar para pemangku kepentingan dapat berpotensi untuk beraliansi dan/atau bekerjasama, namun sebaliknya juga dapat bersengketa satu sama lainnya. Hal ini dapat dianalisis dengan menggunakan indikator Interest sebagai killer criteria. Penggunaan indikator tersebut atas argumentasi bahwa konflik dapat terjadi apabila ada perbedaan kepentingan antar pemangku dimana ketika kepentingan (+) dari suatu pemangku mengakibatkan kepentingan pemangku lainnya menjadi (-). Misalnya, suatu pihak mendapat keuntungan dari pembukaan hutan berupa pendapatan, namun pihak lainnya mendapat kerugian berupa bencana banjir. Pada saat kapan konflik atau kerjasama berpotensi terjadi adalah sebagai berikut: • Jika pada hasil dignosis PIL terdapat dua pemangku memiliki kekhasan yang sama (misalnya keduanyata sama-sama (+) atau keduanya samasama (-)), maka aliansi dan kerjasama berpotensi dapat dibangun. • Jika pada hasil dignosis PIL terdapat dua pemangku memiliki kekhasan yang berbeda (misalnya suatu pemangku (+) dan yang lainnya (-)), maka konflik berpotensi terjadi.
23
Dari Tabel diagnosis PIL pada contoh kasus KONFLIK STATUS, maka dapat diperkirakan siapa saja yang berpotensi dapat bekerjasama dan siapa saja yang berpotensi untuk berkonflik, yaitu sebagai berikut:
2. 3. 4. 5.
6. 7.
(1) Dinas Kehutan an Kab BPN PLTA LSM Pemerint ah Pekon Masyara kat Baplan cq. UPTD IPH
(5) I+L
Interest Netral
Positif
Negatif
(2)
(3)
(4)
1+ PL I-L PL I+L
2 34 5+
I+
6+
PI-L 7-
Potensi Kerjasama Antar Antar (+) (-) (5) (6) Dapat terjadi antara UPTD IPH (7-) dan PLTA (3-)
1.
Kategori PIL
Dapat terjadi antara Dishut (1+), Pemerintah Pekon (5+), dan Masyarakat (6+)
Pemangku kepentingan
Potensi Konflik
(7) Potensi konflik dapat terjadi secara bilateral dan atau aliansi antara pemilik I+ (Dishut, Pekon, dan Masyarakat) dengan pemilik I(PLTA dan UPTD IPH). Sementara BPN dan LSM adalah netral, kecuali suatu saat mereka memiliki Interest.
Keterangan: Pemangku yang beraliansi atau berkonflik disebut: pesengketa actual. Pemangku yang netral disebut: pesengketa potensial.
24
2. Analisis Hubungan Antara Yang Kuat - Yang Lemah (Uppers and Lowers Analysis) Waktu: 45 menit Tujuan: 1. Merupakan kelanjutan dari Teknik Analisis PIL. 2. Ditujukan untuk meningkatkan pemahaman tentang keragaman hubungan (polarisasi) konflik vertikal dan horizontal antar pemangku kepentingan, antar aliansi pemangku kepentingan, atau antar aliansi dengan pemangku kepentingan tunggal. Definisi beberapa bentuk hubungan (polarisasi) konflik: No
Diagram Hubungan
Deskripsi hubungan konflik antara yang kuat dan yang lemah
Polarisasi
1
Konflik perbedaan kepentingan ANTAR pihak yang kuat (Dominan, Bertenaga)
Elit horizontal.
2
Konflik perbedaan kepentingan ANTARA aliansi pihak kuat (dan diantaranya memiliki aliansi dengan pihak lemah) DENGAN pihak kuat lainnya (Rentan, Marjinal)
Elit horizontal, terkadang menyeret kelompok lapisan bawah
3
Konflik perbedaan kepentingan ANTAR pihak lemah (Rentan, Marjinal)
Horizontal antar lapisan bawah
4
Konflik perbedaan kepentingan ANTARA pihak kuat DENGAN pihak lemah
Vertikal antara elite dengan lapisan bawah.
5
Konflik perbedaan kepentingan ANTARA aliansi pihak kuat dan pihak lemah DENGAN pihak lemah (Rentan, Marjinal)
Vertikal antara aliansi elitlapisan bawah dengan lapisan bawah
6
Konflik perbedaan kepentingan ANTAR aliansi pihak kuat-lemah.
Horizontal, total dan multiclass.
25
Langkah-langkah: 1. Diskusikan kembali tabel kemungkinan terjadinya konflik dan kerjasama dari hasil Diagnosis PIL sebelumnya.
2. 3. 4. 5. 6.
7.
(1) Dinas Kehutanan Kab BPN PLTA LSM Pemerintah Pekon Masyarakat
Baplan cq. UPTD IPH
(5)
Interest Netral
Positif
Negatif
(2)
(3)
(4)
I+L PL I-L PL
1+ 2 34
I+L
5+
I+
6+
PI-L
7-
Potensi Kerjasama Antar Antar (+) (-) (5)
(6) Dapat terjadi antara UPTD IPH (7-) dan PLTA (3-)
1.
Kategori PIL
Dapat terjadi antara Dishut (1+), Pemerintah Pekon (5+), dan Masyarakat (6+)
Pemangku kepentingan
Potensi Konflik
(7) Potensi konflik dapat terjadi secara bilateral dan atau aliansi antara pemilik I+ (Dishut, Pekon, dan Masyarakat) dengan pemilik I(PLTA dan UPTD IPH). Sementara BPN dan LSM adalah netral, kecuali suatu saat mereka memiliki Interest.
2. Dari tabel tersebut lalu dibangun skenario kemungkinan terjadinya hubungan polarisasi konflik perbedaan kepentingan antar aliansi, antar yang kuat, atau antar kuat dan lemah. Lihat ilustrasi berikut. No
Diagram Hubungan
Deskripsi hubungan konflik antara yang kuat dan yang lemah
Kemungkina n polarisasi konflik (3-) ↔ (1+) Horizontal antar elit
1
Konflik perbedaan kepentingan ANTAR pihak yang kuat (Dominan, Bertenaga)
2
Konflik perbedaan kepentingan ANTARA aliansi pihak kuat (dan diantaranya memiliki aliansi dengan pihak lemah) DENGAN pihak kuat lainnya (Rentan, Marjinal)
(3-, 7-) ↔ (1+) Horizontal antara aliansi elit dengan elit
3
Konflik perbedaan kepentingan ANTARA pihak kuat DENGAN pihak lemah
(3-) ↔ (5+) (3-) ↔ (6+) (7-) ↔ (5+) (7-) ↔ (6+) Vertikal antara elit dan lemah
26
4
Konflik perbedaan kepentingan ANTARA aliansi pihak kuat dan pihak lemah DENGAN pihak lemah (Rentan, Marjinal)
5
Konflik perbedaan kepentingan ANTAR aliansi pihak kuat-lemah.
(3-, 7-) ↔ (1+) (3-, 7-) ↔ (5+) (3-, 7-) ↔ (6+) Vertikal antara aliansi elit dengan lemah (3-, 7-) ↔ (1+, 5+, 6+) (3-, 7-) ↔ (5+, 6+) Vertikal antara aliansi elit dan aliansi lemah
3. Jika waktu masih tersedia (atau didiskusikan pada kesempatan lain): • Diskusikan bagaimana kerjasama aliansi atau konflik yang sedang terjadi bisa membuat situasi konflik semakin mudah atau semakin sulit diselesaikan. • Diskusikan indikator dan cara-cara yang bisa ditempuh untuk membangun saling-percaya antar sesama pemangku kepentingan. • Diskusikan upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk memberdayakan pemangku kepentingan yang memiliki kekhasan marjinal dan rentan, misalnya melalui: o Kegiatan dan misi pencarian fakta o Membangun koalisi atau aliansi o Meningkatkan ketersediaan sumberdaya bagi mereka o Penguatan organisasi lokal o Membangun visi bersama dan saling berbagi tujuan/kepentingan o Mempromosikan kejujuran dan kemauan baik. o Melibatkan pihak ketiga atau aktor baru (misal NGO, mediator) o Menciptakan proses yang lebih demokratis. o Menciptakan peluang untuk kepemimpinan yang diterima oleh semua pihak. o Mengangkat dan mengedepankan tradisi/budaya lokal/setempat o Memanfaatkan sumberdaya kelembagaan dan pluralisme hukum yang tersedia. o Mendidik setiap individu kelompok akan hak dan tanggungjawab. o Meningkatkan kepedulian publik. • Diskusikan juga bagaimanakah upaya agar pemangku yang memiliki kekhasan dorman/tidur bisa turut membantu menyelesaikan konflik.
27
Analisis Posisi Para Pihak: • Analisis Posisi, Kepentingan, dan Kebutuhan (Hari Ketiga, 26 Mei 2005)
28
1. Tehnik Analisis Posisi, Kepentingan dan Kebutuhan (Position, Interests and needs = PIN) Waktu: 60 menit Tujuan : 1. Merupakan kelanjutan dari Analisis PIL. 2. Untuk membantu mengidentifikasi kepentingan-kepentingan para pemangku yang terlibat di dalam konflik atau kerjasama. 3. Untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan dapat dilaksanakannya negosiasi dan kerjasama berdasarkan posisi, kepentingan, dan kebutuhan. Batasan/definisi : Posisi didefinisikan sebagai upaya memperjuangkan hasil atau rencana tertentu untuk memenuhi tuntutan/kebutuhan seketika. Posisi cenderung lebih konkrit, jelas, dan kurang fleksibel. Langkah-langkah analisis dan diagnosis: Bagian-1, Langkah-langkah: 1. Gambar sebuah tabel dengan tujuh kolom seperti pada tabel ilustrasi. 2. Di dalam kolom 1, tuliskan kategori kekhasan para pemangku kepentingan. 3. Di dalam kolom 2, berdasarkan hasil analisis PIL, tempatkan semua pemangku sesuai dengan kategorinya. 4. Gunakan kolom 3 sampai 7 untuk mengindikasikan posisi ahir yang diambil atau didukung oleh masing-masing pemangku berkaitan dengan situasi konflik, dari sangat tidak menguntungkan (-2) netral (0) hingga sangat menguntungkan (+2). Lakukan hal tersebut dengan menyisipkan huruf P (berarti Posisi) bagi tiap pemangku kepentingan di dalam kolom yang sesuai. 5. Dengan menggunakan skala yang sama (-2 0 +2), indikasikan perkiraan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh situasi atau rencana kerja terhadap tiap pemangku; lakukan hal itu dengan menyisipkan huruf I (Interest) bagi tiap pemangku kepentingan di dalam kolom yang sesuai yaitu: a. Sisipkan di dalam kolom tidak menguntungan (-1) apabila biaya lebih besar dari keuntungan, atau b. Di dalam kolom menguntungkan (+1) jika keuntungan lebih lebih besar dibandingkan biaya. 6. Tips: Untuk mengklarifikasikan perbedaan antara posisi dengan kepentingan serta memfasilitasi perubahan yang terkait, diskusikan setiap pisisi yang diajukan dengan pertanyaan: „Mengapa?“ atau „Mengapa tidak?“ sampai kepentingan-kepentingan utama dapat dimunculkan. 7. Gunakan sekala serupa, lokasikan atau tempatkan perkiraan dampak dari situasi atau rencana terhadap kebutuhan-kebutuhan tiap pemangku (didefiniskan sebagai kepentingan dasar, dapat mencakup jaminan pemenuhan pangan, namun juga jaminan kelangsungan (survival) finansial atau politik); lakukan hal tersebut dengan menyisipkan huruf N (Need = Kebutuhan) untuk tiap pemangku kepentingan di dalam kolom yang sesuai;
29
Diskusikan perbedaan antara kepentingan dengan kebutuhan pemangku kepentingan. 8. Gambarkan anak panah untuk menunjukkan arah perubahan potensial pemangku kepentingan dari posisi menuju kepentingan dan dari kepentingan menuju kebutuhan; gunakan garis tebal tipis atau warna untuk mengindikasikan besar-kecil kemungkinan adanya perubahan, sepanjang kondisi tertentu terjadi.
Situasi: Penyelesaian Konflik Status Lahan (Bisa juga diisi dengan prioritas pemecahan masalah) Tingkatan Kekhasan (1) Tingkat-1 • Dominan Tingkat-2 • Bertenaga • Berpengaruh Tingkat-3 • Rentan • Dorman Tingkat-4 • Berperhatian • Marginal
Pemangku Kepentingan (2)
Sangat tidak menguntun gkan
Tidak meng untungkan
Menguntungkan
Sangat menguntungkan
-2
-1
0
+1
+2
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
BAPLAN (7-)
N-I
P
N-I N-I
BPN (2) LSM (4) Dishut (1+) PLTA (3-) Pekon (5+)
Masyarakat (6+)
Netral
P N-I P
P P I-N P N
P
Bagian-2, Diagnosis: 9. Diskusikan sebaran ahir (keseluruhan) dari posisi dan tingkatan kekhasan (hal ini untuk mengantisipasi jika ada pemangku yang ingin mengubah PIN nya serupa dengan pemangku lain, atau bahkan mengubah PIN nya dengan PIN pemangku lain). 10. Diskusikan juga perubahan potensial dari jarak yang teramati antara posisikepentingan kebutuhan (misalnya apakah jarak panah akan terkoreksi semakin dekat atau terkoreksi semakin jauh); Telaah kondisikondisi apa saja yang memungkinkan terjadinya perubahan menuju visi bersama atau negosiasi yang dilandaskan pada kepentingan (interest based negotiations). 11. Diskusikan cara bagaimana tingkat kekhasan dapat diubah untuk memberdayakan pemangku yang memiliki kepentingan dan kebutuhan yang absah dan mendesak, dengan tujuan menyetarakan posisi tawar masingmasing pemangku (leveling the playing field); temukan juga cara bagaimana pemangku yang kurang tampak atau dorman dapat dilibatkan.
I
I-N
30
Analisis Cara Penanganan Konflik: • Teknik Mengurai Skenario Ideal • Memilih Skenario • Pengutamaan Pilihan Secara Gradient Polling • What if (Bagaimana Jika Tidak Memungkinkan) (Hari Keempat, 27 Mei 2005)
31
1. Tehnik Mengurai Skenario Ideal (Elaborating Ideal Scenario) Waktu: 120 menit Bahan: Semua rencana kegiatan yang direncanakan dari hasil Analisis Pohon Masalah Tujuan : Membantu para pihak membangun visi masa depan bersama dan menyusun skala prioritas dalam skenario idela yang akan dikembangkan Langkah-langkah: Bagian 1: Membayangkan (visualizing) Masa Depan 1. Seluruh peserta kembali berkumpul sesuai dengan kelompok topik konflik masing-masing (Konflik Status, Konflik Batas, Konflik Akses). 2. Berdasarkan rencana kegiatan (upaya pemecahan masalah), setiap kelompok mengurutkan elemen-elemen yang membentuk bagian-bagian dari skenario ideal, menguraikan aktivitas lanjutan mereka, tanpa mendiskusikan perincian nyata dari setiap skenario tersebut maupun urutan-urutan prioritas terkait. 3. Diskusikan dan cakupkan elemen-elemen yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan hubungan-hubungan positif yang teramati dalam situasi sekarang dan masa lalu. 4. Gambar suatu piktogram (misalnya dengan menggunakan kertas bergaris atau krayon) berbentuk binatang nyata maupun mitos (mythical) yang menyangkut elemen-elemen kunci dari skenario ideal, termasuk di dalamnya adalah karakteristik dari kegiatan dan para pemangku. 5. Tiap kelompok mempresentasikan skenario idela dan pictogram mereka secara singkat, dengan memberikan penekanan pada keunikan dan keaslian gagasan kelompok dan impian-impian mereka tentang masa depan. Bagian 2: Mengurai Impian (Skenario) 6. Gambar Tabel Skenario dengan lima buah kolom. 7. Di dalam kolom-1: cakupkan dan daftarkan semua elemen (tujuan) positif yang akan menjadi bagian dari masa depan ideal (merujuk langkah ke-2), batasi agar jumlah elemen kunci tidak terlalu banyak, katakanlah antara 3 s/d 5, agar tidak terlalu sulit untuk ditelusuri.
Tabel.
Tehnik Skenario Ideal Diurai (imajiner)
32
Kasus : KONFLIK STATUS LAHAN
Elemen-elemen scenario ideal
Pemeringkatan Elemen (1=rendah, 10=tinggi)
Kondisi utama yang harus dipenuhi Uraian Prakondisi yang Tingkat diperlukan untuk Kemungkinan mencapai tujuan kondisi tersebut (Satu per terpenuhi (%) elemen)
A (1) Penyiapan para pemangku untuk bekerja sama Mengembangkan opsi metode, teknik, dan studi pendukung Pengkondisian para pemangku untuk siap bernegosiasi Menyusun agenda dan strategi negosiasi
Membangun komitmen untuk melaksanakan keputusan bersama
(2) 10
10
9
8
7
(3) Adanya saling percaya, tujuan bersama Pemahaman masalah, ketersedian data, tenag ahli, dan dana Adanya platform/ forum sebagai wadah pengkondisin Tersedianya keinginnan bersama untuk menyeselaikan konflik status lahan Tersedianya sumberdaya yang cukup untuk melaksanakan kesepakatan
Tingkat Kepentingan Elemen & Nilai Kelayakan
B
AxB
(4)
(5)
60
6 (Peringkat 3)
80
8 (Peringkat 2)
100
9 (Peringkat 1)
70
5,2 (Peringkat 4)
50
3,5 (Peringkat 5)
Prioritas = Kepentingan x Kemungkinan (berhasil) 8. Dalam kolom-2, urutkan masing-masing elemen positif dari nilai 1 (terendah) hingga 10 (tertinggi) berdasarkan kadar kepentingan (importance) relatifnya. 9. Di dalam kolom-3, uraikan secara singkat SATU kondisi penting (principal condition) yang menjadi syarat sehingga setiap elemn positif dapat muncul. 10. Di dalam kolom-4, indikasikan peluang kondisi tersebut dapat terpenuhi dalam kurun waktu yang ditentukan (sebutkan dengan rinci), dengan memperhatikan bahwa mungkin saja sebagian/seluruh kondisi tersebut tidak tersedia atau sebagian/seluruh kondisi tersebut tidak berada dibawah kendali pemangku. Gunakan sekala sekala dengan kisaran dari 0% (kondisi/prasyarat TIDAK mungkin dipenuhi) hingga 100% (kondisi/prasyarat pasti terpenuhi); jika perlu sisipkan tanda tanya jika masa depan kondisi tersebut tidak dapat diduga. 11. Di dalam kolom-5, kalikan nilai dalam kolom-2 dengan kolom-4 untuk memperoleh Nilai/Kadar Kepentingan dan Kelayakan Elemen yang lebih realistik; Semakin tinggi nilainya, semakin besar alasan untuk optimis.
33
12. Berbagi dan bandingkanlah diskusi skenario ideal kelompok anda dengan kelompok lainnya (kelompok Konflik Batas dan Konflik Akses); apabila dimungkinkan, rundingkan dan susun skenario secara terpadu yang terintegrasi sehingga menjadi Skenario Penyelesaian Konflik Status, Batas, dan Akses Pengelolaan Kawasan Huatan Lindung Bukit Rigis.
Bagian 3: Menilai Visi Secara Keseluruhan 13. Konstruksikan sebuah Maktriks Skenario Ideal ke dalam Diagram Scatter berkuadaran empat dengan dua poros/garis yang berpotongan; tempatkan Kolom A pada poros vertikal yang berada diatas atas garis horizontal dengan nilai 6 sampai 10, sedangkan di bawah garis horizontal beri nilai 5 sampai 1; Lalu tempatkan Kolom B di atas garis horizontal lalu beri nilai 0% pada ujung terkiri hingga 100% pada ujung terkanan. 14. Masukan masing-masing elemen skenario ideal ke dalam kwadran sesuai dengan ordinat (peringkat, kemungkinan). Misalnya elemen Menyusun Agenda dan Strategi Negosiasi (8,70%). (Peringkat elemen) 10 Penting & Tidak Berkemungkinan
Penting & Berkemungkinan 8 (8,70%) Menyusun agenda dan strategi negosiasi
0%
5, 50%
100% (Kemungkinan) 70%
Tidak Penting & Tidak Berkemungkinan
Tidak Penting & Berkemungkinan 1
Gambar 8. Diagram Scatter Nilai Penting dan Peluang Skenario Ideal 15. Diskusikan seluruh sebaran elemen skenario ideal meliputi: a. Elemen-elemen penting yang kemungkinan besar bisa dicapai (kuadran kanan atas).
34
b. Elemen-elemen penting tapi kemungkinnan tidak tercapai (kuadran kiri atas). c. Elemen-elemen tidak penting tapi bemungkinan tercapai (kuadran kanan bawah). d. Elemen-elemen tidak penting dan kemungkinan tidak tercapai (kuadran kiri bawah).
35
2. Tehnik Memilih Skenario (Alternatif Scenario) Tujuan : Menilai/menguji skenario-skenario alternative menuju masa depan ideal Tahapan : Bagian 1 : Kriteria Evaluasi, Skala dan Indikator 1. Buatlah suatu daftar skenario ideal terpilih yang sudah disepakati. 2. Diskusikan kriteria (wktu, biaya, SDM, dan keberlanjutan) yang dibutuhkan untuk menilai/menguji manfaat dari seluruh skenario; masukkan kedalam kolom 1. 3. Pada baris paling atas, masukkan skala maksimum yang akan digunakan untuk menilai/menguji pilihan-pilihan anda 4. Diskusikan bobot relatif dari masing-masing kriteria dan sesuaikan skala tiap-tiap kriteria tersebut (misalnya, skala dapat bervariasi dari 1 sampai 5, 1 sampai 7 atau 1 sampai 9). 5. Diskusikan dan masukkan indikator-indikator bagi seluruh kriteria ke dalam masing-masing ruang/sel (misalnya, biaya 1 sampai dengan 3 = kurang dari 100 ribu rupiah) Tabel. Skenario Alternatif Untuk Opsi yang diinginkan (Preferred Options) untuk PELEPASAN SESUAI PROSEDUR (imajiner)
Kriteria Biaya (Rp.juta) Waktu (bln) Ketersediaan SDM
Keberlanjutan (dilihat dari dukungan semua pihak)
Skala (dapat bervariasi) 1 201250 0-27 Langk a
Tidak Mendu kung
2
0-24
3 15l200 0-21
Sedikit
Cukup Tidak mendu kung, tapi tidak mengh alangi
4
0-18 Banya k
5 101150 0-15 Berlebi han
Raguragu
6
7
8
51-100 0-12
0-9
Setuju bersya rat
9 l-50
0-6
0-3
Mendu kung Penuh
Bagian 2 : Penilaian/Pengujian Pilihan 6. Gambar sebuah tabel Penilaian/Pengujian Pilihan di bawah; masukkan daftar skenario ke dalam kolom-1 tabel di bawah.
36
7. Pada baris paling atas, masukkan daftar kriteria dan indikasikan nilai maksimumnya dalam tanda kurung. 8. Gunakanlah tiap-tiap kriteria untuk menilai/menguji pilihan-pilihan yang ada satu-persatu dan catat hasil perkiraan atau penilaian dalam masingmasing ruang/sel yang terkait; gunakan dua kolom terakhir untuk menjumlahkan nilai dan mencatat pemeringkatan terakhir satu persatu. Tabel. PENGUJIAN BEBEBARAPA SKENARIO PENYELESAIAN KONFLIK STATUS LAHAN. Pilihan Sesuai Prosedur Relokasi Ukur Ulang Tata Ruang
Biaya (max 7)
Waktu
KRITERIA Ketersediaan Keberlanjut SDM an
Peringkat Jumlah
5
6
3
9
23
1
1 5
1 6
4 2
1 5
7 18
3 2
1
5
3
9
18
2
9. (Bisa dilakukan di lain waktu) Setelah merampungkan analisis, lanjutkan dengan Project Manager Analisis untuk merancang aktivitas apa yang dibutuhkan untuk menjalankan alternative apa yang dipilih; catat setiap keputusan atau kebijakan riset-aksi management yang tepat guna bgi setiap aktivitas (manusia/orang, tujuan-sasaran, jangka waktu,) metoda, informasi, sumberdaya.
37
3. Tehnik Pilihan yang dikehendaki dan Gradient Polling; (Preferred Options and Gradient Polling) Tujuan : Menentukan tingkat dukungan yang layak/pantas sebagaimana diperlukan untuk mewujudkan suatu rencana atau mewujudkan pilihan yang diutamakan. Tahapan : Bagian I : Merumuskan Tingkat Dukungan yang Dibutuhkan 1. Pilih dan rumuskan suatu rencana atau skenario pilihan tertentu yang jelas untu dipaparkan kepada kelompok dalam rangka mengantisipasi keputusan yang akan diambil. 2. Ukur tingkat kesepakatan yang diperlukan untuk menjamin penerimaan usulan/proposal tersebut; anggota kelompok dapat mendiskusikan faktorfaktor yang menunjuk pada kebutuhan untuk memberikan dukungan penuh (enthusiastic), seperti yang dirangkumkan ke dalam daftar di bawah; hapus, formulasikan ulang atau tambahkan faktor-faktor lain bilamana perlu, dengan menggunakan formulasi yang cenderung mendukung pencarian dukungan penuh (ethusiastic support). 3. Isi table di atas, indikasikan nilai yang relevan bagi tiap factor sebagaimana berlaku utuk pilihan yang diutamakan atau rencana yang diusulkan; gunakan skala 1 s/d 9 bagi semua factor; atau variasikan skala enurut tingkat kepentingan tiap factor; kata-kata atau gambar dapat dipergunakan untuk merumuskan makna tiap nilai/angka USULAN/SKENARIO:
…………………………………………………….. ……………………………………………………. 1= Salah (tidak berlaku), 9= Benar (berlaku sepenuhnya)
SKALA YANG DISARANKAN : KRITERIA PENGUKURAN/ PENILAIAN : Keseluruhan Tingkat Kepentingan Hasil (Taruhannya tinggi dan konsekuensi kegagalan sangat berat ) Keberlanjutan/Umur Hasil Yang Diharapkan (Keputusan tidak dapat ditarik kembali) Kebutuhan Untuk Melibatkan Pemangku Kepentingan (Banyak pemangku kepentingan akan terpengaruh secara signifikan) Pemberdayaan Anggota Kelompok (Pemangku kepentingan harus dilibatkan dalam keseluruhan proses) Nilai Prosentase (total score/maximum score)
Nilai ............. Nilai ………. Nilai ……….
Nilai………..
…………..% .
38
4. Untuk mengubahnya ke dalam nilai prosentase, jumlahkan total nilai dan bagi hasilnya dengan nilai maksimum (total dari semua nilai maksimum); semakin tinggi prosentasenya, semakin tinggi kebutuhan akan dukungan penuh sebagauimana diekspresikan melalui gradient polling Bagian II. Gradient Polling 5. Sebelum melakukan pemungutan suara akhir atau mengambil keputusan, anggota kelompok mungkin ingin melakukan polling pendapat dan mendiskusikan tingkatan dukungan atau non dukungan berkenaan dengan usulan tertentu, dengan menggunakan skala kesetujuan terdiri dari (kurang lebih 9) gradients seperti :
1 Menolak DUKUNGAN
SKALA DUKUNGAN 3 5 7 Tidak suka, tetapi tidak akan meng halangi
Ragu-ragu
Setuju dengan catatan
9 Mendukung
Apabila akan dilakukan tingkat dukungan kolektif dari semua pihak, maka hitung nilai rata-rata dukungan = (Jumlah total nilai dukungan)/jumlah pihak = x. Lalu masukkan nilai “x” tersebut ke dalam tabel berikut untuk memperoleh nilai dukungan kolektif semua pihak.
SKALA DUKUNGAN DUKUNGAN KOLEKTIF
1-2,5
2,6-4
4,1-5,5
5,6-7
7,1-9
Menolak
Tidak suka, tetapi tidak akan meng halangi
Ragu-ragu
Setuju dengan catatan
Mendukung
6. Kecenderungan individual dipetakan ke dalam skala yang dipilih dapat dihitung dengan menggunakan satu dari empat metoda : - Angkat tangan - Pernyataan verbal (tanpa diskusi) - Penunjukkan kartu (card display) - Perhitungan suara rahasia (secret ballot) TIPS FASILITATOR: Pada situasi konflik dimana masih terdapat kesungkanan pihak lemah kepada pihak kuat, sebaiknya menggunakan perhitungan suara rahasia. 7. Hasilnya dapat dicatatkan ke atas flipchart, dan seketika memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat dukungan atau penolakan kelompok terhadap suatu usulan tertentu. TIPS FASILITATOR: Jika ada indikasi bahwa pernyataan dukungan para pihak ingin dirahasiakan, maka pada saat penayangan, lakukan kodifikasi terhadap pemangku sehingga identitasnya tidak diketahui oleh pemangku lain (yang tahu hanya fasilitator dan kerahasiaannya dijamin).
39
4. Tehnik pemantauan: Bagaimana Jika.... (What if) Tujuan : Membantu para pihak menghadapi faktor-faktor yang sulit diduga dalam mewujudkan pilihan yang diutamakan Tahapan : 1. Buat daftar faktor-faktor INPUT kunci (forces) yang secara langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan skenario karena faktor tersebut sulit diprediksi. Lalu pilih yang paling menjadi kunci. Misalnya: • Judul: SKENARIO PELEPASAN KAWASAN • Daftar input penting: • Ketersediaan Dana • Provokator/spekulan • Perubahan kebijakan • Pilih faktor input terpenting tapi susah diprediksi: Ketersediaan Dana • Lalu ukur tingkat kesulitannya, misal: ( Ketersediaan dana: mudah di prediksi (10) sulit diprediksi (1)) 2. Buat beberapa faktor yang mencirikan dampak positif dari skenario terpilih, lalu pilih satu dampak positif yang diharapkan. • Judul: SKENARIO PELEPASAN KAWASAN • Daftar dampak positif: • Kepastian pemilikan lahan bagi masyarakat. • Wilayah desa semakin definitif. • Kerawanan sosial bisa dicegah. • Kerusakan lingkungan bisa dicegah. • Mencegah laju perambahan • Dampak positif yang paling diharapkan: Kepastian pemilikan lahan bagi masyarakat. • Lalu ukur tingkat dampaknya, misal: ( Dampak positif: Tinggi (10) rendah (1))
3. Tempatkan kedua faktor tersebut sepanjang poros/garis vertikal dan horizontal pada matriks tunggal (lihat contoh di bawah), dengan kedua ujung dari masing-masing poros/garis merujuk pada hasil (outcomes) yang paling berlawanan (misalnya pemerintah yang baru terpilih versus pemerintahan yang sama dipilih kembali); matriks yang dihasilkan akan memuat empat kuadran yang mewakili atau menunjuk pada skenarioskenario yang paling berbeda, tidak pasti dan signifikan serta besar pengaruhnya terhadap suatu situasi atau rencana tertentu.
40
Dana pasti tersedia 10
Dana pasti, pemilikan lahan tidak pasti
Pemilikan lahan tidak pasti
Dana pasti, pemilikan lahan pasti
0
10 Pemilikan lahan, pasti
5
Dana tidak pasti, pemilikan lahan tidak pasti
0
Dana tidak pasti, pemilikan lahan pasti
Dana tidak pasti tersedia
Gambar 1. Diagram Scatter But What if.........? 4. Diksusikan posisi masing-masing skenario. Apabila pada posisi tersebut skenario memiliki indikator tidak pasti, maka diskusikan jalan keluarnya.