LAJU PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP KARANG Acropora formosa HASIL TRANSPLANSTASI PADA KEDALAMAN BERBEDA Joni,
[email protected] Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH Arief Pratomo,
[email protected] Dosen Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH Henky Irwan,
[email protected] Dosen Budidaya Perairan, FIKP, UMRAH
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan tingkat kelangsugan hidup karang Acropora formosa hasil transplantasi pada kedalaman berbeda dan menetukan kedalaman optimal untuk penerapan transplantasi karang Acropora formosa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di Desa Pesisir Timur Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan 7 perlakuan kedalaman yang berbeda, yaitu kedalaman 3 meter, 6 meter, 9 meter, 12 meter, 15 meter, 18 meter dan 21 meter, setiap perlakuan diberi 10 kali ulangan. Analisis data laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup karang Acropora formosa dengan uji One-Way ANOVA dan uji Post Hock Duncan (95%) menunjukan kedalaman memberikan pengaruh perbedaan yang nyata. Analisis nonparametrik dengan uji Kruskal Wallis pada tingkat kelangsungan hidup karang Acropora formosa menunjukan setiap perlakuan tidak berbeda nyata dan dilihat dari peringkat uji Kruskal Wallis menunjukan tingkat kelangsungan hidup karang tertinggi terjadi pada kedalaman 3 meter, 6 meter dan 9 meter. Kedalaman 3 meter meiliki laju pertumbuhan 1,26 mm perminggu dan kelangsungan hidup 100% dan merupakan kedalaman optimal untuk diterapkan dalam transplantasi karang Acropora formosa, hal ini terlihat dari perairan yang dangkal tetapi memiliki pertumbuhan yang cepat/tinggi atau tidak berbeda nyata dengan kedalaman yang memiliki pertumbuhan tercepat/tertinggi.
Kata kunci: Transplantasi, Acropora formosa
1
GROWTH RATE AND LEVEL OF SURVIVAL CORAL Acropora formosa RESULTS TRANSPLANSTASI DEPTH IN DIFFERENT Joni,
[email protected] Students of Marine Sciences, FIKP, UMRAH Arief Pratomo,
[email protected] Lecturer of Marine Sciences, FIKP, UMRAH Henky Irwan, henkyirawan.umrah. @ Gmail.com Lecturer Aquaculture, FIKP, UMRAH
ABSTRACT
This study aims to determine the growth rate and degree of viability, live coral Acropora formosa transplanted at different depths and determine the optimal depth for the application of Acropora formosa transplantation. The research was conducted in July to August 2015 in the village of Pesisir Timur Subdistrict Siantan District Kepulauan Anambas. The experimental design used in this study 7 treatments of different depths, the depth of 3 meters, 6 meters, 9 meters, 12 meters, 15 meters, 18 meters and 21 meters, each treatment was given 10 repetitions. Analysis of data growth and the survival rate of coral Acropora formosa with One-Way ANOVA test and Post Hock Duncan test (95%) showed the depth effect real difference. Nonparametric analysis with Kruskal Wallis test on the survival rate of Acropora formosa showed each treatment was not significantly different and viewed from rank Kruskal Wallis test showed the highest survival rate of coral occurs at a depth of 3 meters, 6 meters and 9 meters. 3 meters depth particularly a growth rate of 1.26 mm every week and the survival of 100% and an optimal depth to be applied in transplantation Acropora formosa, it is seen from the shallow waters but had a rapid growth/high or not significantly different from the depth that has The fastest growth/high.
Keywords: Transplantation, Acropora formosa
2
LAJU PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP KARANG Acropora formosa HASIL TRANSPLANSTASI PADA KEDALAMAN BERBEDA Joni,
[email protected] Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH Arief Pratomo,
[email protected] Dosen Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH Henky Irwan,
[email protected] Dosen Budidaya Perairan, FIKP, UMRAH
kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau
PENDAHULUAN
satu
Terumbu karang merupakan salah
pembentukan
terumbu
ekosistem
Transplantasi
karang
perairan
pesisir,
yang
karang
alami.
berperan
dalam
memiliki peranan sangat penting baik secara
mempercepat regenerasi terumbu karang
ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis,
yang telah rusak, dan dapat pula dipakai
terumbu karang menjadi tempat tinggal,
untuk membangun daerah terumbu karang
berkembang biak dan mencari makan ribuan
baru yang sebelumnya tidak ada. Pelaksanaan
jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang hidup
Transplantasi
karang
di laut. Terumbu karang juga berfungsi
telah banyak dipraktekkan. Akan tetapi
sebagai pelindung pantai dari erosi dan
biasanya transplantasi dilakukan dengan
abrasi, struktur karang yang keras dapat
meletakkan
menahan gelombang dan arus sehingga
perairan yang dangkal, tanpa memperhatikan
mengurangi abrasi pantai dan mencegah
faktor kedalaman optimal untuk syarat
rusaknya ekosistem pantai lain seperti
pertumbuhan karang. Untuk
padang lamun dan magrove. Pertumbuhan
karang
dan
tentang
penyebaran
transplantasi
mendapatkan
kedalaman
pada
informasi
optimal
untuk
terumbu karang tergantung pada kondisi
pertumbuhan karang hasil tranpantasi pada
lingkungannya.
Perairan
jenis
lingkungannya
mendukung
yang
kondisi
Acrofora
formosa,
maka
perlu
pertumbuhan
dilakukan penelitian terhadap pertumbuhan
karang, maka karang tumbuh lebih cepat di
karang hasil tranplantasi pada kedalaman
bandingkan
yang
dengan
daerah
yang
pertumbuhan
lingkungannya tercemar. Transplantasi
berbeda.
karang
hidup
adalah
Guna
dan
karang
mengetahui
tingkat
Acropora
laju
kelangsungan formosa
hasil
transplantasi pada kedalaman yang berbeda.
pencangkokan atau pemotongan karang
Penelitian
hidup untuk dicangkok di tempat lain atau di
ini
bertujuan
untuk
mengetahui laju pertumbuhan dan tingkat
tempat yang karangnya telah mengalami
3
pengecekan
kondisi
formosa hasil transplantasi pada kedalaman
pembersihan
rak
berbeda.
Mengetahui
pengecekan kondisi rak transplantasi.
optimal
pertumbuhan
kelangsungan
hidup
karang
Acropora
kedalaman karang
yang
kesehatan transplantasi,
Pengamatan
Acropora
karang, dan
dilakukan
perawatan,
sejalan
formosa dengan cara ditransplantasi pada
dengan
pengamatan
kedalaman yang berbeda.
pertumbuhan karang dilakukan dengan cara mengukur tinggi fragmen karang Acropora formosa serta pengukuran kualitas perairan.
METODE Penelitian dilakukan pada bulan Juli
Parameter perairan yang diukur meliputi:
sampai September 2015 di Perairan Desa
kecepatan arus, kecerahan, suhu, salinitas
Pesisir
serta kadar oksigen terlarut. Pengamatan
Timur,
Kabupaten
Kepulauan
pertumbuhan
Anambas.
dalam
adalah
fragmen
karang
dilakukan dengan mengukur pertumbuhan
Alat dan bahan penelitian yang digunakan
pada
pertambahan
keranjang
tinggi
fragmen
karang.
berlubang, styrofoam box, kaliper, gergaji,
Pengukuran tinggi fragmen menggunakan
scuba, pompong, papan manta dan pensil,
jangka sorong, pengukuran dilakukan setiap
multi tester, refraktometer, secchi disk, float
satu kali seminggu selama tiga bulan
tracking, stopwatch, GPS, water sampel,
penelitian. Proses pengukuran dilakukan
kamera underwater, laptop, karang Acropora
langsung di dalam air dengan menggunakan
formosa, paralon 1 inci, T
bantuan peralatan SCUBA. Karang yang
paralon, dan
mati
kabel ties. Pada
penelitian
ini,
terdiri
dihitung
dari
Tahap
persiapan
terdiri
mengalami
dan
dicatat
pemutihan untuk
akan
mengukur
kelangsungan hidup karang.
beberapa tahapan yang harus dikerjakan, yaitu:
atau
Rancangan
dari
percobaan
dalam
menentukan jenis karang, asal usul karang,
penelitian ini menggunakan 7 perlakuan
ukuran
lokasi,
kedalaman yang berbeda yaitu kedalaman 3
pembuatan media tempel, dan pembuatan
meter, 6 meter, 9 meter, 12 meter, 15 meter,
rak transplantasi. Tahap pelaksanaan terdiri
18 meter, dan 21 meter. Setiap perlakuan
dari pemilihan dan pemotongan karang,
terdapat 10 kali ulangan
fragmen,
peletakan
penentuan
fragmen
pada
penempatan
fragmen
transplantasi,
dan
dalam
penanaman.
Untuk
susbstrat,
pertumbuhan
rak
menghitung dan
pencapaian
kelangsungan
hidup
karang yang ditransplantasi menggunakan
Tahap
rumus Ricker (1975) sebagai berikut:
perawatan dan pengamatan fragmen karang dilakukan secara teratur yaitu setiap satu kali
= (
dalam seminggu agar fragmen karang yang
Keterangan :
ditransplantasi tidak mengalami kematian.
P Lt
Proses perawatan terdiri dari kegiatan
4
−
)/( )
= Pertambahan panjang/tinggi karang = Rata-rata panjang/tinggi fragmen karang setelah minggu ke-t
Lo t
= Rata-rata panjang/tinggi fragmen karang pada minggu ke-0 = Waktu pengamatan (minggu) =
/
%
Keterangan : SR = Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate) Nt = Jumlah individu pada akhir penelitian No = Jumlah individu pada awal penelitian
Gambar 1. Laju pertumbuhan tinggi karang Acropora formosa
Analisi data laju pertumbuhan dan tingkat
kelangsungan
hidup
Berdasarkan
karang
gambar
pertumbuhan tinggi
laju
karang Acropora
Acropora formosa menggunakan uji One-
formosa selama pengamatan pada masing-
Way ANOVA dan uji Post Hock Duncan
masing
dengan tingkat ketelitian 95 %. Untuk
pertumbuhan karang yang baik terjadi pada
sebaran data yang tidak normal dilakukan
perairan
analisis nonparametrik dengan uji Kruskal
pengamatan,
Wallis pada tingkat kelangsungan hidup
pertumbuhan perminggu setiap perlakuan
karang Acropora formosa.
adalah: I (1,26 mm), II (1,33 mm), III (1,11
Untuk menghitung analisis kualitas
perlakuan
yang
terlihat
lebih
dangkal.
diperoleh
bahwa
Setelah rata-rata
mm), IV (0,87 mm), V (0,73 mm), VI (48
perairan diambil dari setiap kedalaman rak
mm), dan VII (0,27 mm).
transplantasi diletakkan, kemudian hasil
Hasil analisis data laju pertumbuhan
analisis dibandingkan dengan Parameter
karang Acropora formosa menggunakan uji
Pembatas Pertumbuhan Karang Menurut
one-Way ANOVA dengan tingkat ketelitian
Keputusan Menteri Negara
95% dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Lingkungan
Hidup Lampiran III Tentang Baku Mutu Air
Tabel 1. Uji one-Way ANOVA pertumbuhan karang formosa
Laut untuk Biota Laut Nomor 51 Tahun
pada laju Acropora
2004 untuk Coral.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Karang Aropora formosa Laju pertumbuhan merupakan selisih perubahan tinggi karang pada awal hingga
Berdasarkan
akhir pengamatan. Hasil pengukuran laju
pengujian
statistik
dengan uji one-Way ANOVA pada laju
pertumbuhan karang Acropora formosa
pertumbuhan karang Acropora formosa
selama penelitian dapat dilihat pada gambar
bahwa nilai signifikan menjukan kurang dari
berikut ini:
5
Dari hasil analisis Post Hoc Duncan
α (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang nyata dari laju pertumbuhan
dengan
karang
dapat
menunjukan bahwa nilai perbedaan terbesar
dikatakan bahawa kedalaman memberikan
terdapat pada grup A dan merupakan
pengaruh
kelompok pertumbuhan tercepat selama
Acropora
formosa
yang
nyata
dan
terhadap
laju
tingkat
ketelitian
ini
pertumbuhan karang perminggu selama
penelitian.
penelitian.
pertumbuhan karang paling lambat terjadi
Oleh
karena
itu,
dilakukan
Sedangkan
95%
kelompok
pada grop C.
pengujian statistik lanjutan menggunakan analisis Post Hoc Duncan dengan tingkat ketelitian 95% untuk melihat nilai perbedaan
Tingkat Kelangsungan Hidup Karang
antara laju pertumbuhan karang pada setiap
Aropora formosa Tingkat kelangsungan hidup karang
perlakuan.
adalah kemampuan karang untuk bertahan
Tabel 2. Uji Post Hoc Duncan pada laju pertumbuhan karang Acropora formosa
hidup tanpa mengalami kematian selama penelitian yang dinyatakan dalam satuan persen (%).
Hasil pengamatan tingkat
kelangsungan
hidup
selama
penelitian
terhadap jumlah unit karang yang bertahan hidup selama penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini: Berdasarkan
pengujian
statistik
lanjutan menggunakan analisis Post Hoc Duncan dengan tingkat ketelitian 95%, laju pertumbuhan formosa,
karang
didapatkan
pertumbuhan
antar
karang bahwa perlakuan
Acropora nilai
laju
diperoleh
Gambar 2. Kelangsungan hidup Acropora formosa
signifikan sebesar 0,324 pada grup A untuk perlakuan II (6 m), III (9 m), I (3 m), V (15
karang
Berdasarkan gambar pada tingkat
m), dan IV (12 m), signifikan sebesar 0,154
kelangsungan
pada grup AB untuk perlakuan V (15 m), IV
hidup
karang
Acropora
formosa, terlihat bahwa karang jenis ini
(12 m) dan VI (18 m), signifikan sebesar
memiliki ketahan hidup lebih tinggi pada
0,062 pada grup BC untuk perlakuan VI 918
perairan
m), dan VII (21 m), dan signifikan sebesar
yang
lebih
dangkal,
tingkat
kelangsungan hidup setipa perlakuan adalah:
0,194 pada grup C untuk perlakaun VII (21
perlakuan I (100 %), II (100 %), III (100 %),
m).
IV (90 %), V (90 %), VI (70 %), dan VII (50 %).
6
tingkat
sehingga binatang karang juga dapat hidup
Acroora
pada perairan yang cukup dalam. Namun
formosa dianalisis secara nonparametrik
secara umum karang Acropora sp. tumbuh
dengan Uji Kruskal Wallis. Hasil Uji
baik pada kedalaman kurang dari 20 meter.
Selanjutnya kelangsungan
data
hidup
karang
Kruskal Wallis dapat dilihat pada tabel berikut ini
Kedalaman
Tabel 3. Hasil uji Kruskal kelangsungan hidup Acropora formosa
Wallis karang
Optimal
Pertumbuhan
Karang Acropora formosa Penentuan
kedalaman
optimal
dilakukan dengan melihat dari hasil analis selisih masing-masing perlakuan kedalaman yang memiliki pertumbuhan yang tertinggi atau tercepat ataupun tidak berbeda nyata dari
Sumber : Olahan Data SPSS (2016)
perlakuan
dengan
parameter
pertumbuhan yang tercepat atau tertinggi.
Tingkat kelangsungan hidup karang
Pertimbangan sebelum menentukan
yang berada pada perairan lebih dangkal memiliki ketahan hidup yang lebih tinggi
kedalaman optimal pada pertumbuhan
dibandingkan dengan karang yang berada di
karang Acropora formosa, maka dilihat
perairan
Tingkat
perbantingan pertumbuhan karang yang
kelangsungan hidup karang bergantung pada
didapat dari hasil penelitian pada kedalaman
kedalaman perairan, hal ini berkaitan dengan
yang mengalami pertumbuhan tercepat atau
penetrasi cahaya kedalam suatu perairan.
tertinggi.
Semakin
karang Acropora formosa dapat dilihat pada
yang
lebih
dalam
dalam.
suatu
perairan
maka
Rata-rata
laju pertumbuhan
gambar berikut ini:
semakin berkurang cahaya yang masuk. Cahaya yang masuk kedalam perairan ini dimanfaatkan
oleh
zooxanthellae
untuk
melakukan proses fotosintesis, tanpa cahaya yang
cukup
akan
menghambat
proses
fotosintesis, hal ini dapat menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan hidup karang jika berlangsung dalam waktu yang lama. Pernyatataan pendapat
yang
ini
didukung
disampaikan
Gambar 3. Rata-rata pertumbuhan karang Acropora formosa
oleh oleh
Berdasarkan perbandingan hasil data
Supriharyono (2007), yang menyatakan membatasi
pertumbuhan yang didapat, menunjukan
kehidupan binatang karang. Perairan yang
bahwa perairan yang lebih dangkal memiliki
jernih memungkinkan penetrasi cahaya bisa
pertumbuhan yang cepat atau tidak berbeda
sampai pada lapisan yang sangat dalam,
nyata dengan kedalaman perairan yang
bahwa
kedalaman
juga
7
memiliki pertumbuhan tercepat. Hal ini
laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan
disebabkan
hidup karang Acropora formosa.
oleh
sifat
karang
yang
Tabel 4. Penentuan kedalaman laju pertumbuhan Acropora formosa
memerlukan cukup cahaya untuk melakukan proses
fotosintesis
bagi
zooxathellae.
optimal karang
Zooxanthellae merupakan simbosis karang yang tidak bisa terpisahkan dan sangat mempengaruhi pertumbuhan karang. Menurut Suharsono, 1984 dalam Johan (2001), menyatakan bahwa karang mempunyai sifat yang sangat unik yaitu Sumber : Olahan Data SPSS (2016)
perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan, arah
pertumbuhannya
selalu
bersifat
Tabel 5. Penentuan kedalaman optimal tingkat kelangsungan hidup karang Acropora formosa
fototrofik positif yaitu selalu mengarah keatas menuju matahari. Pendapat ini juga diperkuat
oleh
Veron
(1986),
dan
Nybakaken (1992) dalam Zulfikar dan Soedharma (2008) Bahwa cahaya adalah salah satu faktor penting untuk pertumbuhan karang karena 90% makanannya dihasilkan oleh
zooxanthellae
yang
membutuhkan Sumber : Olahan Data SPSS (2016)
cahaya untuk kelangsungan hidupnya dalam
Berdasarkan hasil analisis Post Hock
melakukan proses fotosintesis. Oleh karena itu penentuan kedalaman optimal dapat
Duncan,
laju
dilahat dari laju pertumbuhan dan tingkat
berdasarkan
parameter
yang
kelangsungan hidup karang.
menunjukan
bahwa
perairan
kedalaman
Kemampuan adaftasi karang yang
6
pertumbuhan
meter
karang ditentukan dengan
mengalami
laju
cepat pada kedalaman perairan tertentu,
pertumbuhan tertinggi yaitu dengan capaian
didukung oleh faktor lingkungan yang subur
rata-rata pertumbuhan 1,33 mm/minggu.
serta serta kondisi karang yang sehat yang
Dan hasil analisis uji Kruskal Wallis pada
ditandai dengan warna yang cerah. Selain
tingkat kelangsungan hidup menunjukan
itu, karang yang ditransplantasi juga berasal
bahwa perairan dengan kedalaman 3, 6, dan
dari lokasi perairan yang sama. Hal tersebut
9 meter memiliki tingkat kelangsungan
juga mendukung pertumbuhan karang secara
hidup yang tinggi, yaitu sebesar 100 %. Berdasarkan olahan data statistik
optimal. penentuan
pada uji PostHock duncan dan uji Kruskal
kedalaman optimal yang dianalisis dari data
Wallis pada tabel yang diberi warna kuning,
Berikut
merupakan
kedalaman
8
optimal
karang
yang
ditransplantasi dicapai oleh kedalam pada
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
perlakuan II dengan kedalaman 3 meter. Hal
karang yang hidup di perairan laut dalam.
ini terlihat bahwa pada kedalaman tersebut karang jenis Acropora formosa memiliki
Kondisi
laju pertumbuhan dan tinggkat kelangsungan
Perairan
dengan
Kedalaman
yang
optimal
Kualitas
perairan merupakan faktor utama yang
tercepat/tertinggi. karang
Parameter
Secara umum, kondisi kualitas
hidup yang cepat/tinggi atau tidak berbeda nyata
Umum
mempengaruhi
Acropora
kehidupan
karang
dan
sebagai
ekosistemnya. Pengukuran kualitas perairan
kedalaman yag efisien dan efektif dalam
bertujuan untuk mengetahui kondisi perairan
transplantasi karang. Hal ini dilihat dari
di lokasi penelitian dan mendukung analisis
kedalaman
kondisi
formosa
tersebut
yang
dianggap
rendah
memiliki
karang
hasil
penelitian.
Hasil
pertumbuhan yang cepat dan ketahanan
pengukuran kondisi umum kualitas perairan
hidup yang tinggi.
selama penelitan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Menurut Haris (2001), Alasan utama
Tabel 6. Kondisi umum parameter perairan di lokasi penelitian
pembatasan kedalaman adalah berhubungan dengan faktor cahaya. Proses fotosintesis pada terumbu karang membutuhkan cahaya yang cukup. Penurunan ketersediaan cahaya pada perairan yang lebih dalam akan mengakibatkan
penurunan
keberhasilan
kolonisasi karang, hal ini diakibatkan oleh Keterangan : * Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut No. 51 Tahun 2004 Lampiran III untuk Coral
penurunan jumlah zooxanthellae persatuan luas permukaan koloni pada beberapa jenis karang. Kemampuan adaptasi karang yang ditransplantasi merupakan faktor utama
Kecerahan yang tinggi didukung oleh
suatu karang dapat terus hidup atau akan
kondisi angin yang baik dan gelombang laut
mati dan kecepatan tumbuh karang pun
yang kecil. Kecerahan berkaitan erat dengan
berbeda-beda tergantung kemampuan karang
cahaya yang berpengaruh terhadap proses
untuk
fotosintesis
beradaftasi
dengan
kondisi
yang
dilakukan
oleh
lingkungannya. Kemampuan karang untuk
zooxanthellae yang membutuhkan sinar
mempertahankan
bervariasi,
matahari. Tanpa cahaya yang cukup laju
karang yang hidup di perairan dangkal dapat
fotosintesis akan terhambat dan kemampuan
menyesuaikan diri dengan baik pada kondisi
karang
perairan yang dangkal dan akan mampu
karbonat dan membentuk terumbu juga akan
diri
sangat
untuk
berkurang.
9
menghasilkan
kalsium
kehidupan karang melalui proses respirasi,
Suhu mempengaruhi pertumbuhan karang dimana naiknya suhu satu sampai
dan
reaksi
oksidasi
reduksi
dua drajad dapat mempengaruhi konsentrasi
senyawa-senyawa dalam air.
terhadap
Bila
Nilai pH suatu perairan dipengaruhi
kenaikan suhu terlalu tinggi, jaringan karang
oleh garam-garam karbonat dan bikarbonat
akan mengkerut dan zooxanthellae akan
dalam perairan. Drajad keasaman berperan
keluar dari karang. Dengan demikian akan
dalam menjaga keseimbangan senyawa-
menghambat proses fotosintesis dan akan
senyawa kimia. Drajad keasaman sangat
menyebabkan
karang.
penting sebagai parameter kualitas air
Menurut Haris (2001), efek dari perubahan
karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan
suhu pada karang dapat menyebabkan
reaksi beberapa bahan kimia di dalam air.
respon
Selain itu makhluk akuatik hidup pada
zooxanthellae
di
karang.
kematian
makan,
banyak
dalam
pada
mengurangi
mengeluarkan
reproduksi,
lendir
rentang
dan
Salinitas adalah jumlah total mineral
air sangat penting dalam suatu perairan bagi di
dengan
tidaknya sebgai penunjang kehidupan.
air dengan satuan meter per detik. Sirkulasi
berada
sehingga
diketahui apakah suatu perairan susuai atu
Arus merupakan perpindahan masa
yang
tertentu,
diketahuinya nilai pH maka akan dapat
menghambat proses fotosintesis.
organisme
pH
terlarut (yang dinyatakan dalam gram) yang
dalamnya.
Peranan utama pergerakan air bagi karang
terkandung
adalah
penyedian
Pertumbuhan karang dengan salinitas yang
oksigen dan makanan. Penyuplai utama
ekstrim dapat mengurangi laju pertumbuhan
nutrien
karang.
berhubungan
karang
dengan
berasal
dari
simbiosis
dalam
Penurunan
satu
kilogram
laju
air.
pertumbuhan
diperlukan
bergantung juga pada daya toleransi karang
karang dalam memperoleh makan dalam
terhadap perubahan salinitas. Agar dapat
bentuk zooplankton dan
tumbuh dengan baik, karang akan mengatur
zooxanthellae,
namun
arus
oksigen serta dari
tekanan osmosis dalam sel-sel zooxanthellae
endapan sedimen. Karang sendiri memiliki
agar sesuai dengan tekanan osmosis dengan
kemampuan
membersihkan
lingkungan hidupnya. Salinitas berbanding
permukaanya dari endapan sedimen, tapi
lurus dengan tekanan osmosis dalam tubuh
dalam jumlah yang terbatas.
hewan karang.
membersihkan
permukaan
dalam
karang
Oksigen terlarut memiliki peranan
Dari tabel hasil pengukuran kondisi
penting bagi sistem kimia air laut maupun
umum kualitas perairan di lokasi penelitian
proses biologi perairan laut. Hal ini karena
terlihat
oksigen
proses
perairan di lokasi penelitian masih dalam
dalam
kondisi cukup baik, karena secara umum
menguraikan bahan organik. Penurunan
masih berada dalam kondisi ambang batas
oksigen
yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan
diperlukan
mineralisasi/dekomposisi
terlarut
akan
dalam bakteri
mempengaruhi
10
bahwa
kondisi
umum
kualitas
Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku
2. Dari hasil penelitian ditemukan kondisi
Mutu Air Laut.
lingkungan untuk parameter salinitas
Hanya saja untuk parameter salinitas
barada dibawah ambang batas Baku
perairan masih berada dibawah ambang
Mutu,
batas yang ditetapkan, hal ini dikarenakan
penelitian lanjutan pengaruh salinitas
lokasi penelitian yang berada cukup dekat
yang berbeda terhadap laju pertumbuhan
dengan daratan sehingga masih mendapat
karang
pengaruh yang cukup besar dari perairan
pengetahuan
tawar yang ada di daratan.
karang.
Namun
menurut
Guntur
maka
sebaiknya
untuk
dilakukan
menambah tentang
ilmu
transplantasi
(2011), Daftar Pustaka
karang dapat hidup dalam batas toleransi
Guntur.
salnitas 25-40 0/00..
2011.
Ekologi
Karang
Pada
Terumbu Buatan. Ghalia Indonesia: Bogor
Kesimpulan
Haris, A., 2001. Laju pertumbhan dan tingkat
Berdasarkan hasil penelitian yang
kelangsungan
hidup
telah dilakukan, terhadap Laju Pertumbuhan
fragmentasi buatan karang lunak
dan Tingkat Kelangsungan Hidup Karang
(Octocorallia:
Acropora formosa Hasil Transplantasi Pada
Sarcophyton trocheliophorum Von
Kedalaman
Marenzeller
Berbeda
dapat
disimpulkan
Alcyonacea)
dan
Lobophytum
bahwa kedalaman memberikan pengaruh
strictum Tixier- Durivault di Perairan
terhadap
Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Thesis
laju
pertumbuan
kelangsungan pertumbuhan
dan
tingkat
karang.
Laju
kelangsungan
hidup
hidup dan
(tidak
Pascasarjana,
karang Acropora formosa yang baik terjadi
kedalaman
tersebut
karang
Institut
Program Pertanian
Bogor. Johan, O. 2001. Tingkat Keberhasilan
pada kedalaman perairan 3 – 9 meter, karena pada
dipublikasikan).
jenis
Transplantasi Karang Batu pada
Acropora formosa dapat tumbuh dengan
Lokasi Berbeda di Gugusan Pulau
cepat dan memiliki tingkat kelangsungan
Pari
hidup yang tinggi.
Program
Kepulauan Seribu. Tesis. Pasca
Sarjana
Institut
Pertanian Bogor: Bogor. Saran Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. 1. Sebaiknya penerapan untuk transplansi
Keputusan
karang Acropora formosa dilakukan pada
kedalaman
3-9
meter,
Menteri
Negara
Lingkungan Hidup No. 51 Tahun
agar
2004 Tentang Baku Mutu Air Laut:
mendapat efesiensi dan efktifitas dalam
Lampiran III Baku Mutu Air Laut
melakukan transplantasi karang.
untuk Biota Laut : Jakarta
11
Ricker
WE.
1975.
Computation
and
Interpretation of Biological Statistics of Fish Populations. Department of Environment. Fisheries and Marine Service. Ottawa, Canada. Supriharyono. 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu
Karang.
Penerbit
Djambatan. Jakarta. Zulfikar dan Soedharma, D. 2008. Teknologi Fragmentasi
Buatan
Karang
(Caulastrea furcata dan Cynaria lacrimalis) dalam Upaya Percepatan Pertumbuhan
pada
Kondisi
Terkontrol. Jurnal Natur Indonesia. Volume 10, Nomor 2, Halaman 7682.
12