REPUBLIK INDONESIA
TINDAK LANJUT RAKORBANGPUS 2017 : PENYELESAIAN PAGU INDIKATIF K/L 2018
Oleh: Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D Direktur Daerah tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Jakarta, 21 April 2017
1
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN EKONOMI PERDESAAN Faktor Produksi
PAPUA
MALUKU
NUSA TENGGARA
SULAWESI
KALIMANTAN
JAWA
SUMATERA
Lahan Benih/ Bibit Bahan Baku Peralatan Modal Pengetahuan/ Teknologi Informasi Manajemen Usaha Pendamping Prasarana dan Sarana (listrik, air bersih, transportasi) Sangat kurang
Cukup
Baik
2
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH PAPUA
Penyebab ketertinggalan di Papua: ➢ SDM ➢ Prasarana dan Sarana Dasar ➢ Aksesibilitas ➢ Ekonomi
Indikator jumlah desa tertinggal ke berkembang jumlah desa berkembang ke mandiri
Baseline
Target 2019
6.139
280
601
33
o Masih adanya kampung dan distrik yang terisolasi khususnya di PEGUNUNGAN TENGAH disebabkan oleh terbatasnya akses transportasi darat dan tingginya biaya transportasi udara sehingga menyebabkan DISPARITAS HARGA sangat tinggi. o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK dan TELEKOMUNIKASI. o Terbatasnya pola budidaya masyarakat yang masih bersifat SUBSISTEN o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH dan PENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT, terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN TEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGA PENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasi PENGOLAHAN produk unggulan, terbatasnya akses PASAR o Konflik LAHAN dan TANAH ULAYAT o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di wilayah pegunungan tengah o tingginya angka KEMATIAN IBU melahirkan dan ANAK; angka PENYAKIT MENULAR (malaria, HIV/AIDS, kolera); dan GIZI BURUK, dan lainnya o Terbatasnya dan tidak meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
Isu Strategis 1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja. 2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang memperhatikan kondisi sosial budaya dan adat masyarakat kampung. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari kampungkampung dan distrik ke pusat kegiatan ekonomi. 4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti 3 koperasi dan BUMDesa.
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH MALUKU
Penyebab ketertinggalan di Maluku: ➢ SDM ➢ Prasarana dan Sarana Dasar ➢ Aksesibilitas ➢ Ekonomi
Indikator
Baseline
jumlah desa tertinggal ke berkembang
1.358
jumlah desa berkembang ke mandiri
878
Target 2019 351 43
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya di PULAU-PULAU KECIL yang disebabkan oleh terbatasnya transportasi laut dan tingginya kerentanan pada perubahan cuaca laut sehingga mengakibatkan tingginya HARGA PANGAN dan BEBAN BIAYA HIDUP (DISPARITAS HARGA). o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK dan TELEKOMUNIKASI
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH dan PENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT, terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN TEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGA PENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasi PENGOLAHAN produk unggulan, terbatasnya akses PASAR o Rentan terhadap KONFLIK sosial o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di PULAU-PULAU KECIL o tingginya angka KEMATIAN IBU melahirkan dan ANAK; dan GIZI BURUK, dan lainnya o Terbatasnya dan tidak meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
Isu Strategis 1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja. 2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang memperhatikan kondisi sosial budaya dan adat masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa-desa ke pusat kegiatan ekonomi. 4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti 4 koperasi dan BUMDesa.
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH NUSA TENGGARA
Penyebab ketertinggalan di Maluku: ➢ SDM ➢ Prasarana dan Sarana Dasar ➢ Aksesibilitas ➢ Ekonomi
Baseline
Target 2019
jumlah desa tertinggal ke berkembang
1.582
460
jumlah desa berkembang ke mandiri
2.319
74
Indikator
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya di PULAU-PULAU KECIL yang disebabkan oleh terbatasnya transportasi laut dan tingginya kerentanan pada perubahan kondisi cuaca laut sehingga mengakibatkan tingginya HARGA PANGAN dan BEBAN BIAYA HIDUP (DISPARITAS HARGA). o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK dan TELEKOMUNIKASI
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH dan PENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT, terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN TEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGA PENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasi PENGOLAHAN produk unggulan, terbatasnya akses PASAR o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di PULAU-PULAU KECIL o tingginya angka KEMATIAN IBU melahirkan dan ANAK; dan GIZI BURUK, dan lainnya o Terbatasnya dan tidak meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
Isu Strategis 1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja. 2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang memperhatikan kondisi sosial budaya dan adat masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa-desa ke pusat kegiatan ekonomi. 4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti 5 koperasi dan BUMDesa.
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH SULAWESI Penyebab ketertinggalan di Sulawesi: ➢ SDM ➢ Prasarana dan Sarana Dasar ➢ Aksesibilitas ➢ Ekonomi
Indikator
Baseline
Target 2019
jumlah desa tertinggal ke berkembang
2.063
723
jumlah desa berkembang ke mandiri
6.506
173
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya di PULAU-PULAU KECIL terluar yang disebabkan oleh terbatasnya transportasi laut dan tingginya kerentanan pada perubahan kondisi cuaca laut sehingga mengakibatkan tingginya HARGA PANGAN dan BEBAN BIAYA HIDUP (DISPARITAS HARGA). o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK dan TELEKOMUNIKASI o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH dan PENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT, terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN TEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGA PENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasi PENGOLAHAN produk unggulan, dan terbatasnya akses PASAR o Rentan terhadap KONFLIK sosial o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di PULAU-PULAU KECIL o Terbatasnya dan kurang meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan o Sering terjadinya BENCANA ALAM seperti tanah longsor dan banjir yang menyebabkan terhambatnya aksesibilitas masyarakat
Isu Strategis 1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja. 2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat pesisir dan pulaupulau kecil. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa-desa ke pusat kegiatan ekonomi. 4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti 6 koperasi dan BUMDesa.
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH KALIMANTAN
Penyebab ketertinggalan di Kalimantan: ➢ SDM ➢ Prasarana dan Sarana Dasar ➢ Aksesibilitas ➢ Ekonomi
Indikator
Baseline
Target 2019
jumlah desa tertinggal ke berkembang
2.452
707
jumlah desa berkembang ke mandiri
3.960
146
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya di KAWASAN PERBATASAN yang disebabkan oleh terbatasnya transportasi darat dan udara, dan tingginya biaya transportasi udara sehingga mengakibatkan tingginya HARGA PANGAN dan BEBAN BIAYA HIDUP (DISPARITAS HARGA). o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK dan TELEKOMUNIKASI o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH dan PENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT, terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN TEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGA PENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasi PENGOLAHAN produk unggulan, dan terbatasnya akses PASAR o Rentan terhadap KONFLIK sosial o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di KAWASAN PERBATASAN o Terbatasnya dan kurang meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan o Sering terjadinya BENCANA ALAM kebakaran hutan yang menyebabkan terhambatnya aksesibilitas dan rendahnya kualitas kesehatan masyarakat
Isu Strategis 1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja. 2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang memperhatikan kondisi sosial budaya dan adat masyarakat desa perbatasan. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa dan kecamatan ke pusat kegiatan ekonomi. 4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti koperasi 7 dan BUMDesa.
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH SUMATERA
Penyebab ketertinggalan di Sumatera: ➢ Prasarana dan Sarana Dasar ➢ Aksesibilitas ➢ Ekonomi
Indikator jumlah desa tertinggal ke berkembang jumlah desa berkembang ke mandiri
Baseline
Target 2019
5.982
2.119
16.476
416
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya di PULAU-PULAU KECIL dan PEGUNUNGAN yang disebabkan oleh terbatasnya transportasi laut dan darat sehingga mengakibatkan tingginya HARGA PANGAN dan BEBAN BIAYA HIDUP (DISPARITAS HARGA). o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK dan TELEKOMUNIKASI
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH dan PENDAPATAN karena terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILAN TEKNOLOGI, kurangnya TENAGA PENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya PENGOLAHAN produk, dan terbatasnya akses PASAR. o Kurangnya MANFAAT Perkebunan dan Pertambangan bagi masyarakat desa. o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di PULAU-PULAU KECIL dan PEGUNUNGAN o Terbatasnya dan kurang meratanya DISTRIBUUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan o Sering terjadinya BENCANA ALAM gempa bumi, tanah longsor, banjir dan kebakaran hutan yang menyebabkan terhambatnya aksesibilitas dan rendahnya kualitas kesehatan masyarakat
Isu Strategis 1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena rendahnya kualitas belanja. 2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa/nagari. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa-desa dan kecamatan ke pusat kegiatan ekonomi. 4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti 8 koperasi dan BUMDesa.
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH JAWA-BALI o Belum optimalnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH dan PENDAPATAN karena terbatasnya hilirisasi PENGOLAHAN produk unggulan, dan terbatasnya akses PASAR
Penyebab Ketertinggalan di Jawa-Bali: ➢ Akses pasar
Indikator
Baseline
Target 2019
jumlah desa tertinggal ke berkembang
591
360
20.282
1.115
jumlah desa berkembang ke mandiri
o Sering terjadinya BENCANA ALAM seperti tanah longsor dan banjir yang menyebabkan terhambatnya aksesibilitas masyarakat
Isu Strategis 1. Dana Desa: Tingkat penyerapan dan kualitas belanja baik. 2. Pendampingan: Pendampingan sudah berjalan dengan baik karena keterlibatan lembaga penggerak dan pengembangan masyarkat desa dari LSM dan perguruan tinggi. 3. Prasarana: Belum optimalnya transportasi dari desa ke pusat kegiatan ekonomi. 4. Ekonomi: lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDesa sudah berkembang. 9
REPUBLIK INDONESIA
KONDISI ANGGARAN
1. Rancangan Pagu Indikatif per K/L telah disepakati, namun Surat Bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif 2018 belum dapat ditetapkan 2. Pending issue : KemenKeu menyusun alokasi per Program (non operasional) yang berbeda dengan exercise Bappenas dapat berpengaruh pada prioritas di K/L yang bersangkut
3. Sambil menunggu SB ditetapkan dan menjaga agenda RKP selanjutnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas telah menyampaikan Indikasi Proyek Prioritas Rancangan Awal RKP tahun 2018 ▪ Per Kementerian/Lembaga kepada K/L (penugasan) ▪ Per daerah kepada pemerintah provinsi 3. Bappenas melakukan finalisasi program dan kegiatan sesuai dengan prioritas pembangunan khususnya mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMN 2015-2019. 4. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 harus benar-benar siap, terukur dan berkualitas. 10 10
RANGKAIAN PELAKSANAAN FORUM PENYUSUNAN RKP 2018 REPUBLIK INDONESIA
BILATERAL MEETING 19 Januari 2017
➢ PEMBAHASAN: 1. Kementerian PPN/Bappenas menyampaikan Arah kebijakan dan sasaran RKP 2018, PN, PP, KP, dan Kebijakan Presiden dalam sektor terkait, kepada Kementerian/Lembaga. 2. Melakukan pembahasan terkait Kegiatan Prioritas, Proyek Prioritas Nasional, proyek K/L yang mendukung, serta program, kegiatan, output dan indikator K/L termasuk target, lokasi dan alokasi. ➢ OUTPUT : Daftar usulan proyek K/L yang mendukung Prioritas nasional
KBI: 21 Feb 2017 KTI: 28 Feb 2017
➢ PEMBAHASAN: 1. Memastikan bahwa pemerintah daerah memahami penjabaran sasaran Prioritas Nasional RKP 2018 di masingmasing daerah. 2. Melakukan pengendalian perencanaan (dan pelaksanaan) Prioritas Nasional di daerah dengan memastikan kesiapan daerah terhadap penjabaran sasaran agenda Prioritas Nasional RKP 2018.
RAKORBANGPUS 11 April 2017
➢ PEMBAHASAN: 1. Menyampaikan rancangan awal RKP 2018 2. Menyampaikan indikasi Proyek Prioritas Nasional dan Proyek K/L per provinsi
MULTILATERAL MEETING 17-20 April 2017
➢ PEMBAHASAN: 1. Mengintegrasikan berbagai upaya K/L ke dalam satu tujuan (goal) yang jelas dan terukur. 2. Menyepakati Proyek Prioritas K/L pasca Multilateral Meeting
PRA TRILATERAL MEETING 21 April 2017
➢ PEMBAHASAN: 1. Menyepakati distribusi indikasi alokasi per program 2. Menyepakati Proyek Prioritas K/L pasca Multilateral Meeting
RAKORTEK K/L-PEMDA
Slide - 11
11
REPUBLIK INDONESIA
LANJUTAN...
• CAKUPAN pembahasan antara lain : − Program, kegiatan prioritas dan Proyek Prioritas K/L − Memastikan kesiapan pelaksanaan proyek prioritas • KORIDOR terkait Pagu − Pagu indikatif merupakan batas yang tidak dapat dilampaui dan dapat berkurang berdasarkan hasil kesepakatan − Pemutakhiran pagu program, pagu dan keluaran kegiatan serta proyek prioritas dimungkinkan dengan mempertimbangkan pencapaian sasaran RJMN 2015-2019, serta kesiapan pelaksanaan. − Pergeseran pagu antar sumber pendanaan tidak dapat dilakukan (misal: rupiah murni ke PHLN atau sebaliknya, PNBP ke rupiah murni atau sebaliknya).
12 12
PN PEMBANGUNAN WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
Berkurangnya kesenajangan antarwilayah Pembangunan Wilayah
Berkurangnya risiko bencana
Meningkatnya keserasian pemanfaatan ruang dan pertanahan
13
RANCANGAN PROGRAM PRIORITAS: PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL KEGIATAN PRIORITAS Peningkatan sarana dan Prasarana di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara PROYEK PRIORITAS Pembangunan, Peningkatan Kapasitas, dan Pemeliharaan jalan & jembatan
Pembangunan dermaga
Pembangunan dan rehabilitasi bandara Pelayanan angkutan keperintisan Penyediaan Akses Telekomunikasi Penyediaan Moda Transportasi Penyediaan akses ketenagalistrikan Pembangunan dan Peningkatan Prasarana Pemerintahan Kawasan Perbatasan Negara
KEGIATAN PRIORITAS Pelayanan Dasar di Daerah tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara
KEGIATAN PRIORITAS Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
PROYEK PRIORITAS
PROYEK PRIORITAS
Pembangunan Infrastruktur Pengelolaan Air Bersih Pembangunan/rehabilitasi Ruang Kelas Baru
Distribusi tenaga pendidik
Pembangunan/rehabilitasi gedung sekolah Pembangunan/rehabilitasi Puskesmas/Pustu Pengadaan alat kesehatan Penyediaan akses ketenagalistrikan
Distribusi tenaga kesehatan Pengembangan Kompetensi Fungsional dan Teknis Aparatur Pemda Penguatan kapasitas tenaga kerja dan pelaku usaha
KEGIATAN PRIORITAS Pengembangan Ekonomi di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara PROYEK PRIORITAS Penyediaan Bahan Baku dan Input Produksi Peningkatan Kapasitas Nelayan/Petani/ Pelaku Ekonomi Kreatif Pemberian Bantuan peralatan pengolahan pasca panen Pemberian Fasilitas Kredit Usaha Ekonomi Produktif / UMKM Fasilitasi Pemasaran dan Pengendalian Harga Komoditas Lokal Perijinan, Kemitraan dan Penguatan Kelembagaan Usaha
KEGIATAN PRIORITAS Pengelolaan PLBN, Kedaulatan dan Lintas Batas
PROYEK PRIORITAS Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kawasan PLBN Patroli Pengamanan Batas dan Tanda Batas Wilayah Penyelesaian Segmen Batas Pengelolaan Kawasan Maritim Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perbatasan Operasionalisasi Unit Pengelola Teknis Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu
Urusan Wajib dan Kewenangan Pemerintah Pusat
KEGIATAN PRIORITAS Kelembagaan dan Regulasi Pengelolaan Kawasan Perbatasan
PROYEK PRIORITAS Pembuatan Peta Kawasan Perbatasan, Database Regulasi dan Dokumen Teknis Pengelolaan Perbatasan Penataan Kelembagaan Diplomasi Perundingan
Kerjasama Multilateral Regulasi Eksport Import Penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan Peraturan tentang Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Harmonisasi Peraturan Perundangan Pengelolaan Wilayah Negara dan 14 Kawasan Perbatasan
RANCANGAN PROGRAM PRIORITAS: PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PERDESAAN Kegiatan Prioritas Pemenuhan SPM di Desa termasuk Permukiman Transmigrasi
Kegiatan Prioritas Penanggulangan Kemiskinan dan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Desa termasuk di Permukiman Transmigrasi
Proyek Prioritas
Proyek Prioritas
Penyediaan Sarana Prasarana Permukiman (Perumahan, Sanitasi, dan Air Bersih)
Pembentukan dan Penataan BUMDesa, serta Penguatan Kelembagaan BUMDesa
Penyediaan Pelayanan Dasar Pendidikan dan Kesehatan
Pembinaan, Pendampingan dalam Pengembangan Usaha dan Kewirausahaan teruatama UMKM
Penyediaan Sarana Prasarana Listrik dan Komunikasi Penyusunan NSPK SPM Desa sesuai Kondisi Geografis Wilayah Penyediaan Sarana Prasarana Pendukung Sosial dan Ekonomi
Peningkatan Kapasitas dan Aksesibilitas Masyarakat Desa dalam Pemanfataan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna Penguatan Permodalan dan Akses Pasar
Kegiatan Prioritas Pembangunan SDM, Pemberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa termasuk di Permukiman Transmigrasi Proyek Prioritas Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa dan Desa Adat dalam Seluruh Tahapan Pembangunan Desa Pendidikan di Desa
Berbasis Keterampilan dan Kewirausahaan Peningkatan Peran Aktif Masyarakat Desa sebagai Tenaga Pendidikan dan Kader Kesehatan Pengembangan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat dalam Kebudayaan dan Kearifan Lokal Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Pembangunan Desa, termasuk Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas Penyiapan Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta Akses Internet Desa untuk Interaksi Masyarakat Desa, serta antar desa
Kegiatan Prioritas Penguatan Pemerintahan Desa
Kegiatan Prioritas Pengawalan Implementasi UU Desa secara Sistematis, Konsisten, dan Berkelanjutan
Kegiatan Prioritas
Kegiatan Prioritas
Pengembangan Ekonomi Kawasan termasuk Kawasan Transmigrasi untuk Mendorong Pusat Pertumbuhan dan Keterkaitan Desa-Kota
Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa dan Kawasan termasuk Kawasan Transmigrasi dan Sumber Daya Hutan
Proyek Prioritas
Proyek Prioritas
Proyek Prioritas
Proyek Prioritas
Penataan Wilayah, Penataan Kewenangan serta Administrasi Pemerintahan Desa
Supervisi dan Pemantauan Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa Sistem Informasi Hasil Pembangunan Desa serta Pelaporan Terpadu Pengelolaan Keuangan Desa termasuk Dana Desa dan Alokasi Dana Desa
Penataan Kawasan Sentra Nelayan
Redistribusi lahan dan hak atas tanah kepada petani, buruh lahan, dan nelayan
Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Desa dalam Tata Kelola Pemerintahan Desa Pembinaan Kelembagaan Pemerintahan Desa Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Daerah dan Masyarakat Desa dalam Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa Peningkatan Kapasitas Desa dalam Penyediaan Informasi Desa dan Evaluasi Perkembangan Desa
Pengembangan dan Penguatan Destinasi Wisata Pembangunan dan/atau Rehabilitasi Jalan, Jembatan sebagai penghubung kawasan perdesaan dengan pusatpusat pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah Pengembangan Kerjasama Pengembangan Kawasan termasuk Pengembangan BUMDes bersama Peningkatan Fungsi Pasar Antar Desa dan Pusat Pemasaran Penerapan Teknologi dan inovasi termasuk Pengembangan pendidikan kejuruan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing
Rehabilitasi kawasan perdesaan yang rusak dan tercemar lingkungan, terkena dampak bencana serta perubahan iklim Penguatan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam pemanfaatan sumber daya alam, pengelolaan lingkungan hidup dan teknologi tepat guna Penataan dan Perencanaan Kawasan Hutan Peningkatan akses masyarakat dalam pengelolaan hutan Penetapan, penataan, dan pengelolaan kawasan perdesaan
15
RANCANGAN PROGRAM PRIORITAS: PENCEGAHAN DAN PENANGGULAN BENCANA: PROGRAM PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA Kegiatan Prioritas Pemberdayaan Masyarakat
Proyek Prioritas Pembentukan Masyarakat Tangguh Bencana pada daerah risiko bencana tinggi
Kegiatan Prioritas Penguatan Kapasitas SDM Penanggulangan Bencana
Proyek Prioritas
Kegiatan Prioritas Sarana dan Prasarana Kebencanaan
Proyek Prioritas
Sosialisasi dan Simulasi Bencana
Penyediaan Sistem Peringatan dini
Pembentukan dan pelatihan SDM Penanggulangan Bencana
Pembangunan pusat logistik kebencanaan Pembangunan infrastruktur mitigasi bencana Pengembangan teknologi kebencanaan
Kegiatan Prioritas Pelayanan Dasar Kebencanaan
Proyek Prioritas Pemulihan pelayanan dasar di daerah pascabencana Penyediaan layanan data dan informasi bencana
Kegiatan Prioritas Pengembangan Ekonomi di Daerah Pascabencana
Proyek Prioritas Pemulihan dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah pascabencana
Kegiatan Prioritas Pengelolaan SDA dan LH Berkelanjutan
Proyek Prioritas Penataan ruang kawasan rawan bencana untuk meningkatkan kapasitas kawasan Rehabilitasi pesisir Pencegahan dan Penanggulangan Karhutlan
Rehabilitasi DAS
Kegiatan Prioritas Penguatan Kelembagan dan Regulasi
Proyek Prioritas Penyusunan kajian dan peta risiko Penguatan koordinasi penanggulangan bencana Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana
16
RANCANGAN PAGU INDIKATIF KEMENTERIAN DESA PDTT 2018
17
REPUBLIK INDONESIA
DISTRIBUSI ALOKASI BELANJA NON OPERASIONAL KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI TAHUN 2018 Alokasi (Juta Rupiah)
No.
Program
1
4
Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
5
Bappenas (5 April 2017) 160,044.3
Kemenkeu (11 April 2017)
Selisih
Usulan (20 April 2017) 160,044.3
33,667.2
33,667.2
110,147.3
110,147.3
2,532,034.3
2,532,034.3
Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
273,275.7
273,275.7
6
Program Pengembangan Daerah Tertentu
257,406.3
257,406.3
7
Program Pembangunan Daerah Tertinggal
304,208.9
304,208.9
8
Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
257,398.3
257,398.3
2 3
9
Total
293,429.5
4,221,611.8
297,346.2
4,225,528.6
3,916.7
4,225,528.6
Penambahan anggaran digunakan untuk Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi dalam rangka mendukung Program Prioritas Reforma Agraria untuk Proyek KL Fasilitasi Sertifikasi Lahan Transmigrasi Alokasi Rupiah Murni Belum Termasuk : 1. Belanja Operasional Pegawai (komponen 001) : 2. Belanja Operasional Barang (komponen 002) :
296.714,0 180.370,5
18
Proyek Prioritas K/L dalam
Program Pengembangan Daerah Tertentu
REPUBLIK INDONESIA
Kode Kegiatan
5494
5495
5496
5497
5498
Indikator Output Program Pengembangan Daerah Tertentu Penanganan Daerah Rawan Pangan Bantuan Input Produksi Pertanian dan diversifikasi pangan di Daerah Rawan Pangan Pembangunan Embung dan Bangunan Air lainnya Pembangunan Gudang Pangan Lokal Pengembangan Daerah Perbatasan Pengembangan Investasi Kawasan Perbatasan Negara di daerah tertinggal Pembangunan Jalan Sirip Perbatasan di daerah tertinggal
Target
9 Kab 10 unit 8 unit
12 pelaku usaha 50 Km di 10 Kab
Pembangunan PLTS 15 kWp di Kawasan Perbatasan di daerah tertinggal 5 Unit di 5 Kab Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Kawasan Perbatasan di daerah tertinggal 500 KK di 5 Kab Penanganan Daerah Rawan Bencana Masyarakat dan pemerintah yang dilatih dalam menghadapi bencana 50 orang di 20 kab Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar Pengadaan Kapal Barang di Pulau Kecil dan Terluar 4 unit Pengadaan Kapal Penumpang di Pulau Kecil dan Terluar 4 unit Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau Kecil 400 KK di 4 Kab Pembangunan PLTS 4 unit Pengembangan Potensi Kelautan dan Perikanan di Pulau Kecil dan Terluar (Aquaculture) 3 kab Penanganan Daerah Pasca Konflik Pelatihan Aparatur Pemerintah terkait perencanaan dan penganggaran sensitif konflik
Pagu Indikatif 2018 **) 257.406,3 29.000,0 7.650,0 12.500,0 4.800,0 134.265,4 2.000,0 89.000,0 20.000,0 15.000,0 11.500,0 3.750,0 60.000,0 8.520,0 15.000,0 8.000,0 8.000,0 15.000,0 8.000,0 4.000,0
19
PERSIAPAN PELAKSANAAN MUSRENBANGNAS 2017
20
REPUBLIK INDONESIA
11 April
12-21 April (6 hari kerja)
Rakorbangpus • Multilateral Meeting (dilaksanakan oleh masing-masing penanggungjawab PN)
26 April
27-28 April
2-3 Mei
4-5 Mei
8-9 Mei
Pembukaan Musrenbangnas
Forum Pembahasan bagi Provinsi: • Maluku • Maluku Utara • Papua • Papua Barat
Forum Pembahasan bagi Provinsi: • Kaltara • Kaltim • Sulut • Gorontalo • Sulteng • Sulbar • Sulsel • Sultra • NTB • NTT
Forum Pembahasan bagi Provinsi: • Aceh • Sumut • Riau • Sumbar • Kepri • Jambi • Bengkulu • Kep. Babel • Sumsel • Lampung
Forum Pembahasan bagi Provinsi: • Banten • Jabar • DKI Jakarta • DI Yogyakarta • Jateng • Jatim • Bali • Kalbar • Kalteng • Kalsel
• Bilateral Meeting (dilaksanakan oleh masing-masing direktorat sektor Bappenas)
Pembahasan Desk Papua
Pembahasan Desk per Prioritas Nasional
AGENDA RANGKAIAN MUSRENBANGNAS 2017 21 21
REPUBLIK INDONESIA
PEMBAHASAN DESK PER PRIORITAS NASIONAL PESERTA Kementerian PPN/Bappenas Direktur Penanggung Jawab PN Direktorat Sektor Bappenas Kementerian/Lembaga Kepala Biro Perencanaan K/L Pemerintah Daerah Kepala Bappeda Provinsi
WAKTU DAN TEMPAT Waktu Pelaksanaan 8 (delapan) hari kerja Kamis tanggal 27 April 2017 sampai dengan hari Selasa tanggal 9 Mei 2017
KONSEP MEKANISME PENYELENGGARAAN
• Pembahasan akan dilakukan dalam bentuk forum multilateral antara penanggung jawab PN, K/L, dan Bappeda Provinsi. • Teknis pelaksanaan: • Setiap provinsi diberikan waktu pembahasan selama 1,5 jam untuk masing-masing PN. • Masing-masing provinsi membahas 5 PN dalam 1 hari. • Untuk PN besar (Pro-KL yang dibahas banyak) dipecah kedalam beberapa desk pada satu ruangan. • Khusus untuk Papua dan Papua Barat terdapat sesi pembahasan desk Papua. • Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, DJA dan DJPK Kemenkeu dapat turut hadir dalam setiap desk pembahasan.
Tempat Pelaksanaan Hotel Bidakara
224
SUBSTANSI PEMBAHASAN PER DESK
REPUBLIK INDONESIA
1
Pembahasan yang akan dilakukan dibagi per Prioritas Nasional dengan mempertimbangkan jumlah Program Prioritas sampai dengan Proyek K/L. PN dengan jumlah PP dan Pro K/L banyak dapat dipecah kedalam beberapa desk.
2
Substansi yang dibahas adalah hal-hal yang masih dispute (residu) dari hasil pembahasan secara virtual dalam aplikasi e-planning
3
Inti pembahasan dalam desk yaitu Program Prioritas PN yang ada dalam e-planning yang ada dilaksanakan di daerah (top-down)
4
Selain itu, pembahasan secara cepat terkait meliputi : • Usulan dari SIMU yang dibiayai oleh APBN yang mendukung PN • Usulan dari Daerah yang dibiayai oleh APBD yang mendukung PN • Usulan dari Daerah yang dibiayai oleh Pihak Lain (Swasta, BUMN, KPBU dll) yang mendukung PN • Usulan dari Daerah ke K/L yang dibiayai oleh DAK (menunggu arahan Rapim)
5
Kesepakatan akan dituangkan kedalam berita acara kesepakatan yang ditandangani oleh K/L, Bappeda Provinsi dan Penanggungjawab Program Prioritas 23 23
PEMBAHASAN DESK PER PRIORITAS NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Pembagian Desk per Prioritas Nasional KODE PN 1 PENDIDIKAN
PRIORITAS NASIONAL
JUMLAH DESK 1 desk
2
KESEHATAN
2 desk
3
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
1 desk
4
PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA
1 desk
5
KETAHANAN ENERGI
1 desk
6
KETAHANAN PANGAN
2 desk
7
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1 desk
8
INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS DAN KEMARITIMAN
1 desk
9
PEMBANGUNAN WILAYAH
3 desk
10
POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN
1 desk
JUMLAH DESK
14 desk
• Kebutuhan Pembahas dari Kementerian/Lembaga adalah 2 orang di setiap Desk terkait (Pemetaan lihat Lampiran). • Biro Perencanaan dapat mengirimkan Pejabat/Staf dari unit Eselon I/II yang dapat mengambil keputusan (sebagai Pembahas) di setiap desk tersebut (Pemetaan Program K/L terkait di setiap desk sesuai dengan Lampiran Surat Undangan acara ini). • Setiap Pejabat yang menjadi Pembahas diharapkan diberikan Surat Tugas untuk pembahasan tersebut serta memberikan nomor kontak (handphone) ke Panitia. • Surat Tugas paling lambat diserahkan kepada Panitia pada hari Jumat, 21 April 2017 melalui email
[email protected] 24 24
PEMBAHASAN DESK PER PRIORITAS NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Pembagian Provinsi untuk Pembahasan Desk Musrenbangnas Tahun 2017 No 1
2
3
4
Hari Kamis dan Jum’at Selasa dan Rabu
Kamis dan Jum’at
Senin dan Selasa
Tanggal 27 dan 28 April 2017 (4 provinsi) 2 dan 3 Mei 2017 (10 provinsi)
4 dan 5 Mei 2017 (10 provinsi)
8 dan 9 Mei 2016 (10 provinsi)
Provinsi
Maluku
Papua
Maluku Utara
Papua Barat
Kalimantan Utara Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Aceh Sumatera Utara
Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara NTB NTT Jambi Bengkulu Kep. Bangka Belitung Sumatera Selatan Lampung Jawa Timur Bali Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Riau Sumatera Barat Kepulauan Riau Banten Jawa Barat DKI Jakarta DI Yogyakarta Jawa Tengah
• Dalam 2 hari terdapat 10 provinsi dengan pembagian provinsi di wilayah paling timur Indonesia berada di hari pertama pembahasan, serta wilayah Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan di hari terakhir. • Khusus untuk Papua dan Papua Barat terdapat pembahasan desk Papua yang direncanakan akan dilaksanakan setelah pembukaan Musrenbangnas (26 April 2017)
25 25
REPUBLIK INDONESIA
•
•
•
PERAN KEMENDES PDTT Melakukan PENAJAMAN program dan kegiatan terutama volume, pagu dan lokasi dengan indikator yang benar-benar terukur, nyata dan dapat dicapai; Memastikan KESIAPAN pelaksanaan program dan kegiatan dengan melakukan langkah sebagai berikut: • Rapat koordinasi dengan Kementerian/Lembaga untuk mendapat dukungan pelaksanaan program dan kegiatan pencapaian tujuan dan sasaran; • Rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendapat dukungan lokasi program dan kegiatan terutama kesiapan lahan, kesesuaian RTRW, kesiapan lembaga/organisasi, kesiapan aparat, dan kesiapan masyarakat; Mengikuti pelaksanaan MUSRENBANGNAS secara aktif dalam setiap program dan kegiatan sesuai dengan prioritas pembangunan yang relevan.
26 26
TERIMA KASIH
27