Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018.
ISSN:2089-3205
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Nehru dan Nurfathurrahmah
Abstrak: Pendidikan di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Fakta yang terjadi di tempat penelitian berdasarkan hasil wawancara dengan guru matapelajaran IPA Terpadu pada tanggal 1 Mei 2017, SMP Negeri 3 Madapangga kelas VIII terdiri dari dua kelas yaitu VIIIA dan VIIIB berjumlah 22 siswa setiap kelas dengan dominan menerapkan metode ceramah, metode tanya jawab dan metode penugasan sudah pernah dilaksanakan hanya saja jarang dan belum maksimal, hasil belajar siswa masih banyak yang mendapat nilai rendah (dibawah nilai KKM 65) sehingga banyak yang remedial, Lembar Kerja Siswa (LKS) muatan materi tidak semua terangkum dalam buku paket yang digunakan oleh siswa dan guru, hal demikian mempengaruhi hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan standar KKM, Guru masih jarang mengkaitkan materi pelajaran dengan masalah nyata kehidupan sehari-hari siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan LKS melalui metode pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Madapangga. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar, dan didukung oleh lembar observasi dan dokumentasi. Hasil analisis data menunjukkan proses pembelajaran dalam penelitian ini berakhir pada siklus II dengan telah tercapainya peningkatan hasil belajar dari siklus I ketuntasan klasikal 68% yang belum tuntas meningkat pada siklus II ketuntasan klasikal 90% yang dinyatakan tuntas. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) hasil belajar siklus I ketuntasan klasikal 68% menyatakan belum tuntas dan meningkat pada siklus II ketuntasan klasikal 90% menyatakan tuntas. Hal ini menandakan proses telah berakhir pada siklus II, (2) penerapan LKS melalui metode pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Madapangga tahun pelajaran 2017/2018. Kata Kunci: LKS, Metode Pemecahan Masalah, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
utama pengetahuan. Menurut Mulyasa (2002), muatan dan proses pembelajaran di sekolah
Pendidikan di Indonesia sejauh ini
selama ini menjadi miskin variasi, berbasis
masih didominasi oleh pandangan bahwa
pada
pengetahuan merupakan perangkat fakta-fakta
diimplementasikan di sekolah atas dasar
yang harus dihafal. Pembelajaran di kelas
petunjuk-petunjuk
masih berfokus pada guru sebagai sumber
samping itu, peserta didik dievaluasi atas dasar
11 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
standar
nasional
yang
yang serba
kaku,
detail.
dan
Di
Volume 6 Nomor 1 April 2017
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018. akumulasi
pengetahuan
yang
telah
pemilihan
ISSN:2089-3205
kelas
VIIIA
sebagai
subjek
diperolehnya, sehingga lulusan hanya mampu
penelitian atas dasar nilai hasil belajar kelas
menghafal tanpa memahami.
tersebut
Fakta yang terjadi di tempat penelitian berdasarkan hasil wawancara
banyak
siswa
yang
melakukan
remedial di bandingkan dengan kelas VIIIB.
dengan guru
Permasalahan yang ada memungkinkan
matapelajaran IPA Terpadu pada tanggal 1
peneliti untuk menerapkan lembar kerja siswa
Mei 2017, SMP Negeri 3 Madapangga kelas
yang disusun berdasarkan tujuan dan materi
VIII terdiri dari dua kelas yaitu VIIIA dan
pada buku paket pegangan guru dan siswa
VIIIB berjumlah 22 siswa setiap kelas dengan
melalui penerapan metode pemecahan masalah
dominan
ceramah,
salah satunya melalui pengamatan. Dengan
metode tanya jawab dan metode penugasan
harapan adanya lembar kerja siswa tersebut
sudah pernah dilaksanakan hanya saja jarang
penting karena salah satu tujuan pembelajaran
dan belum maksimal, hasil belajar siswa masih
disekolah
banyak yang mendapat nilai rendah (dibawah
keseharian (otentik) sehingga siswa sudah
nilai
yang
dibiasakan dengan situasi nyata sehari-hari.
remedial, Lembar Kerja Siswa (LKS) muatan
Metode pemecahan masalah menekankan pada
materi tidak semua terangkum dalam buku
kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan
paket yang digunakan oleh siswa dan guru, hal
situasi nyata, sehingga selain dapat membuka
demikian mempengaruhi hasil belajar siswa
wawasan berpikir yang beragam dari seluruh
yang tidak sesuai dengan standar KKM, Guru
peserta
masih jarang mengkaitkan materi pelajaran
masalah juga memungkinkan peserta didik
dengan masalah nyata kehidupan sehari-hari
dapat mempelajari berbagai konsep dan cara
siswa. Pada umumnya guru memberikan
mengkaitkannya
materi sesuai dengan bahan pelajaran yang
sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna
diperoleh dari buku-buku acuan. Pembelajaran
bagi kehidupannya. Pembelajaran berdasarkan
yang
metode
menerapkan
KKM
65)
metode
sehingga
berlangsung
selama
banyak
ini
hanya
adalah
didik,
memecahkan
pembelajaran
dengan
pemecahan
luar kelas, misalnya di lingkungan sekitar
mendengarkan,
mencatat,
sekolah
menghafal
pelajaran,
dilakukan
sehingga
siswa
alam
jarang
mengalami
kebosanan. Alasan yang mendasar dalam
12 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
melalui berpikir,
siswa
materi
pemecahan
nyata
masalah
mengharapkan
laboratorium
pemecahan
kehidupan
dilangsungkan di dalam kelas. Pembelajaran di
atau
masalah
hanya
sekadar kemudian
akan
tetapi
siswa
aktif
mencari
dan
masalah
berkomunikasi,
tidak
Volume 6 Nomor 1 April 2017
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018.
ISSN:2089-3205
mengolah data, dan akhirnya menyiumpulkan
pelajaran IPA Terpadu materi pertumbuhan
(wina, 2010).
dan perkembangan makhluk hidup pada siswa tersebut
kelas VIIIA SMP Negeri 3 Madapangga tahun
penulis melakukan penelitian: penerapan LKS
pelajaran 2017/2018 yang dilaksanakan pada
melalui metode pemecahan masalah untuk
semester ganjil, penyelidikan atau pemecahan
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA
masalah dengan guru menyajikan masalah
SMP
kegiatan
yang otentik dan bermakna yang dapat
sekitar
memberikan kemudahan pada siswa untuk
Sehubungan
pelaksanaan
pengamatan
pada
lingkungan
sekolah.
dengan
ini
hal
melalui
tumbuhan Definisi
di
operasional
memahami
materi
berupa
soal
atau
variabel (1) Lembar Kerja Siswa melalui
permasalahan yang diberikan LKS. (2) Hasil
metode
merupakan
belajar adalah nilai yang diperoleh siswa
lembar kegiatan siswa berupa panduan belajar
setelah mengikuti proses pembelajaran yang
yang digunakan untuk melakukan kegiatan
diukur melalui tes hasil belajar pada akhir
Negeri
siklus, dalam bentuk pilihan ganda.
pemecahan
3
masalah
Madapangga
Tahun
Pelajaran
2017/2018. (2) Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
METODE
pembelajaran yang diukur melalui tes hasil
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
belajar pada akhir siklus, dalam bentuk pilihan
VIIIA SMP Negeri 3 Madapangga tahun
ganda.
pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 22 Tujuan dari penelitian tindakan ini
orang.
Penelitian
tindakan
kelas
ini
adalah untuk mengetahui penerapan LKS
direncanakan dua siklus. Setiap siklus terdiri
melalui metode pemecahan masalah dapat
dari 3 kali pertemuan dalam alokasi waktu tiap
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA
pertemuan 2 40 menit, yaitu 1 kali petemuan
SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran
untuk membahas materi pelajaran, 1 kali
2017/2018. Ruang lingkup penelitian meliputi:
mengerjakan latihan dalam LKS dan 1 kali
(a) Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIA
pertemuan untuk evaluasi hasil belajar.
SMP Negeri 3 Madapangga tahun pelajaran 2017/2018.
(b)
Objek
penelitian
Instrumen yang digunakan adalah Tes
adalah
hasil belajar digunakan untuk mendapatkan
Lembar Kerja Siswa (LKS) melalui metode
data hasil belajar siswa yang diberikan diakhir
pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil
siklus. Lembar observasi digunakan untuk
belajar.Penelitian ini terbatas pada mata
memperoleh data yang berkaitan dengan
13 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 April 2017
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018. kemampuan pembelajaran
guru dan
dalam
mengelola
aktivitas siswa dalam
ISSN:2089-3205
yang di berikan, serta data tersebut dianalisis untuk menentukan rata-rata total
untuk
penerapan LKS metode pemecahan masalah
ditetukan kualitas pengelolaan pembelajaran
selama proses pembelajaran berlangsung. Data
dan aktivitas siswa dengan kategori: PB < 1,5
dari hasil belajar siswa dianalisis secara
= Sangat Rendah, 1,5 ≤ PB ≤ 2,5 = Rendah,
kuantitatif, ketuntasan individual mengacu
2,5 ≤ PB ≤ 3,5 = Cukup, 3,5 ≤ PB ≤ 4,5 =
pada KKM yaitu ≥ 65. Secara klasikal
Tinggi, PB ≥ 4,5 = Sangat Tinggi, (Nurdin,
dikatakan tuntas belajar apabila 85% yang
2007).
mendapat nilai ≥ 65. Selanjutnya menentukan kategori hasil belajar, mengacu pada standar
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang ditetapkan BSNP (2008),sebagai berikut :
Siklus I dilaksanakan selama 3 kali
0%-34% = sangat rendah, 35% - 54 = rendah,
pertemuan mulai 6-8 Juli 2017 dengan materi
55% - 64% = sedang, 65% -84% = Tinggi,
perbedaan dan faktor yang mempengaruhi
85% – 100% = sangat tinggi. Data lembar
pertumbuhan dan perkembangan, siklus II
observasi kemampuan guru dalam mengajar
pada tanggal 9-11 Juli 2017 membahas materi
dan
dalam
tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Data
pemecahan masalah dianalisis secara kualitatif
yang diperoleh yaitu data hasil belajar siklus I
bertujuan menginterpretasi peningkatan dari
dan II serta data hasil observasi
observasi
aktivitas
siswa
siklus I ke siklus II, dengan menganalisis hasil observasi dan memperhatikan saran yang diberikan oleh observer berdasarkan kreterium 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang yang tercantum pada lembar observasi 1.Hasil Belajar Siswa Tabel 1. Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas kelas VIIIA SMP Negeri 3 Madapangga Uraian Jumlah Siswa KKM Tuntas Tidak Tuntas Rata-rata Ketuntasan Klasikal Kategori
Siklus I 22 65 15 7 66.36 68% (Belum Tuntas) Tinggi
14 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
Siklus II 22 65 20 2 76.36 90% (Tuntas) Sangat Tinggi Volume 6 Nomor 1 April 2017
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah Total Nilai
ISSN:2089-3205
1460
1680
2.Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Menerapkan LKS dalam Pemecahan Masalah Tabel 3.2 Rekapitulasi Analisis Data Observasi Pengelolaan Pembelajaran Guru melalui Penerapan LKS dalam Pemecahan Masalah Siklus 1 dan II Siklus Rata-rata Kategori Indikator I II I II I II Pertemua I 15 25 2.1 3.6 Rendah Tinggi Pertemuan II 21 29 3 4.1 Cukup Tinggi Jumlah 36 34 2.6 3.8 Cukup Tinggi 3. Aktivitas Siswa Menggunakan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Tabel 3.3 Rekapitulasi Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan LKS dalam Pemecahan Masalah Siklus I dan II Siklus Rata-rata Kategori Indikator I II I II I II Pertemua I 90 122 2.8 3.8 Cukup Tinggi Pertemuan II 104 128 3.2 4 Cukup Tinggi Jumlah 194 259 3 3.3 Cukup Tinggi ketuntasan secara klasikal sudah mencapai
Hasil Belajar Hasil
belajar
yang
diperoleh
target
ketuntasan belajar secara klasikal
berdasarkan evaluasi siklus I menunjukkan
berdasarkan BSNP, yaitu minimal mencapai
bahwa ketuntasan secara individual 15 siswa
85% dari jumlah siswa. Hal ini menandakan
tuntas, tidak tuntas 7 siswa, ketuntasan klasikal
proses pembelajaran dengan melihat nilai rata-
68% menyatakan belum tuntas yang di
rata dan kategori serta presentasi ketuntasan
kategori tinggi dengan rata-rata 66,36. Pada
klasikal dari tiap siklus semakin meningkat,
siklus I meskipun sudah dalam kategori tinggi
dengan demikian proses pembelajaran telah
akan tetapi ketuntasan secara klasikal belum
berakhir pada siklus II.
menandakan tuntas, hal inilah menjadi acuan
Menurut peneliti, nilai hasil belajar
pembelajaran perlu untuk dilanjutkan ke siklus
yang tinggi selain disebabkan penerapan
II. Pada siklus
II menunjukkan bahwa
model kooperatif dan metode pemecahan
ketuntasan secara individual 20 siswa tuntas,
masalah juga disebabkan oleh penerapan LKS,
tidak tuntas 2 siswa, ketuntasan klasikal 90%
di mana siswa dilatih memecahkan masalah
menyatakan tuntas yang dikategori sangat
yang otentik dan bermakana yang dapat
tinggi dengan rata-rata 76,36. Pada siklus II
memberikan kemudahan pada siswa untuk
15 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 April 2017
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018.
ISSN:2089-3205
memahami materi atau permasalah yang
lebih banyak dengan bekerja berdampingan
diberikan. Sejalan dengan hal tersebut, Gagne
dengan mereka yang memiliki kemampuan
dalam Ratna (2006) mengatakan bahwa
lebih
belajar dihasilkan dari pengalaman dengan
berkemampuan lebih ini mendapatkan manfaat
lingkungan
terjadi
dari proses berperan sebagai tutor bagi teman-
hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus
temannya yang kurang mampu. Selanjutnya,
dan respons-respons. Salah satu stimulus
dikatakan
bahwa
berupa motivasi, jadi semakin besar motivasi
beberapa
peneliti
dan keinginan untuk berhasil dalam belajar,
merangkum
semakin besar pula usaha yang dilakukan
cooperative learning. Kesimpulannya bahwa
untuk memperoleh hasil belajar yang lebih
kelas-kelas cooperative learning menunjukkan
baik.
prestasi belajar Uraian
yang
di
dalamnya
tersebut
didukung
dalam
dan
bahwa
kelompok
selama telah
yang
dekade
silam,
mereviu
penelitian-penelitian
dan
tentang
yang lebih baik secara
signifikan dibandingkan kelas-kelas tanpa
keunggulan metode pemecahan masalah, (a)
cooperative learning (Arends, 2008).
dapat menantang kemampuan siswa serta
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Menerapkan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah
memberikan kepuasaan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, (b) meningkat aktivitas pembelajaran siswa, (c) membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil
hasil
belajar
hingga
mencapai ketuntasan klasikal juga dipengaruhi aktivitas siswa, Kebanyakan pengembang cooperative
learning
berpendapat
kedua diperoleh rata-rata skor total sebesar 2.6 dengan kategori cukup tinggi, seiring dengan adanya usaha guru dalam melakukan refleksi pada siklus II, hasil observasi aktivitas guru mengelola pembelajaran terjadi peningkatan dengan jumlah rata-rata skor kemampuan guru
maupun proses belajarnya (Wina, 2010). Peningkatan
Pada siklus I pertemuan pertama dan
bahwa
belajar di kelompok heterogen menguntungkan bagi semua anak. Diasumsikan bahwa siswasiswa dengan kemampuan kurang akan belajar
mengajar sebesar 3.8 dengan kategori tinggi. Hal inipun sesuai dengan kekurangan yang terjadi pada siklus I pertemuan pertama, kekurangan tersebut terjadi pada item guru tidak memfasilitasi siswa dengan foto atau gambar yang mendukung pemecahan masalah; kurangnya
bimbingan
mengkonstruksikan 16 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
pemahamannya
dalam serta
Volume 6 Nomor 1 April 2017
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018.
ISSN:2089-3205
membantu jika siswa menemui kesulitan
mencapai kategori baik. Upaya inilah yang
dalam penyelesaian LKS; kurang mendorong,
mendukung meningkatnya kemampuan guru
menfasilitasi dan mengarahkan siswa dalam
mengelola pembelajaran melalui penerapan
penyelesaian soal LKS untuk pemecahan
LKS untuk pemecahan masalah.
masalah. Kekurangan ini diperbaiki dalam kegiatan
refleksi
dengan
Budiono
(2004)
guru
berpendapat secara garis besar pembelajaran
menfasilitasi siswa dalam menyelsaikan soal
berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan
pada LKS untuk pemecahan masalah; tidak
kepada siswa situasi masalah yang autentik
memberikan
mengkonstruksikan
yang bermakna yang dapat memberikan
pemahaman siswa dalam memudahkan siswa
kemudahan kepada mereka untuk melakukan
menyelesaikan soal pada LKS dan guru
penyelidikan
mengontrol serta menanyakan kesulitan yang
pembelajaran
dihadapi masing-masing kelompok dalam
masalah dapat menunjang proses belajar aktif
menyelesaikan
dan efisien.
PR;
soal
dalam
cara
Menurut
LKS
untuk
dan
inquiri.
kontesktual
Selain
itu
berdasarkan
pemecahan masalah.
pada siklus II dalam pertemuan pertama
Aktivitas Siswa Menggunakan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Data dari observer yang mengamati
dengan
Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan
cara
guru
berbagai aktivitas belajar siswa selama proses
penerapan
LKS
belajar mengajar berlangsung, pada siklus I
melalui metode pemecahan masalah, sehingga
diperoleh rata-rata skor total 3 dengan kategori
hasil yang diperoleh semakin meningkat akan
cukup tinggi kemudian terjadi peningkatan
tetapi masih ada kekurangan pada item
pada siklus II dengan rata-rata skor total 3.9
mengarahkan siswa untuk bernegosiasi dalam
dikategorikan tinggi. Terjadinya rendah pada
menentukan jawaban jika diantara kelompok
siklus I dimana siswa pada umumnya masih
terjadi perbedaan pendapat; tidak memberikan
canggung sehingga tidak ada yang sangat aktif
PR masih dalam kategori kurang baik.
untuk menanggapi pendapat, tambahan serta
Kekurangan ini diperbaiki pada pertemuan
masukan baik dari anggota kelompok lain dan
kedua dengan kekurangan yang sebelumya
dari guru baik pada saat guru mengajar
dilaksanakan dengan baik sesuai skenario
maupun pada saat diskusi kelompok di kelas.
rencana
Mengamati
lebih
mengelola
berdasarkan
meningkatkan
pembelajaran
pembelajaran alokasi
yang
waktu
yang
17 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
disusun telah
hal
tersebut,
maka
pengajar
memberi penguatan kepada siswa agar berani
Volume 6 Nomor 1 April 2017
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018.
ISSN:2089-3205
bertanya hal-hal yang mereka tidak mengerti,
melakukan pengamatan di luar kelas dan
menanggapi
tambahan
diskusi dengan anggota kelompok dalam
jawaban maupun informasi dari materi yang
mengerjakan LKS, siswa aktif merangkum
dipelajari. Guru memuji dan menghargai setiap
materi yang dipelajari maupun hasil diskusi.
pertanyaan
siswa,
Menurut Sardiman (2011) bahwa di dalam
tersebut
belajar diperlukan aktivitas karena pada
sehingga dapat mengurangi beban pikiran
prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada
siswa. Guru juga mendorong siswa lebih aktif
belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah
dalam
dan
sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang
memberikan penjelasan yang lebih mendalam
sangat penting di dalam interaksi belajar
mengenai materi pelajaran. Tindakan tersebut
mengajar. Sebagian rasionalitasnya hal ini juga
ternyata dapat meningkatkan keberanian siswa
mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli
untuk bertanya. Hal ini terbukti pada siklus II
pendidikan. Hal ini disetujui oleh Montessori
sudah tidak ada siswa yang tidak aktif dalam
dalam Sardiman (2011) menegaskan bahwa
menanggapi maupun bertanya baik pada teman
anak-anak
kelompok, anggota kelompok lain maupun
berkembang
dari guru pada saat kerja kelompok, pada saat
Pendidik akan berperan sebagai pembimbing
pengamatan di luar kelas maupun pada saat
dan mengamati bagaimana perkembangan
diskusi kelompok di dalam kelas.
anak-anak didiknya. Pernyataan Montessori ini
kemudian
serta
yang
memberikan
diajukan
menjawab
proses
oleh
pertanyaan
belajar
mengajar
Pada umumnya, semua indikator yang
memiliki sendiri,
tenaga-tenaga membentuk
untuk sendiri.
memberikan petunjuk bahwa yang lebih
diamati mengalami peningkatan dari siklus I
banyak
ke siklus II, yaitu siswa memperhatikan
pembentukan diri adalah anak itu sendiri,
penyampaian
tujuan
sedangkan pendidik memberikan bimbingan
memperhatikan
dan merencanakan segala kegiatan yang akan
pembelajaran,
guru siswa
mengenai
penjelasan guru saat menyajikan informasi
melakukan
aktivitas
di
dalam
diperbuat oleh anak didik.
materi pelajaran dan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa, siswa
KESIMPULAN
mencatat penjelasan guru, siswa antusias
Berdasarkan hasil penelitian, analisis
membagi diri ke dalam kelompok sesuai
data, dan pembahasan, maka dapat ditarik
instruksi guru, siswa aktif membaca dan
beberapa kesimpulkan, sebagai berikut.
mempelajari LKS, siswa aktif bekerja sama
18 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 April 2017
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018. 1.
Hasil belajar siklus I ketuntasan klasikal 68%
menyatakan
belum
tuntas
dan
meningkat pada siklus II ketuntasan klasikal 90% menyatakan tuntas. Hal ini
ISSN:2089-3205
Sardiman A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Wina, S. 2010. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
menandakan proses telah berakhir pada siklus II. 2.
Penerapan
LKS
dalam
pemecahan
masalah dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran
pertumbuhan
IPA dan
terpadu
materi
perkembangan
tumbuhan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Madapangga tahun pelajaran 2017/2018. DAFTAR PUSTAKA Arends, R. I. 2008. Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Edisi Ketujuh. Buku Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiono. 2004. Belajar dalam Kontekstual berdasarkan Masalah. Surabaya: Pustaka Umum. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Sosialisasi KTSP Rancangan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif Untuk Menguasai Perangkat Pembelajaran. Disertasi. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. Ratna, W. D. 2006. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
19 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 April 2017