Kurikulum Dan Pembelajaran Oleh : Dita Dwi Pamilasari (15105241012)
A. Pengertian Kurikulum Menurut para ahli Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran. Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Latin “curriculum” yang berarti bahan pengajaran. Ada yang mengatakan bahwa kata kurikulum berasal dari bahasa Perancis “courier” yang berarti berlari. Di samping itu, dijelasakan juga sebagai rel pacuan kuda ditengah lapangan yang harus dilewati dan tidak boleh dilangggar. Istilah kurikulum juga berasal dari bahas latin “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Adapun secara terminologis, kurikulum adalah a plan for learning yang disiapkan dan direncanakan oleh para ahli pendidikan untuk pelajaran anak didik baik berlangsung didalam kelas maupun diluar kelas. George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : “the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school. Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu: 1. kurikulum sebagai suatu ide, yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan. 2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alatalat, dan waktu. 3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis dalam bentuk praktek pembelajaran. 4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : 1. kurikulum sebagai ide 2. kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum 3. kurikulum menurut persepsi pengajar 4. kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas 5. kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik dan 6. kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. B. Kurikulum dalam perspektif Filosofis Kurikulum sebagai suatu program dan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, mempunyai hubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berfungsi sebagai alat untuk mengubah perilaku peserta didik ke arah yang diharapkan oleh pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Sosiologis Sekolah berfungsi mempersiapkan anak didiknya agar dapat berperan aktif dalam masyarakat. Kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dengan demikian sekolah tidak hanya berfungsi untuk mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi sekolah juga berfungsi untuk mempersiapkan anak didik dalam kehidupan masyarakat. Psikologi Landasan psikologis pengembangan kurikulum menuntut agar dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan dan mempertimbangkan aspek peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum sehingga nantinya pada saat pelaksanaan kurikulum apa yang menjadi tujuan kurikulum akan tercapai secara optimal. Sehingga unsur psikologis dalam pengembangan kurikulum mutlak perlu diperhatikan. Landasan ini juga fokus kepada pengembangan segenap potensi peserta didik.
C. Kaitan pendidikan, kurikulum dan pembelajaran Pendidikan, kurikulum dan pembelajaran memiliki keterikatan yang sangat penting. Pendidikan sebagai wadah atau disebut juga sebagai lembaga yang menampung, dimana dalam sebuah lembaga tersebut terdapat sebuah rancangan yang terencana dan terarah yang biasa disebut kurikulum. Tapi semua itu tidak akan terlaksana tanpa adanya realisasi. Realisasi itu didapat dengan adanya pembelajaran. Untuk itulah, mengapa pendidikan, kurikulum dan pembelajaran memiliki keterkaitan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya PENDIDIKAN
CERMIN DARI
Setiap pendidikan pasti ada desain kurikulumnya masing-masing KURIKULUM
Realisasi dari kurikulum adalah pembelajaran baik formal, informal, maupun non formal PENDIDIKAN
D. Komponen utama Pendidikan
LINGKUNGAN PENDIDIK
INTERAKSI KURIKULUM ISI PROSES EVALUASI
TUJUAN
PENDIDIKAN TERDIDIK
ALAM, SOSIAL, EKONOMI,RELIGI
E. Kaitan kurikulum dengan pembelajaran Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, meski berada pada posisi yang berbeda. Belajar sebagai kegiatan inti dari pembelajaran memiliki arti modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Yang perlu digaris bawahi pada kalimat tersebut adalah memperteguh kelakuan melalui pengalaman, ini membuktikan bahwa belajar sebagai kegiatan inti pembelajaran dipengaruhi oleh kurikulum yang merupakan rancangan pengalaman belajar. Persoalan yang timbul selanjutnya adalah bagaimana menyusun kurikulum untuk kepentingan pembelajaran agar dapat dilaksanakan dengan optimal. Ada beberapa kemungkinan hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran sebgai berikut : 1.
Model dualistis, kurikulum dan pembelajaran berdiri sendiri. Kurikulum yang seharusnya memjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran tidak tampak. Begitu juga dengan pembelajaran yang seharusnya dapat dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan kurikulum tidak terjadi.
KURIKULUM
2.
PEMBELAJA RAN
Model berkaitan, kurikulum dengan pembelajaran saling barkaitan. Pada model ini, ada bagian kurikulum yang menjadi bagian dari pembelajaran, begitu juga sebaliknya.
A KURIKULUM
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
KURIKULUM
B
F. Kaitan kurikulum dengan instruksional Pedoman instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas. Dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum. G. Fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah INPUT 1. PERENCAN AAN & EVALUASI 2. KURIKULU M 3. KETENAGA AN 4. FASILITAS 5. KEUANGAN 6. KESISWAAN 7. HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAK AT 8. IKLIM SEKOLAH
Sumber : Ditadwipamilasari.blogs.uny.ac.id
PROSES
HASIL
PROSES PEMBELA JARAN
PRESTASI SISWA