KUMPULAN PERATURAN DAN TATA TERTIB
PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Cijeruk – Bogor - Indonesia
2015-2018
1
]220 :[البقرة “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu.” (Qs. al Baqarah (2): 220)
]79 :[آل عمران "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabban, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (Qs. Ali Imran (3): 79)
MOTTO:
بهذا الكتاب نرتقي Bersama al Qur’an Kita Maju
2
DAFTAR ISI
Mukaddimah Visi, Misi, Tujuan Karakter Metodologi Pendidikan Kurikulum Integral Wiyata Mandala Pesantren Struktur Manajemen Pesantren SK. Pimpinan Pesantren ttg. Peraturan Kependidikan Lampiran SK. Pimpinan Pesantren ttg. Peraturan Kependidikan SK. Pimpinan Pesantren ttg. Peraturan Keasramaan Lampiran SK. Pimpinan Pesantren ttg. Peraturan Keasramaan Tata Tertib Asrama SK. Kabid. Kesantrian ttg. Peraturan dan Tatib Kesantrian Lampiran SK. Kabid. Kesantrian ttg. Peraturan dan Tatib Kesantrian Sistem Poin Sanksi Pelanggaran Bentuk Sanki Hukuman Berdasarkan Poin Pelanggaran Sistem Poin Penghargaan SK. Tim Kurikulum Pesantren ttg. Aturan Akademik MI, MTs. MA Lampiran SK. Tim Kurikulum Pesantren ttg. Aturan Akademik MI, MTs. MA Lampiran SK. Tim Kurikulum Pesantren ttg. Penerima Beasiswa SK. Pimpinan Pesantren ttg. Kode Etik Guru dan Karyawan Lampiran SK. Pimpinan Pesantren ttg. Kode Etik Guru dan Karyawan SK. Pimpinan Pesantren ttg. Peraturan dan Tata Tertib Program Khidmah Lampiran SK. Pimpinan Pesantren ttg. Peraturan dan Tatib Program Khidmah Lampiran Silabus Program Khidmah Etika dan Tata Krama Adab-Adab Syar’iyah Tupoksi Pembina Asrama Struktur Keasramaan
--- 4 --- 5 --- 6 --- 7 --- 8 --- 9 --- 10 --- 14 --- 16 --- 29 --- 31 --- 37 --- 38 --- 40 --- 47 --- 51 --- 52 --- 54 --- 56 --- 70 --- 71 --- 73 --- 78 --- 80 --- 87 --- 88 --- 89 --- 91 --- 92
KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH BOGOR Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi baik sebagian maupun seluruh isi buku ini serta menyebarluaskannya tanpa izin tertulis dari Pimpinan PYIT
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI PELANGGARAN 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000 ,00 (lima milyar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/adau denda paling banyak Rp. 500.000.000 ,00 (lima ratus juta rupiah).
3
MUKADDIMAH
Segala puja dan puji bagi Allah , Rabb semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah keharibaan Baginda Nabi Muhammad , keluarga, shahabat dan pengikut beliau hingga akhir jaman. Sistem pendidikan berasrama (boardingschool) banyak dianut oleh lembaga pesantren. Tidak hanya program akademik saja yang dikembangan, akan tetapi pembinaan akhlak dan perilaku sehari-hari pun menjadi obyek perhatian terbesar pesantren, karena santri/santriwati lebih banyak menghabiskan waktunya di luar kelas-kelas sekolah (madrasah). Pesantren harus dapat memainkan perannya dalam membina dan mendidik santri-santrinya secara utuh (integral) supaya menghasilkan generasi-generasi insan kamil (manusia paripurna) dalam berbagai aspek kehidupannya (imtak dan iptek), baik dalam hubungannya dangan al Khaliq (hablumminallah), maupun dalam hubungannya dengan sesama ummat manusia (hablumminannas), terlebih lagi yang terhimpun dalam ruang bangsa dan negara. Peraturan dan tata tertib ini disusun untuk dibaca dan dipahami dengan sebaikbaiknya, untuk selanjutnya dipedomani sebagai acuan dalam penilaian program pembinaan dan pendidikan santri/santriwati dari sisi akademik, apektif dan motorik.
Pengasuh Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir
4
VISI
Visi Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah pada 2018 adalah Terwujudnya Generasi Al Qur’an Berakhlak Mulia dan Mandiri.
MISI
1. Membekali kecintaan kepada al Quran dan Hadits Nabi . 2. Menanamkan Manhaj dan Akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah diatas pemahaman Salaful Ummah. 3. Mewujudkan suasana dan kondisi yang Islami. 4. Mendidik dan mengajarkan akhlak mulia. 5. Membiasakan penggunaan bahasa internasional. 6. Membekali ilmu pengetahuan teknologi dan kemandirian personal (life skill).
TUJUAN
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah bertujuan: 1. Melahirkan Generasi al Qur’an yang senantiasa mempelajari al Quran – Hadits Nabi dan mengajarkannya. 2. Mencetak seorang da’i yang bermanhaj dan berakidah ahlus sunnah wal jama’ah diatas pemahaman salaful ummah. 3. Mencapai kompetensi dalam kerapihan, kebersihan, kedisiplinan dan rasa tanggungjawab. 4. Mampu berkompetisi dalam kancah ilmu pengetahuan global. 5. Memiliki kemandirian personal dan pengembangan diri.
5
KARAKTER
Karakter adalah nilai-nilai budaya dan perilaku (akhlak) yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh civitas akademika Pesantren sehingga menjadi sebuah branded atau trade mark (ciri khusus) yang dapat dikenali oleh kalangan internal Pesantren sendiri maupun orang lain. Karakter yang dijalankan dan dikembangkan oleh Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah adalah:
Keikhlasan, bahwasanya seluruh aktifitas yang dilakukan dalam rangka mengharapkan ampunan dan rahmat Allah . Kebersamaan, bahwasanya segala bentuk tanggungjawab dan penunaian amanat tugas dilakukan secara bersama-sama dalam jalinan kasih sayang dan tolong menolong dalam kebajikan dan ketakwaan. Profesionalisme, bahwasanya pelaksanaan tugas amanat yang diemban oleh setiap individu/personal dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi serta loyalitas yang tinggi bagi kemaslahatan Pesantren sesuai dengan kompetensi dibidangnya masing-masing. Proporsionalisme, bahwasanya segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas amanat pekerjaan/tanggung jawab sepenuhnya demi kemaslahatan Pesantren dan tidak dikait-kaitkan dengan ekses-ekses privasi individu.
6
METODOLOGI PENDIDIKAN
Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah melalui Manajemen 2015-2018 mengembangkan metodologi TASHFIYAH dan TARBIYAH dalam proses pendidikan dan pembinaan. TASHFIYAH yang dimaksudkan oleh PYIT dalam proses pendidikannya adalah:
1. Membersihkan akidah santri/santriwati dari noda kesyirikan. 2. Membersihkan ibadah santri/santriwati dari noda kebid’ahan. 3. Membersihkan akhlak santri/santriwati nya dari noda tradisi jahiliyah . TARBIYAH yang dimaksud PYIT dalam proses pendidikannya adalah: 1. Membina dan mengajarkan akidah santri/santriwati dengan akidah dan manhaj ahlus sunnah wal jama’ah menurut pemahaman salafus shaleh. 2. Membina dan mengajarkan ibadah santri/santriwati dengan sunnah-sunnah Rasulillah . 3. Membina dan mengajarkan akhlak santri/santriwati dengan akhlak mulia dan adab-adab syar’iyah. Tashfiyah (pemurnian) dan Tarbiyah (pembinaan) ini dilakukan secara bersamasama (sinergi) dan berkesinambungan (kontinyu). Kebersamaan yang diharapkan adalah hubungan kerjasama yang erat antara beberapa pihak yang berkompeten didalam menjalankan visi dan misi yang telah ditancapkan demi mencapai tujuan akhir program pendidikan yang diharapkan bersama. Pihak-pihak yang terkait yaitu pihak pengelola Pesantren, Orangtua/Wali santri, dan Masyarakat. Kontinyuitas yang diharapkan adalah selama masa pendidikan dan pembinaan itu berlangsung tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Baik pagi, siang, sore dan malam, baik ketika berada di Pesantren maupun ketika berada di rumah.
7
KURIKULUM INTEGRAL
Bahwa proses Tashfiyah dan Tarbiyah yang dikembangkan oleh PYIT melalui Manajemen 2015-2018 ini diwujudkan dalam jaringan kurikulum integral (menyeluruh) yang meliputi pendidikan dan pembinaan dalam IMTAK (iman dan takwa) dan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi). Pendidikan dan pembinaan IMTAK atau dengan kata lain menguatkan hablumminallah (tali ikatan dengan Allah ) tertuang dalam mata-mata pelajaran agama (ulum diniyah), seperti Akidah-Akhlak, Tauhid, Tafsir-Ulum al Qur’an, FikihUshul Fikih, Hadits-Mustholah Hadits, dan pelajaran agama lainnya. Pendidikan dan pembinaan IPTEK atau dengan kata lain menguatkan hablumminannas (tali ikatan dengan manusia) tertuang dalam mata-mata pelajaran umum dan ekstra kurikulur keterampilan khusus (teknologi multi media), seperti IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, TIK, Design Grafis, Jurnalistik, Teknologi Pertanian, dan lain sebagainya. Keterpaduan tersebut dibentuk hasil kolaborasi antara Kurikulum Kemenag RI dan kurikulum internal Pesantren yang prosentase antara keduanya menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan Pesantren dan peserta didiknya. Mulai Tahun Pengajaran 2015-2016 Pesantren menetapkan target hafalan al-Qur’an 30 juz di tingkat Madrasah Mutawasithoh (MTs) sekaligus penguasaan Bahasa Arab. Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor mulai TP 2015-2016 berusaha untuk menonjolkan jatidiri kepesantrenannya, dengan menitik beratkan pada hafalan alQur’an, hafalan hadits, penguasaan bahasa arab dan penguasaan ilmu-ilmu diiniyah, sementara untuk ilmu-ilmu pengetahuan umum (ashriyah) hanya menargetkan dapat lulus ujian nasional sesuai standar nilai yang berlaku.
8
WIYATA MANDALA PESANTREN
Yang dimaksud dengan Wiyata Mandala Pesantren adalah ruang lingkup pelaksanaan program pendidikan dan pembinaan di Pesantren yang meliputi seluruh sarana prasarana pendidikan dan juga aspek pendidikan. Ruang lingkup sarana prasarana pendidikan yang masuk dalam proses pendidikan dan pembinaan di Pesantren meliputi ruang-ruang belajar di madrasah, perpustakaan, masjid, ruang serba guna (aula), kantin, ruang makan bersama, dan areal olah raga. Wilayah pendidikan ini menjadi tanggung jawab kepala madrasah beserta seluruh jajarannya. Sedangkan ruang lingkup aspek pendidikan yang masuk dalam proses pendidikan dan pembinaan di Pesantren meliputi aspek konatif, akademik, apektif dan psikomotorik. Aspek konatif yang dimaksudkan adalah penanaman dan pembinaan akidah dan manhaj yang dibangun diatas prinsip-prinsip akidah dan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Aspek akademik berarti proses KBM yang dijalankan dan dilangsungkan oleh pihak pengelola madrasah yang didukung oleh Bidang Pendidikan. Aspek apektif (akhlak-etika) berarti penanaman nilai-nilai luhur agama (akhlakul karimah) yang dijalankan oleh seluruh civitas akademika Pesantren yang didukung oleh Bidang Kesantrian. Dan aspek psikomotorik berarti penempaan aktifitas gerak olah tubuh (perilaku) dan penyaluran hobi serta minat bakat yang dijalankan oleh kegiatan ekstra kurikuler dan didukung oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) disetiap jenjang.
9
STRUKTUR MANAJEMEN PESANTREN 2015-2018
YAYASAN
MUDIR
SEKRETARIAT
KEUANGAN
PENDIDIKAN
KESANTRIAN
RUMAH TANGGA
UMUM
Personalia
Penerimaan
TK/RA
Asrama
Konsumsi
Usaha
Administrasi
Pengeluaran
MI
Keamanan
Kesehatan
Dakwah-Sosial
Publikasi/Dokumen tasi
ZISWaf
MTs
Olahraga
Transportasi
Kantin
DBase Yatim
MA
Pelayanan Tamu
Kebersihan
Foodcourt
IT tv
Khidmah
Sarpras
Perkebunan
Tahfizh al-Qur'an
IT Support
Agen Haji-Umroh
Pimpinan Yayasan Mudir
: Achmad Zawawi bin Nawawi : Haryanto Abdul Hadi, Lc., M.A.
Sekretariat Kabid. Sekretariat Kasie. Personalia Kasie. Administrasi Kasie. Publikasi/Dok Kasie. Dbase Yatim
: Tata Tambi, M.Pd. : Kholidun Lc : Tata Tambi, M.Pd. (Pjs) : Gibson Syaprudin : Habibi Sahlan Amin, Lc.
Keuangan Kabid. Keuangan Kasie. Penerimaan Kasie. Pengeluaran Kasie. ZISW
: Suhendi, S.Sos.I : Zainal Abidin Tana S.Pd.I : Dharmalis : Suhendi, S.Sos.I
10
Pendidikan Kabid. Pendidikan Kepala RA Kapala MI Kepala MTs Kepala MA Kepala Prog. Khidmah Kepala Tahfizh al-Qur’an
: Ruslan Nurhadi Lc. : Dadang Suparna, A.Md : Drs. Kusmana Rahman : Dedis Rahardian SE : Syafiq Abrori SP. MM. : Anton Budiharjo Lc : Musni Halim al-Hafizh
Kesantrian Kabid. Kesantrian Kasie. Asrama Kasie. Keamanan Kasie. Olahraga Kasie. Pelayanan Tamu
: Yusuf A. Zawawi Lc. : Suhartono A.Md, Didik Suyadi Dipl, Muamar Lc. : Aryaseta :: Indra Jaya
Rumah Tangga Kabid. RT Kasie. Konsumsi Kasie. Transportasi Kasie. Kesehatan Kasie. Kebersihan Kasie. Sarpras Kasie. IT Support
: Deno Sufyan Lc. : Suparno Abu Jundi : Endang Suryana : Dr. Bambang Saputro : Enjang : Hendri Fahrizal : Hairul Abbas MM
Umum Kabid. Umum Kasie. Usaha Kasie. Dakwah-Sosial Kasie. Kantin Kasie. Foodcourt Kasie. Perkebunan Kasie. Agen Haji-Umroh
: Abriadi H. Aqsho S.Pd.I : Abriadi H. Aqsho S.Pd.I (Pjs) : Dedi Surahman A.Md : Fauzi, Ummu Fajri : Abriadi H. Aqsho S.Pd.I (Pjs) : Amang Taslim : Abriadi H. Aqsho S.Pd.I (Pjs)
11
:
SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor : … /A /PYIT/VI/2015 Tentang REVISI ATAS SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH NOMOR 659/A/PYIT/VI/2013 TENTANG PERATURAN KEPENDIDIKAN I. Menimbang: 1. Bahwa Pendidikan Nasional disamping bertujuan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, juga meningkatkan keimanan, ketakwaan (imtak) dan akhlak mulia, serta meningkatkan kompetensi ilmu pengetahuan teknologi (iptek) dalam menghadapi kehidupan global dimasa mendatang. 2. Bahwa guna mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Pesantren serta adanya kepastian hukum, diperlukan adanya peraturan kependidikan. 3. Bahwa peraturan kependidikan merupakan peraturan yang mengatur kemadrasahan, kurikulum, kegiatan olah raga dan ekstra kurikuler, kegiatan kokurikuler, halaqoh tahfizh al Qur’an, proses KBM, penjelasan bidang-bidang dalam struktur Pesantren, kelulusan, dan Ijazah Negara dan Pesantren. 4. Bahwa peraturan dan tata tertib kependidikan diberlakukan bagi seluruh ustadz/ustadzah dan santri/santriwati dilingkungan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah agar dapat dihayati dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku II. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian 4. Surat Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 576 Tahun 2006 tentang Laporan Hasil Belajar 5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah 6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional 7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan 12
8. Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Departemen Agama. 9. Peraturan Menteri Agama Nomor 03 Tahun 1983 tentang Kurikulum Pondok Pesantren III. Memperhatikan: Hasil Rapat Pimpinan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah tentang pengaturan dan pengelolaan kependidikan di lingkungan Pesantren. MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama : Peraturan Kependidikan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan Ini. Kedua
Ketiga
: Peraturan Kependidikan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah sebagaimana yang dimaksud dalam diktum pertama diberlakukan bagi semua ustadz/ustadzah dan santri/santriwati dilingkungan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Bogor, 5 Juni 2015 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir
13
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor : … /A /PYIT/VI/2015 Tentang REVISI ATAS SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH NOMOR 659/A/PYIT/VI/2013 TENTANG PERATURAN KEPENDIDIKAN Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Definisi 1.1. Pesantren yang dimaksud dalam peraturan ini adalah Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah. 1.2. Madrasah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah satuan pendidikan dasar dan menengah yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah meliputi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK). 1.3. Peserta didik yang dimaksud dalam peraturan ini adalah santri/santriwati Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah yang berasrama maupun non asrama. 1.4. Ustadz/Ustadzah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah guru yang mengajar di setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah, baik statusnya sebagai guru tetap yayasan maupun guru tidak tetap. 1.5. Halaqoh al Qur’an yang dimaksud dalam peraturan ini adalah kegiatan pengajian al Qur’an yang harus diikuti oleh setiap santri/santriwati Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah, berupa pengajian iqra’, tajwid, tahsin, tahfizh dan murojaah al Qur’an. 1.6. Kegiatan ekstrakulikuler yang dimaksud dalam peraturan ini adalah kegiatan olah raga dan keterampilan pengembangan diri (life skill) yang harus diikuti oleh santri/santriwati Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah. 1.7. Program Khidmah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah program pengabdian yang harus dijalani oleh santri/santriwati Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah setelah menyelesaikan tugas pembelajarannya pada satuan pendidikan Madrasah Aliyah Program Keagamaan. 1.8. Kurikulum Terpadu yang dimaksud dalam peraturan ini adalah kurikulum yang diterapkan oleh setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah memadukan antara kurikulum Kemenag RI dengan kurikulum internal Pesantren dalam mata-mata pelajaran agama dan yang berbasis bahasa arab. 14
1.9. Ijazah Negara adalah ijazah yang diterbitkan oleh Negara melalui Kemenag RI yang diperoleh oleh peserta didik sesuai dengan aturan dan kriteria yang ditetapkan oleh Negara dan Pesantren. 1.10. Ijazah Pesantren adalah ijazah yang diterbitkan oleh Pesantren yang diperoleh oleh peserta didik setelah dinyatakan lulus dalam serangkaian program pendidikan dan pembinaan di Pesantren sesuai dengan aturan dan kriteria yang ditetapkan oleh Pesantren. 1.11. Kalender Akademik yang dimaksud dalam peraturan ini adalah kalender akademik yang disusun oleh Pesantren untuk menjadwal seluruh aktifitas dan kegiatan Pesantren, baik yang menyangkut hari-hari belajar efektif dalam proses KBM, maupun kegiatan-kegiatan pembinaan dan pendidikan Pesantren lainnya. 1.12. Kelulusan peserta didik di tentukan oleh keberhasilannya menyelesaikan tugas pembelajaran selama di Pesantren sesuai dengan aturan dan kriteria yang ditetapkan oleh Pesantren. Pasal 2 Madrasah 2.1. Madrasah adalah satuan pendidikan yang dikelola manajemen Pesantren untuk melaksanakan kurikulum pendidikan dalam mencapai tujuan program pendidikan nasional dan visi-misi internal Pesantren. 2.2. Madrasah yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren meliputi semua satuan pendidikan dasar dan menengah, dimulai dari tingkat RA/TK, MI. MTs dan MA Program Keagamaan. 2.3. Setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manejemen Pesantren dikepalai oleh Kepala Madrasah dibantu oleh Wakamad Akademik, Wakamad Kesiswaan, TU, BK dan para wali kelas. 2.4. Masa pembelajaran yang harus ditempuh oleh setiap peserta didik atau santri/santriwati Pesantren untuk setiap satuan pendidikan yang disebutkan pada Pasal 2.2 diatas adalah RA/TK selama 4 semester, MI selama 12 semester, MTs selama 6 semester dan MA Program Keagamaan selama 6 semester. 2.5. Semua perihal yang menyangkut proses kegiatan pembelajaran diatur oleh setiap Kepala Madrasah setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren, meliputi silabus KTSP, RPP, jadwal pembelajaran, struktur alokasi waktu pembelajaran, standar KKM setiap mata pelajaran, jadwal ujian tengah semester, jadwal ujian semester, jadwal ujian kenaikan kelas, dan sebagainya.
15
Pasal 3 Peserta Didik 3.1. Peserta didik adalah santri/santriwati yang telah dinyatakan sah oleh manajemen Pesantren untuk dapat mengikuti proses kegiatan pembelajaran di Pesantren setelah lulus dari sejumlah tes yang ditetapkan oleh Pesantren. 3.2. Peserta didik setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren terdiri dari santri/santriwati yatim dan non yatim. 3.3. Setiap peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama dihadapan peraturan dan tata tertib kependidikan Pesantren ini. Bab II KURIKULUM Pasal 4 4.1. Kurikulum yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren adalah kurikulum terpadu, memadukan antara kurikulum Kemenag RI dengan kurikulum internal Pesantren dalam mata-mata pelajaran agama dan yang berbasis bahasa arab. 4.2. Kurikulum terpadu Pesantren secara menyeluruh ditetapkan oleh Tim Kurikulum yang dibentuk oleh Pesantren untuk mencapai visi, misi dan tujuan Pesantren dengan memperhatikan dan mempertimbangkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh Pesantren. 4.3. Perbandingan rata-rata antara kurikulum diiniyah (ilmu pengetahuan agama) dengan kurikulum ilmu pengetahuan umum ditetapkan oleh Tim Kurikulum. 4.4. Kurikulum diiniyah yang dimaksud dalam Pasal 4.3 diatas meliputi mata pelajaran al Qur’an, Tafsir, Ulum al Qur’an, Hadits, Mushtholah Hadits, Akidah, Fikih, Ushul Fikih, Faraidh, Akhlak, Fikih Dakwah, Turuq Tadris, Siroh Nabawiyah, Tarikh Islam. 4.5. Kurikulum yang berbasis bahasa arab yang dimaksud dalam Pasal 4.1 diatas meliputi mata pelajaran Tadrib Lughowi, Nahwu, Sharaf, Imla’, Khat, Muthola’ah. 4.6. Kurikulum ilmu pengetahuan umum yang dimaksud dalam Pasal 4.1 diatas adalah seluruh mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Kemenag RI meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Geografi, Sosiologi, Ekonomi, Seni Kebudayaan Islam, PPKn, PLH, TIK, Mulok. 4.7. Kurikulum terpadu yang dikembangkan oleh Pesantren tidak hanya tertuju pada aspek akademis semata, akan tetapi juga meliputi aspek apektif, yaitu nilai-nilai pemahaman, serta aspek motorik yaitu sikap dan akhlak. 4.8. Kurikulum terpadu yang dikembangkan oleh Pesantren tidak hanya yang diajarkan secara klasikal oleh setiap satuan pendidikan (madrasah) yang berada 16
dibawah pengelolaan manajemen Pesantren, akan tetapi juga meliputi semua kegiatan pembelajaran di Masjid, Maktabah dan Aula Pesantren. 4.9. Kurikulum terpadu yang dikembangkan oleh Pesantren bersifat integral menyeluruh, tidak membedakan urgensi setiap kurikulum antara intra kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler. 4.10. Mulai Tahun Pembelajaran 2015-2016, Pesantren menetapkan target hafalan alQur’an 30 juz di tingkat Madrasah Tsanawiyah dan target penguasaan Bahasa Arab secara aktif (lisan-tulisan). Pasal 5 Proses KBM 5.1. KBM adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh setiap kepala madrasah di setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren. 5.2. Setiap harinya KBM terbagi kedalam 8 jam pelajaran dengan rentang waktu yang ditetapkan oleh Tim Kurikulum. 5.3. Setiap jam pelajaran dalam proses KBM terdiri dari 40 menit untuk semua satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren. 5.4. Proses KBM dijalani selama 16 - 17 pekan efektif untuk setiap semesternya, termasuk didalamnya jadwal ulangan formatif, ujian tengah semester, ujian semester dan ujian kenaikan kelas. 5.5. Jadwal KBM Pesantren untuk tahun pembelajaran 2015-2016 ini mulai dari hari sabtu sampai dengan hari kamis. Hari jum’at adalah hari libur Pesantren. 5.6. Untuk jadwal liburan per dua bulanan akan ditentukan kemudian oleh Kepala Bidang Kesantrian Pesantren dengan mempertimbangkan maslahat bersama. 5.7. Untuk mata-mata pelajaran tertentu dibuatkan jadwal tersendiri dalam format semester pendek (short course). 5.8. Setiap santri/santriwati Pesantren wajib mengikuti seluruh rangkaian proses KBM di setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren. 5.9. Santri/santriwati yang mencapai prosentase 25% absen atau tidak menghadiri/tidak mengikuti proses KBM dalam satu semester tidak dibolehkan mengikuti ujian semester, ujian kenaikan kelas dan ujian Pesantren pada semester tersebut. 5.10. Semua perihal yang menyangkut proses KBM diatur oleh setiap Kepala Madrasah setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren.
17
Pasal 6 Halaqoh al Qur’an 6.1. Halaqoh al Qur’an adalah kegiatan pengajian al Qur’an yang harus diikuti oleh setiap santri/santriwati Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah, berupa pengajian iqra’, tajwid, tahsin, tahfizh dan murojaah al Qur’an. 6.2. Halaqoh al Qur’an termasuk proses pembinaan dan pendidikan terpenting dan paling utama di Pesantren untuk mencapai visi, misi dan tujuan Pesantren. 6.3. Jadwal pelaksanaan Halaqoh al Qur’an pada setiap harinya diatur sepenuhnya oleh Kepala Seksi Halaqoh Tahfizh al Qur’an. 6.4. Setiap satu halaqoh al Qur’an dibimbing oleh seorang ustadz/ustadzah yang mengajarkan, mendengarkan dan mencatatkan setiap perkembangan santri/ santriwati terkait dengan bacaan iqra’, tajwid, tahsin dan tahfizh al Qur’an. 6.5. Halaqoh al Qur’an ini menunjang dan menguatkan kurikulum mata pelajaran al Qur’an yang diajarkan di kelas setiap satuan pendidikan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren. 6.6. Perkembangan santri/santriwati dalam proses pembelajaran di Halaqoh al Qur’an ini diwacanakan sebagai faktor menentukan naik dan tidaknya santri/santriwati ke tingkat selanjutnya. 6.7. Seluruh kegiatan dan aktifitas Halaqoh al Qur’an berada dibawah tanggung jawab dan wewenang seksi Tahfizh al Qur’an dibawah Bidang Pendidikan dalam struktur manajemen Pesantren. Pasal 7 Olah Raga dan Ekstra Kurikuler 7.1. Kegiatan olah raga beladiri pada TP. 2015-2016 masuk dalam serangkaian kegiatan ekstra kurikuler. 7.2. Setiap santri/santriwati dianjurkan untuk mengikuti kegiatan olah raga dalam Pasal 7.1. diatas sebagai salah satu mata pelajaran yang diambil penilaian di rapor pendidikan untuk satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan yang berada dibawah pengelolaan manajemen Pesantren. 7.3. Kegiatan oleh raga lainnya yang dapat dilakukan oleh santri-santri Pesantren adalah futsal, sepakbola, bulu tangkis, tenis meja dan bola basket. 7.4. Penjadwalan jenis olah raga, waktu dan penggunaan sarana prasarana olah raga di atur oleh seksi olah raga di bawah bidang kesantrian Pesantren. 7.5. Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh Pesantren adalah teknik jurnalistik, teknik komputer, ilmu pertanian, khot-kaligrafi, dan design grafis untuk santri-santri (Banin) Pesantren, sedang tata boga dan tata busana untuk santriwati-santriwati (Banat) Pesantren. 18
7.6. Setiap santri/santriwati wajib mengikuti salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang tersebut dalam Pasal 7.3. diatas. Pasal 8 Kegiatan Kokurikuler 8.1. Kegiatan kokukrikuler yang dimaksud dalam peraturan ini adalah setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Pesantren dalam membantu peningkatan prestasi atau kemampuan pembelajaran santri/santriwati Pesantren. 8.2. Kegiatan kokurikuler ini tertuang dalam format bimbingan belajar atau pendampingan belajar yang dilakukan oleh Pembina asrama atau wali kelas atau ustadz/ustadzah yang mengampu mata pelajaran tertentu yang mengharuskan adanya pendalaman materi. 8.3. Waktu pelaksanaan dan durasi kegiatan kokurikuler ini ditentukan dalam rapat koordinasi antara madrasah dan bidang pendidikan Pesantren.
Bab III BIDANG - BIDANG Pasal 9 Bidang Sekretariat 9.1.
9.2.
9.3.
9.4. 9.5.
Bidang Sekretariat dalam struktur manajemen Pesantren 2015-2016 membawahi seksi personalia, administrasi, publikasi/dokumentasi, database yatim dan ibnu taimiyah tv. Seksi personalia menangani segala hal yang berkaitan dengan kepegawaian, baik menyangkut rekruitmen pegawai (guru dan karyawan) baru, maupun mengelola data pegawai lama. Seksi administrasi menangani hal-hal yang terkait dengan aktifitas surat menyurat Pesantren, mengelola keluar masuk berkas-berkas surat dan dokumen-dokumen Pesantren lainnya. Seksi publikasi/dokumentasi menangani dokumentasi segala kegiatan kepesantrenan, juga mengelola website Pesantren. Seksi ibnu taimiyah tv mengelola (memproduksi dan menyiarkan) program siaran dakwah dan pendidikan Pesantren melalui siaran streaming ibnutaimiyah tv.
19
Pasal 10 Bidang Keuangan 10.1. Bidang keuangan dalam struktur manajemen Pesantren 2015-2016 membawahi seksi penerimaan, pengeluaran dan zakat infak sedekah wakaf (zisw). 10.2. Seksi penerimaan bertanggungjawab atas seluruh alur masuk dana keuangan Pesantren dari sektor biaya pondokan, sumbangan yatim umum, dan sumber keuangan lainnya. 10.3. Seksi pengeluaran bertanggungjawab atas seluruh alur keluar dana keuangan Pesantren untuk kebutuhan badgeting setiap bidang Pesantren dan kebutuhan pendanaan lainnya yang disetujui oleh Pimpinan Pesantren. 10.4. Seksi zisw (zakat-infak-sedekah dan wakaf) bertanggungjawab atas seluruh alur keluar masuk dana keuangan Pesantren atas persetujuan Pimpinan Pesantren.
Pasal 11 Bidang Pendidikan 11.1. Bidang Pendidikan dalam struktur manajemen Pesantren 2015-2016 membawahi semua satuan pendidikan dilingkungan Pesantren, mulai dari RA/TK, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah ‘Aliyah (MA) Prog. Keagamaan, Program Khidmah, dan seksi Tahfizh al-Qur’an. 11.2. Segala sesuatu yang menyangkut proses pendidikan dan pembinaan di setiap satuan pendidikan ditentukan dan diatur oleh setiap kepala satuan pendidikan atau program yang bersangkutan. Pasal 12 Bidang Kesantrian 12.1. Bidang Kesantrian dalam struktur manajemen Pesantren 2015-2016 membawahi seksi asrama, keamanan, olah raga dan pelayanan tamu. 12.2. Bidang Kesantrian memiliki peranan yang sangat besar didalam menjaga stabilitas Pesantren untuk mencapai visi, misi dan tujuannya. 12.3. Seluruh hal-hal yang menyangkut dan melibatkan santri/santriwati Pesantren akan berhubungan secara langsung dan atau tidak langsung dengan Kepala Bidang Kesantrian Pesantren. 12.4. Seksi asrama menangani seluruh hal-hal yang menyangkut keasramaan, meliputi penetapan penghuni asrama, jumlah penghuni asrama untuk setiap kamar, pengaturan asrama, absensi kehadiran di asrama, pelanggaran di asrama dan lain sebagainya.
20
12.5. Pesantren telah menetapkan peraturan dan tata tertib asrama yang dijalankan sepenuhnya oleh Bidang Kesantrian. 12.6. Seksi keamanan menjaga keamanan, kenyamanan, ketertiban, dan stabilitas lingkungan Pesantren, termasuk mengawasi seluruh aktifitas santri/santriwati yang melakukan pelanggaran keamanan. 12.7. Seksi keamanan tidak dibolehkan melakukan eksekusi hukuman terhadap santri/santriwati Pesantren yang melanggar aturan dan tata tertib yang berlaku di Pesantren, akan tetapi hal tersebut di lakukan oleh Kepada Bidang Kesantrian. 12.8. Seksi olah raga menangani seluruh aktifitas olah raga yang melibatkan guru, karyawan, santri/santriwati Pesantren, meliputi pengaturan jadwal olah raga, jadwal penggunaan sarana olah raga, penyediaan dan perawatan sarana prasarana olah raga. 12.9. Seksi pelayanan tamu menangani dan melayani seluruh tamu-tamu Pesantren baik orangtua/wali santri/santriwati, para tamu kehormatan Pesantren lainnya dalam dan luar negeri. 12.10. Seksi pelayanan tamu bertanggung jawab terhadap penggunaan ruang penginapan tamu di ma’had banat dan ma’had banin Pesantren, 12.11. Bidang Kesantrian menetapkan sanksi-sanksi pelanggaran terhadap santri/ santriwati Pesantren yang melanggar aturan dan tata tertib Pesantren, melalui sistem pointing terhadap pelanggaran berat, sedang dan ringan. 12.12. Jenis pelanggaran berat, sedang dan ringan ditetapkan dalam peraturan dan tata tertib Kesantrian Pesantren. 12.13. Bidang Kesantrian bertanggung jawab dalam pemberian ijin bagi santri/ santriwati Pesantren untuk meninggalkan lingkungan Pesantren, baik dalam masa liburan Pesantren ataupun untuk keperluan lainnya. 12.14. Bidang Kesantrian memiliki hak untuk mengeluarkan santri/santriwati Pesantren dengan kriteria dan alasan yang telah ditetapkan oleh Pesantren dengan terlebih dahulu menyampaikannya dalam rapat pimpinan Pesantren. 12.15. Bidang Kesantrian memiliki wewenang untuk mengeluarkan surat keterangan berkelakuan baik untuk santri/santriwati Pesantren yang membutuhkannya setelah melakukan penilaian dan pertimbangan terhadap santri/santriwati yang bersangkutan, untuk selanjutnya di tanda tangani oleh Pimpinan Pesantren Pasal 13 Bidang Rumah Tangga 13.1. Bidang Rumah Tangga dalam struktur manajemen Pesantren 2015-2016 membawahi seksi konsumsi, transportasi, kesehatan, kebersihan, sarpras, dan IT Support. 13.2. Bidang Rumah Tangga memiliki peranan yang sangat besar didalam menjaga dan merawat seluruh fasilitas Pesantren. 21
13.3. Seksi sarpras menangani seluruh hal-hal yang menyangkut maintenance (perawatan) dan perbaikan seluruh fasilitas Pesantren, baik yang menyangkut ruang-ruang asrama, ruang-ruang belajar di madrasah, masjid, aula, maktabah, dapur, ruang makan, termasuk komplek perumahan asatidzah. 13.4. Seksi kebersihan berperan dalam menjaga kenyamanan dan kebersihan di seluruh di seluruh areal Pesantren. 13.5. Seksi konsumsi menangani semua kebutuhan konsumsi (makan dan minum) para santri/santriwati sesuai dengan menu yang telah ditetapkan bersama seksi kesehatan, juga kebutuhan makan siang beberapa orang guru dan pegawai. 13.6. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab didalam menjaga stabilitas dan efisiensi penggunaan anggaran makan dalam satu bulan. 13.7. Seksi kesehatan menangani semua kebutuhan dan pelayanan kesehatan bagi seluruh santri/santriwati dan juga semua guru tetap dan pegawai tetap beserta keluarga mereka. 13.8. Seksi transportasi menangani kelayakan jalan kendaraan operasional Pesantren (Bus, Minibus L300, Ambulance, mobil APV) termasuk perawatannya. 13.9. Seksi IT Support membantu seksi sarpras dalam hal yang berhubungan dengan teknologi telekomunikasi (telepon dan internet) juga yang terkait dengan kelistrikan serta kegiatan yang membutuhkan publikasi/dokumentasi. 13.10. Seksi IT Support juga bertanggung jawab terhadap kelancaran website Pesantren dan SMS Center. 13.11. Seksi IT Support akan bersama-sama dengan seksi IT Tv bertanggung jawab terhadap kelancaran program siaran melalui TV Streaming Ibnu Taimiyah Tv. Pasal 14 Bidang Umum 14.1. Bidang Umum dalam struktur manajemen Pesantren 2015-2016 membawahi seksi usaha, dakwah-sosial, kantin, foodcourt, perkebunan dan agen haji-umroh. 14.2. Seksi Usaha menangani berbagai usaha ekonomi yang dijalankan langsung oleh Pesantren demi meningkatkan pendapatan Pesantren yang akan dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai (guru dan karywan) Pesantren. 14.3. Seksi dakwah menangani seluruh kegiatan dakwah (taklim) dan aktifitas peribadatan di Masjid al Fauzan Pesantren. 14.4. Seksi kantin bekerjasama dengan minimarket al-Barakah Rifa’i menyediakan seluruh kebutuhan jajajan santri/santriwati berupa makanan ringan dan minuman sesuai dengan standar kesehatan yang diberikan oleh seksi kesehatan Pesantren. Juga menyediakan bahan-bahan sembako yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar Pesantren. 22
14.5. Seksi foodcourt menyediakan seluruh kebutuhan jajanan santri/santriwati berupa makanan basah atau sajian makanan, seperti bakso, soto, pempek, siomay, dan lain-lain sesuai standar kesehatan Pesantren. 14.6. Seksi agen haji-umroh bekerjasama dengan Biro Travel Haji dan Umroh PT. Telaga Kautsar didalam menyalurkan keinginan sebagian masyarakat atau orangtua/wali santri/santriwati yang ingin menunaikan ibadah umroh ataupun ibadah haji. 14.7. Seksi pengelolaan kebun berperan didalam menghidupkan lahan-lahan tidur milik Pesantren dengan tanaman-tanaman produktif ataupun usaha agrobisnis lainnya. Bab IV KEUANGAN DAN ADMINISTRASI Pasal 15 15.1. Status santri/santriwati Pesantren terdiri dari santri/santriwati yatim dan non yatim. 15.2. Santri/santriwati yatim dibebaskan dari seluruh kewajiban keuangan (mendapatkan santunan/beasiswa) dari Yayasan Lajnah Khairiyah Musytarakah Jakarta. 15.3. Santri/santriwati non yatim terkena kewajiban keuangan untuk seluruh aktifitas pembinaan dan pendidikan selama di Pesantren, meliputi biaya pendaftaran, wakaf bangunan, wakaf sarana prasarana (asrama dan madrasah), biaya pondokan bulanan, biaya ujian-ujian, biaya praktikum, biaya daftar ulang tahunan, biaya takaful kesehatan, dan lain sebaginya. 15.4. Seluruh item dan point pembiayaan, besaran biaya yang harus dibayarkan, atau segala yang menyangkut keuangan ditetapkan oleh Yayasan melalui kebijakan rapat pimpinan Pesantren. 15.5. Pembayaran seluruh item dan point pembiayaan, besaran biaya yang harus dibayarkan, atau segala yang menyangkut keuangan telah ditetapkan batas limit waktu-waktunya. 15.6. Pembayaran biaya pondokan harus dilunasi paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. 15.7. Penunggakan pelunasan kewajiban keuangan oleh santri/santriwati non yatim Pesantren berakibat pada skorsing (tidak dibolehkan) mengikuti kegiatan KBM, tidak mengikuti ujian-ujian yang diselenggarakan oleh setiap satuan pendidikan dibawah pengelolaan manajemen Pesantren. 15.8. Penunggakan pelunasan kewajiban keuangan yang dimaksud pada Pasal 11.5 diatas untuk masa tunggakan 1 bulan efektif KBM. 23
15.9. Skorsing yang dimaksud pada Pasal 11.5 diatas dapat berupa surat pemberitahuan, surat peringatan dan pemulangan santri/santriwati Pesantren ke orangtua/wali santri/santriwati yang bersangkutan. 15.10. Dalam hal terjadi penunggakan biaya bulanan, orangtua/wali santri/santriwati dapat mengajukan permohonan penundaan pembayaran atau pelunasan yang akan ditindak lanjuti oleh Pimpinan Pesantren untuk disetujui. 15.11. Orangtua/wali santri/santriwati yang tidak mampu atau berasal dari keluarga tidak mampu, dapat mengajukan keringanan biaya setelah melengkapi seluruh berkas yang ditetapkan oleh Sekretariat Pesantren, untuk selanjutnya akan ditindak lanjuti oleh Pimpinan Pesantren untuk disetujui. Pasal 16 16.1. Setiap santri/santriwati Pesantren harus melengkapi berkas administrasi yang dibutuhkan oleh sekretariat Pesantren. 16.2. Bagi santri/santriwati yatim yang memutuskan proses pendidikan dan pembinaan di Pesantren dengan sesuatu alasan sebelum masa yang seharusnya, ia terkena kewajiban biaya pemeliharaan yang besarnya ditentukan oleh Pesantren. 16.3. Bagi santri/santriwati yatim yang dikeluarkan oleh Pesantren disebabkan oleh keadaan tertentu atau pelanggaran, tidak mendapatkan hak apa-apa. Bab V PROGRAM KHIDMAH Pasal 17 17.1. Program Khidmah adalah program pengabdian yang harus dijalani oleh seluruh santri/santriwati Pesantren setelah menyelesaikan tugas pembelajarannya pada satuan pendidikan Madrasah Aliyah Program Keagamaan. 17.2. Program Khidmah adalah program pembinaan dan pendidikan sekaligus pembekalan yang diselenggarakan oleh Pesantren, merupakan satu rangkaian utuh tidak terpisahkan dengan program pendidikan untuk satuan pendidikan Madrasah Aliyah Program Keagamaan. 17.3. Peraturan dan tata tertib program khidmah ini diatur oleh seksi khidmah dibawah Bidang Pendidikan untuk selanjutnya ditetapkan oleh rapat pimpinan Pesantren.
24
Bab VI KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN Pasal 18 18.1. Santri/santriwati Pesantren dinyatakan naik kelas dan atau lulus setelah berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian tugas pembelajarannya di setiap satuan pendidikan dibawah pengelolaan manajemen Pesantren. 18.2. Kriteria dan syarat-syarat kenaikan kelas dan atau kelulusan ditetapkan oleh rapat dewan guru setiap satuan pendidikan di bawah pengelolaan manajemen Pesantren setelah mendapatkan pertimbangan dari Bidang Kesantrian terkait dengan akhlak dan ketaatan santri/santriwati dalam menjalankan peraturan dan tata tertib Pesantren. 18.3. Santri/santriwati yang dinyatakan naik kelas dan atau lulus berhak mendapatkan seluruh lembaran resmi hukum negara, berupa rapor pendidikan dan atau ijazah negara yang diterbitkan oleh Kemenag RI dan lembaran resmi Pesantren, berupa rapor pendidikan dan ijazah yang diterbitkan oleh Pesantren. 18.4. Dalam hal santri/santriwati tidak lulus dalam Ujian Nasional, Pesantren memfasilitasinya untuk menempuh Ujian Nasional Persamaan (Paket A, Paket B dan Paket C) dengan biaya yang ditanggung oleh santri/santriwati non yatim yang bersangkutan. 18.5. Dalam hal santri/santriwati tidak lulus dalam Ujian Pesantren, maka Pesantren memberikan kesempatan kedua kepada santri/santriwati yang bersangkutan untuk memperbaiki nilainya hingga mencapai kriteria kelulusan. 18.6. Santri/santriwati yatim Pesantren yang tidak naik kelas selama 2 tahun berturutturut di keluarkan dari Pesantren. 18.7. Kriteria dan syarat-syarat santri/santriwati yang dikeluarkan dari Pesantren diatur dan ditetapkan oleh rapat pimpinan Pesantren.
Bab VII IJAZAH NEGARA DAN IJAZAH PESANTREN Pasal 19 19.1
19.2
Santri/santriwati Pesantren yang telah berhasil menyelesaikan tugas pembelajarannya di setiap satuan pendidikan dibawah pengelolaan manajemen Pesantren dan dinyatakan lulus dalam Ujian Nasional berhak mendapatkan Ijazah Negara yang diterbitkan oleh Kemenag RI. Santri/santriwati Pesantren yang telah berhasil menyelesaikan tugas pembelajarannya di Pesantren dan dinyatakan lulus dalam serangkaian kriteria dan 25
19.3
persayaratan yang ditetapkan oleh Pesantren berhak mendapatkan Ijazah Pesantren. Peraturan dan tata tertib penerbitan Ijazah Pesantren serta pembagian Ijazah Pesantren diatur dan ditetapkan oleh Pesantren.
Bab VIII PENUTUP Pasal 20 20.1 20.2
Seluruh santri/santriwati Pesantren wajib mentaati peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan dan tata tertib ini akan ditetapkan kemudian.
Ditetapkan di Bogor, 5 Juni 2015 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir
26
SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor : … /A/PYIT/VI/2015 Tentang REVISI ATAS SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH NOMOR: 660/A/PYIT/VI/2013 TENTANG PERATURAN KEASRAMAAN I. Menimbang: 1. Bahwa Pendidikan Nasional disamping bertujuan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, juga meningkatkan keimanan, ketakwaan (imtak) dan akhlak mulia, serta meningkatkan kompetensi ilmu pengetahuan teknologi (iptek) dalam menghadapi kehidupan global dimasa mendatang. 2. Bahwa dalam mendukung kelancaran proses belajar mengajar yang kondusif baik dilingkungan sekolah/madrasah dan juga dilingkungan asrama diperlukan peraturan keasramaan. 3. Bahwa peraturan keasramaan merupakan peraturan yang mengatur santri/ santriwati berasrama, pembagian kamar, wali kamar, pembina asrama, laranganlarangan, sanksi pelanggaran, tata tertib asrama. 4. Bahwa peraturan keasramaan diberlakukan bagi semua santri/santriwati MI, MTs, dan MA Ibnu Taimiyah berasrama agar dapat dihayati dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. II. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional 5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan 6. Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Departemen Agama. 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 03 Tahun 1983 tentang Kurikulum Pondok Pesantren
27
III. Memperhatikan: Hasil Rapat Pimpinan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah tetang berbagai pengaturan dan pengelolaan asrama. MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama : Peraturan Keasramaan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan Ini. Kedua
Ketiga
: Peraturan Keasramaan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah sebagaimana yang dimaksud dalam diktum pertama diberlakukan bagi semua santri/ santriwati Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah yang berasrama. : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Bogor, 5 Juni 2013 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir
28
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor : … /A/PYIT/VI/2015 Tentang REVISI ATAS SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH NOMOR: 660/A/PYIT/VI/2013 TENTANG PERATURAN KEASRAMAAN Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Definisi 1.1. Pesantren yang dimaksud dalam peraturan ini adalah Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah 1.2. Asrama adalah komplek apartemen berupa kamar-kamar dilingkungan Pesantren sebagai tempat tinggal santri/santriwati selama menjalani kegiatan pendidikan dan pembinaan di Pesantren. 1.3. Penghuni Asrama adalah santri/santriwati yatim dan non yatim Pesantren dari jenjang Ibtida’iyah, Tsanawiyah dan ‘Aliyah. 1.4. Pembina Asrama adalah ustadz atau pegawai tetap Pesantren yang melakukan pembinaan dan pendampingan belajar bagi santri/santriwati berasrama. 1.5. Wali Kamar adalah santri khidmah yang ditugaskan oleh Pesantren untuk mendampingi santri/santriwati berasrama. 1.6. Ketua Kamar adalah santri/santriwati yang diangkat oleh anggota kamar sebagai ketua untuk melakukan supervisor atas anggota kamarnya. Pasal 2 Pembagian Kamar 2.1. 2.2. 2.3. 2.4.
Asrama santri (Banin) terdiri dari 28 kamar. Asrama santriwati (Banat) terdiri dari 17 kamar. Setiap kamar diberi nama dan nomor kamar sebagai identitas kamar tersebut. Setiap kamar terdiri dari 18 orang dengan rincian: 17 orang santri/santriwati dan 1 orang wali kamar. 2.5. Santri MI banin berasrama menempati kamar 2 dan kamar 3 asrama banin. 2.6. Santri MI banat berasrama menempati kamar 1 hingga kamar 3 asrama banat. 2.7. Santri MTs banin berasrama menempati kamar 5, 7 hingga kamar 20 asrama banin.
29
2.8. Santiwati MTs banat berasrama menempati kamar 4 - kamar 9, dan kamar 15 – 17 asrama banat. 2.9. Santri MA banin berasrama menempati kamar 21 hingga kamar 29 asrama banin. 2.10. Santriwati MA banat berasrama menempati kamar 10 hingga kamar 13 asrama banat. Pasal 3 Fasilitas Asrama 3.1. 3.2. 3.3.
Seluruh fasilitas yang ada di asrama adalah wakaf atas nama Pesantren, kecuali barang-barang pribadi santri/santriwati. Setiap santri/santriwati berasrama mendapatkan fasilitas asrama sesuai dengan aturan yang berlaku. Fasilitas asrama terdiri dari ranjang, kasur, seprei, selimut, bantal, lemari pakaian, rak sepatu/sandal, tempat sampah, sapu lantai, pel lantai, sikat lantai, dan jemuran pakaian. Bab II STRUKTUR ASRAMA Pasal 4
4.1. Struktur Asrama dalam hirarki struktur Pesantren berada dibawah seksi Asrama pada bidang Kesantrian. 4.2. Kepala seksi asrama sebagai koordinator para wali (musyrif/musyrifah) kamar. 4.3. Wali (musyrif/musyrifah) kamar bertugas membina dan mengawasi seluruh anggota kamarnya. 4.4. Wali (musyrif/musyrifah) kamar berfungsi sebagai ‘saklar’ (penyambung) antara santri/santriwati dengan orangtua, dan antara santri/santriwati dengan pihak madrasah atau pesantren melalui Kabid. Kesantrian. 4.5. Setiap kamar dipimpin oleh seorang ketua kamar. 4.6. Dalam menjalankan tugasnya ketua kamar dibantu oleh wakil ketua kamar, sekretaris kamar, bendahara kamar dan seksi-seksi kamar lainnya dari anggota (penghuni) kamar itu sendiri. Pasal 5 Pembina Asrama 5.1. 5.2.
Pembina Asrama adalah ustadz atau pegawai tetap Pesantren yang melakukan pembinaan dan pendampingan belajar bagi santri/santriwati berasrama. Pembina Asrama mendapatkan SK Pesantren sebagai dasar melakukan tugasnya.
30
5.3. 5.4. 5.5.
Pembina Asrama berhak mendapatkan tunjangan dari Pesantren yang besarnya di putuskan oleh Rapat Pimpinan Pesantren. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Pembina Asrama terlampir. Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Asrama dibantu oleh wali (musyrif/musyrifah) kamar dan ketua kamar. Pasal 6 Wali Kamar
6.1. 6.2. 6.3.
Wali (musyrif/musyrifah) kamar adalah ustadz/ustadzah khidmah yang ditugaskan oleh Pesantren untuk mendampingi santri/santriwati berasrama. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) wali (musyrif/musyrifah) kamar terlampir. Dalam melaksanakan tugasnya wali (musyrif/musyrifah) kamar dibantu oleh ketua kamar yang diangkat oleh anggota kamar sebagai ketua untuk melakukan supervisor atas anggota kamarnya. Pasal 7 Penghuni Kamar
7.1. 7.2. 7.3. 7.4.
Penghuni kamar adalah santri/santriwati Pesantren yang dinyatakan oleh Pesantren berhak menempati asrama. Penempatan santri/santriwati sebagai penghuni kamar ditetapkan oleh seksi asrama dibawah Bidang Kesantrian. Siapapun tidak berhak menempati (tinggal) di asrama Pesantren kecuali telah mendapatkan ijin secara tertulis oleh Pesantren melalui Kabid. Kesantrian. Setiap penghuni kamar menempati asrama yang telah ditetapkan baginya, tidak dibolehkan untuk berpindah tempat kecuali mendapatkan ijin atau diijinkan oleh Pesantren melalui Kabid. Kesantrian. Bab III TATA TERTIB Pasal 8
8.1.
Tata Tertib di Asrama Pesantren meliputi hal-hal sebagai berikut: 8.1.1. Kebersihan 8.1.2. Ketertiban 8.1.3. Kerapihan 8.1.4. Keamanan 8.1.5. Kebersamaan 8.1.6. Perijinan 31
8.2.
Rincian Tata Tertib terlampir Bab IV ETIKA DAN TATA KRAMA Pasal 9
9. 9.1. 9.2.
9.3.
Seluruh civitas akademika Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah wajib menjaga etika dan tata karma di lingkungan Pesanten. Etika dan Tata Krama di Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah, terutama dalam lingkungan asrama, mencakup etika dan tata krama kepada guru (ustadz/ustadzah), wali (musyrif/musyrifah) kamar, teman sejawat, orangtua/wali santri, dan kepada tamu. Rincian point-point etika dan tata krama terlampir Bab V ADAB-ADAB SYAR’IYYAH Pasal 10
10.1. Seluruh civitas akademika Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah wajib menjalankan adab-adab syar’iyah di lingkungan Pesantren. 10.2. Adab-adab syar’iyah yang harus dijaga dan dipelihari meliputi seluruh areal Pesantren, di Masjid, di Kelas, di Maktabah, di Asrama, di Ruang Makan, di Aula, dan di Halaman Bermain 10.3. Rincian adab-adab syar’iyah terlampir Bab VI LARANGAN-LARANGAN Pasal 11 11.1. Membawa, memiliki, mengedarkan, memanfaatkan media cetak atau audio visual yang bersifat tidak sopan atau mengandung unsur pornografi dan tindak asusila lainnya 11.2. Menyimpan, mengedarkan dan atau menggunakan minuman keras, narkotika, obat-obatan terlarang, senjata tajam dan senjata api lainnya. 11.3. Melakukan perjudian dan hal-hal yang menjurus ke perjudian dalam bentuk apapun juga. 11.4. Membawa dan mempergunakan peralatan elektronik (netbook, HP, walkman, MP3/MP4, dan sejenisnya). 32
11.5. Melakukan perkelahian fisik atau tindak kekerasan lainnya dan melakukan ancaman kepada orang lain dalam bentuk apapun juga. 11.6. Membuat coretan, tulisan atau tempelan di dinding kamar atau fasilitas asrama lainnya kecuali telah mendapat ijin dari Pesantren. 11.7. Memasak di kamar atau di tempat lainnya dalam lingkungan asrama 11.8. Merokok dilingkungan Pesantren terutama di asrama. 11.9. Mengambil barang milik orang lain (mencuri) atau memindahkannya tanpa seijin dari pemiliknya. 11.10. Menggunakan fasilitas asrama untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan orang lain 11.11. Membawa tamu ke dalam asrama tanpa seijin dari Pesantren. 11.12. Memelihara hewan peliharaan di lingkungan asrama. 11.13. Menjemur pakaian selain di tempat yang telah di tentukan. 11.14. Larangan-larangan diatas ada yang termasuk kedalam pelanggaran berat, sedang dan ringan. Rinciannya berikut sanksinya terlampir. Bab VII SANKSI PELANGGARAN Pasal 12 11.15. Sanksi adalah suatu tindakan yang diberikan kepada seluruh santri/santriwati berasrama yang melanggar peraturan, tata tertib, ketetapan dan keputusan yang diberlakukan oleh Pesantren. 11.16. Penghuni asrama yang melanggar pasal-pasal tersebut diatas dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku menurut berat, sedang dan ringannya bentuk pelanggaran yang dilakukan. 11.17. Bentuk sanksi yang diberikan diantaranya adalah menulis dan atau melafalkan ayat-ayat al Qur’an, menulis dan atau melafalkan hadits-hadits Nabi , merangkum buku bacaan, membuat narasi atau mengarang, membuat puisi, berpidato, dan sebagainya. 11.18. Sanksi juga dapat berbentuk tindakan fisik seperti berlari mengelilingi lapangan basket, push up, scouth jump, membersihkan WC, membersihkan areal Pesantren, kepala dibotak, skorsing (dipulangkan), dan sebagainya. 11.19. Sanksi-sanksi yang diberikan sedapat mungkin tidak melanggar undang-undang Negara yang berlaku dan tidak melanggar konsensus HAM. 11.20. Setiap pelanggaran akan dicatatkan dalam buku pelanggaran santri/santriwati untuk dipedomani dan ditindaklanjuti. 11.21. Sanksi diberikan secara berjenjang sesuai dengan tingkat pelanggaran antara kategori ringan, sedang dan berat. 33
11.22. Sanksi untuk pelanggaran ringan dan sedang diberikan oleh seksi keamanan dan seksi asrama 11.23. Sanksi untuk pelanggaran berat diberikan oleh kabid kesantrian setelah dilakukan interogasi, kroscek dan klarifikasi. 11.24. Kategori pelanggaran ringan, sedang dan berat terlampir. 11.25. Sanksi atas tindak pelanggaran yang akan dan telah diberikan harus dilaporkan kepada Pimpinan Pesantren dan tembusan ke Kepala Madrasah. Bab VIII ATURAN TAMBAHAN Pasal 13 13.1. 13.2. 13.3. 13.4. 13.5.
Setiap santri/santriwati berasrama mendapatkan fasilitas kamar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap santri/santriwati yatim berasrama mendapatkan uang saku/uang jajan sesuai ketetapan yang berlaku. Seluruh fasilitas kamar harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Setiap santri/santriwati berasrama mendapatkan bimbingan konseling, problem solving secara berkala dari Pembina kamar. Secara rutin akan dilakukan pertemuan antara para Pembina kamar dan para wali kamar untuk membahas segala hal yang terkait dengan keasramaan. Bab IX PENUTUP Pasal 14
14.1. 14.2.
Setiap penghuni asrama wajib mentaati peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan dan tata tertib ini akan ditetapkan kemudian.
Ditetapkan di Bogor, 5 Juni 2015 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir 34
Lampiran TATA TERTIB ASRAMA
1. HAL KEBERSIHAN a) Wajib menjaga kebersihan tempat tidur, lemari dan kamar mandi b) Wajib menjaga kebersihan lingkungan kamar c) Melakukan piket secara bergantian d) Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan pesantren 2. HAL KETERTIBAN a) Menjaga ketertiban, ketenangan dan ketentraman pesantren b) Tidur tepat waktu c) Tidak membuat kegaduhan di asrama d) Tidak mengganggu anggota kamarnya atau kamar lainnya e) Tidak menempati kamar lain f) Tidak keluar kamar kecuali mendapatkan ijin 3. HAL KERAPIHAN a) Menjaga kerapihan lemari tempat pakaian b) Menjaga kerapihan tempat sandal, sepatu c) Menjaga kerapihan alat-alat makan, alat-alat mandi 4. HAL KEAMANAN a) Menjaga keamanan seluruh barang-barang pribadi b) Tidak mengambil atau memindahkan barang kecuali diijinkan c) Tidak mencuri 5. HAL KEBERSAMAAN a) Dalam kebersihan, kerapihan, ketertiban dan keamanan kanan b) Dalam belajar, menghafal dan muroja’ah 6. HAL PERAWATAN a) Merawat dengan baik barang-barang milik pribadi b) Merawat dengan baik barang-barang milik pesantren c) Tidak mencorat-coret d) Tidak merusak barang-barang
35
SURAT KEPUTUSAN KABID. KESANTRIAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor: 23/KESANTRIAN/PYIT/2013 Tentang PERATURAN DAN TATA TERTIB BIDANG KESANTRIAN
I. Menimbang: 1. Bahwa Pendidikan Nasional disamping bertujuan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, juga meningkatkan keimanan, ketakwaan (imtak) dan akhlak mulia, serta meningkatkan kompetensi ilmu pengetahuan teknologi (iptek) dalam menghadapi kehidupan global dimasa mendatang. 2. Bahwa dalam mendukung kelancaran proses belajar mengajar yang kondusif baik dilingkungan sekolah/madrasah dan juga dilingkungan asrama, serta interaksi orangtua/wali santri dengan Pesantren diperlukan peraturan tersendiri mengenai kesantrian. 3. Bahwa peraturan bidang kesantrian merupakan peraturan yang mengatur santri/santriwati berasrama, tata tertib keasramaan, perijinan, laranganlarangan, sanksi pelanggaran, sistem poin pelanggaran, sistem poin penghargaan. 4. Bahwa peraturan bidang kesantrian diberlakukan bagi semua santri/santriwati MI, MTs, dan MA Ibnu Taimiyah berasrama agar dapat dihayati dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. II. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan 5. Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Departemen Agama. 6. Peraturan Menteri Agama Nomor 03 Tahun 1983 tentang Kurikulum Pondok Pesantren 7. Surat Keputusan Pimpinan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Nomor: 660/A/PYIT/VI/2013 tentang Revisi Atas Surat Keputusan Pimpinan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Nomor: 278/A/PYIT/VI/2012 tentang Peraturan Keasramaan 36
III. Memperhatikan: Hasil Rapat Pimpinan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah tetang berbagai pengaturan dan pengelolaan kesantrian. MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama : Peraturan Bidang Kesantrian Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan Ini. Kedua
Ketiga
: Peraturan Bidang Kesantrian Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah sebagaimana yang dimaksud dalam diktum pertama diberlakukan bagi semua santri/ santriwati Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah yang berasrama. : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Bogor, 11 Juni 2013 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Yusuf Achmad Zawawi Lc. Kabid. Kesantrian
37
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KABID. KESANTRIAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor: 23/KESANTRIAN/PYIT/2013 Tentang PERATURAN DAN TATA TERTIB BIDANG KESANTRIAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Santri adalah mereka yang masih dalam proses pendidikan di Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah 2. Syariah Islam adalah segala ketentuan yang diatur oleh ajaran Islam, baik dalam urusan aqidah, ibadah dan muamalah, maupun akhlaq. 3. Etika Pesantren adalah norma-norma yang harus dipegang oleh setiap pengelola dan santri, baik di dalam lingkungan pesantren atau diluar lingkungan pesantren selama tidak bertentangan dengan syariah Islam BAB II KEWAJIBAN SANTRI Pasal 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Menjalankan dan memelihara serta menjunjung tinggi Syaria’at islam Menjaga nama baik almamater Pesantren, baik didalam maupun diluar pesantren Mentaati tata tertib ( tatib ) baik di dalam maupun di luar pesantren Mentaati dan memelihara nilai – nilai moral / etika pesantren baik didalam maupun diluar pesantren Mengikuti semua kegiatan yang diwajibkan pesantren Menjaga keamanan, ketertiban, dan ketentraman serta kebersihan pesantren Santri harus selalu berada di pesantren pada setiap waktu Meminta izin setiap akan meninggalkan kegiatan di pesantren atau lokasi pesantren sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pengurus Pasal 3
1. Santri wajib menjaga etika pesantren baik di lingkungan pesantren, masyarakat maupun di luar pesantren, yaitu: a. Berbusana sopan dan memenuhi ketentuan syariat Islam b. Bersikap terbuka dan ramah kepada sesama santri, asatidzah/ karyawan dan masyarakat pada umumnya. c. Tidak merokok dan meminum minuman keras. d. Menjaga kebersihan diri dan pesantren e. Tidak membuang kotoran atau sampah di sembarang tempat 38
f.
Menjaga adab-adab islami seperti menebar salam, menolong sesame, menyayangi yang kecil serta menghormati yang tua 2. Norma dan sopan santun lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah Islam Pasal 4 Kegiatan Santri/Santriwati Kegiatan-kegiatan yang diwajibkan kepada santri meliputi: 1. Shalat berjamaah 2. kajian pesantren, baik yang dilaksanakan diruang kelas maupun yang di luar ruang kelas 3. Mengikuti kegiatan intra dan ekstra kurikuler 4. Menggunakan Bahasa Internasional ( Inggris atau arab ) setiap hari kecuali hari libur. 5. Menjaga kebersihan pondokan dan lingkungannya 6. Membersihkan masjid setiap jumat pagi 7. Mengikuti kerja bakti baik yang diadakan oleh pesantren maupun dari warga masyarakat 8. Kegiatan lain yang diwajibkan oleh pesantren dalam proses pendidikan BAB III LARANGAN SANTRI Pasal 5 Santri dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Meninggalkan sebagian dari rukun Islam 2. Mencemarkan nama baik almameter pesantren, baik didalam maupun diluar pesantren 3. Melanggar nilai – nilai moral atau etika pesantreni 4. Meninggalkan kegiatan – kegiatan yang diwajibkan pesantren 5. Mengganggu keamanan, ketertiban, dan ketentraman serta kebersihan baik di lingkungan pesantren maupun di luar pesantren 6. Meninggalkan pesantren atau menginap di luar pesantren tanpa prosedur dan seizin pengurus 7. Menggunakan peralatan elektronik, seperti televisi, radio tave, komputer, hand phone dan sebagainya tanpa seizin pengurus 8. Dilarang membawa atau menerima tamu inap tanpa sepengetahuan pengurus 9. Bergaul dengan lawan jenis yang bukan mahram dengan berbagai bentuk apapun BAB III PELANGGARAN DAN SANKSI Pasal 6 1. Tingkatan sanksi atau hukuman didasarkan atas kualitas dan intensitas pelanggaran 2. Ketentuan kualitas dan kuantitas pelanggaran ditentukan melalui mekanisme sidang pengurus 39
Pasal 7 1. Pelanggaran terhadap salah satu ayat pasal 5 dikenakan sanksi sesuai dengan TataTertib Poin yang telah ditentukan Pesantren. 2. Pelanggaran terhadap beberapa ayat pasal 5 atau pengulangan pelanggaran dikenakan sanksi sesuai dengan Tata Tertib Poin disertai dengan pemberitahuan kepada wali santri 3. Sidang pengurus berhak memberikan sanksi tertentu untuk mengurangi terjadinya pelanggaran 4. Jika pelanggaran dinilai terlalu berat, santri dikenakan sanksi dikeluarkan dari pesantren dengan tidak hormat BAB IV PERIJINAN Pasal 8 Pengertian Perijinan Perijinan adalah pemberian hak kepada santri oleh pihak yang berwenang untuk meninggalkan Pesantren sesuai dengan kebutuhan dan keperluan yang dianggap penting dan atau mendesak dalam batas waktu yang telah disepakati bersama. Pasal 9 Tujuan Perijinan 1. Memberikan pelayanan kepada santri pada keadaan yang dibutuhkan. 2. Membiasakan santri tertib dan disiplin. 3. Mendukung program KBM Pesantren. Pasal 10 Penanggungjawab dan Pelaksana Perijinan 1. Perijinan sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kabid Kesantrian . 2. Pelaksana perijinan wilayah sekitar lingkungan pesantren adalah Seksi Keamanan. 3. Pelaksana perijinan ke Bogor dan yang meliputinya khusus perijinan hari Jum’at adalah Kabid Kesantrian dibantu Seksi Keamanan. 4. Pelaksana perijinan ke Bogor dan yang meliputinya selain hari Jum’at (yang bersifat darurat dan insidental) adalah Kabid Kesantrian. 5. Pelaksana perijinan ke luar kota dan yang meliputinya adalah Kabid Kesantrian dibantu Seksi Keamanan. 6. Apabila Kabid. Kesantrian berhalangan, maka tugas dan wewenangnya akan dilaksanakan pihak yang diamanahkan oleh Kabid Kesantrian. 7. Apabila perijinan ke luar kota berkaitan dengan KBM, maka harus mendapatkan rekomendasi dari Kepala Sekolah. 40
Pasal 11 Jenis Perijinan dan Wilayah 1. Perijinan ke sekitar lingkungan Pesantren, meliputi: a. Pasar Danas b. Lapangan Miring c. Kolam renang sekitar Pesantren d. Daerah sungai Citeis e. Sungai dibelakang area Pesantren 2. Perijinan keluar kota, meliputi: a. Wilayah Bogor dan yang sejauh radius dengannya b. Lingkungan sekitar Pesantren 3. Perijinan Liburan Resmi Pesantren, meliputi semua daerah asal santri. 4. Perijinan Libur Hari Jum’at pagi (jam 07.00 s/d 10.00), meliputi wilayah sekitar lingkungan pesantren. (Lihat poin satu) 5. Perijinan untuk laundry (mencuci pakaian), meliputi area sekitar Pesantren. 6. Perijinan untuk jajan di sore hari, meliputi wilayah jajanan yang berada di depan Pos Satpam. 7. Perijinan untuk suatu hal yang sifatnya mendadak atau darurat, meliputi semua daerah santri/santriwati dengan catatan sebagai berikut: a. Untuk keperluan menghadiri walimah saudara kandung dengan pemberitahuan dari pihak keluarga. b. Untuk keperluan ta’ziah (melayat) keluarga kandung dengan pemberitahuan dari pihak keluarga. c. Karena sakit atau berobat (harus ada rekomendasi dari seksi kesehatan atau dokter pesantren). d. Untuk menunaikan ibadah Haji dan Umroh. e. Keperluan lain yang dinilai layak mendapatkan izin. BAB V TEMPAT DAN WAKTU PERMOHONAN IJIN, SERTA MASA PERIJINAN Pasal 12 Tempat Permohonan Izin 1. Tempat permohonan ijin adalah di Kantor Kabid Kesantrian. 2. Permohonan ijin mendadak dan darurat dapat dilakukan di dalam atau di luar kantor Kabid Kesantrian sesuai kondisi. Pasal 13 Waktu Permohonan izin 1. Permohonan ijin ke sekitar lingkungan Pesantren (untuk loundry) adalah: a. Siang hari mulai jam 14.30 s/d jam 15.00; b. Sore hari setelah jam pelajaran selesai (untuk jajan sore 16.30-17.00). 41
2. Perijinan liburan pesantren adalah setiap libur resmi pesantren. 3. Perijinan libur hari jum’at pagi adalah jam 07.00 s/d jam 10.00 Wib . Pasal 14 Masa Perijinan 1. Perijinan ke sekitar lingkungan Pesantren adalah : a. Siang hari jam 14.00 s/d jam 14.30; b. Sore hari setelah jam pelajaran selesai. 2. Perijinan ke Kota Bogor khusus hari Jum’at adalah jam 13.00 s/d jam 17.30 Wib. 3. Perijinan luar kota khusus hari Jum’at adalah jam 06.30 s/d jam 18.00 Wib. 4. Perijinan ke Kota Bogor yang bersifat darurat dan mendadak disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 5. Perijinan luar kota yang bersifat darurat dan mendadak disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 6. Perijinan liburan pesantren adalah setiap libur resmi pesantren. 7. Perijinan libur hari jum’at pagi mulai jam 07.00 s/d jam 10.00 adalah: a. Jum’at pertama dan ketiga untuk santri banin b. Jum’at kedua dan keempat untuk santriwati banat Pasal 15 Hak Ijin Seluruh santri mendapatkan hak ijin dengan perincian sebagai berikut : 1. Untuk wilayah sekitar Pesantren setiap santri berhak mendapatkan ijin sesuai dengan kebutuhan dan disiplin perijinan yang berlaku. 2. Untuk wilayah bogor setiap santri berhak mendapatkan ijin setiap dua minggu sekali sesuai jadwal yang berlaku. 3. Untuk wilayah luar kota setiap santri berhak mendapatkan tiga kali ijin dalam satu semester tanpa menginap. 4. Untuk perijinan mendadak atau darurat setiap santri berhak mendapatkan hak ijin setelah mendapatkan persetujuan dari Kabid. Kesantrian. Pasal 16 Prosedur Perijinan Prosedur perijinan Pesantren terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1. Prosedur Umum a. Santri yang telah mendapatkan kartu atau surat ijin diperbolehkan meninggalkan Pesantren sesuai dengan waktu yang telah ditentukan melalui pintu gerbang utama atau depan dengan melapor kepada Satpam. b. Santri diwajibkan kembali ke Pesantren sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. c. Santri diwajibkan melapor kepada Satpam dengan menyerahkan kartu atau surat ijin ketika tiba di Pesantren. 42
d. Santri harus siap untuk diperiksa barang-barang bawaannya oleh Satpam atau Asatidzah terkait di Seksi Kesantrian. 2. Prosedur Khusus a. Perijinan ke lingkungan sekitar Pesantren. b. Santri menghadap pemberi ijin dan menyampaikan alasan ijin. c. Santri membawa kartu atau bukti izin dari pemberi ijin. d. Santri menghadap dan melapor kepada Satpam setelah tiba dari perijinan. e. Perijinan khusus hari Jum’at Siang ke Kota Bogor. f. Santri mencatat namanya kepada ketua kamar masing-masing. g. Santri yang tercatat namanya diperbolehkan meninggalkan Pesantren apabila mendapatkan surat ijin pesantren sesuai dengan waktu yang telah ditentukan melalui pintu gerbang utama atau depan dengan melapor kepada Satpam. h. Santri diwajibkan melakukan absen atau melapor kepada Seksi Keamanan Jam’iyyah Thalabah di tempat dan waktu yang telah ditentukan. i. Perijinan ke luar Kota yang bersifat darurat dan mendadak. j. Santri meminta rekomendasi atau persetujuan dari Kepala Sekolah atau wali kelas dan pihak terkait apabila harus meninggalkan KBM, dan atau meminta rekomendasi atau persetujuan dari Kasie Jam'iyyah Tholabah apabila harus meninggalkan kegiatan muhadharah, Tathbiq lughoh dan kerja bakti Jum’at pagi. k. Santri menghadap pemberi ijin dan menyampaikan alasan izin dengan membawa rekomendasi dan persetujuan termaksud diatas. Pasal 17 Pelanggaran Perizinan Pelanggaran perijinan meliputi beberapa hal, yaitu ; 1. Keluar pesantren tanpa ijin. 2. Keluar pesantren tanpa membawa kartu atau surat ijin. 3. Keluar dan masuk pesantren melalui gerbang atau pintu belakang. 4. Menyalahgunakan perizinan. 5. Tidak melakukan absen khusus bagi santri yang ijin ke Kota Bogor Jum’at siang. 6. Terlambat datang dari perijinan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. 7. Tidak melapor kepada satpam baik ketika pergi maupun datang ke pesantren. 8. Menginap di luar pesantren tanpa ijin. 9. Membawa atau membeli barang-barang yang dilarang oleh pesantren. 10. Tidak bersedia untuk diperiksa barang-barang bawaanya oleh satpam. 11. Membawa tamu tanpa melapor terlebih dahulu ke satpam dan seksi penerimaan tamu. Pasal 20 Sanksi Pelanggaran Perijinan 1. Santri yang tidak disiplin akan mendapatkan konsekwensi sebagaimana tercantum dan telah diatur dalam buku kredit poin atau dengan kebijakan Kabid Kesantrian. 43
2. Santri yang melanggar akan mendapatkan sanksi dan bimbingan yang ditentukan Kabid Kesantrian sesuai dengan jenis pelanggaran yang telah dilakukan. BAB VI ATURAN TAMBAHAN 1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata-tartib ini akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan pesantren 2. Tata-tertib ini akan ditinjau kembali jika ternyata di dalamnya terdapat kekeliruan dan pelanggaran terhadap syariah Islam
Ditetapkan di Bogor, 10 Juni 2013 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Yusuf Achmad Zawawi Lc. Kabid. Kesantrian
44
SISTEM POIN SANKSI PELANGGARAN
NO
KETERANGAN
POIN MI MTs. MA
A. PELANGGARAN RINGAN 1 Meninggalkan Pesantren tanpa izin kurang dari 1 jam
15
30
2
15
30
20
30
15 15 15 15 10 15 10 10 15 5 15
30 25 30 30 15 25 15 15 25 10 25
20 10 30 20 20 20 20
30 20 40 30 30 30 30
20 20 15 15 20
30 30 30 30 30
5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Terlambat datang dari batas waktu perizinan yang diberikan (sekitar pesantren) Tidak melaporkan dan menempatkan tamu di ruang tamu yang disediakan Bertelanjang dada di luar kamar Membeli, memiliki dan menyimpan pakaian yang tidak islami Potongan rambut tidak sopan dan tidak sesuai ketentuan syariat Mewarnai, menyemir dan memanjangkan rambut Memanjangkan dan mewarnai kuku Mencorat-coret atau merusak peraturan OSPI Terlambat sholat fardhu berjama'ah atau sholat Jum'at di masjid Meninggalkan masjid sebelum waktu yang di tentukan Tidak mengikuti Muhadoroh Usbuiyyah dan Taklim di masjid Berbuat dan menjadi penyebab kegaduhan di masjid dan di aula Tidak melaksanakan sholat sunnah Qobliyah dan Ba'diyah tanpa uzur Perkelahian dengan tidak direncanakan Berbicara, berbuat kasar dan tidak sopan antara sesama santri Berbohong dalam memberikan kesaksian Memasuki ruang kantor atau kamar ustdaz tanpa izin Mencorat-coret inventaris dan fasilitas umum pesantren Meyimpan atau memiliki bacaan yang dilarang oleh pesantren Play Stasion atau permainan yang ada di lokasi game seperti TIME ZONE dan yang lainnya Internet Bilyar, catur, monopoli, remi, domino, atau yang sejenisnya Membuang sampah bukan pada tempatnya Tidak menjalankan piket kebersihan Membuat kebun atau menam tanaman di lingkungan pesantren tanpa izin Pelanggaran Seksi Bahasa lebih dari 3 Pelanggaran Seksi Olahraga lebih dari 3 Pelanggaran Seksi Dakwah lebih dari 3 Pelanggaran Seksi Ibadah iebih dari 3 Pelanggaran Seksi Kebersihan dan kerapian lebih dari 3 Pelanggaran peraturan OSPI lebih dari 3 45
33
Seksi-Seksi lain
B.PELANGGARAN SEDANG 1 Datang terlambat setelah liburan semester 2 Meninggalkan Pesantren tanpa izin: a. Lebih dari 1 jam b. Lebih dari 6 jam 3 Terlambat datang dari batas waktu perizinan yang diberikan ( dari rumah ) 4 Tidak ada di kamar pada jam istirahat malam 5 Keluar pada malam hari (menonton dangdutan, layar tancap, TV, dll) 6 Membantu, melindungi, merahasiakan santri yang melanggar 7 Memasak di areal pesantren 8 Mengenakan gelang, kalung, anting, cincin, topi pet/ kupluk yang meniru gaya artis 9 Memakai celana yang isbal 10 Memakai pakaian yang tidak sopan ketika sholat 11 Menyia-nyiakan pakaian yang diberikan pesantren 12 Memotong dan tidak mau memelihara jenggot * 13 Menyelenggarakan kegiatan tanpa seizin pengurus pesantren 14 Tidak ikut shalat fardhu berjama'ah atau sholat Jum'at di masjid 15 Menyuruh orang lain untuk memukul / menganiaya teman/ orang lain * 16 Menganiaya santri lain * 17 Berbuat dan berbicara tidak sopan kepada ustadz/ karyawan 18 Bersumpah palsu 19 Mengancam santri lain 20 Mencemarkan nama baik santri lain 21 Mendengarkan music 22 Sengaja merusak alat-alat Kegiatan Belajar Mengajar / inventaris pesantren 23 Merusak hak milik orang lain 24 Merusak fasilitas umum, seperti kantin, wartel, dan lain-lain. 25 Menggunakan inventaris milik pesantren tanpa izin 26 Merusak dan mengubah instalasi listrik 27 Menyimpan atau memiliki senjata tajam 28 Menyimpan / memiliki atau menggunakan petasan 29 Meyimpan atau memiliki telepon genggam, MP3 /MP4, radio, wolkman, dan kendaraan pribadi** 30 Menyewa kendaraan di luar pesantren 31 Meyimpan atau memiliki peralatan masak dan elektronik [kecuali setrika] 46
5
5
50
50
50 60 50
50 80 50
50 50
60 75
50 50 50
75 75 75
50 50 50 50 50 60
50 50 75 75 50 60 85
50 60 50 50 50 50 50
80 80 75 60 50 60 60
50 50 50 50 50 50 50
60 75 60 75 50 75 75
50 50
75 50
32 33
Membuat kebun atau menam tanaman di lingkungan pesantren tanpa izin Memelihara binatang ternak di dalam dan di luar lingkungan pesantren tanpa izin
50
50
50
50
100 150 100 100 150
100 150 100 100 150
100 100
100 100
100 100 100 100
100 100 200 150
100 200 100 200 100 200 100 200 25 100
200 200 150 200 150 200 150 200 50 150
200
200
100
125
100 100 200
100 100 200
C.PELANGGARAN BERAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Tidur bukan di kamarnya Kabur dari Pesantren * Menolak melaksanakan hukuman yang ditetapkan oleh pesantren* Mengubah, memalsukan surat izin, dan administrasi pesantren Menjadi penyebab perkelahian dengan teman satu lembaga atau masyarakat * Perkelahian dengan terencana Menyuruh orang lain untuk memukul / menganiaya teman/ orang lain * Menganiaya santri lain * Berbuat dan berbicara tidak sopan kepada ustadz/ karyawan Mengancam ustadz / karyawan dalam bentuk apapun * Mencemarkan nama baik pesantren baik secara perilaku maupun perkataan terhadap khalayak * Mencemarkan nama baik ustadz / karyawan pesantren * Menganiaya ustadz/ karyawan * Melakukan kegiatan yang mengarah kepada homoseks * Melakukan homoseks * Mengintip, meraba organ seksual lawan jenis* Berzina * Pacaran * Berjudi * Menentang atau melawan OSPI Membawa rokok/merokok di lingkungan pesantren atau di luar pesantren Membawa atau menggunakan narkoba di lingkungan pesantren atau di luar lingkungan pesantren* Membawa, meyimpan, melihat, atau mengedarkan materi pornografi* Mencuri di lingkungan pesantren atau di luar pesantren * Melakukan tindakan pemerasan terhadap orang lain* Terlibat tindakan kriminal yang di tangani kepolisian*
47
KETERANGAN: 1. Setiap pelanggaran terhadap aturan di atas akan mendapatkan hukuman sesuai dengan klasifikasi hukuman yang telah ditetapkan oleh Pesantren. 2. Pemutihan poin dilakukan setiap pergantian tahun ajaran baru (dimulai lagi dengan poin baru 3. Untuk poin pelanggaran yang diberikan tanda (*) maka tidak akan mendapatkan pemutihan untuk selama lamanya. 4. Untuk pelanggaran yang diberikan tanda (**) maka barang tersebut tidak dapat dikembalikan. 5. Dan khusus yang membawa HP ( hanphone) akan diambil Pesantren dan tidak dikembalikan, dan santri yang membawa mendapat skorsing selama satu minggu. 6. Hal-hal yang tidak tertulis dalam Sistem Poin Sanksi Pelanggaran diatas dianggap sebagai suatu pelanggaran yang akan ditindak sesuai dengan kebijakan Bidang Kesantrian dan pPsantren. 7. Khusus untuk pelanggaran kabur santri yang melakukan akan diberikan pernyataan terakhir dan skorsing selama lima hari.
48
BENTUK SANKSI HUKUMAN BERDASARKAN POIN No. 1.
POIN 5
2.
10
3.
20
4.
30
5.
40
6.
50
7.
60
8.
70
9.
80
10.
90
11.
100
12.
110
13.
120
BENTUK TINDAKAN HUKUMAN 1.teguran lisan 1.teguran lisan 2.pemangilan di depan umum 3.kerja bakti 2 hari 1.teguran lisan 2.pemangilan di depan umum 3.kerja bakti 3 hari 1.teguran lisan 2.pemangilan di depan umum 3.kerja bakti 4 hari 1.teguran lisan 2.pemangilan di depan umum 3.kerja bakti 4 hari 1.Mendapatkan Surat Peringatan tipe A 2.Menghadap BP 3.pemangilan di depan umum 4.kerja bakti 6 hari 1.Pemberitahuan kepada orang tua/wali 2.kerja bakti 7 hari 1.pemangilan di depan umum 2.kerja bakti 8 hari 1.pemangilan di depan umum 2.kerja bakti 9 hari 1.pemangilan di depan umum 2.kerja bakti 10 hari 1.Mendapatkan Surat Peringatan tipe B 2.Dibotak 3.kerja bakti 11 hari 4.Pemotongan uang jajan sebesar Rp 10000 ( Yatim) 1.pemangilan di depan umum 2.pemberitahuan kepada orang tua/wali 3.Dibotak 4.kerja bakti 12 hari 5.Pemotongan uang jajan sebesar Rp 11000 (Yatim) 1.pemangilan di depan umum 2.Dibotak 3.kerja bakti 13 hari 4.Pemotongan uang jajan sebesar Rp 12000 ( Yatim)
49
14.
130
15.
140
16.
150
17.
160
18.
170
19.
180
20.
190
21.
200
1.pemangilan di depan umum 2.Dibotak 3.Skorsing 3 hari 4.Pemotongan uang jajan sebesar Rp 13000 ( Yatim) 1. Pemanggilan di depam umum 2. Dibotak 3. Kerja bakti selama 15 hari 4. Pemotongan uang jajan sebesar Rp 14.000.(yatim) 1. Mendapatkan Surat Peringatan terakhir 2. Menghadap Kabid kesantrian 3. Dibotak 4. Kerja bhakti selama 16 hari 5. Pemotongan uang jajan sebesar Rp 15.000 (yatim) 1. Pemanggilan didepan umum 2. Dibotak 3. Kerja bhakti selama 17 hari 4. Pemotongan jajan sebesar Rp 16.000.(yatim) 1. Menghadap kabid kesantrian 2. Pemanggilan di depan umum 3. Dibotak 4. Kerja bakti selama 18 hari 5.Pemotongan uang jajan sebesar Rp 17.000 (yatim) 1. Menghadap Kabid kesantrian 2. Pemanggilan di depan umum 3. Membuat perjanjian 4. Pemberitahuan kepada orang tua / wali 5. Di botak 6. Skorsing seminggu 1. Menghadap Mudir Ma'had 2. Pemanggilan di depan umum 3. Membuat perjanjian terakhir dengan di ketahui oleh orang tua 4. Tidak dinaikan kekelas berikutnya 5. Skorsing 2 minggu 1. Dikeluarkan dengan pemberitahuan atau pemanggilan orang tua / wali
50
SISTEM POIN PENGHARGAAN NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
JENIS PRESTASI Pengurus OSPI Prestasi anggota ospi teladan Prestasi lomba juara I,II,III atas nama pesantren Prestasi juara kelas I,II, dan III Prestasi menghafal Al Quran 5 juz dan kelipatannya Prestasi Juara kebersihan kamar berturut turut Sangat loyal terhadap pesantren, asatizah dan karyawan Prestasi ketua kamar teladan Prestasi sebagai penggerak kegiatan yang positif di pesantren Prestasi santri teladan
POIN 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
KETERANGAN: 1. Poin Penghargaan ini dapat menjadi pengurang dari poin-poin sanki pelanggaran yang dilakukan oleh santri/santriwati. 2. Santri/santriwati yang mendapatkan poin penghargaan terbanyak menjadi santri/santriwati teladan dan berhak mendapatkan hadiah dan piagam penghargaan dari Pesantren. 3. Sistem Poin Penghargaan ini untuk memotivasi santri/santriwati dalam menjalani harihari belajarnya selama tinggal di Pesantren.
51
SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor: 661/A/PYIT/VI/2013 Tentang KODE ETIK GURU DAN KARYAWAN
I. Menimbang : 1. Bahwa kode etik guru dan karyawan merupakan peraturan yang mengatur sikap, perkataan dan perbuatan guru dan pegawai Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah. 2. Bahwa kode etik guru dan karyawan diberlakukan bagi semua guru dan karyawan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah agar dapat dihayati dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku II. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. III. Memperhatikan : Hasil pertemuan Pimpinan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah pada hari Ahad, 9 Juni 2013 dengan Kepala Madrasah Ibnu Taimiyah. MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama
: Kode etik guru dan karyawan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan Ini. 52
Kedua
: Kode etik guru dan karyawan sebagaimana yang dimaksud dalam diktum pertama diberlakukan bagi semua guru dan karyawan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Ketiga
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bogor, 10 Juni 2013 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir
Tembusan ; 1. 2. 3. 4.
Yayasan Lajnah Khairiyah Musytarakah Jakarta Seluruh Kepala Madrasah MI, MTs, MA Ibnu Taimiyah Seluruh guru dan karywan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Arsip
53
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor: 661/A/PYIT/VI/2013 Tentang KODE ETIK GURU DAN KARYAWAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1.
2.
3. 4. 5.
Guru disebut juga ustadz atau ustadzah adalah pegawai yang menjalankan tugas pendidikan dan pengajaran dengan metodologi tashfiyah dan tarbiyah yang telah ditetapkan oleh Pesantren. Guru merupakan figure keteladanan bagi seluruh santri/santriwati Pesantren, baik dalam proses transfer informasi (ilmu pengetahuan) maupun dalam akhlak (perilaku). Karyawan adalah pegawai yang menjalankan tugas pekerjaan yang bukan tugas pendidikan dan pengajaran dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Pesantren. Karyawan juga merupakan figure keteladanan bagi seluruh santri/santriwati Pesantren dalam hal-hal yang menyangkut interaksi sosial kemasyarakatan. Seorang karyawan turut serta dalam mendukung proses pendidikan dan pembinaan di Pesantren menurut keadaan dan kondisi pekerjaannya. BAB II KODE ETIK GURU Pasal 2 Etika Guru Dalam Berpakaian
1. 2. 3. 4. 5.
Pakaian guru harus disesuaikan dengan peran yang disandangnya sebagai guru pendidik dan pengajar. Pakaian guru di kantor dan di ruang kelas pada saat berperan sebagai guru adalah pakaian formal yang mencerminkan citra professional seorang guru. Pakaian guru di luar kantor pada saat berperan sebagai utusan Madrasah adalah pakaian formal yang mencerminkan citra professional seorang guru. Pakaian formal bagi guru pria adalah celana panjang dan setelan kemeja/gamis dengan sepatu formal. Pakaian formal bagi guru wanita adalah pakaian muslimah menurut Syariat Islam (pakaian gamis panjang, berjilbab lebar, dan diutamakan mengenakan cadar), 54
6.
bersepatu formal, dengan tidak menampakkan perhiasan dan warna yang mencolok. Seorang guru harus senantiasa berpenampilan bersih, rapih dan segar agar tidak menimbulkan masalah sosial yang dapat mengganggu di ruang kantor atau di ruang kelas. Pasal 3 Etika Guru Terhadap Komitmen Waktu
1. 2. 3. 4.
5.
6.
Guru harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan jam kerja secara optimal dan efisien. Guru memulai dan mengakhiri tugas pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Pesantren. Seorang guru harus memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan kepada siswa/siswi baik untuk bimbingan akademik maupun non akademik. Guru harus menginformasikan kepada Kepala Madrasah atau Wakil Kamad apabila tidak hadir pada jam dimana guru yang bersangkutan seharusnya berada di kantor atau di ruang kelas untuk mendapatkan kepastian dalam kontak komunikasi. Guru yang hendak berlibur atau cuti atau tidak masuk kerja karena alasan tertentu, harus mengisi formulir perijinan di Sekretariat Pesantren yang ditandatangai oleh Kepala Madrasah sebagai atasannya untuk disetujui oleh Pimpinan Pesantren. Ketidak hadiran guru pada waktu dan jam kerja yang telah ditentukan tanpa adanya pemberitahuan atau ijin apapun atau melebihi waktu libur yang telah ditetapkan, diwacanakan akan ada konsekwensi keuangannya atau sanksi administrasi. Pasal 4 Etika Guru Dalam Melaksanakan Tugas
1. 2. 3. 4. 5.
Guru pada awal proses pembelajaran berkewajiban untuk menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan disampaikan. Guru berkewajiban menyampaikan buku acuan materi yang digunakan. Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru wajib mengembangkan RPP atau metode belajar mengajar sebagai bentuk inovasi pembelajaran. Dalam membuat RPP guru harus mengacu pada kurikulum yang sudah ditetapkan dan tujuan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan akhir yakni lulusan yang terbaik.
55
6. 7. 8. 9. 10. 11.
12.
13. 14. 15. 16.
Guru harus terbuka untuk menerima pertanyaan mengenai mata pelajaran baik di ruang kelas maupun di luar kelas dan terbuka menerima perbedaan pendapat Guru harus terbuka dalam menerima saran dan kritik membangun demi kemajuan proses belajar dan mengajar. Guru wajib terbuka, jujur dan adil memberikan penilaian kepada siswa. Guru dilarang menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun yang berpengaruh terhadap penilaian siswa. Guru tidak menggunakan kata ganti sapaan yang buruk kepada siswa/siswi baik di luar maupun di dalam kelas. Guru menggunakan kata ganti sapaan kepada pegawai dan sesama rekan guru baik di dalam maupun di luar kelas yang baik dan sopan, seperti dengan kata bapak, ibu, ustadz, atau ustadzah. Guru menggunakan kata ganti dirinya dalam berkomunikasi dengan sesama guru, pegawai dan siswa/siswi baik di dalam maupun di luar kelas dengan kata saya. Guru tidak makan dan minum ketika mengajar di dalam kelas. Bagai guru wanita tidak membawa anaknya atau menggendong bayinya ketika mengajar di dalam kelas. Guru tidak menggunakan alat komunkasi pada saat pembelajran di kelas (keadaan HP nonaktif atau silent) Guru tidak merokok di manapun dan dan dalam kondisi apapun. BAB III KODE ETIK KARYAWAN Pasal 5 Etika Karyawan Dalam Berpakaian
1. 2. 3.
4.
Pakaian karyawan Pesantren harus disesuaikan dengan peranan yang disandang olehnya waktu berpakaian tersebut dikenakan. Pakaian karyawan Pesantren di kantor dan di luar kantor untuk peranan sebagai pegawai adalah pakaian formal untuk mencerminkan citra professional. Pakaian formal bagi karyawan wanita adalah pakaian muslimah menurut Syariat Islam (pakaian gamis panjang, berjilbab lebar, dan diutamakan mengenakan cadar), dengan tidak menampakkan perhiasan dan warna yang mencolok. Seorang karyawan harus senantiasa berpenampilan bersih, rapih dan segar agar tidak menimbulkan masalah sosial yang dapat mengganggu di ruang kantor atau di ruang kelas.
56
Pasal 6 Etika Karyawan Dalam Komitmen Waktu 1. 2. 3.
4.
5.
Karyawan Pesantren harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan jam kerja secara optimal dan efisien. Karyawan memulai dan mengakhiri tugas pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Pesantren. Karyawan harus menginformasikan kepada Kepala Bidang sebagai atasannya langsung apabila tidak hadir pada jam dimana ia seharusnya berada di tempat kerjanya untuk mendapatkan kepastian dalam kontak komunikasi. Karyawan yang hendak berlibur atau cuti atau tidak masuk kerja karena alasan tertentu, harus mengisi formulir perijinan di Sekretariat Pesantren yang ditandatangai oleh Kepala Madrasah sebagai atasannya untuk disetujui oleh Pimpinan Pesantren. Ketidak hadiran karyawan pada waktu dan jam kerja yang telah ditentukan tanpa adanya pemberitahuan atau ijin apapun atau melebihi waktu libur yang telah ditetapkan, diwacanakan akan ada konsekwensi keuangannya atau sanksi administrasi. Pasal 7 Etika Karyawan Dalam Melaksanakan Tugas
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
Karyawan berkewajiban menyampaikan laporan pekerjaannya kepada Kepala Bidang sebagai atasannya langsung. Karyawan wajib terbuka dan jujur dalam segala hal yang menyangkut maslahat dan kepentingan Pesantren. Karyawan tidak menggunakan kata ganti sapaan yang buruk kepada siswa/siswi baik di luar maupun di dalam kelas. Karyawan menggunakan kata ganti sapaan kepada rekan kerjanya dan guru-guru baik di dalam maupun di luar kelas dengan kata bapak, ibu, ustadz, ustadzah. Karyawan menggunakan kata ganti dirinya dalam berkomunikasi dengan guruguru, sesame pegawai dan siswa baik di dalam maupun di luar kelas dengan kata saya. Karyawan tidak merokok di mananapun dan dalam kondisi apapun. Karyawan dilarang mengikuti ataupun menjadi anggota bagi salah satu kelompok teroris yang bertentangan dengan UU Negara dan peraturan Pesantren. Karyawan dilarang melakukan perjudian atau mengkonsumsi minuman keras ataupun obatan-obatan narkotika lainnya. Karyawan dilarang melakukan pencurian dan memindahkan barang-barang Pesantren ke rumah pribadinya untuk dimanfaatkan secara pribadi tanpa ijin dan persetujuan Pimpinan Pesantren. 57
10. 11.
Karyawan tidak melakukan tindakan yang dapat mencoreng citra dan nama baik Pesantren. Karyawan hendaknya melakukan tugas dengan penuh amanah dan tanggung jawab.
BAB IV PENUTUP Pasal 8 1.
2. 3. 4.
Dengan berlakunya keputusan Pimpinan Pesantren ini, maka semua ketentuan yang berkaitan dengan sikap, perilaku dan perbuatan guru dan karyawan dilingkungan Pesantren Yatim Ibnu Taimyah yang bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak berlaku. Keputusan ini disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk dipedomani dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditentukan kemudian. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bogor, 10 Juni 2013 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir
58
SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor: 662/A/PYIT/VI/2013 Tentang PERATURAN DAN TATA TERTIB PROGRAM KHIDMAH
I. Menimbang : 1. Bahwa dalam mendukung kelancaran proses belajar mengajar yang kondusif bagi santri/santriwati Pesantren yang menjalani Program Khidmah diperlukan suatu peraturan dan tata tertib. 2. Bahwa Peraturan dan Tata Tertib Program Khidmah ini mengatur syarat-syarat dan kriteria tenaga khidmah, penempatan tenaga khidmah, kurikulum khidmah, standar penilaian Program Khidmah di Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah. 3. Bahwa Peraturan dan Tata Tertib Program Khidmah diberlakukan bagi santri/santriwati Pesantren yang telah menyelesaikan masa pembelajaran pada satuan pendidikan MA Ibnu Taimiyah agar dapat dihayati dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku II. Mengingat: 1. Kebijakan Umum Yayasan Lajnah Khairiyah Jakarta pada tahun 2007 2. Peraturan Kependidikan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah 2012/2013 3. Konsensus bersama tentang Program Khidmah. III. Memperhatikan: Usulan peraturan pasca MA yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah.
MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama
: Peraturan dan Tata Tertib Program Khidmah Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan Ini. 59
Kedua
: Peraturan dan Tata Tertib Program Khidmah sebagaimana yang dimaksud dalam diktum santri/santriwati
pertama diatas diberlakukan bagi semua
Pesantren
yang
telah
menyelesaikan
masa
pembelajaran pada satuan pendidikan Madrasah Aliyah Ibnu Taimiyah
Ketiga
: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Bogor, 10 Juni 2013 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir
60
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH Nomor: 662/A/PYIT/VI/2013 Tentang PERATURAN DAN TATA TERTIB PROGRAM KHIDMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Program Khidmah 1. 2.
3.
4.
5.
Pesantren yang dimaksud dalam peraturan dan tata tertib ini adalah Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah. Program Khidmah yang dimaksud dalam peraturan ini adalah program pematangan dan pembekalan dalam hal pendidikan dan pengabdian yang harus dijalani oleh santri/santriwati Pesantren setelah menyelesaikan tugas pembelajarannya pada satuan pendidikan Madrasah Aliyah (MA) Ibnu Taimiyah. Program Khidmah wajib diikuti oleh seluruh santri/santriwati MA Ibnu Taimiyah yang telah lulus dalam Ujian Akhir Pesantren (UAP) baik yang yatim maupun nonyatim guna memperoleh Ijazah Pesantren. Dalam hal santri/santriwati MA Ibnu Taimiyah tidak lulus dalam Ujian Akhir Nasional (UAN), maka ia tetap diwajibkan mengikuti program khidmah tersebut, dan diberi kesempatan untuk mengikuti Ujian Persamaan Paket C atau mengikuti UAN tahun berikutnya guna memperoleh Ijazah Negara. Program Khidmah merupakan satu kesatuan proses pendidikan dan pembinaan di Pesantren yang tidak dapat dipisahkan. BAB II KURIKULUM PROGRAM KHIDMAH Pasal 2
1.
2.
Kurikulum Program Khidmah adalah serangkaian kegiatan pendidikan dan pengabdian yang harus dijalani oleh santri/santriwati MA Ibnu Taimiyah selama satu tahun (2 semester) setelah dinyatakan lulus dari kelas XII. Tujuan kegiatan pendidikan adalah pendalaman dan pematangan ilmu pengetahuan umum dan agama yang telah diperoleh santri/santriwati yang bersangkutan selama belajar di MA Ibnu Taimiyah. 61
3.
Tujuan kegiatan pengabdian adalah mempraktikkan teori metodologi pengajaran, di samping juga sebagai ajang pelayanan terhadap umat secara luas, dan mengasah kepekaan serta kepedulian terhadap kebutuhan muslim lainnya. Pasal 3 Kurikulum Pendidikan
1. Pendalaman dan pematangan hafalan al Qur’an, berupa: 1.1. Murojaah 6 juz 1.2. Hafalan 2 juz 2. Pendalaman dan pematangan bahasa, berupa: 2.1. Bahasa Indonesia 2.2. Bahasa Arab 2.3. Bahasa Inggris 3. Pembinaan akhlak dan etika, berupa: 3.1. Ketaatan dalam beribadah 3.2. Tanggung jawab dalam menjalankan amanah 3.3. Kejujuran dalam bersikap 3.4. Kedisiplinan dalam penggunaan waktu 3.5. Keteladanan dalam perilaku 4. Rincian kurikulum pendidikan tersebut dalam silabus terlampir. Pasal 4 Kurikulum Pengabdian 1. Pembekalan dan pengembangan dalam hal pengawasan dan pembimbingan, berupa: 1.1. Pengawasan kamar/asrama 1.2. Bimbingan halaqoh tahfizh al Qur’an 1.3. Asisten pengajaran (guru bantu) 2. Pembekalan dan pengembangan dalam hal peningkatan etos kerja, berupa: 2.1. Komitmen dan semangat 2.2. Inovasi dan kreativitas 2.3. Keterbukaan 2.4. Kemampuan berkomunikasi 2.5. Kemampuan bekerja sama 3. Rincian kurikulum pengabdian tersebut dalam silabus terlampir.
62
BAB IV SYARAT-SYARAT DAN KRITERIA Pasal 6
1. Santri/santriwati yang akan menjalani Program Khidmah diharuskan memenuhi kriteria dan syarat sebagai berikut: 1.1. Telah menyelesaikan pembelajaran di kelas XII MA Ibnu Taimiyah dan dinyatakan lulus dari Ujian Akhir Pesantren (UAP) 1.2. Calon santri/santriwati Program Khidmah yang belum lulus dari UAP diwajibkan mengikuti ujian perbaikan (remedial). 1.3. Telah terbebas dari segala bentuk kewajiban, tugas-tugas atau tagihan-tagihan keuangan / biaya administrasi lainnya. 1.4. Telah mengembalikan segala bentuk pinjaman apapun kepada Pesantren atau kepada para guru secara pribadi. 2. Bagi santri/santriwati Program Khidmah yang ditempatkan di luar lingkungan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah, memiliki kecakapan cukup layak baik dari segi fisik dan psikis maupun dari segi kemampuan akademisnya. Pasal 7 Waktu dan Masa Program Khidmah 1. Program Khidmah dimulai sejak pengumuman kelulusan kelas XII MA Ibnu Taimiyah atau mengikuti jadwal kalender akademik yang telah ditentukan. 2. Masa Program Khidmah terhitung selama satu (1) tahun atau 2 semester dengan tetap memperhitungkan waktu-waktu libur resmi sesuai ketetapan Pesantren. 3. Masa Program Khidmah di luar lingkungan Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah dimulai dan diakhiri menurut kesepakatan antara pihak Pesantren dengan lembaga/instansi terkait penerima Program Khidmah tersebut. Pasal 8 Penempatan Tenaga Khidmah 1. Penempatan santri/santriwati Program Khidmah diatur dengan ketentuan sebagai berikut: 1.1. Prioritas utama penempatan santri/santriwati Program Khidmah adalah Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor, Pesantren al-Ma'tuq Sukabumi, Pesantren Imam Syafi'i Aceh dan Yayasan Lajnah Khairiyah Jakarta. 1.2. Prioritas kedua adalah markaz-markaz dan pondok-pondok pesantren mitra Yayasan Lajnah Khairiyah Jakarta. 63
1.3. Prioritas berikutnya adalah pondok-pondok pesantren ahlus sunnah yang bermanhaj salaf dengan mempertimbangkan surat permohonannya. 2. Penempatan tugas di luar poin 1, diatur melalui kesepakatan antara Pesantren dengan lembaga penerima santri/santriwati Program Khidmah. 3. Santri/santriwati Program Khidmah dapat mengajukan alternative tempat tugas, dan dianggap sah apabila disetujui oleh Pesantren dan instansi/lembaga penerima Program Khidmah tersebut. Pasal 9 Pembiayaan 1. Segala pembiayaan menyangkut Program Khidmah diatur sebagai berikut: 1.1. Untuk penempatan di lokasi Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor, Pesantren al-Ma'tuq Sukabumi, Pesantren Imam Syafi'I Aceh, dan Yayasan Lajnah Khairiyah Musytarakah Jakarta, maka pembiayaan yang menyangkut transportasi pulang pergi, gaji/biaya hidup tenaga khidmah ditanggung oleh Yayasan Lajnah Khairiyah Musytarakah melalui Pesantren. 1.2. Untuk penempatan di luar poin 1.1. diatas maka segala pembiayaan yang menyangkut transportasi keberangkatan dan kepulangan ke Pesantren, serta gaji/biaya hidup ditanggung oleh lembaga/instansi penerima Program Khidmah. 2. Pembiayaan lain-lain yang sifatnya darurat ditentukan kemudian. Pasal 10 Sistem Penilaian Khidmah 1. Santri/santriwati program Khidmah dinilai dengan ketentuan sebagai berikut: 1.1. Nilai santri/santriwati Program Khidmah adalah gabungan dari kegiatan Pendidikan dan Pengabdian. 1.2. Hasil penilaian akan menjadi point nilai dalam ijazah pesantren. 1.3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap kurikulum Program Khidmah adalah 6. 1.4. Instrumen penilaian dan kurikulum Program Khidmah diketahui secara terbuka oleh para calon santri/santriwati sebelum menjalankan Program Khidmah tersebut 1.5. Penilaian terhadap santri/santriwati program khidmah dilakukan secara tertutup oleh masing-masing penanggung jawab kurikulum Program Khidmah tersebut di jalankan. 1.6. Laporan penilaian santri/santriwati Program Khidmah di luar Pesantren harus sudah diterima paling lambat 2 (dua) pekan sebelum berakhirnya masa Program Khidmah. 64
1.7. Penilaian terhadap santri/santriwati Program Khidmah berpedoman pada instrumen Penilaian Program Khidmah yang telah ditetapkan oleh Pesantren. 1.8. Penilaian santri/santriwati Program Khidmah bukan dari orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan santri/santriwati yang bersangkutan. 2. Santri/santriwati Program Khidmah yang gagal dua kali tidak mendapatkan Ijazah Pesantren maupun Ijazah Negara, hanya mendapatkan surat keterangan pernah belajar di Pesantren. BAB V TATA TERTIB PROGRAM KHIDMAH Pasal 11 1. Santri/santriwati Program Khidmah harus mentaati tata tertib di bawah ini: 1.1. Bersedia ditempatkan sesuai penempatan tugas yang diamanatkan oleh Pesantren atau memilihnya dengan persyaratan yang telah dijelaskan sebelumnya. 1.2. Menjaga nama baik dan citra Pesantren dan tempat bertugas. 1.3. Menjalani masa Program Khidmah dengan benar dan sesuai waktu yang ditetapkan. 1.4. Bersabar dan tetap berada di lokasi tugas meskipun memprihatinkan. 1.5. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di lokasi tugas. 1.6. Tidak menjalin hubungan dengan lawan jenis yang bukan mahram (seperti pecaran, khitbah dan nikah) di lokasi tugas ataupun di lokasi lainnya, jika melakukannya berakibat kegagalan dalam menjalani program khidmahnya. 1.7. Dilarang memiliki alat-alat elektronik yang dapat menimbulkan efek negatif atau memudharatkan, seperti : HP, komputer, MP3/MP4 Player, dan sejenisnya 1.8. Khusus untuk kepemilikan HP diizinkan kepemilikannya dengan syarat: 1.8.1. Tidak mengandung aplikasi kamera, bluetooth, MP3, TV, Radio FM/AM, dan aplikasi lainnya. 1.8.2. Alaternatif HP yang diijinkan seperti type nokia 1800 1.8.3. Mendaftarkan nomor teleponnya kepada Bidang Kesantrian. 1.8.4. Mendapatkan izin dari Bidang Kesantrian 2. Khusus untuk penugasan di luar Pesantren terkait dengan kepemilikan alat komunikasi pada point 1.7. dan point 1.8. harus mendapatkan izin dari penanggungjawab program khidmah di lokasi dengan memperhatikan ketentuanketentuan tersebut diatas.
65
BAB V PELANGGARAN DAN SANKSI
Pasal 12 1. Santri/santriwati Program Khidmah yang melanggar tata tertib atau tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya dikenakan sanksi sebagai berikut: 1.1. Dinyatakan gagal dalam penilaian Program Khidmah. 1.2. Diharuskan untuk mengulang Program Khidmah pada tahun berikutnya pada lokasi yang berbeda. 1.3. Jika tidak bersedia mengulang, maka tidak diberikan Ijazah Negara, Surat Tanda Lulus (STL) dari MA Ibnu Taimiyah dan Ijazah Pesantren, hanya diberikan surat keterangan pernah belajar di Pesantren. 2. Khusus untuk pelanggaran poin 7 dan 8 maka sanksinya barang tersebut akan langsung disita dan menjadi milik Pesantren (khusus bagi tempat tugas di lokasi Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor, Pesantren Al Ma’tuq Sukabumi, dan Pesantren Imam Syafi’I Aceh), sedangkan untuk tempat tugas selainnya akan menjadi poin penilaian terhadap tata tertib lembaga/instansi yang bersangkutan. 3. Penganggung Jawab Program Khidmah dan Laporannya menjadi tanggung jawab sepenuhnya Bidang Pendidikan dan atau Bidang Kesantrian.
Pasal 13 Penanganan Keluhan Dalam hal pengaduan keluhan terhadap situasi, kondisi dan rekan kerja di tempat tugas haruslah disampaikan langsung kepada pimpinan lembaga tempat bertugas untuk selanjutnya dikomunikasikan dengan Kepala Bidang Pendidikan dan atau Bidang Kesantrian.
66
BAB VI PENUTUP Pasal 14 1.
2. 3. 4.
Dengan berlakunya keputusan Pimpinan Pesantren ini, maka semua ketentuan yang berkaitan dengan Program Khidmah yang bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak berlaku. Keputusan ini disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk dipedomani dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditentukan kemudian. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bogor, 10 Juni 2013 Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah
Haryanto Abdul Hadi Lc. MA Mudir
67
Lampiran SILABUS PROGRAM KHIDMAH PESANTREN YATIM IBNU TAIMIYAH TP. 2013-2014 NO. JENIS KURIKULUM
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Muroja'ah hafalan al Qur'an 6 juz @ 3 juz/smt Hafalan al Qur'an 2 juz @ 1 juz/smt 1. Penyampaian dalam khutbah jum'at 1. Bahasa Indonesia 2. Bertutur kata yang baik dan sopan 1. Menterjemahkan kutaib @ 1 kutaib/smt 2. Kemampuan Berbahasa 2. Bahasa Arab 2. Berbahasa arab dalam komunikasi dengan para asatizd 1. Penyampaian dalam berpidato di kegiatan nasyat 3. Bahasa Inggris 2. Membuat sebuah narasi berbahasa inggris 1. Menjalankan shalat 5 waktu berjama'ah 1. Ketaatan dan beribadah 2. Mengerjakan shalat-shalat Sunnah 3. Melaksanakan amalan-amalan sunnah lainnya 1. Melaksanakan amanat dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku 1 PENDIDIKAN 2. Tanggungjawab dalam menjalankan amanah 2. Siap mempertanggung jawabkan terhadap semua sikap dan perilakunya 3. Siap menanggung resiko atas pelanggaran yang dilakukannya 1. Tidak berbohong dalam hal dan kondisi apapun juga 3. Kejujuran dalam bersikap 2. Memberikan alasan dan kesaksian dengan sebenarnya 3. Pembinaan Akhlak dan Etika 1. Memulai dan mengakhiri tugas kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan 4. Kedisiplinan dalam penggunaan waktu 2. Memanfaatkan waktu perijinan dengan optimal dan efisien 3. Selalu siap sedia (hadir) di tempatnya bertugas 1. Dalam berpakaian 2. Dalam pergaulan dengan rekan sejawat 5. Keteladanan dalam perilaku 3. Dalam pergaulan dengan orang yang lebih tua 4. Dalam berkomunikasi dan bertutur kata 5. Dalam menjalankan peribadatan-peribadatan wajib dan sunnah 1. Menjadi wakil orangtua/wali santri dalam memberikan perhatian dan bimbingan 2. Menjadi agen Bidang Kesantrian dalam penanganan santri bermasalah 1. Pengawasan kamar/asrama 3. Menjadi agen sekolah/madrasah dalam memantau perkembangan akademik 4. Menjadi agen Bidang Pendidikan dalam memajukan program bahasa (arab-inggris) 1. Selalu hadir dalam halaqoh tahfizh al Qur'an 1. Pengawasan dan Pembimbingan 2. Pembimbing halaqoh tahfizh al Qur'an 2. Membimbing santri/santriwati dalam memperbaiki tahsin dan tajwidnya 3. Turut meningkatkan program tahfizh al Qur'an yang digagas oleh Pesantren 1. Selalu hadir dalam jam-jam pengajaran yang telah ditentukan oleh sekolah/madrasah 3. Asisten pengajaran (guru bantu) 2. Membimbing santri/santriwati dalam meningkatkan prestasi belajar dari sisi akademiknya 3. Turut meningkatkan program pendidikan yang menjadi tujuan sekolah/madrasah 1. Menjalankan tugas kerja dan amanat yang ditetapkan baginya dalam keadaan bagaimanapun juga 1. Komitmen dan semangat kerja 2. Menta'ati peraturan dan tata tertib yang berlaku di tempat tugasnya 1. Mampu mengolah imajinasinya dan kreatifitasnya dalam batasan ketentuan yang berlaku 2 PENGABDIAN 2. Inovasi dan kreatifitas 2. Memberikan ide dan gagasan yang membangun untuk mensukseskan program pendidikan 3. Mampu menuangkan inovasi dan kreasinya dalam menjalankan tugas kerja 1. Mampu menerima kritik dan saran yang membangun kemampuan pribadinya 2. Tanggap dalam merespon setiap isu, ide dan gagasan yang ada disekitarnya 3. Keterbukaan 3. Berlapang dada dalam menghadapi segala keadaan dan kondisi yang tidak menyenangkan 2. Peningkatan Etos Kerja 4. Mampu mengungkapkan kegundahan dan kegelisahan jiwanya dengan cara dan etika yang baik 5. Berterus terang dalam segala dan kondisi 1. Dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam melaksanakan tugas 2. Dapat berkomunikasi dengan bahasa Arab yang baik dan benar selama berada dilingkungan Pesantren 4. Kemampuan berkomunikasi 3. Dapat berkomunikasi dengan bahasa Inggris dalam event-event tertentu 4. Dapat berkomonikasi dengan baik dengan sesama teman sejawat, guru/ustadz dan orangtua/wali santri 1. Bekerjasama dengan tim kerja ditumpat tugasnya menurut ketentuan yang berlaku 5. Kemampuan bekerja sama 2. Bekerjasama dengan panitia kegiatan lainnya dalam suatu event penting 3. Selalu siap sedia ketika diminta untuk mensukseskan sebuah acara/kegiatan bersama 1. Hafalan Al Qur'an
1. Muroja'ah 2. Hafalan
68
WAKTU
PENILAIAN
mengikuti jadwal UAS mengikuti jadwal UAS jadwal khutbah jum'at setiap hari mengikuti jadwal UAS setiap hari menyesuaikan jadwal nasyat menyesuaikan jadwal nasyat setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari sesuai dengan jam kerja yang berlaku menyesuaikan waktu yang diberikan setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari menyesuaikan jadwal yang berlaku menyesuaikan jadwal yang berlaku menyesuaikan jadwal yang berlaku menyesuaikan jadwal yang berlaku menyesuaikan jadwal yang berlaku menyesuaikan jadwal yang berlaku setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari setiap hari menyesuaikan jadwal kegiatan menyesuaikan jadwal kegiatan menyesuaikan jadwal kegiatan
tes lisan tes lisan lisan observasi dan interaksi tes tulisan observasi dan interaksi tes lisan tes tulisan observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi absensi kehadiran observasi dan interaksi observasi dan interaksi absensi kehadiran observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi observasi dan interaksi
SKOR maks. 100 maks. 100 maks. 50 maks. 50 maks. 50 maks. 50 maks. 50 maks. 50 maks. 50 maks. 25 maks. 25 maks. 50 maks. 25 maks. 25 maks. 50 maks. 50 maks. 50 maks. 25 maks. 25 maks. 20 maks. 20 maks. 20 maks. 20 maks. 20 maks. 25 maks. 25 maks. 25 maks. 25 maks. 50 maks. 25 maks. 25 maks. 50 maks. 25 maks. 25 maks. 50 maks. 50 maks. 30 maks. 40 maks. 30 maks. 20 maks. 20 maks. 20 maks. 20 maks. 20 maks. 25 maks. 25 maks. 25 maks. 25 maks. 50 maks. 25 maks. 25
PENANGGUNG JAWAB
maks. 100 maks. 100
Ust. Musni Halim
maks. 100
Ust. Tata Tambi
maks. 100 Ust. Hayik el Bahjah maks. 100 Ust. Ahmad Daniel maks. 100 Ust. Iwan Mulyawan
maks. 100 Atasannya langsung maks. 100 Atasannya langsung maks. 100 Atasannya langsung
maks. 100 Atasannya langsung
maks. 100 Kabid. Kesantrian
maks. 100 Ust. Musni Halim
maks. 100 Kepala Madrasahnya maks. 100 Atasannya langsung maks. 100 Atasannya langsung
maks. 100 Atasannya langsung
maks. 100 Atasannya langsung
maks. 100 Atasannya langsung
Lampiran ETIKA DAN TATA KRAMA 1. KEPADA GURU a) Menghormati, memuliakan, mentaatinya b) Mengerjakan semua tugas c) Menanyakan kesulitan pelajaran 2. KEPADA PEMBIMBING KAMAR a) Menghormati, memuliakan, mentaatinya b) Bekerjasama dengannya 3. KEPADA WALI KAMAR a) Menghormati, memuliakan, mentaatinya b) Membantu meringankan tugas-tugasnya 4. KEPADA TEMAN SEJAWAT a) Saling menghargai b) Saling tolong menolong dan bantu membantu c) Saling menjaga dan melindungi 5. KEPADA ORANG TUA ATAU WALI SANTRI a) Menghormati, memuliakan, mentaatinya b) Mendoakan untuknya ampunan dan kebaikan dunia akhirat c) Tidak membuatnya bersedih, kecewa dan marah d) Membuatnya bangga dengan prestasi 6. KEPADA TAMU a) Menghormati dan memuliakannya b) Sopan santun dalam berbicara dengannya
69
Lampiran ADAB-ADAB SYAR’IYAH 1. DI MASJID a) Hadir di masjid sebelum dikumandangkan adzan b) Diam dan menjawab adzan c) Mengerjakan shalat sunnah qobliyah d) Berdoa diantara adzan dan iqomat e) Tidak berisik, mengobrol atau bermain dan bercanda di masjid f) Menegakkan shalat wajib berjamaah dengan khusyu’ dan tertib g) Melazimkan wirid ba’da shalat wajib h) Mengerjakan shalat sunnah ba’diyah i) Membaca zdikir pagi dan petang j) Membaca al Qur’an setiap selesai shalat wajib k) Menghadiri pengajian-pengajian di Masjid l) Mendengarkan dan menyimak (mencatat) pengajian-pengajian di Masjid m) Mengikuti Halaqoh Tahfizh al Qur’an dengan baik n) Menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan dalam beribadah 2. DI KELAS a) Mempersiapkan bahan-bahan pelajaran dengan baik b) Hadir di kelas sebelum bel masuk kelas berbunyi c) Membersihkan kelas d) Merapikan meja dan kursi e) Belajar dengan penuh semangat dan perhatian f) Mendengarkan, menyimak, mencatat dan bertanya tentang pelajaran g) Tidak membuat gaduh di kelas h) Tidak mencorat-coret seluruh peralatan di kelas i) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan j) Membersihkan dan merapikan kembali seluruh alat-alat belajar k) Melakukan muroja’ah pelajaran yang sudah diberikan 3. DI MAKTABAH a) Hadir di maktabah secara rutin berkala tiap pekannya b) Membaca buku-buku yang bermanfaat hingga menyelesaikannya c) Mencatat setiap judul buku yang dibaca beserta penulisnya d) Membuat rangkuman singkat dari buku yang dibaca e) Menjaga ketenangan dan ketentraman maktabah
70
4. DI ASRAMA a) Menjalankan seluruh peraturan dan tata tertib yang berlaku di asrama b) Menjadikan asrama sebagai rumah tinggalnya c) Merawat dan menjaga kebersihan asrama 5. DI RUANG MAKAN a) Mengambil makanan yang telah di tentukan pada jadwal makan yang ada b) Merawat dan menjaga alat-alat makan c) Memperhatikan adab-adab makan sesuai sunnah Rasulullah d) Membersihkan kembali meja makan dan alat-alat makan lainnya 6. DI AULA a) Menjaga kebersihan aula b) Memperhatikan kondisi aula dengan baik, karena sudah tua dimakan usia c) Merawat dan menggunakan aula sesuai dengan peruntukannya 7. DI HALAMAN BERMAIN a) Bermain sesuai waktu luang yang telah di tentukan b) Bermain mengikuti waktu yang disediakan pesantren c) Melakukan permaianan yang tidak merusak dan menyakitkan d) Menjaga kebersihan dan terpeliharanya barang-barang milik pesantren e) Melakukan permainan yang tidak membuat permusuhan dan pertengkaran f) Bermain yang menyehatkan dan mendidik, tidak membahayakan g) Bermain yang tidak merusak fasilitas Pesantren 8. DI LAPANGAN a) Bermain bola sesuai jadwal yang telah di tentukan b) Tidak memporsir tenaga dalam bermain bola c) Tidak menimbulkan permusuhan dan perkelahian d) Tidak merusak dan menyakitkan
71
Lampiran TUPOKSI PEMBINA ASRAMA
a) b) c) d)
Memberikan perhatian dan pengawasan santri-santri Melakukan mentoring kamar (sakan visiting) 2 kali dalam sepekan Melakukan koordinasi dengan wali kamar dan ketua kamar Memberikan waktu untuk problem solving (pemecahan masalah) bagi setiap santri e) Melakukan pendekatan dengan parenting skill kepada santri f) Memberikan motivasi dan semangat menggapai cita-cita g) Bekerjasama dengan wali kamar dan santri dalam menjalankan peraturan dan tata tertib asrama h) Memberikan catatan-catatan dalam buku penghubung asrama i) Memberikan suri tauladan dan energy positif kepada santri j) Meminimalisir terjadinya pelanggaran k) Bekerjasama dengan wali kelas dan kepala sekolah terkait dengan pelajaran l) Bekerjasama dengan kabid kesantrian terkait dengan pelanggaran yang ada m) Bekerjasama dengan kabid pendidikan terkait dengan kegiatan pesantren lainnya
72
Lampiran FORMAT BUKU PENGHUBUNG ASRAMA No.
Tanggal:
Catatan:
73
Paraf: