perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
OLEH : MUSYAFAK NIM : S540809314
MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Musyafak. NIM. S540809314. 2010 KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGDI D-III KEPERAWATAN STIKES AN – NUR PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA ( Studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi ), komisi pembimbing 1. : Prof. Dr Samsi Haryanto, M.Pd, 2. Dr. Jarot Subandono, M.Kes, Tesis : Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret 2010. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mendiskripsikan Kualitas Lulusan progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, (2) Untuk mendiskripsikan kualitas Kinerjanya lulusan Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi, (3) Untuk mendiskripsikan kurikulum yang tidak relevan di Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi yang menjadi harapan Steakholder, (4) Untuk mendiskripsikan kemampuan atau skill yang belum diajarkan di Progdi DIII keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, (5) Untuk mendiskripsikan hambatan lulusan dalam kinerjanya, (6) Untuk mendeskripsikan prestasi kinerja yang dicapai. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dan strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus terpancang (embedded case study research ). Analisa data dilakukan melalui analisis kualitatif. Sumber data penelitian para lulusan D-III Keperawatan An-Nur Purwodadi yang bekerja di Rumah Sakit Umum dr. Raden Soedjati Purwodadi. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan : Kualitas lulusan yang bekerja di RSUD Purwodadi rata-rata memiliki predikat memuaskan, dengan IPK tertinggi 3,34 dan terendah 2,74. Penilaian kinerja lulusan menurut teori SERQUAL, yang terdiri dari pertama tangibles hasil yang dapat sudah baik, tetapi masih perlu adanya pendalaman mata kuliah etika keperawatan, kedua realibility hasil yang peroleh sudah baik, tetapi masih kurang dalam kemampuan melakukan asuhan / tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan, ketiga responsiveness hasil yang didapat sangat baik, lulusan menilai seorang ners harus siap dan siagap, keempat assurance hasil yang dapat sudah baik, tetapi perlu adanya Kemampuan perawat dalam mempertahankan kepercayaan klien, kelima empaty dengan hasil sudah bagus dalam memberikan perhatian, perawatan pada klien secara individual. Kurikulum yang diberikan sudah baik tetapi perlu perbaikan diproses pembelajaranya. Ketrampilan yang telah diberikan institusi sudah bagus, tetapi perlu adanya penambahan pelatihan khusus. Hambatan yang masih dirasakan pada sarana prasarana yang ada diruangan dan kurangnya perawat dengan keahlian khusus. Prestasi yang pernah diraih lulusan yaitu beberapa lulusan mampu bekerja di ruang ICU dan Hemodialisa dengan baik. Kesimpulan: Kualitas lulusan masih harus ditingkatkan lagi, dengan memperbaiki proses pembelajaran maupun strategi pembelajaran, penambahan ketrampilan-ketrampilan khusus seperti PPGD atau ICU. Kata kunci : Kualitas perawat, lulusan D-III keperawatan, kinerjanya. commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Musyafak. S540809314. 2010. THE NERSES QUALITY OF GRADUATES FROM D-III NURSING STUDY PROGRAM OF STIKES AN NUR PURWODADI AND THEIR PERFORMANCE (A case studiy in the dr. Raden Soedjati General Hospital Purwodadi), the supervisor commission: 1. Prof. Dr Samsi Haryanto, M. Pd, 2. dr. Jarot Subandono, M. Kes, Thesis: Study Program of Family Medicine Main Interest in Health Professions Education of postgraduate Program Sebelas Maret University. The purposes of this research: (1) To describe the Quality of the Graduates of D-III Nursing study Program of STIKES An - Nur Purwodadi, (2) To describe the quality of graduates Performance D-III Nursing Study Program STIKES An - Nur Purwodadi, (3) To describe irrelevant curriculum D-III nursing study program of STIKES An - Nur Purwodadi, (4) To describe the ability or skill that is not taught in D-III nursing study program of STIKES An - Nur Purwodadi, (5) To describe the obstacles of the graduates in performance at work, (6) To describe the job performance achieved. This research is qualitative and descriptive research. The strategy used case studies spikes (embedded case study research). Data analysis is done through qualitative analysis. The source of the dta was D-III graduates of nursing study program of STIKES An-Nur purwodadi who worked in dr. raden Soedjati General Hospital Purwodadi. Techniques of data collection was done by indepth interviews. The results showed that the graduates quality who worked in dr. Raden Soedjati general hospital is in good category, with GPA between 2,74 and 3,34. The graduates performance was assessed with SERQUAL theory which is consist of some aspect. The first, based on tangibles aspect it was got that graduates performance was good enough, but it needs deeping in nursing ethies subject. The second realibility was good, but the lacking was in doing nursing care / action based on the patient need. The third responsiveness as result very good, because a nurses must be ready and efficient. The forth assurance as result good and need to maintain the client trusty. The fifth emphaty aspect it was got good enough in giving treatment, caring to the patient individually curriculum given was good but need some correction in learning prosess. The skill given in the institution was good but need some additional skill such. The abstruction was faced in tools and infrastructure and also the of nurses with special skill. Conclusion was the quality of the graduates must be improved, by correcting the learning process and also learning strategies, moreover additional skills was needed such as PPGD or ICU . Keywords: Quality of nurses, nursing graduates of the D-III, performance
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TESIS KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI)
Di susun Oleh : Musyafak S 540809314
Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd
dr. Jarot Subandono, M.Kes
NIP. 19440404 197603 1 001
NIP.19680704 199903 002
Mengetahui, Ketua minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313197610101 commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
KUALITAS PERAWAT LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH ILMU KESEHATAN AN – NUR PURWODADI DAN KUALITAS PELAYANANNYA (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI) Di susun Oleh : MUSYAFAK S 540809314 Telah Disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Tesis Pada tanggal : 14 Januari 2011 Jabatan Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
Nama Penguji
Tanda tangan
: Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313197610101
……………………
: Hj. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 196611081990032001
……………………
: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1 001
……………………
: Jarot Subandono, dr., M.Kes NIP.19680704 199903 002
……………………
Mengetahui, Direktur Program Studi Pascasarjana UNS
Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D NIP. 19570820 198503 1004
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313197610101 commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
: Musyafak
NIM
: S 540809314
Menyatakan dengan sesungguhnya, tesis berjudul Kualitas Perawat Lulusan Program Studi D-III Keperawatan An – Nur Purwodadi dan kualitas pelayanan ( studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rden Soedjati Purwodadi ) adalah betul – betul karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda ctasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 20 Desember 2010 Yang membuat pernyataan ,
Musyafak S 540809314
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“hidup akan lebih berarti jika kita dapat berguna untuk orang lain, dan dapat menjalani hidup ini dengan rasa bersyukur dan ikhlas”
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada : 1. Orang tuaku dan mertuaku yang terhormat 2. Istriku yang tercinta 3. Naza dan Zalfa yang selalu aku cintai
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................ iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................. v PERNYATAAN......................................................................................... vi MOTO ........................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi DAFAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii KATA PENGANTAR .............................................................................. xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Fokus Masalah ..................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Kajian Teori ......................................................................... 7 1. Konsep kualitas .............................................................. 7 2. Kualitas pelayanan .......................................................... 8 3. Perawat ........................................................................... 12 B. Kerangka Berfikir ................................................................ 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 16 B. Bentuk dan Strategi penelitian ............................................. 16 C. Sumber Data ......................................................................... 17 D. Teknik Sampling .................................................................. 20 E. Tehnik Pengumpulan data ………………………………….20 F. Faliditas data ........................................................................ 24 G. Teknik Analisis Data ............................................................ 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Setting Lokasi Penelitian ...................................................... 28 B. Temuan Penelitian ................................................................. 30 C. Pembahasan ........................................................................... 53
BAB V PENUTUP A. Simpulan ............................................................................... 70 B. Implikasi................................................................................ 71 C. Saran ..................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 74 commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN–LAMPIRAN ....................................................................... 77
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1
Kerangka berfikir ................................................................. 15
Gambar 2
Siklus Analisis Data Kualitatif ............................................. 27
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
Hasil Angket Pendahuluan Kualitas Lulusan........................ 31
Tabel 2
Hasil Angket Pendahuluan Kualitas Kinerja ........................ 33
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Angket pendahuluan ............................................................ 77 Lampiran 2 Dimensi Service Quality ...................................................... 81 Lampiran 3 Catatan Lapangan ................................................................. 83 Lampiran 4 Kuisioner Lulusan ............................................................... 115
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemelihara alam semesta karena hanya karena limpahan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tesis dengan judul “Kualitas Perawat Lulusan Progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi dan Kualitas Pelayanannya ( Studi Kasus di Rumah Sakit Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi )”. Proposal Tesis ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir di Program Magister Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Surakarta. Selama menyelesaikan tesis ini penulis mendapat bantuan, dukungan dan semangat dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, tidak ada yang dapat penulis haturkan selain mengucapkan terima kasih yang tulus kepada : 1. Prof. Dr. Samsulhadi, dr, Sp.Kj., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.Ph.D., selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M.Kes, PAK., selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. P. Murdani K, dr. MHPEd., selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof. Dr. Samsi Haryanto., M.Pd, selaku, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu membimbing, memberi saran dan pengarahan pada penulis. 6. Jarot Subandono, dr. M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, saran dan motivasi pada penulis. 7. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedjati Purwodadi yang telah memberikan ijin tempat penelitian. 8. Kepala Bangsal serta Seluruh Perawat Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedjati Purwodadi yang telah bersedia menjadi informan. 9. Istri, anak-anakku dan segenap keluarga tercinta yang telah memberi dukungan materiil dan spirituil. 10. Rekan-rekan mahasiswa Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi dukungan semangat. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu dan telah membantu hingga proposal tesis ini dapat selesai.
Seperti pepatah klasik tak ada gading yang tak retak, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata,commit begitutojuga user proposal tesis ini masih banyak 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mohon saran guna perbaikan proposal tesis ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin. Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh.
Purwodadi ,
September 2010
Penulis
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral pada pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psikososial-Spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik pelayanan dalam keadaan sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses – proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri ( PPNI, 1999 ). Praktik keperawatan menurut American Nurse Association ( ANA ) adalah perlakuan terhadap kompensasi pelayanan profesional yang memerlukan pengetahuan khusus tentang ilmu biologi, fisika / ilmu alam, perilaku, psikologi, sosiologi dan teori keperawatan sebagai dasar untuk mengkaji, menegakkan diagnosa, melakukan intervensi dan evaluasi dalam upayanya meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, penemuan dan pengolahan masalah kesehatan, cidera atau kecatatan, pemertahanan fungsi optimal atau meninggal dengan nyaman. Praktik keperawatan termasuk tidak terbatas pada
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
administrasi, pendidikan, konseling, supervisi dan evaluasi dan pelaksanaan penatalaksanaan medis, termasuk pemberian obat dan penanganan sesuai dengan pesanan orang yang sah. Pelayanan keperawatan sebagai inti dari pelayanan kesehatan menurut Gillies (1996) diperkirakan 40–60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan. Dalam melaksanakan peran sebagai pelaksana dan pengelola pelayanan, perawat harus dapat mengembangkan bentuk pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Diberlakukannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 2000 tentang Perlindungan Konsumen maka perawat sebagai pemberi jasa dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang ditentukan. Salah satu upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah dengan meningkatkan sumber daya keperawatan dan manajemen keperawatan. Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak Rumah Sakit Umum Daerah belum mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas. Mengingat keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di Indonesia ( Siswono, 2002 ). Pelayanan
keperawatan
merupakan
jantungnya
rumah
sakit.
Keperawatan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga pelayanan keperawatan menjadi cermin keberhasilan pelayanan rumah commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sakit pada umumnya. Keberhasilan pelayanan rumah sakit ditentukan dari kinerja perawat dalam memberi pelayanan kepada pasien. Untuk mendapat hasil kinerja yang optimal maka faktor-faktor yang mempengaruhinya harus diperbaiki. Menurut Hasibuan ( 2001 ) salah satu faktor tersebut adalah sikap kerja. Sikap kerja merupakan kondisi psikologis seseorang yang mendorong untuk bekerja. Apabila sikap kerjanya baik maka kinerjanyapun akan baik. Oleh karena itu sikap kerja perawat di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi perlu dibina untuk menuju etos kerja produktif. Semakin banyaknya institusi pendidikan kesehatan, ini merupakan tuntutan bagi institusi pendidikan kesehatan untuk mampu bersaing dalam peningkatan mutu lulusan sehingga lulusan ini dapat diterima stakeholder. Stakeholder merupaka pemakai dari product yang di ciptakan oleh institusi pendidikan, ini berarti suatu institusi pendidikan harus memenuhi standar yang diinginkan oleh stakeholder. Sehubungan dengan ini akan lakukan penelitian kwalitas lulusan STIKES An – Nur untuk mengetahui apakah prases pembelajaran yang selama ini di jalankan telah mampu memenuhi standar minimal yang di harapkan oleh stakeholder. Studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi didapatkan jumlah perawat 228, yang tersebar dalam 15 ruang rawat inap dan IGD, dari 228 perawat yang ada di RSUD tersebut terdapat 18 ( 7,9% ) perawat lulusan dari prodi DIII keperawatan STIKES An Nur purwodadi. Penilaian kinerja perawat pelaksana menurut commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
persepsi kepala di beberapa ruang di RSUD dengan didasarkan pada penilaian tangibles, Realibility, responsiveness, assurance, emphaty, didapatkan hasil sekitar 6 % kinerja perawat jelek, 69 % sedang, 25% baik. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi berawal dari Akademi Keperawatan An – Nur Purwodadi yang berdiri berdasarkan SK Menkes RI nomor : HK.00.06.1.3.0352 pada tanggal 12 Maret 1996 dan pada tahun 2006 telah berkonversi menjadi STIKES An – Nur Purwodadi sesuai dengan SK Mendiknas RI No. 54/D/0/2006 dan telah mempunyai 3 program studi yaitu program studi Diploma III Keperawatan, Diploma III Kebidanan dan Strata I Keperawatan.
B.
Fokus Masalah 1. Bagaimana kualitas lulusan DIII keperawatan Stikes An-Nur Purwodadi? 2. Bagaimana kualitas pelayanan lulusan di Rumah Sakit Umum dr. Soedjati Purwodadi ? a. Tangibles b. Realibility c. Responsiveness, d. Assurance, e. Emphaty
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bagaimana prestasi kinerja yang telah dicapai ? 4. Bagaimana hambatan lulusan dalam bekerja? C.
Rumusan Masalah Bagaimana Kualitas perawat lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi dan kinerjanya di tempat kerja ( studi kasus di rumah sakit umum daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi )?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Tujuan Umum penelitian ini untuk mengetahui kualitas dan kinerja tenaga keperawatan lulusan dari Progdi Diploma III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi dan kinerjanya di RSUD dr. Soedjati Purwodadi. 2. Tujuan Khusus : a.
Untuk mendiskripsikan Kualitas Lulusan progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi
b.
Untuk mendiskripsikan kualitas pelayanan lulusan Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi
c.
Untuk mendiskripsikan kurikulum yang tidak relevan di Progdi Diploma III Keperawatan An – Nur Purwodadi yang menjadi harapan Stakeholder.
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
d.
digilib.uns.ac.id
Untuk mendiskripsikan kemampuan atau skill yang belum diajarkan di Progdi D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi.
e.
Untuk mendiskripsikan hambatan lulusan dalam kinerjanya.
f.
Untuk mendeskripsikan prestasi kinerja yang dicapai.
E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis a. Penelitian
ini diharapkan dapat memperkaya pengembangan ilmu
pengetahuan tentang kualitas lulusan tenaga keperawatan yang diharapkan oleh Stakeholder b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian di bidang
pendidikan
kesehatan
sebagai
bahan
masukan
dalam
pembelajaran terhadap mahasiswa dan Institusi pendidikan. 2. Praktis a. Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan masukan bagi institusi STIKES An – Nur Purwodadi sebagai usaha dalam peningkatan mutu lulusan. b. Sebagai bahan acuan / masukan penelitian selanjutnya dalam peelitian dalam rangka untuk peningkatan mutu lulusan dalam rangka meningkatkan pendidikan keperawatan
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
A.
Kajian Teori 1. Konsep Kualitas Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimalkan
pengalaman
pelanggan
yang
menyenangkan
dan
meminimalkan atau meniadakan pengalaman yang kurang menyenang. Pada giliranya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan memberikan kualitas memuaskan ( commityang to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tjiptono, 1996 ). Pengertian Kualitas dapat pula dibedakan menurut pandangan produsen dan konsumen ( Parasuraman dan Berry, 1990 ). Definisi kualitas menurut Produsen adalah kesesuaian terhadap spesifikasi, dalam hai ini produsen memberikan toleransi tertentu yang dihasilkan. Sedangkan dari sudut pandang konsumen, kualitas berarti nilai, yaitu seberapa baik suatu produk atau jasa menyajikan tujuan yang dimaksud oleh konsumen. Selain itu kualitas juga berarti kesesuaian dalam penggunaan, yaitu seberapa baik atau berkualitasnya suatu produk, dalam hal ini ada 3 aspek yang diperhatikan konsumen dalam menilai kualitas yaitu meliputi perangkat keras yang berupa wujud fisik
atau peralatan
pendukung produk atau jasa dan kesan secara psikologis.
2. Kualitas Pelayanan Kualitas sumber daya manusia tidak terlepas dalam suatu organisasi, para manajer idealnya merencanakan kriteria sumber daya manusia seperti juga mereka merencanakan sumber – sumber lain. Mereka mencoba memastikan bahwa mereka mempunyai tenaga yang cukup ditempat yang benar – benar pada saat yang tepat untuk melaksanakan rencana strategi organisasi. Mereka sadar bahwa kualitas sumber daya manusia yang berkualitas akan mempengaruhi rencana perusahaan. Jika dianggap ada kekurangan dalam keahlian, maka dipikirkan strategi untuk mengatasinya, misalnya cara kerja yang lebih efektif dan fleksibel. commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kualitas jasa lebih sulit untuk dipahami di bandingkan dengan kualitas barang. Hal ini disebabkan karena keduanya memiliki kinerja yang berbeda. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu : expecied service dan perceived service ( parasunaman, 1990 ). Apalagi jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas dipersepsikan memuaskan. Jika jasa yang diterima
melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas barang dipersepsikan ideal. Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian,baik tidaknya kualitas pelayanan bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia pelayanan, melainkan berdasar dari persepsi konsumen. Menurut Parasuraman (1990 ) faktor – faktor yang mempengaruhi harapan konsumen, antara lain : a. Komunikasi dari mulut ke mulut Pengaruh ini timbul dari pada apa yang di dengar oleh konsumen dari konsumen lain. Komunikasi ini merupakan faktor yang cukup potensial karena konsumen biasanya cenderung mempercayai konsumen lain yang pernah mencoba produk jasa tersebut. b. Keinginan perseorangan Pengaruh yang kedua ini merupakan pengaruh yang kuat, karena konsumen mengharapkan sesuatu pada dasarnya dipengaruhi oleh kebutuhan pribadinya yang biasanya tergantung pada karakteristik dan keasaan pribadi.
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Pengalaman masa lalu Pengalaman pada waktu sebelumnya juga berpengaruh pada pengharapan konsumen. Pada umumnya semakin berpengalaman, semakin rendah harapan konsumen akan keramahan dan kesantunan, tetapi semakin tinggi harapanya akan kompetisi dan efektivitas kerja perusahaan.
d. Komunikasi eksternal Komunikasi memegang peranan penting dalam membentuk pengharapan konsumen, misalnya efektivitas kerja perusahaan. Harapan pelanggan bisa tidak terpenuhi karena beberapa sebab, diantaranya pelanggan yang keliru mengkommunikasikan jasa yang diinginkan, pelanggan
keliru
menafsirkan
signal
–
signal
perusahaan,
miskomunikasi rekomendasi dari mulut ke mulut, miskomunikasi penyediaan jasa oleh pesaing dan kinerja karyawan atau produk jasa yang buruk. Kualitas jasa yang diberikan pada konsumen, maka perlu dilakukan pengukuran kualitas jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. SERQUAL, yang dikembangkan oleh Parasuraman ( 1990 ), digunakan untuk mengukur kualitas produk jasa didasarkan pada dimensi – dimensi :
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Penampilan fisik ( tangible ) meliputi penampilan fasilitas fisik gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. b. Keandalan atau Profesinalisme ( reliability ) yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan secara akurat, tepat dan dapat dipercaya. c. Daya tanggap ( responsiveness ) yaitu respon atau kesiagapan dalam membantu pelanggan dan memberikan palayanan yang cepat dan tanggap, meliputi : kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan atau pasien. d. Jaminan ( assurance ) yaitu meliputi kemampuan karyawan atas : pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahan tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam
memberikan
informasi,
kemampuan
dalam
memberikan
keamaman dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi : 1) Kompentensi ( competence ), artinya ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan. 2) Kesopanan ( courtesy ), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para karyawan. commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Kredibilitas ( sredibility ), meliputi hal – hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagaiya. e. Empati (emphaty ) yaitu perhatian individu yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha
perusahaan
untuk
memahami
keinginan
dan
kebutuhan
pelanggannya. Dimensi ini merupakan penggabungan dari dimensi : 1) Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan. 2) Komunikasi merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan. 3) Pemahaman kepada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3. Perawat Menurut Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia ( biologis, psikologis, sosial dan spiritual ) yang dapat ditujukan kepada individu,
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keluarga atau masyarakatdalam rentang sehat – sakit ( A.A.A. Hidayat, 2008 ). Sedangkan peran perawat menurut ( Mubarak, 2009 ) meliputi: a. Client advocate Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam mengintepretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lian, khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien. Perawat juga berperan untuk mempertahankan dan melindungi hak – hak pasien yang meliputi : hak pelayanan yang sebaik – baiknya hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan. b. Conselor Peran ini berfungsi perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi pelayanan keperawatan yang diberikan. c. Educator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatannya, gejala penyakit, dan tindakan yang diberikan. Sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan.
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Collaborator Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri atas dokter, fisioterapi, ahli gizi, radiologi, laborat, dan petugas lain. Perawat dapat berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan , termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
e. Coordinator Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain f. Change agent Perencanaan kerjasama dan perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan g. Consultan Sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang diberikan.
B.
Kerangka Pemikiran Berdasar latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, perumusan masalah dan landasan teoritis dapat diketahui bagaimana kualitas lulusan D-III keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, bagimana kinejanya ditempat kerja,
commit to user adanya kurikulum yang belum atau tidak relevan bagaimana ketrampilan atau 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
skill lulusan, adanya ketrampilan yang belum diajarkan dan bagaimana hambatan – hambatanya. Penilaian terhadap kualitas mutu lulusan yang ditinjau melalui kualitas lulusan dan pengendalian mutu di institusi pendidikan, mutu tenaga keperawatan terhadap kepuasan pelayanan atau kinerjanya ditempat kerja menurut Parasuraman 1990, menggunakan lima dimensi yaitu : penampilan fisik, keandalan atau profesionalisme, jaminan, empati, dan daya tanggap. Kelima dimensi tersebut disebut SERVQUAL. Dalam penelitian ini, akan melihat persepsi pengguna jasa mengenai kualitas tenaga keperawatan yang diharapkan, dari lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi dan kinerjanya ditempat kerja.
Secara garis besar kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut :
Hambatan
commit to user 31
Kualitas kinerja di Rumah Sakit
perpustakaan.uns.ac.id
Kurikulum
digilib.uns.ac.id
Prestasi belajar
- Prestasi belajar - Prestasi para lulusan
Prestasi kerja
Tangibles Realibility Responsiveness Assuranc, Emphaty Ketrampilan yang dimiliki - Kurikulum yang diberikan -
Gambar 1. Kerangka berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
A.
digilib.uns.ac.id
Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi atau setting penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah RSUD dr. Raden Soedjati Purwodadi dengan waktu pelaksanaan selama 4 bulan di mulai pada saat penyusunan proposal penelitian sampai penyempurnaan laporan, dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010.
B.
Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam peneliatian ini, yang lebih menekankan pada masalah proses dan makna ( persepsi ) maka jenis penelitian yang terbaik adalah deskriptif kualitatif. Penanganan metode kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk lebih menggali data sehingga dapat diketahui bagaimana kualitas tenaga keperawatan lulusan STIKES An-Nur Purwodadi secara mendalam terhadap para lulusan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati purwodadi. 2. Strategi Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih menekankan pada masalah kualitas lulusan dan kualitas pelayanan, maka jenis penelitian dengan strateginya yang terbaik adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga dari pada sekedar pertanyaan jumlah ataupun frekwensi dalam bentuk angka. Strategi yang digunakan adalah studi kasus dan karena lokasi studi maupun subyek penelitiannya terarah pada sasaran dengan satu karakteristik yaitu menggunakan satu instansi kesehatan yang berada di Purwodadi dan responden yang jumlahnya lebih dari satu orang. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini digolongkan dalam penelitian evaluasi karena penilitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas lulusan STIKES An – Nur Purwodadi kepada mahasiswa yang sudah menjadi lulusan dan bekerja di institusi kesehatan tersebut. Selain itu, karena permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam proposal ini.
C.
Sumber data Jenis sumber data menurut Sutopo ( 2002 ) adalah sebagai berikut : 1. Nara Sumber (informan) Jenis sumber data yang berupa data yang berupa manusia pada umumnya dikenal sebagai informan. Istilah tersebut sangat akrab digunakan dalam penelitian kualitatif.
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian kualitatif posisi informan sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasi. Sumber data yang dipilih menggunakan perspektif
fonemik,
artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendak untuk mendapatkan data yang diinginkan. Sumber data/ informan dalam penelitian ini adalah lulusan DIII Keperawatan Stikes An – Nur Purwodadi, teman sejawat, kepala ruang dan kepala bidang keperawatan. 2. Peristiwa atau aktivitas Data atau informasi juga akan dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertentu ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berbagai permasalahan memang memerlukan pemahaman lewat kajian terhadap perilaku atau siap dari para pelaku dalam lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari pada pelaku dalam aktifitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari para pelaku dalam aktivitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat informasi yang diberikan oleh seseorang atau dari catatan-catatan yang ada mengenai aktivitas tertentu. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua peristiwa bisa diamati secara langsung, kecuali ia merupakan aktivitas yang masih berlangsung pada saat penelitian dilakukan. Banyak peristiwa yang hanya terjadi satu kali, atau hanya berjalan dalam jangka waktu tertentu dan tidak terulang kembali. Dalam hal semacam ini, kajian lewat peristiwa secara langsung tidak bisa dilakukan, kecuali lewat cerita narasumber, atau dokumen rekaman dan gambar bila ada. 3. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis ( tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu ). Jika merupakan catatan lapangan yang bersifat formal dan terencana dalam organisasi, ini cenderung disebut pasif. Namun keduanya bisa dikatakan sebagai suatu
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai sumber data dalam penelitian.
D.
Teknik Sampling Tehnik pengambilan sampling pada penelitian ini dengan tehnik Purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Menurut Lincoln dan Guba ( 1985 ), dalam Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R. D ( 2010 ) sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ciri – ciri khusus Purposive Sampling yaitu : 1. Emergentes sampling design / sementara, yaitu dengan mengambil informan sementara teman sejawat atau alumni lulusan. 2. Serial selection of sample units / menggelinding seperti bola salju ( snow ball ), yaitu setelah mengambil informan sementara kemudian informasi tersebut di perluas dengan mencari informasi yang lebih luas lagi ke informan yang lebih banyak . 3. Continous Adjustment or focusing of the sample / disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu dengan mencari informan yang benar – benar bisa memberikan informasi yang kita butuhkan
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Selection to the point of redundancy / dipilih sampai jenuh. Dari sekian banyak informan dipilih informan yang benar – benar dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya.
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai natural setting ( kondisi alamiah ), berbagai sumber ( sumber data primer dan sekunder ) dan berbagai cara. Secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data, yaitu oservasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan / triangulasi.Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation ), wawancara mendalam ( in dedth interview ) dan dokumentasi. Macam – macam teknik pengumpulan data : 1. Pengumpulan data dengan observasi. Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. a.
Macam –macam observasi :
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sanafiah Faisal (1990 ) mengklasifikasikan
dalam Sugiono ( 2007 )
observasi menjadi berpartisipasi ( participant
observation, yang terbagi menjadi empat, yaitu pasif participation , moderate
participation,
active
participation,
dan
complete
participation ). Observasi yang secara terang – terangan dan tersamar ( over observation dan covert observation ), dan observasi tak berstruktur ( instructured observation ). Peneliti melakukan pengamatan terhadap lulusan dengan observasi tersamar. Teknik digunakan untuk menghindari penilaian objektif atau lulusan melakukan pekerjaan dengan baik karena lulusan mengetahui bahwa lulusan akan diobservasi. b. Manfaat observasi 1) Peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif. 2). Dapat menemukan hal – hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh informan dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ditutupi. 3). Dapat menemukan hal – hal diluar informan.
commit to user/ interview. 2. Pengumpulan data dengan wawancara 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin
melakukan
studi
pendahuluan
untuk
menemukan
permasalahan yang harus diteliti tapi juga bila peneliti ingin mengetahui hal – hal mendalam dari informan. Macam – macam wawancara adalah : wawancara terstruktur,
wawancara semi struktur,
wawancara tak
berstruktur. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada lulusan, dengan teknik wawancara tak berstuktur. Sedangkan wawancara pada unsur pimpinan dilakukan dengan teknik terstruktur.
3. Pengumpulan data dengan dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang. Pengumpulan data dokumentasi ini berhubungan dengan kinerja, prestasi, ketrampilan dan hambatan para lulusan. 4. Triangulasi Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
to user Proses pengumpulan data pada commit analisis data kualitatif dibagi 4 tahapan, yaitu : 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Transkripsi. b. Pengorganisasian data. c. Pengenalan dan d. Koding. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview ( wawancara ) kepada informan atau responden.Jenis interview yang digunakan peneliti adalah wawancara semi terstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam katagori in – deph interview, yaitu dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.Tujuan dari teknik ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Selain interview dalam pengumpulan data peneliti juga melakukan observasi baik secara terus terang atau tersamar,dalam hal ini peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian,jadi yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti, tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi,hal ini dilakukan untuk menghindari kalau suatu saat data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan,kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang,maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi. Selain teknik observasi dan wawancara ,bila terdapat dokumen dari informan maka hal tersebut juga akan dipakai sebagai pelengkap dalam teknik pengumpulan data.
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Validitas Data Data yang telah berhasil digali dilapangan dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan bukan hanya untuk kedalaman dan kemantapannya tetapi juga bagi kemantapan dan kebenarannya. Ketepatan dan kemantapan data tersebut tidak hanya tergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulan data, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian. Pengembangan validitas ( kesahihan ) data penelitian dapat dilakukan berbagai cara, antara lain teknik triangulasi, review informan kunci dan juga member check. Untuk mengembangkan realibilitas penelitian, juga terdapat beberapa cara atau teknik. Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Triangulasi data diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergen ( meluas ), tidak konsisten atau kontradiksi, dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti, dengan triangulasi akan lebih commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatkan kekuatan data bila dibandingkan dengan satu pendekatan. Selain cara pengembangan validitas penelitian, reliabilitas juga sebagai pendukung kekuatan penelitian.
G.
Teknik Analisa Data Proses analisis penelitian kualitatif bersifat induktif, dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, seperti pengamatan, wawancara, dokumentasi, diskusi kelompok terfokus, dan melakukan beragam teknik refleksi bagi pendalaman dan pemantapan data. Semua data dan informasi yang diperoleh dianalisis. Setiap data yang diperoleh akan dikomparasikan, setiap unit atau kelompoknya untuk melihat keterkaitan sesuai dengan tujuan penelitian. Pemantapan dan pendalaman data, proses yang dilakukan selalu dalam bentuk siklus, sebagai usaha verifikasi. Teknik yang digunakan dalam proses analisis dengan menggunakan model analisis ini interaktif ( Miles dan Huberman, 1984 ). Model analisis ini, meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan – catatan lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data hingga kesimpulan dan verifikasi. Bagian kedua dari analisis adalah penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, yang ditampilkan dalam bentuk teks naratif. Bagian terakhir dari analisis
adalah
menarik
kesimpulan
dan
verifikasi.
Dari
permulaan
pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda – benda, pola – pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab – akibat, dan proposisi.
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Simpulan / verifikasi
Gambar 2. Siklus analisis data kualitatif ( Miles dan Huberman 1984 )
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Seting Lokasi Penelitian 1. Profil Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soedjati Purwodadi Kabupaten Grobogan dengan status kepemilikan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang direktur dr. Iman Santoso, MM, M.Kes dan tergolong dalam kelas rumah sakit tipe B Non Pendidikan. Luas tanah RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi 32.180 m2, luas bangunan lama 15.749 m2 dan bangunan baru 975 m2 dengan jumlah bangunan 33 buah gedung ( Profil RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi, 2010 ).
2. Visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi ( profil RSUD dr. R Soedjati Purwodadi, 2010) a. Visi Menjadi Rumah Sakit rujukan yang mampu memberikan pelayanan kesehatan secara manusiawi, simpatik untuk kepuasan pelanggan. b. Misi 1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 2) Mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan mencegah serta melaksanakan upaya rujukan commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Budaya kerja 1) BERSEMI Bersih
: Meliputi kebersihan lingkungan perseorangan baik badan, pakaian maupun perilaku serta kebersihan lingkungan dan tempat kerja
Sehat
: Meliputi kesehatan jiwa dan raga serta memberikan kateladanan perilaku hidup sehat
Mantap
: Dalam arti profesional, mantap administrasi dan kerjasama antar pribadi dan bagian
Indah
: Menciptakan keindahan baik penampilan fisik tempat kerja maupun pribadi selaku pelayanan masyarakat
2) SIMPATIK a) Selalu senyum dan bertegur sapa b) Integrasi pelayanan ( cepat, tepat, baik ) c) Mantap administrasi termasuk rekam medisnya d) Profesional SDM nya e) Akurat diagnosan dan therapinya f) Tanggap terhadap keluhan dan situasi g) Ikhlas karena tugas merupakan ibadah h) Kepuasan pelanggan di utamakan
B. TemuanPenelitian
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Kualitas Lulusan Progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi Secara umum ruangan rawat inap RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi Kabupaten Grobogan terdapat 14 rawat inap dan 1 ruang IGD merupakan ruang pelayanan kesehatan yang tergolong dalam pelayanan penunjang. Dalam bidang jadwal pelayanan untuk pendaftaran Instalasi Rawat Darurat dan Rawat Inap buka selama 24 jam. Jumlah tenaga tenaga di ruang inap maupun IGD kurang lebih 16 perawat 2 dokter jaga ruangan dan dokter spesialis. Jumlah perawat di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi Kabupaten Grobogan terdapat 228 perawat, 18 perawat madya lulusan dari program studi D-III keperawatan An – Nur Purwodadi yang tersebar dalam 13 ruangan. Prestasi Perawat lulusan yang mempunyai prestasi akademik yang bagus hanya sebagian kecil yaitu yang mempunyai IPK lebih dari 3.00 terdapat 5 perawat, dengan IPK tertinggi 3.34. Sedangkan IPK terendah 2.74, dengan nilai IPK rata- rata 2.94 ( dengan kategori memuaskan) Untuk Lebih memberikan gambaran secara jelas dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil angket pendahuluan kualitas perawat lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD Purwodadi. No
Nama
Ruang
J
IPK
K 1.
Ira S
Anggrek P 2.95 commit to user 47
Tahun
Mulai
Lulus
Bekerja
2000
2002
Ket
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Wartini
Bougenv
P
2.60
2000
2010
il 3.
Yeni R
Cempaka P
2.83
2003
2004
4.
Dwi Anita
Dahlia
P
3.15
2004
2010
5.
Dwi ari W
Flamboy
L
3.10
2008
2010
an 6.
Bambang S
Gladiol
L
2.75
2000
2001
7.
Habibi
Gladiol
L
2.96
2004
2009
Lama pendidi kan 4 tahun
8.
Ali Sholikin
Hemodia
L
3.34
2001
2002
L
3.04
2004
2007
lisa 9.
Ahmad
Kemunin
Yani
g
10.
Yoyok
Mawar
L
2.93
2005
2007
11
Endang Sri
Mawar
P
2.87
2001
2002
Mawar
P
2.85
1999
2002
Nusa
P
2.78
2002
2007
w 12.
Fuk Zahrotun
13.
Karlina
Indah 14.
Tri Tunggal
Seroja
P
3.05
2004
2007
15.
Cicih
Seroja
P
3.03
2004
2007
16.
Ulfa M
Teratai I
P
2.74
2000
2007
17.
Isnin
Teratai I
P
2,93
2002
2009
18.
Yupri
Teratai II L
2.95
1999
2002
Tamtomo
Keterangan :
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JK
: Jenis Kelamin
P
: Perempuan
L
: Laki – laki
IPK
: Indeks Prestasi Kumulatif
2. Kualitas pelayanan Kualitas pelayanan lulusan Hasil dari angket pendahuluan pada para lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD dr. Raden Soedjati Purwodadi didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil angket pendahuluan kualitas pelayanan perawat lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD Purwodadi
No
Nama
Ruang
Kualitas kinerja ( scoring ) Tangibl Reabil es
ity
Jml
Respo
Assuranc
Emph
nsiven
e
aty
ess 1.
Ira S
Anggrek
3
3
3
3
3
15
2.
Wartini
Bougenvil
3
3
3
3
3
15
3.
Yeni R
Cempaka
3 3 commit to user
3
2
3
14
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.
Dwi Anita
Dahlia
3
3
3
3
4
16
5.
Dwi Ari W
Flamboyan
3
3
3
3
3
15
6.
Habibi
Gladiol
3
3
3
3
3
15
7.
Bambang S
Gladiol
3
3
3
3
3
15
8.
Ali Sholikin Hemodialisa
3
3
4
3
3
16
9.
AhmadYani
Kemuning
3
3
3
3
3
15
10.
Yoyok
Mawar
3
3
3
3
3
15
11
Endang Sri
Mawar
3
1
4
3
3
14
W 12.
Fuk Z
Mawar
3
3
3
3
3
15
13.
Karlina
Nusa Indah
3
3
3
3
3
15
14.
Tri Tunggal
Seroja
3
3
4
4
4
18
15.
Cicih
Seroja
3
3
3
3
3
15
16.
Ulfa M
Teratai I
3
3
3
3
3
15
17.
Isnin
Teratai I
3
3
3
3
3
15
18.
Yupri
Teratai II
3
4
3
4
4
18
Tamtomo
Keterangan : Penilaian 1 : Sangat kurang 2 : Kurang 3 : Baik 4 : Sangat baik
Kualitas kinerja didapatkan garis besar bahwa para lulusan terhadap kualitas perawat D-III keperawatan secara umum mencakup dimensi kualitas sesuai dengan SERVQUAL, sebagai berikut : a. Tangibles
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan penilaian dari penampilan dari fasilitas fisik, peralatan, personal dan alat komunikasi, penilaian jika dinilai oleh diri merupakan penilaian yang berorientasi pada diri sendiri, tetapi penilaian ini kita hubungkan dengan alat bukti terhadap perawat tersebut. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa
penilaian
terhadap
Tangibles adalah baik. Dengan dasar tabel 2 tersebut dilakukan wawancara, dan hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan para lulusan menilai penampilan dirinya baik dan tidak mau dikatakan sangat baik, para lulusan menyadari masih terdapat kebiasaan yang kurang baik, penampilan mereka kadang tidak sesuai dengan ketentuan atau aturan yang ada dan menjadi kebiasaan yang tidak disadari oleh para lulusan, sebagai contoh para lulusan kadang tidak membawa sepatu dalam menjalankan tugas para lulusan di rumah sakit. Perbaikan
yang
penting
untuk
para
lulusan
adalah
dengan
menambahkan mata kuliah etika keperawatan. “Baik, dalam artian tidak kurang, tidak terlalu baik, kenapa saya memilih baik karena kadang saya berangkat kerja tidak membawa sepatu, semestinya kan harus memakai sepatu, kalau tidak memakai sepatu itu terasa lebih luweslah, ini biasanya pada piket siang atau pada piket malam, kalau pada piket pagi yang wajib memakai sepatu” CL1 ” Karena saya juga mempunyai pekerjaan sambilan didesa, jadi sering rapat sampai malam, jadi waktu saya habis, sebagi contoh saya piket siang pulang kantor jam 21.00 WIB malam, sampai rumah jam 21.45 WIB, terus kalau ada rapat nanti bisa sampai jam 02.00 WIB, padahal besuk saya harus kerja piket pagi, jadi kadang saya tidak sempat mandi di rumah, kadang juga saya commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
piket mblabas dari piket siang mblabas ke piket malam, jadi untuk penampilan fisik saya menyadari masih kurang” CL2 “Karena sangat baik berarti penampilannya harus klimis, rambut slalu berminyak, potongan rambut yang selalu rapid an bagus. Kenapa baik karena saya merasa peampilan saya sudah rapi, dilihat sudah enak, tetapi kadang pakaian saya kurang rapi, potongan rambut saya tidak minyakan, biasanya pada saat piket siang, malah tidak memakai sepatu” CL4. “Kalau pas hujan, dari rumah tidak membawa sepatu karena takut basah, jadi biar simpel tetapi juga kalau ketahuan petugas control dimarahi juga” CL4. b. Realibility Realibility
merupakan
kemampuan
perawat
untuk
menunjukkan pelayanan yang dijanjikan dengan baik dan akurat, yang meliputi ketepatan waktu, kedisiplinan terhadap aturan, kemampuan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan / tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan, terampil dan mampu bekerja dengan cepat dan tepat. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa penilaian terhadap Realibility secara umum adalah baik, tetapi terdapat satu lulusan yang melakukan
penilaian
tersebut
adalah
sangat
kurang.
Untuk
memperjelas tabel diatas dilakukan wawancara, dan dari wawancara dengan sejumlah lulusan dari D-III Keperawatan An - Nur Purwodadi ini dalam menunjukkan pelayanannya terhadap klien atau pasien. Dari hasil wawancara didapat hasil bahwa lulusan ini dalam memberikan pelayanan sudah baik, bisa tepat waktu, kurang dalam melaksanakan
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
displin terhadap aturan, dalam memberikan tindakan keperawatan sudah baik dan sudah mampu dalam bekerja dengan cepat dan tepat. Wawancara yang dilakukan kepada lulusan yang menilai kemampuan perawat dalam menunjukkan pelayanan kurang baik dan akurat dikarenakan kurangnya keinginan untuk belajar dan memperbaharui ilmu yang telah didapatkan, sehingga merasa kurang percaya diri. “Kalau telat biasanya kalau memang ada acara yang sangat penting dan terlebih dahulu ijin pada kepala ruang jika piket pagi atau konfirmasi pada teman apabila sedang piket siang atau piket malam. Kalau saya berangkat waktunya saya tepatkan pada jam dinas seumpama piket siang jam 14.00 saya biasanya tepat jam 14.00 , paling kurang 2 menitan, sebenarnya sih diharapkan datang sebelum jam piket nantikan bisa operan jaga terlebih dahulu dengan tim yang sebelumnya” CL 1 “Saya selalu mengikuti dan menjalankan peraturan, walaupun katanya aturan itu dibuat untuk dilanggar”CL1. “Dalam bekerja sehari – hari kadang saya terlambat masuk kerja biasa orang yang bekerja di institusi pemerintah selalu banyak yang terlambat, tetapi terlambat saya tidak lebih dari 15 menit, biasanya saya calling terlebih dahulu dengan teman jaga saya bahwa saya terlambat, nanti gantian kalau waktu pulang teman saja kalau mau pulang dahulu tidak apa – apa asal pasien diruangan itu dalam kkondisi yang bagus” CL2 “Kalau masalah tindakan saya selalu bekerja sama dengan tim yang lain karena kita berada di ruang inap jadi perawat yang jaga pasti lebih dari satu dan kita membagi tugas”CL2. “Selalu tepat waktu, kebetulan saya di ruang Hemodialisa, jadi harus tepat waktu, ruang ini terhitung perawatnya kurang” CL3. “Saya lebih cenderung ke fleksibel, sebagai contoh kadang kalau saya piket sore atau malam saya tidak memakai sepatu atau bahkan tidak memakai pakaian commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
resmi perawat, sayang kalau piket malam kalau pake pakaian putih – putih nanti cepat lusuh, tetapi kebetulan saya kan di ruang ICU atau HD jadikan nanti pake pakean dinas ICU” CL3. “Kemampuan dalam membuat asuhan keparawatan kalau di ICU pada awal –awal masih kesulitan karena saya merasakan diteori dengan protab yang ada di rumah sakit itu berbeda CL3. “Ketrampilan yang saya miliki setelah lulus saya merasa kurang, saya lebih banyak belajar setelah saya bekerja, untuk saat ini saya harus terampil dan saya kira saya mampu untuk itu” CL3. “Yang terpenting menurut saya dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prinsip dan mampu melakukan tindakan tersebut sebaik mungkin”CL3 “Saya selalu tepat waktu, saya tidak pernah telat, saya selalu datang sebelum jamnya, maksudnya kalau seumpama jam kantor mulai jam 07.00 saya selalu datang sebelum jam 07.00 CL4. Kalau aturan secara tertulis saya pasti selalu ikuti, kalau peraturan yang tidak tertulis saya sesuaikan dengan sikon” CL4 “Kalau kemampuan asuhan keperawatan saya merasa kurang, kadang pada kasus – kasus tertentu atau kasus yang jarang ditemui saya masih membuka buku dan biasanya bertanya pada yang sudah senior” CL4. “Kalau saya menilai diri sendiri ya sudah cukup, tetapi setelah saya mengikuti pelatihan PPGD saya lebih percaya diri’CL4. “Kalau tepat harus tetapi kalau cepat saya lebih cenderung merasa seperti kemprungsung, jadi saya bekerja tepat dan berhati – hati dalam melakukan tindakan, karena yang kami hadapikan nyawa”CL4. “La itu mas, saya sebenarnya sudah kerja selama 8 tahunan di rumah sakit ini, saya masih merasa harus banyakcommit belajartobanyak user lagi, karena ilmu yang saya 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapatkan waktu saya masih kuliah itu menurut saya banyak yang berbeda dengan sekarang, barang kali karena saya malas belajar dan kurang informasi. Karena itu saya merasa kurang mampu” CL5. “Ya tadi mas, sebenarnya kalau saya menilai lulusan An – Nur secara umum ketrampilannya sudah bagus, tetapi karena saya orangnya malas belajar makanya saya sekarang merasa ketinggalan dengan yang lain” CL5. c. Responsiveness Responsiveness
merupakan
kemampuan
perawat
dalam
menolong dan memberikan pelayanan yang baik, yang meliputi cepat tanggapnya perawat dalam memberikan pertolongan pada klien dan memberikan pelayanan, kemampuan perawat dalam mengambil keputusan kondisi yang tidak biasa. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa penilaian terhadap Responsiveness dari 18 lulusan yang dengan penilaian baik sebanyak 15 perawat, sedangkan yang melakukan penilaian sangat baik sebanyak 3 perawat. Dari dasar diatas dilakukan wawancara dengan sejumlah lulusan Program studi D-III Keperawatan An – Nur Purwodadi sudah mampu dalam memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat, dalam mengambil keputusan pada situasi – situasi yang darurat sudah mampu dalam mengambil keputusan untuk penanganan gawat daruratnya kemudian untuk tindak lanjutnya berkolaborasi
dengan
tim
kesehatanya
lainya
sesuai
dengan
kewenanganya. “Bisa, sebagai gambaran kita harus mampu melakukan tindakan yang cepat dan tepat pada yang sedang dalam commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keadaan yang membahayakan maupun cepat datang pada pasien atau keluarga pasien yang memanggil kita kemudian secepatnya melakukan tindakan, jika itu sudah diluar kewenangan kita kita segera konsultasi ke tim yang lain”CL 1. “Kalau tindakan itu kira – kira kita bisa menyelesaikan mandiri dan masih dalam kewenangan kita akan segera melakukan tindakan, jika sudah diluar kewenangan kita saya segera konsultasi ke tim kesehatan yang lain, sebagai contoh ada pasien yang tiba – tiba sesak saya segera mengambil keputusan untuk segera memberikan oksigen, dan setelah memberikan oksigen kemudian segera konsul ke dokter jaga di UGD” CL 1. “Kalau dirungan, ini membutuhkan kerjasama tim, saya akan cepat melakukan pertolongan, la coba bayangkan mas jika kita tidak cepat tanggap terhadap kebutuhan pasien, nanti akan pasiene banyak yang meninggal, nanti kita juga yang akan kena masalah, baik masalah hukum maupun beban moral terhadap keluarga maupun Rumah Sakit” CL2. “Pasti, sebagi perawat yang bekerja untuk orang yang sakit harus mempunyai daya tanggap terhadap situasi , kalau tidak pasien bisa meninggal, apalagi saya bekerja di ruang ICU atau HD, ada perubahan sedikit pada pasien saya harus cepat tanggap karena hubungannya dengan nyawa” CL3. “Dalam melakukan yang cepat, tergantung, jika menemui kasus – kasus tertentu atau kasus yang jarang saya lebih baiknya bertanya ke senior terlebih dahulu, seperti kasus pada tetanus sewaktu saya masih baru diruang ini saya bertanya ke senior jika ada masalah kejang saya harus bagaimana atau jika ada kegawatan yang lain. Jika pada piket pagi lebih saya utamakan konsultasi ke kepala ruang” CL4. “Ya saya merasa mampu, tetapi menurut saya karena rutinitas saja, sebagai contoh ada pasien sesak saya cepat saya berikan oksigen dan kemudian menghubungi dokter jaga yang ada di IGD” CL5. commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Assurance Assurance
(
jaminan
)
merupakan
pengetahuan
dan
kemampuan perawat dalam mempertahankan kepercayaan dan kenyamanan meliputi kompetensi perawat, kemampuan perawat dalam mempertahankan kepercayaan klien, tidak menempatkan klien dalam kondisi bahaya, keramahan, kesopanan. Tabel 2 diatas menunjukan bahwa penilaian terhadap Assurance dari 18 lulusan yang melakukan penilaian kurang 1 perawat, yang melakukan penilaian baik sebanyak 15 perawat dan yang melakukan penilaian sangat baik terdapat 2 perawat. Dari dasar diatas dilakukan wawancara dengan para lulusan dari D-III Keperawatan An - Nur Purwodadi ini dalam Assurance, penilaian kognitif masih kurang, ketrampilan sudah bagus, dalam mempertahankan kepercayaan terhadap pasien bagus, para lulusan untuk mempertahankan kepercayaan lulusan dengan keramahan, kesopanan dan berusaha menghindari rasa trauma pada pasien dengan melayani pasien sebaik mungkin. “Kalau waktu saya lulus kompetensi menurut saya masih kurang, dengan berjalanya waktu saya sambil belajar dilapangan, untuk saat ini saya sudah bekerja 8 tahun ya InsyaAllah saya sudah merasa kompetensi saya sudah cukup. Tetapi kadang teori yang saya dapat dulu barangkali bayak yang kurang komplet sebagai contoh, kalau kita memasang transfusi darah, dulu yang saya tahu setelah suhu darah hangat ditransfusikan, tidak tahu kalau dalam transfuse ini tidak boleh dari 4 jam misalnya, nanti struktur darahnya menjadi rusak dan bisa memfagosit sel darah yang lain, kan ini sangat berbahaya” CL1. commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Yang pasti dengan komunikasi, kalau mau melakukan tindakan selalu melakukan komunikasi terlebih dahulu, namany di rumah sakit pemerintah kalau pasien tidak puas nanti bisa komplain ke mana – mana” CL1. “Saya lebih mengutamakan pasien, lebih baik sakit dikaki dari pada sakit di hati, saya mengutamakan kepuasan pasien dengan keramahan dan kesopanan, kalau ini tidak dijaga nanti emage rumah sakit menjadi jelek, bentuk yang biasa saya lakukan dengan banyak senyum, lebih dekat dengan keluarga dan pasien, mengajak guyon tetapi ya harus memperhatikan kesopanan, tidak berarti kalau ramah dan sopan ke pasien saya harus munduk – munduk” CL1. “Kompetensi yang saya punyai saya kira bagus karena ini merupakan pekerjaan saya dan saya harus professional, untuk mempertahankan kepercayaan klien biasanya saya lebih komunikatif terhadap klien, dengan demikian tingkat kepercayaan klien akan tinggi. Kalau kita lebih banyak komunikasi teraupetik dengan klien biasanya klien akan senang”CL2. “Dengan cara mengasah ketrampilan kita, dengan kita terampil pasien tidak menjadi trauma, sebagai contoh kalau kita mau memasang infus dengan ditusuk vena pasien beberapa kali pasien menjadi trauma dan tidak mau lagi di rawat oleh perawat tadi. Tidak terlalu kemprungsung, situasional terhadap pasien” CL3. Bentuk dalam menunjukkan keramahan dan kesopanan cenderung tidak banyak diam atau sebaliknya tidak over action, jadi kalau lebih ke proposional dan lebih ke memandirikan pasien” CL3 “Saya kira cukup, tetapi saya merasa kalau pembelajaran di kampus itu cenderung berbeda dengan di lapangan, berbeda pada penanganan pasien – pasien tertentu, jadi kalau kita pada pasien dalam kegawatan kalau harus melakukan tindakan sesuai dengan teori nanti keburu pasien tambah gawat atau bahkan keburu meninggal” CL 4.
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Dengan ngomong sebelum melakukan tindakan dan menjelaskan terlebih dahulu dan dengan melakukan tindakan tidak terlalu cepat – cepat karena kalau cepat – cepat ittu lebih kelihatan kalau kemprungsung” CL4. “Dengan cara berbicara yang enak, tidak marah, banyak senyum, selalu menyapa setiap mau melakukan tindakan. Karena stigma perawat pada jaman dahulu itu galak, jadi saya kira itu tidak demikian” CL4.
e. Emphaty Empaty ( empati ) yaitu caring, perhatian perawat dalam memberikan perawatan pada
klien secara individual meliputi komunikasi
teraupetik, kemudahan untuk diajak interaksi oleh klien maupun staf lain, penjelasan staf perawat kepada klien dan keinginan dan kemampuan untuk mengerti kondisi pasien. Dari wawancara dengan sejumlah lulusan didapat kesimpulan pada dasarnya para lulusan ini sudah bagus dalam memberikan komunikasi teraupetik, para lulusan melakukan teraupetik sangat bervariasi ada yang mengajak bercanda dengan pasien, pada saat melakukan tindakan ada juga dengan sengaja didatangi untuk memberikan informasi teraupetik. Dalam memberikan rasa empaty terhadap pasien lebih ke situasional, yaitu pada pasien yang memang membutuhkan motivasi. “Sekali lagi dengan kita dekat dengan pasien dan mengajak guyonan tetapi dengan unsure ada muatan – muatan teraupetik, bisa juga setiap melakuakan tindakan saya selaku berkomunikasi dengan pasien memberi muatan – muatan tentang penyakit yang sedang diderita oleh pasien’ CL1 commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Saya terhitung sudah senior di bangsal teratai, dan saya dalam berinteraksi dengan staf lain, saya lebih menghormati yang senior ataupun unsure pimpinan dan menghargai yunior saya’CL1 “Dengan mendengarkan dan memberi saran dengan baik pada pasien, sebagai contoh jika ada pasien yang meninggal biasanya keluarga menangis keras bahkan ada yang mengamuk, kemudian keluarga pasien tersebut kita dekati bahwa semua orang pasti akan mengalami yang sama, tetapi kita juga harus menghargai pasien – pasien yang lain yang sedang sakit disini, kami juga paham kalau bapak/ibu pada saat ini merasa kehilangan barangkali saya juga akan berbuat hal ynag sama, tetapi mohon kesadaranya, disini bayak pasien yang lain yang mungkin merasa terganggu” CL1. “Saya termasuk perawat yang biasa dekat dengan klien, saya lebih banyak komunikasi dengan pasien, pada awal saya bekerja saya malah dianggap saya dikira lebih banyak ngobrol dengan klien, padahal saya melakukan komunikasi teraupetik dengan klien, jadi klien menjadi senang kalau kita bisa mendengarkan keluhan klien, padahal dengan kita melakukan perhatian dengan klien akan mempercepat proses penyembuhan pasien” CL2. “Kalau komunikasi ke pasien melihat – lihat situasi, pada situasi tertentu kita tidak perlu melakukan komunikasi treupetik” CL3. “Pada pasien yang membutuhkan atau memerlukan motivasi tinggi kita perlu dekati dengan mendengarkan keluhan pasien, tetapi saya tidak suka terlalu empati karena kalau saya terlalu empati akan menjadikan saya ikut stress sendiri dan terbawa sampai ke rumah, ini akan merugikan saya, karena mungkin tipe saya yang memang demikian, untuk itu saya agak menjaga dengan pasien kecuali pada pasien yang memang sangat memerlukan motivasi tinggi” CL3. “Dengan seiring menyapa, kemudian menjelaskan penyakit atau kondisi pasien sampai mudeng, biasanya pasien atauto keluarga sering bertanya bagaimana commit user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kondisi pasien atau saudaranya, dan saya menjelaskan sampai tahu, sering juga saya menjelaskan kondisi pasien sampai berkali – kali masih tidak mengerti – mengerti, kadang keluarga lain juga nyambung ikut bertanya karena di ruang Flamboyan ini kan tingkat pendidikanya rendah dan orang tua – tua karena ruang ini termasuk kelas JPS. Misalnya pada penyakit hipertensi makanan apa yang tidak boleh dimakan dan makanan yang baik dikonsumsi” CL4. “Dengan cara mendengar dan merasakan apa yang dirasakan oleh pasien sebagai contoh kalau saya mau pasang infus saya mengatakan bahwa saya juga pernah diinfus. Bisa juga dengan mendengarkan keluhan pasien kemudian memberikan motivasi dan memberikan saran. Pada pasien - pasien baru saya lebih mendengarkan keluhan – keluhan pasien. Tetapi kadang saya cuwek terutama pada anak muda yang menunjukkan cuwek terhadap saya, kalau saya mau empaty pada anak muda tersebut tetapi anak muda tersebut kan tidak mau memberikan umpan balik, jadi saya juga cuwek. Bentuk perhatian yang lain biasanya saya memperhatikan jatah makan yang belum dimakan atau dengan memperhatikan kerapihan tempat tidur” CL4. 3. Kurikulum yang belum diberikan di perkuliahan. Sebelum melakukan wawancara terhadap lulusan, dilakukan angket sebagai pendaluhuan terhadap kurikulum yang kurang atau yang belum diberikan di institusi, dari angket pendahuluan didapatkan hasil sebagai berikut :
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3. Hasil angket pendahuluan kurikulum yang belum diberikan, skill yang kurang, sarana prasarana yang kurang ditempat kerja perawat lulusan progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi yang bekerja di RSUD Purwodadi. No
Nama
Ruang
Kurikulum
Skill yang
Sarana
yang belum
Kurang
prasarana
diberikan 1.
Ira S
Anggrek
2.
Wartini
Bougenvil
3.
Yeni R
Cempaka
4.
Dwi Anita
Dahlia
yang kurang
Pelatihan
Penangan
ICU
Tindakan operasi,
5.
Dwi Ari W
Flamboyan
Penangan
WSD, EKG
pasien dengan AMI 6.
Habibi
Gladiol
7.
Bambang S
Gladiol
8.
Ali Sholikin
Hemodialis
PPGD
CT scan
PPGD
EKG
CT Scan
Riset
Bedah minor
Tourniquiet
Membaca
Sentral O2
a 9.
AhmadYani
Kemuning
keperawatan 10.
Endang Sri w
Mawar
PPGD
EKG 11
Yoyok
Mawar
Pendalaman
Alat streril
askep 12.
Fuk Zahrotun
Mawar
Pembuatan
WSD, alat
askep ( NCP)
penghangat darah
13.
Karlina
Nusa Indah
commit to user 62
Ket
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14.
Tri Tunggal
Seroja
15.
Cicih
Seroja
Penanganan
ICU, PPGD
bencana 16.
Ulfa M
Teratai I
Hemodialisa
17.
Isnin
Teratai I
PPGD
18.
Yupri
Teratai II
Px jantung
Tamtomo
dan pembacaan EKG
Keterangan : PPGD
: Penanganan Penderita Gawat Darurat
ICU
: Intensive Care Unit
NCP
: Nursing Care Plan
WSD
: Water Seatl Drainase
EKG
: Elektro Kardio Graf
Kurikulum yang sudah diberikan oleh para lulusan merupakan parameter suatu institusi untuk mengetahui apakah kurikulum tersebut sudah sesuai dengan harapan stakeholder. Dari tabel 3 diatas didapatkan masih ada beberapa kurikulum menurut para lulusan yang masih kurang atau perlu ditambahkan seperti riset keperawatan, penanganan bencana, pendalaman asuhan keperawatan dan beberapa lulusan mengharapkan ketrampilan – ketrampilan khusus masuk dalam kurikulum. Untuk mengetahui kesesuaian kurikulum yang sudah diberikan para lulusan, dilakukan wawancara mendalam terhadap beberapa para lulusan
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
didapatkan kurikulum pendidikan yang telah diberikan sudah cukup oleh institusi tetapi qualitas penyampaian masih terdapat yang harus banyak pembenahan antara lain masih banyak jam yang kurang efektif atau terdapat banyak jam kosong, masih banyak dosen luar, kualifikasi pendidikan dosen kurang, terutama untuk mata kuliah – mata kuliah sistem keperawatan ditingkatkan kembali.
“……………….. untuk kognitif yang masih kurang adalah materi keperawatan syaraf dan keperawatan medical bedah, karena menurut saya waktu itu masih banyak dosen yang masih dosen luar ( luar kota ), jadi dosen tersebut sering kosong dan jika masuk nanti materi dipadatkan, seharusnya materi tersebut untuk 4 pertemuan dijadikan menjadi 1 pertemuan dalam sehari ………….” CL 1. “ ……… Teori tentang ilmu keperawatan masih kurang. Saya merasa teori yang saya dapatkan masih sangat kurang, jadi kalau saya mempresentasikan kira – kira ilmu yang saya dapatkan diperkuliahan berkisar antara 25% - 50%. Ditambah lagi untuk mencari lahan praktik Rumah Sakit rujukan paling lebih mempunyai kasus maupun fasilitas yang bagus, ini karena kalau kita praktik di RS rujukan kita tidak kuper, sebagai contoh saya waktu bekerja pertama dulu HD itu saja tidak tahu, beda dengan perawat dari lulusan yang praktiknya diRS Kariadi , mereka lebih mengetahui. Perlu sekali pelatihan PPGD” CL 3. “Kalau ada kasus – kasus tertentu saya masih banyak bertanya dan masih harus membuka buku lagi, pengetahuan tentang keperawatan medical bedah dan medical dalam masih kurang. Dan laboratoriumnya perlu ditambahkan lagi” CL 4. 4. Keterampilan atau skill yang belum diajarkan Ketrampilan bagi seorang perawat merupakan mutlak harus dimiliki. Seorang perawat dalam bekerja harus mempunyai kognitif
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(pengetahuan), Afektif ( sikap ) dan psikomotor ( perilaku/ketrampilan). Ini merupakan dasar seorang perawat untuk melakukan tindakan keperawatan yang akan diberikan ke pasien. Tabel 3 diatas didapatkan terdapat ketrampilan yang belum diajarkan menurut para lulusan meliputi pelatihan ICU, Penanganan indakan operasi, menangani pasien dengan AMI, pelatihan PPGD, pembacaan EKG dan Hemodialisa. Dari dasar hasil diatas dilakukan wawancara didapatkan hasil para lulusan ketrampilan yang sudah didapatkan sudah bagus pada ketrampilan – ketrampilan dasar, tetapi kalau para lulusan tersebut masuk kerja pertama masih merasakan canggung dan bingung, ini akan lebih bagus lagi kalau ditambah dengan keahlian – keahlian khusus seperti pelatihan PPGD atau pelatihan ICU. “Pada waktu saya masuk ke kerja pertama kali saya merasa masih canggung dan bingung, karena saya merasa secara secara umum kognitif maupun skill masih kurang, …………… Perlu adannya penambahan kemampuan untuk dapat melakukan EKG dan sangat penting untuk penambah ketrampilan dengan adanya penambahan pelatihan PPGD” CL1. “Untuk kemampuan skill kalau menurut saya itu diakibatkan karena pada waktu kuliah sebelum ujian semester kita selalu diwajibkan untuk target skill sebagai syarat untuk mengikuti ujian semester, terus ditambah lagi kalau kita praktikum dirumah sakit selalu ada dosen pendamping yang selalu mendampingi, sebagai contoh waktu kita praktikun di rumah sakit umum Tidar Magelang, kita selalu didampingi pak Purhadi untuk target kompetensinya selalu ditanyakan mana yang belum terpenuhi. ……………….” CL2.
5. Hambatan lulusan dalam kinerja commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hambatan selalu akan mengiringi suatu institusi atau seseorang sebelum mereka berhasil. Seseorang yang mampu melalui hambatan dengan dapat memecahkan hambatan tersebut atau bahkan menjadikan hambatan tersebut untuk memicu keberhasilan. Hambatan dalam bekerja pada setiap orang maupun institusi pasti ada, hambatan ini di rumah sakit sangat komplek, karena hambatan ini muncul bisa diakibatkan karena interpersonal perawat dengan klien, perawat dengan teman sejawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain dan perawat dengan institusi, dan hambatan yang sering menjadi kendala adalah kurangnya sarana prasarana yang kurang memadai dengan tuntutan kerja yang diharapakan. Tabel 3 atas terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh para lulusan meliputi sarana prasarana terutama masalah peralatan yang tersedia, diruang flamboyan peralatan yang masih kurang peralatan WSD, EKG. Diruang gladiol dan hemodialisa peralatan yang dirasa masih kurang CT scan. Diruang kemuning peralatan yang masih kurang tourniquet. Diruang mawar peralatan yang masih kurang sentral oksigen, alat – alat steril, peralatan WSD dan alat penghangat darah. Dari wawancara yang telah dilakukan didapatkan informasi hambatan yang paling dirasakan adalah kurangnya sarana prasarana dan kurangnya tenaga ahli pada ketrampilan – ketrampilan tertentu. “Hambatan yang paling mendasar kalau kerja di rumah sakit negeri itu yang sarana prasarana, sebagai contoh kalau kita mau mengganti balut idealnya kan satu pasien terdapat satu set alat untuk ganti balut tapi pada commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kenyataanya satu set dipakai 3 – 4 pasien dan alat itu hanya direndam dengan alcohol saja” CL1. “Hambatan yang selama ini aku rasakan, kebetulan saat ini saya bekerja Hemodialisa, yang membuat saya ngedumel itu kurangnya tenaga, disini hanya 8 perawat, dan perawat pelaksana hanya 6 orang yang terbagi menjadi jaga pagi dan jaga siang, jadi kita menjadi capek sekali. Kalau mau menambah tenaga diruang ini harus menunggu paling tidak selama 3 bulan karena harus mendapatkan pelatihan dahulu” CL3. “Selama ini yang hambatan aku rasakan kalau ada kasus yang jarang saya harus membuka buku lagi, dan sarana prasarana dirumah sakit ini yang kurang, menurut saya diruang ini mestinya ada persediaan alat WSD dan EKG tapi ruang ini tidak punya” CL 4.
6. Prestasi belajar dan prestasi kerja yang pernah diraih Belajar merupakan proses untuk mendapatkan suatu harapan dengan mendapatkan hasil yang seseorang tersebut pelajari. Seseorang belajar dengan punya keinginan yang baik akan mendapat hasil yang baik juga. Seseorang selalu berkeinginan untuk mendapatkan hasil yang bagus ataupun yang sempurna tanpa melalui proses yang sulit, tetapi mestinya seseorang berkeinginan untuk mendapatkan hasil yang baik harus melalui proses yang sulit dahulu atau sungguh – sungguh. Kerja merupakan proses kegiatan yang terukur dan diinginkan dengan harapkan mendapakan hasil yang maksimal dan mendapatkan upah yang sesuai dengan apa yang dikerjakanya atau dengan
kata lain orang bekerja keras untuk
mendapatkan financial yang lebih baik dibanding dengan orang yang bekerja dengan malas – malasan, tetapi pada saat ini orang yang bekerja commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bukan saja secara fisik, bisa dengan bekerja keras dengan pikiran atau dengan pemikiranya. Prestasi belajar erat hubunganya dengan prestasi kerja, seseorang yang mempunyai prestasi belajar bagus biasanya akan diikuti dengan prestasi dalam bekerja, tetapi tidak sedikit pula seseorang yang mempunyai prestasi belajar bagus tidak diikuti dengan kinerja yang bagus. Dari hasil wawancara kepada sejumlah para lulusan yang mendapatkan prestasi belajar yang bagus lebih mampu untuk berkembang dan selalu untuk mengembangkan diri, seorang perawat yang bekerja di ruang ICU atau di Hemodialisa merupaka perawat yang mempunyai ketrampilan khusus. “Ya tahu sendirilah njenengan kan adik kelas saya. Ya Alhamduliilah pada saat saya kuliah tidak pernah dapat peringkat 2 atau lebih, pada saat itu saya selalu peringkat 1” CL 3 “Di ruang Hemodialisa ada 1 perawat yang lulusan dari An – Nur” CL3. Tidak menutup kemungkinan para lulusan yang mempunyai prestasi akademik
yang
kurang
bagus
selalu
berusaha
mengembangkan
keilmuannya. “Saya tidak punya prestasi yang baik, pada saat saya kuliah termasuk dalam mahasiswa yang pas – pasan” CL4. “Kalau kemampuan asuhan keperawatan saya merasa kurang, kadang pada kasus – kasus tertentu atau kasus yang jarang ditemui saya masih membuka buku dan biasanya bertanya pada yang sudah senior” CL4. C. Pembahasan
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Kualitas Lulusan Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan (Tiptono, 1996 ). Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. Dari apa yang telah didapatkan peneliti mengenai kualitas program studi lulusan D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi, maka peneliti membahasnya dalam dua aspek, yaitu kesesuaian/ketidaksesuaian kualitas lulusan dengan kinerja para lulusan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Raden Soedjati Purwodadi.
2. Kualitas Kinerja a. Penampilan fisik ( tangibles) Penampilan fisik seorang perawat atau performance sangat terkait dengan nilai pemikiran yang dianut oleh seorang perawat, image yang disadari sehingga memunculkan tindakan dan performance yang menampilkan jati diri seorang perawat seperti yang dikemukakan oleh Stasen L, 1992. Dalam model dibawah ini:
Troughts
Selfcommit to user Actions, 69
Image
of
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
and
image
performance, and
nursing
belifs of
of
achievements
profession
nurses
nurses
nurses
of
Gambar 3. Self- image Model for the nursing Profession
Dari model yang ditampilkan diatas, sangat erat hubunganya antara pemahaman dan pengetahuan mengenai profesi perawat dengan ciri profesi yang ditampilkan oleh individu sebagai seorang perawat. Dalam profesi keperawatan, menjadi perawat professional ditampilkan dengan sosok perawat yang memiliki kepercayaan diri, menggunakan seragam yang menarik, proporsi tubuh sesuai, penampilan yang sehat dan postur tubuh yang baik ( Strasen L, 1992 ). Penampilan yang kurang
baik
akan
sangat
berpengaruh
dengan
image
yang
dimunculkan. Penampilan fisik juga digunakan untuk membuat penilaian tentang orang. Orang – orang yang fisiknya menarik akan lebih disukai dan diberi respon lebih segera. Selanjutnya atribut – atribut lain dari daya tarik interpersonal misalnya kepribadian, pendekatan professional dan gaya interaksi baru akan masuk hitungan. Pakaian juga merupakan bagian dari tanda – tanda persepsi yang direspon oleh orang lain. Mereka dapat menunjukkan pekerjaan dan status professional dari seseorang dan karenanya memasukkan seseorang ke dalamcommit sterotip. Seragam yang baik dan rapih dapat to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menarik rasa penghargaan dan menunjukkan kompetensi dari pemakainya. Sedangkan pakaian yang tidak terpelihara cenderung menunjukkan kurangnya kepedulian dan kesembrononan ( Ellis B, Gates, Robert J, Kenworthy N, 2000 ). Hal ini tidak disadari oleh para lulusan sering melakukan yang tidak seharusnya bisa menjadikan dirinya sebagai seorang role model bagi orang lain maupun pasien. Kadang tidak disadari oleh para lulusan bahwa mereka telah mengindahkan hal – hal diatas. b. Reability Reability atau keandalan atau profesionalisme yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan secara akurat, tepat dan dapat dipercaya. Pada aspek ini para lulusan mampu menerapkan asuhan keperawatan, mampu dalam mendokumentasian dan memiliki ketrampilan yang bagus serta dapat bertindak sebagai pengambil keputusan atau ketua tim bila manajer tidak ada. Hal ini sesuai dengan fungsi dan kompetensi perawat menurut Lokakarya Nasional keperawatan tahun 1983 ( cut. Zaidin Ali, 2002 ). Diantaranya sebagai berikut : 1) Mengkaji kebutuhan pasien 2) Merencanakan tindakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan keaadaan klien. 3) Melaksanakan rencana keperawatan yang mencakup upaya peningkatan kesehatan, penyakit, penyembuhan, commit to pencegahan user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemulihan, pemeliharaan kesehatan dan termasuk pelayanan klien dalam keadaan terminal. 4) Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan 5) Mendokumentasikan proses keperawatan 6) Mengidentifikasikan hal – hal yang perlu diteliti atau dipelajari 7) Berpartipasi dalam penyuluhan kesehatan pada klien keluarga dan kelompok atau masyarakat. 8) Bekerjasama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien. 9) Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai tim dalam melaksanakan kegiatan perawatan. 10) Mengelola institusi pendidikan keperawatan. 11) Berperan serta dalam merumuskan kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan perawatan kesehatan primer.
c. Responsiveness Daya tanggap yaitu respon atau kesiagapan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, meliputi : kesiagapan karyawan dalam memberikan pelayanan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan atau pasien. Pada aspek ini, harapanya para lulusan dapat aktif dan proaktif, mau bertanya dan memberikan pelayanan yang cepat.
commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti mendapatkan para lulusan yang mempunyai prestasi akademik
yang
bagus
punya
kecenderungan
mempunyai
responsiveness yang bagus pula, lulusan yang mempunyai prestasi akademik yang biasa akan mempunyai responsiveness yang kurang baik, tetapi beberapa lulusan dengan masa bekerja yang sudah lama cenderung sudah mampu dalam daya tanggapnya, seperti yang dikemukakan oleh Miftah Thoha (1994) yang menyatakan bahwa kemampuan merupakan salah satu unsur kematangan, berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari pendidikan, latihan dan pengalaman. Bila institusi pendidikan sudah memberikan ilmu sesuai dengan kurikulum dan porsi yang memadai, maka ketidakmampuan seseorang bisa dikarenakan factor motivasi atau kemauan untuk mau menyerap semua porsi tersebut dengan baik. Institusi pendidikan D-III Keperawatan dalam menjalankan proses pendidikanya mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh Pusdiknakes sehingga terjadi kesamaan dalam muatan, isi dan hasil dari pendidikan yang telah diberikan selama kurun waktu 3 tahun. Proses pengendalian mutu pendidikan dilakukan dengan metode akreditasi yang dilakukan secara berkala dan pengendalian terhadap mutu mahasiswa yang akan diluluskan dengan metode ujian yang dilakukan dengan metode dan tolak ukur yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan setiap tahunnya. Disamping itu, factor kepercayaan diri dan dasar topendidikan ternyata juga mempengaruhi commit user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penampilan seseorang terutama dalam hal pembuatan keputusan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hagbaghery MA, Salsali M, dan Ahmad Fazholah (2004) yang menyatakan bahwa faktor – faktor penting yang menentukan kemampuan seorang perawat dalam mengambil keputusan adalah merasa kompeten, merasa percaya diri, struktur organisasi, pendidikan keperawatan, dan merasa didukung .
Clinical decision making Self - confidence Nursing educati on
Feeling competent
Being support ed
Organizational strukture
Gambar 4. Hubungan interaktif antara beberapa variable yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang efektif.
Hal tersebut tentu saja harus menjadi perhatian bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri para lulusannya mengingat kemampuan mengambil keputusan merupakan salah satu kemampuan yang dijadikan ukur penilaian kinerja. commit tolak to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Assurance. Jaminan / assurance yaitu meliputi kemampuan karyawan atas :
pengetahuan
keramahtamahan,
terhadap
produksi
perhatian
dan
secara
kesopanan
tepat, dalam
kualitas pemberian
pelayanan, keterampilan dalam memberikan asuhan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Pada aspek ini, para lulusan dari program studi D-III keperawatan An- Nur Purwodadi memiliki etika baik tetapi kemampuan dalam kognitif masih kurang. Pengetahuan yang dimaksud dalam hal ini adalah pengetahuan yang terkait dengan prosedur atau ketrampilan yang dilaksanakan, proses penyakit maupun proses anatomi fisiologi dari suatu penyakit.
e. Empaty Empaty yaitu perhatian individu yang diberikan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi, kemampuan dalam berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelangganya. Komunikasi adalah merupakan kemampuan yang mutlak perlu dimiliki oleh perawat. Komunikasi yang dilakukan oleh perawat adalah bukan sembarang komunikasi tetapi merupakan commit komunikasi to useryang spesifik, professional dan 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempunyai efek teraupetik bagi pasien. Menurut Nurjannah ( 2005), perawat yang teraupetik berarti dalam melakukan interaksi dengan klien, inetraksinya tersebut memfasilitasi proses penyembuhan. Keperawatan pada intinya adalah sebuah proses interpersonal, sehingga perawat yang kompeten harus menjadi seorang komunikator yang efektif dan setiap perawat memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan perkembangannya sendiri di bidangnya ini. Menurut Ellis ( 2000 ), ada empat factor utama yang menyumbang terjadinya masalah komunikasi dalam keperawatan: 1) Kurangnya kesadaran diri Satu alasan mengapa komunikasi bisa tidak efektif adalah kurangnya kesadaran akan aspek – aspek diri sendiri yang akan mempengaruhi interaksi dengan orang lain. Factor – factor pribadi yang mempengaruhi komunikasi adalah sikap, nilai – nilai, kepercayaan dan perilaku. Perawat perlu mengembangkan kesadaran diri manakala mereka terlibat dalam interaksi dan hubungan pasien, karena alat utama yang mereka gunakan dalam situasi ini adalah diri sendiri. 2) Kurangnya pelatihan ketrampilan interpersonal yang sistematik Komunikasi terdiri dari sekumpulan ketrampilan. Mereka adalah alat – alat dari pertukaran informasi. Tentu saja komunikasi adalah lebih dari sekedar teknologi, tetapipelatihan ketrampilan
commit to user 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang sistematik mempunyai peran dalam proses menjadikan seorang komunikator yang efektif. 3) Kurangnya kerangka konseptual Karena kompleksitas komunikasi, upaya untuk memahami tanpa sebuah kerangka adalah hal yang bermasalah. Meskipun ada banyak teori dan model yang berbeda, untuk menjelaskan aspek – aspek yang berbeda dari peran perawat, tetapi hanya sedikit dari yang dirancang untuk berfokus pada komunikasi. 4) Kurangnya kejelasan tujuan Pada
tingkat
yang
disadari,
komunikasi
melibatkan
penentuan pilihan. Biasanya bukan perawat yang menentukan tujuan interaksi tetapi kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan kepekaan dan empati agar perawat mampu menilai secara tepat dan mengetahui apa yang dibutuhkan. Empati yang dilakukan oleh para lulusan sangat bervariatif, ini dikarena tipe kepribadian seseorang yang berbeda – beda, ini akan mempengaruhi strategi lulusan dalam melakukan komunikasi dan rasa empati terhadap pasien.
3. Kurikulum yang tidak relevan Oemar Hamalik 2008, mengemukakan Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari commit to userdan pengalaman yang harus dijalani 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu a. Standar nasional pendidikan adalah pernyataan mengenai kualitas hasil dan komponen – komponen system yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan diseluruh wilayah hukum RI pada jenjang, jenis atau jalur pendidikan tertentu. Standar nasional pendidikan mencakup standar isi, standar pembelajaran, standar pengembangan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana dan standar evaluasi pendidikan yang wajib dicapai oleh masing – masing satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. b. Pengajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar tertentu dalam upaya pendidikan tertentu c. Peserta
didik
adalah
anggota
masyarakat
yang
berusaha
mengembangkan potensi dirinya melalui pengalaman belajar yang tersedia pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan tertentu. d. Satuan pendidikan adalah lembaga penyelenggaraan pendidikan seperti kelompok bermain, tempat penitipan anak, taman kanak – kanak, sekolah, perguruan tinggi, kursus dan kelompok belajar. Dari hasil wawancara kepada lulusan yang terlama lulus pada tahun 1999 atau angkatan pertama,commit didapatkan to userinformasi bahwa kurikulum yang 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sudah diberikan pada waktu itu sudah cukup, karena kurikulum pada jenjang D-III Keperawatan atau kesehatan masih dalam pembinaan Departemen kesehatan. Total kurikulum atau SKS yang ada di D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi sebanyak 120 SKS yang terdiri dari 108 muatan inti dan 12 SKS muatan lokal atau muatan institusi. Pada awal berdiri ( 1996) sampai tahun 2008 muatan institusi di D-III Keperawatan An – Nur hanya diberikan muatan bahasa Inggris dan pendalaman penyakit dalam dan bedah. Sedangkan kebutuhan di Rumah Sakit Umum Purwodadi kukurangan yang dirasakan oleh lulusan adalah adanya penambahan riset keperawatan, penanganan bencana, pendalaman asuhan keperawatan dan perbaikan di proses pembelajaran juga pembenahan pada strategi pembelajaran dengan menimimalkan jam kosong. 4. Ketrampilan atau skill yang belum diajarkan Menurut Potter Perry (1991) Praktek keperawatan pengaturan berbagai keterampilan, banyak yang digunakan dalam perawatan sebagian besar klien. Keterampilan keperawatan umum digunakan. perawatan selama proses keperawatan tergantung pada pelaporan yang efektif dan keterampilan pencatatan, yang merupakan dasar untuk komunikasi di antara kalangan praktisi perawatan kesehatan. Kemampuan komunikasi merupakan bagian integral untuk menyediakan sebagian besar jenis perawatan dan untuk membangun hubungan terapeutik perawat-klien. mengajar juga merupakan aspek penting asuhan keperawatan karena commit to user 79
perpustakaan.uns.ac.id
merupakan
digilib.uns.ac.id
sarana
membantu
klien
untuk
berpartisipasi
dalam
mendapatkan kembali, mempertahankan, dan mempromosikan kesehatan yang baik. keterampilan yang digunakan dalam pengukuran tanda-tanda vital dan penilaian fisik sama dasar untuk praktek keperawatan. keterampilan ini penting untuk memberikan perawatan untuk semua klien dengan penyakit fisiologis dan kebutuhan kesehatan bagi lainnya. Jadi sebenarnya ketrampilan tidak hanya pada ketrampilan dalam tindakan atau prasat tetapi ketrampilan keperawatan juga mencakup ketrampilan dalam berkomunikasi,
komunikasi
teraupetik,
memberikan
pendidikan
kesehatan, melakukan pengkajian fisik dan ketrampilan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Untuk pemenuhan tersebut lulusan bisa dikatakan baik. Namun untuk ketrampilan – ketrampilan khusus masih harus diberikan mengingat ketrampilan tersebut sangat penting untuk kebutuhan di rumah sakit, seperti ketrampilan pelatihan PPGD, pelatihan ICU,
pelatihan
pemasangan dan cara membaca EKG.
5. Hambatan Lulusan dalam bekerja Hambatan bisa mengakibatkan hasil yang kita harapkan tidak produktif, jika hanya ada satu atau dua orang yang kurang produktif mungkin bisa dimaklumi. Tapi jika nyaris semuanya, tentu ada sesuatu yang tidak beres baik dari karyawan itu sendiri atau mungkin dari sistem yang dibangun atau barangkali karena pimpinan. Menurut Pakar karir
commit to user 80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dr. Donald E. Wetmore mengatakan ada lima hambatan utama bagi produktivitas, sebagai berikut : a) Seleksi awal yang kurang baik Seleksi merupakan tahap yang cukup menentukan untuk mendapatkan karyawan yang potensial. Maka perlu diberlakukan seleksi yang cukup ketat untuk mendapatkan kandidat yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Paling tidak, calon karyawan tersebut nantinya bisa mencapai target atau sasaran yang ditetapkan. b) Training yang kurang memadai. Pelatihan adalah investasi untuk memperkuat sekaligus meningkatkan ketrampilan dan sikap kerja karyawan. Perusahaan seringkali lupa dan terlena pada hasil yang diperoleh, padahal hasil yang diperoleh besok belum tentu sebagus kemarin. Akibatnya produktivitas karyawan pun semakin buruk. Lebih jauh, perusahaan bisa mengalami kerugian. c) Beban kerja yang berlebihan Beban kerja yang tinggi tidak menjamin karyawan sukses mencapainya. Hendaknya beban kerja dibuat serasional mungkin. Ingat, orang yang rasional akan mencapai hasil yang rasional dalam waktu yang rasional pula. Beban kerja yang terlalu berat justru menyebabkan rendahnya produktivitas. Mungkin lebih produktif bila
commit to user 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Anda meminta karyawan untuk mengerjakan lebih sedikit tugas namun lebih menghasilkan. d) Ketidaksesuaian antara tujuan perusahaan dan tujuan pribadi Seperti halnya tiap individu, perusahaan pun memiliki tujuan. Semakin sesuai tujuan perusahaan dan tujuan pribadi maka semakin mudah pula karyawan dalam mencapai tujuan itu. Sebaliknya, ketidaksesuaian tujuan perusahaan dan pribadi menyebabkan konflik batin yang cukup berat. Jangankan mencapai produktivitas, berangkat kerja saja rasanya berat. e) Kelelahan mental Banyak karyawan yang merasa lelah dengan rutinitas kerja sehari-hari. Belum lagi jika menghadapi rekan-rekan yang tidak kompak, bos yang arogan, atau gaji yang dirasa kurang. Hal ini seringkali menyebabkan karyawan mengalami kelelahan mental, karena mereka harus menahan konflik batin yang tidak ringan. Beban kerja perawat masih tinggi, bila dibanding dengan beban kerja yang semestinya. Menurut rasio perawat dan pasien di Indonesia masih jauh dari rasio yang ada. Hambatan yang dirasakan oleh lulusan adalah kurangnya sarana prasarana yang ada dan kurangnya kebutuhan tenaga, terutama tenaga dengan ketrampilan – ketrampilan khusus, sehingga beban kerja yang dirasakan menjadi berat dan mudahnya terdapat kelelahan mental.
commit to user 82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Prestasi belajar dan prestasi kerja yang pernah diraih Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai. Suryabrata (1984) menyatakan bahwa prestasi adalah juga suatu hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan suatu kegiatan. Dalam dunia kerja, prestasi kerja disebut sebagai work performance (Prabowo, 2005). Definisi prestasi kerja menurut Lawler (dalam As’ad, 1991) adalah suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya secara efisien dan efektif. Lawler & Porter (dalam As’ad, 1991) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah kesuksesan kerja yang diperoleh seseorang dari perbuatan atau hasil yang bersangkutan. Dalam lingkup yang lebih luas, Jewell & Siegall (1990) menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil sejauh mana anggota organisasi telah melakukan pekerjaan dalam rangka memuaskan organisasinya.
D. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian berjalan selama kurang lebih 2 bulan, tentu saja ini mengalami beberapa kendala yang menyebabkan hasil dari penelitian ini belum bisa dikatakan sempurna. Adapun kendala – kendala yang dihadapi peneliti dalam penelitian ini terkait dengan proses pelaksanaan adalah sebagai berikut :
commit to user 83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Studi kasus yang dilaksanakan Pelaksanaan penelitian atau studi kasus hanya dilaksanakan di Rumah
Sakit
Umum
dr.
Raden
Soedjati
Purwodadi
saja.
Ini
memungkinkan adanya kendala lain yang ada tempat para lulusan ditempat kerjanya yang lain. Karena para lulusan tidak hanya bekerja di RSUD Purwodadi saja, melainkan menyebar luas di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan lain – lain. Jadi ini belum tentu mewakili dari kesemua para lulusan dari Progdi D-III Keperawatan STIKES An – Nur Purwodadi. 2. Waktu penelitian Pelaksanaan penelitian hanya berjalan selama kurang lebih 2 bulan, tentu saja ini masih sangat kurang untuk pendalaman penelitian. Jika penelitian ini dilaksanakan lebih lama lagi mestinya akan didapatkan hasil yang lebih mendalam lagi.D
3. d
commit to user 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kualitas lulusan Nilai rata–rata lulusan dengan predikat baik yaitu 2.94. IPK tertinggi 3,34 dan terendah 2,74. 2. Kualitas kinerja lulusan Secara umum penilaian kinerja lulusan program studi D-III Keperawatan dinilai baik. Hal ini dilihat Dari hasil wawancara dengan para lulusan dapat disimpulkan mereka menilai Tangibles / penampilan dirinya baik. Penilaian
Realibility,
dalam
memberikan
pelayanan
sudah
baik.
Penilaian Responsiveness sudah mampu dalam memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat. Penilaian Assurance, penilaian kognitif masih kurang, ketrampilan sudah bagus, dalam mempertahankan kepercayaan terhadap pasien bagus. Penilaian Emphaty, dalam memberikan komunikasi teraupetik sudah baik. 3. Kurikulum yang tidak relevan Kurikulum yang sudah diberikan dalam proses pembelajaran sudah sesuai, tetapi pelaksanaan dalam proses pembelajaran masih perlu pembenahan
commit to user 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan perbaikan dengan meminimalkan jam kosong untuk memperbaiki kemampuan kognitif karena secara umum para lulusan masih kurang. 4. Ketrampilan yang belum diajarkan Ketrampilan dasar pada umumnya sudah dberikan, hanya pada ketrampilan – ketrampilan tambahan yang sangat mendukung dalam melaksanakan kinerja. Ketrampilan yang sangat mendukung meliputi pelatihan PPGD dan ICU. 5. Hambatan lulusan dalam bekerja Hambatan yang dirasakan oleh para lulusan adalah kurangnya alat – alat di ruangan
dan
masih
kurangnya
tenaga–tenaga
yang
mempunyai
ketrampilan khusus yaitu ketrampilan perawat untuk ruang Hemodialisa maupun perawat yang berada di ruang ICU. 6. Prestasi kerja yang pernah diraih Prestasi yang pernah diraih lulusan mampu bersaing dengan untuk menunjukkan kinerja, lulusan mampu bekerjadi ruang ICU ataupun di Ruang Hemodialisa dengan baik. B. Implikasi 1. Institusi pendidikan keperawatan perlu mengetahui bagaimana para lulusan yang sudah di bekerja. Institusi masih perlu menekankan pada kompetensi lulusan, terutama pada sisi kognitif atau teori tentang keperawatan dan teori yang mendukung ilmu keperawatan, karena lulusan dianggap siap kerja bukan saja dilihat dari ketrampilan / skill tapi juga kemampuan kognitif.
commit to user 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Institusi STIKES An – Nur Purwodadi perlu melakukan evaluasi secara berkala agar dapat diketahui kekurangan dalam menjaga mutu lulusan dan diidentifikasi apakah terkait dengan kualitas proses pembelajaran dalam perkuliahan atau praktek sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja. C. Saran 1. Membenahi system pembelajaran pada proses pembelajaran, mengadakan studi lanjut untuk para staf pengajar, karena kualitas dosen pengajar juga akan mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil
akhir atau para
lulusan. 2. Melakukan pembenahan pada strategi kurikulum dan strategi ketrampilan, untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan ketrampilan para lulusan, karena kognitif merupakan dasar untuk melakukan tindakan keperawatan pada pasien 3. Mencari terobosan untuk menempatkan Praktik Balajar Lapangan pada pada Rumah Sakit Rujukan yang lebih baik untuk sarana prasarananya untuk mendapatkan bekal dan pengalaman peserta didiknya. 4. Memberikan ketrampilan khusus kepada peserta didik untuk menunjang kematangan dan kemampuan para lulusan untuk berani mengambil keputusan dalam memecahkan permasalahan tanpa menunggu komando sesuai dengan wewenangnya.
commit to user 87