KUALITAS PERAIRAN WADUK SEI GESEK KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Asmaniar Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Winny Retna Melani Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FKP UMRAH,
[email protected]
Tri Apriadi Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2015-Januari 2016, berlokasi di perairan Waduk Sei Gesek Kabupaten Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan Waduk Sei Gesek. Stasiun penelitian ditentukan secara purposive sampling. Penelitian dilakukan pada 4 titik stasiun. Stasiun 1 yaitu hulu waduk Sei Gesek yang mengarah ke daerah perkebunan kelapa sawit, stasiun 2 yaitu hulu Waduk Sei Gesek yang mengarah ke perairan Kawal, stasiun 3 yaitu perairan yang telah dibendung sedangkan stasiun 4 yaitu tempat berkumpulnya pembuangan akhir baik itu dari sisa pengelolaan PDAM maupun pembuangan masyarakat. Hasil kualitas perairan waduk Sei Gesek ini untuk parameter fisika yaitu suhu 26,43-30,37ᴼC, TSS 4,67-93,33 mg/L, nilai kekeruhan 11,49-66 NTU, kecepatan arus 0-0,38 m/s. Untuk parameter kimia yaitu nilai BOD 5 4,83-11,77 mg/L, pH 4,59-4,98, DO 4,38-5,77 mg/L, fosfat 0,001-0,007 mg/L, dan nitrat 0,7-1,3 mg/L. Parameter biologi yaitu fitoplankton yang paling mendominasi pada saat penelitian adalah Nitzschia sp. Nilai pH dan BOD5 pada setiap stasiun tidak memenuhi baku mutu. Sedangkan parameter TSS, nitrat, dan fosfat untuk stasiun 1, 2, dan 3 masih berada di ambang bawah baku mutu maksimal. Waduk Sei Gesek ini tercemar oleh bahan organik alami. Kata kunci : Waduk Sei Gesek, Parameter Fisika, Parameter Kimia dan Parameter Biologi
WATER QUALITY OF SEI GESEK RESERVOIR IN BINTAN REGENCY RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE
Asmaniar Student of Aquatic Resource Management Department, FIKP UMRAH,
[email protected]
Winny Retna Melani Lecturer of Aquatic Resource Management Department, FKP UMRAH,
[email protected]
Tri Apriadi Lecturer of Aquatic Resource Management Department, FIKP UMRAH,
[email protected]
The research was conducted in December 2015-January 2016, located in the Sei Gesek reservoir, Bintan regency. This study aimed to determine the water quality of Sei Gesek reservoir. Research stations determined by purposive sampling. The study was conducted at four stations. Station 1 is the upstream of Sei Gesek reservoir that leads to the area of oil palm plantations, station 2 is the upstream of Sei Gesek reservoir that leads to the Kawal river, station 3 in the water body of reservoir, whereas station 4 is outlet of reservoir. The results of this study was showed that the water quality of Sei Gesek reservoir: temperature 26.43-30.37ᴼC, TSS 4.67-93.33 mg/L, turbidity 11.49-66 NTU, velocity 0-0.38 m/s. For the chemical parameters, BOD5 4.83-11.77 mg/L, pH 4.59-4.98, DO 4,38-5.77 mg/L, phosphate 0,001-0,007 mg/L, and nitrate 0.7-1.3 mg/L. Phytoplankton dominated by Nitzschia sp. pH and BOD5 were above of water quality standard in all stations. The value of TSS, nitrate, and phosphate in the station 1, 2 and 3 were suitable with water quality standard. Sei Gesek reservoir was polluted by natural organic matter. Keywords: Sei Gesek Reservoir, Physics Parameter, Chemistry Parameter, and Biology Parameter
I.
PENDAHULUAN
Waduk dibangun untuk beberapa kebutuhan
A.
Latar Belakang
diantaranya yaitu untuk irigasi, penyedia
Berbagai
upaya
untuk
energi listrik melalui pembangkit listrik
mendapatkan sumber air. Salah satunya
tenaga air (PLTA), penyedia air minum,
dilakukan melalui pembendungan aliran
pengendali banjir, rekreasi, perikanan, dan
sungai
transportasi (Ghufran dan Andi, 2007).
menjadi
dilakukan
waduk.
Melalui
DAS Gesek dengan luas 74,77 km2
pembendungan ini tentunya akan mengubah menjadi
mempunyai ketersediaan air 2,48 m3/detik
tergenang. Waduk Sei Gesek merupakan
dan berjarak tidak terlalu jauh dari Kota
salah
Tanjungpinang,
ekosistem,
awalnya
satu
mengalir
waduk
yang
terdapat
di
sehingga
merupakan
Kabupaten Bintan. Waduk yang mulai di
alternatif bagi penyediaan air baku untuk
bendung pada tahun 2011 ini diperuntukkan
Kota Tanjungpinang. Pada DAS Gesek
untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat
terdapat Sungai Gesek yang mempunyai
di kota Tanjungpinang.
debit sesaat sekitar 400 l/det (UKL/UPL Sei Gesek, 2011).
B.
Kualitas air permukaan yang ada di
Rumusan Masalah Perubahan Sei Gesek yang mengalir
permukaan bumi ini diharapkan mampu
menjadi waduk yang cenderung tergenang
mendukung kehidupan satwa perairan dan
akan menyebabkan terjadinya perubahan
mempunyai nilai estetis. Demikian pula
lingkungan badan air Sei Gesek.
apabila dikehendaki, air permukaan tersebut seharusnya dapat dilakukan pengolahan
C.
dengan
Tujuan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menggunakan
prosedur
standar
untuk konsumsi manusia (Asdak, 2007).
mengetahui kualitas perairan waduk Sei
Untuk
menyatakan
Gesek.
dilakukan
dengan
kualitas mengukur
air
dapat
parameter
kualitas perairan seperti parameter fisika, D.
kimia, dan biologi.
Manfaat Manfaat
dari
penelitian
ini
yaitu
sebagai informasi kualitas perairan waduk
III. METODE PENELITIAN
Sei Gesek untuk instansi atau masyarakat.
A.
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Desember 2015-Januari 2016. Berlokasi di
Waduk adalah daerah yang digenangi
Waduk Sei Gesek, Bintan. Lokasi Penelitian
badan air sepanjang tahun serta dibentuk atau
dibangun
atas
rekayasa
manusia.
disajikan pada Gambar 1.
staisun 3 merupakan air yang akan diproses sebagai air baku. Sedangkan pada stasiun 4 merupakan wilayah hilir yang menuju ke arah laut.
2.
Prosedur Penyamplingan Pengambilan
air
dilakukan
pada
lapisan permukaan dengan menggunakan
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Sumber: Lab. SIK FIKP UMRAH
water sampler. Sampel air yang telah diambil lalu dimasukkan ke dalam botol lalu
B.
Alat dan Bahan
di bawa ke laboraturium BTKL-PP kota
Alat dan bahan yang digunakan selama
Batam dan laboraturium Fakultas Ilmu
penelitian disajikan pada Tabel 1.
Kelautan
Parameter Kekeruhan pH TSS
4 5
Kec. Arus BOD5
6 7 8
Suhu DO Nitrat
9
Fosfat
10
Fitoplankton
11
Pendukung Penelitian
Alat dan Bahan Turbidimeter (YK2005WA) Multitester (YK2005WA) Timbangan analitik, kertas saring, oven Current droudge Botol BOD, multitester, glukosa-asam glutamat Multitester (YK2005WA) Multitester (YK2005WA) Spektrofotometer, H2SO4, NaCl, NO3-, oven, Spektrofotometer, Aquades
Satuan NTU mg/L
Mikroskop, Plankton net, botol plankton, kertas label, lugol 4%, Kaca objek, kaca penutup, cover glass, cawan petri, pipet tetes 1. GPS 2. Van Dorn Water Sampler 3. Lugol 4. Coolbox 5. Alat tulis dan kamera digital
Ind/L
C mg/L mg/L
3.
Prosedur Penelitian
1.
PenentuanLokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel ditetapkan
Prosedur Analisis Sampel Prosedur analisis sampel dapat dilihat
pada Tabel 2. No 1
mg/L
C.
UMRAH
yang di uji yaitu DO, pH, dan suhu.
m/s mg/L 0
Perikanan
Tanjungpinang. Secara in situ parameter
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan. No 1 2 3
dan
2
3
Tabel 2. Metode Analisis Parameter Satuan Fisika : 1. Temperatur C 2. Kekeruhan NTU 3. TSS mg/L 4. Kec. Arus m/s Kimia : 1. BOD mg/L 2. pH 3. DO mg/L 4. Fosfat mg/L 5. Nitrat mg/L
Biologi : 1. Fitoplankton
4.
ind/L
Metode Uji Digital Digital Gravimetri Digital Kebutuhan Oksigen Digital Digital Spektrofotometrik Spektrofotometer UVvisibel secara reduksi kadmium Mikroskop
Analisis Data Data yang didapat akan di olah dengan
berdasarkan metode purposive sampling,
software
yaitu penentuan lokasi berdasarkan stasiun
dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah
dan membagikan badan air waduk Sei Gesek
No. 82 tahun 2001 kelas 2.
ini menjadi 4 stasiun. Stasiun 1, 2, dan
microsoft
excel
2010
lalu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
masuknya polutan misalnya debu dan asap
A.
Kondisi Umum Waduk Sei Gesek
kendaraan yang masuk ke dalam badan air
Waduk Sei Gesek merupakan waduk
kemungkinannya
tinggi
dan
yang berada tepat di pinggir jalan raya. Di
mempengaruhi kualitas air waduk
arah utara yaitu jalan raya menuju arah ke
1.4 Stasiun 4 (Hilir)
Toapaya, Kawal dan
Pantai Trikora. Di
akan
Kondisi hilir ini terdapat beberapa
sebelah timur masih terdapat hutan yang
pohon
kecil
di
pinggirannya
dan
di
rimbun. Sebelah barat merupakan jalan raya
perairannya juga terdapat banyak tumbuhan
dan juga bagian hilir menuju ke laut serta
air dari jenis Hydrilla sp. yang tumbuh
dari selatan merupakan instalasi PDAM
dengan subur. Di bagian hilir sebelah kanan
untuk pengelolaan air waduk.
terdapat alur buangan dari pemukiman masyarakat yang mengalir ke hilir dan di
B.
Kondisi Lingkungan Setiap Stasiun
sebelah kiri terdapat alur pembuangan air
dan Kondisi Kualitas Air Baku
dari sisa pengelolaan oleh PDAM.
Waduk
Sei
Parameter
1.
Gesek Fisika,
Berdasarkan Kimia,
dan
2.
Nilai Kualitas Perairan Waduk Sei
Biologi.
Gesek
Kondisi Lingkungan
Nilai kualitas perairan waduk Sei Gesek disajikan pada Tabel 3.
1.1 Stasiun 1 (Aliran Dari Perkebunan) Stasiun 1 merupakan aliran sungai yang berasal dari daerah perkebunan kelapa N sawit yang berada di sekitaran Sei Pulai. o Tidak jauh dari pinggiran sungai yang 1
Tabel 3. Nilai Kualitas Perairan waduk Sei Gesek Parameter
Satuan
Stasiun
BM*
1
2
3
4
C
26,43
26,27
30,37
29,6
TSS
mg/L
19,67
4,67
12,33
93,33
Deviasi 3 50
Kekeruhan
NTU
66
11,49
24,21
28,70
-
Kec. Arus
m/s
0,23
0,38
0,00
0,001
-
mg/L
4,83
10,13
8,87
11,77
3
Fisika Suhu
ᴼ
masuk ke badan air terdapat pembuangan sampah masyarakat yang menumpuk. 1.2 Stasiun 2 (Aliran Dari Kawal) Stasiun 2 waduk Sei Gesek ini masih tergolong
asri
yaitu
terdapat
banyak 2
Kimia
pepohonan rimbun dan subur.
BOD5
1.3 Stasiun 3 (Badan Air)
pH
-
4,98
4,81
4,59
4,59
6-9
DO
mg/L
5,77
4,38
4,46
5,28
4
Fosfat
mg/L
0,007
0,004
0,001
0,003
0,2
Nitrat
mg/L
0,9
0,7
0,9
1,3
10
Ind/L
Nitzsch ia sp.
Nitzschia sp.
Nitzsch ia sp.
Nitzsc hia sp.
-
Kondisi stasiun 3 atau badan air yang sudah dibendung. Di sebelah timur waduk masih terdapat hutan yang cukup rimbun. Telah dilakukan penggalian pada badan air 3
Biologi
ini sehingga terlihat badan air yang lebih luas. Letak lokasi badan air stasiun ini
Fitoplankton
berdekatan dengan jalan raya sehingga *Nilai Baku Mutu Berdasarkan PP no. 82 tahun 2001 kelas 2.
a.
Suhu
c.
Kekeruhan
Nilai suhu terendah terdapat distasiun 2
Nilai kekeruhan terendah terdapat di
dengan nilai 26,27 °C dan tertinggi di
stasiun 2 yaitu 11,49NTU dan tertinggi
stasiun 3 dengan nilai 30,37. Menurut Riyadi
pada stasiun 1 yaitu 66NTU. Tingginya
(2006) dalam Megawati (2015), secara tidak
nilai kekeruhan pada stasiun 1 ini bisa
langsung pengaruh temperatur menjalar
juga
melalui kemampuan kontrolnya terhadap
pengambilan
kelarutan gas-gas dalam air, termasuk
musim
oksigen. Dalam hal ini semakin tinggi
kecepatan arus meningkat sehingga
temperatur akan semakin kecil kelarutan
partikel-partikel yang terdapat pada
oksigen dalam air.
perairan tidak bisa mengendap yang
disebabkan
b.
sampel
hujan
kemudian
oleh
pada
yaitu
yang
saat
setelah
menyebabkan
menyebabkan
kekeruhan.
TSS
Karena stasiun 1 ini merupakan aliran
Nilai TSS terendah terdapat di stasiun
sungai
jadi
kecepatan
arus
yang
2 yaitu 4,67 mg/L dan yang tertinggi yaitu
meningkat sehingga tingkat kekeruhan
di stasiun 4 dengan nilai 93,33 mg/L, dan
juga
stasiun 4 ini melebihi batas baku mutu PP
disebabkan karena stasiun satu ini tidak
82 tahun 2001 kelas 2. Menurut Saputri
memiliki pepohonan yang rimbun serta
(2015), secara langsung maupun tidak
berasal
langsung
akan
Rusaknya hutan akan mempermudah
perairan.
cepatnya proses erosi dikarenakan tidak
adalah
adanya penopang tanah untuk bertahan
padatan
memberikan
tersuspensi
pengaruh
bagi
Pengaruh
langsungnya
terganggunya
proses
respirasi
biota,
meningkat.
dari
Hal
arah
lain
juga
perkebunan.
di saat musim hujan.
sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah
menjadikan
perairan
keruh
d.
sehingga mengurangi penetrasi cahaya yang
dapat
Nilai kecepatan arus terendah yaitu
penurunan
pada badan air 0 m/s dan tertinggi yaitu
tingkat fotosintesis tumbuhan di dalam air.
pada stasiun 2 dengan nilai 0,380 m/s.
Tingginya nilai TSS pada stasiun 4 ini
Kecepatan arus terendah itu disebabkan
dimungkinkan
menyebabkan
Kecepatan Arus
akibat
dari
aktifitas
oleh karena stasiun 3 itu merupakan
penggalian yang belum lama terjadi pada
bendungan
saat pengambilan sampel. Karena stasiun 4
memungkinkan adanya kecepatan arus.
ini
adalah
tempat
waduk.
penggalian
sehingga
tidak
berkumpulnya
pembuangan dari badan air yang telah dilakukan
waduk
dan
pelebaran
e.
BOD5 Nilai BOD5 tertinggi yaitu pada stasiun
4 dengan nilai 11,77 mg/L dan terendah pada stasiun 1 yaitu dengan nilai 4,83 mg/L.
Nilai BOD5 di waduk Sei Gesek ini melebihi
terbatas. Semakin tinggi suhu air maka
batas baku mutu yang telah ditetapkan.
semakin rendah tingkat konsentrasi oksigen
Setiari (2012) yang menjelaskan bahwa
terlarut.
perairan
dengan
mengindikasikan
nilai
BOD
bahwa
air
tinggi tersebut
h.
Fosfat
tercemar oleh bahan organik. Bahan organik
Nilai fosfat yang tertinggi yaitu pada
akan distabilkan secara biologik dengan
stasiun 1 dengan nilai 0,007 mg/L dan
melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi.
terendah pada stasiun 3 dengan nilai 0,001 mg/L.
f.
Tingginya
total
fosfat
dapat
pH
disebabkan hasil oksidasi atau penguraian
Nilai pH tertinggi yaitu terdapat pada
bahan
stasiun 1 dengan nilai
organik
oleh
mikroorganisme
4,98 dan terendah
dekomposer di dalam badan air (Syahrul,
pada stasiun 3 dengan nilai 4,59. Meskipun
2012). Nilai fosfat yang terdapat di waduk
nilai pH tertinggi pada stasiun 1 tetap saja
Sei Gesek ini tidak melebihi baku mutu.
masih tergolong asam. Nilai pH ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor.
Nitrat
yaitu
Nilai tertinggi nitrat yaitu terdapat di
perubahan kondisi lingkungan dari yang
stasiun 4 dengan nilai 1,3 mg/L dan terendah
mengalir menjadi tergenang, vegetasi sekitas
pada stasiun 2 dengan nilai 0,7 mg/L. Nitrat
yang
kedalaman,
nitrogen sangat mudah larut dalam air dan
vegetasi yang awalnya tidak terendam
bersifat stabil, kadar nitrat-nitrogen yang
menjadi terendam serta bisa juga merupakan
lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan
reaksi alami yang berasal dari alam.
terjadinya eutrofikasi (pengayaan) perairan,
berubah,
Diantaranya
i.
perubahan
yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan DO
algae dan tumbuhan air
Nilai DO tertinggi yang terdapat di
(blooming) (Sayekti dkk., 2015). Nilai nitrat
waduk Sei Gesek ini yaitu di stasiun 1
di waduk Sei Gesek ini tidak melebihi baku
dengan nilai 5,77 mg/L dan terendah pada
mutu.
g.
secara pesat
stasiun 2 dengan nilai 4,38 mg/L. Namun untuk nilai DO ini tergolong baik karena
j.
memenuhi nilai baku mutu minimal. Menurut
Fardiaz
(1992),
Fitoplankton Pada saat penelitian, fitoplankton yang
oksigen
dominan ditemui yaitu jenis Nitzschia sp.
terlarut (dissolved oxygen = DO) dapat
yang
termasuk
dalam
kelas
berasal dari proses fotosintesis tanaman air,
Bacillaryophyceae.
Fitoplankton
kelas
jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah
Bacillaryophyceae
tanamannya, dan dari atmosfer (udara) yang
fitoplankton yang mampu bertahan dalam
masuk ke dalam air dengan kecepatan
perubahan kondisi lingkungan.
ini
merupakan
Pengelolaan Waduk Sei Gesek
Nilai kekeruhan, TSS, DO, nitrat dan fosfat
Perbedaan nilai pada masing-masing
sebagian besar sudah memenuhi baku mutu.
parameter kualitas air disebabkan oleh
Nitzschia sp. merupakan fitoplankton yang
perbedaan
stasiun
dominan ditemukan di waduk Sei Gesek.
penelitian. Pengelolaan yang bisa dilakukan
Parameter kimia yang tidak memenuhi baku
diantaranya yaitu:
mutu yaitu BOD5 dan pH. Diduga Waduk
a. Nilai pH akan menjadi normal dengan
Sei Gesek ini tercemar oleh bahan-bahan
C.
karakteristik
seiring
setiap
berjalannya
waktu
setelah
organik yang berasal dari alam.
melakukan pemeliharaan waduk Sei Gesek.
B.
b. Penanaman ulang pada pinggiran hulu sungai. c. Faktor
Saran Berdasarkan
kondisi
dari
kualitas
perairan yang telah diteliti di waduk Sei pengelolaan
penanaman
Gesek maka diperlukan sosialisasi dari pihak
memberikan andil yang paling besar
pemerintah
dalam mengurangi laju erosi. Jenis
waduk agar lebih memperhatikan dalam hal
kondisi semak (bush) dan tanaman
pembuangan
pelindung
lingkungan waduk Sei Gesek.
peneduh
yang
bisa
(canopy)
memberikan
untuk
kepada
limbah
masyarakat
rumah
sekitar
tangga
di
tanaman
dibawahnya cukup besar dampaknya
DAFTAR PUSTAKA
terhadap laju erosi. Variasi kedua kondisi itu pada suatu hutan tidak terganggu bisa
Ghufran, M., K., Kordi, dan Tancung, A., B.
mengurangi laju erosi sampai 90 kali
2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam
(Kodoatie dan Sjarief, 2005).
Budidaya
d. Menanam eceng gondok pada stasiun ini
Perairan.
Rineka
Cipta.
Jakarta.
bisa membantu menyerap nutrien apabila sewaktu-waktu
kandungan
nutrien
Anonim, 2011. UKL/UPL Sei Gesek. Batam.
berubah menjadi lebih tinggi yang disebabkan adanya aliran pembuangan tersebut. Hanya saja penanaman eceng
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
gondok ini harus menggunakan plot-plot
Saputri, A. 2015. “Kajian Limbah Rumah
agar eceng gondok tidak menjalar ke
Tangga di Perumnas Sungai Jang
stasiun 3 atau badan air.
Kecamatan
Bukit
Bestari
Kota
Tanjungpinang”. Skripsi. Universitas V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Gesek
Megawati, Desi. 2015. “Laju Sedimentasi di
memiliki kualitas perairan yang cukup baik.
Perairan Waduk Sei Pulai Kabupaten
Secara
umum,
waduk
Sei
Bintan Provinsi Kepulauan Riau”. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Kodoatie, Robert J dan Sjarief Roestam. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
Edisi
Revisi.
ANDI,
Yogyakarta.
Setiari, N. M. 2012, Identifikasi Sumber Pencemar dan Analisis Kualitas Air Tukad
Yeh
Tabaran
Sungi
dengan
Pencemaran,
Di
Kabupaten
Metode
Tesis,
Indeks
Universitas
Udayana, Denpasar.
Syahrul. 2012. Kajian Analisis Kualitas Air Danau UNHAS : Pembahasan Khusus Pada
Proses
Eutrofikasi.
Jurnal.
Universitas Hasanuddin.
Sayekti, R. W., Yuliani, E., Bisri, M., Juwono, P. T., Prasetyorini, L., Sonia, F., dan Putri, P. A., 2015. Studi Evaluasi Kualitas dan Status Trofik Air Waduk Selorejo Akibat Erupsi Gunung kelud
Untuk
Budidaya
perikanan.
Jurnal Teknik Pengairan.
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
Aliran
Sungai. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.