Desember 2015
Erna Setiany dan Ayu Wulandari
17
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol 6 No. 2 Desember 2015 17-24
Kualitas Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi di Industri Manufaktur Indonesia Erna Setiany 1), dan Ayu Wulandari 2) Abstract The purpose of this research is to examine the effect of financial reporting quality on economic consequences. The financial reporting quality was measured by value relevance. As for the economic consequences was measured by the asymmetric information. Sample was taken based on purposive sampling method from manufactured companies listed on Indonesia Stock Exchange in the year 2010 to 2012. The final samples consist of 107 companies. This study used multiple linear regression method for testing the hypothesis. This study found that financial reporting quality had a negative and significant relationship with the asymmetric information. It means that high financial reporting quality will decrease the asymetrric information betwen firms and their investor. Key words : Financial reporting quality, value relevance, asymmetric information.
PENDAHULUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap asimetri informasi sebagai konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Dalam penelitian ini kualitas pelaporan keuangan diproksikan dengan relevansi nilai, dan asimetri informasi diproksikan ke dalam bid-ask spread. Penelitian ini juga menggunakan dua variabel kontrol, yaitu ROA sebagai wujud informasi laba perusahaan dan Total Aset sebagai representasi dari ukuran perusahaan. Masalah keagenan muncul ketika investor selaku prinsipal mendelegasikan pengelolaan usahanya pada agen. Kondisi ini mengakibatkan potensi ekspropriasi oleh agen atas biaya prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Kondisi pemisahan fungsi prinsipal dan agen juga berakibat pada munculnya masalah asimetri informasi. Salah satu bentuk asimetri 1 2
informasi adalah adverse selection. Adverse selection merupakan kondisi asimetri informasi yang dialami investor sehingga berpotensi salah dalam mengambil keputusan investasi (Scott, 2012). Investor sebagai pengguna pelaporan keuangan, membutuhkan informasi yang berkualitas. Sebagaimana dinyatakan oleh Copeland dan Galai (1983) dan Fanani (2009) bahwa kualitas pelaporan keuangan signifkan menurunkan asimetri informasi. Karakteristik fundamental yang harus dipenuhi suatu laporan keuangan adalah relevance dan faithful representation. Informasi keuangan yang disajikan perusahaan bisa menjadi tidak berguna apabila tidak memenuhi karakteristik tersebut, karena relevansi nilai (value relevance) dapat digunakan untuk melihat gambaran accounting quality suatu laporan keuangan (Yuni dan Rohma, 2013). Kasus kecurangan yang terjadi antara lain mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma yang overstated, mengindikasikan rendahnya tingkat konservatisme sebagai
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Tangerang
18
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
salah satu atribut kualitas pelaporan keuangan yang diterapkan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya dan kurangnya implementasi mekanisme corporate governance yang baik (Tjager, Djemat, dan Sembodo, 2003). Beberapa penelitian di Indonesia telah menguji hubungan antara kualitas pelaporan keuangan terhadap informasi asimetri salahsatunya adalah Indriyani dan Khoiriyah (2010) pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 20042008. Pada penelitian ini kualitas pelaporan keuangan diukur dengan proksi pelaporan keuangan yaitu relevansi nilai, ketepatwaktuan, dan konservatisme, namun hasil penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh yang signifikan terhadap asimetri informasi. Penelitian serupa dilakukan oleh Santoso (2013) pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 20062010 menggunakan variabel kualitas pelaporan keuangan dengan proksi relevansi nilai menunjukkan pengaruh positif tidak signifikan antara kualitas pelaporan keuangan dengan informasi asimetri yang diukur menggunakan bid-ask spread. Penelitian lainnya dilakukan oleh Kusuma, Agusti, dan Al Azhar (2014) yang memperoleh hasil penelitian dengan variabel independen kualitas pelaporan keuangan dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 20082012. Penelitian Fanani (2009) menunjukkan bahwa kualitas pelaporan keuangan yang diukur dengan relevansi nilai, ketepatwaktuan, dan konservatisme berpengaruh negatif dan signifikan terhadap informasi asimetri pada perusahaan manufaktur tahun 2001-2006 di BEI. Berdasarkan sejumlah penelitian terdahulu di Indonesia yang inkonklusif, maka penting untuk dilakukan pengujian kembali untuk memperjelas keterkaitan antara pengaruh kualitas laporan keuangan dan asimetri informasi pada perusahaan di Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu, apakah relevansi nilai sebagai proksi dari kualitas pelaporan keuangan berpengaruh terhadap asimetri informasi?
Desember 2015
KERANGKA TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Asimetri Informasi Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (sebagai agen) dengan investor (sebagai prinsipal). Teori keagenan mengasumsikan bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat mementingkan diri sendiri (self interest), terbatas rasionalitasnya (bounded rationality), dan menghindari resiko (risk aversion) (Eisenhardt, 1989). Kondisi tersebut mendorong masalah keagenan yang timbul dikarenakan agen mempunyai informasi lebih terhadap transaksi potensial dalam perusahaan dibandingkan pihak prinsipal, yang disebut sebagai asimetri informasi (Watts dan Zimmerman, 1986). Dengan demikian, mengingat penyajian informasi keuangan oleh perusahaan akan muncul konsekuensi ekonomi bagi perusahaan dan investornya (Zeff, 1978), maka penyajian informasi yang berkualitas diharapkan akan berkonsekuensi pada menurunkan asimetri informasi antara perusahaan dan investornya (Cohen, 2003) Kualitas Pelaporan Keuangan Menurut Francis et al. (2004) kualitas pelaporan keuangan dapat dipandang melalui dua kelompok besar, yaitu atribut kualitas pelaporan keuangan (second order), yaitu atribut-atribut berbasis akuntansi (acounting based atributes) dan atribut-atribut berbasis pasar (market based atributes). Santoso (2013) menyatakan bahwa atribut berbasis akuntansi menekankan pada kualitas laporan keuangan yang berguna bagi pemegang saham atau investor yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan, bagaimana suatu laporan keuangan menjadi gambaran kinerja dan prospek perusahaan harus disajikan sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Pada atribut berbasis pasar menekankan kualitas pelaporan keuangan yang dinilai dari respon pasar. Dalam penelitian Pagulung dan Sudibyo (2009) menggunakan atribut-atribut kualitas pelaporan keuangan berbasis akuntansi yang terdiri dari kualitas akrual, persistensi, prediktabilita, dan perataan
Desember 2015
19
Erna Setiany dan Ayu Wulandari
laba. Sementara penelitian Indriani dan Khoiriyah (2010) dan Fanani (2009) menggunakan atribut-atribut kualitas pelaporan keuangan berbasis pasar yang terdiri dari relevansi nilai, ketepatwaktuan, dan konservatisme. Pada penelitian ini menggunakan atribut kualitas pelaporan keuangan berbasis pasar karena diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai konsekuensi ekonomi dari informasi keuangan yang disajikan perusahaan melalui respon pasar. Relevansi Nilai Relevansi nilai didefinisikan oleh Beaver (2002) sebagai kemampuan informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan. Terdapat dua tipe model penilaian yang dapat digunakan untuk menginvestigasi hubungan tersebut yaitu model harga (hubungan harga saham dengan nilai buku dan earnings) dan model return (hubungan return saham dengan earnings dan perubahan earnings). Francis et al. (2004) menjelaskan bahwa relevansi nilai pada dasarnya adalah kemampuan laba dalam menjelaskan variasi pada return, dengan ekpektasi laba tersebut mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menjelaskan variasi return yang terjadi. Scott (2012) menjelaskan tentang konsep relevansi nilai akuntansi sesungguhnya menjelaskan mengenai bagaimana investor bereaksi terhadap pengumuman informasi akuntansi. Reaksi yang terjadi membuktikan bahwa kandungan informasi akuntansi merupakan isu yang sangat penting menjadi pertimbangan penting dalam proses pengambilan keputusan investasi yang bermanfaat bagi investor (Scott, 2012). Perumusan Hipotesis Konsekuensi ekonomis kualitas informasi pelaporan keuangan yang ditimbulkan bagi penilaian investor dapat berupa informasi asimetri (Cohen, 2003). Copeland dan Galai (1983) menemukan bahwa kualitas informasi akuntansi mengalami peningkatan, maka asimetri informasi asimetri akan mengalami penurunan atau dengan kata lain kualitas informasi akuntansi yang disampaikan melalui pelaporan keuangan
memiliki pengaruh negatif terhadap informasi asimetri. Fanani (2009) juga menemukan hasil yang sama dengan penelitian Copenlad dan Galai (1983) yaitu kualitas pelaporan keuangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap informasi asimetri. Sedangkan dalam penelitian Indriani dan Khoiriyah (2010), Kusuma et al. (2014), dan Santoso (2013) mendapatkan hasil yang berbeda bahwa kualitas pelaporan keuangan berpengaruh postif dan tidak signifikan terhadap informasi asimetri. Atas dasar pertimbangan di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha: Kualitas pelaporan keuangan (relevansi nilai) berpengaruh negatif terhadap informasi asimetri. Kualitas Pelaporan keuangan: relevansi nilai (X)
Asimetri Informasi (Y)
Kontrol: 1. Profitabilitas 2. Ukuran Perusahaan Gambar.1. Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN Sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, data selanjutnya diolah dengan menggunakan multiple regression. Penelitian ini dilakukan terhadap 107 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk dapat menjelaskan pengaruh relevansi nilai terhadap asimetri informasi digunakan data selama 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2010-2012, yang bersumber dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Asimetri Informasi Konsekuensi ekonomis kualitas pelaporan keuangan yang ditimbulkan bagi penilaian investor dapat berupa informasi asimetri (Khoriyah et al. 2010). Pengukuran informasi asimetri dapat dilakukan dengan berbagai
20
Desember 2015
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
pengukuran. Cohen (2003) mengukur informasi asimetri dengan proksi bidask spread. Leuz dan Verrecchia (2000) menyatakan bahwa bid-ask spread telah diketahui secara umum sebagai alat untuk mengukur asimetri informasi secara eksplisit. Alasannya adalah bahwa bid-ask spread menunjukkan masalah adverse selection yang timbul dari transaksi saham akibat adanya investor dengan asimetri informasi. Sebaliknya rendahnya asimetri informasi, berdampak pada rendahnya adverse selection, serta berdampak pula pada rendahnya bidask spread. (askjt-bidjt) SPREADjt = ((ask + bid )/2) ×100 ...... (1) jt jt Keterangan: Askjt = harga permintaan tertinggi saham perusahaan j yang terjadi hari t. Bidjt = harga peanawaran terendah saham perusahaan j yang terjadi pada hari t.
2. Kualitas Pelaporan Keuangan (Relevansi nilai) Relevansi nilai diartikan sebagai kemampuan laba dalam menjelaskan variasi return dan variabel relevansi nilai di ukur dengan skema order nilai negatif dari adjusted R2 berdasarkan Francis et al. (2004). Pada penelitian ini relevansi nilai dihitung sebagai berikut.
Value Relevance = –R 2jt
Adjusted R2 diperoleh dari persamaan berikut.
RETjt = β0 + β1 Earning Sjt + β2∆Earning Sjt + εjt...(3)
..... (2)
Keterangan : RETjt = Return rata-rata selama 15 bulan (bulan Januari tahun t sampai Maret tahun t+1) perusahaan j tahun t Earningsjt = Laba bersih sebelum pos-pos luar biasa perusahaan j tahun t
3. Profitabilitas Penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai salah satu variabel kontrol. Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan memberikan signal melalui pengungkapan laporan keuangan yang lebih detail mengenai kondisi perusahaan (Bernardi dan Assih, 2009). Untuk mengukur profitabilitas dapat digunakan rasio Return on Asset seperti pada penelitian Cohen (2003). ROA =
EAT (TOTAL AKTIVA)
.....(4)
Keterangan : ROA : Return on Asset EAT : Earning After Tax
4. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan digunakan untuk membedakan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil yang dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Hal ini dikarenakan perusahaan yang berukuran besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak dibanding perusahaan kecil sebagai upaya mengurangi biaya keagenan (Jensen dan Meckling, 1976).
SIZE = Logo of Total Asset
..... (5)
HASIL ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal dan lolos uji asumsi klasik. Pengujian selanjutnya menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan kesesuaian dengan teori dan dugaan yang dirumuskan dalam penelitian ini. Pada Tabel 1 nampak bahwa nilai signifikansi model regresi sebesar 0,004. Nilai ini lebih kecil dari significance level 0.05, dengan demikian berarti model regresi yang dibangun dapat digunakan untuk memprediksi Informasi Asimetri (bid-ask spread). Nilai Adjusted R² sebesar 0,094 yang dihasilkan berarti bahwa variabilitas asimetri informasi yang dapat dijelaskan melalui hasil penelitian ini adalah sebesar 9,4 %, sedang sisanya sebesar 90,6 % dijelaskan oleh variabelvariabel lain di luar model penelitian.
Desember 2015
Erna Setiany dan Ayu Wulandari
Tabel 1 Hasil Regresi Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan Terhadap Asimetri Informasi Variable Predicted Sign Intercept RELV ROA SIZE Adj. R F-Statistic Prob (F-statistic) N
Coefficient 7,066 -
p-value 0.000 0 ** 0 ** 0 *** 0 4,658 0,004 107
***,**,* menunjukkan koefisien signifikan pada 0,01; 0,05; 0,1 Model Persamaan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa nilai koefisien untuk variabel kualitas pelaporan keuangan sebesar -2,127. Nilai tersebut menunjukan tingkat signifikansi (p value) sebesar 0,036 < 0,05 (taraf signifikansi). Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima artinya variabel kualitas pelaporan keuangan (relevansi nilai) berpengaruh negatif signifikan terhadap informasi asimetri (SPREAD). Berdasarkan Tabel 1 juga dapat diketahui bahwa variabel kontrol profitabilitas perusahaan (ROA) menunjukan nilai koefisien profitabilitas sebesar -2,413, juga signifikan pada 0,018. Artinya variabel profitabilitas perusahaan (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap informasi asimetri (SPREAD). Hasil pengujian variabel kontrol ukuran perusahaan pada Tabel 1 menunjukkan nilai koefisien profitabilitas sebesar -0,521. Adapun nilai signifikansi ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 0,005.Artinya variabel ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh negatif signifikan terhadap informasi asimetri (SPREAD). Hasil ini sesuai dengan dugaan peneliti yang dirumuskan berdasarkan teori yang mendasari penelitian ini. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fanani (2009) yang menyatakan kualitas pelaporan keuangan berpengaruh negatif signifikan terhadap informasi asimetri. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat bahwa penyajian informasi yang berkualitas akan menurunkan asimetri informasi antara
21
perusahaan dan investornya, serta menekan biaya keagenan tersebut (Cohen, 2003). Namun demikian hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2013) yang menyatakan kualitas pelaporan keuangan tidak berpengaruh terhadap informasi asimetri. Kusuma et al. (2014) dan Indriani dan Khoiriyah (2010) juga menemukan hasil yang dengan Santoso (2013) yang menemukan kualitas pelaporan keuangan tidak berpengaruh terhadap informasi asimetri. Hasil penelitian ini memperkuat teori bahwa investor sebagai prinsipal menggunakan informasi keuangan. Masalah asimetri informasi yang berpotensi dialami investor dapat diatas dengan meningkatkan kualitas informasi keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Dengan kualitas informasi keuangan yang lebih baik dapat dimanfaatkan investor untuk mengambil keputusan investasi dengan tepat.
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh bukti bahwa kualitas pelaporan keuangan (relevansi nilai) berpengaruh negatif signifikan terhadap informasi asimetri (SPREAD). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas pelaporan keuangan terbukti berpengaruh negatif terhadap tingkat asimetri informasi. Hasil ini menunjukan bahwa peningkatan kualitas pelaporan keuangan terbukti mampu menurunkan tingkat asimetri informasi. b. Keterbatasan Penelitian Sebagaimana lazimnya suatu penelitian empiris, hasil penelitian ini juga mengandung beberapa keterbatasan, antara lain: 1. Penelitian ini hanya menguji pengaruh kualitas pelaporan keuangan diukur dengan menggunakan pendekatan pasar, dan tidak mengukur melalui pendekatan akuntansi, seperti akrual, persistensi, prediktabilitas, dan perataan laba.
22
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
2. Periode penelitian yang digunakan hanya mencerminkan relevansi nilai laporan keuangan relatif pendek hanya selama 3 (tiga) tahun. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas, maka rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji kualitas pelaporan keuangan tidak hanya melalui pendekatan pasar, namun juga diukur melalui pendekatan akuntansi yaitu akrual, persistensi, prediktabilitas, dan perataan laba. 2. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menambah periode penelitian. Penelitian dengan jangka waktu yang lebih panjang diharapkan dapat lebih memberikan generalisasi hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Bernardi, K. M dan Assih, S.P. (2009). Faktorfaktor yang mempengaruhi luas pengungkapan dan implikasinya terhadap asimetri informasi. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang Beaver, W.H. (2002). Perspectives on recent capital market research, The Accounting Review, 77 (2): 453-474. Cohen. A. D. (2003). Quality of financial reporting choice : determinant and economic consequences. Working Paper. Northwestern University. http:// www.papers.ssrn.com, diakses 15 Maret 2014. Copenland, T dan Galai, D. (1983). Information Effect on the Bid-Ask Spread, The Journal of Finance, 38 (5): 1457-1469. Eisenhardt. M. K. (1989). Agency theory : an assesment and review. Academy of Management Review, 14 (1): 57-54. Fanani,
Z.
(2009).
Kualitas
pelaporan
Desember 2015
keuangan: berbagai faktor penentu dan konsekuensi ekonomi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 6 (1): 20-45. Francis, J., LaFond, R., Olsson, P. M., dan Schipper, K. (2004). Costs of equity and earnings attributes. The Accounting Review, 79(4): 967-1010. Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indriani, R., dan W. Khoiriyah. (2010). Pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap asimetri informasi. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Jensen. M, C. dan Meckling. W. H (1976). Theory of the firm: managerial behavior,agency cost and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3 (4): 305-306. Kusuma, T., Agusti, R., dan Al Azhar, L. (2014). Pengaruh kualitas pelaporan keuangan, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap asimetri informasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bei tahun 2008-2012. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Ekonomi, 1 (1), 1-15. Leuz, C., dan Verrecchia, R. E. (2000). The economic consequences of increased disclosure (digest summary). Journal of accounting research, 38 (Supplement): 91-124 Pagalung, G. dan Sudibdyo, B. (2012). The determinant factors of earnings quality and economics consequences. Journal Economy, 16(1): 105-122. Santoso, A. B. (2013). Pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap asimetri informasi dengan ukuran perusahaan sebagai pemoderasi pada perusahaan manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1 (4): 32-37.
Desember 2015
Erna Setiany dan Ayu Wulandari
Scott, W. R. (2012). Financial Accounting Theory. Edisi 6. New Jersey: Prentice Hall. Tjager, I. N., Alijoyo, A., Djemat, H.R., dan Sembodo, B. (2003). Corporate governance: Tantangan dan kesempatan bagi komunitas bisnis Indonesia. Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Wats, R dan Zimmerman, J. L. (1986). Positive Accounting Theory. International Edition. Prentice Hall : New York. Yuni, R. dan Rohma, A. (2013). Dampak penerapan standar akuntansi keuangan (sak) pasca adopsi ifrs terhadap relevansi nilai dan asimetri informasi. Simposium Nasional Akuntansi XVI. Manado. Zeff, S. A. (1978). The rise of economic consequences. Buku. Division of Research, Graduate School of Business Administration, Harvard University.
23
24
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Desember 2015