KUALITAS LAYANAN KESEHATAN PADA ORANG TERINFEKSI HIVAIDS DI RSUD DOK II JAYAPURA Yuliati Kalapadang Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Yapis Papua ABSTRAK Peneliti ini berjudul “Kualitas Layanan Kesehatan pada Orang terinfeksi HIV-AIDS di RSUD Dok II Jayapura” dengan titik berat masalah bagaimana gambaran kualitas pelayanan kesehatan yang diterima oleh orang terinfeksi HIVAIDS di VCT RSUD Dok II jayapura yang bertujuan untuk mengetahui bagaiman kualitas layanan kesehatan yang diterima oleh orang terinfeksi HIV-AIDS di VCT RSUD Dok II Jayapura. Untuk menguji dan mengetahui proses Kualitas Layanan Kesehatan pada Orang terinfeksi HIV-AIDS tersebut, maka peneliti ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan dasar penelitian mengambil organisasi dan menetapkan Polik VCT RSUD Dok II Jayapura sebagai unit analisis dan fokus penelitian. Untuk memperoleh data maka peneliti ini menggunakan 2 (dua) metode pengumpulan data yaitu melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Layanan Kesehatan pada Orang Terinfeksi HIV-AIDS di RSUD Dok II Jayapura yang diukur dengan lima dimensi dengan hasil sebagian besar menilai bahwa kualitas pelayanan kesehatan sangat baik. Kata Kunci : Kesehatan, HIV dan Jayapura
106
Tingginya angka penularan HIV AIDS di Papua sekitar 2, 49% diatas angka penularan nasional sekitar 0.18% menyebabkan adanya penemuan pasien yang rata-rata sekitar 40 pasien baru tiap bulan menyebabkan lonjakan pasien yang datang dan perlu dilayani di klinik VCT RSUD Dok II Staf VCT di RSUD dok II yang berjumlah 13 orang dan terdiri dari 2 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 2 farmasis, 3 laboratoris dan 2 administrator memiliki tugas untuk melayani pasien yang berkunjung tiap bulan pada klinik VCT RSUD Jayapura adalah sekitar 500 -800 pasien. Ruang pelayanan di VCT RSUD DOK II yang hanya berukuran seluas 70 m2 menjadi salah satu kendala yang dapat membuat kenyamanan kulaitas layanan menjadi tidak maksimal. Jumlah pasien yang besar pun tersebut hanya dilayani oleh jumlah staf yang terbatas hal ini akanmembuat kualitas pelayanan menjadi semakin tidak maksimal yang diterima oleh pasien. Hal-hal diatas adalah hanya beberapa kendala yang mampu membuat pelayanan kualitas layanan tidak maksimal. Penelitian ini akan melihat seberapa besar adanya kesenjangan yang diterima pasien sehingga faktor-faktor selain hal-hal diatas dapat ditemukan melalui penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut”
I. PENDAHULUAN Kasus AIDS pertama di Indonesia terjadi di Bali pada bulan April tahun 1987.Penderitanya adalah seorang wisatawan Belanda yang meninggal di RSUP Sanglah akibat infeksi sekunder pada paruparunya.(www.tempo.co.id/hg/nara si/.../nrs,2004). Jumlah kumulatif pengidap infeksi HIV/AIDS di seluruh Indonesia pada akhir Desember 2007 telah mencapai 17207 kasus, yang terdiri dari 6066 HIV dan 11141 AIDS dengan jumlah kematian sebanyak 2369 orang (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2007). Klinik VCT adalah sarana pelayanan kesehatan yang digunakan dalam upaya penanggulangan kasus HIV/AIDS. Klinik ini bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melakukan pemetaan, estimasi dan pencarian kasus sedini mungkin, terutama pada kelompok resiko tinggi (high risk population). Di Kota Jayapura, terdapat lima rumah sakit rujukan dan sepuluh puskesmas yang menyediakan sarana pelayanan klinik VCT. Berdasarkan Kepmenkes Nomor 760/Menkes/SK/VI/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Bagi Orang terinfeksi HIV, rumah sakit yang menjadi rujukan dalam perawatan dan pengobatan ODHA adalah RSUD Dok II Jayapura, RSUD Abepura, RS Dian harapan, RS Marthen Indey dan RSAL 107
Bagaimana kualitas layanan kesehatan pada orang terinfeksi HIV-AIDS di VCT RSUD Dok II Jayapura? Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui kualitas pelayanan pada Orang terinfeksi HIV-AIDS di RSUD Dok II Jayapura.
prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan Usaha Milik Negara atau badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan. Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah atau pihak swasta kepada masyarakat dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat. B. Konsepsi Pelayanan Publik
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Publik Menurut Siagian 2001 yang dikutip dari Hardiansyah (2011) dikatakan bahwa teori ilmu administrasi Negara mengajarkan bahwa pemerintah Negara pada hakikatnya menyelenggarakan dua jenis fungsi utama, yaitu fungsi penagaturan dan fungsi pelayanan. Fungsi pengaturan biasanya dikaitkan dengan hakikat Negara modern sebagai suatu Negara hokum (legal state),sedangkan fungsi pelayanan dikaitkan dengan hakikat Negara sebagai suatu Negara kesejahteraan (welfare state). baik fungsi pengaturan maupun fungsi pelayanan menyangkut semua segi kehidupan dan penghidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan pelaksanaannya dipercayakan kepada aparatur pemerintah tertentu yang secara fungsional bertanggungjawab atas bidangbidang tertentu kedua fungsi tersebut. Menurut Hardiansyah (2011) dikatakan bahwa pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan baik dalambentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
Konsepsi pelayanan publik berhubungan dengan bagaimana meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dan/ atau pemerintah daerah menjalankan fungsi pelayanan, dalam konteks pendekatan ekonomi, menyediakan kebutuhan pokok (dasar) bagi seluruh masyarakat. Kebutuhan pokok masyarakat akan terus berkembang seiring dengan tingkat perkembangan sosio-ekonomi masyarakat artinya pada tingkat perkembangan tertentu sesuatu jenis barang dan jasa yang sebelumnya di anggap sebagai barang mewah dan terbatas kepemilikannya atau tidak menjadi kebutuhan pokok dapat berubah menjadi barang pokok yang diperlukan bagi sebagian besar masyarakat. Perubahan dan perkembangan konsep kebutuhan pokok masyarakat akan selalu 108
terkait erat dengan tingkat perkembangan sosial-ekonomi masyarakat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, serta perubahan politik. C. Klasifikasi Pelayanan Publik Pelayanan publik yang harus diberikan oleh pemerintah dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama, yaitu: pelayanan kebutuhan dasar dan pelayanan umum. Menurut Hardiyansyah (2011) menjelaskannya sebagai berikut: 1. Pelayanan Kebutuhan Dasar Pelayanan kebutuhan dasar yang harus diberikan oleh pemerintah meliputi: kesehatan, pendidikan dasar dan bahan kebutuhan pokok masyarakat. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat yang dilindungi oleh undang-undang dasar. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan yang jadi modal terbesar untuk mencapai kesejahteraan. Perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. 2. Pelayanan Umum Selain pelayanan kebutuhan dasar pemerintah sebagai instansi penyediaan pelayanan publik jugaharus memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Pelayanan umum yang harus diberikan
pemerintah terbagi terbagi dalam tiga kelompok, yaitu: a) pelayanan administratif, b) pelayanan barang dan c) pelayanan jasa. D. Asas-Asas Pelayanan publik Bahwa pelayanan publik dilakaukan tiada lain untuk memberikan kepuasan bagi pengguna jasa, karena itu penyelenggaraan secara niscaya membutuhkan asas-asas pelayanan. Denagan kata lain, dalam memberiakan pelayanan publik, instansi penyediaan pelayanan publik harus memperhatikan asas pelayanan publik. Asas-asas pelayanan publik menurur keputusan Mempan Nomor 63/2003 sebagai berikut: 1. Transparasi. Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. 2. Angkutabilitas. Dapat dipertanggungjawabkan sesuai denagan ketentuan peraturan perundangan-undangan. 3. Kondisional. Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas. 4. Partisipasi. Mendorong perang serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. 5. Kesamaan Hak. Tidak diskriminatif dalam arti tidak 109
4) Akurasi; Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah 5) Keamanan; Proses dan produk pelayanan publik memebrikan rasa aman dan kepastian hokum. 6) Tanggung jajawab; Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7) Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi,telekomunikasi, dan informatika(telematika). 8) Kemudahan Akses; Tempat dan lokasi sarana prasarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan infomasi. 9) Kedisplinan, kesopanan dan keramahan; Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin,sopan dan santun,ramah,serta membrikan pelayanan dengan ikhlas. 10) Kenyamanan; Lingkungan pelayanan harus tertib,teratur,disediakan ruang tunggu yang
membedakan suku, ras agama, golongan, gender dan status ekonomi. 6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban. Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik Sepuluh Prinsip pelayanan umum diatur dalam keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggara Pelayanan Publik, kesimpulan prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kesederhanaan; prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan: 2) Kejelasan;1) persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, 2) Unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; 3) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. 3) Kepastian waktu; Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurung waktu yang telah di tentukan. 110
nyaman,bersih,rapih,lingku ngan yang indah dan sehat, serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan,seperti parker,toilet,tempat ibadah dan lainnya. Standar Pelayanan Publik Setiap penyelanggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayab, sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dan bagi penerima pelayanan dalam proses pangajuan permohonanya. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai pedoman yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggaran pelayanan, dan menjadi pedoman bagi penerima pelayanan dalam proses pengajuan permohonan, serta sebagai alat kontrol masyarakat dan/ atau penerima pelayanan atas kinerja penyelenggara pelayanan. E. HIV-AIDS AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yaitu suatu gejala berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV ke dalam tubuh seseorang. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV atau Human Immuno-deficiency Virus (Depkes, 2004). HIV dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit yang sangat ringan sekalipun. Selain itu AIDS juga didefinisikan sebagai kejadian penyakit yang disifatkan oleh: (a) Suatu penyakit yang menunjukkan adanya definisi immunoseluler, misalnya sarkoma Kaposi atau satu atau lebih penyakit opportunistik yang di diagnosis dengan cara yang dapat dipercaya, (b) Tidak adanya sebab-sebab immunodefisiensi seluler lainnya (kecuali infeksi HIV) (Gunawan, 1992). AIDS merupakan sindrom kehilangan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.Virus ini menyebabkan tubuh mudah diserang penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal.Serangan penyakit ini bukan merupakan ancaman bagi orang-orang yang sistem kekebalannya bekerja dengan normal. HIV ditularkan melalui tiga jalur, yaitu: (a) melalui hubungan seksual, (b) melalui pemakaian alat-alat yang sudah tercemar HIV, seperti jarum suntik dan pisau cukur, dan (c) melalui ibu yang hidup dengan HIV kepada janin di kandungannya atau bayi yang disusuinya. Penularan melalui ketiga jalur tersebut Virus HIV mempunyai masa inkubasi antara 5-10 tahun. Orang yangmengidap HIV masih nampak sehat dan selama itu dapat menularkan pada orang lain tanpa disadarinya (Hawari, 2006). Diperkirakan terdapat tujuh juta orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Asia Pasific dan 111
peningkatan jumlah ODHA membutuhkan dan menuntut akses layanan komprehensif. Pelayanan komprehensif HIV/AIDS menurut WHO meliputi terapi medik, asuhan keperawatan, konseling, dan dukungan psikososial untuk Pelayanan Prima
ODHA, keluarganya dan mereka yang tergantung padanya. F. KERANGKA KONSEPTUAL
Variabel Kualitas Pelayanan
Di Ukur dengan 5 Dimensi
Tangible (Berwujud)
Reliability (Kehandalan)
∑ Penampila n petugas ∑ Kenyaman an tempat melakukan pelayanan ∑ Kemudaha n dlm proses pelayanan ∑ Kemudaha n akses pelanggan dlm permohon anpelayan ana ∑ Kegunaan alat bantu dalam pelayanan
∑ Kecematan petugas dlm melayani ∑ Memiliki standar pelayanan yg jelas ∑ Kemampua n petugas dlm menggunak an alat bantu ∑ Keahlian petugas dlm menggunak an alat bantu dlam proses pelayanan
Responsivines s (Respon/Keta nggapan) ∑ Merespon semua pelanggan ∑ Petugas melakukan pelayanan yg cepat ∑ Petugas melakukan pelayanan yg cermat ∑ Petugas melakukan pelayanan dgn waktu yg tepat ∑ Semua keluhan pelanggan direspon
Assurance (Jaminan)
Empathy (Empati)
∑ Petugas memberikan jaminan tepat waktu dlm pelayanan ∑ Petugas memberikan jaminan biaya dlm pelayanan ∑ Petugas memberikan jaminan legalitas dlm pelayanan ∑ Petugas memberikan jaminankepas tian biaya dlm pelayanan
∑ Mendahuluk an kepentingan pelanggan ∑ Petugas melayani dgn sikap ramah ∑ Melyani dgn sikap sopan santun ∑ Melayani dgn tdk diskriminasi ∑ Melayani dan menghargai setiap pelanggan
112
berkunjung di Klinik VCT RSUD Jayapura di bulan Januari-Mei 2013 dengan ratarata jumlah kunjungan pasien perbulan 243 pasien. 2. Sampel Penelitian ini menggunakan sampling non-probability dengan metode purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam,2003). Dengan Kriteria Sampel sebagai berikut: 1. Pasien HIV-AIDS yang mendapatkan pengobatan dan perawatan di Klinik VCT RSUD Jayapura 2. Usia pasien antara 17-50 tahun dan bersedia menjadi responden 3. Pasien yang tidak terganggu jiwanya 4. Pasien yang bisa menulis dan membaca Menurut Arikunto (2006) bahwa apa bila jumlah populasi lebih dari 100 maka dapat diambil 10-25% dari jumlah populasi. Sampel penelitian ini 25 % X jumlah kunjungan pasien, yaitu 25% X 243 adalah 60 responden. C. DEFINISI OPERASIONAL Persepsi kualitas (perceived quality) didefinisikan oleh Zeithaml (1988) sebagai penilaian
G. VARIABEL DAN INDIKATOR PENELITIAN Sesuai dengan judul Kualitas layanan Kesehatan Pada Orang Terinfeksi HIV-AIDS di RSUD Dok II Jayapura maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu kualitas layanan yang diterima pasien HIV-AIDS. Indikator kualitas layanan kesehatan yang akan diteliti adalah: 1. Tangible (Berwujud) 2. Reliability (Kehandalan) 3. Responsiviness (Ketanggapan) 4. Assurance (Jaminan) 5. Empathy (Empati) III.METODOLOGI PENELITIAN A. TIPE DAN DASAR PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan untuk mengidentifikasi gambaran Kualitas Layanan Kesehatan pada Orang Terinfeksi HIV/AIDS di Klinik VCT RSUD Dok II Jayapura (Notoatmodjo, 2010). B. UNIT ANALISIS Pada penelitian ini yang dimaksud unit analisis adalah semua pasien HIV-AIDS tanpa memandang umur dan jenis kelamin yang datang berkunjung ke klinik VCT RSUD Dok II Jayapura dari bulan juli sampai agustus 2013. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah pasien HIV-AIDS yang 113
konsumen terhadap keunggulan dari keseluruhan suatu produk kualitas persepsi ini dapat menjadi penentu nilai dari suatu produk dan berpengaruh secara langsung terhadap keputusan pembelian dan loyalitas suatu produk tersebut.Kualitas sendiri menurut Zeithaml (1988) bisa dipandang secara luas sebagai keunggulan atau keistimewaan. Untuk mengukur kualitas layanan menggunakan lima dimensi yaitu: Tangible (Berwujud), Reliability (Kehandalan), Responsiviness (Ketanggapan), Assurance (Jaminan), Empathy(Empati). D. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA Instrumen yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa : 1. Identitas dan data karakteristik pasien sebagai sampel pada penelitian 2. Sejumlah pertanyaan yang dapat mengukur kualitas pelayanan E. JENIS DAN SUMBER DATA 1. Data Primer (Primary Data) Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisoner yang dibagikan pada pasien yang mendapat perawatan dan pengobatan di VCT RSUD Dok II Jayapura. 2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan di VCT RSUD Dok II Jayapura. Jenis dan sumber data yang diperoleh nantinya adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang sumbernya berasal dari data yang diperoleh dari pasien HIV-AIDS yang berkunjung bulan juli sampai Agustus 2013. F. TEKNIK ANALISISDAN PENGUKURAN Teknik yang diambil pada penelitian ini adalah dengan metode nonparametrik sampling dan pengukurannya menggunakan metode statistika deskriptif. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum RSUD Jayapura Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura dibangun pada tahun 1956 oleh pemerintah Hindia Belanda dan diresmikan pada tanggal 5 Juni 1959. Berdasarkan analisis cakupan pelayanan sesuai tatanan bangsal perawatan yang ada, maka Rumah Sakit ini diperuntukkan bagi spesialistik dasar, yaitu Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Bedah Umum, 114
Spesialis Kebidanan dan Kandungan dan Spesialis Anak. Sejak tanggal 2 Mei 1962 bersama dengan penyerahan Irian Barat ke Pemerintah Republik Indonesia, maka Rumah Sakit ini ikut diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan sampai saat ini pengelolaannya dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Papua. Pelayanan RSUD Jayapura mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, Rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan.Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat inap dan unit rawat jalan. Unit Rawat Inap terdiri dari Ruang Super vip, Ruang kelas 1, Ruang ICU, Ruang OK, Ruang bersaling, Ruang Bayi, Ruang kanak-kanak, Ruang saraf, Ruang bedah, Ruang peyakit dala pria, Ruang penyakit dalam wanita dan Ruangan paru. Unit Rawat Jalan terdiri dari Polik kebidanan, Polik anak, polik saraf, polik fisioterapi, Polik bedah, polik kulit, Polik THT, Polik Penyakit dalam, Polik paru, Polik gigi, Polik mata dan Polik VCT. 2. Gambaran VCT RSU Jayapura VCT (Human Immunodeficiency Virus) Rumah Sakit Umum Daerah jayapura berdiri sejak tahun 2004 dan pada tahun 2005 ruangan VCT telah terjadi pembongkaran dan di ganti dengan ruangan baru yang beruran 7x10 meter sampai sekarang belum ada renovasi. Ruang pelayanan di VCT yang terdiri dari, 1 kama pemeriksaan pasien, 1 kamar konseling, 1 kamar
pemeriksaan darah (LAB), 1 kama untuk Administrasi, 1 kamar penyimpanan obat, 1 kamar pemberian obat, dan 1 ruang tunggu pasien, Pelayanan kesehatan di klinik VCT RSUD Jayapura dilakukan setiap hari, mulai senin sampai dengan hari sabtu dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00. 3. PEMBAHASAN Kualitas layanan kesehatan pada orang terinfeksi HIV-AIDS di VCT RSUD Dok II Jayapura telah diteliti/diukur dengan lima dimensi Tangible (Berwujud), yaitu: Reliability (Kehandalan),Responsiveness(Keta nggapan),Assurance (Jaminan),Emphaty (Empati)dengan masing-masing dimensi mempunyai lima pertanyaanyaitu: a. Tangible (Berwujud) 1. Hal ini memperlihatkan bahwa kondisi Ruangan Klinik VCT RSUD Dok II Jayapura tertata dengan baik, rapi, dan bersih termasuk dalam kategori baik. 2. Hal ini memperlihatkan bahwa peralatan perawatan di klinik VCT RSUD Dok II Jayapura , cukup lengkap dan dapat digunakan dengan baik termasuk dalam kategori baik. 3. Hal ini memperlihatkan bahwa penampilan perawat atau dokter di VCT RSUD Dokk II jayapura, rapi dan bersihtermasuk dalam kategori baik. 115
selalu baik dan sesuai dengan informasi yang diberikan termasuk dalam kategori baik. 5. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat klinik VCT RSUD Dok II Jayapura selalu bersikap baik dan siap setiap saat dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada anda termasuk dalam kategori sangat baik. c. Responsiveness(Ketanggapan ) 1. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/dokter klinik VCT RSUD Dok II Jayapura dalam memberikan pelayanan selalu baik dalam menanyakan keluhan kesehatan anda termasuk dalam kategori sangat baik. 2. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/dokter pada klinik VCT RSUD Dok II Jayapura baik dalam memberikan penjelasan tentang penyakit andatermasuk dalam kategori sangat baik. 3. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/dokter klinik VCT RSUD Dok II Jayapura dalam melakukan pelayanan kesehatan selalu bersikap baik, ramah dan sopan terhadap andatermasuk dalam kategori sangat baik. 4. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/dokter klinik VCT RSUD Dok II
4. Hal ini memperlihatkan bahwa kamar pemeriksaan pasien di klinik VCT RSUD Jayapura sudah baik, bersih dan nyaman termasuk dalam kategori cukup baik. 5. Hal ini memperlihatkan bahwa kebutuhan obat selalu tersedia dan dalam penyimpanan selalu baik termasuk dalam kategori sangat baik. b. Reliability (Kehandalan) 1. Hal ini memperlihatkan bahwa pelayanan kesehatan pada klinik VCT RSUD Jayapura sudah sesuai dengan harapan anda termasuk dalam kategori sangat baik. 2. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat dan dokter klinik VCT RSUD Dok II Jaypura dalam menangani keluhan kesehatan anda dengan baik, cepat dan tepattermasuk dalam kategori sangat baik. 3. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat atau dokter klinik VCT RSUD Dok II jayapura dalam memberikan obat kepada anda sudah baik dan sesuai dengan informasi aturan obat yang disampaikan termasuk dalam kategori sangat baik. 4. Hal ini memperlihatkan bahwa dokter atau perawat di klinik VCT RSUD Dok II jayapura dalam memberikan pelayanan 116
mampu dengan baik menjaga kesopanan saat mrmberikan pelayanan kesehatankepada anda termasuk dalam kategori sangat baik. 5. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/dokter pada klinik VCT RSUD Dok II Jayapura mampu dengan baik memberikan jaminan kesembuhan terhadap penyakit anda termasuk dalam kategori baik. e. Empathy (Empati) 1. Hal ini memperlihatkan bahwa perwat/dokter klinik VCT RSUD Dok II Jayapura berusaha dengan baik menenangkan rasa cemas/ khawatir anda terhadap penyakit yang anda derita termasuk dalam kategori sangat baik. 2. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/petugas kesehatan klinik CVT/RSUD Dok II Jayapura dengan baik memperhatikan keluhan penyakit yang anda derita termasuk dalam kategori sangat baik. 3. Hal ini memperlihatkan bahwa kepedulian perawat/petugas kesehatan klinik VCT RSUD Dok II Jayapura baik dalam menghadapi masalah kesehatan anda termasuk dalam kategori baik. 4. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat meluangkan waktu dengan baik untuk
Jayapura selalu baik dengan memberikan kesempatan kepada anda untuk bertanya tentang kesehatan anda termasuk dalam kategori sangat baik. 5. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/dokter klinik VCT RSUD Dok II Jayapura selalu dengan baik memperhatikan kebutuhan dan keluhan kesehatan anda termasuk dalam kategori sangat baik. d. Assurance (Jaminan) 1. Hal ini memperlihatkan bahwa perilaku perawat/dokter klinik VCT RSUD Dok II Jayapura selalu dengan baik dan memberikan rasa aman bagi anda termasuk dalam kategori baik. 2. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat klinik VCT RSUD Dok II Jayapura mempunyai kemampuan yang baik, dalam menjawab pertanyaan kesehatan anda termasuk dalam kategori sangat baik. 3. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/dokter klinik VCT RSUD Dok II Jayapura mampu memnjaga dengan baik rahasia kesehatan anda serlama anda berada di dalam VCT RSUD Dok II Jayapura termasuk dalam kategori sangat baik. 4. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat klinik VCT RSUD Dok II jayapura 117
ketentuan peraturan perundangundangan. pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan baik dalambentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan Usaha Milik Negara atau badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan. Hardiansyah (2011).
berkomunikasi dengan anda termasuk dalam kategori baik. 5. Hal ini memperlihatkan bahwa perawat/dokter klinik VCT RSUD Dok II Jayapura dengan baik memberikan dorongan kepada anda demi kesembuhan anda termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil kualitas pelayanan kesehatan terhadap orang terinfeksi HIV-AIDS di VCT RSUD Jayapura yang diberikan oleh petugas adalahsangat baik. Hal ini dapat dijelaskan bahwa responden yang mendapat pelayanan kesehatan di klini VCT RSUD Jayapura merasakan pelayanan yang diberikan petugas sangat baik walapun sarana yang sederhana, jumlah petugas yang sedikit dibandingkan dengan jumlah pasien, dalam hal ini tidak mempengaruhi kualitas layanan yang diberikan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pelayanan Aparatur Negara Nomor63 tahun 2003 definisi dari pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian kualitas pelayanan kesehatan pada orang terinfeksi HIV-AIDS di VCT RSUD Dok II Jayapura dapat disimpulkan sebagai berikut: Kualitas pelayanan kesehatan pada orang terinfeksi HIV-AIDS di VCT RSUD Dok II Jayapura dapat dilihat dari hasil koesioner yang diukur dengan lima dimensi bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan petugas sangatbaik. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas diatas, beberapa saran yang terkait denga kualitas pelayanan kesehatan pada orang terinfeksi HIV-AIDS di VCT RSUD Dok II Jayapura adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya perhatian dari Pejabat RSUD Jayapura danPerintah Daerah terkait 118
2.
3.
4.
5.
dengan kurangnya sarana dan fasilitas kesehatan di VCT RSUD Dok II Jayapura.. Perlu adanya penambahan jumlah petugas agar kualitas pelayanan yang diberikan lebih maksimal dan lebih sangat baik lagi. Perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat atau petugas medis di VCT RSUD Dok II Jayapura guna memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada orang terinfeksi HIVAIDS di RSUD Dok II Jayapura. Perlunya penyuluhan yang harus dilakuakn oleh perawat atau petugas medis kepada masyarakat, agar dapat mencegah terjadinya peningkatan penularan HIVAIDS. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian yang serupa diharapkan untuk menambah variabel lain untuk diteliti.
Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA, Yogyakarta: Galang Press. Fazio, R.H; Powell, M.C.; and Williams, C.J. 1989, “The Role of Attitude Accessibility in the Attitude-to-Behavior Process, “ Journal of Consumer Research, Vol. 16 (Desember), pp. 88-280. Hardiyansyah. 2011. Kualitas pelayanan Publik. Gava Media. Yogyakarta. Hawari, D. 2006. Global Effect HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi. Jakarta:Balai Penerbit FKUI. Gunawan, S., 1992. Perkembangan Masalah AIDS, Cermin Dunia Kedokteran, No 75 Hal 6-10 Irwanto, Moeliono.,L, 2006. ODHA dan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar Notoatmodjo. 2010.Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta:Salemba Medika. Putri, F. 2007. Hubungan Persepsi Orang Dengan HIV/AIDS Tentang Pelayanan. Rahz, M., H., 2001. Berjuang Meraih Hak Sehat. Ashoka .Bandung .Indonesia. Salvado, J. 2007. The Determinants of Health Care Utilization in Portugal: An Approach with Count Data Models. Sarwono, S. 2007. Sosiologi Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA Anonim.2001. Dokumentasi Tentang Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Orang Dengan HIV/AIDS Di Indonesia. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Depkes, 2004.Modul Pelatihan Konseling dan Tes Sukarela HIV. Dirjen Pelayanan Medik. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Djoerban, Z., 2001. Membidik AIDS 119
Schiffman Leon. G., Kanuk L., L. 2007 Perilaku Konsumen edisi 7, Indeks Jakarta. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Tempo, 26 Maret. 2004. Kasus Aids di Indonesia Pertama Kali Ditemukan. www.tempo.co.id Zeithaml, V.A. 1998. “Consumer Perceptions of Price, Quality, and Value: A Means-End Model and Synthesis of Evidence,” Journal of Marketing, Vol.52, pp.2-22
120