KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS SUMBER AIR BERSIH DI DESA KAYUWATU KECAMATAN KAKAS Gabriela J. Mantik*, Jootje M. L. Umbo*, Woodford B. S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Air merupakan salah satu komponen penting untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Kualitas air dapat dipengaruhi oleh sumber air tersebut. Air bersih digunakan sebagai air minum, mandi dan mencuci. Namun sekarang ini, adanya potensi pencemaran bisa membuat kualitas sumber air bersih menurun. Tujuan penelitian ini untuk untuk mengukur kualitas fisik dan bakteriologis air bersih saat pagi hari dan sore hari di Desa Kayuwatu Kecamatan Kakas . Penelitian ini bersifat deskriptif berbasis laboratorium. Parameter fisik yang diteliti yaitu warna dan kekeruhan, untuk parameter bakteriologis yaitu coliform dan colitinja. Pemeriksaan parameter fisik menggunakan spectrometer dan bakteriologis menggunakan metode MPN (Most Probable Number) Jumlah sampel sumber air bersih yang diperoleh yaitu 11 titik sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil pemeriksaan dibandingkan dengan PERMENKES No. 416 tahun 1990. Hasil pengukuran terhadap kualitas fisik air seperti warna, menunjukkan hasil antara 0 – 47 TCU dan kekeruhan rata-rata < 5 NTU. Pengukuran bakteriologis air yaitu coliform paling rendah 0 MPN/100 ml dan paling tinggi >2400 MPN/100 ml, begitu juga dengan pengukuran terhadap colitinja dengan jumlah 72,7% yang positif mengandung colitinja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas fisik dari segi kekeruhan dan warna dari 11 titik sampel semuanya memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis dari segi bakteri coliform saat pengambilan pagi hari dari 11 titik sampel, 6 sumber air bersih tidak memenuhi syarat,begitu juga dengan pengambilan pada sore hari. Pemeriksaan terhadap bakteri colitinja diperoleh hasil dengan jumlah 8 sumber air bersih mengandung colitinja saat pengambilan pagi hari dan 10 sumber air bersih mengandung colitinja pada sore hari. Kata Kunci: Kualitas fisik air, kualitas bakteriologis air, kualitas sumber air bersih ABSTRACT Water is one of significant component for the continuity of life and also become the determinant factor in health and human welfare. The quality of water can be affected by the water resource itself. Clean water is usable for drink, shower, launder. But nowadays, with the potential of contamination, have a chance to decrease the quality of clean water. The purpose of this research was to measure the physical quality and bacteriological of clean water in the morning and in the afternoon at Kayuwatu villege Kakas district. This research is laboratorybased descriptive. Physical parameters studied were color and turbidity, for bacteriological parameters is coliform and colitinja. Examination of physical parameters using spectrometer and bacteriologic using MPN (Most Probable Number method) The amount of sample of clean water source obtained is 11 sample point by using purposive sampling method. The result of examination is compared with PERMENKES Number. 416 year 1990. The results of measurements on the physical quality of water such as color, show the results between 0 47 TCU and average turbidity <5 NTU. The bacteriological measurements of water were the lowest coliform of 0 MPN / 100 ml and the highest> 2400 MPN / 100 ml, as well as the measurement against the colitinja with the amount of 72.7% positive containing colitinja. The result of this research shown that the physical quality in terms of turbidity and color from 11 points of sample were all qualified. Bacteriological quality in terms of coliform bacteria on morning collection from 11 points of samples, 6 of the clean water resource was all unqualified so was the afternoon collection. The examination of colintja bacteria produced a result with the amount of 8 clean water resource all contains colintja in the morning collection and 10 clean water resource also contains colintja in the afternoon. Keywords: Physical water quality, bacteriological quality water, quality of clean water
1
PENDAHULUAN
dinilai secara langsung karena memerlukan
Air merupakan kebutuhan dasar bagi setiap
uji
kehidupan di bumi, tanpa air berbagai proses
dipengaruhi oleh kualitas sumber air tersebut.
kehidupan di bumi tidak dapat berlangsung.
Sumber air bersih dari sistem perpipaan
Sebagai salah satu komponen penting dalam
melalui mata air yang sudah memiliki PMA
lingkungan hidup, air sebagai kebutuhan
(perlindungan mata air) dan belum memiliki
utama bagi manusia untuk kelangsungan
PMA.
hidup dan menjadi faktor penentu dalam
terjadi perubahan kualitas air pada sumber
kesehatan
manusia.
mata air yang tidak dilengkapi dengan
(Sumantri 2010), sebagian besar kebutuhan
pelindung mata air dengan ditemukan bakteri
air manusia berasal dari berbagai sumber,
coliform hingga perubahan pada fisik air
seperti, sungai, sumur gali, sumur bor,
karena adanya aktifitas disekitar sumber mata
mata air, air PDAM dan sebagainya
air
dan
kesejahteraan
laboratirum.
Kualitas
air
dapat
Menurut Nelpidin (2014) bahwa
(Andini 2017). METODE PENELITIAN
Penggunaan terhadap air berbedabeda
sesuai
dengan
keperluan.
Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif
Air
berbasis laboratirum Penelitian dilaksanakan
digunakan sebagai air minum, untuk
di Desa Kayuwatu Kecamatan Kakas pada
mandi dan mencuci, pengairan, pertanian,
bulan Maret sampai bulan Juli tahun 2017.
perikanan, sanitasi dan untuk transportasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu air bersih
(Wardhana, 2004), air yang digunakan
yang dijadikan sebagai baku air minum,
oleh manusia harus memenuhi syarat
penentuan sampel dengan menggunakan
yang sudah diatur sesuai dengan aturan
metode
purposive sampling dan diperoleh
Negara
jumlah
sampel
Indonesia
dalam
Peraturan
Instrumen
Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990
parameter
Sesuai dengan hasil observasi yang
air
bersih
diperoleh
melalalui perpipaan non PDAM dan sumur
paling
banyak
perpipaan non PDAM.
sampel
dalam pelaksanaan
melalui
fisik,
dan
probable
Number)
Metode
pengumpulan
melakukan
gali, penggunaan air bersih sebagai baku air minum
titik
pemeriksaan
laboratorium dengan Metode MPN (Most
dilakukan di Desa Kayuwatu Kecamatan kebutuhan
penelitian
11
penelitian ini yaitu spectrometer untuk
tentang pengawasan kuaitas air
Kakas,
yaitu
Analisis
sistem
untuk
wawancara data
yang
bakteriologis. data
dan
dengan observasi.
dilakukan
yaitu
membandingkan hasil pemeriksaan dengan
Pemanfaatan air
syarat air bersih dalam PERMENKES 416
bersih sebagai baku air minum hanya dinilai
tahun
berdasarkan kualitas fisik saja antara lain rasa
1990
tentang
pengawasan kualitas air.
dan bau. Kualitas air yang lain tidak bisa 2
syarat-syarat
dan
Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa semua sumber air dengan jumlah 11 HASIL DAN PEMBAHASAN
sumber air (100%) yang diperiksa telah
Kualitas Fisik Air Bersih
memenuhi syarat kualitas air dari segi
1. Parameter Warna
kekeruhan baik pada pengambilan pagi – sore hari yaitu tidak lebih dari 25 NTU. Kualitas Bakteriologis Air Bersih 1. Parameter Coliform
Berdasarkan hasil pada diagram tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua sumber air dengan jumlah 11 sumber air (100%) yang Berdasarkan
diperiksa telah memenuhi syarat kualitas air
ditentukan
50
TCU
baik
diatas
pada
pemeriksaan pagi hari, dapat dilihat bahwa
dari segi warna yaitu tidak lewat dari batas yang
diagram
ada 6 sumber air bersih yang tidak memenuhi
pada
syarat (TMS) total coliform dengan presentasi
pengambilan pagi hari maupun sore hari.
(54,5%) yaitu pada mata air kuhu, selang
Kualitas air yang diperiksa sesuai dengan
warga kel MK, selang warga kel IT, mata air
parameter warna hanya berkisar antara 0 – 47
kayuwatu oki III, bak penampung, dan pada
Menurut Renngiwur dkk (2016) dalam
tong
penelitian tentang Analisis Kualitas Air yang
penampung.
Sedangkan
yang
memenuhi syarat (MS) kualitas air terdiri dari
di Konsumsi Warga Desa Batu Merah Kota
5 sumber air dengan presentase (45,5%) yaitu
Ambon dalam hal ini segi fisik air, warna
pada mata air tombangan, mata air kayuwatu
pada air dapat disebabakan oleh kontak
oki II, sumur gali kel GK, sumur gali kel RT
antara air dengan bahan organic seperti daun
dan keran umum jaga VI.
dan kayu yang membusuk hingga tingkatan
Pemeriksaan siang hari dapat dilihat
tertentu.
bahwa ada 6 sumber air yang tidak 2. Parameter Kekeruhan
memenuhi syarat dengan presentase (54,5%) yaitu pada mata air tombangan, mata air kaywuatu oki III, mata air kuhu, selang warga kel MK, selang warga kel IT, dan bak penampung
sedangkan
yang
memenuhi
syarat kualitas air ada 5 sumber air dengan presentase (45,5%) yaitu pada mata air kayuwatu oki II, sumur gali kel GK, sumur 3
gali kel RT, keran umum jaga VI, dan tong penampung.
Tingginya
sumber
air
yang
positif
Colitinja dengan presentase
kandungan
mengandung (90,9%) yaitu
coliform pada mata air disebabkan karena
pada mata air kayuwatu oki II, kayuwatu oki
kondisi fisik bangunan PMA yang tidak
II, mata air kuhu, sumur gali kel GK, sumur
memenuhi
gali kel RT, selang warga kel MK, selang
syarat
antara
lain
lantai
warga kel IT, keran umum jaga VI, tong
bangunan PMA tidak kedap air, tidak
penampung dan bak penampung dan yang
dilenkapi pipa peluap dan tutup bak yang
negatif mengandung Colitinja hanya pada 1
tidak rapat, selain itu letak geografis dari
sumber air dengan presentasi (9,1%) yaitu
mata air yang berada di tepi sungai. Hal
pada
mata
air
tombangan.
Adanya
ini tidak sesuai dengan syarat konstruksi
kandungan colitinja dalam air mengindikasi
menurut waluyo tahun 2005 bahwa lantai
bahwa air tercemar oleh tinja, baik dari
bangunan PMA harus rapat air dan
manusia maupun hewan. Keberadaan sungai
mudah dibersihkan, tutup bak harus
disekitar mata air dapat mempengaruhi
terbuat dari bahan yang kuat dan rapat
kualitas air karena adanya aktifitas pada
air.
sungai yang dekat mata air, salah satunya
hal ini sejalan dengan
buang hajat.
penelitian Pomalingo (2014) tentang studi
2. Parameter Colitinja
kualitas bakteriologi pada sumber mata air pegunungan mengatakan bahwa salah satu faktor yang membuat air tidak memenuhi
syarat
yaitu
adanya
masyarakat yang melakukan aktifitas di sungai seperti mandi, mencucui perabot, Berdasarkan
diagram
di
atas
pada
mencuci pakaian dan membuat hajat.
pemeriksaan pagi hari dapat disimpulkan bahwa ada 8 sumber air bersih yang positif
KESIMPULAN
mengandung Colitinja dengan presentase
1. Kualitas air berdasarkan parameter fisik
(72,7%) yaitu pada mata air kayuwatu oki
yaitu warna dan kekeruhan, dari 11 titik
III, mata air kuhu, sumur gali, selang warga,
sampel (100%) pada pengambilan pagi
tong penampung dan bak penampung. Dan
maupun sore hari kualitas air pada
yang negatif mengandung Colitinja hanya
sumber air bersih semuanya memenuhi
pada 3 sumber air dengan presentase (27,3%)
syarat.
yaitu mata air tombangan, mata air kuhu dan keran umum jaga VI.
2. Kualitas bakteriologis air berdasarkan
pada pemeriksaan
parameter
siang hari, dapat disimpulkan bahwa tada 10
total
coliform
pada
saat
pengambilan sampel pagi hari diperoleh 4
hasil bahwa ada 6 sumber air bersih yang memenuhi 54,5%
syarat
dan
dengan
tidak
presentase
memenuhi
DAFTAR PUSTAKA
syarat
Andini, N.
2017.
Uji Kualitas Fisik Air
sebanyak 5 sumber air dengan presentase
Bersih Pada Sarana Air Bersih
45,5%, sore hari jumlah sumber air yang
Program Penyediaan Air Minum
memenuhi syarat dan tidak memenuhi
Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
syarat sama dengan pada pagi hari.
(Pamsimas)
Nagari
Kabupaten
Cupak
Solok.
STKIP
Ahlussunnah Bukit tinggi
SARAN 1. Teoritis Penelitian untuk
selanjutnya
mengetahui
Janaba dkk,. 2016.
diperlukan
lebih
yang
lanjut
khususnya
di Konsumsi Warga Desa Batu
Merah Kota Ambon.
tentang kualitas air bersih yang digunakan,
Analisis Kualitas Air
Jurusan Pendidikan
Biologi FITK IAIN Ambon
untuk
parameter yang belum sempat diteliti
Nelpidin N.
2014. Analisis Kualitas air
agar dapat mengetahui dengan baik
pada Sumber Mata Air di Desa
lagi tentang kualitas air
Karya Baru
Kepada pemerintah setempat dapat
Kabupaten Pohuwato.
membuat
studi
program
perbaikan
Kecamatan
Peminatan Kesehatan
sebagai penyalur air bersih sesuai
Fakultas Ilmu
dengan
Keolahragaaan,
syarat,
selain
itu
perlu
dibenahi konstruksi PMA agar sesuai
Program
Kesehatan
terhadap perpipaan yang digunakan
Dengilo
Masyarakat, Lingkungan
Kesehatan
dan
Universitas
Gorontalo.
dengan syarat yang sudah ada. 2. Praktis
Pomalingo, M.
2014.
Studi Kualitas
Masyarakat harus memasak air yang
Bakteriologis pada Sumber Mata Air
bersumber dari sistem perpipaan
Pegunungan
untuk mencegah terjadinya penyakit
Bone
pemerilharaan
Bolango.
sumber
sebagai
Air
Bersih di Desa Bilungala Utara Kecamatan
akibat air, selain itu perlu dilakukan pada
Aladi
air
bersih.
Pantai
Kabupaten Universitas
Bone Negeri
Gorontalo
3. Kebijakan Sumantri, A. 2010. Kesehatan Lingkungan
Pemerintah sebaiknya meningkatkan kegiatan
pemeliharan
dan Perspektif Islam.
terhadap
Pertama. Kharisma
sumber air bersih dengan melakukan pengawasan
kualitas
air
Jakarta.
yang
digunakan oleh masyarakat 5
Cetakan
Putra Utama,
Wardhana, W. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. ANDI.
Yogyakarta.
6