Kristus Imam Besar Agung Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Hari ini, bersama-sama dengan semua orang percaya se- dunia, kita kembali memperingati kematian Kristus, suatu peristiwa agung yang sangat bermakna dalam kehidupan kita sebagai orangorang yang percaya kepada Kristus. Biasanya kita selalu berusaha untuk tidak melewatkan perayaan Jumat Agung, seperti yang kita sedang alami dalam persekutuan saat ini. “Apakah kita berduka atau bersuka di hari Jumat Agung?”.“Apakah pantas memakai baju berwarna ceria di hari Jumat Agung?” Demikian pertanyaan-pertanyaan yang mungkin kita pernah dengar di seputar perayaan Jumat Agung. Pertanyaanpertanyaan ini tentu sah-sah saja karena pasti dibalik pertanyaan-pertanyaan tersebut terkandung keinginan untuk merayakan hari Jumat Agung dengan benar. Berduka di hari ini adalah wajar apabila kita mengingat kembali penganiaayaan dan penderitaan luar biasa yang dialami Juruselamat kita. Bukankah la dikhianati dan di- sangkal oleh murid-murid-Nya sendiri? Ia diejek, diludahi, dicambuk, diolok-olok bahkan dihukum mati di salib yang saat itu dianggap sebagai bentuk kematian yang paling hina. Kita terharu karena semua yang dialaminya mestinya kita MTPJ Februari – Maret 2016 yang harus memikulnya. Namun, bersukacita merayakan Jumat Agung adalah juga wajar karena kematian Yesus adalah kesaksian yang luar biasa kepada dunia bahwa kita, manusia, yang kadangkadang tidak menghargai cinta kasih- Nya, telah begitu dalam dicintai dan dipedulikan-Nya. Sebab itu, penting untuk digarisbawahi bahwa perayaan Jumat Agung mem-punyai makna yang lebih dalam dari pada sekedar menjawab apakah kita bersuka atau berduka dan berbicara tentang warna warni pakaian. Peristiwa ini berbicara tentang peker-jaan Allah yang agung melalui Yesus Kristus! Pembacaan kita dari Ibrani 9:11-28 memberikan pene- kanan
lebih lanjut tentang pemahaman ini. Secara keselu- ruhan, surat Ibrani memberi penekanan tentang Kristus yang melakukan hal-hal yang besar dalam kehidupan orang per¬caya. Penulis surat Ibrani mempunyai cara yang unik mem- perkenalkan Kristus dan iman percayanya yaitu dengan menggunakan unsur-unsur peribadatan Perjanjian Lama dan memberi pengertian yang baru. Sebab itu, ia berbicara tentang Kristus yang adalah imam Besar Agung yang melakukan hal-hal yang baik yang akan datang. Dalam Perjanjian Lama, imam besar berfungsi sebagai perantara umat dengan Allah. Ialah yang membawa persembahan umat. Pastilah penulis Ibrani tahu bahwa para pembaca surat itu amat mengetahui kebiasaan-kebiasaan beribadah Perjanjian Lama sebab ia berbicara banyak tentang ruang maha kudus, tabernakel, kemah, darah anak domba dan sebagainya. Penulis kitab Ibrani menggarisbawahi dalam suratnya bahwa semua yang dilakukan oleh Imam Besar yang dahulu itu baik tapi Kristus mengerjakannya dengan lebih baik lagi. Dalam pembacaan kita hari ini, beberapa kali disebut kata lebih (Yunani, mallon) diterjemahkan dalam bahasa Indonesia “lebih” seperti pada ay. 11: lebih baik dan lebih besar; juga dalam ay. 14 dan 23. Menurut pembacaan kita, ada beberapa hal yang menjelaskan bahwa Yesus mengerjakannya lebih baik: pertama, sebagai Imam Besar, Kristus adalah pengantara kepada perjanjian baru. Kalau dahulu, imam besar bergantian menjadi pengantara dalam upacara korban maka Kristus melakukan tugas itu sendiri dan selamanya. Kedua, sebagai Imam Besar Agung, Yesus tidak mengambil korban binatang seperti yang dilakukan oleh imam besar sebelumnya tetapi ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yakni darah-Nya sendiri yang terefleksi dalam Sakramen Perjamuan Kudus. Kalau dahulu banyak korban yang dipersembahkan untuk korban penyucian dosa, maka kini Yesus adalah satu- satunya korban untuk penyucian dosa (13-14). Ketiga, Yesus adalah satu-satunya jalan untuk penghapusan dosa (15-22). Kalau korban-korban sebelum Kristus adalah simbol peng¬hapusan dosa maka Yesus sebagai Imam Besar Agung adalah korban penghapus dosa satu-satunya bagi seluruh umat manusia, dahulu dan sekarang. Keempat, sebagai Imam Besar Agung, Yesus
dalam kematian-Nya, telah menjadi jembatan yang menghubungkan Allah dan seluruh ciptaan (23-28). Kelima, sebagai Imam Besar Agung, Ia telah memasuki tempat kudus yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Iapun masuk ke tempat kudus itu bukan untuk kepentingan diri-Nya tetapi untuk kepentingan seluruh umat manusia dan dunia ini. Ia membuka jalan itu dan membela kita. Intinya, sebagai Imam Besar Agung, Yesus telah mengerjakan semuanya sekali untuk selama-lamanya. Kematian Yesus di kayu salib adalah pengokohan-Nya sebagai Imam Besar Agung. Tentu saja, hal ini memberi sukacita besar kepada kita karena Yesus yang kematian-Nya kita peringati hari ini adalah Imam Besar Agung kita, perantara kepada Bapa. MTPJ Februari – Maret 2016 Sekarang, saudara-saudaraku, apakah yang akan kita katakan atas semua hal yang luar biasa itu? Apakah kita harus berduka atau bersuka? Ya, kita berduka dan bersuka bahkan lebih lagi. Kita harus lebih percaya kepada Kristus dan merespons karya Allah yang luar biasa dengan hal-hal yang juga luar biasa. Kalau Kristus telah melakukannya dengan luar biasa, tentu kita tidak menjadi biasa-biasa saja. Respons kita ialah melakukan yang terbaik agar kematian-Nya tidak sia-sia. Kita hidup dalam dunia yang kadang-kadang tidak menghargai karya Allah yang luar biasa. Dunia di mana kita diam penuh dengan persaingan yang tidak sehat sehingga banyak paku dihunjam kembali pada tubuh-Nya ketika kita tidak memperhatikan sesama dan bumi yang menderita. Kita hidup dalam dunia yang membutuhkan penyucian dari dosa- dosa kita. Kita hidup dalam dunia yang membutuhkan Imam Besar Agung untuk membela dan berdoa untuk kita. Sebab itu, perayaan Jumat Agung adalah perayaan suka dan duka yang seharusnya memberi dampak luar biasa bagi manusia. Sesudah peringatan hari ini, seyogyanya kita menjadi orang orang yang hidup lebih baik, lebih sabar dan lebih peduli terhadap sesama dari sebelumnya. Sebab Kristus mati bukan hanya supaya manusia rajin bersekutu tetapi supaya perse- kutuan itu bermakna dan lebih memperhatikan satu dengan yang lain; bukan hanya mau mengambil bagian tetapi meng- ambil bagian secara kreatif. Bukan hanya
berjalan bersama, tetapi dalam kebersamaan juga membangun “jembatan-jem- batan” baru dengan sesama dan bukan membangun tembok. Karena tembok memisahkan tetapi jembatan menghubungkan. Bila tidak demikian, pengorbanan Imam Besar Agung akan menjadi sia-sia dan mubazir. Selamat merayakan Jumat Agung, kiranya pengorbanan Kristus, Imam Besar Agung itu membuat kita lebih mengasihi Allah, sesama kita dan bumi. Amin!
MTPJ 14-20 FEBRUARI '16 MTPJ 14-20 FEBRUARI 2016 TEMA BULANAN: “Pemulihan Dunia” TEMA MINGGUAN:“Mengalami Sengsara Untuk menyelamatkan Orang Sengsara” Ayub 36:1-15 ALASAN PEMILIHAN TEMA Dunia modern sekarang ini menampilkan kemajuan di segala bidang kehidupan yang dengan mudah dapat dinikmati oleh manusia dihubungkan dengan kebutuhannya. Namun dalam realita berbagai kemudahan yang dinikmati tidak saja menyenangkan hati dan membuat orang berbahagia, tetapi nyatanya juga bagi sebagian orang kondisi sekarang ini menyisakan penderitaan atau sengsara. Sebab semakin lebar jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin. Bahkan sering terdengar ’’Yang kaya dan bermodal semakin kaya dan berjaya, sedangkan yang miskin semakin terpuruk dan tidak berdaya”. Ketidakseimbangan itu mestinya mengetuk hati orang yang mampu untuk prihatin dan berbuat sesuatu bagi mereka yang mengalami penderitaan atau sengsara, sehingga paling kurang mereka pun dapat terbantu untuk keluar dari kondisi mereka yang menyengsarakan. Namun
rasanya kepri- hatinan itu terlalu sulit untuk dilakukan seiring dengan sema¬kin bertumbuhsuburnya individualisme atau mementingkan diri sendiri atau kelompok. Kalaupun upaya itu dilakukan tidak jarang hanya karena ada maksud-maksud tertentu, seperti: ’’memenangkan pilihan kepada seseorang”. Itu dikenakan kepada orang yang mampu dan hidup senang. Lalu bagaimana jika bantuan itu diharapkan dari orang yang hidup sengsara? Jelas keprihatinan darinya tidak mungkin diharapkan, ”itu kata dunia”. Lalu muncul pertanyaan: Apakah memang demikian?. Karena itu, memasuki Minggu- Minggu Sengsara Yesus, khususnya Minggu Sengsara I, maka ditampilkan tema: ’’Mengalami Sengsara Untuk Menyela- matkan Orang Sengsara”. PEMBAHASAN TEMATIS ■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) Kitab Ayub dilatarbelakangi oleh kisah kuno tentang Ayub yang hidup di tanah Us. Cerita semacam ini sudah dikenal di daerah Mesopotamia dan sekitamya antara tahun 2100 – 1800 Sebelum Masehi. Kisah ini kemudian diangkat oleh penulis Kitab Ayub antara Abad ke-7 (mungkin juga sebelumnya) sampai Abad ke-3 Sebelum Masehi. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan mengapa orang benar menderita. Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia dikaruniai Tuhan 7 orang anak laki- laki dan 3 orang anak perempuan dangan harta kekayaan yang berlimpah. Sebagai orang tua beriman ia sangat memperhatikan kesejahteraan rohani dari anak-anaknya. Penderitaan dan kesengsaraan Ayub dimulai ketika semua kekayaannya dirampas oleh orang Syeba dan anak- anaknya mati (Pasal 1). Sengsara Ayub semakin bertambah ketika Allah mengizinkan iblis untuk menguji imannya di mana kesehatannya terganggu oleh penyakit kulit yaitu barah yang busuk di sekujur tubuhnya. Sengsaranya semakin menjadi-jadi sebab istrinya tidak menunjukkan rasa sepenanggungan dalam derita, tetapi justru meminta Ayub untuk mengutuk Allah yang dia percaya. Dalam sengsaranya, maka hadirlah ketiga sahabatnya Elifas, Bildad dan Zofar (Pasal.2). Kehadiran ketiga temannya bukanlah prihatin dengan sengsara Ayub, tetapi malahan
mempersalahkannya. Sedangkan Ayub sendiri menganggap ia benar di hadapan Allah, sehingga sengsara tidak patut diterimanya. Dalam kondisi seperti itu maka hadirlah Elihu (bah. Ibrani artinya: “Dialah Tuhanku”) seorang penasehat/tokoh baru setelah dengan panjang lebar ketiga temannya memberi nasehat atas sengsara yang dialami Ayub. Padahal sebelum- nya, Elihu menahan diri untuk mengemukakan pendapatnya karena merasa lebih muda dari teman-teman Ayub dan Ayub sendiri (Pasal 32). Menurut Elihu, sesungguhnya melalui sengsara yang dialami Ayub, kebaikan Tuhan dinyatakan kepadanya. Allah menurut Elihu adalah Allah yang perkasa dalam kekuatan akal budi, tidak membiarkan orang fasik hidup, memberi keadilan kepada yang sengsara dan Allah yang setia bagi orang benar, memberi kemuliaan dan kemujuran kepada orang benar. Allah, kata Elihu, juga adalah Allah yang menuntut pertobatan dari kejahatan. Ini menjadi jalan baru bahwa kesengsaraan dan penderitaan membawa kepada jalan keselamatan (band. Ayat 15). ■ Makna dan Implikasi Firman • Gereja sebagai persekutuan Kristiani memasuki Peringatan Minggu-Minggu Sengsara Yesus Kristus khususnya Minggu Sengsara I. Sebagai orang percaya di dunia ini tidaklah sepi dari sengsara atau penderitaan. Secara sederhana paling kurang ada tiga faktor penyebab kita mengalami kesengsaraan dalam kehidupan: Pertama, disebabkan oleh ulah sendiri. Faktor ini sebagai kelan- jutan dampak kejatuhan Adam dan Hawa. Ketika dosa memasuki dunia, penyakit, kesusahan dan pertikaian datang melanda dan akhirnya kematian memasuki semua manusia. • Kedua, disebabkan karena ulah orang lain, setidak- tidaknya dialami oleh batin. Faktor itu dapat terjadi karena kita orang percaya hidup di dalam dunia yang berdosa dan jahat, di samping ada juga orang-orang yang terpolusi dengan kejahatan sebagai dampak dosa, berimpilikasi pula pada tindakan yang semena-mena kepada sesama. Sementara itu juga kita menyaksikan kesusahan dan penderitaan yang dialami oleh sesama di sekeliling kita. • Ketiga, Allah dapat memakai penderitaan atau kesengsaraan
orang percaya, sebagai sarana pertumbuhan iman. Bahkan la juga mengizinkan iblis untuk menguji kesetiaan iman Ayub. Dalam realita Ayub seorang yang saleh, jujur dan takut akan Tuhan tidak goyah imannya ketika mengalami kesengsaraan, bahkan kesengsaraan yang dialaminya telah bermakna keselamatan bagi orang-orang sengsara. • Ilah zaman Ayub terus-menerus menguasai dunia kita juga di zaman modern ini yang tidak saja menawarkan hal-hal positif yang sesuai dengan keyakinan iman kita, tetapi juga hal-hal negatif dengan berbagai kejahatan yang menyengsarakan hidup. Kalau pun kita mengalami penderitaan atau sengsara, kita harus tetap setia dan terus-menerus bertekun dalam iman kepada Kristus dan tidak tergoda dengan ikut-ikutan dalam kejahatan dunia. Sebab untuk keselamatan kita manusia, maka Yesus Tuhan kita telah mengalami sengsara dalam hidup-Nya. • Hal itu juga menjadi alasan dari Rasul Paulus untuk mengucap syukur kepada Allah, karena kepelayanannya dan teman-temannya memperoleh bagian berlimpah- limpah dalam kesengsaraan Kristus. Ia menasehati Jemaat Korintus agar tetap kuat beriman kepada Kristus dan sabar menderita kesengsaraan, karena keyakinan yang sungguh atas keselamatan berlimpah dari Dia (2 Korintus. 1:5-6). PERTANYAAN UNTUK DISKUSI: 1. Mencermati pembacaan Alkitab kita saat ini, apakah makna kesengsaraan yang dialami Ayub menurut bacaan ini?. 2. Daftarkan berbagai bentuk kesengsaraan yang dialami oleh sesama di sekitar kita. Dan tindakan apa saja yang dapat kita lakukan kepada mereka ? NAS PEMBIMBING: 2 Korintus 1:5-6 POKOK-POKOK DOA: > Sesama kita yang mengalami berbagai bentuk kesengsaraan hidup > Gereja dalam tanggungjawab Am dan Rasuli yang memotivasi penghayatan Minggu Sengsara Yesus 1, untuk membebaskan dan menyelamatkan mereka yang mende¬rita sengsara dalam berbagai bentuk, sehingga merekapun mendapat bagian berlimpah dalam
kesengsaraan Kristus. > Pemerintah dalam tanggungjawab untuk menyejahterakan setiap warga termasuk mereka yang menderita sengsara oleh berbagai bentuk, agar dapat dinikmati secara adil oleh seluruh rakyat Indonesia. TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU SENGSARA 1 NYANYIAN YANG DIUSULKAN: Persiapan: KJ.No.460 Jika Jiwaku Berdoa Ses Nas Pemb/Nyanyian Masuk: KJ.No.332 Kekuatan Serta Penghiburan Pengakuan Dosa: NKB No. 10 Dari Kungkungan Malam Gelap Berita Anugerah Allah: NNBT No.9 Ku Akan Selalu Bersyukur Ajakan Untuk Ikut Yesus Di Jalan Sengsara: NKB.No.125 Ku dengar Panggilan Tuhan Persembahan: KJ.No.181 Yang Sengsara Itulah Penutup: KJ.No.376 Ikut Dikau Saja Tuhan ATRIBUT: Wama dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri. DOWNLOAD MTPJ INI
MTPJ 6-12 DESEMBER 2015 TEMA BULANAN: “Terang Yesus Kristus Bagi Bangsa” TEMA MINGGUAN: “Terang Tuhan Menyinari Kegelapan Bumi” BAHAN ALKITAB: Yesaya 60:1-3; Yohanes 1:1-5 ALASAN PEMILIHAN TEMA Dalam realitas hidup manusia tak bisa disangkal banyak orang
Kristen sekarang ini memiliki pola dan gaya hidup yang modern dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang makin canggih, sehingga tak jarang sebagai efek sam- ping, banyak orang Kristen (orang tua maupun orang muda) terjebak pada pelbagai bentuk keduniawian (korupsi, judi, narkoba, miras dan lain-lain). Kecenderungan pada gaya hi¬dup hedonisme (berfoyafoya), bersenang-senang dan, konsu- merisme (gaya hidup boros) dan materialisme, menjadi daya tarik. Kehidupan yang ‘jadul’ (jaman dulu) dan kaku/eksklusif atau introvert (menutup diri) dipandang tidak gaul. Gaya hidup seperti ini, berdampak pada kehilangan jati diri sebagai orang percaya. Hal itu terasa dalam pelayanan dan hidup berjemaat serta hidup bermasyarakat. Juga berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara dalam hal pertumbuhan ekonomi, peningkatan kwalitas sumber daya manusia serta kejayaan sebagai bangsa dan gereja. Tema yang diangkat tentang Terang Tuhan menyi- nari kegelapan bumi”, hendak mengingatkan agar orang Kristen menjaga jati dirinya dan misinya di dunia. Terang Kristus diamini sebagai sumber cahaya yang menyinari segala aktivitas hidup manusia. Sehingga orang Kristen akan menjadi terang yang dapat menyinari semua orang, yaitu menjadi berkat bahkan menjadi sumber inspirasi yang membawa sukacita bagi semua orang yang membutuhkan kepuasan jiwa/rohaninya. Hidup di luar terang Tuhan dapat membawa kegagalan, kehancuran dan kehilangan pengharapan hidup, serta masa depan bagi masyarakat dan warga gereja kita. PEMBAHASAN TEMATIS ¦ Pembahasan Teks Alkitab Yesaya 60:1-3, adalah bagian akhir dari kitab Yesaya yang berbicara tentang bangsa Israel yang baru kembali dari pembuangan di Babilonia. Pulang ke tanah air yang telah hancur berpuing-puing sangat menyedihkan hati dan rasa pesimis dengan keadaan, bingung dan ragu berkecamuk dalam hati bangsa Israel. Bagi mereka mungkinkah negerinya, serta kejayaan mereka sebagai bangsa akan kembali dibangun, seakan tidak ada gunanya lagi, dan sia-sia kepulangan mereka. Berita nabi di ayat la: “bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang”
merupakan berita sukacita kepada bangsa Israel yang sedang ragu dan kehilangan percaya terhadap Allah. Seruan nabi ini disampaikan berapi-api dan penuh puji-pujian yang melukiskan berkat-berkat yang akan dianugrahkan kepada umat-Nya. Sekaligus berita itu mengandung perintah untuk menyemangati dan mengembalikan rasa percaya diri dan kepercayaan mereka kepada Allah. Itulah sebabnya Nabi menyampaikan bahwa kemuliaan Tuhan dan terang Tuhan akan terbit atas bangsa Israel bahkan bangsa-bangsa serta raja- raja dunia (lb-3). Artinya bahwa peran umat di antara bangsa- bangsa dan rajaraja dunia kembali akan mengalami kejayaan dan pemulihan, ketika terang Tuhan dan kemuliaan-Nya datang meliputi bumi ini. Bahwa kesetiaan sebagai keteladanan umat Allah sangat berperan da-lam misi Allah bagaikan sinar cahaya yang menerangi bumi ini. Selanjutnya dalam Yohanes 1:1-5, Prolog Yohanes memiliki hubungan erat dengan pembukaan (Kejadian pasal 1:1), kata pertama dalam Injil Yohanes dimaksudkan untuk mengingatkan para pembaca akan kata pertama dari kitab kejadian “Pac/a mulanya”. Kitab kejadian menceritakan permu- laan dari ciptaan Allah. Yohanes menceritakan ciptaan barn. Ciptaan baru yakni ciptaan pertama teijadi karena Allah ber- firman dan ciptaan bam juga terjadi karena Allah berfirman. Bahwa Firman itu telah ada sebelum dunia dijadikan, dan firman itu ada sebelum dunia diciptakan 1:1-2; 8:24. Yohanes- lah yang jelas mengungkapkan bahwa firman itu sebagai pribadi berada sejak kekal. (Ibrani 1:1-2). Ia telah datang ke dunia dan diutus Allah (Yohanes. 3:17, 5:36) untuk menunaikan tugas (4:34) yaitu menyampaikan kepada dunia suatu kabar kesela- matan 3:11. Setelah tugas-Nya selesai maka Dia kembali kepada Bapa (7:33; 13:3). Selanjutnya pada zaman Yohanes, kata Firman (bhs Yun: ‘ Logos’)mempunyai banyak pengertian. Sehingga arti kata Firman/logos dapat menjadi sangat luas. Pertama ‘logos’ dapat menunjuk pada apa yang diekspresikan oleh manusia, yang artinya: “kata”, “ucapan”, “pesan”, “ Firman”, kedua ‘logos’ dapat menunjuk pada apa yang menetap dalam pikiran manusia yang diartikan dengan kata: “pikiran”, “akal”, atau “logika.
Lalu Yohanes memberi pandangannya bahwa ‘ man’ bukan sekedar kata, ucapan atau pikiran, tapi ‘Firman’ itu berpribadi dan Firman itu telah menjadi manusia (bandingkan ay. 14). Yohanes hendak mengungkapkan bahwa Firman itu adalah “Tuhan Allah” sendiri. artinya ‘logos’ telah berada dengan Allah Bapa sejak semula, Logos adalah Allah. Dikatakan tadi bahwa Firman itu adalah berpribadi dan Pribadi itu telah datang dan hadir ke dunia, diam di antara manusia dan di dalam dunia. Di dalam Dia/Firman/Logos ada ‘hidup’ dan hidup itu adalah teranq manusia untuk menerangi kegelapan dunia. Kita ingat Yesus pernah berkata: “Akulah jalan , kebenaran dan hidup”; “Akulah Terang dunia”, Yohanes 14:6, 8:12; ucapan-ucapan ini hendak mengatakan tentang Yesus menyebut diri-Nya bahwa Dia-lah Hidup dan Dialah Terang manusia, artinya hanya di dalam Dia baik dunia maupun manusia mengalami kehidupan dan memberi cahaya/terang yang akan menyinari bumi ini. Di luar Dia tidak ada kehidupan. Ditegaskan di ayat 5 bahwa Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasainya. Dengan demikian setiap orang percaya yang mengalami keterpurukan oleh berbagai pergumulan, diajak untuk datang kepada Tuhan Yesus sebagai sumber hidup yang akan meng- antar umat-Nya menjadi terang di tengah kehidupan di dunia ini. Dan menjadi teladan yang meneladani bangsa-bangsa di dunia. ¦ Makna dan Implikasi Firman • Perilaku yang kehilangan jati diri, dan kehilangan harapan hidup menjadi penghambat untuk percaya pada Allah. • Semangat umat merupakan daya dorong untuk bangkit dan menjadi terang. • Terang Tuhan akan menghalau kegelapan dan keke- laman bumi. • Allah adalah sumber pengharapan dan Terang bagi bangsabangsa di dunia. • Kemuliaan Allah telah nyata bagi bangsa-bangsa di dunia • Allah adalah Firman yang telah menjadi manusia. • Allah orang percaya adalah Allah yang hidup yang membawa terang untuk menyinari kehidupan manusia di dunia ini.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI: 1. Apa pendapat saudara tentang tema “Terang Tuhan menyinari kegelapan bumi” sesuai bacaan kita? 2. Bagaimana peran gereja sebagai terang dalam menghadapi kelesuan iman, kehilangan pengharapan, berikan tang gapan saudara NAS PEMBIMBING: Matius 5:16 POKOK-POKOK DOA: > Kehilangan pengharapan dan mengalami hidup yang terpuruk. > Kehidupan yang membawa terang > Terang Kristus menyinari kegelapan bumi. TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU ADVEN II NYANYIAN YANG DIUSULKAN: Persiapan: NKI. No.206 Hormat Maha Besar Tuhan Tahbisan & Salam: NNBT. No.4. Naikkan Doa Pada Allah Nas Pemb/Nyanyian Masuk: KJ No.83 Terbitlah Bintang Timur Hukum Tuhan: KJ No. 424 Yesus Menginginkan Daku Pengakuan Dosa & Pemberitaan Anugerah Allah: KJ. No. 76:1-2 Kau Yang Lama Dinantikan Ses. Pembacaan Alkitab: KJ. No. 87 Gapuramu Lapangkanlah Persembahan: KJ. No. 85. Kusongsong Bagaimana Berkat: KJ No. 422 Yesus Berpesan. ATRIBUT: Warna dasar biru muda dengan simbol empat buah lilin berwarna unggu.
MTPJ 25-31 Oktober 2015 TEMA BULANAN: “Solidaritas Alkitabiah dalam Reformasi Gereja”
TEMA MINGGUAN: “Iman Bertumbuh Karena Sejak Kecil Mengenal Kitab Suci” Mazmur 119:12-16; 2 Timotius 3:15-17 ALASAN PEMILIHAN TEMA Saat ini kita diperhadapkan dengan fenomena banyak- nya warga gereja yang mudah berpindah keyakinan, terlibat dengan berbagai masalah hukum, tidak mau mengaktifkan diri dalam berbagai kegiatan persekutuan jemaat, dan terlibat dalam praktek okultisme(perdukunan). Dimanakah ietak per- soalan ini dalam kehidupan kita sebagai warga gereja di masa kini? Alasan utama yang menjadi penyebab adalah masalah iman yang tidak bertumbuh dalam kehidupan seseorang sejak kecil. Nampaknya banyak orang tua lebih berorientasi pada aspek duniawi dalam membesarkan anak-anak daripada aspek rohani. Kita memahami bahwa membentuk karakter sese¬orang, sejak masa kanak-kanak lebih mudah daripada seorang yang sudah dewasa, oleh karena itu diperlukan pengenalan akan Kitab Suci sejak kecil yang akan membentuk iman mereka Iman dalam Alkitab. mengacu pada’1 sikap percaya kepada Allah”. Percaya kepada Allah adalah sikap yang harus ditunjukkan oleh setiap orang untuk menyatakan keyakinan imannya. Oleh karena itu tanpa tindakan iman, kehidupan seseorang tidak akan berkenan kepada Allah. Tema minggu ini “/man Bertumbuh karena sejak kecil mengenal Kitab Suci hendak mengajak kita untuk dapat memperhatikan pentingnya pengajaran Firman Tuhan sejak anak- anak. PEMBAHASAN TEMATIS ■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) Mazmur 119:12-16 Mazmur 119 yang berbicara tentang Taurat (pengajaran) secara panjang lebar terdiri dari 176 ayat yang dibagi dalam 22 kelompok dengan masing-masing 8 ayat. Ada tradisi cerita menyatakan bahwa Daud menggunakan Mazmur untuk mengajari Salomo untuk mengenal abjad, bukan saja untuk menulis. tetapi untuk perkembangan hidup rohaninya. Tak heran Mazmur ini
sering dipakai orang tua untuk pengajaran bagi orang-orang muda. Di ayat 12-16 pemazmur mengakui bahwa Tuhan adalah sumber pengajaran sehingga ia minta diajar oleh Tuhan. Isi pengajaran Tuhan diakuinya sebagai hukum Tuhan yang akan dipatuhinya. Ia bertekad untuk menceritakannya: Bahkan pemazmur mengakui bahwa petun- juk Tuhan adalah sumber kegembiraan melebihi segala harta. Karena itu pemazmur menyatakan bahwa ia akan bergemar dan firman Tuhan tidak akan dilupakannya karena dari dalamnya ia dapat mengetahui jalanjalan Tuhan. 2 Timotius 3:15-17 Surat Timotius dilatarbelakangi dengan pergumulan karena tekanan kaisar Nero yang hendak menghentikan perkembangan kekristenan. Karena itu Paulus menasehati Timotius untuk bertekun dan memelihara injil. Dalam 2 Timotius 3:15-17 , Paulus mengingatkan bahwa ia telah mengenal kitab suci sejak kecil (lihat 1 Timotius 1:5). Kitab suci diakui memberi hikmat, menuntun pada kesela- matan oleh iman kepada Kristus Yesus. Hal ini ditegaskan Paulus karena kitab suci berguna sepanjang hidup dan mempunyai kekuatan merubah manusia. Manusia diajar dari tidak tahu menjadi tahu tentang kehendak Allah, menyatakan kesalahan berkaitan dengan mepginsafkan, memperbaiki ber- arti meningkatkan, mendidik orang dalam kebenaran maksud- nya kepada Yesus. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepu- nyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Bagi Timotius dan juga orang lain hal ini memberi penegasan bahwa mereka memiliki iman yang bertumbuh karena sejak kecil telah menganal kitab suci. ■ Makna dan Implikasi Firman Pertumbuhan iman warga gereja masa kini menjadi tanggungjawab dari setiap orang percaya. Persoalannya untuk dapat menjadi dewasa dalam iman bukanlah suatu perkara yang muda dan terjadi dengan sendirinya. Bertumbuh dalam iman haruslah melalui suatu proses, harus ada “pembaharuan budi” (transformasi iman). Bagaikan sebatang pohon, jenis apapun yang ditanam pasti akan bertumbuh dan dapat menghasilkan sesuatu yang baik, syaratnya hams dipelihara dan dirawat dengan tekun. Dengan demikian
seseorang akan memiliki iman yang bertumbuh dengan baik apabila ada kecintaan terhadap Firman Tuhan. Pengenalan dan pema- haman Firman Tuhan dalam Alkitab yang benar akan membuat seseorang dapat menghasilkan buah iman yang selalu nampak dalam karya hidupnya yang berkualitas. Hidup yang berkualitas mengantar seseorang untuk tampil bersama orang lain, tanpa merasa diri atau kelompoknya yang paling baik. Iman yang bertumbuh adalah suatu kehidupan yang mencerminkan amanat dan kehendak Tuhan, itu nyata dalam tindakannya serta dapat dilihat, dirasakan serta disaksikan orang lain. Firman Tuhan dalam Alkitab mengajarkan kepada kita, bagaimana harus menempatkan diri sebagai orang yang percaya, sehingga kehidupan kita benar-benar dituntun dengan hikmat dari Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama, sebab iman yang bertumbuh harus disertai dengan tindakan nyata, sesuai dengan Firman Tuhan dalam Alkitab. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI 1. Bagaimanakah sikap yang dapat ditunjukkan oleh seseorang yang telah mengalami pertumbuhan iman karena sejak kecil mengenal Kitab Suci ? 2. Apa yang harus kita lakukan untuk menuntun anak-anak pada pengenalan kitab suci? NAS PEMBIMBING Filipi 1: 27-28 POKOK-POKOK DOA : > Anak- anak yang sedang megalami pertumbuhan jasmani dan rohani. > Keluarga Kristen untuk berjalan bersama dalam iman berdasarkan kebenaran dalam Alkitab. > Tanggung jawab bersama orang tua, pelayan khusus dalam memberikan pendidikan iman kepada anak – anak sesuai Firman Tuhan dalam Alkitab TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK IV NY ANY IAN YANG DIUSULKAN Persiapan : NKB No. 2 Hai Mari Sembah
Pembukaan: NKB No. 3 Terpujilah Allah Pengakuan Dosa: NNBT No.8:1-2 Banyak Orang Suka Diampuni Berita Anugerah : NNBT No.9 ’Ku Akan Selalu Bersyukur Pembacaan Alkitab: KJ No. 51 Kitab Suci Hartaku Persembahan: KJ No. 439 Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu Penutup: NNBT No.27. Ya Tuhan, Engkaulah ATRIBUT Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.
Tentukan Prioritas Hidupmu ” Setiap orang dikenyangkan dengan kebaikan oleh karena buah perkataan, dan orang mendapat balasan dari pada yang dikerjakan tangannya.” Amsal 12:14 Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata, “Wah, saya tidak punya waktu untuk itu.”? Sejatinya, kita semua akan menyediakan waktu untuk hal-hal yang kita anggap penting. Dengan pernyataan seperti di atas, yang ingin mereka katakan sesungguhnya adalah, “Itu bukan prioritas saya.” Ketika kita memberi perhatian pada aspek-aspek tertentu dalam hidup kita yang penting, ketika kita menganggapnya sebagai prioritas dan hal utama, pada saat itulah kita akan berkembang dan bertumbuh dengan baik pada bagian tersebut. Amsal 27:18a mengatakan, : “Siapa memelihara pohon ara akan memakan buahnya.” Apa yang Anda beri perhatian dan utamakan dalam hidup ini? Dengan kata lain, Anda memberikan waktu Anda untuk apa dan siapa? Bayangkan kalau kita mempunyai tanaman di halaman belakang rumah kita. Ketika kita memberi perhatian pada tanaman
tersebut maka ia akan tumbuh dengan subur, tetapi kita tidak selalu memperhatikannya karena kita memiliki prioritas lain. Anda mungkin akan merasa kuatir dan berpikir, “Wah, sepertinya saya harus lebih memperhatikan tanaman ini.” Lalu suatu hari Anda benar-benar mendatangi tanaman tersebut, mencurahkan waktu dan perhatian Anda serta mulai merawatnya. Anda memangkas daun dan bagian lain yang tidak perlu, memberi pupuk dan menyiraminya setiap hari. Hasil yang Anda dapatkan adalah tanaman tersebut tumbuh dengan subur, lebat dan indah. Hal yang sama juga berlaku terhadap kehidupan kita. Mungkin Anda sering mendengar pepatah tua yang mengatakan, “Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau.” Tetapi pada kenyataannya, rumput yang Anda perhatikan dan rawatlah yang akan tampak lebih hijau. Anda mungkin melihat bahwa orang lain sepertinya memiliki “rumput yang lebih hijau”, bisa jadi, tetapi hal itu terjadi karena mereka memperhatikan dan merawat rumput yang mereka miliki tersebut! Ingat bahwa setiap keputusan yang kita ambil hari ini membentuk pribadi kita di masa mendatang. Jika Anda merasa tidak mampu untuk melangkah lebih jauh atau masih ragu dalam memutuskan sesuatu, mungkin Anda perlu memeriksa kembali prioritas hidup Anda. Jika Anda kesulitan menentukan prioritas hidup Anda, minta Tuhan untuk membantu Anda. Minta tuntunan Tuhan untuk menunjukkan kepada Anda prioritas mana yang harus Anda utamakan dan berikan waktu lebih. Jika Anda ingin memiliki sebuah keluarga yang kuat dan suasana rumah yang tenang dan damai, jangan hanya memberikan sisa waktu yang Anda miliki kepada keluarga Anda. Berikan waktu dan perhatian terbaik Anda untuk mereka. Jika Anda ingin menurunkan berat badan hingga beberapa kilo, Anda harus memprioritaskan waktu Anda untuk olah raga, diet dan memperhatikan kesehatan serta asupan gizi Anda, karena berat badan tidak akan turun hanya dengan berselancar di dunia maya sembari meng-update akun sosial media yang Anda miliki.
Anda harus memberikan waktu Anda dan merawat serta memperhatikan hal-hal yang utama dalam hidup Anda sehingga Anda dapat hidup secara berkelimpahan sesuai dengan janji Tuhan untuk Anda! Jadi, apa prioritas hidup Anda saat ini? Sumber : http://www.pelitahidup.com/2015/05/27/tentukan-prioritas-hidup mu/#.ViqLrG4jZXF
MTPJ 9-15 Agustus 2015 TEMA BULANAN: “ Membangun Solidaritas Kebangsaan” TEMA MINGGUAN: “Kebahagiaan Bangsa yang Ber-Tuhan” Bahan Alkitab: Ulangan 33 : 24 – 29 ALASAN PEMILIHAN TEMA Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mengijinkan agama- agama untuk bertumbuh dan berkembang bahkan menjadi mitra pemerintah dalam membangun. Walaupun demikian bangsa Indonesia bukanlah negara agama yang mendasarkan kehidupan berbangsa pada agama, apalagi hanya pada satu agama tertentu saja. Bangsa Indonesia mengakui melalui Pancasila khususnya sila pertama: “Ketuhanan Yang Maha- esa” dan UUD 45 pasal 29 sebagai dasar dan pilar negara yang menjamin kebebasan beragama. Tantangan yang dialami sekarang adalah banyaknya perilaku baik pribadi atau kelompok-kelompok tertentu dengan berbagai pahamnya untuk meniadakan dan melunturkan pengaruh nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan berbangsa misalnya: adanya perilaku semena-mena terhadap orang lain, perilaku melawan hukum, perilaku ketidakadilan,
terorisme dan tindakan kejahatan lainnya. Dengan kata lain banyak orang ingin berperilaku bebas tanpa mau dipengaruhi nilai-nilai luhur kehidupan beragama yang mengajarkan etika moral yang saling menghidupkan. Gereja harus menegaskan bahwa bangsa yang hidup taat pada Tuhan adalah bangsa yang berbahagia. Itulah sebabnya tema renungan di minggu ini adalah “Kebahagiaan Bangsa Yang BerTuhan”.
PEMBAHASAN TEMATIS ■ Pembahasan Teks Alkitab (“Exegese”) Kitab Ulangan, merupakan buku harian dari seorang hamba Tuhan yaitu Musa, di samping itu kitab ini dikatakan sebagai buku etika kehidupan umat Tuhan, karena dalam kitab ini menekankan bagaimana seharusnya umat Tuhan hidup di muka bumi ini. Dengan terperinci kitab Ulangan menguraikan kehidupan umat seperti masalah pernikahan, keadilan serta masalah sosial. Karena itu kitab Ulangan tidak ditulis secara asal-asalan, tetapi ditulis dengan hati dan berdasarkan pengalaman pribadi ketika Musa berjalan bersama Tuhan. Jika dengan cermat kita membaca kitab Ulangan ini, maka dengan jelas pula Musa menguraikan secara gamblang suka dan duka mengikut Tuhan. Karena itu inti dari apa yang diuraikan oleh Musa secara berulang-ulang dalam kitab Ulangan yaitu: “Lakukanlah perintah Tuhan supaya baik keadaanmu”, kata-kata ini bukanlah kata-kata kosong tetapi kata-kata yang telah terbukti dalam perjalanan hidup Musa. Kitab Ulangan 33:24-29 merupakan perkataan terakhir Musa kepada generasi Israel yang siap memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan yaitu tanah Kanaan. Pidato/perkataan terakhir Musa ini disampaikannya ketika orang Israel berkemah didataran Moab. Ia mengingatkan perbuatan-perbuatan Allah yang telah dilakukan-Nya untuk kehidupan umat Israel. Mengakhiri masa hidupnya Musa memberkati umat Israel dengan kata-kata berkat yang berbeda-beda untuk kedua belas suku Israel, dan setiap suku mendapat berkat yang berbeda. Berkat itulah yang menjadi modal masa depan mereka jika mereka setia pada Tuhan.
Ayat 24-25, tentang Asyer yang adalah anak ke delapan Yakub, ibunya Zilpa. Sukunya akan diberkati oleh Tuhan dan daerah mereka akan mendapat perlindungan yang kuat. Ini merupakan janji Tuhan yang membawa kebahagiaan bagi mereka. Suku Asyer mendapat bagian di wilayah perbatasan utara Israel, suatu daerah yang subur bersebelahan dengan suku Naftali. Karena itu Musa berdoa agar perlindungan suku Asyer ini senantiasa kokoh adanya. Ayat 26-28, ditegaskan bahwa tidak ada yang seperti Allah, hai Yesyurun (Yesyurun artinya orang yang jujur, tulus hati, bangsa yang benar atau yang dicintai. Nama Yesyurun merupakan nama puitis untuk umat Israel). Ungkapan ini menjelaskan bahwa Musa tetap memuliakan Tuhan, yang senantiasa memberikan berkat yang sejati bagi mereka. Karena itu Tuhan dipuji sebagai Pelindung dan Pemberi berkat. Seperti pengaturan tempat tinggal di Firdaus, mereka akan diam dengan tentram, tidak ada gangguan, sebab kediaman mereka ini tetap ada di dalam Dia. Hal ini merupakan janji yang indah dari Tuhan bagi umat-Nya. Ayat 29, merupakan suatu ungkapan tentang kebahagiaan ketika hidup bersama Tuhan. Tidak ada bangsa yang sama dengan Israel, suatu bangsa yang diselamatkan oleh Tuhan. Hal ini menunjukkan keunikan dari kebahagiaan umat Israel yang selalu ada dalam perlindungan Tuhan, sehingga dimana pun musuh akan tunduk, dan menjilat mereka. Dengan perasaan yang mendalam Musa mengungkapkan bahwa betapa besarnya kasih Tuhan bagi umat-Nya, karena semua bangsa mengakui keunggulan umat Israel yang adalah umat pilihan Tuhan.
■ Makna dan Implikasi Firman Setiap warga gereja yang ada sampai saat ini, patut mengakui bahwa warisan yang paling berharga dalam kehidupan, bukanlah emas, perak atau permata tetapi kebenaran firman Allah. Ungkapan:“Lakukanlah perintah Tuhan supaya baik keadaanmu,”
mau mengingatkan kita sebagai umat yang percaya pada-Nya, supaya berjalan sesuai dengan kehendak- Nya, maka kebahagiaan bersama Tuhan akan menjadi bagian kehidupan kita. Sama halnya dengan apa yang dialami oleh kedua belas suku Israel yang mengalami kebahagiaan karena diberkati Tuhan. Oleh karena itu “Kebahagiaan bangsa yang ber-Tuhan”, yang walaupun berbedabeda tempat atau jenis berkat yang Tuhan tetapi harus memuji Tuhan yang adalah Pelindung dan Pemberi berkat. Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan berkat yang berbeda sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan. Karunia-karunia itu mendatangkan berkat untuk kita masing-masing, supaya saling memperlengkapi satu dengan yang lainnya seperti ungkapan lagu KJ No. 249:3 Dan masing-masing kamu pun dib’ri anugerah … dst Setiap umat dianugerahkan berkat yang berbeda-beda dari Tuhan, tetapi dengan berkat itu Tuhan mengharapkan agar kelangsungan hidup umat terus terpelihara dan bersikap serta berperilaku sebagai orang yang memiliki damai, kasih, kesetiaan, kekuatan dan penghiburan sebagai wujud keba-hagiaan hidup bersama Tuhan di tengah bangsa yang harus dimulai dalam keluarga, jemaat dan masyarakat.
PERTANYAAN DISKUSI 1. Apa pemahaman saudara tentang kebahagiaan bangsa yang ber-Tuhan menurut Ulangan 33:24-29 ?
2. Bagaimana respon kita ketika kehidupan yang kita jalani diberkati Tuhan? Berikan contoh dalam kehidupan keluarga, jemaat, masyarakat dan bangsa.
NAS PEMBIMBING : Yehezkiel 34:29-30
POKOK-POKOK DOA > Berdoa untuk bangsa Indonesia dalam merayakan HUT RI ke-70 supaya tetap diberkati Tuhan. > Berdoa bagi warga gereja GMIM untuk terns membangun solidaritas kebangsaan sehingga hidup sebagai bangsa yang berTuhan dapat terus kita nikmati
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN Persiapan : NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah Ses Doa Penyembahan : Peganglah Tanganku Roh Kudus Pengakuan Dosa : NNBT No. 8 Banyak Orang Suka Diampuni Janji Anugerah Allah: NKB No. 201 Di jalan Hidupku Ses Puji-pujian : KJ No. 293 Puji Yesus Ses Pembacaan Alkitab : KJ No. 53 Tuhan Allah T’lah Berfirman Ses Pengakuan Iman: KJ No.38 T’lah Kutemukan Dasar Kuat Persembahan : PKJ No 146 Bawa Persembahanmu Penutup : NNBT No. 28 Ya Tuhan Tolong Aku
ATRIBUT : Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.
Hari Kesehatan GMIM TEMA MINGGUAN: “Tuhan Menyembuh dan Memulihkan” Bahan Alkitab.: Yeremia 33 : 1 – 13 . Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan, Syalom bagi kita semua. Hari ini kita bersyukur atas berkat Tuhan yang memung- kinkan kita merayakan “Hari Kesehatan Gereja Masehi Injili di Minahasa” yang dirayakan setiap tanggal 5 Agustus, diambil dari tanggal diresmikannya Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon sebagai Rumah Sakit yang melayani bukan hanya warga gereja, tetapi juga masyarakat umum. Bagian Alkitab yang jadi perenungan Firman di Han Kesehatan GMIM ini, terambil dari Yeremia 33:1-13, dengan tema “ Tuhan Menyembuhkan dan Memulihkan”. Menyembuhkan adalah suatu tindakan yang secara fisik atau jasmani bagi tiap orang yang sakit untuk dijadikan sehat; dan memulihkan adalah suatu tindakan atau keadaan menye- hatkan secara jasmani, agar ada situasi yang nyaman, rasa aman, lega serta bebas dari segala sesuatu yang membeleng- gu. Dengan kata lain, adanya suatu keadaan yang kuat baik jasmani, mental, sosial dan rohani. Pengertian menyembuhkan dan memulihkan adalah sebuah tindakan yang membuat setiap individu berada dalam keadaan sehat secara utuh (holistik). Organisasi kesehatan se-dunia; (WHO: “World Health Organization”) mendefinisikan bahwa sehat adalah suatu keadaan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbatas pada penyakit atau kelemahan tubuh. Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan Pokok perenungan kita pada hari kesehatan GMIM ini merupakan bagian dari janji pemulihan keadilan, disampaikan kepada nabi
Yeremia yang masih terkurung dalam pelataran istana raja Zedekia, ketika kehancuran Yerusalem semakin mendekat. Situasi umat Tuhan saat itu sangat menyedihkan, karena Allah membiarkan mereka dijajah orang Kasdim. Penjajahan bangsa Kasdim diakibatkan perilaku umat Israel yang hidup dalam “sinkretisme”, yaitu mengaku percaya kepada Allah yang telah menuntun serta menyelamatkan mereka dari tanah Mesir, tapi mereka melakukan praktik penyembahan/pemujaan kepada dewa dan baal bangsa asing. Di tengah situasi umat yang sementara menderita ini, datanglah Firman Tuhan yang berisi janji pemulihan bagi umat-Nya; bahwa Tuhan akan memberikan kemakmuran bagi umat-Nya, dengan mengembalikan kejayaan masa lalu bagi Yehuda dan Israel. Tuhan menyembuhkan mereka dari bencana kelaparan, penyakit sampar, memulihkan keadaan mereka yang tercerai-berai dari persekutuan umat dan bangsa, serta membangun kembali kota-kota yang telah menjadi reruntuhan. Sehingga kota ini akan menjadi pokok kegirangan, ternama, terpuji, terhormat bagi Tuhan di depan segala bangsa di bumi. Janji penyembuhan serta pemulihan memberi harapan baru bagi umat Israel, tetapi sebaliknya bagi orang Kasdim berita ini adalah bentuk tindakan penghukuman Allah atas mereka. Umat Israel memperoleh janji bahwa Tuhan akan men- datangkan kesehatan, kesembuhan, rasa aman serta kesejah- teraan, yang berlimpah bagi umat-Nya dan meng-hukum orang Kasdim dengan murka dan kehangatan amarah-Nya. Janji Tuhan untuk memulihkan, bukan hanya terletak pada respons atau inisiatif Allah atas jeritan umat minta tolong dalam penderitaan, tetapi juga pada rencana kekal Tuhan yang sedang Dia wujudkan bagi segenap umat Israel. Israel yang dahulu disepelekan, dinista dan diberlakukan semena- mena serta mengalami kelaparan dan penderitaan, akan di pulihkan. Memang Tuhan-lah yang telah menghukum Yehuda dan Israel, tetapi sekarang Tuhan tidak akan membiarkan mereka mengalami kehancuran lagi. Tuhan berjanji memberi mereka kesehatan dan kesembuhan. Bahkan dengan pemu¬lihan dari Tuhan ini, umat akan
mengalami era baru dalam kehidupan mereka yaitu; kesejahteraan dan keamanan akan menjadi milik Yerusalem. Kasih, pengampunan serta pemulihan dari Tuhan, mem- buat Yehuda dan Israel mendapatkan kembali status mereka sebagai umat dan bangsa yang dipilih Allah. Tuhan akan membuat mereka terkenal, dikagumi dan dihargai segala bangsa di bumi, kota yang dahulu tidak memiliki kehidupan, akan menjadi kota yang penuh kegembiraan karena peng¬ampunan Tuhan dan penyelamatan dari pada-Nya. Tuhan memerangi dosa umat, tapi mengasihi umat pilihan-Nya dan pemulihan Tuhan atas mereka mendatangkan sukacita, sebab umat akan membangun kembali persekutuan dengan Tuhan, mereka akan beribadah kembali kepada Tuhan, serta membawa persembahan di rumah Tuhan, sehingga Allah dipermuliakan dan dihormati bangsa-bangsa. Saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan. Berita Alkitab dalam Pcrjanjian Lama yang disuarakan nabi Yeremia menunjukkan bahwa pemulihan yang seutuh- nya datangnya dari Tuhan untuk bangsa Israel. Dalam benang merah sejarah keselamatan Allah, pelayanan Tuhan Yesus yang diceritakan dalam Alkitab Perjanjian Baru, kita jumpai kisah pelayanan-Nya yang utuh atau holistik; yaitu setiap orang disembuhkan, bukan hanya penyakitnya yang dilenyap- kan, tapi juga secara sosial, ekonomi, mental dan spiritual orang tersebut dipulihkan. Makna berita Alkitab ini bagi kita ialah, sebagai orang- orang yang telah menerima berbagai berkat Allah dalam kehidupan, kita terpanggil untuk melayani seutuhnya, secara holistik. Dalam keutuhannya, manusia terdiri dari tubuh/ jasmani, mental, sosial, ekonomi dan spiritual/rohani. Aspek- aspek ini saling berkaitan dan tidak dapat dilepaskan satu dengan yang lainnya. Itu sebabnya saat seseorang sakit, bukan hanya jasmaninya yang sakit; tetapi juga secara mental serta sosialekonomi, bahkan dalam hal kerohanian dapat saja menjadi terganggu. Kalau kita mendapati ada orang yang secara mental lemah ataupun sosial, ekonominya kurang, maka marilah kita yang kuat dapat menjadi penolong bagi mereka untuk hadir memberi kekuatan dan sukacita, supaya Tuhan Yesus dipuji,
dihormati dan dimuliakan dalam hidup kita secara bersama. Dalam kehidupan rohani, perilaku dosa akibat percaya kepada kuasa-kuasa lain di luar Tuhan atau percaya pada kekuatan pada benda-benda tertentu, bukan saja dapat me- nyebabkan kematian dalam relasi kita dengan Tuhan, melain- kan dapat juga menyebabkan murka atau penghukuman Tuhan. Karena itu, menyadari kesalahan dan dosa serta berbalik kepada Tuhan, membuat kita menjadi sehat seutuhnya. Dalam pertobatan kepada Tuhan, kita menerima pengampunan dan belas kasihan Allah, kita dipulihkan lagi, supaya dapat membangun kembali relasi yang benar dengan Tuhan, di dalamnya menjadi pribadi yang terus membangun persekutuan yang tetap beribadah kepada Tuhan Allah dalam Yesus Kristus dan menjadi pribadi yang tahu membawa persembahan syukur kerumah Tuhan. Maka terpujilah Tuhan Yesus Kristus yang menganugerahkan hidup kesehatan dan kekuatan serta keselamatan bagi setiap kita yang tetap per¬caya dan menyembah-Nya, Dia-lah Juruselamat yang me- nyembuhkan dan memulihkan. Dia-lah pengharapan orang percaya, yang menantikan kehidupan kekal dalam kemuliaan Tuhan. Amin. MTPJ Aqustus – September 2015
MTPJ 2-8 AGUSTUS 2015 TEMA BULANAN: “ Membangun Solidaritas Kebangsaan” TEMA MINGGUAN: “Menjadi SatuBangsa di Tangan Allah” Bahan Alkitab: Yehezkiel 37 : 15 – 23 ALASAN PEMILIHAN TEMA Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, terdiri dari berbagai suku yang menempati gugusan ribu pulau besar dan kecil dengan beragam bahasa, adat istiadat budaya, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Khususnya di tanah Minahasa, terdiri dari berbagai etnis seperti Toulour, Toun-
temboan, Tounsea, Tounsawang, Tombulu. Pasan, Pono- sakan, Bantik, Borgo. Ada juga dari suku bangsa/daerah lainnya yaitu: Sanger, Gorontalo, Jawa, Batak, warga ketu- runan Cina dan lain-lain. Demikian juga dengan agama yang berbeda seperti Kristen, Katholik, Islam, Hindu, Budha, Kong- huchu dan berbagai aliran kepercayaan lainnya. Berbagai suku bangsa dengan segala keragamannya adalah ciptaan Tuhan dan merupakan suatu kekayaan. Tetapi di pihak lain, mengandung tantangan yang besar karena dida- lamnya terdapat berbagai karakter, kepentingan dan kecen- derungan, baik bercirikan nasionalis maupun bercirikan fana- tisme (faham tertentu) yang sempit, sehingga menonjolkan sifat kedaerahan, suku dan agama yang dapat mengakibatkan gesekan, ketegangan, permusuhan dan perpecahan. Dengan realita ini, maka diangkatlah tema: ‘ Menjadi Satu Bangsa di Tangan Allah”, dalam pemahaman bahwa semua bangsa dalamnya suku dan sub suku yang ada di Indonesia, khusus- nya yang ada di tanah Minahasa bukan hanya diciptakan Tuhan, tetapi juga dipersatukan-Nya, dengan maksud supaya tiap-tiap suku bangsa dapat saling menghargai dan mengusa- hakan persatuan dan kesatuan dalam hidup sehari-hari. PEMBAHASAN TEMATIS ■ Pembahasan Teks Alkitab (“Exegese”) Yehezkiel yang namanya berarti “Allah menguatkan”. Pada sekitar umur 17 tahun, ia menulis kitab Yehezkiel yang kemudian diberi tema: “Hukuman dan Kemuliaan Allah”. Ia berkarya ketika umat Israel sedang terbuang di tanah Babel dalam pemerintahan raja Nebukadnezar sekitar 590-570 Sebelum Masehi. Dalam pasal 33-48:35 Yehezkiel mulai menyampaikan nubuatan penghiburan dan harapan untuk pemulihan. Khususnya dalam pasal 37:15-23 Yehezkiel menyampaikan berita pemulihan bahwa kerajaan Israel atau kadang-kadang disebut Efraim (utara) dan Yehuda (selatan) yang terpisah setelah kematian Salomo (lih 1 Raj. 12:1-33) akan dipersatukan kembali. Dikatakan bahwa firman Tuhan datang kepada Yehezkiel (ayat 15). Tuhan yang berprakarsa menemui Yehezkiel ia seorang manusia biasa. Maka-Nya Yehezkiel disapa dengan sebutan anak manusia (ayat 16). Sebutan anak manusia memperlihatkan bahwa
sekalipun Yehezkiel hanyalah manu¬sia, ia dipanggil Tuhan untuk berbicara atas nama-Nya. Ia disuruh mengambil sebuah papan dan menulis diatasnya untuk Yehuda (Israel selatan) dan orang-orang Israel yang bersekutu dengan dia. Kemudian di atas papan yang lain bertuliskan untuk Yusuf – papan Efraim – (Israel Utara) dan seluruh kaum Israel yang bersukutu dengan dia. Kedua papan itu harus menjadi satu di tangan Yehezkiel. Ini adalah tindakan simbolik sesuai perintah Tuhan bahwa Ia akan mempersatukan bangsa itu. Mereka akan menjadi satu dalam tangan Tuhan. Menjadi satu bukan berarti menjadi sama, tapi dalam kepelbagian mereka menjadi satu di tangan Allah. Menjadi satu adalah kehendak dan anugerah Allah (ayat 21-22). Proses menjadi satu adalah bagian dari pekerjaan Allah. Ia sendiri yang akan menjemput dan mengumpulkan umat-Nya dari tanah pembuangan untuk menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, dan satu raja yang memerintah. Mereka tidak lagi menjadi dua bangsa dan tidak lagi ter-bagi menjadi dua kerajaan. Inti dari ayat-ayat ini adalah bahwa Allah akan menjadikan mereka satu bangsa dan satu raja yang memerintah mereka. Ayat 23, menyebutkan maksud Allah mengumpulkan dan mempersatukan mereka, supaya tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhala atau dewa-dewa yang menjijik- kan dan dengan semua pelanggaran mereka. Kemudian, Tuhan akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan dengan mana mereka berbuat dosa dan mentahirkan mereka, sehingga mereka menjadi umat Tuhan dan Ia akan menjadi Allah mereka. ■ Makna dan Implikasi Firman • Dosa, dapat menimbulkan perpecahan dan permu- suhan antar suku bangsa, antar kampung dan antar keluarga, juga antar pribadi dan antar saudara. Dosa yang dimaksud antara lain amarah, kebencian, iri hati, dendam, ketidakadilan, egoisme, fanatisme dan pri- mordialisme (paham kedaerahan) yang sempit, pe- nyembahan berhala. • Dosa yang tak disadari dan dibiarkan bertumbuh akan mengakibatkan penghukuman Tuhan sebagaimana umat Tuhan yang
terbuang di tanah Babel. Oleh sebab itu betapa pentingnya pertobatan, mendengar dan melakukan kehendak Allah. • Jika perpecahan dan permusuhan terjadi, apalagi kalau sampai terjadi saling menyalahkan. saling menyakiti, saling menyerang satu sama lain maka semua pihak akan mengalami kerugian. Tidak ada pihak yang diuntungkan dalam situasi ini, sebagaimana ungkapan “ yang satu jadi abu, yang lain jadi arang”. • Negara Indonesia adalah negara Pancasila yang berBhineka Tunggal Ika. Sehingga kepelbagian suku bangsa adalah anugerah Tuhan. Tidak ada warga negara kelas satu dan kelas dua di negeri ini. Pan- dangan dan perilaku ketidakadilan yang menyepele- kan hak azasi manusia dan tindakan terorisme di negeri ini adalah musuh bersama setiap anak bangsa. • Tuhan mengaruniakan bangsa Indonesia, di dalamnya tanah Minahasa dengan berbagai keragamannya, supaya di tanah ini selain kita harus hidup rukun dan damai sebagai suatu bangsa, tetapi juga supaya kita tidak lagi menajiskan diri dengan berhala-berhala atau dewa-dewa atau opo-opo atau ilah lain yang ada di sekitar kita. Selanjutnya tidak ada penyelewengan dalam berbagai bentuknya, seperti: jabatan, kewe- nangan, keuangan, kepercayaan dan penyelewengan etika moral dan normanorma agama. Semua ini dapat merusak dan meruntuhkan sendisendi kehidupan berbangsa. • Gereja sebagai lembaga dan pribadi sebagai anggota jemaat terpanggil menjadi alat pemersatu bangsa di dalamnya jemaat, sehingga semua pihak yang berbeda dapat saling menghargai, menghormati dan dapat membangun kehidupan bangsa dan negara. • Mari kita sambut kehendak Tuhan atas bangsa kita. supaya kita menjadi bangsa yang beragama, tetapi bukan negara agama. Menjadi bangsa beragama yaitu bangsa yang ber-Tuhan berarti mau memba-ngun kehidupan bersama yang saling menghidupkan satu sama lain. PERTANYAAN DISKUSI 1. Apa maksud dan tujuan Tuhan mempersatukan Yehuda dan Israel?
2. Apa yang gereja harus lakukan di tengah bangsa Indonesia yang dipersatukan Allah? NAS PEMBIMBING: 1 Petrus 2:13-14 POKOK-POKOK DOA > Syukur atas keanekaragaman bangsa Indonesia > Supaya kebijakan pemerintah dapat menata dengan adil untuk setiap anak bangsa. > Gereja dapat berperan aktif dalam keutuhan bangsa TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I NYANYIAN YANG DIUSULKAN: Persiapan : PKJ No 2 Mulia Nas Pembimbing : NKB No. 195 Kendati Hidupku Tentram Pengakuan Dosa :NNBT No.10 Ya Tuhan Yang Kudus Berita Anugerah :KJ No. 39 Ku Diberi Belas Kasihan MTPJ Agustus – September 2015 Hukum Tuhan: KJ No. 260 Dalam Dunia Penuh Kerusuhan Sesudah Khotbah : NNBT No. 12 Diamlah Persembahan : KJ No. 407 Tuhan, Kau Gembala Kami Nyanyian Penutup : KJ No. 249 Serikat Persaudaraan ATRIBUT: Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.
MTPJ 26 JULI-1 AGUSTUS '15 TEMA BULANAN: “ Membangun Solidaritas Dalam Keluarga ” TEMA MINGGUAN: “Berkat Tuhan Untuk Keluarga
Bahan Alkitab: Mazmur 128:1-6; Ibrani 13:1-5 ALASAN PEMILIHAN TEMA Pada saat-saat liburan kita dapat melakukan berbagai aktivitas bahkan rekreasi bersama sebagai satu keluarga: kita dapat beribadah, membaca Alkitab bahkan berbagi cerita untuk lebih mendekatkan diri satu dengan yang lain. Liburan dan kebersamaan dalam keluarga adalah berkat Tuhan yang terindah, sebab “berkat” bukan hanya berarti uang dan harta, tetapi juga suasana yang senang dan nyaman. Pada kenyataannya keluarga tidak mengalami suasana yang disebutkan tadi, karena mereka tidak lagi mengandalkan Tuhan, hanya mementingkan mencari harta, orang tua sibuk bekerja dan akhirnya anak-anak terabaikan. Selain itu ada keluarga yang tidak lagi harmonis karena suami dan istri mencari kesenangan dengan perempuan dan laki-laki lain (bahugel) serta terjebak pada miras (minuman keras), seks bebas, dan lain-lain, sehingga perhatian kepada anak-anak terabaikan. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang saling mengasihi, anak yang menghormati orang tua dan orang tua yang memberi contoh dan teladan. Sebagai orang percaya
kita
memahami
bahwa
berkat
dan
kebahagiaan itu adalah anugerah Tuhan bagi setiap keluarga yang mau melakukan apa yang dikehendaki Tuhan. Melalui bacaan dan perenungan firman Tuhan di sepanjang minggu ini kita akan belajar apa arti sesungguhnya dari berkat Tuhan untuk keluarga kita, serta kitapun dipanggil untuk menjadi saluran berkat bagi banyak orang. PEMBAHASAN TEMATIS ■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) ❖ Mazmur 128:1-6 Mazmur ini merupakan nyanyian ziarah (dimulai dari pasal 120-134). Dikatakan sebagai nyanyian ziarah secara harfiah artinya “nyanyian kenaikan” karena digunakan oleh umat ketika melakukan perjalanan ziarahnya ke Yerusalem, dimana Bait Allah berada dan umat hendak merayakan hari raya. Khususnya pasal 128:1 ini diawali dengan konsep orang yang berbahagia adalah orang yang takut akan Tuhan dan menurut jalan yang ditunjukkan-Nya (bandingkan Amsal 28:14). Kebahagiaan yang
sesungguhnya hanya ada di dalam Tuhan. Pemyataan ini ditujukan kepada para bapa (suami dalam keluarga), bahwa apabila ia takut akan Tuhan dan melakukan apa yang dikehendaki Tuhan, maka berkat yang lain akan menyusul, yakni : kekuatan dan kemampuan dalam bekerja sehingga akan makan hasil keringat/jerih payahnya (ayat 2). Istrinya akan menjadi seperti “pohon anggur gang subur“ (lambing/simbol yang berarti memberi- kan kebahagiaan bagi suaminya). Anak-anaknya seperti “tunas pohon zaitun” (tunas pohon zaitun mudah berkem- bang dan memberikan minyak pada waktunya. Zaitun melambangkan daya hidup dan berkelanjutan (bandingkan Mazmur. 52:10). Dalam Alkitab diungkapkan bahwa “anggur dan minyak” adalah lambang berkat Allah yang tak terhalangi (bandingkan Ulangan 8:8; Hosea 2:22). Berkat Tuhan dalam keluarga diberikan ketika laki-laki (kepala keluarga) yang hidup takut akan Tuhan. Sebab sebagai kepala keluarga. suami punya tanggung jawab yang besar, ia bukan hanya bekerja, tetapi juga akan mengajak keluarganya untuk percaya sepenuhnya kepada Tuhan, ia menjadi imam dalam keluarga (ay. 4). Sebagai “imam” maka suami berkewajiban mengajak seisi keluarga untuk ber- ibadah. seperti halnya umat Israel yang beribadah di Sion, di Bait Allah, di mana Allah hadir dan dapat dijumpai, sebab dari sanalah berkat itu akan dicurahkan. Di Bait Allah itu hukum Tuhan diperdengarkan dan akan ada kebahagiaan di tengah-tengah keluarga yang berdampak pada suatu komu- nitas umat Tuhan yakni umat Israel yang diam di Yerusalem. ❖ Ibrani 13:1-5 Surat Ibrani diperkirakan ditulis setelah tahun 60 dan sebelum tahun 95 M. Surat Ibrani menekankan tentang Yesus yang adalah imam besar yang sempuma, Ia mempersembahkan diri-Nya untuk pengampunan dosa manusia (9:23-10:18). Dengan kematian dan kebangkitan Yesus, maka terbukalah jalan untuk manusia datang kepada Tuhan (4:14-5:10; 7:1-8:13). Dalam surat Ibrani juga kita mengerti bahwa iman adalah “dasar dari segala sesuatu” (11:1) serta kita menjumpai tokoh-tokoh iman di masa lampau (11:2-40).
Khusus dalam pasal 13:1-5 ini kita diajak untuk melihat bagaimana implementasi iman Kristen dalam kehi- dupan seharihari, yakni: peliharalah kasih persaudaraan (ayat 1), merupakan kalimat perintah, sebagai suatu ajakan untuk melihat bahwa persaudaraan itu sangat penting, sekalipun berbeda pemahaman, tetapi yang namanya saudara tetaplah saudara. Memberi tumpangan kepada orang lain (ayat 2), bangsa Yunani memberi gelar kepada Zeus, yakni Zeus Xenios, artinya Zeus, dewa orang asing. Pemahamannya bahwa para pengembara dan orang asing berada di bawah perlindungan raja dan para dewa. Pada masa Israel kuno orang sering bepergian dan harus ber- malam di tempat yang sama sekali asing baginya, ketika menerima orang asing, maka penulis surat Ibrani menga- takan “telah menjamu malaikat-malaikat”. Pemahaman ini juga muncul dalam cerita Abraham dan Sara yang men¬jamu Malaikat (Kejadian 18:1 dan seterusnya). Juga ketika Malaikat menjumpai Manoah untuk memberitahukan kela- hiran Simson (Hakim-Hakim 13:3 dan seterusnya). Selanjutnya juga dijelaskan bagaimana umat Tuhan menunjukkan solidaritasnya bagi mereka yang tengah di hukum, menerima perlakuan yang sewenang-wenang (ayat 3). Serta yang tidak kalah pentingnya adalah menghormati kesucian pemikahan dengan tidak melakukan perzinahan (ayat 4). Karena perzinahan melawan kekudusan perka- winan. Perzinahan adalah tindakan persetubuhan di luar nikah yang merusak kekudusan pemikahan. Ayat 5, mengungkapkan dengan jelas untuk “jangan menjadi hamba uang”, sebab bukankah “akar segala kejahatan adalah cinta uang?” (1 Timotius 6:10). Ayat ini juga menjelaskan tentang ada rasa kecukupan dalam menjalani kehidupan ini, supaya tidak egois dan tidak mementingkan diri sendiri. ■ Makna dan Implikasi Firman Pada masa kini, kita diperhadapkan dengan berbagai kemelut serta badai hidup keluarga. Begitu banyak keluarga Kristen yang akhirnya bercerai, anak-anak yang tidak lagi mendapat kasih sayang orang tua sehingga mereka terjerat dalam seks bebas. miras, narkoba dan sebagainya. Pendidikan dalam keluarga terabaikan, seakan-akan tidak lagi ada harapan.
Kita hendaknya kembali ke pemahaman Alkitab, bahwa para bapak/suami dalam keluarga punya peran yang sangat strategis, yang dimulai dari kehidupan yang takut dan meng- andalkan Tuhan. Suka bekerja dengan tekun dan sabar, memakan hasil jerih payah sendiri. Ibu/istri yang mau setia dalam Tuhan pasti akan menerima berkat. Anak-anak yang merindukan persekutuan dengan Tuhan, hidup dekat dengan Tuhan, giat belajar dan berusaha, maka masa depan yang cerah akan menjadi bagian mereka. Keluarga yang berbahagia tidak sekedar hanya memiliki harta benda, tetapi juga keluarga yang takut dan melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Keluarga yang diberkati adalah keluarga yang juga mempunyai rasa solidaritas dan kepekaan sosial yang diwujudkan dalam hal memberikan pertolongan bagi sesama. Sehingga tidak ada sifat individualistis yang dipraktekkan oleh keluarga-keluarga Kristen. Bahwa ketika kita peduli dengan sesama kita yang membutuhkan pertolongan, bahkan bagi mereka yang miskin dan melarat maka kita juga akan diberkati oleh Tuhan. PERTANYAAN DISKUSI 1. Jelaskan pengertian kita mengenai “keluarga yang diberkati” berdasarkan bacaan saat ini! 2. Apakah yang dapat kita lakukan sebagai keluarga yang diberkati oleh Tuhan? NAS PEMBIMBING : Mazmur 127:1a POKOK-POKOK DOA : – Keluarga-keluarga yang bermasalah supaya tidak bercerai dan kembali berdamai satu terhadap yang lain. -Berkat Tuhan kiranya dicurahkan kepada keluarga yang takut dan setia melakukan kehendak Tuhan. – Kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan. TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK IV NYANYIAN YANG DIUSULKAN : Persiapan: NNBT No. 5 “Sorak-Sorailah” Ses. Nas Pembimbing: KJ. No. 447 Dalam Rumah Yang Gembira”
Pengakuan Dosa: NNBT No. 11 Ya Allahku, Kami Mengaku Dosa Berita Anugerah: NNBT 32 Dunia S’makin Berkabut Pembacaan Alkitab: KJ No. 318 Berbahagia Tiap Rumah Tangga Persembahan : KJ No. 289 Tuhan. Pencipta Semesta Penutup: KJ No. 249 Serikat Persaudaraan ATRIBUT YANG DIGUNAKAN Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang
MTPJ 12 - 18 APRIL 2015 TEMA BULANAN: “Solidaritas Kristiani dalam Kebangkitan dan Kemenangan Kristus” TEMA MINGGUAN: “Kebangkitan Yesus Mendekatkan Pengenalan yang Sungguh Nya” Bahan Alkitab: Hosea 6 : 1 – 3 ; Filipi 3 : 4b – 11 ALASAN PEMILIHAN TEMA Kebangkitan Kristus sering diperdebatkan kebenarannya, baik oleh orang percaya apalagi oleh mereka yang tidak percaya. Kebangkitan Kristus selalu mau di ukur kebenarannya berdasarkan logika manusia. Padahal kebangkitan Kristus itu sangat erat hubungannya dengan masalah iman. Kebangkitan Kristus penting, karena beberapa alasan : Pertama: Kebangkitan menyaksikan kuasa Allah yang luar biasa dahsyat, sebab percaya pada kebangkitan berarti mempercayai Allah. Sebab Allah itu ada dan Dia menciptakan alam semesta dan berkuasa atasnya. Ia memiliki kuasa untuk membangkitkan orang mati, karena jikalau Dia tidak memiliki kuasa seperti itu, Dia bukanlah Allah yang diimani dan di sembah. Hanya Dia yang dapat menyingkirkan sengat maut yang adalah kematian itu (1 Korintus 15:55).
Kedua: Kebangkitan Kristus adalah kesaksian yang merupakan ciri dasar dari iman Kristen, seperti yang di tulis dalam 1 Korintus 15:17 “dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu kamu masih hidup dalam dosa Ketiga: Kebangkitan adalah kemenangan agung dan mulia. Kemenangan dari kubur mengingatkan kita pada kedaulatan- Nya yang mutlak atas dosa dan kematian, seperti yang di tulis dalam 1 Korintus 15:54 “dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah Firman Tuhan yang tertulis: maut telah ditelan dalam kemenangan”. Peristiwa kebangkitan Kristus adalah suatu fakta dan berita yang penting dalam kebenaran Firman yang harus dimengerti oleh setiap manusia, sebab misi Yesus ke dunia, bukan hanya berhenti untuk lahir dan menjadi manusia, tetapi berlanjut pada penebusan dengan kematian-Nya di atas kayu Salib, dan kebangkitan-Nya untuk mengalahkan dosa dan maut. Melalui tema: “Kebangkitan Yesus mendekatkan Pengenalan yang Sungguh KepadaNya” (bandingkan 1 Korintus 15:57). PEMBAHASAN TEMATIS ■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) Hosea adalah Nabi yang dipanggil melayani Tuhan pada abad ke-8 sebelum Masehi di kerajaan Israel Utara. Dengan Ibukota Samaria yang diperintah oleh raja Yerobeam II. Secara politik dan ekonomi, keadaan Israel utara sangat baik, namun keadilan sama sekali tidak terlaksana. Orang kaya menindas orang miskin, bahkan di pengadilan si kaya atau orang penting akan dengan mudah menyogok pejabat untuk menindas kaum lemah. Kerajaan itu sudah sangat murtad kepada Tuhan, mereka menyembah ilah-ilah yang menjijikan dan melupakan Tuhan. Dalam kitab Hosea dinyatakan adanya perzinahan rohani, yang dilakukan oleh orang-orang Israel (Israel menyembah ilah-ilah lain). Hosea menjabarkan ketidaksanggupan umat Israel untuk memahami kebenaran. Kalimat “ Mari kita akan berbalik kepada Tuhan”. Kata-kata ini menyiratkan pengakuan bahwa Israel telah meninggalkan TUHAN untuk melakukan praktek-praktek berhala. ALLAH yang telah menekan mereka dalam penghukuman dapat diharapkan untuk
menyembuhkan mereka dalam belas kasihan. Luka-luka Israel tidak dapat disembuhkan oleh Mesir dan Asyur (Hosea 7:1; 11:3) hanya ALLAH dapat membawa kehidupan baru kepada bangsa yang terluka itu. Hanya Allah jugalah yang dapat menolong dan membebaskan mereka (bandingkan Yehezkiel 37:1-10). Hosea 6 :1 menceritakan bahwa orang-orang akan kembali kepada TUHAN dari kemurtadan mereka. Mereka akan mengalami kehadiran dan kuasa-Nya, seperti yang tertulis dalam Hosea 6:3b ‘7a pasti muncul seperti fajar, la akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim pang mengairi bumi” Rasul Paulus menulis surat Filipi ini ketika ia sedang berada dalam penjara. Meskipun ia menghadapi masa-masa yang sulit. Paulus ingin mengingatkan jemaat di Filipi untuk hidup setia kepada Injil Kristus, menurutnya kemungkinan juga jemaat akan menghadapi penderitaan seperti dirinya. Tetapi mereka tidak boleh takut terhadap penderitaan tersebut, sebagaimana yang ia katakan dalam Filipi 4:13 “Sega/a perkara dapat kutanggung di dalam Dia pang memberi kekuatan kepadaku”. Rasul Paulus tahu bahwa jaminan kebangkitan Kristus akan membawa hidup yang kekal, bukan pada hukum Taurat sebagai syarat mutlak bagi kaum Yahudi. Kebangkitan Kristus membuktikan kepada dunia ini bahwa Ia adalah Anak Allah dan membuktikan bahwa Allah mengiakan dan berkenan atas pekerjaan-Nya, dan pekerjaan itu dterima baik oleh Bapa-Nya, maka pekerjaan Kristus sempurna. Pengenalan itu membuktikan bahwa Kristus mengerjakan di dalam kita segala sesuatu sesuai dengan janji-Nya. Kuasa kebangkitan Kristus melepaskan kita dari dosa. ■ Makna dan Implikasi Firman Kebangkitan Yesus Kristus membawa kemenangan bagi orang yang percaya. Kebangkitan Yesus Kristus juga adalah wujud dari kasih Allah kepada manusia. Sebab kasih Allah adalah kasih abadi yang telah memberikan pengampunan kepada orang-orang yang berdosa. Kebangkitan Yesus Kristus pada hakikatnya sangat membawa perubahan kepada umat, untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan. Kebangkitan Kristus seharusnya menjadi momen bagi orang percaya dalam menyikapi persoalan-persoalan tentang
ketidakadilan, kemiskinan, radikalisme serta kerusakan lingkungan. Kebangkitan Kristus harus menjadi daya dorong bagi orang percaya, untuk keluar dari masalah-masalah ekonomi, sosial, politik dan budaya. Gereja diharapkan menjadi pelopor dalam menciptakan suasana hidup yang penuh kasih, mulai dari tengah keluarga, jemaat dan masyarakat. PERTANYAAN DISKUSI 1. Bagaimana Hosea dan Paulus memahami dan merespon makna kebangkitan umat dan kebangkitan Kristus. 2. Bagaimana orang percaya atau gereja masa kini memahami makna kebangkitan Kristus ? MTPJ April POKOK-POKOK DOA > Orang percaya diberi hikmat dalam memahami kuasa kebangkitan Yesus. > Warga gereja diberi kemampuan mengalahkan kuasa kegelapan yang merusak bermasyarakat.
kehidupan
berkeluarga,
berjemaat
dan
> Bagi pemerintah diberi kemampuan dan hikmat dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan sehingga segala sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan janji-Nya TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II NYANYIAN YANG DIUSULKAN: Kemuliaan Bagi Allah: KJ No. 10 Pujilah Tuhan, Sang Raja Sesudah Doa Penyembahan : NKB No. 17 Agunglah Kasih Allahku Sesudah Pengakuan Dosa: NKB No. 78 Kasih Tuhanku Lembut Janji Anugerah Allah: NNBT No 26 Tuhan Yesusku Mutiara Hatiku Sesudah Puji-pujian : NKB No. 3 Terpujilah Allah Sesudah Pembacaan Alkitab: KJ No. 53 Tuhan Allah Tlah Berfirman Ses Pengakuan Iman: NKB No. 211 Pakailah Waktu Anug’rah Tuhanmu Persembahan: KJ No. 194 Dikau yang Bangkit Nyanyian Penutup :NKB No. 72 Nama Yesus Berkumandang ATRIBUT :
Warna dasar putih dengan lambang bunga bakung yang sedang mekar dengan salib berwarna kuning kehijauan.