BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kolesterol Kolesterol ( C27H45OH ) adalah alkohol steroid yang ditemukan dalam lemak hewani / minyak, empedu, susu, kuning telur. Kolesterol sebagian besar disintesiskan oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet. Keberadaan kolesterol dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan / kristal lempengan yang akan mempersempit / menyumbat pembuluh darah. ( Sutejo A.Y. 2006 ). Kolesterol ditemukan dalam sel darah merah, membran sel dan otot. 70 % kolesterol di esterifikasikan ( dikombinasikan dengan asam lemak ) dan 30 % dalam bentuk bebas. ( Keerlefever Joyce, 2007 ). Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh terutama didalam hati. Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun jika terlalu berlebihan dalam darah dapat membahayakan kesehatan. ( H:\jantung.klik dokter.menuju Indonesia sehat.mht ) Kadar kolesterol didalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. melampaui
batas
normal
maka
disebut
sebagai
Apabila
hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, perokok serta orang yang sering minum-minuman beralkohol. ( Hardjono, dkk. 2003)
5
6
1. Sintesa Kolesterol Kolesterol merupakan komponen penting untuk pembentukan membran sel dan disintesis di seluruh jaringan, tetapi 90% disintesis dalam sel mukosa usus dan hepatosit. Dalam hati kolesterol merupakan precursor dari asam empedu, dalam gonad dan kelenjar, anak ginjal sebagai precursor dari hormon steroid. Asam lemak bebas ( free fatty acids ) dibebaskan ke dalam plasma oleh lemak jaringan, diantara waktu-waktu makan dan selama berpuasa digunakan sebagai bahan bakar terutama oleh jaringan otot dan jantung. ( E.N Kosasih dan A.S Kosasih, 2008 ). 2. Transportasi Kolesterol Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut lipoprotein. Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis : a) kilomikron: Komponen utamanya adalah trigliserida ( 85– 90 %) dan kolesterolnya hanya 6%. Fungsinya Mentransfer lemak dari usus dan tidak berpengaruh dalam proses arteriosklirosis. b) VLDL ( Very Low Density Lipoprotein ) = Pre Beta Lipoprotein, terdiri dari protein ( 8 – 10% ) dan kolesterol ( 19% ) dibentuk di hati dan sebagian di usus. Fungsinya mengangkut triasil – gliserol.
7
c) LDL ( Low Density Lipoprotein ) = Beta Lipoprotein Komponen terdiri dari protein 20 % dan kolestrol 45 % Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke jaringan perifer dan memegang peranan mentrasfer fosfolipid membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari sisa-sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis yang diperantarai reseptor. d) HDL (High Density Lipoprotein ) = Alpha Lipoprotein Disebut juga Alpha-1-Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan usus. Fungsinya Mentranspot kolesterol dari perifer ke hati dimana zat tersebut dimetabolisasi dan diekskresi. ( E.N Kosasih dan A.S Kosasih, 2008 ). 3. Metabolisme Kolesterol Kolesterol ada dua sumbernya: pertama kolesterol yang ada dalam makanan, kedua hati dan usus yang mensintesis kolesterol dari senyawa-senyawa yang konfigurasi molekulnya berbeda dari kolesterol. Kolesterol penting dalam struktur dinding sel dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Banyak kolesterol terdapat pada asam-asam empedu, steroid-steroid dan cortex gl. suprarenalis, estrogen dan androgen. Kolesterol berasal dari tubuh yang terus menerus mengalami sintesis, perombakan dan pendauran ulang: kemungkinan besar kolesterol dari makanan hampir tidak ikut serta dalam reaksi metabolik. (Widmann, FK, 1995 ).
8
4. Fungsi Kolesterol Kolesterol dalam tubuh mempunyai fungsi yang penting, diantaranya adalah a) Sebagai pelindung otak, 11 % dari berat otak adalah kolesterol. b) Bersama zat gizi lainnya kolesterol dan sinar matahari membentuk vitamin D. c) Merupakan zat esensial untuk membran sel. d) Merupakan bahan pokok untuk pembuatan garam empedu yang diperlukan untuk pencernaan makanan. e) Bahan baku pembentukan hormon steroid, misalnya progesterone dan estrogen pada wanita, testosteron pada laki-laki. f) Untuk mencegah penguapan air pada kulit g) Membawa lemak keseluruh tubuh melalui peredaran darah. ( H:\jantung.klik dokter.menuju Indonesia sehat.mht )
B. Faktor Yang Mempengaruhi Kolesterol Plasma Kadar kolesterol dalam plasma diturunkan oleh hormon tiroid dan estrogen,
akan
meningkat
bila
membran
empedu
disumbat,
pada
hiperkolesterolemi herediter, dan diabetes mellitus yang tidak diobati. Diet yang banyak
mengandung
lemak
netral
meningkatkan
kolesterol
plasma,
memperpendek masa pembekuan dan menurunkan aktifitas fibrinolitik, dengan mengurangi intake kolesterol akan menurunkan kolesterol plasma. ( www.whatsilfe.com/reader2/metabolisme )
9
C. Faktor Yang Mempengaruhi Kolesterol Serum Kolesterol serum digunakan sebagai indikator penyakit arteri koroner dan arteriosklerosis. Hiperkolesterolimia menyebabkan penumpukan plak di arteri koroner sehingga dapat menyebabkan jantung koroner. Kadar kolesterol serum yang tinggi dapat berhubungan dengan kecenderungan genetik ( herediter ). Kadar serum dibawah 200 mg/dl merupakan kadar ideal. ( Kleerlefever Joyce, 2007 )
D. Pengaruh Suhu dan Penyimpanan Sampel Baik serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dalam waktu 3 jam setelah pengumpulan sampel dan disimpan segera dalam almari es suhu 4°C dan pengambilan sampel tidak puasa. Sampel keruh banyak mengandung lemak hendaknya disimpan pada suhu 4°C selama satu malam. Serum atau plasma jernih bisa langsung dianalisis, hal ini dilakukan supaya kadar kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak mengubah proporsi lipoprotein selama penyimpanan. Serum atau plasma dapat disimpan pada suhu 4°C selama 1 – 2 minggu sebelum dianalisis. Penyimpanan pada suhu 4°C selama 24 jam dan penyimpanan pada suhu kamar ( 15 – 25°C ) selama 4 jam praktis tidak mengubah metabolit, enzin-enzin
dan
elektrolit-elektrolit.
Penyimpanan
pada
suhu
ruangan
memungkinkan terjadinya perubahan pada kolesterol bebas dan ester. Pembekuan serum akan menyebabkan aktifitas enzim mengalami penurunan. Serum yang beku harus dicairkan dan diletakkan pada suhu ruangan selama 1 jam.
10
Secara umum sampel dimana kolesterol diperiksa seharusnya tidak dibekukan, siklus beku cair akan merusak struktur lipoprotein dan menurunkan resolusi lipoprotein. Pemeriksaan kolesterol sebaiknya dianalisa segera. ( Speicher Carle, M.S.Jr.jark W. Smith, 1996 )
E. Macam-macam Pemeriksaan Kolesterol 1. Metode Lieberman – Burchad Prinsip :
kolesterol dengan asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat membentuk warna hijau kecoklatan. Absorben warna ini sebanding dengan kolestrol dalam sampel.
Metode kolorimetri langsung dengan reagen Lieberman – Burchad penyerapan chromaphores yang dihasilkan dari kolesterol dan ester kolestrol berbeda. Ester kolesterol menghasilkan warna yang lebih benyak dibandingkan dengan kolesterol non ester dan mempunyai bias 10 – 15 % ketika analisa dilakukan berdasarkan standart kolesterol non ester. Metode ini memerlukan kerja keras disebabkan karena ester kolesterol harus dihidrolisa dan kolestrol diekstraksi. Tujuan ekstrsksi ini mencegah adanya zat-zat pengganggu yang akan mempengaruhi hasil, contohnya hemoglobin dan billirubin.
2. Metode Modifikasi Dari Reaksi Zank dan Modifikasi Dari Klungsoyr Prinsip : Alkohol yang digunakan untuk
mengendapkan protein dan
membebaskan alkohol dari esternya. Reaksi warna timbul dengan
11
mereaksikan kolesterol dengan ferichoride, warna yang timbul ditentukan secara fotometri / kalorimetri.
3. Metode CHOD – PAP Prinsip :
kolesterol ditemukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroksida dan 4 aminianypyrine dengan adanya phenol peroksidase.
Reaksi :
Kolesterol ester
Kolesterol ester kolesterol ester+asamlemak Hidrolase
Kolesterol + O2
Kolesterol
kolesterol-one-one-H2O2
Oksidase 2H2O2 + phenol + 4-aminophenazon perioksidase quinoneimine dye + 2H2O2 Metode ini (enzimatis) memperlihatkan linearitas yang baik sampai dengan 500 mg/dl. Sample dengan nilai yang lebih dari 500 mg/dl harus dianalisis ulang setelah pengenceran dengan Natrium klorida (NaCl). Tahap reaksi awal metode enzimatis adalah hidrolisis ester kolesterol untuk membentuk kolesterol bebas. Tahap berikutnya adalah tahap oksidasi yang menggunakan oksigen untuk menghasilkan hydrogen peroksida (H2O2), melalui pembentukan oksidasi berwarna yang direduksi. Faktor yang mengganggu pada pemeriksaan adalah pada sampel yang keruh, lipemik, ikterik, atau mengalami hemolisis. Billirubin menyebabkan interferensi negative dalam metode enzimatis karena billirubin bereaksi dengan H2O2 sehingga mengurangi jumlah peroksida yang tersedia untuk
12
membentuk komplek berwarna. Billirubin juga menimbulkan gangguan langsung karena penyerapannya ada di sekitar 500 nm. Gangguan ini dapat dikurangi dengan mengukur konsumsi oksigen secara elektrokimia.
F. Kerangka Teori