KRISIS EKONOMI DI INDONESIA AKAN TERUS BERULANG? Momentum membangun fundamental ekonomi
Awalil Rizky Medan, 2 September 2015
Perkenalan Awalil Rizky PT Permodalan BMT Ventura, Chief Economist Bright Indonesia Institute (Pendiri, peneliti) Tim Pokja APBN Rumah Transisi Jokowi-JK Ketua II Perhimpunan BMT Indonesia Ketua Dewan Pembina Barisan Nusantara Penulis beberapa buku: Neoliberalisme Mencengkeram Indonesia; Utang pemerintah Mencekik Rakyat; Bank Bersubsidi yang membebani; BMT: fakta dan Prospek; Keuangan Inklusif: Peluang atau Ancaman bagi BMT?
[email protected] [email protected] awalilrizky.blogspot.com 08158740497
RINGKASAN PRESENTASI
Kondisi perekonomian Indonesia terkini Apakah sedang atau menuju Krisis? Krisis ekonomi cenderung berulang meski tidak sepenuhnya serupa Indonesia adalah “small open economy” Prospek Ekonomi Indonesia Jangka Menengah menurut Pemerintah Musti membangun fundamental ekonomi untuk menghadapi krisis , dan selanjutnya menghindari krisis Pengertian Fundamental Ekonomi harus diperbaiki, yang meliputi antara lain: Keseimbangan kekuatan Pelaku Ekonomi; Keseimbangan antara Konsumsi dan Produksi; Dinamika ekonomi yang merangsang inovasi; Hubungan yang sehat dan dinamis antara Politik dan Ekonomi Peran dan Posisi Pelindo I??? 3
KONDISI EKONOMI TERKINI BERITA BURUK Pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto) melambat. Harga-harga bertahan tinggi (kenaikan melambat, namun merata) Penganggur sedikit bertambah, meski secara prosentase menurun Jumlah penduduk miskin sedikit menurun, namun yang nyaris miskin meningkat Neraca Pembayaran Internasional masih rawan; Rupiah masih tidak stabil Defisit Keuangan Pemerintah cenderung membesar; Utang Pemerintah meningkat Kredit perbankan masih tumbuh, namun melambat Sektor Pertanian kembali menjadi andalan, dengan produktifitas menurun. Industri Manufaktur bergejala deindustrialisasi; tumbuh melambat BERITA BAIK Dunia usaha masih optimis, meski dengan tingkat menurun Konsumen (rumah tangga) masih optimis, meski dengan tingkat menurun Pemerintah mulai waspada dan cenderung siaga dalam kebijakan ekonomi Bank Indonesia mulai siaga bersiap menghadapi krisis APAKAH MENUJU KRISIS???
2014 5,04% Trw I-2015 4,71% Trw II-2015 4,67%
2015
2016
NK RAPBNP 2015 (Feb 2015)
5,8
Bank Indonesia (LPI April 2015)
2017
2018
2019
2020
6,3-6,9 6,8-7,4
7,2-7,8
na
na
5,4-5,8
5,6-6,0 na
na
6,5
na
World Bank (EAP April 2015)
5,2
5,5
5,5
na
na
na
IMF (WEO April 2015)
5,2
5,5
na
na
na
6,0
PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI (PDB) INDONESIA
Bank Dunia (Juli 2015) merevisi perkiraannya untuk Indonesia menjadi 4,7%
Pemerintah menyatakan pertumbuhan 2015 akan dibawah asumsi 5,7% tanpa menyebut angka perkiraannya. Tidak pernah bilang di bawah 5%
SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI (Berita Stastitik BPS)
PERTANIAN MASIH PENTING
KONSUMSI RUMAH TANGGA (PK-RT) DOMINAN
PERINGATAN DARI BANK DUNIA (JULI 2015)
BANK INDONESIA (Agustus 2015) sudah mulai waspada meski mencoba optimis
INFLASI MENURUN Tetapi HARGA MASIH TINGGI Yang menurun tingkat Kenaikan, bukan harga Tahun 2015 mungkin Inflasi lebih rendah dari 2014, tetapi harganya Lebih tinggi!!!
Jumlah penganggur bertambah,tingkat pengangguran menurun (%)
MAYORITAS (sepertiga) masih bekerja di sektor Pertanian
PETANI TUA, KENDALA PENINGKATAN PRODUKTIFITAS
Di sektor Industri, Industri mikro lah yang paling banyak menyerap Tenaga Kerja, khususnya industri makanan.
JUMLAH PENDUDUK MISKIN MENURUN TETAPI PELAN
KETIMPANGAN CENDERUNG MENINGKAT
Grafik dikutip dari TNP2K
MENGAPA RUPIAH MEROSOT TERHADAP DOLAR USA? • Faktor fundamental ekonomi terkait permintaan dan penawaran USD. Permintaan untuk impor, bayar utang dan bunganya, dividen modal asing, dll. Penawaran diperoleh dari hasil ekspor, utang baru, modal asing masuk dll. Terutama tercermin dalam Neraca Pembayaran Internasional. • Faktor menguatnya Dollar USA semua mata uang. Antara lain: antisipasi investor atas rencana kenaikan suku bunga AS (FFR), dan Quantitative Easing ECB, serta dinamika negosiasi fiskal Yunani. • Ada juga faktor spekulasi dan para pihak yang mengambil keuntungan dari pasar uang
KURS TENGAH RUPIAH (minggu terakhir tiap bulan)
Sumber: BPS
BI MENGGAMBARKAN DEPRESIASI DAN VOLATILITAS RUPIAH BUKAN YG TERBURUK
TRANSAKSI BERJALAN SELALU DEFISIT, MESKI MASIH TERKENDALI (Gambar dari Laporan BI)
NERACA PERDAGANGAN SURPLUS, LEBIH KARENA IMPOR YANG TURUN (gambar dari laporan BI)
ARUS MODAL MASIH MASUK, NAMUN RAWAN PEMBALIKAN ARUS (gambar dari laporan BI)
REMITANSI TKI SELALU MEMBERI KONTRIBUSI BESAR (gambar dari laporan BI)
UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH CUKUP TERKENDALI, NAMUN SWASTA RAWAN, BANYAK YG SHORTIME, MEMBERI TEKANAN PADA RUPIAH DAN PEREKONOMIAN.
DUNIA USAHA MASIH CUKUP OPTIMIS KE DEPAN (gambar dari Berita Resmi BPS)
SIAGA MENUJU KRISIS PEREKONOMIAN INDONESIA TIDAK TERLAMPAU BURUK, NAMUN SEDANG DALAM PERLAMBATAN PERTUMBUHAN; DISERTAI MEMBURUKNYA BEBERAPA INDIKATOR KERENTANAN EKSTERNAL INFLASI MEMANG MASIH TERKENDALI NAMUN DALAM KONDISI LESUNYA PEREKONOMIAN TETAP TERLALU TINGGI DAN MENGGERUS DAYA BELI MASYARAKAT OPTIMISME DUNIA USAHA DAN RUMAH TANGGA BERANGSUR MENURUN, NAMUN MASIH ADA PEMERINTAH, BI DAN OJK SUDAH SADAR, NAMUN KEBIJAKANNYA BELUM EFEKTIF DAN TAK SINERGIS KONDISINYA SIAGA MENGARAH KRISIS (RESESI) MASIH BISA DIANTISIPASI, NAMUN DAMPAK FAKTOR EKSTERNAL TERLAMPAU KUAT DALAM DINAMIKA PEREKONOMIAN NASIONAL
MENUJU KRISIS EKONOMI??? • Krisis ekonomi (terutama keuangan) adalah salah satu ciri kapitalisme, kejadian berulang, namun polanya tidak persis sama. Intensitas meningkat dalam tiga dasawarsa ini. • Semakin suatu perekonomian kapitalistik dan terintegrasi, maka konjungtur naik turun (termasuk krisis) langsung dihadapi • Para ekonom coba mengembangkan teori dan model dalam menganalisa gejala dan pola krisis yang terjadi. Bisa menjelaskan yang sudah terjadi, namun gagal meramalkan dengan baik • CUKUP BESAR KEMUNGKINAN INDONESIA KRISIS, KARENA BANYAK NEGARA JUGA AKAN MENGALAMI; PADA OKTOBER HINGGA AKHIR TAHUN INI KONDISI AMAT LABIL.
Sumber: Kajian dari Badan Kebijakan Fiskal (2014)
Sumber: Kajian dari Badan Kebijakan Fiskal (2014
FAKTOR EKSTERNAL MENDOMINASI • Struktur Ekspor yang tidak kuat: bergantung komoditas primer, manufaktur berkomponen impor besar, sebaran tujuan terbatas • Arus keluar masuk Modal asing portofolio yang amat menentukan Neraca Pembayaran Internasional • Arus Utang luar negeri swasta yang rawan • Transfer Pricing yang belum terkendali • Kepemilikan asing besar • Kebijakan ekonomi kita terbuka dan cenderung kapitalis neoliberal; sebagai SMALL OPEN ECONOMY
CONTOH ASESMEN BANK INDONESIA
ANALISA PELAKU EKONOMI Produsen – Konsumen Perusahaan – Rumah Tangga – Pemerintah Rumah Tangga: konsumen dan tenaga kerja Perusahaan: korporasi – UMK; modal besar – modal kecil; asing – domestik; BUMN - swasta • KOPERASI: Produsen sekaligus konsumen • Pemerintah – DPR – Bank Indonesia/OJK • • • •
KEPEMILIKAN ASING
Dominasi Kepemilikan asing antara lain sudah di bidang telekomunikasi (60%), waralaba (60%), perbankan (70%), pertambangan (80%), dan perkebunan kelapa sawit (40%), Perkebunan Coklat (80%), BUMN terprivatisasi (60%), dll.
SEGELINTIR PELAKU EKONOMI DOMESTIK MENDOMINASI DPK sd 100jt sebanyak 158,06 juta rek Dengan nilai Rp 609,09 T (14,48%) DPK > 1 M hanya 440.316 rek Dengan nilai Rp 2.677,29 T (63,63%) Bahkan yang > 2 M, tak butuh dijamin Sebesar Rp 2.351,57T (55,89%) KEBANYAKAN REK BESAR ADALAH PERSEORANGAN; HANYA SEKITAR 100 RIBU ORANG AMAT MEMPENGARUHI MATI ATAU HIDUPNYA PERBANKAN
KREDIT USAHA MIKRO HANYA 4% (23% dari 19% Kredit Perbankan)
PERSIAPAN ANTISIPASI DAMPAK DAN PENGUATAN FUNDAMENTAL EKONOMI • Krisis (atau tidaknya) ekonomi Indonesia lebih ditentukan oleh faktor eksternal saat ini. • Otoritas ekonomi sebaiknya siap hadapi dampak saja, terutama bagi rakyat kecil. • Fundamental ekonomi belum kuat. Seharusnya ini yang mulai dibangun, terlambat untuk krisis yang ini, namun bisa untuk yang selanjutnya. Termasuk untuk menghindari di masa datang • Pengertian Fundamental bukan indikator Makroekonomi, melainkan dimensi Pelaku, struktur dan Proses ekonomi yang utama
Contoh Laporan Perekonomian Indonesia oleh BI tahun 1997
FUNDAMENTAL EKONOMI Pengertian Fundamental Ekonomi tak perlu banyak mengacu kepada indikator makroekomi (keuangan) lagi, namun meliputi antara lain: Keseimbangan kekuatan Pelaku Ekonomi Keseimbangan antara Konsumsi dan Produksi Dinamika ekonomi yang merangsang inovasi Hubungan yang sehat dan dinamis antara Politik dan Ekonomi
BUMN dalam RPJMN Ada 3 (Tiga) dari 9 (Sembilan) Agenda Pembangunan Nasional Menurut Buku 1 RPJMN 2015-2019 yang berkaitan langsung dengan BUMN •Agenda 1: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. •Agenda 6: Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing Di Pasar Internasional disebut secara khusus bahwa “Mendorong BUMN menjadi Agen Pembangunan” •Agenda 7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
ALUR OPTIMALISASI BUMN (Normatif menurut Kementerian)
Contoh Prioritas menurut Kementerian BUMN (berdasar RPJMN) Pembangunan Tol Laut • BUMN pelabuhan yang terdiri dari PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III, dan PT Pelindo IV, didorong untuk mewujudkan pembangunan 24 pelabuhan dalam (deep seaport) dan pelabuhan-pelabuhan feeder lainnya, baik menyangkut prasarana (dermaga, terminal, dan alur) dan sarana (suprastruktur berupa peralatan bongkar muat, dan fasilitas lainnya). • PT Pelni, PT Djakarta Lloyd, dan PT ASDP Indonesia Ferry, diharapkan dapat berperan melaksanakan investasi terkait dengan penyediaan alat angkut berupa kapal penumpang dan kapal barang. • BUMN galangan kapal seperti PT PAL, PT Dok Kodja Bahari, PT Dok Perkapalan Surabaya, dan PT Industri Kapal Indonesia meningkatkan penyediaan/pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan kapal.
Rasio Keuangan Pelindo I: Baik
Pelindo I tumbuh, pertanyaannya apakah sudah cukup optimal bagi perekonomian?