“KRISIS” 1.
Apa itu krisis? Krisis adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami ketidakseimbangan emosi yang
tidak diduga-duga dan mungkin sangat mengganggu atau kesulitan pada masa transisi di dalam suatu perkembangan. Krisis biasanya tidak dapat diprediksikan atau diduga-duga, dan ini adalah suatu perkiraan yang dapat mengintensivkan reaksi terhadap krisis itu sendiri. Seseorang yang merasa krisis mencari cara supaya mereka mendapatkan penyelesaian terhadap masalahnya dan mengatasi kesulitan yang telah dialaminya sehingga mereka menjadi lebih abar dalam menghadapi semua masalah. Campur tangan dari seorang yang bisa membantu mengatasi krisis ini sangat dibutuhkan, contohnya persepsi/masukan dari setiap orang dan pendapat setiap orang terhadap krisis tersebut. Apabila orang yang sedang mengalami krisis menghampirimu, maka jangan dibiarkan begitu saja. Latihan 8.1 Tutup matamu dan bayangkan pengalaman yang telah kamu lalui. Itu mungkin bisa terjadi pada pekerjaan, cinta, peliharaan, dompet, atau apapun. Tetap focus pada pengalaman yang kamu alami sebagai hasil dari kerugian, tidak pada kerugian yang dialami sendiri. Ingatlah dimana kamu berada, dengan siapa, apapun yang kamu lihat, suara, dan rasakan. Bagaimana bisa terjadi bahaya datang kepadamu? Lihat jika kamu bisa mengingat semua yang kamurasakan, tiulah ekspresi fisik (sebagai contoh, tahan perut, palpilations) dan gagasan yang kamu punya tentang kejadian juga perasaanmu. Berapa lama kamu merasa sakit sekali ketika kehilangan? Strategi apa yang masih kamu ingat untuk melewati semua ini? Setelah kamu mengingat semua kejadiannya secara detail, pilih seorang teman dan ceritakan apa yang kamu alami. Dan lihat apa yang kamu bisa pelajari tentang cara kamu sendiri menjalani kejadian itu dan bagaimanakejadian yang kamu alami, memungkinkan perbedaan cara pandang dari setiap orang. 2.
Macam-macam krisis Ada enam tingkatan yang telah diterima oleh umum tentang krisis emosi, yaitu: 1. Krisis perwatakan, yaitu tipe pada krisis ini dapat terjadi dari kekurangan informasi. 2. Mengharapkan masa peralihan kehidupan, yaitu krisis yang sangat normal, krisis perkembangan ini terjadi dalam masyarakat kita. Mereka mengambil hasil dari setiap perubahan (karir, pernikahan, sakit, atau tentang pendidikan).
3. Krisis akibat trauma, yaitu krisis yang diakibatkan oleh situasi yang didapatkan dari luar lingkungan yang mengakibatkan stress yang tak diduga-duga, di luar kendali dan emosi yang sangat besar. Contohnya, pemerkosaan, penyerangan, kematian yang mendadak akibat cinta pertama, kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba dan kecelakaan. 4. Krisis perkembangan mental, yaitu sebagian dari pengalaman kita, krisis pada umumnya sebagai jalan menyiapkan cara untuk menopang hidup kita. 5. Psychopathological, yaitu krisis ekonomi yang mana keberadaan psychopathology sangat instrumental dalam mempercepat suatu krisis, dalam kata lain. 6. Psychiatric emergencies, yaitu suatu situasi krisis yang salah satunya berfungsi untuk umum yang membuat beberapa orang menjadi bingung dan salah satunya adalah orang yang tidak bisa membawa atau membangun dirinya, atau tidak bisa mempertahankan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Dengan kata lain, bisa berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagai tambahan pengetahuan mengenai
jenis-jenis krisis intervensi yang spesifik
(sebagaicontohnya, obat-obatan terlarang, alkohol/minuman keras, penyalahgunaan anak, bunuh diri), orang yang memberikan pelayanan jasa terhadap orang yang mengalami krisis intervensi melibatkan krisis intervensi secara menyeluruh ke dalam
hal-hal yang
berhubungan dengan kemasyarakatan, ekonomi, dan karakteristik kebudayaan masyarakat di mana mereka bekerja dan sumber daya yang tersedia di dalam masyarakat itu. Pengetahuan diperlukan untuk membuat suatu referal yang baik, terutama ketika waktu menjadi bagian yang paling penting dari semua itu. Berikut ini adalah contoh krisis intervensi : Phil, 19 tahun, datang datang ke dalam suatu lingkungan dengan meneteskan air mata dan sangat berduka. ia mempunyai sesuatu kesalahan yang "sangat besar" dan telah ditakutkan oleh reaksinya. ia sedang mengalami banyak cobaan dan sangat ketakutan. dia berlinang air mata, dan dia melihat-lihat di sekelilingnya seolah-olah ia mengharapkan seseorang untuk menolongnya. konselor yang mempunyai beberapa pengalaman dalam konseling obat-obatan terlarang, duduk dengan Phil dan berbicara dengan tenang. Dia menerangkan kepada Phil bahwa reaksi yang di alaminya adalah temporer; itu
berkaitan dengan obat-obatan terlarang, bukan
reaksi yang parah tetapi hanya permulaan saja; banyak orang yang telah mengalami reaksi yang sama denganmu; dan sesungguhnya, reaksi ini adalah hal positif yang akan menggentarkan sesuatu. dengan tenang, merendahkan nada, konselor berbicara dengan Phil untuk beberapa jam, sampai dia menjadi lebih tenang. kemudian ia
diberi suatu minuman dingin dan konselor tersebut mengijinkan dia untuk beristirahat sampai ia merasa lebih baik. Beberapa jam kemudian Phil merasa cukup memuaskan dan ingin pulang sendiri. yang menjadi catatan adalah bahwa tidak ada khotbah, menghukum, atau menghakimi. konselor berkomunikasi, berempat dan menunjukkan perilaku yang tenang. Latihan 8.2 Menggunakan rencana pengklasifikasian terdahulu, tempat dimana situasi krisis berlanjut dimana kamu memikirkan mereka mestinya. Ketika kamu telah selesai, membandingkan jawabanmu dengan teman sekelasmu dan mendiskusikan alasan dari jawaban-jawabanmu. Obat perjalanan yang buruk Pesta minuman beralkohol Percobaan bunuh diri Kesedihan yang akut/parah karena kehilangan orang tua Kehilangan pekerjaan penemuan kehamilan yang tidak dikehendaki Penemuan pasangan di luar pernikahan Pertengkaran dalam perkawinan Mobil yang dicuri Pemindahan ke sekolah bari di pertengahan tahun Pembedahan usus buntu darurat di luar negeri Melihat binatang yang tergilas ditabrak lari pengemudi Ditolak oleh perguruan tinggi yang dipilih Menemukan bahwa anaknya adalah seorang yang cacat mental Menemukan kerusakan rumah dan dibongkar setelah dicuri 3.
Siapa yang berhadapan dengan krisis?
Kita dapat melihat perbedaan level dari pertolongan yang diperlukan dalam tipe-tipe krisis yang berbeda. Diapstikan, bantuan pengobatan professional memerlukan psikiatris dalam leadaan darurat, bantuan psikologis professional yang diperlukan dalam krisis yang disertai psikopatologi. Bagaimanapun, masing-masing orang dapat menolong dengan pembagian krisis, dan banyak dari kita dapat menolong dengan antisipasi masa transisi dalam hidup, tekanan traumatis, dan perkembangan krisis. Polisi, teman, Pasteur, keluarga, atau dokter biasanya yang paling pertama siaga terhadap adanya krisis. Mereka, pada gilirannya, memanggil konselor atau orang yang menjual jasa
untuk menolong mengarahkan untuk menemukan solusi(penyelesaian masalah/jalan keluar) and bekerja keras untuk menghubungkan krisis dengan perasaan. Latihan 8.3 Pilihlah rekan untuk bermain peran diantara penolong dan yang ditolong. Yang ditolong(helpee) mengemukakan suatu situasi krisis dari latihan 8.2 dan peragakan/lakukan tindakan itu di luar. Helper memancing perasaan helpee dan memikirkan tentang krisis ini. Lihatlah jika bersama kamu bisa memikirkan bagaimana cara memecahkan masalah itu. Setelah kamu selesai, proseslah pikiran dan perasaanmu. Apa tipe dan nilai konflik yang kamu hadapi?seberapa nyaman kamu membicarakan tentang situasi krisis ini? Bagaimana kamu berpikir kamu dapat menghadapi orang lain yang lebih keras dalam situasi yang serupa?apakah kamu ingin menghadapinya dengan cara yang berbeda di lain waktu? 4.
Tahap krisis
Dasar dari krisis teori dipelopori oleh Eric Lindeman, ia mempelajari reaksi dari kehilangan keluarga yang menjadi korban tewas di hutan kelapa kecil di Boston di klub malam api. Lindemann menemukan
bahwa krisis biasanya melibatkan beberapa tipe dari perasaan
kehilangan yang mengharuskan periode berduka cita (kesedihan). Bagian dari duka cita ini meliputi ekspresi dari emosi dan keadaan yang sulit. Kesulitan ini akan membawa dampak, seperti kerongkongan yang tercekat, mencekik, nafas yang dipendekkan, keluh/nafas panjang, kelelahan, ketiadaan kekuatan, permasalahan pencernaan, kesulitan untuk tidur, kepekaan yang diubah, keasyikan dengan rasa bersalah, dan mengganggu hubungan antar pribadi. Ungkapan(ekspresi) duka cita ini mendesak, mempunyai serangan yang bisa diidentifikasi, dan cukup relatifcepat (sekitar enam minggu). Bersamaan dengan Gerald Caplan, Lindemann memulai komunitas program dasar kesehatan mental dalam penemuan. Lindemann dan Caplan mempercayai bahwa orang yang sedang dalam krisis memilih menyesuaikan diri dengan keadaan atau gagal(tidak) menyesuaikan diri dengan keadaan adalah cara meniru dengan masalah dan kealamian dari cara penyelesaian masalah mereka akan mempengaruhi kemampuan dan penyesuaian yang kemudian menjadi cara mereka untuk menghadapi. Mereka mempercayai orang akan bisa menolong untuk mengidentifikasi, mengerti, dan menguasai tugas psikologis yang melibatkan duka cita dan yang ditimbulkan oleh masalah. Dalam perkembangan teori krisis, Caplan menguraikan 4 tahap reaksi dari krisis: 1. Tahap 1 Tahap awal, dimana suatu pengalaman memulai ketegangan dan usaha untuk menggunakan kebiasaan memecahkan masalah untuk mengembalikan keseimbangan emosi.
2. Tahap 2
Tahap ini ditandai oleh suatu peningkatan ketegangan, cenderung kea rah
menganggu dan tidak berfungsi ketika kebiasaan seseorang gagal menyelesaikan masalah;pada tahap ini satu usaha strategi trial-and-error untuk mnyelesaikan masalah ini. 3. Tahap 3
Tahap ini ditandai oleh suatu peningkatan ketegangan yang menuntut
tambahan bantuan
sumber daya seperti keadaan darurat dan roman strategi
mepemecahan masalah; jika sukses pada tahap ini, seseorang bisa menggambarkan kembali masalahnya dan bersedia menerima dirinya atau memecahkannya. 4. Tahap 4
Tahap ini terjadi ketika masalah belum dipecahkan di tahap yang
sebelumnya dan bisa mengakibatkan disorganisasi kepribadian utama dan suatu gangguan emosional. Dari Lindemann dan pekerjaan Intervensi Krisis Caplan's, kita belajar bahwa seseorang yang mengalami krisis dapat menerima perubahan utama dalam suatu periode waktu yang ringkas dan dapat dipengaruhi dan dibantu oleh orang lain selama periode. hubungan dengan orang lain (penolong, keluarga, para teman) adalah suatu bagian penting dari intervensi krisis. seseorang yang mengalami krisis memerlukan banyak dukungan dan bantuan sebagaimana mungkin dari siapapun. Lindeman Dan Caplan menemukan krisis yang adaptif sebagai resolusi yang dapat mengakibatkan perubahan hal positif. 5.
Teori Krisis dan Teori Menolong Walaupun teori krisis tentu saja beda dari teori menolong, itu konsisten dengan teori
menolong yang dibahad dalam teks ini. Contohnya, riset yang mencakup luas tentang bunuh diri, yang fokus pada hubungan arus krisis bagi pengalaman lebih awal dan arus krisis dalam melahirkan trauma, keinginan, dan berhubungan keluarga dan hubungan antarpribadi lain, menunjukan pengaruh teori psychodynamic terhadap teori krisis. pengaruh dari pendekatan teori jelas merupakan pendekatan yang eksistensial dari intervensi krisis, yang menekankan di sini dan saat ini juga dan hal positif, kekuatan pertumbuhan dari krisis. Jika satu pelajaran untuk menghadapi suatu krisis secara efektif, itu akan memfasilitasi satu penyelesaian masalah dalam menhadapi kesulitan yang akan muncul di masa depan. Penggunaan dalam intervensi krisis dari hubungan yang mendukung dengan orang lain sangat penting dan dengan helper yang empati, yang mengizinkan helpee untuk menyatakan/mengekspresikan perasaannya tanpa keluar dari fungsi, juga memperlihatkan pengaruh dari pendekatan teori menolong (helping theory). Kesadaran teori helping mewakili teori intervensi krisis dalam
fokus helper pada peningkatan penilaian kesadaran adanya krisis dan mengoreksi kesalahan dan pemikirannya yang tidak masuk akal. Pendekatan kognitif behavioral berkontribusi dalam memahami kekuatan dari teori penyelesaian masalah. Perbedaan utama antara strategi menolong dan strategi intervensi krisis adalah focus terakhir dengan kesegeraan, reaksi batas waktu untuk sumber spesifik dari stress. Di bagian selanjutnya, kami akan menguji dengan lebih detail bagaimana strtegi menolong mempengaruhi intervensi krisis. 6.
Intervensi Krisis Keutamaan keberhasilan dari intervensi krisis jangka pendek adalah untuk menyediakan
banyak dukungan dan bantuan yang memungkinkan untuk individu dan keluarganya dalam keadaan krisis. Dari teori krisis kita telah membahas, kita dapat memperoleh enam komponen utama dari intervensi krisis . 1. Focus dari intervensi krisis adalah dalam kespesifikan dan batas waktu kberhasilan perawatan. Peringatan pengarahan dalam mengurangi ketegangan dan adaptasi pemecahan masalah. Batas waktu dapat meningkatkan dan memelihara motivasi klien untuk mencapai keberhasilan yang spesifik. 2. Intervensi krisis melibatkan klarifikasi dan penilaian akurat alas an dari stress dan arti stress untuk helpee, dan itu dibutuhkan aktif, petunjuk kesadaran menyusun struktur kembali. 3. Intervensi krisis menolong klien mengembangkan mekanisme adaptasi pemecahan masalah, sehingga mereka mampu kembali ke level dimana mereka belum mengalami krisis. 4. Intervensi krisis adalah kenyataan yang diorientasikan, klarifikasi kesadaran persepsi, menghadapi pengingkaran dan penyimpangan, dan pendukung emosi daripada penentram hati yang salah. 5. Kapan saja mungkin, intervensi krisis menggunakan hubungan jaringan helpee untuk menyediakan dukungan dan membantu menentukan dan menerapkan strategi efektif dalam menghadapinya. 6. Intervensi krisis dapat melayani sebagai pembuka untuk perawatan lebih lanjut.
7.
Tingkatan dan langkah-langkah Intervensi Krisis Meskipun terdapat banyak model yang berbeda untuk intervensi krisis, model konseling hubungan antar manusia dapat dimodifikasi dan digunakan untuk menggambarkan kebiasaan menerima tingkatan dan langkah-langkah intervensi krisis. Stage I: hubungan (pengembangan kepercayaan, keaslian, empati) Step A: Permulaan 1. Menyelidiki berbagai sistem hubungan ( keluarga, pekerjaan, panutan, lingkungan). 2. Memberikan kesempatan terus menerus pada
helpee untuk dengan jelas
melontarkan perasaan marahnya. Step B: klarifikasi dari pengenalan masalah/penilaian dari maslah krisis 1. Keutamaan menilai variable lingkungan 2. Menentukan persepsi helpee dari kekuatan personal/kelemahan 3. Mempercepat peristiwa yang mengakibatkan krisis, perubahan yang penting atau kalah 4. Menentukan alasan helpee mencari pertolongan di waktu ini 5. Menetukan jenis-jenis pemecahan masalah dan strategi menghadapi helpee yang telah berhadapan dengan krisis 6. Berdasarkan tahap penilaian dan klasifikasi dari krisis: apakah helpee berbahaya bagi dirinya sendiri, bagi orang lain? Step C: Struktur/kesepakatan untukmembantu hubungan 1. Menginformasikan pada helpee tentang apa yang dapat kamu lakukan dan tidak dapat kamu lakukan Step D: Penyelidikan intensif dari situasi krisis dan reaksi Step E: Membahas kemungkinan keberhasilan dan sasaran hasil seperti halnya batas waktu
intervensi krisis
1. Mengulangi pernyataan fokus masalah 2. Menegaskan kembali batas waktu
3. Menentukan bagaimana orang lain dan sumber penghasilan yang dapat digunakan 4. Mengklarifikasi siapa yang bertanggung jawab untuk apa (contohnya, untuk obat-obatan terlarang, penyerahan) Stage II: Strategi Step A: Timbal balik penerimaan terhadap gambaran kebrhasilan dan sasaran dari intervensi krisis Step B: Rencana dari strategi Step C: Penggunaan strategi 1. Kesadaran merestrukturisasi 2. Penyerahan (referral) 3. Dukungan 4. Pelatihan ketegasan 5. Kesepakatan behavioral 6. Ventilasi dari perasaan 7. Pengertian alami akan krisis 8. Membuat keputusan 9. Desensitisasi sistematis 10. Eksperimen Gestalt Step D: Evaluasi strategi Step E: Penghentian ketika krisis dipecahkan 1. Perumusan rencana realistis untuk masa depan yang akan segera datang 2. Helpee dilepaskan dari reaksi emosional yang keras 3. Helpee telah menyadari penilaian akurat dari peristiwa krisis dan manajemen yang mempengaruhi 4. Helpee rela mencari dan menerima bantuan dari orang lain ketika sesuai
5. Helpee mengerti bagaimana kehadiran krisis dapat menolongnya menghadapi peristiwa yang akan datang. Step F: Tindak lanjut 8.
Terapi Meringkas Terapi meringkas ini terdiri dari 4 tahap bantuan model pengembangan oleh Watzlawick,
Weakland, dan Fisch (1974) digunakan dalam beberapa tipe intervensi krisis. 4 langkah tersebut adalah: 1. Menguraikan masalah 2. Menyelidiki usaha sebelumnya pada resolusi masalah 3. Memperoleh definisi yang jelas untuk dicapai 4. Perumusan rencana untuk menghasilkan perubahan 9.
Format intervensi Krisis Terdapat dua format utama intervensi krisis: (1) pelayanan melalui berbagai media,hot
lines, klinik krisis, dimana pasien bisa menghubungi melalui telepon selama 24 jam setiap harinya, dan (2) pencapaan target konseling, dimana helper pergi menemui pasien untuk memberikan dorongan dan kenyamanan agar pasien segera mengetahui keadaan krisis. Kemampuan berkomunikasi di telpon perlu untuk bentuk pekerjaan seperti ini termasuk kemampuan dalam menggunakan respon pendengaran untuk membangaun hasil yang cepat, dan kesabaran untuk secara tidak langsung menindaklanjuti pesan bantuan untuik mengetahui kebiasaan dan memutuskan permasalahan. Dalam dialog diatas, jika konselor ditekankan untuk membantu mengetahui bahwa masalah baginya. Sabar, kalem, dan keteguhan hati dan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan atribut untuk pekerja. Jangkauan konseling. Kadang-kadang konselor harus pergi ke konseli daripada menunggu konseli dating kepadanya. Secara relative ini konsep baru pelayanan kemanusiaan dan dasar dalam konsep “mengunjungi”, dimana kepedulian utama adalah meletakan konseli dalam seting konseli kita. Keuntungan bahwa konselor bisa melihat konseli dalam konteks dan untuk menggambarkan hasil yang tersedia dengan segera seperti keluarga dan tetangga. Dalam bab ini, konselor bias menyediakan secara langsung asisten dengan segera bias menyelesaikan permasalahan (sebagai contoh mendapatkan pengasuh untuk anak-anak dalam
panggilan yang berkaitan dengan orang tua, perjalanan buruk seorang pecandu dalam seting kekeluargaan atau menyusun dengan segera yang peduli kesehatan). Jangkauan konseling selalu membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar daripada tipe konseling lainnya. Waktu pekerja menjangkau traveling ked an dari konseli tidak menggunakan waktu untuk membantu. Jangkauan konselor harus merasa nyaman dalam seting yang berbeda dan tidak terbatas oleh waktu dan tempat. 24 jam bias berbicara dan tidak hanya berpikir menemani konseli untuk kesejahteraan atau pekerja kantoran atau menolong mereka mendapatkan hak pendidikan dan peduli kesehatan. Mereka menggunakan rekreasi dan waktu luang dengan beraktifitas dengan klien, mengetahui bagaimana memisahkan kekuatan dan keadilan dengan kehebatan dan telah dipelajari untuk membangun kepercayaan diri dalam hubungan dengan iklim kecurigaan. Penelitian, secara terbatas menunjukan bahwa jangkauan konselor untuk merekrut dari dan latihan dengan komunitas dimana mereka akan bekerja. Mereka menyentuhnya dengan kehidupan tetangga mereka yang sangat peduli dengan kehidupan tetangga mereka dan bias lebih memudahkan dalam mengatasi rasa tak percaya. Jangkauan konseling tidak terbatas dengan kesabaran dan dedikasi. Krisis tekanan hanya sebagian dari jangkauan konseling, yang terjadi keseluruhan komunitas di jalan, bars, rumah, sekolah, pusat social dan tempat bermain. Ini adalah tipe konseling yang aktif yang penuh dengan partisipasi dalam kehidupan di komunitas. Dan dalam bab ini, kemampuan mendengarkan dan empati sangat penting dalam membangun dan memantau hubungan dalam komunitas. Pencegahan masa krisis. Banyak program pendidikan telah membangun kampus dan komunitas untuk menolong orang untuk menghindari beberapa krisis dan menanggulangi beberapa krisis perkembangan. Sebagai contoh, ini sedah menjadi kegiatan rutin untuk mahasiswa tingkat satu, pada program orientasi untuk menyelenggarakan kelas yang berkaitan dengan pencegahan pemerkosaan, kelas pendidikan seks, kelas pendidikan obatobatan terlarang dan yang lainnya. Faktanya beberapa kelas sekarang menggunakan kurikulum yang regular untuk SMP dan SD. Pekerja yang menekankan krisis seringkali memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung untuk program pendidikan, tidak ada gunanya mengatakan, pengalaman mereka memberikan mereka dengan nilai tak terhingga pengetahuan dan informasi. Komunitas sering menggunakan alat dalam membuat dan menyebarkan literature tentang potensi krisis, seperti pamphlet dalam bagaimana untuk menghindari serangan, program bertetangga, dan prosedur pertolongan pertama.
Percobaan 8.5. Dengan berpasangan, dalam permainan peran seorang konseli dengan konselor sampai interview krisis. Setelah 30 menit, konselor menuliskan (1) tujuam penanganan (2) strategi pencegahan krisis. Mainkan peran, kemudian setiap orang dalam kelompok harus membandingkan dan mendiskusikan evaluasi untuk mereka. Kemungkinan situasi krisis dalam bermain peran adalah jalan yang salah, penemuan kehamilan yang dikehendaki, pertolongan pada kekurangan kebutuhan financial di akhir tahun di sekolah. Percobaan 8.6. Dengan berpasangan, duduk kembali dan bermain peran kembali dalam situasi terbaru. Seorang konseli bias menyeleksi sedikit tipe situasi krisis. Ingat sebagai konselor, kamu hanya mempunyai satu waktu untuk berbicara dengan konseli. Selanjutnya kamu dialog secara alami. Ketikan kamu selesai, diskusikan percobaanmu itu bersama-sama dan kemudian ungkapkan reaksi kamu dengan santai di kelas. Bagaimana perasaanmu saat tidak distimulasi secara visual ? apa saja tekanan dalam percobaanmu? 10. Kemampuan untuk Mencegah Krisis Dalam keadaan krisis, konselor harus mempunyai sifat tenang jika sedang dalam keadaan gawat, guanakan pengertian umum, dan untuk melatih kepercayaan diri sangat penting. Konselor harus tanggap dalam kemampuan komunikasi merespon pendengaran. Dalam langkah awal intervensi krisis, helper harus mampu bersikap bijaksana untuk menjawab pertanyaan helpee. Helper juga dapat mengajukan beberapa pertanyaan pada helpee. Dalam waktu yang relative sama, helper harus mampu berkomunikasi secara nyaman, memberikan dukungan dan respek terhadap helpee. Berbicara dengan orang yang sedang mengalami krisis bisa mengurangi stress dan ketegangan-ketegangan yang tengah dialaminya. Apabila orang sedang mengalami krisis, seringkali ia tidak dapat mengambil keputusan. Untuk menghadapi situasi tersebut , sebagai seorang konselor harus memiliki banyak koneksi untuk dapat mereferal kasus apabiala sudah tidak dapat ditangani.
KESIMPULAN
Bab ini memperkenalkan suatu ikhtisar tentang teori krisis,yang berhubungan dengan teori untuk membantu seseorang dan praktek krisis intervensi. kita merumuskan 6 kelas dari krisis emosional, dalam rangka membedakan antara perkembangan masa transisi dan secara eksternal
untuk
membujuk
atau
trauma
internal.
banyak
orang-
nonperfessional,paraprofesional dan profesional-sepakat dengan krisis, walaupun hubungan secara langsung (face to face), dengan telepon, atau melalui berbagai target program. Tinjauan ulang teori krisis ini menunjukkan bahwa intervensi jangka pendek dapat efektif dan jaringan pendukungan yang tersedia itu adalah komponen krisis intervensi. hal ini menarik untuk catat bahwa orang-orang yang mengalami krisis dapat sangat terbuka bagi perubahan; krisis dapat mendorong kearah hasil yang positif , seperti konselingpengenalan kekuatan pribadi, dan kemampuan untuk menghadapi permasalahan dengan lebih baik di masa datang. Walaupun krisis intervensi kadang-kadang menuntut suatu pendekatan konseling yang berbeda dari model konseling perkembangan dalam buku ini, hal itu juga masih memerlukan keterampilan komunikasi yang baik. strategi konseling yang dibahas pada bab 6 mungkin dimodifikasi dan diberlakukan bagi krisis intervensi. sebagai tambahan, kita memperkenalkan suatu ringkasan Terapi Brief sebagai format yang baik untuk krisis intervensi
DAFTAR PUSTAKA Aguilera, D.C., & Messick, J. M.(1974).Crisis Intervention (2nd ed.). St. Louis: C. V. Mosby. Ashinger, P. (1985, 63 (8), 519-521).Using social network in counseling. Journal of Counseling and Development.