KREDIBILITAS INFORMASI DI ERA KEBEBASAN PRODUKSI BERITA PADA MASYARAKAT YANG TERKONVERGEN
Penulis: Sabilul Maarifah Karmidi Pembimbing: Irwansyah Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah ini diajukan oleh Nama
: Sabilul Maarifah Karmidi
NPM
: 1006665082
Program Studi
: Komunikasi Media
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya
: Makalah Non Seminar
Nama Mata Kuliah
: Konvergensi Media
Judul Karya Ilmiah
: Kredibilitas Informasi di Era Kebebasan Produksi Berita Pada Masyarakat yang Terkonvergen
Telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya imiah sivitas akademika Universitas Indonesia Dosen Mata Kuliah : Konvergensi Media
(Dr. Irwansyah, MA)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 3 Desember 2013
UNIVERSITAS INDONESIA | i Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Sabilul Maarifah Karmidi
NPM
: 1006665082
Program Studi
: Komunikasi Media
Departemen
: Ilmu Komunikasi
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya
: Karya Ilmiah : Makalah Non Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: KREDIBILITAS INFORMASI DI ERA KEBEBASAN PRODUKSI BERITA PADA MASYARAKAT YANG TERKONVERGEN beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
:Depok
Pada tanggal
:29 November 2013 Yang menyatakan
(Sabilul Maarifah Karmidi)
UNIVERSITAS INDONESIA | ii Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dr. Irwansyah, MA
NIP/NUP
: 0908050337
Pembimbing dari mahasiswa S1: Nama
: Sabilul Maarifah Karmidi
NPM
: 1006665082
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi
: Komunikasi Media
Judul Naskah Ringkas: Kredibilitas Informasi di Era Kebebasan Produksi Berita Pada Masyarakat yang Terkonvergen Menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa, diperbaiki, dipertimbangkan dan dinyatakan dapat diunggah di UI-ana (lib.ui.ac.id/unggah) dan (pilih salah satu dengan memberi) tanda silang : ☐Dapat diakses dan dipublikasikan di UI-ana (lib.ui.ac.id). ☐Akan diproses diterbitkan pada Jurnal Prodi/Jurusan/Fakultas di UI. ☐Akan diterbitkan pada prosiding seminar nasional pada Seminar ………………… yang diprediksi akan dipublikasikan pada …………(bulan/tahun terbit) ☐Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu ……………………………………………… (nama jurnal), yang diprediksi akan dipublikasikan pada …………(bulan/tahun terbit) ☐Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada prosiding Konferensi Internasional pada………………………………………………………yang diprediksi akan dipublikasikan pada ……(bulan/tahun terbit) ☐Naskah ringkas ini baik, dan akan diubah/digabung dengan hasil penelitian lain dan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan ke jurnal internasional, yaitu: …………………dan akan akan dipublikasikan pada …………………(bulan/tahun)
UNIVERSITAS INDONESIA | iii Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA | iv Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
ABSTRAKSI Internet mentransformasi pola penyebaran informasi menjadi lebih fleksibel dan bisa dilakukan secara sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para pelahap berita. Terjadi pula perubahan dalam pola khalayak menjadi recursive yakni banyak pihak menjadi konsumen dan produsen berita di waktu yang sama atau dalam istilah yang lebih umum kerap dikenal dengan jurnalisme warga. Internet juga mendorong penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan aksesibel. Semua ini menimbulkan posibilitas akan pencapaian target oleh semua pihak dengan kepentingannya masing-masing melalui produksi informasi. Ditambah dengan era demokrasi informasi, penggunaan media yang sudah meluas mampu membuat pemberitaan yang dapat dilakukan siapa saja mengalami rekayasa, manipulasi, pemberitaan berlebih, simplifikasi bahkan pemalsuan tanpa ada filtrasi dan identitas pembuatnya. Era media terkonvergen membuat kredibilitas dan reliabilitas informasi dipertanyakan, berita menyebar semakin cepat dan khalayak dapat mengonsumsi berita kapanpun dan dari manapun sumbernya tanpa kejelasan. Dengan menggunakan studi lewat situs media komunitas Akumassa, tulisan ini ingin melihat tingkat reliabilitas dan kredibilitas dari informasi dalam media baru dan masyarakat yang terkonvergen. Keberadaan media baru menjadi peluang bagi adanya informasi alternatif yang bila dijalankan dengan benar dapat memiliki kredibilitas yang tidak berbeda dengan media konvensional. Kata kunci: informasi online; jurnalisme warga; khalayak konvergen; kredibilitas media baru
ABSTRACT Internet has transformed the pattern of information consumption to be more flexible and can be accessed on demand as needed and wished by the audiences. The pattern of audience is also changed to be recursive which means that many people become news consumers and producers at the same time or in more common term known as citizen journalism. Internet also pushes the spread of information to be faster and more accesible. All of this causes the possibility of target achievement by everyone for their own businesss and ideologies by the production of information. Moreover, democratic era of information, the use of media that has widen can make information that is posible to be produced by anyone be modified, manipulated, become too excessive, simplified even counterfeited without any filtration and identity of the maker. The era of converged media makes credibility and reliability of information are being questioned, information spreads faster and audiences can consume the news anytime and from any clear sources. By using community media website named Akumassa, this writing wants to see the level of reliability and credibility of information in new media and converged society. The existence of new media can be an opportunity for alternative information which will have the same credibility with conventional media if operated in the right method. Keyword(s): online information; citizen journalism; converged audience; credibility of new media
UNIVERSITAS INDONESIA | v Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul Halaman Pengesahan………………………………………………………………. …...
i
Lembar Persetujuan Publikasi…………………………………………………………...
ii
Lembar Persetujuan Pembimbing…………………………………………………. …… iii Abstraksi………………………………………………………………………… .. ……
v
Daftar Isi………………………………………………………………………….... …...
vi
Latar Belakang…………………………………………………………………………
1
Media Komunitas Sebagai Jurnalisme Warga………………………………………….
3
Tinjauan Teoritis,……………………………………………………………………..
5
Pola Recursive Audience……………………………………………………………….
5
Cyber Space (Ruang Maya)……………………………………………………………
5
Informasi, Internet dan Kredibilitas……………………………………………………
6
Metode Penelitian…………………………………………………………………….
10
Hasil Penelitian……………………………………………………………………….
11
Media Komunitas Sebagai Kontrol Kredibilitas Informasi……………………………
11
Pembahasan…………………………………………………………………………..
16
Kesimpulan…………………………………………………………………………...
17
Saran…………………………………………………………………………………..
18
Kepustakaan…………………………………………………………………………..
19
UNIVERSITAS INDONESIA | vi Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
LATAR BELAKANG Internet mendorong munculnya fenomena baru di kalangan pengguna media, sebagai pengakses
informasi,
masyarakat
tidak
lagi
sekedar
mengakses
informasi
dan
mengonsumsinya. Sekarang masyarakat juga dapat dengan mudah memproduksi berita baik secara individu maupun berkelompok tanpa harus terlibat dengan perusahaan media besar dan dengan kemungkinan mendapat khalayak mereka sendiri melalui promosi-promosi yang semakin mudah melalui akses terhadap berbagai teknologi yang semakin berkembang dan terkoneksi
dengan
internet.
Seperti
dijelaskan
David
T.
Hill
dalam
situs
www.library.ohio.edu.net yang dikutip dari Aditya Adinegoro (2012), berbeda dari sumber alternatif sebelumnya (seperti radio gelombang pendek atau televisi luar negeri), internet benar-benar interaktif. Artinya orang tidak hanya “membaca”, tetapi juga boleh “menulis” di internet. Mereka ikut serta dalam proses penukaran informasi yang berjalan dua arah, sehingga betul-betul merupakan “alternatif” dari struktur pemberitaan lain yang hanya memungkinkan arus informasi satu arah. Di internet, orang bisa dapat langsung mengarang berita, tanpa disaring dulu oleh perusahaan pers atau pemerintah (Adinegoro, 2012). Fenomena ini disebut citizen journalism yang terkait erat dengan jurnalisme online berbasis internet. Internet mengubah komunikasi dengan beberapa cara fundamental. Internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih demokratis dibandingkan yang ditawarkan oleh media massa sebelumnya (Severin & Tankard, 2008). Citizen journalism disebut juga dengan jurnalisme warga. Namun untuk semua keuntungan yang ada padanya, jurnalisme warga disebut-sebut tidak dapat dipercaya, ceroboh dan meragukan (Hogg, 2009). Jack Kapica, seorang reporter senior untuk Canada’s Globe & Mail dan penulis serta advisor editorial untuk digitaljournal.com menyampaikan keraguannya akan jurnalis warga, seperti disampaikan dalam digitaljournal.com “Saya mengkhawatirkan bahwa banyak jurnalis warga pada dasarnya adalah amatir yang secara sederhana meniru apa yang mereka lihat di televisi atau di media cetak, untuk memperoleh kesuksesan”. Para jurnalis warga tidak memahami bagaimana cara mengutip hasil wawancara dan menempatkan informasi sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ada. Benar adanya bahwa media baru memberi ruang yang lebih luas untuk hal yang lebih variatif dapat berkembang. Namun, lewat aksesibilitas kepada internet ini, suatu berita yang diputuskan penting atau tidak didasarkan kepada sesuatu yang pembaca klik atau kunjungi. UNIVERSITAS INDONESIA | 1 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
Siklus informasi yang sangat cepat juga membuat setiap berita yang hadir menjadi harus cepat, konsisten namun cenderung tidak lengkap dan instan (Holiday, 2012). Kemungkinan akan manipulasi juga bisa menjadi lebih luas karena tidak adanya aturan baku yang menjadi acuan dari para jurnalis warga. Dahulu, di waktu sebelum adanya media baru dan internet, ancaman akan manipulasi media dan informasi yang direkayasa datang hanya dari propaganda pemerintah dan publikasi-publikasi dengan tujuan tertentu yang jumlahnya masih tergolong minim. Mereka merupakan ancaman yang serius namun sesuatu yang bekerja secara jelas dan bisa dibatasi serta diidentifikasi keberadaannya. Mereka mengeksploitasi keadaan bahwa media memiliki sifat yang reliabel, sehingga khalayak bisa memberikan pengecualian. Namun sekarang dengan demokrasi penggunaan media yang telah begitu luas dan pemberitaan yang dapat dilakukan siapa saja, rekayasa berita, manipulasi, pemberitaan berlebih, simplifikasi bahkan pemalsuan dapat dilakukan siapa saja, tanpa kecuali (Holiday, 2012). Konteks yang lebih baik tentunya masih merupakan pengawasan dini dan hubungan perilaku yang berusaha melakukan pencegahan sebelum sebuah hasil atau dalam kasus ini informasi keluar kepada publik dan melakukan kesalahan dalam bentuk beritanya (Nachmias; Nachmias, 1981). Sayangnya media baru dengan jurnalisme warganya justru ingin melakukan hal yang sebaliknya dengan merubah format pengawasan menjadi bentuk kerja mandiri dalam memproduksi informasi. Sifat media online yang aktual, global dan interaktif membuat masyarakat menjadi tertarik untuk masuk ke dalam cyber world. Dengan sistem hypertext yang diterapkan pada internet, penyebaran informasi di media online menjadi lebih efektif dan cepat dibandingkan media lainnya. Berita tidak lagi diukur dengan kualitas konten, namun dihadirkan dengan kecepatan dan informasi secara langsung. Kehadiran cyber world memprakarsai masyarakat untuk memproduksi dan mendistribusikan informasi secara mandiri. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya pengguna blog (halaman web yang diupload secara terus menerus) pribadi dan komunitas yang diwadahi oleh situs blog seperti: blogspot, wordpress, tumblr, dan sebagainya (Adinegoro, 2012). Validitas adalah sesuatu yang penting di balik kehadiran sebuah informasi. Dengan menjamurnya situs-situs pribadi yang kontennya diisi oleh pihak-pihak dengan berbagai latar belakang yang tidak dibatasi oleh keadaan atau sebuah parameter untuk dijadikan aturan mengenai pemberitaan yang diproduksinya, maka kredibilitas jurnalis warga yang dikatakan bebas nilai juga menjadi dipertanyakan. Ketika informasi menjadi luas, maka dampaknya juga UNIVERSITAS INDONESIA | 2 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
akan besar. Sehingga nilai kebenaran yang ada seharusnya mendapat konfirmasi terlebih dahulu. Faktor kecepatan yang menjadi keunggulan dan daya tarik dari jurnalisme warga juga mendorong adanya dampak baru bila kemudian keabsahan informasinya tidak mendapat kepastian sejak awal kemunculan berita dalam sebuah media yang dibaca oleh banyak orang. Apalagi ditunjang dengan kemudahan akses seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengukuhan konvergensi dalam berbagai lini. MEDIA KOMUNITAS SEBAGAI JURNALISME WARGA Media komunitas menjadi salah satu media yang termasuk ke dalam klasifikasi media jurnalisme warga. Hal ini dapat dibenarkan karena komunitas melakukan penyebaran informasi yang berada di sekitar mereka yang disampaikan secara meluas. Praktek yang dilakukan oleh komunitas dalam menggunakan media untuk menyebarkan informasi lazimnya bersifat independen dan berdasarkan kebutuhan serta inisiatif komunitas itu sendiri. Sehingga terbebas dari segala bentuk kepentingan yang ada di belakangnya. Hal ini menyangkut media komunitas sebagai media yang memfokuskan diri pada program dan pelayanan bagi masyarakat dan melibatkan anggota komunitasnya dalam sistem operasionalnya (Adinegoro, 2012). Pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh media komunitas maupun bentuk jurnalisme warga adalah komunikasi partisipatif yang digunakan sebagai alternatif untuk menghalau dominasi dari atas dan mengedepankan proses komunikasi yang melibatkan partisipasi berbasis komunitas. Sejak runtuhnya rezim orde baru di tahun 1998, Indonesia tengah memasuki babak baru yaitu masa reformasi. Di masa reformasi ini, produksi dan distribusi media baik yang komersial maupun non komersial terus berkembang. Dengan mulai berkembangnya internet dan munculnya fenomena jurnalisme warga, masyarakat mulai memiliki ketertarikan sendiri terhadap media baru ini. Karena menurut Roger Fidler (1997), mereka yang melihat aspekaspek positif media cyber mengatakan bahwa kendali individu yang semakin besar atas pilihan dan arus informasi akan menghasilkan lebih banyak warga negara yang lebih terinformasi dan terlibat (Fidler, 1997). Hal ini kemudian mengubah konsep dasar jurnalisme dan prakteknya di Indonesia yang sebelumnya diproduksi dan didistribusikan oleh kekuatan modal dan kepentingan institusi besar, ditambah dengan penekanan ideologi-ideologi pemerintahan yang sempat teguh bertahan selama bertahun-tahun di Indonesia, menjadi bergeser kepada konsep jurnalisme yang dihadirkan oleh masyarakat sendiri. Media komunitas yang juga mendorong UNIVERSITAS INDONESIA | 3 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
adanya jurnalisme partisipatif dalam praktek produksi dan distribusinya, menjadi salah satu cerminan bahwa demokrasi di Indonesia mulai berjalan dengan baik. Jurnalisme partisipatif yang artinya menciptakan sebuah bentuk komunikasi partisipatif. Komunikasi partisipatif memiliki prinsip-prinsip khas seperti yang dirilis oleh Asian Institute of Journalism pada tahun 1998 yang diintisarikan dari skripsi Aditya Adinegoro (2012) yakni pertama akses yang diartikan sebagai kesempatan untuk menikmati sistem komunikasi yang ada dengan memperoleh umpan balik, kedua partisipasi yang mengandung pengertian keterlibatan anggota komunitas dalam proses pembuatan dan pengelolaan sistem komunikasi yang ada. Dalam prakteknya keterlibatan dimulai dari tingkatan perencanaan, pengambilan keputusan serta produksi, ketiga swakelola yang merupakan partisipasi tingkat lanjut di mana anggota komunitas
mempunyai kekuasaan penuh mulai dari akses, partisipasi, sampai pada
pengelolaan komunitas, sistem komunikasi, serta kebijakannya. Meskipun merupakan bagian dari jurnalisme warga, media komunitas yang hadir dengan tujuan memberi informasi alternatif kepada masyarakat, tentunya harus memiliki kredibilitas yang baik dalam setiap prakteknya. Menurut Adinegoro (2012), kredibilitas dalam menyampaikan informasi merupakan syarat mutlak sebagai seorang komunikator dalam menyampaikan pesannya agar dapat diterima secara efketif oleh komunikannya. Istilah kredibilitas itu sendiri merujuk pada nilai terpadu dari keahlian dan kelayakan untuk dipercaya dari seorang komunikator (Adinegoro, 2012). Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja (1993) seperti dikutip dari Adinegoro (1993), kredibilitas menunjuk pada kondisi di mana si sumber dinilai punya pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang relevan dengan topik yang disampaikannya, sehingga pihak penerima
menjadi percaya bahwa
pesan yang
disampaikan itu bersifat objektif (Adinegoro, 2012). Berangkat dari pemahaman ini, keberadaan media-media komunitas berbasis online di Indonesia yang kerap menjadi sumber alternatif informasi yang diakses masyarakat, patut dipertanyakan keabsahan dan kredibilitasnya dalam melaporkan informasi dan menyebarluaskannya. Jadi, bagaimana jurnalisme warga dapat meraih kepercayaan baik dari reporter dan seorang konsumen berita yang skeptis serta menjadi pendukung dari media mainstream? (Hogg, 2009). Untuk itu penelitian ini ingin menilik kredibilitas dari sebuah fenomena produksi berita yang bebas sejak munculnya teknologi internet sehingga menjadi salah satu sumber alternatif yang dominan dari berbagai informasi, dengan mengkhususkan penelitian pada situs jurnalisme warga berbasis media komunitas bertajuk Akumassa.
UNIVERSITAS INDONESIA | 4 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
TINJAUAN TEORITIS POLA RECURSIVE AUDIENCE Sejak kemunculan internet dan fenomena konvergensi, pola konsumsi berita oleh khalayak menjadi berubah dan bertransformasi ke dalam bentuk baru yang jauh lebih fleksibel dan bisa dilakukan secara on demand atau sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para pelahap berita yakni konsumen itu sendiri. Selain itu terjadi pula perubahan dalam pola narasumber informasi yang dikonsumsi, yang sebelumnya berbentuk linear menjadi recursive loop. Audiens yang menjadi konsumen dari konten-konten informasi yang ada di media baru memperoleh nama barunya yakni receiver-sender, karena dengan kehadiran masa konvergensi dan internet mereka merubah pola model linear komunikasi yang terdiri dari Sumber – Pesan – Medium – Penerima (Berlo, 1960) menjadi berpola recursive (Grant & Wilkinson, 2009). Sebab selain menjadi penerima informasi massa mereka juga berperan sebagai penyampai informasi kepada audiens lainnya lewat media-media yang tersedia seperti blog, podcast atau video yang dapat diunggah yang disediakan fiturnya oleh organisasi media yang ada di internet. Setelah lahirnya web, sosial media terus berkembang. Tidak lagi sekedar mencari, dan secara pasif mengonsumsi informasi, pengguna media mulai secara kolaboratif membuat, mengevaluasi dan mendistribusi informasi (Lerman, 2008). Apalagi dengan adanya internet artinya selain serba ada juga adanya faktor super cepat untuk bisa mengakses semua informasi di manapun dan kapanpun. Ini didukung oleh pernyataan para profesional dari bidang hubungan masyarakat bahwa mereka yakin dengan berfokus kepada komunikasi secara online, akan membuat tujuan mereka bisa mencapai khalayak dengan lebih cepat dan sesuai target (Andersen & Gray, 2008). CYBER SPACE (RUANG MAYA) “Welcome To Cyberspace” (Selamat Datang di Ruang Maya) adalah sebuah judul yang dicetak tebal pada majalah Time yang terbit tanggal 1 Maret 1995 (Allan, 2006). Dengan judul ini, majalah Time mengangkat tema teknologi internet yang dieksplorasi dalam berbagai pandangan dengan semua dampak-dampak yang terjadi karena adanya internet di sekitar masyarakat pada saat itu, mulai dari pola hidup keseharian sampai kepada cakupan perspektif lain seperti global village, komersialisasi berbasis internet, tindakan kriminal berbasis
UNIVERSITAS INDONESIA | 5 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
komputer, sekolah online, kencan online dan televisi digital. Internet pada akhirnya juga dijadikan pegangan dan salah satu sumber bagi publikasi media-media mainstream. Dalam jurnal artikel berjudul New Media Credibility of the Internet and Television, perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terutama internet, memberikan beberapa dampak dalam kehidupan manusia (Eastin, 2001). Ledakan pertumbuhan internet sejak 1980 lebih cepat dari pada pertumbuhan dan penyebaran media komunikasi lainnya seperti telepon, radio, televisi bahkan telepon genggam (Fogg, Marshall, Osipovich, Varma, & Fang, 2001). Kondisi pertumbuhan ini bisa begitu besar kemungkinannya karena proses terbuka yang telah mendukung perkembangan teknologi internet dan administrasi bagi sumber daya internet (Lu & Andrews, 2006). Namun Elmer-Dewitt (1995) kemudian menyatakan bahwa internet atau ruang maya adalah ruang bayang-bayang tempat data-data komputer berada (Allan, 2006). Internet, web, matriks, cloud, data elektronik dan informasi super cepat semuanya ada dalam berbagai bentuk dalam konteks-konteks berbeda yang membuat setiap hari penuh dengan artikel berita, pidato politik dan dunia imajiner. Sekarang semua orang seperti memiliki alamat email dan mampu menyebarluaskan informasi tanpa bernafas. INFORMASI, INTERNET DAN KREDIBILITAS Informasi sendiri adalah sebuah istilah yang memiliki berbagai makna dan umumnya diasosiasikan dengan konsep ilmu sosial dan humaniora (Ritchie, 1991). Informasi adalah sebuah struktur dari sistem yang dilihat berdasarkan sudut-sudut sehingga akhirnya bisa disebut informasi. Jadi informasi dapat disebut sebagai sesuatu yang tersisa dari sebuah abstrak aspek materi yang ada dalam realitas fisik (Resnikoff, 1989). Sehingga informasi adalah sesuatu yang merupakan bentuk-bentuk, maksudnya adalah bahwa informasi bisa terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian ini adalah merupakan kesatuan yang terpisahpisah dan tidak semuanya tampak sehingga dapat dimengerti sebagai sebuah fakta berbeda meskipun sebenarnya adalah satu bagian utuh. Secara analogis, informasi dapat dibandingkan dengan koin yang satu sisinya bergambar kepala dan di sisi lain bergambar ekor. Ketidakpastian dapat terjadi ketika satu sudut pandang melihat sisi ekor dan satu sudut pandang lain melihat sisi kepala. Informasi dapat memiliki makna yang berbeda-beda dalam setiap segi baik berdasarkan lapangan pekerjaan, ilmu pengetahuan, kondisi sosial atau segisegi lainnya. Keabstrakan informasi adalah nyata, namun informasi juga adalah kumpulan gagasan-gagasan yang tidak bisa diganggu gugat dan berguna untuk pemahaman (Artandi, UNIVERSITAS INDONESIA | 6 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
1973). Informasi adalah bagian dari sisi psikologis yang tidak dapat dihindari karena adanya rasa untuk memberikan informasi (Bar-Hillel, 1955). Berangkat dari pemahaman akan informasi yang memiliki berbagai makna dan sisi serta keadaan internet yang membawa era konvergensi dan membuat pola penyampaian dan penerimaan pesan berubah, keberadaan informasi yang disajikan melalui internet dapat menjadi sebuah hal yang bisa menimbulkan keraguan akan kredibilitas dari informasi yang hadir dalam internet. Teknologi komunikasi baru telah mematahkan kesakralan dari jurnalisme. Sekarang setiap orang yang memiliki telepon genggam berkamera dan blog personal di internet dapat menjadi seorang reporter (Moretzsohn, 2006). Informasi yang datang dari internet dikatakan menjadi sebuah informasi yang dipercaya oleh banyak kalangan dan dianggap juga cukup kredibel dalam memberikan informasi dibanding dengan media tradisional yang cenderung propagandis dan memiliki tujuan-tujuan. Namun arus informasi yang beanr-benar bebas juga menambahkan potensi adanya ekploitasi dan kesalahan informasi. Sementara kredibilitasnya justru bukan karena informasi melainkan karena adanya interaksi antara pengguna media dengan produsen informasi (Fogg, Marshall, Osipovich, Varma, & Fang, 2001). Informasi yang bertumpuk juga membuat pengguna media tidak lagi bisa menyeleksi secara selektif hal-hal yang sifatnya teknis karena kecepatan yang dibutuhkan. Sehingga kredibilitas suatu informasi harus dimulai sejak awal sebelum sebuah informasi sampai kepada khalayak (Schweiger, 2000). Informasi dalam media online atau internet memiliki dasar persepsi interaktivitas dan kaitannya dengan media massa serta jaringan komputer. Informasi yang ada di media tradisional dianggap kurang menarik karena kurangnya interaktivitas antara khalayak atau pengguna dengan produsen informasinya. Sementara dalam media online, terdapat fitur feedback (Newhagen, 1997). Fitur feedback berfungsi sebagai sistem regulasi diri bagi mediamedia ini. Sehingga media dengan fitur feedback semacam kolom komentar, penyediaan akun formspring, penyediaan media twitter atau email redaksi akan memiliki kredibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan media online yang tidak memilikinya karena mampu menerima tanggapan secara cepat dari pengguna media. Internet telah menciptakan ruang ekspresi yang tidak terbatas. Internet menambah ruang transparan, menjamin akses kepada informasi yang lebih beragam, pendapat yang variatif, data-data dan dokumen serta menjadi media bagi informasi terbuka dan ekspresi diri terutama untuk masyarakat dari negara yang cenderung konservatif dan tertutup. Namun di UNIVERSITAS INDONESIA | 7 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
sisi lain ini juga menjelaskan bahwa informasi yang datang dari media internet sifatnya lebih bebas dari media tradisional. Dan hal ini yang membuatnya menjadi lebih punya kekuatan (OECD, 2010). Salah satu contoh yang paling bisa diaplikasikan dalam bidang komunikasi adalah keberadaan “Gerakan Wiki”, yang merupakan contoh terbaik dari trend media baru dan demokrasi pengguna media (Moretzsohn, 2006). Kontributor lepas dapat bergabung secara kolaboratif untuk menulis, memproduksi dan menyebarluaskan informasi dalam banyak bahasa yang disediakan. Rasa terimakasih juga disampaikan kepada kecepatan internet yang semakin baik dan hypertext yang dapat diedit oleh setiap kontributor. Sehingga hasilnya, sebelum artikel-artikel wikipedia ini terposting ke internet tidak akan ada review atau pemeriksaan terlebih dahulu (Moretzsohn, 2006). Memang peran wikipedia dalam membuat fraud, hoax atau manipulasi ini lebih kecil dan meskipun terjadi akan memberikan efek yang jauh lebih kecil dan tidak fatal. Kredibilitas sebuah informasi dari media baru dan kemungkinan manipulasi justru datang dari jurnalisme partisipatif atau yang biasa dikenal dengan online journalism. Akan ada dilema karena kemungkinan jurnalis partisipatif bisa menyertakan agenda tersembunyi mereka masingmasing. Namun pengakuan bahwa jurnalis merupakan pilar keempat dan perannya sebagai mediator masih memiliki kekuatan sendiri (Moretzsohn, 2006). Kredibilitas juga bisa dilihat melalui presume (berdasarkan pada asumsi), reputasi (berdasarkan kepada laporan-laporan pihak ketiga), permukaan (berdasarkan kepada inspeksi primitif) dan pengalaman (berdasarkan kepada pengalaman orang pertama). Sehingga kredibilitas bisa diukur berdasarkan keahllian para penggunanya, pemahaman para penggunanya, kebutuhan informasi dari para penggunanya dan tingkat evaluasi kesalahan atas informasi yang ada (Tseng; Fogg, 1999). Filter juga bisa dilakukan dengan memberikan kepercayaan kepada mesin pencari yang akan menyajikan informasi yang dikonsumsi. Peran search engine membantu menjelaskan kredibilitas dari informasi yang ada (Lerman, 2008). Bagi organisasi-organisasi media yang serius menjalankan sebuah pekerjaan yakni memberitakan berbagai peristiwa dan kejadian, namun di sisi lain juga menggunakan jurnalis partisipatif, mereka biasanya akan melakukan pelatihan, serta terus berusaha meningkatkan kualitas produk yang mereka jual dan lempar kepada masyarakat. Akan ada persyaratan-persyaratan dan kriteria bagi sebuah berita untuk bisa lolos dan mendapat pengakuan akan kebenarannya (Pavlik, 2001). Dalam UNIVERSITAS INDONESIA | 8 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
iklim demokrasi juga diharapkan adanya kebebasan yang bertanggung jawab dan pemberitaan yang obyektif dan netral (Hassan & Thomas, 2006). Sementara reliabilitas dan kredibilitas juga punya kriteria-kriteria lain seperti tingkat konsistensinya dalam fungsinya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tentangnya, stabilitas yang diberikan dalam jangka waktu panjang, konsistensi performa dalam skala-skala tertentu dan keberadaan dua bentuk paralel untuk bisa mengukur konsep yang sama (Wimmer; Dominick, 1997). Sehingga sebuah validitas, reliabilitas dan kredibilitas bisa menjadi sesuatu yang memiliki parameter namun harus tetap dibuktikan berdasarkan observasi lebih lanjut yang harus dilakukan oleh pengguna media (Penrod, 2005). Apalagi keberadaan media online sebagai akses terhadap sumber berita juga bisa dilihat dari segi perbedaan struktur dan organisasinya. Seperti diungkapkan oleh Shayne Bowman dan Chris Willis (2003) yang dikutip dari Aditya Adinegoro (2012) yaitu perbedaan paling jelas antara participatory journalism dan jurnalisme tradisional adalah struktur yang berbeda dan organisasi yang memproduksinya. Media tradisional diciptakan oleh organsisasi hirarki yang dibangun untuk tujuan komersil. Model bisnis mereka adalah penyiaran dan iklan. Mereka memiliki nilai editorial alur kerja yang ketat, profitabilitas dan integritas. Sedangkan participatory journalism dibuat oleh jaringan komunitas yang menghargai nilai-nilai percakapan, kolaborasi dan egalitarianisme atas profitabilitas (Adinegoro, 2012). Sementara penilaian komparatif juga harus dilakukan dengan lebih ketat terutama kepada pemberitaan yang sifatnya politis atau segala sesuatu yang terkait dengan orang banyak dan berdampak luas (Mussweiler, 2003). Tingkat representatif atau keabsahannya dalam mewakili objektivitas dari sebuah cerita atau peristiwa yang ada juga menjadi sesuatu yang harus diperhatikan. Empat faktor dasar akan persepsi berita dalam media online antara lain; kredibilitas, liking, kualitas dan tingka representatif. Sebab kredibilitas artinya sebuah objektivitas global atas suatu peristiwa (Sundar, 1999). Kredibilitas juga bisa diukur dari keberadaan akses kepada sumber berita dalam media online tersebut. Dalam kasus media online, sebuah diskusi interpersonal dan efek loyalitas penggunaan media juga dapat mempengaruhi tingkat akses pengguna media terhadap suatu informasi dari media online sehingga kepercayaan mereka akan suatu berita dapat dikontrol dan persepsi mereka sudah terbentuk atas pengawasan dari pihak-pihak lain (Kiousis, 1999). Karena berdasarkan sebuah sumber disebutkan bahwa objektivitas, netralitas, bias dan akurasi menjadi titik penelitian dalam sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2002 di Amerika Serikat dan didapati bahwa UNIVERSITAS INDONESIA | 9 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
tingkat akurasi, kepercayaan, netralitas dan objektivitas berdasarkan survey menyatakan bahwa masing-masing memiliki presentase lebih dari 70%. Namun faktor lain yang juga mendasari pilihan kepada media online adalah karena adanya faktor up to date dalam media online (Abdalla; Gerson; Salwen, 2002). METODE PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Penelitian dilakukan dengan menggunakan buku-buku dan laporan penelitian tentang konvergensi media dari perspektif konsumen dan proses produksi berita di era kemunculan internet serta literatur tentang media komunitas dalam perspektif komunikasi. Selain itu untuk sumber studi kasus digunakan informasi dari situs Akumassa.org dan Forum Lenteng sebagai penggagas dari situs, serta artikel-artikel yang menjabarkan tentang situs.
UNIVERSITAS INDONESIA | 10 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
HASIL PENELITIAN MEDIA KOMUNITAS SEBAGAI KONTROL KREDIBILITAS INFORMASI Penolakan tidak lagi dapat dilakukan terhadap kehadiran kemajuan peralatan teknologi yang turut mempermudah akses informasi. Apalagi dengan berkembangnya internet dan kecanggihan peralatan yang dapat terkoneksi satu sama lain. Sehingga tidak lucu bila kemudian masyarakat tidak bisa menentukan hal yang dapat mereka lakukan dengan kemajuan teknologi yang telah mereka dapatkan dan menentukan kegiatan yang dapat mereka lakukan dengan kemajuan teknologi tersebut. Teknologi digital, sebagai sebuah penemuan yang menjadi peningkatan kemudahan bagi akses internet, mendorong peningkatan harapan dan tidak terbendungnya keinginan dari khalayak dan konsumen media untuk terus mengembangkan kemampuan yang dapat mereka capai lewat kemudahan ini. Konsumen tidak lagi hanya sekedar ingin menjadi pengguna teknologi namun juga menjadi produsen untuk sesuatu yang dapat mewakili kebutuhan dan kepentingan mereka antara lain memproduksi berita mereka sendiri. Sehingga fenomena jurnalis warga tercipta, bahkan bukan hanya sekedar dalam dunia maya atau terbatas pada kegiatan individu, melainkan juga kolom jurnalis warga yang dibuat secara sengaja oleh media besar agar komunikasi yang terjadi menjadi bersifat partisipatif. Di Indonesia, selain kolom jurnalisme warga yang bersifat individu dan bersifat bagian dari media massa yang telah paten sebelumnya, ada pula jurnalisme warga yang sifatnya berbasis komunitas dan diterbitkan secara online. Salah satu media komunitas tersebut adalah Akumassa yang beralamat di www.Akumassa.org. Akumassa berdasarkan laman situs pengelola Akumassa, adalah sebuah bagian dari program Akumassa yang digagas oleh Fórum Lenteng sebagai sebuah pemberdayaan komunitas dengan berbagai media komunikasi. Sementara situs www.Akumassa.org terbit didasarkan kepada gagasan tentang jurnalisme warga, masyarakat khususnya pekerja kreatif muda dengan kisaran usia 20-30 tahun yang dapat memanfaatkan teknologi modern dan internet sebagai media informasi alternatif dan untuk juga melengkapi maupun memeriksa fakta-fakta yang diberitakan dalam media lainnya. Hal-hal yang telah dikerjakan situs Akumassa antara lain membuat narasinarasi seputar sejarah kota maupun pengetahuan lainnya seputar kota khususnya Jakarta yang dibuat ‘sendiri’ oleh masyarakatnya. Karena melihat adanya kecenderungan pengetahuan masyarakat akan kotanya umumnya berasal dari media-media besar dan dalam cakupan yang
UNIVERSITAS INDONESIA | 11 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
telah ditentukan serta dengan membuang beberapa bagian yang semestinya juga bisa diketahui. Akumassa dipilih karena dalam Online Journalism Review disebutkan ada enam klasifikasi media jurnalisme warga, yaitu partisipasi audiens (berupa komentar yang tercantum pada berita atau informasi yang tampil, berita lokal yang ditulis sendiri oleh anggota komunitas atau video footage yang berasal dari rekaman individu seperti handycam), situs berita dan informasi yang independen, situs berita partisipatoris murni, situs media kolaboratif dan partisipatoris, thin media berupa mailing list, newsletter, dll dan situs penyiaran pribadi. Dengan pemahaman ini, maka situs Akumassa dapat digolongkan sebagai media jurnalisme warga berbasis komunitas karena melibatkan partisipasi audiens, merupakan situs berita dan informasi yang independen dan situsmedia kolaboratif dan partisipatoris. Akumassa membentuk sebuah program yang mendorong para partisipannya untuk bisa membangun kesadaran serta memproduksi informasi yang mereka perlukan. Sebab selama era orde baru, informasi di Indonesia mengalami pengekangan yang begitu ketat dan membuat terjadinya pelemahan warga untuk terlibat dalam aksi ‘bermedia’. Sehingga kemudian Akumassa memfokuskan diri untuk salah satunya melakukan pemantauan terhadap beritaberita yang hadir dalam media massa mainstream (selain juga menginformasikan berbagai informasi seputar wilayah sekitar yang dekat dengan tempat tinggal anggota komunitas) terutama yang berkaitan dengan topik-topik seperti kebijakan publik atau good governance, hak asasi manusia, perempuan dan anak, kriminalitas, lingkungan hidup dan perilaku perlaku media (diambil dari laman Akumassa.org). Dengan sifat kegiatannya yang mendorong para partisipan yang terdiri dari anggota komunitas untuk bisa terlibat aktif dalam menyampaikan informasi dan memeriksa fakta-fakta yang ada dalam media yang mainstream, Akumassa mendorong terjadinya demokratisasi informasi dan kegiatan jurnalisme yang tidak lagi berpatok kepada tekanan jurnalisme konvensional yang masih mengacu kepada ideologi media besar dan profitabilitas yang menjadi salah satu tujuan. Namun, bentuk kegiatannya yang membebaskan produksi informasi kepada seluruh anggota komunitas, mendorong terjadinya kemungkinan dampak lain berupa kurangnya tingkat kredibilitas seperti yang sudah diungkapkan pada bagian permasalahan di atas bahwa kredibilitas akan diakui ketika sebuah informasi disampaikan oleh pihak yang merupakan ahli atau menguasai suatu informasi yang disampaikannya.
UNIVERSITAS INDONESIA | 12 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
Apalagi dengan mendorong adanya sebuah bentuk jurnalisme dan komunikasi partisipatif, artinya Akumassa juga memberikan sebuah keterlibatan yang lebih luas bagi orang awam untuk mengukuhkan keterlibatannya dalam proses yang lebih dalam terkait jurnalistik dan penyebaran informasi seperti membuat keputusan, memproduksi bahkan pengelolaan media online Akumassa. Dengan banyak di antara anggota komunitas terdiri dari pekerja kreatif media dan bukan murni seorang jurnalis yang telah mengerti kaidah jurnalistik. Ini menjadi sebuah hal yang kemudian dipertanyakan. Karena artinya posisi mereka setara dengan para jurnalis warga lain yang bergerak baik secara individu melalui blog, sosial media, microblog, ataupun yang terlibat dalam sebuah media jurnalis warga berbasis online yang merupakan bagian dari perusahaan media besar yang sudah mapan seperti situs media sharing kompasiana atau fórum-forum seperti vivanews, detik dan kaskus, yang juga tidak memiliki latar belakang resmi sebagai orang yang telah mendapatkan pelatihan jurnalistik secara berkesinambungan dan terstandardisasi. Namun, bila ditilik lebih mendalam lagi dan dengan mengakses situs Akumassa maka dapat ditemukan nilai-nilai kredibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan dari situs ini sebagai sebuah media komunitas berbasis online yang menyebarkan informasi. Mengacu kepada perkembangan teknologi dan meningkatnya penggunaan peralatan komunikasi berbasis internet terutama di kalangan muda, memang mendorong Forum Lenteng selaku penggiat situs Akumassa untuk melibatkan masyarakat dari generasi muda untuk turut serta terlibat dalam melakukan produksi informasi yang ditujukan menjadi pelengkap dan alternatif dari informasi-informasi yang bersumber dari media-media mainstream dan media konvensional. Ini didorong oleh keinginan mereka membuka sebuah akses terhadap informasi yang mempunyai latar belakang independen dan tanpa didukung satu kepentingan individu atau kelompok tertentu yang berpusat pada pemilik modal besar yang mampu membangun bisnis media. Sehingga arus informasi tetap menjadi kekuasaan bagi pihak-pihak tertentu yang berada di pusat kota dan meniadakan arus informasi yang datang dari dan ke kalangan bawah. Masyarakat muda dengan kisaran usia 20-30 tahun, Akumassa ingin membangun kesadaran akan informasi yang kaya dengan memanfaatkan jaringan global, sehingga mereka yang terlibat adalah orang-orang yang setidaknya telah mengenal cukup baik teknis menggunakan alat-alat dan media yang berhubungan dengan media baru. Produksi informasi yang berupa konten lokal itu didistribusikan secara terbuka. Melihat potensi jaringan kerja Akumassa, Forum Lenteng berinisiatif melakukan program pemantauan media oleh UNIVERSITAS INDONESIA | 13 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
komunitas lokal. Program ini juga menjadi program peningkatan kapasitas jurnalis komunitas dan menjadi bagian dari upaya
partisipasi publik dalam memantau media di Indonesia
(www.Akumassa.org). Situs Akumassa sendiri tetap memiliki sebuah sub-redaksi dan struktur organisasi di balik kebebasan informasi dan kemerdekaan produksi berita yang dicanangkannya. Ini seperti halnya sistem kerja pemerintah Belanda yang dalam hal ini menjadi berubah kasusnya dan dilakukan oleh konsumen yang telah berubah porsi menjadi prosumer yakni para penggagas Akumassa ini. Dalam program pemerintah Belanda terkait jurnalisme online, lihat (OECD, 2010), pemerintah berusaha membuat pelatihan bagi warga yang tertarik dengan jurnalisme online dan citizen journalism, sehingga ada batas-batas yang dapat diterapkan dan aturan yang dapat diberlakukan dan dilatih kepada para jurnalis warga ini. Begitupula yang dilakukan oleh situs Akumassa, situs ini tetap membebaskan masuknya tulisan-tulisan dari berbagai sumber utamanya anggota komunitas yang tidak hanya dari Forum Lenteng, melainkan juga komunitas lain yang terhubung dengan komunitas ini maupun yang belum terhubung, yang perwakilannya terdiri dari sub redaksi Akumassa pada 10 komunitas di luar Jakarta1 dengan tetap mendirikan suatu struktur organisasi yang mengatur berita yang dapat diterbitkan dan melakukan pelatihan dan pengenalan terhadap pengetahuan terkait jurnalistik. Selain itu, Akumassa juga merupakan sebuah program yang tidak hanya terdiri dari sebuah situs informasi jurnalis warga, sehingga dalam sub program lain dari Akumassa juga dilaksanakan workshop dan kegiatan-kegiatan yang terbuka untuk umum, untuk ikut serta dalam pelatihan melakukan produksi informasi mandiri dan tetap mengedepankan kualitas. Seperti diungkapkan Pavlik (2011), bagi organisasi-organisasi media yang serius menjalankan sebuah pekerjaan yakni memberitakan berbagai peristiwa dan kejadian, namun di sisi lain juga menggunakan jurnalis partisipatif, mereka biasanya akan melakukan pelatihan, serta terus berusaha meningkatkan kualitas produk yang mereka jual dan lempar kepada masyarakat. Akan ada persyaratan-persyaratan dan kriteria bagi sebuah berita untuk bisa lolos dan mendapat pengakuan akan kebenarannya (Pavlik, 2001). Meski adalah sebuah pergerakan jurnalis warga, Akumassa juga menjalankan seleksi dan standardisasi bagi setiap berita yang diterbitkan dengan penulis dari berbagai kalangan dan wilayah ini. Sebagai sebuah komunitas, Akumassa layaknya organisasi pers melihat kualitas produksi (teks, image, video) yang dihasilkan oleh komunitas dengan standar jurnalistik yang tetapkan oleh organsisasi 1
Hingga saat ini, www.Akumassa.org dikelola oleh 10 sub-redaksi yaitu; Forum Lenteng (Jakarta), Gardu Unik (Cirebon), Anak Seribupulau (Blora), Saidjahforum (Rangkasbitung), Komunitas Sebumi (Serang), Komunitas Djuanda (Tangerang Selatan), Komunitas Kinetik (Surabaya), Komunitas Pasir Putih (Lombok Utara) dan Komunitas Suburbia (Depok-Jawa Barat). Dikutip dari: www.Akumassa.org
UNIVERSITAS INDONESIA | 14 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
penggunaan media online ini (Akumassa, 2011). Akumassa juga bergerak sebagai sebuah situs jurnalisme warga yang tetap membangun kualitas dengan mengelolanya di dalam sebuah komunitas yang mempunyai aturan dengan visi yang lebih luas dan tidak dipersempit dengan kepentingan suatu ideologi tertentu yang mengarah kepada kekuasaan ataupun profit. Bila dikembalikan kepada pernyataan Hogg (2009) bahwa jurnalisme warga disebutsebut tidak dapat dipercaya, ceroboh dan meragukan dan keraguan Jack Kapica kepada jurnalis warga yang dianggapa bias, maka Akumassa dapat menjawab hal ini. Akumassa adalah sebuah situs berita dengan sistem kerja jurnalis warga karena demokrasinya yang melibatkan seluruh elemen komunitas di berbagai daerah sebagai informannya dan memiliki struktur yang baik mulai dari Dewan Penasihat hingga pemimpin redaksi dan editor. Akumassa juga menjadi sebuah program berbasis jurnalisme warga yang bertujuan untuk melengkapi dan menjadi alternatif dari media mainstream serta diiringi dengan standar jurnalistik komunitas. Sehingga kebiasan dan kecerobohan adalah sesuatu yang sudah tidak lagi menjadi bagian dari situs ini dan resiko ke arah sana cenderung lebih kecil dibanding dengan media jurnalis warga yang sangat personal atau yang bersifat sangat bebas dan tidak terkontrol seperti informasi yang ‘terbit‘ dari microblog atau sosial media. Ditambah dengan kesadaran masyarakat akan fungsi Akumassa sebagai media jurnalisme warga alternatif yang tidak ditujukan selayaknya media mainstream yakni pilar keempat negara melainkan sebagai media yang memeriksa media-media mainstream.
UNIVERSITAS INDONESIA | 15 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
PEMBAHASAN Akumassa adalah sebuah situs jurnalis warga yang bisa menjadi solusi bagi nilai kredibilitas dan keabsahan dari informasi yang diproduksi media jurnalis warga karena pengelolaannya yang mandiri tidak melepaskan tanggung jawab untuk menghadirkan informasi yang terkualifikasi lewat adanya struktur organisasi media komunitas yang melibatkan berbagai komunitas-komunitas independen di luar media. Bagaimanapun keraguan dapat timbul lewat keberadaan informasi yang benar-benar melimpah dari media baru, dengan menggunakan kredibilitas dan keabsahan berita atau informasi sebagai fokusnya media online sebagai sumber berita dianggap masih lebih kredibel dan bisa dipercaya dibandingkan dengan media tradisional (Johnson; Kaye, 1998). Karena sebagai media yang juga berbasis online, Akumassa juga tetap melibatkan fitur feedback sebagai keuntungan lebih dari media online apalagi media berbasis citizen journalism yang masih mendapat predikat meragukan dari beberapa pihak terutama mereka yang terlibat dalam media mainstream, dengan menghadirkan fitur like dan share dari berbagai media sosial seperti twitter, facebook, google plus dan digg. Serta adanya fitur seperti kontak email, media di twitter dan lain lain2. Sebagai sebuah media jurnalis warga, Akumassa juga mengedepankan program pelatihan dan peningkatan kualitas produksi berita lewat workshop dan seleksi informasi yang diterbitkan melalui mekanisme organisasi komunitas dengan mengacu kepada standar jurnalistik media online komunitas. Serta dengan terus melanjutkan bentuk komunikasi partisipatif dengan melibatkan anggota-anggota komunitas maupun non komunitas untuk terlibat dalam pengelolaan media Akumassa untuk terus melanjutkan tujuan menjadi media yang mampu melengkapi dan menjadi alternatif dari informasi oleh media mainstream. Hal ini tidak menjadi sebuah kesimpulan universal namun merupakan preferensi yang dimiliki sebagian besar pengguna media, bahwa mereka menganggap media online sebagai jauh lebih kredibel dibandingkan dengan media tradisional karena adanya observasi lebih yang dapat dilakukan secara berkesinambungan dan adanya banyak pilihan di dalamnya (Finberg; Stone; Lynch, 2002). Akumassa yang berbasis komunitas menjalankan organisasinya tanpa struktur hierarkis berbasis bisnis dan profit, sehingga kredibilitas dapat ditelusuri dengan lebih mudah melalui tujuan dan misi dari dibentuknya program dan situs ini. Serta dengan kekayaan topik dan pendalaman dari informasi yang diberikan.
2
Berdasarkan pengamatan terhadap laman situs www.Akumassa.org pada tanggal 2 November 2013
UNIVERSITAS INDONESIA | 16 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
KESIMPULAN Fenomena citizen journalism dapat menjadi sebuah alternatif bagi akses informasi yang lebih beragam. Seperti kita ketahui bahwa selama ini, khususnya di Indonesia media mainstream adalah media-media yang masih berjaya dan mendapat akses cukup banyak dari para pengguna media, bahkan setelah adanya teknologi internet, media online yang kerap mendapat akses tinggi adalah organisasi media konvensional dalam versi online sehingga sudut pandang yang dihadirkan tetap tidak berkembang dan semakin kaya. Akumassa adalah salah satu contoh bentuk jurnalisme warga yang mellibatkan konsumen media untuk juga menjadi produsen dan mengelola berita yang memperkaya informasi bagi khalayak dengan sistem yang terorganisir dan acuan standardisasi yang matang sehingga dapat serta menjawab keraguan penggiat media dan jurnalis sungguhan. Dengan membangun jaringan komunitas di berbagai daerah dengan memiliki perwakilan editor, cakupan informasi yang dapat disebarluaskan juga menjadi lebih banyak dan mampu menghadirkan sudut pandang yang lebih luas. Sayangnya sebagai sebuah situs yang lebih dekat dengan komunitas-komunitas, Akumassa belum terlalu maksimal menyosialisasikan keberadaannya sebagai sebuah media komunitas online yang menawarkan informasi alternatif. Banyak masyarakat yang sudah tergolong konsumen terkonvergen belum mendapat akses ataupun mengetahui keberadaan media alternatif yang mengusung kredibilitas baik seperti Akumassa. Dalam kata lain Akumassa hanya menjadi media bagi mereka yang sudah berkesimpung dalam bidang yang dirintis oleh situs tersebut. Padahal tagline yang diusung oleh situs ini adalah “Jurnal Tentang Aku dan Orang-Orang Sekitar” 3 serta berisi konten yang banyak menginformasikan serta menjabarkan tentang kehidupan sosial masyarakat dan kegiatan-kegiatan umum yang akan dilangsungkan di berbagai kota dari domisili komunitas-komunitas mitra, sehingga secara eksplisit dapat dipahami bahwa ada harapan keterlibatan dari banyak pembaca.
3
Diambil dari www.Akumassa.org
UNIVERSITAS INDONESIA | 17 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
SARAN Pemanfaatan media komunitas dalam sistem media baru atau internet adalah sesuatu yang harus terus dikembangkan dan dilanjutkan. Sebab perkembangan informasi saat ini memang telah didominasi oleh sumber-sumber yang berasal dari internet. Esensi kredibilitas tidak lagi terlalu diperhitungkan oleh sebagian besar pihak terutama konsumen informasi. Namun tidak berarti sisi kredibilitas dan reliabilitas informasi harus ditinggalkan dan sematamata meningkatkan kuantitas dari produk berita instan. Optimalisasi penyebaran akan eksistensi situs Akumassa sebagai alternatif jurnalisme warga yang memiliki kredibilitas dapat lebih ditingkatkan lagi melalui berbagai platform online yang ada dan kerap diakses oleh masyarakat. ASehingga diharapkan dengan porsinya sebagai media yang berbasis online dan dengan melakukan coverage dalam berbagai media sosial dan jejaring sosial, Akumassa dapat juga lebih melibatkan diri kepada pemuda dan masyarakat yang tidak terlibat dengan komunitas serta memperluas jaringannya kepada komunitas-komunitas yang lebih luas di seluruh Indonesia. Sementara informasi yang tersebar dalam media baru tidak dapat dikatakan sepenuhnya tidak kredibel sebab banyak media yang juga memberi batas-batas dan kriteria agar informasi yang tersampaikan memiliki nilai berita yang baik serta dapat dipertanggung jawabkan. Akan menjadi lebih baik apabila masyarakat umum juga mendapatkan pengetahuan mengenai sistem produksi berita secara ringkas sehingga jurnalisme warga tidak sebatas hanya menjadi fenomena yang merebak namun justru merusak esensi informasi melainkan bisa menjadi ladang informasi yang kaya dan bermutu serta berguna bagi lebih banyak pihak.
UNIVERSITAS INDONESIA | 18 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
KEPUSTAKAAN Adinegoro, A. (2012). Kredibilitas Akumassa Dalam Menyampaikan Informasi Mengenai Isu Lokal Di Surabaya. Surabaya: UPN Veteran Jawa Timur. Akumassa. (2011, August 24). Retrieved December 24, 2012, from Cipta Media Bersama: http://www.ciptamedia.org/2011/08/24/akumassa-org/ Allan, S. (2006). Online News: Journalism and the Internet. London: Open University Press McGraw-Hill Education. Andersen, R., & Gray, J. (2008). Battleground: The Media (Two Volumes). Connecticut: Greenwood Publishing Group, Inc. Artandi, S. (1973). Information Concepts and Their Utility. Journal of the American Society for Information Science , 242-245. Bar-Hillel, Y. (1955). An Examination of Information Theory. Philosophy of Science . Baum, M. A. (2011). Soft News Goes To War: Public Opinion and American Foreign Policy in the New Media Age. New Jersey: Princeton University Press. Berlo, D. (1960). The Process of Communication. New York: Holt, Rinehart and Winston. Eastin, M. (2001). Credibility Assessment of Online Health Information: The Effects of Source Expertise and Knowledge of Content. Journal of Computer Mediated Communication, 6 , 4. Fidler, R. (1997). Mediamorphosis: Understanding New Media. California: Pine Forge Press. Fogg, B., Marshall, J., Osipovich, A., Varma, C., & Fang, N. (2001). What makes website credible? A report on large quantity study. Paper presented at the In proceeding of ACM HCI 2001 conference on human factors in computing system. Grant, A., & Wilkinson, J. (2009). Understanding Media Convergence: The State of The Field. New York: Oxford University Press. Hassan, R., & Thomas, J. (2006). The New Media Theory Reader. London: Open University Press McGraw-Hill Education. Hogg, C. (2009, May 13). Is There Credibility In Citizen Journalism? Digital Journal , p. 1. Holiday, R. (2012, July 16). What is Media Manipulation? A Definition and Explanation. Retrieved October 30, 2012, from Forbes: http://www.forbes.com/sites/ryanholiday/2012/07/16/what-is-media-manipulation-adefinition-and-explanation/ Lerman, K. (2008). Social Information Processing in Social News Aggregation. University of Southern California Information Science Institute . UNIVERSITAS INDONESIA | 19 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014
Lu, H., & Andrews, J. (2006). College Students' Perception of the Absolute Media Credibility About SARS-Related News During the SARS Outbreak in Taiwan. China Media Research , 85-93. Moretzsohn, S. (2006). "Citizen Journalism" and the Myth of Redemptive Technology. Associacao Brasiliera de Pesquisadores em Jurnalismo . OECD. (2010). News In The Internet Age: New Trends In News Publishing. OECD Publishing. Pavlik, J. V. (2001). Journalism and New Media. New York: Columbia University Press. Penrod, D. (2005). Composition in Convergence: The Impact of New Media on Writing Assessment. New Jersey: Routledge. Pew Research Center, f. P. (1998). Internet use takes off: Event-driven news audiences: Pew Research Center biennial news consumption survey. Resnikoff, H. L. (1989). The Illusion of Reality. New York: Springer-Verlag. Ritchie, D. L. (1991). Information. Newbury Park, CA: SAGE. Severin, W. W., & Tankard, J. W. (2008). Communication Theories: Origins, Methods, and Uses in the Mass Media: International Edition. Addison Wesley Longman.
UNIVERSITAS INDONESIA | 20 Kredibilitas informasi ..., Sabilul Maarifah Karmidi, FISIP UI, 2014