KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM BISNIS UKM (Penulis: Deddy Supriyadi)*
Abstrak
Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia telah terbukti sangat penting sebagai penyangga/penyelamat perekonomian Indonesia terutama pada saat krisis ekonomi. Oleh karena itu UMKM ini harus diberdayakan dan dikembangkan sehingga kuat dan handal dan dapat menjalankan fungsinya sebagai penggerak perekonomian rakyat. Salah satu yang diperlukan untuk pemberdayaan UMKM ini adalah meningkatkan daya kreativitas dan inovasinya dalam berbisnis. Hal ini diperlukan karena sebagian besar UMKM masih lemah dari sisi ini, sementara hal ini sangat diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis serta antisipasi persaingan yang semakin ketat. Tulisan ini menyoroti tentang pentingnya UMKM sebagai wirausaha memiliki kreativitas dan inovasi untuk menjalankan bisnisnya,
serta
memberikan
gambaran
dan
contoh-contoh
bagaimana
mengembangkan kreativitas dan inovasi tersebut di dalam berwirausaha, sehingga bisnis UMKM dapat survive dan berkembang.
I. Pendahuluan Populasi UMKM Indonesia mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99 persen dari total unit usaha Indonesia dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat 91,8 juta orang atau 97,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Sedangkan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp 2.121,3 triliun atau 53,6 persen dari total PDB Indonesia. Selanjutnya kontribusi dari UMKM terhadap ekspor nonmigas nasional mencapai Rp 142,8 triliun atau 20 persen dari total ekspor non migas Indonesia. Data statistik di atas menggambarkan bahwa UMKM memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia sebagai alternatif untuk berusaha, penyedia barang dan jasa, pencipta lapangan kerja dan pemberi pedapatan masyarakat dan negara serta penghasil devisa. Mengingat perannya yang sangat penting tersebut, maka pemberdayaan dan pengembangan UMKM menjadi suatu keharusan agar UMKM dapat berkembang, mandiri dan handal sehingga dapat menjalankan perannya secara optimal dalam perekonomian Inodonesia. Salah satu yang diperlukan untuk pemberdayaan UMKM ini adalah meningkatkan daya kreativitas dan inovasinya dalam berbisnis. Hal ini diperlukan karena sebagian besar UMKM masih lemah dari sisi ini, sehingga produk yang dihasilkan cenderung sama, kurang variasi dan hanya melakukan proses tradisional seperti yang biasa dijalankan secara turun temurun atau hanya mencontek dan mengikuti persis sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain. Padahal pengembangan produk, diferensiasi atau keunikan, baik pada produknya itu sendiri, maupun proses atau layanannya seringkali diperlukan untuk mengantisipasi kejenuhan pasar ataupun persaingan, apalagi dalam persaingan global sekarang dan ke depan. Di pasar dalam negeri maupun pasar ekspor produk-produk UMKM Indonesia harus bersaing dalam kualitas dan desain dengan produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM lainnya, bahkan dengan produk yang dihasilkan oleh Usaha Besar dan produk-produk dari negara-negara lain. Menurut pakar manajemen dan kewirausahaan Peter Drucker, kreativitas dan inovasi merupakan inti dari kewirausahaan, sebab dalam setiap aspek berwirausaha untuk mendapatkan hasil yang baik diperlukan kreativitas dan inovasi. Contoh untuk menciptakan produk yang dapat menarik minat konsumen dan dapat bersaing diperlukan kreativitas dan inovasi dalam mendesain produk tersebut. Selanjutnya untuk melakukan proses produksinya agar efektif dan efisien serta memasarkan produk tersebut sehingga dapat menarik konsumen diperlukan kreativitas dan inovasi untuk mengkomunikasikannya, mengemasnya, dan
menyampaikannya. Pada dasarnya kreatifitas dan inovasi akan diperlukan dalam pemecahan berbagai masalah bisnis termasuk mengatasi kelangkaan bahan baku, kekurangan modal, ataupun masalah SDM. Oleh karena itu salah satu ciri yang penting yang harus dimiliki oleh para pelaku UMKM sebagai entrepreneur yang handal dan unggul adalah perlu memiliki pola pikir dan pola tindak yang kreatif dan inovatif.
II. KREATIVITAS Apa itu Kreativitas ? Bisnis itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan kreatif yang dalam setiap langkahnya memerlukan kreatifitas. Kewirausahaan adalah untuk semua orang yang didukung dengan ide-ide yang kreatif. Perusahaan memerlukan inovasi, sementara akar dari inovasi adalah kreatifitas. Ada beberapa pengertian mengenai kreativitas, diantaranya Menurut Kamus Webster, kreativitas artinya kemampuan mencipta. Sedangkan Mike Vince mendefinisikan kreativitas adalah membuat sesuatu yang baru dan memperbaharui yang lama. Selanjutnya ahli yang lain mengatakan ”Being creative is seeing the same things as everybody else but thinking of somthing different”. Belum ada kesepakatan memang mengenai definisi kreatifitas, tetapi setidaknya kreatifitas adalah merupakan kemampuan untuk mewujudkan suatu ide baru. Bagaimana mengembangkan kreatifitas UMKM Apakah kreatifitas ini merupakan bakat bawaan atau dapat dilatih/dipelajari. Saya berpendapat bahwa ada orang yang memiliki bakat kreatif. Tetapi ada juga orang yang menjadi kreatif, karena dituntut oleh lingkungan untuk kreatif atau berada dalam suatu lingkungan yang merangsang atau melatihnya untuk kreatif. Jadi ada faktor-faktor yang dapat mendorong atau menghambat kreatifitas dan ada pendekatan/cara untuk menjadi kreatif. Maka dengan demikian kretivitas itu menurut saya bisa dipelajari/dilatih. Faktor-faktor penghambat kreativitas Ada beberapa faktor yang membuat UMKM jadi kurang kreatif, antara lain sikap yang negatif, terlalu taat kepada tradisi/kebiasaan, membuat asumsi yang kaku, takut gagal, dan terlalu mengandalkan logika. Sikap-sikap seperti itu harus dibalik menjadi sikap yang positif, yaitu berani bereksperimen, berani keluar dari tradisi untuk mencoba sesautu yang baru, memeriksa kembali asumsi dan jangan takut gagal.
Pendekatan agar menjadi kreatif Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas dalam berbisnis adalah dengan berfikir dan bertindak mengikuti kata creativity, berikut ini : C = Compare and combine R = Risk taking E = Expand and shrink A = Ask what’s good and what if T = Transform your view point I = In another sequence V = Visit other places I = Incubate T = Trigger concepts Y = Youth’s advantage Compare and combine Dengan membandingkan suatu produk dengan produk yang lain yang memiliki kesamaan dalam beberapa hal, seperti kesamaan dalam bahan, proses, fungsi dan ciri-ciri lainnya, kemudian mengkombinasikannya bisa jadi dapat ditemukan produk baru yang menarik atau yang lebih baik. Cara ini banyak dilakukan oleh industri, baik industri besar dengan teknologi yang canggih maupun oleh industri kecil dengan teknologi yang sederhana atau manual. Dalam industri makanan dan minuman, berbagai jenis makanan bisa dikombinasikan dengan makanan yang lain akhirnya ditemukan produk baru dengan rasa yang berbeda. Baso dapat dikombinasikan dengan sop iga dan dihasilkan baso tulang rusuk, pisang goreng dikombinasikan dengan roti bisa dihasilkan pisang molen atau dikombinasikan dengan lumpia diperoleh sejenis pisang aroma, Jus jeruk dikombinasikan dengan jus mangga akan diperoleh Jus Manajer (Mangga Jeruk). Hal yang sama dapat dilakukan pada produk dan bidang usaha yang lain. Dalam bidang pertanian, misalnya Bogenvile yang bunganya berwarna ungu dapat dikombinasikan melalui proses persilangan atau okulasi dengan bogenvile yang bunganya putih, bisa jadi akan diperoleh bunga bogenvile yang berwarna lain, atau bogenvile yang memiliki dua warna. Demikian pula dalam industri pakaian/konveksi. Jenis bahan pakaian yang satu dapat dikombinasikan dengan bahan yang lain, misalnya bahan katun dikombinasikan dengan kaos atau dengan batik bisa juga dengan bahan untuk sarung, dengan bahan jean, dan sebagainya. Jadi kombinasi-kombinasi ini kemungkinannya relatif sangat banyak hampir tidak terbatas. Dalam industri besar dan canggih juga dilakukan kombinasi
ini, seperti kita ketahui Hand Phone yang pada awalnya sebagai alat komunikasi kemudian dikombinasikan dengan Radio atau MP3 atau dengan Kamera, dan lain-lain. Demikian pula bidang usaha yang satu dapat dikombinasikan dengan bidang usaha lainnya. Contoh ada usaha salon yang sukses dengan mengkombinasikannya dengan usaha minuman juice. Dimulai dari usaha salon, kemudian suatu saat melayani pelanggannya dengan jus dan ternyata dihargai sangat positif oleh pelanggannya tersebut. Akhirnya memberikan inspirasi kepada pengusaha salon tersebut untuk juga menyediakan juice. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya malah usaha juicenya tersebut yang lebih dominan dan lebih banyak memberikan keuntungan, hal ini tidak menjadi masalah. Sebab yang paling penting dapat melayani konsumen dengan memuaskan dan selanjutnya memperoleh keuntungan sebagai imbalan atas prestasi perusahaan telah memuaskan konsumennya. Risk taking Melaksanakan suatu kreativitas adalah melakukan sesuatu yang baru, yang belum diketahui pasti hasilnya. Jadi hasil dari suatu kreatifitas tersebut bisa menyenangkan atau malahan menerima kegagalan. Jadi dengan demikian melakukan suatu kreativitias memerlukan suatu keberanian untuk mengambil risiko. Mungkin akan ditertawakan orang lain, dianggap aneh atau bahkan gila, karena tidak biasa atau bahkan menentang arus. Namun demikian tetap dalam merealisasikan kreativitas menjadi suatu produk atau cara yang inovatif tentunya perlu dilakukan pengujian kelayakan dari berbagai aspek yang relevan. Hal ini diperlukan antara lain untuk meminimalkan risiko kegagalan. Expand and shrink Rubah ukuran produk, tempat usaha atau proses yang ada, dengan memperluas, memperbesar, memperpanjang, mempertebal, menambah tingginya, menambah fungsi atau sebaliknya mempersempit, memperkecil, memperpendek, menipiskan, memperingan, mengurangi fungsi atau mempersingkat dan mengurangi langkah atau menyederhanakannya. Cara ini dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha baik oleh usaha kecil dengan teknologi yang masih tradisional maupun oleh usaha besar dengan teknologi yang canggih. Contoh roti yang berukuran relatif besar dapat dirubah menjadi roti dengan ukuran kecil yang disebut roti unyil, baso kecil dirubah menjadi baso besar yang disebut baso bola tennis. Tumbuhan yang biasanya berukuran besar dirubah menjadi bonsai yang berukuran kecil. Toko berukuran kecil di rubah menjadi minimarket, supermarket dan hypermarket atau sebaliknya toko yang berukuran besar dirubah menjadi kios-kios kecil atau bahkan gerobak-gerobak kecil. Demikian juga berbagai
produk yang berukuran besar seperti alat musik, kendaraan, perabot rumah tangga dan sebagainya dirubah menjadi produk kerajinan, hiasan, asesoris atau mainan anak yang berupa miniatur dari berbagai macam produk tersebut. Jadi banyak sekali produk, proses dan berbagai aspek dari usaha yang bisa dirubah-rubah ukurannya secara kreatif akan dihasilkan sesuatu yang baru berbeda dari yang sudah ada dan menarik bagi konsumen, karena memberikan value yang lebih besar. Meskipun fungsinya dapat saja berubah, misalnya dari fungsinya sebagai alat memasak, alat musik atau alat lainnya berubah fungsinya sebagai hiasan atau mainan anak-anak. Tetapi tentu saja sepanjang menguntungkan hal ini merupakan kreativitas dalam bisnis yang dapat dikembangkan. Ask what’s good and what if Lakukan evaluasi terhadap produk, proses, dan berbagai aspek yang berhubungan dengan usaha yang dilakukan. Pertanyakan dan periksa apa yang baik, apa yang belum baik dari produk, proses dan berbagai aspek usaha tersebut, dan bagaimana jika dilakukan perubahan terhadap hal-hal tersebut. Apakah akan menjadi lebih efisien proses produksinya maupun kinerja produk yang dihasilkannya, apakah kualitasnya akan menjadi lebih baik, apakah fungsinya menjadi lebih banyak, apakah desainnya akan menjadi lebih menarik, apakah harganya akan menjadi lebih bersaing, dan seterusnya. Intinya apakah perubahan yang dilakukan akan menambah value. Jika diperkirakan akan menambah value maka perubahan tersebut dapat dikembangkan. Banyak perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil yang mengembangkan produk, proses, dan aspek – aspek usaha lainnya dengan cara ini. Bila kita perhatikan misalnya pada industri mobil, dari tahun ke tahun, generasi dari berbagai merek dan jenis mobil dikeluarkan. Mobil generasi selanjutnya atau keluaran baru dibedakan dari generasi atau keluaran tahun sebelumnya dengan merubah penampilan eksterior, seperti lampu depan, bumper, lampu sen, kaca spion dan lain-lain. Atau merubah penampilan interiornya seperti dashboard, jok, dan sebagainya. Tentu saja perubahan dapat dilakukan juga pada mesin atau suspensi, dan berbagai bagian lainnya dari mobil. Jadi banyak hal yang bisa dievaluasi dan dirubah untuk lebih memberikan value bagi konsumen. Hal serupa dapat juga dilakukan pada produk dan layanan dari usaha kecil, seperti makanan, kerajinan, mebel, pakaian, dan sebagainya. Bagi UMKM dapat mengembangkan gagasan kreatif dalam berbisnisnya dengan cara ATM (Amati Tiru dan Modifikasi). Jadi lakukan pengamatan terhadap usaha, fungsi-fungsi/praktik-praktik bisnis, proses dan produk yang ada, temukan peluang untuk dilakukan modifikasi dari yang sudah ada tersebut. Tentu saja modifikasi yang dilakukan harus menambah nilai dari
yang sudah ada, paling tidak menjadi keunikan yang menjadi positioning yang dapat menarik target pasar tertentu. Transform your view point Merubah pandangan terhadap fungsi dari suatu produk dan layanan perusahaan adalah juga cara kreatif untuk melakukan pengembangan produk. Contoh: pandangan umum terhadap rumah makan adalah tempat jualan makanan, sehingga orang yang datang ke rumah makan adalah orang yang lapar/yang mau makan. Pandangan terhadap rumah makan bisa kita rubah dengan pandangan yang lain, misalnya rumah makan bukan hanya sekedar untuk makan, tetapi tempat untuk bersantai, hiburan, lobi atau mengasuh anak. Dengan pandangan tersebut maka rumah makan di desain dan menyediakan produk dan layanan untuk berbagai keperluan atau tujuan tersebut. Sehingga pengunjung yang datang pun tidak hanya untuk makan tetapi berbagai keperluan yang lain, bahkan bisa jadi untuk segmen tertentu makanannya sendiri menjadi tujuan yang kedua, sedangkan tujuan yang pertamanya misalnya untuk lobi atau sekedar santai. Restauran Mc Donald, pernah populer dengan seri mainan anaknya. Saat itu banyak keluarga datang ke restauran Mc Donald yang sebenarnya bukan semata-mata untuk menikmati makanannya tetapi karena anakanaknya ingin mendapatkan mainan yang dianggap sebagai hadiah bila membeli paket makanan tertentu. Contoh paling ekstrim dalam merubah pandangan ini dilakukan oleh Joger Bali. Perusahaan kaos ini membuat kemasan, labeling dan pesan-pesan promosi sangat berbeda, bahkan berlawanan dengan pandangan orang yang ada. Jika saat itu orang memandang kemasan suatu produk itu mesti memberikan kemudahan untuk membukanya, malah Kaos joger mengemas kaosnya dalam kaleng yang untuk membukanya memerlukan alat pembuka kaleng. Sehingga bukannya memudahkan tetapi justru menyulitkan penggunanya. Kemudian di dalam pesan promosinya, kaos jogger menyebutkan bahwa kaos yang dijual adalah kaos yang jelek. Hal ini tentunya sangat berlawanan dengan kebiasaan promosi yang dilakukan oleh setiap perusahaan yang selalu mengatakan bahwa produknya adalah produk bermutu atau nomor satu. Tetapi ternyata Ide kreatif yang dikembangkan oleh Joger Bali justru menjadi keunikan yang membedakannya dari yang lain dan menjadi daya tarik pasar yang efektif. Merubah pandangan ini juga dilakukan oleh Tirto Utomo dengan Aqua dan Sosrojoyo dengan Teh Botol Sosronya. Sebelum ada Aqua dan Teh Botol Sosro orang berpandangan, bahwa air putih dan air teh adalah produk inferior yang bisa diusahakan sendiri oleh setiap orang di rumahnya masingmasing, tanpa harus membeli dengan harga yang relatif mahal yang saat
awal diluncurkan bahkan lebih mahal dari harga premium. Tetapi nyatanya seperti diketahui usaha ini sukses luar biasa. In another sequence Merubah urutan proses produksi atau layanan, adalah juga salah satu alternatif cara kreatif untuk menemukan produk dan layanan yang berbeda dan lebih baik dari produk dan layanan yang sudah ada. Tidak jarang hanya dengan merubah urutan tersebut ternyata proses malah menjadi lebih efisien, hasilnya lebih berkualitas dan akhirnya meningkatkan value dari produk dan layanan perusahaan. Visit other places Banyak berkunjung ke berbagai tempat, akan menambah pengetahuan dan wawasan seseorang. Dalam berbagai hal, setiap tempat memiliki keunikan atau perbedaan dengan tempat lain. Perbedaan tersebut timbul karena perbedaan budaya dan alam, yang kemudian menimbulkan perbedaan dalam jenis atau cara pengolahan makanan, pakaian, berbagai produk kerajinan, dan lain-lain semua itu adalah sumber gagasan, yang bila dikombinasikan atau dimodifikasi akan menimbulkan produk baru, cara pembuatan yang baru, cara pelayanan yang baru yang lebih baik atau paling tidak memberikan pilihan lain yang menarik bagi konsumen. Incubate Berbagai informasi, pengetahuan dan pengalaman yang masuk atau dialami, endapkan dan renungkanlah beberapa waktu sampai akhirnya alam bawah sadar anda akan menghubung-hubungkan berbagai informasi dan pengalaman tersebut dan pada saatnya akan muncul suatu gagasan produk, proses atau berbagai hal berkaitan dengan usaha yang menarik. Trigger concepts Kata-kata pemicu seperti motto atau pepatah dapat juga menjadi motivasi dan selalu mengingatkan bahwa anda kreatif. Lalu dengan kreatifitas anda akan membuat usaha yang lebih baik, anda akan mengembangkan suatu produk baru, membuat suatu proses baru cara memasarkan yang baru, dan sebagainya. Kata-kata pemicu ini akan mendidik dan mendorong alam bawah sadar anda sampai akhirnya anda mencapai tujuan anda. Contoh Perusahaan Biskuit Mayora selalu mengatakan dalam setiap iklannya:” Satu lagi dari Mayora”. Kata-kata ini menjadi pemicu bahwa Mayora akan selalu berkreasi untuk menghasilkan produk yang baru.
Youth’s advantage Hasil penelitian menunjukan bahwa masa kecil adalah masa paling kreatif. Ingatlah masa-masa kecil/masa-masa muda anda, banyak hal mungkin yang anda lakukan yang sangat kreatif, selanjutnya ambilah pengalaman-pengalaman yang kreatif tersebut untuk mengembangkan usaha anda. Selain dengan cara di atas, kreativitas juga dapat dikembangkan, melalui: pergaulan yang luas, lingkungan yang kondusif, melakukan pengembaraan, mengembangkan daya pikir dengan membaca, menggemari kesenian, menggeluti teknologi, berfikir ampuh, membebaskan alam bawah sadar dan menyatu dengan jiwa kreatif III. INOVASI Innovasi dan Unsur-unsurnya Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Setiap ide atau gagasan pernah menjadi inovasi. Setiap inovasi pasti berubah seiring dengan berlalunya waktu. Jika sesuatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi (bagi orang itu). “Baru” dalam ide yang inovatif tidak berarti harus baru sama sekali. Inovasi adalah sebuah langkah yang lebih dari sekedar ide kreatif. Sementara kreativitas berkisar pada penghasilan ide-ide, inovasi berkisar pada pelaksanaan dari ide-ide tersebut. Dalam kenyataannya seorang inovator tidak perlu selalu menjadi orang pertama yang mempunyai ide. Seorang bisa saja kreatif tapi gagal untuk berinovasi. Sebaliknya bisa saja terjadi inovasi yang berhasil, tanpa melalui proses yang sistematis pemikiran yang kreatif. Inovasi tidak berhenti pada ide cemerlang, tidak pula tindakan yang semata-mata berbeda dengan orang lain atau berubah hanya sekedar berubah (change for the sake of change). Inovasi yang sesungguhnya adalah inovasi yang dipahami sebagai pelaksanaan konsep secara menyeluruh mencakup komponen dan segmennya. Mengacu pada pendapat Beth Webster dalam “ Innovation: we know we need it but how we do it”, inovasi adalah menemukan atau mengubah materi pekerjaan atau cara menyelesaikan pekerjaan secara lebih baik. Dengan definisi ini maka inovasi mengandung dua komponen: yaitu penemuan (invention) dan pelaksanaan (implementation). Dimana pada tiap komponen terdiri atas empat segmen, yaitu:
a. b. c. d.
Kreativitas – generating new ideas Visi – Knowing where you want to get with it Komitmen – mobilizing to get there Manajemen – planning and working to get there Menjalankan inovasi diawali dari eksplorasi untuk menemukan sesuatu yang baru dalam bentuk yang lebih tanpa meninggalkan perangkat lama yang masih baik. Tidak berhenti pada menemukan ide lebih baik, inovasi menuntut langkah berikutnya berupa pelaksanaan uji realitas. Selain risiko kegagalan, hambatan di tingkat konsep, praktik, strategi, teknis, diri sendiri dan orang lain juga kerap muncul. Untuk menciptakan solusi yang dibutuhkan, maka kreativitas yang dimiliki oleh para inovator sangat berperan, yang dapat diwujudkan dalam bentuk jumlah alternatif solusi terhadap situasi dengan cara mengubah, mengkombinasikan, mengidentifikasi celah rekonstruktif dari sesuatu yang sudah ada. Menurut riset ilmiah, kuantitas solusi alternatif memiliki korelasi dengan kualitas solusi. Jadi kreativitas bertumpu pada kemampuan yang memiliki pola baru dalam melihat hubungan antar objek yang dilihat dari sudut pandang adanya „possibility‟ dan mempertanyakan sesuatu untuk memperoleh jawaban yang lebih baik. Keberhasilan Inovasi Inovasi adalah suatu karya, maka untuk keberhasilannya diperlukan pengetahuan, kecerdasan, serta kesungguhan, kerja keras dan ketekunan yang difokuskan untuk pencapaian tujuan dari inovasi tersebut. Inovasi harus sejalan dengan perubahan perilaku gaya hidup pelanggan dan masyarakat dalam mengkonsumsi, cara bekerja untuk menghasilkan sesuatu dan berbagai aktivitas lainnya. Selanjutnya inovasi tentu saja harus memiliki kekuatan. Vanterpool (1990) menyampaikan sebagai berikut: The characteristic of an innovation that predict a high probability of succes are implicit in the following questions: 1. Relatif advantage, (compare with what exist) a. Will it be more effective ini improving learning ? b. Will it be conserve more effeciently ? c. Will it have a position on the total programme ? 2. Compatibility (consistent with values, experiences, needs) a. Will it fit well with other aspects of the programme b. Will it be accepted 3. Testability (can be tried on experience basic) a. Has it been on tested in shcools like ours ? b. Can it be pilot-tested c. Can we use selected parts ? 4. Observability (can be seen in action)
a. Can we see a live demonstration with children ? b. Can we see a videotaped demonstration c. Can we see variation in its application ? 5. Complexity (ease of use) a. Will teachers need special trainning ? b. Will it add to teachers paperwork ? Jadi inovasi yang berhasil adalah inovasi yang memiliki keuntungan relatif, kompatibel, bisa dicoba, hasilnya dapat dilihat dan mudah untuk dikomunikasikan serta inovasi tersebut mudah untuk digunakan/dipelajari (tingkat komplkesitasnya rendah/sederhana). Keuntungan relatif adalah tingkatan dimana suatu inovasi dianggap suatu yang lebih baik daripada ide-ide yang ada sebelumnya. Tingkat keuntungan relatif seringkali dinyatakan dengan atau dalam keuntungan ekonomis. Tetapi dimensi keuntungan relatif bisa juga diukur dengan cara lain, misalnya cara penggunaan yang lebih mudah, perawatan yang lebih mudah, penampilan yang lebih menarik atau tingkat keamanan yang lebih tinggi. Kompatibilitas adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima. Kompatibilitas memberi jaminan lebih besar dan resiko lebih kecil bagi penerima, dan membuat ide baru itu lebih berarti baginya. Suatu inovasi mungkin kompatibel dengan : 1) Nilai-nilai dan kepercayaan sosiokultural, 2) Dengan ide-ide yang diperkenalkan lebih dahulu, 3) Dengan kebutuhan klien terhadap inovasi. Kompleksitas adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan. Suatu ide baru mungkin dapat digolongkan ke dalam kontinum “rumit sederhana”. Inovasi-inovasi tertentu begitu mudah dapat dipahami oleh penerima tertentu, sedangkan orang lainnya tidak. Trialabilitas adalah suatu tingkat di mana suatu inovasi dapat dicoba, biasanya diadopsi lebih cepat daripada inovasi yang tak dapat dicoba lebih dulu. Observabilitas adalah tingkat di mana hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Hasil inovasi-inovasi tertentu mudah dilihat dan dikomunikasikan kepada orang lain sedangkan beberapa lainnya tidak. Tingkat observabilitas suatu inovasi akan mempengaruhi kecepatan proses adopsinya. Perwujudan Inovasi dalam Berwirausaha
Elemen kewirausahaan melekat pada komponen tenaga kerja. Kewrirausahaan merupakan suatu kemahiran yang istimewa, yang perlu dibedakan dengan kemahiran lainnya. Kemampuan kewirausahaan fungsinya adalah mengorganisasi dan menggabungkan berbagai jenis faktor produksi, guna menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Peran inovasi diperlukan dalam menjalankan fungsi kewirausahaan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dalam penciptaan produk yang bernilai. Inovasi disini dapat berupa desain produk unggulan. Dapat pula berupa desain proses, kemasan, pelayanan, pemasaran dan delivery yang tujuannya menciptakan produk unggulan. Termasuk juga servis purnajual. Inovasi juga diperlukan sebelum melempar produk ke pasaran, bentuknya dapat berupa tes market. Artinya masukan-masukan dari masyarakat atau calon pelanggan bisa dijadikan bahan penyempurnaan. UMKM dapat melakukan hal seperti itu dengan cara yang sederhana dan murah sebelum memasarkan produknya. Bagaimanapun UMKM harus mengenali pasar, oleh karena itu UMKM perlu melakukan observasi pasar atau riset pasar sederhana sebelum meluncarkan produk barunya ke pasaran. Akibat tidak melakukan observasi pasar sama sekali, ditambah keengganan untuk promosi, maka berdampak produk-produk yang dipasarkan setelah di launching, nasibnya bisa tidak menguntungkan. Bahkan bisa ditinggalkan oleh masyarakat, karena produk tidak mampu memenuhi selera pasar. Masih dalam kaitan dengan produk, dikenal dua keunggulan, yaitu (1) keunggulan kompetitif dan (2) keunggulan komparatif. Suatu produk baru bisa dikatakan hasil inovasi bila memiliki keunggulan kompetitif. Artinya dengan keunggulan tersebut produk dapat menarik dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan. Sedangkan produk yang memiliki keunggulan kompetitif hanya sebatas tingkat perbandingan mutu, bahwa produk ini lebih baik dari produk lain (pesaingnya). Arti “baik” disini belum tentu berkaitan dengan apa yang menjadi kebutuhan pengguna produk, walaupun produk tersebut “lebih baik dari produk lain”. Juga bila dikaitkan dengan tingkat harga. Sementara itu menurut Alvin Toffler agar suatu perusahaan dapat tumbuh dan berkembang memerlukan dua jenis kemampuan, yaitu: (1) kemampuan optimasi (2) kemampuan inovasi. Kemampuan optimasi berkaitan dengan kemampuan memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang sudah dimiliki perusahaan. Sedangkan kemampuan inovasi ialah kemampuan untuk menciptakan yang baru, baik yang menyangkut produk, jasa maupun proses baru. Inovasi diperlukan dan dapat dilakukan dalam setiap fungsi, proses dan praktik beriwirausaha, tetapi intinya inovasi yang dilakukan tentunya ditujukan untuk dapat menghasilkan produk dan layanan perusahaan yang
memberikan value bagi pelanggan sehingga dapat memuaskan konsumen, serta lebih baik dari yang yang sudah ada dan yang ditawarkan oleh pesaing. Akar dari inovasi adalah kreativitas, tetapi inovasi lebih banyak memerlukan keberanian untuk melakukan eksperimen dan implementasinya. Jadi inovasi memerlukan komitmen pada „make‟, bukan membiarkan ide cemerlang menemukan jalannya sendiri di lapangan. Inovasi adalah salah satu cara hidup dan berkembangnya UMKM sebagai perusahaan. Dalam lingkungan bisnis yang dinamis, dimana konsumen seleranya bisa berubah, tuntutan dan gaya hidupnya bisa berubah, sementara di sisi lain konsumen memiliki semakin banyak pilihan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan harapannya, maka UMKM tanpa inovasi bisa ditinggalkan oleh konsumennya dan segera memasuki masa decline. IV. PENUTUP Bisnis UMKM dalam lingkungan yang dinamis sekarang dan ke depan dimana tuntutan konsumen semakin tinggi dan persaingan semakin ketat, maka kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan produk dan layanan yang dapat memuaskan konsumen serta dapat bersaing di pasar adalah menjadi cara hidup dan berkembangnya UMKM sebagai perusahaan. Jadi dengan demikian disamping UMKM harus memiliki komitmen terhadap custommer satisfaction, juga UMKM sebaiknya memiliki komitmen terhadap inovasi. Oleh karena itu kreativitas dan inovasi merupakan inti dari kewirausahaan sekarang ini. Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. V. Bahan Bacaan 1. Ayan. Jordan E. “Bengkel Kreativitas”. Kaifa, Bandung. 2002. 2. Drucker. Peter F. “Innovation and entrepreneurship, Practise and Principles”. Harper & Row Publisher, New York. 1991. 3. Ghoman. Carol Kinsey. “Creativity in Bisnis: A Practical Guide for Creative Thinking”. Crisp Publication, California. 2001. 4. Michalco Michael. “Permainan Berpikir, Handbook Para Pebisnis Kreatif”. Kaifa, Bandung. 2003. 5. Suryana. ” Kewirausahaan”. Edisi Pertama-Jakarta. Salemba Empat, Jakarta. 2001.
6. Zimmerer. Thomas W, Scarbrough. Norman W. “ Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management”. fourth Edition. Pearson Prenctice Hall, New Jersey. 2005.
*Tentang penulis Penulis adalah Konsultan Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah dan Dosen Luar Biasa pada Universitas Widyatama, mengajar Mata Kuliah Kewirausahaan (Kreativitas dan Inovasi) dan Mata Kuliah Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM).