Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type .................................. Tri Antono Satrio Aji
Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi Kasus di Rumah Potong Hewan Ciroyom, Bandung) Correlation between Frame Score and Muscle Type with Carcass Weight of Australian Commercial Cross Steer (Case Study in Ciroyom Abattoir, Bandung) Tri Antono Satrio Aji*, Endang Yuni Setyowati**. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan UNPAD 2015 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan UNPAD e-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian berjudul “Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi Kasus di RPH Ciroyom, Bandung) telah dilaksanakan pada tanggal 20 September sampai 15 Oktober 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya korelasi antara skor kerangka tubuh dan skor perototan dengan bobot karkas pada sapi kebiri ACC di RPH Ciroyom. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah data sebanyak 100 ekor sapi kebiri ACC. Hasil penelitian menunjukan rata-rata bobot karkas 231,25 kg dengan koefisien variasi 13,60%, modus skor kerangka tubuh 3 yang artinya memiliki rangka sedang dengan ketinggian tulang hips antara 117-126 cm dan modus skor perototan 1 yang artinya memiliki tipe perototan paling tebal. Koefisien korelasi antara bobot karkas dengan skor kerangka tubuh adalah -0,722 dan koefisien korelasi bobot karkas dengan skor otor yaitu -0,699. Kedua nilai koefisien korelasi tersebut menunjukan hubungan yang kuat dengan arah yang berlawanan. Kata Kunci : Sapi Kebiri ACC, Bobot Karkas, Skor Kerangka, Skor Perototan. ABSTRACT The research of "Correlation between Frame Score and Muscle Type with Carcass Weight of Australian Commercial Cross (ACC) Steer (Case Study in Ciroyom Abattoir, Bandung) had been conducted from September 20 to October 15, 2014. The aim of research was to determine the degree of correlation between frame score and muscle type scores with carcass weight of ACC steer. The research method was descriptive correlational. The data were collected by utilizing quantitative approach from 100 steers. The results showed that an average carcass weight of ACC steer was 231.25 kg with coefficient variation 13.60%, the modus of frame score was 3 that is a medium body frame with a height of hips bone between 117-126 cm, and the modus of muscle type score was 1 which is heavy muscle. The coefficient of correlation between carcass weight with frame score was -0.722 and that of muscle type was -0.699. It is concluded that there is a strong correlation between frame score and muscle type with the carcass weight that had a negative direction. Keywords: ACC Steer, Carcass Weight, Frame Score, Muscle Type.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
1
Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type .................................. Tri Antono Satrio Aji
PENDAHULUAN Perkembangan industri penggemukan sapi potong terus menjamur di seluruh wilayah Indonesia. Namun sejauh ini, ketersediaan sapi bakalan lokal belum mampu memenuhi kebutuhan usaha penggemukan sapi potong di Indonesia. Salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut masih dilakukan melalui impor sapi bakalan. Umumnya sapi bakalan yang didatangkan berasal dari Australia, yang dikenal sebagai sapi Australian Commercial Cross (ACC).
Sapi ini mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis di Indonesia. Sifat tersebut
menjadi faktor pendukung keberhasilan usaha penggemukan sapi ACC di Indonesia. Industri penggemukan sapi potong lebih menyenangi sapi bakalan kebiri dibandingkan dengan sapi dara. Sapi kebiri memiliki persentase karkas yang lebih tinggi dibandingkan sapi dara sehingga sapi kebiri akan menghasilkan karkas yang lebih banyak dibandingkan sapi dara. Selain itu pada umur yang sama dengan kondisi pemeliharaan yang sama, sapi dara akan lebih gemuk dibandingkan dengan sapi kebiri sehingga proporsi daging tanpa lemak sapi betina lebih sedikit daripada sapi kebiri. Konformasi tubuh dapat digunakan sebagai ukuran dalam menaksir jumlah dan kuantitas daging yang akan dihasilkan dari seekor sapi dengan membandingkan antara bagian-bagian sapi yang bernilai tinggi dengan yang bernilai rendah, serta perbandingan antara bagian-bagian yang dapat dimakan dengan yang tidak dapat dimakan. Beberapa variabel konformasi tubuh yang dinilai dan diukur pada ternak sapi siap potong meliputi, skor kerangka (frame score) dan tipe perototan (muscle type).
Skor kerangka (frame score) pada sapi potong digunakan untuk
menggambarkan ukuran tubuh, sedangkan tipe perototan (muscle type) menggambarkan ketebalan perototan sapi tersebut. Semakin besar nilai skor kerangka tubuh akan semakin tinggi bobot badan sapi tersebut. Bobot badan yang semakin tinggi akan menghasilkan bobot karkas yang tinggi. Semakin besar nilai tipe perototan akan semakin tebal perototan sapi tersebut, sehingga akan menghasilkan bobot karkas yang tinggi.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
2
Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type .................................. Tri Antono Satrio Aji
METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mendeskripsikan hubungan antara skor kerangka tubuh dan tipe perototan dengan bobot karkas pada sapi kebiri ACC yang siap potong di RPH Ciroyom, Bandung. Data variabel yang diperoleh dari pengukuran dan pengamatan langsung selanjutnya dicatat dalam formulir data untuk kemudian dilakukan analisis statistik. Peubah yang diamati adalah sebagai berikut :
1. Skor Kerangka Tubuh (Frame Score) Penilaian skor dengan menggunakan nilai sangat besar, besar, sedang dan kecil yang dilakukan dengan cara mengukur skor kerangka dari penampilan tubuh sapi (Freer, 2005) dan pengukuran tinggi tulang hip pada sapi (Master, 1988). Skor tersebut adalah sebagai berikut : -
Frame 1 Rangka Kecil atau Very Small Frame (skor rangka l - 2 )
-
Frame 3 Rangka Sedang atau Slighty Smaller than Average (skor rangka 3 - 4)
-
Frame 5 Rangka Besar atau Slighty Above Average Size (skor rangka 5 - 6)
-
Frame 7 Rangka Sangat Besar atau Very Large Frame (skor rangka 7)
2. Tipe Perototan (Muscle Type) Skor otot diamati dari belakang tubuh sapi dengan jarak ≤ 3 meter. Skor otot menggambarkan ketebalan perototan pada brisket, iga, punggung, pinggul, tulang duduk dan pangkal ekor seekor ternak. Penilaian dibagi dalam 4 skor yaitu skor 1, 2, 3 dan 4. Skor 1 : Diberikan kepada sapi dengan perototan paling tebal. Skor 2 : Diberikan kepada sapi dengan perototan agak tebal. Skor 3 : Diberikan kepada sapi dengan perototan agak tipis. Skor 4 : Diberikan kepada sapi dengan perototan paling tipis.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
3
Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type .................................. Tri Antono Satrio Aji
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Bobot Badan, Bobot Karkas, Persentase Karkas, Skor Kerangka Tubuh dan Skor Otot Sapi Kebiri ACC yang Berasal dari RPH Ciroyom Variabel BB (kg) BK (kg)
Rataan 449,76 231,13
Modus -
Minimum 334,00 168,00
Maksimum 581,00 297,00
KV (%) 13,57 13,08
SK
-
3,00
1,00
7,00
41,94
SO
-
1,00
1,00
3,00
56,28
Keterangan : BB : Bobot Badan BK : Bobot Karkas SK : Skor Kerangka SO : Skor Otot Rata-rata bobot badan pada 100 ekor sapi kebiri ACC yang dijadikan sampel di RPH Ciroyom adalah 449,76 kg dengan bobot badan tertinggi 581 kg dan bobot badan terendah sebesar 334 kg. Rata-rata bobot karkas yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah 231,13 kg dengan bobot karkas tertinggi 297 kg dan bobot karkas terendah 168 kg. Tabel 1 menunjukkan bahwa koefisien variasi bobot badan dan bobot karkas secara berurutan adalah 13,57 % dan 13,08 %. Nilai tersebut menunjukkan bahwa bobot badan dan bobot karkas sampel penelitian ini tergolong seragam. Suatu populasi dianggap seragam jika memiliki koefisien variasi dibawah 15% (Nasoetion, 1992). Hasil analisis pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata persentase karkas adalah 51,44 % dengan nilai tertinggi persentase karkas adalah 53,59% dan nilai terendahnya adalah 41,10%. Kondisi sapi kebiri ACC di RPH Ciroyom memiliki persentase karkas yang bervariatif. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Ayi (2002) yang mengatakan bahwa sapi kebiri ACC di RPH Ciroyom yang gemuk memiliki rata-rata persentase karkas 53%, dan sapi kurus mempunyai rata-rata persentase karkas 43%.
1. Analisis Korelasi Skor Kerangka Tubuh dengan Bobot Karkas Korelasi antara skor kerangka tubuh dengan bobot karkas sapi kebiri pada penelitian ini adalah -0,722. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa antara skor kerangka tubuh dengan
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
4
Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type .................................. Tri Antono Satrio Aji
bobot karkas memiliki korelasi negatif atau berbanding terbalik. Skor kerangka tubuh dengan bobot karkas memiliki hubungan erat dengan arah terbalik yang berarti jika skor kerangka tubuh menunjukkan skor 1 atau rangka kecil maka bobot karkas yang dihasilkan akan semakin berat dan jika skor kerangka tubuh mengalami peningkatan atau rangka semakin besar maka bobot karkas yang dihasilkan akan semakin ringan. Sapi kebiri ACC di RPH Ciroyom yang penulis amati, banyak yang memiliki postur tubuh yang pendek namun memiliki bobot badan yang lebih berat bila dibandingkan dengan sapi yang memiliki postur tinggi. Hal ini disebabkan karena sapi yang dipotong memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Sapi dengan postur tubuh lebih tinggi (skor kerangka tubuh > 3) cenderung kondisi tubuhnya kurus (skor otot > 3) sedangkan sapi dengan postur tubuh pendek (skor kerangka tubuh < 3) cenderung memiliki kondisi tubuh yang gemuk (skor otot < 3).
2. Analisis Korelasi Skor Otot dengan Bobot Karkas Korelasi antara skor otot dengan bobot karkas adalah -0,699.
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa antara skor otot dengan bobot karkas memiliki korelasi negatif atau berbanding terbalik. Skor otot dengan bobot karkas memiliki hubungan erat dengan arah terbalik yang berarti jika nilai skor otot menunjukkan skor 1 atau perototan paling tebal maka bobot karkas yang dihasilkan akan semakin berat dan jika skor otot mengalami peningkatan atau otot semakin tipis maka bobot karkas yang dihasilkan akan semakin ringan. Skor otot menggambarkan ketebalan perototan seekor ternak yang penilaiannya dibagi ke dalam 4 skor. Skor 1 diberikan pada sapi yang memiliki perototan paling tebal, skor 2 diberikan pada sapi yang memiliki perototan agak tebal, skor 3 diberikan pada sapi yang memiliki perototan agak tipis dan skor 4 diberikan pada sapi yang memiliki perototan paling tipis (Freer, 2005). Skor otot merupakan data variabel yang bersifat peringkat atau ordinal, maka semakin kecil skor akan semakin baik kriteria penilaiannya, sedangkan semakin besar skor akan semakin buruk kriteria penilaiannya.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
5
Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type .................................. Tri Antono Satrio Aji
KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Korelasi antara skor kerangka tubuh dengan bobot karkas yaitu -0,722 yang artinya terdapat hubungan erat dengan arah terbalik yang berarti jika skor kerangka tubuh mengalami kenaikan maka bobot karkas akan mengalami penurunan atau sebaliknya. 2. Korelasi antara skor otot dengan bobot karkas yaitu -0,699 yang artinya terdapat hubungan erat dengan arah terbalik yang berarti jika skor otot mengalami kenaikan maka hasil karkas akan mengalami penurunan atau sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA Ayi, M. 2002. Hubungan antara Bobot Badan dengan Bobot Karkas, Persentase Karkas dan Fleshing Index Sebelum dan Sesudah Chilling pada Sapi Australian Commercial Cross Di PT. NIKI FOOD. Skripsi. Penelitian Universitas Padjadjaran. Freer, B. 2005. Frame Scoring of Beef Cattle. Primary Industry Agriculutre. http://www.dpi.nsw.gov.au/agriculture/livestock/beef/appraisal/publications/framescoring. (diakses 11 Juli 2014) Master, I. 1988. Beef Cattle Production. Murrumbidge College (cek nama ini, tampaknya kurang tepat), New South Wales, Australia. Nasoetion, A. H. 1992. Panduan Berpikir dan Meneliti Secara Ilmiah Bagi Remaja. Gramedia. Jakarta.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
6
Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type .................................. Tri Antono Satrio Aji
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama
: Tri Antono Satrio Aji
NPM
: 200110090085
Judul Artikel : Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi kasus di RPH Ciroyom, Bandung)
Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyataan ini.
Dibuat di Jatinangor, Tanggal 13 April 2015 Mengetahui,
Penulis,
(Dr. drh. Endang Yuni Setyowati, M.Sc. Ag.)
(Tri Antono Satrio Aji)
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
7