KORELASI ANTARA HAFALAN KITAB IMRIṬI DENGAN KEMAMPUAN AL-QAWᾹID AN-NAHWIYAH SANTRI KELAS MUMTAZ TSANI PUTRI MADRASAH TSANAWIYAH SALAFIYAH PONDOK PESANTREN AL-TARMASIE PACITAN JAWA TIMUR
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh: Fathimah Wahyuniarti 12420094 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
i
MOTTO
املرّب ما عرفت رّب لوال ّ “Andai tiada Pendidik maka tak kukenal Tuhanku”1
1
Dokumentasi, Dikutip Dari Buku Juklak & Juknis Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Almamater Tercinta,
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
ABSTRAK Fathimah Wahyuniarti (12420094) Korelasi Antara Hafalan Kitab Imriṭi Dengan Kemampuan Al-Qawāid An-Nahwiyah Santri Kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur. Skripsi, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana korelasi antara hafalan kitab imriṭi dengan kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri kelas mumtaz tsani madrasah tsanawiyah salafiyah pondok pesantren al-tarmasie pacitan jawa timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan mengambil obyek penelitian santri kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie yang berjumlah 46. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, Interview (wawancara), dokumentasi dan tes yang mencakup tes hafalan kitab imriṭi dan tes kemampuan al-qawāid annahwiyah. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi “produk moment” yang kemudian diinterpretasikan dan diberi kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Hafalan kitab imriṭi santri Kelas Mumtaz Tsani Putri termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) yang diperoleh yaitu sebesar 96,4 yang berada pada kelas interval 94,9 – 97,4. (2) Kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri Kelas Mumtaz Tsani Putri termasuk dalam kategori “baik” hal ini terlihat dari nilai ratarata (mean) yang diperoleh yakni sebesar 88,7 yang berada pada interval 82,1 – 90. (3) Terdapat korelasi yang signifikan antara hafalan kitab imriṭi dan kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri Kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Karena pada kenyataannya nilai rhitung (koefisien korelasi) yang diperoleh, yaitu 0,417, lebih besar dari rtabel, baik pada taraf signifikansi 5% (rhitung > rtabel = 0,417 > 0,291) maupun 1% ( rhitung > rtabel = 0,417 > 0,376). dan setelah mencari koefisien determinasi (KD = rxy2 x 100) diketahui bahwa 17,4% kemampuan al-qawāid annahwiyah turut ditentukan oleh hafalan kitab imriṭi Kata Kunci: Korelasi, Hafalan Kitab imriṭi, Kemampuan Al-qawāid an-nahwiyah
viii
امللخص فاطمة وحي نياريت (ٗ .)ٕٕٜٔٗٓٓدراسة ارتباطية بني حفظ كتاب العمرطي و قدرة القواعد النحوية لطالبات الفصل املكثف ممتاز الثاين للبنات مبدرسة السالفية الثنوية اإلسالمية معهد الرتماسي باتشتاف جوى الشرقية .البحث .قسم تعليم اللغة العربية .كلية الرتبوية و تأىيل املعلمني٬ جامعة سوناف كاليجاكا اإلسالمية احلكومية يوكياكرتا .ٕٓٔٙ ىذا البحث يهدؼ إىل معرفة كيفية االرتباط بني حفظ كتاب العمرطي و قدرة القواعد النحوية لطالبات الفصل املكثف ممتاز الثاين للبنات مبدرسة السالفية الثنوية اإلسالمية معهد الرتماسي باتشتاف جوى الشرقية. اما ىذا البحث فهو البحث الكمي ٬بأف يأخذ مجيع الطالبة الفصل املكثف ممتاز الثاين للبنات مبدرسة الثنوية اإلسالمية معهد الرتماسي باتشتاف جوى الشرقية ملوضوع البحث وىى ٦٤ طالبة .ويف مجع البيانات إستخدمت الباحثة طريقة املالحظة ٬و املقابلة ٬و الوثائق ٬واإلمتحاف. يشمل يف ىذا اإلمتحاف حفظ كتاب العمرطي و قدرة القواعد النحوية .وأ ّما يف حتليل البيانات تفصلو وتأخذ منو النّتائج. الذي تستخدمت الباحثة التحليل اإلرتباطي ” “produk momentمث ّ
والنتائج من ىذا البحث دلّت على أ ّف )ٔ( :حفظ كتاب العمرطي الطالبة الفصل املكثف ممتاز الثاين للبنات تصنف جبيّد جدا يظهر مبع ّدؿ احلصوؿ يعين ٤٤٬٦يف مسافة - ٤٦٬٤ )٢( .٤٬٬٦قدرة القواعد النحوية الطالبة الفصل املكثف ممتاز الثاين للبنات تصنف جبيّد يظهر
مبع ّدؿ احلصوؿ يعين ٛٛ٨ٚيف مسافة ٔ )ٖ( .ٜٓ – ٕٛ٨وجود االرتباط بشكل ملحوظ بني حفظ كتاب العمرطي و قدرة القواعد النحوية الطالبة الفصل املكثف ممتاز الثاين للبنات املدرسة الثنوية اإلسالمية معهد الرتماسي باتشتاف ال ّف درجة االرتباط يعين ٓ٨ٗٔٚيكرب من حتليلية امهة ٘ ) ٓ٨ٕٜٔ >ٓ٨ٗٔٚ( %يف مستوى ٔ ) ٓ٨ٖٚٙ >ٓ٨ٗٔٚ( %ومن درجة احلتمية معرفتو ٗ % ٔٚ٨قدرة القواعد النحوية مق ّدر حبفظ كتاب العمرطي. الكلمة املفتحية :ارتباط ٨حفظكتاب العمرطي ٨قدرة القواعد النحوية
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi dari keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun1987 dan no. 0543 b/u/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab dan Transliterasinya dengan huruf Latin. Huruf Arab
Nama
Huruf Latin Tidak dilambangkan
Nama Tidak dilambangkan
ا
Alif
ب
Ba
B
Be
ت
Ta
T
Te
ث
ṡa
ṡ
es (dengan titik di atas)
ج
Jim
J
Je
ح
ḥa
ḥ
ha (dengan titik di bawah)
خ
Kha
Kh
ka dan ha
د
Dal
D
De
ذ
Żal
Ż
zet (dengan titik di atas)
ر
Ra
R
Er
x
ز
Zai
Z
Zet
س
Sin
S
Es
ش
Syin
Sy
es dan ye
ص
ṣad
ṣ
ض
ḍad
ḍ
ط
ṭa
ṭ
ظ
ẓa
ẓ
ع
„ain
....„...
es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah) koma terbalik di atas
غ
Gain
G
Ge
ؼ
Fa
F
Ef
ؽ
Qaf
Q
Ki
ؾ
Kaf
K
Ka
ؿ
Lam
L
El
ـ
Mim
M
Em
ف
Nun
N
En
و
Wau
W
We
ى
Ha
H
Ha
ﺀ
Hamzah
..´..
Apostrof
ى
Ya
Y
Ye
xi
2. Vokal a) Vocal Tunggal Vocal tunggal Bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
ﹷ
fatḥah
A
A
ﹻ
Kasrah
I
I
ﹹ
ḍammah
U
U
Contoh :
ب َ ََكت فَػ َع َل ذُكَِر
ب ُ يَ ْذ َى- Yażhabu ُسئِ َل- Su´ila
- Kataba -
Fa‟ala
- żukira
b) Vokal Rangkap Vocal rangkap Bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu: Tanda dan Huruf
ْى....َ ْو....َ
Nama
Gabungan Huruf
Nama
Fatḥah dan ya
Ai
a dan i
Fatḥah dan wau
Au
a dan u
Contoh :
ف َ َكْي- kaifa
َى ْوَؿ- haula xii
3. Maddah Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harkat dan Huruf
ى....َ ا....َ ى....ِ
Huruf dan Tanda Ā
Nama fatḥah dan alif atau ya Kasrah dan ya
و....ُ
ῑ
ḍammah dan wau
Ū
Nama a dan garis di atas I dan garis di atas u dan garis di atas
Contoh :
قَ َاؿ
-qāla
َرَمى
-ramā
قِْي َل- qῑla يَػ ُق ْو ُؿ- yaqūlu
4. Ta Marbuṭah Transliterasi untuk ta marbuṭah ada dua a) Ta marbuṭah hidup Ta marbuṭah yang hidup atau mendapat harkat fatḥah, kasrah dan ḍammah, transliterasinya adalah /t/. b) Ta marbuṭah mati Ta marbuṭah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah /h/.
xiii
c) Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbuṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta marbuṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h). Contoh :
ضةُ االَطْ َف ْاؿ َ َرْو امل ِديْػنَةُ املنَػ َّوَرْة ُ َ طَْل َح ْة
-rauḍah al-aṭfāl -
rauḍatul aṭfāl
- al-Madῑnah al-Munawwarah -
al-Madῑnatul- Munawwarah
-ṭalḥah
5. Syiddah (Tasydid) Dalam transliterasi ini tanda syiddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Contoh :
َربػَّنَا ِ الرب ّ نػُ ِّع َم
- rabbanā
نَػَّزَؿ
- nazzala
- al-birr
احلَج
- al-hajju
- nu„„ima
6. Kata Sandang a) Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. b) Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah
xiv
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Baik diikuti huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sambung/hubung. Contoh :
الر ُج ُل َّ س ْ الش ُ َّم البَ ِديْ ُع
- ar-rajulu - asy-syamsu - al-badῑ„u
ُالسيِّ َدة َّ ال َقلَ ُم اجلَالَ ُؿ
- as-sayyidatu - al-qalamu -al-jalālu
7. Hamzah Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh : a) Hamzah di awal :
ِ ت ُ اُم ْر
- umirtu
b) Hamzah di tengah :
تَأْ ُخ ُذ ْو َف
- ta´khużūna
اَ َك َل
-akala
تَأْ ُكلُ ْو َف- ta´kulūna
c) Hamzah di akhir :
ٌَش ْيء
- syai´un
ُالنَػ ْوء
- an-nau´u
xv
8. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata, baik fi„il, isim maupun huruf, ditulis terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah per kata dan bisa pula dirangkaikan. Contoh :
ِ الرا ِزقِ ْني َّ َوا َّف اهللَ ََلَُو َخْيػ ُر
- Wainnallāhalahuwakhairar-rāziqῑn
فَاَْوفُػ ْوا ال َكْي َل َو املِْيػَزا َف
- Fa aufū al kailawa al-mῑzāna
- Wainnallāhalahuwakhairur- rāziqῑn
- Fa auful-kailawal- mῑzāna
9. Huruf Kapital Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh :
َوَما ُُمَ َّم ٌد اِالَّ َر ُس ْوٌؿ ِ ْ ِولََق ْد راهُ بِاالُفُ ِق املب ني َ َ ُ ِ ِّ احلم ُدهلل ر ني َ ْ ب العلَم َ َْ
- WamāMuhammadunIllārasūl - Walaqadraˈāhubil-ufuqil-mubῑni - Al-hamdulillāhirabbil-„ālamῑna
xvi
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan. Contoh :
صٌر ِم َن اهللِ َوفَػْت ٌح قَ ِريْب ْ َن َِ هللِ اْالَمر مجْيػ ًعا ُْ َواهللُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِْي ٌم
- Naṣrumminallāhiwafatḥunqarῑb - Lillāhi al-amrujamῑ„an - Lillāhil-amrujamῑ„an - Wallāhubikullisyaiˈin„alῑmun
xvii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرمن الرحيم Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semua keluarga dan sahabatsahabatnya, serta para pengikut beliau sampai hari kemudian. Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Korelasi Antara Hafalan Kitab Imriṭi Dengan Kemampuan Alqawāid an-nahwiyah Santri Kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur.”, sebagai karya ilmiah untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Arab. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. H. Tasman Hamami, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.SI., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
3.
Bapak Drs. Asrori Saud, M.SI., selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan nasehat selama kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
xviii
4.
Bapak Muhammad Jafar Shodiq, S.Pd.I, M.SI. selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah membimbing, memberikan pengarahan serta masukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5.
Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Bahasa Arab yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis selama kuliah.
6.
Bapak Muadz Haris Dimyati, selaku Kepala Madrasah MTs Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie yang telah menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk penelitian di MTs Salafiyah Pondok Pesantren AlTarmasie.
7.
Ibu Laila Mi‟rojul Fadhilah, selaku guru mata pelajaran kitab imriṭi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan beliau selalu memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, masukan dan motivasi selama penulis melakukan penelitian di MTs Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie. Tak lupa kepada santri kelas Mumtaz Tsani Putri MTs Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
8.
Bapak dan Ibu di rumah yaitu ayahanda Abdullah dan ibunda Rita Irianti, serta adik-adik tercinta Fitri Masrurah, M. Raihan Azizi, dan M. Miftahul Khairi yang telah memberikan kasih sayang tulus, do‟a yang tak pernah putus, motivasi dan semangat baik secara moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
xix
9.
Guru-guruku di PP. Al-Tarmasie, Bapak KH. Muhammad beserta Ibu Hj. Siti Hajaroh, terimakasih atas segala ilmu dan nasehatnya.
10. Bu Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal, M.SI., selaku pengasuh Komplek R2 PP. AlMunawwir Krapyak. Terimakasih untuk ilmu, nasehat dan kesabaran dalam membimbing penulis. 11. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2012 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “MUNASIB”, yang telah menghibur dan saling memberi semangat dalam menyusun skripsi ini. Khususnya teruntuk sahabat-sahabatku Ina, Maryam, Nurrahmah, Nafi‟, Asih terima kasih telah menghadirkan canda dan tawa, bantuan, semangat, dan do‟a untuk penulis. 12. Teman-teman gedung baru Komplek R2 PP. Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, khususnya Mba Firda, Isna, Ummu, Ipeh, Nia, Dewi, Mba Fatim, dkk. Terimakasih untuk semangat dan canda tawa kalian. 13. Teman-teman di ndalem Bu Hajaroh yang rela meluangkan waktu menemani penulis selama melakukan penelitian, Nung, Aji, Puput, dan Rizky Terimakasih untuk waktu yang telah kalian berikan . 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan kontribusinya dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. Hanya ucapan terimakasih yang tulus yang dapat penulis berikan dan do‟a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang selayaknya atas kebaikan yang telah diberikan.
xx
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Yogyakarta, 2 Maret 2016 Penulis,
Fathimah Wahyuniarti NIM. 12420094
xxi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................... ii HALAMAN SURAT PERNYATAAN BERJILBAB ................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v vi HALAMAN MOTTO .................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ viii PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... x KATA PENGANTAR .................................................................................... xvii DAFTAR ISI ................................................................................................... xxi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xxiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... B. Rumusan Masalah......................................................................
1
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... Kajian Pustaka ........................................................................... Landasan Teori .......................................................................... Kerangka Berpikir ..................................................................... Hipotesis .................................................................................... Metode Penelitian ...................................................................... Sistematika Penulisan ................................................................
4 4 5 7 14 16 16 28
GAMBARAN UMUM MADRASAH TSANAWIYAH SALAFIYAH PONDOK PESANTREN AL-TARMASIE A. Letak Geografis ......................................................................... B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Tarmasie .................. C. Visi dan Misi ............................................................................. D. Struktur dan Organisasi ............................................................. E. Sarana dan Prasarana ................................................................. F. Keadaan Guru dan Siswa ...........................................................
29 30 34 37 41 43
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Kemampuan Hafalan Kitab Imriṭi..................................... B. Data Kemampuan Al-qawāid an-nahwiyah ...............................
51 61
C. D. E. F. G. H. I. BAB II
xxii
C. Korelasi Antara Hafalan Kitab Imriṭi Dengan Kemampuan Al-
qawāid an-nahwiyah..................................................................
70
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
79
B. Saran ................................................................................................... C. Penutup ...............................................................................................
80 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
82
xxiii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kisi-kisi Tes Hafalan Kitab Imriṭi ........................................................ 19 Tabel 1.2 Aspek Penilaian..................................................................................... 20 Tabel 1.3 Kisi-Kisi Tes Al-qawāid an-nahwiyah ................................................. 21 Tabel 1.4 Pedoman Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ....... 27 Tabel 2.1 Struktur Mts. Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie ...................... 39 Tabel 2.2 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Tarmasie ......................... 42 Tabel 2.3 Daftar Guru Mts. Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie ................ 43 Tabel 2.4 Daftar Data Siswa Mts. Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie ...... 47 Tabel 3.1 Uji Validitas ......................................................................................... 49 Tabel 3.2 Kemampuan Hafalan Kitab Imriṭi Santri Kelas Mumtaz Tsani ............ 52 Tabel 3.3 Tabel Kerja Standar Deviasi Data Hafalan Kitab Imriṭi ....................... 56 Tabel 3.4 Tabel Ketegori Nilai Interval Hafalan Kitab Imriṭi .............................. 59 Tabel 3.5 Tabel Distribusi Frekuensi Relatif ........................................................ 59 Tabel 3.6 Kemampuan Al-Qawaid An-Nawiyah Santri Kelas Mumtaz Tsani ...... 63 Tabel 3.7 Tabel Kerja Standar Deviasi Kemampuan Al-Qawaid An-Nawiyah ... 65 Tabel 3.8 Tabel Ketegori Nilai Interval Kemampuan Al-Qawaid An-Nawiyah ... 69 Tabel 3.9 Tabel Distribusi Frekuensi Relatif ........................................................ 69 Tabel 3.10 Tabel Kerja Analisis Product Moment................................................ 71
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Foto Tes Hafalan Kitab Imriṭi ........................................................... 51 Gambar 3.2 Histogram Kemampuan Hafalan Kitab Imriṭi ................................... 60 Gambar 3.3 Foto Tes Kemampuan Al-qawāid an-nahwiyah ................................ 61 Gambar 3.4 Histogram Kemampuan Al-qawāid an-nahwiyah ............................. 70
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman pengumpulan data Lampiran 2 Catatan Lapangan Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 4 Daftar Gambar Lampiran 5 Bukti Seminar Proposal Lampiran 6 Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 7 Sertifikat Sospem Lampiran 8 Sertifikat TOEC Lampiran 9 Sertifikat IKLA Lampiran 10 Sertifikat ICT Lampiran 11 Sertifikat PPL 1 Lampiran 12 Sertifikat PPL-KKN Integratif Lampiran 13 Surat Persetujuan Perubahan Judul Skripsi Lampiran 14 Surat Izin Penelitian ke Sekolah Lampiran 15 Surat Keterangan Bukti Penelitian dari Sekolah
xxv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hafalan sebagai sebuah metode belajar sudah lazim digunakan oleh umat Islam sejak masa klasik hingga sekarang. Namun perlu ditegaskan bahwa metode hafalan dalam pendidikan Islam dimaksudkan untuk menunjang dan membantu pemahaman. Hal ini sebagaimana tanggapan Muhammad „Athiyyah al-Abrasyi terhadap pandangan yang menuduh bahwa umat Islam hanya mementingkan hafalan material dan menelantarkan pemahaman:
فهل بعد ىذا يستطيع مدع أن يدعي أن املسلمني كانوا يعنون حبفظ املادة ويهملون فهمها؟ ومل هتمل الفهم٬احلق أن طريقة التعليم يف الرتبية اإلسالمية عنيت بفهم املادة عنايتها باحلفظ 1 .التأمل والتفكري فيها مطلقا “Maka setelah (penjelasan) ini, apakah seseorang mampu untuk menuduh bahwa orang-orang Islam itu hanya memperhatikan pada hafalan materi dan mengabaikan pemahamannya? Yang sebenarnya adalah bahwasanya metode pembelajaran dalam pendidikan Islam itu memperhatikan pada pemahaman materi seperti perhatiannya pada hafalan, tidak mutlak mengabaikan pemahaman, perenungan, dan pemikiran pada materi itu.” Dengan demikian penerapan metode hafalan tidak hanya menekankan pada tekstual belaka, tetapi harus juga melibatkan atau menyentuh ranah yang lebih tinggi dari kemampuan belajar. Artinya, hafalan tidak saja merupakan kemampuan intelektual sebatas ingatan (retention; remembering) tetapi juga sampai kepada pemahaman, analisis, dan evaluasi.
1
Muhammad „Athiyyah al-Abrasyi, Al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Falasifatuha, (Beirut : Dar al-Fkr, t.t.), hlm. 214.
1
Kemudian untuk mendorong kemampuan menghafal santri, maka beberapa pondok pesantren menjadikan muhāfazah (setoran hafalan) sebagai salah satu metode pembelajaran di dalamnya. Seperti kebanyakan pesantren tradisional lainnya pondok pesantren Al-Tarmasie menetapkan kitab kaidah bahasa Arab atau kitab Nahwu sebagai bahan hafalannya, di samping ayat-ayat Al-Qur‟an, kitab Hadis, dan tasrif. Salah satu kitab yang menggunakan metode hafalan dalam proses pembelajarannya adalah kitab Imriṭi yaitu lanjutan dari kitab al-ajurumiyah yang merupakan kitab dasar untuk memahami tata bahasa Arab. Kitab Imriṭi sendiri sebenarnya merupakan pengembangan dari kitab al-ajurumiyah yang kemudian dibuat naẓam untuk lebih mudah dihafalkan, karena ungkapan yang berbentuk naẓam (puitis) itu lebih mudah, lebih enak dan lebih cepat untuk dihafal dari pada ungkapan berbentuk naṡar (prosa). Di Pondok pesantren AlTarmasie Kitab ini diajarkan pada tingkatan kelas Mumtaz Tsani yang sebelumnya telah mempelajari kitab al-ajurumiyah pada tingkatan kelas Mumtaz Awal. Dan untuk memudahkan dalam menghafal, santri terbiasa menggunakan
nada-nada
yang
sudah
turun
temurun
maupun
mengaransemennya sendiri yang sebelumya nada tersebut telah dicocokkan dengan bait-bait naẓam dalam kitab imriṭi.2 Berangkat dari pendapat Athiyyah yang memadukan hafalan dengan pemahaman, maka santri yang hafalannya baik seharusnya mempunyai pemahaman yang baik, karena menghafal sebuah materi berarti juga harus 2
Hasil Wawancara dengan salah seorang santri pada tanggal 4 Januari 2016
2
memahami materi itu. Dan karena kitab imriṭi merupakan salah satu kitab yang memuat al-qawāid an-nahwiyah maka sudah seharusnya santri yang baik hafalannya baik pula kemampuan al-qawāid an-nahwiyahnya. Al-qawāid an-nahwiyah merupakan pedoman dalam memberi harakat kata, penuntun dalam berbicara dan menulis. al-qawāid an-nahwiyah dalam bahasa Arab merupakan alat pengontrol untuk menghindari terjadinya kesalahan dengar, ucap, baca dan tulis dalam berbahasa Arab. Terjadinya kesalahan ucap, kesalahan baca atau kesalahan menulis, tidak hanya berkonsekuensi terhadap kesulitan mukhātab (audience/orang kedua) dalam memahami pesan bahasa, tetapi juga bisa merubah makna pesan dari yang dimaksud oleh penyampai pesan.3 Syaikh syarifuddin Yahya juga telah menyebutkan dalam bait imriṭi karangan beliau yang berbunyi :
اذالكالم دونو لن يفهما# والنحو اوىل اوال ان يعلما “Ilmu nahwu itu lebih berhak dipelajari, karena kalam Arab tanpa ilmu nahwu tidak akan difahami.”4 Mengingat
betapa
pentingnya
al-qawāid
an-nahwiyah
dalam
pembelajaran. Maka penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana hafalan santri dalam kitab imriṭi dan apakah ada hubungan antara menghafal Kitab
3
Sahkholid Nasution, MA. Eksistensi Nahwu dalam Pembelajaran Bahasa Arab dan Problematika Pembelajarannya Untuk Tingkat Pemula, (Pembelajaran Bahasa Arab EKSISTENSI NAHWU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PROBLEMATIKA PEMBELAJARANNYA UNTUK TINGKAT PEMULA.htm) 4 Syaikh Syarifuddin Yahya al-imriṭi, Terjemah Naẓam Imrithi Tata Bahasa Arab/Nahwu, (Surabaya : Putra Jaya), hlm. 13
3
imriṭi dengan Kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri kelas Mumtaz Tsani Madrasah Salafiyah Pondok Al-Tarmasie. Atas dasar uraian diatas maka dirasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “Korelasi Antara Hafalan Kitab imriṭi dengan Kemampuan al-qawāid an-nahwiyah Santri Kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang hendak dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana hafalan kitab imriṭi santri kelas mumtaz tsani putri di pondok pesantren Al-Tarmasie ? 2. Bagaimana kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri kelas mumtaz tsani putri pondok pesantren Al-Tarmasie ? 3. Bagaimana korelasi antara hafalan kitab imriṭi dengan kemampuan alqawāid an-nahwiyah santri kelas mumtaz tsani ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian : 1. Untuk mengetahui bagaimana hafalan kitab imriṭi santri kelas mumtaz tsani di pondok pesantren Al-tarmasie. 2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan santri kelas mumtaz tsani pondok Al-tarmasie dalam al-qawāid an-nahwiyah.
4
3. Untuk mengetahui Apakah ada hubungan signifikan antara hafalan kitab imriṭi dengan kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri kelas mumtaz tsani. Adapun Kegunaan Penelitian : 1. Secara teoritis Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para praktis dunia pendidikan dan bagi tenaga pengajar khususnya untuk
mempertimbangkan
penggunaan
metode
hafalan
dalam
mengajarkan kitab-kitab khususnya kitab yang berbentuk naẓaman seperti kitab Imithy. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi penggunaan metode hafalan dalam pembelajaran kitab imriṭi khususnya, untuk meningkatkan pemahaman al-qawāid an-nahwiyah di Pondok Pesantren Al-tarmasie Pacitan Jawa Timur khususnya santri kelas Mumtaz Tsani. D. Kajian Pustaka Setelah melakukan kajian pustaka ada beberapa penelitian yang membahas tentang beberapa hal yang berkaitan dengan tema yang akan diteliti adapun skripsi yang secara tidak langsung relevan dengan judul yang akan ditulis penulis adalah : Skripsi saudara A. Dzul Fikri Hadi Wijaya (2014) dengan judul “Korelasi Antara Pemahaman Nahwu Dengan Keterampilan Tarjamah Siswa Kelas II 5
Dalam Bidang Studi Bahasa Arab di Madrasah Diniyyah SMP Ali Maksum” skripsi ini membahas tentang pembelajaran bahasa arab yang menggunakan gramatika-tarjamah dengan teknik pemberian jenggot dibawah kalimat bahasa arab sekaligus mengajarkan tata kalimat (qowāid) dengan menggunakan simbol tertentu untuk menunjukkan fungsi suatu kata dalam kalimat. Kemudian penelitian yang dilakukan saudari Sayati Zamanun (2013) dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Kitab Imrithi “Tegal Rejo” di Kelas Awaliyah 1 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta” skripsi ini membahas
tentang proses pengajaran
yang diterapkan
guru dalam
mengajarkan kitab imriṭi “tegal rejo” yang mana dalam prosesnya guru menerapkan sistem hafalan dan driil (latihan). Selanjutnya penelitian yang dilakukan saudari I‟anatul Munjiyah (2013) dengan judul “Studi Korelasi Pemahaman Kitab Al-Ajurumiyyah dengan Kemampuan Membaca Teks Arab Siswa Kelas 1 Marhalah 1A Madrasah Diniyyah Nurul Ummah Putri Kota Gede Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013” skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara pemahaman kitab al-Ajurumiyah dengan kemampuan membaca teks arab siswa. Adapun fokus penelitian dalam skripsi ini menekankan pada korelasi antara hafalan kitab imriṭi dengan kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri kelas mumtaz tsani putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. 6
E. Landasan Teori Landasan teori merupakan pisau analisis yang akan digunakan penulis memandu penelitiannya. Untuk itu penulis memaparkan beberapa teori yang dianggap relevan dengan kajian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. 1. Hafalan (Menghafal) Hafal menurut kamus Besar Bahasa Indonesia berarti telah masuk dalam ingatan dan juga dapat mengucapkan diluar kepala (tanpa melihat buku atau catatan), kemudian mendapat awalan me menjadi menghafal yang artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat, adapun hafalan merupakan hasil dari kegiatan menghafal.5 Menghafal berasal dari kata حفظ – يحفظ – حفظاyang berarti menjaga memelihara dan melindungi.6 Menghafal berlangsung sejalan dengan proses mengingat. dalam menghafal akan melewati tiga tahap yaitu perekaman (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan (retrieval). Pada garis besarnya proses ini dimulai dengan penerimaan atas sejumlah perangsang dari luar oleh alat-alat indra kita. Kemudian disimpan dalam ingatan dalam bentuk tanggapan-tanggapan lain. Bila ada panggilan dari luar misalnya, sebuah pertanyaan, maka tanggapan-tanggapan tadi keluar dalam bentuk reaksireaksi kelakuan tertentu. Bahan-bahan yang baru saja dipelajari akan tersimpan dalam ingatan. Bila penyimpananya kuat, maka akan lama pula 5
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hlm.381 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al- Munawwir, (Surabaya : Pustaka Progressif, 2002), hlm. 279 6
7
diingatnya dan akan mudah pula dikeluarkannya. Sesuatu bahan dianggap telah dikuasai apabila lama tersimpannya dalam ingatan itu. Dan sebaliknya, apabila lama penyimpananya maka bahan-bahan itu akan lekas terlupakan. Ada beberapa teknik efektif yang biasa dilakukan santri kelas Mumtaz Tsani sebelum melakukan hafalan : a. Teknik memahami naẓam yang akan dihafal. Teknik ini dapat dilakukan dengan membaca naẓaman yang akan dihafalkan dan mencoba memahaminya. Mengenai teknik dengan memahami terlebih dahulu ini, hal senada juga diungkapkan oleh Endmund Bachman : “Bahwa dalam menghafal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan menggunakan kata-kata kunci dalam bahan, kemudian dihafalkan kata-kata tersebut. untuk membantu proses penghafalan kita selalu menggunakan sebanyak mungkin kata-kata tersebut.”7 b. Teknik mengulang-ulang sebelum menghafal. Sebelum mulai menghafal, ada baiknya membaca berulang-ulang naẓaman yang akan dihafalkan setelah itu baru mulai menghafal. Cara ini yang paling banyak diminati para santri, karena sangat cocok bagi penghafal yang memiliki daya ingat lemah, dan dengan cara ini kegiatan menghafal akan terasa lebih mudah, akan tetapi cara ini
7
Endmund Bachman, Metode Belajar Perpikir Kritis Dan Inovatif, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2005), hlm. 73
8
membutuhkan kesabaran ekstra, karena akan memakan waktu yang cukup banyak. c. Teknik mendengar sebelum menghafal Sebelum memulai pelajaran santri terbiasa melantukan naẓaman kitab imriṭi sampai pelajaran yang telah dilalui, sebagian santri terkadang memanfaatkan momen ini untuk mendengar dan meresapkan naẓaman kedalam pikiran. d. Teknik menulis sebelum menghafal Sebagian santri ada yang terkadang menulis naẓaman sebelum menghafalnya. Cara ini sebenarnya sudah banyak dilakukan para ulama zaman dahulu, setiap ilmu yang akan mereka hafal mereka tulis terlebih dahulu8 Selain itu menghafal kitab imriṭi dipondok pesantren Al-Tarmasie bukan hanya sekedar menghafal memasukkan materi kedalam otak semata tetapi juga menggunakan intelegensi/kecerdasan musikal salah satu dari delapan kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner9 intelegensi musical adalah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Anak dengan intelegensi ini memiliki kepekaan terhadap pola titi nada, melodi, ritme, dan nada.
8
Abdul Aziz Abdul rauf, Op. Cit, hlm.53 Yaitu kecerdasan intelegensi berbahasa/linguistik, intelegensi logis/matematik, intelegensi visual/spasial, intelegensi kinestetis, intelegensi musical, intelegensi naturalis, dan intelegensi interpersonal, serta intelegensi intra personal, lihat Udin S. Winataputra, Dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2011), hlm. 5.5 9
9
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi musical : a. Pandai mengubah atau mencipta musik. b. Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik. c. Senang dan pandai benyanyi dan bersenandung. d. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme. e. Mudah menangkap musik. f. Peka terhadap suara dan musik. g. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik h. Bergerak sesuai irama, seperti mengetukkan jari sesuai irama. 2. Kitab Imriṭi a. Pengarang Kitab Imriṭi Beliau bernama Yahya, bergelar Syarofuddin. Nama lengkap beliau sebagaimana terdapat dalam kitab Tuhfatul Habib (syarah dari Mandzumati Ghoyatit Taqrib) dan kitab Syarhut Taisir Nadzmut Tahrir, seorang guru yang sangat alim dan sholeh, menjadi kunci keutamaan, penuh dengan kesuksesan, sangat dalam pemahamannya, yaitu Syaikh Syarofuddin Yahya bin Syaikh Badruddin Musa bin Romadlon bin Umairoh yang terkenal dengan sebutan “Syaikh al„Amrithy” suatu nisbat kepada negeri „Amrith yaitu daerah yang termasuk ibukota Mesir-Kairo, sebelah timur wilayah Bilbis, dekat
10
dari Sanikah sebuah negeri dimana Syaikhul Islam Zakariya alAnshori berasal.10 Beliau adalah sosok yang sangat piawai sekaligus menjadi icon dalam membuat naẓam. Telah begitu banyak mandzumah (karyakarya berbentuk naẓam) yang dikarang sekaligus dipatenkan beliau. Salah satunya kitab Al-„Imrithi li Nadzmil Ajurumiyah yaitu Naẓam dari kitab al-Ajurumiyah karya Syaikh Abu Daud as-Sonhaji sebuah kurasan tipis dan kecil yang sangat monumental dan populer, baik di negeri arab maupum „ajam. Kitab ini dinaẓamkan atas permintaan teman-teman al-Muallif yang memiliki anggapan kuat bahwa alMuallif adalah orang yang benar-benar ahli dalam bidang ini. Dalam menaẓamkan al-Muallif sangat teliti, baik ketika proses edit maupun revisi. Bahkan beliau menambahi keterangan-keterangan secukupnya terhadap apa yang tidak tercantum pada kitab aslinya, sehingga naẓam ini terkesan sebagai sebuah syarah.11 b. Isi Kitab Imriṭi Kitab ini merupakan matan dari kitab al-ajurumiyah, kitab ilmu Nahwu yang diubah menjadi bentuk naẓam atau sya‟ir. Dikalangan santri kitab ini menjadi sorogan favorit dan ilmu alat lanjutan. Umumnya diberikan setelah tahapan kitab al-ajurumiyah dapat terhafal dan terpahami dengan baik. Dengan cara penyampaian naẓam 10
Panitia Khotmul Amrithi Madrasah Diniyah “Miftahul Huda” Yayasan Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo Tahun Pelajaran 2008/2009 M, hlm 1 11 Ibid, hal 2
11
seperti ini para pembelajar lebih terbantu ingatannya atas hafalan yang sangat musykil sekalipun.12 Isi naẓam imriṭi antara lain terdiri dari bait-bait : Muqaddimah, Bab Kalam, Bab I‟rob, Bab Alamat I‟rob, Bab Alamat Nasob, Bab Alamat Khofdi, Bab Alamat I‟rob Jer, Bab Fasl, Bab Ma‟rifat dan Nakirah, Bab Fi‟il-fi‟il, Bab I‟rob Fi‟il, Bab Isim-isim yang dibaca Rafa‟, Bab Naibul Fail, Bab Mubtada‟ dan Khobar, Bab Kana dan Saudara-saudaranya, Bab Inna dan Saudarasaudaranya, Bab Dzonna dan Saudara-saudaranya, Bab Na‟at, Bab „Athaf, Bab Taukid, Bab Badal, Bab Isim-isim yang dibaca Nasab, Bab Masdar, Bab Zorof, Bab Hal, Bab Tamyiz, Bab Istisna‟, Bab La yang beramal seperti Inna, Bab Nida‟, Bab Maf‟ul Li Ajlih, Bab Maf‟ul Ma‟ah, Bab Isim-isim yang dibaca Jer, dan Bab Idhofah. 3. Al-qawāid an-nahwiyah Al-qawāid an-nahwiyah adalah alat untuk memberi harkat kata, penuntun dalam berbicara dan menulis. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pakar nahwu ibn Jiniy (w. 302 H) :
٬ والتحقري٬ واجلمع٬ كالتثنية٬ ىف تصرفو من إعراب وغريه٬انتخاب مست كالم العرب ليلحق من ليس من أىل اللغة٬ وغري ذلك٬ والرتكيب٬ والنسب٬ واإلضافة٬والتكسري فينطق هبا وإن مل يكن منهم٬العربية بأىلها ىف الفصاحة Artinya: “Pedoman dalam memakai bahasa Arab berupa perubahan i‟rab seperti taṡniyah, jama‟, tahqĭr, taksĭr, idhāfah, nasab, tarkĭb dll, 12
Sayati Zamanun, Efektivitas Pembelajaran Kitab Imrithi “Tegal Rejo” Di Kelas Awaliyah 1 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta (Skripsi : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)
12
agar non arab dapat berbicara fasih dengan bahasa Arab seperti halnya orang Arab.13 Definisi di atas mencerminkan aspek struktural dalam bahasa Arab, itulah yang disebut dengan nahwu. Aspek ini berfungsi sebagai pedoman bagi mereka yang bukan bangsa Arab khususnya dalam menggunakan bahasa Arab, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Definisi di atas relevan dengan definisi yang dikemukakan oleh Ahmad al-Hasyimi. Ia mengatakan, bahwa secara etimologi nahwu berarti: “Maksud, arah, dan ukuran.” Secara terminology, nahwu adalah aturan (dasar hukum) yang digunakan untuk memberi baris (syakal) akhir kata sesuai dengan jabatannya masing-masing dalam kalimat agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan, baik pada bacaan dan pemahaman.” Kebutuhan ilmu Nahwu akan lebih tampak lagi bila dilihat dari empat kemampuan bahasa yang tercermin dalam kemampuan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Ilmu nahwu memerankan bagian yang paling besar dari keseluruhan keilmuan bahasa Arab, kekurangan dalam ilmu nahwu akan berdampak pada pengetahuan bahasa yang selanjutnya yang akan menghambat dalam komunikasi.
13
Sahkholid Nasution, MA. Eksistensi Nahwu dalam Pembelajaran Bahasa Arab dan Problematika Pembelajarannya Untuk Tingkat Pemula, (Pembelajaran Bahasa Arab EKSISTENSI NAHWU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PROBLEMATIKA PEMBELAJARANNYA UNTUK TINGKAT PEMULA.htm)
13
Secara umum tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran nahwu adalah sebagai berikut14 : a. Menjaga dan melindungi lisan dari kesalahan, kekeliruan, dan membentuk kebiasaan bahasa yang benar. Ini adalah tujuan yang paling utama dan menjadi sebab orang arab menyusun ilmu nahwu. b. Menumbuhkan kemampuan, perhatian, kebiasaan murid berfikir sistematis dan mendidik santri untuk menarik kesimpulan. c. Membantu untuk memahami perkataan dengan benar dan menangkap makna dengan cepat. d. Menghaluskan rasa kebahasaan dan menambah kekayaan bahasa santri e. Memberi kemampuan kepada santri untuk menggunakan kaidah dalam situasi yang berbeda sehingga kemungkinan santri menerapkan kaidah tersebut untuk membantu mengetahui kesalahan dalam ungkapan. F. Kerangka Berpikir Kitab Imriṭi merupakan matan dari kitab Al-Ajurumiyah, kitab ilmu Nahwu yang diubah menjadi bentuk naẓam atau sya‟ir. Di dalamnya mengandung kajian kaidah struktur kalimat bahasa Arab dengan konsekuensi perubahan I‟rab (bunyi akhir kata) berdasarkan posisi kata dalam suatu kalimat. Dengan memahami ilmu nahwu seseorang dapat dengan mudah 14
Sayati Zamanun, Efektivitas Pembelajaran Kitab Imriṭi “Tegal Rejo” di Kelas Awaliyah 1 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta (Skripsi : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)
14
membaca maupun menyusun teks bahasa arab secara baik dan sesuai dengan kaidah keilmuan nahwu dan sharaf. Menghafal dapat disebut juga sebagai memori, dimana apabila mempelajarinya maka membawa kita pada psikologi kognitif, terutama pada model manusia sebagai pengolah informasi. Menghafal berlangsung sejalan dengan proses mengingat. Seperti dalam proses menghafal Naẓam Imriṭi informasi yang baru saja diterima melalui membaca ataupun teknik-teknik dalam menghafal akan melewati tiga tahap yaitu perekaman (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan (retrieval), perekaman ini dikala siswa mencoba untuk menghafal bait-bait Imriṭi yang dilakukan secara terus menerus, sehingga pada akhirnya masuk dalam tahap penyimpanan pada otak “memori” dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kemudian ketika fase pemanggilan memori yang telah tersimpan yaitu disaat tes evaluasi menghafal di hadapan guru. Sehingga dengan menghafal santri akan lebih mudah dalam menguasai dan menerapkan al-qawāid an-nahwiyah karena kaidah-kaidah yang terdapat di dalam kitab imriṭi sudah lebih dahulu tersimpan didalam memori (otak). Jadi menghafal kitab Imriṭi akan berpengaruh terhadap penguasaan dan kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri sehingga terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara hafalan kitab imriṭi ini dengan kemampuan alqawāid an-nahwiyah.
15
G. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya, yaitu : 1. Ha terdapat korelasi antara Hafalan Kitab Imriṭi dengan Kemampuan Alqawāid an-nahwiyah. 2. Ho tidak terdapat korelasi antara Hafalan Kitab Imriṭi dengan Kemampuan al-qawāid an-nahwiyah. H. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.15 1. Pendekatan dan jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengumpulan data kuantitatif (data yang berupa angka), adapun jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu.16
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta) hlm. 151 16 Ibid, hlm. 251
16
2. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan setelah Imtihan I Pondok Pesantren Al-tarmasie selesai sampai sebelum Imtihan II. 3. Penentuan Sumber data Dalam menentukan sumber data penulis memilih untuk melakukan penelitian populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.17 Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian populasi dapat berupa : guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga sekolah dan sebagainya.18 Maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh santri kelas Mumtaz Tsani yang menetap di asrama Pondok Pesantren Al-tarmasie Pacitan Jawa Timur yang berjumlah 46 santri, dengan pertimbangan bahwa mereka sudah bisa mengerti dan bisa menjawab tes yang dibagikan kepada mereka.
17
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Jakarta : Alfabeta, 2010)
hlm. 53 18
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009) hlm. 54
17
4. Teknik dan Instrument pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. a. Interview (wawancara) Interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya (pewawancara) dengan penjawab (responden atau informan) dengan menggunakan alat yang dinamakan pedoman wawancara.19 Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan penulis bersifat bebas atau sering juga disebut wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara dimana peneliti dalam menyampaikan pertanyaan menggunakan pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Adapun yang penulis wawancarai adalah guru yang mengajar kitab Imriṭi dan santri kelas Mumtaz Tsani untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran yang menjadi subyek penelitian. b. Tes Tes disini digunakan untuk mengukur hafalan kitab Imriṭi dan kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri kelas Mumtaz Tsani Madrasah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie. Tes ini dilakukan
19
Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), hlm. 23.
18
untuk
mengetahui
korelasi
antara
kedua
variabel
dengan
menggunakan analisis “Product Moment”. Sebelum melakukan tes ini penulis terlebih dahulu berkonsultasi kepada guru yang mengajarkan kitab Imriṭi untuk menjaga validitas instrument yang akan diujikan. 1) Tes hafalan kitab Imriṭi Hasil tes hafalan kitab Imriṭi untuk mengetahui sejauh mana tingkat hafalan santri kelas Mumtaz Tsani Madrasah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur, tes ini
dilakukan
secara
lisan,
dengan
bantuan
guru
yang
bersangkutan. Tes hafalan kitab Imriṭi ini dimulai dari bab Muqaddimah hingga bab „Alamat an-nashbi yang berjumlah 45 naẓaman, menyesuaikan dengan bab yang yang telah dipelajari oleh santri kelas Mumtaz Tsani sebelumnya. Tabel 1.1 Kisi-kisi Tes Hafalan Kitab Imriṭi20 Kompetensi Indikator Kompetensi Dasar Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Muqaddimah Bab Muqaddimah dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Al-kalam Bab Al-kalam dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Al-I‟rab Bab Al-I‟rab dengan lancar, baik dan benar. 20
No. Naẓam 1 – 19
Jumlah Naẓam 19
20 – 26
7
27 – 31
5
Berdasarkan kurikulum Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur
19
Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Alamat Al-I‟rab Bab Alamat Al-I‟rab dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Alamat An-Nasb Bab Alamat An-Nasb dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Alamat Al- Bab Alamat Al-Khafd dengan Khafd lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Alamat Al-Jazm Bab Alamat Al-Jazm dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Fasl Bab Fasl dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Al-Ma‟rifat wa Bab Al-Ma‟rifat wa An-Nakirah An-Nakirah dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Al-Af‟al Bab Al-Af‟al dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan I‟rab Al-Fi‟il Bab I‟rab Al-Fi‟il dengan lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Marfu‟at Al- Bab Marfu‟atil Asma‟i dengan Asma‟i lancar, baik dan benar. Menghafal Bab Siswa mampu menghafalkan Naib Al-Fa‟il Bab Naibul Al-Fa‟il dengan lancar, baik dan benar.
32 – 40
9
41 – 45
5
46 – 54
9
55 – 64
10
65 – 76
12
77 – 88
12
89 – 95
7
96 -104
9
105 -113
9
114 -120
7
Aspek yang dinilai : Tabel 1.2 Aspek Penilaian No. 1. 2. 3.
Nama Siswa
A
B
C
D
Jumlah
Keterangan : A : Jumlah Hafalan B : Nilai Hafalan C : Jumlah sambung naẓam
20
D
: Nilai sambung naẓam
Kriteria Penilaian : 1. Hafalan Naẓam (45), tiap naẓam nilainya 2 x 45 = 90 2. Melengkapi Naẓam (2), tiap naẓam nilainya 5 x 2 = 10 Hasil akhir dengan menjumlahkan kedua nilai tersebut (nilai hafalan + nilai melengkapi naẓam), 90 + 10 = 100. 2) Tes al-qawāid an-nahwiyah Hasil
Tes
al-qawāid
an-nahwiyah
bertujuan
untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan santri dalam al-qawāid annahwiyah. Penulis mengadakan tes yang dibantu oleh guru yang bersangkutan. Adapun tes dilakukan secara tertulis, karena tes ini menguji kemampuan santri dalam al-qawāid an-nahwiyah, maka tesnya berkisar tentang kaidah ilmu nahwu yang diambil dari kitab Imriṭi karangan Syekh Syarifuddin Yahya al-Imriṭi yang telah dipelajari oleh santri kelas Mumtaz Tsani sebelumnya. Adapun kisi-kisi tes al-qawāid an-nahwiyah adalah sebagai berikut.21 Tabel 1.3 Kisi-Kisi Tes Al-qawāid an-nahwiyah Kompetensi Indikator Kompetensi Dasar Memahami Teks a. Menjelaskan maksud dari teks Naẓam Imithy naẓam imriṭi.
21
No. Soal
Jumlah Soal
24, 25
2
Berdasarkan kurikulum Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur
21
Mengetahui Bab a. Menyebutkan tanda-tanda kalimat Al-kalam isim. b. Menyebutkan tanda-tanda kalimat fi‟il. c. Membedakan antara kalimat isim, fi‟il, dan huruf Memahami Bab a. Menyebutkan macam-macam I‟rob Al-I‟rab b. Menyebutkan I‟rob yang masuk pada kalimat isim dan fi‟il c. MengI‟rab kalimat sempurna Mengetahui Bab a. Menyebutkan tanda I‟rab rafa‟ Alamat Al-I‟rab beserta penempatannya. Mengetahui Bab a. Menyebutkan tanda I‟rab nasab Alamat An-Nasb beserta penempatannya Mengetahui Bab a. Menyebutkan tanda I‟rab khafd Alamat Al-Khafd beserta penempatannya Mengetahui Bab a. Menyebutkan tanda I‟rab jazm Alamat Al-Jazm beserta penempatannya Memahami Bab a. Menjelaskan definisi isim / fi‟il Fasl mu‟rob dan mabni b. Menunjuk kata yang berhukum mu‟rob atau mabni c. Mengidentifikasi kata yang berhukum mu‟rob / mabni Mengetahui Bab a. Menjelaskan isim ma‟rifah dan Al-Ma‟rifat wa isim nakiroh An-Nakirah Mengetahui Bab a. Membedakan antara fi‟il madhi, Al-Af‟al fi‟il mudhare‟, dan fi‟il „amr Mengetahui Bab a. Menyebutkan tanda I‟rob (rafa‟, I‟rab Al-Fi‟il nashab dan jazm) kalimah fi‟il shohih dan mu‟tal b. Mengidentifikasi tanda I‟rob kalimah fi‟il c. Menyebutkan amil nawashib dan jawazim d. Mengubah kalimah fi‟il dari I‟rob rafa‟ menjadi nashab dan jar Memahami Bab a. mengidentifikasi marfu‟at al asma‟ Marfu‟at Al- b. mendefinisikan fa‟il asma‟i c. Menyebutkan macam-macam fa‟il d. Menunjuk kata yang menjadi fa‟il e. Menyebutkan hukum ta‟ ta‟nits pada fi‟il
1, 2
2
3-5
3
18 – 23
6
6, 7 8 – 10
2 3
26 – 28
3
11 – 13
3
14 – 17
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22
Memahami Bab a. mendefinisikan naib al fa‟il Naib Al-Fa‟il b. Menjelaskan rumus naib al fa‟il c. Mengidentifikasi hal-hal yang dapat menjadi naib al fa‟il d. Menunjuk kata yang menjadi naib al fa‟il e. Mengubah fi‟il mabni ma‟lum menjadi mabni majhul f. Mengubah pola kalimat fi‟il- failmaf‟ul menjadi fi‟il- naib al fail
-
-
Keterangan : Tes ini dilaksanakan sampai Bab Alamat An-Nasb menyesuaikan pada materi yang telah di ajarkan oleh guru mata pelajaran imriṭi. Bentuk Penilaian : 1. Pilihan Ganda (17) 2. Analisis Kata (6) 3. Menjelaskan Naẓam (2) 4. Meng-I‟rab Kalimat Sempurna (3) Kriteria Penilaian : 1. Pilihan Ganda, tiap soal nilainya 2 x 17 = 34 2. Analisis Kata, tiap soal nilainya 6 x 6 = 36 3. Menjelaskan Naẓam, tiap soal nilainya 3 x 2 = 6 4. Meng-I‟rab Kalimat Sempurna, tiap soal nilainya 8 x 3 =24 Hasil akhirnya dengan menjumlahkan seluruh nilai yang didapat tersebut, 34 + 36 + 6 + 24 = 100. c. Metode Dokumentasi Yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat
23
dokumen-dokumen resmi seperti : monografi, catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada.22 d. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.23 Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai struktur organisasi, keadaan guru, keadaan santri, serta sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Salafiyah Putri Pondok Pesantren Al-Tarmasie. 5. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu catatan untuk memperoleh data setelah diperoleh hasil penelitian, sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan data yang faktual. Manganalisa data merupakan langkah yang penting dalam penelitian. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data kuantitatif, yang mana data kuantitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana
hafalan santri dalam
kitab
Imriṭi
serta
hubungannya dengan penerapan al-qawāid an-nahwiyah santri kelas
22
Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Sukses Offset, 2009), hlm 66 23 lihat Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Sukses Offset, 2009), hlm. 58.
24
Mumtaz Tsani Madrasah Salafiyah Putri Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur. Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. a. Validitas Instrumen Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan instrumen. Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. b. Reliabilitas Instrumen Suatu alat ukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.24 Adapun persyaratan analisis data adalah data harus berdistribusi normal. a. Uji normalitas Untuk menguji normalitas data pada sampel terdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan rumus KolmogorofSmirnov dengan bantuan SPSS 16.
24
Lihat Prof. Dr. Tukiran Taniredja, Hidayati Mustafidah, S.Si, M. Kom. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar), (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 43
25
b. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan setelah melakukan uji normalitas. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan uji parametrik dengan menggunakan rumus Product Moment. Teknik korelasi ini untuk mencari hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.25 Adapun rumus Product Momentnya adalah : ∑ √* ∑
(∑ )(∑ ) (∑ ) +* ∑
(∑ ) +
Keterangan : rxy N ∑ ∑ ∑
: angka indeks korelasi “r” produck moment : jumlah data : jumlah hasil perkalian antara skor x dan y : jumlah seluruh skor x : jumlah seluruh skor y Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditemukan tersebut, maka dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut.26 Tabel 1.4 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 25 26
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung : Albeta 2010), hlm. 231. Ibid, hlm. 231
26
Dan diuji kebenarannya dan keasliannya dari hipotesis tersebut. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari Ha ataukah Ho ? untuk menguji hipotesis ini dengan membandingkan nilai “r” yang diperoleh dalam perhitungan dengan besarnya nilai “r” yang tercantum dalam tabel Nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degrees of freedom-nya (df) yang rumusnya adalah : df = N - nr Keterangan : df N nr
: degrees of fredom : Number of Cases : 2 (banyaknya variabel : hafalan kitab imriṭi dan kemampuan al-qawāid an-nahwiyah)
dengan diperolehnya df, maka besarnya nilai “r” yang terdapat pada tabel dapat ditentukan. Jika rhitung > rtabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan (Ha) diterima. Ini memang berarti terjadi korelasi positif yang signifikan antara variabel x (hafalan kitab imriṭi) dan variabel y (kemampuan al-qawāid an-nahwiyah). I.
Sistematika Penulisan Agar memudahkan dalam memahami alur pembahasan, maka dibutuhkan sistematika penulisan, adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini terbagi menjadi empat bab, dengan rincian sebagai berikut : Bab I : pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori, hipotesis penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
27
Bab II : berisi gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan jawa Timur. Gambaran umum ini diantaranya berisi letak geografis, sejarah berdiri dan perkembangannya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa serta sarana dan prasarana. Bab III : berisi laporan hasil penelitian yang meliputi penyajian data dan analisis yang membahas hubungan antara hafalan kitab imriṭi dengan penerapan al-qawāid an-nahwiyah santri kelas Mumtaz Tsani Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pondok al-tarmasie pacitan Jawa Timur. Bab IV : penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Disamping itu penulis mencantumkan daftar pustaka sebagai rujukan dan acuan yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini dan dibagian akhir disertakan juga lampiran-lampiran yang penting sebagai syarat keabsahan dan kelengkapan skripsi ini.
28
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah tahap demi tahap dalam penelitian skripsi “Korelasi Antara Hafalan Kitab Imriṭi dengan Kemampuan Al-Qawāid An-Nahwiyah Santri Kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur” telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hafalan kitab imriṭi santri Kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) yang diperoleh yaitu sebesar 96,4 yang berada pada kelas interval 94,9 – 97,4. 2. Kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri Kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Jawa Timur termasuk dalam kategori “baik” hal ini terlihat dari nilai ratarata (mean) yang diperoleh yakni sebesar 88,7 yang berada pada interval 82,1 – 90. 3. Terdapat korelasi yang signifikan antara hafalan kitab imriṭi dan kemampuan al-qawāid an-nahwiyah santri Kelas Mumtaz Tsani Putri Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Pacitan Karena pada kenyataannya nilai rhitung (koefisien korelasi) yang diperoleh,
79
yaitu 0,417, lebih besar dari rtabel, baik pada taraf signifikansi 5% (rhitung > rtabel = 0,417 > 0,291) maupun 1% ( rhitung > rtabel = 0,417 > 0,376). dan setelah mencari koefisien determinasi (KD = rxy2 x 100) diketahui bahwa 17,4% kemampuan al-qawāid an-nahwiyah turut ditentukan oleh hafalan kitab Imriṭi. B. Saran Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini dan mendapatkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran menyangkut korelasi antara hafalan kitab imriṭi dengan kemampuan al-qawāid an-nawiyah. Adapun saran-saran yang ingin penulis berikan adalah sebagai berikut: 1. Objek dalam penelitian ini sangat terbatas pada hafalan kitab imriṭi saja, belum sampai pada tingkat hafalan manusia secara mutlak. Begitu juga terbatasnya kemampuan hanya pada kemampuan al-qawāid an-nahwiyah saja, tidak sampai pada kemampuan santri secara menyeluruh. Dalam hal ini penulis menyarankan agar para peneliti melakukan penelitian lebih lanjut tentang hafalan dan kemampuan yang lebih luas objeknya. 2. Kepada para guru, ustadz atau pendidik agar mempertimbangkan untuk menggunakan hafalan sebagai metode pembelajaran terlebih pelajaran yang berbentuk nadzoman. Disamping itu guru juga harus sering melakukan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman santri. 3. Kepada para santri atau siswa yang sedang menghafalkan sebuah materi pelajaran hendaknya tidak melupakan pada aspek pemahamannya. Hal ini 80
agar hafalan itu tidak hanya menekankan pada hafalan tekstual belaka, tetapi juga melibatkan atau menyentuh ranah yang lebih tinggi dari kemampuan belajar. Hafalan harus dipandang sebagai basis untuk mencapai kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Hendaknya para santri atau siswa lebih meningkatkan aktifitas belajar dan rajin mengulang-ulang kembali pelajaran yang telah lalu agar tidak mudah terlupakan. C. Penutup Alhamdulillah puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesehatan, kekuatan, serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dengan sukarela dan memberikan motivasi serta dukungan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Meskipun dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha dengan mencurahkan tenaga dan pikiran, namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentu masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran konstruktif senantiasa penulis harapkan dari pembaca. Akhirnya penulis memohon kehadirat Allah SWT agar senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga akan menambah keimanan dan ketaqwaan bagi kita semua, Amin.
81
Daftar Pustaka Abdul Aziz Abdul rauf, Op. Cit. Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al- Munawwir, (Surabaya : Pustaka Progressif, 2002) Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003) Andriani, Dkk, Durri, Metode Penelitian, (Tangerang Selatan : Universitas Terbuka, 2014) „Athiyyah al-Abrasyi, Muhammad, Al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Falasifatuha, (Beirut : Dar al-Fkr, t.t.) Bachman, Endmund, Metode Belajar Perpikir Kritis Dan Inovatif, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2005) Dzul Fikri Hadi Wijaya, A., Korelasi Antara Pemahaman Nahwu Dengan Keterampilan Tarjamah Siswa Kelas II Dalam Bidang Studi Bahasa Arab di Madrasah Diniyyah SMP Ali Maksum, (Skripsi : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014) John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 1995) Kahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, (Bandung : Pustaka Setia, 2000) Masyhud, Sulthon & Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, 2003) Munjiyah, I‟anatul, Studi Korelasi Pemahaman Kitab Al-Ajurumiyyah dengan Kemampuan Membaca Teks Arab Siswa Kelas 1 Marhalah 1A Madrasah
82
Diniyyah Nurul Ummah Putri Kota Gede Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013, (Skripsi : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013) Nasution, MA. Sahkholid, Eksistensi Nahwu dalam Pembelajaran Bahasa Arab dan
Problematika
(Pembelajaran
Pembelajarannya
Bahasa
PEMBELAJARAN
Arab
BAHASA
Untuk
EKSISTENSI ARAB
Tingkat
Pemula,
NAHWU
DALAM
DAN
PROBLEMATIKA
PEMBELAJARANNYA UNTUK TINGKAT PEMULA.htm) Panitia Khotmul Amrithi Madrasah Diniyah “Miftahul Huda” Yayasan Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo Tahun Pelajaran 2008/2009 M Singarimbun, Misri dan efendy,Sodian, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1985) Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2005), Cet. II Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006) Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Jakarta : Alfabeta, 2010) Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung : Albeta 2010) Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009) Syaikh syarifuddin Yahya al-imriṭi, Terjemah Nadzom Imrithi Tata Bahasa Arab/Nahwu, (Surabaya : Putra Jaya)
83
Taniredja, Tukiran, Mustafidah, Hidayati,. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar), (Bandung : Alfabeta, 2014) Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Sukses Offset, 2009) Winataputra, Dkk, Udin S. Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2011) Zamanun, Sayati, Efektivitas Pembelajaran Kitab Imrithi “Tegal Rejo” Di Kelas Awaliyah 1 Pondok Pesantren Al-Luqmaniyah Yogyakarta (Skripsi : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)
84
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA A. Pedoman Observasi 1. Letak geografis dan keadaan lingkungannya 2. Struktur organisasi sekolah 3. Pelaksanaan pembelajaran kitab imriṭi 4. Keadaan sarana dan prasarana 5. Kondisi siswa dan guru B. Pedoman Dokumentasi 1. Letak geografis, sejarah berdiri, dan perkembangan Mts. Salafiyah Pondok pesantren Al-Tarmasie. 2. Struktur organisasi Mts. Salafiyah Pondok pesantren Al-Tarmasie. 3. Sarana dan prasarana di Pondok pesantren Al-Tarmasie 4. Keadaan siswa dan guru Mts. Salafiyah Pondok pesantren Al-Tarmasie. 5. Nama staf pengajar dan santri kelas mumtaz tsani Mts. Salafiyah Pondok pesantren Al-Tarmasie C. Pedoman wawancara 1. Guru Mata Pelajaran kitab imriṭi a. Sejak kapan anda mengajar di MTs. Salafiyah Pondok Pesantren AlTarmasie ? b. Apa saja materi yang telah anda ajarkan di kelas Mumtaz Tsani Putri Pondok Pesantren Al-Tarmasie ? c. Apa tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran ? d. Berapa jam dalam satu minggu anda mengajar ?
e. Metode apa saja yang anda gunakan dalam mengajar ? f. Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat dalam penerapan metode pembelajaran ? 2. Siswa a. Identitas santri b. Berapa jam pembelajaran imriti dalam satu minggu ? c. Metode apa yang biasa digunakan oleh guru mata pelajaran imriṭi ketika mengajar ? d. Bagaimana menurut anda metode yang digunakan guru tersebut ?
CATATAN LAPANGAN I Metode Pengumpulan Data Observasi dan Dokumentasi Hari / Tanggal
: 28 januari 2016
Pukul
: 16.00 – 17.00
Lokasi
: Sekretariat MTs. Salafiyah PP. Al-Tarmasie
Sumber Data
: Fatimah Az-zahra (sekretaris Pondok)
Deskripsi
:
Informan merupakan sekretaris pondok pesantren al-tarmasie yang telah 10 tahun berada di pondok pesantren tersebut. berdasarkan data yang telah beliau berikan , keseluruhan santri pondok pesantren al-tarmasie sebanyak 1926 santri baik MTs maupun MA Pa/Pi. Selain itu penulis juga mendapatkan data terkait letak geografis, sejarah pondok pesantren, data guru yang mengajar, struktur organisasi dan juga sarana dan prasarana. Interpretasi : Adanya wawancara terkait letak geografis dan sarana maupun prasarana, jumlah keseluruhan santri putra dan putri sebanyak 1926 santri, sedangkan untuk yang Mts ada 1037 baik putra maupun putri. Dan adanya data guru serta strutur organisasi yang ada di pondok pesantren al-tarmasie.
CATATAN LAPANGAN II Metode Pengumpulan Data Wawancara Hari / Tanggal
: 19 januari 2016
Pukul
: 20.00 – 21.00
Lokasi
: Keamanan pondok pesantren Al-Tarmasie
Sumber Data
: Laila Mi’rojul Fadhilah (Guru Kitab Imriṭi)
Deskripsi
:
Informan merupakan guru mata pelajaran kitab imriṭi di kelas mumtaz tsani putri pondok pesantren al-tarmasie. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh beliau yakni tentang pembelajaran kitab imriṭi, pembelajaran kitab imriṭi berlangsung 3 kali dalam seminggu, pada malam minggu, senin dan kamis, ba’da maghrib atau sekitar jam 18.30 waktu istiwa’. Metode yang biasa digunakan guru yakni hafalan, menerangkan dan menerjemah bait dan 2 minggu sekali akan ada presentasi dari para santri tentang pembelajaran yang telah dilalui. Terbatasnya
waktu
mengajar
menyebabkan
kurang
kondusif
dalam
menyampaikan materi yang diajarkan, dan terkadang banyak dari santri yang datangnya terlambat baik karena alasan mengantri maupun hal lainnya.
CATATAN LAPANGAN III Metode Pengumpulan Data Wawancara Hari / Tanggal
: 19 januari 2016
Pukul
: 20.00 – 21.00
Lokasi
: Bait Aisyah
Sumber Data
: Avi Zakiya Rahmani (Santri Kelas Mumtaz Tsani)
Deskripsi : Informan merupakan santri kelas mumtaz tsani yang telah dua tahun berada di pondok pesantren al-tarmasie. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh santri biasanya sebelum guru masuk kedalam kelas santri akan membaca naẓaman kitab imriṭi yang telah diajarkan terlebih dahulu. Dan setiap 2 minggu sekali mereka akan mempresentasikan yang telah diajarkan oleh guru, presentasi biasanya ditunjuk oleh guru. Dan tiap satu kali seminggu tepatnya pada hari kamis santri akan setoran hafalan.
CATATAN LAPANGAN IV Metode Pengumpulan Data Wawancara Hari / Tanggal
: 19 januari 2016
Pukul
: 20.00 – 21.00
Lokasi
: Bait Aisyah
Sumber Data
: Nur Rizki Putriana (Santri Kelas Mumtaz Tsani)
Deskripsi : Informan merupakan santri kelas mumtaz tsani yang telah dua tahun berada di pondok pesantren al-tarmasie. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh santri biasanya guru akan menambal (membacakan terjemah kitab imriti dengan menggunakan jawa pegon) dan setiap 2 minggu sekali mereka akan mempresentasikan yang telah ditambalkan oleh guru, presentasi biasanya ditunjuk oleh guru. Dan tiap satu kali seminggu santri akan setoran hafalan biasanya maju sepuluh orang kadang tidak tentu, tergantung santrinya sudah hafal atau belum.
Dokumentasi Foto
Santri sedang Muhāfazah (setoran hafalan)
Pembelajaran kitab imriṭi
Kantor MTs. Salafiyah Pondok pesantren Al-Tarmasie
Sekretariat Putri Pondok pesantren AlTarmasie
Masjid Pondok Pesantren Al-Tarmasie
MDM (Madrasah Depan Masjid)
Madrasah Super
TPUS (Tempat Praktek Usaha Santri)
Keamanan
Musholla
Bait Aisyah (Asrama Putri)
Bait Khodijah (Asrama Putri)
Bait Juwairiyah (Asrama Putri)
Instrumen Tes Al-Qawaid An-Nahwiyah Nama Kelas 1. Cara untuk mengetahui Isim adalah dengan ciri-ciri berikut ini, kecuali…. a. b.
تنوين ال
حرف جر d. ت حممد معروف بصربه و ذكائو الفائقkalimat yang digaris bawahi merupakan kalimat…. a. اسم c.
2.
b. c. d.
فعل حرف اضافة
3. Cara untuk mengetahui Fiil adalah dengan ciri-ciri berikut ini, kecuali… a. b.
ال قد
سني d. ت Huruf قدdapat masuk pada fiil madhi dan mudhari’, disebut apakah huruf قدyang c.
4.
masuk pada fiil mudlari’… a. b. c. d. 5.
حرف حتقيق حرف تقليل حرف علة حرف جر
سأحفظ أبيات العمرطي ىذه جبد
dari susunan kalimat disamping, yang merupakan
kalimat fiil adalah…. a.
سأحفظ 1
b. c. d.
أبيات العمرطي جبد
6. I’rab ada ….. macam a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 7.
بنيت مساجد فاخرة ىف بالدنا احملبوبة ىذه a. b. c. d.
kalimat مساجدI’rabnya adalah…..
رفع نصب جر جزم
8. Dibawah ini adalah I’rab yang hanya bisa masuk pada kalimat isim, kecuali….. a. b. c. d.
رفع نصب جر جزم
9. I’rab yang tidak bisa masuk pada kalimat fiil ialah….
c.
رفع نصب جر
d.
جزم
a. b.
10. Yang disebut I’rab musytarok (I’rab yang bisa masuk pada isim dan fiil) adalah…. a. b. c. d.
رفع و نصب نصب و جر جر و جزم جزم و رفع 2
11. Wawu menjadi alamat I’rab rafa bertempat pada…. a. b. c. d.
امساء اخلمسة, مجع مذكر سامل افعال اخلمسة, مجع مذكر سامل امساء اخلمسة, مجع مؤنث سامل افعال اخلمسة, مجع مؤنث سامل
12. Pada af’alul khamsah tanda I’rab rafa’nya yaitu dengan…. a. b.
ضمة واو
الف d. ثبوت النون يتسلق الغلمان اجلبل c.
13.
tanda I’rab rafa’ pada kalimat yang digaris bawahi disamping
adalah dengan .....
c.
ضمة واو الف
d.
ثبوت النون
a. b.
14. Alif sebagai tanda alamat I’rab nasab bertempat pada…. a.
امساء اخلمسة
افعال اخلمسة c. مجع مذكر سامل d. مجع مؤنث سامل 15. كانت أمها نساء صاحلات b.
pada kalimat
مجع مؤنث ساملdisamping tanda I’rab nasabnya
dengan….
c.
الف التاء كسرة
d.
تنوين
a. b.
16. Ya’ menjadi tanda I’rab nasab bertempat pada…. 3
اسم مفرد و اسم مثىن اسم مثىن و مجع مذكر سامل
a. b.
مجع مذكر سامل و مجع مؤنث سامل اسم مفرد و مجع مؤنث سامل d. tanda I’rab nasab pada kalimat yang digaris bawahiلن حتتصلوا العلوم النافعة حىت تطبقوىا 17. c.
adalah dengan …..
ضمة واو الف حذف النون
a. b. c. d.
! Bacalah kalimat dibawah ini, kemudian tentukan mana isim, fi’il dan huruf
رقم
كلمة
اسم
فعل
-
حرف
٨٨الكلب ينام ىف البستان ٨٩فريد جيرى ىف الشارع ٢٠حيب الولد الربتقال ٢٨تصنع األحدية من اجللد ٢٢العصفور يغرد على الشجرة ٢٣يذىب االغنياء اىل أوربا ! Jelaskan maksud madzom dibawah ini
.٢٤السم وفعل مث حرف تنقسم #وىذه ثلثها ىي الكلم .٢٥اعراهبم تغيري اخرالكلم
4
#تقديرااو لفظا لعامل علم
-
! I’rablah kalimat dibawah ini
.٢٦ذىب أمحد اىل الفصل .٢٧حضر أبوك .٢٨مررت مبسلمني
5
-
Kunci Jawaban 6. D
5. A
4. B
3. A
2. A
1. D
12. D
11. A
10. A
9. C
8. D
7. A
17. D
16. B
15. C
14. A
13. C
رقم
كلمة
اسم
حرف
فعل
٨٨الكلب ينام ىف البستان
الكلب – البستان
ينام
ىف
٨٩فريد جيرى ىف الشارع
فريد -الشارع
جيرى
ىف
٠٢حيب الولد الربتقال
الولد – الربتقال
حيب
-
٠٨تصنع األحدية من اجللد
األحدية – اجللد
تصنع
من
٠٠العصفور يغرد على الشجرة
العصفور -الشجرة
يغرد
على
٠٢يذىب االغنياء اىل أوربا
االغنياء -أوربا
يذىب
اىل
24. Kalimah (kata) ada tiga macam, yaitu : kalimah isim, kalimah fiil, dan kalimah huruf. Adapun kalim ialah susunan yang terdiri dari tiga buah kata (kalimah) atau lebih, baik memberikan pengertian dengan sempurna ataupun tidak. 25. I’rab dalam ilmu nahwu ialah perubahan (yang berupa harakat atau huruf) di akhir kata, baik dalam segi dhohir-nya / tampak-nya maupun dalam segi taqdir-nya karena ada amil yang masuk pada kata tersebut.
.٠٦ذىب أمحد اىل الفصل ذىب :فعل ماض مبين على الفتح ألنو مل يتصل باخره شيء. أمحد
:فاعل مرفوع وعالمة رفعو ضمة ظاىرة يف آخره ألنو اسم مفرد
اىل :حرف جر مبين على السكون الفصل :اسم جمرور بإىل وعالمة جره كسرة ظاىرة يف آخره ألنو اسم مفرد.
.٠٧حضر أبوك حضر :فعل ماض مبين على الفتح ألنو مل يتصل باخره شيء. أبوك
:فاعل مرفوع وعالمة رفعو واو ألنو من األمساء اخلمسة وىو مضاف
والكاف :ضمري بارز متصل مبين على الفتح يف حمل جر مضاف إليو .٠٨مررت مبسلمني مررت :فعل ماض مبين على السكون التصالو بالتاء املتحركة ت
:تاء متحركة ضمري متصل مبين على الضم يف حمل الرفع فاعل
ب
:حرف جر مبين على الكسر
مسلمني :اسم جمرور بالباء وعالمة جره ياء ألنو مجع املذكر السامل
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Fathimah Wahyuniarti
Tempat/Tanggal Lahir
: Sapat, 8 November 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Asal
: Jl. Bersama Gg Mujahidin Rt 001 Rw 009 Tembilahan Inhil Riau
Alamat di Jogja
: Komplek R2 Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta
No. Hp
: 081959453149
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan Pendidikan Formal SDN 030 Tembilahan 2004 MTs. Sabilal Muhtadin Tembilahan Th. 2004 – 2007 MTs. Salafiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Th. 2007 – 2009 MA Muadalah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Th. 2009 – 2012 Jurusan Penddikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012 – sekarang. Pendidikan Non Formal Pondok Pesantren Al-Tarmasie Th. 2007 – 2012 Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta Th. 2012 sekarang Riwayat Organisasi Panitia Dzibaiyyah wal Khitobiyah Pondok Pesantren Al-Tarmasie Th. 2009 – 2010 Anggota PHBI Pondok Pesantren Al-Tarmasie Th. 2011 – 2012 Pengurus Komplek R2 PP. Al-Munawwir Krapyak Th. 2015 – 2016