GRAVITY Vol. 2 No. 1 (2016) http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA Sohibun1, Rindi Genesa Hatika1, dan Dwi Noviyanti Rizky1 1
Pendidikan Fisika, Universitas Pasir Pengaraian Email:
[email protected]
Abstract The purpose of this research was to know correlation between students’ cognitive skill in physics curriculum study and developing of teaching physics program. This research did in Physics Study Program, Faculty of Teacher Training and Education UPP through simple sampling saturated. The kind of this research was descriptive. Sample took from students of Physics Study Program sixth semester 2015/2016. Technique collecting the data used documentation and questioner. Based and the technique of analyzing that students score got value as big as 0,96-0,99 with decision as big as 92,16%-96,04%. From students perception in curriculum study and developing of teaching physics program got value as big as 80,24%93,75% with the high category. The researcher concluded that there was correlation between Physics Curriculum Study with Developing of Teaching Physics Program. Key words: correlation study, physics curriculum study, P3F Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kemampuan kognitif mahasiswa pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan Pengembangan Program Pengajaran Fisika (P3F). Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP melalui teknik simple sampling jenuh. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sampel yang diambil adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika semester VI T.A 2015/2016. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan teknik angket/kuisioner. Berdasarkan teknik analisis data pada nilai hasil belajar mahasiswa didapatkan nilai korelasi sebesar 0,960,99 dengan nilai determinasi sebesar 92,16%-96,04%. Untuk data persepsi mahasiswa pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F didapatkan hasil sebesar 80,24%-93,75% dengan kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan Pengembangan Program Pengajaran Fisika (P3F). Kata Kunci: korelasi mata kuliah, telaah kurikulum fisika, P3F
23 Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
Ditinjau dari hasil pengamatan dan
PENDAHULUAN Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas
merupakan
Pasir
salah
pendidikan
diskusi
secara
langsung
dengan
Pengaraian
mahasiswa yang sedang melakukan PPL
lembaga
di SMP Negeri 1 Kepenuhan, diperoleh
adalah
keterangan bahwa kenyataannya masih
satu
yang
menghasilkan
24
tugasnya
calon-calon
pendidik
banyak
mahasiswa/mahasisiwi
calon
fisika yang berdedikasi, setia pada
pendidik yang masih kurang mampu
profesi dan paham terhadap tugas serta
dalam mengembangkan Silabus dan
kewajibannya sebagai seorang pendidik.
Rencana
Bagi
(RPP) dalam pembelajaran, sehingga
mahasiswa
Pendidikan
Fisika
Pelaksanaan
Pembelajaran
FKIP Universitas Pasir Pengaraian,
dalam
pengetahuan dalam hal mengajar secara
digunakan saat PPL masih terdapat
teori
kuliah
kendala-kendala untuk memilih dan
Pengantar Pendidikan, Perkembangan
memadukan strategi, model dan materi
Peserta
dan
yang akan digunakan ketika mengajar
Belajar
masih belum sesuai dengan tuntutan
Belajar,
kurikulum yang digunakan.
diperoleh
Didik,
Pembelajaran, Mengajar,
dari
mata
Belajar Strategi
Evaluasi
Proses
Telaah Kurikulum, Microteaching dan secara praktisnya pada saat
Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL).
pelaksanaan
yang
akan
Kemudian untuk perangkat yang mereka susun sebagai acuan dalam pembelajaran saat PPL banyak yang
Di dalam kegiatan PPL diharapkan
tidak sesuai dengan materi dan kegiatan
mahasiswa memiliki pengalaman belajar
pembelajaran yang dilakukan, baik itu
langsung (direct experiences) terkait
dalam pemilihan pendekatan, model,
dengan proses belajar mengajar yang
metode dan strategi yang digunakan.
ada
Sehingga
di
sekolah.
Mahasiswa
dapat
mahasiswa
mengalami
mengaplikasikan segala hal baik dalam
kesulitan pada saat melakukan kegiatan
bentuk
pembelajaran
diperoleh
pengetahuan yang pernah di
kampus
untuk
di
kelas.
Hal
ini
menyebabkan kegiatan belajar mengajar
menyelesaikan masalah-masalah yang
menjadi
dihadapi
pembelajaran tidak tercapai dengan
dalam
(Hariyono, 2010).
kehidupan
nyata
baik.
tidak
Selain
efisien
itu,
dan
tujuan
langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan pada saat
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
25
pelaksanaan pembelajaran dikelas tidak
melaksanakan tugasnya dengan baik,
sesuai dengan langkah-langkah kegiatan
baik itu dalam merancang perangkat
pembelajaran seperti yang telah tertera
pembelajaran serta bertanggung jawab
pada perangkat yang mereka buat
dengan tugas dan fungsinya sebagai
sendiri.
seorang pendidik.
Permasalahan ini juga diperkuat
Berdasarkan uraian diatas, timbul
dengan hasil wawancara yang dilakukan
suatu permasalahan bagaimana korelasi
dengan salah seorang guru pamong
antara mata kuliah Telaah Kurikulum
PPL di SMP Negeri 1 Kepenuhan,
Fisika dengan P3F pada Program Studi
dimana
beberapa
Pendidikan Fisika FKIP Universitas
permasalahan yang menunjukkan bahwa
Pasir Pengaraian. Untuk memperoleh
kemampuan
dalam
jawaban dari permasalahan tersebut,
pembelajaran
maka peneliti tertarik untuk melakukan
teridentifikasi
mahasiswa
menyusun
perangkat
penelitian
dengan
yang diharapkan. Terdapat berbagai
Antara
Kemampuan
permasalahan
yang
ditemukan
Mahasiswa Pada Mata Kuliah Telaah
diantaranya:
hasil
perangkat
Kurikulum
pembelajaran
yang
mahasiswa
bukan
melainkan
hasil
disusun hasil
oleh
kerjanya,
mengunduh
modifikasi, kemudian untuk strategi, metode
dan
Kognitif
Fisika
dan
Pengembangan Program Pengajaran Fisika”.
dari
internet dengan memberikan sedikit
model,
judul
“Korelasi
masih banyak yang tidak sesuai dengan
METODE PENELITIAN Jenis
penelitian
ini
adalah
pendekatan
deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada
pembelajaran yang diterapkan kurang
Bulan Maret sampai dengan Juni 2016
faktual karena tidak bersumber dari
Tahun
rujukan yang terbaru.
mahasiswa semester VI Program Studi
Mata kuliah Telaah Kurikulum
Ajaran
Pendidikan
2015/2016
Fisika.
Penelitian
dilaksanakan
Pengajaran Fisika (P3F) memegang
Pendidikan Fisika FKIP Universitas
peranan
Pasir Pengaraian.
menciptakan
penting
mahasiswa
dalam sebagai
seorang calon pendidik yang dapat
Populasi adalah
dalam
mahasiswa
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
Program
ini
Fisika dan Pengembangan Program
yang
di
pada
Studi
penelitian Program
ini
Studi
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
26
Pendidikan Fisika semester VI Tahun
Pertanyaan/pernyataan
Ajaran
2015/2016
mengambil
mata
tersebut
yang
sedang
mengacu pada variabel bebas dan
kuliah
Telaah
variabel terikat. Analisis data dilakukan
Kurikulum Fisika dan P3F yang terdiri
dengan
rumus
Korelasi
dari 2 kelas yaitu kelas A dan B dengan
Moment sebagai berikut:
Product
jumlah mahasiswa 18 orang. Desain
dalam
penelitian
ini
menggunakan Pre-Eksperimental yaitu
Keterangan: Rxy = Koefisien korelasi antara variabel
One-shot Case Study Design.
X dan variabel Y.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika. Variabel terikat dalam penelitian ini
yaitu
Pengembangan
Program
x
= Variabel X
y
= Variabel Y
Sugiyono (2013:182) Selanjutnya
Pengajaran Fisika (P3F). Data sekunder dikumpulkan melalui data dokumentasi dengan
cara
kemampuan
mengidentifikasi kognitif
hasil
mahasiswa
berdasarkan nilai tugas, UTS, UAS dan nilai
total
akhir
yang
diperoleh
mahasiswa setelah mengambil mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan
dilakukan
penganalisaan terhadap hasil jawaban item pertanyaan dalam angket terbuka. Kemudian dilihat hubungan data angket, maka
sebaran
jawaban
angket
mahasiswa direkapitulasi berdasarkan kelompok jawaban responden dengan cara sebagai berikut:
P3F. Data primer dikumpulkan melalui
Penelitian
yang
menunjukkan
angket terbuka yang dilakukan setelah
adanya korelasi yang signifikan perlu
data
selanjutnya
dicari besarnya kontribusi variabel X
ditabulasikan berdasarkan jawaban pada
terhadap variabel Y. Untuk melihat
masing-masing item angket yang diberi
besarnya kontribusi variabel X terhadap
skor
variabel Y dapat digunakan rumus
dikumpulkan
dengan
bertingkat penilaian
menggunakan
(rating terdiri
scale). atas
4
skala Lembar
koefisien determinan sebagai berikut:
alternatif
D = (rxy)2 x 100%
jawaban (4, 3, 2, dan 1), skor ini bersifat
Keterangan:
membedakan
D
dan
mengurutkan.
= Koefisien Determinasi
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
rxy
27
= Koefisien korelasi yang
rumus korelasi Product Moment adalah
dikuadratkan
sebesar
Jonathan Sarwono (2006:50)
0,98.
Sehingga
interpretasi
terhadap 18 mahasiswa, diperoleh (rtabel) pada taraf signifikansi 5 % sebesar 0,46.
HASIL DAN PEMBAHASAN Korelasi
Antara
Maka telah diketahui nilai rhitung adalah
Kemampuan
Kognitif Mahasiswa Pada Mata Kuliah Telaah
Kurikulum
Pengembangan
Fisika
Program
dan
Pengajaran
Fisika (P3F) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP T.A
sebesar 0,98, sedangkan nilai rtabel masing-masing sebesar 0,46. Dengan demikian rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel ). Maka terdapat korelasi yang signifikan antara mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan P3F.
2015/2016 dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut.
Untuk mengetahui perbandingan angka indeks korelasi mahasiswa Telaah Kurikulum Fisika (variabel X) dengan
Tabel 4.1 Korelasi Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F Mahasiswa Program
P3F (variabel Y) mahasiswa Program
Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP Tahun
Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP
Ajaran 2015/2016
2015/2016 dapat dilihat pada Gambar 4.2.
aspek korelasi Nilai Tugas Nilai
nilai
f tabel
korelasi rxy
Interprestasi
0,99*
0.99
0.99 0.98
5%
0.98
Sangat Kuat
0.97
0.97
0.96 0.96
0,97*
UTS
1
Sangat Kuat
0.95 0.94
Nilai
0,96*
UAS
0,46
Nilai Tugas
Sangat Kuat
Nilai UTS
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata
Nilai Total
0,98*
Sangat Kuat
Angka Indeks Korelasi Mahasiswa Telaah Kurikulum Fisika dan P3F Mahasiswa Program
Akhir Ket: *Terdapat korelasi positif yang signifikan
Studi Pendidikan Fisika FKIP UPP Tahun
antara variabel X dan variabel Y
Ajaran 2015/2016
Hasil analisis perhitungan data
Tugas-tugas yang diberikan pada
yang dilakukan dengan menggunakan
mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
antara
lain
menjelaskan
28
pengertian
semester),
menjadi
acuan
dalam
kurikulum
menjelaskan
kedudukan
mengembangkan RPP yang merupakan
kurikulum
dalam
pendidikan,
program untuk jangka waktu yang lebih
menjelaskan
fungsi
kurikulum,
dan
menyebutkan
peranan
singkat.
komponen
Dalam hal ini bentuk kuis ataupun
kurikulum, membedakan model-model
latihan-latihan yang diberikan dosen
konsep kurikulum dan menghubungkan
pada mata kuliah Telaah Kurikulum
antara aliran pendidikan dan model
Fisika dan P3F ini umumnya masih
konsep kurikulum yang digunakan.
bersifat kognitif yang mengacu pada
Sedangkan pada mata kuliah P3F
teori-teori dasar sebelum mahasiswa
mahasiswa
melakukan paraktek untuk merancang
merancang
mengembangkan
dan perangkat
dan
mengembangkan
pembelajaran seperti RPP, LKS, bahan
pembelajaran.
ajar, media dan alat penilaian. Tugas-
diterapkan melalui praktek merancang
tugas pada kedua mata kuliah tersebut
perangkat
sangat erat kaitannya.
angka indeks korelasi pada nilai tugas
Silabus
adalah
Setelah
perangkat itu
pembelajaran.
akan
Sehingga
rancangan
memiliki korelasi yang sangat tinggi.
pembelajaran yang berisi rencana bahan
Hal ini diharapkan mahasiswa sebagai
ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang
calon
dan kelas tertentu, sebagai hasil dari
menerapkan ilmu yang didapatkannya
seleksi, pengelompokan, pendidikan dan
selama perkuliahan pada saat PPL
penyajian
ataupun di dunia kerja nantinya.
materi
kurikulum,
yang
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
pendidik
nantinya
dapat
Korelasi antara nilai UTS dan
kebutuhan daerah setempat (Majid,
UAS
2011).
dasarnya
Kurikulum dengan P3F pada mahasiswa
harus
fisika angkatan 2013 ini memiliki
Silabus
merupakan
pada
program
yang
pada
mata
korelasi
program pembelajaran yang lebih rinci,
mahasiswa dalam menyelesaikan soal
yaitu
UTS dan UAS pada mata kuliah Telaah
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program
yang
dilaksanakan
untuk
jangka waktu yang cukup panjang (satu
positif.
Telaah
dijabarkan lagi ke dalam program-
Rencana
yang
kuliah
Kemampuan
Kurikulum. Fisika
dan P3F ini umumnya
memiliki tingkat yang hampir sama.
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
29
Soal-soal UTS dan UAS pada mata
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat
kuliah tersebut berupa teori-teori yang
hasil perhitungan koefisien determinasi
telah dipelajari oleh mahasiswa yang
pada mata kuliah Telaah Kurikulum
berupa soal-soal essay yang memiliki
Fisika dan P3F masing-masing memiliki
tingkat kognitif. Hal ini berarti bahwa
indeks nilai hampir mencapai 100%,
mahasiswa memiliki minat belajar dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa mata
motivasi untuk memperbaiki kendala-
kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan
kendala dan kesulitan yang dihadapi
P3F memiliki hubungan yang sangat
saat pelaksanaan berlangsung. Sehingga
signifikan
angka indeks korelasi nilai UTS dan
mahasiswa dalam merancang perangkat
UAS masuk dalam kategori sangat baik.
pembelajaran. Berikut
Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Variabel X dan Variabel Y No
Aspek Korelasi
Determinasi
1
Nilai Tugas
98,01%
2
Nilai UTS
94,09%
3
Nilai UAS
92,16%
4
Nilai Total Akhir
96,04%
99.00%
diagram
kemampuan
koefisien
determinasi pada mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F.
98.01%
98.00% 97.00%
96.04%
96.00% 95.00%
terhadap
Nilai Tugas Nilai UTS
94.09%
Nilai UAS
94.00% 92.16%
93.00%
Nilai Total Akhir
92.00% 91.00% 90.00% 89.00%
Gambar 4.2 Grafik Koefisien Determinasi Variabel X Terhadap Variabel Y
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat
hasil
perhitungan
nilai UTS, 24% nilai UAS dan 25%
koefisien
nilai total akhir mahasiswa. Dapat
determinasi memiliki persentase nilai
diambil kesimpulan bahwa hubungan
sebanyak 26% adalah nilai tugas, 25%
antara mata kuliah Telaah Kurikulum
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
Fisika dan P3F memiliki hubungan yang signifikan.
30
Untuk mengetahui perbandingan rerata persepsi mahasiswa terhadap
Berdasarkan data untuk variabel X
mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika
dan variabel Y yang terkumpul dari
dengan P3F pada mahasiswa angkatan
hasil penyebaran angket pada 18 orang
2013 pada Program Studi Pendidikan
mahasiswa, dengan jumlah pertanyaan
Fisika FKIP UPP 2015/2016 terhadap
sebanyak 16 butir instrumen pertanyaan
instrumen angket dapat dilihat pada
maka dapat diketahui persentase skor
Gambar 4.3 sebagai berikut:
pada masing-masing indikator. 93.75%
95.00% 90.00% 87.50%
86.42% 85.00% 81.93%
80.24%
80.00% 75.00% 70.00% Peranan Kurikulum Perangkat Pembelajaran (Telaah Kurikulum Fisika) Perangkat Pembelajaran (P3F) Indikator dan Penilaian Materi Ajar Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rata-rata Persepsi Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan P3F Terhadap Instrumen Angket
Berdasarkan Gambar 4.3 bahwa
Pendidik sebagai tenaga pengajar
untuk indikator perangkat pembelajaran
memegang
(Telaah Kurikulum Fisika) memiliki
keberhasilan
rata-rata paling tinggi dengan kategori
sekolah. Untuk itu, pendidik perlu
sangat kuat, sedangkan untuk indikator
memiliki
materi ajar memiliki rata-rata paling
beberapa
rendah
mengacu pada peningkatan kemampuan
diantara
ke
dengan kategori kuat.
lima
indikator
internal
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
peranan suatu
penting
pendidikan
kompetensi prinsip
siswa
dalam
mengenai
mengajar
dalam
di
yang
merancang,
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
melaksanakan
dan
menilai
31
Kurikulum
Fisika
dengan
pembelajaran. Pelaksanaan ini tidak
Pengembangan
terlepas dari rencana atau persiapan
Fisika (P3F) didapatkan hasil yang
yang baik oleh pendidik.
sangat kuat dengan indeks nilai korelasi
Oleh karena itu, diantara tugas utama
pendidik
mengembangkan kurikulum
Pengajaran
berkisar antara 0,96 sampai dengan 0,99
ialah
dengan kategori sangat kuat, nilai
melaksanakan
angket persepsi mahasiswa pada mata
strategi-strategi
kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan
dan
dengan
pembelajaran
sains
Program
yang
menyebabkan
Pengembangan
Program
Pengajaran
pembelajaran akan efektif. Pendidik
Fisika (P3F) berkisar antara 80,24%
juga sebagai pelaksanaan pembelajaran
sampai dengan 93,75% dengan kategori
pada
sangat kuat.
tingkat
diharapkan
satuan
mampu
pendidikan,
merancang dan
mengembangkan
Sehingga
dapat
disimpulkan
perangkat
bahwa terdapat hubungan antara mata
kontekstual
kuliah Telaah Kurikulum Fisika dengan
Pelaksanaan
Pengembangan Program Pembelajaran
Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa,
Fisika (P3F), dimana mata kuliah ini
Lembar Penilaian, Bahan Ajar, dan
memiliki hubungan yang sangat erat
Media Pembelajaran) untuk mencapai
dalam
tujuan pembelajaran.
program
pembelajaran (Silabus,
aktif
dan
Rencana
merancang
dan
pembelajaran
menyusun yang
akan
digunakan pada saat pelaksanaan proses SIMPULAN DAN SARAN
belajar mengajar, pelaksanaan PPL dan
Simpulan
juga
Berdasarkan hasil analisis data mengenai Korelasi Antara Kemampuan
Kurikulum
Pengembangan
Fisika
Program
dengan
administrasi
pendidik
sebagai tenaga fungsional. Saran
Kognitif Mahasiswa Pada Mata Kuliah Telaah
sebagai
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan
dalam
rangka
Pengajaran
mengetahui hubungan yang signifikan
Fisika (P3F) yang dilaksanakan di
antara mata kuliah Telaah Kurikulum
Pogram Studi Pendidikan Fisika FKIP
Fisika dengan Pengembangan Program
UPP, didapatkan hasil nilai hasil belajar
Pengajaran Fisika (P3F), adapun saran
mahasiswa pada mata kuliah Telaah
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976
Sohibun et al. / Korelasi Mata Kuliah 2 (2016), 23 - 32
32
dan rekomendasi peneliti adalah sebagai
Pengajaran Fisika (P3F) dengan baik,
berikut:
sehingga terdapat keterkaitan antara
1. Bagi dosen pengampu mata kuliah,
softskill dan kemampuan generik
agar dalam merancang soal yang
guna menunjang pendidikan profesi
lebih
pendidik
bersifat
pemecahan
soal
kasus
masalah,
atau
sehingga
tergambarkan tingkat ranah kognitif, psikomotorik dan afektifnya. 2. Bagi
Program
Studi
Pendidikan
Fisika, agar sebaiknya mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dijadikan mata
kuliah
mengambil
persyaratan
untuk
mata
kuliah
Pengembangan Program Pengajaran Fisika (P3F), dan mata kuliah P3F dijadikan
sebagai
mata
DAFTAR PUSTAKA Hariyono, Eko. 2010, Penerapan Soft Skill Dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Sebagai Upaya Mempersiapkan Mahasiswa Menjadi Guru Profesional. Prosiding Seminar Nasional Fisika II, (Online), (http://fisika.fst.unair.ac.id., diakses 10 Maret 2016). Majid,
kuliah
persyaratan untuk mengambil mata kuliah Micriteaching. Tujuannya agar kemampuan
yang
Sarwono,
didapatkan
mahasiswa lebih maksimal sehingga pada
saat
mahasiswa kesulitan
pelaksanaan sudah
lagi
dalam
PPL
mengalami merancang
A. 2011, Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jonathan. 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
program pembelajaran. 3. Bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan
Pengembangan
Program
Pengajaran Fisika (P3F), diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas kewajibannya selama pelaksanaan mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika dan
Pengembangan
Program
Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika
ISSN 2442-515x, e-ISSN 2528-1976