KORAN PANJI T E G A S
D A N
B E R A N I
Edisi 4 | Vol. I | 2015
Perjalanan Laskar Dalam Memberantas Kemaksiatan
SOLO -Keberadaan laskar Islam di kota Solo dipandang sangat bermanfaat dalam pemberantasan segala bentuk kemaksiatan seperti miras, pelacuran, aliran sesat dan lain sebagainya. Berbagai prestasi telah ditorehkan. Banyak kampung yang dulunya sering dibuat untuk mabuk-mabukan kini menjadi bersih setelah laskar turun dengan berdakwah melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar. Meski demikian, gerakan laskar Islam dalam perjalanannya banyak menemui cobaan.Karena para musuh-musuh Islam dan pecinta maksiat berupaya sekuat tenaga untuk melakukan perlawanan kepada para aktivis anti maksiat
tersebut.Salah satu contohnya adalah melakukan provokasi ke masyarakat umum dengan memberikan fitnah bahwa laskar adalah gerombolan preman berjubah yang harus dilawan.Ini dibuktikan dengan adanya perlawanan para masyarakat umum saat laskar atau aktivis anti maksiat melakukan dakwah amar ma'ruf nahi munkar. Dengan adanya provokasi dari preman akibatnya sering terjadi benturan dilapangan.Sebenarnya hal itu sangat dihindari, namun karena sering ditekan mau tidak mau para laskar harus membela diri saat mereka didzolimi. Selain provokasi para preman keberadaan laskar yang mempunyai Bersambung ke hal 2
PRESTASI LASKAR-LASKAR ISLAM
02
KORAN PANJI Edisi 4 Volume 1 2015
tujuan mulia yaitu ingin membersihkan kota Solo dan sekitarnya dari kemaksiatan juga tak henti-hentinya menerima finah dari musuh-musuh Islam. Diantaranya adalah laskar sering berbuat anarki, laskar sering mabuk sendiri setelah melakukan dakwah amar ma'ruf dan nahi munkar, bahkan sering juga tersiar kabar laskar juga menerima upeti atau menjadi backing dari pengusaha hiburan malam. Perlawanan untuk menghentikan aktivis anti maksiat ternyata sangat sistematis.Bahkan aparat sendiri yang terlibat dalam hal ini.“Jika laskar masuk ke kampung dilawan saja” begitu salah satu provokasi yang disampaikan seorang aparat di sebuah warung wedangan. Selain dalam bentuk provokasi.Niat untuk melawan keberadaan para laskar juga dilakukan dengan “kriminalisasi”.Sebagai contohnya adalah dengan ditangkapnya Agus Junaidi dan kawan-kawan saat mencoba menyelesaikan kasus penjual miras di daerah Joyosuran Semanggi Pasar Kliwon Solo, pada Rabu (4/3/2015).Dengan begitu semangatnya Polres Surakarta menangkap Agus Junaidi dan 4 orang aktivis anti maksiat dan dimasukkan ke penjara.Ironisnya penjual mirasnya itu sendiri sampai saat ini tak tersentuh hukum sedikitpun. Padahal dalam faktanya Agus Junaidi datang ke TKP untuk melerai dan menyelesaikan masalah, namun ia dan kawan-kawannya tetap dijebloskan ke penjara. Kasus tersebut terlihat sangat dipaksakan. Ini dibuktikan dengan kehadiran para tokoh-tokoh Islam yang menemui Kapolresta Surakartapada Kamis (5/3/2015) usai penangkapan untuk meminta kasus tersebut dihentikan.Namun himbauan para ulama dan tokoh Islam itu ternyata ditolak mentah-mentah oleh Polresta Surakarta. Terdengar kabar santer berkembang bahwa Agus Junaidi cs sudah menjadi “target” sejak lama.[]
Laskar Sering Dijadikan Kambing Hitam
Salah satu faktor yang menyebabkan munculnya laskarlaskar Islam diantaranya adalah maraknya kemaksiatan di sebuah daerah, tak terkecuali di Kota Solo dan sekitarnya.Kurangnya semangat dari aparat penegak hukum dalam memberantas kemaksiatan menyebabkan hadirnya peran serta dari elemen masyarakat yang gerah dan tak ingin daerahnya mendapat adzab dari Allah karena merajalelanya kemaksiatan. “Sebenarnya laskar tidak akan muncul jika aparat kepolisian profesional dalam memberantas kemaksiatan. Namun dalam kenyataannya kan tidak seperti itu. Miras, pelacuran, perjudian mudah dijumpai disana-sini.Harusnya aparat kepolisian berterimakasih dengan adanya peran dari laskar.Bukan malah menganggap laskar Islam adalah musuh,” ujar Endro Sudarsono Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS),Senin (8/6/2015). Keberadaan laskar yang sering dijadikan kambing hitam acapkali
terjadi tatkala ada benturan di masyarakat.Banyak pejabat pemerintah yang dengan enteng mengatakan laskar adalah organisasi radikal, laskar adalah ormas intoleran bahkan ada juga yang menyebut laskar Islam adalah GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) yang sering meresahkan di masyarakat.Padalah jika ditelusur dilapangan, gesekan yang terjadi antara laskar dan masyarakat adalah karena provokasi preman saat pemberantasan miras berlangsung. “Harusnya aparat kepolisian bijaksana dalam menyikapi persoalan di Kota Solo ini.Karena penyebabnya pasti karena miras atau kemaksiatan. Tidak akan ada asap jika tidak ada api. Namun mengapa persoalan selalu dialihkan dengan keberadaan laskar bukan pemberantasan miras, pelacuran ataupun perjudian itu sendiri,” tambah Endro. Tidak adanya komitmen dari Walikota dan aparat penegak hukum dalam memberantas maksiat menjadi persoalan
REDAKSI Pimpinan Redaksi : Ranu Muda I Redaksi : Muhammad Siddiq I Fotografer : Ahmad Faishal I Desain & Layout : Dwi Hamdan M Alamat : Jl. Kunir 2 No. 7 Ngasinan, Solo Baru email :
[email protected]
KORAN PANJI Edisi 4 Volume 1 2015 sendiri.Walikota lebih bersemangat dalam memberikan program pembangunan fisik bukan pembangunan moral. Sebagai contoh adalah maraknya pelacuran di wilayah Kelurahan Gilingan dan Kelurahan Kestalan atau orang sering menyebut dengan sebutan wilayah sekitar kantor RRI. Pelacur begitu mudah didapatkan, belasan hotel yang dikelola oleh para germo / mucikari juga tak tersentuh oleh hukum.Mereka bebas melakukan kemaksiatan. Ada apa sebenarnya, mengapa pelacuran di Solo bebas beropareasi? Padalah jika Pemerintah kota serius dalam memberantas pelacuran pasti bisa terlaksana. Mengapa semangat memberantas pelacuran tak sebanding dengan semangat membersihkan PKL ?
03
Itu baru pelacuran yang tampak didepan mata, belum lagi pelacuran yang berada di panti pijat, karaoke dan cafe di hotel yang tarifnya selangit. Tak hanya pelacuran, miras juga marak beredar di Kota solo. Namun terlihat aparat kepolisian tak memiliki komitmen besar.Kalaupun ada operasi penangkapan sifatnya hanya rutinitas belaka seakan menjadi program tahunan.Tidak ada langkah terstruktur untuk memberantas miras di Solo begitupula pelacuran dan juga perjudian. Ironisnya saat ada komponen masyarakat yang ingin berperan dalam pemberantasan kemaksiatan malah tidak didukung dengan dimunculkannya fitnah yang tidak baik.[]
Laskar yang Tertangkap Sering Disiksa Oleh Oknum Aparat aparat namun tak mendapat respon yang berarti, akhirnya para aktivis anti maksiatpun mendatangi masjid Muslimin untuk melindungi para saudaranya. Karena ternyata Kipli sambil mabuk juga mengundang preman yang lengkap membawa senjata tajam. Perkelahian pun akhinrnya tak terelakkan dan atas ijin Allah Kipli pun akhirnya tewas dengan kehinaanya.
Perjuangan untuk memberantas maksiat memang bukan hal mudah.Banyak ujian dan cobaan yang harus dihadapi. Selain fitnah itu sendiri, resiko yang dihadapi adalah ditangkap aparat kepolisian bahkan banyak dari mereka yang diancam ataupun disiksa secara fisik. Inilah salah satu daftar penyiksaan yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian terhadap para pejuang anti maksiat. Pertama, kasus Kusumodilagan pada tanggal Senin, 17 Maret 2008, berawal dari ancaman yang diterima jamaah masjid Muslimin yang dilakukan oleh preman yang bernama Heru Yuliantoatau yang sering dipanggil Kipli. Saat hendak menunaikan sholat ke masjid banyak jamaah yang diancam akan disembelih dan diancam akan dibunuh. Selain itu Klipli juga terkenal sering meminta uang ke para pengusaha Kusumodilagan. Karena merasa diintimidasi lantas jamaah Masjid Muslimin berusaha untuk lapor ke
Atas kejadian itu aparat kepolisian langsung bertindak keras, semua umat Islam yang berada di dalam Jamaah Masjid Muslimin langsung ditangkap dan di masukkan ke dalam truk dalmas dan dipukuli serta ditendangi.Tak hanya itu sesampai di Polres Surakarta 117 umat Islam tersebut juga mengalami siksaan. Namun dalam proses penahanan akhirnya Polresta Surakarta memutuskan 7 tersangka dan melepas 110 yang lainnya. Beberapa tokoh Islam sempat mendirikan TPF (Tim Pencari Fakta) atas kasus tersebut dengan melaporkan aknum aparat yang menyiksa ke DPR, Komnas HAM bahkan ke Mabes Polri, namun upaya itu sia-sia saja.Oknum aparat tersebut juga tak tersentuh oleh hukum meski bukti-bukti banyak ditemukan. Kedua, kasus Jebres yang menyebabkan ditahannya 9 laskar Islam terjadi pada tanggal 3 Februari 2013. Malam itu laskar sedang melakukan amar ma'ruf nahi munkar namun tiba-tiba didaerah pom bensin ledoksari Jebres tepatnya di Jalan Urip Sumoharjo para laskar langsung dihadang oleh puluhan aparat. Malam itu aparat bertindak sangat represif, banyak anggota laskar ditabrak dan dipukuli. Hingga salah seorang
04
KORAN PANJI Edisi 4 Volume 1 2015
laskar yang bernama Susilo kala itu patah kedua kaki dan tangannya hingga di rawat di RSU Moewardi Solo dan kemudian dipindah ke Poliklinik Bayangkara Polresta Surakarta. Ketiga, kasus Zensho yang menyebabkan tiga laskar ditahan. Zensho merupakan tempat hiburan berupa karaoke namun dalam perjalanannya tempat tersebut menyediakan penari telanjang hingga minuman keras. Saat itu ratusan ormas Islam mendatangi dan menggelar aksi didepan karaoke yang terletak di Jalan Kebangkitan Nasional Sriwedari. Tak hanya itu beberapa tokoh Islam juga sempat mendatangi Balaikota dan Polresta Surakarta dengan membawa foto para penari telanjang dan juga kwitansi pembelian miras. Namun sayangnya sampai saat ini aparat kepolisian juga tak berani menangkap dan memproses secara hukum pemilik Zensho Family Karaoke dan para penari telanjang. Ironisnya karaoke tersebut malah membuka gerai baru di beberapa tempat. Yang menyedihkan adalah saat ketiga tersangka ditangkap aparat.Mata mereka dilakbanserta diintimadasi dengan berbagai cara mulai dari bentakan, disetrum, dicabuti jenggotnya hingga dipukuli. Hal itu disampaikan oleh Tim Pencari Fakta yang saat itu diketuai oleh Edi Lukito SH saat melakukan audensi dengan DPRD Kota Surakarta (30 April 2014). Keempat, Kasus Agus Junaidi cs adalah kasus yang paling akhir. Ia bersama empat orang laskar ditangkap atas dugaan penganiayaan. Padahal dalam faktanya Agus dan Robi datang ke tempat Joyosuran Semanggi Pasar Kliwon untuk melerai perkelahian. Sebelumnya laskar akan mendatangi penjual Miras yang sudah bertahun-tahun berjualan disitu, tetapi karena ada provokasi dari para preman akhirnya terjadi perkelahian yang tidak diinginkan. Hingga berujung pada penangkapan Agus Junaidi,
padahal dia datang untuk melerai perkelahian. Sama dengan kasus sebelumya, oknum aparat Dalmas selalu menyiksa para Laskar yang berjuang memberantas kemaksiatan.Dua orang dari kelima tersangka sempat dipukuli saat dimasukkan ke dalam truk dalmas. Bahkan saat sampai di kantor kepolisian ada dari sebagian tersangka yang mengalami intimidasi dari oknum kepolisan yang mengancam akan membunuh. Hal itu terungkap dalam sidang pra peradilan yang digelar di Pengadilan Negeri Surakarta. Jumat (27/3/2015). Melihat beragam tindakan represif oknum aparat kepolisian tersebut Budi Kuswanto salah seorang praktisi hukum mengungkapkan kekecewaannya. “Apapun alasannya oknum aparat yang menyiksa para tersangka tidak dibenarkan.Sebab bagaimanapun para tersangka juga mempunyai hak secara hukum”kata Budi saat ditemui di kantornya. Kamis (4/6/2015). Asas praduga tak bersalah harusnya diberikan kepada semua tersangka karena Indonesia adalah negara hukum. Namun disisi lain Budi Kuswanto yang juga anggota TPM (Tim Pembela Muslim) juga mengeluhkan, “Mengapa dari semua oknum aparat yang melakukan penyiksaan ataupun ancaman tak ada yang diproses secara hukum. Ini menjadi pertanyaan besar ada apa ini?” []
Segenap Redaksi Koran Panji Mengucapkan selamat menunaikan Ibadah puasa Ramadhan 1435 H
KORAN PANJI Edisi 4 Volume 1 2015
05
Prestasi-prestasi Laskar Islam Dalam Mengatasi Kemaksiatan
FPI Berhasil Menutup Rumah Bordil Mewah Ada 9 tempat bordil mewah yang berhasil ditutup oleh FPI Solo. Tak hanya itu FPI juga berhasil memberikan bukti-bukti terkait aktivitas salah satu Germo yang bernama Puji Santoso alias Koko dan berhasil dijebloskan penjara. Sampai kini 9 tempat tersebut sudah tidak beroperasi lagi. Konon harga pelacur ditempat tersebut mencapi jutaan rupiah.(Juli 2011). Menolak Deklarasi Ormas Gafatar Yang Merupakan Afiliasi Ajaran Ahmad Mushaddeq Laskar Umat Islam Solo (LUIS) serta beberapa elemen Islam lain menyampaikan penolakan deklarasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tingkat provinsi yang rencananya akan digelar pada Ahad, 29 April 2012 di GOR Bhineka Solo. Selain ditolak oleh warga Solo, belum sempat acara dimulai Polsek Laweyan dibantu Polres Solo membubarkan Ormas ini dikarenakan belum mengantongi ijin resmi dari
Polres maupun Kesbangpol Solo. Kapolres Solo Kombespol Asdjimain mengatakan bahwa penolakan dari ormas tidak hanya di GOR Bhineka, namun sebelumnya juga ada penolakan di Balaikota Solo, Diamond Solo dan Hotel Lor In Karanganyar. Menurut LUIS, dari hasil investigasi yang dilakukan MUI, Gafatar
merupakan penjelmaan dari Komite Milah Abraham (Komar) yang juga merupakan penjelmaan Al Qiyadah Al Islamiah pimpinan Ahmad Mushaddeq yang sudah dipenjarakan di Jakarta beberapa tahun lalu. Kelompok ini hanya mengajarkan shalat hanya cukup satu kali sehari dan tidak diwajibkan berpuasa.
Mensikapi Maraknya Aliran Sesat Ingkar Sunnah Ratusan elemen kaum Muslimin Solo Raya mendatangi tempat pengajian Ingkarus Sunah di kawasan Tanjunganom Kecamatan Grogol Sukoharjo pada Selasa (16/9/2012). Elemen tersebut terdiri dari LUIS, JAT, Majelis Taklim AlIslah, FKAM, KOKAM, Fujamas, FPI, Jamaah An Nikmah, MMI, Arimatea dan masyarakat sekitar. Mereka berangkat dari masjid An-Nikmah berjarak 200 meter. Menurut Sekjen LUIS, Yusuf Suparno, kehadirannya ke pengajian Ingkarus Sunnah Selasa malam itu karena Minardi Mursyid secara rutin mengisi pengajian. “Kami ingin
06
KORAN PANJI Edisi 4 Volume 1 2015
menyampaikan Sikap dari MUI Solo Raya dan Kemenag Sukoharjo terkait ajaran Minardi Mursyid,” ujar Yusuf Suparno. Tidak hanya itu saja, menurut Yusuf Suparno pimpinan YATAIN/LPPA Tauhid itu disamping mengingkari hadits Nabi juga menggalang infak yang tidak transparan, bisnis MLM yang merugikan anggota serta adanya hubungan yang tidak patut yang dilakukan pimpinan YATAIN terhadap seseorang pengikut pengajian putri yang bukan mahromnya. Menutup Karaoke Sragen Senin malam (21/4/2014) pada pukul 21.00 WIB puluhan warga bersama PJ Kepala Desa Jirapan Agus Sutopo, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat, beberapa orang perwakilan Ormas Islam Sragen dan Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) mendatangi kantor Polsek Masaran untuk menyelesaikan permasalahan keberadaan tempat karaoke tersebut. Akhirnya tempat maksiat dengan kedok Karaoke tersebut berhasil ditutup. Aksi perda miras Maraknya miras yang beradar di kota Solo telah menyebabkan banyak kerugian. Anehnya pemerintah kota Surakarta malah akan menerbitkan perda Miras yang salah satu isinya membolehkan sebagian jenis miras beredar. Mensikapi hal itulah ribuan umat Islam beserta laskar melakukan aksi di Gedung DPRD Surakarta.Jumat (21/2/2014). Akhirnya perda miras batal disahkan. Menolak Kedatangan Dubes Iran yang Disinyalir Memasukkan Ajaran Syiah Kedatangan Duta Besar (Dubes) Iran untuk Indonesia Muhammad Farazandeh ke kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta mendapatkan aksi penolakan dari puluhan orang yang tergabung dalam Laskar Umat Islam (LUIS).Kamis (22/5/2014). Umat Islam beranggapan Iran sebagai negara Syiah yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Kedatangan Muhammad Farazandeh ke Kampus IAIN, disinyalir LUIS tidak hanya sebatas peresmian Iran Corner di Fakultas
Usuludin dan Dakwah kampus tersebut, namun ada misi menyebarkan Syiah di Indonesia melalui Kota Solo. Karena aksi laskar ini, Dubes Iran batal datang dan acara peresmian Iran Corner batal dilaksanakan. Menolak Pendirian Karaoke yang Berdekatan dengan Masjid An Nur Grogol Bersama takmir Masjid An Nur dan Masyarakat Madegondo Grogol Sukoharjo laskar berkirim surat ke Bupati agar tidak memberikan pendirian tempat karaoke yang tepat berada di belakang Masjid An Nur komplek pertokoan The Park. Rabu (22/4/2015).Saat ditemui Ketua DPP LUIS dan Humasnya, Camat Agustinus Setiyono menyatakan bahwa pihaknya tidak mengijinkan Karoke tersebut. Selain sudah menimbulkan keresahan di kalangan warga setempat, lokasi dimana Karaoke berdiri juga merupakan kawasan niaga. Dan Camat pun sholat Jum'atnya di mesjid An Nur. Laskar Islam Tawangmangu Berhasil Tutup Penginapan Mesum Lembah Hijau Puluhan laskar Islam wilayah Karanganyar pada November 2014 berhasil menutup Penginapan Lembah Hijau. Penginapan Lembah Hijau di desa Plumbon, Tawangmangu ini diketahui sering dipakai sebagai tempat maksiat dan perzinahan. Warga sekitar sudah lama mengeluh, jika penginapan tersebut sering dipakai menginap pasangan anak muda, bahkan sering terlihat siswa berseragam SMP laki-laki dan perempuan yang masuk ke penginapan tersebut. Penutupan penginapan mesum oleh laskar Islam ini disaksikan langsung oleh Kapolsek Tawangmangu AKP Riyanto. []
KORAN PANJI Edisi 4 Volume 1 2015
07
Parade Tauhid VS Kirab Salib
Di tahun yang sama yakni 2015 namun berbeda bulan kota Solo menyelenggarakan sebuah event akbar. Acara yang pertama yaitu Kirab Salib,Rabu (29/4). Sebuah parade yang menampilkan ratusan salib yang dipanggul oleh beberapa orang ,bahkan dibarisan pertama adalah petugas TNI selanjutnya diikuti oleh kelompok masyarakat lainnya. Jumlah salib yang konon mencapai 270 melambangkan hari jadi Kota Solo sedangkan jumlah peserta kirab pun ditaksir mencapai 18 ribu orang dan dicatat oleh rekor MURI yang langsung diserahkan oleh Direkturnya Paul Pangka kepada Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo. Selang beberapa waktu kemudian giliran umat Islam Solo Raya menyelenggarakan event akbar yang diberi nama Parade Tauhid. Selain menghadirkan ribuan peserta yang dijelaskan panitia mencapai 100 ribu orang dalam acara tersebut juga diselenggarakan pengibaran bendera terpanjang di dunia yang panjangnya mencapai 2.5 kilometer, sebuah bendera berwarna putih dan bertuliskan kalimat tauhid berwarna hitam yang merupakan salah satu sumbangan pengusaha muslim kota Solo. Dalam benak masyarakat Kota Solo muncul beragam opini berkembang terkait event akbar tersebut,ada yang menyebutkan terselenggaranya parade Tauhid karena “kemarahan” umat Islam atas terselenggaranya Kirab Salib.
Namun opini tersebut langsung dibantah keras oleh Ketua MUI Kota Surakarta Prof Dr Zainal Arifin Adnan dan Ketua DSKS (Dewan Syariah Kota Surakarta) Ust Dr Mu'inudinillah Basri MA saat melakukan jumpa pers di Komplek Masjid Agung Surakarta. Selasa (12/5). “Dengan adanya parade ini semoga jalinan ukhuwah antar umat Islam se Solo Raya bisa terjalin dengan baik” Ujar Ketua MUI Kota Surakarta. Sementera itu Dr Muinudinillah lebih menitikberatkan pada makna parade tauhid itu sendiri. “Acara ini diadakan untuk menunjukkan bahwa umat Islam di Solo tetap eksis dan bisa bersatu.Tauhid sendiri merupakan inti dari segala pemahaman jika tauhidnya benar maka seluruh amal ibadahnya benar namun jika sebaliknya maka amalan seseorang menjadi rusak.”Ujarnya.
Kirab Salib, Prestasi Fx Rudi Terlepas dari itu semua dua acara besar itu terjadi di Kota Solo. Dan kirab Salib telah berhasil membuat umat Islam “tersentak”. Dalam sejarah baru kirab Salib ini yang sukses terselenggara dengan sempurna nan apik. Hal ini terjadi lantaran Walikota Solo FX Hadi
Rudyatmoyang berperan dan sangat mendukung penuh dengan acara tersebut. Kesuksesan sang Walikota dalam mendukung acara gereja tidak hanya pada kirab Salib tersebut, jauh sebelum acara tersebut juga pernah dilaksanakan acara besar lainnya, diantaranya adalah, Pertama, bakti sosial secara besarbesaran yang diselenggarakan di Alun –Alun Utara Solo.Pada Senin 19 Mei 2014.Diikuti ribuan peserta didalamnya terdapat acara pembabtisan terselubung. Kedua, acara kirab peserta lomba Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) XI tingkat Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 7 sampai dengan 9 Oktober 2014 yang diarak dari Lapangan Stadion Sriwedari hingga ke Balaikota. Sebagai umat gereja, Walikota sangat taat dalam menjalankan keyakinannya.Sehingga wajar perintah agamanya pun disebarkan dengan “memanfaatkan” jabatannya sekarang yang diemban. Selain itu dalam kepemimpinannya ada kabar bahwa ia lebih suka memberikan bantuan kegiatan sosial di gereja dibanding dengan masjid. Beberapa pejabat di pemerintahan kota Solo juga disinyalir adalah orang-orang walikota. Namun semua itu baru dugaan, semua perlu bukti dan fakta yang ada.[]
08
KORAN PANJI Edisi 4 Volume 1 2015
MARI BANTU BANGUN MASJID DI KAMPUNG RJO
A MUSLIM SUKOH Sebuah pemukiman baru yang berada di wilayah Sukoharjo belum lama ini berdiri. Tempat ini sebelumnya berupa sawah yang luasnya kurang lebih 3000m2. Sawah milik H Jumadi tersebut kemudian dibuat menjadi 50 kapling dan dijual hanya kepada umat Islam saja. Tidak butuh waktu lama, 50 tanah kaplingan yang terletak di Dukuh Plalan, Desa Kadokan, Sukoharjo ini langsung laku terjual semua, dan semua pembelinya adalah umat Islam. Pemilik tanah H Jumadi memang bercita-cita menjadikan sawah miliknya menjadi "Kampung Muslim" yang seluruh penghuninya taat beribadah. Sejak mulai dijual per kapling pada awal 2014 lalu, saat ini sudah berdiri 10 rumah lebih, dan akan terus dibangun rumah-rumah hingga "Kampung Muslim" ini penuh. Ketika sebuah pemukiman berdiri, sebuah fasilitas umum berupa tempat ibadah mutlak dibutuhkan warganya. Haji Jumadi sendiri telah mewakafkan sebidang tanah di ujung kaplingan tersebut untuk dibangun sebuah masjid dan Taman Kanak-Kanak Tahfidzul Qur'an.
Infaq Dakwah Center, sebuah yayasan sosial Islam yang sering memberikan bantuan finansial bagi umat Islam yang membutuhkan, saat ini sedang menggalang dana untuk pembangunan masjid dan tempat pendidikan di Kampung Muslim ini. Untuk itu Infaq Dakwah Center meminta kepada masyarakat yang peduli dengan Kampung Muslim ini untuk ikut terlibat dalam pembangunan masjid, agar segera dapat digunakan warganya beribadah. Mari kita bantu pembangunannya.[]
Lokasi: Dukuh Plalan, Desa Kadokan, Grogol, Sukoharjo
Untuk Informasi: 0858 790 785 70 (Abu Yassin)
- 0857 284 249 48 ( Abu Daud ) - 0852 132 8091 ( Fauzan )
08999704050 08567700020 infaqDakwahCenter.com