KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND GANGGUAN HUBUNG SINGKAT,
BERBAHAYA BAGI : PERALATAN MENGGANGGU
: PELAYANAN
PERLU DIKETAHUI BESARNYA ARUS SEBELUM KEJADIAN SESUNGGUHNYA. DALAM PERENCANAAN SISTEM
SPESIFIKASI PMT,KONDUKTOR
DARI SEGI PENGUSAHAAN ,
BESAR ARUS GANGGUAN HUBUNG TERUTAMA KONTRIBUSINYA : UNTUK KOORDINASI RELAI
OLEH SEBAB ITU : DICARIKAN CARA MENGHITUNG YANG MUDAH, CEPAT SEHINGGA BISA SEGERA DIGUNAKAN LANGSUNG DAPAT DIPERGUNAKAN SEBAGAI LAPORAN
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND CARA MENGHITUNG ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT • BISA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HUBUNG SINGKAT MASUKKAN DATANYA, RUN PROGRAMNYA DAPAT HASIL CARA INI MUDAH PELAKSANAANNYA, TAPI ADA KERUGIANNYA :
KITA TIDAK TAHU CARA HITUNGNYA
AGAR CARA HITUNG DAPAT KITA KUASAI • BISA DIHITUNG DENGAN CARA SEDERHANA MUDAH MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM LOTUS 123 RELEASE ... KARENA
PAKET PROGRAM YANG BANYAK DIKENAL STAF PLN BISA DIPAKAI UNTUK MENGHITUNG KOORDINASI BISA DILACAK RUMUS YANG DIGUNAKAN BELAJAR ULANG SETELAH TRAINING
UNTUK ITU PERLU BEKAL ILMU CARA MENGHITUNG
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT
UNTUK :
• GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3 FASA • GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 2 FASA • GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASA KETANAH RUMUS DASAR YANG DIGUNAKAN ADALAH HUKUM OHM I =
V
I = ARUS GANGGUAN H.S
Z
V = TEGANGAN SUMBER Z = IMPEDANSI DARI SUMBER KETITIK GANGGUAN, IMPEDANSI EKIVALENT
BIASANYA
NILAI IMPEDANSI EKIVALENT INI YANG MEMBINGUNGKAN PARA PEMULA.
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND DARI KETIGA JENIS GANGGUAN, PERBEDAANNYA ADA PADA UNTUK GANGGUAN 3 FASA : IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN ADALAH IMPEDANSI URUTAN POSITIF NILAI EKIVALEN Z1 TEGANGANNYA ADALAH E FASA UNTUK GANGGUAN 2 FASA : IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN ADALAH JUMLAH IMPEDANSI URUTAN POS. + URUTAN NEG. NILAI EKIVALEN Z1 + Z2 TEGANGANNYA ADALAH E
FASA-FASA
UNTUK GANGGUAN 1 FASA KETANAH IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN ADALAH JUMLAH IMPEDANSI URUTAN POS. + URUTAN NEG. + URUTAN NOL NILAI EKIVALEN Z1 + Z2 + Z0 TEGANGANNYA ADALAH
E
FASA
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND BENTUK JARINGAN PERLU DIKETAHUI UNTUK MENGHITUNG ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT UNTUK DISTRIBUSI YANG DIPASOK DARI GARDU INDUK : PENYULANG 20 KV
SUMBER KIT
BUS 150 KV
DARI SISTEM 150 KV, P3B AMBIL DATA SCC LEVEL HITUNG Z SUMBER
TRAFO DAYA
DI GARDU INDUK AMBIL DATA IMPEDANSI MVA, KV dll
AMBIL DATA Z 100 %
BUS 20 KV HITUNG 25% Z
Z POS. Z NOL HITUNG 50 % Z
UNTUK SIMULASI LOKASI GANG.
HITUNG 75 % Z
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND MEWAKILI SEKIAN BANYAK SUMBER PEMBANGKIT YANG ADA DIDALAM SISTEM 150 KV TERMASUK DIDALAMNYA : SUMBER KIT
• IMPEDANSI SUMBER PEMBANGKIT. • IMPEDANSI TRAFO UNIT • IMPEDANSI TRANSMISI
SEPERTI CONTOH BERIKUT :
Trafo unit
transmisi KIT 1 Trafo unit
KIT 3
transmisi Trafo unit
KIT 2 transmisi
transmisi
G.I A
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND BAGAIMANA MENGHITUNG IMPEDANSI SUMBER ? SHORT CIRCUIT LEVEL DI BUS 150 KV (MVA) MINTA KE PLN P3B UNTUK APA ?
KV 2 DAPAT DIHITUNG IMPEDANSI SUMBER DENGAN RUMUS MVA MISALKAN SHORT CIRCUIT LEVEL DIBUS 150 KV G.I A = 500 MVA MAKA, XS =
150 2 500
= 45 OHM INGAT NILAI INI DISISI 150 KV
KARENA AKAN MENGHITUNG I GANGG. SISI 20 KV,MAKA IMPEDANSI DISISI 150 KV, TRANSFER KE SISI 20 KV CARANYA 150 KV
45 OHM
20 KV 20 KV
?
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND DASAR HITUNGANNYA DAYA DISISI 150 KV = DAYA DISISI 20 KV MVA SISI 150 = MVA SISI 20 KV KV1 2 Z1
=
KV2 2 Z2
KALAU KV1 = 150 KV DAN Z1 = 45 OHM, DAN KV2 = 20 KV MAKA
Z2
= =
20 KV
0.8 OHM
20 150
2 2
x 45 OHM
0.8 OHM, SEHINGGA GAMBARNYA IMPEDANSI INI BERKALU UNTUK URUTAN POSITIF DAN NEGATIF
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND MENGHITUNG REAKTANSI TRAFO TENAGA DI G.I CONTOH
TRAFO TENAGA DENGAN DATA : DAYA = 10 MVA RATIO TEGANGAN 150/20 KV REAKTANSI = 10 %
PERHITUNGAN : IMPEDANSI DASAR PADA TRAFO (100 % ) SISI 20 KV ZB =
20 KV
2
10 MVA
= 40 OHM
REAKTANSI TRAFO = 10 % XT = 10 % x 40 OHM =
4 OHM
REAKTANSI YANG DIHASILKAN ADALAH REAKTANSI URUTAN POSITIF DAN NEGATIF.
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND REAKTANSI URUTAN NOL TRAFO MEMPERHATIKAN ADA ATAU TIDAKNYA BELITAN DELTA • KAPASITAS DELTA SAMA DENGAN KAPASITAS BINTANG NILAI XT 0 = XT 1 BERLAKU PADA TRAFO UNIT PADA CONTOH XT 0 = 4 OHM • TRAFO TENAGA DI G.I DENGAN HUBUNGAN Yy BIASANYA PUNYA BELITAN DELTA DENGAN KAPASITAS SEPERTIGA x KAPASITAS PRIM. (SEKUNDER) NILAI XT 0 = 3 x XT 1 PADA CONTOH XT 0 = 3 x 4 OHM = 12 OHM • TRAFO TENAGA DI G.I DENGAN HUBUNGAN Yy YANG TIDAK PUNYA BELITAN DELTA DIDALAMNYA NILAI XT 0 = BERKISAR ANTARA 9 S/D 14 KALI XT 1 PADA CONTOH HITUNGAN DIAMBIL NILAI XT 0 = 10 x XT 1 = 10 x 4 OHM = 40 OHM
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND IMPEDANSI PENYULANG DATA IMPEDANSI PENYULANG DIDAPAT
• DIHITUNG • DARI TABEL • PER KM
IMPEDANSI PENYULANG
PANJANG PENYULANG x Z PER KM
SIMULASIKAN LOKASI GANGGUAN PER
25 %
50 % 75 % 100 % x PANJANG PENYULANG ATAU
PER
10 % 20 % 30 % . . . . . 100 % x PANJANG PENYULANG
CONTOH PERHITUNGAN, MENGAMBIL IMPEDANSI PENYULANG IMPEDANSI URUTAN POSITIF = IMPEDANSI URUTAN NEGATIF = ( 0.12 + j 0.23 ) OHM/ KM
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND IMPEDANSI PENYULANG URUTAN NOL = ( 0.18 + j 0.53 ) OHM/ KM PANJANG PENYULANG DALAM CONTOH = 10 KM SEHINGGA : IMPEDANSI URUTAN POSITIF DAN URUTAN NEGATIF UNTUK PENYULANG , DIHITUNG U/ % IMPEDANSI Z1 , Z2 PANJANG 25 %
0.25 x10 KM x (0.12 + j 0.23) OHM/KM =(0.3 + j 0.575) OHM
50 %
0.50 x10 KM x (0.12 + j 0.23) OHM/KM = (0.6 + j 1.150) OHM
75 %
0.75 x10 KM x (0.12 + j 0.23) OHM/KM = (0.9 + j 1.725) OHM
100 %
1.00 x10 KM x (0.12 + j 0.23) OHM/KM = (1.2 + j 2.3) OHM
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND IMPEDANSI URUTAN NOLPENYULANG , DIHITUNG U/ % PANJANG
IMPEDANSI Z0
25 %
0.25 x10 KM x(0.18 + j 0.53) OHM/KM = (0.45 + j 1.325) OHM
50 %
0.50 x10 KM x(0.18 + j 0.53) OHM/KM = (0.90 + j 2.650) OHM
75 %
0.75 x10 KM x(0.18 + j 0.53) OHM/KM = (1.35 + j 3.975) OHM
100 %
1.00 x10 KM x(0.18 + j 0.53) OHM/KM = (1.8 + j 5.300) OHM
MENGHITUNG IMPEDANSI EKIVALEN Z1 eki DAN Z2 eki DAPAT LANGSUNG DIHITUNG SESUAI LOKASI GANGGUAN, DENGAN MENJUMLAHKAN ZS + ZT + % ZL
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND HITUNGAN Z1 eki DAN Z2 eki Z1 eki = Z2 eki
= Z1S + Z1T t + Z1 penyulang
INGAT HITUNGAN IMPEDANSI SUMBER =
INGAT HITUNGAN IMPEDANSI TRAFO
TERGANTUNG LOKASI GANG.
j 0.8+ j 4.0 + Z1 penyulang
= j 4.8 + Z1 penyulang U/ % PANJANG
IMPEDANSI Z1 , Z2 eki
25 %
j0.48 + (0.3 + j 0.575) OHM = (0.3 + j 5.375) OHM
50 %
j0.48 + (0.6 + j 1.150) OHM = (0.6 + j 5.950) OHM
75 %
j0.48 + (0.9 + j 1.725) OHM = (0.9 + j 6.525) OHM
100 %
j0.48 + (1.20 + j 2.30) OHM = (1.2 + j 7.100) OHM
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND HITUNGAN
Z0
HITUNGAN DIDASARKAN PADA SISTEM PENTANAHAN NETRAL SISTEM PASOKAN DARI G.I PENTANAHAN TAHANAN 40 OHM Z0 DIHITUNG
• MULAI DARI TRAFO YANG DITANAHKAN • TAHANAN NETRAL NILAI 3 RN • IMPEDANSI PENYULANG
TRAFO DI G.I UMUMNYA PUNYA BELITAN DELTA KAP. 1/3 X0 TRAFO = 3 x X1 TRAFO = 3 x j 4.0 = j 12 OHM 3 RN = 3 x 40 = 120 OHM Z0 penyulang = % panjang x Z0 total
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND PERHITUNGAN Z0 EKIVALEN Z0 eki
=
Z0 T + 3 RN + Z0 penyulang
INGAT HITUNGAN Z0 TRAFO = U/ % PANJANG
INGAT TAHANAN PENTANAHAN
TERGANTUNG LOKASI GANG.
j 12 + 120 + Z0 penyulang IMPEDANSI Z0 eki
25 %
j12 + 120 + (0.45 + j 1.325) OHM= (120.45 + j 13.325) OHM
50 %
j12 + 120 + (0.90 + j 2.650) OHM= (120.90 + j 14.650) OHM
75 %
j12 + 120 + (1.35 + j 3.975) OHM= (121.35 + j 15.975) OHM
100 %
j12 + 120 + (1.80 + j 5.300) OHM= (121.80 + j 17.300) OHM
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN : GANGGUAN TIGA FASA : RUMUSNYA : I =
V Z
V = TEGANGAN FASA - NETRAL Z = IMPEDANSI Z1 ekivalen GANGGUAN DI 25 % PANJANG PENYULANG
I =
20.000/ 3 (0.3 + j 5.375)
IMPEDANSI MASIH DALAM KOMPLEKS KARENA DIAMBIL MAGNITUTE I =
20.000/ 3 (0.3 + 5.375 ) 2
2
=
2144.9 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SECARA LENGKAP DIBUAT HITUNGAN ARUS H.S 3 FASA: U/ GANGG. DI % PANJANG
ARUS GANGGUAN 3 FASA
25 %
I =
50 %
I =
75 % 100 %
I = I =
20.000/ 3 (0.3 + 5.375 ) 2
2
20.000/ 3 (0.62 + 5.9502 ) 20.000/ 3 (0.92 + 6.5252 ) 20.000/ 3 (1.22 + 7.1002 )
=
2144.9 AMPER
=
1930.9 AMPER
=
1753.06 AMPER
=
1603.60 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN : GANGGUAN DUA FASA :
RUMUSNYA : I =
V Z
V = TEGANGAN FASA - FASA Z = IMPEDANSI ( Z1 + Z2 )ekivalen GANGGUAN DI 25 % PANJANG PENYULANG
I =
20.000 2 x (0.3 + j 5.375)
IMPEDANSI MASIH DALAM KOMPLEKS KARENA DIAMBIL MAGNITUTE I =
20.000 (2x0.3) + (2x5.375) 2
2
=
1857.6 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SECARA LENGKAP DIBUAT HITUNGAN ARUS H.S 2 FASA: U/ GANGG. DI % PANJANG
ARUS GANGGUAN 2 FASA
25 %
I =
50 %
I =
75 % 100 %
I = I =
20.000 (2x0.3) + (2x5.375) 2
2
20.000 (2x0.6)2 + (2x5.950)2 20.000 (2x0.9)2 + (2x6.525)2 20.000 (2x1.2)2 + (2x7.10)2
=
1857.6 AMPER
=
1672.2 AMPER
=
1518.2 AMPER
=
1388.8 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN : GANGGUAN SATU FASA KETANAH: RUMUSNYA :
I =
V Z
V = 3 x TEGANGAN FASA - NETRAL Z = IMPEDANSI ( Z1 + Z2 + Z0 )ekivalen GANGGUAN DI 25 % PANJANG PENYULANG 3 x 20.000/ 3 I = 2 x (0.3 + j 5.375) + 120.45 +j 13.325 KARENA DIAMBIL MAGNITUTE I =
IMPEDANSI MASIH DALAM KOMPLEKS
3 x 20.000/ 3 (2x0.3 + 120.45) + (2x5.375 + 13.325) 2
2
=
280.74 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SECARA LENGKAP DIBUAT HITUNGAN ARUS H.S 1 FASA KETANAH: U/ GANGG. DI % PANJANG 25 %
I =
50 %
I =
75 %
I =
100 %
I =
ARUS GANGGUAN 1 FASA KETANAH 3 x 20.000/ 3 (2x0.3 + 120.45) + (2x5.375 + 13.325) 2
2
3 x 20.000/ 3 (2x0.6 + 120.9)2 + (2x5.950 + 14.65)2 3 x 20.000/ 3 (2x0.9 + 121.35)2 + (2x6.525 + 15.975)2 3 x 20.000/ 3 (2x1.2 + 121.8)2 + (2x7.10 + 17.3)2
= 280.67 A
= 277.23 A
= 273.79 A = 270.35 A
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND INGAT BENTUK JARINGAN YANG DIHITUNG ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT NYA ? JARINGAN DISTRIBUSI YANG DIPASOK DARI GARDU INDUK : SETELAN RELAI YANG DITINJAU
LIHAT Ibeban
PENYULANG 20 KV
SUMBER KIT DARI SISTEM 150 KV, P3B
BUS 150 KV
TRAFO DAYA
BUS 20 KV
25% Z
75% Z 50% Z
SIMULASI LOKASI GANG.
100% Z
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND BAGAIMANA MENGHITUNG SETELAN RELAI ? RELAI JENIS APA YANG DIGUNAKAN ? DEFINITE TIME ? MUDAH !! TAPI KOMULASI WAKTU BESAR INVERSE TIME ? SULIT !! TAPI BISA TEKAN KOMULASI WAKTU CARA HITUNG DENGAN INVERSE TIME AGAR DIKUASAI, Ibeban UNTUK HITUNG SETELAN ARUS
DASAR HITUNG :
Igangguan UNTUK HITUNG SETELAN WAKTU, SETELAN ARUS : 1,05 x Ibeban SETELAN WAKTU : .t =
BERDASARKAN RUMUS INVERSE
0.14 x tms Ifault Iset
0.02
- 1
NORMAL INVERSE .t = WAKTU KERJA (DET) .tms = TIME MULTIPLE SETTING
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND PERHITUNGAN SETTING RELAI ARUS LEBIH SETTING RELAI ARUS LEBIH MULAI DARI RELAI PALING HILIR PENYULANG 20 KV : MISAL ARUS BEBAN PENYULANG = 100 AMPER RATIO C.T = 150 : 5 AMPER SETELAN ARUS PENYULANG 20 KV SETELAN ARUS (PRIMER)
= 1,05 x 100 AMPER = 105 AMPER
SETELAN ARUS (SEKUNDER) = 105 x = 105 x
1 RATIO C.T 5 150
= 3.5 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SETELAN WAKTU RELAI PENYULANG 20 KV RELAI INVERSE WAKTU KERJA TERGANTUNG DARI ARUS (Ifault) WAKTU KERJA : PALING HILIR DITETAPKAN = 0.3 DETIK DENGAN RUMUS INVERSE 0.14 x tms .t = Ifault 0.02 - 1 Iset 0.3 =
0.14 x tms 2144.9 105
.tms = 0.13
0.02
- 1
Ifault DIAMBIL UNTUK GANGGUAN 3 FASA DI 25% Pj PENYULANG DARI ANGKA YANG DIMASUKKAN KEDALAM RUMUS,NILAI tms DAPAT DIHITUNG.
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND INCOMING 20 KV : ARUS BEBAN TRAFO DIHITUNG
DARI KAPASITAS TRAFO
KAPASITAS TRAFO = 10 MVA ,In SISI 20 KV = 288.7 A RATIO C.T YANG DIGUNAKAN = 400 : 5 AMPER SETELAN ARUS RELAI INCOMING 20 KV SETELAN ARUS (PRIMER)
= 1,05 x 288.7 AMPER = 303.1 AMPER
SETELAN ARUS (SEKUNDER) = 303.1 x = 303.1 x
1 RATIO C.T 5 400
= 3.795 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SETELAN WAKTU RELAI INCOMING 20 KV RELAI INVERSE WAKTU KERJA TERGANTUNG DARI ARUS (Ifault) WAKTU KERJA INCOMING :SELEKTIFITAS DIDAPAT DENGAN : WAKTU KERJA RELAI DISISI HILIR + 0.4 DETIK : .t INCOMING = ( 0.3 + 0.4 ) DETIK : DENGAN RUMUS INVERSE 0.14 x tms .t = Ifault 0.02 - 1 Iset 0.7 =
0.14 x tms 2144.9 303.1
.tms = 0.2
0.02
- 1
UNTUK GANG. DI 25%
Ifault DIAMBIL UNTUK GANGGUAN 3 FASA DI 25% Pj PENYULANG DARI ANGKA YANG DIMASUKKAN KEDALAM RUMUS,NILAI tms DAPAT DIHITUNG.
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND PERHITUNGAN SETTING RELAI GANGGUAN TANAH SETTING RELAI GANGGUAN TANAH MULAI DARI RELAI PALING HILIR PENYULANG 20 KV : RATIO C.T = 150 : 5 AMPER
DARI HASIL HITUNGAN TERDAHULU
SETTING ARUS RELAI GANG. TANAH PENYULANG 20 KV BERDASARKAN ARUS GANGGUAN TANAH TERKECIL (270.4 A) YAITU SEBESAR 10% x ARUS GANGGUAN TANAH TERKECIL UNTUK MENAMPUNG TAHANAN BUSUR SETELAN ARUS (PRIMER)
= 10% x 270.4 AMPER = 27.04 AMPER
SETELAN ARUS (SEKUNDER) = 27.04 x = 27.04 x
1
RATIO C.T 5
150 = 0.9 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SETELAN WAKTU RELAI GANGGUAN TANAH PENYULANG 20 KV RELAI INVERSE WAKTU KERJA TERGANTUNG DARI ARUS (Ifault) WAKTU KERJA : PALING HILIR DITETAPKAN = 0.3 DETIK DENGAN RUMUS INVERSE 0.14 x tms .t = Ifault 0.02 - 1 Iset 0.3 =
0.14 x tms 280.67 27.04
.tms = 0.1
0.02
- 1
Ifault DIAMBIL UNTUK GANGGUAN 1 FASA-TANAH DI 25% Pj PENYULANG DARI ANGKA YANG DIMASUKKAN KEDALAM RUMUS,NILAI tms DAPAT DIHITUNG.
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND INCOMING 20 KV : CATATAN : SETELAN ARUS RELAI GANGGUAN TANAH DI INCOMING 20 KV HARUS LEBIH SENSITIVE FUNGSINYA : CADANGAN BAGI RELAI DI PENYULANG 20 KV DIBUAT 8% x ARUS GANGGUAN TANAH TERKECIL RATIO C.T YANG DIGUNAKAN = 400 : 5 AMPER SETELAN ARUS RELAI GANG. TANAH INCOMING 20 KV SETELAN ARUS (PRIMER)
= 8% x 270.4 AMPER = 21.63 AMPER
SETELAN ARUS (SEKUNDER) = 21.63 x = 21.63 x
1 RATIO C.T 5 400
= 0.27 AMPER
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SETELAN WAKTU RELAI GANGGUAN TANAH INCOMING 20 KV RELAI INVERSE WAKTU KERJA TERGANTUNG DARI ARUS (Ifault) WAKTU KERJA INCOMING :SELEKTIFITAS DIDAPAT DENGAN : WAKTU KERJA RELAI DISISI HILIR + 0.4 DETIK : .t INCOMING = ( 0.3 + 0.4 ) DETIK : DENGAN RUMUS INVERSE 0.14 x tms .t = Ifault 0.02 - 1 Iset 0.7 =
0.14 x tms 280.67 21.63
.tms = 0.26
0.02
- 1
UNTUK GANG. DI 25%
Ifault DIAMBIL UNTUK GANG. 1 FASA-TANAH DI 25% Pj PENYULANG DARI ANGKA YANG DIMASUKKAN KEDALAM RUMUS,NILAI tms DAPAT DIHITUNG.
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND NILAI SETELAN INI HARUS DIUJI SELEKTIFITASNYA PADA NILAI ARUS GANGGUAN LAIN, YAITU : PADA 25%, 50%, 75% DAN 100% PANJANG PENYULANG : CARANYA ? .t =
GUNAKAN RUMUS INVERSE 0.14 x tms Ifault Iset
0.02
- 1
MASUKKAN NILAI tms RELAI PENYULANG ATAU INCOMING MASUKKAN NILAI Iset RELAI PENYULANG ATAU INCOMING
MASUKKAN NILAI Ifault SESUAI LOKASI GANGG. YANG DITINJAU MAKA WAKTU KERJA RELAI t DAPAT DIHITUNG PERIKSA SELISIH WAKTU KERJA RELAI PENYULANG DAN WAKTU KERJA INCOMING
> 0.4 DETIK, KERJA RELAI SELEKTIF
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND CONTOH : .t =
GUNAKAN RUMUS INVERSE UNTUK RELAI PENYULANG 0.14 x tms Ifault Iset
0.02
- 1
MASUKKAN NILAI tms RELAI PENYULANG MASUKKAN NILAI Iset RELAI PENYULANG
MASUKKAN NILAI Ifault UNTUK GANGG. PADA 25% PJ PENYULANG MAKA WAKTU KERJA RELAI PENYULANG t DAPAT DIHITUNG .t =
.t =
0.14 x 0.13 2144.9 105 0.3
0.02
- 1
HITUNG PULA WAKTU KERJA RELAI UNTUK ARUS GANGGUAN DI LOKASI 50%, 75% DAN 100% PJ PENYULANG
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SELANJUTNYA : GUNAKAN RUMUS INVERSE UNTUK RELAI INCOMING .t =
0.14 x tms Ifault Iset
0.02
- 1
MASUKKAN NILAI tms RELAI INCOMING MASUKKAN NILAI Iset RELAI INCOMING
MASUKKAN NILAI Ifault UNTUK GANGG. PADA 25% PJ PENYULANG MAKA WAKTU KERJA RELAI PENYULANG t DAPAT DIHITUNG .t =
.t =
0.14 x 0.2 2144.9 303.1 0.7
0.02
- 1
HITUNG PULA WAKTU KERJA RELAI UNTUK ARUS GANGGUAN DI LOKASI 50%, 75% DAN 100% PJ PENYULANG
KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND SECARA LENGKAP HASIL HITUNGAN WAKTU KERJA DIBUAT TABEL
GANGG. DI % PANJANG
WAKTU KERJA RELAI ( DETIK ) 3 FASA
2 FASA 1 FASA
3 FASA
2 FASA
1 FASA
25 %
0.70
0.76
0.70
0.30
0.32
0.30
50 %
0.74
0.80
0.70
0.31
0.33
0.30
75 %
0.78
0.85
0.71
0.32
0.34
0.30
100 %
0.82
0.90
0.71
0.33
0.35
0.30