KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH DENGAN METODE FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN PLANT PT.KPI (KALTIM PARNA INDUSTRI) Dani Brami Purwosetyo, Margo Pujiantara, Heri Suryoatmojo Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak—PT. Kaltim Parna Industri adalah perusahaan industri petrokimia yang memproduksi ammonia, dengan kapasitas produksi 1500 MTTP, berlokasi di Bontang Kalimantan Timur. PT. KPI memiliki STG (Steam Turbine Generator) dengan kapasitas 7,5 MVA ; 11 KV ; PF 0,8; 1500 rpm yang selalu dioperasikan dalam kondisi normal. Karena PT. KPI adalah perusahaan industri petrokimia, maka koordinasi sistem proteksi PT. KPI harus benar-benar baik, agar keandalan sistem dapat terjaga. Pada Tugas Akhir ini bertujuan untuk menyajikan analisis terhadap koordinasi rele pengaman menggunakan plant PT. KPI dengan cara konvensional dibandingkan dengan metode fuzzy logic FIS. Untuk membantu proses pengerjaan tugas akhir ini digunakan software pendukung yaitu ETAP 7.0 , Power Plot, dan Matlab R2010a. Dari Tugas Akhir ini akan dapat mempermudah dan membantu pengguna awam untuk mensetting TDS (Time Dial Setting) untuk kurva invers rele dari suatu sistem proteksi khususnya pada plant PT. KPI.
START
Pengumpulan Data dan Literatur Pemodelan Single Line Diagram Sistem dan Penentuan Typical pada software ETAP Analisis Load Flow
Simulasi dan Analisis Hubung Singkat Simulasi Setting Koordinasi Sistem Proteksi
Setting Koordinasi Aman?
Kata Kunci— Koordinasi, rele pengaman, fuzzy logic
P
Tidak
Ya
1. PENDAHULUAN
Didapatkan Nilai Ip dan TMS
eralatan pengaman arus berlebih memiliki skema terbesar dalam sistem pengamanan pada berbagai sistem distribusi dan biasanya digunakan sebagai cadangan pada pengaman utama. Sebelum sistem proteksi diimplementasikan, diperlukan perhitungan dan analisis agar setting rele dapat diketahui supaya rele dapat bekerja secara baik. Apabila nantinya terjadi gangguan, sebagai contoh overload atau beban lebih, hubung singkat antara fasa dengan fasa, hubung singkat antara fasa dengan tanah maka sistem proteksi akan bekerja sesuai fungsinya sebagai pengaman, sehingga stabilitas tenaga listrik akan berlangsung. Pada tugas akhir ini akan menguraikan koordinasi pengaman arus lebih (Overcurrent) dengan metoda fuzzy logic. Dengan metode ini kita dapat menggantikan metode konvensional dalam menentukan waktu operasi dari rele arus lebih dan selisih waktu operasi antar rele yang berdekatan yang menggunakan plant PT Kaltim Parna Industri yang selanjutnya disebut “PT. KPI”. Dengan latar belakang tersebut, maka dilaksanakan tugas akhir ini dengan tujuan sebagai berikut: Melaksanakan studi mengenai hubung singkat dan koordinasi proteksi sistem kelistrikan PT. Kaltim Parna Industri (KPI) untuk mempermudah pengguna awam untuk mensetting kurva invers rele dari suatu sistem proteksi khususnya plant PT. KPI. Adapun untuk dapat mencapai tujuan seperti tersebut di atas, maka dalam pelaksanaan tugas akhir ini digunakan blok diagram perencanaan sistem yang diberikan dalam diagram alir pada Gambar 1.
Variabel Input (Ip dan TMS) FUZZY LOGIC Variabel Output (t) Analisis (t) konvensional dengan (t) Fuzzy Logic Pembuatan laporan
STOP
Gambar 1. Blok diagram perencanaan sistem
2. TEORI PENUNJANG 2.1 Rele Arus Lebih Rele arus lebih merupakan suatu jenis rele yang bekerja berdasarkan besarnya arus masukan, dan apabila besarnya arus masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (Ip) maka rele arus lebih bekerja. Dimana Ip merupakan arus kerja yang dinyatakan menurut gulungan sekunder dari trafo arus (CT). Bila suatu gangguan terjadi didalam daerah perlindungan rele, besarnya arus gangguan (If) yang juga dinyatakan terhadap gulungan sekunder CT juga. Rele akan bekerja apabila memenuhi keadaan sebagai berikut [1]: If > Ip rele bekerja ( trip ) If < Ip tidak bekerja 1
( block )
Rele arus lebih ini dapat berupa rele arus lebih waktu invers (inverse time overcurrent relay), rele arus lebih waktu tertentu (definite overcurrent relay), dan rele arus lebih waktu instan (instantaneous overcurrent relay)
LONG INVERSE (Type B) 120 t
1
I Ip 1
(5)
Tp
b. Setting Waktu Penyetelan waktu kerja rele terutama dipertimbangkan terhadap kecepatan dan selektivitas kerja dari rele, sehingga rele tidak salah operasi, yang dapat menyebabkan tujuan pengaman tidak berarti. Untuk setting waktu sesuai standard IEEE 242, yaitu sebagai berikut :
Waktu (detik)
t = 80 milidetik If besar
Gambar 2. Instantaneous overcurrentArus relay Lebih Karakteristik
waktu terbuka circuit beaker : 0,04 – 0,1 det (2-5 Cycle) overtravel dari rele : 0,1 det faktor Keamanan : 0,12 – 0,22 det
Arus (Ampere)
Gambar 3. Invers
Seketika overcurrent relay
. 2.3 Fuzzy Inference System (FIS) Dasar logika fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Pada teori himpunan fuzzy, peranan derajat keanggotaan sebagai penentu keberadaan elemen dalam suatu himpunan sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan atau membership function menjadi ciri utama dari penalaran dengan logika fuzzy tersebut [5]. Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara lain : a. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. b. Logika fuzzy sangat fleksibel. c. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. d. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinier yang sangat kompleks. e. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. f. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. g. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami
Gambar 4. Definite overcurrent relay
Karakteristik Arus Lebih Waktu tertentu 2.2 Setting Rele Pengaman a. Setting Arus Pada dasarnya batas penyetelan rele arus lebih adalah rele tidak boleh bekerja pada saat beban maksimum. Arus settingnya harus lebih besar dari arus beban maksimumnya. Arus penyetelan pun harus memperhatikan kesalahan pick up sesuai dengan British Standard Pick Up = 1.05 s/d 1.3 Iset [2]. Pada penyetelan rele arus lebih juga harus memperhatikan batas maksimum setting, untuk Karakteristik Arus Lebih Waktudan terbalik alasan keamanan back up, estimasi setting ditetapkan Iset < 0.8 Isc min [3]. Pada rele arus lebih, besarnya arus pickup ini ditentukan dengan pemilihan tap. Adapun untuk menentukan besarnya tap yang digunakan dapat menggunakan persamaan berikut : Tap =
I set
Biasanya seorang operator/pakar memiliki pengetahuan tentang cara kerja dari sistem yang bisa dinyatakan dalam sekumpulan IF-THEN rule. Dengan melakukan fuzzy inference, pengetahuan tersebut bisa ditransfer kedalam perangkat lunak yang selanjutnya memetakan suatu input menjadi output berdasarkan IF-THEN rule yang diberikan. Sistem fuzzy yang dihasilkan disebut Fuzzy Inference System (FIS)[6].
(1)
nCT
Sedangkan menentukan time dial dari masingmasing kurva karakteristik invers rele IEC 60255-3 or BS 142 standards adalah sebagai berikut [4]: INVERSE (Type A) (2) 0.14 t
0.02
I 1 Ip VERY INVERSE (Type B) 13.5 t
1
Tp
Tp
I Ip 1 EXTREMELY INVERSE (Type C) 80 t
2
I Ip 1
RULE
Tp
INPUT
(3)
Rule #1 IF pelayanan is mengecewakan OR makanan is hambar THEN bonus is sedikit
pelayanan
makanan
Rule #2 IF pelayanan is bagus THEN bonus is sedang
Σ
OUTPUT bonus
Rule #3 IF pelayanan is memuaskan OR makanan is enak THEN bonus is banyak
(4) Input berupa bilangan skor 0-10
Gambar 5. Struktur FIS[6]
2
Semua rule dievaluasi secara paralel
defuzzifikasi
Output berupa bilangan
Proses fuzzy inference dalam gambar 5 bisa dibagi dalam lima bagian: fuzzifikasi variabel masukan, operasi fuzzy logic menggunakan operator fuzzy AND atau OR pada bagian antecedent ke consequent, agregasi semua consequent dari semua IF-THEN rule dan defuzzifikasi.
Gambar 6. Single Line Diagram PT. KPI
Gambar 8. Single Line Diagram Tipikal 1
Gambar 7. Single Line Diagram Tipikal 1
3. SISTEM KELISTRIKAN PT. KALTIM PARNA INDUSTRI DAN PEMODELAN DENGAN FUZZY LOGIC 3.1 Sistem Kelistrikan PT. KPI PT Kaltim Parna Industri adalah perusahaan industri petrokimia, yang memproduksi Ammonia, dengan kapasitas produksi 1500 MTPD, berlokasi di Bontang Kalimantan Timur. KPI akan melakukan sharing power dengan pembangkit lain yaitu PT.KDM, dengan komposisi sharing 80: 20. KPI memiliki STG (Steam Turbin Generator) dengan kapasitas 7,5 MVA; 11 KV; PF 0.8; 1500 rpm yang selalu dioperasikan dalam kondisi normal. Khusus pada kondisi di mana tidak ada supply listrik dari KDM, maka kebutuhan listrik untuk area storage dan jetty akan di supply oleh 2 (dua) Diesel Generator dengan kapasitas masing-masing 1 MW yang digunakan saat STG dalam keadaan tidak beroperasi.
4. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS
3.2 Pemilihan Tipikal Koordinasi Pada tugas akhir ini analisa meliputi short circuit level dan koordinasi proteksi pada 1 sumber 3 penyulang dan 2 tingkat proteksi pada PT. KPI, maka diambil 1 tipikal koordinasi. Tipikal koordinasi yang diambil dapat dilihat jelas pada Gambar 7. dan Gambar 8. Tipikal 1 : Koordinasi mulai dari Bus 9 pada level tegangan 6.9 kV hingga Bus 8 pada level tegangan 11 KV. Pada Bus 9 level tegangan 6.9 kV terdapat motor tegangan menengah 500 kW.
4.1 Simulasi Hubung Singkat Minimum Hubung singkat minimum adalah hubung singkat yang terjadi ketika sistem beroperasi pada kondisi suplai beban minimum. Tetapi pada tugas akhir ini hanya menggunakan 1 sumber, sehingga cara pengambilan data dari hubung singkat minimum dengan hubung singkat maksimum hampir sama tetapi beda pada cycle –nya dan jenis hubung singkatnya. Di mana pada kondisi ini sistem disuplai oleh PT. KDM dan 1 STG dari PT. KPI dengan perbandingan sharing 20:80. Pada 3
simulasi hubung singkat minimum, diperoleh nilai arus hubung singkat minimum 30 cycle yang diperoleh dari simulasi hubung singkat pada software ETAP. Tabel 1. Data Hubung Singkat Minimum 30 cycle BUS Isc min 30 cycle ID KV KA Bus 9 6.9 7.007 MSG 1 6.9 7.544 Bus 4 11 14.334 HSG1-KPI 11 14.984
413.4 75/5
; didapatkan 27,56 ≤ Iset ≤
Relay 14-MSG1-CB MSG-1 (CT Ratio : 2500/5) Time Overcurrent Pickup (VIT) 1,05 x FLA Ipp 0,8 x Isc min 30 cycle 1,05 x 1487.8 A Ipp 0,8 x 7544 A 1562.19 A Ipp 6035,2 A dipilih Ipp = 1562.19 A Ipp 1562.19 Iset = = = 7.81 A nCT 1000 / 5 Sehingga setting arus pickup inverse = 7.81 A Time Setting IDMT ( Time Dial ) Waktu operasi yang diinginkan = t = 20 s Tp= Time Dial
I 1 1 xt Ipp Tp 13.5 Isc min busMSG1 1 1 xt Ipp Tp 13.5
4.3 Koordinasi Rele Pengaman secara Konvensional Setelah mengetahui besar arus nominal dan arus gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi pada peralatanperalatan yang perlu diamankan, maka dapat dihitung arusarus yang perlu diamankan agar tidak merusak peralatan dan menggangu kestabilan sistem. Relay 15-MSG1-CB MSG 1A (CT Ratio : 800/5) Time Overcurrent Pickup (VIT) 1,05 x FLA Ipp 0,8 x Isc min 30 cycle 1,05 x 53 A Ipp 0,8 x 7007 A 55.65 A Ipp 5605,6 A dipilih Ipp = 55.65 A Ipp 55.65 Iset = = = 3,71 A nCT 75 / 5 Sehingga setting arus pickup inverse = 3,71 A Time Setting IDMT ( Time Dial ) Waktu operasi yang diinginkan = t = 20 s Tp= Time Dial I = Istarting-motor
7544 1 1 x 20 1562.19 Tp 5.67 13.5 Setting Time Dial = 3.2 Current setting High Set (I>>) Ipp ≤ Iset ≤ 0.8 x Iscmin - 30cycle nCT
nCT
1562.19 ≤Iset≤ 0.8 x 7544 ;didapatkan 7.81 ≤ Iset ≤ 1000/5 1000/5 30.18 Sehingga setting arus pickup definite = 15 A Setting waktu (t>>) = 0.3 s
Relay 29-Bus 4-CB 52F1 (CT Ratio : 1500/5) Time Overcurrent Pickup (VIT) 1,05 x FLA Ipp 0,8 x Isc min 30 cycle 1,05 x 629,8 A Ipp 0,8 x 14334 A 661,29 A Ipp 11467,2 A dipilih Ipp = 661,29 A Ipp 661,29 Iset = = = 6.61 A nCT 500 / 5 Sehingga setting arus pickup inverse =6.61 A Time Setting IDMT ( Time Dial ) Waktu operasi yang diinginkan = t = 2 Tp= Time Dial
I 1 1 xt Ipp 13.5
Istartingmotor 1 1 xt Ipp Tp 13.5 1 413,4 1 x 20 55.65 Tp 9.52 13.5
I 1 1 xt Ipp Tp 13.5
Setting Time Dial = 3.2 Current setting High Set (I>>) Istarting ≤ Iset ≤ 0,8 x Iscmin - 30cycle nCT
75/5
373,71 A Dipilih setting arus pickup definite = 30 A Setting waktu (t>>) = 0.1 s
4.2 Simulasi Hubung Singkat Maksimum Adapun nilai arus hubung singkat maksimum 4 cycle yang diperoleh dari simulasi hubung singkat pada software ETAP disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Data hubung singkat maksimum 4 cycle BUS Isc max 4 cylce ID KV KA Bus 9 6.9 11.847 MSG 1 6.9 13.304 Bus 4 11 22.096 HSG1-KPI 11 23.261
Tp
≤ Iset ≤ 0,8 x 7007
nCT
4
Isc min bus 4 1 1 xt Ipp Tp 13.5 14334 1 1 x 2 661,29 Tp 3.06 13.5 Setting Time Dial = 3.06 Current setting High Set (I>>) 1.1 x Idefinite rele14 ≤ Iset ≤ 0.8 x
Iscmin - 30cycle nCT
3300
≤ Iset ≤ 0.8 x 14334 ; didapatkan 33 ≤ Iset ≤ 500/5 500/5 38,224 Sehingga setting arus pickup definite = 35 Setting waktu (t>>) = 0.1 s Relay 30-HSG1-KPI-CB GEN KPI (CT Ratio : 600/5) Time Overcurrent Pickup (VIT) 1,05 x FLA Ipp 0,8 x Isc min 30 cycle 1,05 x 393.6 A Ipp 0,8 x 14984 A 413.28 A Ipp 11987,2 A dipilih Ipp = 413,28 A Ipp 413,28 Iset = = = 3,44 A nCT 600 / 5 Sehingga setting arus pickup inverse = 3,44 A Time Setting IDMT ( Time Dial ) Waktu operasi yang diinginkan = t = 4 Tp= Time Dial
Tp
Gambar 9. Hasil plot setelan konvensional rele OCR
4.4 Penentuan karakteristik input fuzzy logic FIS Pada penentuan karakteristik input ini data yang digunakan adalah variabel Ip dan TMS dari perhitungan konvesional kemudian membuat semesta pembicaraan untuk membatasi nilai dari setiap variabel. Tabel 3. Nilai Ip dari perhitungan konvensional Relay Ip (ampere) 15-MSG1-CB MSG 1A 55.65 14-MSG1-CB MSG-1 1562.19 29-HSG1-KPI-CB 52F1 661.29 30-HSG1-KPI-CB GEN KPI 413.28 Setelah didapatkan nilai Ip-nya kemudian membuat semesta pembicaraan dari variabel Ip. Dari tabel 3 nilai minimum Ip = 55.65 ampere dan maksimum Ip = 1562.19 ampere, maka batasan bawah untuk Ip dibuat bernilai 50 dan batasan atas bernilai 1565, sesuai dengan Tabel 4. Tabel 4. Nilai domain Ip
I 1 1 xt Ipp 13.5
definiteR .29 1 1 xt Ipp Tp 13.5 3500 1 1 x 4 413.28 Tp 2.21 13.5
Setting Time Dial = 2.21 Current setting High Set (I>>) 1.1 x Definite Relay 29 ≤ Iset ≤ 0.8 x nCT
Iscmin - 30cycle nCT
1,1 x 35 00 ≤ Iset ≤ 0.8 x 14984 ; didapatkan 32.08 ≤ Iset ≤ 600/5 600/5 99,89 A Sehingga setting arus pickup definite = 40 A Setting waktu (t>>) = 0.3 s
Tabel 5. Nilai TMS dari manual rele TMS Nilai TMS1 0.1 TMS2 0.2 TMS3 0.4 TMS4 0.8 TMS5 1.6 TMS6 3.2 5
Setelah didapatkan nilai TMS nya kemudian membuat semesta pembicaraan untuk membatasi fungsi keanggotaan variabel TMS. Dari Tabel 5 nilai minimum TMS = 0.1 dan maksimum TMS = 3.2, maka batasan bawah untuk TMS dibuat bernilai 0 dan batasan atas dibuat bernilai 3.3, sesuai dengan Tabel 6. Tabel 6. Nilai domain TMS TMS Interval TMS1 0 0.1 0.2 TMS2 0.1 0.2 0.4 TMS3 0.2 0.4 0.8 TMS4 0.4 0.8 1.6 TMS5 0.8 1.6 3.2 TMS6 1.6 3.2 3.3
Setelah didapatkan nilai t fuzzy(s) kemudian nilai ini digunakan untuk mencari nilai Tp-nya menggunakan persamaan 6 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 10. Agar hasil dari Tp-nya dapat diplot dan bisa dibandingkan Tabel 10. Nilai TMS menggunakan t fuzzy(s) Tp atau CB t fuzzy(s) Ipp (A) TMS 10.3 55.65 3.2 MSG 1A MSG-1
10.3
1562.19
2.92
52F1 GEN KPI
7.89 9.07
661.29 413.28
3.2 3.2
Hasil plotting kurva sistem proteksi dengan fuzzy logic dapat dilihat pada Gambar 10.
4.5 Penentuan karakteristik output fuzzy logic FIS Pada penentuan karakteristik output ini data yang digunakan adalah nilai t(sekon) waktu operasi yang diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus IEC dengan standart IEC 60255-3 or BS 142, untuk penentuan nilai t(sekon) kemudian membuat semesta pembicaraan untuk membatasi nilai dari membership function variabel t(sekon). Adapun fungsi keanggotaan output t(sekon) dan rumus perhitungan penentuan nilai Tp dapat dilihat dibawah ini (6) 13.5 t
I 1 1 Ipp
Tp
Tabel 7. Hasil nilai t(sekon) Ip
TMS
55.65 413.28 661.29 1562.19
0,1
0,2
0,4
0,8
1,6
3,2
0.2100 0.1808 0.0653 0.3526
0.4200 0.3615 0.1306 0.7051
0.8400 0.7230 0.2612 1.4102
1.6800 1.4460 0.5223 2.8205
3.3600 2.8920 1.0447 5.6410
6.7200 5.7840 2.0894 11.2820
Pada rumus diatas Tp = TMS dan Ip = Ipp
Setelah didapatkan nilai t(sekon) kemudian menentukan semesta pembicaraannya. Dari Tabel 7 nilai minimum t(sekon) = 0.0653 dan maksimum t(sekon) = 11.2820, maka batasan bawah t(sekon) dibuat bernilai = 0 dan batasan atas t(sekon) dibuat bernilai = 11.3 sesuai dengan Tabel 8. Tabel 8. Nilai domain t(sekon) Gambar 10. Hasil plot dengan fuzzy logic t(sekon) Interval 4.7 Analisa Konvensional dan Fuzzy Logic Sangat_cepat 0 0.97 1.9 Hasil dari perhitungan konvensional maupun dengan Cepat 1.9 2.9 4.3 Fuzzy Logic FIS dapat dilihat pada Tabel 11. Sedang 4.3 5.7 7.1 Tabel 11. Perbandingan Konvensional dengan Fuzzy Logic Lambat 7.1 8.5 9.4 TMS t(s) TMS t(s) Sangat_lambat 9.4 10.3 11.3 CB Ipp MSG1A MSG-1 52F1 GEN KPI
4.6 Hasil fuzzy logic FIS Hasil dari Fuzzy Logic ini, yakni t(sekon) didapatkan dari rule viewer yang ada pada matlab R2010a Tabel 9. Hasil t(sekon) dengan fuzzy logic CB MSG 1A MSG-1 52F1 GEN KPI
TMS
Ipp (A)
t(sekon)
3.2 3.2 3.06 2.21
55.65 1562.19 661.29 413.28
10.3 10.3 7.89 9.07
55.65 1562.19 661.29 413.28
konvesional
3.2 3.2 3.06 2.21
konvensional
20 20 2 4
Fuzzy
3.2 2.92 3.2 3.2
Apabila setting pada Tabel 11 yang menggunakan fuzzy dimasukkan dalam setting rele yang ada pada ETAP dengan plant yang sama dan dicoba duji koordinasi proteksinya, maka koordinasi relenya bisa dikatakan baik dengan melihat sequence viewer pada ETAP STAR Protection pada saat terjadi hubung singkat, dibuktikan dengan melihat Gambar 6
Fuzzy
10.3 10.3 7.89 9.07
11, 12, 13, 14 yang menggambarkan koordinasi rele pada saat hubung singkat minimum pada bus-busnya. Sehingga untuk setting menggunakan fuzzy bisa mewakili setting konvensional dan dapat mempermudah pengguna awam untuk melakukan setting rele dalam plant PT. KPI.
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis koordinasi rele pengaman menggunakan Single Line Diagram PT. Kaltim Parna Industri (KPI) menggunakan fuzzy logic, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Seting menggunakan Fuzzy Logic FIS dapat mewakili perhitungan konvensional yang dibuktikan dengan pengujian setting fuuzy pada plant PT. KPI menggunakan tool STAR Protection pada ETAP untuk koordinasi proteksinya. 2. Dapat mempermudah dan membantu pengguna awam untuk menyetting TDS(Time Dial Setting) dalam plant PT. KPI 5.2 Saran Sebagai penutup dari buku proyek akhir ini penulis memberikan saran-saran kepada pembaca dengan tujuan segala kekurangan yang ada pada buku ini agar lebih diperbaiki dalam mendapatkan hasil yang sesuai mendekati sebenarnya atau yang diinginkan. Terutama pada pengaturan rule base pada fuzzy logic dan pemilihan metode fuzzy logic yang lain agar penggunaan software fuzzy logic ini lebih fleksibel bisa digunakan dibanyak plant industri selain PT. KPI.
Gambar 11. Koordinasi rele pada saat Hubung Singkat minimumn pada Bus 9
REFERENSI [1] Wahyudi, ”Diktat Kuliah Pengaman Sistem Tenaga Listrik”, Teknik Elektro ITS, Surabaya, 2004. [2] Hewitson, L.G., Brown, Mark, Balakrishnan, Ramesh, “Practical Power System Protection”, IDC Technologies,Netherland, 2004. [3] Cristophe Preve, Protecton of Electrical Network, ISTE Ltd, Great Britain and the United States, 2006. [4] Manual Book, 7SJ62/64 use commissioning, Siemens 2009. [5] Kusumadewi Sri, Purnomo Hari, “Aplikasi Logika Fuzzy”, Graha Ilmu, Yogyakarta, Bab 1, 2010. [6] Naba, Eng.Agus, “Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan MATLAB”, ANDI, Yogyakarta, Bab 3, 2009.
Gambar 12. Koordinasi rele pada saat Hubung Singkat minimum pada Bus MSG 1
BIOGRAFI PENULIS Dani Brami Purwosetyo, lahir di Blitar pada tanggal 11 Juni 1987. Lahir dengan jenis kelamim laki-laki dan sehat. Menempuh pendidikan pertama di Sekolah Dasar Negeri Purwosari 1 Pasuruan di tahun 1994. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lawang Malang. Setelah menempuh pendidikan selama 3 tahun, lulus dan langsung melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Lawang Malang. Setelah lulus memuaskan dengan waktu 3 tahun kemudian penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi di Politeknik Negeri Malang pada Jurusan Elektro program Studi Telekomunikasi. Penulis menempuh pendidikan ini selama 3 tahun. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikannya di Teknik Elektro ITS dengan program Studi Sistem Tenaga Listrik hingga sekarang. Penulis dapat dihubungi di email address:
[email protected]
Gambar 13. Koordinasi rele pada saat Hubung Singkat minimum pada Bus 4
Gambar 14. Koordinasi rele pada saat Hubung Singkat minimum pada Bus HSG1-KPI
7