JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271
B-130
Koordinasi Proteksi Tegangan Kedip dan Arus Lebih pada Sistem Kelistrikan Industri Nabati Nanda Dicky Wijayanto, Adi Soeprijanto, Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrak— Dalam merancang sebuah sistem kelistrikan industri banyak parameter yang harus dipikirkan terutama dalam masalah proteksi karena proteksi merupakan hal yang sangat penting dalam sistem kelistrikan. Koordinasi sistem proteksi yang baik dapat meningkatkan keandalan suatu sistem dan menjaga keberlangsungan kontinuitas supply beban sehingga didapatkan hasil yang maksimal dalam hal penyaluran daya. Tugas akhir ini membahas tentang Perancangan koordinasi sistem proteksi yang berhubungan dengan voltage sag dan over current pada sistem kelistrikan industri nabati. Voltage sag dapat disebabkan oleh gangguan hubung singkat dan starting motor. Perancangan koordinasi proteksi yang dilakukan adalah setting rele arus lebih dan rele under votage. Dari hasil analisis kedua tipikal dapat diketahui ada beberapa kesalahan koordinasi proteksi rele arus lebih seperti setting pickup dan time delay. Untuk koordinasi rele under voltage setting waktu berdasarkan time delay dari rele arus lebih. Kata Kunci— Koordinasi, setting, rele pengaman, over current, voltage sag
I. PENDAHULUAN
S
emakin luasnya jaringan tenaga listrik suatu perusahaan maka penurunan kualitas tegangan akibat drop tegangan sering kali terjadi dan hal ini juga sangat berpengaruh pada peralatan yang sensitif. Jika tidak diproteksi dengan baik, maka peralatan tersebut akan rusak. Penurunan tegangan secara cepat dan dengan waktu sesaat yang disebabkan oleh hubung singkat, dan starting motor dapat menyababkan terjadinya penurunan tegangan atau yang biasa disebut dengan voltage sag. Berdasarkan IEEE standard 1159-1995, IEEE recommended practice for monitoring electric power quality[1], voltage sag atau dip tegangan adalah penurunan tegangan rms pada pergeseran 10 – 90 % untuk nilai amplitudo selama 0,5 cycle hingga kurang dari satu menit. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan performa sistem proteksi perlu dilakukan analisis terhadap setelan dan koordinasi rele yang ada khususnya rele pengaman arus lebih dan rele pengaman tegangan kurang.
If > Ip rele bekerja If < Ip tidak bekerja
( trip ) ( block )
If merupakan arus gangguan yang mengalir yang di sensing oleh CT. Jika If lebih besar dari Ip maka rele akan bekerja, jika tidak maka sebaliknya B. Penyetelan Rele Arus Lebih Rele arus lebih memiliki setelan pickup dan setelan time dial. Pickup didefinisikan sebagai nilai arus minimum yang menyebabkan rele bekerja (Iset). Pada rele arus lebih, besarnya arus pickup ditentukan dengan pemilihan tap. Adapun untuk menentukan besarnya tap yang digunakan dapat menggunakan persamaan berikut : Iset Tap = (1) CT primary Setelan time dial menentukan waktu operasi rele. Untuk menentukan time dial dari masing-masing kurva karakteristik invers rele arus lebih berdasarkan standar IEC 255-4 dan British standard BS142, adalah sebagai berikut[3]: K T =TDM × (2) E I -1 Iset Di mana : T = WaktuOperasi (Detik) TDM = Time DialMultiplier I = NilaiArusGangguan (Ampere) Iset = aruspickup (Ampere) K = Konstanta Invers 1 (Tabel 1) E = Konstanta Invers 2 (Tabel 1) Tabel 1. Koefisien Invers Time Dial[3] Kurva IEC (BS)
k
E
IEC Curve A IEC Curve B IEC Curve C IEC Short inverse
0,14 13,50 80,00 0,05
0,02 1,00 2,00 0,04
II. PENGAMAN ARUS LEBIH DAN TEGANGAN KEDIP A. Rele Arus Lebih Rele arus lebih merupakan suatu jenis rele yang bekerja berdasarkan besarnya arus masukan, apabila besarnya arus masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (Ip) maka rele ini bekerja. Ip merupakan arus kerja yang dinyatakan menurut gulungan sekunder dari trafo arus (CT). Rele akan bekerja apabila memenuhi keadaan sebagai berikut [2] :
C. Koordinasi Berdasarkan Kelembaman Waktu Setting Dengan mengacu pada konsep daerah pengamanan, maka setting rele arus lebih memiliki peranan yang penting dalam koordinasi rele pengaman. Setting rele arus lebih dapat dilakukan berdasarkan setelan waktu, setting arus maupun kombinasi keduanya[4]. Berdasarkan Standard IEEE 242[5] waktu yang dibutuhkan untuk kerja rele sampai CB membuka adalah 0,2-0,4s, dengan asumsi
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271
Waktu terbuka circuit breaker 5 cycle : 0,08 detik Overtravel dari rele : 0,1 detik Faktor keamanan : 0,22 detik D. Rele Under Voltage Rele under voltage Adalah rele yang bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai besaran ukur. Rele akan bekerja jika mendeteksi adanya penurunan tegangan melampaui batas yang telah ditetapkan. Ketika menggunakan proteksi rele under voltage , setting waktu penundaan atau delay disesuaikan dengan rele pengaman arus lebih sehingga saat terjadi hubung singkat rele under voltage tidak bekerja terlebih dahulu sebelum rele arus lebih mendeteksi gangguan. Namun jika rele arus lebih gagal bekerja maka rele under voltage akan bekerja, karena pada saat hubung singkat tegangan akan terus menurun sehingga menyebabkan rele under voltage bekerja.
B-131
segara madu menjadi 20kV dan didistribusikan dengan menggunakan kabel sepanjang ± 1,5 km, kemudian diturunkan lagi ke tegangan distribusi 10,5 kV melalui trafo step-down dengan kapasitas 6,5 MVA. • Sumber dari steam turbine generator (STG) 2 x 15 MW dengan tegangan nominal 10,5 kV. • Sumber dari diesel engine generator (DEG) 2 x 1,6 MW dengan tegangan nominal 0,4 kV. C. Pemilihan Tipikal Koordinasi Agar mempermudah studi koordinasi rele pengaman arus lebih dan tegangan kedip pada sistem kelistrikan industri nabati, diambil beberapa tipikal koordinasi yang dapat mewakili bentuk koordinasi keseluruhan sistem pengaman yang ada.
III. METODE PENELITIAN DAN SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI
A. Metode Penelitian Dalam pengerjaan koordinasi proteksi tegangan kedip dan arus lebih pada sistem kelistrikan industri nabati digunakan beberapa metode yang digambarkan oleh diagram alir seprti dibawah ini:
Gambar 2. Tipikal Koordinasi Yang Digunakan
Gambar 1. Diagram Alir Metode Penelitian
B. Sistem Kelistrikan Industri Nabati Untuk sistem kelistrikan memiliki total suplai energi listrik sebesar 35,5 MW dan emergency suplai sebesar 4 MW. Total beban maksimum yang terpasang sekitar 33 MW, dengan demand factor sebesar 60%, maka total daya yang dikonsumsi sekitar 18 MW[6] Sistim kelistrikan industri nabati ini mempunyai beberapa sumber energi listrik, yaitu • Sumber dari penyulang PLN melalui gardu induk (GI) Segara Madu 150 kV, lalu di step-down oleh trafo
Kondisi 1 : Dengan disupply satu pembangkit yaitu STG 2 dan sumber PLN. Kondisi 2 : Dengan menambahkan emergency generator maka dilakukan kembali setting pengaman arus lebih dan tegangan kedip. Tipikal 1 : Pada tipikal 1 koordinasi dimulai dari Bus ME-FRACT yang memiliki rating tegangan 0,4 kV hingga Bus SP-BUS41000 yang memiliki rating tegangan 10,5 KV. Pada tipikal pertama ini terdapat dua buah rele yaitu rele 55 dan rele 35, dan sebuah trafo SP-TRF-52007 yang dibawahnya terdapat dua buah beban yaitu motor 5 dengan kapasitas 322 KW, dan beban lump ME_FRACT dengan kapasitas 1262 KVA. Tipikal 2 : Pada tipikal 2 koordinasi dimulai dari Bus BD-01 hingga STG 1. Pada tipikal ini rele 95 merupakan rele pelindung pada trafo SP-TRF-52003, sedangkan rele R.PLN.SSC.2 merupakan rele pelindung pada generator STG 1.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271
IV. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS A. Hubung Singkat Minimum 30 Cycle Sebelum Ditambah Emergecy Generator Pada tugas akhir ini, Hubung singkat minimum 30 cycle yang digunakan adalah hubung singkat line to line. Di mana pada kondisi ini sistem disuplai oleh sumber dari satu STG dan PLN. Total daya yang mengalir pada kondisi ini adalah sekitar 16 MW.[6]. Tabel 2. Data Hasil Simulasi Hubung Singkat Minimum Sebelum ditambah Emergency Generator Arus Hubung Singkat Minimum
Bus
Tegangan
SP-BUS-11000
10,5 kV
10,343 kA
SP-BUS- 41000
10,5 kV
10,047 kA
SP-BUS- 52002
10,5 kV
9,207 kA
SP-BUS- 52001
10,5 kV
9,380 kA
BD-01
0,4 kV
31,191 kA
ME-FRACT
0,4 kV
31,118 kA
B. Hubung Singkat Minimum 30 Cycle Sesudah Ditambah Emergecy Generator Besarnya arus hubung singkat 30 cycle sesudah ditambahakan dengan emergency generator ini akan digunakan untuk menentukan setting rele arus lebih pada kondisi yang kedua, yaitu setelah ditambahkan emergency generator. Dimana pada kondisi ini, sistem disuplai oleh sumber dari satu STG, PLN, dan dua DEG. Total daya yang mengalir pada kondisi ini adalah sekitar 20 MW[6]. Setelah dilakukan simulasi hubung singkat dengan menambahkan emergency generator hasil yang didapat tidak mengalami perubahan yang sinifikan. Hal ini dikarenakan kapasitas emergency generator yang tidak terlalu besar sehingga tidak memberikan perubahan pada setingan rele arus lebih C. Hubung Singkat Maksimum ½ Cycle Sebelum Ditambah Emergency Generator Hubung singkat maksimum ½ cycle adalah hubung singkat 3 phase. Di mana pada kondisi ini sama dengan kondisi sebelumnya yaitu sistem disuplai oleh sumber dari satu STG saja. Total daya yang mengalir pada kondisi ini adalah sekitar 16 MW[6].
B-132
D. Hubung Singkat Maksimum ½ Cycle Sesudah Ditambah Emergency Generator Besarnya arus hubung singkat ½ cycle sesudah ditambahakan dengan emergency generator nantinya digunakan untuk menentukan setting rele arus lebih pada kondisi yang kedua setelah ditambahkan emergency generator. Namun hasil yang didapat tidak jauh berbeda dengan kondisi sebelum ditambahkan emergency generator karena kapasitas generator yang tidak terlalu besar. E. Analisis Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih pada Tipikal 1 Data setelan existing dari rele-rele pengaman pada tipikal 1 diberikan pada Tabel 4. sebagai berikut: Tabel 4. Data Setelan Existing Rele pada Tipikal[7] Relay ID & Model
CT Ratio
600/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,1 - 2,4 0,1 0,01 0,1 0,05
600/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,1 - 2,4 0,1 0,01 0,1 0,05
Rele 55 0,4 kV Model : Merlin Gerin Sepam 20 Rele 35 10,5kV Model : Merlin Gerin Sepam 40
Setting
Dari data setelan existing rele di atas, dapat kita plot kurvanya dan dapat dilihat pada Gambar 3
Tabel 3. Data Hasil Simulasi Hubung Singkat Maksimum Sebelum ditambah Emergency Generator Arus Hubung Singkat Minimum
Bus
Tegangan
SP-BUS-11000
10,5 kV
20,183kA
SP-BUS- 41000
10,5 kV
19,427 kA
SP-BUS- 52002
10,5 kV
16,854 kA
SP-BUS- 52001
10,5 kV
17,387 kA
Gambar 3. Hasil Plot Setelan Existing Rele 55 dan Rele 35
BD-01
0,4 kV
43,893 kA
ME-FRACT
0,4 kV
44,253 kA
Dari Gambar hasil plot diatas dapat diketahui ada beberapa setelan yang perlu diperbaiki diantaranya adalah setelan pickup rele yang masih menyentuh kurva start motor dan masih di bawah full load ampere (FLA) trafo serta adanya koordinasi waktu yang belum tepat. Oleh sebab itu perlu
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271
dilakukan penyetelan ulang sesuai dengan perhitungan sebagai berikut. Rele 55 Manufacturer : Merlin Gerin Model : Sepam 20 Curve Type : exstremely Inverse Time CT Ratio : 600 / 5 FLA Trafo : 110 Time Overcurrent Pickup 1,05 × FLA Trafo SP-TRF-52007 < Iset < 0,8 × Isc minBUS52002 1,05 × 110 < Iset < 0,8 × 9280 = 7365,6 Dipilih Iset = 120 A Iset 120 Tap = = = 0,2 CT primary 600
B-133
Instantaneous Pickup Instantaneous rele 55 < Iset < 0,8 × Isc Min. BUS41000 Dipilih Iset = 2300 Iset 2300 Tap = = = 3,8 CT primary 600 Time Delay Dipilih time delay = 0,4 s Dari hasil perhitungan diatas, dapat kita plot setelan tersebut dan dapat dilihat bahwa setelan pickup rele yang tidak lagi menyentuh kurva start motor dan sudah berada disebelah kanan full load ampere (FLA) trafo serta koordinasi waktu yang sudah tepat. Hasil plot dapat dilihat pada Gambar 4.
Time Dial Dipilih waktu operasi (td) = 0.1
1800 1202 1
T = 0,1 = td
80
td = 0,28 Instantaneous Pickup Isc Maks. ME-FRACT (in HV) < Iset < 0,8 × Isc Min BUS52002 44,253 0,4 1685 0 , 8 9280 7365 , 6 10,5 Dipilih Iset = 1800 A Iset 1800 Tap = = =3 CT primary 600 Time Delay Dipilih time delay = 0,1 s Rele 35 Manufacturer : Merlin Gerin Model : Sepam 20 Curve Type : exstremely Inverse Time CT Ratio : 600 / 5 FLATRF 52007+FLATRF 52003+FLATRF 52004+10%FLATerbesar : 110 + 110 + 110 + 11 = 341 Time Overcurrent Pickup 1,05 × FLA rele 35 < Iset < 0,8 × Isc Min BUS41000 1,05× 341 < Iset < 0,8 × 10047 = 8037,6 Dipilih Iset = 600 A Iset 600 Tap = = =1 CT primary 600 Time Dial Dipilih waktu operasi (td) = 0.4
2300 / 600 2 1
0,4 = td td = 0,07
80
Gambar 4. Hasil Plot Setelan Ressting Rele 55 dan Rele 35
Dengan menggunakan penambahan emergency generator didapatkan hasil yang sama. Hal ini dikarenakan kapasitas dari emergency Generator yang tidak terlalu besar sehingga perbedaan setting dari rele pengaman juga tidak jauh berbeda. F. Analisis Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih pada Tipikal 2 Data setelan existing dari rele-rele pengaman pada tipikal 2 diberikan pada Tabel 5. sebagai berikut. Tabel 5. Data Setelan Existing Rele pada Tipikal 2[7] Relay ID & Model
CT Ratio
600/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,1 - 2,4 0,1 0,1 0,1 0,05
600/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>)
EIT 0,1 - 2,4 0,1 0,1 0,1
Rele 95 0,4 kV Model : Merlin Gerin Sepam 20 Rele 35 10,5kV Model : Merlin Gerin Sepam 40
Setting
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271
0,05
Delay Curve Type
EIT
Rele 32 10,5kV
Pickup Range × CT Sec.
Model : Merlin Gerin Sepam 40
Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
0,5416 2,00 4,5 0,22
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EI 0,1 - 2,4 0,65 2,00 7,00 0,46
600/5
R.AP3.01 Model : Merlin Gerin Sepam 1000+
1500/5
0,1 - 2,4
Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama seperti pada tipikal sebelumnya, maka didapatkan setelan rele untuk tipikal 2 sebagai berikut. Tabel 6.Setelan Rele untuk Resetting pada Tipikal 2[7] Relay ID & Model
CT Ratio
Model : Merlin Gerin Sepam 20
600/5
EIT 0,1 - 2,4 0,2 0,28 3 0,1
600/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,1 - 2,4 1 0,07 3,83 0,4
600/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,1 - 2,4 1,16 0,15 5 0,7
1500/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EI 0,1 - 2,4 1 0,076 2,6 1
Rele 35 10,5kV Model : Merlin Gerin Sepam 40 Rele 32 10,5kV Model : Merlin Gerin Sepam 40
R.AP3.01 Model : Merlin Gerin Sepam 1000+
Setting Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
Rele 95 0,4 kV
B-134
Dari analisis koordinasi pengaman pada tipikal 2 dengan menambahkan emergency generator didapatkan hasil yang sama seperti tipikal sebelumnya G. Setting Rele Pengaman Tegangan Kedip pada Tipikal 1 pada Saat Terjadi Starting Motor Pada saat terjadi proses starting motor, arus akan meningkat cukup besar dan tegangan akan turun. Hal ini tidak boleh menyebabkan rele arus lebih ataupun rele under voltage bekerja karena jika kedua rele ini bekerja otomatis motor tidak dapat distart. Untuk lebih mudahnya dapat kita lihat Gambar 5 saat terjadi proses starting motor.
Gambar 5. Hasil Plot Tegangan Saat Terjadi Starting Motor Pada Bus MEFRACT
Pada saat terjadi starting motor terjadi penurunan tegangan di bus ME-FRACT sebesar 9% selama 0,08 sec. Hal ini dapat dipastikan bahwa kedua rele baik rele arus lebih ataupun rele under voltage tidak bekerja karena setelah dilakukan setting ulang pada rele arus lebih arus starting motor tidak menyebabkan rele bekerja. Untuk rele under voltage, penurunan tegangan sebesar 10% tidak akan dilihat sebagai ganggguan karena setting penurunan tegangan pada rele under voltage adalah 10% dalam waktu 0,3 sec. Setelah ditambahkan emergency generator tidak mengalami perubahan penurunan tegangan pada bus MEFRACT. Hal ini dikarenakan kapasitas dari emergency generator yang tidak terlalu besar. H. Setting Rele Pengaman Tegangan Kedip pada Tipikal 1 pada Saat Terjadi Hubung Singkat Pada studi kasus tipikal 1, bus yang mengalami hubung sigkat adalah bus ME-FRACT. Besar tegangan kedip dapat dilihat pada bus 52001, bus 52002, dan bus 41000. Kemudian dapat dilihat perbedaan magnitude dari tegangan kedip sebelum dan sesudah ditambahkan emergency generator. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Menunjukkan Hasil Plot Tegangan SP-BUS-52002 Pada Saat Terjadi Hubung Singkat
Tegangan dilihat dari sisi SP-BUS-52002 saat terjadi hubung singkat pada bus ME-FRACT dan CB SP-SWG52007 open dalam waktu 0.1 detik. Tegangan kedip yang terjadi sebesar 12,81% setelah CB SP-SWG-52007 open maka tegangan kenbali normal secara perlahan. Data tegangan kedip dan setting rele under voltage dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Besar Voltage dan Setting Rele Under Voltage pada Tipikal Besar Relay undervoltage Voltage Sag/ Kedip Seting Seting Tegangan Tegangan Waktu BUS (%) (%) (s) bus 52001
12.81
10
0,3
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271
bus 52002
12.6
10
0,3
bus 41000
11.5
10
0,6
B-135
4.
Pada saat setelah ditambahkan emergency generator maka besar tegangan kedip akan berkurang hal ini dikarenakan adanya tambahan supply daya sehingga menyababkan berkurangnya tegangan kedip saat terjadi hubung singkat I. Setting Rele Pengaman Tegangan Kedip pada Tipikal 2 pada Saat Terjadi Starting Motor Dengan menggunakan langkah yang sama. Pada saat terjadi starting motor terjadi penurunan tegangan di bus BD 01 sebesar 9% selama 0,08 sec. Untuk rele under voltage penurunan tegangan sebesar 9% tidak akan dilihat sebagai ganggguan karena setting penurunan tegangan pada rele adalah 10% dalam waktu 0,3 sec. Dengan menambahkan emergency generator didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan tipikal sebelumnya. J. Setting Rele Pengaman Tegangan Kedip pada Tipikal 2 pada Saat Terjadi Hubung Singkat Dengan menggunakan langkah yang sama pada saat terjadi hubung singkat didapatkan data seperti yang tertera pada Tabel 8 Tabel 8. Besar voltage sag dan setting rele under voltage pada tipikal 2 Besar Relay undervoltage Voltage Sag/ Kedip Seting Seting Tegangan Tegangan Waktu BUS (%) (%) (s) bus 52001
12.1
10
0,3
bus 41000
11.3
10
0,6
bus 11000
10.9
10
0,9
Sama dengan tipikal yang pertama setelah ditambahkan emergency generator besar tegangan kedip akan berkurang hal ini dikarenakan adanya tambahan supply daya sehingga menyababkan berkurangnya tegangan kedip saat terjadi hubung singkat. V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil studi dan analisis koordinasi rele arus lebih dan tegangan kedip pada industry nabati yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa setelan rele yang belum tepat dan koordinasi yang kurang baik, terutama pada setelan pickup dan grading time antar rele pengaman 2. Grading time yang diberikan terlalu sempit, yakni 0,05 detik. Hal ini dapat menyebabkan koordinasi yang kurang baik sebab ada kemungkinan rele backup juga ikut trip karena tidak memberikan waktu yang cukup untuk rele pengaman utama memutus ganguan terlebih dahulu. 3. Perhitungan antara tipe koordinasi rele pengaman arus lebih sebelum dan sesudah ditambahkan dengan
emergency generator tidak mengalami perubahan yang signifikan hal ini dikarenakan kapasitas dari kedua emergency generator tidak terlalu besar. Jika terjadi gangguan hubung singkat maka rele arus lebih yang terlebih dahulu mensensing gangguan. Jika rele arus lebih tidak dapat mengamankan gangguan maka rele under voltage akan bekerja hal ini dikarenakan pada saat terjadi hubung singkat tegangan akan terus menurun yang menyababkan rele under voltage bekerja.
B. Saran 1.
2.
Karena terdapat beberapa setelan rele arus lebih yang kurang tepat serta koordinasi yang kurang baik pada beberapa rele tersebut, maka direkomendasikan untuk melakukan setelan ulang sesuai dari hasil analisis yang telah dilakukan. Dalam sistem kelistrikan industri nabati rele pengaman untuk under voltage belum ada maka disarankan untuk menambahkan. Karena hal ini bertujuan untuk mengamankan sistem saat terjadi tegangan kedip.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,taufiq dan hidayahnya sehingga penulis mendapatkan insprasi. Kedua orang tua Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa dan materi yang berlimpah untuk keberhasilan putra tercinta. Rekan-rekan satu angkatan LJ power 2010 atas kebersamaan,kerjasamanya dan kekompakannya selama menyelesaikan pendidikan diteknik elektro. REFERENSI [1] IEEE 1159-1995, “Recommended Practice for Monitoring Electric Power Quality”, 1159-1995. [2] Wahyudi, ”Diktat Kuliah Pengaman Sistem Tenaga Listrik”, Teknik Elektro ITS, Surabaya, Bab 2, (2004). [3] GE Multilin, “750/760 Feeder Management Relay” Instruction Manual. [4] Hewitson, L.G. (et al), “Practical Power Systems Protection”, Elsevier Ltd., USA, Ch.1, (2004). [5] IEEE Std 242-2001™, “IEEE Recommended Practice for Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power Systems”, The Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc., New York, (2001), Ch. 15 [6] Power System Analysis, “Studi Load Flow”, Industri Nabati (2012). [7] Power System Analysis, “Setting Proteksi”, Industri Nabati (2012).