Jurnal Elektro, Universitas Mercu JurnalTeknologi Teknik Elektro, Universitas Mercu BuanaBuana
ISSN: 2086‐9479 : 2086Ȭ9479 ISSN
STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ Budi Yanto Husodo1,Muhalan2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana , Jakarta Barat Email:
[email protected]
1,2
Abstrak - Gangguan hubung singkat
yang diterapkan, sehingga resiko
fasa
kerusakan pada sistem kelistrikan
ke
tanah
dan
fasa-fasa
merupakan salah satu permasalahan
dapat dihindar.
yang
Kata kunci: arus hubung singkat,
mungkin
timbul
dalam
pengoperasian transformator daya dalam
sebuah
Gardu
relai arus lebih, setting relai
Induk.
Gangguan yang disebabkan oleh
PENDAHULUAN
adanya hubung singkat menimbulkan
Listrik
banyak
komoditi
kerugian,
kerugian
pada
merupakan
salah
strategis
satu dalam
sistem transmisi kelistrikan maupun
perekonomian
kerugian di pihak konsumen energi
selain digunakan secara luas oleh
listrik.
Salah
karena
cara
untuk
masyarakat terutama untuk keperluan
ini
adalah
penerangan, listrik juga merupakan
dengan cara memasang peralatan
salah satu sumber energi utama bagi
pengaman pada transformator. Relai
sektor industri. Di dalam penyediaan
arus lebih merupakan relai proteksi
tenaga listrik, dapat dibedakan secara
yang
jelas tiga proses penyampaian tenaga
mengatasi
satu
Indonesia,
gangguan
bekerja
dengan
Pemutus
Tenaga (Circuit Breaker). Gangguan
listrik,
hubung singkat fasa ke tanah dan
transmisi, dan distribusi yang dapat
fasa-fasa
arus
dianggap
yang
pembuatan,
gangguan
menimbulkan hubung
singkat
yaitu
sebagai
pembangkitan,
produksi
atau
pengangkutan,
dan
besarnya melebihi setting arus pada
penjualan
relai arus lebih, sehingga relai arus
(Arismunandar, 1995).
lebih
Pada
memicu
Pemutus
Tenaga
bekerja sesuai dengan setting waktu
Vol.6 No.2 Mei 2015
eceran
tenaga
pelaksanaannya,
listrik
penyaluran
atau pendistribusian tenaga listrik ini
91
Jurnal Elektro, Universitas Mercu JurnalTeknologi Teknik Elektro, Universitas Mercu BuanaBuana
ISSN: 2086‐9479 : 2086Ȭ9479 ISSN
terdapat resiko gangguan hubung
Gangguan pada sistem distribusi
singkat fasa-fasa atau fasa-tanah atau
tenaga listrik hampir seluruhnya
biasa juga terjadi pada sambungan
merupakan
dan
singkat, yang akan menimbulkan
akan
menjadi
permanen.
Untuk
tersebut
gangguan
mengatasi
maka
pengaturan/penyetelan
hal
diperlukan relai
yang
gangguan
hubung
arus yang cukup besar. Semakin besar
sistemnya
semakin
besar
gangguannya. Arus yang besar bila
baik agar relai dapat memproteksi
tidak
peralatan-peralatan listrik lain dari
merusak peralatan yang dilalui arus
gangguan
gangguan. Untuk melepaskan daerah
arus
hubung
singkat
segera
dihilangkan
akan
maupun beban lebih.
yang terganggu itu maka diperlukan
Relai proteksi
suatu sistem proteksi, yang pada
Relai Proteksi merupakan bagian
dasarnya adalah alat pengaman yang
penting dalam sebuah sistem tenaga
bertujuan untuk melepaskan atau
elektrik, tidak memiliki manfaat pada
membuka sistem yang terganggu,
saat sistem berada dalam kondisi
sehingga arus gangguan ini akan
normal, namun sangat dibutuhkan
padam.
bilamana sistem tengah mengalami
Adapun tujuan dari sistem proteksi
gangguan dan kondisi tidak normal.
antara lain :
Relai Proteksi dibutuhkan untuk menginisiasi
pemutusan
•
dan
Untuk
menghindari
atau
mengurangi kerusakan akibat
mengisolasi daerah yang mengalami
gangguan
gangguan dan menjaga agar daerah
yang terganggu atau peralatan
yang tidak mengalami gangguan
yang
tetap dapat menjalankan fungsinya.
gangguan.
Secara
umum
pengertian
sistem
•
pada
dilalui
Untuk
peralatan
oleh
arus
melokalisir
proteksi ialah cara untuk mencegah
(mengisolir) daerah gangguan
atau membatasi kerusakan peralatan
menjadi sekecil mungkin.
akibat
gangguan,
kelangsungan
penyaluran
listrik dapat dipertahankan.
Vol.6 No.2 Mei 2015
sehingga tenaga
•
Untuk
dapat
pelayanan
memberikan
listrik
dengan
keandalan yang tinggi kepada
92
Jurnal Elektro, Universitas Mercu JurnalTeknologi Teknik Elektro, Universitas Mercu BuanaBuana
konsumen serta memperkecil
Rumus dasar yang digunakan untuk
bahaya bagi manusia.
menghitung besanya arus gangguan
Standar Relai Arus Lebih I.D.M.T Karakteristik pemutusan arus/waktu Relai
ISSN: 2086‐9479 : 2086Ȭ9479 ISSN
I.D.M.T
bervarisi
sesuai
dengan kebutuhan waktu pemutusan yang diperlukan dan karakteristik dari peralatan proteksi lain yang dipergunakan dalam jaringan. Untuk keperluan
ini,
IEC
mendefinisikan
60255 sejumlah
hubung singkat 3 fasa adalah : 𝑉 𝑍 Sehinggga arus gangguan hubung 𝐼=
singkat 3 fasa dapat dihitung sebagai berikut : 𝐼3 𝑓𝑎𝑠𝑎 =
𝑉𝑝ℎ 𝑍1𝑒𝑞
𝐼3 𝑓𝑎𝑠𝑎 =
karakteristik standar sebagai berikut:
20000 = √3 𝑍1𝑒𝑞
11547 𝑍1𝑒𝑞
Standard Inverse (SI)
Gangguan hubung singkat 2
Very Inverse (VI)
fasa
Extremely Inverse (EI)
Rumus dasar yang digunakan
Definite Time (DT)
untuk menghitung besarnya arus
Untuk tipe Relai lainnya, langkah
gangguan hubung singkat 2 fasa
penyetelan mungkin sangat terbatas
adalah :
untuk mendapatkan pengaturan yang
𝑉 𝑍 Sehingga arus gangguan hubung
kontinyu. Sebagai tambahan, pada umumnya hampir semua Relai arus lebih
dilengkapi
penyetelan
dengan
elemen
instantaneous.
Dalam
banyak kasus, penggunaan kurva standar SI telah memberikan hasil yang
memuaskan,
namun
bila
diskriminasi yang diinginkan tidak dapat dicapai, maka dapat digunakan kurva VI atau EI. Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa
𝐼=
singkat 2 fasa dapat dihtung sebagai berikut : 𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 =
𝑉 𝑝ℎ−𝑝ℎ 𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞 =
20000 𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞
Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah Pada gangguan satu fasa ke tanah misal fasa A mengalami gangguan akan menyebabkan kenaikan arus pada fasa A dan drop tegangan di
Vol.6 No.2 Mei 2015
93
Jurnal Elektro, Universitas Mercu JurnalTeknologi Teknik Elektro, Universitas Mercu BuanaBuana
ISSN: 2086‐9479 : 2086Ȭ9479 ISSN
phasa A (menjadi nol) sedangkan
arus
arus pada phasa yang lain menjadi
pengamatan dan pengambilan data
nol yang diikuti dengan kenaikan
Gardu Induk. Berdasarkan data-data
tegangan fasa yang lain (phasa B dan
yang ada, dilakukan analisa dan
Phasa C tidak sama dengan nol
perhitungan besar arus gangguan
sedangkan
sama
terhadap relai proteksi sehingga relai
besarnya dengan phasa C yaitu nol
arus bekerja dan mentripkan pemutus
ampere) (Tjahjono, 2000).
tenaga / CB (Circuit Breaker).
arus
Gangguan
phasa
tidak
B
kemudian
melakukan
simetris
menyebabkan arus tidak seimbang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam sistem, sehingga dibutuhkan
Di Gardu Induk Jambi terdapat 3
komponen
untuk
jenis trafo tenaga dengan tegangan
perhitungannya sebagaimana uraian
kerja 150/20 kV. Dimana masing-
di atas. Sehingga arus gangguan
masing trafo berkapasitas 60 MVA.
hubung singkat 1 Fasa ke tanah dapat
Karena pada trafo 2 memasok 5
dihitung sebagai berikut :
penyulang,
simetris
maka
diperlukan
penyetelan relai yang baik agar relai 𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 =
dapat
3 ∗ 𝑉𝑝ℎ 𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞 + 𝑍0𝑒𝑞
20000 √3 = 𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞 + 𝑍0𝑒𝑞 3∗
𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎
34641,016 = 𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞 + 𝑍0𝑒𝑞 =
34641,016 2 ∗ 𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍0𝑒𝑞
METODE PENELITIAN
transformator daya dan setting relai Vol.6 No.2 Mei 2015
peralatan-
peralatan listrik yang lain dari arus gangguan hubung singkat maupun beban lebih. Adapun data-data yang diperlukan untuk analisis ini adalah sebagai berikut: •
Merk
= TRAFINDO
•
Daya
= 50 MVA
•
Tegangan
= 150 / 20 KV
•
Impedansi ( Z % )
=
12,15% •
Teg Primer
= 150
KV
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data spesifikasi
memproteksi
•
Teg sekunder
=
20
KV 94
Jurnal Elektro, Universitas Jurnal Teknologi Teknik Elektro, Universitas MercuMercu BuanaBuana
•
Ratio CT Trafo
=
𝑋𝑡(𝑝𝑎𝑑𝑎 100%)
2000/5 •
Hub.
belitan
trafo
•
Reaktansi urutan positif, negatif ( Xt1 = Xt2 )
=
Xt = 12,15% .8 = 0,972
YNyn0(d11) •
Ground Resistor
=
14
ohm Perhitungan
Arus
Gangguan
Hubung Singkat Data Hubung Singkat di bus sisi primer (150kV) di Gardu Induk adalah sebesar 2.586 MVA. Maka impedansi sumber (X s ) adalah : 𝑋𝑠(𝑠𝑖𝑠𝑖 150𝑘𝑉)
202 = = 8 𝑂ℎ𝑚 50
Nilai reaktansi trafo tenaga :
Arus Nominal Trafo = 1443,4
•
ISSN : 2086Ȭ9479 ISSN : 2086‐9479
1502 = = 8,7 𝑂ℎ𝑚 2586
Ohm •
Reaktansi urutan nol ( Xt0 ) Karena
trafo
mensuplai
daya
yang
penyulang
mempunyai hubungan Ynyn0 yang tidak mempunyai belitan delta
di
dalamnya,
maka
besarnya Xt0 berkisar antara 9 s.d. 14 . Xt1, dalam perhitungan ini diambil nilai Xt0 lebih
Untuk mengetahui Impedansi di sisi
kurang 10 . Xt1. Jadi Xt0 = 10.
sekunder, yaitu di bus sisi 20 kV
0,972 = 9,72 ohm. Dari data yang diperoleh bahwa jenis
maka: 𝑋𝑠(𝑠𝑖𝑠𝑖 20𝑘𝑉) =
202 𝑥 8,7 1502
= 0,155 𝑂ℎ𝑚
penghantar yang digunakan pada penyulang hanya menggunakan satu buah tipe kabel yaitu XLPE 210
Besarnya reaktansi trafo tenaga satu
mm2.
di Gardu Induk adalah 12,13%, agar
Panjang penyulang = 5,309 km,
dapat mengetahui besarnya nilai
dengan panjang penghantar XLPE
reaktansi urutan positif, negatif dan
210 mm2 = 5,309. Z 1 = Z 2 (XLPE
reaktansi urutan nol dalam ohm,
210) = (0,118 + j0,095) Ω / km x
maka perlu dihitung dulu besar nilai
5,309 = 0,624 + j0, 504 Ohm. Z 0
ohm pada 100 % nya.
(XLPE 210) = (0,255 + j0,024) Ω /
Besarnya nilai ohm pada 100 % yaitu
km x 5,309 = 1,354 + j0,127 Ohm.
:
Dengan demikian nilai impedansi
𝑋𝑡(𝑝𝑎𝑑𝑎 100%) =
𝑘𝑉(𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑠 2)2 𝑀𝑉𝐴 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
Vol.6 No.2 Mei 2015
penyulang untuk lokasi gangguan
95
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Jurnal Teknik Elektro, Universitas MercuMercu BuanaBuana
ISSN : 2086Ȭ9479 ISSN : 2086‐9479
dengan jarak 0%, 25%, 50%, 75%
100% panjang penyulang , maka Z 1eq
dan
(Z 2eq ) yang didapat adalah :
100%
panjang
penyulang,
sebagai berikut : Tabel
4.1
Impedansi
Penyulang
Tabel 4.3 Impedansi Ekivalen Z 1eq (Z 2eq ) (% Panjang) 0 25 50 75 100
Urutan Positif & Negatif (% Panjang)
Impedansi Penyulang (Z 1 & Z 2 )
0
0% . ( 0,624 + j0,504 ) = 0 Ohm 25% . ( 0,624 + j0,504 ) = 0,156 + j0,126
25
Ohm 50% . ( 0,624 + j0,504 ) = 0,312 + j0,252
50
Ohm 75% . ( 0,624 + j0,504 ) = 0,468 + j0,378
75
Ohm 100% . ( 0,624 + j0,504 ) = 0,624 + j0,504
100
Tabel
Ohm
4.2
Impedansi
Penyulang
Urutan Nol (% Panjang)
Impedansi Penyulang (Z 0 )
0
0% . ( 1,354 + j0,127 ) = 0 Ohm 25% . ( 1,354 + j0,127 ) = 0,339 + j0,032
25
Ohm 50% . ( 1,354 + j0,127 ) = 0,677 + j0,064
50
Ohm 75% . ( 1,354 + j0,127 ) = 1,016 + j0,095
75
100
Impedansi Z 1eq (Z 2eq ) 0 + j1,127 Ohm 0,156 + j1,253 Ohm 0,312 + j1,379 Ohm 0,468 + j1,505 Ohm 0,624 + j1,631 Ohm
Perhitungan Z 0 eq : Z 0 eq = Z ot + 3R N + Z 0 penyulang = j9,72 + 3 x 14 + Z 0 penyulang = j9,72 + 42 + Z 0 penyulang Untuk lokasi gangguan di 0%,25%, 50%, 75% dan 100% panjang penyulang, maka perhitungan Z 0 eq menghasilkan : Tabel 4.4 Impedansi Ekivalen Z 0eq (% Panjang) 0 25 50 75 100
Impedansi Z 0 eq 42 + j9,72 Ohm 42,339 + j9,752 Ohm 42,677 + j9,784 Ohm 43,016 + j9,815 Ohm 43,354 + j9,847 Ohm
100% . ( 1,354 + j0,127 ) = 1,354 + j0,127
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat
Ohm
(%)
Ohm
Menghitung Impedansi Ekivalen Jaringan Perhitungan Z 1eq dan Z 2eq : Z 1eq = Z 2eq = Z iS(sisi
20 kV)
+ Z iT +
0
Jarak
Arus Hubung Singkat (A) 3 fasa 2 fasa 1 fasa
25
0 1,327
10245,79 9215,51
8873,11 7980,94
793,18 780,6
50 75
2,655 3,982
8373,56 7672,64
7758,34 6645,39
768,42 756,6
100
5,309
7080,1
6132,77
745,15
Relai
Arus
Z 1penyulang = j0,155 + j0,972 + Z 1
Setelan
Lebih
Penyulang penyulang
= j1,127 + Z 1 penyulang Karena lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada 0%,25%, 50%, 75% dan Vol.6 No.2 Mei 2015
Untuk setelan relai yang terpasang di penyulang dihitung berdasarkan arus beban
maksimum.
Untuk
relai 96
Jurnal Elektro, Universitas Jurnal Teknologi Teknik Elektro, Universitas MercuMercu BuanaBuana
ISSN : 2086Ȭ9479 ISSN : 2086‐9479
inverse biasa diset sebesar 1,05
= 5,004 A
sampai
≈5A
dengan
1,1
x
Imaks,
sedangkan untuk relai definite diset
Setelan
sebesar 1,2 sampai dengan 1,3 x
Setting)
Imaks. Persyaratan lain yang harus
Arus gangguan yang dipilih untuk
dipenuhi yaitu untuk penyetelan
menentukan besarnya setting TMS
waktu minimum dari relai arus lebih
relay OCR sisi penyulang 20 kV
(terutama di penyulang tidak lebih
transformator
kecil dari 0,3 detik). Keputusan ini
gangguan hubung singkat tiga fasa di
diambil agar relai tidak sampai trip
0% panjang penyulang. Waktu kerja
lagi akibat adanya arus inrush dari
paling hilir yang ditetapkan t = 0,3
trafo-trafo distribusi yang sudah
detik. Keputusan ini diambil agar
tersambung di jaringan distribusi,
relai tidak sampai trip lagi akibat
pada saat PMT penyulang tersebut di
adanya arus inrush dari trafo-trafo
masukan.
distribusi yang sudah tersambung di
Setelan Arus
jaringan distribusi, pada saat PMT
I beban
= 381,26 Ampere, CT
= 400/5A
TMS
(Time
tenaga
Multiplier
yaitu
arus
penyulang tersebut di masukan. Jadi didapat :
Iset (primer) = 1,05 x I beban =
1,05
x
381,26
Ampere
𝑡=
0,14 𝑇𝑚𝑠
𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 0,02 �𝐼 � − 1 𝑠𝑒𝑡
0,14 𝑇𝑚𝑠
Nilai arus tersebut merupakan nilai
0,3 =
setelan pada sisi primer, sedangkan
Tms = 0,144
= 400,32 Ampere
10245,79 0,02 � 400,32 � − 1
nilai yang akan disetkan pada relai
Setelan Relai Arus Lebih Incoming
adalah
Setelan Arus
nilai
sekundernya.
Oleh
karena itu dihitung menggunakan
Arus nominal trafo pada sisi 20 kV :
nilai rasio trafo arus yang terpasang
I n (sisi 20 kV)
pada penyulang. Besarnya arus pada
=
sisi sekundernya adalah : 1
I set (sekunder) = Iset (primer) x 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝐶𝑇 A 5
= 400,32 x 400 A
Vol.6 No.2 Mei 2015
𝑘𝑉𝐴
= 𝑘𝑉
√3
50000 20√3
= 1443,38 Ampere Iset primer
= 1,05 . I beban
97
Jurnal Elektro, Universitas Jurnal Teknologi Teknik Elektro, Universitas MercuMercu BuanaBuana
=
1,05
.
1443,38
Ampere = 1515,55 Ampere Nilai setelan pada sisi sekunder : I set (sekunder)
1
= I set (primer) x 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝐶𝑇 A 5
= 1515,55 x 2000 A = 3,789 A
TMS
(Time
Multiplier
t incoming = (0,3+0,4) = 0,7 detik
𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 0,02 �𝐼 � − 1
793,18 0,02 � − 1 74,5 Tms = 0,104 Setelan Relai Gangguan Tanah �
Incoming
Setelan arus relai gangguan tanah di 20
kV
harus
lebih
sensitif,hal ini berfungsi sebagai
𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 0,02 �𝐼 � − 1 𝑠𝑒𝑡
0,14 𝑇𝑚𝑠
0,02
10245,79 � � 1515,55
terkecil. I set primer
= 0,08 x 745 = 59,6 Ampere
− 1
I set (sekunder)
Penyulang
5
= 59,6 x 2000 A = 0,149 A Setelan
Setelan Arus Setelan arus gangguan tanah di penyulang diset 10% x arus gangguan tanah terkecil di penyulang tersebut. Hal ini dilakukan untuk menampung tahanan busur. I set primer = 0,1 x 745 = 74,5 Ampere 1
= I set (primer) x 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝐶𝑇 A 5
= 74,5 x 400 A
= 0,93 A TMS (Time
Vol.6 No.2 Mei 2015
Multiplier
1
= I set (primer) x 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝐶𝑇 A
Setelan Relai Gangguan Tanah
Setelan Setting)
0,14 𝑇𝑚𝑠
kV dibuat 8% x arus gangguan tanah
0,14 𝑇𝑚𝑠
Tms = 0,195
I set (sekunder)
𝑠𝑒𝑡
cadangan bagi relai di penyulang 20
Jadi didapat :
0,7 =
0,14 𝑇𝑚𝑠
0,3 =
incoming
Setting) Incoming
𝑡=
𝑡=
Setelan Arus
≈4A Setelan
ISSN : 2086Ȭ9479 ISSN : 2086‐9479
TMS
(Time
Multiplier
Setting) t incoming = (0,3+0,4) = 0,7 detik Jadi didapat : 𝑡=
0,14 𝑇𝑚𝑠
𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 0,02 �𝐼 � − 1
0,7 =
𝑠𝑒𝑡
0,14 𝑇𝑚𝑠
793,18 0,02 � − 1 59,6
�
Tms = 0,27
Tabel 4.9 Pemeriksaan Waktu Kerja Relai Untuk Gangguan 3 Fasa
98
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Jurnal Teknik Elektro, Universitas MercuMercu Buana Buana
Selisih
ISSN : 2086Ȭ9479 ISSN : 2086‐9479
Lokasi
Waktu
Waktu
Ganggua
Kerja
Kerja
Waktu
n
Relay
Relay
(Gradin
(%
Incomin
Penyulan
g Time)
dilihat bahwa besarnya arus
Panjang)
g
g
(detik)
gangguan hubung singkat di
(detik)
(detik)
0%
0,701
0,301
0,4
25%
0,743
0,311
0,432
gangguan, semakin jauh jarak
50%
0,785
0,322
0,463
titik gangguan maka semakin
75%
0,828
0,331
0,497
kecil arus gangguan hubung
100%
0,872
0,341
0,531
KESIMPULAN 1
Dari hasil perhitungan dapat
pengaruhi oleh jarak titik
singkatnya,
Tabel 4.10 Pemeriksaan Waktu Kerja
begitu
pula
sebaliknya.
Relai Untuk Gangguan 2 Fasa 2
Waktu
kerja
relai
di
cepat
di
Lokasi
Waktu
Waktu
Selisih
Ganggua
Kerja
Kerja
Waktu
penyulang lebih
n
Relay
Relay
(Gradin
bandingkan
(%
Incomin
Penyulan
g Time)
Panjang)
g
g
(detik)
(detik)
(detik)
0%
0,759
0,315
0,444
25%
0,808
0,327
0,481
50%
0,822
0,33
0,492
75%
0,91
0,348
0,562
nampak bahwa data yang ada
100%
0,963
0,359
0,604
di lapangan masih dalam
kerjadi
dengan
incoming
waktu dengan
selisih waktu (grading time)
Tabel 4.11 Pemeriksaan Waktu Kerja Relai Untuk Gangguan 1 Fasa ke Tanah
rata-rata sebesar 0,4 detik. 3
Dari hasil perhitungan di atas,
kondisi
Waktu
Waktu
Selisih
Ganggua
Kerja
Kerja
Waktu
n
Relay
Relay
(%
Incomin
Panjang)
sesuai
(perbedaannya tidak terlalu jauh),
Lokasi
yang
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa secara
(Gradin
keseluruhan
setting
Penyulan
g Time)
GFR yang ada di lapangan
g
g
(detik)
masih dalam kondisi baik.
(detik)
(detik)
0%
0,711
0,301
0,410
25%
0,716
0,303
0,413
DAFTAR PUSTAKA
50%
0,721
0,305
0,416
Hendra Marta Yudha. 2008. Rele
75%
0,725
0,307
0,418
100%
0,729
0,309
0,420
Proteksi
–
Prinsip
OCR-
dan
Aplikasi. Palembang : Jurusan
Vol.6 No.2 Mei 2015
99
Jurnal Elektro, Universitas Jurnal Teknologi Teknik Elektro, Universitas MercuMercu BuanaBuana
Teknik
Elektro
Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya. Gonen,
Turan.
Power
1986.
Distribution
Engineering.
New
Grigsby,
Lenoanrd
L.
2006.
Electrical Power Engineering
Electrical
Handbook – Power System
System
Stability and Control. Boca
York
McGraw-Hill Book Company
Vol.6 No.2 Mei 2015
ISSN : 2086Ȭ9479 ISSN : 2086‐9479
:
Raton : Taylor & Francis Group, LLC.
100