Konstruksi Laporan Keuangan …
KONTRUKSI LAPORAN KEUANGAN MASJID BERBASIS SYARI’AH Oleh : Munir Is’adi Abstrak Ketika Nabi memilih membangun masjid sebagai langkah pertama membangun masyarakat madani, konsep masjid bukan hanya sebagai tempat shalat saja , atau tempat berkumpulnya kelompok masyarakat (kabilah) tertentu, tetapi masjid sebagai majlis untuk memotifisir atau mengendalikan seluruh masyarakat (Pusat Pengendalian Masyarakat). Secara konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah Allah (Baitullah) atau bahkan rumah masyarakat (bait al jami`). Masjid yang merupakan ruang publik maka pengelolaan dan manajemennya juga tidak bisa terlepas dari wilayah publik yang harus diketahui dan dilapaorkan kepada publik. Kata Kunci
: Kontruksi,Laporan Keuangan ,Masjid, Syari’ah
Latar Belakang Kata Masjid terulang dalam Alqur‟an sebanyak dua puluh delapan kali . Masjid secara lugowi atau bahasa berasal dari kata sajada yas judu yang mempunyai arti patuh tunduk, serta tunduk dengan penuh rasa hormat, namun secara istilah dan kita pahami bersama bahwa masjid merupakan bangunan tempat beribadah atau sholat bagi umat muslim, namun dengan melihat asal kata masjid berasal dari kata sajada maka masjid dapat diartikan sebagai tempat dimana segala aaktifitas yang menyebabkan kepatuhan kepaada Allah SWT saja. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur‟an Surat Al Jin 72 :82,” Sesusngguhnya Masjid masjid itu milik Allah,karena itu janganlah menyembah selain Allah sesuatu apapun “. Dalam sebuah hadist Rosullullah SAW berkata bahwa ” Telah dijadikan untukku ( dan umatku) bumi sebagao masjid dan sarana persucian dari (HR. Bkhori dan muslim melalui jabir bin Abdullah). Bila dikaitakan bumi maka masjid dapat diartikan sebagai tempat
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 159
Munir Is’adi
manusi a untuk menjalankan aktifitasnya. Kata- kata sajada atau sujud dapat diartikan menjadi berbagai arti diantaranya diartikan sebagai penghormatan dan pengakuan atas kelebihan pihak lain. Hal ini seperti sujudnya malaikat kepada Adam AS pada Al Qur‟an Surat Al Baqoroh ayat 34. Dari banyak syiroh atau sejarah dan salah satunya yang ditulis oleh M. Quraish Shihab, 1996:461 beliau mengatakan bahwa Rosulullah SAW mendirikan masjid Quba ketika beliau saedang menjalankan hijrah dari Makkah ke Madinah yakni Didaerah Quba dan Rosulullah SAW juga mendirikan Masjid ketika sampai pertama kali di tempat hijrah beliau yakni kota yasrib atau kemudian terkenal dengan kota madinah, rosulullah SAW tidak mendirikan rumahnya terlebih dahulu dan Rosululla juga tidak mendirikan pusat perdagangan. Hal ini jelas menggambarkan bahwa betapa pentingnya posisi masjid bagi perkembangan sebuah peradaban. Jika menengok sejarah Nabi, ada tujuh langkah strategis yang dilakukan oleh Rasul dalam membangun masyarakat Madani di Madinah. 1) mendirikan Masjid, 2) mengikat persaudaraan antar komunitas muslim, 3) Mengikat perjanjian dengan masyarakat non Muslim, 4) Membangun sistem politik (syura), 5) meletakkan sistem dasar ekonomi, 6) membangun keteladanan pada elit masyarakat, dan 7) menjadikan ajaran Islam sebagai sistem nilai dalam masyarakat. Ketika Nabi memilih membangun masjid sebagai langkah pertama membangun masyarakat madani, konsep masjid bukan hanya sebagai tempat shalat saja , atau tempat berkumpulnya kelompok masyarakat (kabilah) tertentu, tetapi masjid sebagai majlis untuk memotifisir atau mengendalikan seluruh masyarakat (Pusat Pengendalian Masyarakat). Secara konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah Allah (Baitullah) atau bahkan rumah masyarakat (bait al jami`). Masjid Nabawi yang di bangun oleh rosulullah SAW dengan berlandaskan ketaqwaan. Maka jadilah masjid tersebut sebuah tempat menimba ilmu menyucikan jiwa dan raga. Menjadi tempat yang memberikan arti tujuan hidup dan cara-cara
160 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
meraihnya. Menjadi tempat yg mendahulukan praktek kerja nyata sebelum teori. Sebuah masjid yang telah mengangkat esensi kemanusiaan manusia sebagai hamba terbaik di muka bumi. Dan masjid ini dibangun juga bertujuan untuk meruntuhkan metos para kaum munafikian bahwa masjid adalah tempat pembuangan sampah dan bangkai, karena hal inilah yang dilakukan oleh kaum musrikin dengan masjid yang dibangunnya. Masjid yang di bangun oleh kaum munafiqin tidak menjalankan fungsinya sebagai masjid yang sebenrnya. Allah SWT menggambarkan kondisi madsjid kaum munafiqin sesuai dengan firman Allah Dalam suarat At Taubah (9): untuk menimbulkan kemudhorotan (pada kaum mukmin) dan karena kekafiran-(riya’) dan untuk memecah belah belah antara orang orang mukmin, sertamenunggu /mengamati kedatangan orang orang yang memerangi Allah dan Rosul-Nya sejak dulu,” Menurut M. Quraish Shihab,dalam buku wawasan Al Qur’an 1996:462 Fungsi masjid yang dibangun oleh Rosulullah yakni masjid Nabawi di kota Madinah sebagai pusat pembentukan peradapan umat manusia. Dalam banyak sejarah dikatakan bahwa tidak kurang dari 10 (sepuluh) peranan yang dilakukan oleh masjid dijaman rosulullah. 1 Tempat ibadah, dimana fungsi utama dari masjid adalah sebagai tempat beribadah atau sholat oleh setiap muslim 2 Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi, budaya dll). Konsep perekonomian dan peradaban budaya umat dibangun dari masjid. Bahkan masjid dijaman rosulullah SAW mempunyai baitul mal yang mengurusi seluruh kebutuhan kesejahteraan umat. 3. tempat pendidikan. Dijaman Rosulullah masjid merupakan pusat keilmuan dimana setiap hari dan waktu pasti ada proses dauroh atau pendidikan baik yang dilakukan oleh Rosullah langsung kepada para sahabat atau para sahabat kepada sesama sahabat. 4. Tempat santunan sosial Selain hal-hal di atas masjid juga merupakan tempat bernaungnya orang asing musafir dan tunawisma. Di masjid mereka mendapatkan makan minum pakaian dan kebutuhan lainnya. Di masjid Rasulullah menyediakan pekerjaan bagi penganggur mengajari yang tidak tahu menolong orang miskin mengajari tentang kesehatan dan
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 161
Munir Is’adi
kemasyarakatan menginformasikan perkara yang dibutuhkan umat menerima utusan suku-suku dan negara-negara menyiapkan tentara dan mengutus para da‟i ke pelosok-pelosok negeri. 5. Tempat latihan militer dan persiapan alat- alatnya. Rasulullah saw mengizinkan „Aisyah menyaksikan dari belakang beliau orang-orang Habasyah berlatih menggunakan tombak mereka di Masjid Rasulullah pada hari raya. 6. Tempat Balai pengobatan tentara muslim yang terluka. Sa‟d bin Mu‟adz terluka ketika perang Khandaq maka Rasulullah mendirikan kemah di masjid 7. Tempat pengadilan sengketa dan perdamaian, Rasulullah menggunakan masjid sebagai tempat penyelesaian perselisihan di antara para sahabatnya. 8. Aula dan tempat menerima tamu Ketika utusan kaum Tsaqif datang kepada Nabi saw beliau menyuruh sahabatnya untuk membuat kemah sebagai tempat perjamuan mereka. 9. Tempat Menawan tahanan Tsumamah bin Utsalah seorang tawanan perang dari Bani Hanifah diikat di salah satu tiang masjid sebelum perkaranya diputuskan 10. tempat penerangan atau pembelaan agama Yang lebih strategis lagi, pada zaman Rasul, masjid adalah pusat pengembangan masyarakat dimana setiap hari masyarakat berjumpa dan mendengar arahan-arahan dari Rasul tentang berbagai hal, prinsip- prinsip keberagamaan, tentang sistem masyarakat baru, juga ayat-ayat Qur'an yang baru turun. Di dalam masjid pula terjadi interaksi antar pemikiran dan antar karakter manusia. Azan yang dikumandangkan lima kali sehari sangat efektif mempertemukan masyarakat dalam membangun kebersamaan. Menurut Dr M. Quraish Shihab,dalam buku wawasan Al Qur’an 1996:462, Mengapa Masjid di masa Rosulullah dan para sahabat mampu berperan secara luas dalam ranah kehidupan umat islam, hal ini disebabkan oleh : 1. Masyarakat masa itu masih memegang teguh nilai – nilai moral, norma dan agama 2. Pengasuh masjid mampu menjembatani kondisi sosial yang ada dan kebutuhan masyarakat dengan kegiatan Masjid
162 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
3.
Manifestasi pemerintahan didalam masjid baik secra pribadi –pribadi pemimpin pemerintahan yang menjadi imam/khatib maupun didalam ruangan – ruangan masjid yang dijadikan tempat tempat kegiatan pemerintahan dan musayawarah. Fungsi –fungsi masjid atau peran-peran yang dilakukan oleh masjid ketika itu sudah mulai hilang sekarang dimana peranperan masjid sudah mulai diambil alih oleh lembaga –lembaga lain di luar masjid. Lembaga – lembaga diluar masjid ini mempunyai finansial yang lebih baik dan managemen pengelolaan yang lebih baik juga dibandingkan dengan lembaga Masjid. Namun diakhir–akhir ini kita bisa mulai bisa berbanga dimana perkembangan masjid semakin baik, dimana kita bisa melihat banyaknya masjid masjid yang mempunyai kegiatan yang memberikan manfaat lebih bukan hanya sekedar kegiatan ubudiyah mahdoh belaka tapi juga sudah banyak yang masuk pada kegiatan – kegiatan kemsyarakatan. Maka fungsi masjid sekarang mungkin tidak sebanyak ketika zaman Rosulullah tapi mungkin bisa di bilang mendekatai diantarnya : 1. Sebagai tempat beribadah, dimana sebagai fungsi utamanya Masjid bahwa merupakan tempat yang suci yang digunakan untuk kegiatan Mahdoh dan kegiatan kegitan ibadah yang lainnya. 2. Sebagai tempat menuntut ilmu, Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ain bagi umat Islam, maka dimasjid masjid sekarang banyak berdiri lembaga –lembaga pendidikan mulai dari kursus Al Qur‟an, Taman Pendidikan Al Qur‟an, Taman kanak kanak, sekolah dasar, dan lembaga sekolah formal lainnya, Perpustakaan. 3. Sebagai tempat pembinaan jamaah, Dengan banyaknya umat sekitar masjid yang ikut ke masjid maka peluang pengurus masjid adalah membina para jamaah masjid sehingga umat mendapatkan nilai lebih dengan keberadaan masjid. 4. Sebagai pusat dakwah dan kebudayaan Islam, Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu mengalirkan nilai –nilai kebaikan kepada umat . 5. Sebagai pusat kaderisasi umat, Sebagai tempat proses pengkkaderan umat islam maka masjid banyak tenaga tenaga
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 163
Munir Is’adi
muda (Remaja Masjid) yang diberi peluang lebih untuk ikut serta belajar atau berproses uentuk menjadi profesional yang meneruskan perjuangan dan perekembangan dakwah. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa 6. Masjid menjadi Pusat Layanan sosial dan ekonomi umat. Sebagai tempat menyalurkan dan membantu para jamaah atau umat dalam rangka meningkatkan kualitas tarap hidup dengan didirikannya lembaga amil zakat yang menampung dan menyalurkan zakat, infaq/shodaqoh para agniyah kepada para jamaah atau umat yang berhak mendapatkannya. Serta memberdayakan umat dan jamaah. Masjid bisa dikatakan sebagai salah satu organisasi publik yang mengelola sumber dayanya dimasjid. Pengelolaan sumber daya ini dilakukan atau beraktifitas dimasjid dan dilakukan oleh Ta‟mir (orang yang mengelola Masjid atas kepercayaan masyarakat) dengan tanpa mendapatkan apa-apa atau dengan kata lain mereka melakukan kegiatan pemberdayaan sumber daya ini dengan suka rela. Maka masjid ini juga disebut sebagai organisasi nonprofit namun dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya masjid sering menjadi sorotan terutama dalam pelaksanaan pelaporan keuangan Masjid, Ada sebagain masyarakat yang anti pati terhadap masjid dikarenakan ketidak transparan para pengurus masjid. Bahkan ada sebagaian masyarakat yang tidak puas terhadap pengelolaan dan manajemen masjid sampai mufaroqoh atau keluar dari jamaah masjid. Ada subuah kasus bahkan sampai mendirikan masjid lagi walaupun tempat masjid yang di bangun saling berdekatan. Hal ini terjadi dikarena salah satunya adalah adanya ketidak benaran dalam menejemen masjid, padahal harapan Masyarakat adalah bagaimana pengurus masjid atau Ta‟mir itu lebih transparan dan akuntable dalaam memberikan laporan keuangan. Maka penerapan sistem kuangan yang baik akan membrikan jawaban yang tepat untuk mengurangi kecurigaan dan ketidakpercaayan masyarakat terhadap organisasi Masjid dan Ta‟mirnya. Pengurus masjid sebenarnya sudah mempunyai niatan baik yakni dengan mengumumkan laporan keuangan melalui forum jum‟at , bulletin , mading masjid atau lembaran-lembaran
164 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
lainya, Namun laporan – laporan yang dibuat oleh pengurus belum memberikan gambaran secara penuh atau lengkap terhadap laporan posisi keuangan organisasi masjid. Sehingga belum bisa menjawab keinginan tahuan jamaah. Kita sering melihat laporan keuang masjid di situ hanya menampilakan pendapatan dan pengeluaran saja, tapi di laporan itu tidak melampirkan tentang aset atau kekayaan organisasi masjid, padahal sering kita mendengar bahkan mungkin kita melihat bahwa banyak kasus hilangknya aset atau kekayaan masjid disebabkan karena lemahnya pencatatan laporan keuangan. Sehingga kekayaan masjid berkurang bahkan hilang. Kita ambil sebuah contoh kejadian yang terjadi di Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember dimana pada tahun 2000 terjadi sengketa dengan salah satu masyarakat yang ada didekat Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember, dimana dia mengeklaim bahwa tanah yang menuju rumahnya adalah miliknya yang sudah dibelinya sejak lama dari oknum takmir dan dia mempunyai akte jual belinya, padahal pihak Yayasan Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember belum pernah menjual dan masih mempunyai akte atau sertivikat yang masih berlaku tentang posisi dan kondisi tanah tersebut. Sehingga masalah ini sampai di pihak hukum namun dengan data dan bukti yang dimiliki Yayasan Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember sehingga tanah tersebut dimenangkan oleh pihak Yayasan Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember.(Sumber Yayasan Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember) Belum adanya bentuk yang tetap dari laporan keuangan atau akuntansi untuk organisasi masjid maka hal ini membuat laporan organisasi masjid satu dengan yang lain tidak sama atau berbeda. Laporan akuntansi atau laporan keuangan organisasi publik yang meliputi Proses pengumpulan, pencatatan,pengklasifikasian,penganalisaan dan pelaporan seluruh transksi keuangan suatu organisasi publik yang menyediakan informasi laporan keuangan bagi para pengelola dan donatur. Sistem pelaporan keuangan atau akuntansi Organisasi nonprofit sudah diatur oleh pemerintah dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) . 45. PSAK No. 45 menghendaki penerapan akuntansi akrual bagi organisasi nonprofit. Pengelolaan keuangan Masjid yang merupakan
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 165
Munir Is’adi
organiasi publik merupakan bentuk palaporan keuangan atau akuntansi dana . Masyarakat yang merupakan donatur dari keuagan yang ada dimasjid. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) . 45, menurut saya kurang pas atau tidak bisa digunakan semua untuk kontruksi laporan keuangan Masjid, dikarenakan Organisasi masjid merupakan oerganisasi keagmaan yang yang pada dasarnya mempunyai aturan dasar gerakan dengan menggunakan Al Qur‟an Al hadist, ijma‟ Qiyas yang diterjemahkan dalam syariah islam. Maka diperlukan sebuah kontruksi laporan keuangan yang berbasiskan syari‟ah. Sebenarnya ada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) . 109 yang menerangkan sitem keuangan syariah naum di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) . 109 ini kurang lengkap dimana di Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) . 109 ini hanya menjelaskan tentang laporan akuntansi Zakat, infaq dan shodaqoh. Padahal masjid jaman sekarang mempunyai penerimaan bukan dari zakat,infaq dan shodaqoh tapi mempunyai penerimaan diluar itu semua seperti dana pendidikan, sewa tempat, koperasi (usaha), pelayanan kesehatan dan lainya. Sehingga diraskan perlu untuk menggabungkan diantara keduanya untuk menghasilkan kontruksi laporan keuangan masjid yang berbasis Syariah. Dalam penelitian ini saya akan mengambil pilot project yakni Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember, dengan alasan bahwa Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember merupakan Masjidnya kebanggaan Masyarakat Jember, yang berposisi dijantung kota Jember, Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember mempunyai dua Masjid yang biasa disebut Masjid Lama dan Masjid Baru. Menurut Buku sejarah Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember bahwa Bangunan Masjid lama dibangun sejak Jaman Belanda yang berposisi di sebelah selatan jalan Sultan Agung Jember diatas sibidang tanah seluas 2.760 meter persegi,tidak diketahui pasti siapa yang membangun masjid ini dan kapan dimulai pembangunan pertama kali. Sedangkan di Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember yang baru dibangun dan diresmikan pada tanggal 3 Mei 1976 oleh Mentri Agama RI, Drs. KH. Mukti Ali . bangunan yang baru ini terletak diatas tanah wakaf seluas 9.600 meter persegi yang meliputi 7 (tujuh) buah kopel dalam
166 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
bentuk bundar. Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember mempunyai organisasi kelembagaan yang banyak diantaranya Lembaga pendidikan mulai dari PAUD, TPA , TK Al Baitul Amien, SD Al Baitul Amien Jember, SMP Al Baitul Amien Jember, Lembaga Amil Zakat (AZKA), Koperasi, Radio Komunitas, Remaja Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk menjadikan Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember sebgai pilot project dalam penelitian ini. Pembahasan 2.1. Manajemen Pelaporan keuangan Masjid Masjid yang merupakan lembaga publik yang kepemilikan hartanya merupakan milik umat yang dititipkan kepeda pengelola atau yang biasa disebut takmir. Harta yang dititipkan atau dikasihkan kepada takmir harus dijaalankan dengan penuh amanah. Lembaga masjid juga merupakan lembaga nirlaba yang dalam kegiatan tidak untuk mencari laba tapi mereka ada hanya untuk melayani umatnya. Pendapatan yang didapat dari umat biasa terdiri dari Zakat, Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar), dan peruntukannya.. Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah, Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tata kelola yang baik. Modal yang dimiliki oleh lembaga masjid cukup besar maka harus dikelola secara profesional. Contohnya adalah Aset Masjid yang selama ini tidak atau jarang dilaporkan padahal Penghitungan aset harus dilakukan dengan cermat. Seperti penghitungan harga tanah dan rumah yang dimiliki, menurut OOS Depok http: //berilmu.com/blog/author/admin menyatakan bahwa Cara menentukan harga rumah berdasarkan luas tanah dan bangunan dan perbagian bangunan rumah, cara ini belum termasuk lokasi strategis dan juga kondisi alam, Setelah itu mencari tahu harga satuan per m2, dengan cara melihat NJOP
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 167
Munir Is’adi
(nilai jual objek pajak) yang tertera pada PBB (pajak bumi dan bangunan), atau bisa juga memantau perkembangan harga jual bangunan disekitar rumah tersebut. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu menggunakan sistem analisa harga satuan bangunan. yaitu menghitung satu persatu bagian rumah lalu menjumlahkan secara utuh satu kesatuan bangunan ditambah luas tanah. Atau menggunakan cara yang digunakan oleh M+ studio solo dalam http : // mastudiosolo.com/2013/09/menghitung tanah dikatakan bahwa Secara garis besar ada 6 faktor yang mempengaruhi harga suatu lahan/tanah yang berhasil M+Studio simpulkan, yaitu sebagai berikut: 1. Lokasi 2. Aksesbilitas 3. Bentuk lahan 4. Faktor pendukung 5. Peruntukan kawasan 6. Faktor X Manajemen pengelolaan masjid maka disini sangat diperlukan untuk membangaun sebuah kepercayaan dan kepercayaan inilah yang sudah diberikan oleh umat kepada para takmir, Laporan keuangan yang merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban para pengurus masjid/takmir ini harus dibuat oleh pengurus masjiddan Laporan oraganisasi Masjid memberikan informasi meliputi : 1. Aset 2. Kewajiban 3. ekuitas 4. Pendapatan 5. Arus Kas Dan komponen laporan keuangan Organnisasi masjid meliputi : 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi/ Perubahan nilai 3. Laporan arus Kas 4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Laporan penggunaan dana pendapatan masjid 6. Catatan atas laporan keuangan 2.2 Akuntansi Sektor Publik. Akuntansi sektor publik diartikan sebagai model akuntansi
168 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
yang dipraktekan dalam organisasi publik. Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai “mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga – lembaga tinggi negara dan departemen – departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM .dan yayasan sosial, maupun pada proyek – proyek kerjasama sektor publik dan swasta” (Bastian, 2006 : 15). Pada umumnya, sektor publik digambarkan sebagai institusi pemerintahan. Tetapi hal ini dirasa kurang tepat karena akuntansi pemerintahan adalah karakter akuntansi sebagai layanan jasa yang tepat untuk berbagai jenis individu dan organisasi. Akuntansi pemerintah cenderung didefinisikan sebagai sistem pengukuran kinerja pemerintah. Jadi, praktik akuntansi pemerintahan yang benar adalah yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta diberlakukanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang kemudian direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Salah satu kebijakannya adalah sistem penyusunan RAPBN/APBN diganti dari single entry system menjadi double entry system serta perubahan mekanisme perencanaan yang semula top down approach menjadi mix antara top down approach dan bottom up approach. Akuntansi sektor publik memiliki tujuan sebagai berikut ini : 1. Memberikan informasi secara tepat, efisien, dan ekonomis untuk mengelola sistem operasional dan sumber daya organisasi. 2. Memberikan informasi yang memungkinkan sektor publik untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenang dan hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik sebagai tujuan akuntanbilitas. 2.3 Organisasi Nonprofit . Menurut lembaga AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dan FASB (Financial Accounting Standards Board), organisasi nonprofit mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) sebagian besar sumber daya organisasi tergantung pada penyedia sumber daya yang tidak mengharapkan timbal balik atau ikhlas menyumbangkan sumber daya tanpa pamrih; (2) operasional organisasi adalah menyediakan barang atau jasa
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 169
Munir Is’adi
tetapi tidak bertujuan memperoleh keuntungan; (3) tidak ada ownership interest (kepentingan pemilik). 2.4. Akuntansi Syariah Semakin menjamurnya penerapan Islam dan praktekpraktek social didalamnya berimplikasi pada banyak bentuk kehidupan manusia. Bank, asuransi dan hal-hal lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak telah banyak yang berlabel syari‟ah. Termasuk dalam hal akuntansi juga ada yang dikenal dengan akuntansi syari‟ah. Dalam kampanyenya Akuntansi Syari‟ah disebut akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya akuntansi berbasis syari‟ah tidak hanya berfungsi sebagai pembacaan kondisi ekonomi melainkan juga sebagai metode penjelasan ekonomi dari perspektif Islam. Akuntansi syari‟ah tentu saja tidak bisa dinilai dengan pola pikir akuntansi konvensional. Karena dalam akuntansi syari‟ah juga mengikutkan unsur-unsur dalam kehidupan beragama. Unsur kehidupan beragama itu sendiri semisal kepercayaan akan hari akhir. Sehingga akuntansi juga akan menjadi bagian derivasi/hisab. Sehingga praktiknya lebih pada menganjurkan yang baik dan menghindarkan yang buruk. Nilainilai keagamaan ini tentunya berdampak pada praktik akuntansi syari‟ah itu sendiri. Kondisi nyata dari akuntansi syari‟ah dapat kita lihat dari akuntansi zakat. Akuntansi zakat menunjukkan proses pemerolehan kekayaan oleh pihak pemerolehnya melalui jalan usaha yang halal. Ini merupakan salah satu contoh dari turunan hisab yang merupakan bidang akuntansi. Tidak itu saja, melalui Al Qur‟an juga telah ditegaskan bahwa konsep akuntansinya adalah penekanan pertanggungjawaban atau accountability yang tujuannya menjaga keadilan dan kebenaran. Terdapat beberapa pengertian Akuntansi Syari‟ah, antara lain: 1. Secara etimologi , kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris, accounting, dalam bahasa Arabnya disebut “ Muhasabah” yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah, atau wazan yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu. Kata “hisab” banyak
170 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
ditemukan dalam Al-Qur‟an dengan pengertian yang hampir sama, yaitu berujung pada jumlah atau angka, seperti Firman Allah SWT: 2. Menurut Sofyan S. Harahap dalam (Akuntansi Social ekonomi dan Akuntansi Islam hal 56) mendefinisikan :” Akuntansi Islam atau Akuntansi syariah pada hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah Islam. 3. Akuntansi Syari‟ah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya akuntansi ini tidak hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga sebagai suatu metode menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat Islam. Akuntansi Syari‟ah termasuk didalamnya isu yang tidak biasa dipikirkan oleh akuntansi konvensional. Perilaku manusia diadili di hari kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu derivasi/hisab yaitu menganjurkan yang baik dan melarang apa yang tidak baik. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan pelaporan melalui dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung zhulum (Kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang haram, dan membahayakan. Pengertian diatas tentunya memiliki kesamaan makna bahwa akuntansi syari‟ah lebih pada penegakan syari‟at islam dalam bermuamalah. Tentunya dengan mengedepankan yang baik dan menghindarkan yang buruk. Dan tetap menekankan pada pertanggungjawaban atau accountability yang tujuannya menjaga keadilan dan kebenaran. Akuntnsi syariah adalah akuntansi yang berorentasi sosial. Artinya akuntansi ini tidak hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga sebagai suatu metode menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat islam. Akuntansi syariah termasuk didalamnya isu yang tidak bisa dipikirkan oleh akuntansi konvensional. Perilaku manusia diadili di hari kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 171
Munir Is’adi
salah satu derivasi/hisab yaitu menganjurkan yang baik dan melarang apa yang jelek. Realitas Akuntansi Syariah adalah tercermin dalam akuntansi zakat. 2.4.1 Asas Transaksi Syariah. Transaksi syariah berdasarkan pada Prinsip : 1. Persaudaraan (uhkuwah) 2. Keadilan 3. Kemaslahatan . 4. Keseimbangan. 2.4.2. Karakteristik Transaksi Syariah Implementasi Transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksisyariah harus memenuhi karateristik dan persyaratan anatara lain : 1. Transaksi harus sama sama Ridho. 2. Objeknya harus hlal dan baik 3. Uang hanya dijadikan sebagao alat tukar-menukar 4. Tidak Mengandung unsur yang haram. 5. Tidak menganut prinsip nilai waktu 6. Transaksi dillakukanberdasarkan perjanjian 7. Tidak ada distorsi. 8. Tidak ada unsur kolusi 2.4.3.Karateristik Kualitatif Laporan Keuangan Dalam PSAK dijelaskan adanya 4 hal karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan meliputi : 1. 1.Dapat dipahami,Laporan keuangan mudah dipahami 2. Relevan, Laporan keuangan harus relevan sehingga membawa manfaat lebih. 3. 3.Keandalan, Laporan keuangan diharapkan bisa menjadi adalan dalam pengambilan keputusan. 4. 4.dapat dibandingkan,Laporan dapat dibandingkan perpereode. 2..4.5. Unsur unsur Laporan Keuangan Lembaga Keuangan syariah memiliki fungsi yang berbeda dengan lembaga lainnya. 1. Kompinen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial terdiri atas lapotan posisi keuangan (neraca) , Laporan laba rugi , arus kas , serta laporan perubahan ekuitas.. 2 Komponen laporan keuangan mencerminkan kegiatan sosial meliputi laporan sumber dan penggunaan dana yang
172 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
diterimanya 3. Komponen laporan keuangan lainnya mencerminkan kegiatan dan tanggungjawab khususu entitas syariah tersebut. 2.5. PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) untuk entitas syariah, yang selanjutnya disebut “laporan keuangan”, agar dapat dibandingkan baikdengan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas syariah lain. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam PSAK terkait. Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan dalam penyajian laporan keuangan entitas syariah untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK. Entitas syariah yang dimaksud di PSAK ini adalah entitas yang melaksanakan transaksi syariah sebagai kegiatan usaha berdasarkan prinsipprinsip syariah yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan keuangan sesuai permintaan khusus (statutory) seperti pemerintah, lembaga pengawas independen, bank sentral, dan sebagainya.Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang meliputi: a) aset. b) kewajiban. c) dana syirkah temporer. d) ekuitas. e) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian. f) arus kas. g) dana zakat. h) dana kebajikan. Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.Pernyataan ini menggantikan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah yang berhubungan dengan pengaturan penyajian laporan keuangan bank syariah.
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 173
Munir Is’adi
2.6. Penelitian Sebelumnya Kami memang agak kesulitan untuk mencari jurnal atau penelitian yang berkaitan dengan akuntansi masjid atau mungkin ini kelemahan kami yang kurang teliti mencari jurnal atau penelitian yang berkaitan dengan akuntansi masjid. Penelitian yang dilakukan oleh Iswandi dan Zikra Wahyu yang berjudul “ Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Masjid yang diterbitkan oleh Jurnal Saintek Vol III no 2 Tahun 2011 . Penelitian ini hanya berfokus pada sistem akuntansi secara komputerais tanpa melihat kontruksi dasar akuntansi. Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Diah Intan Pandini dengan judul akuntansi Tempat ibadah dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada kewajiban tempat ibadah untuk membuat laporan keuangan. Hasil Pembahasan 3.1. Laporan keuangan masjid sebuah bentuk kepercayan. Hampir semua responden yang kita tanya ternya semuanya mengakui bahwa laporan keuangan lembaga masjid diperlukan dan harus dilaksanakan karena menurut mereka bahwa lembaga masjid adalah lembaga publik yang pendaannya mayoritas berasal dari para jamaah. Laporan keuengan masjid kepada para jamaah yang notabennya sebagai penyalur dana merupakan salah satu bentuk kepercayaan yang harus dilakukan oleh pihak pengurus masjid. Dan Selama ini kegiatan pelaporan sudah dilakukan oleh para pengurus Masjid dan biasanya diumumkan ketika waktu menjelang Sholat Jum‟at . Laporan yang dibuat oleh pengurus masjid sebenarnya sudah bagus namun ketika tanya kepada mereka tentang kekayaan mereka , mereka justru bingung karena meraka sebenanya mempunyai data barang-barang, tanah dan sebagainya tapi mereka belum membukuakan dengan baik dan tidak nampak dalam laporan mereka yang ada dalam laporan mereka hanyalah laporan penerimaan dan pengeluaran dalam bentuk uang. Padahal kalau kita lihat kekayan masjid sebenarnya sangat besar dan hal ini juga akan sanagat berbahaya bila tidak dibukukan dengan baik. Bisa-bisa akan membawa masalah dikemudian hari. Namun ketika kita tanya tentaang sistem palaporan atau bentuk pelaporan keuangan yang bagaimana menurut mereka
174 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
yang baik, maka utnuk para jamaah menjawab terserah kepada pengurus masjid yang penting yang dilaporkan meraka sesuai dengan yang ada.dan ketika kita tanya kepada pengurus masjid , mereka juga bingung tentang bentuk yang betul laporan keuangan. Pengurus Masjid sebanarnya sudah membentuk laporan keuanagan namun mungkin masih perlu panambahan dan perbaikan, sehingga laporan meraka lebih dapat dipercaya, mudah dibaca dan menunjukkan posisi keuangan dan kekayan yang sebenarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat beberapa informasi yang berkaitan dengan Laporan keuangan Masjid yakni: 1. Laporan Keuangan Masjid sebagai lembaga Publik adalah sebuah amanaah yang diterima pengurus masjid dari para jamaah danlaporan keuangan adalah salah satu bentuk kepercayaan. 2. Belum adanya bentuk laporan keuangan yang baku digunakan oleh pengurus masjid. 3. Belum tercatatnya seluruh kekayan lembaga masjid karena ketidak tahuan meraka tentang pelaporan keuanagan.. 3.2. Bentuk Laporan Keuangan Masjid. Berbicara masalah Bentuk Laporan keuangan atau akuntansi maka tidak terlepas dari pengertian tentang Laporan keuangan atau akuntansi keuanagan. Menurut banyak buku akuntansi bahwa pengertaian Laporan keuangan atau laporan akuntansi adalah laporan secara tertulis memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya ,serta hasil yang dicapai selama pereode tertentu.Posisi keuangan memberikan gambaran bahwa sejauh mana posisi kekayaan yang dimiliki dan dari mana sumber kekayaan itu didapat. Posisi keuangan juga menunjukkan tentang kemajuan dan kemunduran bagi pemiliknya. Bentuk laporan keuangan atau laporan akuntansi biasanya terdiri dari : 1. Neraca (balance sheet) 2. Perubahan posisi keuangan untuk preode tertentu terdiri dari : a. Laporan Rugi Laba/ pertambahan nilai b. Laporan perubahan modal
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 175
Munir Is’adi
Neraca adalah laporan yang sistimatis tentang aktiva, hutang serta modal pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca sering juga disebut Balance Sheet.Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang,dan modal. Laporan pertambahan nilai adalah Suatu daftar yang memuat ikhtisar tentang nilai tambah yang diperoleh dari pertamahan lembaga atau perusahaan pada preode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun . Laporan pertambahan nilai merupakan laporan keuangan utama disamping laporan neraca. Laporan pertambahan nilai memberikan informasi tentang posisi keuangan dari kegiatan operasional dalam preode tertentu yang berupa penghasilan dan biaya. Laporan Perubahan Modal adalah perbandingan antara investasi semula paada awal preode dengan modal yang dilaporkan dalam neraca pada akhir preode. Atau dapat dikatan Laporan Perubahan Modal adalah suatu daftar yang memuat lkhtisar terperincitentang perubahan modal pada suatu pereode tertentu. Sebelum berbicara lebih jauh tentang bentuk laporan keuangan atau laporan akuntansi Masjid mungkin alangkah baiknya kita mebahas tentang siklus Laporan keuangan Masjid. Siklus Laporan keuangan Masjid dibuat sesederhana mungkin sehingga meudahkan dalam prakteknya , adapaun suklus Laporan keuangan Masjid menurut saya sebagai berikut. Transaksi Laporan keuangan Bukti Pencatatan Jurnal Siklus laporan keuangan atau laporan akuntansi dimulai dari transaksi kemudian diterima tanda bukti transaksi dilanjutkan proses pencatatan bukti bukti kemudian baru masukkan kedalam jurnal harian setelah jurnal harian
176 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
terselesaikan maka diakhir bulan dapat dimasukkan pada proses laporan keuangan bulanan dan kumpulan kumpulan laporan keuangan bulanan dimasukkan kedalam laporan keuangan atau laporan akuntansi pada preode tahunan. Adapaun bentuk-bentuk laporan keuangan atau laporan akuntansi konsep sebagai berikut 1. Neraca Bulanan JURNAL NERACA BULANAN YAYASAN MASJID .................................. BULAN ............................. No
Tgl
Xxx
xxx
Xxx XX X
xxx
XX X XX X
XXX
XXX XXX
XX X
XXX
Xxx
xxx
XX X XX X XX X
XXX XXX
XXX
Jumlah Saldo
Kegiatan
Pengeluaran
Tanah dan bangunan Modal lainnya Penerimaan Bag Sekretariat Penerimaan Lembaga Pendidikan Perimaan Lembaga Amil Penerimaan Lembaga Koprasi/Usaha Pengeluaran Bag Sekretariat Pengeluaran Lembaga Pendidikan Pengeluaran Lembaga Amil Pengeluaran Lembaga Koprasi/Usaha
Penerimaan
Saldo
xxx
xxx
xxx
xxx
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
xxxx
XXX
xxxx
XXX
xxxx
XXX
xxxx xxxx
Jember,30 Juni 2015. (.............................................)
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 177
Munir Is’adi
2. Jurnal Petambahan Nilai Bulanan JURNAL PERTAMBAHAN NILAI YAYASAN MASJID .................................. BULAN ............................. No
Tgl
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
xxx
xxx
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Kegiatan
Pengeluaran
Penerimaan Bag Sekretariat Penerimaan Lembaga Pendidikan Perimaan Lembaga Amil Penerimaan Lembaga Koprasi/Usaha Pengeluaran Bag Sekretariat Pengeluaran Lembaga Pendidikan Pengeluaran Lembaga Amil Pengeluaran Lembaga Koprasi/Usaha
Penerimaan
Saldo
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
xxxx
XXX
xxxx
XXX
xxxx
XXX
xxxx
Total pertambahan nilai
xxxx
Jember, 30 Juni 2015. (.............................................) 3. Jurnal Neraca Tahunan JURNAL NERACA TAHUNAN YAYASAN MASJID .................................. TAHUN ............................. No
Tgl
Kegiatan
xxx
xxx
Tanah bangunan
Pengeluaran dan
178 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Penerimaan
Saldo
xxx
xxx
Konstruksi Laporan Keuangan … Xxx
xxx
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Xxx
xxx
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Modal lainnya Penerimaan Bag Sekretariat Penerimaan Lembaga Pendidikan Perimaan Lembaga Amil Penerimaan Lembaga Koprasi/Usaha Pengeluaran Bag Sekretariat Pengeluaran Lembaga Pendidikan Pengeluaran Lembaga Amil Pengeluaran Lembaga Koprasi/Usaha
jumlah saldo
xxx
xxx
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
xxxx
XXX
xxxx
XXX
xxxx
XXX
xxxx
xxxx Jember,31 Desember 2015 (.............................................)
3. Jurnal Petambahan Nilai Ahir Tahun JURNAL PERTAMBAHAN NILAI YAYASAN MASJID .................................. PEREODE ............................. No
Tgl
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Kegiatan
Pengeluaran
Penerimaan Bag Sekretariat Penerimaan Lembaga Pendidikan Perimaan Lembaga Amil
Penerimaan
Saldo
XXX
XXXX
XXX
XXXX
XXX
XXXX
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 179
Munir Is’adi
XXX
XXX
xxx
xxx
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Penerimaan Lembaga Koprasi/Usaha Pengeluaran Bag Sekretariat Pengeluaran Lembaga Pendidikan Pengeluaran Lembaga Amil Pengeluaran Lembaga Koprasi/Usaha
Total pertambahan nilai
XXX
XXXX
XXX
xxxx
XXX
xxxx
XXX
xxxx
XXX
xxxx
xxxx Jember, 31 Desember 2015 (.............................................)
4. Perubahan Modal. LAPORAN PERUBAHAN MODAL YAYASAN MASJID....................... PEREODE TAHUN 2015. Modal Tahun 2015 .............................................................. XXXX Pertambahan Nilai Tahun 2015 .................................... XXX Penambahan dalam Modal .................... XXXX Modal 31 Desember 2015 .............................................. XXXX Jember,31 Desember 2015. (.............................................) Penutup Laporan keuangan yang baik dapat diterima baik sebagai instrumen yang penting bagi pengelolaan masjid sebagai bentuk perwujudan kejujuran dan pertanggungjawaban lembaga Masjid yang merupakan lembaga publik kepada masyarakat atau umat.Hendaklah para pengurus masjid memanfaatkan akuntansi jangan semata-mata hanya penolong dan alat untuk memperbaiki pengelolaan keuangan di masjid namun sebaiknya penggunaan akuntansi ini harus diiringi kesadaran sebagai bentuk tanggung jawab kepada Allah SWT dalam hal ini untuk memperbaiki kualitas ibadah. Akan lebih baik jika kedepan-kedepannya ada ilmuwan akuntansi yang mendesain penggunaan akuntansi yang
180 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015
Konstruksi Laporan Keuangan …
baik dan benar dalam pengelolaan keuangan masjid agar dapat membantu perbaikan kinerja masjid dalam melakukan peranperan dakwah dan pembangunan konstruksi sosial ditengah masyarakat Islam. Perlu kesadran bersama bahwa diperlukan sistem laporan keuangan Lembaga Masjid yang mempunyai karakter yang berbeda dengan lembaga atau yayasan yang lain, dimana masjid merupakan lembaga yang menjunjung tinggi nilai spiritualitas , dalam arti pengelolaan dana masjid tidak hanya tunduk aturan aturan laporan akuntansi konvensional namun laporan keuangan masjid juga harus tunduk kepada aturan agama atau syariah. Maka harus ada pemikiran cerdas untuk bisa membuat atau menggambungkan kedua kepentingan tersebut,dimana laporan keuangan lembaga masjid tidak melanggar aturan aturan laporan keuangan yang sudah ada namun juga tidak melanggar aturanaturan agama. Daftar Pustaka H. Ismail Nawawi Uha.MPA.. Metode Penelitian Kualitatif CV.Dwiputra Pustaka jaya Jakarta Tahun 2012 H. Lili M. Sedeli,d. Dasar – Dasar Akuntansi penerbit Remaja Rosdakarya Cetakan ke 7 tahun 2011. H. Moch. Ihsan, Sejarah Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember Penrbit Yayasan Masjid Masjid Jamik Al Baitul Amien Jember Tahun 2004 H. Moh. Kasiram, . Metodologi Penelitian Kualitatif dan kuantitatif penerbit UIN Maliki Press 2010. Hery, Teori Akuntansi Penerbit Kencana Prenada Media Group Cetakan ke 2 tahaun 2011 Kautsar Riza Salman,. Akuntansi Perbangkan Syariah Berbasis PSAK Syariah Penerbit Akademia Pertama Jakarta Cetakan ke 2 Tahun 2014 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991 Moh. Nazir. , Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003 Qurais Sihab Wawasan Alqur‟an perbit mizan Cetakan ke 7 tahun 1998 S. Nasution, . Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta 2004.
Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015 181
Munir Is’adi
Sumber
M+ studio solo dalam http : // mastudiosolo.com/2013/09/menghitung tanah. Sumber OOS Depok http: //berilmu.com/blog/author/admin. Departemen Akuntansi FEUI
[email protected] atau
[email protected]/PSAK 109 http://staff ui ac id/martani or http://staff ui ac id/martani /PSAK 45
182 Al-Mashraf, Vol.2, No. 1 Oktober 2015