1
KONTRIBUSI SIKAP DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE KORYO ATLET TAEKWONDO KOTA TASIKMALAYA (Studi Deskriptif pada Atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya) CITRA KURNIA SURYANI1) CUCU HIDAYAT2) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya (
[email protected])1) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRAK Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi faktual tentang. Kontribusi Sikap dan Motivasi Berprestasi terhadap Penampilan Poomsae Koryo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana pengambilan data dilakukan melalui sekali tes. Penelitian ini menggunakan populasi Atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya sebanyak 45 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 20 orang dengan cara pengambilan ditentukan atau dipilih (purpose sample). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner sikap, kuisioner motivasi berprestasi dan tes penampilan Poomsae Koryo. Penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut: 1) Sikap memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo, 2) motivasi berprestasi memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo, 3) Sikap dan motivasi berprestasi secara bersama memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo kepada Atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya. Berdasarkan simpulan di atas, penulis menyarankan kepada pelatih, pembina maupun atlet poomsae taekwondo, untuk dapat meningkatkan hasil penampilan poomsae koryo, hendaknya meningkatkan sikap dan motivasi yang disamping melatih fisik dan teknik. Kata Kunci koryo
: Kontribusi, sikap, motivasi berprestasi dan penampilan poomsae
ABSTRACT The general objective of this research is to obtain factual information about the
2
Contributions of Attitude and Achievement Motivation to the Appearance of Poomsae Koryo. The method used in this research is descriptive method, where data collection is done through a single test. This study used a population of the Tasikmalaya taekwondo athletes as many as 45 people. Samples were taken as many as 20 people in a way determined or selected retrieval (purpose sample). The instrument used in this study is the attitude questionnaire, questionnaire achievement motivation and test performance of Poomsae Koryo. This study concluded the following: 1) a high attitude and contributes significantly to the appearance of Poomsae Koryo, 2) achievement motivation is high and contributes significantly to the appearance of the Poomsae Koryo, 3) Attitude and achievement motivation collectively contribute to high and means to the appearance of poomsae Koryo to Tasikmalaya Taekwondo Athletes. Based on the conclusion above, the authors suggest to the trainer, the coach or taekwondo poomsae athletes, in order to improve the performance results of the Poomsae Koryo, should improve attitudes and motivation in addition to physical training and technique. Keywords: Contributions, Attitude, Achievement Motivation and Appearance of Poomsae Koryo. PENDAHULUAN Perkembangan olahraga pada saat ini telah mengalami peningkatan yang sangat pesat, baik tingkat internasional pada umumnya ataupun tingkat nasional pada khususnya. Begitupun dengan olahraga beladiri, kegiatan olahraga bela diri pada saat ini tidak hanya diminati oleh masyarakat internasional saja, ditingkat nasionalpun sekarang sudah banyak diminati. Hal ini terjadi karena masyarakat semakin sadar dan memahami akan pentingnya kegiatan olahraga, baik untuk tujuan rekreasi, kesehatan, maupun hanya untuk menjaga diri. Untuk itu pembinaan dan pengembangan dibidang olahraga sangat diperlukan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Olahraga bela diri banyak macamnya, di Indonesia sendiri ada beberapa cabang bela diri yang populer di masyarakat. Salah satu nya adalah olahraga bela diri Taekwondo. Taekwondo adalah olahraga bela diri asal Korea, yang berarti seni bela diri yang menggunakan tangan dan kaki untuk menyerang dan bertahan. Taekwondo di Indonesia semakin populer sejak dipromosikan secara besar-besaran oleh Sabeom Nim Daxon Joetandi (Dan VII Kukkiwon), seorang bankir profesional yang terkenal sebagai pemegang sabuk hitam termuda di Indonesia sejak berumur 7 tahun. Taekwondo berasal dari bahasa Korea yaitu, Tae berarti menendang atau menghancurkan dengan kaki, Kwon berarti tinju dan Do berarti jalan atau seni. Jadi,
3
Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai seni bela diri tangan dan kaki atau jalan atau cara kaki dan kepalan. Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat. Pada saat latihan Taekwondo, terdapat berbagai macam standar metode latihan, sehingga tidak menimbulkan perasaan bosan dan jenuh terhadap program latihan yang diberikan, juga tidak ada efek cedera yang akan terjadi pada atlet. Olahraga bela diri Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan berdasarkan kelompok umur dan berat badan. Cabang olahraga ini sangat diminati karena merupakan olahraga bela diri yang menggunakan “full body protector” sehingga aman untuk dilakukan. Namun, untuk menguasainya seorang atlet harus bisa menguasai terlebih dahulu teknik dasar. Teknik dasar yang ada pada olahraga bela diri Taekwondo terdiri dari teknik dasar gerakan tangan, dan teknik dasar gerakan kaki. Teknik dasar tersebut meliputi berbagai macam teknik yaitu pukulan, tangkisan, tebasan, kuda-kuda dan tendangan. Dalam olahraga bela diri taekwondo terdapat dua cabang yang sudah dipertandingkan, yaitu: 1. Kyorugi 2. Poomsae Kyorugi atau Fighting dalam bahasa Indonesia berarti “bertempur” dimana dalam pertandingannya terdapat dua atlet yang saling menyerang menggunakan teknikteknik yang dilegalkan kepada sasaran yang dilegalkan pula agar mendapatkan point sebanyak-banyaknya. Atlet yang memperoleh point terbanyak atau yang dapat menaklukan lawannya akan menjadi pemenang. Sementara Poomsae atau Gabungan dari gerakan-gerakan dasar, merupakan suatu perlombaan, dimana seorang atlet atau taekwondoin dituntut untuk melakukan gerakan poomsae (jurus) dengan sempurna. Sistem perlombaan Poomsae ini menggunakan sistem pemotongan point atau Cut off, dimana pada saat pertama kali melakukan
poomsae (jurus) atlet mendapatkan nilai 10,00 yang selanjutnya nilai
tersebut akan berkurang bila atlet melakukan kesalahan-kesalahan pada saat melakukan poomsae.
4
Dalam perlombaan Poomsae, seorang atlet tidak hanya dituntut untuk memiliki fisik dan teknik yang bagus, tetapi juga harus memiliki mental yang kuat. Mental yang yang baik akan terbentuk jika seorang atlet memiliki sikap dan motivasi yang positif. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi/ reaksi terhadap suatu obyek, memihak/ tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi),
pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Motivasi berprestasi adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan hal-hal yang terbaik dalam hidup dan lingkungannya. Suatu kehidupan seseorang akan ditemukan adanya reaksi yang berbeda terhadap berbagai tugas dan tanggung jawabnya, misalnya orang tua tertarik dengan anaknya agar sekolah yang setinggi-tingginya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengetahui seberapa besar kontribusi sikap dan motivasi berprestasi, dengan penampilan poomsae koryo atlet taekwondo Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis mengambil judul “Kontribusi Antara Sikap Dan Motivasi Berprestasi Dengan Penampilan Poomsae Koryo Atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya”.
METODE PENELITIAN Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas kesatu (X1) adalah sikap, variabel bebas kedua (X2) adalah motivasi berprestasi, dan variabel terikat (Y) adalah penampilan Poomsae Koryo Kota Tasikmalaya. Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan (field research) dengan cara melaksanakan observasi dan serangkaian tes serta studi kepustakaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa kuisioner sikap, kuisioner motivasi berprestasi dan tes penampilan poomsae koryo. Penelitian ini menggunakan populasi Atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya sebanyak 45 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 20 orang dengan cara pengambilan ditentukan atau dipilih (purpose sample).
5
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu menetapkan metode penelitian, menentukan populasi serta memilih dan menetapkan sampel, mempersiapkan
instrumen
penelitian,
mengadakan
pengambilan
data
melalui
pelaksanaan tes, mengolah dan menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis, mengambil kesimpulan, dan pelaporan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, untuk mengolah dan menganalisis data menggunakan rumus-rumus statistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes 2. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku 3. Mencari koefisiensi korelasi antar variabel tes 4. Menguji signifikan korelasi tunggal 5. Mencari nilai korelasi berganda 6. Menguji kebermaknaan korelasi berganda 7. Mencari persentase dukungan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat
Sehubungan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, maka pengambilan data hanya dilakukan melalui satu kali tes. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Januari 2014. Pukul 19.00 sampai dengan 21.00 WIB. Bertempat di Gedung Serba Guna DPRD Kota Tasikmalaya tempat latihan atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya.
PEMBAHASAN Deskripsi Data Sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini, berikut ini penulis kemukakan hasil tes kuisioner sikap dan motivasi berprestasi terhadap penampilan poomsae koryo. Kemudian dihitung nilai rata-rata (mean) dan standar deviasinya. Untuk lebih jelas penulis kemukakan data hasil tes tersebut pada tabel 1 dan 2 di bawah ini:
6
Tabel 1 Hasil Tes Kuisioner Instrumen Sikap dan Motivasi Berprestasi Terhadap Penampilan Poomsae Koryo NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA
SIKAP (X1)
M RANDI M AZIS ANISA PETRINA SITI DESTIAN M RIDWAN F SARAH BAHARI ATSAL FIQRUL HILMI M TONI BRIAN S LINDARI MERRYTA DESTI MEGA AULIANA BARA RONI DIAN A HAFIZH KURNIA RIZAL M
65 71 70 72 81 67 75 60 74 77 84 68 74 78 76 77 69 80 84 77
MOTIVASI BERPRESTASI (X2) 69 74 67 74 85 68 77 59 77 76 80 70 73 80 78 79 70 78 87 78
POOMSAE KORYO (Y) 68.2 73.9 70.7 74 82.1 69.7 76.4 67.4 75.1 76.2 81.8 72.1 75.4 80 78.3 79.1 72.5 80.6 82.6 77.9
Tabel 2 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata (Mean) Dan Standar Deviasi No 1 2 3
Variabel Tes Sikap Motivasi Berprestasi Penampilan Poomsae Koryo
Rata-rata 74,0 75,0 75,7
Standar Deviasi 6,3 6,5 4,6
Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian Normalitas Data Dari Setiap Tes Setelah diketahui nilai rata -rata, standar deviasi, dan varians dari setiap tes, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian persyaratan analisis untuk menentukan langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan dan analisis data.
7
Pengujian Normalitas data menggunakan uji chi-kuadrat hasil pengujian tersebut akan menentukan pendekatan mana yang akan dipergunakan dalam analisis data, apakah pendekatan parametrik atau non-parametrik digunakan apabila hasil tes tersebut normal, sedangkan non-parametrik digunakan apabila tes tersebut tidak normal. Setelah dilakukan penghitungan, maka diperoleh hasil seperti dalam tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Hasil Penghitungan Korelasi dari Ketiga Butir Tes No 1 2 3
Butir Tes Sikap Motivasi Berprestasi Penampilan Poomsae Koryo
Nilai (r) 0,98 0,97
Katagori Sangat Tinggi Sangat Tinggi
thitung
ttabel
20,8 16,82
2,10 2,10
Kesimpulan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
0,94
Sangat Tinggi
11,4
2,11
Sangat Signifikan
Dengan perhitungan di atas, ternyata hasil membuktikan bahwa nilai Fhitung sebesar 408,38 lebih besar dari Ftabel pada α = 0,05 dengan dk = (2;17), yaitu 3,59. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang penulis ajukan terbukti dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa sikap dan motivasi berprestasi secara bersama memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui manakah yang paling berkontribusi dari ketiga butir tes tersebut dengan hasil penampilan poomsae koryo, maka penulis melakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan rumus korelasi berganda (multiple correlation), dengan rumus yaitu: √
√ √
√
8
= 0,99 Dari hasil perhitungan diatas, maka penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut: Sikap (X1)
ry1 = 0,98
R12 = 0,94
Penampilan Poomsae Koryo (Y)
ry12 = ?
Ry2 = 0,97 Motivasi Berprestasi (X2) Setelah diketahui nilai korelasi berganda di atas, kemudian diperlukan pengujian lebih lanjut dengan pendekatan statistik signifikan korelasi berganda dengan rumus sebagai berikut: ⁄ ⁄ [
] ⁄ ⁄
⁄ ⁄
Dengan perhitungan di atas, ternyata hasil membuktikan bahwa nilai Fhitung sebesar 408,38 lebih besar dari Ftabel pada α = 0,05 dengan dk = (2;17), yaitu 3,59. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang penulis ajukan terbukti dan hipotesis nol
9
(Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa sikap dan motivasi berprestasi secara bersama memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo. Selanjutnya mencari presentase dekungan atau kontribusi dari sikap dan motivasi berprestasi dengan hasil penampilan poomsae koryo, penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus determinasi, dan hasilnya adalah sebagai berikut: 1.
Sikap (ry1)
2.
Motivasi Berprestasi (ry2)
3.
Penampilan Poomsae Koryo (y)
4.
Lain-lain
Sedangkan untuk menafsirkan nilai korelasi, penulis berpedoman pada interpertasi nilai korelasi menurut Surakhmad (1998:302) sebagai berikut: Sampai 0,20
: Korelasi yang rendah sekali
0,20 – 0,40
: Korelasi yang rendah tapi ada
0,41 – 0,70
: Korelasi yang sedang
0,71 – 0,90
: Korelasi yang tinggi
0,91 – 1,00
: Korelasi yang tinggi sekali
Berdasarkan tabel 4.3 dan interprestasi nilai koefisien di atas, dapat dilihat bahwa sikap mempunyai korelasi yang segnifikan dengan hasil penampilan poomsae koryo, dimana nilai korelasinya adalah 0,98 dan termasuk katagori tinggi sekali. Kemudian motivasi berprestasi mempunyai korelasi yang segnifikan dengan hasil penampilan poomsae koryo, dimana nilai korelasinya adalah 0,97 dan termasuk katagori tinggi sekali. Sedangkan antara sikap dan motivasi berprestasi mempunyai korelasi yang tinggi sekali, dimana nilai korelasinya adalah sebesar 0,94. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sikap memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo atlet taekwondo kota tasikmalaya.
10
2. Motivasi berprestasi memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo atlet taekwondo kota tasikmalaya. 3. Sikap dan motivasi berprestasi secara bersama memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo atlet taekwondo kota tasikmalaya.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh melalui kuisioner sikap, kuisioner motivasi berprestasi dan hasil penampilan poomsae koryo, maka penulis dapat menyimpulkan simpulan sebagai berikut: 1. Sikap memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo Atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya. 2. Motivasi berprestasi memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo Atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya. 3. Sikap dan motivasi berprestasi secara bersama memberikan kontribusi yang tinggi dan berarti terhadap penampilan poomsae koryo Atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya. 4. Dukungan sikap dan motivasi berprestasi terhadap penampilan poomsae koryo sebesar 98,01% dan dukungan masing-masing sikap 96,04% dan motivasi berprestasi 94,09%.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan berbagai saran sebagai bahan pertimbangan dalam bidang olahraga. Adapun saran-sarannya sebagai berikut: 1.
Bagi pelatih, pembina maupun atlet poomsae taekwondo untuk memperoleh nilai yang besar pada saat melakukan penampilan poomsae, disarankan agar meningkatkan sikap dan motivasi yang positif disamping melatih fisik dan teknik. Hal ini penulis anjurkan karena terbukti secara empiris sikap dan motivasi berprestasi berkontribusi terhadap hasil penampilan poomsae, khusus poomsae koryo.
11
Bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang sama, agar melakukan penelitian lebih lanjut tentang korelasi sikap dan motivasi berprestasi terhadap hasil penampilan pada poomsae yang berbeda dengan ruang lingkup subjek (sampel) yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA Agustryani, Resty. 2013. “Pengaruh Model Latihan Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Forehand Tenis Lapangan. Tesis Pasca Sarjana/ Universitas Negeri Jakarta Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT BPK GUNUNG MULIA Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak Kusumah Hidayat, Cucu. 2008. Psikologi Olahraga. Tasikmalaya : PJKR FKIP Universitas Siliwangi Hidayat, Cucu. Dkk. 2012. Taekwondo. Tasikmalaya : PJKR FKIP Universitas Siliwangi Marwan, Iis. 2013. Pengantar Metode Penelitian Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya : PJKR FKIP Universitas Siliwangi Narlan, Abdul. 2011. Hand Out Statistika Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Tasikmalaya: PJKR FKIP Universitas Siliwangi Sudjana. 1989. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Susanti, Aprilia. 2013. Kontribusi Fleksibilitas Panggul Dan Fleksibilitas Bahu Terhadap Renang Gaya Kupu-kupu. Skripsi PJKR/FKIP/UNSIL Yoyok, Vincentius. 2009. The Book Of WTF Poomsae Copetition Poomsae Taekwondo Untuk Kompetisi. Jakarta : PT Gramedia