Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
KONTRIBUSI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA, MOTIVASI BERPRESTASI KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH Oleh: Agus Ekada1 Aceng Muhtaram Mirfani2 Cicih Sutarsih3 Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected] Abstrak Kepala sekolah merupakan komponen yang sangat strategis dan berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah. Karena itu diperlukan suatu kondisi yang mampu mendorong kepala sekolah untuk memperoleh prestasi kinerja yang lebih tinggi. Fokus masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana deskripsi kinerja kepala sekolah, kualitas kehidupan kerja, dan motivasi berprestasi kepala sekolah, serta berapa besar kontribusi kualitas kehidupan kerja dan motivasi berprestasi kepala sekolah terhadap kinerja kepala sekolah. Tujuannyauntuk menganalisis dan memverifikasi terkait kontribusi kualitas kehidupan kerja dan motivasi berprestasi kepala sekolah terhadap kinerja kepala sekolahdi sekolah dasar terakrediasi A se-Kabupaten Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan instrumen angket dan dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif. Objek penelitian ini adalah kepala sekolah dasar negeri terakreditasi A di Kabupaten Cirebon dengan sampel sebanyak 69 kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kualitas kehidupan kerja berkontribusi terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 34,3% (2) motivasi berprestasi kepala sekolah berkontribusi sebesar 28% (3) kualitas kehidupan kerja dan motivasi berprestasi kepala sekolah secara simultan berkontribusi terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 37,3%. Rekomendasi penelitian ini adalah pentingnya menciptakan kualitas kehidupan kerja sebagai iklim yang baik bagi kepala sekolah mengingat kinerja kepala sekolah merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan mutu sekolah. Kata Kunci
: Kualitas Kehidupan Kerja, Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah, Kinerja Kepala Sekolah.
Abstract The principal is a very influential and strategic component to increase of the school’s quality. Due to that reason, it needs a certain situation which is able to encourage the school principal to gain a higher work achievement. The research’s focus is about how the description of the principal’sperformance, the quality of work life, the principal’s achievement motivation and how high the contribution of quality of work life and the achievement motivation tothe principal’s performance. The purpose is to analyze and verify the contribution of the quality of work life and the principal’s achievement motivation to the principal’s performance in public elementary schools accredited A in all Cirebon regency. The research method applied is a survey method with questionnaire instruments and is analyzed with the use of quantitative approach. The research object is the principals of public elementary schools accredited A in all Cirebon regency with 69 samples of the principals. The research result shows that (1) the quality of work life contributes to the principal’s performance by 34.3%, (2) the principal’s achievement motivation contributes to the principal’s performance by 28 %, (3) the quality of work life and the principal’s achievement motivation simultaneously contributes to the principal’s performance by 37.3%. The research’s recommendation is on the essential of creating the quality of work life as a good climate to the principals considering the principal’s performance as an important factor with a mean of increasing the school quality. Key words
: Quality of Work Life, Principal’s Achievement Motivation, Principal’sPerformance
PENDAHULUAN Untuk mewujudkan prestasi sekolah yang
yang berkualitas baik dengan sekolah yang
lebih bermutu diperlukan kinerja yang lebih
kualitasnya biasa adalah kepemimpinan kepala
produktif dari segenap komponen dalam sistem di
sekolahnya.” Tim Dosen Administrasi Pendidikan
sekolah. Salah satu komponen penting dalam
UPI (2013, hlm. 141) menyatakan, dalam
sistem di sekolah adalah kepala sekolah. Scheerens
menjalankan fungsinya, kepala sekolah memiliki
dan Bosker (dalam Supardi 2013, hlm. 28),
tanggungjawab
menyatakan “yang membedakan antara sekolah
administrasi sekolah sehingga tercipta situasi 141
ganda
yaitu
“melaksanakan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
belajar mengajar yang baik, dan melaksanakan supervisi
sehingga
studi
eksploratori
kepada
guru-guru
beberapa sekolah dasar dan wawancara dengan
pendapat-pendapat
beberapa pengawas TK/SD Kabupaten Cirebon
tersebut, kepala sekolah sebagai komponen penting
diperoleh kesimpulan bahwa kepala sekolah dasar
yang
negeri di Kabupaten Cirebon pada dasarnya
meningkat.”
kemampuan
Berdasarkan
Berdasarkan
memiliki
peran
sangat
strategis
dan
berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah.
memiliki nilai rata-rata penilaian kinerja yang baik,
Mengingat pentingnya peran kepala sekolah,
namun masih banyak kepala sekolah yang merasa
pemerintah melalui Permendiknas Nomor 28
puas dengan hanya memperoleh nilai akreditasi B
Tahun 2010 menyatakan perlu dilakukan penilaian
pada sekolah yang dipimpinnya sehingga kurang
kinerja kepala sekolah. Penilaian kinerja kepala
menunjukkan
sekolah yang dilakukan oleh pengawas sekolah
prestasi kinerja yang lebih tinggi.
meliputi
aspek
kepemimpinan
kepribadian pembelajaran,
dan
keinginan
untuk
memperoleh
sosial,
Berdasarkankondisi di atas, penulis menilai
pengembangan
munculnya permasalahan tersebut disebabkan
sekolah, manajemen sumber daya, kewirausahaan
kurang
optimalnya
faktor-faktor
pendukung
serta aspek supervisi pembelajaran. Menurut salah
kinerja kepala sekolah. Banyak faktor yang
satu pengawas SD Kabupaten Cirebon, penilaian
mempengaruhi kinerja kepala sekolah. Menurut
kinerja kepala sekolah adalah penilaian hasil dan
Timpe (dalam Suharsaputra, 2010, hlm.146),
penampilan kerja kepala sekolah dalam satu
“kinerja adalah akumulasi dari tiga elemen yang
periode tertentu. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
saling berkaitan yaitu keterampilan dan upaya yang
(PKKS) merujuk pada aturan dalam Permendiknas
muncul dalam diri kepala sekolahserta sifat-sifat
Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
keadaan eksternal baik fisik maupun non fisik.
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Salah satu faktor yang termasuk dalam sifat
Kreditrnya.
keadaan eksternal adalah kualitas kehidupan kerja.
Kinerja kepala sekolah adalah hasil kerja yang
Konsep kualitas kehidupan kerja atau quality of
dicapai kepala sekolah terkait dengan praktik
work life (QWL)pada dasarnya mengungkapkan
kepemimpinan dalam mengelola sekolah yang
tentang pentingnya penghargaan terhadap manusia
dipimpinnya. Hasil kerja tersebut merupakan
dalam lingkungan kerjanya. Kualitas kehidupan
refleksi
dimilikinya.
kerja menjamin fasilitas kerja yang layak, sistem
Menurut Mulyasa (2012, hlm. 98), kepala sekolah
imbalan yang adil, kesempatan berkarir dan
setidaknya
perlunya pemahaman bahwa setiap anggota dalam
dari
kompetensi
harus
mampu
yang
berfungsi
sebagai
“edukator, manajer, administrator, supervisor,
organisasi
leader, innovator dan motivator.” Sedangkan
membangun komunikasi yang sehat. Dengan
kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah
adanya kualitas kehidupan kerja yang baik, maka
berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007
memungkinkan kepala sekolah bekerja tenang,
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah di
nyaman dan bergairah sehingga diharapkan
antaranya kompetensi kepribadian, manajerial,
mampu meningkatkan kualitas kinerjanya. Dari
kewirausahaan, supervisi dan sosial.
hasil pengamatan penulis kepada beberapa sekolah
memiliki
peran
penting
untuk
dasar negeri, tentang lingkungan fisik sebagai 142
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
bagian yang tampak dalam kualitas kehidupan
terhadap kinerja kepala sekolah di sekolah dasar
kerja sekolah pada dasarnya berada pada kondisi
negeri terakrediasi A se-Kabupaten Cirebon.
layak. Namun secara keseluruhan kondisi tersebut
Kinerja Kepala Sekolah
masih belum merata dimiliki oleh setiap sekolah.
Kinerja mengandung beberapa aspek, di
Bahkan perbedaan fasilitas kerja dam lingkungan
antaranya aspek individu dengan kemampuan dan
fisik misalnya taman dan lahan bermain sangat
motivasinya, aspek tugas dan tanggungjawabnya
tampak antara sekolah yang terletak dipusat kota
sebagai pekerja dan aspek hasil pekerjaannya.
dengann sekolah yang berada di lingkungan
Dengan demikian, kinerja dapat diartikan sebagai
pedesaan.
perbandingan antara hasil kerja individu dengan
Faktor lainnya yang sangat diperlukan terkait
tugas dan tanggungjawabnya. Individu dikatakan
dengan kinerja kepala sekolah adalah upaya dari
mempunyai kinerja yang baik apabila ia mampu
dalam diri kepala sekolah. Upaya diawali dengan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan
motivasi. Untuk dapat menghasilkan motivasi
tanggungjawabnya. Stoner dan Freeman (dalam
kerja yang tinggi perlu ditumbuh kembangkan
Usman, 2013, hlm. 487) mengemukakan, “kinerja
motivasi berprestasi ke dalam diri kepala sekolah.
adalah kunci yang harus berfungsi secara efektif
Menurut McClelland (dalam Engkoswara dan
agar organisasi secara keseluruhan dapat berhasil.”
Komariah, 2012:216), “kebutuhan berprestasi
Menurut
Sashkin
and
Huddle
(dalam
mengarahkan seseorang untuk berhasil dalam
Lunenburg 2010, hlm. 9), kepala sekolah yang
pekerjaannya. Mereka senang bekerja dengan
efektif dapat dilihat dalam dua kategori tugas yaitu
tantangan
kepada
building bureaucratic linkages dan building
oranglain kapabilitas dan kapasitas dirinya.”
cultural linkages. Kategori Building bureaucratic
Dengan dukungan berupa motivasi berprestasi
linkages kepala sekolah
memungkinkan adanya peningkatan kinerja kepala
membangun hubungan dengan kantor dinas (2)
sekolah untuk dapat meraih nilai akreditasi sangat
memantau
baik pada sekolah yang dipimpinnya.
mengkoordinasi kegiatan sekolah (4) mengelola
dan
ingin
membuktikan
terkait dengan (1)
informasi
organisasi
(3)
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
keuangan (5) merawat gedung sekolah (6)
memperoleh data empirik untuk dianalisis dan
mengarahkan layanan dukungan sekolah, dan (7)
diverifikasi terkait kontribusi kualitas kehidupan
Staffing sedangkan kategori building cultural
kerja dan motivasi berprestasi kepala sekolah
linkages terkait dengan (1) menciptakan suasana
terhadap kinerja kepala sekolah di sekolah dasar
kondusif untuk belajar, (2) menetapkan harapan
terakrediasi
tinggi, (3) menetapkan tujuan sekolah, (4)
khusus
A
se-Kabupaten
penelitian
ini
Cirebon.Secara
bertujuan
untuk
(1)
kepemimpinan pembelajaran, (5) komunikasi
mendeskripsikan kondisi kualitas kehidupan kerja,
organisasi, (6) menjalin hubungan masyarakat.
motivasi berprestasi kepala sekolah, dan kinerja
Kualitas Kehidupan Kerja
kepala sekolah di sekolah dasar negeri terakrediasi
Kualitas kehidupan kerja merupakan cara
A se-Kabupaten Cirebon berdasarkan perolehan
pikir
data di lapangan. (2) menganalisis kontribusi
organisasi, yang berfokus pada dampak pekerjaan
kulitas kehidupan kerja dan motivasi berprestasi
terhadap 143
tentang
orang-orang,
pekerja
dan
pekerjaan
efektvitas
dan
organisasi,
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
disamping
memberikan
gagasan-gagasan,
nyaman saat bekerja, merasa berpartisipasi dalam
keterlibatan anggota organisasi dalam pemecahan
organisasi dan terlibat dalam penyelesaian konflik.
masalah-masalah
(Anatan dan Ellitan, 2009;Arifin, 2012; Imanni
organisasional.
dan
pembuatan
Secara
operasional,
keputusan kualitas
dkk, 2014)
kehidupan kerja kepala sekolah menggambarkan
Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah
aktivitas yang dapat dirasakan oleh kepala sekolah
Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai
mengarah pada terciptanya efektivitas kerja karena
kondisi yang merangsang, mengarahkan, dan
adanya dukungan lingkungan yang memberikan
mempertahankan perilaku demi mengharapkan dan
rasa nyaman dan tenang dalam bekerja.Penelitian-
memperoleh
penelitian terkait dengan kualitas kehidupan kerja
terbaik.Menurut McClelland (dalam Uno, 2015;
di
kinerja.
Mangkunegara, 2012; Moore dkk; 2010), tiga
(Khorasani dan Nematizadeh, 2012; Aketch dkk,
dimensi dalam motivasi berprestasi adalah needs of
2012; Arifin, 2012).
achievementyang terdiri dari sikap tanggungjawab,
antaranya
akan
terkait
dengan
prestasi
dengan
predikat
Kualitas kehidupan kerja mencakup dimensi
berani mengambil resiko, mengharap umpan balik
fisik dan dimensi non fisik. Dimensi fisik berarti
dan inovatif.Needs of affiliationditandai dengan
keadaan yang dapat langsung dilihat dan dirasakan
sikap
secara lahiriah dari diri pekerja, misalnya
kolaboratif. Needs of power ditandai dengan sikap
lingkungan fisik kerja, imbalan atau gaji, dan
peran aktif disetiap kegiatan dan keinginan untuk
fasilitas. Sedangkan dimensi nonfisik berkaitan
unggul
kebersamaan,sosialisasi
dan
kerja
dengan keadaan batiniah misalnya rasa aman dan METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah survey
dengan
pendekatan
variabel kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja
kuantitatif.Desan
kepala sekolah. Garis rX2Y yang berarti kontribusi
penelitian ini merupakan gambaran hubungan antar
variabel motivasi berprestasi kepala sekolah
variabel sebagai dugaan dari pengajuan hipotesis
terhadap kinerja kepala sekolah. Sedangkan garis
dimana Kualitas Kehidupan Kerja sebagai variabel
RX1X2Y
X1, Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah sebagai
kehidupan kerja dan motivasi berprestasi secara
variabel X2 dan Kinerja Kepala Sekolah sebagai
bersama-sama
variabel V. Hubungan antar variabel ditandai
kepala sekolah. Hubungan dalam penelitian ini
dengan simbol garis rX1Y yang berarti kontribusi
digunakan dalam gambar berikut:
melambangkan
berkontribusi terhadap
r²X1 Y
𝑋1
Y r²X1 X2Y
𝑋2
r²X2Y 144
variabel
kualitas
kinerja
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kinerja
kepala
sekolah
dasar
negeri
imbalan yang inovatif, lingkungan kerja dan
terakreditasi A se-Kabupaten Cirebon ditunjukkan
restrukturisasi kerja merupakan bagian penting dari
melalui skor rata-rata sebesar 4,56. Dengan
variabel kualitas kehidupan kerja.
demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah pada sekolah dasar negeri terakreditas A
Kontribusi
se-Kabupaten Cirebon berada pada kriteria sangat
Sekolah (𝐗 𝟐 ) terhadap Kinerja Kepala Sekolah
tinggi. Kualitas kehidupan kerja ditunjukkan
(Y)
Motivasi
Berprestasi
Kepala
melalui skor rata-rata sebesar 4,28 atau dalam
Nilai koefisien korelasi atau rhitung antara
kategori sangat baik. Variabel motivasi berprestasi
variabel motivasi berprestasi dengan kinerja kepala
kepala sekolah ditunjukkan melalui skor rata-rata
sekolah sebesar 0,529. Hal ini berarti bahwa
sebesar 4,41 atau dalam katogori sangat tinggi.
motivasi berprestasi berpengaruh cukup kuat terhadap kinerja kepala sekolah. Kontribusi
Kontribusi Kualitas Kehidupan Kerja (𝐗 𝟏 )
variabel X 2terhadap Y menggunakan koefisien
terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y)
determinasi (KP) dengan rumus r 2 x 100%
Nilai koefisien korelasi atau rhitung antara
diperoleh nilai sebesar 0,280 x 100% = 28%, atau
variabel kualitas kehidupan kerja dengan kinerja
kontribusi variabel motivasi berprestasi terhadap
kepala sekolah sebesar 0,586. Hal ini berarti bahwa
kinerja kepala sekolah cukup tinggi.Fakta empirik
kualitas kehidupan kerja berpengaruh cukup kuat
terkait kontribusi motivasi berprestasi terhadap
terhadap kinerja kepala sekolah. Kontribusi
kinerja juga diperkuat oleh hasil penelitian lain
variabel X1 terhadap Y menggunakan koefisien
serta beberapa pendapat ahli. Romani (2013) dalam
determinasi (KP) dengan rumus r 2 x 100% atau R
artikelnya yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan
Squarediperoleh nilai sebesar 0,343 x 100% =
Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja Terhadap
34,3%, atau kontribusi variabel kualitas kehidupan
Motivasi Berprestasi menyimpulkan bahwa adanya
kerja terhadap kinerja kepala sekolah cukup tinggi.
hubungan positif antara kepemiminan kepala
Fakta empirik terkait kontribusi kualitas kehidupan
sekolah dan kepuasan kerja guru dengan Motivasi
kerja terhadap kinerja juga diperkuat oleh hasil
berprestasi. Hasil penelitian lain yang mendukung
penelitian lain serta beberapa pendapat ahli. Hasil
dilakukan oleh Astuti (2010) yang menyimpulkan
penelitian Irawati (2015) tentang pengaruh kualitas
bahwa motivasi pengawas sekolah berpengaruh
kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai dinas
terhadap
perindustrian dan perdagangan, menyimpulkan
16,56%.
kinerja
pengawas
sekolah
sebesar
hasil penelitiannya bahwa kualitas kehidupan kerja memberikan pengaruh positif terhadap pegawai.
Kontribusi Kualitas Kehidupan Kerja (𝐗 𝟏 ) dan
Begitupula Arifin (2012) dalam penelitiannya
Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah (𝐗 𝟐 )
menyimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja
terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y)
memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
Besarnya pengaruh kualitas kehidupan kerja
karyawan. Penelitian tersebut mengungkap bahwa
dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap
145
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
kinerja kepala sekolah adalah sebesar 0,614
kualitas kehidupan kerja dan variabel motivasi
dimana dalam kategori kuat. Untuk mengetahui
berprestasi kepala sekolah secara bersama terhadap
kontribusi variabel X1 dan X 2 secara simultan
kinerja kepala sekolah. Hasil penelitian ini
terhadap Y menggunakan koefisien determinan
memberikan beberapa informasi pertama, variabel
(KP) dengan rumus R2 x 100% yaitu sebesar 0,377
kualitas kehidupan kerja dan motivasi berprestasi
x 100% = 37,7% atau kontribusi kualitas
memberikan sumbangan yang cukup berarti
kehidupan kerja dan motivasi berprestasi secara
terhadap kinerja kepala sekolah. Kedua, untuk
simultan terhadap kinerja kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja kepala sekolah dapat dengan
kategori cukup tinggi. penelitian Güven (2013)
menciptakan
dalam artikelnya yang berjudul Challenges in
lingkungan kerja kepala sekolah yang lebih baik,
Achieving High Motivation and Performance in
serta menanamkan motivasi berprestasi ke dalam
Educational Managementmenyimpulkan bahwa
diri kepala sekolah. Ketiga, temuan penelitian ini
adanya pengaruh motivasi terhadap kinerja melalui
memberikan penegasan terhadap teori-teori yang
sistem reward yang baik, dimana dalam beberapa
menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh faktor
teori menyatakan bahwa sistem reward merupakan
eksternal dan internal. Salah satu faktor eksternal
bagian dari penciptaan kualitas kehidupan kerja.
yang mempengaruhi kinerja disini adalah kualitas
kualitas
kehidupan
kerja
di
kehidupan kerja, sedangkan salah satu faktor
Temuan penelitian ini menunjukkan adanya
eksternalnya yaitu motivasi berprestasi.
pengaruh positif dan signifikan antara variabel
SIMPULAN DAN SARAN Variabel kinerja
SIMPULAN
kepala sekolah
dalam
Setelah melakukan analisis dan interpretasi
penelitian ini dibangun oleh dua dimensi yakni
terhadap hasil penelitian yang telah dipaparkan
membangun birokrasi (Building Bureaucratic
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas
Linkages)dan
kehidupan
negeri
Cultural Linkages) dimana berdasarkan temuan
terakreditasi A se-Kabuapten Cirebon dalam
keduanya dalam kategori sangat tinggi. Dengan
kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan
demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala
partisipasi kepala sekolah dalam kegiatan di
sekolah dasar negeri terkareditasi A di Kabupaten
sekolah sangat tinggi, sistem restrukturisasi dan
Cirebon dalam kategori sangat tinggi
kerja
di
sekolah
dasar
sistem imbalan bagi kepala sekolah sangat baik,
membangun
budaya
(Building
Berdasarkan perhitungan uji hipotesis, hasil
serta lingkungan kerja yang sangat mendukung.
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini
Variabel motivasi berprestasi kepala sekolah
dinyatakan dapat diterima. Variabel kualitas
dasar negeri terakreditasi A di Kabupaten Cirebon
kehidupan kerja menunjuikkan adanya kontribusi
dalam kategori sangat tinggi. Hal tersebut
yang cukup tinggi dan signifikan terhadap kinerja
menunjukkan sangat tingginya kebutuhan kepala
kepala sekolah dasar negeri terakreditasi A se-
sekolah akan prestasi (needs of achievement),
Kabupaten Cirebon. Variabel motivasi berprestasi
kebutuhan akan afiliasi (needs of affiliation) dan
kepala sekolah menunjukkan kontribusi cukup
kebutuhan akan kekuasaan (need of power).
tinggi dan signifikan terhadap kinerja kepala 146
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
sekolah dasar negeri terakreditasi A se-Kabupaten
Berdasarkan perolehan skor rata-rata jawaban
Cirebon. Kualitas kehidupan kerja dan motivasi
responden dari variabel kinerja kepala sekolah,
berprestasi
indikator menjalin hubungan dengan masyarakat
kepala
menunjukkan
sekolah
kontribusi
secara
cukup
simultan
tinggi
dan
menunjukkan nilai paling rendah. Hal tersebut
signifikan terhadap kinerja kepala sekolah dasar
perlu menjadi refleksi bagi kepala sekolah dasar
negeri terakreditasi A se-Kabupaten Cirebon.
negeri khususnya di Kabuapetn Cirebon agar lebih
SARAN
memperhatikan
kegiatan
atau
pertemuan-
Kualitas kehidupan kerja bagi kepala sekolah
pertemuan dengan komite, orangtua murid dan
dasar negeri terakreditasi A se-Kabupaten Cirebon
masyarakat dalam rangka meningkatkan kerjasama
berada pada kategori sangat tinggi, namun dalam
khususnya untuk membentuk sekolah yang lebih
penerapan
produktif.
sistem
imbalan
khususnya
pada
tunjangan berbasis kompetensi berupa pemberian
Kualitas kehidupan kerja sekolah dasar negeri
tunjangan atau bonus yang diperoleh berdasarkan
khususnya di Kabuapetn Cirebon merupakan
prestasi kerja perlu adanya peningkatan. Hal
variabel yang masih kurang menjadi perhatian.
tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah agar
Karena itu, perlu adanya pendalaman teori dan
lebih mempertimbangkan alokasi anggaran untuk
empirik mengenai variabel tersebut, terutama
memberikan penghargaan berupa tunjangan atau
untuk
bonus bagi kepala sekolah yang berprestasi.
kehidupan kerja terhadap kinerja kepala sekolah
mengkomparasikan
peran
kualitas
Berdasarkan perolehan skor rata-rata jawaban
dasar negeri terakreditasi A, sehingga dapat
responden dari variabel motivasi berprestasi kepala
memberikan gambaran lebih utuh bagaimana
sekolah, indikator rasa kebersamaan menunjukkan
kualitas kehidupan kerja sebagai faktor pendukung
nilai paling rendah. Hal tersebut menjadi rujukan
dalam upaya mewujudkan prestasi kinerja kepala
pemerintah, kepala dinas dan bagi kepala sekolah
sekolah yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, peneliti
dasar negeri khususnya di Kabuapetn Cirebon
merekomendasikan
untuk lebih meningkatkan intensitas kegiatan-
mendatang untuk melakukan studi lebih lanjut
kegiatan sosial dan momen-momen kebersamaan,
tentang kualitas kehidupan kerja di sekolah dasar
sepanjang kegiatan tersebut tidak menghambat
negeri.
kepada
para
peneliti
atau mengganggu tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah. DAFTAR PUSTAKA Aketch, dkk. (2012) Effects of Quality of Work
Arifin, N. (2012) Analisis Kualitas Kehidupan Kerja, Kinerja, dan Kepuasan Kerja Pada CV. Duta Senenan Jepara. Jurnal Economia, Vol. 8 No. 1.
Life on Job Performance: Theoretical Perspectives
and
Literature
Review.
Current Research Journal of Social
Astuti, S.I. (2011) Disentraliasasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sciences. Vol 4(5): 383-388. Anatan, L dan Ellitan L. (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis Modern. Bandung: Alfabeta.
Engkoswara dan Komariah, A. (2012) Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 147
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Guven, G.O. (2013) Challenges in Achieving High Motivation and Performance in Educational Management: Case Study of a North Cyprus Public High. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 3 No. 6.
Moore, L.L, Grabsch, D.K. & Roter, C (2010) Using Achievement Motivation Theory to Explain Student Participation in a Residential Leadership Learning Community. Journal of Leadership Education. Vol. 9. No. 2.
Imanni, R. N. dkk. (2014) Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Motivasi.Jurnal Ilmu Manejemen. Vol. 2 No. 3.
Mulyasa, E. (2012) Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Bumi Aksara. Romani, A. (2012) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Berprestasi Guru SD. JurnalEducational Management.Vol. 1 No. 2.
Irawati, S. A. (2015) Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja PegawaiDinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sampang. Jurnal Neo-Bis. Volume 9, No. 2.
Suharsaputra, U. (2010) Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Khorasani, M & Nematizadeh, F (2012) Assessing the quality of work life of primary school teachers in Isfahan City. Interdisciplinary journal of contemporary research in business. Vol 3. No. 9.
Supardi. (2013). Sekolah Efektif. Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajagrafindo. Tim Dosem Administrasi Pendidikan UPI. (2013) Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Lunenburg, F.C (2010) The Principal and The School: What Do Principals Do?. National Forum of Educational Administration and Supervision Journal. Vol. 27, No. 4.
Uno, H. B. (2015) Teori Motivasi Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
dan
Usman, H. (2013) Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan Edisi Keempat. Jakarta: Bumi Aksara
Mangkunegara, A.A. (2012) Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.
148