RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No. 1 April 2015, 201-219 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret DOI: 10.22225/jr.1.1.118.201-219
KONTEKS SITUASI TEKS RITUAL ALA BALOE (MAKAN BARU PADI) MASYARAKAT BAMPALOLA Oce a. Langkameng Universitas PGRI NTT
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konteks situasi atau mendaftar ala baloe (upacara panen padi) teks ritual masyarakat Bampalola. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan metode wawancara khususnya dengan menggunakan teknik rekaman. Data ala baloe (panen padi) teks ritual dianalisis dengan deskriptif kualitatif berdasarkan teori Linguistik Fungsional Sistemik. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan prosedur berikut: (1) transkripsi dan verifikasi data, (2) memodifikasi teks, dan (3) menganalisis konteks situasi teks. Hasilnya menunjukkan bahwa konteks situasi ala baloe teks ritual meliputi lapangan, tenor, dan modus. Kata kunci: teks, konteks, ritual Ala Baloe, kajian sistemik. ABSTRACT This study aims to investigate the context of situation or register of ala baloe (rice harvest ceremony) ritual text of Bampalola communities. The data were collected by observation and interview method especially using recording techniques. Data of ala baloe (rice harvest) ritual text were analyzed by descriptive qualitative based on the theory of Systemic Functional Linguistics. Then, the data were analyzed by using the following procedures: (1) transcription and verification of the data, (2) modifying the text, and (3) analyzing the context of situation of the text. The result shows that the context of situation of ala baloe ritual text includes field, tenor, and mode. Keywords: text, kontext, Ala Baloe Ritual, systemic functional linguistic.
1. PENDAHULUAN
penggunaan BA dalam komunikasi internal
Bahasa Adang, yang untuk selanjunya dis-
dalam kehidupan sehari-hari masyara-
ingkat BA merupakan salah satu daerah
katnya.
yang ada di Kabupaten Alor Provinsi NTT.
digunakan atau difungsikan pada ranah-
BA memegang kedudukan dan fungsi yang
ranah adat (rapat desa, kesenian tradisional,
sangat penting dalam berbagai segi ke-
lagu daerah); agama; serta ranah sosial,
hidupan masyarakat Bampalola, Kecama-
seperti acara ala baloe (makan baru padi)
tan Alor Barat Laut (ABAL) Kabupaten
masyarakat Bampalola.
Alor. Hal ini menunjukkan bahwa BA tetap
Teks Ritual A la Baloe yang untuk selanjut-
dipertahankan, digunakan, dan dipelihara
nya disingkat TRAB merupakan salah satu
oleh
Dalam
proses sosial verbal mengenai kegiatan
kedudukannya sebagai bahasa daerah, BA
makan baru padi yang didasarkan pada
memiliki fungsi pemersatu dan fungsi kul-
tradisi adat masyarakat Bampalola. Wujud
tural. Fungsi pemersatu terefleksi dari
performansi TRAB merupakan wujud fisik
masyarakat
penuturnya.
Sebagai
fungsi
kultural,
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
BA
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 202
kebahasaan yang menarik untuk dikaji dari
didasari oleh beberapa dasar pemikiran,
sudut pandang linguistik, khususnya lin-
yakni: (1) dipandang perlu untuk mendoku-
guistik sistemik fungsional yang untuk se-
mentasikan TABB sehingga perilaku, nor-
lanjutnya disingkat LSF. Hal ini didasarkan
ma, dan nilai budaya yang tercermin dalam
pada pemahaman bahwa setiap tahapan
proses sosial verbal tersebut tidak hilang
atau rentangan dalam ritual ala baloe
atau punah; (2) mempertahankan tradisi
(makan baru padi) itu setelah dihubungkan
yang diyakini dapat memberikan petunjuk
dengan ekspresi kebahasaan dan konteks
tentang hasil yang lebih berkualitas bagi
sebagai latar terbangunnya teks akan meng-
para petani; (3) adanya keterdesakan ritual
gambarkan struktur TRAB secara utuh dan
ala baloe (makan baru padi) terhadap
menyeluruh, memberi makna (make sense)
pengaruh globalisasi; dan (4) ritual ala
bagi
baloe (makan baru padi) diyakini dapat
masyarakat
penuturnya
serta
mengungkapkan ideologi yang tersirat da-
mempererat
lam setiap tindakan sosial.
dengan Tuhan (urfet lahtal), alam, dan
Selain
itu,
keunikan
TRAB
hubungan
antara
manusia
apabila
sesama manusia. Berdasarkan latar pikir
dibandingkan dengan bahasa sehari-hari,
tersebut, tulisan ini merupakan jawaban
terletak pada perbedaan makna yang ditim-
atas pertanyaan tentang bagaimanakah
bulkan akibat konteks yang melatarinya
konteks situasi yang melatari terbangunnya
(penggunaan metafora pada TRAB) walau-
teks ritual ala baloe (makan baru padi)
pun dari segi bentuk, teks atau bahasa ritual
masyarakat Bampalola?
berwujud sama dengan bahasa sehari-hari. Masih dipertahankannya tradisi ritual ala
2. KONSEP DAN KERANGKA TEORI
baloe (makan baru padi) masyarakat adat
KONSEP
Bampalola Kecamatan Alor Barat Laut Ka-
KONSEP TEKS
bupaten Alor, disebabkan oleh pekerjaan
Teks
bertanam padi yang merupakan pilar utama
melaksanakan tugas tertentu dalam konteks
masyarakat dalam menyanggah atau me-
situasi (Halliday & Hasan, dalam Santoso,
nyokong kehidupan ekonomi mereka.
1992:13). Teks adalah contoh interaksi lin-
Artikel
gual tempat masyarakat secara aktual
ini
secara
khusus
membahas
adalah
bahasa
bahasa;
yang
apa
saja
sedang
konteks situasi pada teks ritual ala baloe
menggunakan
yang
(makan baru padi) masyarakat adat Bampa-
dikatakan atau ditulis; dalam konteks yang
lola, Kecamatan Alor Barat Laut Kabupat-
operasional (operational context) yang
en Alor. Pengkajian terhadap TRAB
dibedakan dari konteks kutipan (a citational
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 203
context), seperti kata-kata yang didaftar
Konteks adalah keseluruhan lingkungan
dalam kamus (Halliday, 1978:109). Teks
teks yang menyertai teks tersebut atau
berkaitan dengan apa yang secara aktual
kalimat-kalimat yang secara operasional
"dilakukan", "dimaknai", dan "dikatakan"
berkedudukan sebagai satu kesatuan dan
oleh masyarakat dalam situasi yang nyata.
situasi tempat teks itu terjadi. Artinya,
Dalam rumusan yang lain, Halliday ber-
situasi di mana teks itu terjadi dan
pendapat bahwa teks adalah suatu pilihan
ditafsirkan
semantis (semantic choice) dalam konteks
batasan rangkaian kalimat yang saling
sosial, suatu cara pengungkapan makna
berkaitan dalam teks dan kalimat sebagai
lewat
tulis
satu kesatuan dalam wacana inilah yang
(Sutjaja,1990:74). Halliday (1986, 1976)
mungkin menjadi dasar bagi kesamaan
juga mengatakan bahwa konteks dan teks
antara wacana dengan teks.
bahasa
lisan
atau
disebut
konteks.
Adanya
adalah dua hal yang diposisikan sejajar karena merupakan aspek dari proses yang
KONSEP TANDA
sama. Teks adalah rangkaian kalimat yang
Konsep tanda dari Peirce berawal dari
saling berkaitan, bukan hanya sebagai unit
aksioma bahwa pada dasarnya kognisi,
gramatikal tetapi merupakan satu unit
pikiran,
makna yang mandiri. Teks adalah bahasa
semiotik. Seperti sebuah tanda, sebuah
yang berfungsi artinya, bahasa yang sedang
pikiran mengacu pada pikiran lain dan pada
melaksanakan tugas tertentu atau berperan
benda-benda dunia sehingga semua yang
dalam bagian tertentu dalam konteks
direfleksikan
situasi. Teks itu merupakan produk dalam
Interpretasi semiotik tentang manusia dan
arti teks itu adalah keluaran (output),
kognisi
sesuatu yang dapat direkam dan dipelajari
lampau, dan yang akan datang. Dasar
karena mempunyai susunan tertentu yang
filosofi yang esensial dari pendekatan
dapat diungkapkan dengan peristilahan
semiotik ini adalah kategori sistemnya
yang
dengan
sistematik.
pemilihan
makna
Teks
yang
adalah
proses
terus-menerus
dan
bahkan
manusia
memiliki
memiliki
masa
dimensi
adalah
lampau. sekarang,
mengembangkan
suatu
fenomenologi yang berdasar hanya pada
karena setiap perangkat pilihan membentuk
tiga
kategori
universal
yang
disebut
lingkungan untuk perangkat berikutnya.
firstness, secondness, dan thirdness (Bdk. Zeman 1977:23-24, Esposito 1980:163).
KONSEP KONTEKS
Penggabungan firstness, secondness, dan thirdness
menghasilkan
sepuluh
kelas
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 204
utama tanda yang selanjutnya dirumuskan
menyatu dalam teks. Subbagian seperti
menjadi sepuluh trikotomi dan enam puluh
fonologi, morfologi, sintaksis, seman-
enam dan bahkan 310 yang artinya sama
tik, struktur dan kelas berada di bawah
dengan 59,049 kelompok tanda.
ketiga level tersebut. 2. Bahasa sebagai fenomena sosial; yakni perpaduan antara sistem bahasa dan
KERANGKA TEORI Kerangka teori utama yang diacu
sistem sosial. Kedua sistem tersebut
dari tulisan ini adalah teori Linguistik
saling merujuk dan menentukan di da-
Sistemik Fungsional (LSF). Linguistik
lam penggunaannya, sehingga kedua
Sistemik
(Sistemic
sistem inilah yang menentukan ter-
Functional Linguistics/SFL) adalah teori
jadinya pilihan bentuk, makna serta ek-
linguistik
spresi di dalam konteks sosial.
Fungsional/LSF dengan
pendekatan
analisis
terhadap teks; yaitu bahasa yang berfungsi dalam
konteks.
Teori
3. Bahasa sebagai sumber daya yang
ini
fungsional yang berarti fungsi bahasa
mempertimbangkan fungsi dan makna
adalah untuk menciptakan makna. Oleh
sebagai dasar dari bahasa manusia untuk
karena, itu komponen terpenting dari
melakukan komunikasi (Lih. Halliday,
suatu
1973; Halliday & Hassan, 1985; Halliday,
komponen yang fungsional dalam men-
2004; Eggins, 1994). Teori Linguistik ini
ciptakan makna. Komponen-komponen
dikembangkan oleh Michael Alexander
tersebut diistilahkan sebagai meta-
Kirkwood Halliday seorang sarjana Leeds-
fungsi yang terdiri atas fungsi me-
Inggris tahun 1925 yang lebih populer
maparkan atau ideasional, fungsi mem-
dengan nama M.A.K. Halliday (Halliday,
pertukarkan atau interpersonal, dan
1985).
fungsi merangkai atau tekstual.
bahasa
adalah
komponen-
Dalam hubungannya dengan pemahaman teks secara utuh dan komprehensif
3. PEMBAHASAN
diperlukan pemahaman konsep LFS. Beri-
KONTEKS SITUASI DAN MEDAN
kut akan dijelaskan tiga pilar utama yang
MAKNA TRAB
merupakan teori dasar (grounded theory)
Konteks merupakan unsur yang ter-
LFS.
penting dalam menganalisis bentuk dan
1. Bahasa merupakan suatu sistem yang
fungsi bahasa. Hal ini dapat dipahami bah-
terdiri atas unsur-unsur ekspresi, bentuk
wa tidak ada teks atau bahasa tanpa
dan makna.
konteks atau dengan kata lain, bahasa atau
Ketiga unsur tersebut
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 205
teks tidak akan berfungsi tanpa disertai
tupeng ualol ‘prediksi tanam dan hasil
dengan konteks, yang merupakan kese-
panen di tahun berikut’.
luruhan lingkungan tempat teks itu ada atau
Teks selmeng ‘penentuan jadwal panen’
diujarkan. Berdasarkan hasil analisis data,
Teks selmeng ‘penentuan jadwal panen’
berikut ini dibahas mengenai konteks
dikategorikan ke dalam teks pra-ala
situasi TRAB yang terdiri atas medan teks,
baloe. Pada teks ini terjadi pertemuan
pelibat teks, dan modus teks.
antara perwakilan dari 5 suku (sulung
Medan TRAB merujuk kepada aktivi-
suku), yang mana setiap sulung suku
tas sosial yang sedang terjadi serta latar
(atau yang disulungkan di dalam suku)
satuan-satuan bahasa itu muncul. Untuk
akan melaporkan kepada raja (afen le-
menganalisis medan teks dapat diajukan
lang) tentang perkembangan hasil
pertanyaan what is going on.
perkebunan (ladang) masyarakat Desa
Aktivitas atau tindakan sosial yang
Bampalola. Selanjutnya dalam per-
terjadi pada TRAB meliputi teks selmeng
temuan
tersebut
akan
disepakati
‘penentuan jadwal panen’; teks ala atuir
mengenai jadwal panen yang akan dil-
‘proses panen’; teks baloe osel meng
aksanakan. Untuk lebih jelasnya dapat
‘penentuan jadwal ala baloe’, teks ala baloe
dilihat pada data berikut ini.
‘ritual adat makan baru padi’; dan teks tun 1. ala telmi butmi tenam (TRAB No. 1) ala
telmi butmi
tenam,
padi
dikebun di ladang
Matang
‘padi di ladang/kebun telah menguning’
2. osel meng don nu ta (TRAB, No. 6) i
osel
meng
don
Nu
ta
kita
tentukan
waktu
satu
minggu
lagi
‘kalau demikian jadwalnya seminggu lagi’
Data no. 1--2 di atas menunjukkan
dan menetapkan jadwal panen padi yang
bahwa telah dilakukan pertemuan antara ke
akan dilaksanakan dalam jangka waktu
5 sulung suku. Selanjutnya, salah satu dari
seminggu lagi.
sulung suku menginformasikan kepada Raja bahwa tanaman padi di ladang/kebun
Teks ala atuir ‘panen padi’
telah menguning/matang dan siap untuk di
Teks ala atuir ‘panen padi’ dikategorikan
panen. Dengan demikian Raja memutuskan
sebagai teks pendahuluan dari riatual adat
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 206
ala baloe ‘makan baru padi’. Dalam
balasan (pepel) yang maknanya berkaitan
proses ala atuir ‘panen padi’ ini diundang
dengan hasil panen. Untuk lebih jelasnya,
juga kampung tetangga untuk bergotong-
perhatikan contoh data berikut ini.
royong sambil menuturkan pantun ber3. lang be hol loin lu malang (TRAB, No. 9) lang
be hol
loin
lu malang
sudah
lama
tanam
Sudah menguning
‘karena sudah lama kita tanam, maka sekarang sudah menguning’
4. ilang diang be balol atet (TRAB, No. 16) hilang
diang
be balol atet
hasil
kegiatan
ritual adat makan baru padi
‘hasilnya digunakan untuk kegiatan ritual adat makan baru ala baloe’
Data
no.
3—4
dapat
diinter-
baloe’
pretasikan bahwa terdapat ungkapan yang
Setelah hasil panen di bawah ke kampung,
mengandung makna syukuran atau ber-
maka proses selanjutnya adalah proses
syukur
atas proses yang telah dilewati,
baloe oseng meng ‘penentuan jadwal ala
meskipun ditemui berbagai hambatan, na-
baloe’ Pada teks ini, terjadi pertemuan an-
mun kini mereka bisa memeroleh hasil
tara sulung dari ke 5 suku untuk membahas
yang memuaskan. Selanjutnya, ungkapan
tentang penentuan jadwal untuk kegiatan
syukuran atau bersyukur tersebut dapat
ala baloe ‘makan baru padi’. Berikut ini
direalisasikan dalam bentuk ritual adat ala
adalah realisasi klausa yang dimunculkan
baloe ‘makan baru padi’.
pada aktivitas baloe osel meng ‘penentuan
teks baloe osel meng ‘penentuan jadwal ala
jadwal ala baloe’.
5. ala atuir bate hor no am (TRAB, No. 17) ala padi
atuir bate Hor panen/petik jagung potong ‘padi dan jagung sudah di panen’,
no am sudah selesai
6. pi baloe oul toh, onemang patang (TRAB, No. 19) pi kini
baloe oul toh onemang patang Makan baru waktunya telah tiba ‘sudah waktunya (bulannya) untuk upacara adat makan baru’
7. fed otareng airnu faling ut he’e pi baloe (TRAB, No. 26) fed otareng airnu faling ut he’e pi baloe lagi 14 hari kita makan baru ‘14 hari lagi kita akan melaksanakan upacara adat makan baru padi’
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 207
Pada data no. 5—7 menunjukkan
Teks ala baloe ‘makan baru padi’
bahwa setiap sulung suku menyampaikan
Teks ini merupakan bagian inti dari riatual
kepada Raja (A fen Lelang) terkait dengan
adat ala baloe ‘makan baru padi’. Pada
hasil panen padi yang telah selesai dik-
proses ini, semua keluarga besar Bampalo-
umpulkan. Dan selanjutnya meminta per-
la yang tersebar dibeberapa Desa berkum-
timbangan raja untuk menentukan jadwal
pul di tempat pelaksanaan (tula gadong)
ala baloe (makan baru padi). Dengan
lokasi rumah adat ritus Fet Lakatuil. Untuk
demikian Raja menetapkan bahwa upacara
lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh
ritual ala baloe (makan baru padi) akan dil-
klausa di bawah ini.
aksakan dalam jangka waktu 14 hari lagi. 8. oo...oo..oo.. Bangpalol lelang ifihing pi ala taunung bu taunung (TRAB, No. 27) Ooo..Bangpalol, lelang ifihing pi ala taunung bu taunung Ooo..orang Bangpalola, 5 suku kita kumpul beras merah kumpul pinang Ooo..masyarakat Desa Bangpalola, dari 5 suku; ayo kita kumpul beras merah dan pinang
9. sobdor bubar puin madong obang mi, (TRAB, No. 32) sobor bubar pucuk tebu, rangkai pinang
puin madong bawa datang/naik
obang mi o lelang mi di dia punya tempat dia punya suku
‘bawakan pucuk tebu dan rangkai pinang ke tempatnya’
10. pi baloe oul toh onemang patangam (TRAB, No. 44) pi kita
baloe oul toh onemang patangam punya makan baru bulannya telah tiba ‘saat untuk kegiatan makan baru kita telah tiba’
Data no. 8—10 di atas dapat di-
Teks tun tupeng ualol ‘prediksi tanam dan
jelaskan bahwa prosesi ritual ala baloe
hasil panen di tahun berikut’dikategorikan
didahului dengan pengumpulan beras me-
sebagai kegiatan akhir atau penutup dari
rah dan pinang mudah oleh masyarakat
proses ala baloe ‘makan baru padi’. Ada-
Bampalola dari 5 suku. Hasil pengumpulan
pun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
beras baru dari ke-5 suku itu diterima dan
memberikan informasi (prediksi) mengenai
dimasak untuk kegiatan upacara ritual. Se-
lokasi/lahan yang akan digarap dan hasil
lanjutnya, rangkaian pinang mudah dan
yang akan diperoleh di tahun berikutnya.
pucuk tebu dibawa ke tempatnya untuk di-
Berikut ini adalah realisasi klausa yang
doakan terlebih dahulu sehinggah me-
dimunculkan pada aktifitas tun tupeng
meroleh berkah.
ualol ‘prediksi tanam dan hasil panen di
Teks tun tupeng ualol ‘prediksi tanam dan
tahun berikut’.
hasil panen di tahun berikut’ Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 208
11. bu ho na amud puin tun alik tapeng alik (TRAB, No. 60) bu ho na amud puin tun alik tapeng alik pinang ini saya jatuhkan untuk meramal tempat berkembun tahun depan ‘pinang ini akan dijatuhkan untuk meramalkan tempat/lahan berkebun tahun berikutnya’
Data no. 11 di atas dapat dipahami bahwa
(iii) jarak sosial. Peran terkait dengan
prosesi ritual ala baloe ‘makan baru padi’
fungsi yang dijalankan oleh individu atau
diakhiri dengan dijatuhkannya pinang dari
masyarakat.
ketinggian (dalam gudang adat/lakatuil) ke
terkait dengan keadaan atau kedudukan in-
bawah untuk mengetahui hasil panen tahun
dividu dalam masyarakat (sejajar/lebih
yang akan datang. Adapun cara yang
tinggi/rendah dengan orang lain). Sementa-
digunakan adalah dengan membela pinang
ra itu, jarak sosial berhubungan dengan
muda menjadi dua belahan yang sama. Se-
tingkat pengenalan partisipan terhadap
lanjutnya pinang tersebut dijatuhkan, dan
partisipan lainnya (akrab atau memiliki ja-
jika kedua belahan pinang tersebut terbuka
rak). Ketiga unsur ini (peran, status sosial,
semua maka pertanda hasil panen tahun
dan jarak sosial) dapat bersifat sementara
mendatang baik. Selain itu, jika kedua
atau juga bersifat permanen. Berikut ini
belahan pinang tersebut dijatuhkan dari
adalah penjelasan mengenai pelibat TRAB
atas, satunya terbuka dan satunya tertutup
berdasarkan aktivitas yang dilakukan.
maka pertanda hasil panen tahun depan
Teks selmeng ‘penentuan jadwal panen’
kurang begitu memuaskan. Namun, bila
Pelibat pada teks selmeng ‘penentuan jad-
kedua belahan pinang itu dijatuhkan dari
wal panen’ terdiri atas 5 orang pelibat, yak-
atas dan semuanya tertutup maka pertanda
ni sulung suku atau yang disulungkan da-
hasil panen tahun mendatang tidak baik
lam suku. Adapun ke-5 suku tersebut
(gagal panen) atau disebut tahun hama.
terdiri atas; (a) A fen Lelang/suku raja, (b)
Selanjutnya,
status
sosial
Lamuil Lelang/suku kapitang, (c) Marang PELIBAT DALAM TRAB
Lelang/suku prajurit atau hulu balang raja,
Pelibat pada TRAB merujuk kepada
(d) Kafin Lelang/suku dari saudara per-
hakikat relasi antarpartisipan (pembicara,
empuan Raja atau yang berstatus anak per-
pendengar), termasuk pemahaman peran
empuan, (e) Mor Lelang atau maniro/
dan statusnya dalam konteks sosial dan lin-
pesuru. Berikut ini adalah realisasi klausa
gual. Untuk menganalisis pelibat teks dapat
pada teks selmeng ‘penentuan jadwal
diajukan pertanyaan who is taking part;
panen’
yang mencakup tiga hal, yakni (i) peran agen atau masyarakat, (ii) status sosial, dan
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 209
12. ala telmi butmi tenam (TRAB, No. 1) ala
telmi butmi
tenam,
padi
dikebun di ladang
matang
‘padi di ladang telah menguning’
13. piedun tom esah bi (TRAB, No. 4) piedun
tom
esa bi
kita lihat
kita
kasihan sekali
‘tampak/kelihatannya sangat memprihatinkan’
14. honin he, pi odon sel otareng pa (TRAB, No. 5) honin
he
pi
odon
sel
otaraeng
pa
kalau
begitu
kita
tentukan
tempo
berapa hari
lagi
‘kalau demikian kita tetapkan jadwalnya’
15. i osel meng don nu ta (TRAB, No. 6) i
osel
meng
don
nu
ta
kita
tentukan
waktu
satu
minggu
lagi
‘kalau demikian jadwalnya seminggu lagi’
16. ubang honinhe na sam name tofang aramateng (TRAB, No. 7) ubang honinhe
na
sam
name
tofang
aramateng
kalau begitu
saya
pergi
kasi tau
orang banyak
sampaikan
‘kalau demikian, saya akan sampaikan kepada seluruh masyarakat adat bampalola’
Pada data no. 12—16 di atas terlihat
informasi yang disampaikan oleh ke-3
bahwa terjadi pertemuan antara setiap
sulung
suku
tersebut,
Raja
langsung
sulung atau yang disulungkan dari ke-5 su-
menetapkan jadwal panen padi baru. Selan-
ku untuk menentukan jadwal panen (ala
jutnya, dari informasi yang disampaikan
atuir). Dalam pertemuan tersebut, sulung
oleh Raja tersebut diteruskan oleh sulung
suku yang berstatus saudara perempuan
suku juru panggil/pesuru kepada seluruh
Raja atau yang berstatus anak perempuan
masyarakat adat Bampalola.
(kafin lelang), suku kapitang (lamui le-
Dengan melihat realisasi klausa
lang), dan suku hulu balang (marang le-
yang dipertukarkan diantara para pelibat,
lang) mendapat kesempatan untuk member-
pada contoh no. 15 tampak jelas bahwa Ra-
itahukan
dengan
ja (afen lelang) memiliki otoritas yang ting-
perkembangan tanaman padi baru yang te-
gi karena berhak untuk menatapkan jadwal
lah menunjukkan sifat kematangannya dan
panen untuk segera dilaksanakan. Sementa-
siap untuk dipanen. Setelah mendengarkan
ra itu, pada data no. 12—14 terlihat bahwa
kepada
Raja
terkait
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 210
ke-3
pelibat
yang
lain
hanya
bisa
kepada masyarakat Desa Bampalola atas
menginformasikan apa yang terjadi di
jadwal panen yang telah ditetapkan oleh
lapangan dan tidak diperbolehkan untuk
Raja (afen lelang).
mengambil suatu keputusan melainkan han-
Teks ala atuir ‘panen padi’
ya sebagai pelaksana atas apa yang di-
Teks ini merupakan lanjutan dari teks sel-
peritahkan atau ditetapkan oleh Raja. Peran
meng. Pada bagian ini berisi pantun ber-
yang sama juga terlihat pada sulung suku
balasan (pepel) pada waktu panen padi ba-
mor lelang/maniro. Data no. 16 tampak
ru. Penjelasan selanjutnya dapat dilihat dari
jelas sekali bahwa sulung suku mor lelang/
contoh di bawah ini.
maniro hanya bisa memberikan informasi 17. ang be hol loin lu malang (TRAB, No. 9) lang
be hol
loin
lu malang
sudah
lama
tanam
sudah menguning
‘karena sudah lama kita tanam, maka sekarang sudah menguning’
18. sam lufangsah fed fe sabor (TRAB, No. 11) sam
lufangsah
fed fe
sabor
pergi
lama sekali
sekarang baru
telah kembali
‘sudah lama ia pergi kini telah kembali’
19. oodofe peit (TRAB, No. 13) oodofe
peit
dia punya tempat
siapkan
siapkan tempat/lumbungnya
Data no. 17—19 di atas memberi
Secara keseluruhan dapat dijelaskan
makna proses. Dalam hal ini, proses yang
bahwa ala atuir merupakan suatu fase yang
pertama adalah proses menanam (lih. Data
telah dinantikan sejak lama dan kini telah
no. 17 dan 18). Pada proses ini, sudah tentu
datang. Hal ini tentunya akan memberikan
membutuhkan perawatan yang ekstra kare-
kepuasan tersendiri bagi masyarakat Bam-
na faktor cuaca, hama dan manusia (petani)
palola di mana hasil jeri paya mereka telah
tentu akan memengaruhi kualitas panen.
terbayarkan dengan hasil panen yang akan
Proses selanjutnya adalah proses panen (lih.
segera mereka nikmati. Dengan demikian,
Data no. 19). Proses ini tentu selalu di-
dapat dipertegas bahwa ke-3 klausa yang
tunggu-tunggu oleh setiap petani sebagai
terealisasi dalam aktivitas sosial ala atuir
akhir dari pekerjaan mereka.
ini semata-mata menonjolkan hasil panen,
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 211
yang mana akan menunjukkan rasa kebang-
Teks ini berkaitan dengan dilakukannya
gaan yang tinggi pada masyarakat Bampa-
pertemuan ke dua antara setiap sulung dari
lola secara umum, dan khususnya kelima
5 suku. Adapun tujuan dari pertemuan ter-
suku atas hasil yang mereka dapatkan dan
sebut adalah untuk menentukan jadwal ritu-
tentunya akan mengharumkan nama kam-
al ala baloe (makan baru padi). Berikut ini
pung atas berkah (makanan) yang berlim-
adalah realisasi klausa yang dimunculkan
pah.
pada aktivitas baloe osel meng ‘penentuan
teks baloe osel meng ‘penentuan jadwal ala
jadwal ala baloe’.
baloe’
20.pi baloe oul toh, onemang patang (TRAB, No. 19) pi baloe oul toh onemang patang kini Makan baru waktunya telah tiba ‘sudah waktunya (bulannya) untuk upacara adat makan baru’
21. niri ho mang ualepang, ari so bit (TRAB, No. 24) niri ho mang ualepang, ari so bit kami semua dengar dari bapak (raja) kamu yang tentukan ‘kami mendengarkan/menyetujui saja, jadi kanda (bapak raja) yang tetapkan’
22.fed otareng airnu faling ut he’e pi baloe (TRAB, No. 26) fed otareng airnu faling ut he’e pi Baloe lagi 14 hari kita makan baru ‘14 hari lagi kita akan melaksanakan upacara adat makan baru padi’
Dari data di atas tampak bahwa
pada contoh 22, tampak jelas bahwa Raja
pelibat secara aktif mempertukarkan mak-
menetapkan jadwal ala baloe dalam jangka
na. Pada contoh 20, Raja menggunakan
waktu 14 hari lagi.
mood deklaratif untuk memberikan infor-
Dari
ketiga
contoh
tersebut,
masi kepada keempat sulung suku yang lain
ditemukan adanya peran yang berbeda an-
bahwa
untuk
tara sulung dari kelima suku adat Bampalo-
melaksanakan ritual ala baloe. Selanjutnya,
la. Walaupun dalam pertemuan tersebut
pada contoh 21 terlihat respon dari sulung
terdapat 5 orang pelibat, namun hanya 2
suku lamuil lelang (panglima) yang men-
orang pelibat yang mempunyai kapasitas
jelaskan bahwa mereka hanya mendengar
untuk bicara atau dapat dikatakan sebagai
keputusan dari Raja terkait dengan jadwal
pelibat aktif, yakin A fen Lelang (suku raja)
penetapan ala baloe (makan baru padi). dan
dan Lamuil Lelang (suku kapitang). Secara
sudah
waktunya
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 212
struktural tampak jelas bahwa Lamui Le-
sesuai dengan perintah Raja.
lang memiliki status lebih tinggi (orang kedua setelah Raja) dibandingkan dengan
d).Teks ala baloe ‘makan baru padi’
ketiga suku yang lain. Sementara itu, Kafin
Teks ini memiliki jumlah pelibat yang san-
Lelang (suku saudara perempuan Raja
gat banyak. Pelibat tersebut dapat dibagi
atau berstatus anak perempuan), Marang
menjadi tiga unsur, yakni pemerintah
Lelang
(Bupati bersama rombongan muspida), adat
(suku
hulubalang
Raja
atau
prajurit), dan Mor Lelang/maniro (suku pe-
(kelima
suku
adat
Bampalola),
dan
layan atau pesuru) hanya sebagai pelibat
masyarakat (masyarakat adat adat Bampa-
pasif yang tidak memiliki hak bicara pada
lola + semua keluarga besar Bampalola
pertemuan tersebut.
yang tersebar di beberapa desa + para tamu
Tujuan akhir dari pertemuan itu
undangan lainnya). Pada teks ini kelima
adalah memeroleh satu keputusan terkait
suku (A fen Lelang, Lamuil Lelang, Kafin
dengan jadwal ala baloe. Dan hanya Raja
Lelang, Marang Lelang, dan Mor Lelang)
(Afen Lelang) sendiri yang berhak menen-
memainkan peranannya baik dalam aktivi-
tukan kapan dimulainya ritual ala baleo,
tas tutur (tuturan) maupun aktivitas fisik
sementara itu partisipan atau pelibat yang
(perbuatan) sesuai dengan norma adat yang
lain hanya mendengar dan melaksanakan
berlaku. Berikut ini adalah realisasi makna
23. oo...oo..oo.. Bangpalol lelang ifihing pi ala taunung bu taunung (TRAB, No. 27) fed otareng airnu faling ut he’e pi Baloe lagi 14 hari kita makan baru ‘14 hari lagi kita akan melaksanakan upacara adat makan baru padi’
24. sobdor bubar puin madong obang mi, (TRAB, No. 32) sobor bubar puin madong obang mi o lelang mi pucuk tebu, rangkai pinang bawa datang/naik di dia punya tempat dia punya suku ‘bawakan pucuk tebu dan rangkai pinang ke tempatnya’
25. pi hor hid lap am o ui toh o nemang patang (TRAB, No. 37) pihor kita panen
hid lap am o ui toh o nemang patang sudah kita cari bulannya sudah tiba waktunya sudah datang ‘kita sudah selesai panen dan kini waktunya telah tiba’
26. ni o bul pep, o balal pep (TRAB, No. 40) ni o bul pep o balal pep kami buka tikar kami buka tikar sudah menanti ‘kami telah menyiapkan tempatkan’
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 213
27. pi baloe oul toh onemang patangam (TRAB, No. 44) pi kita
baloe oul toh onemang patangam punya makan baru bulannya telah tiba ‘saat untuk kegiatan makan baru kita telah tiba’
28. he e med oteng mi, (TRAB, No. 55) he e med oteng mi Kasi masuk di tempatnya ‘silahkan masukan ke tempatnya untuk dimasak’
Data no. 23—28 menunjukkan real-
mempertukarkan makna lingual. Sementara
isasi makna yang dipertukarkan oleh para
itu terdapat satu suku, yakni suku hulu bal-
pelibat pada aktivitas ala baloe (makan baru
ing/prajurit (Marang Lelang) hanya sebagai
padi). Kegiatan ala baloe (makan baru padi)
pelibat pasif yang dalam hal ini hadir dalam
diawali dengan seruan untuk berkumpul
aktivitas tersebut tapi tidak mendapat bagi-
dan pergi ke baloe bang (mengumpulkan
an untuk bicara.
beras merah + pinang muda + tebu) yang
Contoh no. 23 dapat dijelaskan bah-
disampaikan oleh maniro (sulung suku
wa makna yang dipertukarkan merealisasi-
Mor/Mor Lelang). Selanjutnya, suku Afen,
kan mood imperatif. Dalam hal ini, maniro/
Kafin, dan Mor diminta untuk mengantar-
Mor Lelang (sulung suku abdi/pesuru raja)
kan barang bawaan mereka ke baloe bang
memosisikan dirinya sebagai informan dari
(tempat makan baru). Setelah suku-suku
kerajaan untuk meberi informasi kepada
yang lain kembali ke tempatnya, Lamuil
masyarakat bahwa ritual ala baloe segera
lelang (suku Kapitang) memeroleh kesem-
dimulai dan setiap sulung suku diserukan
patan mengantarkan barang bawaan mereka
untuk berkumpul dan menyerahkan barang
ke rumah adat fet lakatuil dan diterima oleh
bawaan atau antaran ke baloe bang. Pada
sulung suku A fen. Hasil pengumpulan be-
contoh no. 24 terlihat bahwa sulung suku
ras baru dari kelima suku itu diterima dan
yang berstatus anak perempuan (Kafin Le-
dimasak untuk kegiatan upacara baloe
lang) menyampaikan bahwa segala barang
(makan baru).
bawaan sudah diantar ke tempatnya dan
Dari data di atas tampak bahwa
didoakan untuk memeroleh berkah.
kelima suku (A fen Lelang, Lamuil Lelang,
Contoh no. 25 dan 27 merupakan
Kafin Lelang, Marang Lelang, dan Mor
realisasi klausa yang dipertukarkan oleh
Lelang) memainkan peranannya sebagai
suku panglima Raja (Lamuil Lelang). Pada
pelibat dalam teks. Berdasarkan data yang
klausa tersebut tampak jelas bahwa posisi
terkumpul, ditemukan bahwa hanya empat
suku lamui yang merupakan orang ke dua
suku yang hadir sebagai pelibat aktif dalam
Raja sangat strategis dalam ritual adat ala
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 214
baloi. Hal ini dibuktikan dengan barang
membimbing masyarakat/rakyatnya dengan
antaran dari lamui lelang diterima langsung
baik agar masyarakat/rakyat dapat hidup
oleh sulung dari A fen Lelang. Selain itu,
aman, tentram dan damai dengan hasil yang
Lamui Lelang merupakan suku terakhir
berlipah demi kemakmuran dan kemasy-
yang membawa barang antaran untuk di
uran kampung.
kumpulkan di tempat Fet Lakatuil. Hal ini
Teks tun tupeng ualol ‘prediksi tanam dan
dapat dimaknai bahwa sebagai panglima
hasil panen di tahun berikut’
suku ini harus mengawal dan melindungi
Teks tun tupeng ualol ‘prediksi tanam dan
masyarakatnya yang dimulai dari proses
hasil panen di tahun berikut’ merupakan
tanam sampai panen dan kembaili ke tem-
akhir dari TRAB. Jumlah pelibat dalam
pat dalam keadaan sehat.
teks ini terdiri atas sulung dari lima suku
Contoh klausa no. 26 dan 28 direal-
dan disaksikan oleh seluruh masyarakat
isasikan olen suku Raja (A fen Lelang).
Desa Bampalola bersera para undangan
Dari ke dua klausa tersebut secara implicit
lainnya. Berikut ini adalah realisasi makna
dapat dimaknai bahwa Raja memosisikan
yang dipertukarkan oleh pelibat pada teks
dirinya sebagai pimpinan tertinggi yang
tun tupeng ualol ‘prediksi tanam dan hasil
secara bijaksana dapat memimpin dan
panen di tahun berikut’.
29. bu ho na amud puin tun alik tapeng alik (TRAB, No. 60) bu ho na amud puin tun alik tapeng alik pinang ini saya jatuhkan untuk meramal tempat berkembun tahun depan ‘pinang ini akan dijatuhkan untuk meramalkan tempat/lahan berkebun tahun berikutnya’
Pada teks tun tupeng ualol ‘prediksi
dan atau dalam hal ini disulungkan dari
tanam dan hasil panen di tahun berikut’
kelima suku, masyarakat adat Bampalola,
hanya terdapat satu klausa yang dipertukar-
serta para undangan lainnya. Namun, dalam
kan oleh pelibat. Data no. 29 di atas
kegiatan ini, suku Raja (A fen Lelang)
menujukkan bahwa makna yang dipertukar-
memosisikan dirinya sebagai pelibat aktif
kan merealisasikan mood deklaratif karena
yang memiliki otoritas untuk bicara. Se-
memberikan pernyataan atau informasi
mentara itu, pelibat yang lain hanya turut
terkait dengan lokasi/lahan yang akan
hadir dan hanya menjadi pelibat pasif, yang
digarap dan hasil yang akan diperoleh di
dalam hal ini tidak memilki kapasitas untuk
tahun berikutnya. Jumlah pelibat yang turut
berbicara.
dihadirkan dalam teks tun tupeng ualol
Hal tersebut dapat dimaknai bahwa Raja
‘prediksi tanam dan hasil panen di tahun
(Afen Lelang) merupakan pemimpin yang
berikut’ terdiri atas delegasi atau sulung
dalam hal ini memiliki tanggung jawab
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 215
yang besar terhadap rakyatnya, yakni
mamang//naafail telmi butmi fed
masyarakat
poil, noi poil toh tenam//piedun
adat
Bampalola.
Dengan
tanggung jawab yang besar itu, Raja harus
tom esah bi//
lah berpikir untuk bagaimana bisa mense-
31. //honin he, pi odon sel otareng pa//
jahterakan rakyatnya.Teks tun tupeng ualol
32. //i osel meng don nu ta//
merupakan salah satu cara yang dipaki oleh
33.//ubang honinhe na sam name
suku Raja (A fen Lelang). Bilamana hasil
tofang aramateng// don nu ta he pi
prediksi menunjukkan hasil panen baik di
ala atuir//
tahun berikutnya, maka masyarakat akan
34. //lang be hol loin lu malang//pi tel
diarahkan untuk menggarap lahan baru
mi ad but mi atain//sam lufangsah
sebanyaknya sesuai petunjuk. Namun, apa-
fed fe sabor//but leho tel mi ma
bila hasil prediksi menunjukkan hasil panen
dong//
tidak baik (gagal panen), maka masyarakat
35. //oodofe peit//ebang afoh dofe mi//
akan diingatkan untuk lebih irit dan so-
honin bang emeng pelang ane fail//
lusinya adalah mereka akan diarahkan un-
hilang diang be balol atet
tuk menggarap semua lahan yang ada
36. //ala atuir bate hor no am// pi ho,
dengan pertimbangan kalau salah satu la-
bangmi, lelang miam//pi baloe oul
han garapan gagal panen maka masih ada
toh,
harapan untuk lahan garapan yang lain.
lamuil lelang, marang lelang ho//
onemang
patang//
amba,
pitaunung osel meng otareng pa, MODUS
ATAU
SARANA
(MODE)
DALAM TRAB Sarana pada TRAB merujuk pada bagian bahasa yang sedang dimainkan dalam situasi, termasuk saluran yang dipilih, apakah bahasa lisan atau tulisan. Selanjut-
nu edun honin pi baloe pi timu// pi baloe pi timu ho tareng itito em tareng airnu faling itito//pi taro fe uinung// 37. //niri ho mang ualepang, ari so bit//
nya, unsur yang perlu diperhatikan dalam
38. //honin he nau bang ba lalepang//
modus atau sarana adalah analisis peran
fed otareng airnu faling ut he’e pi
bahasa. Hal ini menyangkut kedudukan ba-
baloe//
hasa dalam aktivitas sosial. Berikut ini ada-
39. //oo..bangpalol lelang ifihing pi
lah realisasi klausa yang difungsikan dalam
ala taunung bu taunung//pi baloe
setiap teks dalam TRAB.
gia//afen, kafin, mor taunung pi
30. //ala telmi butmi tenam//idai utanut
baloe bang leam//afen, kafin, mor
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 216
na alal pi baloe bang leam gia// 40. //sobdor bubar puin madong obang mi//o lelang mi a ufel uhor ano, bisa ano, barokah// honin pi puin
pasu mi//honin e pi o ur o fara puin tapeng u alol// 45. //bu ho na amud puin tun alik tapeng alik//
ip o engmi o fetmi// honin e o bu ho pi amud tun ma tapeng ma ho u alo//
Dari data no. 30—45 tampak bahwa peran bahasa dalam TRAB bersifat wajib
41. //tun ong hoomi pi o maad o puin
dan bukan penyokong atau tambahan. Hal
noam// pi hor hid lap am o ui toh o
ini dapat dibuktikan bahwa dalam setiap
nemang patang// i puin madong o
aktivitas selalu menggunakan media baha-
bang mi o lelang mi
o bulta
sa, yakni Bahasa Adang (BA). Berdasarkan
obalalta//honin, e pi puin baloe
tipe interaksi dari setiap teks diketahui bah-
puin timu//
wa teks tipe interaksi dari TRAB terjadi
42. //ni o bul pep, o balal pep// oteng
secara dialogis. Hal ini dapat dibuktikan
amihing//oba amihing// amba med
dengan selalu diadakannya musyawara da-
oteng mi, oba mi//
lam melangsungkan rencana kegiatan yang
43.//pi
baloe
tohonemang
akan dilaksanakan. Dengan demikian sela-
patangam//a obul pep// a obalal
lau ada interaksi antara partisipan atau peli-
pep//a
oba
bat dalam mempertukan makna lingual.
amihing//ni puinma med oteng mi//
Terjadinya dialog atau interaksi dua arah
oba mi//honin e puin baloi puin
antara satu atau lebih partisipan atau pelibat
timu//
dalam TRAB ini terjadi mulai dari teks pra-
oteng
oul
amihing//a
44. //ni oe mi o fet mi, oteng buang//
pendahuluan, pendahuluan, inti atau ten-
oba buang// i puin ho am//he e med
gah, dan akhir. Berikut ini adalah cuplikan
oteng mi//oba mi//med odong mi//o
bentuk interaksi yang terjadi pada TRAB.
46. KL : ala telmi butmi tenam, idai utanut mamang (padi di kebun dan ladang sudah menguning, jadi coba dipikirkan bersama) LL : naafail telmi butmi fed poil, noi poil toh tenam piedun tom esah bi (tanaman padi di ladang dan kebun sudah menguning dan sangat memprihatinkan) AL : honin he, pi odon sel otareng pa (kalau demikian kita tetapkan jadwalnya) Contoh 46 di atas menunjukkan bahwa
pertemuan tersebut diketahui bahwa Kafin
terjadi dialog antara sulung dari lima suku
Lelang (KL) dan Lamui Lelang (LL)
masyarakat Bampalola untuk menentukan
menceritakan kepada Raja (A fen Lelang)
jadwal panen padi baru (ala atuir). Pada
terkait dengan keadaan padi yang sudah
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 217
mulai menunjukkan sifat kematangannya.
jadwal panen), baloe osel meng (penetapan
Selanjutnya, oleh Raja ditetapkan jadwal
jadwal makan baru padi), dan ala baloe
panen padi baru yang sediannya akan dil-
(ritual adat makan baru padi). Sementara
aksanakan seminggu lagi.
itu, modus retoris yang bersifat persuasif selalu digunakan pada teks ala atuir (panen
Apabila dilihat dari perasaan teks
padi baru) dan tun tapeng ualol (prediksi
secara keseluruhan, maka modus retoris
tanam dan hasil panen tahun berikutnya).
TRAB bersifat instruktif dan persuasif. Mo-
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
dus retoris yang bersifat instruktif selalu
contoh klausa berikut ini.
digunakan pada teks selmeng (penentuan 47. i osel meng don nu ta (TRAB, No. 6) i
osel
meng
don
nu
ta
kita
tentukan
waktu
satu
minggu
lagi
‘kalau demikian jadwalnya seminggu lagi’
48. fed otareng airnu faling ut he’e pi baloe” (TRAB, No. 26) fed otareng lagi
airnu faling ut he’e pi baloe 14 hari kita makan baru ‘14 hari lagi kita akan melaksanakan upacara adat makan baru padi’
49. oo...oo..oo.. Bangpalol lelang ifihing pi ala taunung bu taunung (TRAB, No. 27) Ooo..Bangpalol, lelang ifihing pi ala taunung bu taunung Ooo..orang Bangpalola, 5 suku kita kumpul beras merah kumpul pinang Ooo..masyarakat Desa Bangpalola, dari 5 suku; ayo kita kumpul beras merah dan pinang
50. bu ho na amud puin tun alik tapeng alik bu ho na amud puin tun alik tapeng alik pinang ini saya jatuhkan untuk meramal tempat berkembun tahun depan ‘pinang ini akan dijatuhkan untuk meramalkan tempat/lahan berkebun tahun berikutnya’
Berdasarkan empat klausa di atas dapat di-
(pernyataan), akan tetapi secara implisit
jelaskan bahwa data no. 47—49 dapat
telah dipahami oleh keempat suku yang ada
dikategorikan sebagai modus retoris yang
bahwa pernyataan tersebut merupakan
bersifat instruktif. Instruksi yang pertama
perintah yang harus dilaksanakan.
disampaikan oleh Raja (A fen Lelang) pada
struksi yang kedua disampaikan oleh Mani-
saat menentukan jadwal panen (ala atuir)
ro/Mor Lelang yang menyerukan kepada
dan jadwal makan baru padi (baloe osel
lima suku masyarakat Bampalola untuk
meng). Meskipun instruksinya direalisasi-
berkumpul pada saat kegiatan ala baloe
kan
(makan baru padi). Hal ini sudah merupa-
dalam
bentuk
klausa
deklaratif
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
In-
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 218
kan salah satu tugasnya sebagai juru
(sebagai pelibat pasif dalam TRAB), (4)
panggil/pemberi komando. Data no. 50
Afen Lelang atau suku Raja (sebagai pelibat
dikategorikan sebagai modus retoris yang
aktif karena memilki tanggung jawab yang
bersifat persuasif. Hal ini dikarenakan un-
besar dalam mensejahterakan rakyatnya,
sur lingual yang digunakan oleh Raja (A fen
dalam hal ini masyarakat adat Bampalola),
Lelang) yang bertujuan untuk memberikan
dan Mor Lelang/Maniro atau suku abdi
prediksi/ramalan tentang lokasi tanam dan
Raja/juru panggil/pesuru (sebagai pelibat
hasil panen tahun berikutnya, secara im-
pasif dalam TRAB). Adapun TRAB meru-
plisit dapat memengaruhi persepsi dan tin-
pakan teks lisan yang selalu memfungsikan
dakan masyarakat Bampalola agar mereka
Bahasa Adang (BA) dalam setiap aktivitas
meyakini dan untuk selanjutnya diterapkan
mulai dari awal, pertengahan, hingga akhir
demi mendapatkan hasil panen yang baik.
prosesi. Berdasarkan tipe interaksi dari setiap teks diketahui bahwa teks tipe interaksi
4. SIMPULAN
dari TRAB terjadi secara dialogis. Apabila
Berdasarkan hasil analisis data hasil
dilihat dari perasaan teks secara kese-
pembahasan mulai, maka dapat disimpul-
luruhan, maka modus retoris TRAB bersifat
kan bahwa Konteks Situasi TRAB meliputi
instruktif dan persuasif.
medan, pelibat dan sarana teks. Aktivitas
atau tindakan sosial yang terjadi pada
UCAPAN TERIMA KASIH
TRAB meliputi teks selmeng ‘penentuan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
jadwal panen”, teks ala atuir “panen padi”,
mitra bestari yang telah memberikan ma-
teks baloe osel meng “penentuan jadwal
sukan-masukan perbaikan bagi artikel saya
makan baru padi”, teks ala baloe “makan
ini.
baru padi”, dan teks tun tapeng ualol “prediksi tanam dan hasil panen tahun beri-
DAFTAR PUSTAKA
kutnya”. Pelibat (tenor) pada TRAB meli-
Djajasududarma, Fatima T. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT. Eresco. Eggins, S. 1994. A n Introduction to Systemic Functional Linguistics. London: Printer Publisher. Halliday, M.A.K. 1973. Exploration in the Function of Language. London: Edward Arnold. Halliday, M.A.K, dan Hassan R. 1985. Language Context and Text: Aspect of Language in a Social Semiotic Perspective. Australia: Deankin
puti; (1) Kafin Lelang atau suku saudara
perempuan raja atau yang berstatus anak perempun (pelibat pasif dalam TRAB), Lamuil Lelang atau suku panglima (pelibat aktif dalam TRAB karena dia sebagai orang kedua setelah Raja), (3) Marang lelang atau suku hulu balang Raja/prajurit
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No.1 April 2015, 219
University. Halliday, M.A.K. 2002. On Grammar. London: Continuum. Halliday, M.A.K. 2004. A n Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold. Kaelan, M S. 2002. Filsafat Bahasa: Realitas Bahasa, Logika Bahasa, Hermeneutika dan Postmodernisme. Yogyakarta: Penerbit Paradigma. Sudaryanto. 1993. Metode dan A neka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Press.
Copyright © 2015, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668