ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL PEREMPUAN PADA KOMUNITAS “BUKAN FOTOGRAFER”
0leh: MOCH HARITS PRIBADI 070915110
Dosen pembimbing : Rachmah Ida
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
i SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
HALAMAN PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
Bagian atau kesuluruhan skripsi ini tidak pernah diajkan untuk mendapatkan gelar akademis pada bidang studi dan/ atau Universitas lain dan tidak pernah dipublikasiskan/ ditulis oleh individu selain penyusun kecuali bila dituliskan dengan format kutipan dalam Skripsi ini. Apabila ditemukan bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.
Surabaya, 25 Desember 2013
Moch Harits Pribadi NIM 070915110
ii SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL PEREMPUAN PADA KOMUNITAS “BUKAN FOTOGRAFER”
SKRIPSI
Maksud: Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Disusun oleh:
MOCH HARITS PRIBADI 070915110
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GASAL Tahun 2013/2014
iii SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LEMBAR PERSEMBAHAN
ALHAMDULILLAH!!! Pertama-tama aku panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT. Terima kasih Allah atas segala kemudahan yang engkau berikan kepada hambamu ini hingga akhirnya berakhirlah awal perjuangan menuju kehidupan yang sesungguhnya ini dengan hasil yang sangat memuaskan. Kedua adalah ucapan terima kasih kepada kedua orang tuaku, Bapak Supadi dan Ibu Supriatiningsih yang selalu mendoakan dan mendukung penuh atas segala langkah saya. Terima kasih yang besar pula kepada Dian Nur Yuliati, adik yang paling cerewet dalam meminjamkan laptop. Disamping itu terima kasih besar terhadap Ibu Rachmah Ida dan juga Mas Igak Satrya yang telah membimbing saya dalam pengerjaan skripsi. Terima kasih dengan penguji yang sudah membantu saya dalam memperbaiki skripsi yang telah dibuat. Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk yang mendukung saya selama ini dan tidak bisa sebutkan satu persatu.
iv SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAK
Penelitian ini menggambarkan tentang konstruksi sensualitas model perempuan pada komunitas “Bukan Fotografer”. Perempuan merukapakan sosok yang paling sering dijadikan objek fotografi. Oleh karena itu, foto berperan dalam pembentukan image perempuan. Foto sendiri merupakan media yang dapat mengkonstruksi tubuh perempuan menjadi symbol, tanda dan lambang. Hal tersebut merpakan upaya komodifikasi dari fotografer (produsen media) untuk membentuk representasi khalayak. Komunitas Bukan Fotografer dipilih dikarenakan komunitas tersebut tidak memiliki pakem-pakem tertentu dalam menentukan sebuah foto. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Dimana peneliti melakukan Indepth Interview kepada fotografer yang mengonsep dan melakukan foto di komunitas “Bukan Fotografer”. Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh hasil bahwa setiap fotografer memiliki cara tersendiri dalam mengkonsep sebuah foto. Hal itu dikarenakan pandangan masing-masing fotografer terhadap konsep sensualitas berbeda-beda. Sudut pandang terhadap konsep sensualitas yang berbeda tersebut mempengaruhi baik konsep foto maupun angle yang diambil oleh fotografer.
Kata kunci: Konstruksi, Fotografi, Model Perempuan.
vii SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam selalu dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Konstruksi Sensualitas Model Perempuan Pada Komunitas “Bukan Fotografer”. Penelitian ini sebagai syarat kelulusan Departmen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya. Terima kasih tidak lupa diajukan kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisapsi dalam penulisan skripsi. Penelitian mengkaji mengenai komunikasi interpersonal konstruksi sensualitas model perempuan pada komunitas “Bukan Fotografer”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya sehingga menjadi penelitian yang lebih menarik. Peneliti berharap mampu memberikan manfaat bagi semua, terutama bagi pengembangan ilmu komunikasi.
Surabaya, 25 Desember 2013
Peneliti
viii SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Daftar Isi Halaman Judul .................................................................................................................. i Halaman Tidak Melakukan Plagiat ................................................................................... ii Halaman Judul Dalam 2 …………………………………………………………………..iii Halaman Persembahan ...................................................................................................... iv Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................................... v Halaman Pengesahan Panitia Penguji ............................................................................... vi Abstrak .............................................................................................................................. vii Kata Pengantar .................................................................................................................. viii Daftar Isi ........................................................................................................................... ix BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 1.5. Tinjauan Pustaka 1.5.1. Politik Tubuh Perempuan dan Sensualitas pada Fotografi ............................ 1.5.2. Visual Cultutre ............................................................................................... 1.5.3. Fotografi Sebagai Media Komunikasi ........................................................... 1.5.3.1. Perempuan dan Foto Model ....................................................................... 1.5.3.2. Bahasa Foto ............................................................................................... 1.6. Metodologi Penelitian ................................................................................................ 1.6.1. Pendekatan dan Fokus Penelitian ................................................................... 1.6.2. Tipe Penelitian ............................................................................................... 1.6.3. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 1.6.4. Obyek Penelitian ............................................................................................ 1.6.5. Unit Analisis .................................................................................................. 1.6.6. Teknik Pengumpulan data .............................................................................. 1.6.7. Teknik Analisis Data ......................................................................................
1 14 14 14 14 18 23 24 28 32 34 34 35 35 35 36 37
BAB II : GAMBARAN UMUM 2.1. Sejarah Perkembangan Fotografi .............................................................................. 1 2.2. Komunitas Bukan Fotografer Sebagai Wadah Pecinta Fotografi di Surabaya ......... 7 2.3. Modelling dan Perempuan ........................................................................................ 10
ix SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III : PEMBAHASAN 3.1. Konsep Foto .............................................................................................................. 2 3.2. Proses Fotografi (Pose, Angle, Lighting) ................................................................. 18 3.3. Editing ....................................................................................................................... 34 BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan ................................................................................................................... 1 4.2. Saran ......................................................................................................................... 3 LAMPIRAN
x SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I Pendahuluan 1.1
Latar Belakang Penelitian ini menggambarkan tentang konstruksi sensualitas model perempuan pada komunitas “Bukan Fotografer”. Perempuan merupakan sosok yang paling sering dijadikan objek fotografi. Mulai dari fotografi model hingga fotografi Human Interest (HI). Foto merupakan salah satu jenis media massa. Media massa menawarkan berbagai bentuk hiburan dan memberikan kelompok yang berbeda dengan apa yang mereka inginkan (Horkheimer dan Adorno, 1979). Secara tidak langsung Horkheimer dan Adorno mengatakan bahwa media massa menggambarkan realitas kedua atau realitas yang ditangkap dari sudut tertentu. Oleh karena itu, foto berperan dalam pembentukan image seorang perempuan. Media mengkonstruksi tubuh perempuan menjadi simbol, tanda dan lambang. Hal tersebut merupakan upaya komodifikasi dari produsen media, untuk membentuk representasi khalayak pada sebuah produk ataupun perempuan itu sendiri. Mengutip dari Busby dan Leitch, Suharko (1998) mengatakan bahwa tubuh perempuan digunakan untuk menciptakan citra tertentu atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif. Killbourne (2004) mengatakan, bahwa tubuh perempuan hanya menjadi potongan-potongan tanda. Tubuh perempuan yang “dipotong-potong” (betis, kaki, dada, punggung, dll) kemudian direproduksi menjadi tanda-tanda yang akan membentuk citra, makna dan identitas yang ada didalamnyan (Santi,2012). I-1
SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Oleh karena itu, tubuh perempuan sangat menarik dijadikan objek bagi orang-orang yang bekerja di media. Fotografi modelling seringkali dikaitkan dengan sensualitas oleh berbagai pihak. Danis Dailey dalam bukunya Health and Wellness for Life (2010, p.195) mengatakan bahwa sensualitas melibatkan kesadaran kita dalam penerimaan dan kesenangan diri pada tubuh seseorang atau orang lain. Disisi lain Marshall Sylver (2006) mengatakan bahwa sensualitas adalah kemampuan merangsang secara positif semua indera orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sensualitas adalah kemampuan merangsang secara positif semua indera kita dalam penerimaan dan kesenangan diri pada tubuh seseorang atau orang lain. Mulai dari penggambaran tubuh seseorang, respon siklus seksual, fantasy dan lainnya. Seperti halnya sebuah foto, dimana orang akan melihat busana, lekuk tubuh, warna kulit dan orang tersebut melakukan imajinasi terhadap foto tersebut. Sehingga pemotongan tubuh perempuan pada frame-frame foto akan membentuk citra, makna dan juga identitas perempuan didalamnya. Perempuan tidak pernah lepas dari kontradiksi, sebagaimana dia berharap untuk menjadi berbagai hal: Sexy, Sukses, Glamour, Kuat dan lain sebagainya (Gauntlet, 2002). Perempuan harus terus-menerus menyesuaikan citra pada setiap waktu dan tempatnya (Winship, 2002). Adanya keinginan perempuan menyesuaikan citranya pada setiap waktu dan tempat, maka hal tersebut juga berimbas pada dunia fotografi. Salah satunya yang terkena imbasnya adalah jenis fotografi model. Fotografi
I-2 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
model, dapat merepresentasikan keinginan perempuan untuk menjadikan dirinya seperti apa yang dia inginkan. Hal tersebut dikarenakan fotografi model dikonsep sedemikian rupa, baik oleh fotografer maupun oleh model itu sendiri. Proses produksi foto merupakan hal yang penting dalam pembentukan image (citra) seorang perempuan. Bagi orang yang bukan pecinta foto akan menganggap bahwa tahapan pada proses produksi foto akan sama antara satu fotografer dengan fotografer lain ataupun model satu dengan model yang lain. Setiap fotografer mempunyai cara yang berbeda dalam melakukan proses produksi sebuah foto. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar fotografer hanya menyewa model atau model meminta sendiri untuk difoto dan fotografer hanya mengkonsep dan foto. Namun beberapa fotografer yang harus melakukan pendekatan terlebih dahulu untuk mendapatkan mood saat memotret model. Ada juga yang membahas konsep dengan model, membicarakan lighting arah jatuhnya cahaya, menggambar objek dan lokasi yang akan diftoto dan lain sebagainya. Berbeda dengan fotografer, model juga tak hanya datang dan langsung difoto. Untuk model professional biasanya mereka ingin menentukan konsep bersama, terkadang mereka meminta make up artis dari luar, wardrobe terkadang bisa disiapkan sendiri atau dari sang fotografer, dan masih banyak yang lain. Oleh karena itu, proses produksi foto merupakan hal yang penting dalam pembentukan image seorang model perempuan. Disisi lain, fotografi model merupakan salah satu aliran fotografi yang dapat ditujukan
I-3 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
untuk hal yang bersifat komersil. Hal-hal yang bersifat komersial tersebut antara lain untuk editorial suatu majalah, iklan, catalog dan lain sebagainya. Menjadi model merupakan hal yang terlihat mudah, namun sebenarnya seorang model memerlukan kriteria khusus yang harus dipenuhi. Menurut Spiro salah seorang fotografer majalah Scene (2005), untuk perempuan dibutuhkan tinggi berkisar 173 cm dan menggunakan baju ukuran 10 -12. Setiap model harus mempunyai kulit yang sempurna, bentuk tubuh yang proporsional dan juga harus photogenic. Sementara itu beberapa model harus dapat menampilkan sisi maskulinitas atau feminitas untuk klien yang bersifat komersial. Model kelas atas umumnya memiliki karakter wajah yang kuat dengan kemampuan yang dapat ditampilkan dalam sebuah majalah. Sebagian besar model yang sukses tidak berhenti pada jalan itu saja, namun model harus memiliki wajah yang dapat merespon make up dengan baik dan dapat meraih pandangan dari fotografer. Salah satu hal yang paling penting dari seorang model adalah rasa percaya diri (Spiro, 2005). Rasa percaya diri itu tidak akan pernah didapat pada kursus model, melainkan dari pengalaman baik ataupun buruk. Sehingga, dengan kata lain seorang model tidak perlu menghabiskan uang dan waktunya untuk mengikuti kursus model. Namun seorang model harus memerlukan banyak latian untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka dan juga untuk melatih gaya dalam berpose.
I-4 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pada fotografi model, terdapat beberapa tipe model diantaranya; Catwalk, editorial, beauty, katalog, advertising, promotions, glamour and TV and Video. Pada fotografi model catwalk, seorang model akan berjalan sepanjang karpet ataupn berjalan pada sebuah panggung. Model catwalk harusnya lebih tinggi daripada model pada umumnya. Ini adalah salah satu jenis model yang mengutamakan tinggi badan. Ketika khalayak melihat model yang berpostur tinggi, maka model akan terlihat perspektif diatas panggung (Spiro, 2005). Beauty model sama halnya dengan foto closed up pada wajah dan rambut model (Spiro, 2005). Foto-foto tersebut diletakkan diberbagai tempat- iklan make up atau demonstrasi gaya rambut misalnya. Ini merupakan kategori khusus karena model yang melakukannya adalah model yang memiliki kualitas khusus pula. Kulit model harus benar-benar sempurna (tanpa ada jerawat atau mata panda yang terlalu). Kamera masuk begitu dekat, untuk mengambil setiap detil kecil yang menmpel. Sehingga rambut dan wajah dapat benar-benar terlihat dengan mata telanjang dan dengan mudah dapat menunjukkan pada gambar. Gadis yang sangat muda seringkali dipilih untuk beauty foto, karena kulit mereka masih dalam kondisi yang bagus. Model Katalog merupakan aliran foto model yang digunakan untuk menjual suatu barang atau jasa (Spiro, 2005). Dalam hal ini orang yang memproduksi foto bertujuan untuk memperkenalkan sebuah barang atau jasa yang dijual melalui seorang model. Meskipun sebagian besar pekerjaan catalog masih memamerkan pakaian. Namun, saat ini khalayak
I-5 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mulai dapat menemukan seorang model yang duduk di furniture taman atau kursi kerja mengenakan sebuah pakaian yang akan dijual. Model untuk catalog biasanya model komersial dan lebih mahal dari model editorial. Hal tersebut berarti model yang digunakan merupakan model yang lebih cantik dibandingkan model editrorial. Gaya fotografi catalogue cenderung kurang imajinatif karena merupakan fashion murni. Namun disisi lain ada yang menggunakan model yang kuat dan fotografi yang menarik untuk fashion yang berkembang di kalangan atas. Pada model advertising, seorang model mempunyai kompetisi yang besar untuk mencapai pada tahap ini. Setiap model berusaha untuk memajang wajah mereka di setiap majalah,dan berusaha meningkatkan kepopulerannya untuk menjadi model advertising. Karir seorang model dianggap berhasil apabila menjadi bintang dari iklan sebuah produk (Spiro, 2005). Model akan sering digunakan dalam berbagai video pop sebagai dancer ataupun penyanyi latar. Promotions,
seringkali
klien datang kepada model
untuk
mempromosikan produk baru atau memberikan penawaran special pada pameran atau di sebuah toko (Spiro, 2005). Seorang model dapat menawarkan hand out atau leaflets dan model seringkali menggunakan seragam kantor. Spiro (2005) mengatakan, model glamour pada dasarnya berarti mengambil busana (tanpa busana). Model glamour tersebut seringkali digunakan untuk kalender ataupun sebuah iklan dari produk pakaian dalam. Misalnya, seorang perempuan di foto dengan menggunakan
I-6 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
lingerie dan difoto oleh seorang fotografer. Model yang digunakan tidak boleh model yang dibawah umur, yang sudah diatur oleh undang-undang yang berlaku di masing-masing negara. Saat ini terdapat perbedaan yang rendah pada glamour dan tipe model lainnya. Hal itu dikarenakan foto model telanjang saat ini jauh lebih diterima dibandingkan dahulu. Pada model TV dan Radio, terdapat perbedaan dengan fotografi model. Hal itu dikarenakan model akan direkam melalui kamera dan disiarkan melalui media audio visual. Sedangkan pada fotografi model model akan mendapat pengarahan gaya dan diambil gambar pada posisi diam. Serta media penyiarannya hanya berupa visual saja. Bagi model hal tersebut akan menghabiskan waktu yang sedikit dan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe model lainnya. Fotografi model di Indonesia merupakan tipe fotografi yang paling diminati di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dengan maraknya lomba fotografi model yang diadakan. Baik lomba tersebut bersifat lomba berkirim ataupun lomba ditempat (on the spot). Surabaya merupakan salah satu kota yang sering mengadakan lomba fotografi model ataupun hunting bersama. Hampir setiap hari di sudut kota Surabaya dapat ditemukan para fotografer yang sedang hunting bersama dengan para modelnya. Foto merupakan salah satu media yang dapat mengirim pesan melalui bahasa non verbal dari objek fotonya (baca : Model). Seseorang dapat menginterpretasi sebuah foto melalui bahasa non verbal didalamnya. Komunikasi non verbal diantaranya terdapat body language. Seperti bahasa pada umumnya, bahasa tubuh terdiri dari kata, kalimat tanda-tanda
I-7 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
baca. Menurut Alan Pease (1988) setiap gerakan seperti sebuah kata dan kata tersebut memiliki beberapa arti yang berbeda. Hal ini seperti meletakkan kata kedalam sebuah kalimat dan menghubungkan dengan kata lainnya. Sehingga arti dari kata tersebut dapat dimengerti. Dalam proses produksi terdapat berbagai macam tahapan yang dilakukan seorang fotografer dalam pembuatan foto. Mulai dari pembuatan konsep foto, penentuan lokasi, make up, lighting, gaya model dan lain sebagainya. Pada tiap tahap proses produksi foto dapat membentuk citra dari obyek yang difoto. Oleh karena itu proses produksi dirasa penting guna
menyampaikan
pesan
dari
fotografer
atau
model
kepada
khalayaknya. Baik fotografer maupun model mempunyai peran masing-masing yang tidak tergantikan antara satu dengan yang lain. Fotografer dapat berperan sebagai orang yang membentuk konsep foto, menentukan lokasi foto, penataan cahaya, sudut pandang dan pose dari model. Hal tersebut dapat membentuk citra dari seorang model. Penataan lighting dapat menunjukkan sisi sensualitas ataupun estetika dari sebuah foto. Begitu pula penentuan lokasi, konsep foto dan juga pose model. Model terkadang juga berperan dalam memilih konsep foto maupun lokasi foto. Beberapa model merasa perlu untuk membentuk image mereka dihadapan masyarakat. Oleh karena itu seorang model dapat memilih konsep sesuai dengan apa yang di inginkan. Selain itu model berperan dalam menentukan pose pada sesi foto ataupun make up karakter
I-8 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
wajah. Oleh karena itu, baik model maupun fotografer mempunyai peran masing-masing yang tidak dapat digantikan satu dengan yang lain. Model seringkali di identikkan dengan perempuan, dan sebaliknya seorang fotografer lebih di identikkan dengan laki-laki. Kapasitas peran fotografer biasanya dianggap lebih besar daripada model dalam proses produksi sebuah foto. Peranan ini erat kaitannya dengan gender. Gender adalah segala sesuatu yang diasosiasikan dengan jenis kelamin seseorang, termasuk juga peran, tingkah laku, preferensi dan atribut lainnya yang menerangkan kelaki-lakian dan kewanitaan di budaya tertentu (Baron and Byrne, 1979). Dalam konteks ideologi gender, tubuh dan seksualitas merupakan hal yang signifikan mengatribusi fakta biologis tubuh (laki-laki atau perempuan) sebagai atribusi sosial dan kultural (Prabasmoro, 2006). Seorang bertubuh perempuan harus menunjukkan identitas feminin termasuk melakukan tugas-tugas atau pekerjaan yang berada diranah feminin. Sementara mereka yang bertubuh laki-laki berada diranah publik. Seorang laki-laki mempunyai otonomi yang lebih besar daripada seorang perempuan. Seperti halnya seorang fotografer yang di identitikan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan publik/ maskulin. Dalam hal ini seorang fotografer memiliki peran yang biasanya lebih besar daripada peran seorang model. Seorang fotografer dapat membentuk image seorang perempuan melalui tatanan lighting, arah angle, konsep dan lokasi foto yang ditata sedemikian rupa untuk membentuk makna dari sebuah foto. Sedangkan model mempunyai peranan dalam bermake up serta
I-9 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
manampilkan pose. Tak jarang juga apabila pose tersebut diarahkan oleh para fotografer. Mengutip dari Busby dan Leitch, Suharko (1998) mengatakan bahwa tubuh perempuan digunakan untuk menciptakan citra tertentu atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif. Tubuh perempuan tampil sebagai simbol keanggunan, keindahan, glamour dan sebagainya. Penggunaan tubuh perempuan sebagai simbol merupakan upaya komodifikasi. Sehingga bisa dimengerti, apabila Killbourne (2004) mengatakan bahwa tubuh perempuan hanya menjadi potongan-potongan tanda. Tubuh perempuan yang “dipotong-potong” (betis, kaki, dada, punggung dll) kemudian diproduksi menjadi tanda-tanda yang akan membentuk citra, makna dan identitas yang ada didalamnya (Santi, 2012). Seorang model perempuan akan berpose sesuai kesan yang akan ditampilkan pada hasil sebuah foto. Pose tersebut merupakan hasil interpretasi model pada kesan anggun, cantik, glamour, seksi dan sebagainya. Namun disisi lain seorang fotografer juga mempunyai interpretasi tersendiri tentang kesan cantik, anggun, glamour, dan sebagainya. Sehingga terkadang seorang fotografer hanya memotret dan membiarkan model tersebut berpose atau fotografer lebih mengarahkan pose untuk model. Interpretasi tersebut merupakan bentukan dari budaya yang ada disekitar model maupun fotografer tersebut. Kini fotografi bukanlah sebuah hobi saja, melainkan gaya hidup dikalangan ramaja maupun para orang tua. Menurut Datascript (www.dedesuryadi.com/?p=493), total penjualan kamera DSLR di
I-10 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Indonesia pada tahun 2011 meningkat 40% atau lebih dari 160.000 unit dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2012 diperkirakan akan mencapai 250.000 unit atau tumbuh 50%. Wacana tersebut menunjukkan bahwa fotografi bukanlah sekedar hobi melainkan sudah menjadi gaya hidup. Hingga akhirnya muncullah komunitas fotografi yang dibangun untuk menampung kreatifitas fotografer. Komunitas fotografi dibangun oleh para fotografer untuk saling bertukar ilmu. Setiap fotografer mengupload foto mereka untuk mendapatkan kritik maupun saran dari fotografer lainnya. Disinilah peran penting dari media online khususnya, yang mewadahi para fotografer untuk saling bertukar ilmu. McLuhan (1964) menyatakan adanya masa neo-tribal, yakni masa dimana alat elektronis memungkinkan manusia menggunakan beberapa macam alat indra dalam komunikasi. Fotografer menggunakan social media atau alat komunikasi lain untuk saling berinteraksi dan bertukar ilmu. Komunitas fotografi di Indonesia seringkali mempunyai pakempakem tertentu dalam pengambilan sebuah foto. Beberapa komunitas fotografi di Indonesia masih ada yang mengharamkan penggunaan photoshop dalam proses editing. Selain itu beberapa komunitas fotografi mempunyai selera yang berbeda dalam berbagai hal. Seperti halnya PSC (Photography Surabaya Club) dan Lighter Community. Hampir semua anak PSC mengatakan bahwa sebuah foto yang bermain lighting dan itu bagus adalah foto dengan gaya lighting yang mempunyai bayangan dan
I-11 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
membentuk karakter. Sehingga foto tersebut tidak terlihat seperti foto orang mati (Agung Febri, salah satu pendiri PSC) Berbanding terbalik dengan Alfred sebagai pendiri Lighter Community dalam memandang foto yang bagus. Foto lighting yang menarik adalah foto yang lightingnya merata dan tidak menimbulkan bayangan (Alfred). Hal yang sama terjadi pada komunitas fotografi “Bukan Fotografer” yang berkembang di masyarakat. Yosi Diarto selaku ketua dari “Bukan Fotografer” mengatakan bahwa nama komunitas tersebut dipilih dikarenakan banyaknya persepsi miring tentang fotografer dimata masyaarakat. Persepsi miring itu antara lain, fotografer adalah orang yang memproduksi foto sensual, orang yang mengeksploitasi tubuh wanita melalui foto, dan orang yang mengeksklusifkan diri. Sehingga nama “Bukan Fotografer” dipilih untuk menghindari citra buruk tersebut dan membangun citra baru. Komunitas ini seringkali mengadakan hunting bersama, mengadakan lomba foto, dan sebagai partisipan lomba fotografi. “Bukan Fotografer” merupakan pecahan dari beberapa komunitas. Beberapa anggota “Bukan Fotografer” mengaku memecah dari komunitas sebelumnya dikarenakan adanya perpecahan ideology yang dimiliki oleh masing-masing komunitas. Yosi Diarto mengatakan bahwa komunitas “Bukan Fotografer” merupakan komunitas yang bersifat netral. Tanpa ada larangan bagi siapapun untuk berkreasi dalam bidang fotografi. Disamping itu komunitas bukan fotografer pernah ditunjuk oleh Canon Indonesia
I-12 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
untuk mengadakan Canon Foto Marathon 2012 di Surabaya. Canon Marathon Photo Indonesia (CMPI) merupakan rangkaian dari Canon Photo Marathon ASIA. Mulai dari situlah “Bukan Fotografer” mulai mengadakan berbagai acara. Fokus penelitian ini, makna angle lensa yang diarahkan oleh fotografer terhadap model perempuan pada proses produksi foto dan konsep sensualitas yang dimiliki oleh fotografer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Participant Observation dan Indepth Interview. Participant observation adalah penelitian yang melibatkan peneliti terjun langsung dalam penelitian sebagai bagian dari objek yang diteliti, namun tetap memposisikan diri sebagai peneliti. Sedangkan Indepth Interview adalah peneliti mewawancarai subyek yang akan diteliti baik sang fotografer maupun seorang model. Peneliti melakukan Participant Observation pada komunitas “Bukan Fotografer”. Sedangkan Indepth Interview dilakukan pada model, untuk mengetahui secara mendalam tentang apakah model tersebut menjadi seorang obyek atau subyek pada proses produksi foto. Melalui penelitian ini, peneliti bermaksud menjelaskan konstruksi sensualitas model perempuan di mata para fotografer: Analisis proses produksi foto-foto perempuan yang dilakukan oleh fotografer pada komunitas “Bukan Fotografer”. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan
paparan
dalam
latar
belakang,
maka
dirumuskanpertanyaan penelitian sebagai berikut:
I-13 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1. Bagaimana konstruksi sensualitas model perempuan pada komunitas “Bukan Fotografer”? 1.3
Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan
cara-cara
dan
pemberian
makna
sensualitas
perempuan dalam proses produksi fotografi model terhadap model perempuan. 1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa seperangkat analisis deskriptif tentang Konstruksi Sensualitas Model Perempuan di Mata Para Fotografer: Analisis Proses Produksi Foto-foto Perempuan yang Dilakukan Oleh Fotografer pada Komunitas “Bukan Fotografer”. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan rujukan akademik dalam bidang Visual Metodologies, Site of Production berkaitan dengan pembentukan image perempuan melalui fotografi serta menyediakan data bagi penelitian selanjutnya.
1.5
Tinjauan Pustaka
1.5.1 Politik Tubuh Perempuan dan Sensualitas pada Fotografi Pada dunia fotografi modelling, setiap bagian yang dikenakan oleh objek foto (objek) dapat menambah nilai jual barang tersebut. Maka dari itu fotografi modelling dapat dikatakan juga sebagai fotografi komersil dan iklan termasuk didalamnya. Citra perempuan dalam dunia fashion makin mengukuhkan bahwa dunia perempuan serba direpresi oleh laki-laki, dianggap sebagai realitas yang sudah terjadi dengan sendirinya (given). Bahkan yang paling prinsip, lingkup kehidupan yang selama ini dialami
I-14 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
perempuan telah dianggap sebagai suatu kodrat. Fungsi perempuan dalam keluarga ditentukan dari kacamata bagaimana dirinya mampu mengelola sektor domestik (rumah tangga). Perkembangan ideologi gender menjadi worldview yang seolah-olah diterima sebagai kebenaran asasi (natural) oleh masyarakat dalam memandang peran pria dan wanita tidak bisa dilepaskan dari peran media massa secara keseluruhan dalam menyebarkan berbgai informasi yang medukung keberadaban ideologi tersebut. Menurut Zoonen (Dalam Curran dan
Gurevitch,
1991),
media
sebagai
instrumen
utama
dalam
menyampaikan stereotipe, patriarkal dan nilai-nilai hegemoni mengenai wanita dan feminitas. Media tersebut berfungsi sebagai mekanisme kontrol sosial, Menurut perspektif ini, media menampilkan kapitalisme dan skema patriarki yang dianggap sebagai sistem yang paling menarik yang tersedia. Kontrol sosial secara langsung menjadi tidak perlu karena ideologi dominan telah diterjemahkan ke dalam “pengertian” yang diterima secara masuk akal (common sense). Mike Featherstone mengelompokkan pembentukan tubuh atas dua kategori: Tubuh dalam dan tubuh luar (dalam The Body in Consumer Culture, 1982). Tubuh luar berpusat pada pembentukan tubuh untuk kepentingan kesehatan dan fungsi maksimal tubuh dalam hubungannya dengan proses penuaan, sementara pada tubuh dalam hubungannya dengan ruang sosial (termasuk di dalamnya pendisiplinan tubuh dan dimensi estetik tubuh). Menurutn Mike Featherstone dalam kebudayaan konsumen dua kategori itu berjalan secara bersama: pembentukan tubuh dalam
I-15 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menjadi alat untuk meningkatkan penampilan tubuh luar. Dalam kebudayaan konsumen tubuh diproklamirkan sebagai wahana kesenangan, dia dibentuk berdasarkan hasrat dan bertujuan untuk mencapai citra ideal: muda, sehat, bugar dan menarik. Persepsi tentang tubuh dalam kebudayaan konsumen didominasi oleh meluasnya dandanan konsumen yang didominasi oleh meluasnya dandanan untuk citra visual. Citra membuat orang lebih sadar akan penampilan luar dan presentasi tubuh. Foto adalah salah satu kreator yang membuat citra tersbut. Busby dan Leichty, dalam Suharko (1998) mengatakan bahwa tubuh perempuan digunakan sebagai simbol untuk menciptakan citra produk tertentu, atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif suatu produk. Tubuh perempuan tampil sebagai simbol kenikmatan minuman, keindahan produk furnitur, keanggunan dan kelincahan produk mobil dan sebagainya. Seperti halnya pada dunia fotografi, tubuh perempuan dapat juga dijadikan sebagai latar dekoratif suatu produk. Bagi sebagian orang, penggunaan tubuh perempuan sebagai sebuah simbol merupakan upaya komodifikasi tubuh perempuan. Pilang (2000) menjelaskan posisi perempuan dan tubuhnya melalui analisa ekonomi politik dalam dunia komoditi. Pilang (2000) memaparkan bahwa ada tiga sisi yang dapat dilihat dari tubuh perempuan ketika berbicara kaitan antara (tubuh) perempuan dan ekonomi politik, yaitu ekonomi politik tubuh (Political-economy of body), ekonomi politik tanda
I-16 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
(political economy of signs) dan ekonomi politik hasrat (political-economy desire). Adian (2002) logika kapitalisme adalah berpijak pada reproduksi kebutuhan (needs) sebanyak-banyaknya dengan kebutuhan produksi serendah mungkin, kini logika itu bergeser menjadi menciptakan kebutuhan (needs) melalui penciptaan citra (image) oleh biro-biro iklan. Disinilah iklan dan perempuan menempati posisinya dalam kapitalisme wajah baru itu. Kapitalisme bentuk baru ini menjadikan semua hal adalah tanda-tanda yang bisa dikomodifikasi yaitu “Proses yang diasosiasikan dengan kapitalisme, dimana benda-benda, kualitas dan tanda-tanda diubah menjadi komoditas” (Barker, 2005). Tubuh
perempuan
hanya
menjadi
potongan-potongan
tanda
(Kilbourne, 2004). Sehingga bisa dimengerti kemudian jika Tomagola (1998) mengemukakan bahwa bagian tubuh wanita banyak dieksploitasi terutama bagian betis, dada, punggung, pinggul, rambut dan bibir. Dalam sebuah foto, perempuan dan tubuhnya digunakan dalam berbagai aktivitas ekonomi berdasarkan konstruksi sosial. Tubuh perempuan yang “dipotong-potong” (menjadi hanya betis, atau kaki, atau dada, pinggul, punggung, dll) dan diproduksi menjadi tanda-tanda (sign) yang akan membentuk citra (image), makna (meaning) dan identitas (identity) mereka didalamnya. Tanda dan citra itulan yang kemudian menjadikan perempuan sebagai objek hasrat (desire) untuk mencapai kepuasan.
I-17 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tak khayal apabila sensualitas seringkali dikaitkan kepada perempuan. Marshall Sylver (2006), sensualitas adalah kemampuan merangsang secara positf semua indera orang lain. Sama halnya seperti tubuh perempuan dalam sebuah foto, dimana orang akan melihat busana, lekuk tubuh, warna kulit dan terdapat imajinasi yang dilakukan orang tersebut terhadap sebuah foto. Sehingga membuat orang tertarik untuk melihat foto tersebut. Pemotongan tubuh perempuan pada frame-frame foto akan membentuk citra dan makna dan juga identitas perempuan didalamnya. Oleh karena itu seorang fotografer maupun seorang model mempunyai peran yang masing-masing berfungsi untuk membentuk citra, makna, dan juga identitas dari objek (model). Hal tersebut dikarenakan fotografer maupun model mempunyai ranah yang tidak bisa tergantikan satu dengan yang lain. 1.5.2 Visual Culture Seringkali kita mengatakan bahwa saat ini kita hidup dalam dunia di mana pengetahuan sama baiknya seperti berbagai macam bentuk konstruksi visual. Apa yang kita lihat adalah hal yang penting, tidak hanya sekedar apa yang kita baca dan kita dengar. Rose (2001) menjelaskan bahwa penggambaran tidak hanya sebuah ilustrasi. Penggambaran adalah tempat untuk mengkonstruksi dan menampakkan perbedaan social. Apa yang menjadi penting tentang gambar-gambar tersebut bukanlah gambar itu sendiri, melainkan bagaimana gambar itu dilihat oleh penonton tertentu yang melihat dengan cara tertentu pula (Rose, 2001).
I-18 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
We still do not know exactly what picture are, what their relation to language is, how they operate on observers and on the world, how their historis to be understood and what is to be done with or about them (Mitchell 1994 p:13) Seperti yang dikatakan oleh Mitchell dalam bukunya Picture Theory, bahwa pada sebuah gambar (foto) mempunyai bahasa yang memiliki makna. Makna tersebut dapat sengaja dibuat atau hasil interpretasi dari orang lain. Seorang fotografer ataupun model dapat membentuk image seorang perempuan di mata masyarakat melalui sebuah foto. Image tersebut terbentuk karena adanya interpretasi dari orang yang melihat hasil karya seorang fotografer ataupun model. W.J.T Mitchell (1994:6) mengatakan, “Visual experience” or “Visual Literacy” might not be fully explicable on the model of textuality”. Pemaknaan sebuah foto bisa jadi berbeda antara orang yang memproduksi foto dengan khalayaknya. Adanya perbedaan FoR (Field of Reference) dan FoE (Field of Experience) membuat pemaknaan sebuah bisa jadi berbeda pada masing-masing individu. Kadang kala pesan yang ingin disampaikan seorang fotografer atau model tidak sampai dengan benar kepada para khalayaknya. Perbedaan budaya mempengaruhi adanya interpretasi tersebut. Pengertian budaya tidak hanya berkaitan dengan seperangkat hasil karya berupa novel, lukisan, atau acara-acara televisi. Budaya juga diartikan sebagai sebuah proses seperangkat praktik-praktik dalam kehidupan sehari-hari. Budaya utamanya diperhatikan sebagai produksi dan pertukaran makna di antara anggota dalam kelompok masyarakat. Sehingga budaya tergantung pada interpretasi partisipan yang bermakna I-19 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dan apa yang ada disekitar mereka. Budaya telah membuat dunia menjadi bisa dipahami (Hall, 1997). Mengutip dari Busby dan Leitch, Suharko (1998) mengatakan bahwa tubuh perempuan digunakan untuk menciptakan citra tertentu atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif. Tubuh perempuan tampil sebagai simbol keanggunan, keindahan, glamour dan sebagainya. Penggunaan tubuh perempuan sebagai simbol merupakan upaya komodifikasi. Sehingga bisa dimengerti, apabila Killbourne (2004) mengatakan bahwa tubuh perempuan hanya menjadi potongan-potongan tanda. Tubuh perempuan yang “dipotong-potong” (betis, kaki, dada, punggung dll) kemudian diproduksi menjadi tanda-tanda yang akan membentuk citra, makna dan identitas yang ada didalamnya (Santi, 2012). Seorang model perempuan akan berpose sesuai kesan yang akan ditampilkan pada hasil sebuah foto. Pose tersebut merupakan hasil interpretasi model pada kesan anggun, cantik, glamour, seksi dan sebagainya. Namun disisi lain seorang fotografer juga mempunyai interpretasi tersendiri tentang kesan cantik, anggun, glamour, dan sebagainya. Sehingga terkadang seorang fotografer hanya memotret dan membiarkan model tersebut berpose atau fotografer lebih mengarahkan pose untuk model. Interpretasi tersebut merupakan bentukan dari budaya yang ada disekitar model maupun fotografer tersebut. Sehingga foto akan di interpretasi berbeda pada setiap budaya yang ada di masyarakat, tergantung siapa yang melihat foto tersebut. Seorang fotografer biasanya bergabung pada beberapa komunitas, sedangkan
I-20 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
model memiliki album portofolio di beberapa social media. Biasanya seorang fotografer akan melakukan sharing foto pada social media ataupun media online lainnya. Hal tersebut dilakukan karena setiap anggota dari komunitas tersebut dapat melihat ataupun memberi kritik atau saran pada sebuah foto. Tak jarang pada foto tersebut sering muncul kata-kata hasil dari interpretasi seseorang. Seorang fotografer seringkali tidak hanya bergabung pada satu komunitas saja. Melainkan dapat bergabung dengan komunitas lainnya dengan mudah. Hal tersebut dikarenakan adanya kemudahan akses untuk menjadi member di komunitas lain. Seseorang dapat menginterpretasi sebuah foto melalui bahasa non verbal didalamnya. Komunikasi non verbal diantaranya terdapat body language. Seperti bahasa pada umumnya, bahasa tubuh terdiri dari kata, kalimat tanda-tanda baca. Menurut Alan Pease (1988) setiap gerakan seperti sebuah kata dan kata tersebut memiliki beberapa arti yang berbeda. Hal
ini
seperti
meletakkan kata kedalam
sebuah kalimat dan
menghubungkan dengan kata lainnya. Sehingga arti dari kata tersebut dapat dimengerti. Menurut Gilian Rose (2001) ada tiga area yang bisa dilakukan dalam penelitian visual. Tiga area ini menggambaran dari sudut pandang mana atau posisi mana yang diambil oleh peneliti ketika melakukan penelitian visual atau memperlakukan objek visual yang diamati. Posisi tersebut antara lain: Site of Self, Site of Production, Site of Audience.
I-21 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan site of production. Pada site of production peneliti akan mengurai area produksi atau pembuatan gambar visual. Hal tersebut dikarenakan seorang fotografer maupun model mempunyai peranan penting dalam pembentukan sebuah image sebuah obyek foto (model perempuan). Semua representasi visual dibuat dalam satu cara atau berbagai cara, dan keadaan produksi mereka memungkinkan adanya kontribusi pada dampak ada masyarakat. Sebagai contoh, teknologi digunakan untuk membuat gambar, dapat menentukan bentuk, arti dan efek. Teknologi visual memungkinkan untuk menentukan interpretasi dari khalayaknya. Slatter (1995), dalam fotografi memungkinkan kita tergoda melihat hal tersebut sebagai teknologi yang dapat dipercaya, dan kurangnya kemampuan teknis dari kamera film dan lebih banyak dan lebih banyak digunakan pada pemaknaan foto. Beberapa praktisi menganggap bahwa fotografi merupakan salah satu cara simpel untuk mengabadikan hal yang benar-benar dilihat. “It’s status as a snapshot of real life is also established in part by its content, especially the boys playing in the street, just out of focus; surely it had been posed those boys would have been in focus? Thus aprently technological effects on production of a visual image need careful consideration, because some may not straight forwardly technological at all (Griselda Pollock (1988: 85±7)” Pada saat melakukan produksi sebuah foto, seorang fotografer dapat mengatur komposisinya ataupun ada gaya yang akan ditampilkan pada sebuah foto. Sehingga foto tidak menunjukkan realitas yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu dalam proses produksi dianggap penting sebagai I-22 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pembentukan sebuah image dari objek foto itu sendiri yakni, seorang model perempuan. 1.5.3 Fotografi sebagai media komunikasi Media massa, menurut McLuhan (2011) merupakan perpanjangan alat indera manusia. Melalui media kita bisa mendapatkan informasi tanpa harus mengalami secara langsung suatu kejadian. Kita bisa menyaksikan sebuah peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain tanpa perlu berada disana. Sama halnya seperti sebuah foto. Proses pembuatan foto telah dimulai pada tahun 1984, dimana kamera relative ringan dan film masih sangat sensitif akan cahaya. Oleh karena itu masih belum ada subject foto yang terlihat diam pada foto tersebut. Seiring dengan perkembangan teknologi, fotografi dianggap sebagai salah satu alat yang bisa mengabadikan suatu kejadian. Beberapa filsuf menerima pendapat tersebut, dan beberapa filsuf menolak hal tersebut. Maybe we see this photograph as a snapshot of real life because we expect photos to show us snippets of truth. But this photo might have been pose: The photographer who took this one certainly posed others which nevertheless have the same real look (Doisneau, 1991). Sebagai media massa, fotografi dapat memberikan arti dan makna bagi para khalayaknya. Seperti yang dikatakan oleh Doisneau, foto merupakan potret nyata dari sebagian kecil realita yang ada. Pada proses bekerjanya, media massa menampilkan ulang realita yang terseleksi (Second Hand Reality). Seorang fotografer memiliki kemampuan untuk memilih apa yang perlu ditampilkan dan mana yang tidak perlu ditampilkan.
I-23 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pada
akhirnya
media
massa
memiliki
kemampuan
untuk
mengkonstruksi realitas yang ada. Hal tersebut yang mempengaruhi cara kita memandang apa yang terjadi di sekitar kita. Seperti halnya pada proses produksi foto perempuan oleh komunitas “Bukan Fotografer”. Seorang fotografer dan model masing-masing mempunyai peran dalam pembentukan image perempuan pada proses produksi foto perempuan. Proses produksi foto tersebut bukanlah bagian dari realita yang ada. Hal tersebut dikarenakan seorang fotografer dapat mengatur gaya, angle pengambilan foto ataupun arah jatuhnya cahaya. Oleh karena itu sebagai media massa fotografi dapat mengkonstruk sebuah realita dari perempuan. Sehingga para khalayaknya dapat menginterpretasi sebuah foto berbeda jauh dari realita yang ada pada masyarakat. 1.5.3.1
Perempuan dan Foto Model Fotografi model awalnya berasal dari fashion fotografi, yang
lahir pada tahun 1839. Hingga akhirnya berkembang setelah masuknya
era
postmodernity.
Harvey
mendefinisikan
posrmodernity merupakan bagian dari penggambaran budaya postmodern, sepeti halnya “fashion, pop art, television dan bentuk lainnya dari penggambaran media, dan variasi gaya hidup masyarakat urban yang menjadi bagian dan paket dari kehidupan sehari-hari masyarakat kapitalis (Harvey, 1989:63). Pada saat itu fotografi merupakan alat yang digunakan sebagai pemasaran sebuah produk.
I-24 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pada fotografi model,
terdapat beberapa tipe model
diantaranya; Catwalk, editorial, beauty, catalogue, advertising, promotions, glamour and TV and Video. Pada fotografi model catwalk, seorang model akan berjalan sepanjang karpet ataupn berjalan pada sebuah panggung. Model catwalk harusnya lebih tinggi daripada model pada umumnya. Ini adalah salah satu jenis model yang mengutamakan tinggi badan. Ketika khalayak melihat model yang berpostur tinggi, maka model akan terlihat perspektif diatas panggung (Spiro, 2005). Model editorial dapat dikatakan sebagai fotografi pers. Sejumlah besar koran dan majalah di Inggris dan berbagai belahan dunia membuat hal ini menjadi pasar yang luas. Sebagaimana foto fashion majalah, seorang model harus terlibat dalam artikel gaya hidup atau kegiatan kebugaran dan lain sebagainya. Untuk foto fashion, teradapat hirarki dari sebuah majalah. Meskipun dalam hal ini model mendapatkan gaji yang lebih rendah, namun model sangat senang dengan hal ini. Pasalnya seorang model dapat mendapatkan portofolio yang bagus dan reputasi mereka yang tinggi. Beauty model sama halnya dengan foto closed up pada wajah dan rambut model. Foto-foto tersebut diletakkan diberbagai tempatiklan make up atau demonstrasi gaya rambut misalnya. Ini merupakan
kategori
yang
terpisah,
karena
model
yang
melakukannya adalah model yang memiliki kualitas khusus. Kulit
I-25 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
model harus benar-benar sempurna. Kamera masuk begitu dekat, untuk mengambil setiap detil kecil yang menmpel. Sehingga rambut dan wajah dapat benar-benar terlihat dengan mata telanjang dan dengan mudah dapat menunjukkan pada gambar. Gadis yang sangat muda seringkali dipilih untuk beauty foto, karena kulit mereka masih dalam kondisi yang bagus. Catalogue merupakan aliran model yang digunakan untuk menjual suatu barang. Meskipun sebagian besar pekerjaan catalog masih memamerkan pakaian. Namun saat ini khalayak mulai dapat menemukan model duduk di furniture taman atau kursi kerja. Model untuk catalog biasanya model komersial dan lebih mahal dari model editorial. Hal tersebut berarti model yang digunakan merupakan model yang lebih cantik dibandingkan model editrorial. Gaya fotografi catalogue cenderung kurang imajinatif karena untuk fashion murni. Namun disisi lain ada yang menggunakan model yang kuat dan fotografi yang menarik untuk fashion yang berkembang di kalangan atas. Pada model advertising, seorang model akan digaji dengan gaji yang tinggi dan mempunyai kompetisi yang besar. Setiap model berusaha untuk memajang wajah mereka di setiap majalah,dan
berusaha
meningkatkan
kepopulerannya
untuk
menjadi model advertising. Karir seorang model dianggap berhasil apabila menjadi bintang dari iklan sebuah produk. Model akan
I-26 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sering digunakan dalamberbagai video pop sebagai dancer ataupun penyanyi latar. Promotions, seringkali klien datang kepada model untuk mempromosikan produk baru atau memberikan penawaran special pada pameran atau di sebuah toko. Seorang model dapat menawarkan hand out atau leaflets dan model seringkali menggunakan seragam kantor. Glamour pada dasarnya berarti mengambil busana (tanpa busana). Model glamour tersebut seringkali digunakan untuk kalender ataupun sebuah iklan dari produk pakaian dalam. Misalnya, seorang perempuan di foto dengan menggunakan lingerie dan difoto oleh seorang fotografer. Model yang digunakan tidak boleh model yang dibawah umur, yang sudah diatur oleh undang-undang yang berlaku di masing-masing negara. Saat ini terdapat perbedaan yang rendah pada glamour dan tipe model lainnya. Hal itu dikarenakan foto model telanjang saat ini jauh lebih diterima dibandingkan dahulu. Pada model TV dan Radio, terdapat perbedaan dengan fotografi model. Hal itu dikarenakan model akan di seleksi didepan kamera sebagai bagian dari audisi. Bagi model hal tersebut akan menghabiskan waktu yang sedikit dan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe model lainnya. Dunia model dan perempuan sangatlah erat kaitannya. Maka dari itu Spiro memetakan model dalam beberapa tipe.
I-27 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.5.3.2
Bahasa Foto Pada proses produksi foto, eksekusi lapangan seperti halnya
angle dan lighting sangat mempengaruhi hasil foto. Fotografi merupakan salah satu media yang dapat membuat makna atau menyampaikan
pesan
dari
fotografer
kepada
khalayaknya.
Seringkali kita lihat beberapa fotografer memilih angle tertentu untuk atau melihat jatuhnya cahaya untuk mendapatkan makna dari sebuah foto. Perbedaan angle atau cahaya yang jatuh pada seseorang akan menimbulkan makna yang berbeda bagi setiap orang yang melihatnya. Veneyard Jerremy (1999) mengatakan terdapat 16 angle foto yang dapat membuat makna dari sebuah foto atau video yakni diantaranya: Eye level angle, Low Angle, High Angle, Wide Shot, Medium Shot, Close up shot, Extreme closeup, Over the shoulder, Head and Shoulders shot, Torso, Squance, Length of shot, Pan, Tilt, Zoom, and Reverse Zoom. Pada eye level angel, penekanan dilakukan pada perspektif mata (Jerremy, 1999). Pengambilan gambar dengan sudut perspektif mata akan semakin nyaman dilihat oleh para khalayaknya. Low angle, angle ini digunakan untuk membuat subject terlihat sangat penting, penuh tenaga, dan terlihat lebih besar dibandingkan dengan aslinya (Jerremy, 1999). High angle digunakan untuk hal-hal yang dianggap remeh, perlu pertolongan, kurang tenaga (Jerremy, 1999). Wides shot bertujuan untuk
I-28 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
memperlihatkan kepadatan orang disekitar subjek sehingga subjek terlihat lebih kecil (Jerremy, 1999). Medium shot, hampir sama dengan wide shot hanya saja terlihat lebih dekat dengan subjek (Jerremy, 1999). Close up shot, digunakan untuk memperlihatkan emosi sesorang (Jerremy, 1999). Hampir sama dengan Close up shot, Extreme close up digunakan untuk mendapatkan detail yang wajah dari subject, hal tersebut dapat menimbulkan kesan horror dan misteri (Jerremy, 1999). Over the Shoulder bertujuan untuk membuat orang focus pada bibir sesorang (Jerremy, 1999). Head and Shoulder Shot, digunakan uuntuk mendapatkan ekspesi wajah dan bibir subject (Jeremy, 1999). Torso, adalah salah satu cara untuk mengambil gambar objek dari lutut hingga wajah untuk mendapatkan beberapa detail (Jerremy, 1999). Length of shot digunakan untuk mendapatkan perhatian dan memberikan perhatian yang hebat kepada para khalayaknya untuk dimengerti (Jerremy, 1999). Panning mengikuti subject yang bergerak ke kanan dan ke kiri, membuat seakan-akan seseorang sedang mengikuti subject (Jerremy, 1999). Sedangkan Tilt mengikuti subject yang bergerak ke atas dan kebawah (Jerremy, 1999). Zoom, angle ini digunakan seakan-akan dekat dengan subject (Jerremy, 1999). Sedangkan reverse zoom sama dengan medium shot atau wide shot, yang akan terasa jauh dari object (Jerremy, 1999).
I-29 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam bahasa foto pencahayaan sangatlah penting untuk pemaknaan sebuah foto. Christopher Grey dalam bukunya Master Lighting Guide For Potraits Photographers, membagi pencahayaan dalam 2 bagian yakni Basic Lighting dan Classic Lighting Styles. Pada Basic Lighting kemudian dibagi menjadi dua sub kategori Broad Lighting dan Short Lighting. Broad Lighting diartikan pencahayaan yang jatuh menyilang di setiap sisi wajah yang dekat dengan kamera (Grey, 2004). Ketika wajah subyek sudah pada anglenya, maka itu akan menjadi sisi dimana wajah akan lebih terlihat (Grey, 2004). Seperti halnya semua gaya pencahayaan, beberapa masalah mungkin ada ketika kita menggunakan Broad Lighting. Masalah tersebut diantaranya ada bayangan yang jatuh menyilang di mata, dan bayangan yang timbul akibat terkena hidung dan lain sebagainya (Grey, 2004). Short Lighting merupakan cara lain yang mudah untuk mengeksplorasi pencahayaan. Short Light menempatkan diri pada jatuhnya cahaya ke arah wajah subyek yang mengarah jauh dar kamera (Grey, 2004). Ketika subyek sudah berada pada anglenya, ini akan menjadi sisi dimana wajah akan paling sedikit terlihat (Grey, 2004). Pencahayaan ini mempunyai karakter dari bayangan hidung yang jatuh menuju ke kamera (Grey, 2004). Pada Classic Lighting Styles dibagi menjadi 5 sub kategori yakni, Loop Lighting, Closed Loop Lighting, Rembrandt Lighting, Side Lighting, Butterfly/ Dietrich/ Paramount Lighting (Grey,
I-30 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2004). Loop Lighting mempunyai perbedaan dari gaya lighting yang lain. Bayangan hidung yang membedakan Loop Lighting dari gaya pencahayaan lainnya (Grey, 2004). Untuk membuat pola cahaya lingkaran, lampu diatur untuk melemparkan bayangan hidung yang mengikuti kurva bawah pipi yang berlawanan arah dengan cahayanya (Grey, 2004). Ketika pada posisi yang benar, maka bayangan dari arah cahaya yang mencakup sisi gelap dari hidung tetapi tidak memanjang ke pipi (Grey, 2004). Pada Closed Loop Lighting hanya terdapat perbedaan pada bayangan hidung yang mengikuti bagian bawah dari pipi hingga bergabung di area bayangan pada sisi gelap wajah, sehingga menutup lingkaran bayangan (Grey, 2004). Biasanya Closed Loop Lighting digunakan kepada orang-orang yang mempunyai pipi tirus (Grey, 2004). Rembrandt Lighting, hanyalah cahaya natural yang yang datang dari cahaya kecil yang diatur tinggi pada langit-langit ruangan (Grey, 2004). Pada penataan cahaya seperti ini maka, akan meninmbulkan bayangan yang cukup panjang dibawah mata, hidung dan dagu. Panjang dan dalam bayangan dan jatuh langsung dari cahaya maka tentunya akan menaikkan mood dari seseorang pada hasil foto (Grey, 2004). Side
Lighting
adalah
penataan
cahaya
yang
dapat
menimbulkan kesan dramatis dan melukiskan seseorang (Grey, 2004). Pada penataan cahaya seperti ini, akan menimbulkan cahaya
I-31 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
yang jatuh sangat dalam, dan membuat kontur wajah hampir seperti tiga dimensi (Grey, 2004). Pada semua karakteristik penataan cahaya yang telah disebutkan oleh Grey pada buku Lighting Guide For Potrait Photographers menggunakan pola panjang atau pendeknya cahaya. Namun berbeda pada Butterfly/ Dietrich/ Paramount Lighting. Pada penataan cahaya ini
Grey (2004), mengatakan bahwa
Butterfly Lighting merupakan satu satunya penataan cahaya yang tidak menerapkan pola panjang atau pendeknya cahaya. “The most beautiful light for women” (Grey, 2004). Kunci pada penataan cahaya ini adalah pada jatuhnya cahaya dibawah hidung. Seakan akan bayangan terebut seperti kupu-kupu yang sedang terbang. Secara langsung cahaya akan mengisi penuh pada daerah wajah maupun tubuh secara utuh, sehingga kulit objek akan terlihat lebih bersih.
1.6
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menggunakan Visual Metodologi, Site Of Production. Rachmah Ida (2001), Visual Metodologi menyediakan seperangkat logika metodologis untuk membangun pemikiran dan analisis kritis terhadap produk-produk visual media yang sehari-hari dinikmati oleh publik. Visual Metodologi banyak digunakan dalam analisis baik dari gambar seperti kartun, iklan cetak, mural, fotografi, film dan sebagainya. Menurut Gilian Rose (2001) terdapat tiga area yang bisa dilakukan dalam
I-32 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
penelitian visual. Posisi tersebut antara lain adalah Site of Self, Site of Production, dan Site of Audience. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan Site of Production. Penelitian Site of Production cenderung mengurai area produksi atau membuat gambar visual. Seperti halnya melihat Proses Produksi Foto Model Perenpuan. Penelitian konstruksi sensualitas model perempuan di mata para fotografer menggunakan metodologi kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Secara lebih luas, metodologi Kualitatif dilakukan untuk memperoleh pemahaman mengenai masalah serta faktorfaktor yang mendasarinya (Malthora, p.44). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna angle lensa di mata fotografer yang diarahkan ke model perempuan dan menjelaskan konsep sensualitas di mata fotografer, dan menerangkan kejadian di lapangan dengan kajian teori. Hal tersebut dilakukan karena penelitian kualitatf sesuai dengan kebutuhan peneliti dimana peneliti dapat memperoleh melalui wawancara secara mendalam yang dilakukan kepada para fotografer pada komunitas “Bukan Fotografer” tentang kontruksi sensualitas model perempuan. Selain indepth interview yang dilakukan, peneliti juga melakukan Observation Parsipatoris (Observasi langsung) untuk penelitian ini. Hal ini dilakukan karena peneliti memiliki keterlibatan langsung sebagai salah satu anggota dari komunitas Bukan Fotografer. Sehingga dapat secara melakukan observasi secara langsung dan menjadikan hasil observasi sebagai data. 1.6.1 Pendekatan dan Fokus Penelitian
I-33 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Penelitian ini menggunakan Indepth Interview, hal ini dimaksudkan agar peneliti memperoleh data yang lengkap dan terperinci mengenai hal-hal yang akan diteliti. Fokus penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembuatan foto perempuan oleh komunitas bukan fotografer dan siapakah yang membuatnya pesan pada foto tersebut. 1.6.2 Tipe Penelitian Tipe
penelitian
adalah
deskriptif,
yang
bertujuan
untuk
menggambarkan dan memberi informasi tentang konstruksi sensualitas model perempuan pada komunitas “Bukan Fotografer”. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan atau memaparkan suatu realitas tertentu. 1.6.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Surabaya dan sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan komunitas “Bukan Fotografer” merupakan komunitas foto yang berbasis di Surabaya. 1.6.4 Obyek Penelitian Dalam Penelitian ini objek penelitiannya adalah anggota aktif komunitas “Bukan Fotografer” yang melakukan proses produksi foto model perempuan. Pihak yang disebut anggota aktif adalah orang-orang yang sering ikut dalam acara hunting bersama, tukar pandangan dan juga tutorial dari para fotografer senior. Anggota aktif adalah penggerak dari komunitas “Bukan Fotografer” yang
I-34 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
berbasis di Surabaya. Sedangkan anggota lainnya berada di luar kota, luar provinsi atau luar pulau. Sehingga seringkali hanya bertegur sapa dengan alat komunikasi dan hanya mengirimkan karyanya untuk diberi komentar oleh fotografer lainnya. Setiap individu-individu anggota aktif tersebut mempunyai sudut pandang yang berbeda memandang konsep foto dan berbeda pula cara pengambilan foto. 1.6.5 Unit Analisis Unit analisis dari penelitian ini adalah narasi kualitatif yang dihasilkan dari transkrip wawancara, hasil observasi partisipatoris berupa dokumentasi yang berkaitan dengan konstruksi sensualitas model perempuan di mata para fotografer. 1.6.6 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan metode exploratif dengan pendekatan langsung kepada narasumber. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data primer. Salah satunya dilakukan dengan melakukan pendekatan langsung terhadap anggota komunitas “Bukan Fotografer” melalui Participant Observation. Observasi partisipatoris dilakukan karena peneliti terlibat langsung sebagai anggota dalam komunitas “Bukan Fotografer”. Sehingga peneliti bisa terlibat secara langsung dalam proses produksi foto. Oleh karena itu hasil observasi ini dapat dijadikan sebagai data primer. Adapun data yang dihasilkan adalah
I-35 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
data-data dokumentasi proses produksi foto, mulai dari penataan lighting, angle camera, hingga pada kebiasaan fotografer sebelum melakukan proses foto ataupun setelah foto dilakukan. Selain Participant Observation yang dilakukan, peneliti juga melakukan Indepth interview kepada para anggota aktif bukan fotografer. Indepth interview adalah wawancara personal, langsung dan tidak berstruktur yang didalamnya responden digali untuk mengungkapkan motivasi, kepercayaan, sikap dan perasaan dasar atas sebuah topik oleh pewawancara dengan keterampilan tinggi (Malhotra, 2009). Wawancara dilakukan kepada anggota aktif komunitas Bukan Fotografer
dengan
teknik
wawancara
tidak
berstruktur
(Unstructured Interview). Menurut Estenberg, dalam Sugiyono (2010) wawancara tidak berstruktur merupakan wawancara yang bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Jawaban dari responden tersebut akan dicatatat serta direkam oleh peneliti. Hasil wawancara tersebut kemudian di bentuk menjadi transkrip wawancara. 1.6.7 Teknik Analisis Data Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, maka teknik analisis data
dalam
penelitian
ini
pertama
kali
dilakukan
adalah
I-36 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menumpulkan data hasil observasi partisipatoris berupa foto di lapangan dan juga hasil foto dari proses produksi. Kemudian membuat transkrip wawancara dari hasil wawancara. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teori yang ada. Sehingga dapat menjawab
rumusan
masalah
yang
telah
ditujukan
untuk
mendapatkan hasil yang sesuai.
I-37 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II Gambaran Umum 2.1 Sejarah Perkembangan Fotografi Fotografi adalah seni melukis melalui cahaya. Tanpa cahaya seni foto ini tidak akan ada. Sejarah mencatat nama Al Hazen, seorang pelajar kebangsaan Arab yang menulis bahwa gambar dapat dibentuk dari cahaya yang melewati lubang kecil pada tahun 1000M. Kurang lebih 400 tahun kemudian, Leonardo da Vinci, juga menulis fenomena yang sama. Namun, Battista Delta Porta juga menulis hal tersebut, sehingga dia yang dianggap sebagai penemu prinsip kera kamera melalui bukunya Camera Obscura. Pada awal abad 17, Ilmuwan Italia yang bernama Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya maka warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu dengan komponen kimia tersebut ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang tidak bertahan lama. Hanya saja masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan proses kimia setelah gambar-gambar itu terekam sehingga permanen. Pada tahun 1727, Johann Heinrich Schuize profesor farmasi dari Universitas di Jerman, menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya bukan oleh panas. Sekitar tahun 1800, Thomas wedgwood yang berasal dari Inggris mulai bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra yang dihasilkan melalui lensa pada kamera obscura, namun hasilnya tidak memuaskan.
II-1 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hingga akhirnya dia berkosentrasi sebagaimana Schuize, membuat gambar negatif itu menjadi gambar positif. Dimana gambar tersebut diletakkan pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak dan menggunakan matahari sebagai penyinaran. Tahun 1824, setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orang dengan berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. Akhirnya, Joseph Nieephore Niepee seorang lithograf berhasil membuat sebuah pameran pertama yang dapat disebut “FOTO” dengan tidak menggunakan kamera. Proses tersebut dikenal dengan Heliogravure atau proses kerjanya mirip lithograf dengan menggunakan sejenis aspal yang disebutnya Bitumen Of Judea, sebagai bahan dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera, namun ada sumber yang menyebutkan Niepee orang pertama yang menggunakan lensa pada obscura Pada masa itu lazimnya kamera hanya memiliki lubang kecil atau biasa yang disebut kamera lubang jarum. Agustus 1827, setelah saling menyurati beberapa waktu sebelumnya, Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis dengan beragam keterampilan tapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan kerjasama untuk menghasilkan foto melalui penggunaan kamera. Tahun 1829, Niepee secara resmi bekerja sama dengan Daguerre. Namun pada tahun 1833 Niepee meninggal dunia. Pada tanggal 7 Januari 1839, dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan secara ilmiah, Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya. Penelitiannya selama ini kepada Akademi
II-2 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto permananen itu disebut DAGUERRETYPE, yang tidak dapat diperbanyak atau reprint atau repro. Tanggal 25 Januari 1839, William Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan asal Inggris memaparkan hasil penemuannya berupa proses fotografi modern kepada Institut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan Daguerre, ia menemukan sistem negatif-positif (bahan dasar: perak nitrat, diatas kertas). Walau telah menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana yakni Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran atau pengecilan). Juni 1840, Tallbot memperkenalkan Calotype yang merupakan perbaikan dari sistem yang sebelumnya yang juga menghasilkan negatif diatas kertas. Pada Oktober 1847 Abel Niepee de St. Victor, keponakan Niepee, memperkenalkan penggunaan kaca sebagai base negatif untuk menggantikan kertas. Pada januari 1850, seorang ahli kimia dari Inggris yakni Robert Bingham, memperkenalkan penggunaan Collodion sebagai emulsi foto. Collodion pada saat itu lebih dikenal dengan sebutan WET-Plate Fotografi. Setelah berbagai perkembangan dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai dikenal. Juni 1888, George Eastman yang berasal dari Amerika telah menciptakan revolusi fotografi dunia. Hasil penelitiannya sejak tahun 1877 telah membuahkan hasil. Ia menjual produk baru dengan merek KODAK yang berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah berisi roll film (dengan bahan kimia Perak bromida) untuk /00 exposure. Bila seluruh film
II-3 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
digunakan, kamera yang diisi film dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses.Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi roll film yang baru. Hingga pada tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR) dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotogradi dengan produksi kamera NIKON. Pada tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid ini mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film. Berbeda dengan kamera masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa. Hingga kini dunia fotografi terus mengalami perkembangan dan berevolusi menjadi filmfilm digital yang mutakhir tanpa menggunakan roll. Selanjutnya,
secara
bertahap
fotografi
berkembang
ke
arah
penyempurnaan teknik dan kualitas gambarnya sampai pada akhir abad ke19. Fotografi telah mencapai kualitas seperti yang dikenal sekarang. Namun, sebenarnya perkembangan foto seni di Indonesia sendiri telah berkembang di akhir abad ke 18. Pada akhir abad ke 18 terdapat orang Indonesia yang telah membuat karya foto di dalam studio maupun di alam bebas. Perkembangan fotografi di Indonesia selalu berkaitan dan mengalir bersama momentum sosial-politik perjalanan bangsa ini, mulai dari momentum perubahan kebijakan politik kolonial, revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi di awal 1980-an, sampai Reformasi 1998.
II-4 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pada tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda bernama Juriaan Munich mendapat perintah dari Kementerian Kolonial untuk mendarat di Batavia
dengan
membawa
dauguerreotype.
Munich
diberi
tugas
mengabadikan tanaman-tanaman serta kondisi alam yang ada di Indonesia sebagai cara untuk mendapatkan informasi seputar kondisi alam. Sejak saat itu, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda untuk menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan atau penempatan pasukan dan meriam, melainkan dengan cara menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan misionaris.
Latar itulah yang menjelaskan mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif ada di tangan orang Eropa, sedikit orang Cina, dan Jepang. Berdasarkan survei dan hasil riset di studio foto-foto komersial di Hindia Belanda tentang foto-foto yang ada sejak tahun 1850 hingga 1940, dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama orang Eropa, 186 orang Cina, 45 orang Jepang, dan hanya empat orang lokal Indonesia, salah satunya adalah Kasian Cephas.
Kasian Cephas adalah warga lokal asli. Ia dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1844 di Yogyakarta. Cephas sebenarnya adalah asli pribumi yang kemudian diangkat sebagai anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta II-5 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
philipina Kreeft, lalu disekolahkan ke Belanda. Cephas-lah yang pertama kali mengenalkan dunia fotografi ke Indonesia. Meski demikian, literatur-literatur sejarah Indonesia sangat jarang menyebut namanya sebagai pribumi pertama yang berkarir sebagai fotografer profesional. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk benar-benar mengenal dunia fotografi. Masuknya Jepang pada tahun 1942 telah menciptakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menyerap teknologi ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Pada saat itulah muncul nama Mendur Bersaudara. Merekalah yang membentuk imaji baru tentang bangsa Indonesia.
Tidak ada catatan tertulis yang mengatakan dengan tepat berapa jumlah komunitas foto amatir di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945. Hingga akhirnya ditemukan beberapa komunitas foto yang mulai berkembang pada saat itu, diantaranya adalah GAPERFI, PAF BANDUNG, LFCN, FI dan sebagainya.
Gaperfi adalah sebuah himpunan dari berbagai komunitas foto pada awal berdirinya tahun 1953, memiliki anggota sebanyak tujuh komunitas foto. Pada tahun 1956 jumlah anggota GAPERFI membengkak menjadi 13 Klub Foto yang berasal dari seluruh Indonesia.
II-6 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam usianya yang sangat singkat (1953-1957) GAPERFI sempat mengukirkan saat-saat bersejarah dalam dunia fotografi tanah air, yakni dengan mengadakan “Salon Foto Indonesia I”. GAPERFI juga sempat menerbitkan majalahnya yang bernama KAMERA. KAMERA adalah majalah bulanan foto pertama yang ada di Indonesia.
Sejarah fotografi Indonesia mencatat bahwa Persatuan Amatir Foto (PAF) Bandung yang lahir pada zaman penjajahan kolonial Belanda yang berdiri pada tanggal 15 Februari 1924, adalah sebuah Komunitas Foto Amatir pertama dan tertua di Indonesia. PAF kemudian menjadi anggota GAPERFI pada tahun 1954.
Disamping PAF Bandung, ada lagi sebuah komunitas foto yang tergolong tua di Indonesia. Komunitas tersebut bernama Lembaga Fotografi Candra Yana (LCFN) yang didirikan pada tahun 1947 dan pada saat itu bernama “Sin Ming Hui”. Klub Foto Candra Naya (dh. Tjandra Naja) merupakan salah satu bagian kegiatan dari sebuah lembaga yang bergerak dalam berbagai bidang pendidikan dan sosial.
Dari Gudang pribadi tempat penyimpanan arsip lama dan buku-buku tua, baru-baru ini ditemukan majalah foto terbitan tahun 1934 dengan nama “De Indische Foto Wereld”. Terjemahan bebasnya kira-kira adalah Dunia Foto Indonesia.
II-7 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Majalah foto yang dicetak pertama dan menggunakan sampul depan itu memuat tulisan dan foto-foto Indonesia tempo dulu. Dimana pada saat itu telah terbit dalam dua bahasa, yakni Belanda dan melayu. Ini adalah majalah fotografi tertua di Indonesia. Selanjutnya setelah lama tidak ada kabar, pada tahun 1956 terbit majalah foto KAMERA keluaran GAPERFI yang hanya terbit sekali. Kemudian terjadi kekosongan dalam dunia penerbitan majalah foto. Hingga akhrinya pada bulan Februari lahirnya majalah “Foto Indonesia” (FI) yang terbit perdana pada bulan Februari tahun 1969. FI adalah majalah fotografi satu-satunya di Asia Tenggara. Hingga akhrinya muncullah berbagai macam komunitas fotografi di Indonesia hingga saat ini.
2.2 Komunitas Bukan Fotografer sebagai wadah pecinta fotografi di Jawa Timur Perkembangan dunia foto yang cukup cepat, ternyata juga mempengaruhi perkembangan fotografi di Indonesia. Munculnya berbagai komunitas fotografi pemula, menandai bahwa fotografi mulai mewabah di Indonesia. Dalam penelitian ini Komunitas Bukan Fotografer merupakan salah satu komunitas fotografi di Jawa Timur khususnya di Surabaya – Sidoarjo. Komunitas adalah Sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya Hendrawan, 2008). Keintiman yang terjalin pada setiap anggota komunitas, membuat sebuah komunitas rentan pecah. Hal yang sama juga mewarnai perjalanan komunitas “Bukan Fotogrefer”.
II-8 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bukan Fotografer merupakan komunitas yang terbentuk sejak tahun 2010, tepatnya pada bulan Agustus. Bukan fotografer merupakan hasil dari perkawinan berbagai komunitas. Yosi Diarto Selaku ketua dari “Bukan Fotografer” mengatakan bahwa nama komunitas tersebut dipilih dikarenakan banyaknya persepsi miring tentang fotografer dimata masayarakat. Persepsi miring itu antara lain, fotografer dianggap orang yang mengeksploitasi tubuh wanita melalui foto, orang yang mengeksklusifkan diri, dan orang yang memproduksi foto sensual. Oleh kerena itu nama “Bukan Fotografer” dipilih untuk menepis citra buruk tersebut dan membangun citra baru di masyarakat. Komunitas ini seringkali mengadakan hunting foto, lomba foto dan sebagai partisipan lomba fotografi. Komunitas “Bukan Fotografer” ini pernah mengalami jatuh bangun. Komunitas yang terbentuk karena merger antara Slawe Sidoarjo dan PSC (Photography Surabaya Club) pernah sempat berhenti. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara kedua ketua komunitas “Bukan Fotografer”. Pada saat itu jabatan ketua dipengan oleh Franky W. (Slawe) dan Yosi Diarto (PSC). Hingga akhirnya, Franky memutuskan untuk meninggalkan komunitas “Bukan Fotografer”. Hingga akhirnya pada pertengahan 2011 komunitas ini mulai kembali berhenti. Hal tersebut dikarenakan ada dua pihak yang saling memperebutkan seorang gadis. Hingga akhirnya salah satu pihak mengalah, sehingga berkurang beberapa personil “Bukan Fotografer”. Bukan komunitas namanya, apabila tidak ada orang yang keluar masuk sebagai anggota.
II-9 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hingga akhirnya komunitas ini benar-benar stuck pada bulan Oktober 2012, dimana sebagian besar anggota komunitas “Bukan Fotografer” ditipu oleh rekan mereka. Rasa canggung dan curiga mulai merambah masingmasing anggota dari komunitas “Bukan Fotografer”. Hingga akhirnya pada bulan Januari 2013, Bukan Fotografer muncul dengan beberapa personil baru dan masih tetap ada personil lama. Ditinggalnya “Bukan Fotografer” oleh Yosi Diarto bukan berarti akhir dari perjalanan komunitas tersebut. Saat ini komunitas “Bukan Fotografer” diambil alih kembali oleh Franky W. “Bukan Fotografer” merupakan pecahan dari beberapa komunitas yang sudah ditinggalkan oleh para anggotanya. Beberapa anggota “Bukan Fotografer” mengaku memecah dari komunitas sebelumnya dikarenakan adanya perbedaan ideologi yang dimiliki komunitas masing-masing. Yosi Diarto mengatakan bahwa komunitas “Bukan Fotografer” merupakan komunitas yang tergolong netral di bidang fotografi. Komunitas ini tidak menganut aturan-aturan tertentu untuk mengatakan sebuah foto itu layak atau tidak layak untuk dipamerkan. Disamping itu “Bukan Fotografer” pernah ditunjuk oleh Canon Indonesia untuk mengadakan Canon Foto Maraton 2012 di Surabaya. Event Canon Marathon Photo Indonesia (CMPI) merupakan rangkaian dari Canon Photo Marathon Asia. CMPI 2012 merupakan lomba foto terbesar pertama kali yang pernah diadakan oleh Canon di Jawa Timur khususnya Surabaya. Setiap anggota komunitas “Bukan Fotografer” memiliki ritual-ritual tersendiri untuk melakukan proses produksi foto. Tidak dipungkiri terdapat
II-10 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
beberapa anggota “Bukan Fotografer” yang hanya hunting dan tidak memiliki ritual khusus. Namun ada juga yang melakukan kebiasaan-kebiasaan khusus yang digunakan untuk meningkatkan mood atau menambah inspirasi dalam melakukan hunting, terutama dalam hunting model. 2.3 Modelling dan Perempuan Foto modelling awalnya berasal dari foto potrait yang kemudian beralih menjadi foto yang mengarah ke arah fashion. Fotografi portrait awalnya dikenalkan oleh Louis Daguerre pada tahun 1838 dan berhasil memotret manusia. Teknologi yang digunakan oleh Louis Daguerre dinamakan Daguerreotype. Meskipun Daguerrotype bukanlah teknik memproses foto (Proses menjadikan negatif film menjadi foto yang kekal) yang pertama dicipta, namun ini adalah proses fotografi pertama yang dapat dikomersilkan. Teknik yang digunakan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan pencahayaan yang baik. Oleh karena itu, teknologi yang digunakan sebelum ini tidka bisa untuk memotret manusia. Untuk merekam foto potret manusia dengan Daguerrotype sebenarnya agak sulit. Proses ini memerlukan proses pengambilan gambar (exposure) selama 15 menit dan kepala subyek tidak boleh bergerak sedikit pun untuk memastikan foto yang dihasilkan tajam tanpa ada kesan gerak. Untuk memastikan kepala benar-benar tidak bergerak, kepala subjek dipegang menggunakan sejenis pengapit kepala. Wanita pertama yang menjadi model dalam sebuah foto bernama Dorothy Catherine Draper, adik dari Profesor John W. Drapper, Universitas New York.
II-11 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dorothy Catherine difoto menggunakan Daguerrotype Potrait yang pertama di Ameika Serikat pada tahun 1839. Dia juga menjadi wanita pertama yang dipotret dengan mata terbuka. Tidak ada pengertian yang baku akan fotografi portrait, portrait dapat diartkan sebagai lukisan, patung atau gambaran keindahan dari manusia, dimana ekspresi wajah begitu dominan untuk mengungkapkan persamaan, kepribadian, bahkan perasaan seseorang.
Fotografi modelling merupakan
perkembangan dari jenis fotografi potrait. Secara sederhana fotografi model adalah fotografi yang melibatkan model, sedangkan fotografi potrait adalah fotografi yang mengekspresikan karakter orang. Istilah fotografi potrait dan modelling saat ini timpang tindih. Perbedaan fotografi potrait dan fotografi modelling dapat terlihat dari kerjasama antara fotografer dan model. Pada fotografi potrait seorang fotografer tidak harus kenal dengan orang yang akan di foto. Namun pada fotografi modelling, sang fotografer dapat memutuskan bagaimana posenya, ekspresi, arah pandangan dan sebagainya. Model yang baik adalah model yang tau bagaimana cara berpose untuk mempermudah fotografer mendapatkan foto yang di inginkan. Model dan perempuan sudah dilekatkan sejak kali kedua foto manusia diambil. Perkembangan zaman membuat revolusi dalam dunia fotografi semakin cepat. Dalam dunia Cosmopolitan seperti saat ini, perempuan tidak akan pernah lepas dari kontradiksi, sebagaimana dia ingin menyesuaikan diri dalam berbagai hal. Winship (2002) menjadi perempuan harus terus menerus
II-12 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menyesuaikan citra pada setiap waktu dan tempatnya.
Hal inilah yang
membuat dunia fotografi mengarah ke arah Fashion. Fotografi modeling dapat merepresentasikan keinginan perempuan untuk menjadikan dirinya seperti apa yang dia inginkan melalui media foto. Hal tersebut dikarenakan fotografi modelling dikonsep sedemikian rupa, baik oleh fotografer maupun oleh model itu sendiri. Sehingga menimbulkan kesan seperti yang diinginkan oleh model dan fotografer.
II-13 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan menganalisis hasil dari penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Dalam hal ini yang menjadi dasar penelitian adalah konstruksi sensualitas model perempuan di mata para fotografer: analisis proses produksi foto-foto perempuan yang dilakukan oleh fotografer pada komunitas “Bukan Fotografer”. Pada penelitian ini terdapat tiga orang fotografer dari komunitas Bukan Fotograferyang menjadi objek penelitian. Mereka dipilih karena mereka ikut berperan dalam proses produksi foto model perempuan pada hunting akbar yang ditujukan untuk fotografer Surabaya. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan menggunakan metode penelitian eksploratif. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menguraikan informasi-informasi mengenai proses produksi foto model perempuan dalam komunitas ”Bukan Fotografer”. Secara lebih luas, penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh pemahaman mengenai masalah serta faktor-faktor yang mendasarinya (Malhotra, 2009). Tujuannya adalah menjelaskan konsep sensualitas di mata para fotografer dan menjelaskan makna angle lensa di mata fotografer yang diarahkan ke model perempuan pada proses produksi foto dengan kajian teori, untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang ada dan disusun secara sistematis berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Hunting akbar yang telah dilakukan bertemakan “Woman in Action Movie”. Dalam hal ini D-Polis serta “Bukan Fotografer” ingin menyuguhkan konsep fotografi yang berbeda dari hunting fotografi yang lain. Maka dari hunting
III-1 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
akbar inilah peneliti akan melihat dan meneliti bagaimana komunitas “Bukan Fotografer” dalam melakukan proses produksi foto. Untuk dapat menjelaskan hal tersebut, maka peneliti melakukan wawancara kepada Imam Saifudin, Ronansa Halim, Wiraswati Ali selaku konseptor pada acara hunting akbar Bukan Fotografer dan D-Polis dengan konsep “Woman in Action Movie”, serta fotografer yang aktif di komunitas “Bukan Fotografer”. Selain melakukan wawancara peneliti melakukan Observasi Partisipatoris, guna mendapatkan data yang ada dilapangan. Observasi Partisipatoris dilakukan karena peneliti terlibat langsung sebagai anggota komunitas “Bukan Fotografer”. Sehingga peneliti bisa terlibat secara langsung dalam proses produksi foto. Data yang diperoleh tersebut dianalisa dengan memasukkan tiga pokok bahasan yakni, pembuatan konsep yang mana komunitas “Bukan Fotografer” membuat konsep foto hingga pemilihan tempat, Produksi foto yakni pada saat melakukan foto bersama model, hingga proses editing dimana para fotografer melakukan pembenahan foto melalui komputer. 3.1. Konsep Foto Concept Shooting is a way of approaching photography that can take your work to a new level. It takes a little more you to convey a message with those viewing your shots. (Christina N Dickson, 2013)
Konsep foto diperlukan dalam hal apapun baik foto advertising, stock maupun foto jurnalis untuk beberapa alasan. Menurut Christina N Dickson alasan utama untuk membuat konsep dalam fotografi yakni untuk memperkuat pesan yang ingin dibuat oleh fotografer. Alasan kedua yakni bisa lebih mendekat III-2 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kepada audiens dan memberikan sentuahan pesan yang sangat kuat. Alasan ketiga yakni, konsep fotografi berpusat pada emosi dan bercerita akan pesan tersebut. Menulis sebuah foto, adalah sihir yang dikenal sejak ditemukannya kamera. Kemampuan tersebut lahir dengan disebut dengan “Konsep” yang terdiri dari garis abstrak permukaan, yakni encoding dan decoding konseptor dan audiens. “Conceptual thought more abstract than imaginative thought as all dimensions are abstracted from phenomena, with the exception of straight lines. Thus with the invention of writing, human beings took one step further back from the world. Text do not signify the world; They signify images they tear up.(Vilem Flusser, 2006)
Oleh karena itu konsep foto dalam dunia fotografi dianggap penting dalam menyampaikan pesan. Hal ini juga terjadi pada komunitas “Bukan Fotogrfer” dalam proses produksi foto. Dalam setiap produksi foto mereka mengkonsep setiap foto dengan gaya masing-masing individu di komunitas tersebut. Pada hunting akbar yang dilakukan oleh komunitas “Bukan Fotografer” dan D-Polis tanggal 1 Desember 2013, dilakukan proses panjang mulai dari konsep, event foto dan juga pasca produksi baik bagi para kru maupun peserta fotografi. Komunitas “Bukan Fotografer” diberikan kepercayaan untuk memegang tiga konsep fotografi dalam event hunting “Woman in Action Movie”.
III-3 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ketiga konsep ini dipercayakan kepada Imam Saifudin, Wiraswati Ali dan Ronansa Halim. Latar belakang yang berbeda maka akan menimbulkan FOE (Field of Experienc) dan FOR (Field of Refference) yang berbeda pula. Seperti halnya pandangan konsep sensualitas pada foto. Konsep foto yang mempunyai unsur sensualitas menurut pandangan Imam Saifudin adalah foto yang memunculkan karakteristik keindahan tubuh wanita. Pandangan tersebut kemudian disampaikan olehnya melalui konsep The Underworld yang digunakan pada event hunting akbar “Bukan Fotografer dan D-Polis. Pada konsep tersebut keindahan tubuh perempuan dipadupadankan dengan motor DUCATI. Pada dunia fotografi modeling, setiap bagian yang dikenakan oleh objek foto (Objek) dapat menambah nilai jual barang tersebut. Tubuh perempuan digunakan sebagai simbol untuk menciptakan citra produk tertentu, atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif suatu produk (Busby dan Leichty, Suharko (1998)). Sependapat dengan hal tersebut, Imamudin menyampaikan bahwasanya dalam konsep yang dia inginkan dimana model perempuan akan dipadupadankan dengan motor gede milik Ducati sebagai pihak sponsor.
III-4 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
“Pertama masih….kita itu acuannya untuk apa ya sebenarnya bukan…..bukan point Ducatinya awalawalnya itu kita menginginkan konsep seperti dalam…..dalam film action nah…. Terutama pemeran wanita itu…… terus seiring jalan kita juga mengajukan proposal ke Ducati nah…… dari pihak Ducati sendiri me…melihat konsepnya itu kok…kok menarik nah…. Akhirnya mereka mau memfasilitasi denganya…itu tadi meminjamkan motor-motornya. Nah…..jadilah konsep yang seperti ini. Jadi konsep malahan yang….yang di prioritaskan tadi itu ya yang….yang ada motornya jadi bukan filmnya jadi malah filmnya konsep awalnya itu, jadi berbanding 50:50.”
Imamudin mengatakan bahwa sensualitas perempuan ditampilkan menjadi simbol-simbol untuk menciptakan citra tertentu.
Perempuan dan tubuhnya tampil untuk menonjolkan
keindahan dari motor gede milik Ducati. Penjelasan Imamudin dan juga teori dari Busby dan Leichty (Suharko, 1998), tersebut mengukuhkan citra perempuan dalam dunia fashion yang serba direpresi oleh laki-laki. Dimana model perempuan hanya digunakan sebagai pemanis dari produk yang disediakan sponsor. Disamping itu Imamudin mengatakan adanya Model profesional, Ducati juga merupakan daya tarik peserta untuk ikut hunting akbar ini. Imamudin juga menambahkan apabila sponsor yang datang lebih baik dari Ducati akan lebih menarik. Berikut kutipannya, “kalau sebuah dagangan kita itu jualan konsep Ducatinya itu sebagai daya tarik karena ada nama Ducati. Kalau mungkin
kita
kedepannya
mau
bikin
konsep…katakanlah
sandainya Harley Davidson atau Lamborgini mau menjadi
III-5 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sponsor wah….ya malah tambah lebih enak lagi. Pasti akan lebih menarik”. Dengan kata lain properti dalam fotografi akan menguatkan konsep yang ada pada sebuah foto. Sehingga gambaran para fotografer akan sebuah konsep dapat terealisasi pada hunting foto nantinya. Disisi lain pernyataan Imam Saifudin menguatkan bahwa sensualitas perempuan tidak dilihat dari keindahan fisik belaka. Melainkan juga dari barang yang ada disampingnya. Berikut kutipannya, “Sensualitas perempuan itu tidak dilihat dari keindahan bentuk fisik semata. Katakanlah tubuh perempuan itu disamakan seperti tubuh kendaraan itu sendiri”. Imam Saifudin juga
mengatakan
apabila
dalam
konsepnya
memadukan
perempuan sebagai ciptaan Tuhan dengan Ducati sebagai ciptaan manusia.
Sensualitas
antara
kedua
hal
ini
yang
akan
dipadupadankan “jadi katakanlah seorang wanita itu adalah seni dari TUHAN sedangkan Ducati seni dari manusia. Nah….. jadi kita memadupadakan bukan membandingkan atau bukan menyamakan antara…… ciptaan TUHAN dengan ciptaan manusia.”
Berbeda dengan Wiraswati Ali, fotografer wanita asal Surabaya ini adalah perancang konsep “Resident Evil”. Bagi wanita berumur 24 tahun ini konsep sensualitas dipandang berbeda.
III-6 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sensualitas itu tidak hanya berkaitan tentang seksisesksian secara fisik atao sesuatu yang vulgar tentang fisik perempuan. Disini kita akan menunjukkan karakter perempuan kuat, cantik, tangguh, namun tetap menawan. Disitu letak sensualitas menurut saya.
Sebagai seorang perempuan Wiraswati Ali menganggap sensualitas perempuan tidak hanya dilihat dari sesksi secara fisik melainkan karakter dari dalam diri perempuan itu sendiri. Disamping itu Wiraswati Ali menunjukkan bahwa wanita yang sensual adalah wanita yang kuat, tangguh namun tetap menawan. Hingga akhirnya Wiraswati, menggambarkannya lewat tokoh Resident Evil. Seperti halnya dalam serial game dan film Resident Evil pemeran wanita adalah pemeran utama, yang menyelamatkan kotanya dari serangan zombie. Saya ingin menunjukkan bahwa sensualitas perempuan tidak hanya ditekankan pada bentuk tubuh saja, namun juga terletak pada kekuatan perempuan dan kecantikan dari dalam diri perempuan (Wiraswati Ali).
Bagi Wiraswati Ali kekuatan dan kecantikan dari dalam diri perempuan merupakan sensualitas yang lain dari perempuan. Sensualitas dipandang sebagai kecantikan dari dalam diri seorang perempuan, tidak berasal dari bentuk fisik seorang perempuan. Pandangan tersebut yang kemudian dituangkan dalam konsep film “Resident Evil”. Pandangan berbeda tentang pandangannya mengenai konsep sensualitas diungkapkan oleh Ronansa Halim, fotografer
III-7 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
asal Jakarta selaku konseptor Cat Woman, berikut kutipannya “Konsep yang menegaskan atau Konsep yang elegant. Dilihat dari keindahan foto bukan dari modelnya”.Bagi Ronansa Halim sensualitas tidak dilihat hanya dari tubuh perempuan semata, melainkan dari konsep elegant yang dilekatkan pada perempuan itu sendiri. Berdasarkan jawaban Ronansa Halim tersebut, konsep yang tegas dapat membuat sensualitas dalam foto. Dalam hal ini Ronansa Halim tidak melihat model perempuan itu cantik ataukah seksi yang terpenting adalah konsep dan juga bagaimana sang fotografer mengabadikan foto tersebut. Sehingga bagi Ronansa Halim model tidaklah perlu cantik namun memiliki daya tarik yang kuat. “model yang digunakan merupakan konsep model yang memiliki daya tarik yang kuat dan dapat memainkan mood maupun ekspresi yang dapat menegaskan daya tarik yang terdapat pada model”.
Daya tarik yang kuat dan dapat memainkan mood model itu sendiri atau para fotografer adalah model kekuatan dari model itu sendiri. Sehingga sensualitas perempuan tidak hanya dilihat dari tubuh ataupun wajah melainkan dari foto. Seperti halnya tujuan awal dari Ronansa Halim untuk tidak menunjukkan kesan sexual dalam foto atau mengeksploitasi tubuh wanita, berikut kutipannya “Bagaimanapara Photographer dapatmenciptakansebuahFoto III-8 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
yang sensual bukansexual”.Sensualitas foto perempuan dilihat dari keindahan sebuah foto baik dari komposisi, angle, tonal dan lain sebaginya. Bukan berasal dari segi lekuk tubuh dari model itu sendiri. Pornography is defined by definition as the depiction of sexually explicit material for the entire purpose of sexually arousing and exciting the viewer, and makes no claim to any artistic merit unlike what erotica and Sensual Arts and Arts of Sensuality does. However it does not say it isn’t art when considering silly photographs of objects and things to abstract randomness of nonsense to stimulateemotions and feelings, which are also art, that as well often, get argued as not being art. (Zananeichan, 2013) Sependapat dengan hal tersebut Zananeichan pemilik Devian Art, mengatakan bahwa seni sensualitas tidak dilihat dari erotica sexualitas tubuh perempuan ataupun hanya untuk menarik orang untuk melihatnya. Namun dilihat dari bagaimana seorang fotografer dapat membuat audiensnya mempunyai perasaan yang acak dan tidak terstimulasi akan hal yang berbau pornography. Dalam hal ini sensualitas perempuan tidak dilihat dari sexualitas tubuh atau memperlihatkan bagian tubuh tertentu. Seperti halnya Ronansa Halim yang tidak ingin membuat foto sexual melainkan foto yang sensual. Ketiga pandangan yang berbeda ini menghasilkan konsep yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pada awalnya tema besar tercetus sejak akhir bulan Oktober namun terealisasi untuk rapat
III-9 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pertama hunting akbar pada tanggal 3 November 2013 di CK Taman Apsari Surabaya. Mulanya komunitas “Bukan Fotografer” bukan merupakan bagian dari tim untuk membentuk Tema “Woman In Action”. Proyek ini sempat terhenti hingga memasuki pertengahan bulan November. Hingga akhirnya komunitas “Bukan Fotografer” masuk sebagai konseptor beberapa sub tema pada tema besar “Woman in Action Movie” pada tanggal 13 November 2013. Proses produksi konsep yang dilakukan individu berbedabeda dalam segala cara. Pada proses produksi konsep, Imam Saifudin
tanpa sengaja memikirkan sebuah
konsep The
Underworld. Pria kelahiran tahun 1997 itu memutuskan ikut bergabung mengonsep subtema diperuntukkan memperbaiki nama Bukan Fotografer yang sudah jelek dikalangan fotografer Surabaya. Begitu pula dengan Wiraswati Ali dan Ronansa Halim yang ingin melakukan hal yang sama demi komunitas yang sudah berdiri sejak tahun 2010 tersebut. Pada tanggal 16 November 2013 mulai berkumpul teman-teman “Bukan Fotografer” di Mc Donald Basuki Rahmat untuk membahas konsep sub tema yang akan digunakan pada tanggal 1 Desember 2013. Proses produksi konsep foto didasarkan pada pemikiran masing-masing individu konseptor. Pada awalnya Imam Saifudin tidak mempunyai pandangan tentang Woman In Action Movie.
III-10 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Namun pada tanggal 15 November 2013 maka didapatlah konsep The
Underworld
saat
dia
menonton
film
Mission
Impossible.Dimana pemeran utama Tom Cruise selalu dikelilingi wanita cantik yang juga mempunyai kemampuan untuk bertarung. The Underworld bagi Imamudin diartikan sebagai wanitadibalik dunianya. Sama halnya dengan wanita pada film Mission Impossible, dibalik keindahan tubuh dan sifat lembut perempuan, perempuanmemiliki kekuatan yang besar. Pada tanggal 16 November diadakan pertemuan di Mc Donald Basuki Rahmat guna membahas konsep. Pada awalnya konsep The Underworld akan diperankan oleh Glaidys Angel, hingga
akhirnya
diganti
dengan
Putri
Yolanda
dengan
pertimbangan bentuk wajah dan juga karakter tubuh untuk menunggangi motor besar.Seperti yang dijelaskan di awal pada konsep ini keberadaan motor DUCATI bisa dijadikan background atau malah POI (Point Of Interest) dari foto itu sendiri. Oleh karena itu model perempuan bisa diartikan sebagai penghias atau latar decorative suatu produk. Menurut Imam Saifudin, konsep yang ditujukan sederhana, berikut kutipannya “Kalau yang kebetulan yang ini. Ya….. yang ini tadi cewek sexy pakai motor gitu aja”. Pada pemilihan wardrobe, Imamudin memilih untuk melekatkan jaket kulit berwarna coklat untuk mendapatkan kesan kuat dan seksi, serta
III-11 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menambahkan Cocktail dress hitam untuk bagian dalam. Menurut Ambrosse dan Harris (2007), jaket adalah tebal atau tipsinya mantel yang mana terdapat kancing, slerekan atau bahan yang bisa menyatukan kedua sisi. Jaket menggunakan di design dengan lengan panjang dan hadir dengan saku di kedua sisi depan. Pada konsep The Underworld ini jaket yang digunakan tidak menutupi seluruh bagian atas tubuh perempuan. Melainkan kurang dari pinggang, dan digunakan terbuka tanpa melekatkan kedua sisinya. Selanjutnya adalah cocktail dress yang digunakan sebagai baju dalam. Cocktail dress menurut Ambrosse dan Harris (2007) dress yang biasanya digunakan untuk pesta, acara semi formal atau formal, dengan bentuk pas dengan pinggang dan menyusur kebawah hingga berada 2 inchi diatas lutut. Penggunaan Cocktail Dress yang biasanya digunakan untuk acara semi formal membuat model tampak anggun. Disamping itu Jaket Kulit yang dikenakan model nampak kekecilan, sehingga terlihat lekuk tubuh dari model tersebut. Berbeda dengan Imam Saifudin yang langsung menentukan model untuk memerankan konsepnya, Wiraswati Ali melakukan seleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan model sesuai konsep yang dia inginkan. Semenjak diberi tahu pada tanggal 14 November 2013 bahwa komunitas “Bukan Fotografer” dipercaya membuat konsep foto, maka Wiraswati Ali mulai mencari ide.
III-12 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wiraswati pada dasarnya adalah penggila film horror, termasuk di dalamnya film Resident Evil. Dalam film itu pemeran utamanya adalah perempuan yang diperankan oleh Milla Jovovich. Dimana Milla Jovovich harus bertahan melawan virus zombie yang ada di kotanya.Hingga akhirnya Wiraswati Ali mengangkt film tersebut sebagai konsep yang dia usung pada hunting akbar. Perempuan yang menggeluti fotografi semenjak tiga tahun yang lalu ini mengatakan bahwa Resident Evil mewakili jati dirinya, sebagai perempuan. Dia menganggap bahwa perempuan tidak hanya cantik dan seksi saja melainkan terdapat kekuatan besar didalamnya. Pada tanggal 16 November di Mc Donald Basuki Rahmat Wiraswati Ali mengungkapkan konsepnya namun masih belum mendapati ide dan lain sebagainya. Berbeda dengan Imamudin Wiraswati lebih tertarik untuk melihat satu persatu model yang disediakan. Pernyataannya sebagai berikut: “Yang pasti, awal yang kita siapkan adalah mencari talent yang cocok untuk karakter resident evil itu sendiri. Sosok tangguh cantik harus ada dalam diri talent. Kemudian baru kita siapkan segala properti yang mendukung untuk konsep resident evil” Pada tanggal 24 November Wiraswati Ali menemui beberapa model yang sengaja sudah dipilih oleh pihak panitia untuk mengisi acara hunting. Wira melakukan seleksi model untuk
konsep
yang
dia gunakan. Hingga
akhirnya
dia
III-13 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menggunakan Lulu sebagai modelnya. Hal tersebut dikarenakan Lulu mewakili karakter yang ingin diperlihatkan oleh Wiraswati Ali. Lulu dianggap cantik dan mempunyai kemampuan dalam memberikan karakter dalam perannya menjadi model di konsepnya. “Sebelum menggunakan model, saya melakukan casting pada beberapa model dan talent. Kemudian dari casting tersebut dipilih mana yang akan digunakan untuk menjadi model untuk tema yang saya pegang” Wardrobe awal yang Wiraswati bayangkan adalah Tangtop dan Lulu mengenakan hot pants. Namun pada tanggal 23 November wardrobe kembali dirubah oleh Wiraswati Ali karena ingin menonjolkan kesan glamour dengan menggunakan Cocktail Dress. Sekali lagi Cocktail Dress digunakan untuk menojolkan kesan feminitas pada perempuan. Disisi lain Cocktail dress dapat menunjukkan kesan glamour. Pada konsep kali ini Wiraswati Ali memberikan model pistol dan tempat pistol di kaki sebelah kanan, juga membawa samurai sehingga menyerupai film Resident Evil. “Model akan menggunakan baju dan senjata yang biasa digunakan pada film resident evil. Termasuk ditambahkan terdapat zombie sebagai talent pembantu” Wiraswati menambahkan konsep tambahan yakni zombie sebagai sub konsep yang dia pegang, hal itu dikarenakan untuk
III-14 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
memperkuat kesan film Resident Evil dan juga kekuatan perempuan yang sesungguhnya. Setiap konseptor dari hunting akbar “Woman In Action Movie” mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda mulai dari fotografi hingga konsep sensualitas itu sendiri. Konsep yang diusung oleh Ronansa Halim adalah Cat Woman. Berbeda dari yang lainnya terinspirasi oleh film, Ronansa Halim cenderung menekankan sensualitas dalam foto tidak berada pada kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan melainkan dari karakter yang ditunjukkan oleh model. Hal tersebut dinyatakan Ronansa Halim sebagai berikut: “Konsep sensualitas adalah konsep yang menegaskan atau konsep yang elegant. Dilihat dari keindahan foto bukan dari modelnya.” Bagi Ronansa Halim model merupakan daya tarik yang kuat dan dapat memainkan mood serta ekspresi yang dapat menegaskan daya tarik yang terdapat pada model. Ronansa Halim memang tidak bisa hadir pada pertemuan tanggal 16 November 2013, namun Ronansa Halim hadir pada tanggal 24 November 2013 untuk memastikan model yang dia minta ada dalam list model yang dipesan oleh pihak panitia. Ansa begitu dia disebut, sebagai fotografer dari Jakarta dia jarang mengenal model di Surabaya. Dalam list model yang disediakan oleh panitia Ronansa
III-15 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Halim lebih memilih Bunga Revina sebagai model yang memerankan konsep yang dia buat. Ronansa Halim membuat konsep Cat Woman karena dia menganggap bahwa tanpa terlihat wajah cantik perempuan namun dia tetap bisa menggunakan karakternya dan memainkan mood untuk menjadi daya tarik untuk dirinya. Bagi Ronansa Halim MUA (Make Up Artist) merupakan hal terpenting dalam memainkan daya tarik model, serta beberapa fotografer yang bisa membuat foto tersebut terlihat sensual dimata orang lain. Berikut kutipannya “Yang membantu pada proses produksi foto adalah fotografer dan make up artis”. Make up artist atau biasa disingkat MUA, bagi Ronansa Halim adalah pemeran utama untuk memainkan karakter dari seorang model. “Bagaimana para photographer dapat menciptakan foto yang sensual bukan sexual” (Ronansa Halim). Ronansa Halim menganggap sensualitas foto adalah keindahan foto, bukan sexualitas
yang
hanya
menunjukkan
lekuk
tubuh
perempuan.Sensualitas perempuan dalam foto dinilai dari keindahan foto bukan sexualitas foto yang menunjukkan lekuk tubuh perempuan. Wardrobe yang dikenakan oleh model adalah baju ketat kostum dari cat woman. Wardrobe tersebut merupakan wardrobe yang biasa dilihat di televisi sebagai baju dari Cat Woman.
III-16 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
“Wardrobe yang digunakan santai, tapi sesuai dengan tema”, Ronansa Halim wardrobe dikenakan sesuai dengan tema, asal model merasa nyaman mengenakannya. Baju yang dikenakan pas dengan bentuk tubuh model. Disamping itu model mengenakan topeng berwarna hitam dengan mengenakan senjatanya yakni cambuk. Konsep yang disuguhkan Ronansa Halim terkesan simple namun dia menantang bagaimana fotografer dapat membuat
foto
sensual
bukan
foto
sexual
yang
hanya
menunjukkan lekuk tubuh semata. Sementara untuk penentuan tempat pada dasarnya sudah ditentukan oleh pihak panitia letak untuk masing-masing model. Bagi Imam Saifudin, Wiraswati Ali dan Ronansa Halim hal tersebut tidaklah masalah. Pada dasarnya roof top CITO (City Of Tomorrow) itu bagus di setiap tempatnya untuk dijadikan foto dengan tema “Woman In Action Movie”. Ketiga fotografer ini menggunakan model yang berkulit putih. Bagi wanita dan pria, warna kulit putih merupakan simbol dari kecantikan. Penelitian Prabasmoro (2003) maupun Yulianto (2007) mengatakan bahwa kulit putih sebagai simbol kebersihan, kecantikan utama perempuan, kesucian, innocence, kemulusan, serta kemurnian. Selain itu keduanya juga melihat kulit putih ini tidak terlepas dari konteks sejarah di masa lalu dimana Indonesia merupakan bekas negara jajahan bangsa kulit putih.
III-17 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
“Bangsa selain bangsa kulit putih dikonsepkan sebagai Other atau Sang Liyan yang dalam segala hal berlawanan sekaligus lebih rendah daripada bangsa kulit putih (McLeod, 2000). Melekatnya citra semacam inilah yang kemudian membuat konseptor memilih model tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa ras kulit putih masih dianggap sebagai ras tertinggi dan terbaik dalam hirarki warna kulit yang ada. Sehingga membuat fotografer maupun konseptor pribumi lebih sering menggunakan model berkulit putih daripada model berkulit hitam. 3.2. Proses Fotografi (Pose, Angle, Lighting) Proses produksi foto merupakan hal yang penting dalam pembentukan Image (Citra) seorang perempuan. Bagi orang yang bukan pecinta fotografi maka akan menganggap bahwa tahapan pada proses produksi foto akan sama antara satu fotografer dengan fotografer lainnya. Setiap fotografer memiliki cara yang berbeda dalam melakukan proses produksi sebuah foto mulai dari mengkonsep hingga masuk kedalam proses editing. Begitu pula dalam konsep foto, hingga proses foto dan pasca foto yang dilakukan oleh komunitas “Bukan Fotografer”. Pada saat acara dimulai, komunitas “Bukan Fotografer” tidak banyak yang hadir karena bertepatan dengan acara hunting foto di kawah Ijen. Namun konseptor dari masing-masing sub tema hadir untuk melihat hasil karya mereka dan menyempatkan memotret hasil
III-18 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
konsep mereka. Acara dimulai pukul 13.00 WIB, dimana para fotografer sudah mulai bisa memotret. Sebelumnya para fotografer dibedakan berdasarkan jenis lensa yang digunakan, hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi perselisihan saat memotret. Bagi yang menggunakan lensa Tele (range 70mm ke atas) menggunakan gelang berwarna hitam, sedangkan warna biru digunakan untuk fotografer dengan lensa wide (50mm ke bawah), Oranye untuk fotografer menggunakan lensa Mix (campuran antara wide dan zoom), serta warna merah untuk fotografer dengan lensa Fix (tanpa batas
range
bukan
zoom).Setelah
mengumpulkan
fotografer
berdasarkan jenis lensa kemudian fotografer diarahkan kepada konsep-konsep yang disediakan. Konsep The Underworld milik Imam Saifudin berada di tengah rooftop gedung CITO (City Of Tomorrow). Konsep yang mengusung tema dibalik dunia wanita ini sesuai dengan konsep awal yang dikemukakan oleh Imam Saifudin. Nampak kesan yang ingin disampaikan oleh Imam Saifudin yakni perbandingan antara model dan properti (Ducati) berbanding 50:50. Putri Yolanda bergaya seperti halnya model katalog, dimana model digunakan sebagai latar belakang atau pemanis sebuah foto. Model katalog merupakan aliran foto modelling yang digunakan untuk menjual barang atau jasa (Spiro, 2005). Pada dunia fotografi modelling, setiap bagian yang dikenakan objek foto dapat menambah nilai jual barang tersebut.
III-19 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah Ducati itu sendiri. Busby dan Leitchy, Suharko (1998) mengatakan bahwa tubuh perempuan digunakan sebagai simbol untuk menciptakan citra produk tertentu atau paling tidak berfungsi sebagai latar dekoratif sebuah produk. Putri Yolanda dalam hal ini tampil sebagai simbol keindahan, keanggunan elegannya Ducati.
dan produk
Penggunaan
wardrobe jaket dan sepatu
boots
menambah
kesan
elegant pada tubuh Putri Yolanda dan tidak menimbulkan kesan maskulinitas didalamnya. “ kalo close up bisa keliatan wajahnya. Sensualitas itu kan bisa dilihat dari ekspresi wajahnya. Kalau dia main bibir aja udah keliatan sensual. Apalagi modelnya cantik. Kalo.. low angle bisa memperlihatkan. Emm.. bentuk tubuh model secara detail..”
III-20 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bagi Imam Saifudin pengambilan angle dari bawah atau yang biasa disebut Low Angle dapat memperlihatkan detail tubuh dari model tersebut.
Meski
begitu
Imam
Saifudin
juga masih
memperlihatkan detail dan ekspresi wajah dengan mengarahkan flash dari bawah ke arah wajah model. Setiap model melakukan pose yang dibuat oleh dirinya sendiri tidak berasal dari lahir. Setiap pose yang dilakukan oleh model seharusnya memiliki makna. Itulah mengapa Erving Goffman penulis buku Gender and Advertising menjelaskan tentang makna pose didepan kamera. Pose pertama adalah malu-malu serta lutut ditekuk sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki (Goffman, 1979). Pose bisa dibaca dengan melihat situasi sosial di lingkungan sekitar. Putri Yolanda pada foto itu terkesan menikmati ketika menunggangi motor DUCATI. Setiap pose Putri Yolanda tidak terlepas dari motor DUCATI yang disediakan oleh konseptor.
III-21 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pose kedua yang sering digunakan oleh
Putri
Yolanda
yakni
tangannya
memegang
kepalanya.
Goffman
mengartikan
bahwa hal tersebut merupakan bagian dari sentuhan feminim. Goffman (1979) menjelaskan sentuhan Feminin adalah salah satu cara dalam fotografi untuk menggunakan jari atau tangan model yang biasanya ditunjukkan menyentuh benda dan diberikan efek menggengam, memainkan dan untuk menahan. Sentuhan feminin biasanya digunakan untuk iklan parfum dan sebagainya. Sentuhan feminin juga digunakan untuk ketika model menyentuh bagian tubuhnya sendiri atau yang biasa disesbut Self touching (Goffman, 1979). Sebagian besar model akan menyentuh bagian kepala dan juga leher. Pose Self touching disepakati oleh Goffman (1979) adalah untuk menunjukkan kepada audiens tentang rasa dari tubuh perempuan yang dinilai sebagai hal yang lembut dan sesuatu yang berharga. Putri Yolanda melakukan pose tanpa diarahkan oleh konseptor maupun fotografer. Fotografer sekitar Putri Yolanda hanya mengarahkan lampu dan juga mencari angle yang pas agar tidak terjadi kebocoran disekitar objek foto. Model berparas cantik ini
III-22 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sesekali merasa bingung untuk berpose karena tidak ada arahan dari fotografer maupun konseptor. Putri Yolanda seringkali mengulang pose di setiap sesi fotonya. Beberapa fotografer memotret Putri Yolanda pun tidak terlihat ingin membuat gaya lain, karena dianggap pose Putri Yolanda sudah mewakili konsep yang disediakan oleh konseptor yakni Imam Saifudin. Imam Saifudin selaku konseptor dan juga fotografer yang ikut memotret Putri Yolanda merasa puas dengan hasil konsepnya. Disisi lain dari gaya foto Imam Saifudin, dia sering mengambil low angle dan juga close up. Pria yang sudah lama berkecimpung di dunia digital imaging (Photoshop) tidak pernah memikirkan bagaimana memotret dengan teknik yang baik. Namun Imam Saifudin ingin membuat foto tersebut enak untuk dilihat. “Kamera itu adalah point utama untuk pengambilan gambar itu jelas. Tapi kalau untuk menghasilkan suatu gambar itu terlihat lebih dramatic menggunakan Flash atau Ring Flash.” Bagi Imam Saifudin foto yang enak dilihat adalah foto yang menghasilkan kesan dramatic dalam hal ini menunjukkan karakter dari model. Munculnya Shadow pada model akan menonjolkan bentuk-bentuk tubuh. Christopher Grey (2004) dalam bukunya Master Lighting Guide for Potrait Photographers, “Cahaya digunakan untuk membuat shadow dan shadow akan membuat efek tiga dimensi”. Efek tiga dimensi inilah yang dimaksud oleh Imam Saifudin untuk membawa audiens dapat merasakan karakter yang III-23 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
diperankan model tersebut. Flash atau Ring Flash digunakan untuk menambah karakter yang dibawa oleh model meskipun objek foto berada diluar ruangan. Flash kamera merupakan alat yang mengeluarkan cahaya untuk membantu pencahayaan dalam dunia fotografi. Awalnya flash hadir ditujukan untuk mempercepat waktu pengambilan gambar. Hal tersebut dikarenakan pada saat itu tekonologi kamera yang ditemukan masih teknologi kamera lubang jarum. Hingga akhirnya flash bulb pertama muncul, namun dengan hasil yang kurang memuaskan. Hingga masuk ke dunia digital bentuk flash semakin beragam beserta dengan kegunaannya. Seperti halnya Ring Flash yang digunakan oleh Imam Saifudin untuk memotret model. Ring Flash merupakan flash yang berbentuk cincin yang ditempatkan di keliling lensa. Pada mulanya Ring Flash digunakan untuk memotret Gigi, namun seiring dengan berkembangnya kreatifitas Ring Flash kini digunakan untuk macro dan saat ini lebih mengarah ke fotografi fashion seperti halnya yang Imam Saifudin lakukan. Ring Flash sangat digemari karena cahaya flash yang sangat dekat pada sumbu lensa membuat bayangan pada sumbu objek terminimalisasi. Hal tersebut diartikan bayangan pada obyek tidak terlalu contrast dengan cahaya yang ada melainkan soft. Sehingga dapat menimbulkan karakter pada objek.
III-24 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bagi Imam Saifudin Basic Lighting merupakan standart pencahayaan yang wajib dimengerti oleh setiap fotografer. Terutama bagaimana cahaya itu jatuh pada muka model itu.Imamudin berkata, “gimana flash itu akan jatuh ke muka. Yang penting itu tau dasaran aja main flash dan gimana model tadi bisa bergaya”.Sehingga foto tidak flat tanpa ada bayangan sama sekali. Bahkan pada Basic Lighting fotografer bisa hanya menggunakan satu flash untuk melakukannya. Selain menggunakan Flash dan Ring Flash dalam melakukan proses produksi foto Imam Saifudin sering menggunakan close up shoot dan beberapa kali menggunakan low angle dalam pengambilan foto. Pada pengambilan foto Close Up shot, digunakan untuk memperlihatkan emosi seseorang (Jerremy, 1999). Untuk menunjukkan karakter Imam Saifudin mengambil foto secara close up shoot. Imam Saifudin berusaha memperlihatkan sisi cantik namun mempunyai kekuatan dalam diri si model. Emosi yang ditunjukkan model yang di Shoot dengan Close up shot angle akan menambah karakter yang ada pada diri model. Close up shot seringkali digunakan juga oleh para fotografer untuk mengejar bibir maupun arah mata dari model. Pada Close up shot akan menunjukkan beberapa bagian tubuh saja. Hal tersebt menunjukkan detail wajah seseorang, seperti halnya emosi wajah. Sensualitas dapat dilihat dari bagaimana ekspresi model dalam memainkan bibir maupun mata. Dalam hal ini tubuh wanita
III-25 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dieksploitasi di beberapa bagian sexualitasnya. Tomagola (1998) mengemkakan bahwa bagian tubuh wanita banyak yang dieksploitasi terutama bagian betis, dada, punggng, pinggul, rambut dan bibir.
Sedangkan
Low
Angle
digunakan
Imam
Saifudin
untuk
menampilkan kesan kuat. “Low Angle, angle ini digunakan untuk membuat subyek terlihat sangat penting, penuh tenaga dan terlihat lebih besar dibandingkan dengan aslinya (Jeremy, 1999). Seperti halnya Putri Yolanda yang ingin diberikan kesan kuat oleh Imam Saifudin, sehingga dia mengambil Low Angle untuk menambah kesan tersebut. “kalo close up bisa keliatan wajahnya. Sensualitas itu kan bisa dilihat dari ekspresi wajahnya. Kalau dia main bibir aja udah keliatan sensual. Apalagi modelnya cantik. Kalo.. low angle bisa memperlihatkan. Emm.. bentuk tubuh model secara detail” (Imam Saifudin)
Penggunaan Low Angle ini menunjukkan bahwa Imam Saifudin menggabungkan sensualitas perempuan dengan keindahan body dari motor
Ducati
memperlihatkan
itu
sendiri.
wajah
Disamping
Innocence.
itu
Meski
wajah angle
model kamera
menunjukkan karakter kuat pada model, namun pose model dan juga mimik wajah menunjukkan sensualitas.
III-26 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Senada dengan Imam Saifudin, Ronansa Halim mengatakan bahwa hal yang terpenting dalam fotografi adalah pencahayaan. Oleh karena itu Ronansa Halim berkomentar selain kamera peralatan yang perlu dibawa adalah “Continues light maupun Flash”. Bagi Ronansa Halim Lighting merupakan salah satu hal yang mendukung karakter dari model.Continues Light adalah lampu yang sengaja dinyalakan terus-menerus dan dapat diarahkan sesuai dengan kebutuhan sang fotografer. Sama seperti Flash namun Continue Light lebih mudah digunakan karena sang fotografer dapat melihat jatuhnya bayangan secara langsung.Continue Light
jarang sekali digunakan karena
tidak cocok digunakan untuk outdoor. Meski Imam Saifudin dan Ronansa Halim sependapat bahwa flash dapat membentuk karakter, berbeda halnya dengan Putri Yolanda dan Bunga Revina. Wardrobe yang serba hitam ditambah lagi matanya yang ditutup membuat tidak membuat Bunga Revina kehabisan gaya. Meski hanya duduk diatas motor DUCATI, Bunga Revina dapat menunjukkan karakter sebagai Cat Woman. Mulai dari memainkan Cambuk hingga berpose nakal diatas motor DUCATI. Bunga Revina sedikit berpose berbeda dibandingkan dengan yang model yang lain. Seperti halnya gambar diatas Bunga Revina
dengan
kepala
menengadah
kebawah
dan
menarik
III-27 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
cambuknya dengan kuat. Goffman (1997), “bagaimanapun seorang perempuan apabila memegang sesuatu maka akan mengubah pandangan objek yang dilihat lebih feminin”. Seperti halnya Bunga Revina yang memegang cambuk Cat Woman, nampak lebih feminim dibandingkan seorang pria yang memegang cambuk. Dalam
pose
ini
Bunga Revina menaiki motor DUCATI dengan menempelkan tangannya ke leher sembari membawa cambuk. Goffman (1997), “sentuhan feminin digunakan ketika perempuan menyentuh bagian tubuhnya sebagai cara yang digunakan untuk melindungi tubuhnya”. Pada umumnya Self Touching memegang bagian leher atau wajah. Seperti halnya Bunga Revina yang meletakkan tangannya di leher. Sama halnya dengan
pose
pertama
Bunga Revina kembali lagi
bermain
cambuk.
Namun pada pose ini Bunga Revina menggunakan asap sebagai properti tambahan. Dengan tambahan asap membuat Bunga Revina memainkan cambuknya. Ronansa Halim mengatakan pose yang sensual itu
III-28 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
“Denganmenunjukkanexpresi yang sedikit sensual ataumenggoda. Seperti memainkan benda yang ada disekitarnya atau memainkan mimik wajah.” Pose Bunga Revina sama sekali tidak diatur oleh siapapun melainkan inisiatif dari Bunga Revina. Para fotografer sesekali menggoda Bunga Revina tanpa mengatur gaya yang diperankan oleh Bunga Revina. “High angle dan Wide angle, karenadengan high angle dan wide angle dapatmencerminkan detail object di dalamhasilfoto”(Ronansa Halim) Bagi Ronansa Halim High Angle
dan Wide Angle merupakan
angle favorit Ronansa Halim. Selain angle favorit, Ronansa Halim juga mengatakan bahwa angle tersebut merupakan angle yang menunjukkan detail dalam foto, berikut kutipannya “High angle dan Wide angle, karenadengan high angle dapatmencerminkan detail object di dalamhasilfoto”.Dalam hal ini Ronansa Halim yang ingin menunjukkan detail yang ada pada model. Namun menurut Jerremy (1999), model yang di shoot dari High angle memberi pemaknaan bahwa dia lemah dan juga kekurangan tenaga. Seperti halnya Wide angle atau wide shot digunakan untuk menata komposisi sehingga objek terlihat kecil daripada lingkungan sekitar. Namun pada dasarnya high angle maupun wide angle dapat dijadikan angle yang mengarahkan pada sensualitas. Detail dalam foto Bunga Revina yang di shot melalui wide angle dan high angle, menunjukkan penampilan tubuh luar Bunga Revina. Menurut Mike III-29 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Featherson dalam (The Body in Consumer Culture, 1982), tubuh perempuan diproklamirkan sebagai wahana kesenangan, dan dibentuk berdasarkan hasrat yang hasrat dan bertujuan untuk mencapai citra ideal: muda, sehat bugar dan menarik. Hal tersebut dapat dilihat dari baju Bunga Revina yang ketat. Jika Ronansa Halim dan Imam Saifudin suka bermain flash, berbeda dengan Wiraswati Ali yang suka menggunakan Available Light. Jim Richardson Jurnalis Nasional Geographic mengatakan bahwa Available Light adalah setiap cahaya yang tidak dihasilkan oleh fotografer dalam mengambil foto. Biasanya Available Light mengandalkan cahaya matahari atau cahaya lampu apabila didalam ruangan. Dalam melakukan pengambilan foto dengan menggunakan Available
Light
Jerremy (1999)
mengatakan
bahwa
untuk
mengambil gambar dengan available light maka fotografer harus mengikuti arah cahaya, menyeimbangkan cahaya, menggunakan F (diafragma) yang cukup besar, menggunakan lensa fix, dan memaksimalkan ISO kamera. Oleh karena itu penggunaan available lens dirasa cukup sulit bagi beberapa fotografer. Wiraswati Ali mengaku suka dengan Available Light karena mudah untuk menggunakannya. Disamping itu perempuan berumur 24 tahun ini mengatakan apabila dia tidak bisa bermain flash, sehingga dia lebih memilih untuk menggunakan Available Light.
III-30 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wiraswati Ali yang merupakan konseptor dari acara Resident Evil menyiapkan penjaga untuk modelnya Lulu. Orang yang menjaga Lulu ini bertugas untuk mengarahkan gaya apabila Lulu kehabisan gaya di depan fotografer. Disamping itu tugas body guard ini untuk menjaga agar tidak ada tangan-tangan jahil dari para fotografer yang mengganggu model. Pada saat pose Lulu terlihat sedikit tegang akibat terjatuhnya salah satu talent yang berperan menjadi zombie dari atas rooftop CITO (City Of Tomorrow). Oleh karena itu mood model, talent serta peserta hunting foto turun. Sehingga wajah Lulu terlihat sedikit tegang. Disitulah peran dari body guard yang disediakan oleh Wira untuk mengatur gaya dari model. Kali ini pose yang dilakukan Lulu tidak serta merta inisiatif dari Lulu melainkan dari Body Guard. Pose yang dilakukan Lulu lebih variatif dibandingkan sebelum jatuhnya talent dari rooftop CITO. Para fotograferpun ikut mengarahkan Lulu hingga akhirnya bisa bercanda untuk meningkatkan Mood dari Lulu. Goffman (1997), “seorang perempuan apabila memegang sesuatu maka akan mengubah pandangan objek yang dilihat lebih feminin”. Hal tersebut dapat dilihat dari pose yang dilakukan oleh Lulu. Senjata terebut membuat Lulu terlihat lebih tangguh, namun ekspresi wajah Lulu membuat hal tersebut nampak feminin. Sama halnya apabila
III-31 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dipadupadankan dengan wardrobe yang menggunakan Cocktail Dress. Kesan feminin dan rapi muncul pada sosok Lulu sebagai pemeran Resident Evil.
Seperti halnya foto disamping, Lulu berpose layaknya akan menembak
para
zombie.
Namun pada pose lulu terlihat lebih
menonjolkan
pada
keindahan tubuhnya. Goffman (1979) mengatakan bahwa pose ada dua tipe yakni, badan miring atau kepala miring. Pose ini bisa diartikan sebagai kesediaan sebagai kaum bawah yang menunjukkan ekspresi dari kesenangan, patuh, dan ketenangan (Goffman,1979). Pose Lulu mengesankan ketenangan dalam menembak zombie, tanpa ada rasa takut. Pose seperti ini menunjukkan sensualitas perempuan, dimana perempuan nampak beraksi dengan menunjukkan lekuk tubuhnya. Pose seperti ini menunjukkan bagaimana idealnya sebuah tubuh, hal tersebut dikarenakan terlihatnya tubuh ramping Lulu dari samping. C.Killbourne dan Wolf in Lind and Buzzy (2008), berpendapat bahwa ramping dan kecantikan wanita pada umumnya dinamakan “Culture of Thinness and Perfection”. Dalam hal ini sensualitas perempuan
digambarkan sebagai sosok yang hanya
dilihat dari ramping dan juga wajah yang cantik.
III-32 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
“Angle yang menunjukkan sensualitas adalah angle yang bisa menunjukkan keberdayaan perempuan, contohnya aja angle straight yang hanya lurus menghadap ke model dari jarak jauh. Kan secara utuh menampilkan kecantikan model maupun background yang menghiasi model itu tadi.” (Wirasawati Ali)
Wiraswati Ali mengatakan bahwa Straight angle adalah angle yang yang bisa menunjukkan ketidak berdayaan perempuan. Dalam dunia fotografi straight angle disebut dengan medium shot. Medium shot, hampir sama dengan wide shot hanya saja terlihat lebih dekat dengan subjek (Jerremy, 1999). Medium shot digunakan untuk mendapatkan ekspresi wajah dan gerak tubuh model, karena medium shot diambil mulai dari pinggang keatas atau pinggang ke bawah. Dalam hasil foto milik Wiraswati Ali, dia menggunakan medium shot untuk mengambil ekspresi
model maupun talent.
Namun dengan
menggunakan medium shot Wiraswati Ali justru menegaskan sensualitas dari bentuk tubuh model. Fuss (1992) menambahkan pemotongan tubuh-tbuh wanita menunjukkan paha, payudara, wajah dan bagian lainnya merupakan bagian dari fetisism. McCannel in Fuss (1992) menggunakan metafora, sampah bisa
menunjukkan
perempuan secara keseluruhan, dilihat dari potongan-potongan tubuh. Maksud dari hal tersebut beberapa bagian tubuh wanita bisa menunjukkan nilai lebih bagi seorang wanita.
III-33 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam fotografi angle dari sebuah foto dapat memotong-motong tubuh dalam satu frame. Fotografer berhak menentukan bagian mana dari model tersebut yang akan difoto.Seperti halnya foto ke 1 digunakan oleh Wiraswati Ali untuk menunjukkan betis dari Lulu yang seakan-akan ingin dipegang oleh zombie. Disamping itu, pemotongan tubuh wanita biasanya fokus pada bagian tubuh dan bagian luar wanita. Killbourne (Cited in Riendl, 2002) bagian dari tubuh perempuan merupakan representasi dari kesuluruhan orang tersebut. Pada foto bagian ke 2 Wiraswati Ali berusaha menunjukkan bahwa Lulu terlihat sensual dengan kekuatan yang ada di dalam dirinya. Sehingga Wiraswati memasukkan Zombie tersebut dalam frame yang sengaja dia buat untuk mendapatkan kesan bahwa Lulu adalah perempuan yang kuat.Straight Angle yang dilakukan Wiraswati Ali pada foto kedua menunjukkan sensualitas dari model tersebut. Terlihat pada pose tersebut Lulu difoto dari samping sehingga menunjukkan lekuk tubuh Lulu. Dimana Wiraswati Ali ingin
menunjukkan
bagaimana
idealnya
tubuh
perempuan
sebenarnya. 3.3. Editing Editing foto merupakan tahapan terakhir pada proses produksi foto. Pada proses terakhir ini fotografer dapat membuat apapun yang dia inginkan di komputer. Ketika menggunakan peralatn digital untuk maka akan mempermudah fotografer untuk melakukan
III-34 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
modifikasi pada sebuah foto. Komputer merupakan media yang sangat tepat untuk memanipulasi foto, mulai dari warna, tampilan, hingga foto itu bisa menjadi beberapa macam varian. Dalam fotografi terdapat dua tipe penting digital imaging yakni warna dan hitam putih. Gambar yang berwarna terbuat dari pixels yang berwarna, sementara gambar hitam putih dibuat dari bayangan abuabu. Seperti halnya Imam Saifudin, pria yang sudah berkecimpung di dunia digital imaging selama tiga tahun ini mengatakan bahwa setiap fotonya merupakan hasil karyanya melalui komputer. Imamudin mengatakan “Yang penting dalam penggambilan gambar harus fokus”. Ketika objek terlihat fokus pada hasil foto maka Imam Saifudin dapat menghasilkan foto yang mempunyai efek yang berbeda dari sebelumnya.
Pada gambar pertama dan kedua terlihat jelas perbedaan antara foto satu dengan foto kedua. Foto kedua wajah model terlihat halus dan tidak kusam, sedangkan pada foto pertama dapat dilihat wajah model terlihat kusam. Tonal warna yang digunakan dalam foto
III-35 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
berbeda. Foto yang pertama warnanya cenderung kusam, namun pada foto kedua tonal warna cenderung ke kuning-kuningan. Tonal atau yang sering disebut Tone adalah komposisi warna dari sebuah foto (Grey, 2004). Tonal pada foto tersebut membuat kulit model tampak terlihat lebih jernih dibandingkan foto yang pertama. Disisi lain apabila gambar itu diperbesar pori-pori model masih terlihat dengan jelas dibandingkan dengan foto yang pertama. Pada foto pertama model mempunyai jerawat disekitar area wajah. Namun pada foto ini model terlihat bersih dan cantik tanpa adanya jerawat, namun tetap pori-pori wajah model terlihat dengan jelas. Penambahan aksen warna kuning pada foto untuk memberikan kesan foto Vintage (foto lama). Ditambah lagi munculnya cahaya dibelakang model digunakan sebagai penghias untuk mempercantik hasil foto.
Pada foto tiga dan empat sekali lagi Imam Saifudin memberikan unsur kuning dalam fotonya. Keseragaman foto menjadi satu tema bagi Imam Saifudin untuk konsepnya. Kali ini Imam Saifudin juga menghilangkan beberapa unsur didalamnya termasuk orang yang berada dibelakang model yang menjadi III-36 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pengganggu dalam pemandangan sebuah foto ini. Pada foto ini Imam Saifudin tidak melakukan cropping, hanya saja Imam Saifudin melakukan editing dengan menambah contrast pada gambar. Hal itu dilakukan agar foto terlihat lebih hidup. Disisi lain Wiraswati Ali, fotografer perempuan satu ini mengaku lemah pada bidang Digital Imaging. Pengetahuannya tentang komputer dan juga photoshop membuatnya kesulitan dalam mengoprasikannya. Namun Wiraswati Ali yang juga dekat dengan Imamudin hampir mempunyai tonal yang sama yakni mengarah ke kuning-kuningan membuat kesan foto lama. “Bagi saya editing vintage adalah editing yang simpel. Dengan ada tambahan sedikit warna kekuning-kungingan selain sesuai dengan tema unsure sensualitas sama kekuatannya itu dapet. Kan orang dulu itu cantik dari dalam dirinya, bukan cantik diluar saja.”
Pada foto pertama dan kedua terlihat perbedaan tonal warna yang diperlihatkan oleh Wiraswati Ali. Tonal Warna kekuningkuningan digunakan untuk menimbulkan kesan foto lama. Ditambah lagi dengan penambahan kontrast sama halnya yang dilakukan oleh Imam Saifudin memperlihatkan detail-detail dalam sebuah foto. III-37 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wiraswati
Ali
menambahkan
aksen
darken/lighten
untuk
memperjelas bagian foto yang ingin diperlihatkan. Bagian wajah Zombie diperlihatkan dengan darken lighten untuk menekankan karakter Zombie didalamnya.
Pada foto ketiga dan ke empat tonal warna disamakan oleh Wiraswati Ali. Senada dengan Imam Saifudin, Wiraswati Ali mengungkapan penggunaan tonal yang sama akan memperkuat karakter model dalam sebuah foto. Sehingga karakter yang dibentuk sama tidaklah berbeda dari satu dengan yang lain. Kenyamanan mata menjadi dasar Wiraswati Ali dalam menyamakan tone foto. Mata tidak perlu lagi menyesuaikan perbedaan warna yang ada pada satu konsep, sehingga satu tonal yang sama akan menghantarkan mata lebih nyaman untuk memandang karakter tersebut. Setiap warna pada sebuah foto memiliki karakteristik tertentu. Seperti halnya warna yang dipilih oleh Imam Saifudin dan Wiraswati Ali lakukan. Ada tiga sifat dasar yang digunakan untuk mengidentifikasikan warna yakni Hue adalah jensi warna, misalnya merah, kuning, biru dan hijau, Value yaitu tingkat kecerahan atau kegelapan warna, sedangkan Chroma adalah kualitas warna (Jeanne
III-38 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kopacz, 2004). Warna memiliki kesan temperatur berdasarkan karakteristik sejuk dan hangat (Jeanne Kopacz, 2004). Hal tersebut dikarenakan sebuah warna memiliki panjang gelombang yang berbeda. Sehingga membuat efek sejuk dan hangat dimata. Warna juga juga dibedakan menjadi warna maskulin dan feminin. Menurut Natalia Khouw (2007), wanita lebih menyukai warna hangat dan warna lembut, sedankan pria lebih menyukai warna tegas dan tua. Berdsaarkan penelitian yang dilakukan oleh Deborah T. Sharpe ditemukan bahwa anak perempuan pun lebih menyukai warna hangat, sedangkan anak laki-laki lebih menyukai warna sejuk (Jeanne Koppacz, 2004). Warna hangat atau yang termasuk warna feminin ,menurut Jasic Howard bear (What Colors Appeal to Men) adalah warna merah, kuning, merah muda, dan ungu-merah. Tonal yang digunakan oleh Imam Saifudin mengarah ke arah kuning, yang menandakan warna kesenangan dari perempuan. Warna kuning adalah warna yang bermakna perubahan dan relaksasi (Max Luscher,1971). Pemberian tonal kuning pada foto Imam Saifudin dan juga Wiraswati Ali, semakin melekatkan image bahwa perempuan itu relaks ketika difoto atau dilihat oleh para lelaki. Lain Imam Saifudin lain juga Ronansa Halim, fotografer yang satu ini mempunyai pandangan sendiri tentang Digital Imaging. Ronansa Halim mengaku tidak bisa melakukan Digital Imaging
III-39 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
seperti Imam Saifudin. Ronansa Halim mengaku lebih suka foto dengan
editing
yang
simple,
berikut
kutipannya
“Editing
untukmenunjukkansennsualitasperempuantersebutyakni editing yang simple elegan. Seperti BW yang akan menunjukkan shadow yang tinggi”.
Pada foto Ronansa Halim, telihat perbedaan antara foto pertama dengan foto kedua. Berbeda dengan Imam Saifudin yang menggunakan Digital Imaging semaksimal mungkin, Ronansa Halim hanya memberi sentuhan pada tonal warna yang dia gunakan. Ronansa Halim lebih memilih warna hitam putih karena ingin menghilangkan asap yang berwarna biru, karena kesannya tidak match sama baju dan gaya si model. Ronansa Halim menggunakan hitam putih bertujuan untuk membuat efek asap biru menjadi asap kendaraan bermotor. Sehingga bisa menghidupkan karakter dari Cat Woman. Disisi lain Ronansa Halim mengatakan dengan tonal hitam putih maka akan terlihat dengan jelas Shadow yang muncul pada sebuah foto.
III-40 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tonal hitam putih dibuat dari shadow dari pixel warna abuabu. Makna psikologis warna abu-abu adalah keseimbangan dan keeleganan, konservatif, jarang membangkitkan emosi, namun warna ini terlihat murung. Warna ini juga memiliki warna misterius. Jika abu-abu digabung dengan warna-warna muda seperti pink dan ungu, maka abu-abu akan menjadi warna yang memberi kesan feminim (Jacci Howard Bear, 2008). Pemberian warna yang dilakukan Ronansa Halim memberikan kesan feminim didalamnya. Ditambah kesan elegant yang diberikan Ronansa Halim kepada model dalam foto tersampaikan dengan tonal Hitam Putih. Jadi bagi fotografer, editing mempengaruhi pembentukan efek sensualitas perempuan terutama pada pewarnaan.
III-41 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV Simpulan dan Saran 4.1. Simpulan Pada hunting akbar komunitas Bukan Fotografer dan D’Polis ini proses penyusunan baik konsep ditentukan sepenuhnya oleh fotografer. Model hanya bertindak sebagai pemeran dalam konsep foto “Woman in Action Movie”. Fotografer memiliki cara sendiri-sendiri dalam membuat konsep foto. Imam Saifudin salah satu fotografer sekaligus konseptor ini membuat konsep The Underworld. Pada konsep ini Imam Saifudin menempatkan model sebagai pendamping dari sebuah produk yakni motor DUCATI. Disamping itu Imam Saifudin merupakan satu-satunya fotografer yang tidak bertemu model untuk membicarakan konsep lebih jauh. Melainkan dia hanya menentukan model melalui sebuah foto. Sedangkan dua fotografer lainnya, menemui model untuk bertanyatanya dan berusaha mencari karakteristik dari tiap-tiap model. Ronansa Halim dan Wiraswati Ali menemui model untuk mendapatkan karakter bagi konsep yang mereka akan bentuk. Berbeda dengan Imam Saifudin yang langsung memilih model dengan ketentuan seperti apa yang sudah dia bayangkan sebelumnya tentang konsep yang telah dibuatnya. Bagi Imam Saifudin sensualitas perempuan adalah bagaimana lekuk tubuh perempuan itu ditunjukkan ditambah dengan property yang digunakan olehnya. Berbeda dengan Ronansa Halim yang menganggap sensualitas perempuan dalam foto adalah keindahan dari komposisi maupun
IV-1 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pencahayaan dalam foto tersebut. Di sisi lain Wiraswati Ali berpendapat bahwa sensualitas itu merupakan kecantikan dan kekuatan yang ada pada diri perempuan. Perbedaan pandangan sensualitas inilah yang membuat ketiga konsep dalam Woman In Action ini berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam mengkonsep sebuah acara hunting foto model perempuan, para konseptor memilihkan wardrobe yang akan dikenakan oleh model sehingga konsep yang akan ditampilkan sesuai dengan harapan. Disisi lain, konseptor juga perlu memikirkan properti yang harus disediakan. Properti atau alat lain selain wardrobe berguna untuk mendukung konsep yang akan dibentuk oleh konseptor. Seperti halnya Wiraswati Ali yang memberikan Lulu sebuah samurai dan senapan api untuk memperkuat perannya. Setelah tahap konsep selesai, selanjutnya masuk dalam tahap fotografi. Pada tahap ini fotografer dituntut untuk berfikir dalam membuat foto terkesan sensual baik dalam angle maupun gaya model. Angle kamera dapat dikatakan sebagai perwakilan mata manusia. Sependapat dengan itu Imam Saifudin mengatakan, “kalau Close Up bisa keliatan wajahnya, sensualitas itu kan bisa dilihat dari ekspresi wajah”. Dengan kata lain angle merupakan sudut pandang fotografer dalam melihat suatu hal. Sehingga penentuan angle foto juga menentukan sensualitas dalam sebuah foto. Setelah selesai dalam proses fotografi, fotografer dapat mengedit foto melalui Digital Imaging atau biasa orang kenal dengan editing foto. Dalam editing foto, fotografer dapat mengurangi atau menambah sesuatu
IV-2 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dalam
foto.
Seperti
melakukan
Cropping
ataupun
melakukan
menghilangkan jerawat dan sebagainya. Pemberian warna atau tonal dapat membentuk sensualitas perempuan. Contohnya warna Warmth atau hangat, warna ini dilekatkan pada perempuan. Seperti halnya tonal warna yang digunakan oleh Wiraswati Ali dan Imam Saifudin yang membuat warna ke arah ke kuning-kuningan. 4.2. Saran Dari hasil analisis peneliti, peneliti menyaranakn untuk melakukan penelitian berikutnya. Penelitin berikutnya adalah dengan memperdalam Konstruksi Sensualitas Model Perempuan di mata para model. Atau membuat perbandingan penelitian dengan komunitas yang lain, yang mungkin memiliki gaya yang berbeda dalam mengonsep atau dalam proses produksi foto.
IV-3 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Daftar Pustaka Ambrose, G & Harris.The Visual Dictionary of Fashion Design. Switzerland: AVAPublishing, 2007 Bear, Jacci Howard. “Color Meanings”. New York: The New York Times Company,2008. Barker, C (2000) Cultural Studies: Theory and Practice. London: Sage. Gauntlet, David. Media, Gender and Identity An Introduction. London: Routledge, 2002. Goffman, E.Gender Advertisement. New York: Harper & Row, 1976. Grasswick, Heidi E. Feminist Epistimology and Philosophy of Science. London: Springer Heidelberg, 2011. Gurevitch, Michael. Mass Media and Society. London: Routledge, 1991. Grey, Christopher. Master Lighting Guide. Korea: AmherstMedia.Inc, 2004 Ida, Rachma. Metode Penelitian Kajian Media dan Budaya. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair, 2011. Khouw, Natalia. ”The meaning of Color for Gender”. 2007 Koeswinarno. "Metode Penelitian Kualitatif: Perspektif Etnografis." 2000. Lawder, Brian P. "Simple Potrait Lighting." 2006. McLuhan, Marshall. Understanding Media. London: Routledge, 2001. Morton, J.L. Color Symbolism. 2004 Pease, Allan. Body Language: How to Read Other's Thought by Their Gestures. Sydney: Camel, 1984. Priyatna, Aquirini. Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra dan Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra, 2007. Reid, Fil Hunter and Robin. Focus On Lighting Photos. New York: Focal Press, 2011. Simone, de Beauvoir. The Second Sex. London: Picador Classic, 1949. Spiro, Trevor. "The basics of professional modelling." 1992. Spradley, James P. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997. Studies, Visual Culture. Smith Marquard. London: Sage, 2008. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Suharko. Budaya Konsumen dan Citra Perempuan dalam Media Massa. Bandung: Rosda Sylver, Marshall. Passion Profit & Power. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama, 2006. 1 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Vineyard, Jeremy. "Setting up your shots." 1999, n.d. Wickgren, Scott. Health and Wellness for Life. Australia: Human Kinetics, 2009.
2 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran Daftar Pertanyaan 1. Bagaimanakah konsep sensualitas pada model perempuan dari sudut pandang Komunitas Bukan Fotografer? 2. Bagaimanakah konsep sensualitas model perempuan yang akan digunakan pada sesi hunting komunitas “Bukan Fotografer”? 3. Bagaimana proses penyusunan sebuah konsep sensualitas model perempuan oleh Komunitas Bukan Fotografer? 4. Bagaimana detail konsep sensualitas yang akan anda gunakan pada model? 5. Apa sajakah tanda yang dilekatkan pada model perempuan untuk mendapatkan kesan sensualitas? 6. Mengapa memilih konsep sensualitas yang telah anda sebutkan di awal? 7. Apa saja peran anda pada proses produksi foto sensualitas untuk hunting berikutnya? 8. Siapa saja yang membantu pada proses produksi konsep maupun foto komunitas “Bukan Fotografer”? 9. Apa yang mendasari anda memilih konsep sensualitas yang digunakan dalam hunting komunitas “Bukan Fotografer”? 10. Siapa saja yang mendukung acara hunting foto sensualitas model perempuan oleh komunitas “Bukan Fotografer”? 11. Apa tujuan anda membuat hunting konsep sensualitas di komunitas “Bukan Fotografer”? 12. Selain kamera, alat apa saja yang diperlukan dalam hunting konsep sensualitas di komunitas “Bukan Fotografer”? Mengapa? 13. Mengapa menggunakan model tersebut? 14. Bagaimana bentuk kostum yang digunakan? 15. Mengapa menggunakan kostum yang seperti itu? 16. Apakah makna angle bagi anda? 17. Angle seperti apakah yang menunjukkan sisi sensualitas menurut anda? Mengapa? 18. Proses editing seperti apakah yang anda gunakan untuk menunjukkan sensualitas pada foto model perempuan?
3 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wawancara dengan - Wiraswati Ali Daftar Pertanyaan 1. Bagaimanakah konsep sensualitas pada model perempuan dari sudut pandang Komunitas Bukan Fotografer? 2. Bagaimanakah konsep sensualitas model perempuan yang akan digunakan pada sesi hunting komunitas “Bukan Fotografer”? 3. Bagaimana proses penyusunan sebuah konsep sensualitas model perempuan oleh Komunitas Bukan Fotografer? 4. Bagaimana detail konsep sensualitas yang akan anda gunakan pada model? 5. Apa sajakah tanda yang dilekatkan pada model perempuan untuk mendapatkan kesan sensualitas? 6. Mengapa memilih konsep sensualitas yang telah anda sebutkan di awal? 7. Apa saja peran anda pada proses produksi foto sensualitas untuk hunting berikutnya? 8. Siapa saja yang membantu pada proses produksi konsep maupun foto komunitas “Bukan Fotografer”? 9. Apa yang mendasari anda memilih konsep sensualitas yang digunakan dalam hunting komunitas “Bukan Fotografer”? 10. Siapa saja yang mendukung acara hunting foto sensualitas model perempuan oleh komunitas “Bukan Fotografer”? 11. Apa tujuan anda membuat hunting konsep sensualitas di komunitas “Bukan Fotografer”? 12. Selain kamera, alat apa saja yang diperlukan dalam hunting konsep sensualitas di komunitas “Bukan Fotografer”? Mengapa? 13. Mengapa menggunakan model tersebut? 14. Bagaimana bentuk kostum yang digunakan? 15. Mengapa menggunakan kostum yang seperti itu? 16. Apakah makna angle bagi anda? 17. Angle seperti apakah yang menunjukkan sisi sensualitas menurut anda? Mengapa? 18. Proses editing seperti apakah yang anda gunakan untuk menunjukkan sensualitas pada foto model perempuan?
4 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1. Sensualitas itutiak hanya berkaitan tentang seksi-sesksian secara fisik atao sesuatu yang vulgar tentang fisik perempuan. Disini kita akan menunjukkan karakter perempuan kuat, cantik, tangguh, namun tetap menawan. Disitu letak sensualitas menurut saya. 2. Kita akan membuat sensualitas yang lain dari perempuan, sehingga tidak hanya menampilkan model perempuan seksi dengan berbalut wardrobe sedikit terbuka, atau memperlihatkan bentuk tubuh wanita. 3. Yang pasti, awal yang kita siapkan adalah mencari talent yang cocok untuk karakter resident evil itu sendiri. Kita juga melakukan seleksi model yang sudah disediakan. Sosok tangguh cantik harus ada dalam diri talent. Kemudian baru kita siapkan segala properti yang mendukung untuk konsep resident evil. 4. Model akan menggunakan baju dan senjata yang biasa digunakan pada film resident evil. Termasuk ditambahkan terdapat zombie sebagai talent pembantu. 5. Wardrobe dan juga senjata yang digunakan oleh model untuk menambah sensualitas model. Ditambah lagi dengan kesan kuat yang ditekankan dengan gaya model yang seakan-akan dapat mengalahkan zombie zombie. 6. Karena saya ingin menunjukkan bahwa sensualitas perempuan tidak hanya ditekankan pada bentuk tubuh saja, namun juga terletak pada kekuatan perempuan dan kecantikan dari dalam diri perempuan. 7. Peran saya selain membuat konsep saya, sebagai panitia saya juga bertugas untuk mendokumentasikan dalam acara ini. 8. Teman-teman Bukan Fotografer yang telah membuat konsep dan temanteman dari D-Polis yang sudah menyiapkan lokasi untuk melakukan hunting foto serta mencari sponsor. 9. Yang terpenting bagi saya perempuan tidak lagi dianggap lemah dan hanya cantik melalui bentuk tubuh saja, namun perempuan adalah orang yang kuat dan cantik dari dalam diri. 10. Sponsor, rekan-rekan dari SIF (Surabaya In Frame), SAF (Surabaya Analog Foto), D-Polis, dari pihak sponsor SIGMA sama DUCATI 11. Tujuan awalnya untuk memperbaiki nama komunitas Bukan Fotografer yang sudah sempet buruk di temen-temen fotografi surabaya. Sekalian cari link buat temen-temen “Bukan Fotografer” untuk bisa kembali diakui dikalangan fotografer surabaya. 12. Kalau saya gak suka pake flash. Saya suka pake lighting dari alam aja. Lebih mudah menggunakannya. 13. Sebelum menggunakan model, saya melakukan casting pada beberapa model dan talent. Kemudian dari casting tersebut dipilih mana yang akan digunakan untuk menjadi model untuk tema yang saya pegang.
5 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14. Menggunakan sex dress, sex dress digunakan agar model terlihat cantik dan anggun kalau mengenakannya. Tapi model tetep terlihat kuat dengan adanya senjata yang dipakenya. 15. Seperti yang saya katakan diawal, konsep yang kali ini saya tawarkan adalah perempuan merupakan orang yang kuat dan cantik dari dalam dirinya bukan dilihat dari luarnya saja. 16. Angle kamera itu buat saya adalah mata bagi yang menggunakan kamera. Hanya pengguna kamera yang tau apa makna angle tersebut. 17. Angle yang bisa menunjukkan keberdayaan perempuan, contohnya aja angle straight yang hanya lurus menghadap ke model dari jarak jauh. Kan secara utuh menampilkan kecantikan model maupun background yang menghiasi model itu tadi. 18. Bagi saya editing vintage adalah editing yang simpel. Dengan ada tambahan sedikit warna kekuning-kungingan selain sesuai dengan tema unsur sensualitas sama kekuatannya itu dapet. Kan orang dulu itu cantik dari dalam dirinya, bukan cantik diluar saja.
6 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wawancara dengan Imam Saifudin Wawancara dengan mas udin Harits : Pemisi mas a…. dengan namanya siapa mas? Nama nya siapa mas? Udin : Imam Saifudin. Harits : Imam Sai….. yang agak keras mas? Hahahaha…… Udin : Imam Saifudin. Harits : Imam Saifudin ya….. Sebelumnya mau bertanya mas tentang skripsi saya a….. untuk hunting yang bukan FOTO GRAFER bareng THE PO….. barengD-POLIS itu tadi. Untuk tema sensualitasnya? Menurut mas udin giman tema sensualitas pada model perempuan tersebut. Mau Tanya mas udin?.... Udin : kon…sep… sensualitas yang…. Hunting…. D-POLIS tadi me….. apa ya…. Bagai mana memunculkan karakteristik sensualitas seorang wanita yang di padupadakan dengan ke…..kemolekan body Ducatinya Harits : ooowwww….. Jadi di samakan sama model Ducatinya? Udin : ya…. Gak di samakan juga sih… jadi katakanlah seorang wanita itu adalah seni dari TUHAN sedangkan Ducati seni dari manusia. Nah….. jadi kita memadupadakan bukan membandingkan atau bukan menyamakan antara…… ciptaan TUHAN dengan ciptaan manusia. Harits : ouuuwwww……begitu!!!!!... ini untuk a…..untuk mas Udin a….. sendiri ya a….. ini pakai konsep yang mana ni… ? kelihatan nya nih a…. Bikin konsep yang mana fotonya? Kalau di D-POLIS a….. kemarinkan konsep fotonya ada (sebentar) ada yang TOMB RIDER terus ada yang CAT WOMAN ini ada juga yang a….. cewek cuman bawa mototor Ducati saja. Mas udin pakai yang mana? Udin : Kalau yang kebetulan yang ini. Ya….. yang ini tadi cewek sexy pakai motor gitu aja. Harits : yang pakai motor gitu itu aja ya tadi ya… Udin : gitu aja Harits : ya konsep…. Konsep selain konsep sen….. a…konsep…...konsep yang mas udin jelaskan tadi ya a….. mas udin nyusun nya itu kaya gimana mulai dari awal nya konsep itu? Konsep sensualitas itu? Udin : ya pertama karena aku ya…. Keseringan nonton film akhirnya muncullah ide-ide seperti itu. Juga di bantu dengan temen-temen juga a….. terus juga dari pihak sponsor kita mengajukan…. Proposal akhirnya di setujui oleh Ducati dan itulah menjadi tambahan point tersebdiri.Jadi perpadupadaan… padupadan dari sebuah….dari film dengan sponsor yang sekarang. Harits : kalau prosesnya sendiri proses dari awal a…… itu apa digambar dulu atau kaya gimana gitu? Apa langsung di awang-awang? Atau bikin gimana Udin : eemmmhhh…. Kalau gambar secara grafis di hitam di atas putih sih enggak. Cuman sebatas angan-angan dan apa ya…? ide…..ide dari teman-teman juga sih. Ya..kan kerja sama tim.
7 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Harits Udin
Harits
Udin
Harits Udin
Harits Udin
Harits Udin
Harits Udin
: oh……Begitu…. A…… kira kira nie a… dari tadi detai…detail nya kaya gimana a…. detai apa? model nya modelnya akan di bikin seperti apa? Pakai baju apa gitu? : pertama di sesuaikan dngan tema kalau TOMB RIDER kan Cuma…. Apa ya….. kalau TOMB RIDER ya seperti itu sedang kan Ducati dengan model ya disesuaikan. Karena konsepnya ini mengambil dari inspirasi sebuah film seperti halnya a…. kalau gak salah ini juga menjiplak sedikit dari film MISSION IMPOSSIBLE nah…. Jadi model nya ya harus sexy juga gak mungkin kan pakai-pakai kebaya jadi di sesuaikan dengan tema. Minimal gitu : mungkin a…. ini di komuikasikan ada…. Tanda-tanda ya… a….yang di lekatkan kepada modelnya biar terlihatan sesensualitasnya a……mungkin bajunya atau apanya?mungkin dari konsepnya ini apa nyasih… yang ingin di tonjolkan dari sensualitasnya? : pertama expresinya. Jadi sensualitas itu gak…..gak harus berhubungan dengan baju tapi expresinya itu yang harus mendukung.Baju katakanlah baju….baju…baju… itu sensualitasnya ada katakanlah baju itu sexy tapi kalau expresinya itu terlalu gak mendukung. Terlalu dingin atau jutek yo gak bisa anu… jadi harus…..harus ada expresi itu sebagai point juga di samping baju. : kenapa kok milih a….. konsep yang seperti ini : ya….. jujur saja itu sebagai daya tarik juga, sebagai daya tarik kita kan berhubungan dengan hunting jadi ya….. kalau model-model kebaya kan sudah umum jadi kita pakai konsep yang agak sexy-sexy itu. Pertama tujuannya untuk me…..narik apa ya…? Foto Grafer peserta sebanyakbanyaknya karena kita juga sponsornya daru Ducati dan gak…gak mau mengecewakan mereka. : a……peran mungkin a…. peran apa…. peran apa saja yang anda lakukan dalam proses produksi foto ini? : ya cuman ini aja. Bikin konsep sebagian. Bikin konsep kalau….kalau…terus pembagian apa itu? Pembagian keja untuk temanteman motret untuk dokumentasi juga. Kan Gunanya panitia kan gak ikutan hunting cuman sebagai…sebagai apa itu?...dokumentasi untuk pada akhirnya nanti kalau ditanya oleh pihak sponsor nah…. jadi kita masih ada filenya pihak sponsor itu. : tapi tadi sempat ikut……ikut hunting juga ya?.... tapi cumin apa namanya?.... untuk agar pihaks ponsornya gak ini ya gak cuann ngelabuin pihak sponsor gitu aja ya : nah…..katakan sebagai dokumn sebagai….sebagai dokumentasi untuk pihak sponsor bukan…bukan hunting sebagai peserta kalau ikut hunting nanti ya malah anu….. malah khawatirnya rancu. Gak ada bedanya peserta dengan panitia. : siapa saja yang membantu proses produksi ini? : dari anak-anak D-POLIS terus ada juga dari BUKAN FOTOGRAFER terus sebagian dari teman-teman yang lainnya.
8 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits
Udin Harits Udin
Harits Udin
Harits Udin Harits Udin
: Ooooo….. gitu juga termasuk dari ini juga ya. Apa namanya?... sponsor-sponsor juga ya kaya Sigma tadi itu? : nah…. Sigma Cuma hanya anu… katakanlah Sigma hanya mengarahkan sebagai apaya….. : untuk lensa?.... : ya… untuk lensa yaitu untuk me….katakanlah untuk me…..membantu.. : memberikan fasilitas : nah……. : memberikan fasilitas. apa sih yang…. Yang bene-bener mendasari mas udin sendiri untuk mmbuat ini? Konsp yang seperti itu?bener-bener Mendasar kok sampai pengen banget ya mungkin pertama tadi beda dari konsep-konsep yang ada mungkin yang lain? Mungkin kalau ada lagi? Yang menjadi dasar…. : yang menjadi dasar…. : kan hunting fotonya banyak tema. Ya…banyak temakan yang di action kenapa kok milih konsep sexy model pakai ducati? Pakai motor Ducati yang besar? : pertama masih….kita itu acuannya untuk apaya sebenarnya bukan…..bukan point Ducatinya awal-awalnya itu kita menginginkan konsep seperti dalam…..dalam film action nah…. Terutama pemeran wanita itu…… terus seiring jalan kita juga mengajukan proposal ke Ducati nah…… dari pihak Ducati sendiri me…melihat konsepnya itu kok…kok menarik nah…. Akhirnya mereka mau memfasilitasi dengan ya…itu tadi meminjamkan motor-motornya.Nah…..jadilah konsep yang seperti ini.Jadi konsep malahan yang….yang di prioritaskan tadi itu ya yang….yang ada motornya jadi bukan filmnya jadi malah filmnya konsep awalnya itu, jadi berbanding 50:50. : oooouuuu…..gitu : jadi apa itu ya…. Katakanlah se…. kalau…… kalau sebuah produk a….. kalau sebuah dagangan kita itu jualan konsep Ducatinya itu sebagai daya tarik karena ada nama Ducati. Kalau mungkin kita kedepannya mau bikin konsep…katakanlah sandainya Harley Davidson atau Lamborgini mau menjadi sponsor wah….ya malah tambah lebih enak lagi. Pasti akan lebih….. : menarik lagi….!!!! : nah….gitulah… Jadi apa ya... Sensualitas perempuan itu tidak dilihat dari keindahan bentuk fisik semata. Katakanlah tubuh perempuan itu disamakan seperti tubuh kendaraan itu sendiri. : apa sih tujuan anda membuat konsep hunting seperti ini? Sensualitas seperti ini? : tuhuan utamanya untuk….apaya untuk hanya sebagai…… nah…….memepererat tali persaudaraan antara para foto grafer khususnya di Surabaya juga. Menyamakan visi kita kedepannya juga. Ya….. apa ya?...sebagai ajang silahturahmi temu kangen juga. Selain
9 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin Harits Udin
Harits
itu juga pengen menunjukkan kalau semisal sensualitas perempuan itu bisa dilihat dari segi mana aja... : a……selain kamera ya? a…… alat-alat apa saja yang biasanya di perlukan sama teman-teman untuk hunting konsep sensualitas ini di komunitas BUKAN FOTOGRAFER lebih khususnya? : kamera itu adalah point utama untuk pengambilan gambar itu juga jelas. Tapi kalau untuk me…me…menghasilkan suatu gambar itu terlihat lebih….. dramatic adalah flash….. : flash? : minimal flash : untuk yang lebih-lebihnya ring flash gitu seperti apa? : ring flash ……ring flash itu kurang untuk menjangkau area-area. Jadi minimal butuh flash untuk meng…. menghasilkan karakteristik apaya……. : karakter apa….? : karakter……..samping itu…? : shadow : shadow……. : menghasilkan shadow-shadow : jadi untuk me….me….me…menonjolkan bentuk-bentuk tubuh nah….. minimal gitu .itu fungsi…. : flash : flash di samping kalau ada lampu studio ya lebih bagus juga. Tapi ribet bawanya kalau lampu studio peralatannya terlalu banyak harus bawa batrai : Memangnya Flash seperti apa..?? Atau pencahayaan seperti apa yang menunjukkan sensualitas? : tergantung.. gimana flash itu akan jatuh ke muka. Yang penting itu tau dasaran aja main flash dan gimana model tadi bisa bergaya.. : gaya seperti apa yang menunjukkan sensualitas? : dari ekspresi muka.. hmm.. sama me...me..menonjolkan bagian tubuh tertentu. : Bagian tubuh mana misalnya? : paha misalnya, lengann betis dan lain-lain. : Apa makna angle bagi om udin? : angle adalah sesuatu.. perwakilan mata manusia. Terutama seorang pria kalau moto perempuan.hahahaha : Bagaimana angle yang menunjukkan sensualitas bagi om udin? : angle low shot sama angle closeup : mengapa kok angle itu? : kalo close up bisa keliatan wajahnya. Sensualitas itu kan bisa dilihat dari ekspresi wajahnya. Kalau dia main bibir aja udah keliatan sensual. Apalagi modelnya cantik. Kalo.. low angle bisa memperlihatkan. Emm.. bentuk tubuh model secara detail. : terimakasi mas udin selamat malam
10 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wawancara dengan Ronansa Halim Daftar Pertanyaan 1. Bagaimanakah konsep sensualitas pada model perempuan dari sudut pandang Komunitas Bukan Fotografer? Konsep yang menegaskan atau konsep yang elegant. Dilihat dari keindahan foto bukan dari modelnya 2. Bagaimanakah konsep sensualitas model perempuan yang akan digunakan pada sesi hunting komunitas “Bukan Fotografer”? Model yang digunakan merupakan model yang memiliki daya tarik yang kuat dan dapat memainkan mood maupun ekpresi yang dapat menegaskan daya tarik yang terdapat pada model. 3. Bagaimana proses penyusunan sebuah konsep sensualitas model perempuan oleh Komunitas Bukan Fotografer? Setelah menentukan tema / konsep, kami menyeleksi model yang sangat sesaui dan mendukung konsep yang akan di buat, mencari spot yang mempertegas konsep yang sudah direncakan. 4. Bagaimana detail konsep sensualitas yang akan anda gunakan pada model? Dengan menekankan expresi yang sedikit berkarakter. 5. Apa sajakah tanda yang dilekatkan pada model perempuan untuk mendapatkan kesan sensualitas? Dengan menunjukkan expresi yang sedikit sensual atau menggoda. Seperti memainkan benda yang ada disekitarnya atau memainkan mimik wajah. 6. Mengapa memilih konsep sensualitas yang telah anda sebutkan di awal? Karena ingin menonjolkan sisi lain dari seorang wanita. 7. Apa saja peran anda pada proses produksi foto sensualitas untuk hunting berikutnya? Konseptor dan Foto 8. Siapa saja yang membantu pada proses produksi konsep maupun foto komunitas “Bukan Fotografer”? Beberapa photographer dan make up artis.
11 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9. Apa yang mendasari anda memilih konsep sensualitas yang digunakan dalam hunting komunitas “Bukan Fotografer”? Karena menantang. 10. Siapa saja yang mendukung acara hunting foto sensualitas model perempuan oleh komunitas “Bukan Fotografer”? Bunga Revina 11. Apa tujuan anda membuat hunting konsep sensualitas di komunitas “Bukan Fotografer”? Bagaimana para Photographer dapat menciptakan sebuah Foto yang sensual bukan sexual. 12. Selain kamera, alat apa saja yang diperlukan dalam hunting konsep sensualitas di komunitas “Bukan Fotografer”? Mengapa? Continues light maupun flash, bisa menunjukkan karakter. 13. Mengapa menggunakan model tersebut? Karena model tersebut sesuai dengan karakter tema yang ingin di buat. 14. Bagaimana bentuk kostum yang digunakan? Santai tapi sesuai dengan tema. 15. Mengapa menggunakan kostum yang seperti itu? Karena memang seperti karakter wanita yang ada di tema tersebut. 16. Apakah makna angle bagi anda? Angle itu merupakan salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto. 17. Angle seperti apakah yang menunjukkan sisi sensualitas menurut anda? Mengapa? High angledan Wide angle, karena dengan high angle dapat mencerminkan detail object di dalam hasil foto. 18. Proses editing seperti apakah yang anda gunakan untuk menunjukkan sensualitas pada foto model perempuan? Simple elegant. Seperti BW yang akan menunjukkan shadow yang tinggi.
12 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Daftar Gambar Foto Imamudin pada Putri Yolanda
13 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Foto Wiraswati Ali pada Lulu
Foto Ronansa Halim pada Bunga
14 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Foto Dokumentasi edit Foto oleh Imam Saifudin
15 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Foto bersama “Bukan Fotografer”
16 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Grup BBM Komunitas “Bukan Fotografer”
17 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dokumentasi Foto Preweding Wiraswati Ali oleh komunitas Bukan Fotografer
18 SKRIPSI
KONSTRUKSI SENSUALITAS MODEL …
MOCH HARITS PRIBADI