KONSTRUKSI MAKNA TOKOH POLITIK MELALUI KARTU OPINI (ANALISIS SEMIOTIKA KARIKATUR MEGAWATI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Yikki Arstania NIM: 106051101945
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432/2011 M
KONSTRUKSI MAKNA TOKOH POLITIK MELALUI KARTU OPINI (ANALISIS SEMIOTIKA KARIKATUR MEGAWATI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Yikki Arstania NIM: 106051101945
Di Bawah Bimbingan
Rulli Nasrullah, M.SI NIP: 197503182008011008
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Februari 2011
Yikki Arstania
ABSTRAK
Yikki Arstania KONSTRUKSI MAKNA TOKOH POLITIK MELALUI KARTU OPINI (ANALISIS SEMIOTIKA KARIKATUR MEGAWATI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN) Sepanjang tahun 1998-2009 beragam peristiwa sosial, politik, ekonomi, dan bencana yang mewarnai tanah air. Benny Rachmadi dari duo “Benny-Mice” merekam peristiwa-peristiwa yang penting dalam bentuk kartun opini yang mengkritik empat era kekuasaan Presiden Republik Indonesia yang terakhir berkuasa, dari Habibie hingga SBY. Kemudian kartun-kartun itu dikumpulkan dan disusun sebagai sebuah buku yang diberi judul “Dari Presiden ke Presiden”. Kartun Opini sebagai salah satu media yang banyak mempublikasikan ceritacerita berdasarkan isu yang berkembang di masyarakat. Bagaimana repesentasi makna karikatur yang terdapat dalam buku dari presiden ke presiden? Bagaimana Benny menampilkan kritik terhadap citra dan sosok Megawati dalam sebuah karikatur? “Dari Presiden Ke Presiden” adalah kumpulan kartun opini yang dikemas menjadi sebuah buku. Penggambaran karakter tokoh yang diasosiasikan mirip dengan tokoh aslinya ini, membuat kritik atau pesan yang disampaikan pada tiap kartun dapat dimengerti dan dipahami oleh pembacanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Objek penelitian yaitu Karikatur Megawati pada buku Dari Presiden Ke Presiden. Teori semiotika yang digunakan adalah Charles Sanders Pierce, yaitu merepresentasikan, melihat sign dan menginterpretasikan. Kartun-kartun Opini dari buku kumpulan kartun yang berjudul “Dari Presiden Ke Presiden” ini menjadi kontrol sosial dan kritik atas pemerintahan yang berkuasa. Tokoh-tokoh yang ditampilkan jauh dari kesan wibawa dan kesahajaaan, berbeda dengan ketika digambarkan pada dunia nyata. Namun karena opini yang disampaikan dalam wujud kartun, mereka digambarkan dengan bertingkah lucu, jenaka bahkan terkesan konyol. Kartun opini karya Benny Rachmadi ini menuangkan cerita tingkah pola elit politik dari empat era pemerintahan, dari Habibie hingga SBY. Pengemasan cerita yang menarik dan lucu namun juga sebagai media kritik alternatif yang syarat akan nilai-nilai kritik. Tujuan utama kartun ini adalah sebagai wahana kritik sosial yang kini digunakan beberapa media massa dalam menyampaikan opininya yang mana selain banyak diminati juga mudah dimengerti.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin Segala puji dan syukur penulis panjatkan bagi Allah Swt Tuhan semesta alam, atas limpah karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus memberikan nikmat dan barakah-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Saw yang telah membawa ummatnya dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran. Penulis bersyukur setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya penulis pun dapat menyelesaikan karya ilmiah ini untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). dalam penyusunan karya ilmiah ini tentu penulis menemui beberapa hambatan maupun rintangan, namun Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya ini dengan baik. Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan serta bimbingan semua pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat: 1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Berserta Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III yang telah memberikan fasilitas kepada peneliti selama mengikuti pendidikan program studi Konsentrasi Jurnalistik di kampus ini. 2. Rulli Nasrullah, M.SI, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktunya kepada penulis. Terima kasih atas bimbingan, secercah ilmu dan dorongan yang telah Bapak berikan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
ii
3. Dra. Rubiyana, M.A. Sebagai Ketua Konsentrasi Jurnalistik, terimakasih atas kemudahan dan kelancaran yang diberikan kepada peneliti selama empat tahun terakhir. 4. Dosen-dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas ilmu dan dedikasi yang diberikan kepada penulis. 5. Secara khusus kepada Orang tua tercinta, Bapak dan Ibu (Sukarno dan Suyatmi) yang telah memberikan doa, kelembutan kasih sayang, materi dan motivasi kepada penulis. Hanya doa penulis kepada Allah semoga ridho-Nya selalu menyertai Bapak dan Ibu tercinta 6. Kedua adik-adikku Hans Dwi Putra dan Adnin Aufi terimakasih 7. Untuk Angga Rizal Nurhuda, terima kasih telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Dalam bentuk support , doa dan dukungan yang telah di berikan. Karena kamulah aku mengejar kelulusan dengan lancar. Kamu selalu ada disaat aku butuh. 8. Sahabat-sahabat Novita, Mimi fahmiya dan Dyambi Yuni yang selalu memberikan semangatnya dan menemani, mengisi warna-warni kehidupan selama perkuliahan ini. 9. Untuk Agnes, Jendral, Dita, Nia terimakasih atas bantuan yang kalian berikan, tidak akan kulupakan disaat-saat sibuk-sibuknya kita saling membantu teman kita untuk mengejar wisuda April. Terima kasih... 10. Kawan-kawan seperjuangan Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2006, penulis sangat bangga dan bahagia menjadi bagian dari kalian, terimakasih
iii
telah berbagi pengetahuan dan atas keceriaan serta kebersamaan yang kita bagi bersama. 11. Teman-teman KKN 2009 Tajurhalang Bogor, kebersamaan satu bulan yang penuh dengan suka dan duka. Semua itu menjadi pengalaman yang paling indah dalam kebersamaan dan kekeluargaan. Dan kepada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah membalas budi baik yang telah kalian berikan. Penulis mohon maaf bila tedapat kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya. Amin.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
Ciputat, 10 Februari 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................... iv DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi BAB I
PENDAHULUAN...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................ 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 6 D. Metodologi Penelitian....................................................................... 7 E. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 11 F. Sistematika Penulisan...................................................................... 12
BAB II
KERANGKA TEORITIS....................................................... 14
A. Semiotik.......................................................................................... 14 1. Pengertian Semiotika.......................................................... 14 2. Semiotika Visual................................................................
24
B. Pengertian Kartun..........................................................................
32
C. Komunikasi Politik........................................................................
38
1. Pengertian Komunikasi.....................................................
38
2. Definisi Politik..................................................................
40
D. Kartun Dalam Komunikasi Politik................................................
47
1. Representasi.....................................................................
47
2. Kartun sebagai ‘watch Dog’............................................
50
E. Citra Politik...................................................................................
55
iv
BAB III
GAMBARAN UMUM.......................................................
60
A. Pofil Megawati..........................................................................
60
1. Karir Politik..................................................................
61
2. Perjalanan Karir............................................................
64
3. Perjalanan Pendidikan..................................................
64
B. Profil Benny Rachmadi............................................................
65
C. Profil Buku Dari Presiden Ke Presiden...................................
66
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN.............................................
69
A. Analisis Karikatur Megawati pada Buku Dari Presiden Ke Presiden Karya Benny Rachmadi dalam Pendekatan Semiotika Charles Sanders Pierce.......................................................................................
69
B. Penemuan Penelitian............................................................... 165 C. Sisi Positif dan Negatif Pada Gambar Karikatur Megawati… 165 BAB V
PENUTUP.......................................................................
167
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
169
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel 1..........................................................................................................................71 Tabel 2..........................................................................................................................75 Tabel 3..........................................................................................................................80 Tabel 4..........................................................................................................................85 Tabel 5..........................................................................................................................88 Tabel 6..........................................................................................................................92 Tabel 7..........................................................................................................................97 Tabel 8........................................................................................................................101 Tabel 9........................................................................................................................105 Tabel 10......................................................................................................................110 Tabel 11......................................................................................................................115 Tabel 12......................................................................................................................120 Tabel 13......................................................................................................................124 Tabel 14......................................................................................................................129 Tabel 15......................................................................................................................134 Tabel 16......................................................................................................................139 Tabel 17......................................................................................................................143 Tabel 18......................................................................................................................147 Tabel 19......................................................................................................................150 Tabel 20......................................................................................................................154 Tabel 21......................................................................................................................160 Tabel 22......................................................................................................................164
vi
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Megawati merupakan Presiden perempuan pertama di Indonesia. Mega merupakan putri dari Presiden pertama yaitu Sukarno. Selain itu Mega merupakan Ketua dari sebuah partai yaitu PDI-P. Dalam perjalanannnya Mega memutuskan mencalonkan diri menjadi seorang Presiden Republik Indonesia. Namun banyak yang menentang keputusan Mega tersebut. Tidak lain yang menentang dengan keputusan Mega ingin menjadi seorang Presiden yaitu partai-partai Islam. Di dalam Islam tidak di izinkan seorang perempuan menjadi seorang pemimpin seperti hadis berikut:
Abu Bakrah berkata,
« قَالَ ِكسْزَي ِبُْتَ عََهيْهِىْ يَهَكُىا قَدْ فَارِسَ أَهْمَ أٌََ – وسهى عهيه اهلل صهً – انهَهِ َرسُىلَ بَهَغَ نًََا ٍَْ» ايْزَأَةً أَيْزَهُىُ وَنَىْا قَىْوٌ يُفْهِحَ ن “Tatkala ada berita sampai kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisro (gelar raja Persia dahulu) menjadi raja, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda, ” Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita”. ” (HR. Bukhari no. 4425) Dimana kepemimpinan wanita? Wanita hanya diperbolehkan menjadi pemimpin di rumahnya, itu pun di bawah pengawasan suaminya, atau orang yang sederajat dengannya. Mereka memimpin dalam hal yang khusus yaitu terutama memelihara diri, mendidik anak
1
2
dan memelihara harta suami yang ada di rumah. Tujuan dari ini semua adalah agar kebutuhan perbaikan keluarga teratasi oleh wanita sedangkan perbaikan masyarakat nantinya dilakukan oleh kaum laki-laki. Allah Ta’ala berfirman,1 ٌَْإِ ًََا وَرَسُىنَهُ انهَهَ وَأَطِعٍَْ انّزَكَاةَ وَآَتِيٍَ انّصَهَاةَ وََأقًٍَِْ انْأُونًَ انْجَاهِهِيَتِ تَبَزُجَ تَبَزَجٍَْ وَنَا بُيُىتِكٍَُ فِي َوقَز ُتَطْهِيزًا وَيُطَهِزَكُىْ انْبَيْتِ أَهْمَ انزِجْسَ عَُْكُىُ نِيُذْهِبَ انهَهُ يُزِيد “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersihbersihnya.” (QS. Al Ahzab: 33) Seorang perempuan bisa menjadi seorang pemimpin saat suami pergi bekerja, ketika itulah seorang perempuan bisa menjadi seorang pemimpin dirumah dan anaknya. Karna itulah banyak partai-partai islam tidak setuju dengan keputusan Mega. Melalui kartun para pembaca dibawa ke dalam situasi yang lebih santai. Meskipun pesan-pesan di dalam beberapa kartun sama seriusnya dengan pesanpesan yang disampaikan lewat berita dan artikel, pesan-pesan kartun sering lebih mudah dicerna atau dipahami sehubungan dengan sifatnya yang menghibur. Tambahan pula kritikan-kritikan yang disampaikan secara jenaka tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan. Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau
1
http://amnah.webnode.com/diskusi/alasan-wanita-tidak-boleh-jadi-pemimpin/, Diakses pada 1 Maret 2011 Pukul 10:33
3
kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat. Kartun mempunyai sisi menarik yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan media komunikasi yang lain. Ketertarikan seseorang terhadap kartun menurut penelitian Priyanto Sunarto yang berjudul Metafora Visual Kartun Editorial pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957 disebabkan dalam mengungkapkan komentar, kartun menampilkan masalah tidak secara harfiah tetapi melalui metafora agar terungkap makna yang tersirat di balik peristiwa. Metafora merupakan pengalihan sebuah simbol (topik) ke sistem simbol lain (kendaraan). Penggabungan dua makna kata/situasi menimbulkan konflik antara persamaan dan perbedaan, hingga terjadi perluasan makna menjadi makna baru. Kartun bisa lahir dan selalu muncul dari peristiwa-peristiwa politik yang paling menentukan nasib suatu bangsa. Namun, justru ia melukiskannya dengan sangat ringan seraya bergurau dan memperoloknya. Ketertarikan seseorang terhadap kartun dibandingkan dengan media yang lain juga dikarenakan simbol-simbol tertentu dalam kartun yang menyebabkan kelucuan, selain itu isi kartun di media massa menceritakan kehidupan sehari-hari.2 Media pers di Indonesia menampilkan komik kartun dan karikatur sebagai ungkapan kritis terhadap berbagai masalah yang berkembang secara tersamar dan tersembuyi. Pembaca diajak untuk berpikir, merenungkan dan memahami pesan 2
http://laskarkomik.blogspot.com/2009/04/kartun_19.html, Diakses pada 11 November 2010, Pukul 10:07
4
yang tersurat dan tersirat dalam gambar tersebut. Tafsiran pembaca juga tidak selalu sesuai dengan sikap dan pandangan kartunisnya. Namun baik kartun dan karikatur, keduanya sama-sama disampaikan melalui makna dan tanda-tanda sebagai ungkapan kritikan tersebut. Memberi kritikan kedalam bentuk kartun adalah bagian lain dari penyampaian pendapat melalui sebuah pesan dengan penambahan unsur gambar, sehingga pembaca dapat menginterpretasikan suatu masalah. Bagi sebagian pembaca, merupakan suatu hal yang sulit dilakukan untuk memahami makna tersirat yang bisa membuat pembaca sejenak berpikir, merenung, mempertimbangkan maksud yang dituju, karena bila salah mengartikannya dapat merubah persepsi, opini dan merubah pola tingkah laku pembaca. Setiap minggu dan harian Kontan menghadirkan lembaran khusus komik. Dalam lembaran khusus itu, ada banyak kartun dengan tokoh yang berbeda. Penulis tertarik pada tokoh kartun pada kumpulan kartun di mingguan dan harian kontan karya Benny Rachmadi. Terpilihnya ”Dari Presiden Ke Presiden” sebagai objek penelitian dikarenakan ”Dari Presiden Ke Presiden” merupakan kumpilan kartun dari mingguan dan harian kontan yang dijadikan komik dalam bentuk buku. Selain itu, kartun ”Dari Presiden Ke Presiden” yang berjudul Tingkah-Polah Elite Politik merupakan buku pertama dan sudah hadir buku kedua yang berjudul Ekonomi Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, penulis tertarik meneliti dengan judul Konstruksi Makana Tokoh Kartun Melalui Kartun Opini (Analisis Semiotika Karikatur Megawati Dalam Buku Dari Presiden Ke Presiden)
5
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada kajian dua puluh dua dari tujuh puluh tiga karikatur Megawati karya Benny Rachmadi. Penelitian ini tidak menggunakan survei karena tidak meneliti efeknya terhadap penikmat kartun tersebut. Makna simbolik dalam karya Bennya Rachmadi yang terdapat pada penelitian ini adalah hasil dari analisa peneliti. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana realitas simbolik dalam karya Benny Rachmadi dilihat dari perspektif analisis semiotika. 2. Perumusan Masalah Berkenaan dengan uraian masalah diatas di ajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana representasi makna karikatur yang terdapat dalam buku dari presiden ke presiden? b. Apa saja sign atau tanda-tanda dalam karikatur Megawati dalam buku Dari Presiden Ke Presiden? c. Bagaimana hasil analisis peneliti terhadap tanda-tanda pada karikatur Megawati dalam buku Dari Presiden Ke Presiden ?
6
C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian Berkenaan dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui representasi karikatur Megawati yang terdapat dalam buku Dari Presiden Ke Presiden. b. Untuk mengetahui sign atau tanda-tanda pada karikatur Megawati dalam buku Dari Presiden Ke Presiden. c. Untuk mengetahui hasil analisis pada tanda-tanda dalam karikatur Megawati dalam Dari Presiden Ke Presiden. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan kajian media, terutama kajian yang berhubungan dengan media dan komunikasi massa. Selain itu kajian ini diharapkan memberikan pandangan baru dalam kajian komunikasi khususnya pada kartun opini, terutama jika dilihat dari analisis semiotik. b. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi penelitian serupa di masa mendatang. Selain itu juga memberi masukan akademis bagi para penggiat kartun dalam melakukan telaah kartun opini dilihat dari analisis semiotik.
7
D. Metodologi Penelitian 1. Subjek dan Obyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah karikatur yang diteliti, dan objek penelitian adalah karikatur tentang Megawati. Berikut adalah judul karikatur karya Benny Rachmadi yang akan diteliti. 1) Megawati yang pelit bicara 2) Kisruh internal PDI 3) Bulan madu dengan jabatan baru 4) Rakusnya partai pada jabatan di kabinet 5) Partai-partai menyodorkan calon menteri 6) Indonesia masih bergolak, investor kabur 7) Terganggu dengan lembaga swadaya masyarakat 8) Kursi Gubernur BI yang bikin ngiler 9) Dipaksa berbicara keras oleh kalangan Islam 10) Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia 11) Menimang Sutiyoso, banyak hati yang terluka 12) Hadiah buat Sutiyoso
8
13) TKI yang terbengkalai 14) Mega mulai digoyang 15) Rebut simpati rakyat lewat iklan televisi 16) Megawati yang pelit bicara dipaksa ikut debat 17) SBY versus Megawati 18) Menggoyang Mega dari dalam partai 19) Mega membersihkan partai dari unsur luar 20) Kebagian yang kecil saja 21) Memoles Mega menjelang Sidang Umum 22) Bingung cari calon Wapres 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang berlandaskan pada paradigma konstruktivisme. Kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalamdalamnya.3 Penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif memiliki relasi
3
Rachmad Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h.58.
9
dengan analisis data visual dan data verbal yang merefleksikan pengalaman sehari-hari. Sebelum mengetahui hasil dari rumusan masalah pada point yang kedua harus diketahui dahulu jawaban point yang pertamanya dengan menggunakan pisau analisis yaitu analisis semiotika. Analisis semiotika memberi penekanan pada pencarian makna melalui relasi-relasi antar tanda yang ada dalam teks itu sendiri sendiri (bukan relasi teks dengan pengarangnya, pembacanya atau konteksnya). Artinya, tanda-tanda akan biarkan untuk mengungkapkan dirinya, mirip dengan yang dilakukan dalam fenomenologi. Jika tanda-tanda tersebut sudah terbuka dan semakin jelas pola-polanya maka peneliti akan bisa menentukan bagian mana pada teks tersebut yangakan didiskusikan lebih jauh. 4 3. Tahapan Penelitian a. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis mencari sumber informasi sebagai pelengkap data melalui penelahan buku-buku, referensi serta bacaan lainnya yang mendukung akan penelitian ini. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi, dan dokumentasi.
4
M, Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h. 63.
10
b. Observasi Menurut Indriantoro dan supomo, observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda-benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengam individu-individu. Data yang dikumpulkan pada umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat atau rinci, serta bebas dari respon biasa.5 Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengkodean serangkain perilaku. 6 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dengan melihat langsung serta mencermati setiap tanda-tanda pada objek penelitian yakni dua puluh dua karikatur Megawati pada buku Dari Presiden Ke Presiden. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk data tertulis (buku, majalah, atau jurnal) yang terdapat di perpustakan, internet atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis dalam penelitian ini. Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian empat kartun opini pada buku Dari Presiden Ke Presiden.
5
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 34. 6 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 83.
11
4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah dengan menggunakan semiotika model Charles Sander Peirce yaitu representasi, sign dan interpretasi. Representasi ialah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan selalu mengacu ke sesuatu yang lain, oleh Pierce disebut obyek (denotatum). Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Interpretant ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda.
E. Tinjauan Pustaka Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data-data dari beberapa sumber tertulis yaitu berupa buku yang peneliti gunakan. Kepustakaan ini dilakukan dengan mengkaji, mempelajari dan mencoba mengimplementasikan sumber yang terkait dengan peneliti. Selain dari buku-buku sebagian bahan referensi peneliti, dalam penulisan skripsi ini, peneliti juga merujuk pada penelitian sebelumnya yang berjudul Analisis Semiotika Komik strip Benny & Mice Harian Kompas Edisi 1 Bulan Desember 2007. Penulis Nasruri mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan komik strip sebagai objek penelitiannya. Perbedaan mendasar dari penelitian ini dengan penelitian lain adalah objek penelitiannya, yaitu karikatur, sedangkan penelitian lainnya seperti
12
Analisis Semiotika Komik strip Benny & Mice Harian Kompas Edisi 1 Bulan Desember 2007 penulis menggunakan komik strip sebagai objek penelitiannya. Perbedaan signifikan dengan penelitian tersebut terkait analisis hasil penelitiannya. Jika hasil penelitian yang dilakukan oleh Sdr. Nasruri hanya menganalisis ikon, indek dan simbol dari objek penelitiannya. Kesamaan data penelitian dengan yang terdapat diatas yaitu terdapat pada metode dan analisisnya yaitu pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis semiotika. F. Sistematika Penulisan Agar pembaca dapat memahami skripsi ini dengan jelas, maka penelitian menyusunnya dengan sistematika penulisan yang lebih objektif dalam permasalahan yang dibahas, adapun urutannya terdiri dari:
BAB I :
PENDAHULUAN
Menguraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Membahas tentang pengertian semiotika, pengertian komunikasi politik, dan pencitraan. Menbahas tentang sejarah dan pengertian kartun, kartun dalam komunikai politik, pengertian representasi, kartun sebagai ”watch dog”
13
BAB III: GAMBARAN UMUM Membahas profil Buku Dari Presiden Ke Presiden, profil Megawati dan profil Benny Rachmadi BAB IV: ANALISIS PENELITIAN Membahas hasil penelitian yang berisi tentang tanda-tanda yang terdapat dalam kartun opini Megawati dalam buku Dari Presiden Ke Presiden BAB V: PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Semiotika 1. Pengertian Semiotika Semiotika berasal dari kata yunani yaitu semeion, yang berarti tanda.1 Semiologi atau semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika dan poetika. Akar namanya sendiri adalah “semeion”, nampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau akskelpiadik dengan perhatiannya pada simptomologi dan diagnostik inferensial. “Tanda” pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjukkan pada adanya hal lain. 2 Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.3 Pada dasarnya para ahli semiotik melihat kehidupan sosial dan budaya sebagai pemaknaan, bukan sebagai hakikat esensial objek.4 Kehidupan intelektual dan sosial manusia didasarkan pada pembuatan, penggunaan dan pertukaran tanda. Ketika kita memberikan isyarat, berbicara, menulis, membaca, menonton acara televisi, mendengarkan musik, atau melihat lukisan, kita terlibat dalam perilaku yang didasarkan atas tanda. Pakar bahasa Swiss bernama Ferdinand de Saussere dan filsuf Amerika Serikat Charles Peirce mengusulkan disiplin yang bersifat otonom. Yang disebut terdahulu menyebutkan semiologi; yang disebutkan kemudian menyebutnya „semiotika‟ (seperti yang juga yang dilakukan filsuf Inggris 1
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, 2008), h.11. 2 Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, (Magelang: Yayasan Indonesiatera, 2001) 3 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003) h. 15. 4 Untung Yuwono dan Christomy. T, Semiotika Budaya, (Depok: Universitas Indonesia 2004), h. 77-78.
14
15
abad ke-17 John Locke). Definisi semiotika yang cerdas tetapi juga penuh makna diusulkan oleh penulis dan pakar semiotika kontenporer Umberto Eco (1932) mendefinisikannya sebagai disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang bisa dipakai untuk berbohong, sebaliknya itu tidak bisa dipakai untuk berkata jujur; dan pada kenyataannya tidak bisa dipakai untuk apa pun juga. Walaupun tampaknya bermain-main, ini adalah definisi yang cukup mendalam, karena menggarisbawahi fakta bahwa kita memiliki kemampuan untuk merepresentasikan dunia dengan cara apa pun yang kita inginkan melalui tanda-tanda, pun dengan cara-cara penuh dusta atau yang menyesatkan. Kemampuan untuk berpura-pura ini memungkinkan kita untuk memanggil rujukan yang tidak ada, atau untuk merujuk ke hal-hal apa pun tanpa dukungan empiris yang mengatakan bahwa yang kita lakukan itu adalah benar.5 Tujuan utama semiotika media adalah mempelajari bagaimana media massa menciptakan atau mendaur ulang tanda untuk tujuannya sendiri, ini dilakukan dengan bertanya: (1) apa yang dimaksud atau direpresentasikan oleh sesuatu; (2) bagaimana makna digambarkan; dan (3) mengapa ia memiliki makna sebagaimana ia tampil.6 Menurut Kriyanto, semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.7
5
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),
6
Ibid., h.40 Rahmat Kriyanto, Teknik Praktis Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), h.261.
h. 33 7
16
Para semiotikawan sering segan untuk menyatakan interpretasi spesifik tentang terhadap teks tertentu. Yang saya maksud dengan teks di sini adalah semua entitas yang dapat mengandung pesan atau makna dalam pengertian komunikasi prosaik atau puitik: lukisan , pertunjukan tari gambar komik, petikan musik, dan busana yang dipakai seorang pria di jalan semuanya merupakan teks dalam semiotika kultural.8 Diantara sekian banyak pakar tentang semiotika ada dua orang yaitu Charles Sanders Peirce (1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913) yang dapat dianggap sebagai pemuka-pemuka semiotika modern. Kedua tokoh inilah yang memunculkan dua aliran utama semiotika modern : yang satu menggunakan konsep Peirce dan yang lain menggunakan konsep Saussure. Ketidaksamaan itu mungkin terutama disebabkan oleh perbedaan yang mendasar : Peirce adalah ahli filsafat dan ahli logika, sedangkan Saussure adalah cikal-bakal linguistik umum. Pemahaman atas dua gagasan ini merupakan syarat mutlak bagi mereka yang ingin memperoleh pengetahuan dasar tentang semiotika. Tahapan kemajuan besar berikutnya dalam telaah tanda adalah yang diambil oleh Santo Agustinus (354-430M), filsuf dan pemikir agama yang mengklasifikasikan tanda sebagai yang bersifat natural, konvensional, dan suci. Tanda natural adalah tanda yang terdapat di Alam. Gejala-gejala badan, desir dedaunan, warna tanaman, dan sebagainya adalah tanda-tanda alam yang dipancarkan binatang dalam menanggapi keadaan fisik dan emosional.
8
Susann Vihma & Seppo Vakeva, Semiotika Visual Dan Semiotika Produk, (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 127
17
Di pihak lain, tanda konvensional adalah tanda yang dibuat manusia. Kata-kata,
isyarat
dan
simbol
merupakan
contoh
dari
tanda-tanda
konvensional. Di dalam teori semiotika modern, hal-hal ini diklasifikasikan menjadi yang bersifat verbal dan nonverbal- kata dan struktur linguistiknya (ekspresi, frase dan sebagainya) merupakan contoh tanda verbal; pengambaran dan isyarat merupakan contoh dari tanda nonverbal.9 Menurut Peirce kata „semiotika‟, kata yang sudah digunakan sejak abad kedelapan belas oleh ahli filsafat Jerman Lambert, merupakan sinonim kata logika. Logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran, menurut hipotesis Pierce yang mendasar dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda memungkinkan manusia berfikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Semiotika bagi Pierce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence) atau kerja sama tiga subyek yaitu tanda (sign), obyek (object) dan interpretan (interpretant).10 Menurut Piere, tanda (representamen) ialah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan selalu mengacu ke sesuatu yang lain, oleh Pierce disebut obyek (denotatum). Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Tanda baru dapat berfungsi bila diinterpretarikan dalam benak penerima tanda melalui interpretant. Jadi interpretant ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda. Aritnya, tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda bila dapat ditangkap dan pemahaman terjadi berkat ground, yaitu pengetahuan tentang sistem tanda 9
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h.34-35. http://islamicgraphicdesign.blogdetik.com/2008/09/25/semiotika/ Diakses pada 11 November 2010, Pukul 11:21 10
18
dalam suatu masyarakat. Hubungan ketiga unsur yang dikemukakan Pierce terkenal dengan nama segi tiga semiotik. Semiotika menurut Charles S. Pierce adalah tidak lain daripada sebuah nama lain bagi logika, yakni doktrin formal tentang tanda-tanda.11 Yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiripun sejauh terkait dengan pikiran manusia.12 Penalaran manusia senatiasa dilakukan lewat tanda. Artinya manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Semiotika adalah pendekatan yang absah, yang di dalamnya sesuatu menyerupai sesuatu yang lain. Namun, objek material hendaknya berdiri sendiri dan dipahami dalam konteks yang menggunakan pengetahuan sebelumnya tentang objek yang berkaitan. Dengan demikian, objek bukan merupakan representasi dari sesuatu yang lain, tetapi merupakan bagian dari realitas yang kurang lebih objektif.13 Menurut Peirce dalam Hoed, tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, gagasan atau perasaan. Jika sesuatu, misalnya A adalah asap hitam yang mengepul di kejauhan, maka ia dapat mewakili B, yaitu misalnya sebuah kebakaran (pengalaman). Tanda semacam itu dapat disebut sebagai indeks; yakni antara A dan B ada keterkaitan (contiguity). Sebuah foto atau gambar adalah tanda yang disebut ikon. Foto mewakili suatu kenyataan tertentu atas dasar kemiripan atau similarity (foto Angelina Jolie, mewakili orang yang bersangkutan, jadi 11
Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), h.3. Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h.12. 13 Susann Vihma & Seppo Vakeva, Semiotika Visual Dan Semiotika Produk, h. 137. 12
19
merupakan suatu pengalaman). Tanda juga bisa berupa lambang, jika hubungan antara tanda itu dengan yang diwakilinya didasarkan pada perjanjian (convention), misalnya lampu merah yang mewakili “larangan (gagasan)” berdasarkan perjanjian yang ada dalam masyarakat. Burung Dara sudah diyakini sebagai tanda atau lambang perdamaian; burung Dara tidak begitu saja bisa diganti dengan burung atau hewan yang lain, dan seterusnya. Beberapa klasifikasi tanda telah diuraikan sejak zaman Aristoteles dan Santo Agustinus. Dari semua ini, yang paling komprehensif adalah taksonomi yang
dikembangkan
oleh
Charles
Peirce.
Dari
66
jenis
yang
diidentifikasikannya, ada tiga ikon, indeks, dan simbol yang ternyata sangat berguna dalam telaah tentang pelbagai gejala budaya, seperti produk-produk media. Ikon adalah tanda yang mirip dengan referennya dengan cara tertentu. Lukisan potret seseorang adalah ikon visual yang menunjukkan wajah orangn yang sebenarnya dari perspektif seorang seniman. Indeks adalah ikon yang menggantikan atau menunjuk ke sesuatu dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain. Tidak seperti yang dilakukan ikon, indeks
tidak sama dengan
mengidentifikasikannya
atau
yang ditunjuknya;
menunjukkan
dimana
indeks
mereka
hanya berada.
Manifestasi paling tipikal dari indeksikalitas (kegiatan menunjuk) manusia adalah mangarahkan jari telunjuk (index) yang secara naluriah dipakai seluruh manusia di dunia untuk menunjuk dan memastikan kedudukan pelbagai benda, manusia, dan peristiwa.
20
Simbol adalah tanda yang mewakili sesuatu yang mewakili sesuatu yang proses penentuan simbol itu tidak mengikuti aturin tertentu. Secara umum, seperti banyak gerak tangan tertentu, kata-kata adalah tanda simbolik. Akan tetapi, penanda apa pun objek, suara, gambar, warna, nada musik, dan sebagainya bisa memiliki makna simbolik. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa makna-makna simbolik dibentk melalui konvensi sosial, sehingga tidak bisa secara langsung digambarkan. Beberapa konotasi warna yang dipakai untuk menyimbolkan sederetan referen yang berlaku di dalam praktik representasi Barat:
Putih = kemurnian, ketidakberdosaan, kebajikan, kesucian, kebaikan, kesopanan dan sebagainya;
Hitam = jahat, ketidakmurnian, keadaan bersalah, kejahatan, dosa, ketidaktulusan, keadaan tak bermoral, dan sebagainya;
Merah
=
darah,
hasrat,
seksualitas,
kesuburan,
berbuah,
kemarahan, sensualitas dan sebagainya;
Hijau = harapan, rasa tidak aman, kenaifan, keterusterangan, kepercayaan, kehidupan, eksistensi dan sebagainya;
Kuning = daya hidup, cahaya matahari, kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, dan sebagainya;
Biru = harapan, langit, surga, ketenangan, mistisisme, misteri, dan sebagainya;
Cokelat = membumi, alami, suasana asli, keadaan konstan, dan sebagainya;
21
Abu-abu = hambar, berkabut, kabur, misteri, dan sebagainya.14
John Fiske juga berpendapat bahwa terdapat tiga bidang studi utama dalam semiotika, yaitu: 1. Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang bebeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian manusia yang menggunakannya. 2. Kode atau sistem
yang mengorganisasikan tanda. Studi ini
mencangkup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploitasi saluran komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya. 3. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya berganung pada penggunaan kode-kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.15
Menurut Pateda, semiotika ada sembilan macam yaitu: a. Semiotika analitik yakni berfungsi untuk menganalisis sistem tanda. Pierce
mengatakan
bahwa
semiotika
berobjek
tanda
dan
menganalisisnya menjadi ide, objek dan makna. b. Semiotika deskriptif yakni berfungsi untuk memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami saat ini, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang, misalnya, langit yang 14
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 47-49. Anthon Freddy Susanto, Semiotika Hukum Dari Dekontruksi Teks Menuju Progresivitas Makna h.27. 15
22
mendung menandakan bahwa hujan segera turun namun dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, telah banyak tanda yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. c. Semiotika faunal yakni berfungsi untuk memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan, misalnya, ayam betina berkokok itu menandakan bahwa ayam itu akan bertelur atau ada sesuatu yang terjadi. d. Semiotika kultural yakni berfungsi untuk menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. e. Semiotika naratif yakni berfungsi untuk menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos atau cerita lisan. f. Semiotika natural, semiotika jenis ini khusus berfungsi untuk menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Misalnya, air sungai yang keruh menandakan bahwa dihulu sungai telah turun hujan. g. Semiotika normatif yakni berfungsi untuk menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma. Misalnya, ramburambu lalu lintas. h. Semiotika sosial yakni berfungsi khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang baik kata maupun lambang yang berwujug kalimat. i. Semiotika struktural yakni berfungsi khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.16
16
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.100-102.
23
Yasraf Amir Piliang, menjelaskan tentang beberapa elemen penting dari semiotika yang meliputi beberapa hal sebagai berikut: a. Komponen tanda; apabila praktik sosial, politik, ekonomi, budaya dan seni sebagai fenomena bahasa, maka ia dapat pula dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda. Meskipun demikian, di dalam masyarakat informasi saat ini terjadi perubahan mendasar bagaimana ‟tanda‟ dipandang dan digunakan. Ini disebabkan karena arus pertukaran tanda tidak lagi berpusar di dalam suatu komunikasi tertutup, akan tetapi melibatkan persinggungan di antara berbagai komunitas, kebudayaan dan ideologi. b. Aksi Tanda; analisis tanda berdasarkan sistem atau kombinasi yang lebib besar melibatkan apa yang disebut aturan pengkombinasian yang terdiri dari dua aksis, yaitu aksis paradigmatik yaitu pembendaharaan tanda atau kata serta aksis sintagmatik, yaitu cara pemilihan dan pengkombinasian tanda-tanda, bedasarkan atauran (rule) atau kode tertentu, sehingga dapat menggunakan kode tertentu, sehingga dapat menghasilkan sebuah ekspresi yang bermakna. c. Tingkatan Tanda; Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan, yang memungkinkan untuk dihasilkannya makna yang juga bertingkattingkat. ‟Denotasi‟ yaitu tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukan pada realitas yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Konotasi, tingkat pertandaan yang dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti artinya.
24
d. Relasi antar Tanda; selain kombinasi tanda analisis semiotika juga berupaya untuk mengungkap interaksi di atara tanda-tanda. Meskipun bentuk interaksi antara tanda-tanda itu sangat terbuka luas akan tetapi ada dua bentuk interaksi utama yang dikenal yaitu ‟metafora‟, sebuah model interaksi tanda yang di dalamnya sebuah tanda dari sebuah sistem digunakan untuk menjelaskan makna untuk sebuah sistem yang lainnya. Misalnya penggunaan metafora ‟kepala batu‟ untuk orang yang tidak mau diubah pikirannya. Metomini , interaksi tanda yang di dalamnya terdapat hubungan bagian depan keseluruhan. Misalnya tanda ‟mahkota‟ untuk mewakili kerajaan, tanda ‟botol‟ untuk pemabuk.17 2. Semiotika Visual Tulisan berawal dari piktografi. System piktografi paling awal sebagian dipakai untuk merepresentasikan kisah-kisah karakter, dan symbol mitis. Piktografi adalah tanda-tanda visual yang mewakili sebuah konsep; dalam istilah semiotika itu adalah penanda visual yang merepresentasikan petanda secara langsung (secara ikonik). Piktograf paling awal yang sudah ditemukan dating dari Zaman Neolitik di Asia Barat. Mereka adalah bentukbentuk dasar pada benda-benda tanah liat yang mungkin dipakai untuk membuat cetakan pembuatan citra. McLuhan berpendapat bahwa ketika seseorang berbicara, sadar atau tidak sadar pendengaran akan dipengaruhi oleh emosi suara manusia. Sebagai konsekuensinya, kita cenderung untuk membuat hubungan langsung antara 17
Anthon Freddy Susanto, Semiotika Hukum Dari Dekonstruksi Teks Menuju Progresivitas Makna, h.27-28.
25
apa yang diutarakan pembicara (objek) dengan si pembicara (subjek). Di pihak lain, ketika kita membaca sebuah buku, kita tidak dipengaruhi oleh vokalisme. Ketika kita sedang membaca, yang kita pahami adalah halaman-halaman yang ditulis huruf-huruf, dengan pinggirannya, batas atas dan tertata rapi dalam baris dan kolomnya. Hal ini akan mendorong kita untuk memiliki pemahaman bahwa isi buku (objek) akan terpisah dari pengarangnya (subjek), serta ditambah lagi bahwa si pengarang tidak ada saat proses pembacaan dilakukan. McLuhan menyimpulkan bahwa inilah yang mendorong munculnya pola piker yang dinamakan objektivitas yang cenderung melihat subjek (pembuat representasi ) dan objek (isi representasi itu sendiri) sebagai entitas terpisah.18 Studi dan aplikasi saat ini atas semantika produk dalam desain industri merupakan turunan dari akar-akar filosofi yang sama seperti halnya semantika linguistik. Namun, ketimbang menggunakan bahasa atau kode lisan atau tulisan yang telah diketahui, desainer menggunakan bahasa visual, sebentuk komunikasi yang kurang dikembangkan yang kurang dikembangkan dan kurang dipahami. Semantika produk mengandalkan alphabet tanda dan symbol, yaitu garis, warna, tekstur, rupa, dan bentuk. Dengan memanipulasi alphabet visual ini, desainer mengulangi proses yang serupa dengan yang ditemukan dalam bahasa tulisan atau lisan. Makna-makna yang diberikan terhadap pelbagai tanda atau symbol belum didefinisikan dengan baik, sehingga siapa pun bias mengatakan bahwa kamus semiotika produk belum ada.
18
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h.71-72.
26
Sebagian besar teori komunikasi pada empat komponen pokok: a) pesan, tanda, atau kode, b) keluran atau transmisi, c) masukan atau resepsi, dan d) tanggapan. Keempat komponentersebut beroperasi secara linier, yaitu sebuah tanda perlu diciptakan, kemudian dikirim, diterima dan akhirnya ditanggapi. Komunikasi tersebut dianggap berhasil ketika tanggapan cocok dengan tanda. Semakin cocok tanggapannya, maka semakin baik komunikasi tersebut.19 Media bisa dibagi-bagi menjadi tiga kategori dasar: a. Medium alami, yaitu memancarkan gagasan dengan cara berbasis biologis (melalui suara, ekspresi wajah, gerakan tangan, dan sebagainya). b. Medium buatan, bagaimana gagasan direpresentasikan dan dikirimkan menggunakan satu artefak tertentu (buku, lukisan, patung, surat dan sebagainya). c. Medium mekanis, bagaimana gagasan dikirimkan menggunakan peralatan mekanis temuan manusia seperti telepon, radio, pesawat televisi, komputer dan sebagainya. Media cetak memunkinkan orang-orang untuk megungkapkan pesanpesan verbal pada batu, lukisan dinding, papirus, kertas, dan bahan-bahan atau permukaan yang bisa merekam pesan. Pelbagai indeks, simbol, dan ikon yang mendasar bagi sistem semiotika sebagaimana dikemukakan Charles Peirce bukan merupakan yang baru bagi desain, demikian juga penyelidikan terhadap penggunaan hal-hal
19
Susann Vihma & Seppo Vakeva, Semiotika Visual Dan Semiotika Produk, h. 15-18.
27
tersebut bukan merupakan fenomena yang baru terjadi. Indeks, symbol, dan ikon tersebut merupakan kunci yang digunakan oleh para sejarawan seni ketika menguraikan makna dalam lukisan, pahatan, dan objek-objek “biasa”, seperti mebel, barang-barang tembikar, dan semua jenis perkakas. Umberto Eco mengemukakan hipotesis tentang semiotika bahwa budaya dapat dipahami sebagai komunikasi. Baru-baru ini sejarawan seni itulah yang telah mendekode makna dalam pelbagai artefak, sehingga memberi kita pemahaman lebih lengkap terhadap budaya masa lalu melalui pesan-pesan yang ditanamkan dalam pelbagai artifak tersebut. Yang dimaksud dengan ikon tubuh disini adalah citra yang lengkap dan dapat dikenali bentuk manusia atau bagian-bagian yang membentuknya, seperti wajah, atau kedua tangan, ikon-ikon ini menghasilkan lebih banyak hal daripada sekadar kesenangan, ikon-ikon ini memanusiawikan lingkungan kita, menjadikannya kurang menakutkan, lebih familiar, dan lebih sesuai. Yang tidak tercakup ke dalam definisi ini adalah boneka, orang-orangan di sawah, dan manekin, yang kegunaan satu-satunya adalah menggantikan tubuh manusia. Terdapat beberapa aspek bentuk manusia yang diperiksa ketika kita melakukan persepsi: 1. Simetri lateral. Seperti makhluk, manusia dimulai sebagai telur dibuahi yang mulai membagi dan melipatduakan jumlah selnya pada masing-masing pembagian lebih lanjut yang selalu terjadi di sepanjang suatu sumbu.meskipun sisi sebelah kiri tubuh tidak secara persis mencerminkan sisi sebelah kanan, kita mengambil
28
sebagai pemahaman umum bahwa anggota badan kita, organ-organ eksternal, dan banyak organ internal memiliki pasangan dan terletak pada sumbu vertical. Kita mengalami hal ini secara langsung melalui system keseimbangan rumit yang melibatkan otak, mata, dan telinga. Pola piker (mindset) kita yang berorientasi kepada kesimetrian lebih menyukai penutup, kelengkapan, dan keseimbangan fisik. Sebagai akibatnya, desai-desain tertentu hanya bias berhasil jika simetris, dan gagal jika asimetris secara radikal. 2. Vertikalitas. Cara berdiri kita yang tegak di atas dua kaki memberikan kita pelbagai kelebihan dibandingkan makhlukmakhluk lain, dan gerakan kita untuk sebagai besar itu vertical. Tentu saja, bentuk manusia dapat dikenali dalam posisi tengkurap dan duduk, tetapi model mantal kita adalah model sosok yang berdiri dengan wajah menghadap ke depan (frontal). Bahkan pandangan dari samping, menurut Rudolf Arnheim, tidak menawarkan kejutan dasar apa pun, karena tidak ada perkara esensial apa pun yang tersembunyi, dan penampilan umum dari pandangan ini mewujudkan “hukum tentang keseluruhan”. 3. Diferensiasi. Hanya anak yang masih sangat mudalah yang gagal menghasilakn gambar bentuk manusia dengan batangtubuh, tetapi dia bahkan akan menambahkan tangan dan kaki pada kepala. Jelas orang dewasa memahami manusia sebagai bentuk yang dibedakan menjadi batang tubuh, kaki dan telapak kaki, lengan, dan tangan, bahu yang membulat, leher, dan kepala.
29
4. Rangka dan sumbu. Orang dewasa memahami tubuh sebagai sesuatu yang didukung oleh sistem rangka, rangka tersebut pada gilirannya dilihat tidak hanya sebagai organ pertahanan yang terhadapnya jaringan lembut digantungkan, tetapi merupakan skema, begitu dikatakan, yang menggambarkan kepala dan sumbu batang tubuh, leher, dan anggota badan. Secara individual, bagianbagian komponen rangka tersebut memiliki karakter yang tidak menyerupai bentuk-bentuk organic yang lain, karena sifatnya linier, asimetris, keras dan memiliki ketebalan berbeda sepanjang dimensi panjangnya. 5. Kulit. Struktur yang merentang diatas sebuah kerangka bias dilihat sebagai metafora bagi kulit, meskipun struktur tersebut mungkin hanya melaksanakan sebagai fungsi actual kulit manusia yang merupakan organ yang memperbarui diri sendiri. Karena itu, kain pelapis sofa mengandung kelembaban, dank ain paying melindungi dengan
menangkal
kelembaban,
sementara
pakaian
nilon
mengaspirasikan kelembaban. 6. Bentuk organik. Bentuk-bentuk minimal yang disebutkan di atas mensyaratkan adanya garis luar dan garis bentuk yang konsisten dengan hakikat daging kita. Kita memberi tanggapan secara cepat terhadap bentuk yang lunak sebagai sesuatu yang cocok dengan bentuk-bentuk lunak yang ada pada diri kita sendiri. 7. Kepala dan wajah. Sekali lagi, sumbu vertikal dan simetri bilateral merupakan perangkat penataan frontal yang terlihat jelas. Profil
30
seksama alis, hidung, bibir, dagu, dan leher sangat penting bagi pengenalan individu tertentu, yaitu pola dasarnya. Aspek-aspek yang sama harus dibedakan untuk membentuk pandangan samping dari bentuk manusia yang esensiala atau minimal Banyak benda yang dikenakan di kepala atau dipasangkan ke kepala, seperti head phone dan kacamata, juga simetris. Sebuah radio stereo pasti mencerminkan indera pendengaran kita yang sterefonik, dan kita, pada gilirannya, mengenali simetri kita sendiri dalam pencerminan tersebut. 8. Tangan.
Meskipun
jarang
digunakan
dalam
desain,
citra
representative tangan tampak pada pengekspresian ayunan seperti dalam kursi goyang, “Joe Sofa”. Dalam bentuk yan lebih abstrak, kedua tangan manusia direfleksikan dalam pelbagai budaya alat dan perkakas yang menggantikan kedua tangan: tang, kunci inggris, sekop, tongkat penunjuk, catok, pemukul lalat dan seterusnya. 9.
Gerak-gerik dan ekspresi. Tidak ada makhluk lain yang memiliki begitu banyak bahasa visual seperti manusia atau memiliki bahasa tubuh yang ekspretif. Memang, rentang ekspresi fisik yang menggunakan wajah dan tubuh bervariasi sangat besar di antara pelbagai budaya dan subkultur, pekerjaan, kepribadian, dan hakikat pesan non-verbal.
31
10. Unsur-unsur yang erotis. Penggunaan citra pelbagai organ reproduksi tubuh bukan tidak lazim pada pelbagai peradaban kuno, dan bahkan dapat ditemukan dalam pelbagai tempat publik.20 Dalam penggunaan sastra tradisional, simbol mengacu pada sebuah kata atau ide untuk objek tertentu, dengan atau tindakan di mana - meskipun pada dasarnya berbeda - menghibur semacam hubungan semantik. Dengan demikian, dalam budaya tertentu, bunga mawar dapat menjadi simbol cinta, seekor burung kebebasan, kayu kegilaan, atau air kehidupan. Sebuah simbol, oleh karena itu, didasarkan pada hubungan antara dua unit terpisah - kiasan satu tema, sedangkan semi-simbol adalah produk dari hubungan antara dua kategori. Dalam semiotika Peirce, simbol dari istilah berarti suatu tanda (penanda) yang hubungannya dengan objek (ditampilkan) adalah benar-benar sewenang-wenang dan dengan konvensi. Sebuah contoh akan kata "topi" di mana tidak ada hubungan kausal atau kesamaan fisik antara simbol (kata mobil) dan objek. Dalam sistem klasifikasi, Peirce membedakan tanda-tanda yang digunakan sebagai simbol-simbol yang digunakan sebagai ikon atau indeks (index).21
20 21
Ibid., h. 26-39. Bronwen Martin and Felizitas Ringham, Dictionary of Semiotics, 2000 h. 128.
32
B. Sejarah dan Pengertian Kartun Kartun (cartoon) berasal dari bahasa Italia cartone yang artinya ‟kertas‟. Pada mulanya kartun adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot (stout paper) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau dinding. Pada saat ini kartun adalah gambar yang bersifat dan bertujuan sebagai humor satir. Jadi, kartun tidak hanya merupakan pernyataan seni untuk kepentingan seni semata-mata, melainkan mempunyai maksud melucu, bahkan menyendiri dan mengkritik.22 Bukti arkeoleogis telah menemukan gambar kartun atau karikatur sudah ditemukan pada dinding-dinding dan jambangan bunga pada jaman Mesir kuno dan Yunani Kuno (Intisari, Januari 1992). Masa Renaissance yakni pada abad ke-16, , Michaelangelo buo narotti memakai kartun dalam mengerjakan karyafresco tentang kisah penciptaan manusia yang sangat terkenal dan sampai sekarang dapat dilihat di Kapel Sistine. (Marianto dalam Indarto, 1999:13). Leonardo da Vinci dalam karyanya yang berjudul The Virgin and Child with St. Anne and St. John the Baptist, adalah sebuah kartun yang dibuat oleh Leonardo da Vinci dalam makna yang asli. Sebuah kartun dengan ukuran penuh yang digambar di atas kertas sebagai studi untuk proses lebih lanjut sebauh karya seni, seperti lukisan atau permadani. Koleksi kartun kelas dunia karya Peter Paul Rubens untuk sebuah permadani yang besar sebuah koleksi dari John and Mable Ringling dapat disaksikan dalam Museum of Art di Sarasota, Florida.
22
2004) h.6
I Dewa Putu Wijana, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, (Yogyakarta: Ombak,
33
Bapak kartun modern adalah seniman yang berasal dari Perancis, Honore Daumier (1830-1870). Beliau mengkartunkan para pemimpin perancis untuk koran dan majalah Perancis, bahkan sempat dipenjara pada tahun 1832 karena mengkarikatur Raja Louis Philippe (Intisari, Januari 1992). Tahun 1843 merupakan masa di mana kehadiran kartun mulai diperhitungkan keberadaannya, pada tahun tersebut diadakan sebuah pameran besar dan kompetisi kartun yang digagas oleh Pangeran Albert, suami Ratu Victoria dari Inggris. Kartun yang berjudul Substance and Shadow karya John Leech merupakan sindiran yang disiapkan untuk pembangunan fresco di New Palace of Westminster (1843), dan kemudian dibuat pengertian modern dari kata “kartun” dalam media cetak modern, ilustrasi kartun biasanya bertujuan humor. Fresco sendiri adalah seni menggambar di kaca dengan warna-warna yang indah dan mengilustrasikan suatu legenda atau mitos pada masyarakat Eropa. Konsep ini mulai dipakai dari tahun 1843 ketika majalahPunch menerapkan istilah untuk gambar sindiran dalam salah satu halamannya, terutama sketsa yang dibuat oleh John Leech. Awal parodi sebuah kartun dilihat padafresco bersejarah di new palace of Westminster. Judul asli untuk gambar yang dibuat oleh tukang pensil (ilustrator) majalahPunch dan judul baru “cartoon” dimaksudkan untuk sesuatu yang bersifat ironis, dengan referensi pada sikap memperkaya diri dari para politisi barat. Terkait dengan perkembangan kartun secara kronologis, tahun 19301940 adalah masa popularitas buku-buku komik, sedangkan tahun 1935
34
sampai 1945 (pasca perang dunia II) merupakan masa popularitas komikkomik humor.23 Secara sederhana kartun dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kartun verbal dan kartun non verbal. Kartun verbal adalah kartun-kartun yang memanfaatkan unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat, wacana di samping gambar-gambar jenaka di dalam membuat tersenyum dan tawa para pembacanya. Sementara itu, kartun non verbal adalah kartun yang sematamata memanfaatkan gambar-gambar/visualisasi jenaka untuk menjalankan tugas itu. Karikatur atau kartun tidaklah sketsa yang dijelek-jelekkan dan bukan pula sekedar coretan yang dilebih-lebihkan. Karikatur bukanlah pula hanya sketsa yang karikatural, tetapi teks yang ingin menyampaikan hal yang aktual. Kartun adalah sebuah bentuk wacana atau berita pikiran tentang "sesuatu". Dengan simbol-simbol yang bercorak sinekdote - memperlihatkan sebagian untuk mengatakan keseluruhan - dan tentu saja, karikatural berita pikiran yang disampaikan tak lain daripada sebuah ajakan berdialog yang intens dengan kekuasaan, masyarakat umum atau dengan siapa saja. Simbol-simbol karikatural yang dengan kreatif menonjolkan unsurunsur yang lucu dan di luar kebiasaan itu bukan saja memberikan kebebasan bagi sang kartunis untuk menyampaikan berita - pikirannya tetapi juga secara cerdik mengalihkan daya tusuk dari dialog yang intens tersebut. Dengan begini, maka yang getir dan pahit dapat disampaikan sebagai keanehan yang lucu saja. 23
http://www.lintasberita.com/go/1140044 Diakses pada 4 November 2010, Pukul 10:21
35
Menurut sejarah, "Cartoon" lahir sejak abad pertengahan seiring dengan semangat humanisme yang meletakkan manusia sebagai objek dan subjek untuk mengenal berbagai hakekat kehidupan. Karikatur sendiri diketahui berasal dari bahasa Itali "caricare", yang berarti memuat atau menambah muatan secara berlebihan.24 Jumlah kartun pada buku Dari Presiden Ke Presiden yaitu tiga ratus tiga puluh tiga, buku ini menceritakan perjalanan empat Presiden yaitu Habibi, Megawati, Gusdur dan SBY dalam tingkah polah politik. Adapun kartun-kartun yang terdapat di media-media cetak itu meliputi berbagai jenis seperti: 1. Kartun editorial (editorial cartoon) yang digunakan sebagai visualisasi tajuk rencana surat kabar atau majalah. Kartun ini biasanya membicarakan masalah politik atau peristiwa aktual sehingga sering disebut kartun politik. 2. Kartun murni (gag cartoon) yang dimaksud sekedar sebagai gambar lucu atau olok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual. 3. Kartun komik (comic cartoon) yang merupakan susunan gambar, biasanya terdiri dari tiga sampai enam kotak. Isinya adalah komentar humoris tentang suatu peristiwa atau masalah actual. Hal ini tidak mengingkari adanya kartun-kartun komik yang isinya tidak berbeda dengan kartun murni.25
24
http://nadaahmad.multiply.com/journal/item/3
25
I Dewa Putu Wijana, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, h. 8
36
4. Karikatur, merupakan perkembangan kartun politik, yaitu gambar lucu yang menyimpang dan bersifat satir atau menyindir, baik terhadap orang atau tindakannya. Ciri khas karikatur adalah deformasi atau distorsi wajah dan bentuk fisik, dan biasanya manusia adalah yang dijadikan sasaran agresi. Toety Heraty Noerhadi dalam tulisannya berjudul Kartun dan Karikatur sebagai Wahana Kritik Sosial menyatakan bahwa karikatur merupakan gambaran yang diadaptasi dari realitas, tokoh-tokoh yang digambarkan adalah tokoh-tokoh bukan fiktif yang ditiru lewat pemiuhan (distortion) untuk memberikan persepsi tertentu terhadap pembaca. Ia menambahkan bahwa perbedaan kartun dan karikatur terletak pada hal ini, yaitu tokoh yang digambarkan antara kartun dan karikatur berbeda. Apabila tokoh kartun bersifat fiktif, maka tokoh dalam karikatur bersifat tiruan dari tokoh nyata yang telah melalui tahap pemiuhan. Dengan demikian akan terwujud gambar yang lucu tetapi juga terkandung pesan yang penting, sehingga pesan yang hendak disampaikan dalam kartun kepada masyarakat mudah untuk diterima. Ada beberapa istilah dalam dunia komik. Esvantdiari Sant dalam bukunya yang berjudul Cara Mudah Mengedit Komik dengan Hotoshop mengatakan bahwa dunia komik mempunyai istilah-istilah tersendiri yang harus dipahami oleh para komikus pemula diantaranya:
37
1. Outline: garis utama yang membentuk suatu objek. Walaupun bukan standar yang baku, outline yang memiliki tebal tipis akan terlihat lebih dinamis dan hidup. 2. Panel: kotak tempat gambar diletakkan. Biasanya dalam suatu halaman terdapat beberapa panel sekaligus. Umumnya bentuk panel adalah persegi empat, namun sering kali ditemukan berbagai macam variasi panel. 3. Tone atau screentone: lembaan motif yang digunakan untuk mengisi bidang kosong pada komik. Terbuat dari lembaran film khusus yang salah satu sisinya dilapisi lem/perekat. 4. Toning: proses mengisi bidang kosong menggunakan tone. 5. Balon dialog: tempat meletakkan dialog. Umumnya berbentuk bulat atau lonjong. Untuk menyampaikan emosi tertentu, bentuknya dapat lebih variasi lagi. 6. Foreground: gambar yang dilihat mata lebih dahulu atau terletak di bagian depan. Biasanya memiliki outline yang lebih tebal dibandingkan latar belakang. 7. Latar belakang atau background: gambar yang terletak di belakang foreground.
Biasanya
memiliki
outline
yang
lebih
tipis
dibandingkan foreground.26
26
Esvandiari Sant, Cara Mudah Mengedit Komik Dengan Photoshop, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005), h. 3
38
C. Komunikasi Politik 1. Pengertian komunikasi Secara etimologi, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin Communication, bersumber pada kata Communis. Communis adalah sama, dalam arti kata sama makna yaitu sama makna mengenai suatu hal. Secara terminologi komunikasi berarti proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Berdasar pengertian diatas jelas, komunikasi melibatkan sejumlah orang, seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Secara paragdimatis komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Dalam definisi tersebut komunikasi mempunyai tujuan yakni memberitahu perilaku atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behacior).27 Beberapa definisi tentang komunikasi antara lain: a. Komunikasi adalah pengalihan informasi untuk memperoleh tanggapan. b. Komunikasi adalah pengkoordinasian makna antara seseorang dan khalayak. c. Komunikasi adalah saling berbagi informasi, gagasan, atau sikap. d. Komunikasi adalah penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat simbol bersama di dalam pikiran para peserta.
27
Ardial, Komunikasi Politik, (Jakarta: PT Indeks, 2009), h. 20-21.
39
e. Komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu ornag atau kelompok kepada orang atau kelompok lain, terutama dengan menggunakan simbol. f. Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesanpesan dengan lisan, tulisan, atau simbol dari seorang komunikator kepada komunikate melalui suatu media untuk mencapai tujuan tertentu. g. Komunikasi adalah proses iteraksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol.28 Komunikasi
adalah
pengalihan
informasi
untuk
memperoleh
tanggapan, pengoordinasian makna antara seseorang dan khalayak, saling berbagi informasi, gagasan, atau sikap, saling berbagi unsur-unsur perilaku, atau modus kehidupan, melalui perangkat-perangkat aturan, penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat simbol bersama di dalam pikiran para peserta. Dengan mengamati tanda dan isyarat, mereka menciptakan makna berbagai objek. Melalui interprestasi, mereka merumuskan citra subjektif dengan mengingat apa makna objek-objek itu bagi mereka di masa lalu, membayangkan makna di masa depan jika mereka telah bertindak terhadap objek-objek itu, dan menetapkan apa makna objek-objek itu sekarang. Melalui simbol, diucapkan atau tidak, ditulis atau tidak, dengan berbuat demikian, menciptakan makna-makna yang baru. Komunikasi adalah proses interaksi
28
Riswandi, Komunikasi Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) h. 2.
40
sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol.29
2. Definisi Politik Beberapa definisi tentang politik antara lain: a. Politik adalah siapa memperoleh apa, kapan dan bagaimana (who gets what, when, and how). b. Politik adalah proses pembagian nilai-nilai dan wewenang c. Politik adalah bagaimana memperoleh kekuasaan, bagaimana memperagakannya, dan bagaimana mempertahankannya. d. Politik adalah pengaruh e. Politik adalah tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan lainnya. f. Politik adalah kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka dalam kondisi konflik.30 Dalam bahasa Indonesia kata politik mempunyai beberapa pengertian yaitu: 1.
Ilmu atau pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan.
2.
segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintah negara atau terhadap negara lain.
Politik akan tegak jika terjadi perselisihan atau kapan perselisihan itu mungkin akan terjadi, sehingga politik lebih dekat kepada ”seni mengolah perselisihan” dari pada yang lain. Mengelola atau mengadaptasi di sini bisa 29
Jalaludidin Rakhmat, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, (Bandung: Remadja Karya, 1989), h.6-7. 30 Riswandi, Komunikasi Politik, h.1-2.
41
berarti pengelolaan terhadap perselisiahan yang tengah terjadi, bisa juga berupa tindakan membuat perselisihan baru.31 Komunikasi politik bukan hanya sekedar prose penyampaian suatu pesan mengenai politik oleh seseorang kepada orang lain. Bukan pula merupakan pengertian komunikasi plus ditambah pengertian politik. Menurut Lord Winldesham, komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan membuat komunikasi berperilaku tertentu. Suatu pesan politik dapat dikonstruksikan untuk disampaikan kepada komunikan dengan tujuan mempengaruhi, maka disitu harus terdapat keputusan politik yang dirumuskan berdasarkan berbagai pertimbangan.32 Politik dan komunikasi adalah sama-sama suatu proses dan sama-sama suatu pembicaraan. Pembicaraan di sini bukanlah dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan, melainkan pembicaraan dalam arti luas dan inklusif, yaitu berarti segala cara orang bertukar simbol, kata yang diucapkan atau dituliskan, gambar, gerakan, sikap tubuh, perangai, atau pakaian. Menurut Mark Roelofs, kegiatan berpolitik adalah berarti berbicara. Bahwa ada 4 jenis pembicaraan yang mengandung makna politik, yaitu: 1. pembicaraan tentang kekuasaan 2. pembicaraan tentang pengaruh 3. pembicaraan tentang konflik.
31
Muhammad Abid Al-Jabiri, Agama, Negara dan Penerapan Syariah, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), h. 113. 32 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.158
42
Dengan memandang esensi komunikasi sebagai interaksi sosial, dan esensi politik sebagai konflik sosial, dan Nimmo merumuskan komuikasi politik sebagai kegiatan yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktual dan potensial yang mengatur perilaku manusia dalam kondisi konflik. Dan Nimmo merumuskan ruang lingkup komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, pesan-pesan politik, media komunikasi politik khalayak komunikasi politik, dan akibat-akibat komunikasi politik.33 Secara filosofis kajian komunikasi politik adalah kajian tentang hakikat kehidupan manusia untuk mempertahankan hidup dalam lingkup berbangasa dan bernegara. Hakikat kehidupan sebagai motif atau sebagai “Das Wollen” (keinginan) yang mendorong manusia untuk berkiprahyang mengarah kepada terpenuhinya “Das Wollen” tersebut. Munculnya empat macam sistem komunikasi dalam kajian ilmu komunikasi sebagai tanda bahwa pengaturan hak-hak berkomunikasi sangat bergantung kepada sistem politik atau sistem kekuasaan (power sistem) tempat komunikasi politik itu diaktualisasikan. Keempat macam sistem komunikasi yang dimaksud yaitu sistem otoriter, sistem liberal sistem komunis dan sistem tanggung jawab sosial. Di luar keempat sistem ini masih ada sistem-sistem lain yang belum diangkat sebagai kajian keilmuan. Sebagaimana
unsur-unsur
komunikasi
pada
umumnya
maka
komunikasi politik pun terdiri dari beberapa unsur, yaitu: Komunikator Politik, Komunikan, Isi Komuniksai (pesan-pesan) Media Komunikasi,
33
Riswandi, Komunikasi Politik, h .3.
43
Tujuan Komunikasi, Sumber dan Efek. Dalam kajian komunikasi politik sikap perilaku penguasa (elit berkuasa, elit partai) merupakan pokok bahasan atau objek kajian utama, sikap perilaku penguasa merupakan warna dominan dan tolak ukur untuk menentukan dalam sistem politik apa prose komunikasi itu berlangsung. Sikap perilaku penguasa memberi dampak cukup berarti terhadap lalu lintas transformasi pesan-pesan komunikasi baik yang berada dalam struktur formal maupun yang berkembang dalam masyarakat. Definisi komunikasi politik yang lain adalah yang dikemukakan oleh Richard Fagen, yang mengatakan bahwa komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang terdapat dalam suatu sistem politik yang mempunyai dampak secara aktual dan potensial. Nimmo (1989) membagi komunikator politik ke dalam 3 kategori sebagai berikut: 1. Politisi/politikus 2. Profesional 3. Aktivis Politisi adalah orang yang memegang jabatan dalam lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pekerjaan mereka sebagai pejabat negara atau pemerintah adalah aspek utama dari kegiatan politik yang mereka lakukan. Profesional adalah orang yang mencari nafkah dengan berkomunikasi dalam aspek politik dan nonpolitik. Profesional sebagai
komunikator politik
mencangkup jurnalis dan promotor. Aktivis adalah orang yang bertindak sebagai saluran organisasional dan interpersonal yang menyampaikan
44
informasi tentang politik kepada warga negara biasa. Ada 2 jenis aktivis menurut Nimmo, yaitu jurubicara dan pemuka pendapat. Selain kategorikategori yang dikemukakan Nimmo tentang komunikator politik tersebut di atas, kita dapat menyebutkan komunikator-komunikator politik yang lain seperti:
partai politik
media massa
birokrasi/aparat pemerintah
Komunikasi politik- transmisi informasi yang relevan secara politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial dan sistem politik dan proses sosialisasi, partisipasi dan pengrekrutan tergantung pada komunikasi. Komunikasi dari pengetahuan, nilai-nilai dan sikap-sikap adalah funda-mental bagi ketiga hal tadi, karena semuanya menentukan bentuk aktivitas politik individu yang bersangkutan. Jadi, dalam suatu sistem komunikasi politik, sumber yang tipikal mungkin adalah seorang calon untuk pemilihan bagi suatu jabatan politik; pesannya merupakan serangkaian usul politik; salurannya berupa siaran televisi; pendengarannya adalah anggota kelompok pemilih yang kebetulan memperhatikan siaran; dan umpan-baliknya persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap usul-usulnya. Ada dua bentuk saluran komunikasi massa, masing-masing berdasrkan tingkat langsungnya komunikasi satu kepada banyak.Bentuk yang pertama terdiri atas komunikasi tatap muka, seperti bila seseorang kadidat berbicara di
45
depan rapat umum, atau ketika seorang presiden muncul di depan khalayak para reporter dalam konferensi pers. Sebagai informasi yang disampaikan oleh media massa akan melintas garis-garis batas geografis dan kelas sosial. Dalam banyak hal media massa diakui sebagai saluran komunkasi politik yang berkemampuan untuk menyampaikan lebih dari sekedar informasi politik. Artinya media massa dapat dibuktikan mempunyai efek politik dalam suatu kelangsungan sistem politik suatu masyarakat. Menurut Gurevitch dan Blumler, kekuatan media sebagai saluran komunikasi politik bersumber pada tiga hal. 1. Struktural, akar struktural kekuatan media bersumber pada kemampuannya yang unik untuk menyediakan khalayak bagi para politis yang ukuran dan komposisinya tidak akan diperoleh para politisi tersebut melalui alat yang lain. 2. Psikologi, akar psikologi kekuatan media bersumber pada hubungan kepercayaan/credibility dan keyakinan yang berhasil diperoleh media massa dari anggota khalayaknya masing-masing. Ikatan saling percaya itu tumbuh berdasarkan pada pemenuhan harapan khalayak selama ini. 3. Normatif, kombinasi antara akar struktural dan akar psikologis tadi memungkinkan media menempatkan dirinya di tengah-tengah, yaitu antara politis dan khalayak, dan sekaligus mencampuri proses politik yang berlangsung.34
34
Ibid., h14-15.
46
Di sini media kekuatan media bersumber pada prinsip-prinsip demokrasi mengenai kebebasan mengemukakan pendapat, kebutuhan akan perlindungan terhadap warga negara dari penyalahgunaan kekuatan politik. Bagaimana juga, setiap sistem politik tidak dapat mengabaikan potensi penerobos yang dimiliki surat kabar, TV, radio, dan film. Peranan media masa dalam komunikasi politik menggambarkan caracara tertentu dalam dimana seluruh proses politik terintegrasi dengan jaringan komunikasi sosial yang lebih luas, dan pada umumnya media massa itu sendiri mutlak bersifat politis ataupun padat dengan masalah-masalah politik. Akibat komunikasi politik yaitu Akibat Kognitif salah satu fungsi berita politik ialah meyajkan informasi yang dibutukkan orang ketika dihadapkan pada situasi yang ambigu. Bila sesuatu terjadi dan orang tidak memiliki cukup informasi untuk memahaminya, atau memilikinya informasi yang saling bertentangan mengenai kejadian itu, maka akibat komunikasi bisa rangkap dua. Pertama, komunikasi memasok informasi awal yang mirip buletin. Kedua, komunikasi menyajikan informasi yang lebih rinci yang mengurangi dan memecahkan ambiguitis itu. Akibat Afektif, ada semacam konsensus bahwa komunikasi politik lebih cenderung diperhitungkan orang dalam menyusun kepercayaan politik ketimbang dalam nilai politik mereka. Ada 4 Akibat afektif yang potensial dari komunikasi politik sebagai berikut: 1. Seseorang bisa menjernihkan atau mengkristalkan nilai politik. 2. Orang bisa memperkuat nilai politik 3. Komunikasi politik memperkecil nilai yang dianut
47
4. Imbauan politik memindahkan orang dari persuasi yang satu kepada persuasi yang lain.35 D. Kartun Dalam Komunikasi Politik 1. Representai Stuart Hall menganggap bahwa “ada yang salah” dengan representasi kelompok minoritas dalam media, bahkan ia meyakini bahwa imaji-imaji yang dimunculkan oleh media semakin memburuk. Hall mengamati bahwa media cenderung sensitif pada gaya hidup kelas menengah keatas, mayoritas masyrakat yang sudah teratur, sementara orang kulit hitam digambarkan sebagai “kelompok luar”, “diluar konsensus”, “relatif tidak
terorganisir”,
“kelas
pekerja”.
Lebih
lanjut,
media
semakin
mengagungkan institusi masyarakat, dimana masyarakat kulit hitam bermasalah dalam area kekuasaan sensitif itu; pekerjaan, diskriminasi publik, perumahan, legalisasi parlemen,pemerintahan lokal, hukum dan polisi.36 Representasi adalah konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosial dari „representing‟. Ia juga produk dari proses sosial “representing‟. Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret. Jadi, pandangan-pandangan hidup kita tentang perempuan, anak-anak, atau laki-laki misalnya, akan dengan mudah terlihat dari cara kita memberi hadiah ulang tahun kepada teman-teman kita yang laki-laki, perempuan dan anakanak. Begitu juga dengan pandangan-pandangan hidup kita terhadap cinta, 35
Ibid., h. http://yolagani.wordpress.com/2007/11/18/representasi-dan-media-oleh-stuart-hall/ Diakses Pada, 24 November 2010, Pukul 14:57 36
48
perang, dal lain-lain akan tampak dari hal-hal yang praktis juga. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia: dialog, tulisan, video, film, fotografi, dan sebagainya. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa. Menurut Stuart Hall (1997), representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut „pengalaman berbagi‟. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia-manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kode kebudayaan yang sama, berbicara dalam „bahasa‟ yang sama, dan saling berbagi konsepkonsep yang sama. Menurut Stuart Hall, ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental. Yaitu konsep tentang „sesuatu‟ yang ada di kepala kita masing-masing (peta konseptual). Representasi mental ini masih berbentuk sesuatu yang abstrak. Kedua, „bahasa‟, yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim, supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda dan simbol-simbol tertentu. Proses pertama memungkinkan kita untuk memaknai dunia dengan mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara sesuatu dengan sistem „peta konseptual‟ kita. Dalam proses kedua, kita mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara „peta konseptual‟ dengan bahasa atau simbol yang berfungsi merepresentasikan konsep-konsep kita tentang sesuatu.
49
Relasi antara ‟sesuatu‟, „peta konseptual‟, dan „bahasa/simbol‟ adalah jantung dari produksi makna lewat bahasa. Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama-sama itulah yang kita namakan: representasi. Dalam hal politik kebenaran, setiap masyarakat dianggap memiliki rezim kebenaran. Rezim kebenaran tersebut berupa (a) tipe wacana yang diterima dan membuatnya berfungsi sebagai kebenaran, (b) mekanisme untuk memudahkan pembenaran dan penyalahan, (c) alat sanksi, (d) teknik dan prosedur untuk mengkomposisikan nilai. Berkaitan dengan politik kebenaran tersebut, posmodernisme mengajukan kritiknya bahwa kebenaran bukanlah berasal
dari
base-structure
ataupun
super-structure,
melainkan
dari
perbincangan atau wacana yang berkembang dalam masyarakat yang selanjutnya membenarkan ataupun menyalahkan. Proses pendisiplinan atau rutinisasi yang bertujuan menciptakan wacana ataupun transmisi pengetahuan, tidak hanya dilakukan oleh institusi-institusi saja melainkan juga melalui wacana atau perbincangan yang terjadi secara umum dan meluas dalam masyarakat. Dengan demikian maka konsep apparatus yang dikemukakan oleh Althusser menjadi tidak relevan lagi. Sebagai contoh : rakyat takut kepada negara padahal negara tdak lagi menakuti rakyatnya. Foucault menyebutnya sebagai diskontinuasi fungsi. Total dominasi tersebut terus bergerak dan pada gilirannya mengalami kontekstasi sehingga tak ada kesepakatan makna yang pasti.37 Di dalam teori semiotika, proses perekaman gagasan, pengetahuan, atau pesan secara fisik disebut sebagai representasi. Secara lebih tepat ini 37
http://veggy-artefak.blog.friendster.com/strukturalisme-vs-poststukturalisme, Diakses Pada 24 November 2010, Pukul 15:07
50
didefinisikan sebagai penggunaan „tanda-tanda‟ (gambar, suara, dan sebagainya) untuk menampilkan ulang sesuatu yang dicerap, diindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik. Representasi juga bisa dikirimkan melalui teknologi, yaitu melalui artefak atau penemuan tertentu. Pelbagai masyarakat kuno mengembangkan peralatan sederhana untuk mengirimkan pesan, seperti drum, sinyal api atau asap, dan lentera sehingga bisa dilihat atau didengar dari jarak jauh.38 2. Kartun Sebagai ‘watch Dog’ Pers berasal dari perkataan Belanda pers yang artinya menekan atau mengepres. Kata pers merupakan padanan dari kata press dalam bahasa Inggris yang juga berarti menekankan atau mengepres. Jadi, secara harfiah kata pers atau press mengacu pada pengertian komunikasi yang dilakukan dengan perantara barang cetakan. Tetapi, sekarang kata pers atau press ini digunakan untuk merujuk semua kegiatan jurnalistik, terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik oleh wartawan media elektronik maupun oleh wartawan media cetak. Pers mengandung dua arti. Arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, pers hanya menunjuk kepada media cetak berkala: surat kabar, tabloid, dan majalah. Sedangkan dalam arti luas, pers bukan hanya menunjuk pada media cetak berkala melainkan juga mencangkup media elektronik auditif dan media elektronik audiovisual berkala yakni radio, televisi, film, dan media online internet. Pers dalam arti luas disebuut media massa.39
38
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),
h. 3-6 39
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita Dan Featur, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.31
51
Pers adalah lembaga
sosial
(social institution) atau lembaga
kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di negara dimana ia beroperasi, bersama-sama dengan subsistem lainnya. Definisi pers yaitu suatu lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang menjalankan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memilki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, dan gambar serta data grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Dimana pers saat ini tidak hanya terbatas pada media cetak maupun media elektronik tetapi juga telah merambah ke berbagai medium informasi seperti internet. Pers adalah lembaga kemasyarakatan alat revolusi yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat tehnik lainnya.40 Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keinginan ini melalui medianya baik media cetak maupun media elektronik seperti radio, televisi dan internet. Tetapi, tugas dan fungsi pers yang bertanggung jawab tidaklah hanya sekedar itu, melainkan lebih dalam lagi yaitu mengamankan hak-hak warganegara dalam kehidupan bernegaranya. a. Fungsi pers yang bertanggung jawab adalah fungsi informatif, yaitu memberikan informasi, atau berita, kepada khalayak ramai 40
152
Sudirman Tebba, Hukum Meida Massa Nasional, (Ciputat: Pustaka irVan, 2006), h.
52
dengan cara yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna
dan
penting
bagi
orang
banyak
dan
kemudian
menuliskannya dalam kata-kata. Pers mungkin akan memberitakan kejadian-kejadian pada hari itu, memberitakan pertemuanpertemuan yang diadakan atau memberitakan pengangkatanpengangkatan pejabat di kantor pemerintah. Per juga mungkin memperingatkan orang banyak tentang tentang peristiwa-peristiwa yang diduga akan terjadi seperti perubahan cuaca atau bencana alam. b. Fungsi kontrol pers yang bertanggungjawab adalah masuk ke balik panggung kejadian untuk menyelidiki pekerjaan pemerintah atau perusahaan. Fungsi “watchdog” atau fungsi kontrol ini harus dilakukan dengan lebih aktif ileh pers dari pada oleh kelompok masyarakat lainnya. c. Fungsi pers yang bertanggungjawab adalah fungsi interpretatif dan direktif, yaitu memberikan interprestasi dan bimbingan. Pers harus menceritakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian. Ini biasanya dilakukan pers melalui tajuk rencana atau tulisan-tulisan latar belakang. d. Fungsi regeneratif yaitu menceritakan bagaimana sesuatu itu dilakukan dimasa lampau, bagaimana dunia ini dijalankan sekarang, bagaimana sesuatu itu diselesaikan, dan apa yang dianggap oleh dunia itu benar atau salah. Jadi, pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru agar terjadi
53
proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada yang lebih muda. e. Fungsi pengawalan hak-hak warga negara yaitu mengawal dan mengamankan hak-hak pribadi. Demikian pula halnya, bila ada massa rakyat berdemonstrasi, pers harus menjaga baik-baik jangan sampai timbul tirani golongan mayoritas di mana golongan mayoritas itu menguasai dan menekan golongan minoritas. f. Fungsi ekonomi yaitu melayani sistem ekonomi melalui iklan. Tanpa radio, televisi, majalah dan surat kabar, maka beratlah untuk dapat mengembangkan perekonomian sepesat seperti sekarang. Dengan menggunakan iklan, penawaran akan berjalan dari tangan ke tangan dan barang produksi pun dapa dijual. g. Fungsi swadaya yaitu bahwa pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuannya sendiri agar ia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh serta tekanan-tekana dalam bidang keuangan. Bila medai seperti radio, televisid dan suratkabar berada di bawah tekanan soal keuangan, maka sama halnya dengan menempatkan diri berada di bawah kehendak siapa saja yang mampu membayarnya sebagai balas jasa. Karena itulah, untuk memelihara kebebasannya yang murni, pers pun berkewajiaban untuk memupuk kekuatan permodalannya sendiri.41 Dalam berbagai literatur komunikasi dan jurnalistik disebutkan terdapat lima fungsi fungsi utama pers yang berlaku universal. Disebut universal, 41
Hikmat kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori & Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 27-29
54
karena kelima fungsi tersebut dapat ditemukan pada setiap negara di dunia yang menganut paham demokrasi yakni informasi, edukasi, koreksi dan mediasi. Fungsi pertama dari lima fungsi utama pers ialah menyampaikan informasi secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya. Setiap informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar: aktual, faktual, menarik, atau penting, benar, lengkap-utuh, jelas-jernih, jujur-adil, berimbang, relevan, bermanfaaat, etis. Fungsi kedua yaitu edukasi, apa pun informasi yang disebarluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik. Inilah antara lain yang membedakan pers sebagai lembaga ekonomi pers memang dituntut berorientasi komersial untuk memperoleh keutungan finansial. Namun orientas dan komersial itu, sama sekali tidak boleh mengurangi atau meniadakan fungsi dan tanggung jawab sosial pers. Dalam istilah sekarang, pers harus mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru bangsa. Fungsi ketiga yaitu koreksi, pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam kerangka ini, kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menjadi korup dan absolud. Untuk itulah, dalam negara-negara penganut paham demokrasi, pers menegmban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat (watchdog function). Fungsi keempat pers adalah rekreasi atau menghibur. Pers harus memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi yang menyenangkan sekaligus
55
yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat. Artinya apa pun pesan rekreatif yang disajikan mulai dari cerita pendek sampai kepada teka-teki silang dan anekdot, tidak boleh yang bersifat negatif apalagi destruktif. Pers harus jadi sahabat setia pembaca yang menyengkan. Karena itulah berbagai sajian hiburan yang bersifat menyesatkan, harus dibuang jauh-jauh dari pola pikir dan pola perilaku pers sehari-hari. Fungsi kelima pers adalah mediasi atau penghubung. Bisa juga disebut sebagai fasilitator atau mediator. Setiap hari pers melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dalam lembaran-lembaran kertas yang tertata rapi dan menarik. Dengan kemampuan yang dimilikinya pers telah menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi itu dengan kita yang sedang duduk di ruang tamu atau sedang bersantai di sofa. Dengan fungsi mediasi, pers mampu menghubungkan tempat yang satu dengan tempat yang lain, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, orang yang satu dengan orang yang lain pada saat yang sama. Karakteristik pers adalah ciri-ciri spesifik. Setiap media memiliki karakteristik sendiri yang sekaligus membedakannya dengan media lain.42 E. Citra Politik Citra berasal dari bahasa Jawa, berarti gambar. Kemudian dikembangkan menjai gambaran sebagai padanan kata image dalam bahasa inggris. Kamus Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka (2001) menyebutkan, citra berarti: (1) (Kata benda): gambar, rupa, gambaran. (2) Gambaran orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk. (3) Mental atau
42
Haris Sumadira, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Featur, h. 32-35.
56
bayangan visual yang timbul oleh kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi. Citra politik dapat dirumuskan sebagai gambaran tentang politik (kekuasaan, kewenangan, otoritas, konflik, dan konsensus) yang memiliki makna kendatipun tidak selamanya sesuai dengan realitas politik yang sebenarnya. Citra politik tersusun melalui kepercayaan, nilai, dan pengharapan dalam bentuk pendapat pribadi yang selanjutnya dapat berkembang menjadi pendapat umum. Citra politik itu terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima, baik langsung maupun melalui media politik, termasuk media massa yang bekerja untuk menyampaikan pesan politik yang umum dan aktual.43 Media massa yang berkerja untuk menyampaikan informasi dapat membentuk, mempertahankan atau mendefenisikan citra. Realita yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi atau sering orang mengatakannya sebagai realitas tangan kedua. TV maupun surat kabar memillih tokoh dan
berita lainnya. Seringkali khalayak cenderung
memperoleh informasi itu semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Akhirnya, kita membentuk citra tentang lingkungan sosial kita bedasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. Lee Loevinger mengemukakan teori komunikasi yang disebut ‟reflektive projektive theory‟. Teori ini beranggapan bahwa media massa mencerminkan suatu citra yang ambigu-menimbulkan tafsiran yang bermacam-macam sehingga pada media massa setiap orang memproyeksikan atau melihat citranya pada penyajian media massa (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1993).
43
Ardial, Komunikasi Politik, h. 45.
57
Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Cerita lain di balik berita adalah, dalam memberitakan partai-partai politik, media cenderung melakukan labeling tertentu terhadap masing-masing parpol sehingga citra (image) yang dimiliki masing-masing partai itu tidak sama. Proses labeling ini terutama dilakukan melalui cara penyajian dan pemakaian simbol politik. Elemen-elemen framing dalam cara penyajian, yakni pilihan fakta yang dimuat dan struktur penyajian fakta, menentukan citra suatu parpol, begitu juga, pemilihan atau pemakaian simbol verbal (kata, istilah, sebutan, frase yang diletakkan pada parpol) maupun non-verbal (foto kegiatan parpol). Di sini media melakukan apa yang disebut dalam komunikasi politik dengan permainan kata dalam pembicaraan politik guna menciptakan citra politik. Alhasil, akibatnya permainan simbol politik ini setiap parpol memiliki citranya sendiri. Dalam mengkonstruksi (memberitakan) parpol setiap media melakukan permainan bahasa politik yang berbeda untuk setiap partai. Berkaitan dengan pencitraan adalah pembentukan opini publik. Dampak dari pencitraan tertentu adalah lahirnya opini publik. Ada juga koran yang lebih suka mengembangkan opini postur politik masing-masing partai dengan menghindari penilaian hitam-putih atas parpol. Kecenderungan media yang mengembangkan opini jenis ini adalah dengan menggambarakan ”apa adanya perilaku politik” parpol. Karena pers itu menjadi partisan ke masing-masing parpol sesuai orientasi ideologi dan atau politiknya, maka dalam memberitakan parpol, koran-koran
58
bersaing untuk menonjolkan parpol partisannya. Dalam situasi seperti ini terjadi kompetisi makna untuk memenangkan wacana politik di tengah publik. Hal ini juga merupakan cerita lain di balik berita. Jadi ditinjau dari kerangka teori, benar bahwa pengkonstruksian partai-partai politik oleh media tiada lain dalam rangka penciptaan makna dan pencitraan partai dan aktor politik; pembentukan opini publik mengenai partai dan massanya.44 Pembentukan citra politik sangat terkait dengan sosialisai politik. Hal ini disebabkan karena citra politik terbentuk melalui proses pembelajar politik, baik secara langsung maupun melalui pengalaman empirik. Sekaitan ini Arifin menegaskan, citra politik mencakup tiga hal, yaitu: a. Seluruh pengetahuan politik seseorang, baik benar maupun keliru. b. Semua referensi yang melekat pada tahap tertentu dari peristiwa politik yang menarik. c. Semua penghargaan yang dimiliki orang tentang apa yang mungkin terjadi jika ia berperilaku dengan cara berganti-ganti terhadap objek dalam situasi itu. Salah satu konsekuensi dari komunikasi politik yang sangat penting adalah terbentuknya citra politik baik bagi khalayak terhadap politikus atau pemimpin politik dan partai politiknya. Citra politik itu dapat berkembang melalui proses pembelajaran politik atau sosialisai politik yang terus-menerus. Citra politik dapat terbentuk melalui komunikasi politik, baik secara antarpersoanal, maupun melalui medai massa (pers, radio, film, dan televisi).
44
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, Granit
59
Pesan politik yang disampaikan oleh media massa bukanlah realitas yang sesungguhnya, melainkan realitas media. Yaitu, realitas buatan atau realitas tangan kedua. Realitas ini dibuat oleh wartawan dan reaktur yang mengolah peristiwa politik menjadi berita politik, melalui proses penyaringan dan seleksi.45
45
Ardial, Komunikasi Politik, h. 46-47.
BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Megawati Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau umum dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri (lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 63 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak presiden Indonesia pertama yang mengikuti jejak ayahnya menjadi presiden. Pada 20 September 2004, ia kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono dalam tahap kedua pemilu presiden 2004. Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999-2001, ia menjabat Wakil Presiden di bawah Gus Dur. Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999. Megawati
adalah
anak
kedua
Presiden
Soekarno
yang
telah
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ibunya Fatmawati kelahiran Bengkulu di mana Sukarno dahulu diasingkan pada masa penjajahan belanda. Megawati dibesarkan dalam suasana kemewahan di Istana Merdeka.
60
61
Dia pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran di Bandung (tidak sampai lulus) dalam bidang pertanian, selain juga pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (tetapi tidak sampai lulus).1 Karir politik Mega yang penuh liku seakan sejalan dengan garis kehidupan rumah tangganya yang pernah mengalami kegagalan. Suami pertamanya, seorang pilot AURI, tewas dalam kecelakaan pesawat di laut sekitar Biak, Irian Jaya. Waktu itu usia Mega masih awal dua puluhan dengan dua anak yang masih kecil. Namun, ia menjalin kasih kembali dengan seorang pria asal Mesir, tetapi pernikahannya tak berlangsung lama. Kebahagiaan dan kedamaian hidup rumah tangganya baru dirasakan setelah ia menikah dengan Moh. Taufiq Kiemas, rekannya sesama aktivis di GMNI dulu, yang juga menjadi salah seorang penggerak PDIP. 1. Karir Politik Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada Megawati. Karena sejak mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, ia pun aktif di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia). Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat. Karir politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun menjadi anggota DPR RI. Karir Megawati tahun 1993 Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI. 1
http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrasi_Indonesia_Perjuangan, Diakses Pada 4 November 2010
62
Karir Megawati tahun 1996 Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI. Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui Kongres Medan. Ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan perlengkapannya pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI. Namun, Soerjadi yang didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro. Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang dikenal dengan nama Peristiwa 27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat beberapa aktivis mendekam di penjara. Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun kemudian kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun terbalah dua: PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.
63
Karir Megawati tahun 1997 Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat itu. Karir Megawati tahun 1999 Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri (1999-2001). Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi. Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain: memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting pemilihan Presiden: 373 banding 313 suara. Karir Megawati tahun 2001 Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri. Ia tidak harus menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid, setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang Istimewa MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
64
Karir Megawati tahun 2004 Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40% - 60%) dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada masa pemerintahannya. 2. Perjalanan Karir -
Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung), (1965)
-
Anggota DPR-RI, (1993)
-
Anggota Fraksi DPI Komisi IV
-
Ketua DPC PDI Jakarta Pusat, Anggota FPDI DPR-RI, (1987-1997)
-
Ketua Umum PDI versi Munas Kemang (1993-sekarang) PDI yang dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999sekarang.
-
Wakil Presiden Republik Indonesia, (Oktober 1999-23 Juli 2001)
-
Presiden Republik Indonesia ke-5, (23 Juli 2001-2004)
3. Perjalanan Pendidikan -
SD Perguruan Cikini Jakarta, (1954-1959)
-
SLTP Perguruan Cikini Jakarta, (1960-1962)
-
SLTA Perguruan Cikini Jakarta, (1963-1965)
-
Fakultas Pertanian UNPAD Bandung (1965-1967), (tidak selesai)
65
-
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972), (tidak selesai)2
B. Profil singkat Benny Rachmadi Benny Rachmadi lahir di Samarinda 23 Agustus 1969. lulusan dari jurusan Desain, Fkultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tahun 1993. menjadi kartunis tetap di mingguan dan Harian Kontan sejak 1998 hingga sekarang. Bersama dengan Muhammad Misrad, alumni Desain Grafis, Fakultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta ini membuat strip komik Benny & Mice yang berisi tentang kritik-kritik sosial. Dari tahun 2003 Benny, bersama Muhammad Misrad, mengisi kartun "Benny & Mice" di Kompas Minggu. Sebagian kartun strip ini dibukukan, antara lain: -
Lagak Jakarta: Trend dan Perilaku (1997)
-
Lagak Jakarta: Transportasi (1997)
-
Lagak Jakarta: Profesi (1997)
-
Lagak Jakarta: Krisis, Oh, Krisis (1998)
-
Lagak Jakarta: Reformasi (1998)
-
Lagak Jakarta: (Huru-Hara) Hura-Hura Pemilu '99 (1999)
Bebrapa buku juga dubuat bersama Mice dan diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia): -
Satu Dekade Lagak Jakarta Edisi Koleksi 1 & 2 (2007)
-
100 Tokoh yang Mewarnai Jakarta (Februari 2008)
-
Benny & Mice: Lost in Bali (2008)
Buku-buku lain yang juga dibuat bersama Mice dan diterbitkan oleh Penerbit Nalar: 2
http://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Soekarnoputri, Diakses Pada 15 November 2010, Pukul 13:55
66
-
Kartun Benny & Mice: Jakarta Luar Dalem (2007)
-
Kartun Benny & Mice: Talk About Hape (Maret 2008)
-
Kartun Benny & Mice: Jakarta Atas Bawah (2008)3
C. Profil Buku Wacana politik sering kali dihidangkan ke hadapan masyarakat banyak dengan wujud dari suasana serius dan monoton, bahkan sangat lekat dengan aktivitas berpikir keras dalam IQ dan wacana tingkat tinggi. Di dalamnya sering muncul kata-kata ilmiah, seperti oposisi, supremasi, perspektif, dan refleksi, yang sangat ironis jika tak ditemukan di dalam kamus. Oleh sebab itu, banyak masyarakat Indonesia, terutama kaum remaja, lebih memilih membaca cerita-cerita rekaan (fiksi) dan banyolan konyol ketimbang membaca buku-buku politik yang menurut mereka membosankan dan berbelit-belit. Namun, di tengah gejolak politik yang sedang hangat-hangatnya pasca pemilu ini, kita tak perlu risau dengan wacana politik yang membosankan seperti yang digambarkan di atas. Sebab buku yang berjudul Dari Presiden ke Presiden karya Benny Rachmadi akan menawarkan sudut pandang baru untuk melihat serba-serbi gejala dan wacana politik di Tanah Air sejak masa tumbangnya Soeharto 1998 hingga pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2009. Uniknya, buku ini bukan berbentuk tulisan yang panjang, melainkan Benny telah mengubahnya menjadi gambar-gambar kartun yang khas dan lucu sesuai dengan karakter masing-masing tokoh politik. Jika melihat dari 3
Benny Rachmadi, Dari Presiden Ke Presiden, (Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2009), h. 333
67
kacamata sejarah, kartun politik seperti ini awalnya ditemukan di majalah Punch (sebuah media Inggris) pada 1843. Ketika itu, majalah Punch menerbitkan kartun berisi satire tentang pembangunan kembali gedung parlemen Inggris yang hangus terbakar. Kemudian kartun jenis ini mulai berkembang di Eropa, menyebar luas ke Asia dan Indonesia, sehingga hari ini pun kita bisa menikmatinya di banyak media massa di Tanah Air. Perkembangan publikasi kartun di media massa dewasa ini cukup melejit karena Indonesia adalah negeri yang full affair, sarat peristiwa, terutama ketika dihadapkan pada tingkah polah elite politik. Ini adalah satu perikehidupan di Indonesia yang sangat ironi. Seperti Habibie dengan kabinetnya yang tidak kompak, oleh Benny digambarkan Habibie sedang memimpin sebuah orkestra. Demikian pula ketika ia ragu untuk mengusut Tap MPR RI No XI Tahun 1998, ia digambarkan sosok yang lugu dengan jejakjejak kaki yang berbelit-belit. Kemudian gambaran kabinet pelangi versi Gus Dur, Gus Dur mengutakatik pejabat, bongkar pasang kabinet, isu bumbu masakan berbahan tidak halal, Megawati dan flu burung, bom Bali, hingga gambaran Presiden Yudhoyono menjadi tokoh populer pun digambarkan sedemikian unik oleh Benny dengan karakter yang utuh dan cukup mengena. Buku ini adalah kumpulan kartun Benny yang merekam jejak wacana dan pelaku politik yang pernah dimuat pada Tabloid Kontan di mingguan dan
68
harian sejak 1998 hingga 2009. Seperti halnya teks, kartun adalah ruh surat kabar yang memiliki arti yang sangat dalam.4
4
http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=15103, Diakses pada tanggal 26 Februari Pukul 14:30
BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Analisis Karikatur Megawati dalam Buku Dari Presiden Ke Presiden karya Benny Rachmadi: 1. Bulan Madu dengan jabatan baru
Gambar 1 Caption: Bulan Madu dengan jabatan baru: Masa bulan madu pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri pada waktu itu diperkirakan akan lebih singkat dari waktu normal 100 hari menjadi sekitar 50 hari. Karena saat itu duet Mega-Hamzah harus segera melakukan kerja pemerintahan. Prioritas pertama kebijakan harus diletakkan pada upaya pemulihan ekonomi dan untuk itu Mega harus berani mengesampingkan dahulu isu-isu lain yang tak kalah sensitif seperti pemberantasan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) dan penangangan masalah pelanggaran HAM. "Dalam jangka pendek, pemulihan ekonomi harus bisa memulihkan kepercayaan pasar yang selama 20
69
70
bulan masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tidak bisa dikelola dengan baik," kata ekonom yang mengenyam pendidikan magister pada Massachusetts Insitute of Technology (MIT). Megawati memiliki momentum dan berkah baik akibat relatif redanya gonjang ganjing politik menyusul terbentuknya pemerintahan baru, resistensi politik dari parpol-parpol besar yang jauh lebih rendah, dan pendampingnya Hamzah Haz yang dikenal luas sebagai pakar anggaran. "Untuk memperbaiki ekonomi ini sendiri, katanya, pemerintah Mega harus pula bisa memperbaiki hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan melakukan konsultasi intensif dengan lembaga dunia itu mengingat perannya yang krusial dalam pemulihan ekonomi.1
Signs: -
Gambar dua orang yang sedang berada di atas perahu
-
Gambar seorang laki-laki memakai kemeja putih, dasi kupu-kupu hitam, celana hitam dan membawa lap ditangannya
-
Gambar perempuan berkacamata, bertopi kuning, berpakaian berwarna merah, tangannya memagang cankir berisi air berwarna merah
-
Gambar ikan hiu bermata merah putih, dan dibadannya bertuliskan ‖KRITIS‖
-
Air berwarna biru
-
Langit berwarna ungu
Interpretasi: Pada gambar diatas: terlihat sesosok perempuan berkacamata, bertahi lalat, bergaun merah dan sedang berada diatas perahu yang dilayani bagai seorang ratu, Dalam hal ini digambarkan sebagai Megawati Soekarno Putri.
1
http://els.bappenas.go.id/upload/other/utang%20harus%20dilunasi.htm, Diakses Pada 2 Desember 2010 Pukul 09:00
71
Dibawah perahu, ada seekor ikan paus bermata agak kemerah-merahan, seperti sedang menahan rasa marah. Tulisan ―Krisis‖ pada bagian tubuh ikan besar tersebut semakin menjelaskan bahwa ada permasalahan besar yang terjadi. Air terlihat biru menandakan laut tersebut sangat dalam dan warna biru memiliki makna tenang. Sedangkan langit yang terlihat berwarna ungu memiliki makna Positif: raja, kaum ningrat, spirituality, kemewahan, ambition dan Negatif: misteri, kemasgulan Dalam representasi dijelaskan Mega menikmati kemenangannya bersama Hamza Has namun pada gambar Mega berlibur dengan seorang pelayan yang tuganya melayani Megawati. Kata bulan madu merupakan istilah untuk sepasang kekasih yang baru menikah dan berlibur kesuatu tempat. Istilah itu dipergunakan untuk kemenangan Mega atas terpilihnya ia sebagai Presiden Suatu kondisi kontras yang coba digambarkan dari dua objek berbeda tersebut, megawati dipandang sedang berlibur ketika sedangkan pada waktu itu baru menjabat sebagai presiden baru menggantikan Gusdur. Tabel 1 Historis
Bulan madu diatas krisis di Indonesia
Sign
- Mega memakai pakain berwarna merah, memakai topi, ada pelayan, perahu dan seekor paus
Interpretasi
Bahwa Mega bersenang-senang tanpa melihat krisis yang begitu besar.
72
2. Rakusnya partai pada jabatan dikabinet
Gambar 2 Caption: Rakusnya partai pada jabatan dikabinet
HARAPAN. Kata yang sempat menjadi langka di negeri yang dililit krisis di segala sendi kehidupan itu kini muncul lagi. Perciknya dimulai Kamis, 26 Juli 2001, saat Sidang Istimewa MPR ditutup. Dalam perhelatan itu Megawati Sukarnoputri terpilih menjadi presiden, menggantikan Abdurrahman Wahid. Ia didampingi oleh Ketua Umum PPP Hamzah Haz, yang terpilih jadi wakil presiden lewat persaingan yang demokratis. Suksesi kepemimpinan yang berjalan damai itu segera membuat nilai rupiah menguat. Dunia ekonomi berseri menyambut tampilnya duet baru itu. Sebagian besar rakyat, terutama kalangan PDI Perjuangan dan PPP, pun bersuka ria, seolah masa depan yang gemilang segera datang. Dan awal pekan ini, api harapan itu diharapkan semakin terang. Presiden Megawati akan mengumumkan susunan kabinet baru. Mirip dengan kabinet Abdurrahman Wahid, susunan menteri yang dibentuk Megawati bakal melibatkan banyak partai. Bedanya, kali ini Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak akan ambil bagian. Permintaan sebetulnya
73
sudah disampaikan Megawati kepada Alwi Shihab, Ketua Umum PKB, agar partainya tetap ikut dalam kabinet. Ada lima posisi kunci yang diminta oleh PDI Perjuangan, yakni Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, pimpinan Bank Indonesia, dan Jaksa Agung. Di luar jabatan kunci itu, PDI-P mendapat 2 kursi lagi, sehingga totalnya mencapai 7. Sebagai partai terbesar kedua, Golkar disebutsebut akan mendapat 5 kursi, PAN kebagian 2, dan Partai Keadilan memperoleh 1. PPP, Fraksi Kesatuan dan Kebangsaan Indonesia, dan Fraksi Utusan Daerah masing-masing juga mendapat 1 kursi. Sebetulnya PKB mendapat bagian 3 kursi. Tapi, kalau mereka menolak, jatah kursinya kemungkinan akan diberikan ke partai lain. Dari PPP, paling tidak ada empat nama yang dielus, yakni Ali Marwan Hanan, Bachtiar Chamsyah, Ali Hardi Kiai Demak, dan Tosari Widjaya. Sementara itu, kalangan PAN sudah menitipkan calon juga lewat Amien Rais, yakni Bambang Sudibyo, Hatta Radjasa, dan Abadillah Toha. Daftar itu, kata Alvin Lie, politisi PAN, sudah diserahkan ke Megawati Selasa pekan lalu. Partai lainnya juga tak tinggal diam. Diperkirakan PBB akan menjagokan ketua umumnya, Yusril Ihza Mahendra, untuk masuk kabinet, dan Partai Keadilan disebut-sebut mencalonkan Anis Matta. Lalu, Partai Persatuan dan Keadilan menyodorkan Sutradara Ginting. Jangan lupa, kalangan TNI pun mendapat jatah. Kemungkinan besar Susilo Bambang Yudhoyono akan menjadi Menko Polsoskam dan Agum Gumelar jadi Menteri Pertahanan. Menurut Alvin Lie, pada hari Minggu malam, 29 Juli, para ketua umum partai akan bertemu dengan Presiden untuk membahas format kabinet, berikut nama-nama yang akan mengisi. Walau pembagian kursi bisa dilakukan secara proporsional, perebutan departemen yang "basah" dan kunci tetap terjadi. Dalam menghadapi pemilu 2004, mereka tentu mempunyai kepentingan yang berbeda. Karena itu, agar harmonis, kata Amal kepada Heru C. Nugroho dari TEMPO, "Harus ada pembagian tugas yang jelas." Tanpa pembagian wewenang yang gamblang, gesekan seperti yang telah terjadi antara Abdurrahman Wahid dan Megawati bisa terulang juga. Kalau perbedaan kepentingan di kabinet telah menganga, partai-partai pun bisa bertindak tidak elegan: mengkritik pemerintahan
74
yang semula didukungnya. Semua penyakit lama ini bukan tidak mungkin kambuh lagi setelah masa bulan madu usai. Maka, saran Ikrar Nusa Bhakti rasanya perlu didengar. Harapan baru boleh muncul ber-samaan dengan terbentuknya kabinet baru. Tapi, kata Ikrar, jangan terlalu banyak berharap, kalau tak ingin kecewa untuk kedua kalinya2. Sign: - Gambar ikan yang berwarna warna merah, kuning, hijau dan biru -
Gambar ikan meloncat menangkap umpan yang ditebar
-
Gambar perempuan berkacamata, memakai kaos merah, jas dan rok abuabu, sepatu hitam dan berambut pendek
-
Air biru
Interpretasi: Pada gambar diatas terliat seorang perempuan gemuk berkacamata dan memilliki tahi lalat di dagu dan memakai jas abu-abu dan kaos berwarna merah. Gambar tersebut digambarkan sosok Megawati. Dalam gambar diatas Mega sedang memegang atau membawa sebuah kantong makanan ikan bertuliskan KABINET, kantong tersebut di ibarakan sebuah kursi kabinet. Mega menaburkan makan tersebut ketiga ikan yang ada disebuah kolam. Ikan-ikan tersebut memiliki warna diantaranya merah, kuning, hijau dan biru. Ikan berwarna tersebut di gambarkan sebuah partai yaitu warnah merah partai PDI, kuning partai Golkar, hijau partai PBB, dan biru partai PAN. Selain itu warna merah memiliki makna positif: cinta, energi, kuasa, kekuatan, penderitaan, panas dan negatif: kemarahan, bahaya, peringatan, ketidaksabaran. Warna kuning memiliki positif: terang/cerdas, energi, matahari,
2
http://ip52-214.cbn.net.id/id/arsip/2001/07/30/LU/mbm.20010730.LU81903.id.html, Diakses Pada 2 Desember 2010 Pukul 09:05
75
kreativitas, akal, bahagia dan negatif: penakut, tidak bertanggungjawab, tidak stabil. Warna hijau memiliki makna Positif: uang, pertumbuhan, kesuburan, kesegaran, healing dan Negatif: iri hati, kecemburuan, kesalahan, kekacauan. Warna biru memiliki makna Positif: keheningan, mencintai, kesetiaan, keamanan, percaya, intelligence dan Negatif: kedinginan, ketakutan, kejantanan. Jadi, cerita dalam gambar diatas di ceritakan bahwa Megawati sedang membagikan kursi-kursi cabinet kebeberapa partai namun dalam membagikannya Mega tidak ingin tahu siapa yang paling banyak memdapatkannya, karena pada gambar diatas Mega sedang memakai kacamata hitam sehingga matanya tidak dapat melihat secara jelas. Tabel 2 Histories
Partai berebut kursi di kabinet
Sign
- Mega menabur makanan ikan, empat ikan dengan warna merah, kuning, hijau dan biru - makanan ikan bertuliskan cabinet
Interpretasi
Mega dengan kaca mata hitamnya tidak mempedulikan partai yang mana lebih banyak memdapatkan kursi kabinet.
76
3. Partai-partai menyodorkan calon menteri
Gambar 3 Caption: Partai-partai menyodorkan calon menteri
Satu banding lima belas. Begitulah peluang para kandidat untuk menggaet kursi dalam kabinet Megawati Soekarnoputri, seperti dikatakan Djoko Susilo, kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengaku mendapat bocoran dari orang terdekat presiden. ''Seperti UMPTN, ujian masuk perguruan tinggi negeri,'' katanya sambil terkekeh-kekeh. Djoko sendiri tak termasuk kandidat yang beredar di bursa ''UMPTN'' itu. Ia mengaku tak kecewa. Ia hanya ingin menggambarkan, betapa kursi kabinet benar-benar diinginkan banyak pihak. Secara resmi, nama-nama kandidat cuma bisa masuk bursa atas usulan ketua umum partai-partai, kemudian diputuskan presiden dengan hak prerogatifnya. Para ketua umum, termasuk Megawati yang mengetuai PDI Perjuangan, juga dianggap punya hak prerogatif internal partai. Mereka bisa saja mencomot nama-nama lewat jalur partai, dan lewat tokoh yang mereka percayai. Nisbah 1:15
77
itu muncul karena para kandidat harus lolos seleksi pertama di tangan ketua umum, lalu seleksi kedua di tangan presiden. Begitu rumitnya pencalonan ini, sehingga Mega memerlukan waktu dua pekan, mungkin lebih. Megawati Soekarnoputri sendiri, Kamis pekan lalu, ketika menerima para ketua partai dalam acara makan pagi di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, mengatakan bahwa susunan kabinetnya baru bisa diumumkan Kamis pekan ini. Tidak mengherankan bila kemudian banyak nama masuk dan membuat presiden puyeng. Nama-nama itu disusun secara hati-hati. ''Presiden ingin agar kabinetnya benar-benar solid,'' kata Pramono Anung Wibowo, Wakil Sekjen PDI Perjuangan yang disebut-sebut sebagai kandidat Sekretaris Kabinet. Bukan hanya di PDI Perjuangan. Akbar Tandjung juga sempat pusing kepala didesak teman-temannya agar memasukkan nama mereka ke dalam calon penghuni line up kabinet. Walhasil, Kamis malam pekan lalu, Akbar pun mengirim amplop tertutup berisi 27 nama kepada Megawati melalui kurir. Di antara mereka, ada pemain lama seperti Fahmi Idris, Mahadi Sinambela, Theo L. Sambuaga, serta tokoh-tokoh yang lebih muda seperti Rully Chairul Azwar, Ferry Mursyidan Baldan, dan Ade Komaruddin. Bagaimana dengan PAN? Menurut Nasrudin Madjid, pengurus PAN yang dekat dengan Amien Rais, nama-nama resmi baru akan diserahkan kepada Mega, Senin pekan ini. Toh, ia memperkirakan tak jauh beda dengan yang sudah diusulkan secara lisan. Nama unggulannya adalah Bambang Sudibyo dan Hatta Radjasa, untuk pos Menteri Keuangan dan Menteri Pertambangan. Yang terlihat adem-ayem hanya Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Aksi baku jegal mencari posisi tak terlihat. Tampaknya, mereka sudah berterima kasih Hamzah Haz naik ke posisi RI-2. Kader PPP yang punya peluang besar lolos ke kabinet baru Bachtiar Chamsyah untuk pos Departemen Koperasi. Yang bakal gigit jari sudah pasti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang tak resmi terlibat tawar-menawar. Namun, Matori Abdul Djalil, meski telah dicopot sebagai Ketua Umum PKB, turut hadir dalam acara Kamis pagi pekan lalu itu. Ia masih mengatasnamakan partai. ''PKB sudah jelas dan tegas. Untuk
78
jabatan menteri, kami tidak nyuwun (meminta), tapi kalau dikasih, ya matur nuwun,'' katanya. Ia diperkirakan mendapat jatah di kabinet. Persaingan sengit terjadi dalam tubuh PDI Perjuangan sendiri. Pasalnya, banyak orang dekat Megawati di sana yang keinginannya berbeda. Jangan heran bila di antara mereka terjadi ketegangan, karena Megawati sendiri tak kunjung memberikan jaminan kepada para kandidat. Buntutnya, muncul anggapan satu pihak menjegal pihak yang lain. Akibatnya, tak sedikit nama unggulan bertabrakan dengan kriteria tersebut. Kabarnya, surat berkategori sangat rahasia itu diberikan kepada Megawati sebagai masukan dari PDI Perjuangan agar menjadi catatan penting dalam menyusun kabinet (lihat: Dokumen Pecenongan Menjaring Menteri). PDI Perjuagan sendiri tampaknya tak menolak tokoh semacam Agum, yang di menit-menit terakhir pemerintahan Gus Dur dianggap bermain cantik dengan
menolak
dekrit.
Agum
termasuk
dalam
klasifikasi
''layak
dipertimbangkan'', bersama I Gede Ardhika (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata), Dr. Sonny Keraf (Menteri Lingkungan Hidup), Ahmad Sujudi (Menteri Kesehatan), dan Bungaran Saragih (Menteri Pertanian). Kabarnya, mereka bakal dipakai lagi oleh Mega. Jelas, Megawati dijepit banyak kepentingan. Ia lantas memilih menenteramkan diri di vilanya di Gunung Geulis, Ciawi, Bogor, Sabtu malam pekan lalu. Ia memang harus memilih: mengakomodasi tekanan politik agar dukungan kepada dirinya tetap terjaga, atau merancang kabinet terbaik sesuai dengan keinginannya, meski harus melupakan aspirasi partai-partai, termasuk PDI Perjuangan. Hal ini pula yang dicemaskan Eep Saifulloh Fatah, pengamat politik dari Universitas Indonesia. ''Mau tidak mau Mega harus beradaptasi, karena realitas politik yang ada sekarang seperti itu. Kalau ia keras kepala tak mau mendengar masukan dari luar dalam menyusun kabinet, maka ia akan cepat mengalami pengeroposan dukungan politik,'' kata Eep kepada Mariana Ariestyawati dari
79
GATRA. Ia mengingatkan, bila Mega tak hati-hati, batu sandungan siap menghadangnya. Dan nasibnya bisa seperti Gus Dur3.
Sign: - Gambar tiga laki-laki berwarna kuning, biru, dan hijau -
Gambar perempuan berkacamata memakai kaos merah, jas dan rok abuabu, berambut pendek, membawa teleskop dan membawa kotak merah bertuliskan KABINET
-
Gambar empat kotak berwarna merah, kuning, hijau dan biru. berisi orang kecil
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat tiga laki-laki berwarna kuning, hijau dan biru, masing-masing laki-laki tersebut membawa sebuah kotak yang berisi manusia kecil. Warna kuning, hijau dan biru merupakan warna dari sebuah partai yaitu warna kuning dari partai Golkar, hijau dari partai PKB dan biru dari partai PAN. Sedangkan jas warna abu-abu yang dipakai oleh Mega memilki makna yaitu Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium), Kesederhanaan, Kesedihan. Masing-masing partai tersebut menyodorkan sebuah kotak kepada seorang perempuan berbadan gemuk, memakai kacamata, memiliki tahin lalat di bagian dagu, membawa kaca pembesar dan membawa sebuah kotak berwarna merah berisi orang-orang kecil berwarna merah, warna merah merupakan partai PDI. Pada kotak tersebut terdapat sebuah tulisan KABINET. Perempuan tersebut adalah Megawati selaku Presiden Republik Indonesia, pada gambar diatas terlihat ke-tiga partai tersebut menyodorkan calon-calon
3
http://www.gatra.com/2001-08-06/artikel.php?id=8918, Diakses Pada 3 Desember 2010 Pukul 08:30
80
menteri kepada Mega. Ketiga partai tersebut meminta tuntutan balas budi karena telah membantu dalam pemilihan. Representasi diatas mewakili gambar tersebut yang mana apa yang dijelaskan sama seperti yang digambarkan oleh Benny yaitu partai-partai saling menyodorkan calon-calonnya untuk menjadi mentri seperti partai PKB, Golkar dan PAN.
Tabel 3 Histories
Bingung memilih calon mentri yang telah disodorkan oleh tiga partai
Sign
- Mega membawa kardus merah dan teleskop - Mega terlihat bingung melihat tiga orang laki-laki berwarna kuning, hijau dan biru
Interpretasi
Partai-partai menyodorkan calon mentri kepada Mega dan Mega terlihat kebingungan. Penawaran tuntun balas budi dari partai koalisi
81
4. Indonesia masih bergolak, investor kabur
Gambar 4 Caption: Indonesia masih bergolak, investor kabur
Letter of Intent IMF Tahun Penuh Derita Belum Berlalu Tahun depan rasanya masih akan menjadi masa penuh derita bagi rakyat Indonesia. Soalnya, kendati sudah empat tahun berkubang dalam krisis, pemerintah bakal tetap menjalankan kebijakan ekonomi superketat. Bahkan lebih ketat daripada tahun ini. Hal itu tertera dalam naskah letter of intent (LoI) terbaru dengan Dana Moneter Internasional (IMF), yang pekan lalu telah selesai dibahas dan langsung dikirim ke Washington untuk dimintakan persetujuan dari para bos IMF. Bila mereka oke, Indonesia akan kembali mendapat kucuran dana US$ 360 juta yang akan ditaruh di Bank Indonesia untuk memperkuat cadangan devisa. Kendati jumlah butirnya kian banyak?dari 35 butir dalam LoI III menjadi 47 butir dalam LoI IV?resep IMF masih tak beringsut dari pakem lama: memperkuat kinerja makro-ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan. Caranya? Dengan
82
menerapkan sejumlah kebijakan moneter dan fiskal yang ketat, serta melakukan perbaikan dalam pelaksanaan desentralisasi dan reformasi sektor keuangan. Tujuan kebijakan seperti itu bisa ditebak: untuk melakukan penghematan habis-habisan dan menggenjot penerimaan secara besar-besaran. Maka, jangan heran bila subsidi minyak bakal terus-menerus dikurangi, sehingga tahun depan harga minyak rata-rata akan naik 30 persen. Di sisi lain, rakyat akan dibebani berbagai pungutan dan kenaikan tarif pajak. Bila melihat kondisi keuangan negara yang kembang-kempis, langkah perbaikan yang disarankan IMF sebetulnya ibarat jamu: pahit tapi (mungkin) menyehatkan. Siapa yang tak setuju bila sektor perbankan segera dibenahi? Kalau perbankan sudah sehat, kasus seperti penutupan Unibank tak bakal terjadi lagi. Dan, Menteri Keuangan Boediono pun berani menjamin, "Tahun depan tak ada lagi bank yang harus dilikuidasi." Demikian pula semua orang tahu, restrukturisasi utang perusahaan, penjualan aset di BPPN, dan privatisasi badan usaha milik negara (BUMN) perlu segera dilakukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Apalagi penerimaan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan BUMN tak hanya digunakan untuk menambal defisit anggaran. "Sekitar 40 persen penerimaan akan disisihkan untuk mengurangi stok utang pemerintah," ujar Boediono. Tahun depan pemerintah memang berencana menarik sebagian obligasi, baik di perbankan maupun di Bank Indonesia. Siapa pula yang tak sepakat bahwa pelaksanaan desentralisasi perlu diperbaiki? Sudah jadi rahasia umum, sekarang banyak peraturan daerah (perda) yang menghambat pergerakan modal, barang, dan jasa dari satu daerah ke daerah lain. Akibatnya, banyak pengusaha dan investor menyatakan jera melakukan usaha di daerah tersebut. Maka, sudah sewajarnya bila pemerintah pusat turun tangan menertibkan perda yang menghambat kegiatan ekonomi. Secara garis besar Menkeu Boediono menyebut perda yang harus dicabut itu ada empat kelompok. Masing-masing adalah perda tentang pajak atas komoditi barang dan jasa; perda tentang retribusi pemanfaatan fasilitas umum; perda tentang retribusi yang bersifat pajak dan merintangi lalu lintas barang, modal, jasa, atau manusia; perda tentang retribusi yang dikaitkan dengan fungsi perizinan
83
dan sumbangan pihak ketiga. Nah, rekomendasi Menkeu Boediono itu langsung ditanggapi oleh Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno. Untuk menuntaskan perseteruan lama antara pemerintah dan bank sentral soal dana bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sejumlah Rp 144,5 triliun, pemerintah akan mengundang konsultan independen. Soalnya, selama ini kedua pihak tak kunjung mencapai kata sepakat, berapa bagian yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Anjuran IMF untuk tetap mempertahankan kebijakan uang ketat untuk mengekang inflasi?dengan mempertahankan suku bunga tinggi dan membatasi jumlah uang beredar?patut dipertanyakan. Di masa lalu, kebijakan itu terbukti membuat ekonomi Indonesia berputar dalam lingkaran setan. Soalnya, suku bunga tinggi membuat sektor riil tak mampu bergerak. Pada gilirannya, bila usahanya macet, kemampuan para pengusaha membayar cicilan utang pun tersendat. Akhirnya bank kembali terjangkit virus kredit macet, dan pemerintah harus kembali memberi injeksi modal. Begitu terus-menerus. Belum lagi beban tambahan yang harus ditanggung pemerintah setiap kali terjadi kenaikan suku bunga. Menurut hitungan, bila terjadi kenaikan suku bunga 1 persen, pemerintah harus mengeluarkan tambahan Rp 2,5 triliun di anggaran untuk membayar bunga obligasinya. Di negara yang ekonominya masih lesu seperti Indonesia, pajak mestinya justru diturunkan untuk merangsang orang membiakkan uangnya. Kalau yang terjadi sebaliknya, pengusaha akan lari ke tempat lain yang sistem pajak dan iklim usahanya lebih bersahabat. Lalu, mengapa pemerintah masih tetap nrimo saja pada rekomendasi IMF? Jawabannya konon terletak pada upaya mempertahankan kepercayaan. Kita butuh dipercaya oleh IMF agar seluruh dunia yang lain juga mempercayai kita. Dengan adanya kepercayaan dunia internasional, upaya memulihkan perekonomian pun diharapkan menjadi lebih mudah. Masalahnya, setelah empat tahun, investor asing tampaknya tetap enggan datang ke Indonesia. Di pasar modal, perdagangan saham kini sebagian besar justru dilakukan oleh pemain lokal. Perusahaan sekuritas asing malah menutup atau mengurangi kegiatan usahanya.
84
Kata seorang pengusaha, "Kalau kita dipercaya, kita bisa mendapat penjadwalan utang dengan mudah." Ibaratnya minta haircut pun diberi. Minta jangka waktu pembayaran utang diperpanjang juga diberi. Minta mengubah utang menjadi modal pun dikasih. Nah, Indonesia pun kini sedang tersangkut utang US$ 74 miliar kepada negara-negara kreditor yang tergabung dalam Klub Paris, yang nota bene juga anggota IMF. Kita lihat saja, apakah para kreditor itu mau memberi keringanan?sebagai tanda kepercayaan?dalam membayar utang atau tidak. Bila ternyata tak ada keringanan, barangkali hubungan dengan IMF memang betul-betul harus dipertimbangkan kembali4. Sign: - Gambar perempuan memakai daster merah, berkacamata, ada tahi lalat dibawah bibir -
Gambar dua orang laki yang keduanya membawa koper hitam, berdasi merah, hidung mancung dan dagu lancip
-
Gambar lelaki yang pertama berpakaian jas biru tua, kemeja putih, sepatu vantopel, berambut pirang
-
Gambar lelaki yang kedua berpakaian biru muda, celana ungu, dan rambut piran
-
Gambar balon dialog diatas kepala laki-laki kemeja biru muda bertuliskan ‖waaah... Anaknya bandel-bandel ya.. bu?!!‖
-
Gambar sekelompok anak-anak sedang bertingkah polah.
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat seorang ibu memakai daster berwarna merah, memakai kacamata terlihat pusing melihat tingkah pola anak-anaknya. Seorang ibu tersebut adalah Mega, sedangkan anak-anak kecil tersebut adalah rakyat Indonesia. Telihat dua orang berambut pirang, hidung mancung dan berkulit merah merona. Dua laki-laki tersebut adalah seorang WNA (Warga Negara Asing). 4
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2001/11/26/EB/mbm.20011126.EB85572.id. html, Diakses Pada 2 Desember 2010 Pukul 10:11
85
Mega merasa pusing melihat rakyat dan pemerintahannya yang sulit diatur dan hanya membuat ulah terhadap negeri ini. Banyaknya hutang terhadap negaranegara kreditor yang tergabung dalam Klub Paris, yang nota bene juga anggota IMF. Banyaknya hutang dan apa yang terjadi di Indonesia maka tidak heran sebagian investor memilih lari ke tempat lain yang sistem pajak dan sistem usahanya lebih bersahabat dan rakyatnya. Representasi diatas sedikit tidak sesuai dengan gambar. Dalam representasi dijelaskan Indonesia dalam keadaan krisis ekonomi dan memiliki banyak hutang, sedangkan pada gambar Mega terlihat pusing dan bingung melihat keadaan pemerintahannya yang semerawut sehingga membuat para investor melarikan diri. Tabel 4 Histories
Para investor kabur
Sign
- Mega memegang kepala - Anak kecil nakal - Dua orang asing
Interpretasi
Para investor kabur melihat tingkah pola rakyatnya yang tidak bias diatur. Begitu pun Mega melihat tingkah pola rakyatnya sampai pusing memikirkannya.
86
5. Terganggu dengan lembaga swadaya masyarakat
Gambar 5 Caption: Terganggu dengan lembaga swadaya masyarakat
Patah Tumbuh LSM Berganti MARIA Federer kini enggan menemui wartawan. Direktur Timor Aid ini seolah alergis dengan publikasi pers. Soalnya, bukan berita baik yang datang dari Timor Aid-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan pembangunan masyarakat miskin di Timor Loro Sa'e. Hasil audit belum lama ini memperlihatkan lembaga itu telah menyelewengkan proyek pembuatan kapal nelayan senilai US$ 50 ribu atau sekitar Rp 500 juta untuk kantong pribadi. Kasus itu terbongkar pada Agustus lalu. Sejak saat itu, kantor Timor Aid yang terletak di Bidar Lecedere, Dili, seperti tertutup bagi wartawan. Kisah tentang Timor Aid hanyalah sekeping kecil mozaik dalam potret buram LSM di Timor Loro Sa'e. Sejak jatuh "talak tiga" pada Indonesia seusai referendum pada Agustus 1999 lalu, ratusan LSM lokal dan internasional
87
bermunculan. Data pada NGO Forum-lembaga yang menaungi semua LSM di Timor Loro Sa'e-memperlihatkan ada 294 LSM yang kini berkantor di seluruh pelosok negeri itu. Jumlah tersebut terdiri atas 177 LSM lokal dan 116 LSM internasional. Sebelum jajak pendapat, jumlah lembaga swadaya masyarakat di bekas wilayah Indonesia itu bisa dihitung dengan jari. "Sekarang jumlah LSM memang banyak, tapi kualitasnya payah," kata Selma Widhi Hayati, Kepala Divisi Peningkatan Kemampuan di NGO Forum. Apalagi syarat mendirikannya tidak pelik: cukup membuat proposal dan papan nama, daftarkan diri di NGO Forum, lalu silakan tunggu kucuran dolar. Istilah "LSM tiga bulanan" pun menjadi amat populer di kalangan aktivis lembaga swadaya masyarakat di Timor Loro Sa'e. Ini julukan bagi LSM yang bubar setelah tiga bulan. Toh, masih ada segelintir LSM lokal yang bekerja secara profesional. Yayasan Hak, misalnya, termasuk lembaga yang menerapkan prinsipprinsip kerja yang jelas. Bergerak dalam bidang advokasi hukum dan hak asasi manusia, yayasan ini banyak memberikan advokasi hukum kepada puluhan tananan politik saat rezim Soeharto berkuasa. Yayasan Hak juga termasuk satu dari sedikit LSM di Timor Loro Sa'e yang terpaksa kerap menolak tawaran dana. "Kami tolak karena kekurangan sumber daya manusia," ujar Aniceto Guterres Lopes, Ketua Yayasan Hak di Dili5. Sign: - Gambar perempuan gendut, berkacamata, jas abu-abu, kaos merah, hidung mirip buah jambu, dan rambut pendek sekuping -
Gambar satu sepatu merah
-
Gambar batu krikil yang keluar dari sepatu merah bertulis LSM.
Interpretasi: Pada gambar di atas terlihat seorang perempuan gemuk, memakai kaos merah, memakai kacamata dan membawa sepatu merah yang berisi kerikil. Jas abu-abu bermakna Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium), Kesederhanaan, 5
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2001/10/29/SEL/mbm.20011029.SEL110797 .id.html, Diakses Pada 23 Desember 2010 Pukul 09:00
88
Kesedihan. Krikil merupakan sebuah batu kecil yang tajam sehingga jika masuk kedalam sepatu dan terinjak membuat kaki terasa sakit. Pada gambar krikil tersebut membentuk sebuah tulisan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), sedangkan sepatu tersebut diibaratkan alat untuk membantu Mega untuk menjalankan setiap tugasnya, tetapi itu terganggu oleh kerikil yang masuk kedalam sepatu. Perempuan tersebut yaitu Megawati, Mega merasa LSM mengusik keperintahannya. Pada gambar Mega membuang krikil tersebut, Mega ingin menyingkirkan sebuah LSM yang mengusik jalannya pemerintahan. Tabel 5 Histories
LSM bermunculan
Sign
- Mega memegang sepatu merah - krikil berbentuk tulisan LSM
Interpretasi
Mega
merasa
LSM
telah
menggangu
pemerintahannya sehingga harus segera di bersihkan.
89
6. Kursi Gubernur BI yang bikin ngiler
Gambar 6 Caption: Kursi Gubernur BI yang bikin ngiler Presiden Pertimbangkan Nama Calon Gubernur Bank Indonesia JAKARTA
(Media):
Presiden
Megawati
Soekarnoputri
sudah
mempertimbangkan sejumlah nama untuk menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) periode mendatang. Nama-nama calon tersebut akan segera diserahkan kepada DPR, sesuai batas waktu 17 Februari 2003, untuk memasuki tahapan fit and proper test. "Masih ada waktu empat hari sampai batas waktu penyerahan nama-nama tersebut. Kan sampai 17 Februari 2003. Jadi, batas waktu penyerahan nama calon masih empat hari lagi,'' kata Sekretaris Negara Bambang Kesowo di Jakarta, kemarin. Bambang membenarkan pihaknya telah menerima surat dari DPR yang mengingatkan Presiden untuk segera mengajukan nama-nama calon Gubernur BI. Itu berkaitan dengan masa jabatan Gubernur BI Syahril Sabirin yang akan berakhir 17 Mei 2003. Menurut aturan, tiga bulan sebelum masa jabatan tersebut berakhir, presiden sudah harus mengajukan nama-nama calon pengganti.
90
Namun, Bambang tidak menjelaskan berapa nama dan siapa saja yang diajukan Presiden sebagai calon Gubernur BI. Demikian pula apakah nama-nama yang diajukan itu berasal dari kalangan internal BI atau eksternal. Belum jelas juga, apakah dari kalangan partai politik, PDI Perjuangan, atau lainnya. ''Ya, soal itu saya tidak ingat,'' jawabnya pendek. Tiga aktivis PDIP Sejumlah nama disebut-sebut telah dicalonkan oleh berbagai partai politik (parpol) kepada Presiden. Dari PDI Perjuangan muncul tiga nama aktivis yang selama ini dianggap dekat dengan Presiden Megawati. Mereka adalah Menteri BUMN Laksamana Sukardi dan Menteri Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas Kwik Kian Gie, serta mantan Ketua Komisi IX DPR Benny Pasaribu. Kabarnya, peluang untuk Laksamana lumayan besar. Di luar aktivis PDI Perjuangan, ada juga kandidat dari PAN, yaitu mantan Menteri Keuangan Bambang Sudibyo. Lainnya, dari kalangan BI juga ikut meramaikan bursa pencalonan. Di antaranya, Deputi Gubernur BI Miranda Goeltom, di samping nama-nama seperti Aulia Pohan dan Burhanudin Abdullah. Apa pun, nama calon Gubernur BI dan Deputi Senior Gubernur BI merupakan hak prerogatif presiden. Artinya, presiden yang nantinya akan mengusulkan nama-nama calon tersebut untuk dipilih oleh DPR setelah melalui tahapan fit and proper test. Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IX Paskah Suzetta mengatakan, dalam pemilihan Gubernur BI, presiden minimal harus mengajukan calon tiga nama dan maksimal lima nama kepada DPR. Peran DPR lumayan menentukan, karena menurut Paskah, kalangan Dewan memiliki hak tolak terhadap nama-nama yang dicalonkan presiden tersebut. ''Undang-Undang Nomor 23/1999 tentang BI menyebutkan calon Gubernur BI harus memenuhi kriteria. Kriteria yang dimaksud yaitu orang yang dicalonkan harus profesional di bidangnya. Bila nama-nama yang dicalonkan itu tidak profesional maka DPR bisa mengembalikan nama-nama itu ke presiden untuk diganti,'' kata aktivis Partai Golkar ini.BI, hanya akan mengajukan nama calon bila presiden meminta masukan. Jadi, bila presiden meminta pendapat
91
mengenai siapa yang pantas menyandang jabatan tersebut, BI baru akan memberi masukan. Selebihnya, tidak ada kewajiban bagi BI untuk memberikan nama-nama calon gubernur yang baru.6 (Dex/Has/E-1) Sign: - Gambar empat laki-laki berpakaian berwarna biru, hijau, ungu, dan pink -
Gambar empat orang laki-laki mengerumuni kursi
-
Gambar perempuan memakai kacahitam, gemuk, memiliki tahi lalat di dagu dan memakai kaos berwarna merah.
-
Gambar kursi bertuliskan Gubernur BI warna abu-abu
-
Gambar sebuah kaca pembesar
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat sosok seorang perempuan gemuk memakai jas abu-abu dengan kaos berwarna merah. Di adalah sosok Megawati, pada gambar diatas terlihat Mega sedang memandangi sekelompok orang yang memakai berbagai macam warna, warna baju yang mereka kenakan menjelaskan identitas mereka berasal dari partai yang berbeda. Sekelompok laki-laki tersebut saling berebut untuk mendapatkan sebuah kursi BI. Dengan latar belakang berwarna hijau memiliki arti Positif: uang, pertumbuhan, kesuburan, kesegaran, healing Negatif: iri hati, kecemburuan, kesalahan, kekacauan. Masalah calon Gubernur BI sejak beberapa pekan lalu mulai hangat dibicarakan di kalangan pelaku dan praktisi ekonomi. Sejumlah nama disebutsebut telah dicalonkan oleh berbagai partai politik (parpol) kepada Presiden. Mega yang merupakan Presiden Indonesia hanya memandangi, dan bertolang pinggang melihat tingkah pola dari sekelompok laki-laki tersebut. Yang menentuka terpilihnya Gubernur BI hanyalah seorang presiden.
6
http://els.bappenas.go.id/upload/other/Presiden%20pertimbangkan.htm, Diakses Pada 2 Desember 2010 Pukul 09:24
92
Tabel 6 Histories
Calon Gubernur BI
Sign
- Mega bertolak pinggang diatas kursi bertuliskan Gubernur BI - Empat orang laki-laki tersenyum lebar dan saling menunjuk tangan
Interpretasi
Sebagai seorang Presiden, Mega-lah yang menentukan terpilihnya Gubernur BI
93
7. Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia
Gambar 7 Caption: Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia Indonesia Kehilangan Pulau Sipadan-Ligitan TEMPO Interaktif, Jakarta:Mahkamah Internasional (International Court of Justice) telah memutuskan bahwa Malaysia memiliki kedaulatan atas Pulau Sipadan-Ligitan. ―Pemerintah Indonesia menerima keputusan akhir Mahkamah Internasional (MI), dan saya sungguh berharap bahwa keputusan MI dalam masalah ini dapat menutup satu babakan dalam sejarah bilateral antara Indonesia-Malaysia,‖ kata Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, dalam jumpa persnya di Deplu, Selasa (17/12). Hari ini, pada sidang yang dimulai pukul 10.00 waktu Den Haag, atau pukul 16.00 WIB, MI telah mengeluarkan keputusan tentang kasus sengketa kedaulatan Pulau Sipadan-Ligatan antara Indonesia dengan Malaysia. Hasilnya, dalam voting di lembaga itu, Malaysia dimenangkan oleh 16 hakim, sementara hanya 1 orang yang berpihak kepada Indonesia. Dari 17 hakim itu, 15 merupakan hakim tetap dari MI, sementara satu hakim merupakan pilihan Malaysia dan satu lagi dipilih oleh Indonesia.
94
Kemenangan
Malaysia,
kata
menteri,
berdasarkan
pertimbangan
effectivitee, yaitu pemerintah Inggris (penjajah Malaysia) telah melakukan tindakan administratif secara nyata berupa penerbitan ordonansi perlindungan satwa burung, pungutan pajak terhadap pengumpulan telur penyu sejak tahun 1930, dan operasi mercu suar sejak 1960-an. ―Sementara itu, kegiatan pariwisata yang dilakukan Malaysia tidak menjadi pertimbangan, serta penolakan berdasarkan chain of title (rangkain kepemilikan dari Sultan Sulu),‖ kata Menlu. Di pihak yang lain, MI juga menolak argumentasi Indonesia yang bersandar pada konvensi 1891, yang dinilai hanya mengatur perbatasan kedua negara di Kalimantan. Garis paralel 14 derajat Lintang Utara ditafsirkan hanya menjorok ke laut sejauh 3 mil dari titik pantai timur Pulau Sebatik, sesuai dengan ketentuan hukum laut internasional pada waktu itu yang menetapkan laut wilayah sejauh 3 mil. Dalam kesempatan itu, Wirajuda juga mengatakan, pemerintah Indonesia menyatakan rasa kecewa yang mendalam bahwa upaya yang dilakukan oleh empat pemerintahan Indonesia sejak tahun 1997 ternyata tidak membuahkan hasil. ―Namun, kita berkewajiban untuk menghormati Persetujuan Khusus untuk bersama-sama mengajukan sengketa kedua pulau ini ke Mahkamah Internasional pada 31 Mei 1997,‖ kata dia. Dia menambahkan, sesuai dengan kesekapatan antara Indonesia-Malaysia tidak ada banding setelah keputusan ini. Sebab, keputusan mahkamah ini bersifat final dan mengikat. Dalam urusan ini, pemerintah Indonesia juga percaya seluruh proses peradilan telah berlangsung secara adil dan transparan. Tentang tindak lanjut pasca keputusan MI, menteri menyatakan, langkah pertama yang diambil adalah merumuskan batas-batas negara dengan negara-negara terdekat. ―Untuk SipadanLigitan akan ditarik batas laut wilayah sejauh 12 mil dari lingkungan dua pulau tersebut,‖ katanya. Disebutkan, biaya yang dikeluarkan hingga proses ini mencapai Rp 16 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk membayar pengacara. Saat ditanya, apakah pemerintahan Megawati bisa dijatuhkan karena kasus ini, Wirajuda menyatakan tidak bisa begitu. Sebab, masalah ini sudah ada sejak
95
tahun 1997, dan telah menjadi masalah serius bagi empat Presiden sebelumnya. ―Jadi, tidak bisa kita salahkan ujungnya karena merupakan satu rangkaian yang tidak bisa dilepaskan,‖ kata dia. Mengenai rencana interpelasi anggota DPR jika pemerintah Indonesia kehilangan pulau ini, menteri menjawab hal itu merupakan satu rangkaian dari keputusan serius yang telah lama ada di Indonesia, dan proses peradilan ini sendiri telah berlangsung secara adil dan transparan. "Justru ini merupakan upaya diplomasi dan konsultasi yang dilakukan secara gencar oleh berbagai pihak," kata dia. Wirajuda sendiri berpendapat, kehilangan dua pulau ini berkaitan dengan keteidakjelasan pembatasan wilayah Nusantara sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperjelas garis pembatas negara. "Ini menjadi kebijakan penting pada pemerintahan Megawati saat ini, yaitu menginventarisir garis batas wilayah kita agar 17.508 pulau kita tidak tercecer," kata dia. (Diah Ayu CandraningrumTempo News Room)7
Sign: - Gambar bayi kembar diberi nama Sipandan dan Ligitan -
Gambar seorang perempuan memakai pakaian muslim
-
Gambar nenek-nenek mata melotot dan menggemgam tangan
-
Gambar seorang perempuan gemuk, menangis, memakai sanggul, memakai perhiasan, memakai tas tangan dan memakai songket batik
Interpretasi: Pada gambar diatas: terlihat seorang ibu bersanggul dan mengenakan songket batik. Perempuan tersebut mengelurakan air mata yang berarti ibu itu sedang merasa sedih sehingga membuat dirinya menangis. Batik dan songket merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Terlihat juga seorang nenek tua
7
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2002/12/17/brk,20021217-30,id.html, Diakse Pada 3 Desember 2010 Pukul 10:03
96
sedang memarahi seorang ibu anaknya. Pada gambar diatas terlihat seorang wanita muslimah membawa anak kembar yang diberinama Sipadan dan Ligitan. Pada gambar tidak diberi warna terang melainkan diberi warna abu-abu, warna tersebut memiliki makna Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium), Kesederhanaan, Kesedihan. Ibu bersanggul dan memakai kebaya itu tidak lain seorang Megawati. Jika kita bersedih pasti ada sebab, yang menyebabkan Mega menangis dikarenakan Mega kehilangan seorang anak kembar yaitu Sipadan dan Ligitan. Sipadan dan Ligitan pada gambar di atas merupakan sebuah pulau yang menjadi persengketaan Indonesia dan Malaysia atas pemilikan terhadap kedua pulau yang berada di Selat Makassar. Sikap Indonesia semula ingin membawa masalah ini melalui Dewan Tinggi ASEAN namun akhirnya sepakat untuk menyelesaikan sengketa ini melalui jalur hukum Mahkamah Internasional. Perempuan muslimah pada gambar diatas merupakan seorang perempuan Malaysia. Perempuan tersebut mendekap erat kedua anak tersebut yaitu Sipadan dan Ligitan. Perempuan itu mendekap erat anak tersebut, karena pada tahun 1998 masalah sengketa Sipadan dan Ligitan dibawa ke ICJ, kemudian pada hari Selasa 17 Desember 2002 ICJ mengeluarkan keputusan tentang kasus sengketa kedaulatan Pulau Sipadan-Ligatan antara Indonesia dengan Malaysia. Dan masalah ini di menangkan oleh pihak Malaysia. Seorang nenek sedang memarahi Mega, karena sebagai seorang ibu yang baik bias menjaga anak-anaknya dengan baik. Saat itu Mega masih menjabat
97
sebagai seorang Presiden, sebagai Presiden sebaiknya Mega bias menjaga pulaupulau dari perampasan Negara lain.
Tabel 7 Histories
Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan
Sign
- Mega menangis - Nenek marah-marah - Wanita muslimah membawa anak kembar
Interpretasi
Mega menangisi pulau kembar Sipadan dan Ligitan yang di rebut oleh Malyasia
98
8. Kisruh internal PDI
Gambar 8 Caption: Kisruh internal PDI Senin, 3 April 2000 Bukan Hanya Kharisma, tetapi Juga Profesionalisme Kuatnya kharisma Megawati Soekarnoputri tidak hanya mempengaruhi sikap politik massa pendukungnya, tetapi di kalangan intelektual yang selama ini dekat dengannya pun, kharisma itu melekat. Teramat sulit mendapatkan pernyataan kritis dari kalangan intelektual PDI-P terhadap kepemimpinan ketua umumnya. Sesepuh
PDI-P
Frans
Seda
secara
implisit
mengakui,
masih
belum ditemukan sikap kritis kelompok (disebutnya) menengah dengan gaya kepemimpinan Megawati. Putri Proklamator itu sampai kini baru memiliki pengaruh cukup kuat di kalangan bawah yang kebetulan adalah massa terbesar pendukung partai berlambang kepala banteng dalam lingkaran tersebut. "Persoalan di PDI-P kini adalah belum dikuasainya mereka yang di posisi menengah
(middle).
Kelompok
menengah
ini
yang
menuntut
adanya
99
profesionalisme dalam kepemimpinan partai, termasuk administrasi yang beres. Ini belum dapat dipertemukan dengan gaya kepemimpinan Megawati selama ini. Modernisasi PDI-P bisa terjadi bila keduanya diketemukan," ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI-P itu pada Kompas di sela-sela kongres I PDI-P di Semarang, Jumat (31/3). Walaupun demikian, ia tidak sependapat apabila kharisma Megawati dipersoalkan. Keter-gantungan pada kharisma atau figur seseorang bukan ciri partai tradisional. "Semua partai memiliki ketergantungan kepada pimpinan. Partai di Amerika Serikat juga memiliki ketergantungan pada presiden. Kharisma dalam bidang politik tidak bisa dihilangkan. Partai
Demokrat di Amerika setiap
saat memerlukan lagi kharisma dari keluarga Kennedy," ujar mantan Menteri Perhubungan tersebut. Frans Seda mengingatkan, gelar maupun profesionalisme tidak cukup untuk memimpin partai. "Orang sering keliru, mereka merasa bisa jadi pimpinan partai hanya sekadar menjadi profesor. Pimpinan partai harus mempunyai otoritas politik, dipercayai, serta ditaati," tandas mantan Ketua Partai Katolik itu. Kalau hanya profesional, lanjut Frans Seda, seseorang akan dapat menumbuhkan disiplin partai melalui tangan besi. Sedangkan kharisma, akan membuat anggota dan simpatisan partai tunduk tanpa ada pemaksaan dan tekanan melalui tangan besi. Dalam Kongres I PDI-P, paparnya, charisma Megawati memang teruji. Terbukti, kalau dia muncul seluruh peserta kongres yang semula berisik dan saling menginterupsi langsung terdiam. "Kharisma tersebut membawa ketertiban," katanya lagi. Partai politik selamanya membutuhkan dukungan rakyat. Sebab itu, dibutuhkan solidarity maker. Setiap pemimpin partai harus menjadi solidarity maker. Apalagi, karena kini rasa kebangsaan mulai luntur. Seperti founding fathers Indonesia pada masa lalu, mereka juga adalah "pembuat solidaritas" kebangsaan. "Megawati bukan hanya solidarity maker, namun juga administrator. Hanya selama ini struktur organisasi PDI-P belum terarah ke sana. Di Kongres V PDI Bali, hanya ada ketua, sekjen, dan bendahara (pengurus harian) yang belum
100
membantu. Kepemimpinan PDI-P selama ini memang
tertumpu pada
Megawati," jelas Frans Seda. Orang memilih PDI-P bukan karena programnya, tetapi karena Megawati. Namun ini tidak boleh dipertahankan begitu saja, sebab sekarang pendukung PDIP pun mulai menuntut Megawati agar menertibkan partai," katanya lagi. Frans Seda menambahkan, PDI-P memang harus melakukan pembenahan. Kegagalan mengantarkan Megawati sebagai presiden harus menjadi pelajaran. Sebagai parpol, PDI-P harus "belajar" melakukan lobi atau bekerja sama dengan partai lain dan tidak bisa hanya mengandalkan pada kepercayaan diri.8 (dth/bur/son/tra) Sign: - Gambar sekelompok banteng berkelahi di dalam kandang -
Gambar seorang perempuan gemuk, berkacamata dan bertanduk sedang memegang kursi
-
Gambar seekor banteng menahan banteng diluar kandang
-
Gambar laki-laki diluar pagar memakai peci, kemeja kotak-kotak dan sandal jepit
-
Gambar balon dialog bertuliskan ‖dasar banteng...‖
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat sekumpulan banteng-banteng yang mengamuk dan berkelahi. Banteng merupakan lambang dari sebuah partai yaitu PDI, pada gambar diatas banteng-banteng tersebut adalah anggota-anggota dari PDI. Gambar diatas terlihat seorang perempuan bertanduk, berkacamata sedang memegang sebuah kursi yang dijaga dengan baik. Perempuan tersebut adalah Pemimpin Parati PDI yaitu Megawati. Mega begitu melindungi kursi tersebut dari anggotaanggota yang ingin menggantikan dirinya sebagi pemimpin partai, sedangkan sesama anggota yang berebut dan berkelahi untuk memperebutkan sebuah kursi 8
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/04/02/0022.html, Diakses Pada 24 Desember 2010 Pukul 11:04
101
tersebut. Warna bau-abu pada gambar memiliki arti Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium), Kesederhanaan, Kesedihan. Pada gambar diatas juga terlihat seorang laki-laki memakai peci, mata melotot, kemeja kotak-kotak, celana panjang hitam dan sandal jepit. Lelaki tersebut dari kalangan masyarakat, ia mersa heran melihat tingkah sekelompok partai yang menginginkan sebuah kursi harus bertengkar sesama anggota. Dalam balon dialog dituliskan sebuah kata ―Dasar Banteng‖ dalam kenyataannya banteng merupakan hewan aduan. Tabel 8 Histories
Kharisma Megawati
Sign
- Mega membawa kursi - Sesama Banteng berantem - Lelaki tua mengintip
Interpretasi
Para anggota PDI saling bertengkar memperebutkan sebuah kursi pemimpin PDI. Mega membawa kursi tersebut untuk mempertahankan jabatannya.
102
9. Mega membersihkan partai dari unsur-unsur luar
Gambar 9 Caption: Mega membersihkan partai dari unsur-unsur luar Di era demokrasi, uang lebih kuat dibandingkan dengan laras bedil. Dan seorang Arifin Panigoro memiliki banyak uang?banyak sekali?di saat Indonesia memasuki wilayah demokrasi. Mungkin itu sebabnya ia segera menjadi tokoh penting di pergerakan politik nasional. Kawan seiring menganggapnya aset partai, lawan politik melihatnya sebagai ancaman yang patut diperhitungkan. Arifin Panigoro sendiri teramat sadar akan posisinya tersebut. Di lingkungan kawankawannya, ia sering sesumbar mempunyai rekor telah menumbangkan tiga presiden: sebagai aktivis 66 ketika menurunkan Sukarno, lalu sebagai penyandang dana gerakan melengserkan Soeharto dan?kemudian?juga Habibie. Sekarang, kelakarnya kepada para wartawan, ia akan memperbaiki rekornya menjadi penumbang empat kepala negara. Gurauan yang setengah serius. Sebab, sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Dewan Perwakilan Rakyat, Arifin Panigoro boleh dikata menjadi motor utama dalam upaya menggulingkan Abdurrahman Wahid dari kursi kepresidenannya.
103
Abdurrahman Wahid tentu tak tinggal diam. Perlawanan diberikan, dan Arifin Panigoro kini menjadi target penyidikan aparat negara. Bukan hal baru. Baik Soeharto maupun Habibie pernah mencoba menggunakan kekuatan Kejaksaan Agung untuk menetralisasi kegiatan politik alumni Elektro ITB ini. Bila keyakinan itu menjadi kenyataan, pamor Arifin Panigoro akan semakin berkibar-kibar. Kalangan yang cemas terhadap kemungkinan ini patut bertanyatanya adakah demokrasi yang sedang diperjuangkan telah dibeli melalui kekuatan uang. Kecemasan seperti ini sangatlah wajar. Bahkan Amerika Serikat, negara yang telah berdemokrasi lebih dari dua abad, belumlah bebas dari kekhawatiran yang sama. Setidaknya itu terlihat tatkala mahajutawan Ross Perot menggunakan kekayaan pribadinya untuk berkampanye menjadi presiden. Ross Perot gagal di Amerika, tapi konglomerat media Silvio Berlusconi berhasil menjadi perdana menteri di Italia, 1994. Kalaupun Thaksin bertahan, tampaknya bukan untuk waktu yang lama. Walhasil, pengalaman Ross Perot, Berlusconi, dan Thaksin menunjukkan bahwa uang memang penting dalam pergulatan politik di dalam sistem demokrasi, tapi sekaligus juga terbukti bukan satu-satunya faktor penentu. Uang memang dapat membeli keyakinan banyak orang, tapi hanya untuk waktu terbatas. Dalam kerangka pemikiran seperti ini, kecemasan terhadap masuknya orang kaya dalam kompetisi politik boleh-boleh saja, tapi tak perlu berlebihan. Yang lebih penting adalah menjaga agar kompetisi berlangsung adil. Antara lain dengan memastikan tak ada suara yang dibungkam dan sekaligus mengharamkan penggunaan kekerasan. Akses publik terhadap informasi harus dijaga dengan mempertahankan pers yang bebas tidak hanya dari ancaman pemerintah, tapi juga hegemoni modal. Modal jelas merupakan kekuatan utama Arifin Panigoro. Pengusaha yang mengaku memiliki kekayaan Rp 245 miliar ini kini dituduh terlibat dalam kegiatan korupsi yang merugikan pemerintah. Pipin?panggilan akrab lelaki berusia 56 ini?menyatakan tuduhan itu mengada-ada dan sekadar bagian dari tekanan politik pemerintahan Abdurrahman Wahid. Jika tudingan ini benar, haruskah Arifin Panigoro dibela oleh partai politiknya? Selama pembelaan itu terbatas dalam koridor politik, tentu dibenarkan. Namun, proses penegakan
104
hukum?dengan atau tanpa motif politik?harus dibiarkan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Kendati Arifin Panigoro adalah pengurus PDI-P dan sekaligus dikenal sebagai donatur yang murah hati, Partai Banteng terlihat enggan membelanya secara terbuka. Bahkan tak kurang dari Megawati sendiri mengatakan, persoalan Arifin Panigoro dengan Kejaksaan Agung adalah masalah pribadi dan partai tak perlu terlibat. Ini jelas sangat berbeda dengan suasana di era Orde Baru, ketika mahakoruptor pun dapat dengan mudah bebas karena kerajinannya menyumbang partai yang berkuasa. Begitulah demokrasi. Uang memang menjadi lebih kuat ketimbang laras bedil, tapi kekuasaannya jauh dari tak terbatas. Suara orang ramai memang dapat dipengaruhi oleh uang, tapi tidak untuk waktu yang lama, apalagi selamanya.9 Sign: - Gambar seorang perempuan berkacamata, bertahi lalat di dagu memegang kaos bergambar banteng -
Gambar kotak yang bertuliskan deterjen
-
Gambar bag yang terisi busa
Interpretasi: Pada gambar di atas terlihat seorang perempuan berkacamata dan memiliki tahi lalat, di dagu, perempuan tersebut yaitu Megawati. Gambar diatas Mega sedang mencuci sebuah baju bergambar kepala banteng. Gambar pada baju tersebut merupakan lambang dari partai PDI. Gambar diatas terlihat sebuah deterjen, deterjen berfungsi untuk membersihkan pakaian dari noda-noda kotor yang menempel pada pakaian. Mega merasa di dalam partainya sudah tidak bersih sehingga Mega perlu membersihkan partai-partainya dari hal-hal yang merugikan partai. Jadi, Mega sedang membersihkan partainya dari unsur-unsur luar. Gambar tersebut diberi warna abu9
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2001/06/25/OPI/mbm.20010625.OPI81051.i d.html, Diakses Pada 4 Desember 2010 Pukul 09:05
105
abu memiliki arti Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium), Kesederhanaan, Kesedihan. Representasi dengan gambar sedikit sama, tetapi dalam gambar tidak digambarkan sosok orang-orang yang disebutkan pada representasi hanya melewati tanda-tanda saja.
Tabel 9 Histories
Membersihkan partai
Sign
- Baju bergambar kepala banteng - Deterjen
Interpretasi
Mega sedang membersihkan partainya PDI dari anggota-anggota yang merugikan partainya.
106
10. enimang Sutiyoso banyak hati yang terluka
Gambar 10 Caption: Menimang Sutiyoso banyak hati yang terluka Pemilihan Gubernur Tentara di Kandang Banteng Jakarta, 4 Juli 2002 00:06 Kali ini, Presiden Megawati Soekarnoputri mengambil langkah politik berani. Ia terang-terangan menjagokan Letnan Jenderal (purnawirawan) Sutiyoso untuk menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta periode lima tahun mendatang. Padahal, Sutiyoso --terlepas dari kelebihannya-- ditengarai punya dosa politik. Mantan Panglima Kodam Jaya ini sering dipautkan dengan kasus 27 Juli 1996. Dukungan Mega terhadap Sutiyoso, yang dinilai berpengalaman menangani berbagai konflik sosial di Ibu Kota, ditafsirkan banyak orang sebagai bagian dari deal politik dengan militer untuk menopang stabilitas politik dan ekonomi. Sudah menjadi rahasia umum, Megawati berjalan mesra dengan tentara sejak masih menjadi wakil presiden. Dalam urusan ini, kabarnya, Megawati berada di kubu TNI-AD. Akhirnya, Gus Dur mengalah, menyetujui pengangkatan Endriartono sebagai KSAD. Di luar
107
itu, Megawati sebagai wakil presiden juga mem-back up TNI dalam soal penanganan kasus Papua. Bukan itu saja. Mega juga yang mengambil sikap serius di Maluku: penerapan darurat sipil, beleid yang diinginkan para petinggi TNI. Setelah menjadi presiden, Megawati merestui Mabes TNI melakuan perluasan Kodam XVII/ Pattimura, untuk memulihkan kemanan di Ambon. Panglima Kodam Pattimura, yang dulunya dijabat jenderal bintang satu, ditingkatkan menjadi jenderal bintang dua. Lebih dari itu, Mega rajin mengunjungi barak-barak militer, sejak masih menjadi wakil presiden. Akhir September 2000, misalnya, Mega berkunjung ke markas baret merah Komando Pasukan Khusus, Cijantung, Jakarta Timur. Selang sebulan, ia ikut menyaksikan latihan tempur prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Cipatat, Bandung, Jawa Barat. Para peneliti ini menilai, pemerintahan Megawati tidak punya kontrol terhadap militer. Mega membiarkan TNI mendesain dan melaksanakan sendiri reformasi serta kebijakan-kebijakan dalam bidang pertahanan. "Pemerintahan Megawati cenderung lepas tangan terhadap reformasi TNI," kata Rizal Sukma pula. Malah, belakangan ini Presiden Mega tampaknya makin dekat dengan para jenderal TNI. Lebih dari itu, Megawati juga punya perhatian terhadap kehidupan tentara dan Polri. Akhir Februari lalu, Presiden Megawati mengunjungi beberapa asrama TNI dan Polri yang tersebar di pelbagai tempat di Jakarta. Kedekatan Presiden Mega dengan tentara, menurut penilaian Hajriyanto Y. Thohari, sekadar untuk menjaga stabilitas politik. Bukan dalam rangka mengamankan posisi Presiden Megawati agar lestari hingga 2004. "Karena adanya perubahan UUD 1945 yang sekarang sudah berlaku, kedudukan Presiden Mega sangat kuat," kata anggota DPR dari Partai Golkar itu. Hariyanto menilai dukungan Megawati terhadap Sutiyoso menjadi calon Gubernur DKI Jakarta sebagai bentuk deal politik Mega dengan tentara. "Pencalonan itu diarahkan untuk memperalat Sutiyoso di masa yang akan datang," katanya.
108
Posisi Sutiyoso saat ini dinilai lemah, akibat adanya penolakan publik yang cukup tinggi. Dalam kondisi tidak fit, Sutiyoso justru didukung presiden. "Nanti pada saatnya, Sutiyoso mau diperintah apa saja, dalam rangka balas budi," ujar Hajriyanto. Dalam kasus ini, menurut Hajriyanto, Megawati melihat Sutiyoso mewakili mainstrem militer. Dengan mendukung Sutioyoso, hubungan Mega dengan kalangan militer makin solid. "Persoalannya, apakah Sutiyoso mewakili mainstream militer?" Atas dasar itu, Afan Gaffar menduga, pilihan Megawati kepada Sutiyoso karena kepentingan pribadi Mega. "Sutiyoso dianggap mampu memobilisasi dukungan dan dana," kata guru besar ilmu politik UGM ini. Pencalonan Sutiyoso yang tentara itu juga menunjukkan bahwa dari dalam PDI Perjuangan tidak ada calon yang memadai. Afan menilai, Megawati terlampau berani menjagokan Sutiyoso, yang dianggap tak populer di tingkat massa akar rumput partai banteng. Walau demikian, tindakan Mega tidak akan menjadi persoalan dalam tubuh partai. Hal senada diungkapkan Hajriyanto, yang berpendapat bahwa pencalonan Sutiyoso tidak akan merugikan massa depan PDI Perjuangan. Alasannya, kemenangan PDI Perjuangan di Jakarta pada pemilu lalu sangat tipis. Akan berdampak luas kalau Megawati mengambil langkah di daerah lain. Sebab, dalam waktu dekat, akan ada pemilihan gubernur di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di tiga daerah ini, PDI Perjuangan menang telak. Kalau di situ ada tindakan politik yang sama, menurut Hajriyanto, maka yang terjadi di Jakarta akan berulang, dan menasional.10 [Heddy
Lugito,
Rohmat
Haryadi,
dan
Sawariyanto
(Yogyakarta)]
[Laporan Khusus, GATRA Nomor 33 Beredar 01 Juli 2002]
10
http://www.gatra.com/2002-07-08/versi_cetak.php?id=18696, Diakses Pada 4 Desember 2010 Pukul 09:25
109
Sign: - Gambar seorang perempuan berkacamata, memiliki tahi lalat di dagu kanan menggendong anak -
Gambar anak kecil laki-laki wajah panjang dan mata sipit membawa ketapel
-
Gambar anak kecil laki-laki kepala botak dan benjol, mengeluarkan air mata dan memakai kaos bertuliskan 27 Juli
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat seorang ibu sedang menimang seorang anak laki-laki, seorang ibu tersebut adalah Megawati sedangkan anak laki-laki tersebut yaitu Sutiyoso. Namun terlihat seorang anak kecil yang sedang menagis dengan kepala benjol, memakai kaos bertuliskan 27 juli dan memanggil ibunya. Anak tersebut adalah korban dari kasus 27 juli tentang peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI. Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia: 5 orang meninggal dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang ditahan. Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi sejumlah pelanggaran hak asasi manusia. Korban tersebut merasa hatinya terluka karena saat itu Sutiyoso bersetatus tersangka pada tanggal 27 juli 1996. Namun Mega tetap mendukung Sutiyoso menjadi Gubernur DKI. Dengan kacamata hitamnya Mega belum tentu menimang
110
Sutiyoso dengan ikhlas, mungkin saja Mega mempunyai pikiran yang berbeda terhadap Sutiyoso. Tabel 10 Histories
Tragedi 27 juli
Sign
- Mega menggendong Sutiyoso - anak kecil menangis dan kepala benjol
Interpretasi
Mega mendukung Sutiyoso menjadi Gubernur DKI, dilain
pihak
banyak
yang
tidak
sependapat
dikarenakan tragedy 27 Juli dimana Sutiyoso menjadi tersangkanya.
111
11. Hadiah buat Sutiyoso
Gambar 11 Caption: Hadiah buat Sutiyoso
Cukup Sudah, Bang Yos WAJAH pria bebaju safari cokelat itu sedikit tegang. Dua orang ajudan menyorongkan amplop tebal kecokelatan. Isinya berupa formulir dan seabrek dokumen persyaratan untuk jadi orang nomor satu di Ibu Kota. Sutiyoso, Gubernur DKI Jakarta yang pensiunan jenderal bintang tiga itu, lalu menyerahkannya kepada panitia. Ia memang berniat maju sebagai kandidat eksekutif puncak di Jakarta untuk kedua kalinya. Panitia ketularan rikuh. Mungkin karena waktunya mepet, beberapa saat lagi pada Jumat sore pekan lalu itu pendaftaran ditutup. Sugeng Supriyatna, petugas piket pendaftaran yang menerima bendel Bang Yos- panggilan buat Sutiyoso-tampak grogi. ‖Jangan tegang, Pak,‖ teriak puluhan wartawan dan juru foto yang mengerumuni mereka di Gedung DPR DKI di kawasan Kebon Sirih.
112
Sutiyoso, 58 tahun, bersama 70-an orang bakal calon lainnya, akhirnya terdaftar pada panitia pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI periode 2002-2007. Prinsip pantang menyerah agaknya jadi pegangan hidup Sutiyoso. Meski ditentang, dikritik, bahkan dihujat kanan-kiri, gubernur yang mulai memerintah di masa senja kekuasaan Presiden Soeharto (Oktober 1997) itu tetap maju mencalonkan diri. Ia tak peduli dengan desakan mundur dari seteru-seterunya. ‖Dukungan masyarakat kepada saya masih cukup kuat,‖ katanya kepada Dimas Adityo dari Tempo News Room (lihat Bu Mega Merestui Semua Orang). Jika restu Mega sudah bulat, di atas kertas Sutiyoso bisa saja terpilih kembali. Fraksi PDI Perjuangan mendominasi kursi parlemen DKI, yang berjumlah 84 orang itu. Apalagi ditambah suara dari PPP. Merekalah yang akan menentukan kursi gubernur lewat pemungutan suara. Kecuali jika dua bos besar itu
berubah
pikiran.
Toh,
modal
penting
sudah
di
tangan:
laporan
pertanggungjawaban Sutiyoso-disampaikan saban tahun dan biasa disingkat LPJyang terakhir, Maret lalu, akhirnya diterima dewan, meski dengan catatan di sanasini. Contoh paling gres adalah yang menyangkut penanganan banjir. Sutiyoso dianggap gagal dalam mengantisipasi banjir besar akhir Januari silam, yang nyaris menenggelamkan Jakarta. Kekhilafan itu ternyata berlanjut. Pelaksanaan proyek pascabanjir tidak jelas. Anggaran rehabilitasi rumah-rumah warga miskin, yang rata-rata Rp 2,5 juta per rumah, masih disunat Rp 200 ribu. Pemotongan itu, menurut petugas di lapangan, untuk biaya administrasi. Sutiyoso mengaku tak tahu-menahu soal pemotongan tersebut.
113
Selain ‖daftar dosa‖ versi Kebon Sirih, kritik juga berhamburan dari masyarakat. Hal itu muncul di media massa ataupun melalui demonstrasi. Setiap kali Sutiyoso memberikan laporan pertanggungjawaban, misalnya, gedung dewan selalu dipenuhi para demonstran, yang terdiri dari masyarakat, mahasiswa, dan aktivis LSM yang memprotes kinerja Sutiyoso. Bahkan, pada acara penyampaian laporan 2002, para demonstran sampai masuk ke ruang sidang. Pengaturan tata ruang juga banyak dikritik. Marco Kusumawijaya, ahli tata ruang, menyayangkan pelbagai keputusan bos Ibu Kota itu yang ternyata tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah. Contohnya adalah Rencana Tata Ruang Wilayah 2002-2010, yang menggantikan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) 1985-2005. Menurut Marco, konsep terakhir itu hanya pembenaran dari pelanggaran yang sudah terjadi pada RUTR. ‖Dari situ tampak porsi ruangan publik, kawasan hijau untuk rakyat, berkurang drastis,‖ katanya. Ibarat kata pepatah: biarpun anjing menggonggong, kafilah terus berlalu. Bang Yos jalan terus. Ihwal penyerbuan kantor PDI di jalan Diponegoro pada 1996 lalu, saat ia menjadi Pangdam Jaya, juga enteng ditepis. ‖Semua itu ada mekanisme hukumnya,‖ kata Yos. Padahal, ironisnya, partai teraniaya inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PDI Perjuangan. Pada pemilu terakhir, Partai Banteng sukses memerahkan Jakarta dan memasang mayoritas kursi parlemen Ibu Kota. Pendek kata, Sutiyoso merasa telah melakukan banyak perbaikan. Dalam pemaparan di ketiga LPJ-nya, ia mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan pemberantasan KKN, pembenahan BUMD, dan pembenahan yang lainnya. ‖Kami
114
sudah melakukan apa yang disarankan oleh anggota dewan,‖ tuturnya. Itulah repotnya kalau dewan jadi ukuran. Semuanya memang terpulang pada kalkulasi jumlah kursi. Bukan pada suara rakyat yang marah, yang tak bisa mencoblos langsung gubernurnya.11 Bina Bektiati, Dimas Adityo (Tempo News Room) Sign: - Gambar seorang perempuan gendut, berkacamata dan membawa kantong belanja -
Gambar anak kecil laki-laki membawa mahkota bertuliskan Gubernur DKI
-
Gambar balon dialog diatas kepala anak kecil bertuliskan ‖cihuuuuy... makasih oleh–olehnya ya.. mama!!‖
Interpretasi: Pada gambar terlihat seorang perempuan gemuk berkacamata dan membawa kantung-kantung belanja. Dia adalah Megawati. Sedangkan seorang anak kecil yang duduk membawa sebuah mahkota bertuliskan Gubernur DKI adalah Sutiyoso. Mega membawa dua kantong untuk pribadinya sedang sutiyoso mendapatkan satu buah kantung dari Mega. Hal itu membuktikan bahwa Mega mendapat keuntungan lebih dalam membantu Sutiyoso menjadi Gubernur DKI. Sutiyoso terlihat begitu senang dan gembira mendapatkan sebuah kantung yang di dalamnya sebuah mahkota. Mahkota merupakan simbol kekuasaan tertinggi dalam kerajaan. Sutiyoso dipercaya oleh Mega untuk menjadi Gubernur DKI.
11
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2002/06/24/NAS/mbm.20020624.NAS1203 62.id.html# Diakses Pada 24 Desember 2010 Pukul 10:14
115
Tabel 11 Histories
Menjadi Gubernur DKI
Sign
- Sutiyoso membawa mahkota Gubernur DKI - Mega membawa kantong belanja
Interpretasi
Megawati dalam usahanya menjadikan Sutiyoso Gubernur DKI mendapat keuntungan lebih.
116
12. TKI yang terbengkalai
Gambar 12 Caption: TKI yang terbengkalai
Rakyat Indonesia akan Gugat Megawati atas Tragedi TKI di Nunukan Rabu, 18 September 2002 Jaringan Relawan Kemanusiaan untuk Nunukan (JRKN) menemukan fakta bahwa para TKI yang kini ditampung di Nunukan telah menjadi korban kejahatan deportasi. JRKN juga telah mendapatkan bukti-bukti yang menunjukan bahwa para buruh migran yang diusir oleh pemerintah Malaysia itu juga menjadi korban kejahatan perbudakan. Hal tersebut disampaikan oleh wakil dari JRKN, Sri Palupi, saat mempresentasikan hasil investigasinya selama Agustus hingga September 2002 di kantor YLBHI Jakarta (17/9). Selain beberapa wakil dari JRKN, tampak pula
117
Kepala Divisi Perburuhan YLBHI Chairul Anam, anggota Solidaritas Perempuan Salma Safitri, serta wakil dari Konsorsium Buruh Migran. Berdasarkan kesaksian para TKI tentang bagaimana mereka dideportasi, telah membuktikan adanya tindakan sewenang-wenang yang dilakukan pihak Malaysia dalam menjalankan proses deportasi. Tindakan tersebut dinilai bertentangan dengan Pasal 22 ayat (1) Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Pekerja Migran dan Keluarganya. Pasal 22 ayat (1) Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Pekerja Migran menegaskan bahwa pekerja migran dan keluarganya tidak boleh menjadi sasaran upaya pengusiran atau pengeluaran kolektif. Kalaupun hukum suatu negara mengijinkan adanya pengusiran kolektif, Konvensi Internasional tersebut tetap mengharuskan negara bersangkutan untuk menjamin proses deportasi yang layak. "Namun yang terjadi adalah selama proses deportasi, para TKI tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan gaji atau upah, membawa harta miliknya, dan hak-hak lain yang menjadi miliknya. Mereka dikejar-kejar dan diusir dengan kekerasan, layaknya mengusir binatang," tegas Palupi. Selain menunjukan adanya kejahatan proses deportasi, dari kesaksian para TKI tersebut, JRKN juga mensinyalir telah terjadi praktek perbudakan selama para buruh berada di Malaysia. Praktek perbudakan itu, menurut Palupi, berupa tindakan-tindakan seperti kerja dari pagi hingga sore dengan upah sangat rendah, pemaksaan kerja, pemotongan upah terus menerus tanpa tahu kapan berakhirnya, sampai tiadanya tempat tinggal yang layak.
118
Gugatan Citizen Lawsuit
Selain mengajukan berbagai rekomendasi terkait dengan permasalahanpermasalahan tersebut, JRKN beserta beberapa LSM lain juga berencana untuk melakukan upaya hukum terhadap pemerintah Indonesia. Chairul Anam menyatakan bahwa pihaknya akan mengajukan upaya hukum yang sama sekali baru di Indonesia, yaitu gugatan yang disebut citizen lawsuit. "Gugatan ini kami tujukan kepada pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Hanya itu tergugatnya karena kami menganggap yang bertanggung jawab terhadap semua tragedi ini adalah Megawati selaku Presiden," ujarnya. Menurutnya, Megawati akan digugat dengan Pasal 1365 KUH Perdata mengenai perbuatan melawan hukum. Berbagai hal yang dianggap sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Megawati selaku Presiden antara lain lambatnya respons cepat darurat yang diberikan oleh Megawati. Akibatnya, ada puluhan nyawa menjadi korban di Nunukan. Kedua, gagalnya perlindungan Presiden selaku kepala pemerintahan RI terhadap TKI Malaysia. Ketiga, karena tidak melakukan asas pemerintahan yang baik. Anam menjelaskan, citizen lawsuit merupakan gugatan kewarganegaraan terhadap pemerintahnya yang telah gagal memberikan jaminan, perlindungan, dan kewajiban-kewajiban yang seharusnya diberikan pemerintah terhadap warga negaranya. Gugatan tersebut, menurutnya, berbeda dengan gugatan class action ataupun gugatan legal standing. Gugatan tersebut dipilih dengan harapan akan melahirkan pressure group yang besar dari masyarakat luas. Pasalnya, yang bisa menjadi penggugatnya tidak
119
terbatas hanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan kasus Nunukan. Selain itu, gugatan model tersebut juga dimaksudkan agar ada pendidikan politik hukum kepada masyarakat bahwa setiap tragedi kemanusiaan merupakan tanggung jawab dari pemerintah12.
Sign: - Gambar sebuah pesawat terbang -
Gambar empat orang laki-laki dan satu perempuan di dalam pesawat
-
Gambar lima orang dewasa dan satu anak bayi yang digendong
-
Gambar peci dengan tulisan TKI
-
Gambar orang membawa koper
-
Gambar balon dialog bertuliskan ‖malah jalan-jalan???‖
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat sebuah pesawat berpenumpang lima orang, empat laki-laki dan satu perempuan. Perempuan tersebut mengeluarkan sebagian badan dari kaca pesawat. Perempuan tersebut memakai kaca mata hitam sehingga bola matanya tidak terlihat, dan perempuan tersebut memiliki tahi lalat dibagian dagu, perempuan tersebut adalah Megawati, sedangkan keempat laki-laki tersebut merupakan anggota pemerintahan. Suatu kondisi yang kontras terlihat pada gambar diatas terlihat sekelompok masyarakat yang merupakan Tenaga Kerja Indonesia dengan raut muka sedih. Terlihat mereka begitu sedih karena Mega sebagai Presiden mengacuhkan TKI yang di deportasi dari Malaysia. Mega lebih mementingkan kunjungan kenegaraan dari pada mengurus masalah TKI tersebut. Mega yang 12
http://202.153.129.35/berita/baca/hol6470/rakyat-indonesia-akan-gugat-megawati-atastragedi-tki-di-nunukan, Diakses Pada 3 Desember 2010 Pukul 10:12
120
berada di atas pesawat tidak menghiraukan dan mengabaikan para TKI yang ada dibawah. Tabel 12 Histories
TKI
Sign
- Mega naik pesawat - Di bawah pesawat terlihat sekelompok TKI
Interpretasi
Mega lebih mementingkan kunjungannya dari pada mengurus TKI yang terbengkalai di Negara orang.
121
13. Kebagian yg kecil saja
Gambar 13 Caption: Kebagian yg kecil saja 27 Januari 2003
Yang Makar, Yang Menunding 25 Desember 2002 Wiranto bertemu dengan aktivis mahasiswa dan LSM di Hotel Savoy Homman, Bandung. Undangan disebar melalui pesan pendek telepon genggam. 2 Januari 2003 Pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mahasiswa turun ke jalan. Badan Intelijen Nasional menuding Wiranto, Adi Sasono, Fuad Bawazier, dan Eros Djarot menunggangi aksi mahasiswa. 9 Januari 2003 Sidang Raya Gerakan Oposisi Nasional (Sigornas) 2003 digelar di Hotel Kaisar, Kalibata. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh antara lain Rizal Ramli, Eros Djarot, Fuad Bawazier, Sarbini, dan Mulyana W. Kusumah. Sigornas mengeluarkan maklumat meminta Mega-Hamzah dan kabinet
122
mundur, meminta DPR bubar, dan membentuk presidium nasional untuk pemerintahan sementara. Mereka mengajak masyarakat menduduki dan mengambil alih pusat-pusat kekuasaan politik dan ekonomi di pusat dan daerah. 13 Januari 2003 Eros Djarot memotori pertemuan para aktivis politik dan gerakan mahasiswa melalui forum Poros Indonesia. 15 Januari 2003 Bekas aktivis Malari Hariman Siregar di Taman Ismail Marzuki menyampaikan orasi berjudul ?Selamatkan Indonesia Kita?. Acara ini dilaksanakan oleh Indonesia Democracy Monitor (Indemo), lembaga yang dipimpin Hariman. Sejumlah tokoh hadir, termasuk Wiranto. 16 Januari 2003 Menteri Koordinator Polkam Susilo Bambang Yudhoyono di Surabaya mengatakan bahwa ada indikasi gerakan makar pada demonstrasi menolak kenaikan harga BBM, listrik, dan telepon. 18 Januari 2003 Demonstrasi besar oleh Himpunan Mahasiswa Islam dan Badan Eksekutif Mahasiswa di Kampus IPB Bogor saat pengukuhan Menteri Kelautan Rohim Dakhuri sebagai guru besar. Mega batal datang. Terjadi insiden pelemparan ?tahi sapi? pada mobil pejabat. Rokhim menuduh jaringan Forum Kota ada di balik insiden tersebut. 20 Januari 2003 Dalam rapat kabinet, Badan Intelijen Negara menyebut Wiranto, Fuad Bawazier, Adi Sasono, dan Eros Djarot berdiri di belakang aksi protes mahasiswa. Mereka dituduh ingin menggu-lingkan pemerintahan Megawati dan mendirikan presidium. Eros Djarot dan Fuad Bawazier membantah tuduhan BIN pada media di Jakarta. Adi Sasono juga membantah tuduhan itu di Bandung. 21 Januari 2003 Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan (DPP PDIP) Megawati Soekarnoputri menantang pihak-pihak yang berada di belakang aksi merongrong Presiden. 22 Januari 2003 Eros Djarot mendeklarasikan Koalisi
123
Nasional yang terdiri dari gabungan berbagai unsur partai politik, gerakan mahasiswa, pemuda, dan LSM. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jabotabek kembali menggelar isu penurunan Megawati-Hamzah. Kepala Polri Jenderal Polisi Da?i Bachtiar mengatakan polisi tengah menyelidiki nama-nama yang disebut sebagai penggerak demonstrasi mahasiswa. 24 Januari 2003 Wiranto membantah ?menunggangi? gerakan aksi protes mahasiswa dan masyarakat. 13
Sign: - Gambar perempuan gemuk, berkacamata, rambut pendek, terdapat tahi lalat di dagu. -
Gambar sepiring makanan lengkap dengan minuman diatas
tangan
perempuan tersebut -
Gambar sebuah permen
-
Gambar seorang anak, botak, mengeluarkan air mata, memakai pakaian kaos robek
-
Gambar balon dialog bertuliskan ‖cup..cup..cayang..cayang jangan nangis lagi yaaah.... Nih‖
Interpretasi: Terlihat pada gambar seorang perempuan gemuk memakai kacamata, berambut pendek, memiliki tahi lalat di dagu dan membawa sepiring makanan dan lengkap dengan minuman. Diatas juga terlihat seorang anak kecil berkulit hitam, memakai pakaian lusuh dan mengeluarkan air mata. Perempuan tersebut adalah sosok Megawati, sedangkan anak kecil tersebut adalah sosok seorang anak miskin dan kelaparan terlihat dari tulisan yang berada di depan perut anak tersebut ―kruk! Kruk! Kruk!.
13
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/01/27/LK/mbm.20030127.LK84571.id .html, Diakses Pada 24 Desember 2010 Pukul 10:34
124
Disaat rakyat miskin kelaparan tak seoranng pun yang menghiraukan, begitu juga Mega seorang Presiden tak mempedulikan rakyatnya yang kelaparan, Mega yang membawa sepiring makanan melihat anak kecil yang kelaparan Mega hanya memberi sebuah permen. Terlihat betapa mirisnya negeri ini, saat pemimpin kita bervoya-voya dengan segudang makanan, namun ada sejumlah rakyat diluar sana yang kelaparan. Tabel 13 Histories
Kelaparan
Sign
- Mega membawa sepiring makana dan minum - Anak kecil dan sebutir permen
Interpretasi
Mega bias makan-makanan yang mahal dan banyak, namun Mega tidak memperhatikan rakyat kecil atau miskin yang kelaparan di sekitarnya.
125
14. Megawati yang pelit bicara
Gambar 14 Caption: Megawati yang pelit bicara 26 Juli 1999
Jika Megawati Berhenti 'Semedi' Barangkali ini kabar baik bagi Anda yang kangen berat pada Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum PDI Perjuangan itu akan buka mulut kepada public selepas hasil penghitungan suara nasional secara resmi diumumkan. Jika memang Rudini, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), tepat waktu menyampaikan hasil kerja timnya pada 26 Juli ini, diperkirakan Mega akan cuap-cuap satu atau dua hari sesudahnya. Apalagi konsep pidatonya sudah disiapkan. Inti pesan kurang lebih berikut: selamat tinggal Orde Baru, selamat datang Orde Reformasi. Jika betul, inilah akhir dari ―semedi‖ Mega setelah putrid Bung Karno ini meolak bicara. Alasannya selalu sama: calon presiden dari partai pemenang pemilu ini
126
baru akan ngomong setelah hasil pemilu diteken dan diumumkan. Maka, selama berminggu-minggu ia seperti dewa yang tak tersentuh: tak ada keterangan, tak ada konferensi pers. Dengan siapa partai berlambang banteng gemuk ini akan menjalin "koalisi", apa strateginya memantapkan langkah menuju kursi presiden, pemerintahan macam apa yang akan ia bentuk, adalah sederet pertanyaan yang seolah hanya diketahui Tuhan dan Megawati sendiri. Ketertutupan Mega atas sikap politik partainya terakhir kali tampak dalam rapat kerja nasional (rakernas) partai itu, yang diadakan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Ahad sampai Selasa pekan lalu. Bak sebuah pertemuan rahasia mafioso Italia, puluhan petugas PDI Perjuangan berseragam merah hitam memagari hotel dan ruang pertemuan. Wartawan yang mendekat harus jelas identitasnya. Itu pun jangan berharap bisa mendapat informasi. Para peserta rakernas tutup mulut. Di tempat-tempat "netral" seperti ruang makan, wartawan dihadang agar tidak mendekati peserta. "Semua paper diserahkan ke Ketua Umum dan kopinya dimusnahkan setelah rakernas," kata seorang peserta asal Palembang yang tidak mau disebut namanya. Tapi, pertanyaannya, mengapa acara rapat kerja partai yang mengaku terbuka itu justru dikunci rapat-rapat. Mega kelihatannya tidak ingin langkahnya diintip orang. Maklum, meski jelas-jelas menang pemilu, ia bukan pemenang multak. Dengan 154 kursi yang diperolehnya dan dengan asumsi akan terjadi perdebatan soal cara pemilihan presiden—mayoritas sederhana ataukah mayoritas mutlak, berikut tahapannya, sebagaimana kelak diatur dalam tata tertib MPR—Mega bagaimanapun harus menyusun kekuatan. Apalagi Golkar dengan calonnya Habibie kelihatannya juga
127
akan sekuat tenaga membendung Mega. Kabar-kabar yang beredar, kartu politik uang pun akan dimainkan Partai Beringin tersebut. Akan silaukah para calon legislatif Banteng Ketaton itu terhadap gemerincing uang dari Golkar? Inilah soalnya. Di sudut yang lain ada pula sayap "berotot" yang dijaga orang seperti Mangara Siahaan. Banteng berbibir putih pecah? Meski resminya ditolak, kesan itulah yang muncul. Fakta yang tidak terlalu aneh, mengingat partai itu sebetulnya bukan partai baru, sehingga menyimpan banyak unsur, juga faksi. Mega dalam "masa susahnya" didukung banyak orang, sehingga kini harus membiarkan mereka merasa punya hak untuk menuai hasil. Saat melobi, pelbagai kelompok ini bisa bermain sendiri-sendiri. Untuk menggalang kekuatan partai Islam di Sidang Umum (SU) MPR nanti, misalnya, suami Megawati, Taufik Kiemas, kini rajin berkeliling ke partai-partai Islam. Partai Bulan Bintang (PBB), misalnya, jadi prioritas karena ia merasa punya background keluarga Masyumi. "Saya kan dekat dengan Yusril Ihza dan Farid Prawiranegara (Ketua Umum dan Ketua Partai Bulan Bintang)," kata Taufik menjelaskan. Dalam rakernas di Depok, kubu PDI Perjuangan kelihatannya sudah bulat tekad. Kartu truf yang akan dimainkan Mega: menawarkan kabinet bersama kepada partai-partai lain. Kabinet itu, konon, akan mereka sebut sebagai Kabinet Kebangsaan. Dengan kata lain, Mega akan mengobral jabatan menteri. Jabatan tersebut akan dibarter dengan dukungan kepada Megawati dalam sidang umum. Iming-iming ini diyakini kubu Mega bisa membuat kader-kader partai lain luluh.
128
Jadi, di atas kertas, semua partai, kecuali Golkar, bisa saja masuk ke dalam kabinet ini.14
Sign: - Gambar seorang perempuan berkacamata, tahi lalat di dagu dan tidak memiliki mulut atau bibir -
Gambar sekumpulan orang di belakang wanita tersebut dengan ekspresi berbeda-beda
-
Gambar sebuah bibir diatas bantal
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat sekelompok orang dengan ekspresi yang berbeda-beda, seperti memohon, bertopang dagu, menunujuk dengan ekspresi kesal, marah, meledek dengan mengeluarkan lidah dan lain-lain. Ekspresi kelompok tersebut ditujukan kepada seorang perempuan berambut pendek, berkacamata dan memiliki tahi lalat di dagu yang ada dihadapannya, perempuan tersebut yaitu Megawati. Sekelompok orang tersebut memaksa Mega berbicara atau angkat bicara tentang hasil penghitungan suara nasional. Mega menaruh mulutnya di sebuah bantal dan menjaganya, Mega seperti dewa yang tak tersentuh. Mega menunggu waktu yang tepat untuk membicara han hasil tersebut. Mega yang memakai kacamata hitam sehingga bola matanya tidak terlihat, jadi Mega tidak menghiraukan keadaan sekitar yang meledek dan mencacimakinya.
14
http://ip52214.cbn.net.id/id/arsip/1999/07/26/NAS/mbm.19990726.NAS95923.id.html, Diakses Pada 23 Desember 2010 Pukul 09:15
129
Tabel 14 Histories
Tutup Mulut
Sign
- Sekelompok orang mencibir, marah dan memohon - Mega menjaga bibir
Interpretasi
Mega tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya yang memaksa dirinya angkat bicara tentang hasil penghitungan suara nasional.
130
15. Dipaksa berbicara keras oleh kalangan islam
Gambar 15 Caption: Dipaksa berbicara keras oleh kalangan islam 22 Oktober 2001
Di Plomasi Gaya Megawati BETAPA terjepitnya posisi Presiden Megawati Sukarnoputri akhir-akhir ini. Di dalam negeri ia mesti mendengar teriakan para demonstran dari berbagai organisasi Islam yang menggelar aksi hampir setiap hari. Mereka meminta agar pemerintah mengutuk keras Amerika Serikat yang sewenang-wenang menyerang Afganistan. Pemerintah dituntut pula memutuskan hubungan diplomatik dengan negara adidaya itu. Tapi ini mustahil dipenuhi karena Indonesia secara ekonomi amat bergantung pada Amerika. Lalu apa yang dilakukan Mega? Presiden mencoba lepas dari jepitan itu dengan datang ke Masjid Istiqlal Ahad dua pekan
131
silam, untuk menghadiri peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Di situ, Presiden berupaya menarik simpati umat Islam lewat pidatonya. Dengan tegas Megawati menyatakan bahwa pemerintah Indonesia menolak aksi serangan sebuah negara ke negara lain dengan dalih mencari atau menangkap teroris. Menurut Presiden, ukuran dan aturan internasional harus diperhatikan agar tindakan memerangi kekerasan atau terorisme tidak menjadi tindak kekerasan dan teror baru. Dan tidak seorang pun atau negara mana pun dibenarkan melakukan penyerangan terhadap orang atau bangsa lain. Kendati Megawati tak menyebut negara mana yang dimaksud, orang gampang menebak. Jelas, Presiden sedang menyindir aksi serangan Amerika ke Afganistan. Sikap Presiden itu lebih keras daripada pernyataan pemerintah sebelumnya. Pada 8 Oktober lalu, sehari setelah Amerika membombardir Kabul, pemerintah hanya menyatakan rasa prihatin yang mendalam atas terjadinya serangan militer itu. Untuk ukuran negara yang mayoritas penduduknya Islam, sikap ini dinilai sejumlah kalangan terlalu lunak. Perubahan sikap Mega tidak bisa dilepaskan dari aksi demo yang kian marak. Malah, sejumlah organisasi massa Islam spontan juga mengangkat seruan jihad untuk membela Afganistan dan berniat melakukan aksi sweeping terhadap warga Amerika. Dan Majelis Ulama Indonesia pun akhirnya menganjurkan untuk berjihad. Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat juga dipersoalkan. Sejumlah ormas Islam radikal mendesak pemerintah agar memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika. Sejumlah ormas Islam bahkan menyerukan untuk memboikot semua produk yang berbau Amerika. Semua isu itu diangkat oleh ormas-ormas Islam yang berdemonstrasi silih berganti di Jakarta dan juga kota besar lainnya
132
seperti Surabaya, Bandung, dan Solo. Aksi-aksi itu bahkan bergulir menjadi semacam bola liar yang bisa mengancam pemerintahan Megawati. Sikap Megawati yang sedikit ketus terhadap Amerika memang membuat banyak kalangan senang. Tapi rupanya perubahan sikap Megawati sulit dipahami oleh pemerintah Amerika dan Australia. Juru bicara Gedung Putih, Ari Fleischer, menyatakan bahwa pemerintah Amerika menolak sikap Indonesia. Perdana Menteri Australia John Howard malah melontarkan kritik tajam. Pernyataan Megawati dalam peringatan Isra Mi?raj dinilai sebagai melemahnya dukungan Indonesia terhadap upaya Amerika memerangi teroris. Reaksi Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer, seperti dikutip ABCNews, lebih keras lagi. Ia meminta Indonesia diam meski mendapat tekanan di dalam negeri. Menanggapi reaksi Amerika dan Australia, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan bahwa sikap pemerintah Indonesia tak pernah berubah. Pernyataan Megawati di Istiqlal hanya penjelasan yang terkesan lebih tajam. Menurut Pejabat Direktur Penerangan Luar Negeri Wahid Supriyadi, sikap Indonesia juga tak melemah dalam memerangi terorisme dan tetap mengutuk terorisme dengan cara-cara yang tidak melawan hukum. Sebetulnya semua itu cuma persoalan diplomasi. Dan Megawati sedang mempertontonkan gayanya sendiri.15 Wicaksono, Andari K. Anom, Agus Hidayat, Kurie Suditomo (Hong Kong)
Sign: - Gambar seorang perempuan berkacamata, berbadan gemuk dan menutup mulut dengan tangan 15
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2001/10/22/NAS/mbm.20011022.NAS8454 0.id.html, Diakses Pada 5 Desember 2010 Pukul 10:23
133
-
Gambar pengeras suara
-
Gambar dua orang laki-laki memakai kaos, sarung dan peci
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat seorang laki memakai peci, kaos dan sarung sedang mendorong seorang perempuan gemuk berkacamata dan memiliki tahi lalat di dagu. Perempuan tersebut menutup mulutnya dengan satu tangannya dan terlihat ekpresi matanya memperlihatkan ketakutan. Perempuan tersebut adalah Megawati, sedangkan dua orang tersebut adalah dari organisasi Islam itu terlihat cara ia berpakaian. Seperti gambar diatas Mega terlihat dipaksa berbicara oleh kalangan Islam, karena pada tanggal 22 Oktober 2001 terjadi serangan Amerika yang sewenang-wenang
terhadap
Afganistan.
Indonesia
sebagian
mayoritas
penduduknya Islam memaksa Mega sebagai Presiden Indonesia memininta Mega mengencam perbuatan Amerika terhadap Afganistan. Namum pada gambar Mega menutup mulutnya dengan kesimpulan Mega enggan berbicara terlalu banyak tentang masalah tersebut. Karena, sesaat Mega berbicara banyak reaksi atau kritikan dari Amerika dan Australia.
134
Tabel 15 Histories
Dipaksa berbicara
Sign
- Mega menutup mulut - Pengeras suara - Dua orang islam
Interpretasi
Mega dipakasa dari kalangan atau ormas Islam untuk angkat bicara masalah Amerika yang menyerang Afganistan.
135
16. Mega mulai digoyang
Gambar 16 Caption: Mega mulai digoyang
Sebaiknya Tetap Wapres, Mega Terus Digoyang bila Jadi Presiden Jakarta, Sinar Harapan Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Prof Dr Mohamad Budyatna menilai Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri akan mendapat tantangan cukup berat jika menerima tawaran menjadi Presiden oleh kelompok
Poros
Tengah
serta
dukungan
koalisi
partai-partai
Islam.
"Dari sisi politik, Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri lebih untung kalau tetap sebagai Wapres hingga 2004," kata Budyatna kepada SH di Jakarta, Minggu. Jika Megawati menerima tawaran Poros Tengah yang notabene di dalamnya Golkar cukup dominan, berarti Megawati dan partainya PDI-P telah berkhianat terhadap tuntutan reformasi dan pro
136
demokrasi, ujarnya menambahkan. Itu merupakan kesalahan besar dan merugikan masa depan PDIP maupun Megawati dalam pemilu 2004 mendatang.
Menurut dia, Megawati tidak akan bisa berbuat banyak kalaupun menjadi Presiden, sehingga dalam perjalanannya tidak akan mulus sebagaimana dijanjikan oleh kelompok Poros
Tengah
dan kelompok partai-partai
Islam. Dukungan itu baru sebatas lisan. Disebutkan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hingga kini belum mencabut fatwa tentang larangan wanita sebagai Presiden.Kemudian, dalam hal pengusutan KKN dan HAM misalnya, Megawati juga akan menghadapi banyak tantangan. Kalau diusut, maka orang-orang yang mendukungnya dari Poros Tengah, terutama Golkar maupun militer akan langsung menyerang atau menggoyang Megawati. Sebaliknya, kalau tidak diusut akan mendapat kecaman dari kalangan reformis dan kelompok prodemokrasi.
Tantangan lainnya bila Megawati menerima tawaran menjadi Presiden, katanya, bisa jadi `dendam' politik dari pihak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) maupun kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Bagaimanapun, PKB berjasa untuk menaikkan Megawati menjadi wakil presiden. Tanpa dukungan PKB, sulit bagi PDIP untuk menaikkan Megawati menjadi Wapres.
Terus Digoyang
Bagi PDIP maupun Megawati, sangat berat kalau ada semacam dendam politik dari PKB maupun NU. Sebab, bisa saja isu gender dimunculkan
137
kembali, sehingga posisi Megawati akan terus digoyang. Selain isu gender, suaminya, Taufik Kiemas juga bisa menjadi penyebab jatuhnya Megawati. Sebab, Taufik Kiemas bukan orang yang bersih karena terlibat dalam beberapa kegiatan bisnis, sehingga bisa dibongkar oleh politisi dari PKB. "Kalau itu terjadi, nasib Megawati bisa seperti Benazir Bhutto
yang
tersingkir
karena
suaminya,''
kata
Budiyatna.
Atas pertimbangan itu pula, maka Megawati dinilai lebih pantas tetap menjadi wapres ketimbang menjadi Presiden. Sekarang bukan saat yang tepat bagi Megawati maupun PDI-P untuk mendudukkannya menjadi orang nomor satu di Republik ini. Kecuali, kalau memang Presiden Abdurrahman Wahid mengundurkan diri.
Masih Terpecah Di tubuh PDI-P sendiri suara masih terpecah yakni yang mendukung Megawati menjadi Presiden seperti Arifin Panigoro, dan kelompok yang menginginkan Megawati tetap menjadi wapres yang jumlahnya cukup banyak. Kelompok Arifin Panigoro yang dikenal dengan "Kelompok Jenggala" terus berupaya menjatuhkan Presiden Gus Dur. Sementara, kelompok PDIP yang menginginkan Megawati tetap jadi wapres hingga 2004 adalah Kelompok Tirtayasa. Jumlah kelompok Tirtayasa terus meningkat. Bahkan, Siti Hartati Murdaya ikut bergabung dalam kelompok Tirtayasa.
138
Oleh karena itu, kalau sekiranya Arifin Panigoro terbukti terlibat dalam kasus KKN sebagaimana dituduhkan, maka besar kemungkinan Presiden Gus Dur masih bertahan.16
Sign: - Gambar tanah yang retak dan batu berloncatan -
Gambar perempuan gendut, memakai kacamata, jas dan rok berdiri diatas retakan tanah
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat retakan tanah yang cukup lebar, diatas tanah tersebut terlihat seorang perempuan gemuk, berkacamata dan berambut pendek tubuh perempuan tersebut bergetar dan terlihat takut. Retakan tanah tersebut diakibat terjadi guncangan yang begitu kencang dan membuat orang yang berada diatasnya ikut bergetar. Perempuan tersebut yaitu Megawati, Retakan pada gambar merupakan guncangan dari beberapa partai yang menolak Mega menjadi seorang Presiden. Jika Mega tetap menjadi Presiden ia akan digoyang dan menghadapi banyak tantangan dari beberapa partai dan juga bisa menyebabkan
keretakan dari
beberapa partai. Walaupun banyak gunjangan dari beberapa kalangan Mega tetap mempertahankan posisinya untuk menjadi Presiden.
16
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/02/0075.html
139
Tabel 16 Histories
Menggoyang Megawati
Sign
- Metakan tanah - Mega bergetar
Interpretasi
Mega akan mendapatkan tantangan atau serangan dari berbagi partai jika menerima tawaran menjadi seorang Presiden.
140
17. Memoles mega menjelang sidang umum
Gambar 17 Caption: Memoles mega menjelang sidang umum 27 September 2004
Setelah Kalah, Rumah Terbelah Tak ada alunan Auld Lang Syne, tak ada pula gema sonata perpisahan yang terdengar di ruang sidang pleno MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis pekan lalu. Acara Sidang Tahunan 2004 berjalan seperti biasa. Namun atmosfer perpisahan sangat terasa, terutama bagi Ketua MPR Amien Rais, Ketua DPR Akbar Tandjung, Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Wakil Presiden Hamzah Haz. "Sidang ini sidang selamat tinggal, perpisahan. Tak ada hal-hal yang sulit, tak ada hal yang kontroversial. Semua serba enak, teduh, smooth dan sejuk," kata Amien saat membuka sidang terakhir MPR periode 1999-2004.
141
Hari itu Amien, Akbar, Mega, dan Hamzah menjadi pusat perhatian. Maklumlah, mulai 1 Oktober nanti, Amien mengakhiri masa kepemimpinannya selama lima tahun di MPR. Akbar pun akan meninggalkan Senayan karena tak lagi menjadi wakil rakyat. Amien dan Hamzah juga telah tereliminasi dalam pemilihan presiden putaran pertama. Sedangkan Mega hampir dipastikan tidak akan menjadi presiden lagi. Dalam perhitungan sementara pemilihan presiden putaran kedua, suara Mega hanya separuh dari perolehan Susilo Bambang Yudhoyono, kandidat presiden dari Partai Demokrat. Aura perpisahan ini digenapi Mega. "Untuk kekurangan dan hal-hal yang belum terselesaikan, kepada Majelis yang terhormat dan kepada seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai, bersama-sama Saudara Wakil Presiden saya meminta maaf yang sebesar-besarnya," kata Mega disambut tepuk tangan hadirin. Namun, saat berbicara tentang keberhasilan pelaksanaan pemilu, tanpa melihat teks Mega sempat menyindir pesaingnya. Pasangan Yudhoyono-Kalla dianggapnya terlalu cepat mengklaim kemenangan. Menurut Mega, tindakan itu tidak mengindahkan etika politik dan undang-undang. "Untuk menghormati kedaulatan rakyat, mari kita tunggu pengumuman resmi perolehan suara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semangat kompetisi harus tetap menjaga etika politik yang bermartabat," ujarnya. Hingga seminggu setelah pemilu, memang belum ada sikap resmi Mega maupun Koalisi Kebangsaan. Menurut seorang tokoh Koalisi Kebangsaan, saat ini para anggota koalisi tengah mengevaluasi hasil pemilu. Boleh saja Mega, Akbar, dan Hamzah bersikeras mempertahankan koalisi. Tapi tampaknya mereka tak bisa mengabaikan ancaman kemelut internal partai
142
mereka masing-masing setelah kekalahan Mega mulai merebak. Di PDI Perjuangan muncul ide-ide untuk menggelar kongres luar biasa untuk menggusur kepemimpinan Mega. Di tubuh Golkar konflik semakin terbuka antara kubu Akbar dan kubu Tim Sembilan yang dimotori Fahmi Idris (lihat Hikayat Celeng dan Perseteruan Beringin). Sedangkan di PPP, sebagian pengurus daerah mulai kasak-kusuk meminta Hamzah segera lengser. Dengan alasan akan membersihkan kader-kader busuk di PDIP, Badan Penelitian dan Pengembangan DPP PDIP menggelar pertemuan di Jalan Tambak pada Kamis malam lalu. Mereka kemudian membentuk Gerakan Pembersihan dan Pemurnian PDIP. "Gerakan ini diharapkan dapat membangun kembali PDIP menjadi partai bersih," kata Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan PDIP Kwik Kian Gie. Selain Kwik, hadir pula Roy, Wakil Ketua Balitbang DPP PDIP Subagio Anam, tokoh senior PDIP Abdul Madjid, dan anggota PDIP lainnya. Artinya, Mega perlu berbenah lebih baik, jika ia tidak tertarik mengikuti jejak Amien Rais yang konon akan pindah "gelanggang". Hanibal W.Y. Wijayanta, Widiarsi Agustina 17
Sign: - Gambar perempuan berkacamata, rambut pendek, ada tahi lalat di dagu -
Gambar seorang laki-laki membawa lipstik dan
-
Gambar seorang laki-laki berkacamata, jidat lebar, hidung besar dan gemuk. Membawa sisr dan hadraiyer
-
Gambar balon dialog dengan tulisan ‖dandan dulu ya mbak! Biar di sidang tahunan kelihatan ‖cantik‖
17
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/09/27/LU/mbm.20040927.LU89988.id .html, Diakses Pada 10 Desember 2010 Pukul 09:10
143
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat seorang perempuan dan dua orang laki-laki yang terlihat gembira. Permpuan tersebut berambut pendek, memakai kacamata, memiliki tahi lalat dan memiliki postur tubuh yang gemuk. Perempuan tersebut adalah Megawati. Sedangkan kedua laki-laki tersebut yang pertama memilki postur tubuh yang gemuk, memakai kacmata dan memiliki hidung yang cukup besar, lelaki tersebut adalah Akbar Tanjung. Lelaki kedua memiliki bentuk wajah kotak dan sedikit caplang, lelaki tersebut adalah Amin Rais. Akbar dan Amin membantu Mega menjelang Sidang Umum, sehingga pada saat sidang nanti kinerja Mega terlihat baik., sehingga hal itu bisa membuat citra mereka bertiga baik pada saat periode pemilihan presiden berikutnya. Amin, Akbar dan Mega akan menjadi pusat perhatian di sidang tahunan, karena Amin mengakhiri masa kepemimpinannya selama lima tahun di MPR, Akbar pun tak lagi menjadi wakil rakyat. Tabel 17 Histories
Peluang untuk Mega
Sign
- Akbar dan Amin memdanani Mega
Interpretasi
Amin Rais dan Akbar Tanjung membantu Mega pada saat sidang tahunan agar kinerja mereka bertiga yang selama kepemimpinan Mega terlihat baik.
144
18. Rebut simpati rakyat lewat iklan ditelevisi
Gambar 18 Caption: Rebut simpati rakyat lewat iklan ditelevisi PUTARAN TERAKHIR KAMPANYE, PDI-P MERAJAI IBUKOTA Memasuki putaran terakhir kampanye pemilu 2004, rakyat Jakarta tampak acuh dan apatis. Ajang ibukota sejak akhir pekan bergiliran dikuasai partai partai PPP, PDI-P, PD dan PAN. Betapa pun, PDI-Perjuangan tetap optimis. Kalau Ibu Megawati sudah berjoged di panggung, itu berarti kampanye PDI-P sukses, kata orang. Massa rakyat yang datang sekedar untuk rame-rame ikut-ikutan kampanye, ibu-ibu yang dibayar meramaikan pawai PPP dan esoknya meramaikan pawai PDI-P, supirtaksi yang sinis akan kesungguhan elit memberantas KKN, tukang ojek yang marah-marah menagih duit yang dijanjikan setelah mengerahkan orang sekampung, dan sebagainya, kejadian-kejadian
145
semacam itu merupakan pertanda betapa rakyat sebenarnya cenderung apatis, acuh, paling sedikit pragmatis, dan memanfaatkan pemilu untuk kebutuhan hidup mereka. Toh Jakarta menjadi semarak juga akhir pekan silam. Sabtu berwarna hijaunya PPP, dan Ahad menjadi merah dengan kepala banteng bermoncong putihnya PDI-P di Senayan. Sementara dua balon Zeppelin mengitari angkasa ibukota, yang satu merah bergambar Megawati, yang lain putih-biru dengan potret SBY, Susilo Bambang Yudhoyono. Persaingan elit politik tidak hanya di langit biru, tapi lebih seru lagi di layar televisi. Megawati tampil sebagai ibu, dengan telunjuk ke atas mencamkan, "Ingat tanggal lima, coblos moncong putih" di muka gambar banteng berhidung putih. PPP, partai bernomor-urut lima, tampil serupa, dengan Hamzah Haz berseru, "Ingat tanggal lima, coblos nomor lima". Tiga hal tampak mencolok di ibukota. Pertama, PKS, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Islam yang paling menarik perhatian itu, menggaet simpati dengan sikap santun yang meminta ijin penduduk sebelum memasang panjipanjinya dan membersihkan kaleng dan sampah di tempat tempat kampanyenya. Kedua, PAN, partai yang didirikan oleh intelegensia Jakarta pada detik-detik jatuhnya Soeharto tahun 1998, sekarang tampil amat populistis, dengan Amien Rais di TV berpelukan dengan rakyat melarat yang menangisi korupsi para elit. Ketiga, SBY dianggap tampil dengan seruan paling cerdas di layar TV sebab Partai Demokratnya membawa pesan sederhana yang mengena di hati rakyat. Yaitu, "Insya Allah, kita menuju Indonesia yang aman dan sejahtera. "Mantan Menko Polkam itu dinilai tahu benar bahwa isu-isu yang paling pokok bagi rakyat
146
adalah keamanan dan kemakmuran, bukan kangen Orde Baru, rindu Soeharto, korupsi elit atau pun soal NKRI. Kalau kota-kota besar di Jawa seperti Jakarta bisa menjadi ajang persaingan para pemimpin partai, seperti terjadi antara Megawati di Senayan dan SBY di Kemayoran, dan Sabtu sebelumnya didahului Hamzah Haz, dan Senin ini Amien Rais, maka daerah seperti Aceh, Papua dan Sulawesi Selatan menjadi ajang adu kekuatan antar tokoh Golkar dan antara Golkar dan PDI-P. "Jangan pilih moncong putih," demikian sebuah lelucon baru yang popular di Aceh. Putih dalam bahasa Aceh adalah Puteh, nama Gubernur NAD Abdullah Puteh yang berasal dari Partai Golkar. Jadi lelucon itu sekaligus mengajak orang menafikan moncong putihnya PDI-P dan Golkarnya Puteh. Surya Paloh yang asal Aceh tampil di muka massa Lhoksemauwe dengan menyindir tentara tapi menyalahkan PDI-P. Keadaan Aceh sekarang ini berkat pemimpin sekarang, katanya. Akhirnya Papua, yang kesal terhadap perongrongan otonomi khusus oleh pemerintahan Megawati boleh jadi akan bimbang, acuh dan menjadi ajang perebutan suara bagi PDI-P dan Golkar.
Sign: - Gambar sebuah televisi -
Gambar tiga orang laki-laki dan satu perempuan
-
Gambar laki-laki memakai peci hitam, kaos putih, celana panjang dan memegang remot
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat sebuah televisi berukuran cukup besar, televisi merupakan merukan alat audio visual yang menyajikan bermacam-macam acara
147
dan iklan, di dalam televisi tersebut terlihat sekelompok orang diantaranya tiga laki-laki dan satu perempuan. Ciri-ciri lelaki yang pertama yaitu memakai kacamata dan memiliki hidung yang besar, lelaki yang kedua yaitu memakai kacamata, memakai peci dan mata yang tayup dan lelaki yang ketiga yaitu muka terlihat kotak kuping sedikit caplang. Sedangkan cirri dari perempuan tersebut adalah berbadan gemmuk, memakai kacamata, berambut pendek dan memiliki tahi lalat di bagian dagu. Ketiga laki-laki tersebut adalah Akbar Tanjung, Gus Dur dan Amin Rais, sedangkan yang perempuan adalah Megawati. Memasuki putaran terakhir kampanye pemilu 2004, rakyat Jakarta tampak acuh dan apatis. Ajang ibukota sejak akhir pekan bergiliran dikuasai partai partai PKB, PDI-P, PD dan PAN. Pada gambar terlihat seorang lelaki memakai kaos, peci dan celana panjang sedang ditarik-tarik oleh keempat orang yang berada di dalam televisi. Lelaki tersebut merupakan rakyat Indonesia. Mega, Gus Dur, Akbar, dan Amin mencari simpati rakyat melalui iklan di televisi dengan berbagai cara yang mereka lakukan agar rakyat dapat memilih mereka pada pemilu mendatang. Tabel 18 Histories
Rebut simpati rakyat
Sign
- Empat kadidiat Presiden di dalam televisi - Seorang masyarakat
Interpretasi
Para calon Presiden menghiasi layar televisi dengan kata-kata manisnya untuk merebut simpati rakyat.
148
19. Mega yang pelit bicara dipaksa untuk ikut debat
Gambar 19 Caption: Mega yang pelit bicara dipaksa untuk ikut debat
Megawati Siap Debat Calon Presiden Kamis, 13 Mei 2004 | 19:17 WIB TEMPO Interaktif, Nganjuk:Calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri siap melakukan debat antar calon presiden sebelum pemilihan presiden digelar tanggal 5 Juli mendatang. Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Soetjipto, Kamis (13/5), saat menghadiri deklarasi Posko Pemenangan Mega-Hasyim Force di Nganjuk, Jawa Timur yang diikuti para tokoh pendukung Mega-Hasyim dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur bagian barat. "Sejak dulu Bu Mega siap diajak berdebat dengan siapa saja, termasuk berdebat terbuka dengan seluruh capres peserta pemilihan presiden. Pada tahun
149
1999, Bu Mega juga siap, tapi saat itu siapa capresnya kan tidak jelas. Awalnya banyak capres bermunculan. Tapi menjelang pemilu digelar, mereka pada kabur tidak karuan," ujar Soetjipto. Menurut Pak Cip, panggilan akrab Soetjipto, Mega selama ini terkesan tak serius menanggapi wacana debat antarcapres karena dia ingin mematuhi aturan yang berlaku. Karena dalam aturan tidak ada menyebut soal debat, Mega cenderung pasif. "Sejak dulu Bu Mega selalu patuh undang-undang dan aturan yang berlaku. Jika nanti KPU memang membuat aturan debat antar-calon presiden, pasti beliau siap menghadapi siapapun. Bagi beliau debat itu sangat kecil, yang penting aturannya ada atau tidak. Jangan dikira takut berdebat," kata Pak Cip. Jika debat memang dilaksanakan, Soetjipto meminta KPU menyusun format yang ideal untuk membuat perdebatan bermutu dan berkualitas, bukan menjadi debat kusir. "Kami tak mau jika perdebatan hanya seperti arena adu jago," ujarnya.18Dwidjo U. Maksum - Tempo News Room
Sign: - Gambar seorang perempuan berkacamata memegang bibir ditangannya -
Gambar maik berbentuk pistol dan bertuliskan ‖Debat Calon Presiden‖
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat gambar sebuah mike yang berbentuk sebuah pistol yang bertulisakan DEBAT CALON PRESIDEN. Pistol merupakan senjata tajam yang berbahaya jika menembakkan peluru dan mengenai sasarannya, maka 18
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/05/13/brk,20040513-38,id.html, Diakse Pada 11 Desember 2010 Pukul 09:25
150
dapat menyebabkan kematian dan pistol juga digunakan untuk menodong seseorang. Mike yang berbentuk pistol tersebut ditodongkan kearah seorang perempuan berabut pendek, berkacamata, tidak memiliki bibir dan memiliki tahi lalat di bagian dagu. Perempuan tersebut adalah Megawati, Mega pada masanya merupakan sosok yang pelit bicara, dan juga sedikit bicara saat mengikuti acara debat. Pada gambar terlihat Mega hanya bisa memegang bibir di tangan, bibir merupakan alat untuk kita berkomunikasi atau berbicara. Mega merupakan sosok yang tidak banyak berbicara dan berbicara seperlunya jika menurut dirinya penting. Tabel 19 Histories
Debat calon Presiden
Sign
- Maik atau pengeras suara - Mega memegang bibir
Interpretasi
Megawati yang pelit bicara harus mengikuti debat calon Presiden yang di buat oleh KPU
151
20. BY VS MEGAWATI
Gambar 20 Caption: SBY VS MEGAWATI 13 September 2004 Cerita An Peng Sui dan Calon Presiden Kita LELAKI itu memperkenalkan diri sebagai tukang pijat. Ada pula yang menyebutnya sinse. Badannya putih, rambutnya lurus menutup dahi. Mungkin belum banyak orang melupakannya: Gunawan Alif Suwondo alias An Peng Sui. Di tahun 2000, ia tampil menggegerkan. Mengatasnamakan Presiden Abdurrahman Wahid, Suwondo meminta uang Rp 35 miliar dari yayasan karyawan Badan Urusan Logistik (Bulog). Sapuan, Wakil Kepala Bulog ketika itu, tergoda janji Suwondo yang akan membantu menjadikannya Kepala Bulog. Parlemen bergerak dengan membentuk panitia khusus "Buloggate". Tak sampai setahun, Abdurrahman Wahid, yang tak punya kursi cukup di parlemen, pun harus menyingkir dari istana. Suwondo diganjar 3,5 tahun penjara.
152
Waktu bergulir, presiden berganti. Kini, sepekan sebelum presiden keenam Indonesia terpilih dalam pemilu 20 September, muncul pertanyaan: akankah Suwondo dalam bentuk lain masih punya peluang muncul? Bisakah kedua
kandidat,
Susilo
Bambang
Yudhoyono
(SBY)
dan
Megawati
Soekarnoputri, menghindari para punggawa yang menyelinap untuk kemudian menelikung? Bagaimana kalau kita teruskan kisah An Peng Sui? Publik, termasuk pers, juga tak awas. Semua tenggelam dalam optimisme dan sukacita menyaksikan pemerintahan baru Abdurrahman Wahid yang rileks dan humanistik. Sampai akhirnya terjadilah apa yang harus terjadi! "Tak jelas apakah Gus Dur tidak mendengar nasihat, atau Suwondo yang memang lihai," kata Ishartanto. Mari kita lihat SBY. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 2001, bekas Menteri Koordinator Polkam itu masih ogah-ogahan mengakui Demokrat, partai yang ia bidani. Di hari lahirnya, SBY dan Nyonya bahkan tak datang ke resepsi. Padahal semua gagasan, termasuk platform dan logo partai, digagas olehnya. Agar publik yakin partai ini disokong sang Jenderal, nama istri SBY dicantumkan sebagai pengurus. SBY sungkan: bagaimanapun ia menteri dalam kabinet Megawati. Tapi zaman bergerak. Berkat konfliknya dengan Taufiq Kiemas, Susilo mundur dari kabinet dan mulai giat berkampanye untuk Demokrat. Tak dinyana, partai debutan ini mendapat delapan persen suara-angka yang lebih dari cukup untuk mendorong SBY menjadi kandidat presiden. Ia maju ke putaran pertama pemilu presiden. Tim sukses pun dibentuk. Lalu peribahasa
153
tua berlaku: ada gula, ada semut. Tak cuma kawan lama, karib baru pun bermunculan. Kubu Mega idem dito. Ditambah Koalisi Kebangsaan, yang dideklarasikan bulan lalu, pasukan Banteng memang luar biasa tambun. Selain kelompok lama PDI Perjuangan, masih ada politisi Golkar, PPP, serta beberapa partai kecil lainnya. Para punggawa adalah makhluk yang punya kepentingan dan ambisi. Di dalam kelompok, mereka juga bertarung memperebutkan tempat. "Banyak juga broker-nya," kata seorang anggota tim sukses SBY. Kini yang bisa dilakukan adalah mengenali orang-orang di sekeliling kandidat presiden dan mengawasi dengan ketat gerak-geriknya. Kalangan dekat presiden adalah pintu yang bisa membawa masuk apa saja: dari sampah busuk hingga hidangan lezat. Dari Silas hingga Yudas sang culas.19
Sign: - Gambar latar bergambar bintang dan bertuliskan Inonesian Idol -
Gambar dua orang laki-laki dan perempuan di atas panggung
-
Gambar lelaki memakai pakaian berwarna biru dan memiliki tahi lalat di kening kiri
-
Gambar perempuan memakai kacamata, bibir merah, memakai baju merah dan sepatu merah
-
Gambar sekelompok orang di bawah panggung
19
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/09/13/LK/mbm.20040913.LK88339.id .html, Diakses Pada 11 Desember 2010
154
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat sepasang laki-laki dan perempuan sedang mengikuti sebuah kontes menyanyi yang diadakan di setasiun televisi, kontes tersebut adalah Idonesian Idol. Lelaki tersebut adalah seorang SBY (Susilo Bambang Yudoyono) dan permpuan tersebut adalah seorang Megawati, mereka saling berkopetisi menjadi yang terbaik dan menunjukkan bakat mereka miliki. Pada gambar terlihat para pendukung Mega dan SBY membawa tulisantulisan atau spanduk untuk mendukung keduanya. Mega dan SBY sedang bersaing untuk menjadi seoarang Presiden Indonesia dan mencari simpati dari rakyat dengan gaya mereka masing-masing. Keduanya memiliki pendukung yang cukup banyak dari berbagai partai dan masyarakat indonesi. Tabel 20 Histories
Persaingan SBY dan Mega
Sign
- SBY memakai kemeja biru dan Mega memakai dres warna merah - SBY dan Mega ber nyanyi di atas panggung bertabur bintang
Interpretasi
SBY
merupakan
kadidat
dari
partai
demokrat
sedangkan Mega kadidat dari partai PDI, mereka bersaing untuk menjadi pemenang yaitu menjadi seorang Presiden.
155
21. Bingung cari calon wapres
Gambar 21 Caption: Bingung cari calon wapres Setelah Suara Akbar Roboh BIASA terlihat "dingin" dalam segala cuaca, Akbar Tandjung kelihatan agak "panas" Kamis pekan yang lalu ketika ia memimpin rapat pengurus pusat Partai Golkar di Slipi, Jakarta. Mendengar kawan-kawan dekatnya terus menggerutu tentang hasil konvensi Partai Golkar, yang dimenangi Wiranto Selasa pekan lalu, Akbar dengan suara keras berkata, "Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Masih ada tugas yang jauh lebih penting." Rapat itu memang bukan ajang evaluasi hasil konvensi. Akbar sebagai ketua umum partai kemudian mengajak kawan-kawannya kembali terfokus pada agenda utama rapat: mencari partai lain yang hendak diajak berkoalisi dan mencari calon wakil presiden yang akan mendampingi Wiranto.
156
Melangkah ke depan bagi politisi seulung Akbar memang lebih penting ketimbang terus meratapi kekalahan dua hari sebelumnya. Jika Wiranto pada 5 Juli mendatang menang dalam pemilu presiden, bukankah banyak hal menarik yang bisa dilakukan Partai Golkar dan tentu juga Akbar? Toh para pendukung Akbar tetap sulit melupakan konvensi yang di atas kertas di tangan Akbar itu. Bayangkan. Begitu masuk arena konvensi, sebelum suara daerah dikumpulkan, Akbar sudah mendapat modal 18 suara dari pengurus pusat partai. Ketika putaran pertama Akbar unggul dengan 147 suara-dengan Wiranto di urutan dua (137 suara), Aburizal Bakrie dengan 118 suara, Surya Paloh 77 suara, dan Prabowo Subianto 39 suara-sebenarnya pendukungnya mulai khawatir. Akbar gagal mengumpulkan suara 50 persen plus satu untuk langsung menang di putaran pertama. Tapi tim sukses Akbar masih menyisakan harapan. Mereka yakin suara Aburizal Bakrie dan Prabowo bisa melimpah ke tangan Akbar. Dengan itu, "Setidaknya 60 persen suara bisa diraih oleh Bang Akbar," kata Ferry Mursyidan Baldan, salah satu anggota tim sukses. Rupanya, tidak mudah menafsirkan arti "senyum politik" Aburizal itu. Beberapa menit setelah pemungutan suara putaran pertama, Wiranto berpindah duduk di samping Prabowo Subianto. Bekas komandan dan anak buah itu sempat berbicara beberapa patah kata, kemudian keduanya tersenyum dan saling menggenggam tangan. Tak lama setelah itu, Wiranto bangkit keluar ruangan konvensi dan masuk salah satu ruangan di gedung itu. Di dalam ruangan sudah ada Aburizal Bakrie. Pertemuan itu singkat, hanya beberapa menit. Keduanya berpisah dengan senyum lebar dan tangan saling menepuk bahu.
157
Janji mengalihkan suara pada putaran kedua itu ditepati-entah dengan iming-iming apa. Di putaran kedua, Akbar hanya bisa meraih 227 suara dan Wiranto unggul dengan 315 suara, melebihi hitungan di atas kertas. Kejutan besar yang membalikkan perhitungan tim sukses Akbar. Kemenangan Wiranto itu disambut sorak-sorai. Di lobi Balai Sidang Senayan, tempat konvensi berlangsung, para pendukung Wiranto meneriakkan yel-yel gembira begitu nama Wiranto disebut, tapi berubah menjadi "huuuuuuu" begitu nama Akbar disebut. Kubu Akbar kecewa. Mahadi Sinambela, ketua tim sukses Akbar, pun tak bisa menutupi kegusarannya. Menurut dia, apa yang dilakukan Akbar sudah matimatian. Tiap minggu dalam setahun terakhir, Akbar nyaris tak pernah ada di Jakarta. Ia selalu menyambangi daerah. Tentu tak cuma pengorbanan waktu, tapi juga biaya. "Yang bikin repot, tim sukses juga tidak all out membela Bang Akbar," kata dia lagi. Dibandingkan dengan tim sukses calon lainnya, tim kampanye Akbar boleh dibilang tampil ala kadarnya. Tak ada aksi seni "menjual diri" yang canggih. Stan promosi Akbar di lobi Balai Sidang Senayan nyaris sepi dari kunjungan. Padahal dua stan lainnya, yaitu Surya Paloh dan Prabowo, ramai dengan gadis cantik yang siap membagikan berbagai suvenir, dari permen, koran gratis, buku, kaus, hingga majalah. Itu juga yang dialami Akbar. Malah, menurut Akbar, mereka juga sulit ditemui di hotel. "Sudah disediakan kamar hotel, eh..., masih menginap di manamana," keluhnya. Wajar jika tim sukses Akbar merasa dikibuli oleh para utusan
158
daerah. "Yang bikin parah, mereka berjanji akan memilih Bang Akbar, tapi nyatanya tidak," ujar Mahadi. Mungkin benar. Dan karier politik Akbar memang terancam tamat. Apalagi ia sudah jelas menolak menjadi calon presiden dari partai lain-suatu kondisi yang masih hipotesis, karena memang belum terdengar ada partai yang menawarinya. 20
Sign: - Gambar peri kecil membawa panah -
Gambar tiga laki-laki dan satu perempuan. Masing masing memakai yang pertama laki-laki memakai jas kuning, lelaki kedua memakai jas biru dan lelaki ketiga memakai kemeja hijau, memakai peci dan memakai kacamata dan yang perempuan memakai kaos merah dan manset hitam, memakai kacamata, terdapat tahi lalat di bagian dagu.
-
Gambar love di depan ketiga laki-laki dan satu perempuan
-
Gambar balon dialog diatas kepala peri yang bertuliskan cari pasangan serasi.
-
Gambar sekelompok manusia dan berkepala hewan mengankat tangan
-
Gambar lelaki gendut, hidung besar, berkacamata dan memakai kemeja kuning
-
Gambar sebuah lingkran di dada seorang laki-laki
Interpretasi: Pada gambar terlihat seorang peri yang membawa panah, peri bertugas mencara pasangan yang menurutnya serasi. Di dalam gambar tersebut juga terlihat dua kelompok orang yang berbeda, dari kubu kiri terdiri dari empat anggota yaitu tiga laki-laki dan satu perempuan. Keempat orang tersebut mewakili dari masingmasing parati-partainya, itu terlihat dari pakaian yang ia kenakan. Pertama,
20
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/04/26/LU/mbm.20040426.LU90998.id .html, Diakses Pada 12 Desember 2010 Pukul 09: 22
159
perempuan gemuk berkacamata, mempunyai tahi lalat didagu dan memakai baju merah dan hitam. Perempuan tersebut adalah seorang Megawati dari partai PDI, warna merah merupakan lambang dari partai PDI . Kedua, laki-laki berkacamata, memakai peci, dan memakai baju berwarna hijau, laki-laki tersebut adalah Gusdur dari partai PKB, peci yang Gus Dur pakai merupakan ciri dari seorang Gus Dur dan warna hijau merupakan lambang dari partai PKB. Ketiga, laki-laki dengan bentuk wajah kotak dan memakai jas berwarna biru, lelaki tersebut adalah Amin Rais dari partai PAN, warna biru merupakan lambang dari partai PAN. Keempat laki-laki dengan bentuk wajah yang panjang, dengan rambut licin, dan memakai jas berwarna kuning, lelaki tersebut adalah Wiranto dari partai Golkar, warna kuning juga merupakan lambang dari partai Golkar. Kelompok dari kubu sebelah kanan terdiri tujuh anggota yaitu tiga lakilaki dan tiga lainya merupakan bermuka hewan dan seorang alien. Dari kelompok tersebut ada satu laki-laki yang terlihat mencolok dari enam yang lainnya. Lakilaki tersebut memakai kemeja kuning, berbadan gemuk, memilki hidung yang besar, memakai kacamata dan terlihat sebuah dada yang bergambar sebuah lingkaran-lingkaran, laki-laki tersebut adalah seorang Akbar Tanjung. Lingkaranlingkaran tersebut di dalam sebuah permainan memanah yang mana lingkaran itu merupakan tempat tujuan dari panah yang di luncurkan. Peri tersebut adalah Capres, mendekati pemilihan presiden para capres sibuk mencari calon wapres. Sang Capres pun terlihat bingung memilih atau mencari calon Wapres yang serasi. Banyak sekali yang mengiginkan posisi
160
sebagai calon Wapres, calon yang sudah ditunjuk mewakili partai mereka saling bersaing untuk mendapatkan posisi tersebut. Tabel 21 Histories
Akbar berharap
Sign
- Peri cinta - Mega memakai baju merah, Gus Dur memakai kemeja hijau, Amin memakai jas biru, dan Akbar memakai kemeja kuning - Di dada Akbar tergambar tiga lingkaran
Interpretasi
Akbar sangat berharap sang Capres bisa menunjuknya untuk menjadi calon Wapres.
161
22. Menggoyang mega dari dalam partai
Gambar 22 Caption: Menggoyang mega dari dalam partai
PDI-P Perlu Pembaruan dan Perbaiki Citra Jakarta (Bali Post) - Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDI-P periode 2005-2010 harus melakukan pembaruan dan memperbaiki citra partai. Namun, yang paling penting dilakukan yakni mengembalikan roh kerakyatan atau wong cilik yang dalam lima tahun terakhir ini terlupakan. Selain itu juga harus menempatkan PDI-P sebagai pembela Pancasila. ''PDIP yang merupakan hasil fusi lima partai itu, harus memberanikan diri melakukan pembaruan. Hal itu merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditunda lagi. Apalagi dengan bercermin dari hasil pemilu legislatif dan pemilu presiden yang membuat PDI-P dan Mega gagal meraih kemenangan,'' kata pengamat politik UI Indra Jaya Pilliang di Jakarta, Minggu (3/4) kemarin.
162
Menurutnya, dalam diri Megawati ada semangat pembaruan yang sebenarnya tidak perlu didorong-dorong. Hanya kadang-kadang ia sulit melakukan pembaruan dari dalam PDI-P. Pasalnya, orang-orang di sekitarnya tidak memberikan kesempatan dan ruang untuk melaksanakannya. Hal ini yang perlu diperhatikan dan dicermati secara mendalam oleh Mega. ''Untuk memenangkan pemilu mendatang, PDI-P dan Mega jangan lagi terlalu berharap dengan kharismatik Bung Karno. Terbukti pada pemilu lalu tak bisa diandalkan. Roh kerakyatan dan kedekatan dengan wong cilik yang harus ditonjolkan,'' ujarya. Sementara itu, tokoh Gerakan Pembaruan PDI-P Roy BB Janis mengatakan Megawati dan Taufiq Kiemas harus bertanggung jawab atas masa depan PDI-P dengan kepengurusan barunya. Struktur kepengurusan DPP PDI-P yang baru itu, telah melecehkan warga PDI-P. Pasalnya, dalam struktur itu terdapat sejumlah muka lama yang jelas-jelas telah melanggar AD/ART partai yang selama ini merusak citra partai. Selain itu, katanya, ada sejumlah nama baru, tetapi karena kedekatannya dengan seseorang, langsung diberi tempat sebagai pengurus teras PDI-P. Dengan mudah hal ini dapat ditemukan pada dua nama yakni Daryatmo Mardiyatmo yang baru dua tahu meloncat dari Partai Golkar dan Sutradara Gintings dari Partai Keadilan dan Persatuan (PKP). Kedua orang ini masuk dalam jajaran elite partai. Mantan Ketua DPP PDI-P itu berpendapat penyusunan struktur DPP PDIP, seolah-olah milik perusahaan pribadi yang hanya ditentukan orang tertentu. ''Inilah akibat dari formatur tunggal yang kita persoalkan dari awal. Kenyataannya
163
sudah jelas, partai diukur dari loyalitas pribadi dan bukan organisasi partai,'' katanya. Roy mengatakan, tidak hanya orang kritis dari Gerakan Pembaruan yang kecewa dengan struktur DPP PDI-P hasil kongres Bali. Tetapi hampir mayoritas peserta kongres merasa kesal. Sudah kewajiban semua warga PDI-P untuk menyelamatkan partai ini dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.21 (kmb3)
Sign: - Gambar banteng besar besar berwarna merah, memiliki rambut pendek, berkacamata, dan memiliki tahi lalat di dagu -
Gambar tiga banteng kecil yang menyerang banteng besar menggigit, menandung dan geram
Interpretasi: Pada gambar diatas terlihat banteng bermuka manusia memiliki rambut pendek, memakai kacamata dan memiliki tahi lalat di dagu. Banteng besar itu adalah sosok Megawati. Mega diserang oleh banteng kecil, banteng tersebut adalah anggota dari PDI tersebut. Banteng kecil tersebut terlihat marah sampai menggigit dan menyeruduk banteng besar itu. Para anggota PDI meminta Mega sebagai ketua umum PDI-P periode 2005-2010 harus melakukan pembaruan dan memperbaiki citra partai. Sementara itu, tokoh Gerakan Pembaruan PDI-P Roy BB Janis mengatakan Megawati dan Taufiq Kiemas harus bertanggung jawab atas masa depan PDI-P 21
http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2005/4/4/p1.htm, Diakses Pada 25 Desember 2010 Pukul 11:03
164
dengan kepengurusan barunya. Struktur kepengurusan DPP PDI-P yang baru itu, telah melecehkan warga PDI-P. Pasalnya, dalam struktur itu terdapat sejumlah muka lama yang jelas-jelas telah melanggar AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) partai yang selama ini merusak citra partai. Tabel 22 Histories
Perbaiki Citra
Sign
- Mega bertubuh banteng - Banteng kecil
Interpretasi
Banteng merupakan lambang dari partai PDI dan Mega sebagai pemimpin. Para anggota PDI mendesak mega untuk meperbaharui dan memperbaiki citra dari PDI-P.
165
B. Penemuan Penelitian Setelah peneliti menganalisis, ternyata pada buku kartun Dari Presiden Ke Presiden, bahwa Megawati pada gambar atau kartun tersebut selalu memakai baju berwarna merah atau merah hitam. Warna merah dan hitam merupakan simbol atau lambang parati PDI yang di ketuai oleh Megawati sendiri. Selain itu pada kartun tersebut Mega selalu berbadan gemuk, berambut pendek dan memiliki tahi lalat di dagu. Itu merupakan ciri identik dari sosok Megawati. Pada kartun tersebut juga digambarkan seekor banteng. Banteng merupakan lambang dari partai PDI. Selain itu juga dalam kartun banyak berbagi macam warna yang diperlihatkan yaitu kuning, hijau dan biru. Warna-warna tersebut merupakan warna dari berbagai partai yaitu kuning dari partai Golkar, hijau dari partai PKB, dan biru dari partai PAN Karikatur yang ditampilkan pada buku Dari Presiden Ke Presiden tersebut digambarkan begitu detail hingga mirip dengan sosok aslinya. Peristiwa yang disajikan pada kartun tersebut seperti yang diberitakan di televisi. C. Sisi Positif dan Negatif pada gambar Karikatur Megawati Pada buku Dari Presiden Ke Presiden tepatnya pada era Megawati digambarkan dimana gambar-gambar tersebut menceritakan kejadian atau peristiwa-peristiwa pada saat Megawati menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Ketika Mega menjabat sebagai Presiden banyak peristiwa dalam kepemimpinannya banyak yang terjadi, disini Mega digambarkan dalam bentuk karikatur. Berikut penemuan peneliti dilihat dari sisi positif dan Negatif gambar pada karikatur Megawati dalam buku Dari Presiden Ke Presiden.
166
Gambar Sisi Positif
Gambar sisi Negatif
20
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22
Hasil yang ditemukan oleh peneliti ternyata lebih banyak gambar sisi negatif dibandingkan gambar sisi positif dari gambar karikatur Megawati. Gambar dari sisi positif tepilih hanya satu yaitu terlihat pada gambar 20, karena persaingan antara Mega dan SBY di perlihatkan secara positif yaitu dengan cara menunjukkan kemampuan mereka masing-masing. Sedangkan gambar dari sisi negatif terpilih dua puluh satu gambar bisa dilihat pada tabel di atas.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti secara cepat. Kartun-kartun ini bisa lahir dan muncul dari peristiwa-peristiwa politik. Namun, justru Benny melukiskannya dengan sangat ringan seraya bergurau dan nyaris
memperolok-oloknya.
Ketertarikan
seseorang
terhadap
kartun
dibandingkan dengan media yang lain juga dikarenakan simbol-simbol tertentu dalam kartun yang menyebabkan kelucuan, selain itu isi kartun di media massa menceriterakan kehidupan sehari-hari. Pada buku yang berjudul Dari Presiden Ke Presiden karya Benny Rachmadi ini berisi empat periode presiden yaitu Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY. Dari empat presiden tersebut peneliti menganalisis periode Megawati. Penulis menganalisis dua puluh dua gambar yang dijadikan sampel seperti yang disebut diatas. Dari dua puluh dua gambar tersebut penulis merepresentasikan kemudian sign setelah itu menginterpretasikan. Jumlah gambar pada buku tersebut yaitu 333 halaman, periode Habibie terdapat empat
167
168
puluh sembilan kartun, periode Gus Dur terdapat tujuh puluh dua kartun, pada periode Megawati terdapat tujuh puluh empat kartun dan periode SBY terdapat seratus dua puluh sembilan kartun Memberi kritikan kedalam bentuk kartun adalah bagian lain dari penyampaian pendapat melalui sebuah pesan dengan penambahan unsur gambar, sehingga pembaca dapat menginterpretasikan suatu masalah. B. SARAN 1. Benny Rachmadi merupakan kartunis yang sangat imajinatif dapat menuangkan suatu peristiwa yang ada di sekitarnya. Diharapkan buku-buku atau kartun dan komik-komik sejenis ini bisa terus menjadi media kritis dan menghibur. 2. Diharapakan Benny Rachmadi terus mengeluarkan karya-karya baru yang tetap tajam mengkritik namun juga menarik dan inovatif. 3. Mudah-mudahan muncul bibit-bibit baru yang kritis juga peduli dengan situasi politik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jabiri, Muhammad Abid, Agama, Negara dan Penerapan Syariah, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001. Ardial, Komunikasi Politik, Jakarta: PT Indeks, 2009. Budiman, Kris, Semiotika Visual, Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004. Bronwen and Felizitas Ringham, Dictionary of Semiotics, 2000. Danesi, Marcel, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010. Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Hamad, Ibnu, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, Granit Hikmat, Kusumaningrat, dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori & Praktik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. Kriyanto, Rahmat, Teknik Praktis Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007. Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Magelang: Yayasan Indonesiatera, Martin, Rakhmat, Jalaludidin, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung: Remadja Karya, 1989. Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2005. Riswandi, Komunikasi Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Ruslan, Rosady, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
169
170
Sant, Esvandiari, Cara Mudah Mengedit Komik Dengan Photoshop, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005. Setiawan, Muhammad Natsir, Menakar Panji Koming: Tafsiran Komik karya dwi Koendoro pada masa reformasi, Jakarta: Buku Kompas, 2003. Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Sumadiria, Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita Dan Featur, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006. Susanto, Anthon Freddy, Semiotika Hukum Dari Dekontruksi Teks Menuju Progresivitas Makna Tebba, Sudirman, Hukum Meida Massa Nasional, Ciputat: Pustaka irVan, 2006. Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, 2008. Vihma, Susann & Seppo Vakeva, Semiotika Visual Dan Semiotika Produk, Yogyakarta: Jalasutra, 2009. Wijana, I Dewa Putu, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, Yogyakarta: Ombak, 2004. Yuwono, Untung dan Christomy. T, Semiotika Budaya, Depok: Universitas Indonesia 2004.
171
Internet: Eggy’s Artefak, “Representasi, Negosiasi dan Subjektivitas etnografi”, artikel diakses pada 24 November 2010 dari http://veggyartefak.blog.friendster.com/strukturalisme-vs-poststukturalisme “Semiotika”,
artikel diakses pada 11 November 2010 dari http://islamicgraphicdesign.blogdetik.com/2008/09/25/semi otika/
Yolagani, “Representasi dan Media oleh Struart Hall”, artikel diakses pada 24 November 2010 dari http://yolagani.wordpress.com/2007/11/18/representasi- danmedia-oleh stuart-hall/ http://www.lintasberita.com/go/1140044